Anda di halaman 1dari 16

INTERAKSI OBAT DAN MAKANAN

“INTERAKSI OBAT DENGAN METABOLISME KARBOHIDRAT”

KELOMPOK 3
1. LUH KADEK RUSPITA YANTI (P07131220079)
2. L. GD. JULIAN HARDIYANTI PERTIWI (P07131220080)
3. GUSTI AYU PADMAWATI (P07131220108)
4. NI WAYAN POPY ARIS SETIANI (P07131220109)

KEMENTERIAN KESEHATAN RI
POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES DENPASAR
JURUSAN GIZI PRODI SARJANA GIZI DAN DIETETIKA
DENPASAR
2021

1
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena dengan rahmat
dan karuniaNya penulis dapat menyelesaikan paper “Interaksi Obat dengan Metabolisme
Karbohidrat” ini dengan baik meskipun banyak kekurangan didalamnya.
Penulis sangat berharap makalah ini dapat berguna dalam rangka menambah wawasan
serta pengetahuan kita. Penulis juga menyadari sepenuhnya bahwa di dalam makalah ini
terdapat kekurangan dan jauh dari kata sempurna. Oleh sebab itu, penulis berharap adanya
kritik, saran dan usulan demi perbaikan makalah yang telah penulis buat di masa yang akan
datang, mengingat tidak ada sesuatu yang sempurna tanpa saran yang membangun.
Semoga paper ini dapat dipahami bagi siapapun yang membacanya. Sekiranya paper
yang telah disusun ini dapat berguna bagi penulis sendiri maupun orang yang membacanya.
Sebelumnya penulis mohon maaf apabila terdapat kesalahan kata-kata yang kurang berkenan
dan kami memohon kritik dan saran yang membangun demi perbaikan di masa depan. Akhir
kata, penulis mengucapkan terima kasih.

Denpasar, Januari 2021

Penulis

2
DAFTAR ISI

Cover
Kata Pengantar.................................................................................................................... 2
Daftar Isi............................................................................................................................. 3
BAB I Pendahuluan
A. Latar Belakang........................................................................................................ 4
B. Rumusan Masalah................................................................................................... 5
C. Tujuan..................................................................................................................... 5
BAB II Pembahasan
A. Pengertian Karbohidrat........................................................................................... 6
B. Fungsi Karbohidrat................................................................................................. 6
C. Sifat-Sifat Karbohidrat............................................................................................ 7
D. Jenis-Jenis Karbohidrat........................................................................................... 8
E. Interaksi Obat Dengan Metabolisme Karbohidrat................................................. 9
BAB III Penutup
A. Kesimpulan.............................................................................................................15
Daftar Pustaka.....................................................................................................................16

3
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Hubungan dan interaksi antara makanan, nutrien yang terkandung dalam makanan dan
obat saling mendukung dalam pelayanan kesehatan dan dunia medis. Makanan dan nutrien
spesifik dalam makanan, jika dicerna bersama dengan beberapa obat, pasti dapat
mempengaruhi seluruh ketersediaan hayati, farmakokinetik, farmakodinamik dan efek terapi
dalam pengobatan. Makanan dapat mempengaruhi absorbsi obat sebagai hasil dari
pengubahan dalam saluran gastrointestinal atau interaksi fisika atau kimia antara partikel
komponen makanan dan molekul obat. Pengaruh tergantung pada tipe dan tingkat interaksi
sehingga absorbsi obat dapat berkurang, tertunda, tidak terpengaruh atau meningkat oleh
makanan yang masuk. Kehadiran makanan dalam saluran usus, sebagai situs penyerapan
utama, sangat mempengaruhi penyerapan obat. Makanan dapat meningkatkan atau
menurunkan keasaman, sekresi pencernaan, dan motilitas usus. Efek tersebut secara langsung
menentukan apakah obat akan mudah hancur, seberapa lama tinggal di usus, apakah obat
akan menjadi kristal, apakah obat tidak akan diserap sama sekali, dan perubahan teknis
lainnya.
Interaksi obat merupakan satu dari delapan kategori masalah terkait obat (drug-related
problem) yang diidentifikasi sebagai kejadian atau keadaan terapi obat yang dapat
mempengaruhi outcome klinis pasien. Sebuah interaksi obat terjadi ketika farmakokinetika
atau farmakodinamika obat dalam tubuh diubah oleh kehadiran satu atau lebih zat yang
berinteraksi (Piscitelli, 2005). Interaksi obat adalah peristiwa dimana kerja obat dipengaruhi
oleh obat lain yang diberikan bersamaan atau hampir bersamaan, akibat yang tidak
dikehendaki dari peristiwa interaksi ini ada dua kemungkinan yakni meningkatnya efek
toksik atau efek samping obat atau berkurangnya efek klinis yang diharapkan (IONI, 2008).
Suatu interaksi terjadi ketika efek suatu obat diubah oleh kehadiran obat lain, obat
herbal, makanan, minuman atau agen kimia lainnya dalam lingkungannya. Definisi yang
lebih relevan kepada pasien adalah ketika obat bersaing satu dengan yang lainnya, atau apa
yang terjadi ketika obat hadir bersama satu dengan yang lainnya (Stockley, 2008).
Interaksi obat dianggap penting secara klinik bila berakibat meningkatkan toksisitas dan
atau mengurangi efektivitas obat yang berinteraksi terutama bila menyangkut obat dengan
batas keamanan yang sempit (indeks terapi yang rendah), misalnya glikosida jantung,
antikoagulan, dan obat-obat sitostatik (Setiawati, 2007).

4
B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian karbohidrat?
2. Bagaimana fungsi karbohidrat?
3. Bagaimana sifat-sifat karbohidrat?
4. Apa saja jenis-jenis karbohidrat?
5. Bagaimana interaksi obat dengan metabolism karbohidrat?
C. Tujuan
1. Mahasiswa dapat memahami pengertian karbohidrat.
2. Mahasiswa dapat memahami fungsi karbohidrat.
3. Mahasiswa dapat memahami sifat-sifat karbohidrat.
4. Mahasiswa dapat memahami jenis-jenis karbohidrat.
5. Mahasiswa dapat memahami interaksi obat dengan metabolisme karbohidrat.

5
BAB II

PEMBAHASAN

1. Pengertian Karbohidrat

Karbohidrat adalah senyawa organik yang terbentuk dari 3 unsur yaitu Karbon (C),
Oksigen (O) dan Hidrogen (H). Unsur-unsur membentuk karbohidrat dengan rumus tertentu
tergantung pada jenis karbohidratnya. Karbohidrat identik dengan gula. Karbohidrat juga
merupakan polihidroksi aldehid atau keton atau senyawa yang menghasilkan senyawa-
senyawa ini bila dihidrolisa. Pada senyawa yang termasuk karbohidrat terdapat gugus –OH,
gugus aldehid atau gugus keton. Pada awalnya, istilah karbohidrat digunakan untuk
golongan senyawa yang mempunyai rumus (CH2O)n, yaitu senyawa-senyawa yang n atom
karbonnya tampak terhidrasi oleh n molekul air. Namun demikian, terdapat pula karbohidrat
yang tidak memiliki rumus demikian dan ada pula yang mengandung nitrogen, fosfor dan
sulfur.

2. Fungsi Karbohidrat
Ada tiga fungsi utama karbohidrat yang sangat diperlukan oleh tubuh, yaitu:
a. Sumber Energi Utama
Fungsi karbohidrat yang pertama adalah sebagai sumber energi utama bagi tubuh. Energi
tersebut dibutuhkan mulai dari bernapas hingga aktivitas tubuh yang lebih intens, seperti
berlari. Selama proses pencernaan berlangsung, sumber karbohidrat akan dipecah
menjadi gula, untuk kemudian diserap oleh saluran cerna dan masuk ke aliran darah.
Gula ini yang dikenal sebagai gula darah (glukosa). Dibantu insulin, gula dalam darah
akan memasuki sel tubuh. Jika terdapat glukosa berlebih, maka akan disimpan dalam otot
dan hati dalam bentuk glikogen. Bila benar-benar tidak terpakai, maka glukosa diubah
menjadi lemak.
b. Membatasi Asupan Kalori
Fungsi karbohidrat yang kedua adalah untuk membatasi asupan kalori. Menurut bukti
ilmiah, kandungan serat yang tinggi dari makanan yang mengandung karbohidrat
kompleks mampu memperpanjang rasa kenyang. Dibandingkan lemak, karbohidrat juga
mengandung lebih sedikit kalori. Dalam 1 gram lemak terkandung 9 kalori, sedangkan
dalam 1 gram karbohidrat hanya terkandung 4 kalori.
c. Menurunkan Risiko Penyakit Tertentu

6
Karbohidrat juga berfungsi untuk mengurangi risiko penyakit. Hal ini berdasarkan bukti
dari beberapa penelitian mengenai serat pangan dari biji-bijian utuh yang diduga mampu
menekan risiko penyakit jantung, obesitas, diabetes tipe 2, dan menjaga kondisi
kesehatan organ pencernaan. Sumber karbohidrat yang kaya akan serat pangan antara
lain adalah sayur, kentang atau ubi yang masak dengan kulit, dan biji-bijian utuh.
d. Penentu Indeks Glikemik
Indeks glikemik adalah patokan yang menilai seberapa cepat karbohidrat atau gula dalam
makanan diserap ke dalam tubuh. Semakin tinggi indeks glikemik maka semakin cepat
makanan tersebut meningkatkan kadar gula darah. Sedangkan makanan dengan indeks
glikemik rendah lebih lambat dicerna tubuh dan tidak membuat gula darah cepat naik.
Penelitian menunjukkan bahwa kebiasaan mengonsumsi makanan atau minuman dengan
indeks glikemik tinggi, seperti roti tawar putih, kue manis, coklat, dan minuman ringan
yang yang manis, dapat meningkatkan risiko terkena diabetes tipe 2.

3. Sifat-Sifat Karbohidrat
a. Reduksi
Karbohidrat dengan gugus aldehida atau keton bebas dapat mereduksi hidroksida logam,
seperti misalnya hidroksida Cu. Jumlah Cu yang tereduksi merupakan ukuran kadar gula.
Larutan barfoed yang merupakan Cu asetat dalam asam encer dapat direduksi oleh
monosakarida dalam waktu 30 detik tetapi untuk disakarida diperlukan waktu beberapa
menit, karena disakarida harus mengalami hidrolisis lebih dulu. Test berfoed ini dapat
dipakai untuk membedakan monosakarida dan disakarida.
b. Pembentukan Osazon
Merupakan cara untuk membuat kristal-kristal derivate gula. Test osazon penting untuk
identifikasi gula, Karena asazon berbagai kerbohidrat mempunyai bentuk kristal, titik
leleh, dan waktu prespita yang berbeda.
c. Interkovensi
Dalam larutan alkali lemah secara seperti Ba(OH)2 dan Ca(OH)2, glukosa dapat berubah
menjadi fruktosa atau manosa dan sebaliknya. Ini terjadi melalui bentuk enediol.
d. Oksidasi
Oksidasi gugus aldehida suatu aldose menghasilkan suatu asam sebagai hasil akhir, yaitu
“asam aldonat”, misalnya asam glukonat. Tetapi bila gugus aldehida tetap utuh dan
oksidasi terjadi pada gugus alcohol primer, akan menghasilkan suatu “asam uranot”
misalnya: asam glukuronat. Asam glukuronat mempunyai aktifitas “reduksi” karena

7
gugus aldehida yang bebas. Oksidasi galaktosa dengan asam nitrat pekat menghasilkan
dikarboksilat asam musat yang tidak larut dalam air dan mudah mengkristal.
e. Gula Deoksi
Adalah gula dimana gugus hidroksil (OH) telah diganti oleh atom hydrogen. Jadi
karbohidrat ini mengandung lebih sedikit atom O dari atom C, misalnya: deoksiribosa
yang terdapat dalam DNA.
f. Gula Amino (Heksoamin)
Kalau gugus OH suatu  monosakarida diganti dengan gugus amin (NH2), terbentuk gula
amino, misalnya: glukosamin. Beberapa antibiotika juga mengandung asam amino.
g. Semua karbohidrat bersifat optis aktif
h. Monosakarida dan disakarida rasanya manis dan larut pada air, sedangkan polisakarida
rasanya tawar dan tidak larut pada air
i. Beberapa reaksi pada karbohidrat:
 Hidrolisis: polisakarida H2O/H + disakarida H2O/H + monosakarida
 Fermentasi: glukosa  ragi etanol  +  CO2
 Dehidarasi: karbohidrat  H2SO4  karbon + H2O

4. Jenis-Jenis Karbohidrat
a. Monosakarida
Monosakarida (mono = “satu”; sacchar- = “manis”) adalah gula sederhana. Pada
monosakarida, jumlah karbon biasanya berkisar dari tiga sampai tujuh. Jika gula
memiliki gugus aldehid (kelompok fungsional dengan struktur R-CHO), diketahui
sebagai aldosa, dan jika memiliki kelompok keton (kelompok fungsional dengan struktur
RC (= O) R ‘), itu dikenal sebagai Ketosa. Tergantung pada jumlah karbon gula, mereka
juga dapat dikenal sebagai triosa (tiga karbon), pentosa (lima karbon), dan atau heksosa
(enam karbon). Monosakarida dapat eksis sebagai rantai linear atau sebagai molekul
berbentuk cincin; dalam larutan air mereka biasanya ditemukan dalam bentuk cincin.
Glukosa (C6H12O6) merupakan monosakarida umum dan sumber energi yang penting.
Selama respirasi sel, energi dilepaskan dari glukosa dan energi yang digunakan untuk
membantu membuat adenosin trifosfat (ATP). Tanaman mensintesis glukosa
menggunakan karbon dioksida dan air, dan glukosa, pada gilirannya, digunakan untuk
kebutuhan energi untuk pabrik. Galaktosa (gula susu) dan fruktosa (ditemukan dalam
buah) adalah monosakarida umum lainnya. Meskipun glukosa, galaktosa, dan fruktosa

8
semua memiliki rumus kimia yang sama (C6H12O6), mereka berbeda secara struktural dan
kimia (dikenal sebagai monosakarida isomer) karena susunan yang berbeda dari
kelompok-kelompok fungsional sekitar karbon asimetrik. Semua monosakarida tersebut
memiliki lebih dari satu karbon asimetrik. Glukosa dan galaktosa yang aldoses, dan
fruktosa adalah Ketosa .
b. Disakarida
Disakarida (di- = “dua”) terbentuk ketika dua monosakarida mengalami reaksi
dehidrasi (juga dikenal sebagai reaksi kondensasi atau sintesis dehidrasi). Selama
proses ini, gugus hidroksil dari satu monosakarida menggabungkan dengan hidrogen
dari monosakarida lain, melepaskan molekul air dan membentuk ikatan kovalen.
Sebuah ikatan kovalen terbentuk antara molekul karbohidrat dan molekul lain (dalam
hal ini, antara dua monosakarida) dikenal sebagai ikatan glikosidik. Ikatan glikosidik
(juga disebut glikosidik) dapat dari alpha atau jenis beta. Disakarida umum termasuk
laktosa, maltosa, dan sukrosa. Laktosa adalah disakarida yang terdiri dari monomer
glukosa dan galaktosa. Hal ini ditemukan secara alami dalam susu. Maltosa, atau gula
malt, merupakan disakarida yang dibentuk oleh reaksi dehidrasi antara dua molekul
glukosa. Yang paling umum adalah disakarida sukrosa, atau gula meja, yang terdiri dari
monomer glukosa dan fruktosa.
c. Polisakarida
Sebuah rantai panjang dari monosakarida yang dihubungkan oleh ikatan glikosidik
dikenal sebagai polisakarida (poli = “banyak”). Rantai mungkin bercabang atau tidak
bercabang, dan dapat mengandung berbagai jenis monosakarida. Pati, glikogen,
selulosa, dan kitin adalah contoh utama dari polisakarida. Tanaman dapat mensintesis
glukosa, dan kelebihan glukosa disimpan sebagai pati di bagian tanaman yang berbeda,
termasuk akar dan biji. Selulosa adalah biopolimer alami yang paling berlimpah.
Dinding sel tanaman yang sebagian besar terbuat dari selulosa dan memberikan
dukungan struktural untuk sel.

5. Interaksi Obat Dengan Metabolisme Karbohidrat

Karbohidrat tampaknya mempunyai efek sedikit pada metabolisme obat, walaupun


banyak makan glukosa, terutama sekali dapat menghambat metabolisme barbiturate, dan
dengan demikian memperpanjang waktu tidur. Kelebihan glukosa ternyata juga
mengakibatkan berkurangnya kandungan sitokrom P-450 hati dan memperendah aktivitas

9
bifenil-4-hidroksilase. Senyawa penghambat alpha-glukosidase bekerja menghambat enzim
alpha-glukosidase yang terdapat pada dinding usus halus. Enzim-enzim alpha-glukosidase
(maltase, isomaltase, glukomaltase dan sukrase) berfungsi untuk menghidrolisis
oligosakarida pada dinding usus halus. Penghambatan kerja enzim ini secara
efektif  mengurangi pencernaan karbohidrat kompleks dan absorbsinya, sehingga dapat
mengurangi peningkatan kadar glukosa post-pradial pada penderita diabetes.

Efek samping penghambatan alpha-glukosidase yaitu kembung, buang angin dan diare.
Supaya lebih efektif harus dikonsumsi bersama makanan. Obat yang termasuk penghambat
enzim alpha-glukosidase adalah akarbose, miglitol dan voglibose. Inhibitor Alpha-
Glukosidase termasuk kelompok obat baru, yang berdasarkan pada persaingan inhibisi enzim
alpha-glukosidase di mukosa, duodenum sehingga penguraian polisakarida menjadi
monosakarida menjadi terhambat. Dengan demikian, glukosa dilepaskan lebih lambat dan
absorpsinya kedalam darah juga kurang cepat, lebih rendah dan merata, sehingga
memuncaknya kadar gula dalam darah dihindarkan. Kerja ini mirip dengan efek makanan
yang kaya akan serat gizi. Tidak ada kemungkinan hipoglikemia dan terutama berguna pada
penderita kegemukan, kombinasi dengan obat-obat lain memperkuat efeknya.

Obat golongan inhibitor alfa glukosidase (Acarbose) mempunyai mekanisme kerja


menghambat kerja enzim alfa glukosidase yang terdapat pada “brush border” dipermukaan
membran usus halus. Enzim alfa glukosidase berfungsi sebagai enzim pemecah karbohidrat
menjadi glukosa diusus halus. Dengan pemberian acarbose maka pemecahan karbohidrat
menjadi glukosa di usus akan menjadi berkurang, dengan sendirinya kadar glukosa darah
akan berkurang. Acarbose adalah suatu oligosakarida yang diperoleh dari proses fermentasi
mikroorganisme, Actinoplnes utahensis.  Acarbose merupakan serbuk berwarna putih
dengan berat molekul 645,6 bersifat larut dalam air dan memiliki pKa 5,1. Rumus
empiriknya adalah C25H43NO18. Obat ini menghambat enzim alfa glukosidase yang
terletak pada dinding usus halus dan  menghambat enzim alfa-amilase pankreas, sehingga
secara keseluruhan menghambat pencernaan dan absorpsi karbohidrat.Acarbose tidak
merangsang sekresi insulin oleh sel-sel ß-Langerhans kelenjar pankreas.

Senyawa-senyawa inhibitor alpha-glukosidase bekerja menghambat enzim alfa


glukosidase yang terletak pada dinding usus halus. Enzim-enzim alpha glukosidase (maltase,
isomaltase, glukomaltase dan sukrase) berfungsi untuk menghidrolisis oligosakarida, pada
dinding usus halus. Inhibisi kerja enzim ini secara efektif dapat mengurangi pencernaan

10
karbohidrat kompleks dan absorbsinya, sehingga dapat mengurangi peningkatan kadar
glukosa post prandial pada pasien diabetes. Senyawa inhibitor alpha-glukosidase juga
menghambat enzim a-amilase pankreas yang bekerja menghidrolisis polisakarida  di dalam
lumen usus halus. Acarbose tidak merangsang sekresi insulin oleh sel-sel ß-Langerhans
kelenjar pankreas. Oleh sebab itu tidak menyebabkan hipoglikemia, kecuali diberikan
bersama-sama dengan OHO yang lain atau dengan insulin. Obat ini efektif bagi pasien
dengan diet tinggi karbohidrat dan kadar glukosa plasma puasa kurang dari 180 mg/dl.
Pasien yang mendapat terapi acarbose saja umumnya tidak akan meningkat berat badannya,
bahkan akan sedikit menurun. Acarbose dapat diberikan dalam terapi kombinasi dengan 
sulfonilurea, metformin, atau insulin.

a. Interaksi Obat Diabetes Mellitus Dengan Metabolisme Karbohidrat

1) OAD (oral anti diabetes)


 Golongan Biguanida (Metformin)
Menurunkan produksi glukosa di hepar dan meningkatkan sensitivitas jaringan
otot dan adiposa terhadap insulin.
 Golongan Sulfonilurea (Gilburid dan Glimepirid)
Bekerja dengan merangsang sekresi insulin di kalenjar pankreas sehingga kadar
glukosa darah menurun. Namun pemberian obat jenis ini hanya untuk pasien
diabetes baru yang sel-sel B langerhans pankreas masih dapat berfungsi.
Pemberian sulfonilurea dalam dosis tinggi dapat menyebabkan terhambatnya
degradasi insulin oleh hati.
 Thiazolidinediones
Menjaga hati agar tidak banyak memproduksi gula dan menurunkan trigliserida
darah. Golongan obat baru ini memiliki kegiatan farmakologis yang luas dan
berupa penurunan kadar glukosa dan insulin dengan jalan meningkatkan kepekaan
bagi insulin dari otot, jaringan lemak dan hati, sebagai efeknya penyerapan
glukosa ke dalam jaringan lemak dan otot meningkat. Contoh: pioglitazone,
rosiglitazone (Triplitt, C, et.al., 2008).
 Penghambat Alfa Glukosidase/Acarbose
Obat ini bekerja dengan menghambat enzim alfa glukosidase pada dinding usus
halus yang dapat mengurangi digesti karbohidrat kompleks serta absorpsinya
sehingga dapat mengurangi kadar glukosa post prandial. Obat ini hanya

11
mempengaruhi kadar glukosa darah pada saat makan dan tidak mempengaruhi
kadar glukosa darah setelah itu sehingga pemberian obat ini yang efektif adalah
pada saat makan. Obat ini bekerja di usus dan menghambat enzim di saluran
cerna sehingga pemecahan karbohidrat menjadi gula berkurang.
 Golongan Inhibitor Alfa Glukosidase
Obat ini bekerja secara kompetitif menghambat kerja enzim glukosidase alfa di
dalam saluran cerna sehingga dapat menurunkan hiperglikemia postprandrial.
Obat ini bekerja di lumen usus dan tidak menyebabkan hipoglikemia dan juga
tidak berpengaruh pada kadar insulin. Contoh: Acarbose dan Miglitol (Triplitt, C,
et.al., 2008).
 Golongan DPP IV Inhibitor
Penghambat Dipeptidyl Peptidase 4 (DPP-4) menghambat kerja DPP-4 dalam
menguraikan inkretin. Penghambat Dipeptidyl Peptidase 4 (DPP-4) juga bekerja
seperti GLP-1 yaitu menstimulasi insulin dan menghambat sekresi glukagon, namun
penghambat Dipeptidyl Peptidase 4 (DPP-4) tidak menghambat pengosongan
lambung. Contoh penghambat Dipeptidyl Peptidase 4 (DPP-4) adalah Sitagliptin dan
Vildagliptin. Penghambat Dipeptidyl Peptidase 4 (DPP-4) memiliki waktu paruh yang
panjang kecuali Vildagliptin.
2) Insulin
Insulin mempunyai peran yang sangat penting dan luas dalam pengendalian
metabolisme karbohidrat. Insulin yang disekresikan oleh sel-sel B pankreas akan
langsung diinfusikan ke dalam hati melalui vena porta yang kemudian akan
didistribusikan ke seluruh tubuh melalui peredaran darah. Efek kerja insulin yang sudah
sangat dikenal adalah membantu transport glukosa dari darah ke dalam sel. Kekurangan
insulin menyebabkan glukosa tidak dapat atau terhambat masuk ke dalam sel.
Akibatnya, glukosa darah akan meningkat, dan sebaliknya sel-sel tubuh kekurangan
bahan sumber energi sehingga tidak dapat memproduksi energi sebagaimana seharusnya.
Insulin juga meningkatkan lipogenesis, menekan lipolisis, serta meningkatkan transport
asam amino masuk ke dalam sel.

b. Kombinasi Obat dengan Metabolisme Karbohidrat

12
1) Metformin dikombinasikan dengan sulfonilurea, meglitinide, thiazolidinediones,
DPP-IV inhibitor, SGLT2 inhibitor, MAOI, atau insulin dalam menyebabkan
hipoglikemia.
2) Metformin dengan lisonipril
Lisonipril dapat meningkatkan kadar metformin dalam darah sehingga beresiko
terjadinya hipoglikemia.
3) Kombinasi obat diabetes dengan pemakaian streroid, penyekat beta, niasin, ataupun
obat jerawat retin-A dapat mengurangi efek obat diabetes sehingga kadar gula darah
tidak mau turun.
4) Interaksi antara insulin dengan aspirin yang merupakan golongan salisilat merupakan
interaksi farmakodinamik yang bersifat aditif, yaitu meningkatkan efek dari insulin
sehingga memungkinkan terjadinya efek hipoglikemia. Sebuah studi mengatakan
bahwa interaksi antara insulin dengan aspirin ini disebabkan adanya inhibisi
prostaglandin yang merupakan prekursor glukagon. Akibat adanya inhibisi
prostaglandin di mukosa gastrointestinal yang menyebabkan iritasi mukosa
gastrointestinal. Iritasi mukosa gastrointestinal secara tidak langsung menyebabkan
produksi glukagon tidak terjadi. Bila kadar glukagon terus-terusan rendah, tubuh akan
memproduksi insulin secara terus-menerus yang akan meningkatkan resiko terjadinya
hipoglikemia.
c. Obat-obatan Lainnya dengan Metabolisme Karbohidrat

1) Dekongestan dapat menyebabkan turunnya kadar gula darah.


2) Kortikosteroid
Pemberian kortikosteroid pada penderita hipertensi dengan DM tidak dianjurkan
karena efek samping kortikosteroid meningkatkan kadar gula darah dalam darah
akibat penurunan toleransi terhadap karbohidrat, serta meningkatnya kebutuhkan obat
(baik insulin maupun oral). Kortikosteroid menyebabkan terjadinya peningkatan
katekolamin, hormon kortisol yang bisa berakibat peningkatan tekanan darah selain
itu juga dapat mengaktivasi hormon glukagon dan growth hormon sehingga bisa
terjadi peningkatan kadar gula darah.
3) Diphenil hydantion (Phenytoin) dapat meningkatkan kadar glukosa darah.
4) Tiroksin dapat mempercepat absorpsi karbohidrat di usus dimana pada pasien
hipertiroid katabolisme meningkat, glikogen menurun, dan glukosa darah puasa
meningkat.

13
5) Serotonin dapat menyebabkan peningkatan gula darah.
6) Propanolol (B blocker) dapat menghambat glikogenesis sel hati dan otot sehingga
menurunkan glukosa darah.
7) Epinefrin menstimulasi glikogenesis di sel hati sehingga menghambat sekresi insulin.
Akibat berkurangnya ambilan glukosa oleh jaringan perifer sehingga terjadi
pengingkatan glukosa darah dan penurunan kadar glikogen dalam hati dan otot.
.

14
BAB III

PENUTUP

A. KESIMPULAN
1. Karbohidrat adalah senyawa organik yang terbentuk dari 3 unsur yaitu Karbon (C),
Oksigen (O) dan Hidrogen (H).
2. Adapun fungsi karbohidrat adalah sebagai sumber energi utama, membatasi asupan
kalori, menurunkan risiko penyakit tertentu, penentu indeks glikemik.
3. Sifat-sifat karbohidrat antara lain reduksi, pembentukan osazon, interkovensi, oksidasi,
gula deoksi, gula amino (heksoamin), semua karbohidrat bersifat optis aktif.
4. Jenis-jenis karbohidrat antara lain monosakarida, disakarida, dan polisakarida.
5. Karbohidrat dengan obat memiliki hubungan yaitu sebagai penghambat absorbsi,
mempengaruhi sintesis insulin, meningkatkan metabolisme, dan berkaitan dengan
metabolisme karbohidrat.

15
DAFTAR PUSTAKA

Adrian, Kevin. 2018. Jangan dihindari Fungsi Karbohidrat Penting untuk Tubuh. Tersedia
pada : https://www.alodokter.com/jangan-dihindari-fungsi-karbohidrat-penting-untuk-
tubuh.html. Diakses pada : 17 Desember 2018.

Anonim. tt. Macam-Macam Karbohidrat dan Contohnya. Tersedia pada :


https://smpsma.com/macam-macam-karbohidrat-dan-contohnya.html. Diakses pada :
17 Desember 2018.

Anonim.2018. Karbohidrat. Tersedia pada : https://id.wikipedia.org/wiki/Karbohidrat.


Diakses pada : 17 Desember 2018.

Harkness Richard, diterjemahkan oleh Goeswin Agoes dan Mathilda B.Widianto. Interaksi
obat. Bandung: Penerbit ITB, 1989.

 HerizkaRyeme. 2017. Makalah Interaksi Obat dan Makanan. Tersedia pada :


https://www.scribd.com/document/347875181/Makalah-Interaksi-Obat-Dan-Makanan-
Kelompok-2-New. Diakses pada : 17 Desember 2018.

16

Anda mungkin juga menyukai