OLEH:
NYOMAN KUSUMA WARDHANI
NIM. P07131013036
KEMENTERIAN KESEHATAN RI
POLITEKNIK KESEHATAN DENPASAR
JURUSAN GIZI
DENPASAR
2016
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Tujuan pembangunan kesehatan menuju Indonesia Sehat 2025 adalah meningkatnya
kesadaran, dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud derajat kesehatan
masyarakat yang setinggi-tingginya. Dengan terciptanya masyarakat. Bangsa, dan Negara
Indonesia yang ditanai dengan penduduk yang hidup dengan perilaku dan lingkungan sehat.
Gizi merupakan salah satu komponen yang sangat penting dalam pembangunan, yang
dapat memberikan kontribusi dalam mewujudkan sumber daya manusia yang berkualitas
sehingga mampu berperan secara optimal dalam pembangunan menuju Indonesia sehat. Pada
saat ini di Indonesia masih terdapat 4 masalah gizi utama yaitu KEP (Kurang Energi dan
Protein), Kurang Vitamin A (KVA), Gangguan Akibat Kurang Iodium (GAKI) dan Anemia
Gizi Besi (AGB). Anemia gizi merupakan masalah kesehatan masyarakat yang paling umum
dijumpai terutama di negara–negara berkembang, terutama di Indonesia.
Berdasarkan Undang-Undang No.36 Tahun 2009 Tentang Kesehatan, khususnya dalam
BAB VIII diamanatkan bahwa upaya perbaikan gizi bertujuan untuk meningkatkan mutu gizi
perseorangan dan masyarakat, antara lain melalui perbaikan pola konsumsi makanan,
perbaikan perilaku sadar gizi, dan peningkatan akses dan mutu pelayanan gizi dan kesehatan
sesuai dengan kemajuan ilmu dan teknologi. Upaya pembinaan gizi dilaksanakan secara
bertahap dan berkesinambungan sesuai dengan perkembangan masalah gizi, pentahapan, dan
prioritas pembangunan nasional.
Dalam upaya mencapai tujuan tersebut telah disusun kegiatan pembinaan gizi masyarakat
tahun 2010-2014 sebagai penjabaran operasional Rencana Strategis Kementerian Kesehatan
2010-2014. Rencana aksi pembinaan gizi masyarakat 2010-2014 berisikan tujuan, sasaran
operasional, kebijakan teknis dan strategi operasional serta kegiatan pokok dan pentahapan
indikator setiap tahun.
Pembangunan kesehatan diprioritaskan pada pemberdayaan dan kemandirian masyarakat,
khususnya upaya promotif dan preventif, yang ditunjang oleh pengembangan dan
pemberdayaan SDM Kesehatan. Dalam penyelenggaraan pembangunan kesehatan tersebut
diberikan perhatian khusus kepada pelayanan kesehatan bagi penduduk miskin, daerah
teryinggal, daerah bencana, daerah perbatasan, daerah terpencil serta dengan memperhatikan
kesetaraan gender. Salah satu upaya promotif dan preventif dalam pembangunan kesehatan
khususnya dalam upaya perbaikan gizi keluarga adalah melakukan gerakan keluarga sadar
gizi (Kadarzi) melalui Keluarga Binaan.
B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Pada akhir praktek kerja lapangan (PKL) mahasiswa mampu mengkaji permasalahan gizi
yang ada dalam keluarga dengan faktor-faktor penyebabnya serta melakukan intervensi,
evaluasi dan menyusun laporan kegiatan.
2. Tujuan Khusus
a. Mahasiswa dapat menentukan masalah gizi pada keluarga binaan.
b. Mahasiswa dapat menentukan faktor-faktor yang mempengaruhi keadaan gizi
keluarga binaan.
c. Mahasiswa dapat menetapkan alternatif penanggulangan masalah gizi keluarga
binaan.
d. Mahasiswa dapat memilih rencana intervensi penanggulangan masalah gizi keluarga
binaan.
e. Mahasiswa dapat melaksanakan intervensi penanggulangan masalah gizi keluarga
binaan.
f. Mahasiswa dapat mengevaluasi hasil pelaksanaan intervensi penanggulangan
masalah gizi keluarga binaan (individu dan kelompok).
g. Mahasiswa dapat menyusun laporan keluarga binaan.
3. Sasaran
Sasaran keluarga binaan adalah keluarga yang mempunyai masalah gizi dengan prioritas
sesuai Perpres No: 42 Tahun 2013 tentang Gerakan Nasional Perbaikan Gizi, tanggal 24 Mei
2013, yaitu keluarga mempunyai ibu hamil, bayi, ibu menyusui, dan anak baduta (bawah dua
tahun).
BAB II
PELAKSANAAN
A. Identitas Sasaran
1. Identitas Ibu Hamil
Nama : Ni Wayan Darmini
Tempat Tanggal Lahir : Pisang, 31 Desember 1980
Umur : 35 Tahun
Alamat : Banjar Tengkulak Tengah, Desa Kemenuh
Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga
Agama : Hindu
2. Identitas Suami
Nama : I Made Suparta Putra
Tempat Tanggal Lahir : Tengkulak Tengah, 30 Januari 1979
Umur : 37 Tahun
Alamat : Banjar Tengkulak Tengah, Desa Kemenuh
Pekerjaan : Buruh
Agama : Hindu
D. Prioritas Masalah
Masalah utama yang saat ini masih sering dialami oleh sebagian besar ibu Hamil di Desa
Kemenuh, Kecamatan Sukawati, Kabupaten Gianyar adalah anemia pada ibu hamil. Anemia
merupakan salah satu dari empat masalah gizi utama yang masih sering terjadi di Indonesia.
BAB III
PENUTUP
A. Simpulan
Berdasarkan hasil pelaksanaan program keluarga binaan yang telah berlangsung
selama kurang lebih 1 bulan, maka dapat disimpulkan bahwa telah terjadi peningkatan
pengetahuan ibu mengenai PHBS, Gayo, KADARZI, Anemia, Gizi Seimbang pada ibu
hamil, Asi Eksklusif dan KEK pada Busui. Dari hasil pre test dan post test tampak
perubahan nilai rata-rata dari 52,85 menjadi 92,83. Beranjak dari ibu yang memiliki
masalah gizi Anemia maka pengetahuan- pengetahuan ini menjadi sangat penting apabila
dapat diterapkan. Beberapa penerapan sekaligus perubahan yang telah terjadi yakni yang
pertama dari awalnya ibu tidak menggunakan garam beryodium setelah dilakukan
penyuluhan ibu beralih menggunakan garam beryodium, ibu belum menerapkan PHBS
khususnya pada saat makan setelah diadakannya penyuluhan dan penyampaian materi
serta praktek secara langsung ibu yang menderita anemia mengubah perilaku sesuai
dengan praktek PHBS, dilanjutkan dengan pengetahuan mengenai anemia sebelumnya
ibu belum pernah mengetahui apa itu anemia dan apa saja yang tidak boleh dikonsumsi
bagi penderita anemia, setelah diadakannya penyuluhan ibu sudah mulai mengubah pola
makan menjadi makan makanan yang mengandung sumber zat besi dan vitamin C, serta
menghilangkan kebiasaan mengonsumsi teh setelah makan dan mengonsumsi kopi.
B. Saran
Pengetahuan yang meningkat khususnya dalam perubahan perilaku membutuhkan
proses atau jangka waktu yang tidak sedikit, oleh karena itu masih dibutuhkan adanya
monitoring terhadap hasil penyuluhan yang telah diberikan sebelumnya untuk melihat
adanya perubahan perilaku, misalnya untuk tetap melakukan pemantuan garam
beryodium, makan makanan yang beragam dan bergizi, pemantuan berat badan, menjaga
perilaku bersih dan sehat serta menerapkan prinsip keluarga sadar gizi.
LAMPIRAN
SATUAN ACARA PENYULUHAN
KELUARGA BINAAN
OLEH:
NYOMAN KUSUMA WARDHANI
NIM. P07131013036
KEMENTERIAN KESEHATAN RI
POLITEKNIK KESEHATAN DENPASAR
JURUSAN GIZI
DENPASAR
2016
SATUAN ACARA PENYULUHAN
A. Judul :
Keluarga Binaan
B. Latar Belakang
Undang-undang nomor 36 tahun 2009 tentang Kesehatan, khususnya dalam Bab VIII
diamanatkan bahwa upaya perbaikan gizi bertujuan untuk meningkatkan mutu gizi
perseorangan dan masyarakat, antara lain melalui perbaikan pola konsumsi makanan,
perbaikan perilaku sadar gizi, dan peningkatan akses dan mutu pelayanan gizi dan kesehatan
sesuai dengan kemajuan ilmu teknologi. Upaya pembinaan gizi dilaksanakan secara bertahap
dan berkesinambungan sesuai dengan perkembangan masalah gizi, pentahapan dan prioritas
pembangunan nasional.
Salah satu prioritas pembangunan nasional sebagaimana tertuang pada dokumen
rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional dan Rencana Strategis Kementrian
Kesehatan 2010-2014 adalah perbaikan status gizi masyarakat. Sasaran jangka menengah
perbaikan gizi yang telah ditetapkan adalah menurunnya prevalensi gizi kurang menjadi
setinggi-tingginya 15,0% dan prevalensi pendek (stunting) menjadi setinggi-tingginya 32%
pada tahun 2014.
Dalam upaya mencapai tujuan tersebut telah disusun Kegiatan Pembinaan Gizi
masyarakat 2010-2014, sebagai penjabaran operasional rencana Strategis kementrian
Kesehatan 2010-2014. Rencana aksi Pembinaan Gizi Masyarakat 2010-2014 berisikan
tujuan, sasaran operasional, kebijakan teknis dan strategi operasional serta kegiatan pokok
dan pentahapan indikator setiap tahun.
Masalah gizi yang masih menjadi masalah hingga saat ini tidak hanya dalam cakupan
luas, Indonesia, namun juga di Provinsi Bali khususnya di Desa Kemenuh, Kecamatan
Sukawati, Kabupaten Gianyar. Masalah gizi yang ditemui di Desa Kemenuh terutama
berdasarkan pada golongan atau kelompok rawan gizi berdasarkan hasil pengumpulan data
awal yakni terjadinya anemia pada ibu hamil sebesar 13%. Kemudian masalah yang masih
rawan dalam konsumsi zat gizi sehingga jika dibiarkan dapat menyebabkan kekurangan
energi kronis (KEK) pada ibu hamil. Masa kehamilan sering disebut periode kritis terhadap
pertumbuhan dan perkembangan anak. Gangguan gizi pada masa ini akan menentukan
pertumbuhan dan perkembangan janin yang akan berdampak pada periode berikutnya. Oleh
karena itu, 1000 HPK sejak bayi berada dalam kandungan hingga lahir dan berusia 2 tahun
merupakan periode emas yang sangat penting menjadi perhatian seluruh kalangan
masyarakat, khususnya wanita usia subur, ibu hmail, ibu menyusui. Mengingat berhasilnya
pembangunan negara ini bergantung pada sehat dan cerdasnya generasi penerus bangsa.
Faktor-faktor yang dapat mempengaruhi keadaan tersebut antara lain adalah tingkat
kemampuan keluarga dalam menyediakan pangan sesuaia dengan kebutuhan anggota
keluarga, pengetahuan dan perilaku keluarga dalam memilih, mengolah, dan membagi
makanan di tingkat keluarga, ketersediaan air bersih dan fasilitas sanitasi dasar serta
ketersediaan dan aksessibilitas terhadap pelayanan keseharan dan gizi masyarakat yang
berkualitas. Pada tingkat individu, keadaan gizi dipengaruhi oleh asupan gizi dan penyakit
infeksi yang saling terkait. Apabila tidak mendapatkan asupan gizi yang cukup akan
mengalami kekurangan gizi dan mudah sakit. Demikian juga bila seseorang sering sakit akan
menyebabkan gangguan nafsu makan dan selanjutnya akan mengakibatkan gizi kurang. Oleh
sebab itu, penting dilakukan pendampingan pada keluarga yang dianggap memiliki masalah-
masalah terkait gizi. Hal-hal yang menjadi pertimbangan sasaran keluarga binaan adalah
keluarga yang memiliki masalah gizi terutama pengetahuan kurang, pola makan yang salah,
anemia dan KEK.
Keluarga Binaan dalam mengatasi permasalahan gizi buruk merupakan salah satu
program yang bertujuan untuk meningkatkan dan memelihara kesehatan masyarakat
(khususnya sasaran rawan gizi) dengan menekankan pada peningkatan peran serta
masyarakat dalam melakukan upaya-upaya pencegahan, peningkatan dan mempertahankan
kesehatan.
C. Tujuan Penyuluhan
1. Tujuan Umum
Keluarga yang mendapat binaan mampu meneruskan dan menyebarkan pengetahuan
khususnya dalam bidang kesehatan serta memiliki keterampilan yang di peroleh sehingga
dapat diberikan kepada anggota masyarakat lainnya yang ditunjukkan dengan meningkatnya
pengetahuan keluarga mengenai gizi.
2. Tujuan Khusus
a. Meningkatkan pengetahuan Ibu terhadap perilaku hidup bersih dan sehat serta
KADARZI
b. Meningkatkan pengetahuan mengenai Anemia serta bahanya bagi kesehatan Ibu
hamil
c. Meningkatkan pola konsumsi Ibu hamil sesuai dengan pedoman gizi seimbang
d. Meningkatkan kesadaran ibu terhadap pentingnya mengonsumsi buah dan sayur
e. Meningkatkan kesadaran Ibu Hamil terhadap keaktifan dalam pemeriksaan
kehamilan dan menimbang berat badan secara rutin
f. Meningkatkan pengetahuan Ibu terhadap pentingnya Asi Eksklusif dan
manfaatnya bagi Ibu dan Bayi
g. Meningkatkan pengetahuan terhadap Ibu Hamil mengenai bahaya Kekurangan
Energi Kronik (KEK)
h. Memantau Pola Konsumsi Ibu Hamil
i. Mengetahui tingkat kepatuhan mengonsumsi tablet Fe selama masa kehamilan
pada ibu hamil
E. Sasaran
Sasaran dari pelaksanaan keluarga binaan ini adalah keluarga yang rawan gizi dan di
prioritaskan bagi keluarga yang memiliki masalah gizi. Kelompok rawan gizi yang menjadi
sasaran dari program keluarga binaan di Desa Kemenuh, Kecamatan Sukawati, Kabupaten
Gianyar adalah ibu hamil yang memiliki masalah anemia.
H. Rincian Kegiatan
Adapaun rincian kegiatan yang dapat dilakukan dalam rangka pelaksanaan sekaligus
pembinaan terhadap keluarga yang dimaksud antara lain:
1. Menentukan dan menyeleksi sasaran atau calon keluarga binaan berdasarkan hasil
observasi, data dasar, dan atau dari catatan buku register yang tersedia puskesmas.
2. Melakukan perkenalan dan pendekatan dengan keluarga binaan.
3. Mengumpulkan data dengan cara mengamati kebiasaan keluarga tersebut, menilai
status gizi dan mengidentifikasi masalah, faktor penyebab masalah, serta potensi
yang dimiliki keluarga tersebut, hal ini dapat dilakukan pula melalui soal pre test.
4. Memberikan pelatihan dan penyuluhan kepada keluarga tersebut.
5. Melakukan evaluasi melalui post test.
6. Menutup pelaksanaan keluarga binaan.
K. Rencana Evaluasi
1. Tujuan Evaluasi
Mengetahui apakah pesan kesehatan yang ingin disampaikan telah dapat diterima
dengan baik oleh sasaran
2. Cara Evaluasi
Evaluasi dilakukan dengan cara melakukan pre test dan post test. Penyuluhan dikatakan
berhasil jika selisih nilai pre test dan pos test sasaran mengalami kenaikan lebih dari atau
sama dengan 50. Penyuluhan dikatakan kurang berhasil jika selisih nilai pretest dan postest
sasaran mengalami kenaikan antara 30 sampai kurang dari 50. Penyuluhan dikatakan tidak
berasil jika selisih nilai pretest dan post test tidak mengalami kenaikan atau justru cendrung
turun. Selain dengan cara diatas, indikator keberhasilan penyuluhan dapat dilihat dengan
keaktifan dari sasaran penyuluhan berlangsung. Apakan sasaran antusias atau tidak dalam
mengikuti demonstrasi.
3. Alat Evaluasi
a. Soal pre test dan post test
4. Pelaksanaan Evaluasi
Sebelum memulai menyampaikan materi, sasaran akan diberikan soal sebanyak 5 butir
harus mengisinya secara bertahap tergantung dari waktu pemberian materi. Setelah selesai,
sasaran kembali diminta untuk menjawab soal yang sama dengan sebelumnya. Penyuluh
kemudian memeriksa dan menghitung selisih skor yang didapat dari masing-masing
sasaran.
5. Rencana Umpan Balik
Apabila penyuluhan belum berhasil ditangani maka penyuluh akan datang kembali dan
memberikan tindak lanjut berupa penyuluhan kembali di bagian yang belum dipahami oleh
sasaran.
Untuk dapat memenuhi kebutuhan tubuh sesuai dengan usia, jenis kelamin dan
aktivitas anak, maka pangan harus diberikan dalam jumlah yang cukup, dan berimbang antar
kelompok pangan. Banyak orang lebih sering mengkonsumsi makanan cepat saji dan instan,
dari pada memilih untuk mengkonsumsi buah dan sayur. Makanan seperti itu justru
memperburuk tubuh dengan jangka waktu yang lama penyakit akan tertimbun di dalam
tubuh.
B. Kebutuhan yang Dianjurkan Untuk Mengonsumsi Sayur dan Buah Bagi Anak
Pada dasarnya, anak-anak memang lebih sering makan dibandingkan orang dewasa.
Karena ukuran lambung anak memang jauh lebih kecil dibandingkan orang dewasa. Karena
itu, anak-anak lebih cepat lapar dan lebih cepat kenyang dibandingkan orang dewasa.
Balita biasanya makan 5 kali sehari, yaitu pada 3 kali waktu makan (sarapan, makan
siang, dan makan malam) serta 2 kali waktu mengemil, yaitu 1 kali di antara sarapan dan
makan siang, serta 1 kali di antara waktu makan siang dan makan malam. Sedangkan anak
yang sudah memasuki usia sekolah biasanya makan 4 kali sehari, yaitu pada 3 kali waktu
makan dan 1 kali waktu mengemil.
Karena porsi makan anak-anak yang jauh lebih kecil, maka konsumsi sayuran dan buah
pada anak-anak sebaiknya disebar sesuai waktu makan tersebut di atas. Sajian yang dinikmati
anak-anak pada waktu makan ataupun waktu ngemil sebaiknya termasuk sajian buah dan/atau
sayuran segar. Dengan cara ini, maka kebutuhan nutrisi harian anak-anak yang didapat dari
buah dan sayuran lebih mudah tercapai. Kebutuhan akan sayur dan buah per hari untuk anak-
anak sesuai kelompok umur yaitu sebagai berikut :
a. Anak usia 2-3 tahun membutuhkan 150 gram buah per hari dan 185 gram sayuran per
hari.
b. Anak usia 4-8 tahun membutuhkan 225 gram buah per hari dan 330 gram sayuran per
hari.
c. Anak usia 9-18 tahun membutuhkan 300 gram buah per hari dan 375 gram sayuran
per hari.
2. Vitamin A dan C
Vitamin A berguna untuk kesehatan mata, dan vitamin C berguna untuk kulit dan
menjaga sistem kekebalan tubuh anak.Makanan yang merupakan sumber vitamin A dan C
antara lain adalah, jeruk, wortel, susu, telur, ikan, dan lain-lain. Kekurangan vitamin A pada
anak dapat menyebabkan masalah mata, seperti rabun senja hingga kebutaan, sedangkan
kekurangan vitamin C bisa menyebabkan mudah terinfeksi, demam, sariawan, gusi berdarah,
dan lain-lain.
3. Yodium
Yodium berguna untuk membatu pertumbuhan, meningkatkan energi, dan bagus untuk
perkembangan syaraf. Makanan sumber yodium, diantaranya : ikan laut, bayam, garam
beryodium, dan lain-lain.
4. Mineral
Mineral seperti halnya zat besi, kalium, magnesium dll juga sangat penting untuk
kesehatan dan untuk mencegah penyakit. Sumber mineral bisa diperoleh banyak dari
makanan seperti: susu dan hasil olahan susu, daging, sayuran hijau, kacang-kacangan,
ikan, tahu, tempe, dan lain-lain.
DAFTAR PUSTAKA
http://www.parenting.co.id/usia-sekolah/fungsi+buah+dan+sayur+bagi+anak
http://www.tipscaramanfaat.com/gizi-penting-untuk-anak-usia-sekolah-337.html
http://www.menshealth.co.id/nutrisi/nutrisi.umum/manfaat.buah.dan.sayur/003/002/104
http://brighterlife.co.id/2014/04/28/5-manfaat-buah-dan-sayur-bagi-anak/
http://brighterlife.co.id/2014/04/29/frekuensi-ideal-konsumsi-buah-dan-sayur-pada-anak/
MATERI PENYULUHAN ANEMIA
A. Pengertian Anemia
Anemia adalah berkurangnya eritrosit hingga dibawah nilai normal, kuantitas
hemoglobin, dan volume packed red blood cell (hematokrit) per 100 ml darah. Anemia Gizi
adalah kekurangan kadar haemoglobin (Hb) dalam darah yang disebabkan karena kekurangan
zat gizi yang diperlukan untuk pembentukan Hb. Anemia terjadi karena kadar hemoglobin
(Hb) dalam darah merah sangat kurang. Di Indonesia sebagian besar anemia ini disebabkan
karena kekurangan zat besi (Fe) hingga disebut Anemia Kekurangan Zat Besi atau Anemia
Gizi Besi.
J. Pencegahan Anemia
Menurut Almatzier (2011). Cara mencegah dan mengobati anemia adalah :
1. Meningkatkan konsumsi makanan bergizi.
2. Makan makanan yang banyak mengandung zat besi dari bahan makanan hewani (daging,
ikan, ayam, hati, telur) dan bahan makanan nabati (sayuran berwarna hijau tua, kacang-
kacangan, tempe).
3. Makan sayur-sayuran dan buah buahan yang banyak mengandung vitamin C (daun katuk,
daun singkong, bayam, jambu, tomat, jeruk, nanas) sangat bermanfaat untuk
meningkatkan penyerapan zat besi dalam usus.
4. Menambah pemasukan zat besi kedalam tubuh dengan minum Tablet Tambah Darah
(TTD). Tablet Tambah Darah adalah tablet besi folat yang setiap tablet mengandung 200
mg Fero Sulfat atau 60 mg besi elemental dan 0,25 mg asam folat.
K. DAFTAR PUSTAKA
Arisman, M.B., 2004, GiziDalamDaurKehidupan, Jakarta : EGC.
Costill, 1998, Apaitu Hemoglobin dalamdarahkita(online), available :
http:/id.shvoong.com/medicine-and health/medicinehistory/2067287 ( 10Januari
2016).
Hatma, 2014,Persepsi tentang Anemia Gizi pada Remaja Putri PenderitaAnemia
Di SMAN 10 Makassar(online),
available :http://repository.unhas.ac.id/bitstream/handle/123456789/11012/ZUMRAH
%20HATMA%20K21110109.pdf?sequence=1.( 10Januari 2016).
Supariasa, IDN dkk, 2012, Penilain Status Gizi, Jakarta : EGC
Wirakusuma, E., 1999, Perencanaan Menu Anemia GiziBesi, Jakarta : PT.
Pustaka Pembangunan Swadaya Nusantara.
MATERI PENYULUHAN GIZI SEIMBANG DAN 1000 HPK
4. Dampak kekurangan gizi pada ibu hamil dan janin yang dikandungnya
a. Terhadap Ibu
Menyebabkan resiko dan komplikasi pada ibu antara lain: anemia, perdarahan, berat
badan tidak bertambah secara normal, dan terkena infeksi.
b. Terhadap Persalinan
Mengakibatkan persalinan sulit dan lama, persalinan sebelum waktunya (premature),
perdarahan setelah persalinan serta persalinan dengan operasi cenderung meningkat.
c. Terhadap Janin
Mempengaruhi proses pertumbuhan janin dan dapat menimbulkan keguguran, abortus,
bayi lahir mati, kematian neonatal, cacat bawaan, anemia pada bayi, asfiksia intra partum
(mati dalam kandungan), lahir dengan berat badan lahir rendah (BBLR).
5. Makanan yang baik bagi ibu hamil
a. Daging tanpa Lemak
b. Telur
c. Ikan
d. Kacang-kacangan.
e. Ubi jalar
f. Sayuran Daun Berwarna Hijau Tua.
g. Buah-buahan dan sayuran beraneka warna
h. Biji-bijian
i. Makanan Olahan (yoghurt yang terbuat dari susu)
Mengapa Gizi?
Kurang gizi merupakan salah satu masalah paling serius di dunia, tetapi paling sedikit
mendapatkan perhatian. Padahal biaya kemanusiaan dan ekonomi untuk kurang gizi sangat
besar, karena kurang gizi terutama menimpa kelompok masyarakat kurang
mampu, perempuan dan anak-anak.
Mengapa Stunting?
Stunting merupakan indikasi dari kejadian yang lebih serius,yaitu kemampuan
kognitif dan resiko terjadinya penyakit tidak menular. Banyaknya anak pendek atau stunting
menunjukkan besarnya kasus kurang gizi di Indonesia. Anak stunting tidak disebabkan oleh
keturunan, tetapi lebih banyak disebabkan oleh rendahnya asupan gizi dan penyakit berulang
yang tidak sehat. Apabila janin dalam kandungan mendapatkan gizi yang cukup, maka ketika
lahir berat dan panjang badannya akan normal. Anak stunting selain mengalami gangguan
pertumbuhan, umumnya memiliki kecerdasan yang lebih rendah dari anak normal. Selain itu,
anak stunting ketika dewasa lebih mudah menderita penyakit tidak menular dan produktifitas
kerja yang lebih rendah. Dengan demikian menanggulangi stunting pada anak berarti
meningkatkan sumber daya manusia. Sumer daya yang baik akan menciptakan generasi yang
baik pula. Maka dikenal dengan istilah Periode Emas karena pada masa ini sangat sensitive
untuk menentukan masa depan janin.
Perode Emas atau Golden Period dimana pada umur kandungan 0-20 minggu
dibutuhkan zat gizi mikro dan protein untuk membangun tinggi badan potensial dan
pertumbuhan otak bayi. Kemudian dari umur kandungan 20 lahir dibutuhkan kalori untuk
menunjang tumbuh kembang bayi. Setelah bayi lahir diberikan ASI saja (ASI Eklusif)
sampai bayi berumur 6 bulan dan dilanjutkan dengan pemberian MP-ASI sampai bayi
berumur 2 tahun. MP-ASI yang padat gizi diberikan bersama dengan ASI dapat memenuhi
kebutuhan gizi bayi dan balita.
Untuk calon ibu, ibu hamil dan ibu menyusui terapkan pola hidup bergizi
danseimbang yaitu ada empat pilar gizi. Empat pilar gizi seimbang dalam Tumpeng Gizi
Seimbang yaitu pertama makan makanan beragam (dalam jumlah yang cukup dan
proposional), kedua menerapkan pola hidup bersih, ketiga melakukan aktivitas fisik, dan
yang keempat memantau berat badan ideal. Dengan pelayanan kesehatan dan gizi paripurna
diharapkan mencapai tumbuhkembang yang optimal serta mengatasi bayi stunting pada
Seribu Hari Pertama Kehidupan.
C. DAFTAR PUSTAKA
ASI (Air Susu Ibu) eksklusif adalah pemberian ASI tanpa makanan dan minuman
tambahan lain pada bayi berumur nol sampai enam bulan. Pemberian ASI eksklusif adalah
bayi hanya diberikan ASI saja tanpa tambahan cairan lain seperti susu formula, jeruk, madu,
air teh, air putih dan tanpa bubur nasi dan tim. Pada tahun 2001 World Health Organization /
Organisasi Kesehatan Dunia menyatakan bahwa ASI eksklusif selama enam bulan pertama
hidup bayi adalah yang terbaik. Dengan demikian, ketentuan sebelumnya (bahwa ASI
eksklusif itu cukup empat bulan) sudah tidak berlaku lagi.
B. Manfaat
d. Bagi Bayi
1. ASI adalah makanan alamiah yang disediakan untuk bayi anda. Dengan komposisi
nutrisi yang sesuai untuk perkembangan bayi sehat.
4. Nutrisi yang terkandung pada ASI sangat mudah diserap oleh bayi.
5. ASI kaya akan antibodi (zat kekebalan tubuh) yang membantu tubuh bayi untuk
melawan infeksi dan penyakit lainnya.
7. Dari suatu penelitian di Denmark menemukan bahwa bayi yang diberikan ASI sampai
lebih dari 9 bulan akan menjadi dewasa yang lebih cerdas. Hal ini diduga karena ASI
mengandung DHA/AA. Hal ini ditunjukkan anak-anak yang tidak diberi ASI
mempunyai IQ (Intellectual Quotient) lebih rendah tujuh sampai delapan poin
dibandingkan dengan anak-anak yang diberi ASI eksklusif.
8. Bayi yang diberikan ASI eksklusif sampai 6 bln akan menurunkan resiko sakit
jantung bila mereka dewasa.
9. ASI juga menurunkan resiko diare, infeksi saluran nafas bagian bawah, infeksi saluran
kencing, dan juga menurunkan resiko kematian bayi mendadak.
10. Memberikan ASI juga membina ikatan kasih sayang antara ibu dan bayi.
a. Bagi Ibu
1. Memberikan ASI segera setelah melahirkan akan meningkatkan kontraksi rahim, yang
berarti mengurangi resiko perdarahan.
3. Menyusui (ASI) membakar kalori sehingga membantu penurunan berat badan lebih
cepat.
4. Beberapa ahli menyatakan bahwa terjadinya kanker payudara pada wanita menyusui
sangat rendah.
6. Karena kembalinya menstruasi tertunda, ibu menyusui tidak membutuhkan zat besi
sebanyak ketika mengalami menstruasi
C. Kandungan ASI
ASI mengadung:
a. Laktosa yang lebih tinggi dibandingkan dengan susu buatan. Didalam usus laktosa
akan dipermentasi menjadi asam laktat. yang bermanfaat untuk:
b. ASI mengandung zat pelindung (antibodi) yang dapat melindungi bayi selama 5-6
bulan pertama, seperti: Immunoglobin, Lysozyme, Complemen C3 dan C4,
Antistapiloccocus, lactobacillus, Bifidus, Lactoferrin.
c. ASI tidak mengandung beta-lactoglobulin yang dapat menyebabkan alergi pada bayi.
H. DAFTAR PUSTAKA
Keluarga
Keterangan :
1. Menimbang berat badan secara teratur
2. Memberikan Air Susu Ibu (ASI) saja kepada bayi sejak lahir sampai umur 6 bulan (ASI
eksklusif).
3. Makan beraneka ragam
4. Menggunakan garam beryodium
5. Minum suplemen gizi (TTD, vitamin A dosis tinggi) sesuai anjuran.
√ : berlaku
- : tidak berlaku
2. Memberi ASI (Air Susu Ibu) Saja Kepada Bayi Sampai Usia 6 Bulan
Keluarga terutama dalam hal ini ibu memberikan ASI saja kepada bayi sejak lahir sampai
umur enam bulan atau dikenal dengan ASI ekslusif merupakan salah satu bentuk kesadaran
gizi keluarga (Depkes RI, 2007). Pengecualiannya adalah bila diperlukan bayi diperbolehkan
minum obat-obatan, vitamin dan mineral tetes atas saran dokter (Depkes RI, 2007).
Adanya faktor protektif dan nutrient yang sesuai dalam ASI menjamin status gizi bayi
serta kesakitan dan kematian akan menurun. Beberapa penelitian epidemiologis menyatakan
bahwa ASI melindungi bayi dan anak dari penyakit infeksi, misalnya diare, otitis media dan
infeksi saluran pernafasan akut bagian bawah. Kolostrum mengandung zat kekebalan 10 – 17
kali lebih banyak dari susu matang (matur). Zat kekebalan yang terdapat pada ASI antara lain
akan melindungi bayi dari penyakit diare dan menurunkan kemungkinan bayi terkena
penyakit infeksi telinga, batuk, pilek, dan penyakit alergi (Pusat Data dan Informasi
Kementerian Kesehatan RI, 2014)
Keluarga yang memberikan ASI eksklusif dapat memberikan petunjuk adanya kesadaran
gizi keluarga yang tinggi (Depkes RI, 2007). Adapun manfaat memberikan ASI ekslusif
dapat diuraikan sebagai berikut:
a. ASI merupakan makanan bayi yang paling sempurna, sehat bersih, murah dan mudah
memberikannya pada bayi.
b. ASI saja dapat mencukupi kebutuhan gizi bayi untuk tumbuh kembang dengan
normal pada bayi sampai umurt 6 bulan.
c. ASI yang pertama keluar disebut kolostrum berwarna kekuningan mengandung zat
kekebalan untuk mencegah timbulnya penyakit.
d. Keluarga tidak perlu mengeluarkan biaya untuk makanan bayi 0-6 bulan.
e. Dapat mempererat ikatan kasih sayang antara ibu dan bayi
Ada beberapa faktor penyebab ibu tidak memberikan bayinya ASI eksklusif yaitu sebagai
berikut :
a. Produksi ASI yang kurang atau tidak keluar sama sekali
b. Umur dimana ibu kurang umur dimana ibu yang berusia muda kurang mengetahui
manfaat pemberian ASI eksklusif
c. Penghasilan keluarga, keluarga dengan penghasilan besar menginginkan anak yang
sehat sehingga mereka membeli dan memberikan susu atau makanan lain pada
bayinya tanpa mereka sadari bahwa ASI dapat mencukupi sampai bayi berumur 6
bulan
d. Status kesehatan ibu, pikiran kacau dan emosi saat menyusui dapat mengakibatkan
bayi cengeng
e. Kurang persiapan ibu saat menghadapi masa laktasi sehingga ASI tidak keluar pada
masa 1-3 hari setelah melahirkan, sehingga pemberian ASI tidak lancer dan ibu
memilih memberikan bayinya susu formula dengan sendirinya dan ASI eksklusif
terabaikan. (Fatimah, 2007 dalam R. Sitohang, 2011)
6. DAFTAR PUSTAKA
Almatsier, Sunita. 2009. Prinsip Dasar Ilmu Gizi. Jakarta : Gramedia Pustaka Utama.
Departemen Kesehatan. 2002. Panduan Umum Keluarga Mandiri Sadar Gizi (Kadarzi).
Jakarta Direktorat Bina Gizi Masyarakat Depkes RI
, 2007. Pedoman Operasional Keluarga Sadar Gizi di Desa Siaga. Jakarta : Ditjen
Bina Gizi Masyarakat Depkes RI
, 2007. Pedoman Strategi KIE Keluarga Sadar Gizi (Kadarzi). Depkes Jakarta :
Direktorat Bina Gizi Masyarakat Depkes RI
, 2013. Hasil Riset Kesehatan Dasar 2013. Tersedia online pada :
http://www.depkes.go.id/resources/download/general/Hasil%20Riskesdas%202013.pdf .
Diakses pada tanggal 5 Februsri 2016.
, 2007. Riset Kesehatan Dasar. Jakarta : Badan Penelitian dan Pengembangan
Kesehatan.
, Pusat Data dan Informasi Kementerian Kesehatan RI. Tersedia online
pada:http://www.depkes.go.id/resources/download/pusdatin/infodatin/infodatin-
asi.pdf. Diakses pada tanggal 5 Februsri 2016.
Fauji, Lutfi R., 2010. Faktor – Faktor Yang Berhubungan Dengan Perilaku Sadar Gizi Pada
Februsri 2016
Garam beryodium merupakan istilah yang biasa digunakan untuk garam yang telah
difortifikasi (ditambah yodium). Di Indonesia yodium ditambahkan dalam garam sebagai zat
aditif atau suplemen dalam bentuk kalium iodat (KIO 3) berupa larutan pada lapisan tipis
garam, sehingga diperoleh campuran yang merata. Garam beryodium adalah garam Natrium
Clorida (NaCl) yang diproduksi melalui proses yodisasi, diperkaya dengan yodium untuk
memenuhi Standar Nasional Indonesia (SNI) mengandung yodium antara 30-80 ppm, yang
dibutuhkan tubuh untuk membuat hormon yang mengatur pertumbuhan dan perkembangan
B. Jenis-jenis Garam
Garam industri
Garam industri yaitu jenis garam dengan kadar NaCl sebesar 97% dengan kandungan
impurities (sulfat, magnesium, dan kalsium serta ketoran lainnya) yang sangat kecil.
Kegunaan garam industry antara lain untuk industri perminyakan, pembuatan soda dan chlor,
Garam konsumsi
Garam konsumsi merupakan jenis garam dan kadar NaCl sebesar 97% atas dasar
bahan kering (dry basis), kandungan impurities (sulfat, magnesium dan kalsium) sebesar 2%
dan kotoran lainnya (lampu, pasir) sebesar 1% serta kadar air maksimal sebesar 7%.
Kelompok kebutuhan garam konsumsi antara lain untuk konsumsi rumah tangga, industry
Garam pengawetan
Jenis garam ini biasanya ditambahkan pada proses pengolahan pangan tertentu.
Kadar garam yang tinggi menyebabkan mikroorganisme yang tidak tahan terhadap
garam akan mati. Kondisi selektif ini memungkinkan mikroorganisme yang tahan garam
dapat tumbuh. Pada kondisi tertentu penambahan garam berfungsi mengawetkan karena
kadar garam yang tinggi menghasilkan tekanan osmotic yang tinggi dan aktifitas air rendah.
Pengolahan dengan garam biasanya merupakan kombinasi dengan pengolahan yang lain
seperti fermentasi dan enzimatis, contoh pengolahn pangan dengan garam adalah pengolahan
acar (pickle), pembuatan kecap ikan, pembuatan daging kering, dan pembuatan keju.
Garam dapur
Garam dapur/laut dibuat melalui penguapan air laut, dengan proses sederhana, dan
meninggalkan sejumlah mineral dan elemen lainnya (tergantung sumber air). Jumlah mineral
yang tidak signifikan menambah cita rasa dan warna pada garam laut. Sehingga, tekstur
garam laut di pasaran lebih bervariai. Beberapa diantaranya lebih kasar, namun ada juga yang
Garam meja
Berbeda dengan garam laut, garam meja ditambang dari cadangan garam dibawah
tanah. Proses pembuatan garam meja lebih berat untuk menghilangkan mineral dan biasanya
mengandung aditif untuk mencegah penggumpalan. Kebanyakan dari garam meja dipasaran
telah ditambahkan yodium, nutrisi penting yang terjadi secara alami dalam jumlah kecil
dalam garam laut. Garam ini bebas yodium, Mg, Ca dan K2.
Garam beryodium dapat mencegah Gangguan Akibat Kurang Yodium (GAKY) yang
pertumbuhan (pendek atau cebol), gangguan perkembangan mental, gangguan fungsi syaraf
otak seperti gangguan kecerdasan, bisu, tuli, dan juling. (Depkes RI, 2007).
Membantu menghilangkan racun dari tubuh. Racun kimia yang bisa dikeluarkan oleh
garam beryodium antara lain: air raksa, fluoride, dan racun biologisi lainnya.
rambut rontok.
karena itu, ibu hamil sangat disarankan untuk mengonsumsi yodium sesuai kebutuhan
Mengurangi sakit gigi dan bau mulut. Kebiasaan berkumur menggunakan air hangat
yang dicampur dengan garam akan mengurangi rasa berdenyut saat sakit gigi dan bau
Letakkan di tempat yang sejuk, sebaiknya jauhkan dari panas api dan hindari sinar
matahari langsung.
Akibat yang ditimbulkan jika tidak mengonsumsi garam beryodium yaitu terjadinya
pembesaran kelenjar gondok struma simpleks. Pembesaran kelenjar gondok struma simpleks
adalah suatu pembesaran kelenjar tiroid yang timbul sebagai akibat rendahnya konsumsi
yodium. Semakin berat tingkat kekurangan yodiumnya, semakin besar ukuran kelenjarnya
serta semakin berat komplikasi yang ditimbulkannya. Kekurangan yodium yang berat pada
ibu hamil akan menyebabkan kretin pada bayi yang akan dilahirkan. Selain itu juga akan
disertai atau tidak diikuti dengan kerusakan susunan saraf pusat dan hipotiroidisme. Secara
klinis kerusakan secara pusat akan berupa retardasi, gangguan pendengaran sampai bisu tuli,
gangguan neuromotor seperti gangguan bicara dan lain-lain. Konsekuensi dari defisiensi
konsekuensi dari defisiensi yodium secara umum disebut gangguan akibat kekurangan
yodium (GAKY). Dampak negatif yang umum pada daerah yang kurang yodium diantaranya
Tabel 1
Fetus Abortus
Lahir mati
Anomali kongenital
perinatal
juling)
defisiensi mental)
Defek psikomotor
Hipotiroid fetal
Gondok neonatal
Hipotiroid juvenile
Hipotiroid
Pengujian mutu garam beryodium secara sederhana menggunakan cairan iodina test
dan tradisional menggunakan; singkong segar, garam yang akan diuji, asam cuka
25%.
Agar penggunaan garam bisa terserap oleh tubuh dengan baik, yang harus dilakukan
Untuk menghindari pengaruh efek samping dari konsumsi garam beryodium yang
berlebihan, maka dianjurkan untuk mengkonsumsi garam tidak lebih dari 6 gram garam atau
2 ½ gram tiap 1.000 kilo kalori, atau satu sendok teh setiap hari.
Konsumsi pangan merupakan faktor utama untuk memenuhi kebutuhan gizi seseorang.
Dengan demikian, diharapkan untuk mengonsumsi pangan yang beraneka ragam sehingga
yang berasal dari laut, mengingat air laut mengandung yodium cukup tinggi. Rumput laut
dapat digunakan sebagai bahan substitusi dalam pengembangan produk sumber yodium
Sumber yodium dalam bahan makanan dan minuman berasal dari laut, sayur-sayuran,
buah-buahan dan air minum. Kadar yodium dalam bahan makanan/minuman berbeda-beda
pangan/sayuran 80%, air minum 19%, dan lain-lain dari hewani non-laut 10%. Makanan
yang berasal dari laut mengandung yodium lebih banyak dibandingkan dengan bahan
makanan dari darat. Kandungan yodium berkisar 0,7-5,4 g/kg bahan, sedangkan tanaman
Kandungan yodium dalam bahan makanan dapat hilang atau berkurang melalui proses
pengolahan. Kandungan yodium pada ikan hilang sebesar 35% pada saat penggorengan, 25%
H. Daftar Pustaka
A. PENGERTIAN PHBS
PHBS adalah upaya untuk memberikan pengalaman belajar menciptakan suatu
kondisi bagi perorangan, keluarga, kelompok dan masyarakat, dengan membuka jalan
komunikasi, memberikan informasi dan melakukan edukasi, untuk meningkatkan
pengetahuan, sikap, dan perilaku, melalui pendekatan pimpinan (advokasi), bina suasana
(social support) dan pemberdayaan masyarakat (empowerment) sehingga dapat menerapkan
cara-cara hidup sehat dalam rangka menjaga, memelihara dan meningkatkan kesehatan
masyarakat (Dinkes, 2006). Sebagai suatu upaya untuk membantu masyarakat mengenai dan
mengatasi masalahnya sendiri, dalam tatanan rumah tangga, agar dapat menerapkan cara cara
hidup sehat dalam rangka menjaga memelihara dan meningkatkan kesehatannya (Dinkes
Lampung, 2003).
PHBS yang baik dapat memberikan dampak yang bermakna terhadap kesehatan dan
meningkatkan kualitas sumber daya manusia dalam peningkatan derajat kesehatan, status
pola gizi dan pemanfaatan sarana kesehatan lingkungan agar tercapai derajat kesehatan yang
optimal. Masalah kesehatan lingkungan merupakan salah satu dari akibat masih rendahnya
tingkat pendidikan penduduk, masih terikat eratnya masyarakat Indonesia dengan adat
istiadat kebiasaan, kepercayaan dan lain sebagainya yang tidak sejalan dengan konsep
kesehatan (Azwar, 1981). Menurut pusat promosi kesehatan, PHBS dapat mencegah
terjadinya penyakit dan melindungi diri dari ancaman penyakit. Dampak PHBS yang tidak
baik dapat menimbulkan suatu penyakit diantaranya adalah mencret, muntaber, desentri,
typus, dan DBD (Dinkes Metro, 2005). Penyebab yang mempengaruhi PHBS adalah faktor
perilaku dan non perilku fisik, sosial ekonomi dan sebagainya, oleh sebab itu penanggulangan
masalah kesehatan masyarakat juga dapat ditunjukkan pada kedua faktor utama tersebut
(Notoadmojo, 2005). Banyak hal yang menjadi penyebab PHBS menurun yaitu selain faktor
teknis juga faktor-faktor geografi, ekonomi dan sosial (Depkes RI, 2003).
I. MENGGOSOK GIGI
Gosok gigi yang benar setidaknya 2 menit minimal 2 kali sehari. Dan waktu
menggosok gigi yang paling penting untuk tidak dilewatkan adalah pada malam hari sebelum
tidur. Akan lebih baik jika menggosok gigi setiap sehabis makan. Bersihkan sela-sela gigi
dengan benang gigi sedikitnya sekali sehari.
Adapun manfaat dari menggosok gigi yang baik dan benar:
1. Gigi Menjadi Putih dan Bersih
Dengan menggosok gigi, maka gigi akan menjadi putih dan bersih. Ini akan
membuat kita lebih percaya diri karena penampilan kita sangat mendukung.
2. Mengurangi Bau Mulut
Sisa-sisa makanan yang tertinggal di sela gigi membuat bau yang busuk.
untuk itulah diperlukannya menggosok gigi, karena dengan menggosok gigi kita
dapat mengurangi sisa makanan yang tertinggal.
3. Mencegah Gigi Berlubang
Gigi berlubang beiasanya disebabkan oleh pertemaun bakteri dengan gula. ini
akan menyebabkan korosi pada gigi dan akan menimbulkan lubang. Menggosok
gigi akan mengurangi terjadinya korosi yang menyebabkan kerusakan email gigi.
4. Mengurangi Sakit Gigi
Jika kita sering menggosok gigi, maka sakit gigi akan dapat dikurangi.
Cara Menggosok Gigi yang Baik:
1. Sikat gigi dan gusi dengan posisi kepala sikat membentuk sudut 45 derajat di
daerah perbatasan antara gigi dengan gusi.
2. Gerakan sikat dengan lembut dan memutar. Sikat bagian luar permukaan setiap
gigi atas dan bawah dengan posisi bulu sikat 45 derajat berlawanan dengan garis
gusi agar sisa makanan yang mungkin masih menyelip dapat dibersihkan.
3. Gunakan gerakan yang sama untuk menyikat bagian dalam permukaan gigi.
4. Gosok semua bagian permukaan gigi yang digunakan untuk mengunyah. Gunakan
hanya ujung bulu sikat gigi untuk membersihkan gigi dengan tekanan ringan
sehingga bulu sikat tidak membengkok. Biarkan bulu sikat membersihkan celah-
celah gigi. Rubah posisi sikat gigi sesering mungkin.
5. Untuk membersihkan gigi depan bagian dalam, gosok gigi dengan posisi tegak dan
gerakkan perlahan ke atas dan bawah melewati garis gusi.
6. Sikat lidah untuk menyingkirkan bakteri dan agar napas lebih segar.
7. Pilihlah sikat gigi dengan bulu sikat yang lembut karena yang keras dapat membuat
gusi terluka dan menimbulkan abrasi pada gigi, yaitu penipisan struktur gigi
terutama di sekitar garis gusi. Abrasi dapat membuat bakteri dan asam
menghabiskan gigi karena lapisan keras pelindung enamel gigi telah terkikis.
8. Ganti sikat gigi jika bulu sikat sudah rusak dan simpan di tempat yang kering
sehingga dapat mengering setelah dipakai.
9. Jangan pernah meminjamkan sikat gigi Anda kepada orang lain karena sikat gigi
mengandung bakteri yang dapat berpindah dari orang yang satu ke yang lain meski
sikat sudah dibersihkan.
10. Gunakan sikat gigi elektrik untuk si kecil agar lebih mudah digunakan. Sikat gigi
jenis ini sebenarnya dapat membersihkan lebih baik daripada sikat gigi manual,
namun sebaiknya konsultasikan terlebih dulu soal penggunaannya dengan dokter
gigi Anda.
J. MENCUCI TANGAN
Mencuci tangan adalah teknik yang sangat mendasar dalam mencegah dan
mengendalikan infeksi, dengan mencuci tangan dapat menghilangkan sebagian besar
mikroorganisme yang ada di kulit (Hidayat, 2005).
Mencuci tangan adalah dapat menghilangkan sejumlah besar virus dan bakteri yang
menjadi penyebab berbagai penyakit, terutama penyakit yang menyerang saluran pencernaan,
seperti diare dan saluran pernapasan seperti influenza. Hampir semua orang mengerti
pentingnya mencuci tangan pakai sabun, namun masih banyak yang tidak membiasakan diri
untuk melakukannya dengan benar pada saat yang penting (Umar, 2009).
Mencuci tangan dengan menggunakan sabun, jangan meletakkan sabun di tempat
yang kotor, dan bilas kembali sabun setelah digunakan untuk menghindari kontaminasi
(karena saat mencuci tangan, sabun jadi kotor). Gosok sela-sela jari, bersihkan kuku, telapak
tangan sampai pergelangan dengan cermat (AMI, 2005).
Alasan seseorang harus mencuci tangan dengan air bersih dan sabun adalah:
Air yang tidak bersih banyak mengandung kuman dan bakteri penyebab penyakit.
Bila digunakan, kuman berpindah ke tangan.
Pada saat makan, kuman dengan cepat masuk ke dalam tubuh, yang bisa
menimbulkan penyakit (Depkes RI, 2001).
Mencuci tangan dengan air yang mengalir hanya dapat menghilangkan kuman
25% dari tangan, sedangkan mencuci tangan dengan air bersih yang mengalir dan
sabun akan dapat membersihkan kotoran dan membunuh kuman hingga 80% dari
tangan (Hasyim, 2009)
Saat bagaimana harus mencuci tangan yaitu:
Setiap kali tangan kita kotor (setelah memegang uang, memegang binatang,
berkebun)
Setelah buang air besar dan buang air kecil
Sebelum makan dan sebelum memegang makanan
Sebelum dan sesudah makan
Sebelum dan sesudah dari kamar mandi (BAK / BAB)
Sepulang dari bepergian
Sesudah memegang benda kotor, uang dan hewan
Sebelum dan sesudah menyiapkan makanan
Manfaat mencuci tangan diantaranya:
Membunuh kuman penyakit yang ada di tangan
Mencegah penularan penyakit seperti diare, disentri, kolera, thypus, kecacingan,
penyakit kulit, infeksi saluran pernafasan akut (ISPA), flu burung atau SARS.
Tangan menjadi bersih dan bebas dari kuman.
Keterangan:
1. Basahi tangan dengan menggunakan air bersih yang mengalir, jangan menggunakan
air yang ditampung dalam bak.
2. Lalu tuangkan sabun ke telapak tangan.
3. Usapkan telapak tangan ke telapak tangan lainnya, agar sabun merata.
4. Lalu telapak tangan kanan mengusap punggu tangan kiri dan jaring menyilang.
5. Kedua tepaka tangan bertemu dengan jari saling menyilang.
6. Punggung jari menyentuh telapak tangan dengan jari saling mengunci.
7. Lalu usap secara berputar ibu jari kiri dalam genggaman tangan kanan begitupun
sebaliknya.
8. Usap secara berputar ujung-ujung jari kanan ke telapak kiri begitupun sebaliknya.
9. Lalu bilas sabun dengan menggunakan air bersih yang mengalir.
10. Keringkan dengan handuk atau tissue yang digunakan sekali pakai.
11. Gunakan handuk atau tissue untuk menutup keran. Agar tangan tidak kotor lagi.
12. Tangan sudah aman sekarang.
K. DAFTAR PUSTAKA
Tim Field FK UNS. Tanpa tahun. Perilaku Hidup Bersih dan Sehat. Tersedia pada :
http://fk.uns.ac.id/static/filebagian/SEMESTER_5_2011_KOMUNIKASI_INFORMASI_EDU
KASI_PHBS_%28PERILAKU_HIDUP_BERSIH_DAN_SEHAT%29.pdf. Diakses pada : 11
Februari 2016.
DepKes RI. 2007. Buku Saku Rumah Tangga Sehat dengan PHBS, Pusat Promosi Kesehatan.
Jakarta: Depkes RI
Bukti eksperimental menyimpulkan bahwa air susu ibu adalah gizi terbaik untuk bayi.
Para pakar masih memperdebatkan seberapa lama periode menyusui yg paling baik dan
seberapa jauh risiko penggunaan susu formula.
Seorang bayi dapat disusui oleh ibunya sendiri atau oleh wanita lain. ASI juga dapat
diperah dan diberikan melalui alat menyusui lain seperti botol susu, cangkir, sendok, atau
pipet. Susu formula juga tersedia untuk para ibu yang tidak bisa atau memilih untuk tidak
menyusui, namun para ahli sepakat bahwa kualitas susu formula tidaklah sebaik ASI. Di
banyak negara, pemberian susu formula terkait dengan tingkat kematian bayi akibat diare,
tetapi apabila pembuatannya dilakukan dengan hati-hati menggunakan air bersih,
pemberian susu formula cukup aman.
B. Pengertian KEK
Menurut Depkes RI (2002) dalam Program Perbaikan Gizi Makro menyatakan bahwa
Kurang Energi Kronis merupakan keadaan dimana ibu penderita kekurangan makanan
yang berlangsung menahun (kronis) yang mengakibatkan timbulnya gangguan kesehatan
pada ibu. KEK dapat terjadi pada wanita usia subur (WUS) dan pada ibu hamil (bumil).
KEK adalah penyebabnya dari ketidakseimbangan antara asupan untuk pemenuhan
kebutuhan dan pengeluaran energi (Departemen Gizi dan Kesmas FKMUI, 2007).
Istilah KEK atau kurang energi kronik merupakan istilah lain dari Kurang Energi
Protein (KEP) yang diperuntukkan untuk wanita yang kurus dan lemak akibat kurang
energi yang kronis. Definisi ini diperkenalkan oleh World Health Organization (WHO).
KEK pada ibu menyusui dapat ditanggulangi dengan cara sebagai berikut:
Mengonsumsi makanan yang mengandung kalori tinggi, seperti nasi, kentang, ubi,
singkong, dll.
Mengonsumsi makanan yang mengandung protein tinggi, seperti telur, ikan, daging,
kacang-kacangan, susu, dll.
Mengonsumsi makanan yang mengandung zat besi, seperti sayuran hijau, protein
hewani (daging, susu, telur) dan lengkapi dengan suplemen zat besi.
Gizi pada ibu menyusui sangat erat kaitannya dengan produksi air susu, yang
sangat dibutuhkan untuk tumbuh kembang bayi. Kebutuhan nutrisi selama laktasi
didasarkan pada kandungan nutrisi air susu dan jumlah nutrisi penghasil susu. Ibu
menyusui disarankan memperoleh tambahan zat makanan 800 Kkal, kebutuhan kalori ini
lebih tinggi bila dibanding saat kehamilan. Kandungan kalori ASI rata-rata yang
dihasilkan ibu dengan nutrisi baik adalah 70 kal/100 ml, dan kira-kira 85 kal diperlukan
oleh ibu untuk tiap 100 ml yang dihasilkan. Rata-rata ibu menggunakan kira-kira 640
kal/hari untuk 6 bulan pertama dan 510 kal/hari selama 6 bulan kedua untuk
menghasilkan susu normal. ibu yang sedang menyusui dianjurkan untuk minum sebanyak
2–2,5 liter air sehari, di samping bisa juga ditambah dengan minum air buah. Karena
dengan minum air buah/sari buah ini setidaknya kebutuhan akan air dan vitamin bisa
terpenuhi (Committee on Nutritional, 1990).
Di Indonesia batas ambang LILA dengan resiko KEK adalah 23,5 cm hal ini
berarti ibu menyusui dengan resiko KEK diperkirakan akan mengalami status gizi kurang
dan dapat menghambat produksi ASI. Untuk mencegah resiko KEK pada ibu menyusui
harus mempunyai gizi yang baik, misalnya dengan LILA tidak kurang dari 23,5 cm.
Ibu yang sedang laktasi dianjurkan untuk tidak minum-minuman keras, apalagi
alkohol. Demikian pula terhadap obat-obatan berikut, diuretik (mengurangi cairan tubuh –
memperkecil produksi ASI secara tidak langsung), pil anti hamil (mensupresi produksi
ASI) dan lain-lain. Berikut ini kebutuhan gizi ibu yang sedang menyusui dibandingkan
kebutuhan wanita dewasa yang tidak menyusui (Sulistyoningsih, hariyani 2011).
Wanita Dewasa Ibu Menyusui
Zat gizi
Tidak Menyusui 0-6 bulan 7-12 bulan
Energy (kkal) 1900 +500 +550
Protein (gram) 50 +17 +17
Vitamin A (RE) 500 +350 +350
Vitamin C (mg) 75 +45 +45
Besi (gram) 26 +2 +2
Yodium 15 +50 +50
Kalsium (mg) 500 +150 +150
Sumber : Widya Karya Nasional Pangan dan Gizi, 2004
Air Susu Ibu (ASI) dibutuhkan dalam proses tumbuh kembang bayi.
Kebutuhannya harus tetap terpenuhi sehingga proses yang sedang berlangsung itu tidak
mengalami hambatan. Dengan makin lengkapnya fasilitas dengan segala faktor
pendukungnya terutama dalam perawatan postnatal dan laktasi ini diharapkan bayi yang
sedang tumbuh beradaptasi ini dapat berkembang sesuai dengan kebutuhannya.
Beberapa keuntungan dan keunggulan ASI adalah:
o ASI bersih
o Mengandung immunoglobulin (Ig) terutama IgA
o Mengandung laktoferrin, suatu ikatan protein dengan zat besi. Dengan adanya
ikatan tersebut maka bakteri-bakteri yang berbahaya dalam usus tidak dapat
menggunakannya untuk pertumbuhannya.
o Mengandung Lysosim, suatu enzim dengan konsentrasi beberapa ribu kali lebih
tinggi dibanding dengan yang ada pada susu sapi. Enzym ini akan merusak
bakteri-bakteri yang berbahaya dan juga berguna untuk melindungi bayi terhadap
berbagai jenis virus.
o Sel-sel darah putih selama minggu pertama dan mingggu kedua ASI (Air Susu
Ibu) dibutuhkan dalam proses tumbuh kembang bayi. Kebutuhannya harus tetap
terpenuhi sehingga proses yang sedang berlangsung itu tidak mengalami
hambatan. Dengan makin lengkapnya fasilitas dengan segala faktor
pendukungnya terutama dalam perawatan postnatal dan laktasi ini diharapkan bayi
yang sedang tumbuh beradaptasi ini dapat berkembang sesuai dengan
kebutuhannya.
Kebutuhan nutrient ibu menyusui meliputi:
Energi
Berdasarkan AKG Menkes 2013, kebutuhan normal yang harus ditambahkan pada ibu
menyusui adalah :
Trisemester I 330 kalori
Trisemester II 400 kalori
Jika BB turun > 0,9 kg/minggu setelah 3 minggu pertama menyusui sehingga
kebutuhan kalori tidak tercukupi maka Produksi ASI menurun.
Protein
Ibu memerlukan tambahan 20 gram diatas kebutuhan normal ketika menyusui
Cairan
Nutrisi lain yang diperlukan selama laktasi adalah asupan cairan. Dianjurkan ibu
menyusui minum 2 – 3 liter perhari, dalam bentuk air putih, susu dan jus buah.
Vitamin dan Mineral
Kebutuhan vitamin dan mineral selama menyusui lebih tinggi dari pada selama hamil.
Menurut Andhika (2011) memperhatikan jumlah dan jenis makanan adalah sangat
penting bagi ibu menyusui.Perlu diketahui, jika asupan makanan kurang, maka bahan
untuk pembentukan ASI diambil dari persediaan tubuh ibu.Jika itu terjadi, maka tubuh
ibu dapat saja menjadi kurus.Berikut diberikan contoh makanan yang dapat dijadikan
panduan oleh ibu menyusui pada umumnya. Bahan makanannya dapat diganti dengan
bahan lain yang memiliki kandungan yang sama.
Contoh jumlah makanan untuk ibu menyusui :
Bahan Berat (gr) Konversi
Beras 500 6 gelas nasi
Daging 100 2 potong
Telur 50 1 butir
Tempe 100 4 potong
Kacag ijo 25 2,5 sdm
Sayuran 400 4 gelas
Buah 300 3 iris papaya
Minyak 25 2,5 sdm
Susu 250 1 gelas
Sedangkan contoh menu dalam sehari untuk ibu menyusui adalah sebagai berikut:
WAKTU MENU BERAT
PAGI Nasi 75 gr
Pisang
SNACK Bubur kacang ijo 100gr
MALAM Nasi 100gr
Jeruk 50gr
PORTOFOLIO
KEGIATAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN
PROGRAM INTERVENSI GIZI MASYARAKAT (PIGM)
KELUARGA BINAAN
OLEH:
NYOMAN KUSUMA WARDHANI
NIM. P07131013036
KEMENTERIAN KESEHATAN RI
POLITEKNIK KESEHATAN DENPASAR
JURUSAN GIZI
DENPASAR
2016
DATA UMUM KELUARGA BINAAN
(ANEMIA PADA IBU HAMIL)
2. Identitas Suami
Nama : I Made Suparta Putra
Tempat Tanggal Lahir : Tengkulak Tengah, 30 Januari 1979
Umur : 37 Tahun
Alamat : Banjar Tengkulak Tengah, Desa Kemenuh
Pendidikan : Tamat SD
Pekerjaan : Buruh
Agama : Hindu
STANDAR
DATA TERKAIT GIZI PEMBANDING /NILAI MASALAH
NORMAL
Antropometri: Standar Lila: ≥ 23,5 cm
BB Sebelum Hamil: 56 Kg Normal
BB: 65,4 Kg
TB: 158,3 Cm
LILA: 24 cm
Biokimia:
Kadar Hb normal ibu Anemia
Kadar Hb: 10,7 gr/dL hamil: ≥11,0 gr/dL
Fisik dan Klinis Tekanan darah Normal = Tekanan darah rendah
1. Fisik 120/80 mmhg
Ibu sering mengalami
lemas dan pusing
terutama pada siang hari.
2. Klinis
Tekanan darah 90/60
mmHg
2. Identifikasi Masalah
4. Intervensi Gizi
a. Tujuan Asuhan Gizi
1) Mempertahankan status gizi tetap normal
2) Meningkatkan pengetahuan ibu mengenai gizi
melalui penyuluhan
3) Memberikan makanan yang dapat meningkatkan
kadar Hb sehingga dapat menghindari anemia yang
berkelanjutan.
4) Meningkatkan pola konsumsi ibu hingga mencapai
sesuai dengan kebutuhan
5) Mencapai derajat kesehatan yang optimal
b. Preskripsi Diet
Pemenuhan gizi seimbang diberikan kepada ibu untuk
memenuhi kebutuhan akan zat gizi yang meningkat dari
sebelumnya pada ibu dan bayi di dalam kandungan.
c. Syarat Diet
1) Energi diberikan dengan tambahan kebutuhan yang
dianjurkan dalam AKG 2013, yaitu:
Trim. I : 180 kkal/hari
Trim. II : 300 kkal/hari
Trim. III : 300 kkal/hari
2) Kebutuhan protein meningkat, diberikan 15-2-% dari
kebutuhan energy dan tambahan yang dianjurkan sesuai
AKG 2013, yaitu 20 gram (TI, TII, TIII) dan lemak
diberikan cukup, yaitu 20-25% dari kebutuhan energy
total serta tambahan sesuai trimester I: 6 gram,
Trimester 2: 10 gram, dan Trimeter III: 10 gram
3) KH diberikan 60% dari kebutuhan energy total
4) Memenuhi kecukupan vitamin dan mineral
5) Memperhatikan kebersihan/sanitasi dan hygiene
6) Menu bervariasi dan beragam
7) Makanan yang tidak pedas, berlemak, bergas dan
merangsang serta hindari makan makanan yang
diawetkan
e. Perhitungan Kebutuhan
BB: 65,4 Kg
TB: 158,3 Cm
LILA: 24 cm
2) Evaluasi
Evaluasi asuhan gizi dilaksanakan dengan membandingkan hasil
monitoring dengan tujuan yang telah ditentukan. Evaluasi dari kegiatan
asuhan gizi ini dilaksanakan secara bertahap yaitu setiap kunjungan
dengan tujuan memonitor makanan yang dikonsumsi, wajib membawa
form recall 1x24jam yang bertujuan untuk mengetahui kepatuhan ibu
melaksanakan anjuran yang diberikan sedangkan evaluasinya dilakukan
dengan pengukuran berat badan sasaran diakhir kegiatan.
a) Pengetahuan
Dari hasil pretest dan posttest yang telah diakumulasi, dapat dilihat
bahwa pengetahuan ibu hamil sudah mengalami peningkatan dengan hasil
pretest yang diperoleh sebesar 52,85 dan meningkat pada hasil posttest
sebesar 92,83. Berdasarkan nilai pretest dan posttest pengetahuan ibu
sudah tergolong baik (≥80).
b) Asupan
Perbandingan asupan pada saat Kegiatan Binaan
No. Zat Gizi Tingkat Tingkat Tingkat Tingkat
Konsumsi Konsumsi Konsumsi Konsumsi
1 II III Normal
1. Energi 57,56 % 72,15 % 57,09 % 90- 120%
2. Protein 29,21 % 32,50 % 45,56 % 90-120%
3 Lemak 10,97 % 41,60 % 34,13 % 90-120%
4. KH 81,90 % 94,17 % 65,78 % 90-120%
c. Kadar Hb
Awal Setelah Akhir
(5/2/16) Melahirkan (23/2/16)
(21/2/16)
HB 10,7 g/dL 9,0 g/dL 9,6 g/dL
Pada saat awal kunjungan Kadar Ibu Wayan Darmini 10,7 g/dL
(anemia) sedangkan pada pengecekan kedua kadar Hb menurun menjadi
9,0 g/dL hal ini disebabkan karena ibu merasa lemas pasca melahirkan,
diakhir kegiatan kk binaan kadar Hb Ibu Wayan Darmini sudah mulai
meningkat sebesar 9,6 g/dL hal ini disebabkan kondisi fisik ibu sudah
mulai normal kembali.
d. Status Gizi
No. Antropometri Pengukuran Awal Pengukuran akhir
1. BB 65,4 kg 59,8 kg
2. Lila 24 cm 24,3 cm
e. Tindak Lanjut
Meningkatkan asupan makanan sumber Vitamin C dan Zat Besi
agar menghilangkan penyakit anemia pada ibu. Mengontrol kebiasaan
makan setiap hari selama proses menyusui agar produksi asi lebih lancer
dan bayi tumbuh dengan sehat.
LAMPIRAN
NILAI PRETEST DAN POSTEST
1. Data Ibu
Nama : Wayan Darmini
Awal Setelah Akhir
(5/2/16) Melahirkan (23/2/16)
(21/2/16)
TB 158,3 cm 158,3 cm 158,3 cm
BB 65,4 Kg 59,7 Kg 59,8 Kg
LILA 24,0 Cm 24,3 Cm 24,3 Cm
HB 10,7 g/dL 9,0 g/dL 9,6 g/dL
2. Data Anak
Nama : Gesya Febrianti
Jenis Kelamin : Perempuan
Tanggal Lahir : 18 Februari 2016
Jam : 13:50 WITA
BBL : 2900 gram
TBL : 50 cm
LAMPIRAN
RESEP PUDING BAYAM
200 gr Agar-agar bubuk putih
120 gr Susu
300 gr Bayam, rajang halus
120 gr Susu kental manis
250 gr Wortel
1000 ml air putih
Garam secukupnya
Gula secukupnya
Pertama:
Kedua:
MARMALADE JERUK
Bahan:
- 6 buah jeruk mandarin ukuran kecil atau 4 buah sunskist ukuran sedang
- 2 buah jeruk lemon
- 500 gram gula pasir
- 1 liter air
Cara membuat:
4. Tuangkan air ke dalam panci dan masak dengan api besar hingga
mendidih, lanjutkan memasak dengan api besar selama 10 menit,
kemudian kecilkan api hingga larutan hanya menimbulkan letupan
kecil saja. Masak selama 40 menit atau hingga kulit jeruk terasa
empuk. Aduk sesekali selama jeruk direbus. Masukkan sebuah
piring kecil ke dalam freezer, piring ini akan kita gunakan untuk
mengetes kekentalan selai.
7. Angkat panci berisi selai dari kompor. Siapkan botol selai yang
akan digunakan, cuci bersih. Rebus botol di dalam air mendidih
hingga seluruh badan botol tertutup air, selama 5 menit. Angkat
botol dari air mendidih, keringkan dengan tissue dapur. Tuangkan
selai ke dalam botol hingga hampir penuh, tutup rapat botol.
9. Selai marmalade sedap untuk olesan roti, isi roti manis atau cake
marmalade.
LAMPIRAN
DOKUMENTASI
PENDATAAN AWAL
KEGIATAN PENYULUHAN DAN MEMASAK
PENDATAAN ANTROPOMETRI SETELAH MELAHIRKAN
KEGIATAN PENUTUP
LAMPIRAN
FORM CHECKLIST
No PERNYATAAN YA TIDAK
Ibu hamil
mengonsumsi
tablet penambah
darah secara
1 rutin V
Ibu hamil Rutin
cek kesehatan
2 setiap bulannya V
Ibu hamil rutin
menimbang
3 setiap bulannya V
ibu hamil rutin
mengecek tensi
4 setiap bulannya V
Ibu hamil
5 memiliki KIA V
Ibu hamil
menggunakan
garam
6 beryodium V
ibu hamil paham
mengenai
7 KADARZI V
ibu hamil paham
8 mengenai PHBS V
ibu hamil paham
mengenai
9 anemia V
Ibu hamil Rutin
mengonsumsi
makanan
sumber Zat besi
10 dan Vitamin C V
HASIL RECALL
TINGKAT KONSUMSI
RECALL 1
Konsumsi Nilai Gizi
Energi Protein (gr) Lemak (gr) KH (gr)
(kkal)
Asupan 1298.3 30.55 7.975 277.07
Kebutuhan 2255,3 104,57 72,64 338,30
Persentase Pemenuhan 57,56 29,21 10,97 81,90
RECALL 2
Konsumsi Nilai Gizi
Energi Protein (gr) Lemak (gr) KH (gr)
(kkal)
Asupan 1627.2 33.985 30.22 318.58
Kebutuhan 2255,3 104,57 72,64 338,30
Persentase Pemenuhan 72,15 32,50 41,60 94,17
RECALL 3
Konsumsi Nilai Gizi
Energi Protein (gr) Lemak (gr) KH (gr)
(kkal)
Asupan 1287.7 47.64 24.79 222.54
Kebutuhan 2255,3 104,57 72,64 338,30
Persentase Pemenuhan 57,09 45,56 34,13 65,78
RECALL KONSUMSI TANGGAL 23 FEBRUARI 2016
Protein Vit. Vit. Vit.
Waktu Menu Bahan Berat Energi LEMAK HA Ca Fe Natrium
Hewani Nabati A B1 C
Beras
Malam bubur giling 50 180 0 3.4 0.35 39.45 3 0.4 0 0.06 0 2.5
kacang
kapri Kacang
7:30 goreng kapri 20 19.6 0 1.34 0.08 3.54 4.4 0.38 136 0.068 5.2 2.2
Minyak
23-02-2016 kelapa 5 43.5 0 0.05 4.9 0 0.15 0 0 0 0 0
tahu Tahu 50 34 0 3.9 2.3 0.8 62 0.4 0 0.03 0 6
buah apel Apel 150 87 0 0.45 0.6 22.35 9 15.45 135 0.06 7.5 3
Sub Total 364.1 0 9.14 8.23 66.14 78.55 16.63 271 0.218 12.7 13.7
Malam nasi Nasi 150 267 0 3.15 0.15 60.9 7.5 0.75 0 0.03 0 0
sayur
13:00 hijau Sawi 100 22 0 2.3 0.3 4 220 2.9 6460 0.09 102 11.74
Minyak
22-02-2016 kelapa 2.5 21.75 0 0.025 2.45 0 0.075 0 0 0 0 0
Tahu Tahu 50 34 0 3.9 2.3 0.8 62 0.4 0 0.03 0 6
Pisang
pisang ambon 100 99 0 1.2 0.2 25.8 8 0.5 146 0.08 3 18
Sub Total 443.75 0 10.575 5.4 91.5 297.575 4.55 6606 0.23 105 35.74
Malam nasi Nasi 150 267 0 3.15 0.15 60.9 7.5 0.75 0 0.03 0 0
18:00 ikan Pindang 80 125.6 22.4 0 3.36 0 40 0.8 120 0.08 0 0
pindang banjar
tanpa
bumbu
Minyak
22-02-2016 kelapa 5 43.5 0 0.05 4.9 0 0.15 0 0 0 0 0
Sayur
hijau Sawi 100 22 0 2.3 0.3 4 220 2.9 6460 0.09 102 11.74
Minyak
kelapa 2.5 21.75 0 0.025 2.45 0 0.075 0 0 0 0 0
Sub Total 479.85 22.4 5.525 11.16 64.9 267.725 4.45 6580 0.2 102 11.74
Total 1287.7 47.64 24.79 222.54 643.85 25.63 13457 0.648 219.7 61.18
Umpan Balik
No Rincian Kegiatan Hasil/Temuan Tindak Lanjut
Supervisor
1. Menyampaikan salam, memperkenalkan -
diri dan mengungkapkan maksud serta -
tujuan
2. Melakukan pengumpulan data umum
dengan melihat buku Kontrol
Kehamilan Rumah Sakit, serta melihat
kartu keluarga
3 Melakukan pengecekan Garam Garam Tidak mengandung Iodium Membuat Rencana Penyuluhan
mengenai Garam Beryodium
4 Melakukan Recall 1x24 jam Hasil Recall 1x24 jam (terlampir) Menyarankan ibu untuk mengurangi
mengonsumsi kopi dan teh setelah
makan.
3. Menentukan waktu kunjungan Kesepakatan waktu kunjungan dan kesepakatan Melakukan kunjungan lanjutan pada
berikutnya untuk melakukan penyuluhan mengenai PHBS dan hari Jumat, 5 Februari 2015
Gayo
Umpan Balik
No Rincian Kegiatan Hasil/Temuan Tindak Lanjut
Supervisor
1. Pengecekan Kadar Hb Kadar Hb : 10,7 g/dL (Anemia) Akan diberikan binaan lebih lanjut
mengenai masalah gizi Anemia
2. Melakukan Pendataan secara Nama : Ni Wayan Darmini Menyarankan ibu untuk mengontrol
antropometri dan melihat KIA pola makan
TTL : Pisang, 31 Desember 1980
Umur : 35 Tahun
Alamat : Banjar Tengkulak Tengah, Desa
Kemenuh, kecamatan Sukawati-Gianyar
Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga
Agama : Hindu
Usia Kehamilan : 8 bulan 3 minggu
Hamil anak ke- : 2 (dua)
BB sebelum Hamil : 56 Kg
Lila : 24 cm
TB : 158,3 cm
BB saat ini : 65,4 Kg
3 Melakukan Penyuluhan mengenai Hasil pretest dan posttest menunjukkan adanya Mereview kembali materi penyuluhan
PHBS dan Garam Beryodium peningkatan, dari hasil ini dapat dinyatakan bahwa
ibu hamil memahami materi yang telah diberikan. yang terkait.
(nilai terlampir)
4 Menentukan waktu kunjungan Kesepakatan waktu kunjungan kepada keluarga Melakukan kunjungan lanjutan pada 6
berikutnya binaan Februari 2015
FORM KEGIATAN KELUARGA BINAAN
Umpan Balik
No Rincian Kegiatan Hasil/Temuan Tindak Lanjut
Supervisor
1. Memberikan pengetahuan mengenai Ibu mulai sadar akan mengonsumsi buah Mengontrol apakah ibu Wayan
pentingnya mengonsumsi buah dan Darmini sudah mengonsumsi buah dan
sayur sayur
2. Menentukan waktu kunjungan Kesepakatan waktu kunjungan kepada keluarga Melakukan kunjungan lanjutan pada 14 Menentukan
berikutnya binaan, dengan tujuan memberikan penyuluhan Februari 2015 waktu
mengenai Gizi Seimbang pada Ibu Hamil kunjungan
berikutnya
Umpan Balik
No Rincian Kegiatan Hasil/Temuan Tindak Lanjut
Supervisor
1. Melakukan Recall 1x24 jam Hasil Recall 1x24 jam (terlampir) Mengontrol lebih lanjut terhadap pola
makan Ibu
2 Melakukan Penyuluhan mengenai Gizi Hasil pretest dan posttest menunjukkan adanya Mereview kembali materi penyuluhan
Seimbang Pada Ibu Hamil peningkatan, dari hasil ini dapat dinyatakan bahwa
ibu hamil memahami materi yang telah diberikan. yang terkait.
(nilai terlampir) dan memberikan contoh menu
sehari
3 Menentukan waktu kunjungan Kesepakatan waktu kunjungan kepada keluarga Melakukan kunjungan lanjutan pada 15
berikutnya binaan untuk melakukan penyuluhan mengenai Februari 2015
anemia dan Kadarzi
Umpan Balik
No Rincian Kegiatan Hasil/Temuan Tindak Lanjut
Supervisor
1. Melakukan Penyuluhan mengenai Hasil pretest dan posttest menunjukkan adanya Mereview kembali materi penyuluhan
Anemia peningkatan, dari hasil ini dapat dinyatakan bahwa
ibu hamil memahami materi yang telah diberikan. yang terkait.
(nilai terlampir) dan memberikan contoh menu
sehari
2 Melakukan Penyuluhan mengenai Hasil pretest dan posttest menunjukkan adanya Mereview kembali materi penyuluhan
Kadarzi peningkatan, dari hasil ini dapat dinyatakan bahwa
ibu hamil memahami materi yang telah diberikan. yang terkait.
(nilai terlampir) dan memberikan contoh menu
sehari
3 Menentukan waktu kunjungan Kesepakatan waktu kunjungan kepada keluarga Melakukan kunjungan lanjutan pada 17
berikutnya binaan untuk melakukan masak pudding bayam Februari 2015
Umpan Balik
No Rincian Kegiatan Hasil/Temuan Tindak Lanjut
Supervisor
1. Melakukan Masak Puding Bayam Ibu menyukai Masakan Pudding Bayam, dan Ibu Memberikan resep tambahan
Wayan Darmini meminta resep lainnya yang dapat
dijadikan untuk makanan selingan dikegiatan berikutnya
3 Menentukan waktu kunjungan Kesepakatan waktu kunjungan kepada keluarga Melakukan kunjungan lanjutan pada 18
berikutnya binaan Februari 2015
Umpan Balik
No Rincian Kegiatan Hasil/Temuan Tindak Lanjut
Supervisor
1. Menjenguk Ibu Wayan Darmini yang Melahirkan anak berjenis kelamin perempuan Melakukan pendataan ibu dan anak
telah melahirkan
setelah keluar dari rumah sakit
Umpan Balik
No Rincian Kegiatan Hasil/Temuan Tindak Lanjut
Supervisor
1. Melakukan Penyuluhan mengenai Asi Hasil pretest dan posttest menunjukkan adanya Mereview kembali materi penyuluhan
Eksklusif peningkatan, dari hasil ini dapat dinyatakan bahwa
ibu hamil memahami materi yang telah diberikan. yang terkait.
(nilai terlampir)
2. Melakukan Penyuluhan mengenai KEK Hasil pretest dan posttest menunjukkan adanya Mereview kembali materi penyuluhan
pada Ibu Hamil peningkatan, dari hasil ini dapat dinyatakan bahwa
ibu hamil memahami materi yang telah diberikan. yang terkait.
(nilai terlampir)
3. Menentukan waktu kunjungan Kesepakatan waktu kunjungan kepada keluarga Melakukan kunjungan lanjutan pada 23
berikutnya binaan Februari 2016
Umpan Balik
No Rincian Kegiatan Hasil/Temuan Tindak Lanjut
Supervisor
1 Recall 1x24 jam Melakukan Recall 1x24 jam Hasil Recall 1x24 jam (terlampir) Mengontrol
lebih lanjut
terhadap pola
makan Ibu
2 Pengukuran Antropometri BB = 158,3 cm
TB = 59,8
Lila = 24,3
Hb = 9,6 g/dL
Umpan Balik
No Rincian Kegiatan Hasil/Temuan Tindak Lanjut
Supervisor
1 Perpisahan Dengan Keluarga Binaan