Integumen
Mediko made the med-easy!
Pemeriksaan Pemeriksaan
Anamnesis Fisik Penunjang
Alat pembantu
• Gelas obyek → untuk diaskopi
• Kaca pembesar
• Lampu Wood
• Dermoskopi
PEMERIKSAAN FISIK
Inspeksi Palpasi
• Lokasi • Indurasi
• Jenis lesi • Nyeri
• Ukuran • Konsistensi
• Bentuk • Diaskopi
• Warna • Tanda Nikolsky
• Distribusi • Tanda Auspitz
• Konfigurasi • Fenomena Koebner
• Fenomena tetesan lilin
Status Dermatologi
Lokasi
Tipe Eflorosensi Makula, papul, plak, pustule, skuama, erosi, ulkus.
Warna Pink, merah, ungu
Jumlah Tunggal/multiple
Marginasi Tegas/tidak tegas
Konsistensi Konsistensi, suhu, perkiraan kedalaman (dermal/subkutan)
Bentuk Linier → garis lurus
Diskoid / numuler → lingkaran penuh
Sirsiner / anuler → lingkaran yang daerah sentral berbeda
dengan tepinya
Arsiner/ arkuata → bulan sabit
Polisiklik → bentuk pinggiran yang sambung-menyambung
Retikuler → seperti jala
Stelata → berbentuk bintang
Serpiginosa → menyerupai ular, menjalar
Targetoid → terdiri dari ≥3 cincin konsentris
Linier Diskoid
Arkuata Anuler
Polisiklik Targetoid
Serpiginosa
Status Dermatologi
HERPETIFORM ANNULARE
Ukuran • Milier (sebesar kepala jarum pentul)
• Lentikuler (sebesar biji jagung)
• Numuler (sebesar uang logam)
• Plakat (lebih besar dari numuler)
Susunan Berkelompok (herpetiform, arsiniform,
anuler, diskret (terpisah), konfluens
(bergabung))
LOKALISATA UNIVERSALIS
Konfluensi
Distribusi • Unilateral / bilateral
• Dermatomal = zosteriform → unilateral
dan sesuai dermatom
• Lokalisata → terbatas pada satu bagian
tubuh
• Generalisata → menyebar mengenai
sebagian besar tubuh
• Universalis → mengenai seluruh
permukaan kulit (>90%)
EFLOROSENSI : Kelainan kulit yang dapat dilihat dengan mata telanjang (secara obyektif)
PRIMER SEKUNDER TERSIER
Kista Fisura
Likenifikasi
Jaringan parut
PAPUL-PLAKAT
NODUL KISTA
VESIKEL DAN BULA PUSTULA PURPURA
KOMEDO
Eflorosensi Sekunder
FISURA
SKUAMA
EROSI ULKUS
KRUSTA
Eflorosensi Sekunder
EKSKORIASI LIKENIFIKASI
Makula
• Lesi datar
• Berbatas tegas
• Berbeda dari kulit sekitar
karena perubahan
warnanya
Bula
• Vesikel dengan ukuran >
0,5 cm
Vesikel Bula
Pustula Kista
• Rongga yg meninggi dan • Ruangan
berbatas tegas berdinding yang
• Berisi pus / eksudat berisi cairan atau
purulen bahan semi-solid
• Pada epidermis atau
infundibulum
Skuama Krusta
• Pengelupasan abnormal • Cairan badan yang
atau akumulasi stratum mengering
korneum dalam bentuk • Serum / darah/ pus
sisik
Erosi
• Kelainan kulit yang
disebabkan kehilangan
jaringan yang tidak
melampaui stratum basale
• Keluar cairan serous
Erosi
Ekskoriasi
• Kehilangan jaringan
sampai ujung papila
dermis
• Keluar darah Ekskoriasi
Ulkus
• Kehilangan jaringan yang
lebih dalam dari ekskoriasi
Ulkus
Likenifikasi
• Penebalan kulit disertai
relief kulit yang semakin
jelas
Skar
• Jaringan parut
• Penggantian jaringan
fibrosa yang timbul
sebagai konsekuensi
penyembuhan luka
Atropi
• Pengecilan ukuran sel,
jaringan, atau organ
Cara Deskripsi Eflorosensi (UKK)
SUSUNAN
BATAS WARNA TEKSTUR DISTRIBUSI
(KONFIGURASI)
INSPEKSI MEMBRAN MUKOSA
Lesi oral dapat dijumpai pada morbili, liken planus dan pemfigus vulgaris
erosi
Bercak koplik
Plakat eritem
onikodistrofi
Makula eritem,
Edema periungual
INSPEKSI RAMBUT & KULIT KEPALA
• Pada rambut lakukan penilaian terhadap:
− Kepadatan rambut
− Distribusi rambut
− Kerontokan rambut (lokalisata atau generalisata)
• Pada kulit kepala lakukan penilaian terhadap:
− Adanya skuama
− Erosi
− Krusta
− Pustul
PALPASI
Diaskopi
Palpasi
Tanda Nikolsky: menggeser kulit di antara 2 bula → kulit
terkelupas → tanda Nikolsky (+) pada penyakit bulosa dengan
patologi diatas zona membrana basalis
Tanda dimple: mencubit kulit dengan ibu jari dan jari telunjuk →
dimple → (+) pada dermatofibroma Tanda dimple pada dermatofibroma
PEMERIKSAAN SARAF TEPI PADA MORBUS HANSEN
Palpasi n. auricularis magnus
Palpasi n.ulnaris
Pemeriksaan n. radialis
Virologi • ELISA
• Tes ANA
• Apusan Tzanck
• Kultur
PEMERIKSAAN DERMOGRAFISME
• Pemeriksaan untuk mengetahui bentuk urtikaria
fisik
• Dengan melakukan penggoresan pada kulit,
akan muncul linear wheal dengan daerah yang
tampak lebih terang pada daerah yang dilakukan
goresan menggunakan benda dengan ujung
tumpul
• Gambaran tersebut muncul segera setelah
penggoresan & menghilang dalam 30 menit
PERSIAPAN & PENILAIAN SEDIAAN KALIUM
HIDROKSIDA (KOH)
• Pemeriksaan mikroskopik dengan KOH 10-20% dapat dilakukan pada kasus dermatomikosis
• Disinfeksi lesi dengan menggunakan alkohol 70%
• Pengambilan spesimen:
✓Kulit (10%)
Spesimen diambil dari lesi kulit yang aktif (tepi lesi) menggunakan sisi tumpul skalpel steril
✓Rambut (20%)
Rambut dicabut menggunakan pinset
✓Kuku (40%)
Kuku dipotong seproksimal mungkin pada seluruh ketebalan kuku yg mengalami kerusakan
(distrofi)
• Spesimen diletakkan pada gelas objek, ditetesi dengan larutan KOH 10-20% dan ditutup dengan gelas
penutup
• Sediaan didiamkan selama 5-15 menit/ dihangatkan di atas api bunsen untuk meningkatkan penetrasi
larutan KOH ke keratin.
• Sediaan dilihat dengan mikroskop
• Pewarnaan Giemsa
− Pseudohifa, sel khamir, budding yeast, blastokonidia
− Sel epitel
Infeksi Jamur
Tinea Capitis – Anamnesis
• Ada keluhan apa? Dimana? Sudah berapa lama?
• Apakah Ibu dapat menceritakan mengapa bisa muncul seperti itu pada
anaknya?
• Rasanya seperti apa, dek? Gatal, panas, atau nyeri?
• Apakah di rumah nya ada hewan peliharaan seperti kucing atau anjing?
− Jika tidak, apakah sering bersentuhan dengan kucing atau anjing?
• Ibu tinggal di daerah mana? Disana penduduknya padat atau tidak?
• Lingkungannya seperti apa? Bersih atau kotor?
• Apakah di keluarga ada yang mengalami keluhan yang sama?
• Teman – teman di sekolahnya ada yang mengalami keluhan yang sama?
Gray Patch Ring Worm
• Lokasi : Kulit kepala bagian
occipital
• UKK primer
− Plak berwarna putih abu – abu
dengan sebukan rambut rontok
− Rambu menjadi abu – abu, tidak
mengkilap, patah di atas scalp
• UKK sekunder
− Kadang terdapat squama
• Berbentuk bulat teratur, berbatas
tegas, ukuran bervariasi, soliter
Grey Patch
• Etiologi : Microsporum sp.
• UKK : Papul eritem sekitar batang rambut 🡪 melebar dan bersisik
• Rambut abu-abu dan mudah patah
• Alopesia (+), gatal (+)
• Lampu wood : warna hijau
Kerion Celci
• Grey-patch + folikulitis
• Kerion = benjolan lunak, pus (+), “basah”
• Gatal (+), sakit (+), alopesia (+)
• Demam dan limfadenopati
Black dot
• Etiologi : T. Tonsurans, T. Violaceum
• Rambut rapuh dan patah tepat pada muara folikel, terdapat
gambaran “black dot”.
• Alopesia (+), gatal (+)
Tinea Favosa
• Disebabkan oleh T. schoenleinii
• Terbentuk scutula, rambut rontok
• Skutula : krusta tebal kekuningan di sekitar rambut berbentuk
cawan.
• Mousy odor
Infeksi Jamur
Tinea Cruris – Anamnesis
• Ada keluhan apa? Dimana? Sudah berapa lama?
• Apakah Bapak dapat menceritakan mengapa bisa muncul seperti itu?
• Rasanya seperti apa? Gatal, panas, atau nyeri?
• Apakah Bapak sering memakai celana dan celana dalam yang ketat?
• Sehari ganti celana dan celana dalam berapa kali? Dicuci berapa kali celananya?
• Apakah sebelumnya pernah mengalami keluhan yang sama?
• Apakah di keluarga ada yang mengalami keluhan yang sama?
− Jika ada, apakah sering Bapak sering berhubungan dengan orang tersebut?
− Apakah Bapak sering menggunakan barang pribadi secara bersama? Misalnya
handuk, selimut, pakaian?
• Regio inguinal, paha, bokong
Lokasi
• Jarang terdapat pada penis dan scrotum
Plak eritema yang berbatas tegas, tidak ada lesi satelit
• Bagian tepi : Lesi aktif, terdapat papula dan vesikel
Efloresensi primer
• Bagian tengah : Lesi lebih tenang (central healing) berwarna
coklat kehitaman (hiperpigmentasi)
Efloresensi sekunder Squama biasanya di bagian tepi plak
Ukuran Bervariasi, plakat
Bentuk Tidak teratur, geographic-like
Susunan Bervariasi, annular, polisiklik
Distribusi Bervariasi, lokal, unilateral, bilateral
Pemeriksaan Penunjang untuk Tinea
• Pemeriksaan KOH 10%
−Hifa panjang bersekat
−Latar belakang epidermis
berwarna kuning
• Lampu Wood
−Biasanya fluorescent negatif
−Tinea capitis : Fluorescent hijau
kekuningan
• Kultur untuk menentukan spesies
−Agar Saboraud + Kloramfenikol
dan sikloheksamid
Infeksi Bakteri
Impetigo Krustosa – Anamnesis
• Anaknya ada keluhan apa, bu? Dimana? Sudah berapa lama?
• Apakah Ibu dapat menceritakan mengapa bisa muncul seperti itu
pada anaknya?
• Rasanya seperti apa, dek? Gatal, panas, atau nyeri?
• Apakah sebelumnya pernah mengalami penyakit kulit yang lain
seperti luka, terkena api, lecet, plenting? Pernah digigit serangga
sebelumnya?
• Apakah anaknya ada gangguan makan atau gangguan gizi?
• Apakah anaknya merasa demam, menggigil, atau lemas?
−Seharusnya tidak
Lokasi Sekitar lubang hidung dan mulut
Efloresensi primer Vesikel atau pustule (tidak tampak)
Efloresensi sekunder Crusta berwarna kuning seperti madu, erosi
Ukuran Bervariasi, numularis, plakat
Bentuk dan susunan Irregular, berbatas tegas, tepi eritema
Distribusi Multiple discrete, dapat menjadi confluens, local
Pemeriksaan Penunjang
• Pewarnaan Gram • Kultur dan uji sensitivitas
− Streptococcus : Gram positif, berwarna ungu,
koloni seperti garis / linier
Beta hemolitik
• Titer ASTO biasanya tidak meningkat
Lokasi Ketiak, dada, punggung, daerah intertrinosa lainnya
Bulla hypopion dengan dasar eritema yang mengandung cairan
Efloresensi primer
berwarna putih keruh
Efloresensi sekunder Erosi jika bulla rupture
Ukuran Bervariasi, besar, atau kecil
Bulat atau oval, berbatas tegas, cairan membentuk gambaran
Bentuk dan susunan
seperti bulan sabit (semilunar)
Distribusi Multiple discrete, local, bilateral atau unilateral
DERMATITIS
Peradangan = Dermatitis
Limfadenopati Tidak nyeri, non Nyeri tekan dan bilateral Nyeri tekan, regional
suppurative dan bilateral dan suppuratif
Treponemma Pallidum
School of fish ( H. Ducreyi)
Secondary Lata
Tabes Dorsalis
Gumma
Pemeriksaan Penunjang
DIAGNOSIS PEMERIKSAAN PENUNJANG
Sifilis Pemeriksaan lapangan gelap dengan specimen dari lesi → T. pallidum (+)
Pemeriksaan antibodi dalam serum:
• Non treponemal: VDRL (+) 1/16
• Treponemal: TPHA (+) 1/80
ISK Gold standard: Kultur urin specimen
• Urin pancar tengah
• Pungsi suprapubic
Uretritis GO Pengecatan gram
Tatalaksana
KONDISI REKOMENDASI OBAT DOSIS
ISK Ciprofloxacin • PO 2x500 mg selama 5 hari
ISK atas Ceftriaxone • 2 x 1 gram IV
Uretritis GO Ceftriaxone 125 mg IM dosis tunggal
Doksisiklin PO 2x100 mg selama 7 hari
BPH Tamsulosin PO 1 x 0,4 mg
Herpes genitalia Asiklovir PO 5 x 200 mg selama 5 hari
Sifilis Penicillin G benzatine IM dosis tunggal (2,4 juta unit) atau
Penicillin G procaine IM 600.000 unit 1x selama 10 hari
Dermatoterapi
TERAPI TOPIKAL Bahan Dasar (Vehikulum)
Terapi topikal memiliki
Bahan Dasar
pengaruh fisik :
mengeringkan, membasahi 1. Cairan
(hidrasi), melembutkan, 2. Bedak
lubrikasi, mendinginkan, 3. Salep
memanaskan, dan melindungi
Campuran 2 atau lebih bahan dasar
terhadap pengaruh buruk dari
luar. 4. Bedak kocok (lotion) : campuran cairan dan bedak
5. Krim : campuran cairan dan bedak
Prinsip obat topical secara 6. Pasta : campuran salep dan bedak
umum terdiri dari 2 bagian :
• Bahan dasar : vehikulum 7. Linimen (pasta pendingin) : campuran cairan, bedak dan salep
• Bahan aktif
Pedoman perawatan kulit :
• Dermatosis basah → digunakan
bahan dasar cair/basah,
misalnya kompres.
• Dermatosis kering → digunakan
bahan dasar padat/kering,
misalnya salep.
CAIRAN • Terdiri atas solusio (larut dalam air) dan tingtura (larut dalam alcohol)
• Solusio terdiri atas : kompre, rendam (bath) dan mandi (full batch)
• Prinsip : membersihkan kulit yang sakit dari debris (pus, krusta, dll) dan sisa obat topikal yang
pernah dipakai.
• Jenis kompres :
a. Kompres terbuka : penguapan cairan kompres disusul oleh absorbs eksudat atau pus.
b. Kompres tertutup : bertujuan untuk vasodilatasi.
Bedak • Efeknya : mendinginkan, anti inflamasi ringan, anti pruritus lemah, mengurangi pergesekan
pada kulit yang berlipat, proteksi mekanis.
• Indikasi : dermatosis kering dan superfisial, mempertahankan vesikel dan bulla agar tidak
pecah.
• KI : dermatitis yang basah dan infeksi sekunder.
Salep • Bahan dasar biasanya : vaselin, lanolin atau minyak.
• Indikasi : dermatosis kering dan kronik, dermatosis dalam dan kronik (daya penetrasi salep
paling kuat).
Bedak • Terdiri dari campuran air dan bedak yang ditambahkan dengan gliserin sebagai bahan
Kocok perekat.
• Indikasi : dermatosis kering, superfisial dan luas
Krim • Merupakan campuran water, oil dan emulgator.
• Indikasi : indikasi kosmetik, dermatosis subakut dan luas, krim boleh pada daerah berambut.
Pasta • Merupakan campuran bedak + vaselin.
• Indikasi : dermatitis yang agak basah. (Pasta bersifat protektif dan mengeringkan)
Linimen • Merupakan campuran cairan, bedak dan salep
• Indikasi : dermatosis subakut
Sediaan Obat Stase DV
NAMA OBAT SEDIAAN NAMA OBAT SEDIAAN
Amoxcicilin Tab 500 mg Cotrimoxazole Tab 480 mg, 960 mg (Forte)
Amoxcicilin + As. Caps 625 mg Ciprofloxacin Tab 500 mg
Klavulanat Levofloxacin Tablet 500 mg, 750 mg
Cefadroxil Caps 500 mg, Syr 125 mg/5 ml
Ceftriaxone Injeksi vial 1 gr
Cefotaxime Injeksi vial 1 gr
Cefixime Caps 100 mg, syr 100 mg/5 ml
Metronidazole Tab 500 mg, Infus 500 mg
Klindamisin Caps 300 mg
Eritromisin Tab 500 mg
Azithromicin Caps 250 mg, 500 mg
Kanamisin Injeksi vial 1 gr
Doksisiklin Caps 100 mg
Minosklin Tab 50 mg, 100 mg
Sediaan Obat Stase DV
Antivirus Sistemik Antibiotik Topikal
Asiklovir Tab 200 mg, 400 mg Mupirocin 2% Krim salep 5 gr, 10 gr
Valasiklovir Tab 500 mg Gentamicin sulfat 0,1% Krim salep 5 gr, 10 gr
1) Penguapan air akan menarik kalor dari lesi, sehingga terjadi vasokonstriksi yang
mengakibatkan eritem berkurang
3) Air melunakkan & melarutkan krusta pada permukaan kulit, sehingga mudah terangkat
bersama kain kasa. Pembersihan krusta ini akan mengurangi sarang makanan untuk bakteri
dari cairan yang terperangkap di bawah krusta
KOMPRES
• Kompres terbuka
• Prinsip dasar : penguapan cairan kompres disusul absorbsi
eksudat atau pus
• Indikasi : dermatosis madidans, infeksi kulit dgn eritem yang
mencolok, ulkus kotor dgn pus & krusta
• Kompres tertutup
• Prinsip dasar : vasodilatasi, bukan untuk penguapan
• Indikasi : kelainan yang dalam (limfogranuloma venereum)
Inspeksi Kulit dan Daerah Perianal
• Loop
• Senter
4 Melakukan hands rub
5 Arahkan loop dan senter pada daerah kulit dan perianal yang
akan diperiksa. Senter diarahkan dari sisi atas serta sisi samping
kanan dan kiri loop.
Inspeksi Kulit dan Daerah Perianal
• UKK primer:
makula, papul, plakat, nodul, tumor, urtika, vesikel, bula, pustule, kista
• UKK sekunder:
Skuama, erosi, krusta, ekskoriasi, ulkus, likenifikasi, skar, atrofi
JUMLAH
Pemeriksaan KOH
5 Sentuhkan tabung reaksi panas dan tabung reaksi dingin pada kulit penderita secara bergantian.
Ketika mata penderita masih terbuka, minta penderita untuk menyebutkan apakah tabung reaksi
panas atau tabung reaksi dingin yang disentuhkan oleh pemeriksa.
6 Penderita diminta untuk menutup mata, dan menebak apakah tabung reaksi panas atau tabung
reaksi dingin yang disentuhkan oleh pemeriksa
7 Lakukan pemeriksaan pada beberapa tempat yang berbeda.
8 Amati dan catat
9 Melakukan hands rub setelah selesai melakukan pemeriksaan
JUMLAH
SKENARIO 1
1. KULIT (Impetigo Bulosa)
Skenario : Anak perempuan usia 2 tahun datang dibawa oleh orang tuanya dengan
keluhan timbul lepuh berisi air pada pinggang dan paha anak sejak 5 hari yang lalu.
Sebelum timbul lepuh, anak demam, batuk dan pilek.
Instruksi:
a. Anamnesis
b. Pemeriksaan Fisik + UKK
c. Diagnosis dan 2 DD
d. Tatalaksana
e. Lakukan edukasi yang tepat
SKENARIO 2
2. KULIT (Dermatitis Atopik)
Skenario : Seorang anak perempuan usia 7 tahun datang dibawa oleh orang tuanya
dengan keluhan gatal-gatal pada kaki setelah makan udang. Pasien mengaku pernah
mengalami keluhan yang serupa setelah makan udang. Didapatkan riwayat asma pada
ibu pasien.
Instruksi:
a. Anamnesis
b. Pemeriksaan Fisik
c. Pemeriksaan Penunjang
d. Diagnosis dan 2 DD
e. Tatalaksana dan edukasi yang tepat
SKENARIO 3
3. KULIT (Herpes Zoster Thoracalis Dextra)
Skenario : Seorang laki-laki usia 40 tahun datang dengan keluhan lepuh pada punggung
sebelah kanan hingga dada sebelah kanan. Lepuh timbul sejak 2 hari yang lalu. Sebelum
timbul lepuh, penderita mengeluh demam, badan lemas dan nyeri cekot-cekot pada
pinggang kiri. Penderita pernah sakit cacar air saat SD.
Instruksi:
a. Anamnesis
b. Pemeriksaan Fisik
c. Usulkan Pemeriksaan Penunjang yang sesuai dengan kasus
d. Diagnosis dan 2 DD
e. Tatalaksana dan edukasi yang tepat
SKENARIO 4
4. KULIT (Sifilis)
Skenario : Laki-laki usia 18 tahun datang berobat ke dokter dengan keluhan luka di
kemaluan, tidak nyeri. Pasien juga mengelukan adanya benjolan di selangkangan kiri.
Pasien memiliki riwayat berganti-ganti pasangan seksual.
Instruksi:
a. Anamnesis
b. Pemeriksaan Fisik
c. Usulkan Pemeriksaan Penunjang yang sesuai dengan kasus
d. Diagnosis dan 2 DD
e. Tatalaksana dan edukasi yang tepat
SKENARIO 5
5. KULIT (Tinea Cruris)
Skenario : Seorang laki-laki berusia 45 tahun datang ke klinik tempat Anda bekerja.
Penderita mengeluh gatal pada kedua lipat paha dan perut bagian bawah. Gatal
dirasakan sejak 3 minggu yang lalu. Gatal semakin bertambah bila berkeringat.
Instruksi:
a. Anamnesis
b. Pemeriksaan Fisik
c. Pemeriksaan Penunjang yang sesuai dengan kasus
d. Diagnosis dan 2 DD
e. Tatalaksana dan edukasi yang tepat