STUNTING
Menurut World Health Organization (WHO) dalam Global Nutrition Targets, stunting
dianggap sebagai suatu gangguan pertumbuhan irreversibel
STUNTING
Berdasarkan data Survei Status Gizi Balita Indonesia (SSGBI) pada tahun 2019,
prevelensi Stunting di Indonesia mencapai 27,7%
Di Jawa Timur sendiri presentase angka stunting mencapai sekitar 32%.
Di Kabupaten Mojokerto sendiri angka stunting mencapai sekitar 30,5%
(Riskesdas, 2018)
1. Manfaat Teoritis
Bagi pengembangan ilmu pengetahuan memberi dasar informasi ilmiah tentang
hubungan antara asupan makan, pendidikan, pekerjaan dan penghasilan orang tua dengan
kejadian Stunting.
MANFAAT
1. Manfaat Praktis
a. Bagi dinas kesehatan sebagai bahan evaluasi terhadap pelaksanaan program gizi
dan memberikan masukan bagi perencanaan program gizi yang tepat dalam
mengatasi permasalah Stunting terutama di lingkup Puskesmas Kedungsari
.
b. Bagi masyarakat dapat memberi informasi kepada masyarakat tentang faktor
yang dapat mempegaruhi kejadian Stunting sehingga dapat meminimalisir kejadian
Stunting, asupan makanan, pendidikan, pekerjaan dan penghasilan orang tua.
BAB II
TINJAUAN
PUSTAKA!
STUNTING
Stunting adalah masalah kurang gizi kronis yang disebabkan oleh asupan gizi
yang kurang dalam waktu cukup lama akibat pemberian makanan yang tidak
sesuai dengan kebutuhan gizi
-2SD
Stunting berdampak buruk terhadap permasalahan gizi di Indonesia karena
mempengaruhi fisik dan fungsional dari tubuh anak serta meningkatnya angka
kesakitan anak
Pendekatan Diagnosis dan Klasifikasi Stunting
ANTROPOMETRI
≥-2,0 SD Normal
KLASIFIKASI STATUS GIZI STUNTING
BERDASARKAN INDIKATOR TB/U DAN BB/TB:
No Indeks yang dipakai Batas pengelompokkan Sebutan Status Gizi
B.KEADAAN
1)Perawakan pendek proporsional meliputi malnutrisi, IUGR, penyakit kronik, dan kelainan
PATOLOGIS
endokrin.
2)Perawakan pendek tidak proporsional disebabkan oleh kelainan tulang seperti: kondrodistrofi, dyspla
tulang, sindrom kallman, sindrom marfan,sindrom klinefelter.
Dampak Stunting
A.DAMPAK JANGKA
PENDEK
1)Sisi kesehatan : angka kesakitan dan angka kematian meningkat.
3)Sisi ekonomi : peningkatan health expenditure, peningkatan pembiayaan perawatan anak yang sakit.
Dampak Stunting
B.DAMPAK JANGKA
PANJANG
1)Sisi kesehatan : perawakan dewasa yang pendek, peningkatan obesitas dan komorbid yang berhubungan,
2)Sisi perkembangan : penurunan prestasi belajar, penurunan learning capacity unachieved potensial.
• Ada hubungan antara pemberian Asupan Gizi dengan kejadian Stunting di Desa Beratkulon Kecamatan Kemlagi
• Ada hubungan antara pendidikan ibu dengan kejadian Stunting di Desa Beratkulon Kecamatan Kemlagi Kabupaten
• Ada hubungan antara pekerjaan ibu dengan kejadian Stunting di Desa Berat Kulon Kecamatan Kemlagi Kabupaten
• Ada hubungan antara Penghasilan Keluarga dengan kejadian Stunting di Desa Beratkulon Kecamatan Kemlagi
Populasi dalam penelitian ini adalah semua anak balita di lingkup Puskesmas Kedungsari, Kabupaten Mojokerto pada
Agustus tahun 2022 sebanyak 359 anak.
sampel minimal untuk masing-masing kelompok adalah 28 sampel. Karena merupakan penelitian crossectional maka
minimal sampel untuk 2 kelompok adalah total sebesar 56 sampel.
Sampel penelitian ini diambil menggunakan teknik Random Sampling yang sudah disesuaikan dengan kriteria inklusi
dan eksklusi
DEFINISI OPERASIONAL
Variabel Definisi Operasional Teknik Ukur dan Instrumen Kategori dan Skor Skala Ukur
Stunting Keadaan status gizi seseorang Teknik Ukur : Pengukuran Kategori Nominal
berdasarkan z-skor tinggi badan tinggi badan dan berat Stunting : (KMS)1. Stunting <-
(TB) terhadap umur (U) dimana badanInstrumen:Timbangan dan 2SD 2. Normal : -2 SD sampai
terletak pada <-2 SD. Diperoleh meteran +2SD
dari pengukuran.
Asupan Gizi Pemberian asupan makanan Kuesioner Skoring asupan gizi1. Kurang: Nominal
pada balita meliputi : frekuensi <75%2. Baik: ≥ 75%
makan, kualitas makanan dan
variasi makanan yang
dikonsumsi
Pendidikan Pendidikan formal terakhir yang Kuesioner 1. Rendah (jika berasal dari Nominal
ditempuh berdasarkan lulusan SMP ke bawah)2. Tinggi
pengakuan responden (jika berasal dari SMA 1 ke atas)
DEFINISI OPERASIONAL
Pekerjaan Pekerjaan yang dilakukan oleh ibu Kuesioner 1. Bekerja (melakukan pekerjaan di luar
balita rumah. Misal: petani, buruh, pegawai swasta
dll.)2. Tidak bekerja (jika berada dirumah dan
mengurus anak. Misal: bu rumah tangga)
Penghasilan Keluarga Gaji atau pendapatan yang didapat Kuesioner 1. Kategori kurang: < UMR daerah Mojokerto Nominal
ibu dan bapak yang bedasarkan tahun 2022 2. Kategori cukup: ≥ UMR daerah
pengakuan responden Mojokerto tahun 2022
ALUR PENELITIAN
ANALISIS DATA
BAB V !
HASIL PENELITIAN
DESKRIPSI HASIL PENELITIAN
Total 56 100.0
KARAKTERISTIK BERDASARKAN ASUPAN GIZI
RESPONDEN
Asupan Gizi Frekuensi Persentase %
Baik 46 82,1
Total 56 100.0
KARAKRERISTIK BERDASARKAN PENDIDIKAN
RESPONDEN
Total 56 100.0
KARAKRERISTIK BERDASARKAN PEKERJAAN
RESPONDEN
Pekerjaan Frekuensi Persentase %
Bekerja 25 44,6
Total 56 100.0
KARAKRERISTIK BERDASARKAN PENGHASILAN
KELUARGA
Penghasilan Frekuensi Persentase %
Kurang 36 64,3
Cukup 20 35,7
Total 56 100.0
KARAKRERISTIK BERDASARKAN KEJADIAN
STUNTING
Stunting 27 48,2
Normal 29 51,8
Total 56 100.0
HUBUNGAN ANTARA PEMBERIAN ASUPAN GIZI DENGAN
KEJADIAN STUNTING DI DESA BERAT KULON KECAMATAN
KEMLAGI KABUPATEN MOJOKERTO OKTOBER 2022
Asupan Gizi Kejadian Stunting Total p-value
Stunting Normal
Stunting Normal
Stunting Normal
Stunting Normal
Hasil penelitian diperoleh nilai p-value sebesar 0,049 < 0,05. Hal ini berarti ada hubungan antara pemberian asupan gizi
dengan kejadian stunting di Desa Berat Kulon Kecamatan Kemlagi Kabupaten Mojokerto Oktober 2022.
Hasil ini sesuai dengan penelitian Wati dan Musnadi (2022) dimana hasil penelitian didapatkan bahwa terdapat
hubungan antara pemberian asupan gizi dengan kejadian stunting pada anak balita. Balita dengan asupan gizi rendah
memiliki kemungkinan 1,28 kali lebih besar untuk mengalami stunting dibandingkan balita dengan gizi cukup.
HUBUNGAN ANTARA PENDIDIKAN IBU DENGAN KEJADIAN
STUNTING DI DESA BERAT KULON KECAMATAN KEMLAGI
KABUPATEN MOJOKERTO OKTOBER 2022
Hasil penelitian diperoleh nilai p-value sebesar 0,001 < 0,05. Hal ini berarti ada hubungan antara pendidikan ibu
dengan kejadian stunting di Desa Berat Kulon Kecamatan Kemlagi Kabupaten Mojokerto Oktober 2022.
Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Husnaniyah et al. (2020) yang menemukan bahwa
terdapat hubungan antara tingkat pendidikan ibu dengan kejadian stunting. Stunting erat kaitannya dengan tingkat
pendidikan. Ibu yang memiliki pendidikan rendah beresiko memiliki anak dengan stunted 2,22 kali lebih besar
dibandingkan dengan ibu berpendidikan tinggi (Husnaniyah et al., 2020).
HUBUNGAN ANTARA PEKERJAAN IBU DENGAN KEJADIAN
STUNTING DI DESA BERAT KULON KECAMATAN KEMLAGI
KABUPATEN MOJOKERTO OKTOBER 2022
Hasil penelitian diperoleh nilai p-value sebesar 0,029 < 0,05. Hal ini berarti ada hubungan antara pekerjaan ibu dengan
kejadian stunting di Desa Berat Kulon Kecamatan Kemlagi Kabupaten Mojokerto Oktober 2022
Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Safita (2021) yang menemukan bahwa ada hubungan
antara pekerjaan dan pola asuh ibu dengan kejadian Gizi kurang pada balita. Ibu yang bekerja memiliki waktu yang
lebih sedikit untuk mengasuh anaknya dibandingkan ibu yang tidak bekerja.
HUBUNGAN ANTARA PENGHASILAN KELUARGA DENGAN
KEJADIAN STUNTING DI DESA BERAT KULON KECAMATAN
KEMLAGI KABUPATEN MOJOKERTO OKTOBER 2022
Hasil penelitian diperoleh nilai p-value sebesar 0,002 < 0,05. Hal ini berarti ada hubungan antara penghasilan keluarga
dengan kejadian stunting di Desa Berat Kulon Kecamatan Kemlagi Kabupaten Mojokerto Oktober 2022.
Hasil penelitian senada dengan penelitian yang dilakuka Tiwari et al., (2014) bahwa kejadian stunting merupakan
dampak dari Indek Kekayaan rumah tangga. Masyarakat dengan pendapatan yang rendah cenderung lebih membeli
jenis bahan pangan yang memiliki kadungan karbohirat lebih banyak dari pada bahan pangan protein, karena jenis
bahan pangan ini lebih murah dan jumlahnya banyak (Trisnawati et al., 2016).
BAB VII !
PENUTUP
KESIMPULAN
Sebagian besar responden dalam penelitian ini adalah berusia 20-35 tahun (55,4%).
Sebagian besar responden dalam penelitian ini mempunyai asupan gizi baik (82,1%), mempunyai pendidikan SMP
ke bawah (rendah) (51,8%), bekerja sebagai ibu rumah tangga (tidak bekerja) (55,4%) dan memiliki penghasilan di
bawah UMR (kurang) setiap bulannya (64,3%).
Sebagian besar balita (51,8%) tidak mengalami stunting dan 48,2% lainnya mengalami stunting.
Ada hubungan antara pemberian asupan gizi dengan kejadian stunting di Desa Berat Kulon Kecamatan Kemlagi
Kabupaten Mojokerto Oktober 2022, terbukti dengan nilai p-value sebesar 0,049 < 0,05.
KESIMPULAN
Ada hubungan antara pemberian asupan gizi dengan kejadian stunting di Desa Berat Kulon Kecamatan Kemlagi
Kabupaten Mojokerto Oktober 2022, terbukti dengan nilai p-value sebesar 0,049 < 0,05.
Ada hubungan antara pendidikan ibu dengan kejadian stunting di Desa Berat Kulon Kecamatan Kemlagi Kabupaten
Mojokerto Oktober 2022, terbukti dengan nilai p-value sebesar 0,001 < 0,05.
Ada hubungan antara pekerjaan ibu dengan kejadian stunting di Desa Berat Kulon Kecamatan Kemlagi Kabupaten
Mojokerto Oktober 2022, terbukti dengan nilai p-value sebesar 0,029 < 0,05.
Ada hubungan antara penghasilan keluarga dengan kejadian stunting di Desa Berat Kulon Kecamatan Kemlagi
Kabupaten Mojokerto Oktober 2022, terbukti dengan nilai p-value sebesar 0,002 < 0,05.
THANK YOU
FOR COMING!
Hope you had fun!