Anda di halaman 1dari 7

Jurnal Gizi dan Pangan, Juli 2006 1(1): 44-50

MUTU MIKROBIOLOGIS MINUMAN JAJANAN


DI SEKOLAH DASAR WILAYAH BOGOR TENGAH

(Microbiological Quality of Beverages at Elementary Schools in Bogor Tengah Subdistrict)

Dwi Ariyani1 dan Faisal Anwar2

ABSTRACT

The objectives of the study were to improve the microbiological quality of beverages
that significantly affected by the type of selling unit and microbiological quality. The study
was carried out from March to May 2004. Three major location were selected, namely : SD
Panaragan, SD Empang, and SD Papandayan, Bogor Tengah subdistrict. Determination
analysis method of Total Plate Count (TPC) was used. The result of the study showed that
beverages with a high risk of microbial contamination at SD Panaragan are es doger, es
campur, and es kelapa, most of these beverages contain coconut milk; at SD Empang are
es jeruk and es kemasan; and at SD Papandayan are es doger, es sirsak, es kemasan and, es
teh. Microbiological quality of beverages sold by streetvendor were significantly affected by
the types of selling unit.
Keywords : microbiological quality, TPC, beverage

PENDAHULUAN12 apkan, mengolah, memasak dan menyajikan


tidak bersih sebagaimana semestinya. Ter-
Latar Belakang akhir adalah makanan didiamkan terlalu lama
di lingkungan yang suhunya memungkinkan
Keamanan pangan, dalam UU RI no 7 berbagai mikroorganisme berkembang biak.
tahun 1996 didefinisikan sebagai kondisi dan
upaya yang diperlukan untuk mencegah Anak usia sekolah dengan aktivitas yang
pangan dari kemungkinan cemaran biologis, tinggi mempengaruhi mereka dalam memilih
kimia dan benda lain yang dapat mengganggu, jenis makanan jajanan. Rasa haus yang ditim-
merugikan dan membahayakan kesehatan bulkan karena aktivitas mereka, menyebab-
manusia (Anonim, 1996). Keamanan pangan kan kecenderungan memilih minuman jajanan
merupakan salah satu faktor yang penting di seperti es sirup, es mambo, es cincau dan
samping mutu fisik, gizi dan citarasa. lain-lain. Hal ini didukung oleh penampakan
Keamanan diartikan sebagai keadaan yang produk minuman jajanan yang sangat menarik
bebas dari bahaya cedera atau kerusakan meskipun dari segi keamanan pangan produk
pada pemakaiannya. Aspek keamanan bila minuman tersebut masih diragukan.
tidak diperhatikan, maka makanan dapat Menurut Winarno (1993) pada umumnya
berbalik menjadi sumber malapetaka, sumber minuman jajanan relatif tinggi kandungan
penyakit dan kematian. bakterinya yaitu rata-rata 105 CFU/ml (colony
Kejadian keracunan makanan dapat ber- forming unit) dan di antaranya mengandung
sumber dari kaki lima, kantin sekolah, pabrik, 103 coliform MPN/ml dan 103 faecal coliform
rumah tangga, pesta keluarga dan bahkan MPN/ml. Tingginya kontaminasi tersebut me-
hotel. Hal ini lebih disebabkan penggunaan nunjukkan penggunaan air yang tidak bersih
bahan yang tidak baik, teknik pengolahan dan dan tidak adanya perlakuan pemanasan
sentuhan teknologi yang kurang. sebelumnya.
Diketahui ada tiga hal yang menyebab- Anak-anak terutama anak sekolah ren-
kan terjadinya pencemaran makanan sehingga tan terhadap penyakit gangguan pencernaan
makanan menjadi tidak aman untuk dikon- yang diakibatkan oleh mikroorganisme terten-
sumsi. Pertama adalah penanganan makanan tu, seperti diare dan penyakit typus. Diare
atau minuman tidak dilakukan dengan meng- yang diakibatkan oleh adanya bibit penyakit
indahkan syarat-syarat kebersihan. Selanjut- dalam makanan merupakan penyebab utama
nya alat-alat yang digunakan untuk menyi- malnutrisi, bahkan bisa menyebakan kema-
tian. Korban kematian anak-anak di seluruh
dunia akibat penyakit diare mencapai 6.0 juta
1
Staf Pengembangan Distribusi Pangan Deptan anak per tahun khususnya yang berasal dari
2
Staf Pengajar Departemen Gizi Masyarakat, negara berkembang (WHO, 1993). Lebih dari
Fakultas Ekologi Manusia (FEMA) IPB

44
Jurnal Gizi dan Pangan, Juli 2006 1(1): 44-50

70% kejadian penyakit diare disebabkan oleh Jenis dan Cara Pengumpulan Data
konsumsi makanan yang tercemar (Depkes,
Metode yang digunakan dalam menentu-
2000).
kan total mikroba sampel minuman jajanan
Mengingat rentannya minuman jajanan adalah Total Plate Count (TPC) (IPB-TNO-VU,
oleh kontaminasi mikroba, rendahnya tingkat 1990). Koloni yang tumbuh dihitung dan
pengetahuan dan kesadaran pedagang tentang dilaporkan sebagai jumlah koloni per gram
kebersihan dan keamanan pangan, serta prak- atau ml menurut Standard Plate Count
tek higiene dan sanitasi yang rendah, maka Procedure.
penting diketahui mutu mikrobiologi dari pro-
Praktek sanitasi pedagang dinilai berda-
duk minuman jajanan tersebut.
sarkan penerapan prinsip-prinsip sanitasi dan
higiene yang dilakukan pedagang. Kondisi dan
Tujuan
higiene pedagang meliputi kondisi mencuci
1. Mengetahui mutu mikrobiologi produk tangan, kuku bersih, celemek, tutup kepala,
minuman jajanan yang dijual di SD wila- cincin dan arloji, kebiasaan merokok, meng-
yah Bogor Tengah. gunakan sendok dan tempat sampah. Untuk
2. Mempelajari hubungan praktek higene mengetahui praktek sanitasi dan higiene
dan sanitasi pedagang yang mempenga- pedagang digunakan kuesioner.
ruhi kontaminasi produk minuman.
Pengolahan dan Analisis Data
Analisis data dalam penelitian ini dila-
METODE PENELITIAN
kukan secara deskriptif dan analisis statistik.
Data keadaan umum dan praktek sanitasi dan
Desain, Tempat dan Waktu Penelitian
higiene pedagang dianalisis secara deskriptif.
Penelitian ini merupakan penelitian non Hubungan total mikroba dengan sanitasi dan
eksperimental. Lokasi yang digunakan untuk higiene pedagang dianalisis dengan menggu-
pengambilan data adalah SD di wilayah Bogor nakan uji Korelasi Rank Spearman.
Tengah, yaitu SD Panaragan, SD Empang dan
SD Papandayan. Waktu yang diperlukan untuk
pengambilan data contoh adalah 4 minggu. HASIL DAN PEMBAHASAN

Prosedur Penarikan Contoh Keadaan Umum


Lokasi penelitian dibagi dalam 3 cluster Lokasi Sekolah Dasar (SD) yang menjadi
yaitu cluster SD Panaragan, cluster SD Em- lokasi penelitian adalah lokasi SDN Panaragan,
pang dan cluster SD Papandayan. Jenis mi- SDN Empang dan SDN Papandayan. Ketiga SD
numan jajanan yang dipilih untuk dijadikan itu berlokasi dalam wilayah Kecamatan Bogor
sampel berjumlah lima jenis di masing-masing Tengah. Lokasi SD Panaragan (I, II, III dan IV)
SD Panaragan, empat jenis untuk SD Empang terletak di samping Plaza Jembatan Merah, SD
dan SD Papandayan. Jenis minuman jajanan Empang (I, II, II, dan IV) terletak dipinggir
yang dijadikan sampel di SD Panaragan adalah jalan Empang di samping Pasar Ramayana.
es jeruk, es campur, es kelapa, es doger dan Kedua kelompok SD ini berdekatan dengan
es kemasan sachet. Minuman jajanan yang keramaian, sedangkan SD Papandayan berada
dijadikan sampel di SD Empang adalah es jauh dari keramaian.
jeruk, es kelapa, es teh, dan es kemasan.
Sebaran siswa SD berdasarkan frekuensi
Sampel di SD Papandayan adalah es sirsak, es
pembelian minuman jajajan dapat dilihat
teh, es doger dan es kemasan. Pengambilan
pada Tabel 1. Dari Tabel 1 terlihat bahwa ada
sampel dilakukan setiap minggu selama empat
12 jenis minuman yang disukai oleh siswa.
(4) minggu. Sampel diambil secara aseptik
Masing-masing SD mempunyai penggemar ter-
dalam jam yang sama untuk masing-masing
sendiri terhadap jenis minuman. Siswa SD
cluster SD. Pemilihan cluster SD dan jenis
Panaragan lebih menyukai jenis minuman es
minuman jajanan dilakukan secara purposive.
sirup (30%), es kemasan (23.3%) dan es teh
Responden dalam penelitian ini adalah (13.3%), sedangkan siswa SD Empang lebih
pedagang minuman jajanan. Pedagang mi- banyak mengonsumsi es kelapa (30.0%), es
numan jajanan yang dimaksud adalah peda- kemasan (16.7%) dan es sirup (13.3%). Siswa
gang yang menjual minuman yang diambil SD Papandayan lebih memilih mengonsumsi
sebagai sampel. jenis es sirup (43.3%), es doger (26.7%) dan es
kemasan (6.7%).

45
Jurnal Gizi dan Pangan, Juli 2006 1(1): 44-50

Frekuensi pembelian minuman jajanan (ke 1), total mikroba yang terdapat pada jenis
oleh siswa di tiap-tiap SD sangat bervariasi. minuman berkisar antara 1.2 x 104 1.1 x 107
Sebagian besar rata-rata siswa di masing- koloni/gram. Jumlah terbanyak terdapat pada
masing SD hanya membeli atau mengonsumsi jenis minuman es doger dan yang sedikit pada
minuman jajanan satu (1) kali. Persentase minuman es jeruk. Pada pengamatan minggu
berturut-turut untuk SD Panaragan, SD ke dua (ke 2), terlihat untuk jenis minuman
Empang dan SD Papandayan adalah sebesar es jeruk, es campur, es kelapa dan es
56.7%, 53.3% dan 70.0%. kemasan relatif sama yaitu antara 1.5 x 106 -
9.1 x 106. Minuman jenis es doger mempunyai
Tabel 1. Frekuensi dan Kesukaan Murid SD total mikroba paling banyak yaitu terlalu
terhadap Minuman Jajanan banyak untuk dihitung (TBUD). Pengamatan
SD SD SD minggu ke tiga ( ke 3) untuk jenis minuman es
Keadaan Panaragan Empang Papandayan jeruk, es campur dan es kemasan relatif sama
Umum (%) (%) (%) yaitu antara 2.8 x 105 8.4 x 106, sedangkan
Frekuensi minuman jenis es kelapa dan es doger
Pembelian mempunyai total mikroba paling tinggi yaitu
1 kali 56.7 53.3 70.0 TBUD. Pengamatan minggu terakhir yaitu
> 1 kali 43.3 46.7 30.0 minggu ke empat (ke 4) minuman es jeruk
Minuman mempunyai total mikroba relatif lebih sedikit
yg disukai yaitu sebanyak 8.5 x 104 dan minuman es
es doger 3.3 3.3 26.7
kelapa, es kemasan dan es doger cukup tinggi
es sirup 30.0 20.0 43.3
es 23.3 16.7 6.7 yaitu 3.5 x 106 9.2 x 106. Minuman es kelapa
kemasan 3.3 - - mempunyai total mikroba yang paling tinggi
es campur yaitu TBUD. Total mikroba minuman jajanan
es jeruk 10.0 13.3 3.3 di lokasi SD Panaragan dapat dilihat pada
es kelapa 6.7 30.0 - Tabel 2.
es mambo 3.3 3.3 10.0
es teh 13.3 6.7 - Beberapa faktor dapat saja mempenga-
es jus 3.3 - - ruhi jumlah mikroba antara lain penanganan
es cincau 3.3 3.3 3.3 dan proses pengolahan yang kurang memper-
es puter - 3.3 3.3 hatikan aspek sanitasi dan higiene, kondisi
es sirsak - - 3.3 lingkungan yang memungkinkan mikroba ce-
pat untuk tumbuh, serta sifat bahan pangan
Profil Mutu Mikrobiologis Minuman Jajanan itu sendiri. Kalau melihat komposisi bahan,
menurut Fardiaz dan Fardiaz (1992), santan
Mutu mikrobiologi suatu produk pangan atau kelapa merupakan bahan baku yang
menggambarkan sejauh mana aman dari kon- mudah mengalami kerusakan mikrobiologis
taminasi mikroba dan aman untuk dikon- dan merupakan media yang baik untuk
sumsi. Perhitungan total mikroba berperan pertumbuhan mikroba.
dalam menentukan status sanitasi makanan
atau minuman. Bila setelah makanan/minu- Es doger mempunyai kandungan mikro-
man melalui proses pemanasan dan tetap ba tertinggi baik pada pengamatan minggu
ditemukan mikroba saat pengujian maka hal pertama, minggu ke dua dan minggu ke tiga.
ini terjadi rekontaminasi atau pertumbuhan Pada es kelapa dan es campur, kandungan
mikroba kembali. total mikroba tertinggi terjadi saat pengamat-
an minggu ke tiga dan pengamatan minggu ke
Uji mikrobiologis merupakan salah satu empat. Tingginya total mikroba pada ke tiga
uji yang sangat penting karena selain dapat jenis minuman ini kemungkinan disebabkan
menduga daya tahan simpan suatu produk penggunaan bahan baku kelapa atau air kela-
juga dapat digunakan sebagai indikator sani- pa dan santan kelapa. Kelapa terkenal mudah
tasi dan keamanan makanan/minuman. Ber- mengalami kerusakan mikrobiologis, dan bia-
bagai macam uji mikrobiologis dapat dilaku- sanya penggunaan kelapa tidak mengguna-
kan terhadap bahan pangan, uji kuantitatif kan proses pemanasan. Penggunaan es batu
mikroba digunakan untuk menentukan mutu juga diduga akan meningkatkan jumlah total
dan daya tahan simpan suatu produk. mikroba karena es batu dibuat dari air men-
tah yang tidak dipanaskan terlebih dahulu.
1. SD Panaragan
Sampel minuman jajanan yang dianalisis 2. SD Empang
di lokasi jajanan SD Panaragan adalah es Sampel minuman jajanan di lokasi SD
jeruk, es kelapa, es campur, es doger dan es Empang yang dianalisis total mikrobanya
kemasan. Pada pengamatan minggu pertama adalah es jeruk, es kelapa, es kemasan dan es

46
Jurnal Gizi dan Pangan, Juli 2006 1(1): 44-50

teh. Total jumlah mikroba pada pengamatan minuman jajanan es sirsak dan es kemasan
minggu pertama (ke 1) adalah berkisar antara mempunyai nilai tertinggi yaitu masing-
1.8 x 104 1.9 x 107 koloni/gram. Pengamat masing 1.2 x 107 dan 2.0 x 107 koloni/gram,
an total mikroba pada minggu ke dua (ke 2) sedangkan yang mempunyai nilai terendah
adalah antara 2.0 x 104 5.1 x 105 koloni/ adalah minuman jenis es teh sebesar 6.9 x 105
gram. Pada pengamatan minggu ke tiga (ke koloni/gram. Total mikroba pada pengamatan
3) terlihat jumlah total mikroba minuman minggu ke tiga (ke 3) ternyata es jeruk
jajanan adalah antara 4.1 x 105 4.8 x 106 mempunyai nilai terendah yaitu sebesar 1.6 x
koloni/gram. Pengamatan total mikroba pada 105 koloni/gram dan yang mempunyai nilai
minggu ke empat bervariasi antara 13 x 105 tertinggi ada pada es teh dan es doger yaitu
koloni/gram sampai TBUD. masing-masing sebesar 2.9 x 107 dan 1.8 x 107
koloni/gram. Pengamatan minggu ke empat
Total mikroba tiap minuman jajanan
(ke 4) terlihat minuman es teh mempunyai
setiap minggu berfluktuasi tergantung dari
nilai total mikroba terendah yaitu sebesar 1.8
faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat kon-
x 105 dan minuman es doger mempunyai nilai
taminasi suatu produk pangan oleh mikroba
tertinggi yaitu 3.3 x 107 koloni/gram.
tertentu. Keadaan ini terlihat bahwa minum-
an jajanan es kemasan mempunyai kandungan Total mikroba minuman es doger mem-
total mikroba tertinggi yaitu TBUD pada punyai nilai rata-rata total mikroba tertinggi
minggu ke empat (ke 4) sedangkan jenis dari pengamatan mulai minggu pertama (ke 1)
minuman ini (es kemasan) juga mempunyai sampai pengamatan minggu ke empat. Didu-
kandungan mikroba terendah pada pengama- ga tingginya nilai total mikroba es doger dise-
tan minggu pertama (ke 1). Perbedaan jumlah babkan kandungan bahan baku pembuatan es
mikroba pada minuman jajanan dapat dise- doger yaitu berasal dari ketan hitam,
babkan intensitas kontaminasi pada saat ter- alpukad, roti, sirup, kelapa muda dan santan.
tentu pula yang disebabkan tingkat sanitasi Bahan baku santan dan kelapa muda meru-
pedagang pada saat tertentu. Kemungkinan pakan media tumbuh mikroba yang cukup baik
tingginya kontaminasi pada minggu ke empat sehingga mikroba dengan cepat berkembang
(ke 4) pada minuman jajanan es kemasan biak. Dari pengamatan biasanya pedagang
terlihat dengan tingginya jumlah total mikro- memarut kelapa di tempat pembelian kelapa
ba. Menurut Fardiaz (1998) mutu mikrobio- dan biasanya kelapa dicuci dengan air ke-
logi makanan atau minuman jajanan sangat lapa seadanya, keadaan ini yang memudah-
dipengaruhi oleh cara berjualan dan lokasi kan terjadinya kontaminasi.
penjualan. Selain itu kebanyakan masyara-
kat dalam membuat minuman jajanan meng- 4. Total Mikroba Minuman Jajanan di
gunakan air mentah karena lebih praktis dan ketiga SD selama Empat Minggu
menghemat biaya.
Rata-rata total mikroba minuman jajan-
3. SD Papandayan an di ketiga lokasi SD cenderung tinggi untuk
setiap jenis minuman pada pengamatan sela-
Sampel minuman jajanan di lokasi SD
ma empat minggu. Es jeruk yang dijual di SD
Papandayan yang dianalisis jumlah total mik-
Panaragan dan SD Empang mempunyai total
robanya adalah es sirsak, es teh, es kemasan
mikroba yang tidak berbeda.Total mikroba es
dan es doger. Pengamatan minggu pertama
kelapa yang dijual di SD Panaragan lebih
terlihat jumlah mikroba tertinggi terdapat
tinggi bila dibandingkan dengan yang dijual di
pada jenis minuman es doger, yaitu sebesar
SD Empang, sedangkan total mikroba es ke-
TBUD, sedangkan total mikroba terendah ada
masan yang dijual di SD Panaragan dan yang
pada minuman jenis es kemasan yaitu sebesar
dijual di SD Papandayan adalah relatif sama.
8.4 x 104 koloni/gram. Pengamatan minggu ke
dua total mikroba di SD Papandayan terlihat

Tabel 2. Total Mikroba pada Minuman Jajanan di SD Panaragan


Total Mikroba (koloni/gram)
Jenis Minuman
Minggu 1 Minggu 2 Minggu 3 Minggu 4
Es jeruk 1.2x103 1.5x106 8.4x106 8.5x104
Es campur 9.6x106 9.1x106 7.0x106 TBUD
Es kelapa 4.9x105 8.5x10 6
TBUD 1.2x107
Es kemasan 1.9x105 8.7x106 2.8x105 3.5x106
Es doger 1.1x107 TBUD TBUD 9.2x106
Keterangan TBUD = telalu banyak untuk dihitung

47
Jurnal Gizi dan Pangan, Juli 2006 1(1): 44-50

Tabel 3. Total Mikroba pada Minuman Jajanan di SD Empang


Total Mikroba (koloni/gram)
Jenis Minuman
Minggu 1 Minggu 2 Minggu 3 Minggu 4
Es jeruk 1.9x107 2.3x10 4
1.8x105 9.6x105
Es kelapa 1.5x106 1.0x106 1.8x106 2.8x106
Es kemasan 1.8x104 5.1x10 5
4.1x105 TBUD
Es teh 2.6x106 2.0x10 4
4.8x106 1.3x105
Keterangan TBUD = telalu banyak untuk dihitung

Tabel 4. Total Mikroba pada Minuman Jajanan di SD Papandayan


Total Mikroba (koloni/gram)
Jenis Minuman
Minggu 1 Minggu 2 Minggu 3 Minggu 4
Es sirsak 1.9x106 1.2x107 1.6x105 2.7x106
Es kemasan 8.4x104 2.0x107 1.3x106 4.7x106
Es teh 3.7x105 6.9x10 5
2.9x107 1.8x105
6
Es doger TBUD 1.2x10 1.8x107 3.5x107
Keterangan TBUD = telalu banyak untuk dihitung

Es doger merupakan jenis minuman yang (Winarno et al., 1977). Salah satu faktor yang
mempunyai kandungan total mikroba tertinggi paling besar berperan dalam menentukan
bila dibandingkan dengan jenis minuman tingkat pencemaran yaitu meliputi budaya
lainnya. Jumlah total mikroba es doger yang praktek sanitasi dan higiene perorangan se-
dijual di SD Panaragan adalah yang tetinggi perti kebiasaan mencuci tangan, mengenakan
yaitu mencapai 1.5 x 108 koloni/ gram. Jenis tutup mulut, celemek, dan perhiasan.
minuman ini berisiko terhadap kontaminasi
Secara keseluruhan, pedagang minuman
mikroba. Jenis minuman yang mempunyai
jajanan baik di SD Panaragan, SD Empang dan
kandungan total mikroba terendah adalah
SD Papandayan belum menerapkan budaya
jenis minuman es sirsak dan hanya dijual di
praktek higiene perorangan (Tabel 6). Seba-
SD Papandayan.
gian besar pedagang minuman jajanan belum
Sebagian besar minuman jajanan di melakukan praktek higiene antara lain belum
ketiga SD rata-rata mengandung total mikroba mencuci tangan, tidak memakai celemek, me-
di atas 106 koloni/gram. Minuman yang dijual makai perhiasan, dan tidak mempunyai tem-
di ketiga SD termasuk makanan/minuman pat sampah. Hal yang menarik dari perilaku
yang mempunyai resiko tinggi. Menurut pene- pedagang yang kurang sehat adalah bekerja
litian yang dilakukan oleh Proyek Makanan sambil merokok. Hanya berkuku bersih dan
Jajanan IPB (Winarno, 1993), belum ada suatu selalu menggunakan sendok untuk mengambil
standar mikrobiologi untuk makanan/minum- makanan khususnya es batu yang merupakan
an jajanan yang menentukan bahwa makan perilaku sehat yang dilakukan oleh pedagang.
an/minuman yang mengandung total mikroba
di atas 106 koloni/gram termasuk makanan/ Tabel 5. Rata-rata Total Mikroba Minuman
minuman berisiko tinggi sedangkan makanan/ Jajanan di Ke Tiga SD (Pengamatan
minuman yang mempunyai total mikroba lebih Empat Minggu)
kecil dari 106 dimasukkan ke dalam makanan/
minuman beresiko rendah. Dari keseluruhan Total Mikroba (koloni/gram)
Jenis
jenis minuman yang dijual di ke tiga SD ter- SD SD SD
Minuman
lihat hanya es sirsak yang dijual di SD Panaragan Empang Papandayan
Papandayan yang mempunyai risiko rendah, Es jeruk 2.5x106 5.0x106 -
selebihnya mempunyai risiko tinggi. Es campur 8.1x107 - -
Es kelapa 8.0x107 1.6x106 -
Hubungan Total Mikroba dengan Praktek Es kemasan 3.1x106 7.5x107 7.5 x 106
Sanitasi dan Higiene
Es doger 1.5x108 - 8.9 x 107
Keamanan makanan erat kaitannya Es teh - 1.8x106 7.6 x 106
dengan budaya praktek higiene perorangan, Es sirsak - - 4.0 x 104
keluarga, masyarakat, bahan baku lingkungan
dan kemajuan teknologi proses pengolahan

48
Jurnal Gizi dan Pangan, Juli 2006 1(1): 44-50

Tabel 6. Praktek Sanitasi dan Higiene Peda- tinggi yaitu minuman es sirsak dan es kemas-
gang Minuman Jajanan an dengan jumlah mikroba mencapai 107
Kondisi Sanitasi dan Higiene Ya Tidak koloni/gram. Pada pengamatan minggu ke 3
Pedagang (%) (%) terdapat dua jenis minuman yang masuk
Mencuci tangan 10 90 kategori tertinggi yaitu minuman es teh dan
Kuku bersih 70 30 es doger sedangkan pada pengamatan minggu
Celemek 0 100 ke 4 minuman es doger dengan jumlah
Tutup mulut 40 60 mikroba mencapai 107 koloni/gram.
Perhiasan 10 90
Pengamatan selama empat minggu ter-
Merokok 70 30
hadap rata-rata total mikroba di SD Panara-
Tempat sampah 40 60
Mengambil es dengan sendok 90 10 gan menemukan bahwa minuman es doger
yang mempunyai jumlah mikroba tertinggi ya-
Praktek sanitasi dan higiene pedagang itu mencapai 108 koloni/gram. Di SD Empang
akan menentukan seberapa besar tingkat pen- jenis minuman yang mempunyai rata-rata
cemaran suatu makanan oleh mikroba terten- total mikroba tertinggi pada pengamatan se-
tu. Uji Korelasi Rank Spearman menunjukkan lama empat minggu adalah minuman kemasan
ada hubungan antara praktek sanitasi dan dengan jumlah mikroba mencapai 107 koloni/
higiene dengan total mikroba minuman jajan- gram, sedangkan di SD Papandayan ditemukan
an (p < 0,05). Beberapa faktor yang berhu- minuman es doger dengan jumlah mikroba
bungan dengan mutu mikrobiologis ditentukan mencapai 107 koloni/gram.
oleh cara berjualan dan lingkungan tempat Praktek sanitasi dan higiene pedagang
berjualan. Cara berjualan lebih dipengaruhi menentukan tingkat pencemaran minuman
oleh keadaan sanitasi dan higiene pedagang. jajanan oleh mikroba. Uji statistik menunjuk-
Menurut Winarno (1993) dan Fardiaz (1994), kan ada hubungan antara praktek sanitasi dan
pedagang makanan/minuman jajanan kurang higiene dengan total mikroba minuman
memperhatikan aspek sanitasi dan higiene jajanan.
perorangan sehingga memungkinkan mikroba
bertumbuh dengan cepat. Saran
Dengan banyaknya jenis minuman jajan-
KESIMPULAN DAN SARAN an yang berisiko tinggi maka disarankan
adanya pelatihan sanitasi dan higiene bagi
Kesimpulan pedagang yang menjajakan minuman di seki-
tar sekolah. Diperlukan adanya pengawasan
Rata-rata total mikroba tertinggi pada yang ketat oleh kepala sekolah dan guru
pengamatan minggu ke 1, ke 2, dan ke 3 di SD terhadap sanitasi dan higiene lingkungan
Panaragan adalah jenis minuman es doger pedagang.
dengan kategori cukup banyak sampai TBUD
(Terlalu Banyak Untuk Dihitung). Pada minggu
ke 3 juga terdapat mikroba tertinggi pada UCAPAN TERIMAKASIH
minuman jenis es kelapa dan pada minggu ke
4 adalah jenis minuman es campur dengan Ucapan terima kasih disampaikan kepa-
kategori TBUD. da Kepala Sekolah dan Guru SD Panaragan,
Jumlah mikroba tertinggi pada penga- SD Empang dan SD Papandayan.
matan minggu ke 1 di SD Empang ada pada
minuman jenis es jeruk dengan total mikroba
107 koloni/gram dan pengamatan minggu ke DAFTAR PUSTAKA
empat untuk jenis minuman es kemasan
dengan kategori TBUD. Pengamatan minggu Anonim. 1996. Undang-undang RI No 7 Tahun
ke 2 dan minggu ke 3 tidak ada minuman yang 1996. Jakarta.
masuk kategori tinggi karena berada sama
atau di bawah 106 koloni/gram. Depkes. 1996. Pedoman Teknis Pengelolaan
Makanan dan Pencegahan Infeksi Naso-
Di SD Papandayan pada pengamatan komial di RS. Jakarta. Ditjen PPM dan
minggu ke 1 terdapat jenis minuman yang PLP, Depkes, Jakarta.
mempunyai total mikroba tertinggi yaitu jenis
minuman jajanan es doger dengan kategori Depkes. 2000. Pedoman Sanitasi Rumah Sakit
TBUD. Pada pengamatan minggu ke 2 terda- di Indoneisa. Ditjen PPM dan PPL,
pat dua jenis minuman dengan kategori ter- Depkes, Jakarta.

49
Jurnal Gizi dan Pangan, Juli 2006 1(1): 44-50

IPB-TNO-VU. 1990. Quality and Safety of


Fardiaz S. 1994. Pengendalian keamanan dan Street Foods in West Java. IPB-TNO-VU,
penerapan HACCP dalam perusahaan Bogor.
jasaboga. Buletin Teknologi dan Indus-
tri Pangan, 5(3), 71-77. Winarno FG. 1993. Proyek Makanan Jajanan.
Pusbangtepa, IPB, Bogor.
Fardiaz S & Fardiaz D. 1997. Makanan jajanan
dan peluang peningkatannya. Journal of Winarno FG, Silowati, Saidi Z. 1993.
The Indonesian Nutrition Association, Keamanan Pangan. Prosiding Widya Kar-
17, 1-2. ya Nasional Pangan dan Gizi V. LIPI,
Jakarta.

50

Anda mungkin juga menyukai