Disusun Oleh :
Nim : 20334139
Dosen Pembimbing:
2020/2021
1
KATA PENGATAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha kuasa karena telah memberikan
kesempatan pada penulis untuk menyelesaikan makalah ini. Atas rahmat dan
hidayah-Nya lah penulis dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “prinsip
dan implikasi proses keperawatan sebagai hasil kolaborasi pada pemberian
obat terhadap kasus pediatrik ( bayi dan anak)”.
Penulis
2
DAFTAR ISI
Daftar isi................................................................................................................
BAB 1 : PENDAHULUAN
A. Latar Belakang.......................................................................................
B. Rumusan Masalah.................................................................................
C. Tujuan Penulisan.........................................................................…......
BAB 2 : PEMBAHASAN
A. Materi ke 7:
1. Keseimbangan Energi...............................................................
2. Jenis Diet dan Hubungannya dengan Penyakit........................
B. MATERI KE 9.
1. Pencernaan, Absorbsi, Transportasi...........................................
2. Organ Organ Yang Berperan Pada System Pencernaan dan
System Transportasi...................................................................
BAB 3 : PENUTUP
A. Kesimpulan............................................................................................
B. Saran.....................................................................................................
Daftar Pustaka........................................................................…..........................
3
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Masalah gizi tidak terlepas dari masalah makanan karena masalah gizii
timbul sebagai akibat kekurangan atau kelebihan kandungan zat gizi dalam
makanan. Kebiasaan mengkonsumsi makanan yang melebihi kecukupan
gizi menimbulkan masalah gizi lebih, dan jika kekurangan pun akan terkena
berbagai penyakit defisiensi gizi. Dengan meningkatnya taraf hidup
sebagian masyarakat yang tinggal baik di perkotaan maupun di pedesaan
akan memberikan perubahan pada gaya hidup. Pemilihan makanan yang
cenderung menyukai makanan siap santap dimana kandungan gizinya tidak
seimbang dan tidak mencukupi Angka Kecukupan Gizi (AKG).
B. RUMUSAN MASALAH
1) Apa itu keseimbangan energi ?
2) Apa jenis diet dan hubungannya dengan penyakit?
3) Apa Pengertian Pencernaan, Absorpsi Dan Sistem Transportasi?
4) Apa saja Organ Organ Yang Berperan Pada System Pencernaan dan
System Transportasi?
4
C. TUJUAN MASALAH
1) Dapat memahami apa itu keseimbangan energi
2) Agar dapat memahami jenis diet dan hubungannya dengan
penyakit
3) Memahami pengertian pencernaan,absorpsi dan sistem
transportasi
4) Dapat mengetahui apa saja organ-organ yang berperan pada
system pencernaan dan symtem transportasi.
5
BAB II
PEMBAHASAAA
A. Materi ke 7
1) Keseimbangan energi
Keseimbangan energi
Bentuk Energi
Dalam sistem biologic berbagai bentuk energy, yaitu
solar, kimia, mekanik, elektrik dan panas dapat saling tukar
menukar. Hal ini sesuai dengan hukum pertama
termodinamika.
Satuan Energi
Dinyatakan dalam unit panas atau kilokalori (kkal) Satu
kkal adalah jumlah panas yang diperlukan untuk
menaikkan suhu 1 kg air sebanyak 10C .Satuan lain :
Joule merupakan Satuan Internasional (SI) Satu KiloJoule
6
adalah energi yang diperlukan untuk menggeser suatu
benda dengan berat 1 kg sejauh 1 meter dengan 1 Newton
(unit kekuatan) Persamaan : 1 kkal = 4,18 kjoule
Kalorimetri
Kalorimeter makanan adalah alat untuk menentukan
nilai kalor zat makanan karbihidrat, protein, atau lemak.
Kalorimetri adalah pengukuran jumlah panas yang
dikeluarkan. Energi bahan makanan dan pengeluaran
energi sehari diukur dengan cara kalorimetri dan
diucapkan dalam kalori. Bila diukur secara langsung
kalorimetri langsung. Bila diukur secara tidak langsung
kalorimetri tidak langsung.
7
Tidak semua makanan dapat diabsorbsi dari saluran
cerna. Penelitian Atwater menunjukkan hanya 99 % dari
karbohidrat, 95 % dari lemak, dan 92 % dari protein yang
dimakan dapat diabsorpsi. Angka – angka ini dinamakan
koefesien cerna.
8
Rumus untuk Menaksir Nilai AMB dari Berat Badan
Kelompok Umur (tahun) AMB (kkal/hari) Laki-laki
Perempuan 0-3 60,9 B – 54 61,0 B + 51 3-10 22,7 B + 495
22,5 B + 499 10-15 17,5 B + 651 12,2 B + 746 18-30 15,3
B + 679 14,7 B + 496 30-60 11,6 B + 879 8,7 B + 829 ≥ 60
13,5 B + 487 10,5 B + 596 Untuk penaksiran AMB secara
kasar bagi orang dengan kerangka badan sedang,
kebutuhan untuk angka metabolisme basal laki-laki
dewasa diperkirakan sebesar 1 kkal/kg berat badan/jam,
sedangkan untuk wanita dewasa sebesar 0,9 kkal/kg berat
badan/jam. AMB = 1 kkal atau 0,9 kkal × 24 jam
Pengertian diet
Pengertian diet secara bahasa berasal dari bahasa
Yunani yang berarti cara hidup. Sedangkan secara istilah
pengertian diet adalah pengaturan pola makan, baik itu
ukuran, porsi, serta kandungan gizinya.
9
2. Diet yang Bertujuan Untuk Diagnosa
Diet untuk pemeriksaan kolonoskopi Diet dalam kolonoskopi
berfungsi sebagai pembersihan usus sebelum melakukan
pemeriksaan yang bertujuan untuk memberikan makanan
secukupnya yang meninggalkan sisa minimal dalam usus.
10
5. Diet Pasca-Hematemesis-Melena
Tujuan diet pasca-hematomesis-melena adalah:
Memberikan makanan secukupnya yang
memungkinkan istirahat pada saluran cerna,
mengurangi risiko perdarahan tulang dan mencegah
aspirai.
Mengusahakan keadaan gizi sebaik mungkin.
Diet Penyakit Lambung
11
Mempertahankan status gizi optimal
Meningkatkan regenerasi jaringan hati dan mencegah
kerusakan lebih lanjut
Mencegah katabolisme protein
Mencegah penurunan berat badan.
Mencegah / mengurangi asites, varises esofagus,
dan hipertensi portalmencegah koma hepatik
Tujuan yang dilakukan dari diet gagal ginjal akut adalah untuk
memberikan makanan yang cukup namun tidak memberikan
pembebanan pada fungsi ginjal.
12
B.Materi ke 9
Pencernaan
13
Secara keseluruhan sistem pencernaan melakukan enam proses dasar yaitu:
Absorpsi
Absorpsi zat-zat gizi terutama terjadi pada permukaan usus halus. Usus
halus yang panjangnya kurang lebih enam meter dan diameter kurang lebih 2,5
cm mempunyai permukaan yang sangat luas kira-kira 200 m 2. Hal ini
dimungkinkan karena permukaan bagian tampaknya licin, dibawah mikroskop
tampak berlipat-lipat. Tiap lipatan mempunyai ribuan jonjot-jonjot yang
dinamakan vili. Sebuah vili terdiri atas ratusan sel yang mepunyai bulu yang
sangat halus, dinamakan mikrivili atau brush border. Didalam celah-celah antar
vili terdapat kripta-kripta atau lekuk-lekuk kecil berupa kelenjar-kelenjar yang
mengeluarkan getah-getah usus kedalam saluran usus halus.
Saluran cerna sangat peka tehadap kondisi lingkungan. Hal ini di pengaruhi
oleh faktor-faktor gaya hidup sebagai berikut: Tidur, istirahat, aktifitas fisik dan
14
keadaaan emosional. Tidur dan istirahat cukup memungkinkan pemeliharaaan
dan perbaikan jaringan-jaringan serta pengeluaran sisa-sisa yang dapat
mengganggu saluran cerna. Aktifitas fisik mempengaruhi kekencangan.
Keadaaan mental mempengaruhi aktivitas hormon dan urat saraf yang
mempengaruhi pencernaan dan absorpsi. Pada waktu makan seseorang harus
dalam keadaaan tenang dan relaks. Faktor lain yang berpengaruh adalah jenis
makanan yang dimakan, yaitu keseimbangan, keragaman dan kecukupan
Sistem transportasi
15
2 .Organ-organ Yang Berperan Pada System Pencernaan dan System
Transportasi
Sistem pencernaan
Alat pencernaan terdiri dari:
Mulut, Proses pencernaan di mulai dari mulut. Waktu kita
mengunyah gigi gerigpi memecah makanan menjadi
bagian-bagian kecil, sementara makanan bercampur
dengan cairan ludah untuk memudahkan proses
menelan. Ketika ditelan, makanan melewati epiglotis
suatu katup yang mencegah makanan masuk trakea ke
paru-paru. Makana yang ditelan dinamakan bolus.
Esofagus ke lambung, Bolus kemudian melalui pipa
esofagus massuk ke lambung. Dinding lambung
mengeluarkan sekresi untuk keperluan pencernaa
makanan. Pada pintu lambung ada sfingter kardiak yang
menutup setelah bolus masuk, sehingga makanan tidak
kembali masuk esofagus. Bolus dalam lambung
bercampur dengan cairan lambung dan digiling halus
manjadi cairan yang dinamakan kymus (chyme).
Lambung kemudian sedikit demi sedikit menyalurkan
kimus melalui sfingter pilorus menutup.
Usus halus, Pada bagian atas usus halus, kimus
melewati lubang saluran empedu yang meneteskan
cairan ke dalam usus halus berasal dari dua alat yaitu
kantung empedu dan pankreas. Kimus kemudian melalui
tiga bagian dari usus halus, duodenum (usus dua belas,
jejunum ( bagian usus halus dari duodenum sampai ke
ileum) dan ileum (ujung usus halus), yang panjangnya
kurang lebih enam meter. Sebagian besar pencernaan
diselesaikan di duodenum, jejunum dan ileum terutama
berfungsi mengabsorpsi zat-zat gizi.
16
Usus besar, Kimus melalui sfingter lain yaitu, katup
ileosekal yang berada pada awal usus besar dibagian
kanan perut. Kimus kemudian melewati lubang lain yang
menuju ke apendiks (usus buntu) dan berjalan melalui
usus besar naik (ascending colon) ke usus besar
melintang (usus vere colon) dan ke usus turun
(descending colon) dan ke dalam rektum.
Rektum, Sewaktu kimus melalui usus besar dan menuju
ke rektum, air dari kimus sehingga terdapat sisa yang
semi-padat. Otot-otot rektum manahan sisa makanan
hingga tiba waktunya untuk dikeluarkan dari tubuh. Pada
saat itu otot rektum mengendor dan sisa makanan lkeluar
melalui sfingter terakhir, yaitu anus yang membuka.
Untuk menhancurkan makana menjadi unit-unit kecil berupa zat-zat gizi yang
dapat diabsorpsi tubuh, diperlukan getah-getah pencernaan. Ada lima organ-
organ tubuh yang mengeluarkan getah-getah pencernaan : 1. Kelenjar ludah 2.
Lambung 3. Pankreas 4. Hati melalui kantong empedu 5. Usus halus.
1. Cairan ludah
2. Cairan lambung
17
Sel-sel lambung mengeluarkan cairan yang terdiri atas campuraan air,enzim-
enzim, dan asam klorida. Asam klorida mempunyai empunyai pH kurang lebih 2
dan berperan membuka gulungan protein sehingga siap untuk dicernakan,
mencegah pertumbuhan bakteri dan membunuh sebagian besar bakteri dan
mebunuh sebagian besar bakteri yang masuk dengan makanan. Untuk
mencegah kerusakan sel-sel dinding lambung oleh asam klorida dan enzim-
enzim pencerna, sel-sel tersebut mengeluarkan mukus (lendir) yang menutuoi
dinding lambung. Enzim-enzim lambung yang bekerja dengan baik pada cairan
dengan pH kurang atau sama dengan 2. Enzim-enzim ini memecah (hidrolisis)
protein separo jalan. Enzim lipase menghidrolisis sebagian kecil lemak. Enzim-
enzim cairan ludah yang dielan bersama yang ditelan bersama bolus tidak
dapat bekerja pada cairan asam, sehingga pencernaan karbohidrat dalam
lambung boleh dikatakan berhenti. Asam klorida menghidrolisis sedikit
karbohidrat sedkit karbohidrat. Vitamin B12 di dalam lambung memperoleh
suatu alat angkut berupa protein yaitu faktor intrinsik.
4. Cairan empedu
18
air. Enzim-enzim kemudian dapat memecah suspensi lemak tersebut menjadi
komponen-komponennya.
Factor-faktor pelindung
Zat-zat gizi lain, vitmin, mineral dan air pada umumnya tidak dipecah, dan
diabsorbsi sebagaimana adanya. Sisa-sisa yang tidak dicernakan, seperti serat
tidak diabsorbsi dan melewati saluran cerna dalam bentuk semi-padat. Sisa-
sisa ini membantu peristaltic usus . serat juga menyerap air untuk menjaga
feses tidak menjadi keras. Disamping itu serat menyerap beberapa bagian dari
makanan, antara lain asam empedu, beberapa mineral, zat aditif, dan bahan-
bahan tidak berguna lain.
Usus besar, bagian akhir dari saluran cerna berperan sebagai tempat
mengumpulkan sia makanan padat, tempat mengabsorbsi air, dan mineral
tertentu serta tempat pertumbuhan bakteri.
Sisa makanan ditahan dalm kolon hingga dikeluarkan dalam bentuk feses.
Makanan pling lama ditahan di dalam kolon, sering sampai dua puluh empat
jam. Karena kontraksi peristaltic dan segmentasi bergerak lebih lambat dalam
kolon, bakteri mendapat kesempatan untuk berkembang biak. Bakteri dalam
kolon dapat membentuk beberapa jenis vitaminyang sebagian diabsorbsi oleh
tubuh. Sebagian kecil vitamin B dan K diduga diperoleh melalui absorbsi ini. Di
samping itu bakteri kolon menghasilkan gas sebagai sisa produk metabolism
makanan. Bila gas ini tertumpuk akan dikeluarkan melalui anus. Kolon memberi
19
tubuh kesempatan terakhir utk mengabsorbsi air serta natrium dan klorida. Bila
tidak berhasil akan menimbulkan diare. Ini hanya terjadi dalam keadaan
khusus. Bila sfingter pada ujung kolon yaitu rectum mengendor(relaksasi),
maka sisa akhir makanan berbentuk semi padat dikeluarkan melalui anus.
Transportasi Darah
a. Jantung (cor)
2. Pengaturan Ph lambung
1. Sekretin
20
kebasaan dengan cara menghentikan aktivitas enzim yang berpengaruh
terhadap produksi asam lambung.
2. Cholecystokinin/ Pankreoenzimin
1. Mekanisme Pencernaan
Peristaltic
Bolus dari ujung esophagus bergerak dengan gerakan peristaltic, yaitu gerakan
bergelombang yang disebabkan oleh kontraksi otot pada dinding saluran cerna
yang mendorong makanan sepanjang saluran cerna. Gerakan ini dimungkikan
oleh otot-otot yang melingkar dan otot-otot memanjang (longitudinal). Setiap
kali otot melingkar berkontraksi dan otot memanjang mengendor/ relaks saluran
mengecil, sedangkan setiap kali otot melingkar mengendor dan otot
memanjang berkontraksi saluran membesar. Gelombang kontraksi pada
saluran cerna bergerak dengan kecepatan dan intensitas berbeda, bergantung
pada bagian saluran cerna bersangkutan dan ada tidaknya makanan. Misalnya,
di dalam lambung gelombang terjadi tiga kali permenit. Bila saluran cerna
kosong, saluran cerna hamper tidak bergerak, tetapi secara periodic muncul
gelombang yang kuat.
21
Lambung mempunyai dinding paling tebal dan otot paling kuat. Di Samping
otot-otot yang melingkar dan memanjang, lambung mempunyai lapisan otot
diagonal yang secara bergiliran berkontraksi dan mengendor. Sementara ketiga
macam otot ini menekan kimus ke bawah, sfingter filorus tetap tertutup rapat
untuk mencegah kimus masuk ke dalam duodenum. Akaibatnya, kimus diaduk
dan ditekan ke bawah, mengenai sfingter filorus tetapi tetap berada di dalam
lambung. Bila kimus menjadi cairan halus, sfingter pylorus membuka sebentar
dan kimus keluar sedikit demi sedikit masuk ke duodenum.
Segmentasi
Alat pencernaan tidak saja mendorong, akan tetapi secara periodic juga
memeras isinya sepanjang saluran, sehingga memungkinkan getah
pencernaan dan sel-sel dinding usus bersentuhan baik dengan isi saluran
cerna.
Kontraksi Sfingter
Ada 4 jenis otot sfingter yang membagi saluran cerna ke dalam bagian
bagian utama. Otot otot ini mencegah terjadinya arus balik isi saluran cerna.
Sfingter kardiak mencegah isi lambung kembali ke esophagus. Sfingter pylorus
mencegah isi usus kembali ke lambung dan menjaga agar bolus tinggal cukup
lama didalam lambung untuk memungkinkan pencampuran yang baik dengan
getah lambung dan menjadikannya lebih halus. Pada ujung usus halus ada
sfingter ileosekal yang berfungsi mengosongkan isi usus halus ke dalam usus
besar. Kencangnya otot rectum dan otot anus bertindak sebagai pengaman
untuk mencegah agar pengeluaran sisa pencernaan tidak terjadi secaraa
sembarangan. Absorbsi
2. Mekanisme Absorpsi
22
pasif terjadi bila zat gizi diabsorbsi tanpa menggunakan alat angkut
(carrier)atau energy. Hal ini terjadi bila konsentrasi zat gizi di dalam saluran
cerna lebih tinggidaripada sel yang mengabsorbsi. Perbedaan konsentrasi ini
yang mendorong absorbsi pasif melalui membran sel yang dapat menyerap zat
gizi tersebut. Proses absorbsi ini sama dengan proses osmosis biasa. Hanya
sebagian kecil zat gizi di absorpsi secara fasif ini, yaitu air dan beberapa
mineral.
3. Mekanisme Transportasi
System Vaskuler
23
pencernaan melalui vena dan masuk ke hati. Vena ini bercabang kembali
menjadi kapiler dan masuk ke semua sel hati. Darah meninggalkan hati melalui
vena dan kembali ke jantung. Dari jantung memlui arteri ke kapiler (didalam
saluran cerna) ke vena, kekapiler (didalam hati) ke vena jantung. Hati berperan
sebagai organ utama untuk melaksakan metabolisme zat-zat gizi. Di dalam hati
zat-zat yang di bawa dalam saluran cerna di sortir, yang berbahaya di
punahkan.
System Limfe
24
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN:
B. SARAN:
Demikian makalah ini kami buat sebagai tugas dari mata kuliah Dasar
Ilmu Gizi Kesehatan Masyarakat, diharapkan makalah ini dapat menjadi
acuan pembuatan makalah tentang “Konsep Gizi Seimbang dan Angka
Kecukupan Gizi” selanjutnya dan makalah ini dapat mempermudah
mahasiswa ataupun lulusan Kesehatan Masyarakat untuk dapat
memberikan pemahaman mengenai konsep gizi seimbang kesehatan
kepada masyarakat agar angka kecukupan gizi dapat terpenuhi dan
terhindar dari dampak kekurangan maupun kelebihan gizi.
25
DAFTAR PUSTAKA
https://www.slideshare.net/nurannisagyardany/kelompok-1-
keseimbangan-energi Almatsier, Sunita. 2001. “Prinsip Dasar Ilmu Gizi”.
Jakarta : PT. Gramedia Pustaka Utama.
Proverawati, Atikah dan Erna Kusuma Wati. 2011. ”Ilmu Gizi untuk
Keperawatan dan Gizi Kesehatan”. Yogyakarta : Nuha Medika.
26