Anda di halaman 1dari 18

ASUHAN KEPERAWATAN PADA ANAK

OBESITAS

OLEH:
Ema Tia (P00320222051)
Aria Maulana (P00320222045)
Anggun khairul nisa (P00320222044)

DOSEN PENGAMPU: Lina SKM, M.KES

PROGRAM STUDI D-III KEPERAWATAN LANGSA


POLITEKNIK KESEHATAN ACEH
KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA
TAHUN 2024
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT. Tuhan seru sekalian alam,
berkat hidayah dan pertolongan-Nya. Shalawat dan salam semoga senantiasa Allah
limpahkan kepada Nabi Muhammad SAW beserta keluarganya, sahabat-sahabatnya,
dan para yang setia hingga hari pembalasan.
Makalah ini dibuat untuk memenuhi tugas dari dosen pembimbing pada mata
kuliah. Dalam melaksanakan tugas tersebut, tidak sedikit kendala yang penulis hadapi,
namun berkat dorongan berbagai pihak, maka kesulitan dan hambatan itu dapat diatasi
dengan sebaik-baiknya. Oleh karena itu, penulis mengucapkan terima kasih kepada
semua pihak yang telah membantu.
Penulis yakin bahwa dalam makalah ini masih banyak terdapat kekurangan. Untuk
itu, kritik yang membangun dari pembaca selalu penulis harapkan. Segala kekeliruan
dan kesalahan dalam makalah ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis. Semoga
makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca.

Langsa, Januari 2024


Penulis
\

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR........................................................................................................i
DAFTAR ISI.....................................................................................................................ii
BAB I PEMDAHULUAN.................................................................................................1
A. Latar Belakang.........................................................................................................1
B. Rumusan Masalah....................................................................................................1
BAB II PEMBAHASAN...................................................................................................2
A. Konsep Dasar Obesitas pada Anak..........................................................................2
1. Pengertian.........................................................................................................2
2. Patofisiologi......................................................................................................2
3. Etiologi..............................................................................................................3
4. Gejala Klinis.....................................................................................................4
5. Komplikasi........................................................................................................5
6. Penatalaksanaan................................................................................................7
B. Pengkajian................................................................................................................8
C. Diagnosa Keperawatan............................................................................................9
D. Perencanaan Keperawatan.....................................................................................10
E. Impelementasi........................................................................................................13
F. Evaluasi Keperawatan............................................................................................13
G. Dokumentasi..........................................................................................................13
BAB III PENUTUP.........................................................................................................14
A. Kesimpulan............................................................................................................14
B. Saran.......................................................................................................................14
DAFTAR PUSTAKA....................................................................................................15

ii
BAB I
PEMDAHULUAN

A. Latar Belakang
Terjadinya obesitas dikarenakan energi yang dimiliki dan energi yang akibatnya,
dikeluarkan tidak seimbang akibatnya, menjadi jaringan lemak Asupan tenebihan energi
yang terakumulasi yang tinggi ditimbulkan dari seseorang yang mengkonsumsi
makanan secara berlebih, sementara itu energi yang dikeluarkan yang rendah
ditimbulkan oleh kurangnya kemampuan metabolism tubuh, dan keaktifan bergerak.
(Unit Kerja Koordinasi (UKK) Nutrisi dan Penyakit Metabolik IDAI, 2014). Obesitas
atau berat badan berlebih disebabkan karena beberapa elemen yaitu keturunan
lingkungan, pengobatan serta hormon.
Prinsip penatalaksanaan obesitas pada anak yaitu dengan mengaplikasikan perilaku
makan yang tepat, keaktifan dalam bergerak, dan perubahan kelakuan dibantuan dan
didukung oleh orangtua. Penatalaksanaan gizi pada anak obesitas perlu ditinjau dari
umur serta tingkat perkembangan anak. Hal pertama dapat dilakukan yaitu dengan
memotivasi anak untuk mengatur BB sesudah ia memahami berat badan ideal
berdasarkan dengan tinggi badannya. Pola kegiatan yang tepat untuk anak serta remaja
obesitas dapat dicapai dengan berolahraga dan aktif bergerak melakukan aktivitas
sehari-hari yang mempengaruhi pengeluaran energi Peningkatkan kegiatan untuk anak
yang obesitas akan mengurangi nafsu makan dan metabolism tubuh menjadi lebih baik.
Manajemen nutrisi serta aktivitas fisik adalah faktor efesien pada penanganan obesitas
dan mencapai perubahan perilaku dan pola makan. Perubahan perilaku merupakan salah
satu prioritas utama untuk didampingi dengan kedudukan keluar engatasi obesitas dan
harus untuk dilakukan tindakan intervensi (Unit Kerja Koordinasi si (UKK) Nutrisi dan
Penyakit Metabolik IDAI, 2014).

B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana konsep dasar obesitas?
2. Bagaimana pengkajian dan diagnosa obesitas?
3. Bagaimana perencanaan dan implementasi keperawatan obesitas?
4. Bagaimana evaluasi dan dokumentasi keperawatan obesitas?

1
BAB II
PEMBAHASAN

A. Konsep Dasar Obesitas pada Anak


1. Pengertian
Obesitas diambil dari kata latin ob yang artinya ‘akibat dari' dan esum yang
berarti 'makan'. Obesitas artikan dengan dampak pola makan yang berlebihan.
Obesitas ialah jumlah lemak tubuh atau jaringan adiposa yang berlebihan. Obesitas
merupakan masalah kesehatan utama karena dapat meningkatkan risiko berbagai
penyakit lain seperti diabetes dan kanker (Sudargo et al., 2016).
Obesitas terjadi karena adanya kelebihan energi yang disimpan dalam bentuk
jaringan lemak. Gangguan keseimbangan energi ini dapat disebabkan oleh faktor
eksogen (obesitas primer) sebagai akibat nutrisional (90%) dan faktor endogen
(obesitas sekunder) akibat adanya kelainan hormonal, sindrom atau defek genetik
(meliputi 10%). Pengaturan keseimbangan energi diperankan oleh hipotalamus
melalui 3 proses fisiologis, yaitu: pengendalian rasa lapar dan kenyang,
mempengaruhi laju pengeluaran energi, dan regulasi sekresi hormon. Proses dalam
pengaturan penyimpanan energi ini terjadi melalui sinyal-sinyal eferen (yang
berpusat di hipotalamus) setelah mendapatkan sinyal aferen dari perifer seperti
jaringan adipose, usus dan jaringan otot (Cahyaningrum, 2015).

2. Patofisiologi
Obesitas terjadi karena adanya kelebihan energi yang disimpan dalam bentuk
jaringan lemak. Gangguan keseimbangan energi ini dapat disebabkan oleh faktor
eksogen (obesitas primer) sebagai akibat nutrisional (90%) dan faktor endogen
(obesitas sekunder) akibat adanya kelainan hormonal, sindrom atau defek genetik
(meliputi 10%). Pengaturan keseimbangan energi diperankan oleh hipotalamus
melalui 3 proses fisiologis, yaitu: pengendalian rasa lapar dan kenyang,
mempengaruhi laju pengeluaran energi, dan regulasi sekresi hormon. Proses dalam
pengaturan penyimpanan energi ini terjadi melalui sinyal-sinyal eferen (yang
berpusat di hipotalamus) setelah mendapatkan sinyal aferen dari perifer (jaringan
adipose, usus dan jaringan otot). Sinyal-sinyal tersebut bersifat anabolik

2
(meningkatkan rasa lapar serta menurunkan pengeluaran energi) dan dapat pula
bersifat katabolik (anoreksia, meningkatkan pengeluaran energi) dan dibagi
menjadi 2 kategori, yaitu sinyal pendek dan sinyal panjang.
Sinyal pendek mempengaruhi porsi makan dan waktu makan, serta
berhubungan dengan faktor distensi lambung dan peptida gastrointestinal yang
diperankan oleh kolesistokinin (CCK) sebagai stimulator dalam peningkatan rasa
lapar. Sinyal panjang diperankan oleh fat-derived hormon leptin dan insulin yang
mengatur penyimpanan dan keseimbangan energi. Apabila asupan energi melebihi
dari yang dibutuhkan, maka jaringan adiposa meningkat disertai dengan
peningkatan kadar leptin dalam peredaran darah. Leptin kemudian merangsang
anorexigenic center di hipotalamus agar menurunkan produksi Neuro Peptide Y
(NPY), sehingga terjadi penurunan nafsu makan.
Demikian pula sebaliknya bila kebutuhan energi lebih besar dari asupan energi,
maka jaringan adiposa berkurang dan terjadi rangsangan pada orexigenic center di
hipotalamus yang menyebabkan peningkatan nafsu makan. Pada sebagian besar
penderita obesitas terjadi resistensi leptin, sehingga tingginya kadar leptin tidak
menyebabkan penurunan nafsu makan. Pengontrolan nafsu makan dan tingkat
kekenyangan seseorang diatur oleh mekanisme neural dan humoral (neurohumoral)
yang dipengaruhi oleh genetik, nutrisi, lingkungan, dan sinyal psikologis.
Mekanisme ini dirangsang oleh respon metabolic yang berpusat pada hipotalamus
(Cahyaningrum, 2015).

3. Etiologi
Penyebab obesitas sangatlah kompleks. Meskipun gen berperan penting
dalam menentukan asupan makanan dan metabolisme energi, gaya hidup dan
faktor lingkungan dapat berperan dominan pada banyak orang dengan obesitas.
Diduga bahwa sebagian besar obesitas disebabkan oleh karena interaksi antara
faktor genetik dan faktor lingkungan, antara lain aktifitas, gaya hidup, sosial
ekonomi dan nutrisional (Guyton, 2007).
Faktor lain penyebab obesitas adalah perilaku makan yang tidak baik.
Perilaku makan yang tidak baik disebabkan oleh beberapa sebab, diantaranya
adalah karena lingkungan dan sosial. Hal ini terbukti dengan meningkatnya

3
prevalensi obesitas di negara maju. Sebab lain yang menyebabkan perilaku
makan tidak baik adalah psikologis, dimana perilaku makan agaknya dijadikan
sebagai sarana penyaluran stress.
a. Genetic
Diperkirakan bahwa obesitas merupakan 50% terjadi karena Storka dari
orang tua. Salah satu dari kedua orangtuanya obesias, peluang anaknya terkena
obesitas menjadi lebih besar yatu 40-50% Peluang anak terkena obesitas akan
lebih tinggi 70-80% jika kedua oranganya juga mangalami obestas.
b. Faktor Lingkungan
Gambaran perilaku makan yang buruk, yaitu terjadi karena banyak asupan
makanan yang berlebih dapat terjadi obesitas. Jenis makanan yang dikomumi
juga dapat menyebabkan ketidakseimbangan energy (makanan tinggi lamak,
guia, dan kurang serat). Dalam budaya saat ini orang memiliki banyak akses ke
makanan, terutama makanan kemasan сераt saji, minuman soda, yang memiliki
kualitas gini yang buruk. Ketika seseorang makan makanan dari luar rumah
dapat menggangu kemampuan individu uruk mengontrol kualitas dan
kurangnya aktivitas adalah aktor yang berkontribusi terhadap peningkatan berat
badan dan obesitas karena jumlah energy yang dikeluarga tidak maksimal
Dengan meningkatnya perkembangan teknologi masa kini membuat individu
lebih sedikit mengeluarkan energi dalam kehidupan.
c. Faktor obat-obatan dan hormonal
Obat-obatan seperti obat jenis steroid yang biasa digunakan oleh penderita
asma, osteoartritis dan alergi mengakibatkan peningkatan mau makan sehingga
sebagai akibatnya dapat menaikkan resiko terjadinya obesitas. Hormon yang
berperan pada terjadinya obesitas yaitu hormone leptin grein, troid, aulin &
estrogen (Kementerian Kesehatan RI, 2018).

4. Gejala Klinis
Obesitas dapat terjadi pada setiap umur dan gambaran klinis obesitas pada anak
dapat bervariasi dari yang ringan sampai dengan yang berat sekali. Gejala klinis
umum pada anak yang menderita obesitas adalah sebagai berikut (Tyas, 2014):

4
a. Pertumbuhan berjalan dengan cepat/pesat disertai adanya
ketidakseimbangan antara peningkatan berat badan yang berlebihan
dibandingkan dengan tinggi badannya
b. Jaringan lemak bawah kulit menebal sehingga tebal lipatan kulit lebih
daripada yang normal dan kulit nampak lebih kencang
c. Kepala nampak relatif lebih kecil dibandingkan dengan tubuhnya atau
dibandingkan dengan dadanya (pada bayi) d. Bentuk pipi lebih tembem,
hidung dan mulut tampak relatif lebih kecil, mungkin disertai dengan bentuk
dagunya yang berganda (dagu ganda)
d. Pada dada terjadi pembesaran payudara yang dapat meresahkan bila terjadi
pada anak laki-laki
e. Perut membesar menyerupai bandul lonceng, dan kadang disertai garis-garis
putih atau ungu (striae)
f. Kelamin luar pada anak wanita tidak jelas ada kelainan, akan tetapi pada
anak laki-laki tampak relatif kecil h. Pubertas pada anak laki-laki terjadi
lebih awal dan akibatnya pertumbuhan kerangka lebih cepat berakhir
sehingga tingginya pada masa dewasa relatif lebih pendek
g. Lingkar lengan atas dan paha lebih besar dari normal, tangan relatif lebih
kecil dan jari-jari bentuknya meruncing
h. Dapat terjadi gangguan psikologis berupa : gangguan emosi, sukar bergaul,
senang menyendiri dan sebagainya
i. Pada kegemukan yang berat mungkin terjadi gangguan jantung dan paru
yang disebut Sindroma Pickwickian dengan gejala sesak napas, sianosis,
pembesaran jantung dan kadang-kdang penurunan kesadaran

5. Komplikasi
a. Masalah Kardiovaskular
Obesitas merupakan faktor resiko yang signifikan pada penyakit
kardiovaskular bagi pria ataupun wanita.
b. Diabetes Mellitus
Lebih dari 80% orang dengan diabetes mellitus 2 mengalami obesitas atau
kelebihan berat badan Hyperinsulinemia dan resistensi insulin yang umumnya

5
ditemukan di pasien diabetes mellitus tipe 2 juga ditemukan pada pasien
obesitas, terutama karena lemak visceral meningkat. Kelebihan berat badan
menurunkan efektivitas insulin. Ketika insulin tidak bekerja secara efektif
maka akan banyak glukosa di dalam aliran darah. Jadi lebih banyak insulin
dibuat untuk mengimbangi. Sel pancreas (untuk pembuatan insulin) bekerja
terlalu berat. Sehingga, pancreas tidak lagi mampu menjaga darah tetap dalam
batas normal.
c. Masalah Gastrointestinal dan Hati
Gastroesophageal Reflux Disease (GERD) dan batu empedu banyak terjadi
pada orang yang mengalami obesitas. Steatohepatitis Nonalkoholic (NASH)
adalah suatu kondisi dimana lipid disimpan dalam hari, sehingga
mengakibatkan hati berlemak.
d. Masalah Pernafasan dan Tidur
Meningkatnya distribusi lemak disekitar diafragma menyebabkan
pengembangan dada mengecil, peningkatan kerja pernapasan, dan penurunan
kapasitas paru total dan kapasitas residu fungsional lemak bahkan sleep apnea
dan kurang tidur dapat meningkatkan nafsu makan. Kurang tidur telah
dikaitkan dengan obesitas dikarenakan dapat mengganggu metabolisme dan
mengganggu kadar hormone.
e. Masalah Muskuloskeletal
Obesitas dikaitkan dengan terjadinya peningkatan insiden osteoarthritis
karena adanya tekanan pada sendiri yang menahan beban terutama lutut dan
pinggul. Peningkatan lemak tubuh juga memicu peradangan dan mediator dan
berkontribusi dalam kerusakan tulang rawan Asam urat juga ditemukan pada
pasien obeistas.
f. Kanker
Sekitar 20% kanker pada wanita dan 15% pada pria adalah disebabkan
oleh obesitas. Jenis kanker yang paling sering ditemukan terkait dengan
kelebihan lemak tubuh, yaitu kanker payudara, Ecomum, gnjal kanker
kolorektal, pancreas, esophagus, kandung empedu.
g. Sindrom Metabolik

6
Gangguan yang terjadi adanya kelainan pada metabolisme lemak dan
karbohidrat pada tubuh.
h. Masalah Psikososial
Stigma social yan terkait dengan obesitas memiliki dampak emosional
pada kesejahteraan psikologis seseorang. Banyak orang gemuk yang menderita
harga diri rendah, menarik diri dari interaksi social dan beberapa ada yang
mengalami depresi berat (Lewis, 2014).

6. Penatalaksanaan
a. Diet
Salah satu cara memurunkan berat badan yaitu dengan mengubah pola
makan menjadi lebih baik dan sehat sehingga dapat menghentikan penambahan
berat badan. Berdasarkan pesan dari buku Panduan Pelaksanaan Gerakan
Nusantara Tekan Angka Obesitas (GENTAS) kita dapat mengatur pola makan,
yaitu dengan cara menggunakan piring makan model T yaitu jumlah sayur 2x
lebih banyak dari makanan yang tinggi karbohidrat (nasi, roti, mie, pasta dan
lain-lain).
b. Aktif bergerak dan melakukan latihan fisik
Lakukanlah kegiatan sehari-hari dengan melakukan aktivitas fisik
disesuaikan dengan kondisi dan kemampuan tubuh. Aktivitas bisa diawal
dengan melakukan jalan santai dan jalan cepat kurang lebih 10 menit kemudian
naikkan durasinya dengan bertahap. Saat mencapai durasi 30 menit aktivitas
jalan santai atau jalan cepat bisa digantikan dengan aktivitas yang binnya
seperti besepeda, berenang dan senam aerobik .
c. Obat
Salah satu komponen penting untuk menangani obesitas adalah dengan
mengkonsumsi obat-obatan. Obat-obatan yang digunakan haruslah aman dan
tepat bagi kesehatan. Dianjurkan untuk menggunakan obat penurun berat badan
yang kerja lokalnya pada saluran pencemaan yang dapat menghambat
penyerapan 30% lemak dari makanan. Penggunaan obat-obatan juga harus
selalu diiringi dengan perilaku hidup sehat Pada keluarga yang mengalami

7
obesitas dianjurkan untuk datang ke fasilitas kesehatan untuk berkonsultasi
dengan dokter atau ahli gizi mengenai kegemukan.
Terdapat obat-obatan yang mempunyai kerja anoreksian atau dapat
meningkatkan rasa kenyang dan menurunkan selera makan, contohnya adalah
Phentermin dan obat ini hanyak untuk jangka pendek. Oristat dapat
menghambat enzim lipase usus. Ini dapat mengurangi penceraan lemak
makanan meningkatkan ekskresi lemak dalam tinja dan mengurangi kalori
yang diserap.
d. Operasi
Orang yang mengalami kelebihan berat badan dan mengancam jiwa atau
tidak mengikuti diet memerlukan tindakan pembedahan untuk mengecilkan
ukuran lambungnya. Pada jenis operasi tertentu yang disebut gastoplasti atau
operasi perjepitan bmbung, dokter menggunakan alat penjepit besar untuk
menutupi sebagian besar lambung pasien. Setelah operasi pasien hanya boleh
makan sedikit sebelum kenyang (Lewis, 2014)

B. Pengkajian
Langkah pertama dalam pengobatan obesitas adalah dengan menentukan apakah
kondisi fisik yang dapat menyebabkan atau mengarah ke obesitas. Hal ini memerlukan
adanya anamnesis dan pemeriksaan fisik. Pengkajian yang dapat dilakukan pada pasien
obesitas meliputi:
1. Riwayat Kesehatan
Riwayat kesehatan masa blu waktu onset obesitas, penyakit yang berhubungan
dengan metabolisme dan obesitas, seperti hipertensi, penyakit jantung, struk,
kanker, sakit sendi masalah pernapasan, diabetes melitus. Riwayat kesehatan saat
ini dan obat-obatan konsumsi obat diet, dan produk herbal
2. Pemeriksaan Fisik
Menurut (Mati & Bidinger, 2014), data yang mungkin muncul saat
pemeriksaan fisik pada pasien obesitas adalah:
a. Aktivitas istirahat
b. Sirkulasi
c. Integri

8
d. Nyeri ketidaknyamanan
e. Pernapasan
f. Seksualitas
g. Psikososial
(1) Usia
(2) Kepribadian
(3) Kondisi gaya hidup yang mempengaruhi pola makan
(4) Stressor
(5) Strategi
(6) Gambaran diri harga diri
(7) Perasaan penolakan
3. Pengetahuan klien dan Tugas keluarga dalam bidang kesehatan
a. Kemampuan klien serta keluarga mengenali penyakit obesitas, yang terdiri
dari: pengertian, penyebab, tanda dan gejala
b. Kemampuan klien serta keharga dalam pengambilan keputusan dalam
mengatasi masalah obesitas
c. Kemampuan klien serta keluarga untuk memberikan perawatan pada
anggota keharga yang sakit atau yang mengalami obesitas
d. Kemampuan klien dan keluarga dalam memodifikasi lingkungan rumah
agar memberikan kenyamanan untuk khen dan keluarga
e. Kemampuan khen serta keluarga untuk memanfaatkan fasilitas kesehatan
dan sumber yang ada dimasyarakat untuk mengatasi obesitas.
4. Pemeriksaan Diagnostik laboratorium
a. Pemeriksaan Darah (kadar lipid)
b. Pemeriksaan fungsi endokrin
c. Pengukuran antropometri

C. Diagnosa Keperawatan
Diagnosa keperawatan berdasarkan Buku Standar Diagnosis Keperawatan
Indonesia (PPNI, 2017). Diagnosa keperawatan yang lazim timbul pada kien yang
Obesitas yaitu:
1. Obesitas berlubungan dengan Gangguan Kebiasaan Makan dan Sering Ngemil

9
2. Gangguan citra tubuh harga diri berhubungan dengan pandangan klien
terhadap diri
3. Defisit pengetahuan berhubungan dengan kurang terpaparnya informasi
mengenai obesitas

D. Perencanaan Keperawatan
Rencana keperawatan merupakan rencana tindakan yang akan diberikan kepada
klien sesuai dengan kebutuhan berdasarkan diagnosa keperawatan yang muncul.
Rencana keperawatan berdasarkan Standar Intervensi Keperawatan Indonesia (PPNI,
2018) dan Standar Luaran Keperawatan Indonesia (PPNI, 2019) dapat dijabarkan
sebagai berikut:
No Diagnosa Tujuan dan Kriteria Intervensi
Hasil
1 Obesitas Tujuan: Intervensi
berhubungan dengan Setelah dilakukan a. Tinjau penyebab individu
Gangguan Kebiasaan kunjungan rumah mengalami obesitas,
Makan dan Sering sebanyak 3x, klien misalnya kelebihan
Ngemil akan menunjukan asupan makan atau
penurunan berat kondisi metabolic atau
badan menuju ke arah penyakit
yang lebih baik. b. Diskusikan diet yang
Kriteria hasil : sudah pernah digunakan
klien menunjukan dan hasilnya, kemudian
penurunan berat diskusikan rencana
badan, klien makan/diet dengan klien
menunjukan obesitas, menggunakan
penurunan tebal pengetahuan tentang
lipatan kulit, indeks tinggi individu, bentuk
masa tubuh klien tubuh, usia, jenis kelamin,
menunjukan kearah dan pola makan individu,
kategori normal serta kebutuhan energi
dan nutrisi
c. Tentukan motivasi klien
untuk menurunkan berat
badan, misalnya masalah
kesehatan, kepuasan diri
sendiri, dan untuk
mendapatkan persetujuan

10
dari orang lain
d. Memantau mual dan
muntah
e. Menghitung jumlah
masukan oral
f. Memantau warna
konjungtiva
g. Mengukur berat badan
secara berkala
h. Ukur antropometri
komposisi tubuh (IMT,
Pengukuran pinggang,
dan Pengukuruan lipatan
kulit)
i. Tentukan tingkat aktivitas
harian dan program
latihan dan olahraga
2 Gangguan citra Tujuan : Intervensi :
tubuh/harga diri Setelah dilakukan a. Identifikasi harapan citra
berhubungan dengan kunjungan rumah tubuh berdasarkan tahap
pandangan klien sebanyak 3x, klien perkembangan
terhadap diri akan menunjukan b. Identifikasi perubahan
peningkatan dalam citra tubuh yang
gambaran citra tubuh mengakibatkan isolasi
Kriteria hasil: sosial
Klien percaya diri c. Diskusikan perubahan
dengan citra tubuh, tubuh dan fungsinya
klien d. Diskusikan perbedaan
mengungkapkan citra penampilan fisik terhadap
diri yang lebih harga diri
realistis, klien e. Diskusikan kondisi stres
menunjukan yang mempengaruhi citra
penerimaan diri apa tubuh (mis. luka,
adanya, klien mampu penyakit, pembedahan)
bertanggung jawab f. Diskusikan cara
terhadap diri sendiri mengembangkan harapan
dan mengakui dirinya citra tubuh secara realistis
sendiri. g. Diskusikan persepsi citra
tubuh keluarga tentang
perubahan
h. Sarankan untuk
menyampaikan gambaran

11
diri klien terhadap citra
tubuh
3 Defisit Pengetahuan Tujuan: Intervensi :
tentang Obesitas b.d Setelah 3x kunjungan a. Identifikasi kesiapan dan
Kurang Terpapar rumah, diharapkan kemampuan menerima
Informasi tingkat pengetahuan informasi
meningkat b. Siapkan materi dan media
Kriteria hasil: edukasi
Perilaku sesuai c. Tentukan jadwal
anjuran, keluarga pendidikan kesehatan
mampu menjelaskan yang disepakati
pengetahuan tentang d. Berikan kesempatan pada
obesitas keluarga untuk bertanya
e. Jelaskan hubungan asupan
makanan, latihan,
peningkatan dan
penurunan berat badan
f. Jelaskan kondisi medis
yang dapat mempengaruhi
berat badan, jelaskan
resiko kondisi kegemukan
(overweight) Jelaskan
kebiasaan, tradisi dan
budaya, serta factor
genetic yang
mempengaruhi berat
badan
g. Ajarkan cara cara
mengelola berat badan
secara efektif
h. Kolaborasi dengan dokter
atau ahli gizi untuk
mengendalikan berat
badan. Atau dengan
menganjurkan keluarga
untuk datang ke fasilitas
kesehatan yang ada untuk
konsultasi/memeriksakan
kondisi klien yang
obesitas.

12
E. Impelementasi
Menurut (Widagdo & Resnayati, 2019), implementasi merupakan dapat
proses ketika perawat dapat sesuai dengan perencanaan melakukan intevensi
keperawatan sudah dibuat baik secara mandiri maupun kerjasama dengan tim
kesehatan yang lainnya. Kemampuan perawat, partisipasi klien dan keluarga
serta saran yang tersedia dapat mempengaruhi keberhasilan tindakan
keperawatan yang dilakukan. Implementasi bertujuan untuk memenuhi
kebutuhan klien melalui kegiatan promosi kesehatan, pencegahan penyakit,
manajemen penyakit, serta pemulihan dan perawatan kesehatan.

F. Evaluasi Keperawatan
Menurut (Widagdo & Resnayati, 2019) evaluasi keperawatan adalah tahap
akhir dari proses keperawatan yang merupakan perbandingan sistematis dan
terencana antara hasil akhir yang teramati dan tujuan atau kriteria hasil yang
dibuat pada tahap perencanaan. Evaluasi dilakukan secara berkesinambungan
dengan melibatkan klien dan keluarga.
Evaluasi terhadap asuhan keperawatan yang diberikan pada klien obesitas
adalah: Berat badan menujukkan adanya penurunan menuju keadaan yang lebih
baik, Citra tubuh harga diri klien meningkat, Pengetahuan klien dan keluarga
tentang obesitas meningkat.

G. Dokumentasi
Dokumentasi keperawatan adalah informasi tertulis tentang status dan
perkembangan kesehatan pasien untuk membandingkan dengan sistematik dan
terencana mengenai kesehatan pasien dengan tujuan yang telah ditetapkan
dengan kenyataan yang ada pada pasien, dilakukan secara berkelanjutan dengan
melibatkan pasien dan tenaga kesehatan lainnya. Dengan demikian diharapkan
asuhan keperawatan yang diberikan kepada pasien dapat optimal dan
berkualiatas (Olfah, 2016).

13
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Obesitas diambil dari kata latin ob yang artinya ‘akibat dari' dan esum yang
berarti 'makan'. Obesitas terjadi karena adanya kelebihan energi yang disimpan
dalam bentuk jaringan lemak. Gangguan keseimbangan energi ini dapat
disebabkan oleh faktor eksogen (obesitas primer) sebagai akibat nutrisional
(90%) dan faktor endogen (obesitas sekunder) akibat adanya kelainan hormonal,
sindrom atau defek genetik (meliputi 10%).
Salah satu cara memurunkan berat badan yaitu dengan mengubah pola
makan menjadi lebih baik dan sehat sehingga dapat menghentikan penambahan
berat badan. Lakukanlah kegiatan sehari-hari dengan melakukan aktivitas fisik
disesuaikan dengan kondisi dan kemampuan tubuh.
Langkah pertama dalam pengobatan obesitas adalah dengan menentukan
apakah kondisi fisik yang dapat menyebabkan atau mengarah ke obesitas. Hal
ini memerlukan adanya anamnesis dan pemeriksaan fisik.

B. Saran
Bagi mahasiswa keperawatan supaya lebih memahami tanda dan gejala
obesitas pada pasien anak sehingga tepat dan optimal dalam memberikan asuhan
keperawatan.

14
DAFTAR PUSTAKA

Cahyaningrum, A. (2015). Leptin Sebagai Indikator Obesitas. Jurnal kesehatan prima.


Vol. 9, No.1.
Guyton & Hall. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. Singapura :elsevier. 2007
Kementrian Kesehatan RI. 2018. Profil Kesehatan Indonesia 2017. Jakarta: Kemenkes
RI.
Olfah, Yustiana, Ghofur, A. (2016) Dokumentasi Keperawatan. Jakarta: Pusdik
PPNI, Tim Pokja SDKI DPP. (2017). Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia
(SDKI). Jakarta: Dewan Pengurusan Pusat PPNI.
PPNI, Tim Pokja SIKI DPP. (2018). Standar Intervensi Keperawatan Indonesia (SIKI).
Jakarta: Dewan Pengurusan Pusat PPNI.
PPNI, Tim Pokja SLKI DPP. (2019). Standar Luaran Keperawatan Indonesia (SLKI).
Jakarta: Dewan Pengurusan Pusat PPNI.
Sudargo, Toto et. al., (2016). Pola Makanan dan Obesitas. Yogyakarta: Gajah Mada
University Press.
Tyas, Siti Kusumaning. 2014. Hubungan Pola Makan dengan Obesitas Pada Anak
Kelas V dan VI Sekolah Dasar IBA Palembang. Palembang : Skripsi Universitas
Muhammadiyah Palembang.
Unit Kerja Koordinasi (UKK) Nutrisi dan Penyakit Metabolik IDAI (2014) ‘Diagnosis,
Tata Laksana dan Pencegahan Obesitas pada Anak dan Remaja’, Ikatan Dokter
Anak Indonesia.
Widagdo, W., & Resnayati, Y. 2019. Buku Ajar Keperawatan Keluarga. Jakarta.

15

Anda mungkin juga menyukai