Anda di halaman 1dari 20

LAPORAN PENDAHULUAN KDP

DEFISIT NUTRISI

Dosen Pembimbing:
Ima Rahmawati S.Kep.Ns.,M.Si.,M.Kep

Disusun Oleh:
GHULAM PRATAMA WIDIANTOKOH (202173060)

PROGRAM STUDI PROFESI NERS


STIKES BINA SEHAT PPNI MOJOKERTO
TAHUN AJARAN 2021-2022
LEMBAR PENGESAHAN

Pengesahan laporan Asuhan Keperawatan (ASKEP) Praktik Profesi Ners di Rumah Sakit (RS),
yang disusun oleh:
Nama : Ghulam Pratama Widiantokoh
Nim : 2020173060
Program Studi : Profesi Ners B

Telah melaksanakan praktik Profesi Ners Rumah Sakit (RS) pada :


Tanggal : ……………………………………………
Ruang : …………………………………………....
Adapun rincian asuhan keperawatan terangkum dalam laporan ini.

Mojokerto, Januari 2022


Pembimbing akademik

(Ima Rahmawati S.Kep.Ns.,M.Si.,M.Kep)


LAPORAN PENDAHULUAN KEBUTUHAN NUTRISI

A. DEFINISI
Nutrisi adalah zat-zat gizi dan zat lain yang berhubungan dengan kesehatan dan
penyakit, termasuk keseluruhan proses proses dalam tubuh manusia untuk menerima
makanan atau bahan-bahan dari lingkungan hidupnya dan menggunakan bahan-bahan
tersebut untuk aktivitas penting dalam tubuhnya serta mengeluarkan sisanya. Nutrisi dapat
dikatakan sebagai ilmu tentang makanan, zat-zat gizi dan zat lain yang terkandung, aksi
reaksi dan keseimbangan yang berhubungan dengan kesehatan dan penyakit. (Wartonah,
2010).
Nutrisi juga dapat di katakan sebagai ilmu tentang makanan, zat-zat lain yang
terkandung,aksi, dan keseimbangan yang berhubungan dengan kesehatan penyakit.

B. ETIOLOGI DAN FAKTOR RESIKO


1. Kekurangan Nutrisi
a. Efek dari pengobatan
b. Mual/ muntah
c. Gangguan intake makanan
d. Radiasi/ kemoterapi
e. Penyakit kronis
f. Meningkatnya kebutuhan kalori dan kesulitan dalam mencerna kalori akibat penyakit
infeksi atau kanker
g. Disfagia karena adanya kelainan persarafan
h. Penurunan absorbsi nutrisi akibat penyakit / intoleransi laktosa
i. Nafsu makan menurun ( Wartonah, 2006 dan Alimul, 2006)
2. Kelebihan Nutrisi
a. Kelebihan intake
b. Gaya hidup
c. Psikologi untuk konsumsi tinggi kalori
d. Penurunan laju metabolic
e. Latihan/ aktivitas yang tidak adekua (Wartonah, 2006 dan Potter, 2005)
C. FISIOLOGI
Tubuh memerlukan bahan bakar untuk menyediakan energi untuk fungsi organ dan
pergerakan badan, untuk menyediakan material mentah, untuk fungsi enzim, pertumbuhan,
penempatan kembali dan perbaikan sel. Metabolisme mengacu pada semua reaksi biokimia
dalm tubuh. Proses metabolic dapat menjadi anabolic (membangun) atau katabolic
(merusak). Energy adalah kekuatan untuk bekerja, manusia membutuhkan energy untuk
terus menerus berhubungan dengan lingkungannya.
1. Pemasukan Energi
Tubuh memerlukan bahan bakar untuk menyediakan energi untuk fungsi organ dan
pergerakan badan, untuk menyediakan material mentah, untuk fungsi enzim,
pertumbuhan, penempatan kembali dan perbaikan sel. Metabolisme mengacu pada
semua reaksi biokimia dalm tubuh. Proses metabolic dapat menjadi anabolic
(membangun) atau katabolic (merusak). Energy adalah kekuatan untuk bekerja, manusia
membutuhkan energy untuk terus menerus berhubungan dengan lingkungannya.
2. Pengeluaran energi
Pengeluaran energi adalah energi yang digunakan oleh tubuh untuk men- support
jaringan dan fungsi-fungsi organ tubuh. Cadangan energi tubuh berbentuk senyawa
phospat seperti ATP. Kebutuhan energi seseorang ditentukan oleh BMR dan aktivitas
fisik.
3. Basal Metabilisme Rate (MBR)
Basal Metabolisme Rate adalah energi yang digunakan tubuh pada saat istirahat
yaitu untuk kegiatan fungsi tubuh seperti pergerakan jantung,  perbafasan, peristaltic
usus, kegiatan kelenjar-kelenjar tubuh.
Makanan di dalam tubuh mengalami beberapa proses, mulai dari pencernaan, absorbsi,
metabolisme, dan penyimpanan hingga eliminasi.
1. Pencernaan
Pencernaan dimulai dari mulut, tempat makanan di pecah secara mekanik dengan
mengunyah. Protein dan lemak dipecahkan secara fisik tetapi tetap tidak berubah secara
kimia karena enzim dalam mulut tidak bereaksi dengan nutrisi ini. Makanan yang telah
ditelan memasuki esopagus dan bergerak sepanjangnya dan dengan kontraksi otot seperti
gelombang (peristaltik). Massa makanan yang berada pada kardiak spinkter, berlokasi
pada pembukaan atas lambung, menyebabkan spinkter relaksasi dan memungkunkan
makanan masuk lambung. Di dalam lambung, pepsinogen di sekresikan dan diaktifkan
oleh asam hidrokolik menjadi pepsin, enzim pemecah protein. Lambung juga
mengeluarkan sejumlah kecil lipase dan amilase untuk mencerna lemak dan zat tepung
secara berturut-turut. Lambung juga bertindak sebagai penyimpanan dan makanan
menetap di dalam perut kira-kira 3 jam, dengan rentang dari 1-7 jam. Makanan
meninggalkan lambung pada spinkter pilorik sebagai asam, massa cair yang disebut
kimus. Kimus mengalir ke duodenum dan bercampur cepat dengan empedu, getah
intestinal, sekresi pangkreas. Peristaltik terjadi terus menerus dalam usus kecil,
mencampur sekresi dengan kimus.
2. Absorbsi
Usus kecil merupakan tempat penyerapan utama nutrien. Sepanjang daerah ini
terdapat penonjolan seperti jari yang disebut vili, untuk meningkatkan area permukaan
absorbsi. Nutrient diabsorbsi oleh difusi pasif dan osmosis, transport aktif, dan
pinositosis.
3. Metabolisme
Nutrien diabsopsi dalam intestinal, termasuk air, yang ditransportasikan melalui
system sirkulasi ke jaringan tubuh. Melalui perubahan kimia dari metabolisme, nutrien
diubah ke jumlah substansi yang diperlukan oleh tubuh. Dua tipe dasar metabolisme
adalah anabolisme dan katabolisme. Anabolisme merupakan produksi dari substansi
kimia yang lebih kompleks dengan sintesis nutrient. Katabolisme merupakan pemecahan
substansi kimia menjadi substansi yang lebih sederhana.
4. Penyimpanan
Beberapa, tapi tidak semua, nutrient yang diperlukan tubuh disimpan dalam
jaringan tubuh. Bentuk pokok tubuh dari energi yang disimpan adalah lemak, yang
disimpan sebagai jaringan adiposa. Glikogen disimpan dalam cadangan kecil di hati dan
jaringan otot dan protein dan protein disimpan dalam massa otot. Ketika keperluan energi
tubuh melebihi persediaan energi dari nutrient yang dimakan, maka energi yang disimpan
digunakan. Sebaliknya energi yang tidak digunakan harus disimpan terutama lemak.
D. KEBUTUHAN NUTRISI DAN METABOLISME
Berikut ini adalah nilai kecukupan energi dan kecukupan protein seseorang perhari
rata-rata ketika dalam aktivitas sedang. Jika sering melakukan aktivitas berat seperti
olahraga berat, kuli bangunan, menggarap sawah, pekerja lapangan, dan lain sebagainya
perlu ditambahkan asupan energi dan protein yang cukup.
1. Neonatus
 KecukupanEnergi : 550 kkal
 Kecukupan Protein : 10 gram
2. Bayi
 Kecukupan Energi : 650 kkal
 Kecukupan Protein : 16 gram
3. Toddler
 Kecukupan Energi : 650 kkal
 Kecukupan Protein : 16 gram
4. Prasekolah
 Kecukupan Energi : 1800 kkal
 Kecukupan Protein : 45 gram
5. Usia anak sekolah
Jenis Kelamin Laki-Laki / Pria :
 Kecukupan Energi : 2050 kkal
 Kecukupan Protein : 50 gram
Jenis Kelamin Perempuan / Wanita :
 Kecukupan Energi : 2050 kkal
 Kecukupan Protein : 50 gram
6. Remaja
Jenis Kelamin Laki-Laki / Pria :
 Kecukupan Energi : 2600 kkal
 Kecukupan Protein : 65 gram
Jenis Kelamin Perempuan / Wanita :
 Kecukupan Energi : 2200 kkal
 Kecukupan Protein : 55 gram
7. Dewasa
Jenis Kelamin Laki-Laki / Pria :
 Kecukupan Energi : 2550 kkal
 Kecukupan Protein : 60 gram
Jenis Kelamin Perempuan / Wanita :
 Kecukupan Energi : 1900 kkal
 Kecukupan Protein : 50 gram
8. Lansia
Jenis Kelamin Laki-Laki / Pria :
 Kecukupan Energi : 2250 kkal
 Kecukupan Protein : 60 gram
Jenis Kelamin Perempuan / Wanita :
 Kecukupan Energi : 1750 kkal
 Kecukupan Protein : 50 gram

E. FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEBUTUHAN NUTRISI


1. Pengetahuan
Pengetahuan yang kurang tentang manfaat makanan bergizi dapat mempengaruhi
pola konsusmsi makan. Hal tersebut dapat disebabkan oleh kurangnya informasi
sehingga dapat terjadi kesalahan dalam memahami kebutuhan gizi.
2. Usia
Pada usia 0-10 tahun kebutuhan metabolisme basa bertambah dengan cepat hal ini
sehubungan dengan faktor pertumbuhan dan perkembangan yang cepat pada usia
tersebut. Setelah usia 20 tahun energy basal relative konstan.
3. Jenis Kelamin
Kebutuhan metabolisme basal pada laki-laki lebih besar di bandingkan dengan
wanita pada laki-laki kebutuhan BMR 1,0 kkal/kg BB/jam dan pada wanita 0,9
kkal/kgBB/jam.
4. Tinggi dan Berat Badan
Tinggi dan berat badan berpaengaruh terhadap luas permukaan tubuh, semakin luas
permukaan tubuh maka semakin besar pengeluaran panas sehingga kebutuhan
metabolisme basal tubuh juga menjadi lebih besar.
5. Ekonomi
Status ekonomi dapat mempengaruhi perubahan status gizi karena penyediaan
makanan bergizi membutuhkan pendanaan yang tidak sedikit. Oleh karena itu,
masyarakat dengan kondisi perekonomian tinggi biasanya mampu mencukupi kebutuhan
gizi keluarganya dibandingkan masyarakat dengan kondisi perekonomian rendah.
6. Status Kesehatan
Nafsu makan yang baik adalah tanda yang sehat . Anoreksia (kurang nafsu makan)
biasanya gejala penyakit atau karena efek samping obat.
7. Faktor psikologis serta stres dan ketegangan
Motivasi individu untuk makan makanan yang seimbang dan persepsi individu
tentang diet merupakan pengaruh yang kuat. Makanan mempunyai nilai simbolik yang
kuat bagi banyak orang (mis. Susu menyimbolkan kelemahan dan daging menyimbulkan
kekuatan).
8. Alkohol dan obat
Penggunaan alkohol dan obat yang berlebihan memberi kontribusi pada defisiensi
nutrisi karena uang mungkin dibelajakan untuk alkohol daripada makanan. Alkohol yang
berlebihan juga mempengaruhi organ gastrointestinal. Obat-obatan yang menekan nafsu
makan dapat menurunkan asupan zat gizi esensial. Obat-obatan juga menghabiskan zat
gizi yang tersimpan dan mengurangi absorpsi zat gizi di dalam intestine.

F. MASALAH-MASALAH GANGGUAN NUTRISI


Secara umum, gangguan kebutuhan nutrisi terdiri atas kekeurangan dan kelebihan
nutrisi, obesitas, malnutrisi, Diabetes Melitus, Hipertensi, Jantung Koroner, Kanker,
Anoreksia Nervosa.
1. Kekurangan Nutrisi
Kekurangan nutrisi merupakan keadaan yang dialami seseorang dalam keadaan tidak
berpuasa (normal) atau resiko penurunan berat badan akibat ketidakmampuan asupan
nutrisi untuk kebutuhan metabolisme.
Tanda klinis :
 Berat badan 10-20% dibawah normal
 Tinggi badan dibawah ideal
 Lingkar kulit triseps lengan tengah kurang dari 60% ukuran standar
 Adanya kelemahan dan nyeri tekan pada otot
 Adanya penurunan albumin serum
 Adanya penurunan transferin
Kemungkinan penyebab:
 Meningkatnya kebutuhan kalori dan kesulitan dalam mencerna kalori akibat penyakit
infeksi atau kanker.
 Disfagia karena adanya kelainan persarafan
 Penurunan absorbsi nutrisi akibat penyakit crohn atau intoleransi laktosa
 Nafsu makan menurun
2. Kelebihan Nutrisi
Kelebihan nutrisi merupakan suatu keadaan yang dialami seseorang yang mempunyai
resiko peningkatan berat badan akibat asupan kebutuhan metabolisme secara berlebihan.
Tanda klinis :
 Berat badan lebih dari 10% berat ideal
 Obesitas (lebih dari 20 % berat ideal)
 Lipatan kulit trisep lebih dari 15 mm pada pria dan 25 mm pada wanita
 Adanya jumlah asupan berlebihan aktivitas menurun atau monoton.
Kemungkinan penyebab :
 Perubahan pola makan
 Penurunan fungsi pengecapan dan penciuman.
3. Obesitas
Obesitas merupakan masalah peningkatan berat badan yang mencapai lebih dari 20%
berat badan normal. Status nutrisinya adalah melebihi kebutuhan asupan kalori dan
penurunan dalam penggunaan kalori.
4. Malnutrisi
Malnutrisi merupakan masalah yang berhubungan dengan kekurangan zat gizi pada
tingkat seluler atau dapat dikatakan sebagai masalah asupan zat gizi yang tidak sesuai
dengan kebutuhan tubuh. Gejala umumnya adalah berat badan rendah dengan asupan
makanan yang cukup atau asupan kurang dari kebutuhan tubuh, adanya kelemahan otot
dan penurunan energi, pucat pada kulit, membrane mukosa, konjungtiva dan lain- lain.
5. Diabetes Mellitus
Diabetes Melitus merupakan gangguan kebutuhan nutrisi yang ditandai dengan adanya
gangguan metabolism karbohidrat akibat kekurangan insulin atau penggunaan
karbohidrat secara berlebihan.
6. Hipertensi
Hipertensi merupakan gangguan nutrisi yang juga disebabkan oleh berbagai masalah
pemenuhan kebutuhan nutrisi seperti penyebab dari adanya obesitas, serta asupan
kalsium, natrium, dan gaya hidup yang berlebihan.
7. Penyakit Jantung Koroner
Penyakit jantung koroner merupakan gangguan nutrisi yang sering disebabkan oleh
adanya peningkatan kolesterol darah dan merokok. Saat ini, penyakit jantung koroner
sering dialami karena adanya perilaku atau gaya hidup yang tidak sehat, obesitas dan
lain-lain.
8. Kanker
Kanker merupakan gangguan kebutuhan nutrisi yang disebabkan oleh pengonsumsian
lemak secara berlebihan.
G. PATHWAY

PATHWAY

Penyakit Saluran Pencernaan Status Kesehatan Menurun Penyakit Saluran Pencernaan Kebutuhan Metabolisme Untuk
Pertumbuhan

Erosi mukosa lambung Kelemahan otot menelan Kebiasaan mengonsumsi Peningkatan intake nutrisi
makanan yang tidak sehat

Menurunnya tonus dan Gangguan menelan makanan Kebutuhan energi meningkat


peristaltik lambung Kelebihan zat di dalam tubuh
yang tidak dibutuhkan
Asupan nutrisi tidak terpenuhi Mudah lapar
Refluksi duodenum ke
lambung Penyerapaan di dalam tubuh
Penurunan berat badan tidak sempurna Nafsu makan meningkat

Mual
Sering makan

Muntah Risiko berat badan lebih


Peningkatan berat badan

Defisit nutrisi
Berat badan lebih
H. PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK
Pemeriksaan yang biasa dilakukan untuk mengetahui adanya perubahan nutrisi adalah
sebagai berikut :
1. Kadar total limfosit
2. Albumin serum
3. Zat besi
4. Transferin serum
5. Kreatinin
6. Hemoglobin
7. Hematokrit
8. Keseimbangan nitrogen
9. Tes antigen kulit
Hasil pemeriksaan laboratorium yang menunjukkan resiko status nutrisi buruk meliputi
penurunan hemoglobin dan hematokrit, penurunan nilai limfosit, penurunan albumin serum
< 3.5 gr/dl, dan peningkatan/ penurunan kadar kolesterol ( Mubarak, 2008)

I. PENATALAKSANAAN
1. PENATALAKSANAAN MEDIS
a. Nutrisi Enteral
Metode pemberian makanan alternative untuk memastikan kecukupan nutrisi meliputi
metode enteral (melalui system pencernaan). Nutrisi enteral juga disebut sebagai
nutrisi enteral total (TEN) diberikan apabila klien tidak mampu menelan makanan
atau mengalami gangguan pada saluran pencernaan atas dan transport makanan ke
usus halus terganggu. Pemberian makanan lewat enteral diberikan melalui slang
nasogastrik dan slang pemberian makan berukuran kecil atau melalui slang
gastrostomi atau yeyunostomi.
b. Nutrisi Parenteral
Nutrisi parenteral (PN), juga disebut sebagai nutrisi parenteral total (TPN) atau
hiperalimentasi intravena (IVH), diberikan jika saluran gastrointestinal tidak
berfungsi karena terdapat gangguan dalam kontinuitas fungsinya atau karena
kemampuan penyerapannya terganggu. Nutrisi parenteral diberikan secara intravena
seperti melalui kateter vena sentral ke vena kava superior.
Makanan parenteral adalah larutan dekstrosa, air, lemak, protein, elektrolit, vitamin,
dan unsure renik, semuanya ini memberikan semua kalori yang dibutuhkan. Karena
larutan TPN bersifat hipertonik larutan hanya dimasukkan ke vena sentral yang
beraliran tinggi, tempat larutan dilarutkan oleh darah klien(Kozier, 2011)
2. PENATALAKSANAAN KEPERAWATAN
a. Menstimulus nafsu makan
1) Berikan makanan yang sudah dikenal yang memang disukai klien yang
disesuaikan dengan kondisi klien
2) Pilih porsi sedikit sehingga tidak menurunkan nafsu makan klien yang anoreksik
3) Hindari terapi yang tidak menyenangkan atau tidak nyaman sesaat sebelum atau
setelah makan
4) Berikan lingkungan rapi dan bersih yang bebas dari penglihatan dan bau yang
tidak enak. Balutan kotor, pispot yang telah dipakai, set irigasi yang tidak tertutup
atau bahkan piring yang sudah dipakai dapat memberikan pengaruh negative pada
nafsu makan
5) Redakan gejala penyakit yang menekan nafsu makan sebelum waktu makan;
istirahat bila mengalami keletihan
6) Kurangi stress psikologi
7) Berikan oral hygiene sebelum makan
b. Membantu pasien makan
c. Kolaborasi dengan ahli gizi untuk memberikan diet sesuai dengan kondisi

J. KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN


1. PENGKAJIAN
a. Biodata
Usia, jenis kelamin, dan tingkat aktivitas
b. Riwayat
Riwayat penyakit yang berhubungan dengan sakitnya sekarang, riwayat pengobatan
c. Pengkajian nutrisi
Data skrining Data tambahan
Antropometri  Tinggi badan  Lipatan trisep
 Berat badan  LILA
 Berat badan ideal  Lingkar otot lengan tengah
 Indeks massa tubuh  Lingkar lengan tengah
Biokimia  Hemoglobin  Kadar transferin serum
 Albumin serum  Nitrogen urea kemih
 Hitung limfosit total  Ekskresi kreatinin kemih
Clinical  Kulit  Analisis rambut
 Rambut dan kuku  Neurologi
 Membran mukosa
Diet  Porsi makan dalam 24  Riwayat diet
jam
 Frekuensi makan
Environment  Lingkungan
Fatique  Tingkat aktivitas  Penyakit tertentu yang
berhubungan dengan
aktivitas

d. Pemeriksaan fisik
Pengkajian tidak hanya berfokus pada jaringan yang berproliferasi secara cepat
seperti kulit, rambut, kuku, mata, dan mukosa tetapi juga meliputi tinjauan sistematis
yang dapat dibandingkan dengan setiap pemeriksaan fisik yang rutin.

Tanda Klinis malnutrisi :


Area pemeriksaan Tanda- tanda
Penampilan umum Apatis, tidak bersemangat, lelah, mudah letih
BB Berlebih/ kurang
Kulit Kering, berlapis, bersisik, pucat/ berpigmen, ada
petekie/ memar, lemak subkutan kurang
Kuku Rapuh, pucat, melengkung, bentuk seperti sendok
Rambut Kering, kusam, jarang, warna memudar, rapuh
Mata Konjungtiva pucat/merah,, kering, kornea lunak,
kornea berawan
Bibir Bengkak, pecah berwarna merah di pinggir mulut,
fisura vertical
Lidah Bengkak, berwarna merah, penampakan halus
Gusi Berspons, bengkak, mudah berdarah, meradang
Otot Lemah, mengecil
System Anoreksia, tidak mampu mencerna, diare, konstipasi,
gastrointestinal pembesaran hati
Saraf Penurunan refleks, kehilangan sensorik, rasa terbakar,
kesemutan di tangan dan kaki, iritabilitas

2. DIAGNOSA DAN INTERVENSI KEPERAWATAN


a. D.0019 Defisit Nutrisi:
Asupan nutrisi tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan metabolisme

Penyebab:
1.Ketidakmampuan menelan makanan
2.Ketidakmampuan mencerna mkanan
3.Ketidakmampuan mengabsorbsi nutrien
4.Peningkatan kebutuhan metabolisme
5.Faktor ekonomi
6.Faktor psikologis

Gejala dan tanda Mayor


Subyektif:-
Obyektif:Berat badan menurun minimal 10 persent di bawah rentang idial
Gejala dan tanda minor:
Subyektif:
1.Cepat kenyang setelah makan
2.Kram /nyeri abdoment
3.Nafsu makan menurun
Obyektif:
1.Bising usus menurun
2.Otot pengunyah lemas
3.Otot menelan lemah
4.Membran mukosa pucat
5.Sariawan
6.Serum albumin turun
7.Rambut rontok
8.Diare

Kondisi terkait:Stroke,Parkinsons,Mobius Syndrom,Cerebral palsy,Cleft lip,,luka


bakar,,Kanker,Infeksi,Aids,Penyakit kronis,Enterokolitis,Fibrosis kistik,kerusakan
neuromuskuler.

Defisit Nutrisi
.Luaran Utama: Status nutrisi
.Luaran Tambahan:BB,Eliminasi fekal,Fungsi gastrointestinal,Nafsu makan ,Prilaku
meningkat BB,status menelan,Tingkat depresi,Tingkat nyeri.

INTERVENSI
Tautan SDKI-SIKI

Intervensi Utama:
.Menejement Nutrisi
.Promosi BB

Intervensi Pendukung:
.Edukasi diet
.Edukasi kemoterapy
.Konseling laktasi
.Konseling Nutrisi
.Konsultasi
.Manajement cairan
.Manajement demensia
.Manajement diare
.Manajement eliminasi fekal
.Manajement gangguan makan
.Manajement Hiperglikemia
.Manajement Reaksi alergi
.Pemantauan cairan
.Pemantauan nutrisi
.Pemantauan tanda vital
.Pemberian makanan
Pemberi makan enteral
.Pemberian makanan Parenteral
.Pemberian obat intravena
.Terapi menelan.

b.Berat Badan berlebih

Faktor yang berhubungan


.Kurang aktifitas
.Kelebihan konsumsi gula
.Gangguan kebiasaan makanan
.Penggunaan energi kurang
.Sering mengemil
.Faktor keturuana
.Sering mengemil

Batasan karakteristik (Data subyektif/Obyektif/syntom)


1.Data Mayor:
:IMT>25kg/M (pada dewasa) atau berat dan panjang badan lebih dari presentil95
( pada anak anak 2-18 tahun
2.Data minor
:Tebal lipatan kulit trisep >25 mm.

INTERVENSI:Diagnosa Berat Badan lebih


Tujuan:Setelah dilakukan asuhan keperawatan ...x24 jam diharapkan masalah
keperawatan berat badan lebih dapat teratasi denaga kriteria hasil:
1.Pasiean menyadarai masalah berata badan
2.Pasien mengunkapakan secara verbal keinginan untuk menurunkan Berat Badan
3.Berpartisipasi program penuruna berat badan
4.berprtisipasi latihan teratur
5.Menahan diri tidak makan banyak
6.Mengalami asupan kalori,lemak,karbohidrat,vitamin,mineral,zat besi,dan kalsium
yang adekuat,dan tidak berlebihan.

EVALUASI
:Evaluasi terhadap masalah kebutuhan nutrisi secara umum dapat dinilai dari adanya
kemampuan dalam:
1.Meningkatakan nafsu makan ditunjukkan dengan adanya kemampuan dalam
makan serta adanya perubahan nafsu makan apabila terjadi kurang darikebutuhan
tubauh.
2.Terpenuhinya kebutuhan nutrisi ditunjukkan dengan tidak adanya tanda
kekurangan atau kelebihan berat badan
3.Mempertahankan nutrisi melalui oral atau parenteral ditunjukkan denga adanya
proses pencernaan makan yang adekuat
4.Menyatakan pemahaman kebutuhan nutrisi
5.Menunjukkan penuruanan berat badan denagan pemeliharaan kesehatan optiml.
DAFTAR PUSTAKA

Alimul, A Aziz, 2006. Pengantar kebutuhan dasar manusia : aplikasi konsep dan proses
keperawatan. Jakarta : Salemba Medika
Docterman dan Bullechek. Nursing Invention Classifications (NIC), Edition 4, United States Of
America: Mosby Elseveir Acadamic Press, 2004.
Doengoes, Marilynn E. 2000. Rencana asuhan keperawatan. Jakarta : EGC
Kozier, Barbara. 2010. Buku ajar fundamental keperawatan : konsep, proses, dan praktik edisi 7.
Jakarta : EGC
Maas, Morhead, Jhonson dan Swanson. Nursing Out Comes (NOC), United States Of America:
Mosby Elseveir Acadamic Press, 2004.
Mubarak, Wahit Iqbal. 2007. Buku ajar kebutuhan dasar manusia : teori dan aplikasi dalam
praktik. Jakarta : EGC
Nanda International (2009). Diagnosis Keperawatan: definisi & Klasifikasi. 2009-2011. Penerbit
buku kedokteran EGC : Jakarta
Potter, Patricia A. 2005. Buku ajar fundamental keperawatan. Jakarta :EGC
Tarwoto & Wartonah. (2010). Kebutuhan Dasar Manusia Dan Proses Keperawatan. Edisi 4.
Salemba Medika : Jakarta
Tim Pokja SIKI PPNI.2019.Standar Luaran Keperawatan Indonesia.Edisi 1.Dewan Pengurus
Pusat Persatuan Perawat Nasional Indonesia:Jakarta
Wartonah, Tarwoto. 2006.  KDM dan Proses Keperawatan. Jakarta : Salemba Medika

Anda mungkin juga menyukai