Anda di halaman 1dari 26

MAKALAH GIZI DAN DIET

Disusun Oleh :

Nama : Monika Yolanda

Nim : 20334139

Dosen Pembimbing:

Erpita Yanti, AMd.Keb,SKM,M.kes

JURUSAN D III KEPERAWATAN

FAKULTAS PENDIDIKAN PSIKOLOGI DAN KESEHATAN

UNIVERSITAS NEGERI PADANG

2020/2021

1
KATA PENGATAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha kuasa karena telah memberikan
kesempatan pada penulis untuk menyelesaikan makalah ini. Atas rahmat dan
hidayah-Nya lah penulis dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “prinsip
dan implikasi proses keperawatan sebagai hasil kolaborasi pada pemberian
obat terhadap kasus pediatrik ( bayi dan anak)”.

Makalah ini disusun guna untuk memenuhi tugas mata kuliah


Farmakologi dengan dosen pembimbing Erpita Yanti, AMd,Keb,SKM,Mkes di
universitas negeri padang. Selain itu, penulis juga berharap agar makalah ini
dapat menambah wawasan bagi pembaca tentang “prinsip dan implikasi proses
keperawatan sebagai hasil kolaborasi pada pemberian obat terhadap kasus
pediatrik ( bayi dan anak)”.

Penulis mengucapkan terima kasih sebesar-besarnya kepada tuhan


yang maha esa,dan juga kepada ibu selaku dosen mata kuliah. Tugas yang
telah diberikan ini dapat menambah pengetahuan dan wawasan terkait bidang
yang ditekuni penulis. Penulis juga mengucapkan terima kasih pada semua
pihak yang telah membantu proses penyusunan makalah ini.

Pariaman, 29 Oktober 2021

Penulis

2
DAFTAR ISI

Daftar isi................................................................................................................

BAB 1 : PENDAHULUAN

A. Latar Belakang.......................................................................................
B. Rumusan Masalah.................................................................................
C. Tujuan Penulisan.........................................................................…......

BAB 2 : PEMBAHASAN

A. Materi ke 7:
1. Keseimbangan Energi...............................................................
2. Jenis Diet dan Hubungannya dengan Penyakit........................

B. MATERI KE 9.
1. Pencernaan, Absorbsi, Transportasi...........................................
2. Organ Organ Yang Berperan Pada System Pencernaan dan
System Transportasi...................................................................

BAB 3 : PENUTUP

A. Kesimpulan............................................................................................
B. Saran.....................................................................................................

Daftar Pustaka........................................................................…..........................

3
BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Masalah gizi tidak terlepas dari masalah makanan karena masalah gizii
timbul sebagai akibat kekurangan atau kelebihan kandungan zat gizi dalam
makanan. Kebiasaan mengkonsumsi makanan yang melebihi kecukupan
gizi menimbulkan masalah gizi lebih, dan jika kekurangan pun akan terkena
berbagai penyakit defisiensi gizi. Dengan meningkatnya taraf hidup
sebagian masyarakat yang tinggal baik di perkotaan maupun di pedesaan
akan memberikan perubahan pada gaya hidup. Pemilihan makanan yang
cenderung menyukai makanan siap santap dimana kandungan gizinya tidak
seimbang dan tidak mencukupi Angka Kecukupan Gizi (AKG).

B. RUMUSAN MASALAH
1) Apa itu keseimbangan energi ?
2) Apa jenis diet dan hubungannya dengan penyakit?
3) Apa Pengertian Pencernaan, Absorpsi Dan Sistem Transportasi?

4) Apa saja Organ Organ Yang Berperan Pada System Pencernaan dan
System Transportasi?

4
C. TUJUAN MASALAH
1) Dapat memahami apa itu keseimbangan energi
2) Agar dapat memahami jenis diet dan hubungannya dengan
penyakit
3) Memahami pengertian pencernaan,absorpsi dan sistem
transportasi
4) Dapat mengetahui apa saja organ-organ yang berperan pada
system pencernaan dan symtem transportasi.

5
BAB II

PEMBAHASAAA

A. Materi ke 7
1) Keseimbangan energi

 Keseimbangan energi

Pada akhir abad ke-18 ahli kimia Prancis, Lavoisier


menarik kesimpulan bahwa “ Hidup adalah suatu proses
pembakaran” • Selanjutnya Reynault dan Reiset (Prancis),
Pettenkoffer dan Voit (Jerman) terkenal atas keberhasilan
mereka membangun ruang respirasi (respiration chamber)
Seorang murid Voit, pada akhir abad ke-19 di Amerika
Serikat melalui penelitian –penelitiannya pada manusia
memantapkan pengetahuan tentang faali energy.

 Bentuk Energi
Dalam sistem biologic berbagai bentuk energy, yaitu
solar, kimia, mekanik, elektrik dan panas dapat saling tukar
menukar. Hal ini sesuai dengan hukum pertama
termodinamika.

 Satuan Energi
Dinyatakan dalam unit panas atau kilokalori (kkal) Satu
kkal adalah jumlah panas yang diperlukan untuk
menaikkan suhu 1 kg air sebanyak 10C .Satuan lain :
Joule merupakan Satuan Internasional (SI) Satu KiloJoule

6
adalah energi yang diperlukan untuk menggeser suatu
benda dengan berat 1 kg sejauh 1 meter dengan 1 Newton
(unit kekuatan) Persamaan : 1 kkal = 4,18 kjoule

 Kalorimetri
Kalorimeter makanan adalah alat untuk menentukan
nilai kalor zat makanan karbihidrat, protein, atau lemak.
Kalorimetri adalah pengukuran jumlah panas yang
dikeluarkan. Energi bahan makanan dan pengeluaran
energi sehari diukur dengan cara kalorimetri dan
diucapkan dalam kalori. Bila diukur secara langsung 
kalorimetri langsung. Bila diukur secara tidak langsung 
kalorimetri tidak langsung.

 Nilai Energi Faali Makanan


Pemasukan energi merupakan energi yang dihasilkan
selama oksidasi makanan. Makanan merupakan sumber
utama energi manusia. Dari makanan yang dimakan
kemudian dipecah secara kimiawi menjadi protein, lemak,
dan karbohidrat.Kandungan karbohidrat, lemak, dan
protein suatu bahan makanan menentukan nilai energinya.
Kebutuhan energi seseorang menurut FAO/WHO (1985)
adalah konsumsi energi yang berasal dari makanan yang
diperlukan untuk memenuhi pengeluaran energi seseorang
yang memiliki ukuran, komposisi tubuh dan tingkat aktivitas
yang sesuai dengan kesehatan tubuh.Tidak semua energi
yang tersedia dalam makan dapat dimanfaatkan oleh
tubuh, maka nilai energi kasar makanan perlu dikoreksi
dengan nilai energi yang tidak dimanfaatkan tubuh. Nilai
energi yang dikoreksi ini disebut nilai energi faali makanan.

7
Tidak semua makanan dapat diabsorbsi dari saluran
cerna. Penelitian Atwater menunjukkan hanya 99 % dari
karbohidrat, 95 % dari lemak, dan 92 % dari protein yang
dimakan dapat diabsorpsi. Angka – angka ini dinamakan
koefesien cerna.

 Penentuan Nilai Energi Makanan


Dengan menggunakan faktor Atwater, nilai energi
makanan dapat ditetapkan melalui perhitungan menurut
komposisi karbohidrat, lemak dan protein, serta nilai faali
makanan tersebut.Contoh : 100 gram beras giling
mengandung 79,8 gram karbohidrat, 1,2 gram lemak dan
6,2 gram protein. Nilai energinya adalah:
[(4×79,8)+(9×1,2)+(4×6,2)] = 354,8≈355

 Cara Menaksir Kebutuhan Energi Basal dengan


Perhitungan
sebagian besar manusia, kebutuhan energi dasar
yang ditentukan melalui kalorimetri langsung atau tidak
langsung hanya berbeda sebesar ± 10% dari angka yang
diperoleh dengan cara perhitungan. • Kebutuhan energi
basal atau AMB pada dasarnya ditentukan oleh ukuran
dan komposisi tubuh serta umur.
AMB laki-laki = 66,5 + 13,7 BB (kg) + 5,0 TB (cm) – 6,8 U •
AMB perempuan = 655 + 9,6 BB + 1,8 TB – 4,7 U • (BB =
Berat Badan dalam kg; TB = Tinggi Badan dalam cm; U =
Umur) Dengan memperhitungkan berat badan, tinggi
badan dan umur, Harris dan Benedict pada tahun 1909
menentukan rumus untuk menghitung kebutuhan energi
basal sebagai berikut :

8
Rumus untuk Menaksir Nilai AMB dari Berat Badan
Kelompok Umur (tahun) AMB (kkal/hari) Laki-laki
Perempuan 0-3 60,9 B – 54 61,0 B + 51 3-10 22,7 B + 495
22,5 B + 499 10-15 17,5 B + 651 12,2 B + 746 18-30 15,3
B + 679 14,7 B + 496 30-60 11,6 B + 879 8,7 B + 829 ≥ 60
13,5 B + 487 10,5 B + 596 Untuk penaksiran AMB secara
kasar bagi orang dengan kerangka badan sedang,
kebutuhan untuk angka metabolisme basal laki-laki
dewasa diperkirakan sebesar 1 kkal/kg berat badan/jam,
sedangkan untuk wanita dewasa sebesar 0,9 kkal/kg berat
badan/jam. AMB = 1 kkal atau 0,9 kkal × 24 jam

2) Jenis Diet dan Hubungannya dengan Penyakit

 Pengertian diet
   Pengertian diet secara bahasa berasal dari bahasa
Yunani yang berarti cara hidup. Sedangkan secara istilah
pengertian diet adalah pengaturan pola makan, baik itu
ukuran, porsi, serta kandungan gizinya.

 Hubungan Diet Dengan Penyakit


1.jenis – jenis diet bagi para pengidap penyakit
 Makanan biasa
 Makanan lunak
 Makanan saring
 Makanan cair

9
2. Diet yang Bertujuan Untuk Diagnosa
Diet untuk pemeriksaan kolonoskopi Diet dalam kolonoskopi
berfungsi sebagai pembersihan usus sebelum melakukan
pemeriksaan yang bertujuan untuk memberikan makanan
secukupnya yang meninggalkan sisa minimal dalam usus.

3. Diet Untuk Pemeriksaan keseimbangan Lemak


Diet ini digunakan untuk mengetahui pengeluaran lemak
dalam feses (steatorea).
a) Bahan makanan yang boleh diberikan
 Karbohidrat
 Sumber protein hewani
 Sumber protein nabati
 Sumber lemak
 Sayuran
  Buah-buahan

4. Diet Untuk Berbagai Penyakit


a. Diet Pada Gangguan Gastrointestinal :
Lambung,  Usus   Halus/Besar (Pencernaan)
Diet Disfargia,Tujuan Diet Disfargia
 Menurunkan risiko aspirasi akibat masuknya makanan
ke dalam saluran pernapasan.
 Mencegah dan mengoreksi defisiensi zat gizi dan
cairan.

10
5. Diet Pasca-Hematemesis-Melena
Tujuan diet pasca-hematomesis-melena adalah:
 Memberikan makanan secukupnya yang
memungkinkan istirahat pada saluran cerna,
mengurangi risiko perdarahan tulang dan mencegah
aspirai.
 Mengusahakan keadaan gizi sebaik mungkin.
  Diet Penyakit Lambung

Tujuan diet penyakit lambung adalah untuk memberikan


makanan tidak memberatkan lambung dan cairan
secukupnya yang tidak memberatkan lambung serta
mencegah dan menetralkan sekresi asam lambung yang
berlebihan.

6. Diet Penyakit Usus Inflamatorik (Inflammatory Bowel Disease)

Tujuan diet penyakit inflamatorik adalah:

 Memperbaiki ketidakseimbangan cairan dan


elektrolit.
 Mengganti kehilangan zat gizi dan memperbaiki
status gizi kurang.
 Mencegah iritasi dan inflamasi lebih lanjut.
 Mengistirahatkan usus pada masa akut.

7. Diet Penyakit Hati


Tujuan Diet Penyakit Hati
 Memberikan makanan secukupnya guna
mempercepat perbaikan hati tanpa memberatkan
pekerjaan hati.

11
 Mempertahankan status gizi optimal
 Meningkatkan regenerasi jaringan hati dan mencegah
kerusakan lebih lanjut
 Mencegah katabolisme protein
  Mencegah penurunan berat badan.
  Mencegah / mengurangi asites, varises esofagus,
dan hipertensi portalmencegah koma hepatik

Diet Pada Penderita Penyakit Ginjal Akut

 Tujuan yang dilakukan dari diet gagal ginjal akut adalah untuk
memberikan makanan yang cukup namun tidak memberikan
pembebanan pada fungsi ginjal. 

 Manfaat lainnya adalah untuk menurunkan kadar ureum di dalam darah,


menjaga keseimbangan dari cairan dan juga elektrolit, serta membantu
memperbaiki dan bisa mempertahankan status gizi optimal dan bisa
mempercepat proses penyembuhan.

12
B.Materi ke 9

1.Pencernaan, Absorpsi Dan Sistem Transportasi

  Pencernaan

Sesudah mendapatkan makanan sesuai selera, makanan tersebut


kemudian mengalami proses pencernaan. Proses pencernaan dimulai dengan
cara mengunyah, menelan, dan mendorong makanan ke saluran
pencernaan. Makanan yang kita makan mengandung berbagai nutrisi, yang
digunakan untuk membangun jaringan tubuh baru dan memperbaiki jaringan
yang rusak. Makanan juga penting untuk hidup karena itu adalah satu-satunya
sumber energi kimia. Namun, sebagian besar dari makanan yang kita
makan terdiri dari molekul yang terlalu besar untuk digunakan oleh sel-sel
tubuh. Oleh karena itu, makanan harus dipecah menjadi molekul yang cukup
kecil untuk masuk ke sel-sel tubuh, proses ini dikenal
sebagai pencernaan. Organ yang terlibat dalam pemecahan makanan secara
kolektif disebut sistem pencernaan. Hal ini berhubungan erat dengan sistem
kardiovaskular jelaskan secara singkat dan jelas hubungan antara
keduanya. sehingga sangat penting untuk memproses makanan yang kita
makan.Ada dua kelompok organ menyusun sistem pencernaan (Gambar 24.1):
saluran gastrointestinal (GI) dan organ pencernaan aksesori. saluran
Gastrointestinal (GI) atau saluran pencernaan, adalah tabung
berkesinambungan yang meluas dari mulut ke anus melalui rongga dada dan
abdominopelvic. Organ saluran pencernaan meliputi mulut, 
pharynk, kerongkongan, lambung, usus kecil, dan usus
besar. Organ pencernaan aksesori termasuk gigi,lidah, saliva
kelenjer,hati,kantung empedu dan prankeas.

13
Secara keseluruhan sistem pencernaan melakukan enam proses dasar yaitu:

a. Ingestion, mengambil makanan ke dalam mulut.

b.Secretion, pelepasan air, asam, buffer, dan enzim ke dalam


lumen saluran GI.

c.Mixing and propulsion, mencampur dan memindahkan makanan


melalui saluran pencernaan.

d.Digestion, Proses mekanik dan kimia memecah makanan dicerna


menjadi molekul kecil.

e. Absorption, penyerapan sari-sari makanan dari saluran pencernaan ke


dalam darah dan getah bening.

f. Defecation, pengeluaran kotoran dari saluran GI.

Absorpsi

Absorpsi zat-zat gizi terutama terjadi pada permukaan usus halus. Usus
halus yang panjangnya kurang lebih enam meter dan diameter kurang lebih 2,5
cm mempunyai permukaan yang sangat luas kira-kira 200 m 2. Hal ini
dimungkinkan karena permukaan bagian tampaknya licin, dibawah mikroskop
tampak berlipat-lipat. Tiap lipatan mempunyai ribuan jonjot-jonjot yang
dinamakan vili. Sebuah vili terdiri atas ratusan sel yang mepunyai bulu yang
sangat halus, dinamakan mikrivili atau brush border. Didalam celah-celah antar
vili terdapat kripta-kripta atau lekuk-lekuk kecil berupa kelenjar-kelenjar yang
mengeluarkan getah-getah usus kedalam saluran usus halus.

Keadaaan yang memungkinkan sistem pencernaan dan absorpsi bekerja


sebaik mungkin

Saluran cerna sangat peka tehadap kondisi lingkungan. Hal ini di pengaruhi
oleh faktor-faktor gaya hidup sebagai berikut: Tidur, istirahat, aktifitas fisik dan

14
keadaaan emosional. Tidur dan istirahat cukup memungkinkan pemeliharaaan
dan perbaikan jaringan-jaringan serta pengeluaran sisa-sisa yang dapat
mengganggu saluran cerna. Aktifitas fisik mempengaruhi kekencangan.
Keadaaan mental mempengaruhi aktivitas hormon dan urat saraf yang
mempengaruhi pencernaan dan absorpsi. Pada waktu makan seseorang harus
dalam keadaaan tenang dan relaks. Faktor lain yang berpengaruh adalah jenis
makanan yang dimakan, yaitu keseimbangan, keragaman dan kecukupan

Sistem transportasi

Zat-zat gizi akan diangkut keseluruh tubuh yang membutuhkan setelah


memasuki peredaran darah. Transportasi adalah proses pengedaran berbagai
zat yang diperlukan keseluruh tubuh dan pengambilan zat-zat yang tidak
diperlukan untuk dikeluarkan dari tubuh. Alat transportasi pada manusia
terutama adalah darah. Di dalam tubuh darah beredar dengan bantuan alat
peredaran darah yaitu jantung dan pembuluh darah. Selain peredaran darah,
pada manusia terdapat juga peredaran limfe (getah bening) dan yang diedarkan
melalui pembuluh limfe. Sistem kardiovaskular adalah sistem yang memberi
fasilitas proses pengangkutan berbagai substansi menuju sel-sel tubuh dan
dari  sel-sel tubuh.  Sistem ini terdiri dari organ penggerak yang  disebut 
jantung , dan  sistem saluran yang terdiri dari arteri dan vena .

15
2 .Organ-organ Yang Berperan Pada System Pencernaan dan System
Transportasi
 Sistem pencernaan
Alat pencernaan terdiri dari:
 Mulut, Proses pencernaan di mulai dari mulut. Waktu kita
mengunyah gigi gerigpi memecah makanan menjadi
bagian-bagian kecil, sementara makanan bercampur
dengan cairan ludah untuk memudahkan proses
menelan. Ketika ditelan, makanan melewati epiglotis
suatu katup yang mencegah makanan masuk trakea ke
paru-paru.  Makana yang ditelan dinamakan bolus.
 Esofagus ke lambung, Bolus kemudian melalui pipa
esofagus massuk ke lambung. Dinding lambung
mengeluarkan sekresi untuk keperluan pencernaa
makanan. Pada pintu lambung ada sfingter kardiak yang
menutup setelah bolus masuk, sehingga makanan tidak
kembali masuk esofagus. Bolus dalam lambung
bercampur dengan cairan lambung dan digiling halus
manjadi cairan yang dinamakan kymus (chyme).
Lambung kemudian sedikit demi sedikit menyalurkan
kimus melalui sfingter pilorus menutup.
  Usus halus, Pada bagian atas usus halus, kimus
melewati lubang saluran empedu yang meneteskan
cairan ke dalam usus halus berasal dari dua alat yaitu
kantung empedu dan pankreas. Kimus kemudian melalui
tiga bagian dari usus halus, duodenum (usus dua belas,
jejunum ( bagian usus halus dari duodenum sampai ke
ileum) dan ileum (ujung usus halus), yang panjangnya
kurang lebih enam meter. Sebagian besar pencernaan
diselesaikan di duodenum, jejunum dan ileum terutama
berfungsi mengabsorpsi zat-zat gizi.

16
  Usus besar, Kimus melalui sfingter lain yaitu, katup
ileosekal yang berada pada awal usus besar dibagian
kanan perut. Kimus kemudian melewati lubang lain yang
menuju ke apendiks (usus buntu) dan berjalan melalui
usus besar naik (ascending colon) ke usus besar
melintang (usus vere colon) dan ke usus turun
(descending colon) dan ke dalam rektum.
  Rektum, Sewaktu kimus melalui usus besar dan menuju
ke rektum, air dari kimus sehingga terdapat sisa yang
semi-padat. Otot-otot rektum manahan sisa makanan
hingga tiba waktunya untuk dikeluarkan dari tubuh. Pada
saat itu otot rektum mengendor dan sisa makanan lkeluar
melalui sfingter terakhir, yaitu anus yang membuka.

 Sekresi getah pencernaan

Untuk menhancurkan makana menjadi unit-unit kecil berupa zat-zat gizi yang
dapat diabsorpsi tubuh, diperlukan getah-getah pencernaan. Ada lima organ-
organ tubuh yang mengeluarkan getah-getah pencernaan : 1. Kelenjar ludah 2.
Lambung 3. Pankreas 4. Hati melalui kantong empedu 5. Usus halus.

1.      Cairan ludah

Kelenjar ludah mengeluarkan cairan berupa mukus (lendir), garam-garam dan


enzim pencernaan yang memulai proses pencernaan karbohidrat. Air ludah
berupa mukus membasahi makan makanan sehingga memudahkan proses
menelan hingga lobus masuk ke esofagus. Mukus pada umumnya menjaga
agar seluruh permukaan saluran cerna dalam keadaan basah sehingga
memudahkana gerakan makanan serta melindungi permukaan gigi-geligi,
mulut, esofagus, dan lambung dari serangan zat-zat tajam atau berbahaya.

2.      Cairan lambung

17
Sel-sel lambung mengeluarkan cairan yang terdiri atas campuraan air,enzim-
enzim, dan asam klorida. Asam klorida mempunyai empunyai pH kurang lebih 2
dan berperan membuka gulungan protein sehingga siap untuk dicernakan,
mencegah pertumbuhan bakteri dan membunuh sebagian besar bakteri dan
mebunuh sebagian besar bakteri yang masuk dengan makanan. Untuk
mencegah kerusakan sel-sel dinding lambung oleh asam klorida dan enzim-
enzim pencerna, sel-sel tersebut mengeluarkan mukus (lendir) yang menutuoi
dinding lambung. Enzim-enzim lambung yang bekerja dengan baik pada cairan
dengan pH kurang atau sama dengan 2. Enzim-enzim ini memecah (hidrolisis) 
protein separo jalan. Enzim lipase menghidrolisis sebagian kecil lemak. Enzim-
enzim cairan ludah yang dielan bersama yang ditelan bersama bolus tidak
dapat bekerja pada cairan asam, sehingga pencernaan karbohidrat dalam
lambung boleh dikatakan berhenti. Asam klorida menghidrolisis sedikit
karbohidrat sedkit  karbohidrat. Vitamin B12 di dalam lambung memperoleh
suatu alat angkut berupa protein yaitu faktor intrinsik.

3.      Cairan pankreas daan Enzim usus

Pencernaan karbojidrat,lemak, protein terutama terjadi didalam usus halus.


Cairan pankreas mengandung enzim-enzim yang berperan pada ketiga jenis
zat energi ini. Sel-sel dinding usus halus juga mengeluarkan enzim-enzim
pencernaan pada permukaannya. Di samping enzim-enzim cairan pankreas
mengandung natrium karbonat yang bersifat basa. Dengan demikian, cairan
pankreas menetralisis kimus yang tadinya bersifat asam, sehingga menjadi
netral atau sedikit basa.

4.      Cairan empedu

Cairan empedu dibentuk oleh hati secara terus-menerus untuk kemudian


dikonsentrasikan dan disimpan didalam kantung empedu. Kantung empedu
mengeluarkan cairan empedu didalam duodenum bila ada lemak. Cairan
empedu berpern sebagai emulsifier lemak, sehingga menjadi suspensi dalam

18
air. Enzim-enzim kemudian dapat memecah suspensi lemak tersebut menjadi
komponen-komponennya.

Factor-faktor pelindung

Saluran cerna juga dapat membentuk dan memelihara bahan-bahan yang


dapat melindungi tubuh terhadap bahan-bahan asing yang berbahaya dengan
membentuk system imun atau kekebalan.

 Tahap akhir pencernaan

Zat-zat gizi lain, vitmin, mineral dan air pada umumnya tidak dipecah, dan
diabsorbsi sebagaimana adanya. Sisa-sisa yang tidak dicernakan, seperti serat
tidak diabsorbsi dan melewati saluran cerna dalam bentuk semi-padat. Sisa-
sisa ini membantu peristaltic usus . serat juga menyerap air untuk menjaga
feses tidak menjadi keras. Disamping itu serat menyerap beberapa bagian dari
makanan, antara lain asam empedu, beberapa mineral, zat aditif, dan bahan-
bahan tidak berguna lain.

 Peranan usus besar (kolon)

Usus besar, bagian akhir dari saluran cerna berperan sebagai tempat
mengumpulkan sia makanan padat, tempat mengabsorbsi air, dan mineral
tertentu serta tempat pertumbuhan bakteri.

Sisa makanan ditahan dalm kolon hingga dikeluarkan dalam bentuk feses.
Makanan  pling lama ditahan di dalam kolon, sering sampai dua puluh empat
jam. Karena kontraksi peristaltic dan segmentasi bergerak lebih lambat dalam
kolon, bakteri mendapat kesempatan untuk berkembang biak. Bakteri dalam
kolon dapat membentuk beberapa jenis vitaminyang sebagian diabsorbsi oleh
tubuh. Sebagian kecil vitamin B dan K diduga diperoleh melalui absorbsi ini. Di
samping itu bakteri kolon menghasilkan gas sebagai sisa produk metabolism
makanan. Bila gas ini tertumpuk akan dikeluarkan melalui anus. Kolon memberi

19
tubuh kesempatan terakhir utk mengabsorbsi air serta natrium dan klorida. Bila
tidak berhasil akan menimbulkan diare. Ini hanya terjadi dalam keadaan
khusus. Bila sfingter pada ujung kolon yaitu rectum mengendor(relaksasi),
maka sisa akhir makanan berbentuk semi padat dikeluarkan melalui anus.

 Transportasi Darah

Alat transportasi darah terdiri dari:

a.      Jantung (cor)

b.      Pembuluh darah (arteri dan vena)

 Hormon yang Berperan pada Proses Pencernaan

Pengaturan pencernaan dan absorpsi

1.      Hormon-hormon saluran cerna dan system saraf

2.      Pengaturan Ph lambung

3.      Pengaturan pembukaan sfingter pylorus

4.      Pengaturan pengeluaran bikarbonat oleh pankreas

Hormone  yang berperan dalam pencernaan

1.      Sekretin

Hormone sekretin dihasilkan oleh bagian atas usus halus. Fungsinya


merangsang sekresi pancreas dan mengatur ph juga mempertahankan

20
kebasaan dengan cara menghentikan aktivitas enzim yang berpengaruh
terhadap produksi asam lambung.

2.      Cholecystokinin/ Pankreoenzimin

Cholecystokinin/Pankreoenzimin (CCK-PZ). Satu hormone mempunyai 2 fungsi


sehingga di klinik dikenal dengan CCK-PZ. Hormone ini merangsang ekskresi
empedu dan enzim amylase. Empedu berfungsi sebagai pengelmusi fat yang
tercampur dalam masa makanan.

 Mekanisme Pencernaan, Absorpsi Dan Transportasi

1.      Mekanisme Pencernaan

Tahap pertama dimulai di mulut, dimana terjadi proses mengunyah,


penambahan cairan ludah, dan kegiatan lidah yang dapat menghancurkan
makanan menjadi bubur yang kasar. Makanan kemudian ditelan.

Peristaltic

Bolus dari ujung esophagus bergerak dengan gerakan peristaltic, yaitu gerakan
bergelombang yang disebabkan oleh kontraksi otot pada dinding saluran cerna
yang mendorong makanan sepanjang saluran cerna. Gerakan ini dimungkikan
oleh otot-otot yang melingkar dan otot-otot memanjang  (longitudinal). Setiap
kali otot melingkar berkontraksi dan otot memanjang mengendor/ relaks saluran
mengecil, sedangkan setiap kali otot melingkar mengendor dan otot
memanjang berkontraksi saluran membesar. Gelombang kontraksi pada
saluran cerna bergerak dengan kecepatan dan intensitas berbeda, bergantung
pada bagian saluran cerna bersangkutan dan ada tidaknya makanan. Misalnya,
di dalam lambung gelombang terjadi tiga kali permenit. Bila saluran cerna
kosong, saluran cerna hamper tidak bergerak, tetapi secara periodic muncul
gelombang yang kuat.

Proses di dalam lambung

21
Lambung mempunyai dinding paling tebal dan otot paling kuat. Di Samping
otot-otot yang melingkar dan memanjang, lambung mempunyai lapisan otot
diagonal yang secara bergiliran berkontraksi dan mengendor. Sementara ketiga
macam otot ini menekan kimus ke bawah, sfingter filorus tetap tertutup rapat
untuk mencegah kimus masuk ke dalam duodenum. Akaibatnya, kimus diaduk
dan ditekan ke bawah, mengenai sfingter filorus tetapi tetap berada di dalam
lambung. Bila kimus menjadi cairan halus, sfingter pylorus membuka sebentar
dan kimus keluar sedikit demi sedikit masuk ke duodenum.

Segmentasi

Alat pencernaan tidak saja mendorong, akan tetapi secara periodic juga
memeras isinya sepanjang saluran, sehingga memungkinkan getah
pencernaan dan sel-sel dinding usus bersentuhan baik dengan isi saluran
cerna.

Kontraksi Sfingter

            Ada 4 jenis otot sfingter yang membagi saluran cerna ke dalam bagian
bagian utama. Otot otot ini mencegah terjadinya arus balik isi saluran cerna.
Sfingter kardiak mencegah isi lambung kembali ke esophagus. Sfingter pylorus
mencegah isi usus kembali ke lambung dan menjaga agar bolus tinggal cukup
lama didalam lambung untuk memungkinkan pencampuran yang baik dengan
getah lambung dan menjadikannya lebih halus. Pada ujung usus halus ada
sfingter ileosekal yang berfungsi mengosongkan isi usus halus ke dalam usus
besar. Kencangnya otot rectum dan otot anus bertindak sebagai pengaman
untuk mencegah agar pengeluaran sisa pencernaan tidak terjadi secaraa
sembarangan. Absorbsi

2.    Mekanisme Absorpsi

Absorbsi merupakan proses yang sangat kompleks dan menggunakan empat


cara: pasif, fasilitatif, aktif, dan fagositosis atau pinositosis.

22
pasif terjadi bila zat gizi diabsorbsi tanpa menggunakan alat angkut
(carrier)atau energy. Hal ini terjadi bila konsentrasi zat gizi di dalam saluran
cerna lebih tinggidaripada sel yang mengabsorbsi. Perbedaan konsentrasi ini
yang mendorong absorbsi pasif melalui membran sel yang dapat menyerap zat
gizi tersebut. Proses absorbsi ini sama dengan proses osmosis biasa. Hanya
sebagian kecil zat gizi di absorpsi secara fasif ini, yaitu air dan beberapa
mineral.

Absorpsi fasilitatif menggunakan alat angkut protein (intergral) untuk


memindahkan zat gizi dari saluran cerna ke sel yang mengabsorpsi. absorpsi
fasilitatif tidak membutuhkan energy. Di sni absorsi juga terjadi karena adanya
perbedaan konsertasi. Absorpsi fasilitatif dilakukan untuk fruktosa.

 Absorpsi aktif menggunakan alat angkut protein dan membutuhkan


energy. Glukosa, galaktosa, asam amino, kalium, magnesium, fosfat, iodide,
kalsium, dan zat besi di absorpsi secara aktif. Beberapa zat gizi mungkin
menggunakan alat angkut yang sama, sehingga berkompetisi utk di absorpsi.
Sebagai sumber energy adalah ATP. Energy dapat secara aktif memompakan
senyawa bersangkutan ke dalam vili sehingga dapat memeindahkan larutan
berkonsentrasi rendah ke larutan berkonsentrasi tinggi. Contoh alat angkut utk
besi adalah protein transvering dan untuk vitamin A protein pengikat retinol.

Fagositosis atau pinositosis adalah cara absorpsi dimana membrane selsel


epitel menelan zat-zat yang akan di absorpsi. Dengan cara ini dapat di absorpsi
butiran besar, seperti protein utuh. Masuknya protein asing melalui saluran
cerna ke dalam peredaran darah yang menimbulkan reaksi alergi mungkin di
sebab kan oleh fagositosis ini.

3. Mekanisme Transportasi

System Vaskuler

Darah dibawa ke sistem pencernaan oleh arteri, yang kemudian bercabang


menjadi kapiler dan masuk ke semua sel. Darah meninggalkan sistem

23
pencernaan melalui vena dan masuk ke hati. Vena ini bercabang kembali
menjadi kapiler dan masuk ke semua sel hati. Darah meninggalkan hati melalui
vena dan kembali ke jantung. Dari jantung memlui arteri ke kapiler (didalam
saluran cerna) ke vena, kekapiler (didalam hati) ke vena jantung. Hati berperan
sebagai organ utama untuk melaksakan metabolisme zat-zat gizi. Di dalam hati
zat-zat yang di bawa dalam saluran cerna di sortir, yang berbahaya di
punahkan.

System Limfe

 Bahan-bahan dari saluran cerna yang masuk ke dalam pembuluh-pembuluh


limfe (lemak-lemak bentuk besar dan vitamin larut lemak) melalui vili pada
akhirnya masuk sistem peredaran darah dan beredar melalui arteri, kapiler dan
vena seperti hanya zat-zat gizi lain, akan tetapi tanpa terlebih dahulu masuk ke
hati. Setelah berada di sistem vaskuler, zat-zat gizi dapat berjalan bebas ke sel-
sel manapun untuk di gunakan sebagai mana mestinya.

24
BAB III

PENUTUP

A. KESIMPULAN:

Gizi adalah suatu proses mekanisme menggunakan makanan


yang dikonsumsi secara normal melalui proses digesti, absorpsi,
transportasi, penyimpanan, metabolism dan pengeluaran zat-zat yang
tidak digunakan untuk mempertahankan kehidupan, pertumbuhan dan
fungsi normal dari organ-organ, serta menghasilkan energi.Pedoman
Umum Gizi Seimbang (PUGS) memuat 13 dasar yang dapat digunakan
masyarakat luas sebagai pedoman praktis untuk mengatur makanan
sehari-hari yang seimbang dan aman guna mencapai dan
mempertahankan status gizi dan kesehatan yang optimal. Angka
kecukupan gizi (AKG) merupakan nilai yang menunjukkan jumlah zat gizi
yang diperlukan untuk hidup sehat setiap hari bagi hampir semua
penduduk menurut kelompok umur, jenis kelamin, dan kondisi fisiologis,
seperti kehamilan dan menyusui.

B. SARAN:
Demikian makalah ini kami buat sebagai tugas dari mata kuliah Dasar
Ilmu Gizi Kesehatan Masyarakat, diharapkan makalah ini dapat menjadi
acuan pembuatan makalah tentang “Konsep Gizi Seimbang dan Angka
Kecukupan Gizi” selanjutnya dan makalah ini dapat mempermudah
mahasiswa ataupun lulusan Kesehatan Masyarakat untuk dapat
memberikan pemahaman mengenai konsep gizi seimbang kesehatan
kepada masyarakat agar angka kecukupan gizi dapat terpenuhi dan
terhindar dari dampak kekurangan maupun kelebihan gizi.

25
DAFTAR PUSTAKA

https://www.slideshare.net/nurannisagyardany/kelompok-1-
keseimbangan-energi Almatsier, Sunita. 2001. “Prinsip Dasar Ilmu Gizi”.
Jakarta : PT. Gramedia Pustaka Utama.

Almatsier, Sunita. Dkk. 2011. “Gizi Seimbang dalam Daur Kehidupan”.


Jakarta : PT. Gramedia Pustaka Utama.

Notoadmojo, Soekidjo. 2011. “Kesehatan Masyarakat Ilmu dan Seni”.


Jakarta : Rineka Cipta.

Proverawati, Atikah dan Erna Kusuma Wati. 2011. ”Ilmu Gizi untuk
Keperawatan dan Gizi Kesehatan”. Yogyakarta : Nuha Medika.

26

Anda mungkin juga menyukai