Anda di halaman 1dari 121

LAPORAN KELUARGA BINAAN

DESA KEMENUH, KECAMATAN SUKAWATI, KABUPATEN GIANYAR

OLEH:
NYOMAN KUSUMA WARDHANI
NIM. P07131013036

KEMENTERIAN KESEHATAN RI
POLITEKNIK KESEHATAN DENPASAR
JURUSAN GIZI
DENPASAR
2016
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Tujuan pembangunan kesehatan menuju Indonesia Sehat 2025 adalah meningkatnya
kesadaran, dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud derajat kesehatan
masyarakat yang setinggi-tingginya. Dengan terciptanya masyarakat. Bangsa, dan Negara
Indonesia yang ditanai dengan penduduk yang hidup dengan perilaku dan lingkungan sehat.
Gizi merupakan salah satu komponen yang sangat penting dalam pembangunan, yang
dapat memberikan kontribusi dalam mewujudkan sumber daya manusia yang berkualitas
sehingga mampu berperan secara optimal dalam pembangunan menuju Indonesia sehat. Pada
saat ini di Indonesia masih terdapat 4 masalah gizi utama yaitu KEP (Kurang Energi dan
Protein), Kurang Vitamin A (KVA), Gangguan Akibat Kurang Iodium (GAKI) dan Anemia
Gizi Besi (AGB). Anemia gizi merupakan masalah kesehatan masyarakat yang paling umum
dijumpai terutama di negara–negara berkembang, terutama di Indonesia.
Berdasarkan Undang-Undang No.36 Tahun 2009 Tentang Kesehatan, khususnya dalam
BAB VIII diamanatkan bahwa upaya perbaikan gizi bertujuan untuk meningkatkan mutu gizi
perseorangan dan masyarakat, antara lain melalui perbaikan pola konsumsi makanan,
perbaikan perilaku sadar gizi, dan peningkatan akses dan mutu pelayanan gizi dan kesehatan
sesuai dengan kemajuan ilmu dan teknologi. Upaya pembinaan gizi dilaksanakan secara
bertahap dan berkesinambungan sesuai dengan perkembangan masalah gizi, pentahapan, dan
prioritas pembangunan nasional.
Dalam upaya mencapai tujuan tersebut telah disusun kegiatan pembinaan gizi masyarakat
tahun 2010-2014 sebagai penjabaran operasional Rencana Strategis Kementerian Kesehatan
2010-2014. Rencana aksi pembinaan gizi masyarakat 2010-2014 berisikan tujuan, sasaran
operasional, kebijakan teknis dan strategi operasional serta kegiatan pokok dan pentahapan
indikator setiap tahun.
Pembangunan kesehatan diprioritaskan pada pemberdayaan dan kemandirian masyarakat,
khususnya upaya promotif dan preventif, yang ditunjang oleh pengembangan dan
pemberdayaan SDM Kesehatan. Dalam penyelenggaraan pembangunan kesehatan tersebut
diberikan perhatian khusus kepada pelayanan kesehatan bagi penduduk miskin, daerah
teryinggal, daerah bencana, daerah perbatasan, daerah terpencil serta dengan memperhatikan
kesetaraan gender. Salah satu upaya promotif dan preventif dalam pembangunan kesehatan
khususnya dalam upaya perbaikan gizi keluarga adalah melakukan gerakan keluarga sadar
gizi (Kadarzi) melalui Keluarga Binaan.

B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Pada akhir praktek kerja lapangan (PKL) mahasiswa mampu mengkaji permasalahan gizi
yang ada dalam keluarga dengan faktor-faktor penyebabnya serta melakukan intervensi,
evaluasi dan menyusun laporan kegiatan.
2. Tujuan Khusus
a. Mahasiswa dapat menentukan masalah gizi pada keluarga binaan.
b. Mahasiswa dapat menentukan faktor-faktor yang mempengaruhi keadaan gizi
keluarga binaan.
c. Mahasiswa dapat menetapkan alternatif penanggulangan masalah gizi keluarga
binaan.
d. Mahasiswa dapat memilih rencana intervensi penanggulangan masalah gizi keluarga
binaan.
e. Mahasiswa dapat melaksanakan intervensi penanggulangan masalah gizi keluarga
binaan.
f. Mahasiswa dapat mengevaluasi hasil pelaksanaan intervensi penanggulangan
masalah gizi keluarga binaan (individu dan kelompok).
g. Mahasiswa dapat menyusun laporan keluarga binaan.

3. Sasaran
Sasaran keluarga binaan adalah keluarga yang mempunyai masalah gizi dengan prioritas
sesuai Perpres No: 42 Tahun 2013 tentang Gerakan Nasional Perbaikan Gizi, tanggal 24 Mei
2013, yaitu keluarga mempunyai ibu hamil, bayi, ibu menyusui, dan anak baduta (bawah dua
tahun).
BAB II
PELAKSANAAN

A. Identitas Sasaran
1. Identitas Ibu Hamil
Nama : Ni Wayan Darmini
Tempat Tanggal Lahir : Pisang, 31 Desember 1980
Umur : 35 Tahun
Alamat : Banjar Tengkulak Tengah, Desa Kemenuh
Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga
Agama : Hindu

2. Identitas Suami
Nama : I Made Suparta Putra
Tempat Tanggal Lahir : Tengkulak Tengah, 30 Januari 1979
Umur : 37 Tahun
Alamat : Banjar Tengkulak Tengah, Desa Kemenuh
Pekerjaan : Buruh
Agama : Hindu

B. Mekanisme Penelusuran Sasaran


Penelusuran sasaran pada awalnya dimulai dengan melihat adanya masalah yang terjadi
pada kelompok rawan gizi di Desa Kemenuh, Kecamatan Sukawati, Kabupaten Gianyar.
Masalah ini dapat dilihat kembali berdasarkan hasil pengumpulan data dasar yang telah
dilakukan sebelumnya. Beberapa langkah yang dilakukan dalam penelusuran penentuan tiap
sasaran adalah:
1. Menentukan masalah gizi yang ada pada kelompok rawan gizi berdasarkan hasil
pengumpulan data dasar (PPG) sebelumnya.
2. Mencocokan masalah gizi yang ditemukan dari hasil pengumpulan data dasar (PPG)
sebelumnya dengan data yang terdapat pada catatan tenaga kesehatan terbaru yang
berada di Desa Kemenuh, Kecamatan Sukawati, Kabupaten Gianyar (TPG
Puskesmas Sukawati I).
3. Melakukan perkenalan dan pendekatan kepada sasaran yang telah ditentukan
sebelumnya. Sekaligus juga menyampaikan maksud dan tujuan melakukan kegiatan
keluarga binaan tersebut.
4. Mulai mengumpulkan data-data awal yakni baik secara antropometri, biokimia,
maupun fisik klinis, dengan melakukan pengukuran tinggi badan, penimbangan berat
badan, Lila dan pengecekan kadar Hb saat kunjungan pertama menanyakan beberapa
keluhan yang dialami selama ini, riwayat penyakit yang dimiliki, serta melakukan
recall 24 jam terkait asupan yang dapat dipenuhi oleh Ibu Hamil.
.
C. Faktor-faktor Penyebab Masalah
Beberapa faktor yang dapat menjadi penyebab masalah-masalah gizi yang terjadi
khususnya pada kelompok rawan gizi diantaranya adalah dari asupan makanan dan penyakit
infeksi yang terjadi. Khususnya pada keluarga binaan sasaran Ibu Hamil ini, salah satu faktor
penyebab masalah adalah asupan makan yang kurang. Hal ini disebabkan karena pengetahuan
gizi ibu yang masih kurang, terbukti dari hasil recall yang dilakukan terkait bahan makanan
sumber protein dan karbohidrat belum sepenuhnya terpenuhi. Tampak pula dari hasil data
pengecekan kadar Hb yang menunjukkan kadar Hb pada ibu hamil <11 gr/dl sehingga Ibu
Hamil tersebut memiliki masalah gizi yaitu Anemia.

D. Prioritas Masalah
Masalah utama yang saat ini masih sering dialami oleh sebagian besar ibu Hamil di Desa
Kemenuh, Kecamatan Sukawati, Kabupaten Gianyar adalah anemia pada ibu hamil. Anemia
merupakan salah satu dari empat masalah gizi utama yang masih sering terjadi di Indonesia.
BAB III
PENUTUP

A. Simpulan
Berdasarkan hasil pelaksanaan program keluarga binaan yang telah berlangsung
selama kurang lebih 1 bulan, maka dapat disimpulkan bahwa telah terjadi peningkatan
pengetahuan ibu mengenai PHBS, Gayo, KADARZI, Anemia, Gizi Seimbang pada ibu
hamil, Asi Eksklusif dan KEK pada Busui. Dari hasil pre test dan post test tampak
perubahan nilai rata-rata dari 52,85 menjadi 92,83. Beranjak dari ibu yang memiliki
masalah gizi Anemia maka pengetahuan- pengetahuan ini menjadi sangat penting apabila
dapat diterapkan. Beberapa penerapan sekaligus perubahan yang telah terjadi yakni yang
pertama dari awalnya ibu tidak menggunakan garam beryodium setelah dilakukan
penyuluhan ibu beralih menggunakan garam beryodium, ibu belum menerapkan PHBS
khususnya pada saat makan setelah diadakannya penyuluhan dan penyampaian materi
serta praktek secara langsung ibu yang menderita anemia mengubah perilaku sesuai
dengan praktek PHBS, dilanjutkan dengan pengetahuan mengenai anemia sebelumnya
ibu belum pernah mengetahui apa itu anemia dan apa saja yang tidak boleh dikonsumsi
bagi penderita anemia, setelah diadakannya penyuluhan ibu sudah mulai mengubah pola
makan menjadi makan makanan yang mengandung sumber zat besi dan vitamin C, serta
menghilangkan kebiasaan mengonsumsi teh setelah makan dan mengonsumsi kopi.

B. Saran
Pengetahuan yang meningkat khususnya dalam perubahan perilaku membutuhkan
proses atau jangka waktu yang tidak sedikit, oleh karena itu masih dibutuhkan adanya
monitoring terhadap hasil penyuluhan yang telah diberikan sebelumnya untuk melihat
adanya perubahan perilaku, misalnya untuk tetap melakukan pemantuan garam
beryodium, makan makanan yang beragam dan bergizi, pemantuan berat badan, menjaga
perilaku bersih dan sehat serta menerapkan prinsip keluarga sadar gizi.
LAMPIRAN
SATUAN ACARA PENYULUHAN
KELUARGA BINAAN

OLEH:
NYOMAN KUSUMA WARDHANI
NIM. P07131013036

KEMENTERIAN KESEHATAN RI
POLITEKNIK KESEHATAN DENPASAR
JURUSAN GIZI
DENPASAR
2016
SATUAN ACARA PENYULUHAN

A. Judul :
Keluarga Binaan

B. Latar Belakang
Undang-undang nomor 36 tahun 2009 tentang Kesehatan, khususnya dalam Bab VIII
diamanatkan bahwa upaya perbaikan gizi bertujuan untuk meningkatkan mutu gizi
perseorangan dan masyarakat, antara lain melalui perbaikan pola konsumsi makanan,
perbaikan perilaku sadar gizi, dan peningkatan akses dan mutu pelayanan gizi dan kesehatan
sesuai dengan kemajuan ilmu teknologi. Upaya pembinaan gizi dilaksanakan secara bertahap
dan berkesinambungan sesuai dengan perkembangan masalah gizi, pentahapan dan prioritas
pembangunan nasional.
Salah satu prioritas pembangunan nasional sebagaimana tertuang pada dokumen
rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional dan Rencana Strategis Kementrian
Kesehatan 2010-2014 adalah perbaikan status gizi masyarakat. Sasaran jangka menengah
perbaikan gizi yang telah ditetapkan adalah menurunnya prevalensi gizi kurang menjadi
setinggi-tingginya 15,0% dan prevalensi pendek (stunting) menjadi setinggi-tingginya 32%
pada tahun 2014.
Dalam upaya mencapai tujuan tersebut telah disusun Kegiatan Pembinaan Gizi
masyarakat 2010-2014, sebagai penjabaran operasional rencana Strategis kementrian
Kesehatan 2010-2014. Rencana aksi Pembinaan Gizi Masyarakat 2010-2014 berisikan
tujuan, sasaran operasional, kebijakan teknis dan strategi operasional serta kegiatan pokok
dan pentahapan indikator setiap tahun.
Masalah gizi yang masih menjadi masalah hingga saat ini tidak hanya dalam cakupan
luas, Indonesia, namun juga di Provinsi Bali khususnya di Desa Kemenuh, Kecamatan
Sukawati, Kabupaten Gianyar. Masalah gizi yang ditemui di Desa Kemenuh terutama
berdasarkan pada golongan atau kelompok rawan gizi berdasarkan hasil pengumpulan data
awal yakni terjadinya anemia pada ibu hamil sebesar 13%. Kemudian masalah yang masih
rawan dalam konsumsi zat gizi sehingga jika dibiarkan dapat menyebabkan kekurangan
energi kronis (KEK) pada ibu hamil. Masa kehamilan sering disebut periode kritis terhadap
pertumbuhan dan perkembangan anak. Gangguan gizi pada masa ini akan menentukan
pertumbuhan dan perkembangan janin yang akan berdampak pada periode berikutnya. Oleh
karena itu, 1000 HPK sejak bayi berada dalam kandungan hingga lahir dan berusia 2 tahun
merupakan periode emas yang sangat penting menjadi perhatian seluruh kalangan
masyarakat, khususnya wanita usia subur, ibu hmail, ibu menyusui. Mengingat berhasilnya
pembangunan negara ini bergantung pada sehat dan cerdasnya generasi penerus bangsa.
Faktor-faktor yang dapat mempengaruhi keadaan tersebut antara lain adalah tingkat
kemampuan keluarga dalam menyediakan pangan sesuaia dengan kebutuhan anggota
keluarga, pengetahuan dan perilaku keluarga dalam memilih, mengolah, dan membagi
makanan di tingkat keluarga, ketersediaan air bersih dan fasilitas sanitasi dasar serta
ketersediaan dan aksessibilitas terhadap pelayanan keseharan dan gizi masyarakat yang
berkualitas. Pada tingkat individu, keadaan gizi dipengaruhi oleh asupan gizi dan penyakit
infeksi yang saling terkait. Apabila tidak mendapatkan asupan gizi yang cukup akan
mengalami kekurangan gizi dan mudah sakit. Demikian juga bila seseorang sering sakit akan
menyebabkan gangguan nafsu makan dan selanjutnya akan mengakibatkan gizi kurang. Oleh
sebab itu, penting dilakukan pendampingan pada keluarga yang dianggap memiliki masalah-
masalah terkait gizi. Hal-hal yang menjadi pertimbangan sasaran keluarga binaan adalah
keluarga yang memiliki masalah gizi terutama pengetahuan kurang, pola makan yang salah,
anemia dan KEK.
Keluarga Binaan dalam mengatasi permasalahan gizi buruk merupakan salah satu
program yang bertujuan untuk meningkatkan dan memelihara kesehatan masyarakat
(khususnya sasaran rawan gizi) dengan menekankan pada peningkatan peran serta
masyarakat dalam melakukan upaya-upaya pencegahan, peningkatan dan mempertahankan
kesehatan.

C. Tujuan Penyuluhan
1. Tujuan Umum
Keluarga yang mendapat binaan mampu meneruskan dan menyebarkan pengetahuan
khususnya dalam bidang kesehatan serta memiliki keterampilan yang di peroleh sehingga
dapat diberikan kepada anggota masyarakat lainnya yang ditunjukkan dengan meningkatnya
pengetahuan keluarga mengenai gizi.

2. Tujuan Khusus
a. Meningkatkan pengetahuan Ibu terhadap perilaku hidup bersih dan sehat serta
KADARZI
b. Meningkatkan pengetahuan mengenai Anemia serta bahanya bagi kesehatan Ibu
hamil
c. Meningkatkan pola konsumsi Ibu hamil sesuai dengan pedoman gizi seimbang
d. Meningkatkan kesadaran ibu terhadap pentingnya mengonsumsi buah dan sayur
e. Meningkatkan kesadaran Ibu Hamil terhadap keaktifan dalam pemeriksaan
kehamilan dan menimbang berat badan secara rutin
f. Meningkatkan pengetahuan Ibu terhadap pentingnya Asi Eksklusif dan
manfaatnya bagi Ibu dan Bayi
g. Meningkatkan pengetahuan terhadap Ibu Hamil mengenai bahaya Kekurangan
Energi Kronik (KEK)
h. Memantau Pola Konsumsi Ibu Hamil
i. Mengetahui tingkat kepatuhan mengonsumsi tablet Fe selama masa kehamilan
pada ibu hamil

D. Waktu dan Tempat


Penyuluhan ang dilaksanakan mengenai 7 materi pada sasaran ibu hamil yang memiliki
masalah gizi anemia diantaranya adalah: PHBS, Gayo, KADARZI, Anemia, Gizi Seimbang
pada ibu hamil, Asi Eksklusif dan KEK pada Busui.
Waktu : disesuaikan dengan kegiatan keluarga binaan.
Tempat : rumah keluarga binaan.

E. Sasaran
Sasaran dari pelaksanaan keluarga binaan ini adalah keluarga yang rawan gizi dan di
prioritaskan bagi keluarga yang memiliki masalah gizi. Kelompok rawan gizi yang menjadi
sasaran dari program keluarga binaan di Desa Kemenuh, Kecamatan Sukawati, Kabupaten
Gianyar adalah ibu hamil yang memiliki masalah anemia.

F. Metode Yang Digunakan


Penyuluhan ini disampaikan dengan 3 jenis metode yakni ceramah, dan diskusi (tanya
jawab). Metode ceramah digunakan untuk menyajikan fakta, menyampaikan pendapat
mengenai suatu masalah, membangkitkan semangat atau merangsang pemikiran sasaran, dan
membuka suatu permasalahan untuk didiskusikan. Diskusi atau tanya jawab dilakukan
setelah ceramah agar sasaran dapat menyampaikan hal-hal yang belum dimengerti kepada
penyuluh.
G. Media atau Alat Bantu
Adapun media dan alat bantu yang digunakan dalam penyampaian materi penyuluhan
ini antara lain:
1. Alat tulis
2. Leaflet
3. Pre test dan post test
4. Microtoise
5. Timbangan injak digital
6. Form recall
7. Iodium test
8. Alat check kadar Hb (EasyTouch)
9. Pita Lila

H. Rincian Kegiatan
Adapaun rincian kegiatan yang dapat dilakukan dalam rangka pelaksanaan sekaligus
pembinaan terhadap keluarga yang dimaksud antara lain:
1. Menentukan dan menyeleksi sasaran atau calon keluarga binaan berdasarkan hasil
observasi, data dasar, dan atau dari catatan buku register yang tersedia puskesmas.
2. Melakukan perkenalan dan pendekatan dengan keluarga binaan.
3. Mengumpulkan data dengan cara mengamati kebiasaan keluarga tersebut, menilai
status gizi dan mengidentifikasi masalah, faktor penyebab masalah, serta potensi
yang dimiliki keluarga tersebut, hal ini dapat dilakukan pula melalui soal pre test.
4. Memberikan pelatihan dan penyuluhan kepada keluarga tersebut.
5. Melakukan evaluasi melalui post test.
6. Menutup pelaksanaan keluarga binaan.

I. Ringkasan Materi Penyuluhan


Penyuluhan yang dilakukan akan membahas tentang:
 PHBS
 Gayo
 KADARZI
 Anemia
 Gizi Seimbang pada ibu hamil
 Asi Eksklusif
 KEK pada Busui

J. Langkah-langkah Pelaksanaan Penyuluhan (Bentuk Matriks) pada Sasaran Ibu


Hamil
No Kegiatan KK Binaan Tanggal Media/alat
dan Waktu
1 Kegiatan Advokasi Bersedia menjadi Kamis, 4 Alat tulis,
Awal sampel Februari Iodium Test,
2 Melakukan Recall 1x24 jam
2016 (30 Form Recall
recall pertama dan mengecek
menit)
garam, mendata
data umum
keluarga (melihat
Kartu Keluarga)
3 Pengkajian Pengukuran Jumat, 5 Timbangan
awal antropometri Februari injak digital,
(pengukuran 2016 (60 pita Lila,
Lila, BB, TB) menit) microtoise,
dan melihat KIA dan alat tulis
4 Pengecekan Alat cek
Kadar Hb kadar Hb
(EasyTouch)
5 Kegiatan Memberikan Menjawab Jumat, 5 Soal pretest
Inti pretest pertanyaan yang Februari dan alat tulis
diberikan 2016
(10menit)
6 Memberikan Berdiskusi dan Jumat, 5 Leaflet
materi tanya jawab Februari
mengenai 2016 (20
garam menit)
beryodium
7 Memberikan Berdiskusi dan Jumat, 5 Leaflet dan
materi tanya jawab Februari praktek cara
mengenai 2016 (20 mencuci
PHBS menit) tangan
8 Memberikan Menjawab Jumat, 5 Soal postest
posttest pertanyaan yang Februari dan alat tulis
diberikan 2016
(10menit)
9 Memberikan Berdiskusi Minggu, 7 Alat tulis
informasi Februari (30
mengenai menit)
pentingnya
mengonsumsi
buah dan sayur
10 Melakukan Memberikan Minggu, 14 Form Recall,
recall kedua penjelasan Februari (30 Alat tulis
menit)
11 Memberikan Menjawab Minggu, 14 Soal pretest
pretest pertanyaan yang Februari dan alat tulis
diberikan 2016
(10menit)
12 Memberikan Berdiskusi, tanya Minggu, 14 Alat tulis,
materi Gizi jawab Februari leaflet
seimbang pada 2016 (20
ibu hamil menit)
13 Memberikan Menjawab Minggu, 14 Soal posttest
posttest pertanyaan yang Februari dan alat tulis
diberikan 2016
(10menit)
14 Memberikan Menjawab Senin, 15 Soal pretest
pretest pertanyaan yang Februari dan alat tulis
diberikan 2016
(10menit)
15 Memberikan Berdiskusi dan Senin, 15 Alat tulis,
materi tanya jawab Februari leaflet
mengenai 2016
anemia (20menit)
16 Memberikan Berdiskusi dan Senin, 15 Alat tulis,
materi Kadarzi tanya jawab Februari leaflet
2016
(20menit)
17 Memberikan Menjawab Senin, 15 Soal posttest
posttest pertanyaan yang Februari dan alat tulis
diberikan 2016
(10menit)
18 Mempraktekkan Masak bersama Rabu, 17 Alat masak,
Resep Pudding Februari dan bahan-
Bayam 2016 bahan
(60menit) memasak.
19 Mengunjungi Ibu Wayan Kamis, 18
Ibu Wayan Darmini telah Februari
Darmini di RS. melahirkan anak 2016 (60
Ganesha perempuan pada menit)
pukul 13:50
20 Melakukan Pengukuran Minggu, 21 Alat Tulis
pendataan antropometri Februari
secara (pengukuran 2016 (30
antropometri Lila, BB, TB, menit)
kepada ibu dan BBL dan TBL)
anak ibu wayan
darmini yang
baru lahir
(identitas anak,
BBL, TBL,
Jenis Kelamin)
Dan
penimbangan
secara
antropometri
(BB, TB, HB,
Lila)
Menanyakan
apakah
memberikan
IMD atau tidak
21 Memberikan Menjawab Senin, 22 Soal pretest
pretest pertanyaan yang Februari dan alat tulis
diberikan 2016
(10menit)
22 Memberikan Berdiskusi dan Senin, 22 Leaflet
materi tanya jawab Februari
mengenai Asi 2016
Eksklusif (30menit)
23 Memberikan Berdiskusi dan Senin, 22 Leaflet
materi tanya jawab Februari
mengenai KEK 2016
pada Busui (30menit)
24 Memberikan Menjawab Senin, 22 Soal postest
posttest pertanyaan yang Februari dan alat tulis
diberikan 2016
(30menit)
25 Memberikan Memberikan Senin, 22 Print resep
contoh-contoh resep Februari
makanan yang 2016
sehat bagi ibu (30menit)
menyusui
26 Penutup Pengkajian Pengumpulan Selasa, 23 Alat tulis,
akhir data antropometri Februari timbangan
(BB,TB,Lila,Hb), 2016 injak digital,
dan recall 1x24 pita lila, alat
jam pengecekan
kadar darah
(EasyTouch),
form recall.

K. Rencana Evaluasi
1. Tujuan Evaluasi
Mengetahui apakah pesan kesehatan yang ingin disampaikan telah dapat diterima
dengan baik oleh sasaran
2. Cara Evaluasi
Evaluasi dilakukan dengan cara melakukan pre test dan post test. Penyuluhan dikatakan
berhasil jika selisih nilai pre test dan pos test sasaran mengalami kenaikan lebih dari atau
sama dengan 50. Penyuluhan dikatakan kurang berhasil jika selisih nilai pretest dan postest
sasaran mengalami kenaikan antara 30 sampai kurang dari 50. Penyuluhan dikatakan tidak
berasil jika selisih nilai pretest dan post test tidak mengalami kenaikan atau justru cendrung
turun. Selain dengan cara diatas, indikator keberhasilan penyuluhan dapat dilihat dengan
keaktifan dari sasaran penyuluhan berlangsung. Apakan sasaran antusias atau tidak dalam
mengikuti demonstrasi.
3. Alat Evaluasi
a. Soal pre test dan post test
4. Pelaksanaan Evaluasi
Sebelum memulai menyampaikan materi, sasaran akan diberikan soal sebanyak 5 butir
harus mengisinya secara bertahap tergantung dari waktu pemberian materi. Setelah selesai,
sasaran kembali diminta untuk menjawab soal yang sama dengan sebelumnya. Penyuluh
kemudian memeriksa dan menghitung selisih skor yang didapat dari masing-masing
sasaran.
5. Rencana Umpan Balik
Apabila penyuluhan belum berhasil ditangani maka penyuluh akan datang kembali dan
memberikan tindak lanjut berupa penyuluhan kembali di bagian yang belum dipahami oleh
sasaran.

MATERI PENTINGNYA BUAH DAN SAYUR

A. Pengertian Buah dan Sayur


Pangan beragam dan bergizi seimbang adalah pangan yang mengandung zat tenaga,
pembangun dan pengatur. Pangan sumber tenaga yaitu pangan yang banyak mengandung
karbohidrat, protein dan lemak. Pangan sumber zat pembangun terdapat pada kelompok
pangan hewani dan kacang-kacangan sedangkan pangan sumber zat pengatur adalah semua
jenis sayur-sayuran dan buah-buahan. Buah-buahan dan sayuran adalah sumber alami yang
bagus untuk memperoleh vitamin dan mineral yang penting untuk
memelihara kesehatan tubuh.  Berbagai penelitian juga menunjukkan bahwa buah-buahan
dan sayuran melindungi tubuh dari beragam jenis penyakit. Hasil Riset Kesehatan Dasar
tahun 2013 menunjukkan hanya satu dari setiap sepuluh penduduk Indonesia (10,7%) yang
mengonsumsi buah dan sayur dalam jumlah cukup. Buah dan sayur merupakan bagian
penting dari makanan dan minuman yang dianjurkan dikonsumsi setiap hari untuk hidup
sehat dan berprestasi, seperti yang dianjurkan dalam pedoman gizi seimbang Kementrian
Kesehatan Indonesia.

Untuk dapat memenuhi kebutuhan tubuh sesuai dengan usia, jenis kelamin dan
aktivitas anak, maka pangan harus diberikan dalam jumlah yang cukup, dan berimbang antar
kelompok pangan. Banyak orang lebih sering mengkonsumsi makanan cepat saji dan instan,
dari pada memilih untuk mengkonsumsi buah dan sayur. Makanan seperti itu justru
memperburuk tubuh dengan jangka waktu yang lama penyakit akan tertimbun di dalam
tubuh.

B. Kebutuhan yang Dianjurkan Untuk Mengonsumsi Sayur dan Buah Bagi Anak

Pada dasarnya, anak-anak memang lebih sering makan dibandingkan orang dewasa.
Karena ukuran lambung anak memang jauh lebih kecil dibandingkan orang dewasa. Karena
itu, anak-anak lebih cepat lapar dan lebih cepat kenyang dibandingkan orang dewasa.

Balita biasanya makan 5 kali sehari, yaitu pada 3 kali waktu makan (sarapan, makan
siang, dan makan malam) serta 2 kali waktu mengemil, yaitu 1 kali di antara sarapan dan
makan siang, serta 1 kali di antara waktu makan siang dan makan malam. Sedangkan anak
yang sudah memasuki usia sekolah biasanya makan 4 kali sehari, yaitu pada 3 kali waktu
makan dan 1 kali waktu mengemil.

Karena porsi makan anak-anak yang jauh lebih kecil, maka konsumsi sayuran dan buah
pada anak-anak sebaiknya disebar sesuai waktu makan tersebut di atas. Sajian yang dinikmati
anak-anak pada waktu makan ataupun waktu ngemil sebaiknya termasuk sajian buah dan/atau
sayuran segar. Dengan cara ini, maka kebutuhan nutrisi harian anak-anak yang didapat dari
buah dan sayuran lebih mudah tercapai. Kebutuhan akan sayur dan buah per hari untuk anak-
anak sesuai kelompok umur yaitu sebagai berikut :
a. Anak usia 2-3 tahun membutuhkan 150 gram buah per hari dan 185 gram sayuran per
hari.
b. Anak usia 4-8 tahun membutuhkan 225 gram buah per hari dan 330 gram sayuran per
hari.
c. Anak usia 9-18 tahun membutuhkan 300 gram buah per hari dan 375 gram sayuran
per hari.

C. Manfaat Mengkonsumsi Buah dan Sayur


Berikut manfaat sayur dan buah jika di konsumsi setiap harinya:
1. Terhindar dari berbagai macam penyakit, seperti penyakit kardiovascular, kanker,
diabetes dan gangguan pencernaan. Resiko terkena penyakit kardiovascular dapat
berkurang bila mengkonsumsi lebih dari 3 porsi buah dan sayur. Badan Penelitian
Penyakit Kanker Dunia juga memperkirakan resiko terkena semua jenis kanker dapat
berkurang sampai dengan 20% dengan makan sampai 5 porsi atau lebih buah dan
sayur.
2. Kelebihan berat badan dapat diatasi. Hal ini dikarenakan buah dan sayur mempunyai
kandungan kalori yang cukup rendah. Buah dan sayur adalah makanan bebas lemak,
kalaupun mengandung lemak adalah lemak yang baik untuk kesehatan. Dengan
mengkonsumsi lebih banyak sayur dan buah setiap hari terjadi penurunan asupan
kalori yang membuat tubuh membakar lemak dalam tubuh ketika kalori yang di
keluarkan lebih banyak dari kalori makanan yang masuk.
3. Berat badan terkontrol. Kandungan serat yang tinggi dari 5 porsi buah dan sayuran
menyebabkan tubuh merasa kenyang sehingga tidak perlu makan snack berkalori
tinggi dan berat badan pun akan terkontrol.
4. Buang air besar lancar setiap hari. Tingginya serat sayur dalam 5 porsi buah dan sayur
menyebabkan proses metabolisme bekerja dengan lancar. Proses buang air besar pun
mudah. Kotoran yang keluar tidak keras dan tubuh pun sehat. Kita terhindar dari
penyakit wasir; atau bagi yang telah mempunyai masalah dengan wasir, dapat
terhindar dari kondisi yang lebih parah (membesar atau berdarah).
5. Tubuh menjadi lebih segar dan enerjik. Banyaknya kandungan vitamin dan mineral
dalam buah dan sayur membuat tubuh menjadi segar dan enerjik sehingga tubuh pun
terhindar dari infeksi virus seperti influenza atau serangan bakteri lainnya.
6. Buah adalah sumber utama antioksidan, zat yang menetralisir radikal bebas yang
berperan terhadap penuaan dini dan penyebab berbagai penyakit. Produksi radikal
bebas di dalam tubuh terutama dipicu oleh polusi, sinar matahari berlebihan, merokok
dan alkohol.
Berikut, merupakan manfaat dari berbagai zat gizi yang terkandung dari buah dan sayur,
yaitu sebagai berikut :
1. Asam Folat
Asam folat juga merupakan nutrisi paling penting untuk anak sejak masih dalam
kandungan. Folat penting bagi anak khususnya pada masa pertumbuhan dan membantu
pembelahan sel. Selain itu, asam folat juga membantu tubuh untuk  memproduksi sel darah
merah, dan juga membantu mencegah anemia. Makanan sumber asam folat, diantaranya :
bayam, jeruk, jambu biji, semangka, kacang polong, telur, gandum, hati, tomat, kentang, dan
lain-lain.

2. Vitamin A dan C
Vitamin A berguna untuk kesehatan mata, dan vitamin C berguna untuk kulit dan
menjaga sistem kekebalan tubuh anak.Makanan yang merupakan sumber vitamin A dan C
antara lain adalah, jeruk, wortel, susu, telur, ikan, dan lain-lain. Kekurangan vitamin A pada
anak dapat menyebabkan masalah mata, seperti rabun senja hingga kebutaan, sedangkan
kekurangan vitamin C bisa menyebabkan mudah terinfeksi, demam, sariawan, gusi berdarah,
dan lain-lain.
3. Yodium
Yodium berguna untuk membatu pertumbuhan, meningkatkan energi, dan bagus untuk
perkembangan syaraf. Makanan sumber yodium, diantaranya : ikan laut, bayam, garam
beryodium, dan lain-lain.

4. Mineral
Mineral seperti halnya zat besi, kalium, magnesium dll juga sangat penting untuk
kesehatan dan untuk mencegah penyakit. Sumber mineral bisa diperoleh banyak dari
makanan seperti: susu dan hasil olahan susu, daging, sayuran hijau, kacang-kacangan,
ikan, tahu, tempe, dan lain-lain.

D. Dampak Negatif Tidak Mengkonsumsi Buah Dan Sayur


Berikut ini akan diuraikan beberapa jenis ragam penyakit akibat mengabaikan menu
makanan yang kaya akan gizi dan protein, yaitu buah-buahan dan sayuran segar, yaitu
sebagai berikut :
a. Daya Tahan Fisik Lemah
Orang yang jarang mengonsumsi buah-buahan dan sayuran daya tahan fisiknya
lemah. Hal ini disebabkan oleh tubuh orang tersebut ‘miskin’ vitamin B kompleks,
vitamin C, E, seng, besi, magnesium, dan potasium. Supaya fisiknya tetap bugar dan fit,
orang itu harus rajin mengonsumsi jus wortel, jahe, bayam, peterseli, selada air, buah
apel, jeruk, leci, kiwi, dan buah atau sayuran lainnya.
b. Flu
Seseorang yang jarang makan buah-buahan dan sayuran akan rawan terkena penyakit
flu. Penyebabnya yaitu dalam tubuhnya kekurangan vitamin C, betakaroton, dan seng.
Orang yang terjangkiti penyakit flu hendaknya mengobati sakitnya dengan mengonsumsi
buah jeruk, jambu biji dan jambu air, pepaya serta makanan nabati lainnya.

c. Tekanan Darah Tinggi


Penyakit tekanan darah tinggi, bisa disebabkan karena tubuhnya ‘miskin’ potasium,
kalsium dan magnesium. Orang yang mengidap tekanan darah tinggi hendaknya rajin
mengonsumsi buah anggur, pir, ceri, serta buah-buahan yang lain.
d. Gangguan Pencernaan
Orang yang jarang makan buah-buahan dan sayuran, tubuhnya bakal kekurangan gizi
yang berupa asam folat dan betakaroten. Untuk menyingkirkan gangguan pencernaan
dalam tubuh dianjurkan rajin mengonsumsi wortel, lobak cina, seledri, apel, mentimun,
dan buah-buahan lainnya.
f. Gusi Berdarah
Gusi berdarah bisa muncul karena tubuh kekurangan vitamin C, kalsium, dan magnesium.
Untuk menyembuhkan gusi berdarah, hendaknya rajin mengonsumsi buah apel, pir, daun
bayam, wortel, seledri, peterseli, dan buah-buahn yang lain.
g. Gangguan Mata
Gangguan pada mata bisa diakibatkan karena tubuh kekurangan gizi yang berupa
betakaroten. Gangguan mata, utamanya kelelahan mata bisa diatasi dengan banyak
mengonsumsi wortel, selada air, dan buah-buahan lainnya.
h. Kulit Keriput
Kulit keriput bisa disebabkan karena tubuh kekurangan gizi yang berupa vitamin B2, C,
E, silikon, selenium, dan potasium. Agar kulit tetap kencang, hendaknya banyak
mengonsumsi wortel, pir, seledri, peterseli, dan buah-buahan segar lainnya.
i. Kanker
Jika tidak ingin terjangkiti kanker, hendaknya rajin mengonsumsi buah-buahan dan
sayuran segar, misalnya semangka, jahe, dan makanan nabati lainnya.
j. Kelebihan Kolesterol Darah
Agar tubuh terhindar dari penyakit kolesterol, hendaknya rajin mengonsumsi buah-
buahan dan sayuran seperti nanas, wortel, dan mentimun.
E. Tips Menyajikan Buah dan Sayur Untuk Anak
Ibu dapat menyediakan buah dan sayur 3-5 kali sehari yaitu pada saat makan dan sebagai
makanan selingan atau kudapan. Dengan memberikan kudapan buah, maka anak akan merasa
kenyang lebih lama dan terhindar dari mengonsumsi junk food. Karena junk food merupakan
jenis makanan yang berkalori tinggi namun rendah kandungan vitamin, mineral dan serat
pangan yang banyak pada buah dan sayur. Junk food lebih banyak mengandung  gula dan
garam serta zat tambahan lainnya, yang bisa jadi tidak bermanfaat bagi kesehatan.
Ibu dapat menyiasati dengan membuat sandwich atau roti berlapis dengan menyelipkan
selada serta tomat yang dipotong-potong kecil ke dalamnya. Selain itu, menu buah dapat
disajikan saat sarapan, misalnya dengan menambahkan beberapa potongan buah mangga,
atau pisang bersama seral atau yogurt maupun madu.
Berbagai sayuran seperti jagung dan wortel serta potongan tomat dapat diolah seperti
sajian nasi tim atau sebagai campuran nasi goring yang dapat dijadikan sebagai menu makan
siang atau malam. Bila anak menyukai mie, Ibu pun dapat memasukkan beberapa sayuran ke
dalamnya. Sajikan makanan anak dengan tampilan menarik, sehingga ia tertarik untuk
mencoba menu makanan barunya yang kaya akan serat dan lebih sehat.

DAFTAR PUSTAKA
http://www.parenting.co.id/usia-sekolah/fungsi+buah+dan+sayur+bagi+anak
http://www.tipscaramanfaat.com/gizi-penting-untuk-anak-usia-sekolah-337.html
http://www.menshealth.co.id/nutrisi/nutrisi.umum/manfaat.buah.dan.sayur/003/002/104
http://brighterlife.co.id/2014/04/28/5-manfaat-buah-dan-sayur-bagi-anak/
http://brighterlife.co.id/2014/04/29/frekuensi-ideal-konsumsi-buah-dan-sayur-pada-anak/
MATERI PENYULUHAN ANEMIA
A. Pengertian Anemia
Anemia adalah berkurangnya eritrosit hingga dibawah nilai normal, kuantitas
hemoglobin, dan volume packed red blood cell (hematokrit) per 100 ml darah. Anemia Gizi
adalah kekurangan kadar haemoglobin (Hb) dalam darah yang disebabkan karena kekurangan
zat gizi yang diperlukan untuk pembentukan Hb. Anemia terjadi karena kadar hemoglobin
(Hb) dalam darah merah sangat kurang. Di Indonesia sebagian besar anemia ini disebabkan
karena kekurangan zat besi (Fe) hingga disebut Anemia Kekurangan Zat Besi atau Anemia
Gizi Besi.

B. Anemia Pada Ibu Hamil


Anemia pada ibu hamil terjadi karena adanya peningkatan jumlah plasma dan eritrosit.
Peningkatan plasma sebanyak tiga kali pada jumlah eritrosit akan menyebabkan penurunan
perbandingan hemoglobin-hematokrit sehingga akan meningkatkan risiko anemia fisiologis
pada saat hamil. Meskipun pada saat hamil anemia fisiologis termasuk dalam keadaan yang
normal.
Ibu hamil dideteksi mengalami anemia apabila ditemukan kadar Hb kurang dari 11 gr/dl
pada trimester pertama dan ketiga kehamilan. Selain itu pada trimester kedua kadar Hb
kurang dari 10,5 gr/dl. Sedangkan pada ibu hamil yang mengalami anemia karena
penyebabnya adalah produksi hemoglobin dimana ditemukan adanya defisiensi nutrisi atau
produksi rantai hemoglobin.
Ibu hamil adalah golongan terbesar mengalami anemia. Ditemukan 56% mengalami
anemia pada saat hamil. Penyebab anemia pada ibu hamil diantaranya adalah produksi rantai
hemoglobin karena adanya penyakit tertentu atau mengalami gangguan produksi hemoglobin
karena kurangnya zat besi, asam folat ataupun vitamin B12. Pada kondisi tertentu ibu hamil
dapat mengalami anemia karena terjadinya pendarahan, infeksi parasit, kegagalan sumsum
tulang atau penyakit tertentu lainnya.
Dengan demikian penyebab anemia pada ibu hamil berbeda-beda sehingga apabila ditarik
kesimpulan dari faktor penyebab anemia pada ibu hamil. Anemia dibedakan menjadi anemia
defisiensi besi, anemia hipoplastik, anemia megaloblastik dan anemia hemolitik. Untuk
mengetahui anemia yang dialami ibu hail diperlukan pemeriksaan laboratorium untuk
mengetahui jumlah eritrosit, eletroforesa Hb, jumlah retikulosit dan kadar besi serum.

C. Jenis-jenis Anemia pada Ibu Hamil


Jenis-jenis anemia yang dapat terjadi pada ibu hamil adalah sebagai berikut:
a. Anemia Defisiensi Zat Besi
Kondisi anemia yang terjadi ketika tubuh mengalami kekurangan zat besi sehingga
hemoglobin tidak mencukupi. Padahal hemoglobin merupakan salah satu protein dalam sel
darah merah yang membawa oksigen dan paru paru ke tubuh. Pada ibu hamil yang menderita
defisiensi zat besi oksigen tidak terikat oleh darah secara cukup sehingga mengalami
gangguan kekurangan zat besi. Inilah kondisi yang paling umum yang terjadi pada ibu hamil.
b. Anemia Defisiensi Folat
Asam folat masuk dalam kelompok vitamin B. Bahkan tubuh membutuhkan folat dalam
membentuk sel sel baru bahkan sel darah merah yang sehat. Pada saat ibu hamil dibutuhkan
folat tambahan. Kekurangan folat pada ibu hail akan menyebabkan kondisi tubuh tidak dapat
membuat sel darah merah yang cukup untuk menyangkut oksigen ke seluruh tubuh. Bahkan
kekurangan folat bisa meningkatkan risiko cacar lahir.
c. Anemia Defisiensi Vitamin B12
Pada tubuh yang membentuk sel darah merah yang sehat maka dibutuhkan vitamin B12.
Ibu hamil tidak hanya mencukupi kebutuhan vitamin B12 dari makanan saja melainkan harus
mendapatkan tambahan. Apalagi untuk ibu hamil yang tidak menyukai sumber vitamin B12
yaitu daging unggas, susu dan telur akan kesulitan mencukupi kebutuhan vitamin B12.
Konsultasikan dengan dokter untuk mengurangi kekurangan vitamin B12 pada tubuh ibu
hamil.

D. Penyebab Anemia pada Ibu Hamil


Penyebab anemia yang biasa terjadi pada ibu hamil dikarenakan beberapa hal, yaitu
sebagai berikut:
a. Pola makan ibu hamil yang terganggu diakibatkan rasa mual yang sering terjadi selama
proses kehamilan.
b. Rendahnya cadangan zat besi pada ibu hamil dikarenakan menstruasi atau proses
persalinan sebelumnya.
c. Kebutuhan zat besi yang semakin meningkat seiring dengan pertumbuhan janin.
d. Asupan zat besi yang dikonsumsi oleh ibu hamil yang kurang dari kebutuhan.

E. Gejala-Gejala Anemia pada Ibu Hamil


Gejala yang sering kali muncul pada penderita anemia di antaranya:
1. Lemah, letih, lesu, mudah lelah dan lunglai.
2. Wajah tampak pucat.
3. Mata berkunang-kunang.
4. Sulit berkosentrasi dan mudah lupa.
5. Sering sakit.
6. Jika anemia disebabkan penghancuran berlebihan dari sel darah merah, maka terdapat
gejala lain seperti  jaundice, warna kuning pada bagian putih mata, pembesaran limpa dan
warna urine seperti teh.

F. Dampak Anemia pada Ibu Hamil


Anemia yang terjadi karena kekurangan zat besi yang tidak ditangani maka dapat
meningkatkan risiko seperti bayi prematur atau mengalami berat badan yang rendah saat
lahir. Sedangkan pada ibu hamil akan mengalami kehilangan sejumlah besar darah pada saat
persalinan dan mengalami depresi setelah melahirkan. Sedangkan risiko anemia pada
kehamilan yang disebabkan karena defisiensi folat maka dapat meningkatkan risiko bayi lahir
prematur atau mengalami berat badan yang rendah dan juga bayi mengalami cacat lahir yang
serius pada otak dan tulang belakang. Begitu juga dengan anemia yang disebabkan karena
kekurangan vitamin B12 akan berdampak pada perkembangan janin. Pada ibu yang
mengalami anemia kekurangan vitamin B12 maka akan meningkatkan risiko melahirkan bayi
dengan cacat tabung saraf.
Maka dapat disimpulkan dampak anemia pada ibu dan janin diantaranya dapat
menyebabkan keguguran, pendarahan, mengalami depresi setelah melahirkan, infeksi yang
berhubungan dengan intrapartum dan postpartum. Bahkan anemia yang sangat berat ditandai
dengan Hb dibawah 4 gr akan menyebabkan gangguan jantung bahkan hingga berdampak
gangguan pada kehamilan dan persalinan.

G. Makanan yang Dianjurkan dan Tidak Dianjurkan Pada Penderita Anemia


1. Makanan yang dianjurkan
Sumber makanan utama yang mengandung zat besi adalah daging merah, hati,
kentang, sereal, buah kering, roti, brokoli, bayam. Sumber zat besi yang berasal dari non-
daging membutuhkan asupan nutrisi lain untuk meningkatkan penyerapannya seperti
makanan kaya vitamin C (jeruk, blackcurrant dan sayuran berdaun hijau), sedangkan zat tanin
yang terkandung dalam teh bisa mengurangi penyerapan zat besi.
2. Makanan yang tidak dianjurkan
a. Makanan kaya tannin
Meskipun teh hitam, teh hijau dan kopi yang baik untuk kesehatan, orang yang menderita
anemia atau defisiensi zat besi harus membatasi asupan makanan ini. Minuman tersebut
mengandung tanin, yaitu senyawa yang mengganggu penyerapan zat besi. Makanan lain yang
sarat dengan tanin termasuk anggur, jagung, dan sorghum.
b. Makanan yang mengandung gluten
Makanan kaya gluten harus dihindari oleh orang yang menderita anemia karena dapat
memperburuk anemia. Gluten, pada beberapa orang, dapat membuat kerusakan pada dinding
usus. Ini juga mencegah penyerapan zat besi dan asam folat, yang keduanya dibutuhkan
untuk produksi sel darah merah. Gluten terutama ditemukan dalam pasta dan produk gandum.
c. Makanan kaya fitat
Fitat biasanya terikat dengan zat besi di saluran pencernaan sehingga mencegah
penyerapan zat besi. Oleh karena itu, orang-orang dengan anemia karena kekurangan zat besi
disarankan untuk menghindari makanan yang mengandung asam fitat. Makanan mengandung
fitat antara lain seperti kacang-kacangan, gandum-ganduman.
d. Makanan asam oksalat
Dalam beberapa kasus, makanan yang mengandung asam oksalat diketahui mengganggu
penyerapan zat besi. Karenanya, orang-orang dengan anemia disarankan untuk mengonsumsi
makanan ini dalam jumlah terbatas. Jika mungkin, pasien perlu menjauhi makanan tersebut
selama masa pengobatan. Makanan yang mengandung asam oksalat seperti kacang tanah,
bayam, peterseli, dan coklat.
e. Makanan yang mengandung lemak jenuh
f. Makanan yang mengandung lemak trans dan terhidrogenasi
g. Makanan cepat saji terutama makanan yang digoreng
h. Alkohol
i. Kafein

Tabel Bahan Makanan yang Dianjurkan dan yang Tidak Dianjurkan


Bahan makanan Dianjurkan Tidak Dianjurkan
Nasi, mie, roti, macaroni, dan
hasil olah tetepung-tepungan
lain, seperti cake, tarcis,
Sumber Karbohidrat
pudding, dan pastry, dodol,
ubi, karbohidrat sederhana
seperti gula pasir.
Sumber Protein Daging sapi, ayam, ikan, Dimasak dengan banyak
telur, susu, dan hasil olah minyak atau kelapa/ santan
seperti keju dan yoghurt
kental.
custard dan es krim.
Semua jenis kacang-
Dimasak dengan banyak
kacangan dan hasil olahanya,
Sumber Protein Nabati minyak atau kelapa/ santan
seperti tempe, tahu, dan
kental.
pindakas.
Semua jenis sayuran,
terutama jenis B, seperti
Dimasak dengan banyak
bayam, buncis, daun
Sayuran minyak atau kelapa/ santan
singkong, kacang panjang,
kental.
labu siam dan wortel direbus,
dikukus dan ditumis.
Semua jenis buah segar, buah
Buah-buahan kaleng, buah kering dan jus
buah.
Minyak goring, mentega,
Lemak dan minyak margarine, santan encer, Santan kental
salad dressing.
Soft drink,  madu, sirup, teh
Minuman Minuman rendah energy
dan kopi encer.
Bumbu tidak tajam, seperti
Bumbu yang tajam, seperti
Bumbu bawang merah, bawang
cabe dan merica
putih, laos, salam, dan kecap.

I. Contoh Menu Untuk Penderita Anemia


Pagi Siang Malam
Nasi Nasi Nasi
Telur dadar Ikan Daging empal
Daging semur Ayam goring Telur balado
Ketimun + tomat iris Tempe bacam Sup sayuran
Susu Sayur asam Pisang
Papaya
Pukul 10.00 Pukul 16.00 Pukul 21.00
Bubur kacang hijau susu Telur rebus
Susu - Formula komersial

J. Pencegahan Anemia
Menurut Almatzier (2011). Cara mencegah dan mengobati anemia adalah :
1. Meningkatkan konsumsi makanan bergizi.
2. Makan makanan yang banyak mengandung zat besi dari bahan makanan hewani (daging,
ikan, ayam, hati, telur) dan bahan makanan nabati (sayuran berwarna hijau tua, kacang-
kacangan, tempe).
3. Makan sayur-sayuran dan buah buahan yang banyak mengandung vitamin C (daun katuk,
daun singkong, bayam, jambu, tomat, jeruk, nanas) sangat bermanfaat untuk
meningkatkan penyerapan zat besi dalam usus.
4. Menambah pemasukan zat besi kedalam tubuh dengan minum Tablet Tambah Darah
(TTD). Tablet Tambah Darah adalah tablet besi folat  yang setiap tablet mengandung 200
mg Fero Sulfat atau 60 mg besi elemental dan 0,25 mg asam folat.

K. DAFTAR PUSTAKA
 Arisman, M.B., 2004, GiziDalamDaurKehidupan, Jakarta : EGC.
 Costill, 1998, Apaitu Hemoglobin dalamdarahkita(online), available :
http:/id.shvoong.com/medicine-and health/medicinehistory/2067287 ( 10Januari
2016).
 Hatma, 2014,Persepsi tentang Anemia Gizi pada Remaja Putri PenderitaAnemia
Di SMAN 10 Makassar(online),
available :http://repository.unhas.ac.id/bitstream/handle/123456789/11012/ZUMRAH
%20HATMA%20K21110109.pdf?sequence=1.( 10Januari 2016).
 Supariasa, IDN dkk, 2012, Penilain Status Gizi, Jakarta : EGC
 Wirakusuma, E., 1999, Perencanaan Menu Anemia GiziBesi, Jakarta : PT.
Pustaka Pembangunan Swadaya Nusantara.
MATERI PENYULUHAN GIZI SEIMBANG DAN 1000 HPK

A. Gizi Seimbang untuk Ibu Hamil


1. Pengertian Gizi Seimbang
Gizi seimbang bagi ibu hamil adalah keadaan keseimbangan antara zat gizi yang
diperlukan oleh ibu hamil untuk kesehatan ibu dan pertumbuhan serta perkembangan
janinnya yang dapat dipenuhi oleh asupan zat gizi dari aneka ragam makanan.
Selama hamil, calon ibu memerlukan lebih banyak zat-zat gizi daripada wanita yang tidak
hamil, karena makanan ibu hamil dibutuhkan untuk dirinya dan janin yang dikandungnya,
bila makanan ibu terbatas janin akan tetap menyerap persediaan makanan ibu sehingga ibu
menjadi kurus, lemah, pucat, gigi rusak, rambut rontok dan lain-lain.
Demikian pula,  bila makanan ibu kurang, tumbuh kembang janin akan terganggu,
terlebih bila keadaan gizi ibu pada masa sebelum hamil telah buruk pula. Keadaan ini dapat
mengakibatkan abortus, BBLR, bayi lahir prematur atau bahkan bayi lahir mati. Pada saat
bersalin dapat mengakibatkan persalinan lama, perdarahan, infeksi dan kesulitan lain yang
mungkin memerlukan pembedahan. Sebaliknya, makanan yang berlebihan dapat
mengakibatkan kenaikan BB yang berlebihan, bayi besar, dan dapat pula mengakibatkan
terjadinya preeklampsi (keracunan kehamilan). Bila makanan ibu kurang, kemudian
diperbaiki setelah bayi lahir, kekurangan yang dialami sewaktu dalam kandungan tidak dapat
sepenuhnya diperbaiki.

2. Kebutuhan zat gizi untuk ibu hamil


a. Energi
Menurut AKG (Angka Kecukupan Gizi) 2013, berikut kebutuhan energi untuk Ibu hamil:
 Umur 16-18 tahun : 2125 kkal
 Umur 19-29 tahun : 2250 kkal
 Umur 30-49 tahun : 2150 kkal
Penambahan energi sesuai trisemester :
 Trisemester 1 : + 180 kkal
 Trisemester 2 dan 3 : + 300 kkal
b. Protein
Kebutuhan protein 15% dari kebutuhan energi total, atau minimal 76 gram per hari.
c. Lemak
Kebutuhan lemak 25% dari betuhunan energi total, atau minimal 66 gram per hari.
d. Karbohidrat
Kebutuhan KH 60% dari kebutuhan energi total, atau minimal 317 gram per hari.
e. Zat besi
Kebutuhan zat besi pada saat kehamilan: 26 mg/hari, dengan penambahan trisemester
kehamilan :
 Trisemester 2 : + 9 mg
 Trisemester 3 : + 13 mg
f. Asam folat
Asam folat dibutuhkan untuk pembentukan sel baru, membantu mengembangkan sel
syaraf dan otak janin. Kebutuhannya 0,4 mg/hari. Sumber asam folat adalah hati, sayuran,
hijau, jeruk orange, kembang kol, kedelai atau kacang-kacangaan lain, roti, gandum, serealia.
g. Kalsium
Kalsium dibutuhkan untuk pertumbuhan janin sekitar 250mg/hari dan untuk persediaan si
ibu.
Kebutuhan:
umur >25 tahun: 1200mg/hari
umur ≤25 tahun: 800mg/hari
Sumber utama: susu dan hasil olahannya, udang, sarden, dan lain-lain.
h. Yodium
Kebutuhan: 200 mikrogram/hari  
Kekurangan: janin hipotiroidisme, kretinisme, kerusakan syaraf.
Sumber utama: garam, makanan laut, air, sayur.

3. Manfaat gizi seimbang pada ibu hamil


a. Untuk pertumbuhan janin yang ada dalam kandungan
b. Untuk mempertahankan kesehatan dan kekuatan badan ibu sendiri.
c. Supaya luka-luka persalinan lekas sembuh.

4. Dampak kekurangan gizi pada ibu hamil dan janin yang dikandungnya
a. Terhadap Ibu
Menyebabkan resiko dan komplikasi pada ibu antara lain: anemia, perdarahan, berat
badan tidak bertambah secara normal, dan terkena infeksi.
b. Terhadap Persalinan
Mengakibatkan persalinan sulit dan lama, persalinan sebelum waktunya (premature),
perdarahan setelah persalinan serta persalinan dengan operasi cenderung meningkat.
c. Terhadap Janin
Mempengaruhi proses pertumbuhan janin dan dapat menimbulkan keguguran, abortus,
bayi lahir mati, kematian neonatal, cacat bawaan, anemia pada bayi, asfiksia intra partum
(mati dalam kandungan), lahir dengan berat badan lahir rendah (BBLR).
5. Makanan yang baik bagi ibu hamil
a. Daging tanpa Lemak
b. Telur
c. Ikan
d. Kacang-kacangan.
e. Ubi jalar
f. Sayuran Daun Berwarna Hijau Tua.
g. Buah-buahan dan sayuran beraneka warna
h. Biji-bijian
i. Makanan Olahan (yoghurt yang terbuat dari susu)

6. Jenis Makanan Yang Kurang Baik Dikonsumsi Saat Hamil


a. Kafein
b. Alkohol
c. Sayuran dan bahan makanan lainnya yang tidak dicuci

B. Seribu Hari Pertama Kehidupan (1000 HPK)


Seribu hari ini adalah seribu hari pertama kehidupan, yaitu 270 selama masa didalam
kandungan dan 730 hari selama masa 2 tahun pertama pasca lahir. Hal ini penting karena
pada saat itu masa pertumbuhan dan perkembangan seluruh organ dan sistem tubuh pada
janin sangat cepat. Pertumbuhan dan perkembangan ini memerlukan asupan gizi dari ibu,
baik yang dikonsumsi ibu maupun yang berasal dari mobilisasi simpanan ibu. Bila pasokan
gizi dari ibu ke janin kurang, maka janin akan melakukan penyesuaian, karena janin
bersifat plastis (mudah menyesuaikan diri). Penyesuaian tersebut bisa melalui pengurangan ju
mlah sel dan pengecilan ukuran organ dan tubuh yang lebih kecil, agar sesuai dengan
terbatasnya asupan gizi.
Namun setiap perubahan yang terjadi, bersifat permanen, artinya bila perbaikan gizi
dilakukan setelah melewati kurun waktu Seribu Hari Pertama Kehidupan (1000 HPK), maka
efek perbaikannya sangat kecil sekali, sebaliknya bila dilakukan pada masa Seribu Hari
Pertama Kehidupan, terutama didalam kandungan, maka efek perbaikannya lebih efektif.
Perubahan permanen inilah yang menimbulkan masalah jangka panjang.
Mereka yang mengalami kekurangan gizi pada Seribu Hari Pertama Kehidupan,
mempunyai tiga resiko, yaitu :
1. Terjadinya penyakit tidak menular atau kronis, tergantung organ yang terkena.
2. Resiko kedua bila otak yang terkena maka akan mengalami hambatan pertumbuhan
kognitif, sehingga kurang cerdas dan kompetitif, dan
3. Resiko ketiga gangguan pertumbuhan tinggi badan,sehingga beresiko pendek atau
stunting. Keadaan ini ternyata tidak hanya bersifat antar-generasi (dari ibu ke anak) tetapi
bersifat trans-generasi (dari nenek ke cucunya).
Sehingga diperkirakan dampaknya mempunyai kurun waktu 100 tahun, artinya resiko
tersebut berasal dari masalah yang terjadi sekitar 100 tahun yang lalu, dan dampaknya akan
berkelanjutan pada 100 tahun berikutnya.

Mengapa Gizi?
Kurang gizi merupakan salah satu masalah paling serius di dunia, tetapi paling sedikit
mendapatkan perhatian. Padahal biaya kemanusiaan dan ekonomi untuk kurang gizi sangat
besar, karena kurang gizi terutama menimpa kelompok masyarakat kurang
mampu, perempuan dan anak-anak.
Mengapa Stunting?
Stunting merupakan indikasi dari kejadian yang lebih serius,yaitu kemampuan
kognitif dan resiko terjadinya penyakit tidak menular. Banyaknya anak pendek atau stunting
menunjukkan besarnya kasus kurang gizi di Indonesia. Anak stunting tidak disebabkan oleh
keturunan, tetapi lebih banyak disebabkan oleh rendahnya asupan gizi dan penyakit berulang
yang tidak sehat. Apabila janin dalam kandungan mendapatkan gizi yang cukup, maka ketika
lahir berat dan panjang badannya akan normal. Anak stunting  selain mengalami gangguan
pertumbuhan, umumnya memiliki kecerdasan yang lebih rendah dari anak normal. Selain itu,
anak stunting  ketika dewasa lebih mudah menderita penyakit tidak menular dan produktifitas
kerja yang lebih rendah. Dengan demikian menanggulangi stunting pada anak berarti
meningkatkan sumber daya manusia. Sumer daya yang baik akan menciptakan generasi yang
baik pula. Maka dikenal dengan istilah Periode Emas karena pada masa ini sangat sensitive
untuk menentukan masa depan janin. 
Perode Emas atau Golden Period dimana pada umur kandungan 0-20 minggu
dibutuhkan zat gizi mikro dan protein untuk membangun tinggi badan potensial dan
pertumbuhan otak bayi. Kemudian dari umur kandungan 20 lahir dibutuhkan kalori untuk
menunjang tumbuh kembang bayi. Setelah bayi lahir diberikan ASI saja (ASI Eklusif)
sampai bayi berumur 6 bulan dan dilanjutkan dengan pemberian MP-ASI sampai bayi
berumur 2 tahun. MP-ASI yang padat gizi diberikan bersama dengan ASI dapat memenuhi
kebutuhan gizi bayi dan balita.
Untuk calon ibu, ibu hamil dan ibu menyusui terapkan pola hidup bergizi
danseimbang yaitu ada empat pilar gizi. Empat pilar gizi seimbang dalam Tumpeng Gizi
Seimbang yaitu pertama makan makanan beragam (dalam jumlah yang cukup dan
proposional), kedua menerapkan pola hidup bersih, ketiga melakukan aktivitas fisik, dan
yang keempat memantau berat badan ideal. Dengan pelayanan kesehatan dan gizi paripurna
diharapkan mencapai tumbuhkembang yang optimal serta mengatasi bayi stunting pada
Seribu Hari Pertama Kehidupan.
C. DAFTAR PUSTAKA

Anonim. 2010. Gizi Seimbang untuk Ibu Hamil. (online) available :


http://www.infogizi.com/28/gizi-seimbang-untuk-ibu-hamil.html 2010 (20 Januari 2016)
Anonim, 2012. Brosur Makanan Sehat Ibu Hamil. (online) Avalaible :
http://gizi.depkes.go.id/wp-content/uploads/2013/08/Brosur-Makanan-Sehat-Ibu-Hamil.pdf
(20 Januari 2016)
Mardianti.,S.gz. 2014. Nutrisi 1000 Hari Pertama Kehidupan. (online) available :
http://bahanpustakaula.blogspot.co.id/2014/10/nutrisi-1000-hari-pertama-kehidupan.html
((20 Januari 2016)

MATERI PENYULUHAN ASI EKSKLUSIF

A. Pengertian ASI Eksklusif

ASI (Air Susu Ibu) eksklusif adalah pemberian ASI tanpa makanan dan minuman
tambahan lain pada bayi berumur nol sampai enam bulan. Pemberian ASI eksklusif adalah
bayi hanya diberikan ASI saja tanpa tambahan cairan lain seperti susu formula, jeruk, madu,
air teh, air putih dan tanpa bubur nasi dan tim. Pada tahun 2001 World Health Organization /
Organisasi Kesehatan Dunia menyatakan bahwa ASI eksklusif selama enam bulan pertama
hidup bayi adalah yang terbaik. Dengan demikian, ketentuan sebelumnya (bahwa ASI
eksklusif itu cukup empat bulan) sudah tidak berlaku lagi.
B. Manfaat

d. Bagi Bayi

1. ASI adalah makanan alamiah yang disediakan untuk bayi anda. Dengan komposisi
nutrisi yang sesuai untuk perkembangan bayi sehat.

2. ASI mudah dicerna oleh bayi. 

3. Jarang menyebabkan konstipasi. 

4. Nutrisi yang terkandung pada ASI sangat mudah diserap oleh bayi. 
5. ASI kaya akan antibodi (zat kekebalan tubuh) yang membantu tubuh bayi untuk
melawan infeksi dan penyakit lainnya.

6. ASI dapat mencegah karies karena mengandung mineral selenium. 

7. Dari suatu penelitian di Denmark menemukan bahwa bayi yang diberikan ASI sampai
lebih dari 9 bulan akan menjadi dewasa yang lebih cerdas. Hal ini diduga karena ASI
mengandung DHA/AA. Hal ini ditunjukkan anak-anak yang tidak diberi ASI
mempunyai IQ (Intellectual Quotient) lebih rendah tujuh sampai delapan poin
dibandingkan dengan anak-anak yang diberi ASI eksklusif.

8. Bayi yang diberikan ASI eksklusif sampai 6 bln akan menurunkan resiko sakit
jantung bila mereka dewasa. 

9. ASI juga menurunkan resiko diare, infeksi saluran nafas bagian bawah, infeksi saluran
kencing, dan juga menurunkan resiko kematian bayi mendadak. 

10. Memberikan ASI juga membina ikatan kasih sayang antara ibu dan bayi.

a. Bagi Ibu

1. Memberikan ASI segera setelah melahirkan akan meningkatkan kontraksi rahim, yang
berarti mengurangi resiko perdarahan.

2. Memberikan ASI juga membantu memperkecil ukuran rahim ke ukuran sebelum


hamil.

3. Menyusui (ASI) membakar kalori sehingga membantu penurunan berat badan lebih
cepat.

4. Beberapa ahli menyatakan bahwa terjadinya kanker payudara pada wanita menyusui
sangat rendah.

5. Menambah panjang kembalinya kesuburan pasca melahirkan, sehingga memberi jarak


antar anak yang lebih panjang alias menunda kehamilan berikutnya.

6. Karena kembalinya menstruasi tertunda, ibu menyusui tidak membutuhkan zat besi
sebanyak ketika mengalami menstruasi 

C. Kandungan ASI
ASI mengadung:
a. Laktosa yang lebih tinggi dibandingkan dengan susu buatan. Didalam usus laktosa
akan dipermentasi menjadi asam laktat. yang bermanfaat untuk:

1. Menghambat pertumbuhan bakteri yang bersifat patogen.

2. Merangsang pertumbuhan mikroorganisme yang dapat menghasilkan asam


organik dan mensintesa beberapa jenis vitamin. 

3. Memudahkan terjadinya pengendapan calsium-cassienat.

4. Memudahkan penyerapan berbagai jenis mineral, seperti calsium, magnesium.

b. ASI mengandung zat pelindung (antibodi) yang dapat melindungi bayi selama 5-6
bulan pertama, seperti: Immunoglobin, Lysozyme, Complemen C3 dan C4,
Antistapiloccocus, lactobacillus, Bifidus, Lactoferrin.

c. ASI tidak mengandung beta-lactoglobulin yang dapat menyebabkan alergi pada bayi. 

D. Perbandingan ASI dan Susu Formula

a. Komposisi ASI tiap 100ml dan perbandingannya dengan susu sapi.

KADAR ZAT GIZI ASI SUSU SAPI


PROTEIN 12 gr 3,3 gr
LEMAK 3,8 gr 3,8 gr
LAKTOSA 7,0 gr 4,8 gr
KALORI 75,0 Kal 66,0 Kal
VITAMIN A 53,0 KI 34,0 KI
VITAMIN B1 0,11 mgr 0,42 mgr
VITAMIN C 43,0 mgr 1,8 mgr
KALSIUM 30,0 mgr 125,0 mgr
BESI 0,15 mgr 0,1 mgr

b. Perbedaan antara ASI dengan susu formula


Perbedaan ASI Susu Formula
Komposisi ASI mengandung zat-zat gizi, antara lain: Tidak seluruh zat gizi yang
faktor pembentuk sel-sel otak, terutama terkandung di dalamnya
DHA, dalam kadar tinggi. ASI juga dapat diserap oleh tubuh
mengandung whey (protein utama dari bayi. Misalnya, protein susu
susu yang berbentuk cair) lebih banyak sapi tidak mudah diserap
daripada kasein (protein utama dari susu karena mengandung lebih
yang berbentuk gumpalan) dengan banyak casein.
perbandingan 65:35. ASI yang pertama Perbandingan whey: casein
kali keluar dari payudara ibu disebut susu sapi adalah 20:80.
kolostrum, dimana kolostrum ini
mengandung zat antibodi yang baik untuk
bayi.
Nutrisi Mengandung imunoglobulin dan kaya Protein yang dikandung
akan DHA (asam lemak tidak polar yang oleh susu formula berguna
berikat banyak) yang dapat membantu bagi bayi lembu tapi
bayi menahan infeksi serta membantu kegunaan bagi manusia
perkembangan otak dan selaput mata. sangat terbatas lagipula
immunoglobulin dan gizi
yang ditambah di susu
formula yang telah
disterilkan bisa berkurang
ataupun hilang.
Pencernaan Protein ASI adalah sejenis protein yang Tidak mudah dicerna:
lebih mudah dicerna selain itu ada sejenis serangkaian proses produksi
unsur lemak ASI yang mudah diserap dan di pabrik mengakibatkan
digunakan oleh bayi. Unsur elektronik enzim-enzim pencernaan
dan zat besi yang dikandung ASI lebih tidak berfungsi. Akibatnya
rendah dari susu formula tetapi daya lebih banyak sisa
serap dan guna lebih tinggi yang dapat pencernaan yang dihasilkan
memperkecil beban ginjal bayi. Selain itu dari proses metabolisme
ASI mudah dicerna bayi karena yang membuat ginjal bayi
mengandung enzim-enzim yang dapat harus bekerja keras. Susu
membantu proses pencernaan antara lain formula tidak mengandung
lipase (untuk menguraikan lemak), posporlipid ditambah
amilase (untuk menguraikan karbohidrat) mengandung protein yang
dan protease (untuk menguraikan tidak mudah dicerna yang
protein). bisa membentuk sepotong
susu yang membeku
sehingga berhenti di perut
lebih lama oleh karena itu
taji bayi lebih kental dan
keras yang dapat
menyebabkan susah BAB
dan membuat bayi tidak
nyaman.
Kebutuhan Dapat memajukan pendirian hubungan Kekurangan menghisap
ibu dan anak. ASI adalah makanan bayi, payudara: mudah menolak
dapat memenuhi kebutuhan bayi, ASI yang menyebabkan
memberikan rasa aman kepada bayi yang kesusahan bayi
dapat mendorong kemampuan adaptasi menyesuaikan diri atau
bayi. makan terlalu banyak, tidak
sesuai dengan prinsip
kebutuhan.
Ekonomi Lebih murah: menghemat biaya alat-alat, Biaya lebih mahal: karena
makanan, dll yang berhubungan dengan menggunakan alat,makanan,
pemeliharaan, mengurangi beban pelayanan kesehatan, dll.
perekonomian keluarga. Untuk memelihara sapi.
Biaya ini sangat subjektif
yang menjadi beban
keluarga.
Kebersihan ASI boleh langsung diminum jadi bias Polusi dan infeksi:
menghindari penyucian botol susu yang pertumbuhan bakteri di
tidak benar ataupun hal kebersihan lain dalam makanan buatan
yang disebabkan oleh penyucian tangan sangat cepat apalagi di
yang tidak bersih oleh ibu. Dapat dalam botol susu yang
menghindari bahaya karena pembuatan hangat biarpun makanan
dan penyimpanan susu yang tidak benar. yang dimakan bayi adalah
makanan bersih akan tetapi
karena tidak mengandung
anti infeksi, bayi akan
mudah mencret atau kena
penularan lainnya.
Ekonomis Tidak perlu disterilkan atau lebih mudah Penyusuan susu formula
dibawa keluar, lebih mudah diminum, dan alat yang cukup untuk
minuman yang paling segar dan suhu menyeduh susu.
minuman yang paling tepat untuk bayi.
Penampilan Bayi mesti menggerakkan mulut untuk Penyusuan susu formula
menghisap ASI, hal ini dapat membuat dengan botol susu akan
gigi bayi menjadi kuat dan wajah menjadi mengakibatkan penyedotan
cantik. yang tidak puas lalu
menyedot terus yang dapat
menambah beban ginjal dan
kemungkinan menjadi
gemuk.
Pencegahan Bagi bayi yang beralergi, ASI dapat Bagi bayi yang
menghindari alergi karena susu formula alergiterhadap susu formula
seperti mencret, muntah, infeksi saluran tidak dapat menghindari
pernapasan, asma, bintik-bintik, mencret, muntah,infeksi
pertumbuhan terganggu dan gejala saluran napas, asma,
lainnya. kemerahan, pertumbuhan
terganggu dan gejala
lainnya yang disebabkan
oleh susu formula.
Kebaikan bagi Dapat membantu kontraksi rahim ibu, Tidak dapat membantu
ibu lebih lambat datang bulan sehabis kontraksi rahim yang dapat
melahirkan sehingga dapat ber-KB alami. membantu pengembalian
Selain itu dapat menghabiskan kalori tubuh ibu jadi rahim perlu
yang berguna untuk pengembalian postur dielus sendiri oleh ibu.
tubuh ibu. Berdasarkan biodata statistik, Tidak dapat memperlambat
ibu yang menyusui ASI lebih rendah waktu datang bulan yang
kemungkinan menderita kanker dapat menghasilkan cara
payudara, kanker rahim dan keropos KB alami. Berdasarkan
tulang. biodata statistik, ibu yang
menyusui susu formula
lebih tinggi kemungkinan
menderita kanker payudara.

E. Upaya-upaya memperbanyak ASI


a. Ibu :
1. Sarankan ibu beristirahat cukup
2. Pengaturan makanan yang baik
i. Makanan pokok tidak hanya nasi, gunakanlah makanan pengganti seperti
jagung, ubi, kentang, roti, dan sebagainya.
ii. Lauk-pauk gunakanlah dari jenis hewani dan nabati seperti telur, daging,
ayam, ikan segar, hati, ikan asin, tempe, tahu, kacang-kacangan dan
sebagainya.
iii. Sayuran lebih baik yang berwarna seperti bayam, kangkung, sawi, daun katuk,
wortel, buncis, dan sebagainya. Karena sayuran tersebut dapat membantu
merangsang produksi ASI.
iv. Pilihlah buah-buahan yang berwarna seperti papaya, jeruk, apel, tomat, dan
sebagainya yang banyak mengandung vitamin dan mineral.
v. Perlu minum dalam jumlah lebih banyak kurang lebih 6 gelas dalam 1 hari
akan lebih bermanfaat bila ibu menyusui minuman cairan bergizi seperti susu,
air, kacang-kacangan, sari buah-buahan, air sayuran daun hijau dan
sebagainya.
vi. Hindarilah makanan yang merangsang terlalu pedas, terlalu dingin, terlalu
panas, mengandung alkohol untuk menjaga alat-alat pencernaan.

b. Untuk bayi, bayi harus :


1. Bangunkan bayi jika sudah waktunya untuk disusui.
2. Susui bayi ditempat yang tenang dan nyaman.
3. Tidurkan bayi di samping ibu.
4. Berikan hanya ASI pada bayi bukan makanan tambahan lainnya.

F. Pemberian ASI bagi Ibu yang Bekerja di Luar Rumah


Bagi ibu yang bekerja, menyusui tidak perlu dihentikan. Ibu bekerja harus tetap
memberikan ASInya dan jika memungkinkan bayi dapat dibawa ketempat kerja. Apabila
tidak memungkinkan. ASI dapat diperas kemudian disimpan.
Beberapa tips pemberian ASI adalah sebagai berikut :
1. Berikan ASI sebelum berangkat dan sesudah pulang kerja
2. Peras/pompalah ASI setiap 3-4 jam sekali secara teratur. Hal ini perlu dilakukan agar
produksi ASI tetap terjaga.
3. Pilih waktu dimana payudara dalam keadaan yang paling penuh terisi, pada umumnya
terjadi di pagi hari.
4. Semua peralatan yang akan digunakan telah disterilkan terlebih dahulu. Breast pump
sebaiknya dibersihkan segera setelah digunakan agar sisa susu tidak mengering dan
menjadi sulit dibersihkan.
5. Pilih tempat yang tenang dan nyaman pada saat memeras susu, tempat yang ideal
seharusnya dimana ibu tidak terganggu oleh suara bel pintu atau telepon masuk.
Ditempat kerja, mungkin bisa dirunag rapat yang kosong, toilet dan lain-lain.
6. Cuci tangan dengan sabun, sedangkan payudara dibersihkan dengan air.
7. Sebelum memulai, minumlah segelas air atau cairan lainnya, misalnya susu, juice,
atau sup, disarankan minuman hangat agar membantu menstimulasi payudara.
8. Saat memeras ASI, ibu harus dalam kondisi yang santai. Kondisi psikologis ibu
menyusui sangat menentukan keberhasilan ASI eksklusif.
9. Lakukan perawatan payudara : massage/pemijatan payudara, serta kompres air hangat
dan dingin bergantin.
10. Jika ada masalah dengan ASI, jangan ragu untuk menghubungi atau konsultasi klinik
laktasi.

G. Kerugian Tidak Memberi ASI Eksklusif dan Cara Penyimpanan ASI


System ekskresi bagi bayi lahir sampai 6 bulan belum sempurna. Apabila tidak diberi
ASI eksklusif,  sehingga bila diberi makanan dengan kosmolaritas yang tinggi (seperti susu
formula/buah-buahan) akan memberatkan fungsi ginjal.
Adapun cara penyimpanan ASI yang baik dan benar :
1. ASI dapat disimpan dalam botol gelas/plastic, termasuk plastic klip : 80-100 cc.
2. ASI yang disimpan dalam frezzer dan sudah dikeluarkan sebaiknya tidak digunakan
lagi setelah dua hari.
3. ASI beku perlu dicairkan dahulu dalam lemari es 4 derajat Celcius.
4. ASI beku tidak boleh dimasak/ dipanaskan, hanya dihangatkan dengan merendam
dalam air hangat.
5. Petunjuk untuk penyimpanan ASI dirumah :
a. Cuci tangan dengan sabun dan air mengalir.
b. Setelah diperas, ASI dapat disimpan dalam lemari es/ frezzer.
c. Tulis jam, hari dan tanggal saat diperas.

H. DAFTAR PUSTAKA

Amelya, Ismi. Satuan Acara Penyuluhan ASI Eksklusif. Tersedia pada :


https://ww.academia.edu/9388253/lampiran_contoh_SAP_SATUAN_ACARA_PENYULUH
AN_ASI_EKSKLUSIF Diakses pada 20 Desember 2015
MATERI PENYULUHAN KADARZI

A. Pengertian Keluarga Sadar Gizi (Kadarzi)


Keluarga Sadar Gizi (Kadarzi) adalah suatu keluarga yang mampu mengenal, mencegah
dan mengatasi masalah gizi setiap anggotanya. Suatu keluarga disebut Kadarzi apabila telah
berperilaku gizi yang baik yang dicirikan minimal dengan menimbang berat badan secara
teratur, memberikan Air Susu Ibu (ASI) saja kepada bayi sejak lahir sampai umur 6 bulan
(ASI eksklusif), makan beraneka ragam, menggunakan garam beryodium, minum suplemen
gizi (TTD, kapsul Vitamin A dosis tinggi) sesuai anjuran. (Depkes RI, 2007)
Pada umumnya keluarga telah memiliki pengetahuan dasar mengenai gizi. Namun
demikian, sikap dan keterampilan serta kemauan untuk bertindak memperbaiki gizi keluarga
masih rendah. Sebagian keluarga menganggap asupan makanannya selama ini cukup
memadai karena tidak ada dampak buruk yang mereka rasakan. Sebagian keluarga juga
mengetahui bahwa ada jenis makanan yang lebih berkualitas, namun mereka tidak ada
kemauan dan tidak mempunyai keterampilan untuk penyiapannya. (Depkes RI, 2007).
Menurut Depkes RI (2007) ada beberapa alasan perbaikan gizi keluarga dimulai dengan
perlunya kesadaran gizi keluarga yaitu :
1. Pengambilan keputusan dalam bidang pangan, gizi dan kesehatan dilaksanakan terutama
di tingkat keluarga. Sumber daya dimiliki dan dimanfaatkan di tingkat keluarga.
2. Masalah gizi yang terjadi di tingkat keluarga, erat kaitannya dengan perilaku keluarga
tidak semata – mata disebabkan oleh kemiskinan dan ketidaktersediaan pangan.
3. Kebersamaan antar keluarga dapat memobilisasi masyarakat untuk memperbaiki keadaan
gizi dan kesehatan.
Tujuan umum program Kadarzi adalah untuk meningkatkan persentase keluarga
Indonesia yang menerapkan perilaku sadar gizi, sedangkan tujuan khususnya meningkatkan
dukungan kebijakan peningkatan Kadarzi dari para pengambil keputusan di pusat, provinsi
dan kabupaten/kota, meningkatkan aksi nyata berbagai komponen masyarakat untuk
menumbuh kembangkan perilaku Kadarzi, meningkatkan pengetahuan, sikap dan perilaku
keluarga yang sadar gizi (Direktorat Bina Gizi Masyarkat, 2007).

B. Indikator Keluarga Sadar Gizi


Perilaku keluarga sadar gizi akan diukur minimal dengan 5 (lima) indikator yang
menggambarkan perilaku sadar gizi disesuaikan dengan karakteristik keluarga sebagai
berikut :

Tabel 1. Penilaian Indikator Keluarga Sadar Gizi (Kadrzi) Berdasarkan Karakteristik

Keluarga

Indikator Kadarzi yang


No Karakteristik Keluarga berlaku Keterangan
1 2 3 4 5
Bila keluarga Indikator ke 5 yang
mempunyai ibu hamil, √ √ √ √ √ digunakan adalah balita
1
bayi 0-6 bulan, balita yang mendapat kapsul
6-59 bulan vitamin A
Bila keluarga
mempunyai bayi 0-6 √ √ √ √ √
2 -
bulan, balita 6-59
bulan
Bila keluarga Indikator ke 5 yang
√ √ √ √
3 mempunyai ibu hamil, - digunakan adalah balita
balita 6-59 bulan mendapat kapsul vitamin A
Indikator ke 5 yang
Bila keluarga √ √ √
4 - - digunakan adalah ibu hamil
mempunyai ibu hamil
mendapat TTD 90 tablet
5 Bila keluarga √ √ √ √ √ Indikator ke 5 yang
mempunyai balita 0-6 digunakan adalah ibu nifas
bulan mendapat suplemen gizi
Bila keluarga
√ √ √ √
6 mempunyai balita 6- - -
59 bulan
Bila keluarga tidak
√ √
7 mempunyai bayi, - - - -
balita dan ibu hamil
Sumber : Depkes RI 2007

Keterangan :
1. Menimbang berat badan secara teratur
2. Memberikan Air Susu Ibu (ASI) saja kepada bayi sejak lahir sampai umur 6 bulan (ASI
eksklusif).
3. Makan beraneka ragam
4. Menggunakan garam beryodium
5. Minum suplemen gizi (TTD, vitamin A dosis tinggi) sesuai anjuran.
√ : berlaku
- : tidak berlaku

C. Perilaku Sadar Gizi pada Keluarga (Kadarzi)


Suatu keluarga disebut Kadarzi apabila telah berperilaku gizi yang baik, apabila keluarga
tersebut telah melaksanakan minimal lima perilaku gizi yan baik (Depkes RI, 2007). Adapun
penjelasan dari lima perilaku tersebut adalah sebagai berikut:
1. Menimbang berat badan secara teratur
Sasaran memantau berat badan secara teratur didalam kadarzi adalah balita 0 – 59 bulan.
Disebut memantau berat badan secara teratur apabila balita datang ke posyandu dan
ditimbang berat badannya setiap bulan dan dicatat dalam KMS balita atau buku register atau
buku KIA minimal 4 kali selama 6 bulan terakhir (Depkes RI, 2007). Pemantauan
pertumbuhan dan perkembangan kesehatan yaitu mengikuti perkembangan kesehatan dan
pertumbuhan atau status gizi anggota keluarga dari waktu ke waktu, terutama bayi, balita dan
ibu hamil karena perubahan status gizi dari waktu ke waktu hanya dapat terlihat pada
penduduk usia muda dan rentan terhadap masalah gizi. Upaya pemantauan ini merupakan
salah satu program gizi yang dilakukan di banyak negara termasuk Indonesia (Soekirman,
2000).
Salah satu sarana yang disediakan untuk memantau pertumbuhan balita yang tersebar di
seluruh wilayah Indonesia adalah posyandu. Salah satu kegiatan rutin setiap bulan yang
dilaksanakan di posyandu adalah penimbangan balita untuk memantau pertumbuhan dan
perkembangannya (Depkes RI, 2007). Menimbang berat badan secara teratur perlu dilakukan
untuk memonitor pertumbuhan balita diiiringi dengan tindak lanjut dari hasil penimbangan
karena satu kali saja balita tidak naik berat badannya akan meningkatkan resiko mengalami
gangguan pertumbuhan (Minarto, 2009).
Menurut Susanto (2000), pemantauan kesehatan dan nutrisi anak harus dilakukan secara
rutin agar penyimpangan pertumbuhan yang terjadi pada balita terutama balita yang status
gizinya kurang dapat segera diatasi sehingga anak tetap tumbuh optimal. Dengan
pertumbuhan fisik yang normal, perkembangan mental dan kecerdasan anak juga dapat
dipacu dengan lingkungan hidup yang baik dan pola pengasuhan yang mendukung. Oleh
karena itu, pemantauan berat badan anak balita secara teratur merupakan salah satu pelayanan
kesehatan dasar bagi balita dalam upaya penanggulangan Kurang Energi Protein (KEP) pada
balita (Soekirman, 2000).
Beberapa kegunaan dari pemantauan kesehatan dan pertumbuhan adalah mengetahui
pertumbuhan dan perkembangan bayi dan balita, mengetahui kesehatan ibu hamil dan
perkembangan janin, mencegah ibu melahirkan bayi dengan berat badan lahir rendah dan
terjadinya perdarahan pada saat melahirkan, serta mengetahui kesehatan anggota keluarga
(Depkes RI, 2000). Hasil penelitian Zahraini (2009) menuunjukkan ada hubungan yang
signifikan antara menimbang berat badan balita secara teratur dengan status gizi balita.

2. Memberi ASI (Air Susu Ibu) Saja Kepada Bayi Sampai Usia 6 Bulan
Keluarga terutama dalam hal ini ibu memberikan ASI saja kepada bayi sejak lahir sampai
umur enam bulan atau dikenal dengan ASI ekslusif merupakan salah satu bentuk kesadaran
gizi keluarga (Depkes RI, 2007). Pengecualiannya adalah bila diperlukan bayi diperbolehkan
minum obat-obatan, vitamin dan mineral tetes atas saran dokter (Depkes RI, 2007).
Adanya faktor protektif dan nutrient yang sesuai dalam ASI menjamin status gizi bayi
serta kesakitan dan kematian akan menurun. Beberapa penelitian epidemiologis menyatakan
bahwa ASI melindungi bayi dan anak dari penyakit infeksi, misalnya diare, otitis media dan
infeksi saluran pernafasan akut bagian bawah. Kolostrum mengandung zat kekebalan 10 – 17
kali lebih banyak dari susu matang (matur). Zat kekebalan yang terdapat pada ASI antara lain
akan melindungi bayi dari penyakit diare dan menurunkan kemungkinan bayi terkena
penyakit infeksi telinga, batuk, pilek, dan penyakit alergi (Pusat Data dan Informasi
Kementerian Kesehatan RI, 2014)
Keluarga yang memberikan ASI eksklusif dapat memberikan petunjuk adanya kesadaran
gizi keluarga yang tinggi (Depkes RI, 2007). Adapun manfaat memberikan ASI ekslusif
dapat diuraikan sebagai berikut:
a. ASI merupakan makanan bayi yang paling sempurna, sehat bersih, murah dan mudah
memberikannya pada bayi.
b. ASI saja dapat mencukupi kebutuhan gizi bayi untuk tumbuh kembang dengan
normal pada bayi sampai umurt 6 bulan.
c. ASI yang pertama keluar disebut kolostrum berwarna kekuningan mengandung zat
kekebalan untuk mencegah timbulnya penyakit.
d. Keluarga tidak perlu mengeluarkan biaya untuk makanan bayi 0-6 bulan.
e. Dapat mempererat ikatan kasih sayang antara ibu dan bayi
Ada beberapa faktor penyebab ibu tidak memberikan bayinya ASI eksklusif yaitu sebagai
berikut :
a. Produksi ASI yang kurang atau tidak keluar sama sekali
b. Umur dimana ibu kurang umur dimana ibu yang berusia muda kurang mengetahui
manfaat pemberian ASI eksklusif
c. Penghasilan keluarga, keluarga dengan penghasilan besar menginginkan anak yang
sehat sehingga mereka membeli dan memberikan susu atau makanan lain pada
bayinya tanpa mereka sadari bahwa ASI dapat mencukupi sampai bayi berumur 6
bulan
d. Status kesehatan ibu, pikiran kacau dan emosi saat menyusui dapat mengakibatkan
bayi cengeng
e. Kurang persiapan ibu saat menghadapi masa laktasi sehingga ASI tidak keluar pada
masa 1-3 hari setelah melahirkan, sehingga pemberian ASI tidak lancer dan ibu
memilih memberikan bayinya susu formula dengan sendirinya dan ASI eksklusif
terabaikan. (Fatimah, 2007 dalam R. Sitohang, 2011)

3. Makan Beraneka Ragam


Keluarga mengkonsumsi makanan beraneka ragam setiap hari yang terdiri dari makanan
pokok, lauk pauk, sayur dan buah merupakan salah satu perilaku keluarga yang sadar gizi
(Depkes RI, 2007). Makanan yang beraneka ragam dijamin dapat memberikan manfaat yang
besar terhadap kesehatan, karena zat gizi tertentu yang tidak terkandung dalam satu jenis
bahan makanan akan dilengkapi oleh zat gizi yang serupa dari bahan makanan lain.
Mengkonsumsi pangan secara beraneka ragam adalah merupakan cerminan adanya
kesadaran keluarga tentang pentingnya pemenuhan gizi untuk pemeliharaan kesehatan
keluarga dan peningkatan status gizi. Hasil penelitian Zahrani (2009) yang menganalisis data
Riskesdas (2007) menunjukkan ada hubungan yang signifikan antara mengkonsumsi
makanan beraneka ragam dengan status gizi balita. Hal tersebut juga diperkuat oleh
penelitian Fajar (2007) yang menunjukan ada hubungan yang signifikan antara
mengkonsumsi beraneka ragam makanan dengan status gizi balita. Dalam penelitian ini,
keluarga yang berperilaku gizi baik adalah keluarga yang memberikan balita makanan lauk
hewani dan buah setiap hari (Lutfi Fauji, 2010).

4. Menggunakan Garam Beryodium


Keluarga menggunakan garam beryodium untuk memasak setiap hari adalah salah satu
perilaku keluarga sadar gizi. Untuk menentukan garam yang digunakan keluarga adalah
beryodium atau tidak dilakukan dengan test yodina / tes amilum. Apabila hasil tesnya
berwarna ungu maka garam tersebut merupakan garam beryodium (Depkes RI, 2007). Garam
beryodium adalah garam natrium clorida (NaCl) yang diproduksi melalui proses yodisasi
yang memenuhi Standar Nasional Indonesia (SNI) antara lain mengandung yodium sebesar
30-80 ppm.
Yodium adalah zat gizi mikro yang sangat penting bagi berbagai fungsi tubuh terutama
pertumbuhan fisik dan perkembangan otak. Yodium berfungsi dalam produksi hormon tiroid.
Hormon tiroid sangat diperlukan dalam perkembangan fungsi otak dan sebagian besar
metabolisme sel tubuh, pengaturan suhu tubuh sintesa protein, reproduksi, pertumbuhan dan
perkembangan neuromuscular (Kartono dan Sukarti dalam Gabriel, 2009).
Pengertian tentang defisiensi yodium saat ini tidak terbatas pada gondok dan kretinisme
saja, tetapi ternyata defisiensi yodium berpengaruh terhadap kualitas sumber daya manusia
secara luas, meliputi tumbuh kembang termasuk perkembangan otak (Sunita Almatsier,
2009).
Anjuran pemenuhan garam beryodium, yaitu tidak boleh lebih dari 6 gram per hari atau
satu sendok teh setiap hari, hal tersebut dikarenakan di dalam garam beryodium mengandung
natrium. Apabila konsumsi garam berlebihan, maka akan dapat memicu timbulnya penyakit
seperti tekanan darah tinggi, stroke, dan lainnya (Depkes, 2005). Menurut Kodyat dalam
Emilia (1998) dalam Lutfi Fauji, 2010 penambahan garam pada makanan sebaiknya
dilakukan setelah makanan dimasak karena kandungan yodium mudah rusak atau hilang saat
makanan dimasak.

5. Memberikan Suplemen Gizi Sesuai Anjuran


a. Balita Mendapat Kapsul Vitamin A Sesuai Anjuran
Memberikan suplemen gizi sesuai anjuran merupakan salah satu perilaku keluarga sadar
gizi. Suplemen gizi yang berkaitan dengan keluarga balita adalah memberikan kapsul vitamin
A biru pada bayi usia 6 – 11 bulan pada bulan Februari atau Agustus dan memberikan kapsul
vitamin A merah pada balita usia 12-59 bulan pada bulan Februari dan Agustus (Depkes RI,
2007). Suplementasi vitamin A adalah salah satu bentuk suplementasi gizi untuk
menanggulangi Kurang Vitamin A (KVA) yang bisa mengakibatkan kebutaan pada anak
balita.
Vitamin A merupakan salah satu zat penting yang larut dalam lemak dan disimpan dalam
hati dan tidak dibuat oleh tubuh seingga harus dipenuhi melalui asupan dari luar. Manfaat
penting vitamin A antara lain :
1) Meningkatkan daya tahan tubuh terhadap penyakit dan infeksi seperti campak dan diare.
2) Membantu proses penglihatan dalam adaptasi dari tempat yang terang ke tempat yang
gelap.
3) Mencegah kelainan pada sel – sel epitel termasuk selaput lendir mata
4) Mencegah terjadinya proses metaplasia sel – sel epitel sehingga kelenjar tidak
memproduksi cairan yang dapat menyebabkan terjadinya kekeringan pada mata
5) Mencegah terjadinya kerusakan mata berlanjut yang akan menjadi bercak bitot bahkan
kebutaan.
6) Vitamin A essensial untuk membantu proses pertumbuhan.
Gejala – gejala akibat kekurangan vitamin A adalah kekeringan epithel biji mata dan
kornea, karena glandula lacrimalis menurun. Terlihat selaput bola mata keriput dan kusam
biji mata bergerak. Fungsi mata berkurang menjadi hemeralopia atau nictalpia, atau lebih
dikenal dengan buta senja atau buta ayam, tidak sanggup melihat pada cahaya remang –
remang (Notoatmodjo, 2003)
Selain kepada bayi, suplementasi vitamin A juga diberikan kepada ibu nifas dimaksudkan
supaya kandungan viamin A dalam ASI bisa mencukupi kebutuhan vitamin A bayi. Dengan
suplementasi vitamin A dosis tinggi segera setelah melahirkan terbukti memperbaiki status
vitamin A ibu juga bayi (Arisman, 2004 dalam Lutfi Fauji, 2010).

b. Ibu Hamil Mendapat TTD 90 Tablet


Suplementasi zat besi (Fe) merupakan salah satu upaya penanggulangan kekurangan zat
besi dalam bentuk pemberian pil, kapsul atau sirup terutama bagi mereka yang rawan atau
beresiko tinggi menderita Anemia Gizi Besi (AGB) yaitu ibu hamil, ibu menyusui, wanita
usia subur yang jelas mempunyai hemoglobin rendah, bayi dan anak balita dan anak sekolah
(Arisman, 2004 dalam Lutfi Fauji, 2010). Hal ini disebabkan kebutuhan zat besi selama
kehamilan mengalami peningkatan untuk memasok kebutuhan janin untuk tumbuh,
pertumbuhan plasenta dan peningkatan volume darah (Arisman, 2004 Lutfi Fauji, 2010).

6. DAFTAR PUSTAKA

Almatsier, Sunita. 2009. Prinsip Dasar Ilmu Gizi. Jakarta : Gramedia Pustaka Utama.
Departemen Kesehatan. 2002. Panduan Umum Keluarga Mandiri Sadar Gizi (Kadarzi).
Jakarta Direktorat Bina Gizi Masyarakat Depkes RI
, 2007. Pedoman Operasional Keluarga Sadar Gizi di Desa Siaga. Jakarta : Ditjen
Bina Gizi Masyarakat Depkes RI
, 2007. Pedoman Strategi KIE Keluarga Sadar Gizi (Kadarzi). Depkes Jakarta :
Direktorat Bina Gizi Masyarakat Depkes RI
, 2013. Hasil Riset Kesehatan Dasar 2013. Tersedia online pada :
http://www.depkes.go.id/resources/download/general/Hasil%20Riskesdas%202013.pdf .
Diakses pada tanggal 5 Februsri 2016.
, 2007. Riset Kesehatan Dasar. Jakarta : Badan Penelitian dan Pengembangan
Kesehatan.
, Pusat Data dan Informasi Kementerian Kesehatan RI. Tersedia online
pada:http://www.depkes.go.id/resources/download/pusdatin/infodatin/infodatin-
asi.pdf. Diakses pada tanggal 5 Februsri 2016.
Fauji, Lutfi R., 2010. Faktor – Faktor Yang Berhubungan Dengan Perilaku Sadar Gizi Pada

Keluarga Balita di Kelurahan Karangpanimbal Kecamatan Purwaharja Kota Banjar.

Skripsi Fakultas Kedokteran dan Imu Kesehatan. Tersedia online pada :


https://www.scribd.com/doc/206362199/Lutfi-Fauji-Ridwan. Diakses pada tanggal 5

Februsri 2016

Materi Penyuluhan Garam Beryodium

A. Pengertian Garam Beryodium

Garam beryodium merupakan istilah yang biasa digunakan untuk garam yang telah

difortifikasi (ditambah yodium). Di Indonesia yodium ditambahkan dalam garam sebagai zat

aditif atau suplemen dalam bentuk kalium iodat (KIO 3) berupa larutan pada lapisan tipis

garam, sehingga diperoleh campuran yang merata. Garam beryodium adalah garam Natrium

Clorida (NaCl) yang diproduksi melalui proses yodisasi, diperkaya dengan yodium untuk

memenuhi Standar Nasional Indonesia (SNI) mengandung yodium antara 30-80 ppm, yang

dibutuhkan tubuh untuk membuat hormon yang mengatur pertumbuhan dan perkembangan

kecerdasan (Depkes RI, 2009).

B. Jenis-jenis Garam

Adapun jenis-jenis garam yaitu sebagai berikut:

 Garam industri

Garam industri yaitu jenis garam dengan kadar NaCl sebesar 97% dengan kandungan

impurities (sulfat, magnesium, dan kalsium serta ketoran lainnya) yang sangat kecil.

Kegunaan garam industry antara lain untuk industri perminyakan, pembuatan soda dan chlor,

penyamakan kulit dan pharmaceutical salt

 Garam konsumsi

Garam konsumsi merupakan jenis garam dan kadar NaCl sebesar 97% atas dasar

bahan kering (dry basis), kandungan impurities (sulfat, magnesium dan kalsium) sebesar 2%
dan kotoran lainnya (lampu, pasir) sebesar 1% serta kadar air maksimal sebesar 7%.

Kelompok kebutuhan garam konsumsi antara lain untuk konsumsi rumah tangga, industry

makanan, industry minyak goreng, industry pengasinan dan pengawetan ikan. 7

 Garam pengawetan

Jenis garam ini biasanya ditambahkan pada proses pengolahan pangan tertentu.

Penambahan garam tersebut bertujuan untuk mendapatkan kondisi tertentu yang

memungkinkan enzim atau mikroorganisme yang tahan garam (halotoleran) bereaksi

menghasilkan produk makanan dengan karateristik tertentu.

Kadar garam yang tinggi menyebabkan mikroorganisme yang tidak tahan terhadap

garam akan mati. Kondisi selektif ini memungkinkan mikroorganisme yang tahan garam

dapat tumbuh. Pada kondisi tertentu penambahan garam berfungsi mengawetkan karena

kadar garam yang tinggi menghasilkan tekanan osmotic yang tinggi dan aktifitas air rendah.

Kondisi ekstrim ini menyebabkan kebanyakan mikroorganisme tidak dapat hidup.

Pengolahan dengan garam biasanya merupakan kombinasi dengan pengolahan yang lain

seperti fermentasi dan enzimatis, contoh pengolahn pangan dengan garam adalah pengolahan

acar (pickle), pembuatan kecap ikan, pembuatan daging kering, dan pembuatan keju.

 Garam dapur

Garam dapur/laut dibuat melalui penguapan air laut, dengan proses sederhana, dan

meninggalkan sejumlah mineral dan elemen lainnya (tergantung sumber air). Jumlah mineral

yang tidak signifikan menambah cita rasa dan warna pada garam laut. Sehingga, tekstur

garam laut di pasaran lebih bervariai. Beberapa diantaranya lebih kasar, namun ada juga yang

lebih halus. Garam jenis ini mengandung ± 0,0016% yodium.

 Garam meja

Berbeda dengan garam laut, garam meja ditambang dari cadangan garam dibawah

tanah. Proses pembuatan garam meja lebih berat untuk menghilangkan mineral dan biasanya
mengandung aditif untuk mencegah penggumpalan. Kebanyakan dari garam meja dipasaran

telah ditambahkan yodium, nutrisi penting yang terjadi secara alami dalam jumlah kecil

dalam garam laut. Garam ini bebas yodium, Mg, Ca dan K2.

C. Manfaat Garam Beryodium

Garam beryodium dapat mencegah Gangguan Akibat Kurang Yodium (GAKY) yang

ditunjukkan dengan tanda-tanda adanya pembesaran kelenjar gondok, terhambatnya

pertumbuhan (pendek atau cebol), gangguan perkembangan mental, gangguan fungsi syaraf

otak seperti gangguan kecerdasan, bisu, tuli, dan juling. (Depkes RI, 2007).

Adapun beberapa manfaat penggunaan garam beryodium adalah:

 Mencegah penyimpanan lemak secara berlebih. Yodium mampu memanfaatkan kalori

secara optimal, sehingga lemak cepat terpakai.

 Membantu menghilangkan racun dari tubuh. Racun kimia yang bisa dikeluarkan oleh

garam beryodium antara lain: air raksa, fluoride, dan racun biologisi lainnya.

 Membantu proses pertumbuhan rambut. Kekurangan yodium dapat menyebabkan

rambut rontok.

 Memaksimalkan metabolisme tubuh dalam memanfaatkan kalsium.

 Membantu kenormalan proses pertumbuhan dan kematangan organ reproduksi. Oleh

karena itu, ibu hamil sangat disarankan untuk mengonsumsi yodium sesuai kebutuhan

agar janin dapat bertumbuh dengan baik.

 Membantu meningkatkan kekebalan tubuh. Karena garam beryodium bisa mencegah

perkembangbiakan bakteri yang merugikan di dalam perut.

 Mengurangi sakit gigi dan bau mulut. Kebiasaan berkumur menggunakan air hangat

yang dicampur dengan garam akan mengurangi rasa berdenyut saat sakit gigi dan bau

mulut yang tidak sedap.


 Menghilangkan pegal di kaki. Merendam kaki dalam campuran air hangat dan garam

dapat mengenyahkan kaki pegal.

D. Cara Penyimpanan Garam Beryodium yang Baik dan Benar

 Disimpan dalam wadah yang kering dan tertutup rapat.

 Letakkan di tempat yang sejuk, sebaiknya jauhkan dari panas api dan hindari sinar

matahari langsung.

 Gunakan sendok yang kering untuk mengambil garam.

 Tutup kembali wadah dengan baik setiap kali pengambilan garam.

E. Dampak Tidak Menggunakan Garam Beryodium

Akibat yang ditimbulkan jika tidak mengonsumsi garam beryodium yaitu terjadinya

pembesaran kelenjar gondok struma simpleks. Pembesaran kelenjar gondok struma simpleks

adalah suatu pembesaran kelenjar tiroid yang timbul sebagai akibat rendahnya konsumsi

yodium. Semakin berat tingkat kekurangan yodiumnya, semakin besar ukuran kelenjarnya

serta semakin berat komplikasi yang ditimbulkannya. Kekurangan yodium yang berat pada

ibu hamil akan menyebabkan kretin pada bayi yang akan dilahirkan. Selain itu juga akan

disertai atau tidak diikuti dengan kerusakan susunan saraf pusat dan hipotiroidisme. Secara

klinis kerusakan secara pusat akan berupa retardasi, gangguan pendengaran sampai bisu tuli,

gangguan neuromotor seperti gangguan bicara dan lain-lain. Konsekuensi dari defisiensi

yodium terhadap pertumbuhan dan perkembangan manusia sangat luas. Biasanya,

konsekuensi dari defisiensi yodium secara umum disebut gangguan akibat kekurangan

yodium (GAKY). Dampak negatif yang umum pada daerah yang kurang yodium diantaranya

dalam Adriani (2012) yaitu tertera dalam table 1:

Tabel 1

Spektrum GAKY pada Manusia


Tahap Perkembangan Kelaianna

Fetus  Abortus

 Lahir mati

 Anomali kongenital

 Peningkatan angka kematian bayi

 Peningkatan angka kematian

perinatal

 Kretin neurologi (Defisiensi

mental, bisu tuli, diplegia, spaptik,

juling)

 Kretin myxoedematoma (cebol,

defisiensi mental)

 Defek psikomotor

 Hipotiroid fetal

Neonatus  Hipotiroid neonatal

 Gondok neonatal

Anak dan Remaja  Gondok

 Hipotiroid juvenile

 Gangguan fungsi mental

 Kelambatan perkembangan fisik

Dewasa  Gondok dengan segala akibatnya

 Hipotiroid

 Gangguan fungsi mental

F. Cara Untuk Mengetahui Apakah Garam Yang Dibeli Beryodium


 Pada kemasan garam beryodium harus tertera tulisan garam beryodium.

 Pengujian mutu garam beryodium menggunakan cairan uji Iodina.

 Pengujian mutu garam beryodium secara sederhana menggunakan cairan iodina test

dan tradisional menggunakan; singkong segar, garam yang akan diuji, asam cuka

25%.

Agar penggunaan garam bisa terserap oleh tubuh dengan baik, yang harus dilakukan

yakni mengetahui bagaimana cara mengunakan garam beryodium dengan benar :

 Konsumsi garam yodium dengan cukup

 Konsumsi yodium tidak berlebih

Untuk menghindari pengaruh efek samping dari konsumsi garam beryodium yang

berlebihan, maka dianjurkan untuk mengkonsumsi garam tidak lebih dari 6 gram garam atau

2 ½ gram tiap 1.000 kilo kalori, atau satu sendok teh setiap hari.

 Pastikan garam mengandung yodium.

 Menyimpan garam di tempat aman.

 Cara memasak garam yodium dengan benar

G. Bahan Makanan Sumber Zat Yodium

Konsumsi pangan merupakan faktor utama untuk memenuhi kebutuhan gizi seseorang.

Dengan demikian, diharapkan untuk mengonsumsi pangan yang beraneka ragam sehingga

dapat memenuhi kebutuhan gizi yang dibutuhkan oleh kerja tubuh.

Di negara-negara berkembang, konsumsi yodium paling banyak diperoleh dari makanan

yang berasal dari laut, mengingat air laut mengandung yodium cukup tinggi. Rumput laut

dapat digunakan sebagai bahan substitusi dalam pengembangan produk sumber yodium

antara lain berupa :

1. Kelompok produk makanan selingan/makanan jajanan.

2. Kelompok produk lauk-pauk.


3. Kelompok produk sayur-sayuran

Sumber yodium dalam bahan makanan dan minuman berasal dari laut, sayur-sayuran,

buah-buahan dan air minum. Kadar yodium dalam bahan makanan/minuman berbeda-beda

pada setiap tempat.

Sumber yodium untuk dikonsumsi manusia rata-rata berasal dari tanaman

pangan/sayuran 80%, air minum 19%, dan lain-lain dari hewani non-laut 10%. Makanan

yang berasal dari laut mengandung yodium lebih banyak dibandingkan dengan bahan

makanan dari darat. Kandungan yodium berkisar 0,7-5,4 g/kg bahan, sedangkan tanaman

darat berkisar 0,001 g/kg bahan.

Kandungan yodium dalam bahan makanan dapat hilang atau berkurang melalui proses

pengolahan. Kandungan yodium pada ikan hilang sebesar 35% pada saat penggorengan, 25%

pada proses pemanggangan/pembakaran, dan 70% pada proses perebusan.

H. Daftar Pustaka

Adriani Merryana, Wirjatmadi Bambang. 2012. Pengantar Gizi Masyarakat. Jakarta:


Kencana Prenada Media Group.
Anonim. 2012. Makalah Gangguan Akibat Kekurangan Yodium Gaky. Tersedia pada:
https://www.academia.edu/9996806/MAKALAH_GANGGUAN_AKIBAT_KEKURANGA
N_YODIUM_GAKY_. Diakses pada : Sabtu 16 Januari 2016.
Depkes RI. 2007. Laporan Hasil riset kesehatan Dasar Indonesia 2007. Jakarta: Badan
Litbangkes Tahun 2007
Depkes RI. 2009. Laporan Hasil Riset Kesehatan Dasar Indonesia 2009. Jakarta: Badan
Litbangkes Tahun 2009.

MATERI PENYULUHAN PHBS

A. PENGERTIAN PHBS
PHBS adalah upaya untuk memberikan pengalaman belajar menciptakan suatu
kondisi bagi perorangan, keluarga, kelompok dan masyarakat, dengan membuka jalan
komunikasi, memberikan informasi dan melakukan edukasi, untuk meningkatkan
pengetahuan, sikap, dan perilaku, melalui pendekatan pimpinan (advokasi), bina suasana
(social support) dan pemberdayaan masyarakat (empowerment) sehingga dapat menerapkan
cara-cara hidup sehat dalam rangka menjaga, memelihara dan meningkatkan kesehatan
masyarakat (Dinkes, 2006). Sebagai suatu upaya untuk membantu masyarakat mengenai dan
mengatasi masalahnya sendiri, dalam tatanan rumah tangga, agar dapat menerapkan cara cara
hidup sehat dalam rangka menjaga memelihara dan meningkatkan kesehatannya (Dinkes
Lampung, 2003).
PHBS yang baik dapat memberikan dampak yang bermakna terhadap kesehatan dan
meningkatkan kualitas sumber daya manusia dalam peningkatan derajat kesehatan, status
pola gizi dan pemanfaatan sarana kesehatan lingkungan agar tercapai derajat kesehatan yang
optimal. Masalah kesehatan lingkungan merupakan salah satu dari akibat masih rendahnya
tingkat pendidikan penduduk, masih terikat eratnya masyarakat Indonesia dengan adat
istiadat kebiasaan, kepercayaan dan lain sebagainya yang tidak sejalan dengan konsep
kesehatan (Azwar, 1981). Menurut pusat promosi kesehatan, PHBS dapat mencegah
terjadinya penyakit dan melindungi diri dari ancaman penyakit. Dampak PHBS yang tidak
baik dapat menimbulkan suatu penyakit diantaranya adalah mencret, muntaber, desentri,
typus, dan DBD (Dinkes Metro, 2005). Penyebab yang mempengaruhi PHBS adalah faktor
perilaku dan non perilku fisik, sosial ekonomi dan sebagainya, oleh sebab itu penanggulangan
masalah kesehatan masyarakat juga dapat ditunjukkan pada kedua faktor utama tersebut
(Notoadmojo, 2005). Banyak hal yang menjadi penyebab PHBS menurun yaitu selain faktor
teknis juga faktor-faktor geografi, ekonomi dan sosial (Depkes RI, 2003).

B. PENTINGNYA MELAKUKAN PHBS


Manfaat PHBS diantaranya:
1. Bagi rumah tangga: semua anggota keluarga menjadi sehat dan tidak mudah sakit.
2. Bagi masyarakat: masyarakat mampu mengupayakan lingkungan yang sehat,
masyarakat mampu mencegah dan menanggulangi masalah-masalah kesehatan.

C. SYARAT AIR BERSIH


Adapun beberapa syarat air bersih adalah sebagai berikut :
 Air harus berwarna bening/jernih.
 Air tidak keruh, harus bebas dari pasir, debu, lumpur, sampah, busa dan kotoran
lainnya.
 Air tidak berasa, tidak berasa asin, tidak berasa asam, tidak payau, dan tidak pahit
harus bebas dari bahan kimia beracun.
 Air tidak berbau seperti bau amis, anyir, busuk atau belerang.

D. SYARAT JAMBAN SEHAT


Adapun beberapa syarat jamban sehat adalah sebagai berikut :
 Tidak mencemari sumber air minum (jarak antara sumber air minum dengan
lubang penampungan minimal 10 meter)
 Tidak berbau.
 Kotoran tidak dapat dijamah oleh serangga dan tikus.
 Tidak mencemari tanah sekitarnya.
 Mudah dibersihkan dan aman digunakan.
 Dilengkapi dinding dan atap pelindung.
 Penerangan dan ventilasi yang cukup.
 Lantai kedap air dan luas ruangan memadai.
 Tersedia air, sabun, dan alat pembersih.

E. TINDAKAN MEMBERANTAS NYAMUK


Lakukan Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN) dengan cara 3 M plus
a. Menguras dan menyikat tempat-tempat penampungan air.
b. Menutup rapat-rapat tempat penampungan air.
c. Mengubur atau menyingkirkan barang-barang bekas yang dapat menampung air.
d. Plus menghindari gigitan nyamuk

F. MAKAN BUAH DAN SAYUR SETIAP HARI


1. Konsep dan Pengertian
Setiap anggota rumah tangga mengkonsumsi minimal 3 porsi buah dan 2 porsi
sayuran atau sebaliknya setiap hari. Makan sayur dan buah setiap hari sangat penting, karena
mengandung vitamin dan mineral, yang mengatur pertumbuhan dan pemeliharaan tubuh dan
mengandung serat yang tinggi.
2. Manfaat Vitamin yang Ada dalam Sayur dan Buah
 Vitamin A untuk pemeliharaan kesehatan mata.
 Vitamin D untuk kesehatan tulang.
 Vitamin E untuk kesuburan dan awet muda.
 Vitamin K untuk pembekuan darah.
 Vitamin C meningkatkan daya tahan tubuh terhadap infeksi.
 Vitamin B mencegah penyakit beri-beri.
 Vitamin B12 meningkatkan nafsu makan.
3. Manfaat Serat yang ada dalam sayur
 Mencegah diabetes.
 Melancarkan buang air besar.
 Menurunkan berat badan.
 Membantu proses pembersihan racun (detoksifikasi).
 Membuat awet muda.
 Mencegah kanker.
 Memperindah kulit, rambut dan kuku.
 Membantu mengatasi Anemia (kurang darah).
 Membantu perkembangan bakteri yang baik dalam usus.
4. Jumlah Sayur dan Buah dalam Sehari yang Harus Dikonsumsi
 Sayur harus dimakan 2 porsi setiap hari, dengan ukuran satu porsi sama dengan
satu mangkuk sayuran segar atau setengah mangkuk sayuran matang. Sebaiknya
sayuran dimakan segar atau dikukus, karena jika direbus cenderung melarutkan
vitamin dan mineral.
 Buah-buahan harus dimakan 2-3 kali sehari. Contohnya, setiap kali makan
setengah mangkuk buah yang diiris, satu gelas jus atau satu buah jeruk, apel,
jambu biji atau pisang. Makanlah berbagai macam buah karena akan memperkaya
variasi zat gizi yang terkandung dalam buah.

G. MELAKUKAN AKTIVITAS FISIK SETIAP HARI


1. Konsep dan Pengertian
Aktivitas fisik adalah melakukan pergerakan anggota tubuh yang menyebabkan
pengeluaran tenaga yang sangat penting bagi pemeliharaan kesehatan fisik, mental, dan
mempertahankan kualitas hidup agar tetap sehat dan bugar sepanjang hari. adalah anggota
keluarga meiakukan aktivitas fisik 30 menit setiap hari.
2. Jenis Aktivitas Fisik yang Dapat Dilakukan
 Bisa berupa kegiatan sehari-hari, yaitu: berjalan kaki, berkebun, kerja di taman,
mencuci pakaian, mencuci mobil, mengepel lantai, naik turun tangga, membawa
belanjaan.
 Bisa berupa olah raga, yaitu: push-up, lari ringan, bermain bola, berenang, senam,
bermain tenis, yoga, fitness, angkat beban/ berat.
3. Lamanya Melakukan Aktivitas Fisik
 Aktivitas fisik dilakukan secara teratur paling sedikit 30 menit dalam sehari,
sehingga dapat menyehatkan jantung, paru-paru serta alat tubuh lainnya.
 Jika lebih banyak waktu yang digunakan untuk beraktivitas fisik maka manfaat
yang diperoleh juga lebih banyak.
 Jika kegiatan ini dilakukan setiap hari secara teratur maka dalam waktu 3 bulan
ke depan akan terasa hasilnya.

H. TIDAK MEROKOK DI DALAM RUMAH


1. Konsep dan Pengertian
Setiap anggota keluarga tidak boleh merokok di dalam rumah. Rokok ibarat pabrik
bahan kimia. Dalam satu batang rokok yang diisap akan dikeluarkan sekitar 4.000 bahan
kimia berbahaya, di antaranya yang paling berbahaya adalah Nikotin, Tar, dan Carbon
Monoksida (CO). Nikotin menyebabkan ketagihan dan merusak jantung dan aliran darah. Tar
menyebabkan kerusakan sel paru-paru dan kanker. CO menyebabkan berkurangnya
kemampuan darah membawa oksigen, sehingga sel-sel tubuh akan mati.
2. Perokok Aktif dan Perokok Pasif
 Perokok aktif adalah orang yang mengkonsumsi rokok secara rutin dengan
sekecil apapun walaupun itu cuma 1 batang dalam sehari. Atau orang yang
menghisap rokok walau tidak rutin sekalipun atau hanya sekedar coba-coba dan
cara menghisap rokok cuma sekedar menghembuskan asap walau tidak diisap
masuk ke dalam paru-paru.
 Perokok pasif adalah orang yang bukan perokok tapi menghirup asap rokok
orang lain atau orang yang berada dalam satu ruangan tertutup dengan orang yang
sedang merokok.
3. Bahaya Perokok Aktif dan Perokok Pasif
 Menyebabkan kerontokan rambut.
 Gangguan pada mata, seperti katarak.
 Kehilangan pendengaran lebih awal dibanding bukan perokok.
 Menyebabkan penyakit paru-paru kronis.
 Merusak gigi dan menyebabkan bau mulut yang tidak sedap.
 Menyebabkan stoke dan serangan jantung.
 Tulang lebih mudah patah.
 Menyebabkan kanker kulit.
 Menyebabkan kemandulan dan impotensi.
 Menyebabkan kanker rahim dan keguguran.

I. MENGGOSOK GIGI
Gosok gigi yang benar setidaknya 2 menit minimal 2 kali sehari. Dan waktu
menggosok gigi yang paling penting untuk tidak dilewatkan adalah pada malam hari sebelum
tidur. Akan lebih baik jika menggosok gigi setiap sehabis makan. Bersihkan sela-sela gigi
dengan benang gigi sedikitnya sekali sehari.
Adapun manfaat dari menggosok gigi yang baik dan benar:
1. Gigi Menjadi Putih dan Bersih
Dengan menggosok gigi, maka gigi akan menjadi putih dan bersih. Ini akan
membuat kita lebih percaya diri karena penampilan kita sangat mendukung.
2. Mengurangi Bau Mulut
Sisa-sisa makanan yang tertinggal di sela gigi membuat bau yang busuk.
untuk itulah diperlukannya menggosok gigi, karena dengan menggosok gigi kita
dapat mengurangi sisa makanan yang tertinggal.
3. Mencegah Gigi Berlubang
Gigi berlubang beiasanya disebabkan oleh pertemaun bakteri dengan gula. ini
akan menyebabkan korosi pada gigi dan akan menimbulkan lubang. Menggosok
gigi akan mengurangi terjadinya korosi yang menyebabkan kerusakan email gigi.
4. Mengurangi Sakit Gigi
Jika kita sering menggosok gigi, maka sakit gigi akan dapat dikurangi.
Cara Menggosok Gigi yang Baik:
1. Sikat gigi dan gusi dengan posisi kepala sikat membentuk sudut 45 derajat di
daerah perbatasan antara gigi dengan gusi.
2. Gerakan sikat dengan lembut dan memutar. Sikat bagian luar permukaan setiap
gigi atas dan bawah dengan posisi bulu sikat 45 derajat berlawanan dengan garis
gusi agar sisa makanan yang mungkin masih menyelip dapat dibersihkan.
3. Gunakan gerakan yang sama untuk menyikat bagian dalam permukaan gigi.
4. Gosok semua bagian permukaan gigi yang digunakan untuk mengunyah. Gunakan
hanya ujung bulu sikat gigi untuk membersihkan gigi dengan tekanan ringan
sehingga bulu sikat tidak membengkok. Biarkan bulu sikat membersihkan celah-
celah gigi. Rubah posisi sikat gigi sesering mungkin.
5. Untuk membersihkan gigi depan bagian dalam, gosok gigi dengan posisi tegak dan
gerakkan perlahan ke atas dan bawah melewati garis gusi.
6. Sikat lidah untuk menyingkirkan bakteri dan agar napas lebih segar.
7. Pilihlah sikat gigi dengan bulu sikat yang lembut karena yang keras dapat membuat
gusi terluka dan menimbulkan abrasi pada gigi, yaitu penipisan struktur gigi
terutama di sekitar garis gusi. Abrasi dapat membuat bakteri dan asam
menghabiskan gigi karena lapisan keras pelindung enamel gigi telah terkikis.
8. Ganti sikat gigi jika bulu sikat sudah rusak dan simpan di tempat yang kering
sehingga dapat mengering setelah dipakai.
9. Jangan pernah meminjamkan sikat gigi Anda kepada orang lain karena sikat gigi
mengandung bakteri yang dapat berpindah dari orang yang satu ke yang lain meski
sikat sudah dibersihkan.
10. Gunakan sikat gigi elektrik untuk si kecil agar lebih mudah digunakan. Sikat gigi
jenis ini sebenarnya dapat membersihkan lebih baik daripada sikat gigi manual,
namun sebaiknya konsultasikan terlebih dulu soal penggunaannya dengan dokter
gigi Anda.

J. MENCUCI TANGAN
Mencuci tangan adalah teknik yang sangat mendasar dalam mencegah dan
mengendalikan infeksi, dengan mencuci tangan dapat menghilangkan sebagian besar
mikroorganisme yang ada di kulit (Hidayat, 2005).
Mencuci tangan adalah dapat menghilangkan sejumlah besar virus dan bakteri yang
menjadi penyebab berbagai penyakit, terutama penyakit yang menyerang saluran pencernaan,
seperti diare dan saluran pernapasan seperti influenza. Hampir semua orang mengerti
pentingnya mencuci tangan pakai sabun, namun masih banyak yang tidak membiasakan diri
untuk melakukannya dengan benar pada saat yang penting (Umar, 2009).
Mencuci tangan dengan menggunakan sabun, jangan meletakkan sabun di tempat
yang kotor, dan bilas kembali sabun setelah digunakan untuk menghindari kontaminasi
(karena saat mencuci tangan, sabun jadi kotor). Gosok sela-sela jari, bersihkan kuku, telapak
tangan sampai pergelangan dengan cermat (AMI, 2005).
Alasan seseorang harus mencuci tangan dengan air bersih dan sabun adalah:
 Air yang tidak bersih banyak mengandung kuman dan bakteri penyebab penyakit.
Bila digunakan, kuman berpindah ke tangan.
 Pada saat makan, kuman dengan cepat masuk ke dalam tubuh, yang bisa
menimbulkan penyakit (Depkes RI, 2001).
 Mencuci tangan dengan air yang mengalir hanya dapat menghilangkan kuman
25% dari tangan, sedangkan mencuci tangan dengan air bersih yang mengalir dan
sabun akan dapat membersihkan kotoran dan membunuh kuman hingga 80% dari
tangan (Hasyim, 2009)
Saat bagaimana harus mencuci tangan yaitu:
 Setiap kali tangan kita kotor (setelah memegang uang, memegang binatang,
berkebun)
 Setelah buang air besar dan buang air kecil
 Sebelum makan dan sebelum memegang makanan
 Sebelum dan sesudah makan
 Sebelum dan sesudah dari kamar mandi (BAK / BAB)
 Sepulang dari bepergian
 Sesudah memegang benda kotor, uang dan hewan
 Sebelum dan sesudah menyiapkan makanan
Manfaat mencuci tangan diantaranya:
 Membunuh kuman penyakit yang ada di tangan
 Mencegah penularan penyakit seperti diare, disentri, kolera, thypus, kecacingan,
penyakit kulit, infeksi saluran pernafasan akut (ISPA), flu burung atau SARS.
 Tangan menjadi bersih dan bebas dari kuman.

Cara Mencuci Tangan yang Benar

Keterangan:
1. Basahi tangan dengan menggunakan air bersih yang mengalir, jangan menggunakan
air yang ditampung dalam bak.
2. Lalu tuangkan sabun ke telapak tangan.
3. Usapkan telapak tangan ke telapak tangan lainnya, agar sabun merata.
4. Lalu telapak tangan kanan mengusap punggu tangan kiri dan jaring menyilang.
5. Kedua tepaka tangan bertemu dengan jari saling menyilang.
6. Punggung jari menyentuh telapak tangan dengan jari saling mengunci.
7. Lalu usap secara berputar ibu jari kiri dalam genggaman tangan kanan begitupun
sebaliknya.
8. Usap secara berputar ujung-ujung jari kanan ke telapak kiri begitupun sebaliknya.
9. Lalu bilas sabun dengan menggunakan air bersih yang mengalir.
10. Keringkan dengan handuk atau tissue yang digunakan sekali pakai.
11. Gunakan handuk atau tissue untuk menutup keran. Agar tangan tidak kotor lagi.
12. Tangan sudah aman sekarang.

K. DAFTAR PUSTAKA

Tim Field FK UNS. Tanpa tahun. Perilaku Hidup Bersih dan Sehat. Tersedia pada :
http://fk.uns.ac.id/static/filebagian/SEMESTER_5_2011_KOMUNIKASI_INFORMASI_EDU
KASI_PHBS_%28PERILAKU_HIDUP_BERSIH_DAN_SEHAT%29.pdf. Diakses pada : 11
Februari 2016.
DepKes RI. 2007. Buku Saku Rumah Tangga Sehat dengan PHBS, Pusat Promosi Kesehatan.
Jakarta: Depkes RI

. MATERI KEK PADA BUSUI


A. Ibu menyusui
Menyusui adalah proses pemberian susu kepada  bayi atau anak kecil dengan Air
Susu Ibu (ASI) dari payudara ibu. Bayi menggunakan refleks menghisap untuk
mendapatkan dan menelan susu.

Bukti eksperimental menyimpulkan bahwa air susu ibu adalah gizi terbaik untuk bayi.
Para pakar masih memperdebatkan seberapa lama periode menyusui yg paling baik  dan
seberapa jauh risiko penggunaan susu formula.

Seorang bayi dapat disusui oleh ibunya sendiri atau oleh wanita lain. ASI juga dapat
diperah dan diberikan melalui alat menyusui lain seperti botol susu, cangkir, sendok, atau
pipet. Susu formula juga tersedia untuk para ibu yang tidak bisa atau memilih untuk tidak
menyusui, namun para ahli sepakat bahwa kualitas susu formula tidaklah sebaik ASI. Di
banyak negara, pemberian susu formula terkait dengan tingkat kematian bayi akibat diare,
tetapi apabila pembuatannya dilakukan dengan hati-hati menggunakan air bersih,
pemberian susu formula cukup aman.

Pemerintah dan organisasi internasional sepakat untuk mempromosikan menyusui


sebagai metode terbaik untuk pemberian gizi bayi setidaknya tahun pertama dan bahkan
lebih lama lagi, antara lain WHO, Akademi Dokter Anak Amerika (American Academy
of Pediatrics) dan Kementerian Kesehatan.

B. Pengertian KEK

Menurut Depkes RI (2002) dalam Program Perbaikan Gizi Makro menyatakan bahwa
Kurang Energi Kronis merupakan keadaan dimana ibu penderita kekurangan makanan
yang berlangsung menahun (kronis) yang mengakibatkan timbulnya gangguan kesehatan
pada ibu. KEK dapat terjadi pada wanita usia subur (WUS) dan pada ibu hamil (bumil). 
KEK adalah penyebabnya dari ketidakseimbangan antara asupan untuk pemenuhan
kebutuhan dan pengeluaran energi (Departemen Gizi dan Kesmas FKMUI, 2007).

Istilah KEK atau kurang energi kronik merupakan istilah lain dari Kurang Energi
Protein (KEP) yang diperuntukkan untuk wanita yang kurus dan lemak akibat kurang
energi yang kronis. Definisi ini diperkenalkan oleh World Health Organization (WHO).

Kekurangan Energi Kronis (KEK) adalah keadaan dimana remaja putri/wanita


mengalami kekurangan gizi (kalori dan protein) yang berlangsung lama atau
menahun.Risiko Kekurangan Energi Kronis (KEK) adalah keadaan dimana remaja
putri/wanita mempunyai kecenderungan menderita KEK. Seseorang dikatakan menderita
risiko KEK bilamana LILA <23,5 cm.

C. Faktor Penyebab KEK


Faktor-faktor yang menyebabkan kek gizi dipengaruhi oleh faktor langsung dan faktor
tidak langsung. Faktor langsung meliputi infeksi dan asupan makan. Sedangkan faktor tidak
langsung meliputi persediaan pangan keluarga, pendidikan, dan pengetahuan ibu, pendapatan,
sanitasi lingkungan, dan pelayanan kesehatan (Soekirman, 2000).
a.Faktor langsung
 Infeksi
Kekurangan Energi Kronis (KEK) merupakan akibat interaksi antara berbagai faktor,
tetapi yang paling utama adalah akibat konsumsi makanan yang kurang memadai,
baik kualitas maupun kuantitas, dan adanya penyakit yang sering diderita (Beck,
1995). Antara status gizi dan infeksi terdapat interaksi yang bolak-balik. Infeksi dapat
mengakibatkan gizi kurang melalui berbagai mekanisme. Infeksi yang akut
mengakibatkan kurangnya nafsu makan dan toleransi terhadap makanan. Orang yang
mengalami gizi kurang mudah terserang penyakit infeksi (Suhardjo, 1999). Menurut
Pudjiadi (2000), terdapat interaksi sinergis antara malnutrisi dan infeksi. Sebab
malnutrisi disertai infeksi, pada umumnya mempunyai konsekuensi yang lebih besar
daripada malnutrisi sendiri. Infeksi derajat apapun dapat memperburuk keadaan gizi.
Malnutrisi, walaupun masih ringan mempunyai pengaruh negatif pada daya tahan
terhadap infeksi. Dampak infeksi terhadap pertumbuhan, seperti menurunnya berat
badan telah lama diketahui. Keadaandemikian ini disebabkan oleh hilangnya nafsu
makan penderita infeksi. Sehingga masukan (intake) zat gizi dan energi kurang dari
kebutuhan. Lagipula pada infeksi, kebutuhan tersebut justru meningkat oleh
katabolisme yang berlebihan pada suhu badan tinggi (Pudjiadi, 2000).
 Asupan Makanan
Asupan makanan adalah jenis dan banyaknya makanan yang dimakan seseorang yang
dapat diukur dengan jumlah bahan makanan atau energi dan zat gizi. Salah satu faktor
penting yang mendasar timbulnya masalah gizi kurang adalah adanya perilaku asupan
makanan (Suhardjo, 1999). Pada dasarnya, makanan yang dikonsumsi berfungsi untuk
mempertahankan kehidupan manusia, yaitu sebagai sumber energi dan pertumbuhan,
serta pengganti jaringan atau sel tubuh yang rusak (Muhtadi,1993). Tingkat asupan
makanan akan mempengaruhi keadaan gizi. Tingkat asupan ditentukan oleh kualitas
dan kuantitas hidangan. Kualitas hidangan menunjukkan adanya semua zat gizi yang
diperlukan tubuh di dalam susunan hidangan. Kuantitas menunjukkan jumlah masing-
masing zat gizi terhadap kebutuhan yang rusak (Sediaoetama, 1996). Asupan makan
seseorang dipengaruhi oleh kebiasaan makan dan ketersediaan pangan dalam
keluarga. Kebiasaan makan adalah kegiatan yang berkaitan dengan makanan
menuruttradisi setempat. Kegiatan itu meliputi hal-hal seperti: bagaimana pangan
diperoleh, apa yang dipilih, bagaimana menyiapkan, siapa yang memakan, dan berapa
banyak yang dimakannya (Suhardjo, 1999). Kebutuhan zat gizi tiap individu berbeda,
ada yang tinggi, dan ada yang rendah, disesuaikan dengan umur, jenis kelamin,
aktivitas, dan keadaan khusus lainnya. Zat gizi adalah satuan-satuan yang menyusun
bahan makanan yang dibutuhkan oleh tubuh. Jumlah zat gizi yang dibutuhkan
tergantung pada kualitas makanan karena efisiensi penyerapan dan penggunaannya.
Suatu kecukupan zat gizi yang dianjurkan dapat menjamin tercapainya status gizi
yang baik (Sediaoetama, 1991).

b.Faktor tidak langsung


 Ketersediaan Pangan Keluarga
Ketersediaan pangan keluarga adalah kemampuan keluarga untuk memenuhi
kebutuhan pangan seluruh anggota keluarganya dalam jumlah yang cukup, baik
jumlah maupun mutu gizinya (Depkes, 2000). Ketahanan pangan keluarga terkait
dengan ketersediaan pangan (baik dari hasil produksi sendiri, dari pasar, atau sumber
lain), harga pangan, dan daya beli keluarga, serta pengetahuan ibu tentang gizi dan
kesehatan (Depkes, 2000).
 Pendidikan
Pendidikan ibu memberi pengaruh terhadap perilaku kepercayaan diri dari tanggung
jawab dalam memilih makanan. Seseorang yang berpendidikan tinggi tidak
memperhatikan tentang pantangan atau makanan tabu terhadap konsumsi bahan
makanan yang ada (Singarimbun, 1998). Tingkat pendidikan yang rendah
mempengaruhi penerimaan informasi, sehingga pengetahuan akanterbatas. Pada
masyarakat dengan pendidikan rendah akan lebih kuat mempertahankan tradisi-tradisi
yang berhubungan dengan makanan, sehingga sulit untuk menerima pembaharuan di
bidang gizi (Singarimbun, 1998).
 Pengetahuan
Tingkat pengetahuan kesehatan akan berpengaruh kepada perilaku sebagai hasil jarak
menengah dari pendidikan kesehatan selanjutnya. Perilaku kesehatan akan
berpengaruh keadaan meningkatnya indikator kesehatan masyarakat sebagai keluaran
pendidikan kesehatan (Notoatmojo, 1993). Pendidikan atau kognitif merupakan
keadaan yang sangat penting untuk terbentuknya tindakan seseorang.Dari hasil
penelitian, terbukti bahwa perilaku yang didasari oleh pengetahuan akan lebih
langgeng dari pada perilaku yang tidak didasaripengetahuan (Notoatmojo, 1993).
Pengetahuan dibagi menjadi dua, yaitu pengetahuan yang didapat dari pengalaman
dan pengetahuanyang didapat dari keterangan. Pengetahuan yang didapat dari
pengalaman disebut pengetahuan pengalaman atau singkatnya (knowledge).
Sedangkan pengetahuan yang didapat dari keterangan disebut ilmu pengetahuan
(Notoatmojo, 1993). Pengetahuan juga dipengaruhi oleh kebudayaan. Karena
kebudayaan pulalah yang memberi corak pengalaman individu-individu yang menjadi
anggota kelompok masyarakat asuhannya (Aswar, 1997). Sedangkan media massa
adalah sebagai sarana komunikasi, mempunyai pengaruh besar dalam penentuan opini
seseorang. Adanya informasi akan mempengaruhi sesuatu hal memberikan landasan
kognitif baru bagi terbentuknya sikap terhadap hal tersebut (Aswar, 1997).
 Pendapatan Keluarga
Tingkat pendapatan keluarga menentukan bahan makanan yang dikonsumsi oleh
keluarga tersebut. Semakin rendah pendapatan, semakin besar presentase yang
digunakan untuk membeli bahan makanan, dan semakin tinggi pendapatan, maka
presentase yang digunakan untuk membeli bahan makanan semakin kecil (Berg,
1986). Pola pembelanjaan makanan antara kelompok miskin dan kaya tercermin
dalam kebiasaan pengeluaran. Di negara miskin, sebagian besar pembelanjaan
dialokasikan untuk makanan. Pendapatan merupakan faktor yang paling menentukan
kualitas dan kuantitas makanan (Berg, 1986). Keluarga yang tergolong mampu
mempunyai persediaan pangan yang mencukupi, bahkan berlebih untuk sepanjang
tahun. Sedangkan pada keluarga kurang mampu, pada masa-masa tertentu sering
mengalami kurang pangan (Sajogyo, 1996).
 Sanitasi Lingkungan dan Sarana Kesehatan
Sanitasi lingkungan dan pelayanan kesehatan adalah tersedianya air bersih dan sarana
kesehatan yang terjangkau oleh setiap keluarga yang membutuhkan (Soekirman,
2000). Makin dekat jangkauan keluarga terhadap pelayanan dan sarana kesehatan,
ditambah dengan pemahaman ibu tentang kesehatan, maka makin kecil resiko anak
terkena penyakit dan kekurangan gizi. Semakin tinggi pengetahuan masyarakat
tentang pentingnya sanitasi lingkungan, akan meningkatkan usaha masyarakatuntuk
menjaga kesehatan individu, keluarga, dan lingkungan. Apabila sanitasi lingkungan
terjaga dengan baik, maka kemungkinan timbulnya penyakit infeksi dapat dikurangi
(Soekirman, 2000). Pelayanan kesehatan adalah akses atau jangkauan anak dan
keluarga terhadap upaya pencegahan penyakit dan pemeliharaan kesehatan seperti
imunisasi, penimbangan anak balita, penyuluhan kesehatan dan gizi, serta sarana
kesehatan yang baik seperti Posyandu, Puskesmas, Rumah Sakit, dan tersedianya air
bersih. Ketidakterjangkauan pelayanan kesehatan (karena jauh atau tidak mampu
membayar), kurangnya pendidikan dan pengetahuan, merupakan kendala masyarakat
dan keluarga memanfaatkan secara baik pelayanan kesehatan yang tersedia. Hal ini
dapat berdampak juga pada status gizi anak (Soekirman, 2000).

D. Tanda dan Gejala KEK


Adapun ciri-ciri atau tanda-tanda ibu menyusui dengan gangguan KEK adalah
sebagai berikut:
 Badan terasa lemah, lemas, lesu, dan letih
 Wajah pucat
 Berat badan sulit bertambah
 Ukuran lingkar lengan atas (LILA) kurang dari 23,5 cm
 Anemia

E. Cara Penanggulangan KEK


Timbulnya KEK pada ibu menyusui disebabkan oleh rendahnya konsumsi energy
dan protein serta zat gizi lainnya selama menyusui. Oleh karena itu, jenis diet yang
tepat untuk ibu menyusui penderita KEK adalah Diet Energi Tinggi Protein Tinggi
(ETPT) merupakan diet yang mengandung energy dan protein di atas kebutuhan individu
normal. Diet ini biasa diberikan pada pasien yang mengalami kekurangan energyi dan
protein contohnya KEK pada ibu menyusui.
Tujuan pemberian diet ETPT adalah untuk memenuhi kebutuhan energy dan protein
yang meningkat untuk mencegah dan mengurangi kerusakan jaringan tubuh dan juga
menambah berat badan hinga mencapai berat badan normal. Bahan makanan yang
dianjurkan dalam pemberian diet ETPT ini adalah semua bahan makanan sumber
karbohidrat, meningkatkan konsumsi protein baik hewani maupun nabati, sert
ameningkatkan asupan sayuran  dan buahan.

KEK pada ibu menyusui dapat ditanggulangi dengan cara sebagai berikut:

 Mengonsumsi makanan yang mengandung kalori tinggi, seperti nasi, kentang, ubi,
singkong, dll.
 Mengonsumsi makanan yang mengandung protein tinggi, seperti telur, ikan, daging,
kacang-kacangan, susu, dll.
 Mengonsumsi makanan yang mengandung zat besi, seperti sayuran hijau, protein
hewani (daging, susu, telur) dan lengkapi dengan suplemen zat besi.

F. Kebutuhan Gizi pada Ibu Menyusui

Gizi pada ibu menyusui sangat erat kaitannya dengan produksi air susu, yang
sangat dibutuhkan untuk tumbuh kembang bayi. Kebutuhan nutrisi selama laktasi
didasarkan pada kandungan nutrisi air susu dan jumlah nutrisi penghasil susu. Ibu
menyusui disarankan memperoleh tambahan zat makanan 800 Kkal, kebutuhan kalori ini
lebih tinggi bila dibanding saat kehamilan. Kandungan kalori ASI rata-rata yang
dihasilkan ibu dengan nutrisi baik adalah 70 kal/100 ml, dan kira-kira 85 kal diperlukan
oleh ibu untuk tiap 100 ml yang dihasilkan. Rata-rata ibu menggunakan kira-kira 640
kal/hari untuk 6 bulan pertama dan 510 kal/hari selama 6 bulan kedua untuk
menghasilkan susu normal. ibu yang sedang menyusui dianjurkan untuk minum sebanyak
2–2,5 liter air sehari, di samping bisa juga ditambah dengan minum air buah. Karena
dengan minum air buah/sari buah ini setidaknya kebutuhan akan air dan vitamin bisa
terpenuhi (Committee on Nutritional, 1990).
Di Indonesia batas ambang LILA dengan resiko KEK adalah 23,5 cm hal ini
berarti ibu menyusui dengan resiko KEK diperkirakan akan mengalami status gizi kurang
dan dapat menghambat produksi ASI. Untuk mencegah resiko KEK pada ibu menyusui
harus mempunyai gizi yang baik, misalnya dengan LILA tidak kurang dari 23,5 cm.
Ibu yang sedang laktasi dianjurkan untuk tidak minum-minuman keras, apalagi
alkohol. Demikian pula terhadap obat-obatan berikut, diuretik (mengurangi cairan tubuh –
memperkecil produksi ASI secara tidak langsung), pil anti hamil (mensupresi produksi
ASI) dan lain-lain. Berikut ini kebutuhan gizi ibu yang sedang menyusui dibandingkan
kebutuhan wanita dewasa yang tidak menyusui (Sulistyoningsih, hariyani 2011).
Wanita Dewasa Ibu Menyusui
Zat gizi
Tidak Menyusui 0-6 bulan 7-12 bulan
Energy (kkal) 1900 +500 +550
Protein (gram) 50 +17 +17
Vitamin A (RE) 500 +350 +350
Vitamin C (mg) 75 +45 +45
Besi (gram) 26 +2 +2
Yodium 15 +50 +50
Kalsium (mg) 500 +150 +150
Sumber : Widya Karya Nasional Pangan dan Gizi, 2004

Air Susu Ibu (ASI) dibutuhkan dalam proses tumbuh kembang bayi.
Kebutuhannya harus tetap terpenuhi sehingga proses yang sedang berlangsung itu tidak
mengalami hambatan. Dengan makin lengkapnya fasilitas dengan segala faktor
pendukungnya terutama dalam perawatan postnatal dan laktasi ini diharapkan bayi yang
sedang tumbuh beradaptasi ini dapat berkembang sesuai dengan kebutuhannya.
Beberapa keuntungan dan keunggulan ASI adalah:
o ASI bersih
o Mengandung immunoglobulin (Ig) terutama IgA
o Mengandung laktoferrin, suatu ikatan protein dengan zat besi. Dengan adanya
ikatan tersebut maka bakteri-bakteri yang berbahaya dalam usus tidak dapat
menggunakannya untuk pertumbuhannya.
o Mengandung Lysosim, suatu enzim dengan konsentrasi beberapa ribu kali lebih
tinggi dibanding dengan yang ada pada susu sapi. Enzym ini akan merusak
bakteri-bakteri yang berbahaya dan juga berguna untuk melindungi bayi terhadap
berbagai jenis virus.
o Sel-sel darah putih selama minggu pertama dan mingggu kedua ASI (Air Susu
Ibu) dibutuhkan dalam proses tumbuh kembang bayi. Kebutuhannya harus tetap
terpenuhi sehingga proses yang sedang berlangsung itu tidak mengalami
hambatan. Dengan makin lengkapnya fasilitas dengan segala faktor
pendukungnya terutama dalam perawatan postnatal dan laktasi ini diharapkan bayi
yang sedang tumbuh beradaptasi ini dapat berkembang sesuai dengan
kebutuhannya.
Kebutuhan nutrient ibu menyusui meliputi:
 Energi
Berdasarkan AKG Menkes 2013, kebutuhan normal yang harus ditambahkan pada ibu
menyusui adalah :
Trisemester I 330 kalori
Trisemester II 400 kalori
Jika BB turun > 0,9 kg/minggu setelah 3 minggu pertama menyusui sehingga
kebutuhan kalori tidak tercukupi maka Produksi ASI menurun.
 Protein
Ibu memerlukan tambahan 20 gram diatas kebutuhan normal ketika menyusui
 Cairan
Nutrisi lain yang diperlukan selama laktasi adalah asupan cairan. Dianjurkan ibu
menyusui minum 2 – 3 liter perhari, dalam bentuk air putih, susu dan jus buah.
 Vitamin dan Mineral
Kebutuhan vitamin dan mineral selama menyusui lebih tinggi dari pada selama hamil.

G. Makanan Bergizi untuk Ibu Menyusui

Menurut Andhika (2011) memperhatikan jumlah dan jenis makanan adalah sangat
penting bagi ibu menyusui.Perlu diketahui, jika asupan makanan kurang, maka bahan
untuk pembentukan ASI diambil dari persediaan tubuh ibu.Jika itu terjadi, maka tubuh
ibu dapat saja menjadi kurus.Berikut diberikan contoh makanan yang dapat dijadikan
panduan oleh ibu menyusui pada umumnya. Bahan makanannya dapat diganti dengan
bahan lain yang memiliki kandungan yang sama.
Contoh jumlah makanan untuk ibu menyusui :
Bahan Berat (gr) Konversi
Beras 500 6 gelas nasi
Daging 100 2 potong
Telur 50 1 butir
Tempe 100 4 potong
Kacag ijo 25 2,5 sdm
Sayuran 400 4 gelas
Buah 300 3 iris papaya
Minyak 25 2,5 sdm
Susu 250 1 gelas

Sedangkan contoh menu dalam sehari untuk ibu menyusui adalah sebagai berikut:
WAKTU MENU BERAT
PAGI Nasi 75 gr

Sayur daun katuk 50gr

Tahu goreng tepung 50gr


SNACK Susu 200ml

Roti bakar keju 100gr


SIANG Nasi 100gr

Pepes ikan 50gr

Tempe bacem 50gr

Bothok ayam 100gr

Sayur bayam 50gr

Pisang
SNACK Bubur kacang ijo 100gr
MALAM Nasi 100gr

Daging bumbu semur 50gr

Perkedel tahu 50gr

Tumis daun papaya 100gr

Jeruk 50gr
PORTOFOLIO
KEGIATAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN
PROGRAM INTERVENSI GIZI MASYARAKAT (PIGM)
KELUARGA BINAAN

OLEH:
NYOMAN KUSUMA WARDHANI
NIM. P07131013036

KEMENTERIAN KESEHATAN RI
POLITEKNIK KESEHATAN DENPASAR
JURUSAN GIZI
DENPASAR
2016
DATA UMUM KELUARGA BINAAN
(ANEMIA PADA IBU HAMIL)

1. Identitas Ibu Hamil


Nama : Ni Wayan Darmini
Tempat Tanggal Lahir : Pisang, 31 Desember 1980
Umur : 35 Tahun
Alamat : Banjar Tengkulak Tengah, Desa Kemenuh
Pendidikan : Tamat SD
Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga
Agama : Hindu

2. Identitas Suami
Nama : I Made Suparta Putra
Tempat Tanggal Lahir : Tengkulak Tengah, 30 Januari 1979
Umur : 37 Tahun
Alamat : Banjar Tengkulak Tengah, Desa Kemenuh
Pendidikan : Tamat SD
Pekerjaan : Buruh
Agama : Hindu

3. Identitas Anak Pertama


Nama : Wayan Agas Mahendra
Tempat Tanggal Lahir : Gianyar, 13 Agustus 2012
Umur : 3 Tahun 8 bulan
Alamat : Banjar Tengkulak Tengah, Desa Kemenuh
Pendidikan :-
Pekerjaan :-
Agama : Hindu
1. Pengkajian Gizi

STANDAR
DATA TERKAIT GIZI PEMBANDING /NILAI MASALAH
NORMAL
Antropometri: Standar Lila: ≥ 23,5 cm
BB Sebelum Hamil: 56 Kg Normal

BB: 65,4 Kg

TB: 158,3 Cm

LILA: 24 cm

Biokimia:
Kadar Hb normal ibu Anemia
Kadar Hb: 10,7 gr/dL hamil: ≥11,0 gr/dL
Fisik dan Klinis Tekanan darah Normal = Tekanan darah rendah
1. Fisik 120/80 mmhg
Ibu sering mengalami
lemas dan pusing
terutama pada siang hari.
2. Klinis
Tekanan darah 90/60
mmHg

Diet/Riwayat Gizi: Energy :2.255,3kkal Asupan Makan tidak


Protein :104,57gram adekuat, ditandai
Dari Hasil Recall hari Lemak : 72,64 gram dengan persentase
pertama: Karbohidrat :338,30gram tingkat konsumsi:
(Hasil recall menggunakan Energy :57,55%
nutrisurvey 2008) Protein : 29,21%
Energy : 1298.3kkal Lemak : 10,97%
Protein : 30.55gram Pola Makan 3x sehari Karbohidrat : 81,90%
Lemak : 7.975gram makanan utama 2x sehari
Karbohidrat : 277.07gram makanan ringan/snack
Perilaku makan yang
 Pola makan 3x salah
makanan utama tidak
suka makan snack.
 Kurang mengonsumsi
buah, lauk hewani dan
lauk nabati
 Memiliki kebiasaan
minum kopi pada
siang hari, serta sering
mengonsumsi teh
setelah makan
terutama pada saat
sehabis sarapan
 Tidak menggunakan
garam beryodium
Riwayat Individu: Pengetahuan terkait gizi
 Pendidikan sampel masih kurang dan Aktifitas
tamat SD fisik rendah.
 Pekerjaan ibu rumah
tangga, sehari-hari
hanya mengurus anak
dan membantu
membuat canang sari.
 Usia kehamilan 8
bulan 3 minggu (T3)
 Minum tablet
penambah darah dan
vitamin yang
diberikan oleh bidan
poskesdes.
 Kehamilan ke-2
 Memiliki 1 orang
anak berjenis kelamin
laki-laki
 Rutin control
kesehatan ke
poskesdes
 Usia: 35 tahun
 Belum tahu mengenai
apa yang dimaksud
dengan
anemia/kekurangan
darah, kurangnya
informasi mengenai
kesehatan dan
pemilihan jenis
makanan yang baik
untuk meningkatkan
kadar darah.

2. Identifikasi Masalah

a. Anemia (Hb < 11 mg/dl)

b. Tekanan darah rendah

c. Asupan tidak adekuat

d. Perilaku makan yang salah

e. Pengetahuan terkait Gizi rendah

f. Aktifitas fisik kurang


3. Diagnosa gizi
a. Anemia/kadar Hb rendah, hal ini berkaitan dengan perilaku
makan yang salah yang ditandai dengan kadar Hb 10,7 g/dL
pengecekan kadar Hb menggunakan alat easyTouch.
b. Asupan makan yang tidak adekuat berkaitan dengan pola
konsumsi yang salah ditandai dengan Energy 57,55%, Protein
29,21%, Lemak 10,97% dan Karbohidrat 81,90%.

4. Intervensi Gizi
a. Tujuan Asuhan Gizi
1) Mempertahankan status gizi tetap normal
2) Meningkatkan pengetahuan ibu mengenai gizi
melalui penyuluhan
3) Memberikan makanan yang dapat meningkatkan
kadar Hb sehingga dapat menghindari anemia yang
berkelanjutan.
4) Meningkatkan pola konsumsi ibu hingga mencapai
sesuai dengan kebutuhan
5) Mencapai derajat kesehatan yang optimal
b. Preskripsi Diet
Pemenuhan gizi seimbang diberikan kepada ibu untuk
memenuhi kebutuhan akan zat gizi yang meningkat dari
sebelumnya pada ibu dan bayi di dalam kandungan.
c. Syarat Diet
1) Energi diberikan dengan tambahan kebutuhan yang
dianjurkan dalam AKG 2013, yaitu:
 Trim. I : 180 kkal/hari
 Trim. II : 300 kkal/hari
 Trim. III : 300 kkal/hari
2) Kebutuhan protein meningkat, diberikan 15-2-% dari
kebutuhan energy dan tambahan yang dianjurkan sesuai
AKG 2013, yaitu 20 gram (TI, TII, TIII) dan lemak
diberikan cukup, yaitu 20-25% dari kebutuhan energy
total serta tambahan sesuai trimester I: 6 gram,
Trimester 2: 10 gram, dan Trimeter III: 10 gram
3) KH diberikan 60% dari kebutuhan energy total
4) Memenuhi kecukupan vitamin dan mineral
5) Memperhatikan kebersihan/sanitasi dan hygiene
6) Menu bervariasi dan beragam
7) Makanan yang tidak pedas, berlemak, bergas dan
merangsang serta hindari makan makanan yang
diawetkan

d. Bentuk makanan dan frekuensi pemberian

Bentuk makanan yang diberikan adalah bentuk makanan biasa,


karena nafsu makan ibu hamil masih sangat baik. Frekuensi
pemberian makanan yaitu 3x makan utama dan 2x makan selingan.

e. Perhitungan Kebutuhan
 BB: 65,4 Kg

 TB: 158,3 Cm

 LILA: 24 cm

 BBI: (158,3-100) x 0,9 = 52,47 Kg


 Energi:

BBIH = BBI + (usia kehamilan x 0,35)

= 52,47 + (35 x 0,35) = 64,72 kg


BMR : 0,9 x 64,72kg x 24 = 1.397,95
kkal
Koreksi Tidur : 0,1 x 64,72kg x 8 = 51,77 kkal -
1.346,18
kkal
Aktivitas : 30% x 1.346,18 =403,85 kkal+
1.750,03 kkal
Penambahan Trimester III = 300 kkal +
2.050,03 kkal
SDA : 10% x 2.050,03 = 205,0 kkal +
2.255,3 kkal
 Protein = 15% x 2255,3 kkal/4
= 84,57 gram + 20 gram = 104,57 g
 Lemak = 25% x 2255,3 kkal/9
= 62,64 gram + 10 gram = 72,64 g
 Kh = 60% x 2255,3 kkal/4 = 338,30 gram

f. Penyuluhan dan Konsultasi gizi


1) Judul : PHBS, KADARZI, Gayo, Anemia,
Gizi seimbang ibu hamil, KEK pada Busui, Asi Eksklusif
serta pentingnya mengonsumsi buah dan sayur.
2) Sasaran : Ibu Wayan Darmini
3) Metode : Diskusi dan Tanya jawab
4) Waktu dan tempat : Rumah ibu wayan darmini BR.
Tengkulak Tengah
5) Materi : Terlampir
6) Alat dan Media : Leaflet, pretest dan posttest

5. Monitoring dan Evaluasi


1) Monitoring

No Parameter Indikator Waktu Alat/Instrumen

1 Asupan Tingkat 3x selama Form Recall 24


Makan konsumsi kunjungan jam
meningkat
sesuai
dengan
kebutuhan

2 Kadar Hb Kadar Hb Awal dan akhir EasyTouch


meningkat kunjungan
sesuai
standar
(≥11 g/dL)

2) Evaluasi
Evaluasi asuhan gizi dilaksanakan dengan membandingkan hasil
monitoring dengan tujuan yang telah ditentukan. Evaluasi dari kegiatan
asuhan gizi ini dilaksanakan secara bertahap yaitu setiap kunjungan
dengan tujuan memonitor makanan yang dikonsumsi, wajib membawa
form recall 1x24jam yang bertujuan untuk mengetahui kepatuhan ibu
melaksanakan anjuran yang diberikan sedangkan evaluasinya dilakukan
dengan pengukuran berat badan sasaran diakhir kegiatan.
a) Pengetahuan

Evaluasi mengenai pengetahuan diperoleh dari hasil pretest yang


dilaksanakan pada saat sebelum diadakannya penyuluhan, penyuluhan
dilaksanakan dengn cara menyampaikan mengenai beberapa materi.
Setelah diberikan penyuluhan penilaian peningkatan pengetahuan
diperoleh dari hasil posttest. Adapun hasil evaluasi terkait pengetahuan
dilakukan dengan memberikan soal Post Test dengan hasil sebagai
berikut:

No Kuesioner Pengetahuan Nilai Pre Test Nilai Post test


1. Garam Beryodium 40 100
2. PHBS 80 80
3. Gizi Seimbang Pada Ibu Hamil 20 100
4. Anemia 60 80
5. KADARZI 30 90
6. Asi Eksklusif 80 100
7. KEK pada Ibu Menyusui 60 100
Skor Nilai Keseluruhan 52,85 92,83

Dari hasil pretest dan posttest yang telah diakumulasi, dapat dilihat
bahwa pengetahuan ibu hamil sudah mengalami peningkatan dengan hasil
pretest yang diperoleh sebesar 52,85 dan meningkat pada hasil posttest
sebesar 92,83. Berdasarkan nilai pretest dan posttest pengetahuan ibu
sudah tergolong baik (≥80).

b) Asupan
Perbandingan asupan pada saat Kegiatan Binaan
No. Zat Gizi Tingkat Tingkat Tingkat Tingkat
Konsumsi Konsumsi Konsumsi Konsumsi
1 II III Normal
1. Energi 57,56 % 72,15 % 57,09 % 90- 120%
2. Protein 29,21 % 32,50 % 45,56 % 90-120%
3 Lemak 10,97 % 41,60 % 34,13 % 90-120%
4. KH 81,90 % 94,17 % 65,78 % 90-120%

Berdasarkan hasil recall yang telah dilakukan dan jika


dibandingkan dari hasil ketiga tingkat konsumsi, maka tampak bahwa
setelah hasil recall pertama dan dilakukan penyuluhan lalu dilakukan
recall kedua tampak bawha asupan dari recall kedua mulai menunjukkan
adanya peningkatan khususnya pada zat gizi yang masih dalam katagori
kurang sebelumnya yakni pada lemak, energi, protein, dan karbohidrat
mengalami peningkatan, hal ini mungkin disebabkan karena adanya
informasi mengenai variasi makanan sehingga perilaku makan ibu sudah
mulai berubah dari jarang mengonsumsi lauk sumber protein hewani dan
nabati serta buah, menjadi mengonsumsi lauk sumber protein hewani,
nabati dan buah, serta meningkatkan konsumsi sumber Fe seperti bayam
dan mengonsumsi makanan sumber Vit.C seperti buah jeruk serta
kebiasaan minum kopi dan the telah dihilangkan karena ibu sudah diberi
pengetahuan mengenai Anemia.

c. Kadar Hb
Awal Setelah Akhir
(5/2/16) Melahirkan (23/2/16)
(21/2/16)
HB 10,7 g/dL 9,0 g/dL 9,6 g/dL
Pada saat awal kunjungan Kadar Ibu Wayan Darmini 10,7 g/dL
(anemia) sedangkan pada pengecekan kedua kadar Hb menurun menjadi
9,0 g/dL hal ini disebabkan karena ibu merasa lemas pasca melahirkan,
diakhir kegiatan kk binaan kadar Hb Ibu Wayan Darmini sudah mulai
meningkat sebesar 9,6 g/dL hal ini disebabkan kondisi fisik ibu sudah
mulai normal kembali.

d. Status Gizi
No. Antropometri Pengukuran Awal Pengukuran akhir
1. BB 65,4 kg 59,8 kg
2. Lila 24 cm 24,3 cm

Pengukuran akhir dibandingkan pengukuran awal mengalami


penurunan, yang disebabkan karena ibu hamil telah melahirkan dan
melahirkan seorang anak perempuan dengan berat badan 2900 gram
(Normal) dengan panjang badan 50 cm, bayi lahir dengan normal dan
tidak BBLR. Dengan status gizi ibu normal yang ditandai dengan Lila 24,3
cm.

e. Tindak Lanjut
Meningkatkan asupan makanan sumber Vitamin C dan Zat Besi
agar menghilangkan penyakit anemia pada ibu. Mengontrol kebiasaan
makan setiap hari selama proses menyusui agar produksi asi lebih lancer
dan bayi tumbuh dengan sehat.
LAMPIRAN
NILAI PRETEST DAN POSTEST

No Kuesioner Pengetahuan Nilai Pre Test Nilai Post test


1. Garam Beryodium 40 100
2. PHBS 80 80
3. Gizi Seimbang Pada Ibu Hamil 20 100
4. Anemia 60 80
5. KADARZI 30 90
6. Asi Eksklusif 80 100
7. KEK pada Ibu Menyusui 60 100
Skor Nilai Keseluruhan 52,85 92,83
LAMPIRAN
DATA IBU DAN ANAK SETELAH MELAHIRKAN

1. Data Ibu
Nama : Wayan Darmini
Awal Setelah Akhir
(5/2/16) Melahirkan (23/2/16)
(21/2/16)
TB 158,3 cm 158,3 cm 158,3 cm
BB 65,4 Kg 59,7 Kg 59,8 Kg
LILA 24,0 Cm 24,3 Cm 24,3 Cm
HB 10,7 g/dL 9,0 g/dL 9,6 g/dL
2. Data Anak
Nama : Gesya Febrianti
Jenis Kelamin : Perempuan
Tanggal Lahir : 18 Februari 2016
Jam : 13:50 WITA
BBL : 2900 gram
TBL : 50 cm

LAMPIRAN
RESEP PUDING BAYAM
 200 gr Agar-agar bubuk putih
 120 gr Susu
 300 gr Bayam, rajang halus
 120 gr Susu kental manis
 250 gr Wortel
 1000 ml air putih
 Garam secukupnya
 Gula secukupnya

Cara Membuat Puding Bayam Yang Lembut:

Pertama:

 Bayam dirajang, rendam dalam air panas sampai terlihat layu. Angkat.


Tiriskan.
 Ambil wadah campurkan air, agar-agar, susu dan garam, aduk sampai rata.
Didihkan dalam api sedang, sambil diaduk-aduk.
 Taruh rajangan bayam di dalam cetakan, tuangkan adonan agar-agar
perlahan, tiriskan sampai agak mengeras.

Kedua:

 Wortel dibersihkan lalu dibuat jus, sisihkan.


 Ambil wadah campurkan air, agar-agar, susu, jus wortel dan garam, aduk
sampai rata. Didihkan dalam api sedang, sambil diaduk-aduk.
 Tuangkan adonan kedua ke atas adonan pertama yang sudah agak
mengental. Diamkan sampai mengeras. Sajikan dalam keadaan dingin.

MARMALADE JERUK

Bahan:
- 6 buah jeruk mandarin ukuran kecil atau 4 buah sunskist ukuran sedang
- 2 buah jeruk lemon
- 500 gram gula pasir
- 1 liter air

Cara membuat:

1. Cuci bersih jeruk mandarin dan jeruk lemon, keringkan dengan


serbet atau tissue dapur. Belah jeruk melintang menjadi dua bagian
sehingga tampak bagian bijinya, keluarkan biji-biji tersebut dengan
menggunakan tusuk gigi atau tusuk sate agar tidak banyak jus jeruk
terbuang. 

2. Menggunakan pisau yang sangat tajam, iris jeruk setipis mungkin.


Masukkan ke dalam panci stainless steel, saya menggunakan panci
anti lengket. Tidak disarankan menggunakan panci alumunium
karena jus jeruk yang asam akan menyebabkan korosif pada
alumunium. 
3. Jika anda menggunakan jeruk sunskist atau jeruk yang memiliki
kulit tebal, saran saya kupas bagian kulit terluar jeruk
menggunakan pisau, usahakan agar bagian putihnya sesedikit
mungkin terambil. Kupas bagian putih kulit jeruk yang menempel
pada jeruk, iris jeruk dan kulit luar jeruk tipis-tipis. Bagian putih
ini menimbulkan rasa getir dan pahit pada selai, semakin sedikit
bagian putih kulit jeruk tercampur di dalam selai maka rasa selai
semakin baik. Sebaiknya lakukan cara ini pada jeruk lemon juga,
karena jeruk lemon cenderung memiliki kulit tebal dan terasa
getir. 

4. Tuangkan air ke dalam panci dan masak dengan api besar hingga
mendidih, lanjutkan memasak dengan api besar selama 10 menit,
kemudian kecilkan api hingga larutan hanya menimbulkan letupan
kecil saja. Masak selama 40 menit atau hingga kulit jeruk terasa
empuk. Aduk sesekali selama jeruk direbus. Masukkan sebuah
piring kecil ke dalam freezer, piring ini akan kita gunakan untuk
mengetes kekentalan selai.

5. Masukkan gula pasir, besarkan api kompor dan masak hingga


mendidih dan gula larut, aduk rata. Terus masak hingga rebusan
jeruk menjadi mengental, terlihat jernih dan mengkilap.

6. Keluarkan piring kecil yang tadi kita masukkan ke freezer, ambil


setengah sendok selai dan tuangkan ke atas piring yang dingin.
Biarkan selama 30 detik, selai dianggap telah jadi jika piring
dimiringkan maka cairan tampak kental, hanya sedikit bergerak
namun tidak mengalir, ketika disentuh terasa seperti jelly. Jika
cairan masih terlihat encer dan mengalir maka selai belum jadi,
rebus kembali hingga kental. 

7. Angkat panci berisi selai dari kompor.  Siapkan botol selai yang
akan digunakan, cuci bersih. Rebus botol di dalam air mendidih
hingga seluruh badan botol tertutup air, selama 5 menit. Angkat
botol dari air mendidih, keringkan dengan tissue dapur. Tuangkan
selai ke dalam botol hingga hampir penuh, tutup rapat botol. 

8. Kukus (bukan rebus) botol berisi selai selama 10 menit. Keluarkan


dan dinginkan. Selai dalam botol yang belum terbuka tahan hingga
6 bulan di suhu ruang, jika tutup telah dibuka maka selai harus
disimpan di dalam kulkas. 

9. Selai marmalade sedap untuk olesan roti, isi roti manis atau cake
marmalade.
LAMPIRAN

DOKUMENTASI

PENDATAAN AWAL
KEGIATAN PENYULUHAN DAN MEMASAK
PENDATAAN ANTROPOMETRI SETELAH MELAHIRKAN
KEGIATAN PENUTUP
LAMPIRAN
FORM CHECKLIST

No PERNYATAAN YA TIDAK
Ibu hamil
mengonsumsi
tablet penambah
darah secara
1 rutin V  
Ibu hamil Rutin
cek kesehatan
2 setiap bulannya V  
Ibu hamil rutin
menimbang
3 setiap bulannya V  
ibu hamil rutin
mengecek tensi
4 setiap bulannya V  
Ibu hamil
5 memiliki KIA V  
Ibu hamil
menggunakan
garam
6 beryodium   V
ibu hamil paham
mengenai
7 KADARZI   V
ibu hamil paham
8 mengenai PHBS   V
ibu hamil paham
mengenai
9 anemia   V
Ibu hamil Rutin
mengonsumsi
makanan
sumber Zat besi
10 dan Vitamin C   V

HASIL RECALL
TINGKAT KONSUMSI

RECALL 1
Konsumsi Nilai Gizi
Energi Protein (gr) Lemak (gr) KH (gr)
(kkal)
Asupan 1298.3 30.55 7.975 277.07
Kebutuhan 2255,3 104,57 72,64 338,30
Persentase Pemenuhan 57,56 29,21 10,97 81,90

RECALL 2
Konsumsi Nilai Gizi
Energi Protein (gr) Lemak (gr) KH (gr)
(kkal)
Asupan 1627.2 33.985 30.22 318.58
Kebutuhan 2255,3 104,57 72,64 338,30
Persentase Pemenuhan 72,15 32,50 41,60 94,17

RECALL 3
Konsumsi Nilai Gizi
Energi Protein (gr) Lemak (gr) KH (gr)
(kkal)
Asupan 1287.7 47.64 24.79 222.54
Kebutuhan 2255,3 104,57 72,64 338,30
Persentase Pemenuhan 57,09 45,56 34,13 65,78
RECALL KONSUMSI TANGGAL 23 FEBRUARI 2016
Protein Vit. Vit. Vit.
Waktu Menu Bahan Berat Energi LEMAK HA Ca Fe Natrium
Hewani Nabati A B1 C
Beras
Malam bubur giling 50 180 0 3.4 0.35 39.45 3 0.4 0 0.06 0 2.5
kacang
kapri Kacang
7:30 goreng kapri 20 19.6 0 1.34 0.08 3.54 4.4 0.38 136 0.068 5.2 2.2
Minyak
23-02-2016   kelapa 5 43.5 0 0.05 4.9 0 0.15 0 0 0 0 0
  tahu Tahu 50 34 0 3.9 2.3 0.8 62 0.4 0 0.03 0 6
  buah apel Apel 150 87 0 0.45 0.6 22.35 9 15.45 135 0.06 7.5 3
Sub Total 364.1 0 9.14 8.23 66.14 78.55 16.63 271 0.218 12.7 13.7
Malam nasi Nasi 150 267 0 3.15 0.15 60.9 7.5 0.75 0 0.03 0 0
sayur
13:00 hijau Sawi 100 22 0 2.3 0.3 4 220 2.9 6460 0.09 102 11.74
Minyak
22-02-2016   kelapa 2.5 21.75 0 0.025 2.45 0 0.075 0 0 0 0 0
  Tahu Tahu 50 34 0 3.9 2.3 0.8 62 0.4 0 0.03 0 6
Pisang
  pisang ambon 100 99 0 1.2 0.2 25.8 8 0.5 146 0.08 3 18
Sub Total 443.75 0 10.575 5.4 91.5 297.575 4.55 6606 0.23 105 35.74
Malam nasi Nasi 150 267 0 3.15 0.15 60.9 7.5 0.75 0 0.03 0 0
18:00 ikan Pindang 80 125.6 22.4 0 3.36 0 40 0.8 120 0.08 0 0
pindang banjar
tanpa
bumbu
Minyak
22-02-2016   kelapa 5 43.5 0 0.05 4.9 0 0.15 0 0 0 0 0
Sayur
  hijau Sawi 100 22 0 2.3 0.3 4 220 2.9 6460 0.09 102 11.74
Minyak
    kelapa 2.5 21.75 0 0.025 2.45 0 0.075 0 0 0 0 0
Sub Total 479.85 22.4 5.525 11.16 64.9 267.725 4.45 6580 0.2 102 11.74
Total 1287.7 47.64 24.79 222.54 643.85 25.63 13457 0.648 219.7 61.18

RECALL KONSUMSI TANGGAL 4 FEBRUARI 2016


Bahan Protein Vit. Vit. Vit.
Waktu Menu Berat Energi LEMAK HA Ca Fe Natrium
Makanan Hewani Nabati A B1 C
the
makan pagi manis the 20 70.4 0 3.48 0.26 13.8 59.2 0.82 0 0 0 0.006
8:00   Gula pasir 20 72.8 0 0 0 18.8 1 0.02 0 0 0 0.06
Beras
4/2/2016 nasi giling 75 270 0 5.1 0.525 59.175 4.5 0.6 0 0.09 0 3.75
sayur
  hijau Sawi 100 22 0 2.3 0.3 4 220 2.9 6460 0.09 102 11.74
Sub Total 435.2 0 10.88 1.085 95.775 284.7 4.34 6460 0.18 102 15.556
Makan Beras
Siang nasi giling 75 270 0 5.1 0.525 59.175 4.5 0.6 0 0.09 0 3.75
sayur
14:00 hijau Sawi 100 22 0 2.3 0.3 4 220 2.9 6460 0.09 102 11.74
Kopi,
bagian
yang dapat
3/2/3016 kopi larut 10 35.2 0 1.74 0.13 6.9 29.6 0.41 0 0 0 0.003
    Gula pasir 20 72.8 0 0 0 18.8 1 0.02 0 0 0 0.06
Sub Total 400 0 9.14 0.955 88.875 255.1 3.93 6460 0.18 102 15.553
Makan Beras
Malam nasi giling 75 270 0 5.1 0.525 59.175 4.5 0.6 0 0.09 0 3.75
sayur
20:00 hijau Sawi 100 22 0 2.3 0.3 4 220 2.9 6460 0.09 102 11.74
Kopi,
bagian
3/2/2016 kopi yang dapat 10 35.2 0 1.74 0.13 6.9 29.6 0.41 0 0 0 0.003
larut
    Gula pasir 20 72.8 0 0 0 18.8 1 0.02 0 0 0 0.06
Kacang
kacang kapri ( biji
  kapri segar ) 20 19.6 0 1.34 0.08 3.54 4.4 0.38 136 0.068 5.2 2.2
Minyak
    kelapa 5 43.5 0 0.05 4.9 0 0.15 0 0 0 0 0
Sub Total 463.1 0 10.53 5.935 92.415 259.65 4.31 6596 0.248 107.2 17.753
Total 1298.3 30.55 7.975 277.07 799.45 12.58 19516 0.608 311.2 48.862

RECALL KONSUMSI TANGGAL 14 FEBRUARI 2016


Bahan Protein Vit. Vit. Vit.
Waktu Menu Berat Energi LEMAK HA Ca Fe Natrium
Makanan Hewani Nabati A B1 C
Beras
makan pagi bubur giling 50 180 0 3.4 0.35 39.45 3 0.4 0 0.06 0 2.5
6:00 tahu Tahu 50 34 0 3.9 2.3 0.8 62 0.4 0 0.03 0 6
Minyak
14/2/16   kelapa 5 43.5 0 0.05 4.9 0 0.15 0 0 0 0 0
  bayam Bayam 30 10.8 0 1.05 0.15 1.95 80.1 1.17 1827 0.024 24 1.2
  buah apel Apel 150 87 0 0.45 0.6 22.35 9 15.45 135 0.06 7.5 3
Sub Total 355.3 0 8.85 8.3 64.55 154.25 17.42 1962 0.174 31.5 12.7
pisang Pisang
Sanck pagi goreng ambon 300 297 0 3.6 0.6 77.4 24 1.5 438 0.24 9 54
Tepung
10:00   terigu 30 109.5 0 2.67 0.39 23.19 4.8 0.36 0 0.036 0 0.6
Minyak
14/2/2016   kelapa 5 43.5 0 0.05 4.9 0 0.15 0 0 0 0 0
Sub Total 450 0 6.32 5.89 100.59 28.95 1.86 438 0.276 9 54.6
Beras
Makan giling
Siang nasi masak nasi 150 267 0 3.15 0.15 60.9 7.5 0.75 0 0.03 0 0
14:30 tahu Tahu 50 34 0 3.9 2.3 0.8 62 0.4 0 0.03 0 6
Minyak
14/2/2016   kelapa 5 43.5 0 0.05 4.9 0 0.15 0 0 0 0 0
  bayam Bayam 100 36 0 3.5 0.5 6.5 267 3.9 6090 0.08 80 4
Jeruk
  jeruk manis 150 67.5 0 1.35 0.3 16.8 49.5 0.6 285 0.12 28.5 3
Sub Total 448 0 11.95 8.15 85 386.15 5.65 6375 0.26 108.5 13
Makan Beras
Malam nasi giling 150 267 0 3.15 0.15 60.9 7.5 0.75 0 0.03 0 0
masak nasi
sayur
20:30 hijau Sawi 100 22 0 2.3 0.3 4 220 2.9 6460 0.09 102 11.74
Minyak
13/2/16   kelapa 2.5 21.75 0 0.025 2.45 0 0.075 0 0 0 0 0
Kacang
kacang kapri ( biji
  kapri segar ) 20 19.6 0 1.34 0.08 3.54 4.4 0.38 136 0.068 5.2 2.2
Minyak
    kelapa 5 43.5 0 0.05 4.9 0 0.15 0 0 0 0 0
Sub Total 373.85 0 6.865 7.88 68.44 232.125 4.03 6596 0.188 107.2 13.94
Total 1627.2 33.985 30.22 318.58 801.475 28.96 15371 0.898 256.2 94.24

FORM KEGIATAN KELUARGA BINAAN

PKL PROGRAN INTERVENSI GIZI MASYARAKAT (PIGM)


Hari Kunjungan : Kamis, 4 Februari 2016
Waktu : pk. 13.00 – 14.00 WITA
Tempat : Rumah Keluarga Ibu Wayan Darmini

Umpan Balik
No Rincian Kegiatan Hasil/Temuan Tindak Lanjut
Supervisor
1. Menyampaikan salam, memperkenalkan -
diri dan mengungkapkan maksud serta -
tujuan
2. Melakukan pengumpulan data umum
dengan melihat buku Kontrol
Kehamilan Rumah Sakit, serta melihat
kartu keluarga
3 Melakukan pengecekan Garam Garam Tidak mengandung Iodium Membuat Rencana Penyuluhan
mengenai Garam Beryodium
4 Melakukan Recall 1x24 jam Hasil Recall 1x24 jam (terlampir) Menyarankan ibu untuk mengurangi
mengonsumsi kopi dan teh setelah
makan.
3. Menentukan waktu kunjungan Kesepakatan waktu kunjungan dan kesepakatan Melakukan kunjungan lanjutan pada
berikutnya untuk melakukan penyuluhan mengenai PHBS dan hari Jumat, 5 Februari 2015
Gayo

FORM KEGIATAN KELUARGA BINAAN


PKL PROGRAN INTERVENSI GIZI MASYARAKAT (PIGM)

Hari Kunjungan : Jumat, 5 Februari 2016

Waktu : pk. 14.30 – 15.30 WITA

Tempat : Rumah Keluarga Ibu Wayan Darmini

Umpan Balik
No Rincian Kegiatan Hasil/Temuan Tindak Lanjut
Supervisor
1. Pengecekan Kadar Hb Kadar Hb : 10,7 g/dL (Anemia) Akan diberikan binaan lebih lanjut
mengenai masalah gizi Anemia
2. Melakukan Pendataan secara Nama : Ni Wayan Darmini Menyarankan ibu untuk mengontrol
antropometri dan melihat KIA pola makan
TTL : Pisang, 31 Desember 1980
Umur : 35 Tahun
Alamat : Banjar Tengkulak Tengah, Desa
Kemenuh, kecamatan Sukawati-Gianyar
Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga
Agama : Hindu
Usia Kehamilan : 8 bulan 3 minggu
Hamil anak ke- : 2 (dua)
BB sebelum Hamil : 56 Kg
Lila : 24 cm
TB : 158,3 cm
BB saat ini : 65,4 Kg
3 Melakukan Penyuluhan mengenai Hasil pretest dan posttest menunjukkan adanya Mereview kembali materi penyuluhan
PHBS dan Garam Beryodium peningkatan, dari hasil ini dapat dinyatakan bahwa
ibu hamil memahami materi yang telah diberikan. yang terkait.
(nilai terlampir)

4 Menentukan waktu kunjungan Kesepakatan waktu kunjungan kepada keluarga Melakukan kunjungan lanjutan pada 6
berikutnya binaan Februari 2015
FORM KEGIATAN KELUARGA BINAAN

PKL PROGRAN INTERVENSI GIZI MASYARAKAT (PIGM)

Hari Kunjungan : Minggu, 7 Februari 2016

Waktu : pk. 15.00-19.00 WITA

Tempat : Rumah Keluarga Ibu Wayan Darmini

Umpan Balik
No Rincian Kegiatan Hasil/Temuan Tindak Lanjut
Supervisor
1. Memberikan pengetahuan mengenai Ibu mulai sadar akan mengonsumsi buah Mengontrol apakah ibu Wayan
pentingnya mengonsumsi buah dan Darmini sudah mengonsumsi buah dan
sayur sayur
2. Menentukan waktu kunjungan Kesepakatan waktu kunjungan kepada keluarga Melakukan kunjungan lanjutan pada 14 Menentukan
berikutnya binaan, dengan tujuan memberikan penyuluhan Februari 2015 waktu
mengenai Gizi Seimbang pada Ibu Hamil kunjungan
berikutnya

FORM KEGIATAN KELUARGA BINAAN

PKL PROGRAN INTERVENSI GIZI MASYARAKAT (PIGM)

Hari Kunjungan : Minggu, 14 Februari 2016


Waktu : pk. 17.00 – 19.00 WITA

Tempat : Rumah Keluarga Ibu Wayan Darmini

Umpan Balik
No Rincian Kegiatan Hasil/Temuan Tindak Lanjut
Supervisor
1. Melakukan Recall 1x24 jam Hasil Recall 1x24 jam (terlampir) Mengontrol lebih lanjut terhadap pola
makan Ibu
2 Melakukan Penyuluhan mengenai Gizi Hasil pretest dan posttest menunjukkan adanya Mereview kembali materi penyuluhan
Seimbang Pada Ibu Hamil peningkatan, dari hasil ini dapat dinyatakan bahwa
ibu hamil memahami materi yang telah diberikan. yang terkait.
(nilai terlampir) dan memberikan contoh menu
sehari
3 Menentukan waktu kunjungan Kesepakatan waktu kunjungan kepada keluarga Melakukan kunjungan lanjutan pada 15
berikutnya binaan untuk melakukan penyuluhan mengenai Februari 2015
anemia dan Kadarzi

FORM KEGIATAN KELUARGA BINAAN


PKL PROGRAN INTERVENSI GIZI MASYARAKAT (PIGM)

Hari Kunjungan : Senin, 15 Februari 2016

Waktu : pk. 16.00 – 18.00 WITA

Tempat : Rumah Keluarga Ibu Wayan Darmini

Umpan Balik
No Rincian Kegiatan Hasil/Temuan Tindak Lanjut
Supervisor
1. Melakukan Penyuluhan mengenai Hasil pretest dan posttest menunjukkan adanya Mereview kembali materi penyuluhan
Anemia peningkatan, dari hasil ini dapat dinyatakan bahwa
ibu hamil memahami materi yang telah diberikan. yang terkait.
(nilai terlampir) dan memberikan contoh menu
sehari
2 Melakukan Penyuluhan mengenai Hasil pretest dan posttest menunjukkan adanya Mereview kembali materi penyuluhan
Kadarzi peningkatan, dari hasil ini dapat dinyatakan bahwa
ibu hamil memahami materi yang telah diberikan. yang terkait.
(nilai terlampir) dan memberikan contoh menu
sehari
3 Menentukan waktu kunjungan Kesepakatan waktu kunjungan kepada keluarga Melakukan kunjungan lanjutan pada 17
berikutnya binaan untuk melakukan masak pudding bayam Februari 2015

FORM KEGIATAN KELUARGA BINAAN

PKL PROGRAN INTERVENSI GIZI MASYARAKAT (PIGM)


Hari Kunjungan : Rabu, 17 Februari 2016

Waktu : pk. 17.00 – 19.00 WITA

Tempat : Rumah Keluarga Ibu Wayan Darmini

Umpan Balik
No Rincian Kegiatan Hasil/Temuan Tindak Lanjut
Supervisor
1. Melakukan Masak Puding Bayam Ibu menyukai Masakan Pudding Bayam, dan Ibu Memberikan resep tambahan
Wayan Darmini meminta resep lainnya yang dapat
dijadikan untuk makanan selingan dikegiatan berikutnya
3 Menentukan waktu kunjungan Kesepakatan waktu kunjungan kepada keluarga Melakukan kunjungan lanjutan pada 18
berikutnya binaan Februari 2015

FORM KEGIATAN KELUARGA BINAAN

PKL PROGRAN INTERVENSI GIZI MASYARAKAT (PIGM)

Hari Kunjungan : Rabu, 18 Februari 2016

Waktu : pk. 17.00 – 19.00 WITA


Tempat : RS GANESHA

Umpan Balik
No Rincian Kegiatan Hasil/Temuan Tindak Lanjut
Supervisor
1. Menjenguk Ibu Wayan Darmini yang Melahirkan anak berjenis kelamin perempuan Melakukan pendataan ibu dan anak
telah melahirkan
setelah keluar dari rumah sakit

FORM KEGIATAN KELUARGA BINAAN

PKL PROGRAN INTERVENSI GIZI MASYARAKAT (PIGM)

Hari Kunjungan : Minggu, 21 Februari 2016

Waktu : pk. 13.30 – 14.30 WITA

Tempat : Rumah Keluarga Ibu Wayan Darmini


Umpan Balik
No Rincian Kegiatan Hasil/Temuan Tindak Lanjut
Supervisor
1. Melakukan Pendataan secara Data Anak Menyarankan ibu selalu mengontrol
antropometri kepada ibu dan anak asupan makan yang sesuai dengan gizi
Nama : Gesya Febrianti
seimbang pada ibu menyusui
Jenis Kelamin : Perempuan
Tanggal Lahir : 18 Februari 2016
Jam : 13:50 WITA
BBL : 2900 gram
TBL : 50 cm
Data Ibu
Nama : Wayan Darmini
BB : 59,7 Kg
TB : 158,3 cm
Lila : 24,3 cm
Hb :9,0 g/dL
3 Menentukan waktu kunjungan Kesepakatan waktu kunjungan kepada keluarga Melakukan kunjungan lanjutan pada 22
berikutnya binaan, penyuluhan materi mengenai KEK pada ibu Februari 2015
menyusui
FORM KEGIATAN KELUARGA BINAAN

PKL PROGRAN INTERVENSI GIZI MASYARAKAT (PIGM)

Hari Kunjungan : Senin, 22 Februari 2016

Waktu : pk. 14.00 – 16.30 WITA


Tempat : Rumah Keluarga Ibu Wayan Darmini

Umpan Balik
No Rincian Kegiatan Hasil/Temuan Tindak Lanjut
Supervisor
1. Melakukan Penyuluhan mengenai Asi Hasil pretest dan posttest menunjukkan adanya Mereview kembali materi penyuluhan
Eksklusif peningkatan, dari hasil ini dapat dinyatakan bahwa
ibu hamil memahami materi yang telah diberikan. yang terkait.
(nilai terlampir)

2. Melakukan Penyuluhan mengenai KEK Hasil pretest dan posttest menunjukkan adanya Mereview kembali materi penyuluhan
pada Ibu Hamil peningkatan, dari hasil ini dapat dinyatakan bahwa
ibu hamil memahami materi yang telah diberikan. yang terkait.
(nilai terlampir)

3. Menentukan waktu kunjungan Kesepakatan waktu kunjungan kepada keluarga Melakukan kunjungan lanjutan pada 23
berikutnya binaan Februari 2016

FORM KEGIATAN KELUARGA BINAAN

PKL PROGRAN INTERVENSI GIZI MASYARAKAT (PIGM)

Hari Kunjungan : Senin, 23 Februari 2016


Waktu : pk. 15.30 – 16.30 WITA

Tempat : Rumah Keluarga Ibu Wayan Darmini

Umpan Balik
No Rincian Kegiatan Hasil/Temuan Tindak Lanjut
Supervisor
1 Recall 1x24 jam Melakukan Recall 1x24 jam Hasil Recall 1x24 jam (terlampir) Mengontrol
lebih lanjut
terhadap pola
makan Ibu
2 Pengukuran Antropometri BB = 158,3 cm
TB = 59,8
Lila = 24,3
Hb = 9,6 g/dL

FORM KEGIATAN KELUARGA BINAAN

PKL PROGRAN INTERVENSI GIZI MASYARAKAT (PIGM)


Hari Kunjungan : Selasa, 24 Februari 2016

Waktu : pk. 16.00 – 16.30 WITA

Tempat : Rumah Keluarga Ibu Wayan Darmini

Umpan Balik
No Rincian Kegiatan Hasil/Temuan Tindak Lanjut
Supervisor
1 Perpisahan Dengan Keluarga Binaan

MENU SEHARI UNTUK PENDERITA ANEMIA


Bahan Protein Vit. Vit. Vit.
Waktu Menu Berat Energi LEMAK HA Ca Fe Natrium
Makanan Hewani Nabati A B1 C
makan pagi sandwich Roti putih 80 198.4 0 6.4 0.96 40 8 1.2 0 0.08 0 424
7:00   Telur ayam 50 81 6.4 0 5.75 0.35 27 1.35 450 0.05 0 79
Minyak
    kelapa 5 43.5 0 0.05 4.9 0 0.15 0 0 0 0 0
    Tomat masak 10 2 0 0.1 0.03 0.42 0.5 0.05 150 0.006 4 0.4
    Selada 10 1.5 0 0.12 0.02 0.29 2.2 0.05 54 0.004 0.8 1.5
  Jus Pepaya Pepaya 100 46 0 0.5 0 12.2 23 1.7 365 0.04 78 4
    Gula pasir 10 36.4 0 0 0 9.4 0.5 0.01 0 0 0 0.03
Sub Total 408.8 6.4 7.17 11.66 62.66 61.35 4.36 1019 0.18 82.8 508.93
Sanck pagi pudding bayam Agar-agar 5 0 0 0 0.01 0 20 0.25 0 0 0 0
    Susu skim 50 18 1.75 0 0.05 2.55 61.5 0.05 0 0.02 0.5 19
    Bayam 30 10.8 0 1.05 0.15 1.95 80.1 1.17 1827 0.024 24 1.2
Sub Total 28.8 1.75 1.05 0.21 4.5 161.6 1.47 1827 0.044 24.5 20.2
Makan
Siang Nasi Beras giling 100 360 0 6.8 0.7 78.9 6 0.8 0 0.12 0 5
ayam goreng
  tepung Ayam 80 241.6 14.56 0 20 0 11.2 1.2 648 0.064 0 80
Minyak
    kelapa 5 43.5 0 0.05 4.9 0 0.15 0 0 0 0 0
    Tepung terigu 30 109.5 0 2.67 0.39 23.19 4.8 0.36 0 0.036 0 0.6
Kol
  capcay tahu merah/putih 30 7.2 0 0.42 0.06 1.59 13.8 0.15 24 0.018 15 3
    Sawi 30 6.6 0 0.69 0.09 1.2 66 0.87 1938 0.027 30.6 3.522
    Wortel 30 12.6 0 0.36 0.09 2.79 11.7 0.24 3600 0.018 1.8 21
    Tahu 50 34 0 3.9 2.3 0.8 62 0.4 0 0.03 0 6
  buah apel Apel 150 87 0 0.45 0.6 22.35 9 15.45 135 0.06 7.5 3
Sub Total 902 14.56 15.34 29.13 130.82 184.65 19.47 6345 0.373 54.9 122.122
Snack Siang bubur kacang ijo Kacang ijo 30 103.5 0 6.66 0.36 18.87 37.5 2.01 47.1 0.192 1.8 0
    Gula pasir 20 72.8 0 0 0 18.8 1 0.02 0 0 0 0.06
    Gula aren 10 36.8 0 0 0 9.5 7.5 0.3 0 0 0 2.4
Santan peras,
    dengan air 30 36.6 0 0.6 3 2.28 7.5 0.03 0 0 0.6 1.2
Sub Total 249.7 0 7.26 3.36 49.45 53.5 2.36 47.1 0.192 2.4 3.66
Makan
Malam Nasi Beras giling 100 360 0 6.8 0.7 78.9 6 0.8 0 0.12 0 5
  ikan bumbu kuning ikan 80 89 20.1 0 0.3 0 25 0.9 150 0.01 0 0
tempe goreng Tempe kedele
  tepung murni 75 111.75 0 13.725 3 9.525 96.75 7.5 37.5 0.1275 0 0
    Tepung terigu 20 73 0 1.78 0.26 15.46 3.2 0.24 0 0.024 0 0.4
Minyak
    kelapa 10 87 0 0.1 9.8 0 0.3 0 0 0 0 0
  ca kangkung Kangkung 100 29 0 3 0.3 5.4 73 2.5 6300 0.07 3 65
    Kecap 5 2.3 0 0.285 0.065 0.45 6.15 0.285 0 0 0 200
  carrot orange juice Jeruk manis 50 22.5 0 0.45 0.1 5.6 16.5 0.2 95 0.04 9.5 1
    Wortel 50 21 0 0.6 0.15 4.65 19.5 0.4 6000 0.03 3 35
Sub Total 795.55 20.1 26.74 14.675 119.99 246.4 12.83 12583 0.4215 15.5 306.4
Total 2384.9 100.37 59.035 367.42 707.5 40.49 21821 1.2105 180.1 961.312

Anda mungkin juga menyukai