DIGESTIF
APENDISITIS AKUT
Skenario: seorang perempuan 20 th datang dengan keluhan nyeri perut kanan bawah sejak 6 jam yang lalu. Awalnya di
epigastrium, ada demam, mual muntah (+)
1. Anamnesis
Onset: sejak kapan nyeri? (akut) -> setelah dari epigastrium, 6-8 jam pindah ke kanan bawah
Location:
- Lokasi nyerinya dimana? (perut kanan bawah)
- Awalnya dimana? (epigastrium)
- Apakah ada menjalar ke tempat lain?
Duration
- Nyerinya terus menerus? Atau hilang timbul?
Characteristic
- Nyerinya seperti apa? (kalo di epigastrium → nyeri samar2 dan tumpul; kalo sdh di kanan bawah → nyeri
tajam)
- Ada mual muntah? yes
- Ada penurunan nafsu makan? yes
- Ada demam? Yes -> biasa ringan (47,5 – 38,5) kalo tinggi curiga perforasi
- Haid teratur/ x? Ada terlambat haid? -> DD dengan KET
- Ada gangguan kencing? DD dengan batu sal kemih
- Ada keputihan? Nyeri saat berhubungan? DD dengan PID
Aggravating: keluhan memberat saat apa?
Relieving: keluhan membaik saat apa?
Treatment: sudah ada di kasih obat? Atau dilakukan tindakan apapun?
2. Pemeriksaan Fisik
CUCI TANGAN dan APD
- Status generalis: keadaan umum
- TTV: demam >37,5
- Inspeksi: distensi (-), darm steifung (-), darm contour (-)
- Auskultasi: BU (+) normal, metallic sound (-)
- Palpasi (kaki ditekuk): palpasi ada dulu 9 regio, baru yg khusus, massa (-), defans muscular (-)
- Nyeri tekan Mcburney, rovsing sign, rebound tenderness, psoas sign (+/x), obturator sign
- Tentukan VAS saat palpasi
- Perkusi: timpani seluruh regio
3. Px penunjang
Darah: leukosit -> leukositosis
USG abdomen -> diameter appendix > 6 mm,
Urinalisis -> normal
B Hcg -> negatif
6. Edukasi
Baik ibu, dari data yang saya dapatkan, ibu menderita radang usus buntu (tentukan dari Alvarado score -> curiga/curiga
kuat app)
- Kalo curiga: setelah ini saya akan rujuk ibu ke spesialis bedah digestif, dan akan dilakukan pemeriksaan tambahan
seperti USG perutnya, kalo misalnya memang usus buntunya meradang, maka ibu akan disarankan untuk dilakukan
operasi pengangkatan usus buntu tersebut
- Kalo curiga kuat: setelah ini saya akan rujuk ibu ke spesialis bedah digestif, dan ibu akan disarankan untuk
dilakukan operasi pengangkatan usus buntu tersebut
Untuk operasi pengangkatan usus buntu ini memiliki risiko seperti perdarahan, infeksi pada luka operasi. Tetapi hal ini
jarang terjadi karena dokternya akan melakukan dengan hati hati, dan untuk infeksi juga jarang asalkan perawatan
lukanya baik bu
Kalau tidak dioperasi nanti malah usus buntu yang meradang tersebut bisa pecah dan malah infeksinya menyebar ke
dalam perut, dan malah berbahaya.
HERNIA INGUINALIS
Skenario: laki laki datang dengan keluhan benjolan di kantung kemaluan
1. Anamnesis
Onset
- Sejak kapan benjolan muncul?
Location
- Benjolannya dimana? Di kantung sebelahnya ada juga?
Duration
- Benjolan terus menerus atau hilang timbul/keluar masuk? Sekarang masih bisa masuk kembali?
Characteristic
- Apakah nyeri? Nyeri terus menerus? (nyeri berat menetap itu strangulata)
- Apakah ada demam? Mual muntah?
- Muncul benjolan saat berdiri? Mengejan, batuk, bersin?
- Benjolannya teraba kenyal atau keras?
- Apakah ada demam? Benjolannya ada kemerahan, teraba hangat?
- Apakah ada penurunan BB/ BB tidak naik2?
- Apakah ada pernah terbentur pada daerah kemaluannya?
- Apakah ada luka? Warna seperti apa?
Aggravating
- Keluhannya memberat pada saat apa?
Relieving
- Keluhannya membaik pada saat apa?
Treatment
- Sudah ada dikasih obat kah?
RPD: keluhan yang sama
RPK: keluhan yang sama
2. Px fisik
- Informed consent
- CUCI TANGAN DAN APD
- Status generalis
- TTV: dbn
- Inspeksi (saat berdiri): Suruh batuk → apakah keluar benjolan, letak kanan/kiri, simetris/x, warna, permukaan
rata/berdungkul2, tepi tegas/x, jumlah
- Palpasi:
• konsistensi: kenyal, kistik, keras → kenyal
• nyeri tekan → (-)
• mobile/terfiksir → mobile
• ukuran: 3 dimensi → bukan tumor keknya ga perlu
• finger test (hernia menyentuh ujung jari → hernia lateralis) (hernia menyentuh samping jari → hernia
medialis)
• ziemen test
- Transluminasi: (-/+)
- Auskultasi scrotum -> BU (+) ?
3. Penunjang
DL, PT, APTT kalo persiapan op
4. Diagnosis
Hernia inguinalis lateralis (scrotalis)/medialis ireponible/reponible/strangulata/inkarserata
DD: tumor testis, hidrokel
5. Tatalaksana
PASANG 3 BELALAI
6. Edukasi
Contoh yang strangulata: Baik pak, berdasarkan wawancara dan pemeriksaan, didapatkan ususnya turun ke buah
zakar dan ini terjepit, sehingga harus segera dilakukan operasi agar mengurangi nyerinya dan kalo kelamaan malah
bisa mati jaringannya pak
Contoh inkarserata: Baik pak, berdasarkan wawancara dan pemeriksaan, didapatkan ususnya turun ke buah zakar
dan ini terjepit, sehingga harus segera dilakukan operasi agar gejala mual muntahnya berkurang, kalo semakin
terjepit bisa malah membuat aliran darah kesana terhambat dan berisiko jaringan ususnya malah mati
BTKV
PNEUMOTHORAX
Skenario: seorang laki laki datang ke IGD RS diantar dengan keluhan sesak napas. Pasien mengalami kecelakaan lalu
lintas saat mengendarai sepeda motor tanpa helm. Pada pemeriksaan primary survey didapatkan pasien masih respon
terhadap suara, airway clear.
1. Lakukan penilaian breathing dan ventilation
- CUCI TANGAN dan APD (pakai handscoon, sebutkan penutup kepala, google, apron, masker, sepatu boot)
- RR? SpO2?
- Inspeksi: gerakan napas simetris/x? jejas/luka? Kalo ada, tanya detail lukanya, perdarahan?, sucking wound?
JVP? Retraksi intercostal?
Luka (+) dengan aliran udara (sucking chest wound) pada hemithorax, JVP normal → open pneumothorax
JVP meningkat, luka (-) → tension pneumothorax
- Palpasi: gerakan dinding dada? deviasi trachea? Tanda emfisema subkutis? Krepitasi?
Emfisema subkutis dan krepitasi pada hemithorax, trachea di tengah → open pneumothorax
Deviasi trachea → tension
- Perkusi: sonor? Hipersonor? Redup?
hipersonor pada hemithorax kanan/kiri
- Auskultasi: suara napas menurun/hilang? Rh? Wh?
Suara napas menurun pada hemithorax dextra, hemithorax sebelahnya normal
2. Tegakkan diagnosis dan sampaikan kepada penguji
Open pneumothorax dextra/sinistra
DD:
- Tension pneumothorax: gerakan dada tertinggal sebelah, JVP distensi, retraksi, deviasi trachea ke kontralateral,
- Simple/closed pneumothorax
3. Berikan tatalaksana non farmakologis yang relevan
INFORMED CONSENT DULU (kalo pasien bisa diajak bicara)
Baik pak, di dada bapak ini ada udara yang terperangkap, oleh karena itu saya akan melakukan tindakan untuk
mengeluarkan udara tersebut. Ada risiko seperti perdarahan, nyeri, dan infeksi. Tetapi saya akan berusaha untuk
meminimalisir hal tersebut karena saya juga melakukannya dengan steril dan diberikan bius lokal juga pak. Apakah
bapak bersedia?
TINDAKAN:
- Pasang plester 3 sisi
• Pasien dibaringkan dengan posisi telentang
• Identifikasi luka pada dada dan berikan antiseptic
• Lakukan pemasangan plester 3 sisi, pastikan ukurannya pas
- Insersi chest tube (sebutkan aja)
• Informed consent
• Siapkan alat
• Identifikasi area untuk insisi → sela iga V linea midaxilaris kanan
• Melakukan tindakan aseptic dan antiseptic
• Berikan anestesi lokal pada kulit dan periosteum costae
• Insisi secara transversal 2-3 cm tepat pada iga VI dan diseksi tumpul melalui pinggir atas iga VI
• Buka pleura parietal dengan ujung klem bengkok dan masukkan jari telunjuk untuk mencegah melukai
organ lain, melepaskan perlekatan dan bekuan darah
• Klem ujung proximal chest tube dan dorong ke dalam rongga pleura sesuai panjang yang diinginkan ke
arah cranioposterior
• Nilai adanya fogging/undulasi
• Sambungkan chest tube dengan WSD, amati air bubble
• Jahit tube dengan teknik airtight dan fiksasi tube
• Tutup dengan kassa
• Lakukan permintaan RO thorax
4. Tambahan
Baik ibu, setelah ini saya akan rujuk ibu ke spesialis bedah toraks vaskular endovascular (bedah dada dan
pembuluh darah) untuk penatalaksaan lebih lanjut.
4. Penunjang
- Xray Cervical AP/Lat (deviasi trakea) & CXR (biasanya normal)
- USG : nodul hipoekoik, tepi irreguler, mikrokalsifikasi
- Biopsi Insisi (Gold Standar), FNAB : tipe papilare, atau Core Biopsi
- Lab : fungsi thyroid ( TSH, FT4, T3), kalsitonin
- IHK (imunohistokimia)
5. Diagnosis
Ex: Ca Thyroid Papillary Dextra T4bN1M0 + pembesaran KGB level 2
Jenis Ca Thyroid, dilihat hasil PA nya :
- Papilary 60-70% kasus
- Follicular 20-25%
- Anaplastic
- Medullary
Ada kemungkinan untuk diangkat tiroidnya dan akan menyebabkan kualitas hidup ibu sedikit berkurang, tetapi bisa
diatasi/ditingkatkan dengan meminum obat rutin (Levothyroxine) dan kemoterapi
BEDAH SARAF
HIDROSEFALUS
Skenario: seorang ibu datang dengan membawa anaknya yang berusia 5 hari dengan keluhan kepala membesar
1. Alloanamnesis
Onset: sejak kapan kepalanya mulai membesar? → dari lahir?
Characteristic:
- Awalnya sebesar apa? Menjadi sebesar apa? Ada diukur LK?
- Apakah ada penurunan BB/ BB tidak naik2? → neoplasma?
- Apakah kepala ada terbentur? → trauma
- Apakah ada kejang? Muntah? → tanda peningkatan TIK
- Apakah ada Demam? → infeksi TOXOPLASMA
Faktor risiko:
- Saat hamil ada sakit?
- Ada imunisasi TORCH sebelum hamil?
- Ada memelihara kucing?
- Perkembangan anaknya seperti apa? Sudah bisa ngapain?
- Apakah ada kelainan di tempat lain?
RPD: ada pernah terinfeksi TB?
RPK: keluarga ada keluhan yang sama?
Terapi: sudah ada ke dokter? Diobati?
2. Pemeriksaan fisik
- Informed consent
- CUCI TANGAN dan APD
- Status generalis
- TTV:
- Kepala
• Inspeksi: makrosefali (+), distensi vena kulit kepala (+), kulit kepala mengkilat
• Palpasi: fontanella menonjol (+), transluminasi (+), sutura kranial melebar/separasi (+), fluktuasi (+), LK>35
cm, pencet2 kepalanya → cracked pot sign (+)
- Mata: ins → sunset phenomenon (+), konj anemis (-), sklera ikterik (-), pupil isokor, RCL RCTL +/+
- Tanya ke penguji sistem lain apakah ada kelainan
3. Usulan Pemeriksaan Penunjang
CT scan → baca
SCALP: dbn
Tulang: dibilang fraktur/x kalo ada bone window
Parenkim: dbn
Ventrikel: dilatasi ventrikel lateral, 3, 4
Sulcus gyrus: sulcus menyempit
Midline shift: (-)
4. Diagnosis
Klinis: Makrosefali
Etiologi: Hidrofefalus komunikans
EPIDURAL HEMATOMA
Skenario: seorang laki-laki datang dengan keluhan nyeri kepala sejak … karena kecelakaan.
1. Anamnesis
Tanya nama dan bagaimana kejadiannya → kalo tidak bisa menjawab, langsung primary survey dulu
2. Px fisik sekalian talak awal
Informed consent
CUCI TANGAN DAN APD
Primary Survey
- ABC
- D: GCS, pupil, RCL, RCTL, lateralisasi/hemiparese, (tanda fr basis cranii)?
- E: lepas pakaian, lock roll, hangatkan pasien → jelaskan exposurenya ditemukan apa (ex vulnus, swelling)
Secondary survey →
- Saatnya kita anamnesis lengkap, termasuk AMPLE
Onset: sejak kapan nyeri kepalanya?
MOI: Kejadiannya dimana? sehabis kecelakaan? Boleh ceritakan bagaimana kejadiannya?
Characteristic:
- Nyerinya seperti apa?
- Sempat pingsan? Setelah pingsan ada sadar lagi? setelah sempat bangun, apakah tidak sadar lagi?
- Apakah ada luka?
- Apakah ada muntah? Kejang?
- Apakah ada kelemahan anggota gerak?
- Apakah ada demam? Penurunan BB?
Aggravating: memburuk dengan apa?
Relieving: membaik dengan apa?
Treatment: sdh ada di obati?
RPD: keluhan yang sama, DM, HT, alergi
RPK: keluhan yang sama
Kapan terakhir makan?
- Status generalis
- TTV
- Periksa head to toe
- Status lokalis:
• Inspeksi: vulnus, swelling, brill hematoma, battle sign, bloody otorrhea, bloody rhinorrhea
• Palpasi: nyeri tekan?
- Status Neurologis →
3. Penunjang
Lab elektrolit, fungsi ginjal → DD kelainan ekstrakranial
CT scan → BACA
- Ini CT scan kepala dengan/tanpa kontras brain/bone window
- Identitas
- Marker?
- SCALP: subgaleal hematoma (-)
- Bone: baca yang bone window, tampak fraktur linear/depressed/diastase
- Parenkim: tampak lesi hiperdens berbentuk bikonveks ar ….. ketebalan… vol….
- Ventrikel: normal/terkompresi/dilatasi
- Sulcus gyrus: sulcus menghilang/x
- Midline shift: +/- … mm
4. Diagnosis
Klinis: Cephalgia + CKR/S/B
Etiologi: CKR + EDH ar …. + fraktur … ar
5. Talak
Craniotomi ekplorasi?
Indikasi: vol > 30 cc, ketebalan >15 mm, midline shift > 5 mm
6. Edukasi
Baik pak, ini saudaranya ada perdarahan di otaknya sehingga saya akan merujuk ke spesialis bedah saraf dan
harus segera dioperasi untuk mencegah cedera tambahan pak pada otaknya dan komplikasi. Namun, operasi
pada kepala pasti ada risiko seperti pasiennya malah tidak bangun. Tetapi kalo yang jenis EDH ini, biasanya akan
lebih baik untuk kesembuhannya. Namun, nanti setelah operasi akan dirawat di ICU dulu untuk dipantau ya pak.
Catatan tambahan:
SDH:
- CT scan hiperdens berbentuk cresent sign/konkaf
- Indikasi op: ketebalan >10 mm, midline shift > 5 mm
ICH:
- CT scan hiperdens di parenkim
- Vol > 30 cc?, Midline shift > 5 mm
BEDAH PLASTIK
COMBUSTIO
Skenario : laki-laki luka bakar tersiram air panas pada dada, paha kanan kiri, tangan kanan kiri
1. Anamnesis
Tanya nama dan bagaimana kejadiannya → kalo tidak bisa menjawab, langsung primary survey dulu
2. Px fisik, talak awal, lanjut anamnesis
Informed consent
CUCI TANGAN DAN APD
Primary Survey
- A: pastikan clear, c spine restriction
- B: RR, Sp02, dll pastikan clear → 02 NRM
- C: TD, HR, dll → IV line 2 jalur? EKG?
- D: GCS dll
- E: lepas pakaian, lock roll, hangatkan pasien
Secondary survey →
- Saatnya kita anamnesis lengkap, termasuk AMPLE
Onset: sejak kapan tersiram air panasnya? Timbul lukanya?
Location:
- lokasi lukanya dimana aja? Bisa suruh tunjukkan
- kejadiannya dimana? Ruang tertutup/terbuka
Duration: tersiramnya berapa lama? Atau sebentar aja?
Characteristic
- Pada luka berwarna apa? Pink, merah, abu2, hitam
- Apakah ada bisul bening?
- Apakah bengkak?
- Apakah nyeri?
Aggravating:
Relieving:
Treatment: sdh ada di obati? Atau disiram/dioles sesuatu?
RPD: keluhan yang sama, DM, HT, alergi
RPK: keluhan yang sama
Kapan terakhir makan?
- Status generalis
- TTV
- Periksa head to toe
- Status lokalis:
• Inspeksi: luka bakar regio ..., tampak eritema, kulit terkelupas, bula, scar, otot, tulang
• Palpasi: nyeri tekan
- Hitung TBSA dan nilai derajatnya
3. Usulan px penunjang
- Lab: DL, SE, LFT (fungsi hati), RFT (fungsi ginjal), protein/albumin, AGD
- Foto Thorax: curiga trauma inhalasi
- EKG: trauma listrik
4. Diagnosis
Combustio grade IIA dengan TBSA 20% ar Thorax, Femur (S) et (D), Manus (S) et (D) ec Thermal Injury
5. Tatalaksana
- Resus cairan
- Analgetik
- Antibiotik
- ATS
- Debridement di OK
Baik bu, jadi setelah ini akan saya rujuk ke spesialis bedah plastik. Dan kemungkinan akan dilakukan pembersihan
pada lukanya di kamar operasi, karena akan sangat nyeri, jadi perlu dibius total. Apakah ibu bersedia?
Debridement
a. KIE dan informed consent, kalau ACC, persiapan alat dan bahan
b. Pasien dikirim ke OK dengan GA
c. Cuci luka dengan NaCl hingga bersih (debridement jaringan yang rusak)
d. Bilas dengan Savlon: NaCl (1:30)
e. Bilas kembali dengan NaCl
f. Beri betadine ditempat lapang operasi
g. Tutup duk steril
h. Lakukan nekrotomi & bullektomi, kontrol perdarahan.
i. Bersihkan luka dgn NaCl
j. Ditutup dengan sofratulle/bactigras dan diatasnya diberi Silver Sulfadiazin (SSD)/ Dermazin/ Burnazin
k. Tutup dengan kassa Nacl baal
l. Tutup dengan kassa kering, balut dengan kassa gulung.
m. bebat dengan elastic bandage
Edukasi post op: setelah ini ibu akan dirawat di ruangan, luka akan dibuka 5 hari lagi, kecuali kalo ada infeksi, maka
akan dibuka lebih cepat
Tambahan monitoring:
1. URINE PRODUKSI SETIAP JAM.
DEWASA : 0,5 CC/KG/JAM (30-50 CC/JAM)
ANAK : 1 CC/KG/JAM
2. OLIGO-URIA
BERHUBUNGAN DENGAN SYSTEMIK VASKULAR RESISTANCE DAN REDUKSI CARDIAC OUTPUT)
3. HAEMOCHROMOGENURIA (RED PIGMENTED URINE)
4. BLOOD PRESSURE
5. HEART RATE
6. HEMATOCTRIT DAN HAEMOGLOBIN
UROLOGI
TUMOR TESTIS
Skenario: seorang anak laki-laki 3 tahun datang dibawa ibunya dengan keluhan utama benjolan di kantung zakar kanan.
1. Anamnesis
O: sejak kapan timbul benjolannya? Apakah dari lahir?
L: benjolannya di kanan aja atau keduanya? Benjolannnya memang disana awalnya atau ada pindah?
D: awalnya sebesar apa? Sekarang sebesar apa?
C:
- Benjolannya apakah bisa keluar masuk? → tidak
- Apakah nyeri? → tidak nyeri
- Benjolannya teraba kenyal atau keras?
- Apakah ada demam? Benjolannya ada kemerahan, teraba hangat?
- Apakah ada penurunan BB/ BB tidak naik2?
- Apakah ada pernah terbentur pada daerah kemaluannya?
- Apakah ada luka? Warna seperti apa?
- N: apakah ada benjolan di tempat lain seperti daerah selangkangan?
- M: apakah ada sesak/batuk? Nyeri perut? Nyeri kepala? Nyeri punggung?
A:
R:
T: sudah ada ke dokter? Atau berobat?
RPD: keluhan yg sama, riw testis x turun
RPK: keluhan yg sama
2. Px fisik
- Informed consent
- CUCI TANGAN DAN APD
- Status generalis
- TTV: dbn
- Inspeksi (saat berdiri): Suruh batuk (hernia), letak kanan/kiri, simetris/x, warna, permukaan rata/berdungkul2,
tepi tegas/x, jumlah, lihat apakah sudah sampai ke funiculus dan epididimis
- Palpasi:
• konsistensi: kenyal, kistik, keras
• nyeri tekan
• mobile/terfiksir
• ukuran: 3 dimensi
• raba apakah sudah sampai ke funiculus dan epididimis
- Transluminasi: (-)
- Palpasi daerah inguinal → deskripsikan teraba apa
3. Px penunjang: USG scrotal, ro thorax, usg abdomen
4. Diagnosis
Tumor Testis Dextra Susp. Benigna
DD:
Hidrokel: transluminasi (+)
Hernia: benjolan keluar masuk, BU (+)
5. Tatalaksana dan edukasi
Baik ibu, berdasarkan wawancara dan pemeriksaan, pada anak ibu ini ada tumor yang curiganya jinak aja bu.
Setelah ini akan saya rujuk ke Sp. U/Sp. BA, dan kemungkinan akan dilakukan pemeriksaan penunjang seperti USG,
rontgen untuk memastikan lagi.
BATU BULI
Skenario: laki2 30 th datang dengan keluhan tidak bisa kencing
1. Anamnesis
O: sejak kapan tidak bisa kencing?
L: nyeri? Lokasi nyeri?
Disuria
D: tidak bisa kencingnya terus menerus? Atau hilang timbul?
C:
- Kalo ada nyeri
o Nyerinya seperti apa: menusuk atau tumpul? Terus menerus/hilang timbul?
o Menjalar ke penis, buah zakar, pinggang, kaki?
- Gejala iritatif: Apakah sebelumnya ada sering kencing? Selalu ingin kencing? Kencing malam? Nyeri kencing?
Kencing tiba2 berhenti lalu lancar lagi setelah berubah posisi?
- Gejala obstruktif: Apakah sebelumnya ada pancaran kencing lemah? Lama memulai? Terputus2? Perlu mengedan
untuk kencing? Kencing tidak tuntas?
- Anak2: apa anak sering menarik2 penis? (atau menggosok2 vulva)?
- Apakah ada kencing merah? (-)
- Apakah ada kencing berpasir? Keluar batu?
- Apakah ada demam? Penurunan BB? Terbentur pada daerah kemaluan/perut? (-)
A: keluhan memburuk dengan apa?
R: keluhan membaik dengan apa?
T: sudah ada berobat?
RPD: keluhan yang sama, HT, DM, alergi
RPL: keluhan yang sama, riw batu
2. Px fisik
- Informed consent
- CUCI TANGAN dan APD
- Status generalis
- TTV
- Head to toe
- Px urologi:
Regio Flank
• Inspeksi : scar (-), hiperemis (-), hematom (-), massa (-)
• Palpasi : nyeri tekan (-), massa (-)
• Perkusi : nyeri ketok CVA (-/-)
Regio Suprapubis
ORTHOPEDI
Fraktur
Skenario: seorang laki-laki usia 20 th datang dengan keluhan nyeri pada tungkai bawah kiri sejak 2 jam yll karena
kecelakaan.
7. Anamnesis
Tanya nama dan bagaimana kejadiannya → kalo tidak bisa menjawab, langsung primary survey dulu
8. Px fisik, talak awal, lanjut anamnesis
Informed consent
CUCI TANGAN DAN APD
Primary Survey
- ABCD
- E: lepas pakaian, lock roll, hangatkan pasien → jelaskan exposurenya ditemukan apa
Secondary survey →
- Saatnya kita anamnesis lengkap, termasuk AMPLE
Onset: sejak kapan nyeri kakinya?
Location:
- Lokasi nyerinya dimana? Suruh tunjuk, kaki sebelahnya ada nyeri?
- Kejadiannya dimana?
MOI: Sehabis kecelakaan? Boleh ceritakan bagaimana kejadiannya?
Characteristic:
- Nyerinya seperti apa?
- Ada terdengar bunyi kretek2 saat dipegang?
- Kalo jalan masih bisa?
- Apakah kakinya jadi pendek sebelah? Bengkok?
- Apakah ada demam? Penurunan BB?
Aggravating: memburuk dengan apa?
Relieving: membaik dengan apa?
Treatment: sdh ada di obati?
RPD: keluhan yang sama, DM, HT, alergi
RPK: keluhan yang sama
Kapan terakhir makan?
- Status generalis
- TTV
- Periksa head to toe
- Status lokalis:
• Look: warna kulit (kemerahan, kehitaman, memar), luka, deformitas (shortening, angulasi, rotasi), swelling,
bone expose, perdarahan
• Feel: nyeri tekan, krepitasi, akral hangat/dingin, CRT, raba a. poplitea, a. tibialis posterior, a. dorsalis pedis,
sensibilitas, spo2 per jari
• Move: gerakan aktif dulu (fleksi ekstensi lutut; dorsofleksi plantar fleksi ankle? abduksi adduksi jari2?),
baru pasif kalo tidak bisa
9. Penunjang
X Ray Cruris AP Lat
BACA
Identitas
Marker
Rule of Two: two joint, two view wajib
A: tampak disalignment os … D/S
B: tampak diskontinuitas os ….. D/S 1/3 prox/med/dis, oblique/transverse/cominutif/segmental dll,
displaced/undisplaced
C: tak tampak penyempitan celah sendi, tak tampak dislokasi pada sendi
S: tampak soft tissue swelling
10. Diagnosis
Contoh:
Closed Fracture Os tibia dextra 1/3 medial oblique displaced
Open Fracture Os tibia dextra 1/3 medial oblique displaced GA I
11. Tatalaksana dan edukasi
Prinsipnya dengan 4R
Talak awalnya: retaining/imobilisasi kalo undisplaced sekalian reduksi → Balut bidai
Baik ibu, ini akan saya pasang bidai dulu untuk sementara mencegah bergesernya tulangnya, mengurangi nyeri, dan
mencegah komplikasi yang bisa mengenai pembuluh darah ataupun saraf.
Kalo ada indikasi harus op: Setelah ini, ibu akan saya rujuk ke spesialis bedah tulang untuk dilakukan operasi agar
tulangnya bisa lurus lagi bu, mengurangi nyerinya, dan menghindari komplikasi.
Kalo open: beri AB, analgetic, ATS, debridement luka, dan tutup luka sementara, imobilisasi dengan bidai? Sebelum op
Credit: catatan nismul, catatan refita, catatan osce 30K, buku medico, buku uro Basuki, @thalamustudy,
@pseudomed_, catatan kuliah dosen tercinta, dll