Anda di halaman 1dari 27

OLEH

FARAMITHA
A. LATAR BELAKANG
 Masalah gizi di Indonesia sampai saat ini masih menjadi
masalah kesehatan masyarakat.
 Hasil Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2007
melaporkan bahwa prevalensi gizi buruk sebanyak 5,4%
dan gizi kurang 13,0%
 Masalah pendek (stunting) pada balita masih tinggi yaitu
36,8%, dan masalah kurus (wasting) sebanyak 13,6%.
 Provinsi Sulawesi Selatan prevalensi gizi buruk sebanyak
5,1% dan gizi kurang 12,0% untuk indeks Berat Badan
Menurut Umur (BB/U), sangat pendek 13,9% dan pendek
15,2% untuk indeks Tinggi Badan Menurut Umur (TB/U),
sangat kurus 5,7% dan kurus 8,0 % untuk indeks Berat
Badan Menurut Tinggi Badan (BB/TB) (Riskesdas, 2007).
A. LATAR BELAKANG
 Status gizi adalah keadaan tubuh yang merupakan
refleksi dari apa yang dimakan sehari-hari
 Status gizi dipengaruhi oleh dua faktor yaitu langsung
dan tidak langsung. Faktor langsung dipengaruhi oleh
konsumsi makanan dan penyakit infeksi. Faktor tidak
langsung berkaitan erat dengan ketersediaan pangan,
daya beli keluarga, pengetahuan/pendidikan, sosial
budaya dan pelayanan kesehatan (Supariasa, 2001).
A. LATAR BELAKANG
 Hasil Pemantauan Status Gizi (PSG) dan Keluarga Sadar
Gizi (KADARZI) Proyek Nutrition Emprovement Through
Community Empowerment (NICE) atau Proyek Perbaikan
Gizi Melalui Pemberdayaan Masyarakat tahun 2009
berdasarkan Indeks (BB/U) sebanyak 5,9% mengalami gizi
buruk dan 16,5% mengalami gizi kurang.
 Kabupaten Pangkep merupakan salah satu kabupaten yang
mendapatkan Proyek NICE dengan fokus pada penguatan
kelembagaan, penyelenggaraan pelayanan gizi terintegrasi,
pemberdayaan gizi masyarakat, perluasan program
fortifikasi dan komunikasi gizi. Salah satu fortifikasi
pangan yang diadakan oleh NICE adalah pemberian
taburia.
A. LATAR BELAKANG
 Pemberian taburia bertujuan untuk meningkatkan
status gizi anak balita di Kabupaten Pangkep.
Pemberian taburia dapat meningkatkan daya tahan
tubuh anak, sehingga anak jarang sakit, sehat, aktif
dan dapat meningkatkan nafsu makan anak yang pada
akhirnya dapat mempengaruhi status gizi anak balita.
Sasaran taburia adalah semua anak usia 6 sampai 59
bulan (NICE Project, 2009).
A. LATAR BELAKANG
 Berdasarkan uraian diatas, peneliti tertarik untuk
mengadakan penelitian dengan judul “ Pengaruh
Pemberian Taburia Terhadap Status Gizi Anak Gizi
Kurang Umur 24-59 bulan di Kecamatan Pangkajene,
Kabupaten Pangkep Tahun 2010”.
RUMUSAN MASALAH
 Bagaimana pengaruh pemberian taburia terhadap
status gizi anak gizi kurang umur 24-59 bulan di
Kecamatan Pangkejene, Kabupaten Pangkep tahun
2010?
C. TUJUAN PENELITIAN
1. TUJUAN UMUM
Mengetahui pengaruh pemberian taburia terhadap
status gizi anak gizi kurang umur 24-59 bulan di
Kecamatan Pangkejene, Kabupaten Pangkep tahun
2010.
C. TUJUAN PENELITIAN
2. TUJUAN KHUSUS
 Menganalisis tingkat kecukupan energi (TKE) dan
tingkat kecukupan protein (TKP) anak gizi kurang
umur 24-59 bulan.
 Menganalisis perubahan status gizi anak gizi kurang
umur 24-59 bulan.
 Menganalisis pengaruh pemberian taburia perubahan
status gizi anak gizi kurang umur 24-59 bulan
D. MANFAAT PENELITIAN
 Manfaat Bagi Instansi Terkait/Program
Sebagai bahan pertimbangan dalam penyusunan program khususnya
program perbaikan gizi masyarakat, terutama gizi dewasa.
 Manfaat Bagi Pengembangan Ilmu Pengetahuan dan Kehidupan
Bermasyarakat
Sebagai sumber informasi ilmiah yang diharapkan dapat bermanfaat
bagi pengembangan ilmu pengetahuan dan kehidupan bermasyarakat
khususnya mengenai variabel yang teliti.
 Manfaat Bagi Peneliti
Memperoleh pengalaman dan pengaplikasian ilmu yang telah
diperoleh selama proses pembelajaran
A. Tinjauan tentang Status gizi Anak Balita
 Pengertian Status Gizi
 Penilaian Status Gizi
 Klasifikasi Status Gizi
 Kelebihan dan Kekurangan Antropometri
 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Status Gizi
B. Tinjauan tentang kebutuhan Energi dan Protein
C. Pemberian Taburia
A. POLA PIKIR VARIABEL
Tingkat Kecukupan Energi
STATUS GIZI
Pemberian (TKE) Anak
ANAK GIZI
Taburia KURANG UMUR
Tingkat Kecukupan Protein 24-59 BULAN

(TKE) Anak

: Variabel yang teliti


B. DEFINISI OPERASIONAL DAN KRITERIA
OBJEKTIF
DEFINISI OPRASIONAL KRITERIA OBJEKTIF
Balita umur 6-24 bulan yang tinggal di
Kelurahan Mappasaile dan Kelurahan
Jagong Kecamatan Pangkajene Kab.
Pangkep.
Tingkat Kecukupan Energi (TKE) Baik = 80-100 % AKG
adalah tingkat kecukupan energi yang Kurang =<90 % AKG
dikomsumsi anak. Lebih =>100 AKG

Tingkat KecukupanProtein adalah Baik = 80-100 % AKG


tingkat kecukupan protein yang Kurang =<90 % AKG
dikonsumsi anak. Lebih =>100 AKG (Widajanti, 2005)
DEFINISI OPRASIONAL KRITERIA OBJEKTIF
Status gizi adalah keadaan tubuh
INDIKATOR STATUS GIZI KET
sebagai akibat konsumsi makanan
dan penggunaan zat-zat gizi BB/U Gizi Lebih > 2,0 SD
(Almatsier , 2005) Gizi Baik - 2 SD s/d +2 SD
Gizi Kurang < - 2 SD
Gizi Buruk < - 3 SD
TB/U Pendek < - 2 SD
Nornal ≥- 2 SD
BB/TB Sangat Kurus < - 3 SD
Kurus - 2 SD s/d -3 SD
Normal - 2 SD s/d +2 SD
Gemuk > 2 SD
A. JENIS DAN DESAIN PENELITIAN
 Penelitian ini merupakan jenis penelitian case control,
dengan desain penelitian Quasi eksperimen non
randomized pre post test control group design karena
dalam pemberian taburia pada balita tidak dilakukan
rendomisasi.
B. TEMPAT DAN WAKTU PENELITIAN
1. Tempat
 Penelitian ini dilaksanakan di Kelurahan Jagong
dan Kelurahan Mappasaile, Kecamatan
Pangkajene, Kabupaten Pangkep. Kelurahan
Jagong dan Kelurahan Mappasaile adalah
merupakan kelurahan yang mendapatkan proyek
NICE di kecamatan Pangkajene.
2. Waktu
 Waktu Penelitian Bulan Agustus – November 2010.
C. SAMPEL
1. Pembanding (kasus)
a. Kriteria Inklusi
 Anak Gizi Kurang umur 24-59 bulan (nilai Z-score dari
indeks BB/U < -2 SD baku WHO-ANTRO 2005).
 Bersedia ikut dalam penelitian.
 Bertempat tinggal di Kelurahan Pa’bundukang dan Kelurahan
Pa’doang-doangang.
b. Kriteria Ekslusi
 Anak sakit pada saat penelitian.

 Anak pindah keluar daerah penelitian.


2. Intervesi (kontrol)
a. Inklusi
 Anak Gizi Kurang umur 24-59 bulan (nilai Z-score dari
indeks BB/U < -2 SD baku WHO-ANTRO 2005).
 Bersedia ikut dalam penelitian.
 Bertempat tinggal di Kelurahan Pa’bundukang dan Kelurahan
Pa’doang-doangang.
 Mengkonsumsi taburia
 Bertempat tinggal dikelurahan Jagong dan Mappasaile
b. Kriteria Ekslusi
 Anak sakit pada saat penelitian.

 Anak pindah keluar daerah penelitian.


C.JENIS-JENIS CARA PENGUMPULAN
DATA
1. Jenis Data
a. Data Primer
Status gizi dan data asupan zat gizi.
b. Data Sekunder
Demografi Kelurahan Jagong dan Kelurahan Mappasaile
2. Cara Pengumpulan Data
 Sebelum penelitian ini terlebih dahulu dilakukan survei awal
untuk mengetahui jumlah balita umur 24-59 bulan.
a. Data Primer
Data tinggi badan didapatkan dengan mengukur sampel dengan
menggunakan mikrotoice yang mempunyai tingkat ketelitian 0,1
cm. Pengukuran tinggi badan dilakukan pada awal penelitian,
bulan ke-1, bulan bulan ke-2, bulan ke-3 dan bulan ke-4.
C.JENIS-JENIS CARA PENGUMPULAN
DATA
2.Data berat badan didapatkan dengan menimbang
sampel menggunakan dacin dengan ketelitian 0,1 kg.
Penimbangan berat badan dilakukan pada awal
penelitian, bulan ke-1, bulan bulan ke-2, bulan ke-3
dan bulan ke-4.
3Data asupan zat gizi diperoleh dengan metode recall 2 x
24 jam. Pengambilan data dilakukan setiap minggu
selama 4 bulan.
b. Data sekunder
 Data yang mengenai Demografi Kelurahan Jagong
dan Mappasaile Tahun 2010.
D. INSTRUMEN PENELITIAN
 Kuesioner identitas responden (ibu anak), identitas
sampel (anak), dan form pengukuran antropometri
anak.
 Form recall konsumsi pangan
 Form pemantauan BB anak
 Alat ukur berat badan menggunakan dacin dengan
tingkat ketelitian 0,1 kg dan tinggi badan
menggunakan mikrotoice dengan tingkat ketelitian
0,1 cm.
 Ukuran Rumah Tangga (URT) setempat
 Alat timbang makanan
F. PENGOLAHAN DAN ANALISIS DATA
1.Pengolahan Data
 selama penelitian dilapangan diteliti kelengkapannya sehingga apabila
data yang belum lengkap bias segera dilengkapi, data yang telah
terkumpul kemudian diolah dengan menggunakan program SPSS 14
for windows.
a. Data status gizi anak balita
 Pengolahan data status gizi anak diambil nilai skor-z dari indeks
BB/U, TB/U, BB/U dengan baku standar WHO-ANTRO 2005 awal dan
akhir penelitia.
b. Data tingkat kecukupan energi dan protein.
 Hasi recall konsumsi energi danprotein dikonversikan ke dalam gram
bahan makanan dan diolah dengan menggunakan komputer program
Excell dan Daftar Komposisi Bahan Makanan (DKBM) Tahun 2005.
Jumlah konsumsi energi dan protein dibandingkan dengan angka
kecukupan energi dan protein (AKG) kemudian dinyatakan dalam
persentasi.
F. PENGOLAHAN DAN ANALISIS DATA
2. Analisis Data
 Analisis data dilakukan dengan menggunakan
komputer program SPSS 14 for windows. Uji t
digunakan untuk melihat perubahan berat badan
anak pada awal sebelum intervensi dan berat badan
anak setelah 4 bulan intervensi.

Anda mungkin juga menyukai