A. PENDAHULUAN
B.LATAR BELAKANG
Sebagian ibu hamil tidak pernah memeriksakan kehamilan karena beberapa
alasan. Mereka perlu dikunjungi ke rumahnya sejak kehamilan muda dan
terutama sejak umur kehamilannya 34-36 minggu. Oleh karena itu, banyak ibu
hamil resiko tinggi yang tidak terdeteksi oleh tenaga kesehatan.
C. TUJUAN
- Mengetahui identitas pasien dan keluarga serta perilaku kehidupan sehari-hari
- Mengetahui secara dini riwayat kehamilan dan persalinan yang lalu
- Mengetahui umur kehamilan, supaya dapat mengetahui perkiraan persalinan
- Mengenali sejak dini faktor resiko dan resiko tinggi
- Memberikan konseling pada ibu serta keluarga tentang keadaan kehamilannya
- Memotivasi ibu supaya merencanakan pertolongan persalinanya dengan tenaga
kesehatan
E. CARA PELAKSANAAN
- Kegiatan pemeriksaan bumil di 7 Desa
- Kunjungan rumah oleh Bumil yang tak memeriksakan kehamiannya dilakukan
oleh Bidan desa, pemegang wilayah setempat.
F. SASARAN
Bumil dari umur 0 minggu – 40 minggu
G. JADWAL
- Di dalam gedung setiap hari kerja di Ruang KIA PUSKESMAS INDARI
- Di luar gedung, setiap kegiatan Posyandu di kunjungan desa dan kunjungan
rumah di tentukan oleh Bidan Desa penanggung jawab wilayah kerja masing-
masing.
H. EVALUASI PELAKSANAAN KEGIATAN
Sasaran terlayani dengan baik, target Penemuan, pmeriksaan dan Pencatatan ibu
hamil K1, K4, Kegiatan Sasaran Ibu Hamil,Pendataan Pus dan Kb Nifasdapat
tercapai, cakupan target bumil terpenuhi.
I. PENCATATAN DAN PELAPORAN
Dilaksanakan sesuai dengan prosedur pelaksanaan pada bumil.
J. PEMBIAYAAN
Biaya kegiatan ini berasal dari dana bantuan operasional kesehatan ( BOK )
PUSKESMAS INDARI tahun 2022
Mengetahui
Kepala PUSKESMAS INDARI
AMINA ALBAAR.SKM
NIP.197211111991032002
1. Pendahuluan
A. Latar Belakang
Masalah gizi merupakan masalah yang ada di tiap-tiap negara, baik negara
miskin, negara berkembang dan negara maju. Negara miskin cenderung dengan
masalah gizi kurang, hubungan dengan penyakit infeksi dan negara maju
cenderung dengan masalah gizi lebih (Soekirman, 2000).
Saat ini di dalam era globalisasi dimana terjadi perubahan gaya hidup dan pola
makan, Indonesia menghadapi permasalahan gizi ganda. Di satu pihak masalah
gizi kurang yang pada umumnya disebabkan oleh kemiskinan, kurangnya
persediaan pangan, kurang baiknya kualitas lingkungan, kurangnya pengetahuan
masyarakat tentang gizi. Selain itu masalah gizi lebih yang disebabkan oleh
kemajuan ekonomi pada lapisan masyarakat tertentu disertai dengan kurangnya
pengetahuan tentang gizi (Azrul,2004).
Secara makro, dibutuhkan ketegasan kebijakan, strategi, regulasi, dan
koordinasi lintas sektor dari pemerintah dan semua stakeholders untuk
menjamin terlaksananya poin-poin penting seperti pemberdayaan masyarakat,
pemberantasan kemiskinan, ketahanan pangan, dan pendidikan yang secara
tidak langsung akan mengubah budaya buruk dan paradigma di tataran bawah
dalam hal perawatan gizi terhadap keluarga termasuk anak.”.
Secara umum di Indonesia terdapat dua masalah gizi utama, yaitu kurang gizi
mikro dan kurang gizi makro. Kurang gizi makro pada umumnya disebabkan oleh
kekurangan asupan energi dan protein dibanding kebutuhannya yang
menyebabkan gangguan kesehatan, sedangkan kurang gizi mikro disebabkan
kekurangan zat gizi mikro . Gizi buruk adalah bentuk terparah dari proses
terjdinya kekurangan gizi menahun. Anak balita sehat atau kurang gizi secara
sederhana dapat diketahui dengan membandingkan antara berat badan menurut
umurnya dengan rujukan (standar) yang telah ditetapkan. Apabila berat badan
menurut umur sesuai dengan standar, anak disebut gizi baik. Kalu sedikit
dibawah standar disebut gizi kurang. Apabila jauh dibawah standar disebut gizi
buruk. Gizi buruk pada anak sampai saat ini masih menjadi masalah di
Indonesia. Diketahui sampai tahun 2011 ini ada sekitar 1 juta anak di Indonesia
yang mengalami gizi buruk.
2. Tujuan.
Mengetahui perkembangan gizi bayi dan balita setiap bulanya
Mengetahui hambatan-hambatan dalam memberikan pelayanan kepada
masyarakat, baik di pustu atau poskesdes
Untuk mengetahui masalah gizi yang terjadi di wilayah kerja puskesmas
Membuat rencana tindak lanjut tentang kendalah atau masalah yang di temukan
3. Lingkup Kegiatan
Kegiatan yang di lakukan yaitu melakukan penimbangan di setiap desa dengan
mengunakan kartu KMS .
4. Peserta
Petugas Gizi,bidan desa dan kader posyandu
5. Waktu dan Tempat Pelaksanaan
Mengetahu,
AMINA ALBAAR.SKM
NIP.19840312 201001 1
TOR IMUNISASI
Kegiatan Pendataan Swiping Bayi dan Balita
PUSKESMAS INDARI BULAN AGUSTUS 2022
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dalam upaya untuk meningkatkan derajat kesehatan terutama Bayi dan anak, maka di
perlukan upaya kesehatan seperti peningkatan terhadap upaya pencegahan suatu
penyakit dan peningkatan terhadap pelayanan pengobatan.untuk memenuhi tujuan
tersebut pemerintah harus memberikan pelayanan yang terbaik.Untuk mewujudkan
peningkatan derajat kesehatan Bayi dan anak ini perlu adanya sumber daya manusia
yaitu tenaga kesehatan misalnyadokter,bidan,perawat dan dsb yang profesional. Sarana
dan prasarana yangmemadai dan alat-alat yang tersedia sesuai dengan kebutuhan
masyarakatuntuk pelayanan kesehatannya.apabila dari komponen di atas kurang
maka pelayanan kesehatan yang di berikan akan kurang berkualita
C. TUJUAN
- Meningkatkan kekebalan Tubuh pada bayi dan Batita
- Meningkatkan cakupan program Imunisasi
- Mengetahui Jumlah sasaran imunisasi tiap bulan
D. KEGIATAN POKOK DAN RINCIANNYA
- Anamnesis
- Pemberian pelayanan sesuai dengan kebutuhan
- Pencatatan hasil pelayanan Imunisasi
- Memberikan pelayanan tindak lanjut
E. CARA PELAKSANAAN
Kegiatan di luar gedung di laksanakan pada waktu yang telah di tentukan dan di dalam
gedung di ruang imunasi Puskesmas
F. SASARAN
jumlah Bayi dari umur 0 Bulan – 11 bulan 28 hari sebanyak 56 jiwa balita sebanyak
260 Jiwa
G. JADWAL
- Kegiatan di luar gedung dalam kota minggu Pertama bulan AGUSTUStahun 2022
-kegiatan di luar gedung luar kotak minggu kedua sampai minggu ketiga bulan
AGUSTUS 2022
J. PEMBIAYAAN
Biaya kegiatan ini berasal dari dana bantuan operasional kesehatan (BOK )
PUSKESMAS INDARI tahun 2022
Mengetahui,
Kepala PUSKESMAS INDARI
AMINA ALBAAR.SKM
NIP.197211111991032002
KERANGKA ACUAN KEGIATAN ( TERM OF REFERENCE )
UPAYA KESEHATAN LANJUT USIA
TAHUN 2022
I. Latar Belakang
Usila lanjut adalah fase menurunya kemampuan akal dan fisik yang dimulai dengan adanya
beberapa perubahan fisik, mental, maupun tingkah laku atau seseorang mencapai umur lebih dari 50
tahun sehingga kemampuan untuk mencari nafkah sendiri sudah mulai menurun sehingga perlu
adanya bantuan dalam pemenuhuhan kebutuhan kesehatan maupun kebutuhan sehari- hari yang
dapat dilakukan oleh tenaga kesehatan dan keluarga terdekat.
Kemajuan ekonomi, perbaikan lingkungan hidup dan peningkatan drajat kesehatan mampu
meningkatkan umur harapan hidup. Secara individu proses menjadi tua menimbulkan berbagai
perubahan yang sering kali menjadi masalah baik secara fisik, biologis, mental, dan social lainya,
sehingga peranan petugas kesehatan sangat dibutuhkan dalam upaya pemberian penyuluhan serta
pengertian atas prubahan tersebut.
Diwilayah PUSKESMAS INDARI khusunya usila sering kali memiliki perasaan bahwa dirinya
sudah tidak produktif lagi dan tidak jarang merasa menjadi beban bagi kelurganya, sehingga perlu
diadakanya posyandu usila.
Diharapkan dengan kegiatan tersebut usila diwilayah kerja PUSKESMAS INDARI khususnya
mampu memelihara kemandirian, meningkatkan derajat kesehatan motorik, serta mempertahankan
kesehatan secara maksimal.
II. Tujuan
a. Tujuan Umum
Adapun tujuan dari program kegiatan PUSKESMAS INDARI dalam upaya peningkatan drajat
kesehatan pra usila dan usila yaitu:
Meningkatkan umur harapan hidup masyarakat wilayah kerja PUSKESMAS INDARI tahun
2022
b. Tujuan Khusus
Tujuan khusu dari program kegiatan uapaya pembinaan lanjut usia yaitu :
V. Keluaran
Setelah pelaksanaan kegiatan ini diharapkan :
Usila dapat bersosialisasi dengan baik tanpa rasa minder di lingkungan masyarakat
Pemeriksaan kesehatan usila secara menyeluruh
Usila dapat memahami perubahan fisik,biologis yang dihadapi siring bertambahnya usia
Tercovernya pelayanan kesehatan usila secara berkala
VIII. Peserta
Peserta dari kegiatan ini adalah :
Seluruh usila di wilayah kerja PUSKESMAS INDARI Tahun 2022
IX. Waktu Pelaksanaan
X. Tempat Pelaksanaan
Wilayah Kerja PUSKESMAS INDARI
XI. Pembiayaan
Sumber biaya dari dana BOKPUSKESMAS INDARITahun 2022
XII. Penutup
Kerangka acuan kegiatan upaya peningkatan kesehatan lanjut usila PUSKESMAS INDARI tahun
2022, kegiatan ini di usulkan untuk dapat memberikan pelayanan kesehatan secara maksimal dan
menyeluruh bagi usila di wilayah kerja PUSKESMAS INDARI tahun 2022 Melalui Kegiatan Posyandu
Lansia.
Mengetahui,
Kepala PUSKESMAS INDARI
AMINA ALBAAR.SKM
NIP.197211111991032002
KERANGKA ACUAN KEGIATAN
PENYULUHAN KELOMPOK, PENYULUHAN MASSAL TENTANG PROGRAM
KESEHATAN
A. Pendahuluan
Pembangunan kesehatan sebagai bagian internal dari pembangunan
nasional diselenggarakan dengan tujuan meningkatkan kesadaran, kemauan dan
kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud derajat kesehatan yang
setinggi-tingginya, sebagaimana diamanatkan dalam Undang-undang Dasar tahun
194 dan Undang-undang Kesehatan Nomor 36 tahun 2009.
Puskesmas sebagai penangungjawab penyelenggara upaya kesehatan
terdepan, kehadirannya di tengah masyarakat tidak hanya berfungsi sebagai pusat
pelayanan kesehatan bagi masyarakat, tetapi juga sebagai pusat komunikasi
masyarakat. Disamping itu, keberadaan puskesmas di suatu wilayah dimanfaatkan
sebagai upaya-upaya pembaharuan (inovasi) bagi di bidang kesehatan masyarakat
maupun upaya pembangunan lainnya bagi kehidupan masyarakat sekitarnya
sesuai dengan kondisi sosial budaya masyarakat setempat. Oleh karena itu
keberadaan puskesmas dapat diumpamakan sebagai “agen perubahan” di
masyarakat sehinga masyarakat lebih berdaya dan timbul gerakan-gerakan upaya
kesehatan yang bersumber pada masyarakat.
Setiap masalah kesehatan pada umumnya disebabkan tiga faktor yang
timbul secara bersamaan, yaitu (1) adanya bibit penyakit, (2) adanya lingkungan
yang memungkinkan berkembangnya bibit penyakit, dan (3) adanya perilaku hidup
manusia yang tidak peduli terhadap bibit penyakit dan lingkungannya. Leh karena
itu, sehat dan sakitnya seseorang sangat ditentukan oleh perilaku hidup manusia
sendiri. Karena masalah perubahan perilaku sangat terkait dengan promosi
kesehatan maka peran promosi kesehatan sangat diperlukan dalam meningkatkan
perilaku masyarakat agar terbebas dari masalah-masalah kesehatan.
Untuk melaksanakan upaya kesehatan wajib tersebut di Puskesmas
diperlukan tenaga fungsional Penyuluh Kesehatan Masyarakat (PKM) untuk
mengelola promosi kesehatan di Puskesmas secara profesional dan mampu untuk
mengelola serta menyelenggarakan pelayanan yang bersifat promotif dan preventif.
B. Latar belakang
Salah satu upaya untuk mengubah gaya hidup masyarakat dapat dilakukan
adalah dengan menggabungkan beberapa aspek, diantaranya adalah menciptakan
lingkungan yang mendukung, mengubah perilaku dan meningkatkan pengetahuan
dan kesadaran.
C. Tujuan umum dan tujuan khusus
Tujuan umum:
Kegiatanpenyuluhankelompok, penyuluhan massal tentang program
kesehatandilaksanakan dalam rangka meningkatkan pengetahuan dan perilaku
kelompok tertentu dalam masyarakat mengenai program-program kesehatan yang
ada di puskesmas.
Tujuan khusus:
1. Peserta memahami masalah kesehatan yang sedang dihadapinya.
2. Peserta mengetahui prgram-program kesehatan yang berhubungan denga
masalah yang dihadapi.
3. Peserta mengetahui cara mengatasi masalah kesehatannya,
4. Meningkatnya derajat kesehatan masyarakat
F. Sasaran
Sasaran/target kegiatan ini adalah 4 kali dalam setahun, dengan jumlah
peserta yang diundang sebanyak 50 orang.
2022
NO Kegiatan
Jan
Feb
Mar
Apr
STU
AGU
Jun
Jul
Ags
Sept
Okt
Nop
Des
1 Penyuluhan kelompok, X X X X
Mengetahui,
Kepala PUSKESMAS INDARI
AMINA ALBAAR.SKM
NIP.197211111991032002
KERANGKA ACUAN KERJA
INSPEKSI SANITASI KESEHATAN LINGKUNGAN
PUSKESMAS INDARI
A. PENDAHULUAN
Puskesmas adalah unit pelaksana Teknis Dinas Kesehatan Kabupaten yang
bertanggung-jawab terhadap pembangunan kesehatan di wilayah kerjanya. Puskesmas
berperan menyelenggarakan upaya kesehatan untuk meningkatkan kesadaran, kemauan
dan kemauan hidup sehat bagi setiap penduduk agar memperoleh derajat kesehatan yang
optimal. Dengan demikian Puskesmas berfungsi sebagai pusat penggerak pembangunan
berwawasan kesehatan, pusat pemberdayaan keluarga dan masyarakat serta pusat
pelayanan kesehatan strata pertama.
Permukiman adalah bagian dari lingkungan hunian yang terdiri atas lebih dari satu
satuan perumahan yang mempunyai prasarana, sarana, utilitas umum, serta mempunyai
penunjang kegiatan fungsi lain di kawasan perkotaan atau kawasan perdesaan. 8. Tempat
Kerja adalah ruangan atau lapangan tertutup atau terbuka, bergerak atau tetap dimana
tenaga kerja bekerja, atau yang sering dimasuki tenaga kerja untuk keperluan suatu usaha
dan dimana terdapat sumber atau sumber-sumber bahaya.
Tempat-Tempat Umum (TTU) adalah suatu tempat dimana umum (semua orang
dapat masuk ke tempat tersebut untuk berkumpul mengadakan kegiatan baik secara
insidentil maupun terus menerus. Sanitasi tempat-tempat umum adalah suatu usaha untuk
mengawasi dan mencegah kerugian akibat dari tempat-tempat umum terutama yang erat
hubungannya dengan timbulnya atau menularnya suatu penyakit
Makanan merupakan salah satu kebutuhan pokok manusia disamping kebutuhan
sandang bagi kelangsungan hidupnya. Makanan yang bersih dan aman dihasilkan oleh
berbagai tempat pengolahan makanan (TPM), akan memberikan sumbangan yang berarti
bagi pengembangan sumber daya manusia yang berkualitas. Rumah makan merupakan
tempat pengolahan makanan yang memproduksi dan menjual berbagai jenis makanan dan
minuman bagi masyarakat luas yang cenderung berkembang pesat. Sebagai konsekuensi
dari perkembangan rumah makan diperlukan upaya penyehatan makanan dan minuman
dengan tujuan agar kemampuan masyarakat dalam mengelola dapat meningkat sehingga
masyarakat terhindar dari gangguan kesehatan atau penyakit bawaan makanan/keracunan
makanan. Salah satu upaya penyehatan makanan dan minuman yang dilakukan adalah
pengawasan rumah makan.
Pengelolaan terhadap pestisida bertujuan agar manusia terbebas dari keracunan
dan pencemaran pestisida. Tindakan pengelolaan untuk mencegah 4 keracunan dan
pencemaran oleh pestisida ialah penyimpanan, pembuangan serta pemusnahan limbah
pestisida.
Puskesmas Samigaluh I sebagai sahanat sehat masyarakat wajib melakukan upaya
kesehatan lingkungan untuk mewujudkan masyarakat Kulon Progo bagian utara yang sehat
dan mandiri. Pelaksanaan upaya kegiatan kesehatan lingkungan ini selalu sejalan dan
mengacu tata nilai UPTD PUSKESMAS INDARI yaitu :
1. Bersih dalam menjaga kebersihan diri dan lingkungan
2. Santun dalam bertutur kata dan berperilaku
3. Handal dalam memberikan pelayanan terbaik oleh tenaga profesional
4. Bijak dalam bertindak sesuai dengan pikiran dan akal sehat
5. Akuntabel dapat dipertanggung jawabkan
6. Trampil, cakap, mampu dan cekatan dalam melaksanakan tugas
B. LATAR BELAKANG
1. DASAR HUKUM
1. Peraturan Pemerintah No. 66 tahun 2014 tentang Kesehatan Lingkungan;
2. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 32 Tahun 2013 tentang Penyelenggaraan
Pekerjaan Tenaga Sanitarian ;
3. Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 75 Tahun 2014 tentang Puskesmas
2. GAMBARAN UMUM
Dalam Penyelenggaraan Kesehatan Lingkungan masyarakat harus ikut berperan
serta seperti pengelola, penyelenggara, atau penanggung jawab lingkungan
Permukiman, Sarana air bersih ,Tempat Kerja, tempat rekreasi,serta tempat dan
fasilitas umum wajib melakukan upaya Penyehatan, Pengamanan, dan Pengendalian
agar dapat menciptakan kesehatan masyarakat yang sehat dan untuk mewujudkan
derajat kesehatan yang setinggi-tingginya.
C. TUJUAN
1. UMUM
Sebagai upaya untuk meningkatkan lingkungan permukiman yang sehat, sarana air
bersih yang memenuhi syarat secara kuantitas dan kualitas, pengendalian faktor risiko
penyakit dan kecelakaan pada tempat-tempat umum, sarana dan bangunan umum,
untuk mengetahui hygiene sanitasi tempat pengolahan makanan dan agar manusia
terbebas dari keracunan dan pencemaran pestisida.
.
2. KHUSUS
a. Terciptanya lingkungan permukiman yang sehat, memenuhi syarat fisik bangunan,
sarana sanitasi dan perilaku penghuni yang sehat.
b. Terpenuhinya sarana air bersih dengan terjaminnya kualitas air bersih yang
memenuhi syarat kesehatan secara fisik, kimia dan mikrobiologi.
c. TerwujudnyakondisiTempat-TempatUmum (TTU) yang memenuhisyaratkesehatan,
agar masyarakatpengunjungdansekitarnyaterhindardarigangguankesehatan.
d. Meningkatnyapengetahuandanketrampilanmasyarakatdanperusahaanmakanan
(TPM) dalammengelolamakanansecaraamandansehat.
e. Meningkatnyapengetahuandankesadaransertaketrampilanmasyarakatdalamperedara
ndanpenggunaanpestisidasecaratepatdanaman.
F. SASARAN
Semua tempat-tempat umum, tempat pengolahan makanan,tempat pengelolaan
pestisida, permukiman dan sarana air bersih yang ada di wilayah kerja UPTD
PUSKESMAS INDARI. Pemeriksaan tempat-tempat umum dan tempat pengolahan
makanan diambil menurut cakupan kinerja pemeriksaannya.
Mengetahui,
Kepala PUSKESMAS INDARI
AMINA ALBAAR.SKM
NIP.197211111991032002
KERANGKA ACUAN (TERM OF REFERENCE)
PELACAKAN TB-PARU
BULAN AGUSTUS TAHUN 2022
I. LATAR BELAKANG
a.Dasar Hukum
- Undang-undang No. 23 Tahun 1992 tentang Kesehatan
- Permenkes RI No. 741/MENKES/PER/VII/2008, Tentang standar Pelayanan Minimal
Bidang Kesehatan di Kabupaten/Kota
- Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor 574/Menkes/SK/V/2000 tentang
Pembangunan Kesehatan Menuju Indonesia Sehat 2010
- Petunjuk Teknis Bantuan Operasional Kesehatan, Kementrian kesehatan republik
indonesia Tahun 2015.
- Prosedur tetap Penyelengaraan Administrasi Keuangan Bantuan Operasional
kesehatan (BOK) Tahun 2022.
b. Gambaran Umum
Puskesmas sebagai fasilitas pelayanan Kesehatan terdepan yang
bertangungjawab diwilayah kerja,PUSKESMAS INDARI mempunyai wilayah kerja 7
Desa sebagian besar masyarakat belum mengetahui betapa pentingnya kesehatan,
masih terdapat berbagai masalah yang dihadapi oleh puskesmas dalam meningkatkan
status kesehatan masyarakat diwilayah kerja, antara lain adalah Keterbatasan biaya
operasional untuk pelayanan kesehatan.
Kerangka acuan ini disusun sebagai acuan dalam melakukan pelacakan kasus
Baru TBC
c. Alasan Kegiatan Dilaksanakan
Kontak serumah penderita TB-Paru agar menemukan kasus baru dan penderita
di obati kembali sehingga dia tidak menularkan ke orang lain.
b. Batasan Kegiatan
Kegiatan ini dilakukan di Desa yang ada penderita TB-Paru.
b. Tujuan Kegiatan
Deteksi dini penderita TB-Paru
b. Indikator hasil
Dokumen hasil laporan kegiatan Kontak Serumah Penderita TB-Paru.
b. Tahapan Kegiatan
1. Penerbitan Surat Tugas
2. Pelaksanaan kegiatan Kontak Serumah Penderita TB-Paru
3. Pembuatan laporan hasil kegiatan
VI. TEMPAT PELAKSANAAN KEGIATAN
Di 1 Desa Di Wilayah Kerja PUSKESMAS INDARI kecamatan kayoa
IX. BIAYA
Bersumber dari Dana Bantuan Operasional Kesehatan (BOK) Tahun 2022
Mengetahui,
Kepala PUSKESMAS INDARI
AMINA ALBAAR.SKM
NIP.197211111991032002
KERANGKA ACUAN KEGIATAN (KAK)
PROGRAM KUSTA
PUSKESMAS INDARI
A. PENDAHULUAN
Kusta adalah penyakit menular yang disebabkan oleh kuman yaitu
mycobacterium leprae.penyakit kusta merupakan salah satu penyakit yang menjadi
masalah kesehatan dilingkungan masyarakat.kejadian penyakit ini prevalensinya masih
tinggi di beberapa daerah.sebagian besar dari penderita kusta berasal dari golongan
ekonomi lemah.
B. LATAR BELAKANG
Penyakit kusta masih merupakan masalah kesehatan masyarakat.saat ini
penyakit ini susah terdeteksi karena suspek penderita merasa malu untuk
memeriksakan diri dan pandangan masyarakat yang kurang baik terhadap penderita
kusta.masalah yang di hadapi pada penderita bukan hanya dari medis saja tetapi
masalah sosial dari masyarakat dilingkungan penderita.
C. TUJUAN
Tujuan umum
Mencegah terjadinya penyakit kusta,menurunkan angka kesakitan penyakit kusta
dan mencegah terjadinya kecacatan pada penderita kusta sehingga penyakit ini tidak
lagi merupakan masalah kesehatan di masyarakat.
Tujuan khusus
1. Ditemukannya kasus yang ada di masyarakat.
2. Terlaksananya pengobatan penderita kusta.
D. KEGIATAN POKOK DAN RINCIAN KEGIATAN
Upaya untuk mensukseskan program kusta di PUSKESMAS INDARI akan
melakukan kegiatan sebagai berikut:
1. Pelacakan kasus kontak kusta pada anak sekolah(school survey
2. Kunjungan rumah penatalaksanaan kasus reaksi pada penderita kusta
3. Pemantauan pada pasien yang sudah RFT yang beresiko
4. Kunjungan rumah pemantauan keteraturan minum obat pada penderita
kusta serta konseling transmisi penyakit
5. Pelacakan kasus kontak kusta(RVS)
E. METODE PELAKSANAAN
1. laksanaan kegiatan penemuan kasus dilaksanakan secara pasif dalam gedung
dimana suspek datang sendiri ke puskesmas dan secara aktif dengan melakukan
pemeriksaan kontak serumah.
2. Pelaksanaan secara aktif dengan melakukan penyuluhan dan pemeriksaan
kontak serumah dengan penderita dilakukan di luar gedung atau di lapangan.
F. SASARAN
Masyarakat yang mengalami gejala-gejala cardinal sign:
1. Adanya kelainan kulit dapat berupa panu,bercak kemerahan,penebalan kulit,dan
nodul(benjolan)
2. Berkurang sampai hilang rasa pada kelainan kulit tersebut di atas
3. Penebalan saraf tepi
4. Adanya kuman tahan asam di dalam kerokan jaringan kulit(BTA positif)
G. RENCANA EVALUASI
Evaluasi merupakan salah satu fungsi manajemen untuk menilai keberhasilan
pelaksanaan program,pemantauan dilaksanakan secara terus menerus,untuk dapat
segera mendeteksi bila ada masalah dalam melaksanakan kegiatan yang telah
direncanakan supaya dapat dilakukan tindakan perbaikan. Hasil evaluasi sangan
berguna untuk kepentingan perencanaan program. Evaluasi berguna untuk menilai
sejauhmana tujuan dan target yang di tetapkan.
H. PENCATATAN DAN PELAPORAN
Setiap pencatatan dan pelaporan digunakan untuk sistematika evaluasi
kemajuan pasien dan hasil pengobatan.
Mengetahui,
Kepala PUSKESMAS INDARI
AMINA ALBAAR.SKM
NIP.197211111991032002
KERANGKA ACUAN KEGIATAN (KAK)
I. Pendahuluan
Kusta adalah penyakit menular yang disebabkan oleh kuman yaitu
mycobacterium leprae. Penyakit kusta merupakan salah satu penyakit yang menjadi
masalah kesehatan di lingkungan masyarakat . Kejadian penyakit ini prevalensinya
masih tinggi di beberapa daerah. Sebagian besar dari penderita kusta berasal dari
golongan ekonomi lemah
III. Tujuan
a. Tujuan Umum
Mencegah terjadinya penyakit kusta , menurunkan angka kesakitan penyakit kusta
dan mencegah terjadinya kecacatan pada penderita kusta sehinggapenyakit
initidak lagi merupakan masalah kesehatan di masyarakat.
b. Tujuan Khusus
- Ditemukannya kasus yang ada dimasyarakat.
- Terlaksananya pengobatan penderita kusta
II. Sasaran
Masyarakat yang mengalami gejala-gejala Cardinal Sign :
1. Adanya kelainan kulit dapat berupa panu, bercak kemerahan, penebalan kulit dan
nodul (benjolan).
4. Adanya kuman tahan asam di dalan kerokan jaringan kulit (BTA positif)
Jadwal BULAN
No.
kegiatan 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
Pelacakan
1 V v v V
suspek kusta
X. Pendanaan
Alokasi pendana dibebankan pada anggaran BOK PUSKESMAS INDARI.
Mengetahui,
Kepala PUSKESMAS INDARI
AMINA ALBAAR.SKM
NIP.19840312 201001 1 004
KERANGKA ACUAN PROGRAM PENYAKIT TIDAK MENULAR
I. PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Pada saat ini penyakit tidak menular (PTM ) menjadi penyebab kematian utama
sebesar 6 juta dai seluruh kasus kematian diseluruh dunia.Peningkatan kematian akibat
PTM dimasa mendatang di proyeksikan akan terus bertambah sebesar 15 % ( 44 juta
kematian) dengan rentang waktu antara 2010 dan 2022. Keadaan ini timbul akibat
perubahan perilaku manusia dan lingkungan yang cendrung tidak sehat terutama di
Negara – Negara berkembang seperti tanah air kita Indonesia.
Pada awal perjalanan PTM seringkali tidak menimbulkan gejala dan tidak
menunjukan gejala klinis secara khusus sehingga dating sudah terlambat atau pada
stadium lanjut akibat tidak mengetahui dan menyadari kondisi kelainan yang terjadi pada
dirinya.Riskesdas pada tahun 2013 menunjukan bahwa 69,6 % dari kasus dabetes
mellitus dan 63,2 % dari kasus hipertensi masih belum terdiagnosis, keadaan ini
mengakibatkan penanganan menjadi sulit terjadi komplikasi bahkan berakibat pada
kematian.
Data pusat pembiayaan jaminan Kesehatan Kementrian Kesehatan RI pada tahun
2012 memperlihatkan bahwa PTM menghabiskan biaya pengobatan yang cukup tinggi
dibandingkan dengan pengobatan trtinggi dai seluruh penyakit menular.Pmbiayaan
Hemodialisis pada kasus gagal ginjal kronik sebesar Rp.227,493.526.119 dan pada
penyakit kanker sebesar Rp.144.689.231.240 sementara pemiayaan unuk TBC Rp.
106.502.636.171.
Berdasarkan data kunjungan pasien di puskesmas Rangkasbitung periode 2014-
2016 menunjukan angka kasus - PTM lebih tinggi dibandingkan dengan kasus penyakit
lainya, seperti kasus Hipertensi sebesar :…….. dari total kunjungan pasien. ( …% )
PTM dapat dicegah dengan pengendalian factor resiko yaitu :
- Merokok
- Diet yang tidak sehat
- Kurang aktifitas fisik
- Konsumsi minuman alcohol.
Mencegah dan mengendalikan factor resiko relative murah bila dibandingkan
dengan biaya pengobatan PTM.
Pengendalian factor resiko PTM merupakan upaya untuk mencegah PTM
bagi masyarakat sehat,yang mempunyai factor resiko dan bagi penyandang PTM dengan
tujuan bagi yang belum memiliki factor resiko agar tidak timbul factor resiko, kemudian
bagi yang mempunyai factor resiko diupayakan agar kondisi factor resiko PTM menjadi
normal kembali dana atau mencegah terjadinya PTM. Untuk mencegah komplikasi
kecacatan, dan kematian dini, serta meningkatkan kualitas hidup.
Salah satu strategi pengendalian PTM yang efisien dan efektif adalah
Pemberdayaan dan Peningkatan Peran serta masyarakat. Masyarakat diberikan fasiltas
dan bimbingan untuk ikut berpartisipasi dalam pengndalian factor resiko PTM dan
dibekali pengetahuan dan keterampilan untuk melakukan deteksi dini, pemantauan factor
resiko PTM serta tindak lanjutnya. Yang kemudian kegiatan ini disebut POSBINDU
PTM.
Posbindu PTM di PUSKESMAS INDARI, merupakan wujud peran serta
masyarakat dalam melakukan kegiatan deteksi dini, pemantauan factor resiko PtM serta
tindak lanjut dini yang dilaksanakan secara terpadu rutin dan periodic. Kegiatan posbindu
PTM diharapkan dapat meningkatkan sikap mawas diri masyarakat terhadap factor
resiko PTM sehingga peningkatan kasus PTM dapat dicegah. Sikap mawas diri ini dapat
ditunjukan dengan adanya perubahan perilaku masyarakat yang lebih sehat, dan
pemanfaatan fasilitas pelayanan kesehatan dimanfaatkan pada saat sehat bukan pada saat
sakit.
II. TUJUAN DAN STRATEGI
1. Tujuan
A. Umum
Terlaksananya pencegahan dan pengendalian Faktor resiko PTM berbasis peran
serta masyarakat secara terpadu, rutin dan periodic di wilayah Puskesmas
Rangkasbitung.
B. Khusus
VI. PENDANAAN
Diharapkan mendapat dukungan dana BOK
Kegiatan posbindu PTM Dilaksanakan Dari Bulan AGUSTUS 2022. Di 8 desa wilayah
PUSKESMAS INDARI
Mengetahui,
Kepala PUSKESMAS INDARI
AMINA ALBAAR.SKM
NIP.197211111991032002
KERANGKA ACUAN KEGIATAN (KAK)
KESEHATAN JIWA
TAHUN 2022
A. PENDAHULUAN
Menurut undang-undang Republik Indonesia nomor 18 tahun 2014,
kesehatan jiwa adalah kondisi dimana seorang individu dapat berkembang
secara fisik, mental, spiritual dan sosial sehingga individu tersebut menyadari
kemampuan sendiri, dapat mengatasi tekanan, dapat bekerja secara produktif,
dan mampu memberikan kontribusi bagi komunitasnya
Orang dengan masalah kejiwaan (ODMK) adalah orang yang mempunyai
masalah fisik, mental, sosial, pertumbuhan, dan perkembangan, dan / kualitas
hidup sehingga memiliki resiko mengalami gangguan jiwa
Orang dengan gangguan jiwa (ODGJ) adalah orang yang mengalami
gangguan dalam pikiran, perilaku, dan perasaan yang termanifestasi dalam
bentuk sekumpulan gejala dan atau perubahan perilaku yang bermakna serta
dapat menimbulkan penderitaan dan hambatan dalam menjalankan fungsi orang
sebagai manusia (www.hukumonline.com)
Seseorang dengan gangguan jiwa berhadapan dengan stigma,
diskriminasi dan marginalisasi. Stigma dapat mengakibatkan penderita tidak
mencari pengobatan yang sebenarnya sangat mereka butuhkan atau mereka
akan mendapatkan pelayanan yang bermutu rendah. Marginalisasi dan
deskriminasi dapat meningkatkan resiko kekerasan pada hak-hak individu, hak
politik, ekonomi, social dan budaya.
Pasien dengan gangguan jiwa berat sering memiliki gejala yang dapat
menjadi ancaman, baik terhadap keluarga, diri sendiri, maupun orang lain.
Keluarga dan masyarakat di sekitar lingkungannya cenderung melakukan
tindakan paksa untuk mengurangi atau membatasi ancaman tadi. Bentuk
pemaksaan itu dapat berupa pemasungan, yaitu mengikat tangan dan/atau kaki
dengan rantai atau seutas tali atau menguncinya pada sebuah batang kayu, atau
mengurungnya dalam sebuah ruangan yang sangat sempit. Pembatasan gerak
ini atau pemasungan acapkali juga disertai dengan penelantaran termasuk
kebutuhan hidupnya yang sangat mendasar tidak diperhatikan. Kebutuhan
makan minum, buang air besar dan buang kecil, kebersihan diri dan berpakaian
yang pantas menjadi sangat sulit ia dapatkan. Pada kondisi ini sebenarnya
penderita gangguan jiwa yang dipasung adalah individu terlantar dan miskin,
yang seharusnya ditanggung oleh pemerintah
B. LATAR BELAKANG
1. Data Umum
2. Meningkatkan derajat
kesehatan jiwa di
Indonesia sebagai bagian
dari derajat kesehatan
3. masyarakatdi wilayah kerja
Puskesmas DTP mand
4. Meningkatkan derajat
kesehatan jiwa di
Indonesia sebagai bagian
dari derajat kesehatan
5. masyarakatdi wilayah kerja
Puskesmas DTP mand
a.
1. Data Khusus
KEBUTUHAN
UPAYA PENANGGUNG MITRA
NO KEGIATAN TUJUAN SASARAN TARGET SUMBER
KESEHATAN JAWAB KERJA
DAYA
A. SASARAN
1. Pasien penderita gangguan jiwa
2. Masyarakat
B. JADWAL PELAKSANAAN KEGIATAN
Sesuan POA Bulanan
Mengetahui,
Kepala PUSKESMAS INDARI
AMINA ALBAAR.SKM
NIP.197211111991032002
1. PENDAHULUAN
Permasalahan kesehatan yang dihadapi sampai saat ini cukup kompleks, karena upaya
kesehatan belum dapat menjangkau seluruh lapisan masyarakat. Berdasarkan data Riset
Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2007 diketahui penyebab kematian di Indonesia untuk semua
umur, telah terjadi pergeseran dari penyakit menular ke penyakit tidak menular, yaitu penyebab
kematian pada untuk usia > 5 tahun, penyebab kematian yang terbanyak adalah stroke, baik di
perkotaan maupun di pedesaan. Hasil Riskesdas 2007 juga menggambarkan hubungan penyakit
degeneratif seperti sindroma metabolik, stroke, hipertensi, obesitas dan penyakit jantung dengan
status sosial ekonomi masyarakat (pendidikan, kemiskinan, dan lain-lain). Prevalensi gizi buruk
yang berada di atas rata-rata nasional (5,4%) ditemukan pada 21 provinsi dan 216
kabupaten/kota. Sedangkan berdasarkan gabungan hasil pengukuran gizi buruk dan gizi kurang
Riskesdas 2007 menunjukkan bahwa sebanyak 19 provinsi mempunyai prevalensi gizi buruk dan
gizi kurang di atas prevalensi nasional sebesar 18,4%. Namun demikian, target rencana
pembangunan jangka menengah untuk pencapaian program perbaikan gizi yang diproyeksikan
sebesar 20%, dan target Millenium Development Goals sebesar 18,5% pada 2015, telah dapat
dicapai pada 2007.
Sehubungan dengan hal tersebut, perlu terus ditingkatkan upaya-upaya untuk memperluas
jangkauan dan mendekatkan pelayanan kesehatan kepada masyarakat dengan mutu pelayanan
yang baik, berkelanjutan dan dapat menjangkau seluruh lapisan masyarakat terutama keluarga
miskin rawan kesehatan/risiko tinggi.
LATAR BELAKANG
Perawatan kesehatan masyarakat (Perkesmas) merupakan bagian integral dari pelayanan
kesehatan dasar yang dilaksanakan oleh Puskesmas. Perkesmas dilakukan dengan penekanan
pada upaya pelayanan kesehatan dasar. Pelaksanaan Perkesmas bertujuan untuk meningkatkan
kemandirian masyarakat dalam mengatasi masalah kesehatan yang dihadapi, sehingga tercapai
derajat kesehatan yang optimal..
Perkesmas ditujukan untuk individu, keluarga, kelompok dan masyarakat yang mempunyai
masalah kesehatan akibat faktor ketidaktahuan, ketidakmauan maupun ketidakmampuan dalam
menyelesaikan masalah kesehatannya.. Fokus utama pada keluarga rawan kesehatan yaitu
keluarga miskin yang rentan dan keluarga yang termasuk resiko tinggi. Keluarga yang tidak
mendapat pelayanan perkesmas merupakan beban sosial dan ekonomi serta dapat berdampak
buruk terhadap masyarakat lainnya. Pemerintah memiliki tanggung jawab melindungi kesehatan
masyarakat dan memberikan akses ke pelayanan kesehatan terutama bagi keluarga yang
memiliki hambatan untuk mencapai pusat-pusat pelayanan kesehatan. Penduduk rawan ini telah
menjadi salah satu bagian sasaran program Perkesmas di Puskesmas.
Berdasarkan penelitian Septino (2007) diketahui beberapa masalah Perkesmas yang
dihadapi pada Puskesmas-Puskesmas di Indonesia antara lain laporan yang tidak sesuai dari
Puskesmas, Puskesmas yang tidak membuat rencana tahunan dan jumlah sasaran tidak dilakukan
pendataan.. Selanjutnya, tentang sarana dan prasarana seperti Public Health Nursing (PHN) kit,
obat, buku pedoman dan formulir laporan sudah tersedia,.
Diharapkan dengan adanya kerangka acuan kegiatan ini akan dapat menjadi panduan bagi
petugas puskesmas baik dalam pelaksanaan di lapangan maupun pengelolaannya dengan tidak
menutup kemungkinan dapat disesuaikan dengan kondisi dan kemampuan puskesmas
Mengetahui,
Kepala PUSKESMAS INDARI
AMINA ALBAAR.SKM
NIP.197211111991032002
1. Pendahuluan
Oleh karena itu, pada tahun 2017 ini salah satu kegiatan program perbaikan
dan peningkatan gizi masyarakat salah satunya adalah Penyuluhan dan pemberian
Tablet Tambah Darah pada remaja Puteri di Kecamatan Cibeunying Kaler.
1. Ramah
Setiap petugas puskesmas senatiasa memberikan pelayanan dengan
keramahan yang tercermin dalam sikap, tindakan dan ucapan.
2. Amanah
Setiap petugas puskesmas mentaati seluruh peraturan yang berlaku,
dan dapat dipertanggungjawabkan.
3. Percaya Diri
a) Setiap petugas pusksmas melaksanakan tugas dengan penuh
percaya diri sesuai dengan kompetensi yang dimiliki serta senantiasa
meningkatkan kompetensi.
b) Memiliki motivasi tinggi dan cepat tanggap menghadapi
permasalahan kesehatan masyarakat.
4. Inovatif
a) Setiap petugas puskesmas terus menerus melakukan upaya inovatif
untuk perbaikan upaya kesehatan.
b) Menuangkan ide-ide baru untuk meningkatkan pelayanan
kesehatan.
2. Latar Belakang
a. Dasar Hukum
1) UU No. 36 tahun 2009 tentang Kesehatan
2) Permenkes No 741/Menkes/PER/VIII/2008 tentang SPM Bidang
Kesehatan di Kabupaten/Kota
3) Permenkes RI No 23 Tahun 2014 Tentang Upaya Perbaikan Gizi
3. Tujuan Umum dan Tujuan Khusus
a. Tujuan umum
Pelaksanaan kegiatan ini dimaksudkan untuk
b. Rincian Kegiatan
1) Penyuluhan tentang manfaat Tablet tambah darah.
2) Pemberian Tablet Tambah Darag(Fe) pada siswa SLTP dan SLTP
kelas 8 dan kelas 11
5. Cara Melaksanakan Kegiatan
a. Merencanakan Kebutuhan TTD untuk kelompok sasaran selama
satu tahun
b. Melaporkan ke bagian Farmasi untuk dimasukkan dalam stok obat
6. Sasaran
Remaja Putri di Sekolah Menengah Pertama ( SMP ( SMK )
8. Sumber Biaya
Berasal dari dana BOK
Mengetahui,
Kepala PUSKESMAS INDARI
AMINA ALBAAR.SKM
NIP.197211111991032002
KERANGKA ACUAN KEGIATAN (TOR)
LOKAKARYA MINI(LOKMIN) PUSKESMAS.
1. Latar Belakang
5. Tempat Pelaksanaan
Kegiatan dilaksanakan di PUSKESMAS INDARI Kecamatan Kayoa.
6. Pelaksanaan dan penanggung jawab kegiatan.
a. Pelaksanaan kegiatan : Staf Puskesmas
b. Penanggung Jawab : Kepala PUSKESMAS INDARI
Mengetahui,
Kepala PUSKESMAS INDARI
AMINA ALBAAR.SKM
NIP.197211111991032002
A.PENDAHULUAN
Dalam Peraturan Menteri Kesehatan No 75 Tahun 2014 tentang Pusat KesehatanMasyarakat dijelaskan
bahwa Puskesmas adalah fasilitas "elayanan kesehatan yangmenyelenggarakan upaya kesehatan
masyarakat dan u"aya kesehatan "erseorangantingkat "ertama# dengan lebih mengutamakan upaya
"romoti! dan "re$enti!# untukmen%a"ai derajat kesehatan masyarakat yang setinggi&tingginya di
wilayah kerjanya'("aya kesehatan esensial yang harus diselenggarakaan di Puskesmas meliputi
pelayanan "romosi kesehatan# "elayanan kesehatan lingkungan# "elayanan kesehatan ibu#anak# dan
keluarga beren%ana# "elayanan gi)i# "elayanan "en%egahan dan "engendalian"enyakit tidak menular'
*elain dari "ada itu# "uskesmas juga melaksanakan u"ayakesehatan masyarakat "engembangan yaitu
u"aya kesehatan masyarakat yangkegiatannya memerlukan u"aya yang si!atnya ino$ati! dan atau bersi!
at ekstensi!ikasi danintensi!ikasi "elayanan# disesuaikan dengan "rioritas masalah kesehatan'
B.LATAR BELAKANG
C. TUJUAN
a.UMUM
Mendukung "en%a"aian *tandar Pelayanan Minimum .*PM/ Kabu"aten melalui"eningkatan akses dan
skrining kesehatan'
Mendukung "elaksanaa 3KN dengan meningkatkan kesadaran masyarakat untukmenjadi "eserta 3KN'
Mendukung ter%a"ainya tujuan Program -ndonesia *ehat dalam enstra KementrianKesehatan Tahun
2015&201,'
b.KHUSUS
a'Kegiatan PokokMelakukan "endataan -ndikator Keluarga *ehat dan lintas "rogram di semua KKdi
ilayah kerja Puskesmas *etu -'b'in%ian KegiatanMelakukan *osialisasi Ke"ada Ke"ala Puskesmas dan
*ta! Puskesmas *etu -'
F.JADWAL KEGIATAN
evaluasi kegiatan -ndikator Keluarga sehat akan dilaksanakan setia" satu bulan sekali#sebagai upaya
tindak lanjut temuan masalah dalam kegiatan -ndikator Keluarga sehat'
Mengetahui,
Kepala PUSKESMAS INDARI
AMINA ALBAAR.SKM
NIP.197211111991032002
KERANGKA ACUAN (TERM OF REFERENCE)
MANAJEMEN PUSKESMAS
BULAN AGUSTUS TAHUN 2022
I. LATAR BELAKANG
a.Dasar Hukum
b. Gambaran Umum
Puskesmas sebagai fasilitas pelayanan Kesehatan terdepan yang
bertangungjawab diwilayah kerja,PUSKESMAS INDARI mempunyai wilayah kerja 7
Desa sebagian besar masyarakat belum mengetahui betapa pentingnya kesehatan,
masih terdapat berbagai masalah yang dihadapi oleh puskesmas dalam
meningkatkan status kesehatan masyarakat diwilayah kerja, antara lain adalah
Keterbatasan biaya operasional untuk pelayanan kesehatan.
Penyaluran Dana BOK merupakan salah satu bentuk tanggungjawab
pemerintah dalam pembangunan kesehatan bagi masyarakat khusunya dalam
meningkatkan upaya kesehatan promotif dan preventif guna tercapai target Standar
Pelayanan Minimal (SPM ) bidang kesehatan yang dilimpahkan pemerintah pusat
kepada pemerintah daerah.
Yang menjadi kendala dalam pelayanan kesehatan diwilayah kerja
PUSKESMAS INDARI adalah partisipasi masyarakat yang masih kurang,sehingga
perlu diberikan pendidikan kesehatan dan dengan adanya dana ini sangat
membantu puskesmas dalam melakukkan kegiatan program kesehatan di
masyarakat baik program KIA/KB,promkes,kesling,gizi, imunisasi dan program
kesehatan pengembangan lainnya yang dapat mengacu pada indikator MDGs
bidang kesehatan .
Kerangka acuan ini disusun sebagai acuan dalam melakukan kegiatan
manajemen puskesmas.
Pengelola Progaram.
b.Penanggung Jawab Kegiatan
Mengetahui,
Kepala PUSKESMAS INDARI
AMINA ALBAAR.SKM
NIP.197211111991032002
KERANGKA ACUAN KEGIATAN ( TOR )
KESEHATAN JIWA
A. PENDAHULUAN
Sehat adalah keadaan sejahtera, fisik mental dan sosial dan tidak sekedar terbebas
dari
keadaan cacat dan kematian. Definisi sehat ini berlaku bagi perorangan maupun
penduduk
(masyarakat). Derajat kesehatan masyarakat dipengaruhi oleh empat faktor yang saling
adalah suatu kondisi mental sejahtera yang memungkinkan hidup harmonis dan
produktif sebagai
bagian yang utuh dari kualitas hidup seseorang, dengan memperhatikan semua segi
kehidupan
hidup yang wajar, mampu bekerja produktif dan memenuhi kehidupan hidupnya, dapat
berperan
serta dalam lingkungan hidup, menerima dengan baik apa yang ada pada dirinya
merasa nyaman
bersama orang lain. Jadi kesehatan jiwa (mental) merupakan bagian yang tidak dapat
dipisahkan
B. Latar Belakang
Perubahan pesat dari masyarakat agraris ke industri beserta dampaknya, keadaan ini
sangat
pengetahuan dan stigma masyarakat terhadap penderita jiwa dianggap hina dan
memalukan,
pemahaman yang masih kurang tentang kesehatan jiwa di berbagai kalangan, didukung
mayoritas oleh faktor kemiskinan keluarga. Dengan masalah tersebut diatas kami
terketuk untuk
Mande sudah mulai dilaksanakan dari tahun 2011 sampai dengan sekarang sampai
bulan AGUSTUS
2015 pasien yg sudah ditangani sejumlah 188 pasien dengan rincian 152 pasien
gangguan jiwa
ringan, 36 gangguan jiwa berat yang sebagian sudah berobat rutin di Puskesmas dan
sebagian
C. TUJUAN
Umum :
jiwa
Khusus :
masyarakat di suatu wilayah kerja yang meliputi target, kebutuhan sasaran dan
pengelolaannya.
D. CARA PELAKSANAAN :
2.Kerjasama lintas sektor dan bidan desa dalam penyuluhan kesehatan di desa binaan
3.Melaksanakan deteksi dini pemeriksaan dalam gedung polikklinik rawat jalan dengan
E. SASARAN :
2. Masyarakat
F. KEGIATAN
G. BIAYA
AMINA ALBAAR.SKM
NIP.197211111991032002
PEMERINTAH
KABUPATEN
HALMAHERA
SELATAN
KECAMATAN
BACAN BARAT
UPTD PUSKESMAS
INDARI
TOR
UPTD PUSKESMAS INDARI
BULAN JULI- AGUSTUS TAHUN 2022