Anda di halaman 1dari 123

Persiapan OSCE UKMPPD

Integumen
Mediko made the med-easy!
Pemeriksaan Pemeriksaan
Anamnesis Fisik Penunjang

• Sacred 7 • Inspeksi • Bakteriologi


• Fundamental 4 • Palpasi • Mikologi
• Parasitologi
• Virologi
• Histopatologi
• Alergi-
Imunologi
• Serologi
Daftar Ketrampilan Klinis Sistem Integumen
Berdasarkan Standar Kompetensi Dokter Indonesia 2012
NO KETRAMPILAN
PEMERIKSAAN FISIK
1. Inspeksi kulit & daerah perianal
2. Inspeksi membran mukosa
3. Inspeksi rambut & kulit kepala
4. Palpasi kulit
5. Deskripsi lesi kulit dengan perubahan primer & sekunder, misal ukuran,
penyebaran, distribusi, konfigurasi
Daftar Ketrampilan Klinis Sistem Integumen
Berdasarkan Standar Kompetensi Dokter Indonesia 2012
NO. KETRAMPILAN
PEMERIKSAAN TAMBAHAN
1. Pemeriksaan dermografisme
2. Penyiapan & penilaian sediaan KOH
3. Penyiapan & penilaian sediaan gram
4. Pemeriksaan dengan lampu Wood
Daftar Ketrampilan Klinis Sistem Integumen
Berdasarkan Standar Kompetensi Dokter Indonesia 2012
NO KETRAMPILAN
1. Pemilihan obat topikal
2. Kompres
PEMERIKSAAN FISIK
Syarat
• Cahaya yang cukup → terbaik : cahaya matahari
• Penderita melepaskan pakaiannya sehingga seluruh kulit
dapat diperiksa (terkadang tidak diperlukan)
• Kehadiran pendamping (tenaga medis lain, misal perawat) →
terutama pada pemeriksaan genitalia
• Melakukan prosedur cuci tangan yang benar sebelum
pemeriksaan, serta menggunakan handscoon

Alat pembantu
• Gelas obyek → untuk diaskopi
• Kaca pembesar
• Lampu Wood
• Dermoskopi
PEMERIKSAAN FISIK

Inspeksi Palpasi

• Lokasi • Indurasi
• Jenis lesi • Nyeri
• Ukuran • Konsistensi
• Bentuk • Diaskopi
• Warna • Tanda Nikolsky
• Distribusi • Tanda Auspitz
• Konfigurasi • Fenomena Koebner
• Fenomena tetesan lilin
Status Dermatologi
Lokasi
Tipe Eflorosensi Makula, papul, plak, pustule, skuama, erosi, ulkus.
Warna Pink, merah, ungu
Jumlah Tunggal/multiple
Marginasi Tegas/tidak tegas
Konsistensi Konsistensi, suhu, perkiraan kedalaman (dermal/subkutan)
Bentuk Linier → garis lurus
Diskoid / numuler → lingkaran penuh
Sirsiner / anuler → lingkaran yang daerah sentral berbeda
dengan tepinya
Arsiner/ arkuata → bulan sabit
Polisiklik → bentuk pinggiran yang sambung-menyambung
Retikuler → seperti jala
Stelata → berbentuk bintang
Serpiginosa → menyerupai ular, menjalar
Targetoid → terdiri dari ≥3 cincin konsentris
Linier Diskoid

Arkuata Anuler
Polisiklik Targetoid

Serpiginosa
Status Dermatologi
HERPETIFORM ANNULARE
Ukuran • Milier (sebesar kepala jarum pentul)
• Lentikuler (sebesar biji jagung)
• Numuler (sebesar uang logam)
• Plakat (lebih besar dari numuler)
Susunan Berkelompok (herpetiform, arsiniform,
anuler, diskret (terpisah), konfluens
(bergabung))
LOKALISATA UNIVERSALIS
Konfluensi
Distribusi • Unilateral / bilateral
• Dermatomal = zosteriform → unilateral
dan sesuai dermatom
• Lokalisata → terbatas pada satu bagian
tubuh
• Generalisata → menyebar mengenai
sebagian besar tubuh
• Universalis → mengenai seluruh
permukaan kulit (>90%)
EFLOROSENSI : Kelainan kulit yang dapat dilihat dengan mata telanjang (secara obyektif)
PRIMER SEKUNDER TERSIER

Makula-Patch Skuama Komedo

Papula-Plak Krusta Burrow

Urtikaria-Nodul Ekskoriasi Millia

Vesikel-Bula Erosi Telangiektasis

Pustula Ulkus Hiperkeratosis

Kista Fisura

Likenifikasi

Jaringan parut

Fistula-gangren Atrofi Keloid


Eflorosensi Primer

MAKULA URTIKARIA ANGIOEDEMA

PAPUL-PLAKAT
NODUL KISTA
VESIKEL DAN BULA PUSTULA PURPURA

KOMEDO
Eflorosensi Sekunder

FISURA

SKUAMA

EROSI ULKUS
KRUSTA
Eflorosensi Sekunder

EKSKORIASI LIKENIFIKASI
Makula
• Lesi datar
• Berbatas tegas
• Berbeda dari kulit sekitar
karena perubahan
warnanya

Hipopigmentasi Hiperpigmentasi Eritem


Papul Plakat
• Lesi kecil, padat, dan • Peninggian dengan permukaan
meninggi datar
• Diameter <0,5 cm • Luas permukaan relatif lebih luas
dibandingkan tingginya di atas
permukaan kulit
• Biasanya diameter 2 cm / >
Nodul Tumor
• Lesi padat dan palpabel • Penonjolan kulit
berbatas tegas
• Diameter > 0,5 cm
• Diameter > 2,5 cm
• Dibedakan dari papul
atau plakat karena • Kadang digunakan untuk
kedalaman keterlibatan menunjukkan nodul
kulit dan/atau substantif yang besar
palpabilitas • Dapat jinak maupun
ganas
Urtika
• Papul atau plakat
beratap rata yang
merupakan edema
dermis bagian atas
• Berwarna merah muda
/ merah pucat, bagian
tengah dapat berwarna
putih
• Menghilang dalam
hitungan jam
• Beragam ukuran dan
bentuk
• Biasanya menunjukkan
urtikaria (biduran)
Vesikel
• Gelembung kecil (≤ 0,5
cm)
• Berisi cairan jernih
(serum)
• Apabila berisi darah →
vesikel hemoragik

Bula
• Vesikel dengan ukuran >
0,5 cm

Vesikel Bula
Pustula Kista
• Rongga yg meninggi dan • Ruangan
berbatas tegas berdinding yang
• Berisi pus / eksudat berisi cairan atau
purulen bahan semi-solid
• Pada epidermis atau
infundibulum
Skuama Krusta
• Pengelupasan abnormal • Cairan badan yang
atau akumulasi stratum mengering
korneum dalam bentuk • Serum / darah/ pus
sisik
Erosi
• Kelainan kulit yang
disebabkan kehilangan
jaringan yang tidak
melampaui stratum basale
• Keluar cairan serous
Erosi

Ekskoriasi
• Kehilangan jaringan
sampai ujung papila
dermis
• Keluar darah Ekskoriasi

Ulkus
• Kehilangan jaringan yang
lebih dalam dari ekskoriasi

Ulkus
Likenifikasi
• Penebalan kulit disertai
relief kulit yang semakin
jelas

Skar
• Jaringan parut
• Penggantian jaringan
fibrosa yang timbul
sebagai konsekuensi
penyembuhan luka

Atropi
• Pengecilan ukuran sel,
jaringan, atau organ
Cara Deskripsi Eflorosensi (UKK)

LOKASI JENIS LESI JUMLAH BENTUK UKURAN

SUSUNAN
BATAS WARNA TEKSTUR DISTRIBUSI
(KONFIGURASI)
INSPEKSI MEMBRAN MUKOSA
Lesi oral dapat dijumpai pada morbili, liken planus dan pemfigus vulgaris

erosi

Bercak koplik
Plakat eritem

Liken planus oral


Erosi
mukosa

Lesi oral pemfigus vulgaris


INSPEKSI KUKU
• Inspeksi dilakukan secara menyeluruh di ruangan
terang
• Lakukan penilaian kuku:
− Warna
− Konsistensi
− Kehalusan
− Kesimetrisan
− Keretakan
− Kebersihan
− Panjang kuku
− Ujung kuku
Kuku normal & sehat Paronikia Onikomikosis

onikodistrofi
Makula eritem,
Edema periungual
INSPEKSI RAMBUT & KULIT KEPALA
• Pada rambut lakukan penilaian terhadap:
− Kepadatan rambut
− Distribusi rambut
− Kerontokan rambut (lokalisata atau generalisata)
• Pada kulit kepala lakukan penilaian terhadap:
− Adanya skuama
− Erosi
− Krusta
− Pustul
PALPASI

Tekstur Suhu Nyeri tekan Konsistensi

Diaskopi
Palpasi
Tanda Nikolsky: menggeser kulit di antara 2 bula → kulit
terkelupas → tanda Nikolsky (+) pada penyakit bulosa dengan
patologi diatas zona membrana basalis

Tanda Auspitz: mengelupas skuama pada plakat psoriasis → titik-


titik perdarahan → (+) pada psoriasis

Tanda dimple: mencubit kulit dengan ibu jari dan jari telunjuk →
dimple → (+) pada dermatofibroma Tanda dimple pada dermatofibroma
PEMERIKSAAN SARAF TEPI PADA MORBUS HANSEN
Palpasi n. auricularis magnus

Palpasi n.ulnaris

Pemeriksaan fungsi motorik & sensoris rasa raba pada:


• N. ulnaris
• N. medianus

Pemeriksaan n. radialis

Pemeriksaan perabaan n.peroneus communis & fungsinya

Pemeriksaan perabaan n.tibialis posterior & fungsinya


Palpasi n. ulnaris

Palpasi n. auricularis magnus


Pemeriksaan motorik n. ulnaris
Pemeriksaan fungsi n. medianus
Pemeriksaan sensoris raba n. ulnaris & medianus
Pemeriksaan n. radialis
Pemeriksaan n. peroneus communis
Pemeriksaan fungsi n. peroneus communis
Pemeriksaan n. tibialis posterior
Pemeriksaan sensoris raba, nyeri & suhu
Pemeriksaan sensoris raba
• Penderita disentuh ringan menggunakan kapas pada 1 titik
• Dengan mata tertutup, penderita diminta untuk menunjukkan lokasi yang telah disentuh
menggunakan kapas
• Lakukan pada 3 titik / lokasi yang berbeda

Pemeriksaan sensoris nyeri


• Pemeriksaan menggunakan jarum pentul yang mempunyai ujung tumpul & tajam
• Dengan mata tertutup, penderita diminta untuk menebak apakah pemeriksa mengaplikasikan
ujung tajam atau ujung tumpul dari jarum pentul
• Lakukan secara berulang
Pemeriksaan suhu
• Pemeriksaan dilakukan dengan menggunakan 2 tabung reaksi
• Tabung reaksi: panas (40°C) & dingin (20°C)
• Penderita diminta untuk menutup mata
• Pemeriksa menempelkan tabung reaksi pada kulit
• Penderita diminta untuk menyebutkan, apakah tabung reaksi yang ditempelkan berupa tabung
panas atau tabung dingin
Pemeriksaan Penunjang
Bakteriologi
• Pengecatan Gram
• Kultur Histopatologi
• Tes sensitivitas
• Biopsi
Mikologi • Imunofluoresensi
• Lampu Wood
• Preparat KOH Alergi-Imunologi
• Kultur • Prick test
• Patch test
Parasitologi
• Kerokan Serologi

Virologi • ELISA
• Tes ANA
• Apusan Tzanck
• Kultur
PEMERIKSAAN DERMOGRAFISME
• Pemeriksaan untuk mengetahui bentuk urtikaria
fisik
• Dengan melakukan penggoresan pada kulit,
akan muncul linear wheal dengan daerah yang
tampak lebih terang pada daerah yang dilakukan
goresan menggunakan benda dengan ujung
tumpul
• Gambaran tersebut muncul segera setelah
penggoresan & menghilang dalam 30 menit
PERSIAPAN & PENILAIAN SEDIAAN KALIUM
HIDROKSIDA (KOH)

• Pemeriksaan mikroskopik dengan KOH 10-20% dapat dilakukan pada kasus dermatomikosis
• Disinfeksi lesi dengan menggunakan alkohol 70%
• Pengambilan spesimen:
✓Kulit (10%)
Spesimen diambil dari lesi kulit yang aktif (tepi lesi) menggunakan sisi tumpul skalpel steril
✓Rambut (20%)
Rambut dicabut menggunakan pinset
✓Kuku (40%)
Kuku dipotong seproksimal mungkin pada seluruh ketebalan kuku yg mengalami kerusakan
(distrofi)
• Spesimen diletakkan pada gelas objek, ditetesi dengan larutan KOH 10-20% dan ditutup dengan gelas
penutup
• Sediaan didiamkan selama 5-15 menit/ dihangatkan di atas api bunsen untuk meningkatkan penetrasi
larutan KOH ke keratin.
• Sediaan dilihat dengan mikroskop

Dermatofita : hifa, spora (artrokonidia)


Malassezia furfur : yeast dan hifa pendek (spaghetti and meatball)
Candida : budding cell, pseudohifa
Sediaan dilihat di bawah mikroskop
Gambaran mikroskopik
dg pembesaran 400 kali
dari pitiriasis versikolor
Penilaian:
tampak spora dan hifa
pendek

Gambaran mikroskopik dari


kandidiasis: budding cell,
pseudohifa
Gambaran mikroskopik dari dermatofitosis
tampak hifa bersepta
PENGECATAN
GRAM
Spesimen diambil dari
cairan tubuh yang
terinfeksi
PEMERIKSAAN LAMPU WOOD
• Pemeriksaan dilakukan di ruangan atau
tempat gelap
• Menggunakan alat berupa Lampu Wood
• Arahkan Lampu Wood pada lesi
• Lihat pendaran sinar lampu Wood
• Interpretasi hasil pemeriksaan
Infeksi Jamur
Tinea Versicolor – Anamnesis
• Ada keluhan apa? Dimana? Sudah berapa lama? Gatal atau tidak?
• Apakah Bapak dapat menceritakan mengapa bisa muncul seperti itu?
• Apakah akhir – akhir ini Bapak sering berkeringat? Misalnya karena aktivitas fisik
yang berat atau olahraga? Apakah keluhan memberat saat berkeringat?
• Apakah Bapak sering membersihkan daerah tersebut?
• Mandi sehari berapa kali? Ganti pakaian sehari berapa kali?
• Apakah di keluarga ada yang mengalami keluhan yang sama?
− Jika ada, apakah sering Bapak sering berhubungan dengan orang tersebut?
− Apakah Bapak sering menggunakan barang pribadi secara bersama? Misalnya
handuk, selimut, pakaian?
• Tubuh bagian atas seperti wajah, kulit kepala, leher, lengan,
Lokasi dada, perut
• Dapat melukas ke tungkai bawah
• Macula hipopigmentasi yang berbatas tegas
Efloresensi primer • Pada kulit hitam atau gelap : Berwarna putih
• Pada kulit putih atau terang : Berwarna coklat
Squama yang halus dan tipis, hanya tampak dengan menggores
Efloresensi sekunder
kulit (finger nail sign)
Ukuran Bervariasi, numularis, plakat
Bentuk Tidak teratur, geographical area
Susunan Bervariasi, annular, polisiklik
Distribusi Bervariasi, lokal, unilateral, bilateral
Pemeriksaan Fisik
• Finger Nail Sign
Menggoreskan lesi → terbentuk skuama
Pemeriksaan Penunjang
• Kerokan kulit dengan KOH 10% • Lampu Wood
Spaghetti and meatballs Fluorescent kuning keemasan

Hifa pendek dengan spora


(arthrospora) bergerombol
Infeksi Jamur
Candidiasis Cutis – Anamnesis
• Ada keluhan apa? Dimana? Sudah berapa lama?
• Apakah Bapak dapat menceritakan mengapa bisa muncul seperti itu?
• Rasanya seperti apa? Gatal, panas, atau nyeri?
• Apakah Bapak sering memakai pakaian (baju atau celana) yang ketat?
• Apakah Bapak sering membersihkan daerah tersebut?
• Mandi sehari berapa kali? Ganti pakaian berapa kali?
• Apakah di keluarga ada yang mengalami keluhan yang sama?
• Apakah Bapak akhir – akhir ini mengonsumsi jamu pegel linu atau antibiotic?
• Apakah Bapak ada riwayat penyakit gula dan kanker?
• Intertriginosa : Lipatan kulit ketiak, lipatan paha, intergluteal, lipatan
payudara, glans penis, umbilicus
Lokasi • Interdigital : Terutama pada sela jari ke 4 dan 5
• Diaper rash : Organ genital, regio inguinal, paha atas, perianal,
bokong
• Patch eritema yang agak berbatas tegas, tampak basah dan mengkilap
Efloresensi primer • Lesi satelit : Vesikel, pustula, bulla di bagian tepi plak

• Squama biasanya di bagian tepi plak,


Efloresensi sekunder
• Erosi
Ukuran Bervariasi, numularis, plakat
Bentuk Tidak teratur, ocean-wave fringe
Susunan Bervariasi, annular, polisiklik
• Bervariasi, lokal, unilateral, bilateral
Distribusi
• Lesi satelit multiple confluens
Pemeriksaan Penunjang
• Kerokan kulit dengan KOH 10% • Kultur
− Pseudohifa berbentuk seperti sosis Agar Saboraud + kloramfenikol
− Sel khamir berbentuk bulat dan mengelompok Koloni seperti krim atau mentega, tampak
lunak dan basah
− Budding yeast dan blastokonidia

• Pewarnaan Giemsa
− Pseudohifa, sel khamir, budding yeast, blastokonidia
− Sel epitel
Infeksi Jamur
Tinea Capitis – Anamnesis
• Ada keluhan apa? Dimana? Sudah berapa lama?
• Apakah Ibu dapat menceritakan mengapa bisa muncul seperti itu pada
anaknya?
• Rasanya seperti apa, dek? Gatal, panas, atau nyeri?
• Apakah di rumah nya ada hewan peliharaan seperti kucing atau anjing?
− Jika tidak, apakah sering bersentuhan dengan kucing atau anjing?
• Ibu tinggal di daerah mana? Disana penduduknya padat atau tidak?
• Lingkungannya seperti apa? Bersih atau kotor?
• Apakah di keluarga ada yang mengalami keluhan yang sama?
• Teman – teman di sekolahnya ada yang mengalami keluhan yang sama?
Gray Patch Ring Worm
• Lokasi : Kulit kepala bagian
occipital
• UKK primer
− Plak berwarna putih abu – abu
dengan sebukan rambut rontok
− Rambu menjadi abu – abu, tidak
mengkilap, patah di atas scalp
• UKK sekunder
− Kadang terdapat squama
• Berbentuk bulat teratur, berbatas
tegas, ukuran bervariasi, soliter
Grey Patch
• Etiologi : Microsporum sp.
• UKK : Papul eritem sekitar batang rambut 🡪 melebar dan bersisik
• Rambut abu-abu dan mudah patah
• Alopesia (+), gatal (+)
• Lampu wood : warna hijau
Kerion Celci
• Grey-patch + folikulitis
• Kerion = benjolan lunak, pus (+), “basah”
• Gatal (+), sakit (+), alopesia (+)
• Demam dan limfadenopati
Black dot
• Etiologi : T. Tonsurans, T. Violaceum
• Rambut rapuh dan patah tepat pada muara folikel, terdapat
gambaran “black dot”.
• Alopesia (+), gatal (+)

Tinea Favosa
• Disebabkan oleh T. schoenleinii
• Terbentuk scutula, rambut rontok
• Skutula : krusta tebal kekuningan di sekitar rambut berbentuk
cawan.
• Mousy odor
Infeksi Jamur
Tinea Cruris – Anamnesis
• Ada keluhan apa? Dimana? Sudah berapa lama?
• Apakah Bapak dapat menceritakan mengapa bisa muncul seperti itu?
• Rasanya seperti apa? Gatal, panas, atau nyeri?
• Apakah Bapak sering memakai celana dan celana dalam yang ketat?
• Sehari ganti celana dan celana dalam berapa kali? Dicuci berapa kali celananya?
• Apakah sebelumnya pernah mengalami keluhan yang sama?
• Apakah di keluarga ada yang mengalami keluhan yang sama?
− Jika ada, apakah sering Bapak sering berhubungan dengan orang tersebut?
− Apakah Bapak sering menggunakan barang pribadi secara bersama? Misalnya
handuk, selimut, pakaian?
• Regio inguinal, paha, bokong
Lokasi
• Jarang terdapat pada penis dan scrotum
Plak eritema yang berbatas tegas, tidak ada lesi satelit
• Bagian tepi : Lesi aktif, terdapat papula dan vesikel
Efloresensi primer
• Bagian tengah : Lesi lebih tenang (central healing) berwarna
coklat kehitaman (hiperpigmentasi)
Efloresensi sekunder Squama biasanya di bagian tepi plak
Ukuran Bervariasi, plakat
Bentuk Tidak teratur, geographic-like
Susunan Bervariasi, annular, polisiklik
Distribusi Bervariasi, lokal, unilateral, bilateral
Pemeriksaan Penunjang untuk Tinea
• Pemeriksaan KOH 10%
−Hifa panjang bersekat
−Latar belakang epidermis
berwarna kuning
• Lampu Wood
−Biasanya fluorescent negatif
−Tinea capitis : Fluorescent hijau
kekuningan
• Kultur untuk menentukan spesies
−Agar Saboraud + Kloramfenikol
dan sikloheksamid
Infeksi Bakteri
Impetigo Krustosa – Anamnesis
• Anaknya ada keluhan apa, bu? Dimana? Sudah berapa lama?
• Apakah Ibu dapat menceritakan mengapa bisa muncul seperti itu
pada anaknya?
• Rasanya seperti apa, dek? Gatal, panas, atau nyeri?
• Apakah sebelumnya pernah mengalami penyakit kulit yang lain
seperti luka, terkena api, lecet, plenting? Pernah digigit serangga
sebelumnya?
• Apakah anaknya ada gangguan makan atau gangguan gizi?
• Apakah anaknya merasa demam, menggigil, atau lemas?
−Seharusnya tidak
Lokasi Sekitar lubang hidung dan mulut
Efloresensi primer Vesikel atau pustule (tidak tampak)
Efloresensi sekunder Crusta berwarna kuning seperti madu, erosi
Ukuran Bervariasi, numularis, plakat
Bentuk dan susunan Irregular, berbatas tegas, tepi eritema
Distribusi Multiple discrete, dapat menjadi confluens, local
Pemeriksaan Penunjang
• Pewarnaan Gram • Kultur dan uji sensitivitas
− Streptococcus : Gram positif, berwarna ungu,
koloni seperti garis / linier

Beta hemolitik
• Titer ASTO biasanya tidak meningkat
Lokasi Ketiak, dada, punggung, daerah intertrinosa lainnya
Bulla hypopion dengan dasar eritema yang mengandung cairan
Efloresensi primer
berwarna putih keruh
Efloresensi sekunder Erosi jika bulla rupture
Ukuran Bervariasi, besar, atau kecil
Bulat atau oval, berbatas tegas, cairan membentuk gambaran
Bentuk dan susunan
seperti bulan sabit (semilunar)
Distribusi Multiple discrete, local, bilateral atau unilateral
DERMATITIS
Peradangan = Dermatitis

BUKAN ALERGI PROSES ALERGI


- Dermatitis kontak iritan - Dermatitis atopi
- Dermatitis statis - Dermatitis alergika
- Dermatitis seboroik - Dermatitis kontak alergika
- Liken simpleks kronik
- Dishidrosis
- Dermatitis numularis
Apabila didapatkan:
1. Rasa gatal
2. UKK yang polimorf
3. Steril (tidak ada parasit kecuali dermatitis numularis)
4. Pemeriksaan histo PA terdapat radang non spesifik
Maka patut berpikir bahwa itu adalah dermatitis.
CONTOH POIN ANAMNESIS CONTOH POIN ANAMNESIS
Dermatitis Atopi Liken Simpleks Kronis
• Sering muncul, kambuh-kambuhan • Sangat gatal. Sering digaruk, kulit menjadi tebal seperti kulit kayu
• Sudah sering muncul sejak kecil • Batas tegas, biasanya muncul di tengkuk, leher, tungkai, atau
pergelangan kaki
• Muncul di tempat yang sama
• Riwayat atopi (misal asma) Dermatitis Venenata
• Tiba-tiba saat bangun tidur muncul lepuhan terasa seperti luka
Dermatitis Alergika Elimintosa
bakar
• Kalau makan keluar bitnik-bitnik
• Berbentuk seperti garis lurus
Dermatitis Alergika Medikamentosa
Dermatitis Numularis
• Muncul setelah minum obat tertentu
• Berbentuk seperti uang logam
Dermatitis Kontak Alergika
• Biasanya muncul di tungkai bawah, punggung tangan, lengan
• Keluar bintik-bintik merah setelah memakai kaos kaki (atau bawah
barang lain yang biasanya tidak menyebabkan muncul keluhan
pada orang lain) Dishidrosis
• Bisa muncul di telapak kaki, seperti ada sisik, koreng
Dermatitis Kontak Iritan
• Kulit melepuh setelah terkena bahan kimia
Dermatitis Kontak Alergi – Anamnesis
• Ada keluhan apa, pak? Dimana? Sudah berapa lama?
• Apakah Bapak dapat menceritakan mengapa bisa muncul seperti itu?
− Jika menjawab tidak, maka ditanyakan riwayat paparan allergen
− Tangan : Sabun, detergen, antiseptic, getah sayuran, semen, pestisida, logam,
handscoen steril, pewarna rambut, pelarut industri
− Lengan : Jam tangan, gelang, logam, debu, tumbuhan, deodorant
− Wajah : Kosmetk, make up, kaca mata, lipstick, pasta gigi, cat rambut, eye
shadow
− Telinga : Anting, jepit telinga, obat topical, gagang telepon, hearing aids
− Leher : Kalung, nikel, parfum, cat kuku dari jari
− Badan : Pewarna pakaian, kancing logam, karet, plastic, minyak wangi
Dermatitis Kontak Alergi – Anamnesis
− Genitalia : Antiseptik, kondom, celana dalam, kontrasepsi
− Paha dan tungkai bawah : Dompet, kunci, kaos kaki, semen, sepatu, sandal,
pembersih lantai
• Rasanya seperti apa? Gatal, panas, atau nyeri?
• Apakah sebelumnya pernah mengalami keluhan yang sama? Jika pernah,
dimana letaknya? Bagaimana perbandingannya dengan yang sekarang? Lebih
berat, lebih ringan, atau sama saja?
• Apakah di keluarga ada yang mengalami keluhan yang sama?
• Apakah Bapak atau keluarga nya punya riwayat alergi?
Lokasi Bervariasi di semua bagian tubuh yang dapat kontak dengan alergen
• Patch eritema berbatas tegas, papula, vesikel, bulla
Efloresensi primer
• Multiple, discrete, berkelompok, confluens
Efloresensi sekunder Erosi, krusta, squama, likenifikasi, fissura
Ukuran Bervariasi tergantung dari luas daerah kontak
• Sesuai dengan bentuk alergen
Bentuk
• Tidak teratur
• Bervariasi, sesuai dengan bentuk allergen
Susunan
• Linear, annular, polisiklik
• Lokal, unilateral, atau generalisata, tergantung dari daerah kontak
Distribusi
• Cloth-exposed pada DKA akibat allergen udara
Pemeriksaan Penunjang
• Patch test
− Patch yang mengandung antigen ditempel pada punggung → Dibiarkan selama 48 jam
→ Dilepaskan → Dibaca 15 – 30 menit setelah dilepas
− Jika positif dapat muncul eritema, edema, vesikel, bulla, papula
• Pemeriksaan KOH 10%
− Untuk menyingkirkan diagnosis dermatomikosis, terutama tinea
• Biopsi kulit
− Untuk menyingkirkan diagnosis tinea, psoriasis, limfoma per kutan

Lesi decrescendo Lesi crescendo


DKI DKA
(Decresendo : (Cresendo : muncul
muncul kemerahan kemerahan lalu
lalu menghilang) bertambah)
Dermatitis Kontak Iritan – Anamnesis
• Ada keluhan apa, pak? Dimana? Sudah berapa lama?
• Apakah Bapak dapat menceritakan mengapa bisa muncul
seperti itu?
−Riwayat paparan terhadap zat kimia
−Apakah keluhannya muncul segera setelah terkena zat kimia?
• Rasanya seperti apa? Gatal, panas, atau nyeri?
• Apakah sebelumnya pernah mengalami keluhan yang sama?
Lokasi Bervariasi di semua bagian tubuh yang dapat kontak dengan iritan
Efloresensi primer Plak eritema yang berbatas tegas, vesikel, bulla
Efloresensi sekunder Erosi, krusta, squama, nekrosis
Ukuran Bervariasi tergantung dari luas daerah kontak
Bentuk Tidak teratur sesuai dengan daerah kontak
Distribusi Asimetris, local atau general, unilateral, soliter atau multiple
Urtikaria – Anamnesis
• Ada keluhan apa? Dimana? Sudah berapa lama?
• Apakah Bapak dapat menceritakan mengapa bisa muncul seperti itu?
− Makanan : Ikan laut, udang, telur, keju, coklat, tomat, keju
− Hewan peliharaan, gigitan serangga, serbuk sari
− Udara panas, udara dingin, saat olahraga, saat stress
− Obat : Antibiotik, obat jamur, kosmetik, obat pegel linu
• Rasanya seperti apa? Gatal, panas, atau nyeri? Sering digaruk?
• Keluhannya hilang timbul atau menetap terus? Muncul saat apa? Hilang dalam
berapa menit?
• Apakah sebelumnya pernah mengalami keluhan yang sama? Jika pernah, dimana
letaknya? Bagaimana dengan yang sekarang? Lebih berat, ringan, atau sama saja?
• Apakah di keluarga ada yang mengalami keluhan yang sama ?
• Apakah Bapak atau keluarga Bapak ada yang memiliki riwayat alergi ?
Lokasi Bervariasi
Urtika berwarna merah yang berbatas tegas, bagian tengah tampak lebih
Efloresensi primer
pucat
Efloresensi sekunder Tidak ada, mungkin likenifikasi karena sering digaruk
Ukuran Bervariasi, lenticularis, numularis, plakat
Bentuk dan susunan Tidak teratur, bulat, oval, annularis, polisiklik
Distribusi Lokal, unilateral, multiple confluens
Pemeriksaan Penunjang

Ice Cube Test

• Pemeriksaan kadar IgE, eosinophil, komplemen


• Tes kulit : Scratch test, skin prick test, patch test
− Positif jika muncul eritema dan edema
• Tes eliminasi makanan
− Menghentikan makanan yang dicurigai kemudian mencobanya kembali
• Pemeriksaan histopatologi
− Vasodilatasi kapiler, edema dermis, infiltrasi leukosit
Infeksi Virus
Varicella – Anamnesis
• Ada keluhan apa? Dimana? Sudah berapa lama?
• Apakah adik dapat menceritakan mengapa bisa muncul seperti itu?
• Rasanya seperti apa? Gatal, panas, atau nyeri?
• Sebelum munculnya plenting, apakah adek merasakan demam,
lemas, batuk, atau rasa tidak nyaman di tenggorokan?
• Apakah sebelumnya pernah mengalami keluhan yang sama?
• Apakah di keluarga ada yang mengalami keluhan yang sama?
• Apakah teman – temannya juga mengalami keluhan yang sama?
Lokasi Hampir seluruh tubuh
Efloresensi primer Vesikel yang berbentuk seperti tetesan embun, dasar eritema, pustule
Efloresensi sekunder Krusta, erosi
Ukuran Lenticular sampai numularis, polimorf
Bentuk dan susunan Seperti tetesan embun
Generalisata, multiple discrete
Distribusi Menyebar secara sentrifugal dari badan ke wajah dan ekskremitas
Pemeriksaan Penunjang
• Pemeriksaan Tzanck dengan pewarna Giemsa
− Sel datia berinti banyak

Multinucleated Giant Cell


Herpes Simpleks – Anamnesis
• Ada keluhan apa? Dimana? Sudah berapa lama?
• Apakah Bapak dapat menceritakan mengapa bisa muncul seperti itu?
• Rasanya seperti apa? Gatal, panas, atau nyeri?
• Sebelum munculnya plenting, apakah kulitnya terasa gatal dan seperti
terbakar?
• Apakah Bapak merasakan demam, lemas, meriang?
• Apakah Bapak sebelumnya pernah mengalami keluhan yang sama?
• Apakah di keluarga ada yang mengalami keluhan yang sama?
• Mohon maaf, apakah Bapak sering berganti – ganti pasangan seksual?
Lokasi Tubuh bagian atas atau bawah, bibir, organ genital
Efloresensi primer Vesikel berkelompok dengan dasar eritema, berbatas tegas, pustula
Efloresensi sekunder Erosi, krusta, hipo atau hiperpigmentasi
Ukuran Kecil, lenticular, uniform
Bentuk dan susunan Bulat atau oval, herpetiform
Distribusi Lokal, unilateral, multiple confluens, beberapa multiple discrete
Herpes Zoster – Anamnesis
• Ada keluhan apa? Dimana? Sudah berapa lama?
• Apakah Bapak dapat menceritakan mengapa bisa muncul seperti itu?
• Rasanya seperti apa? Gatal, panas, atau nyeri? Nyeri nya di sebelah
mana?
• Sebelum munculnya plenting, apakah kulitnya terasa gatal dan seperti
terbakar?
• Apakah Bapak merasakan demam, lemas, meriang? Muncul plenting baru
demam atau sebaliknya?
−Sebelum muncul gejala kulit, terdapat gejala prodromal sistemik atau
local
−Sistemik : Demam, pusing, malaise
−Local : Myalgia, arthralgia, hiperesthesia
• Apakah Bapak sebelumnya pernah mengalami cacar air?
Lokasi Paling sering di thoracal. Lainnya di trigeminal, cervical, lumbosacral
Vesikel berkelompok dengan dasar eritema, mengandung cairan jernih atau
Efloresensi primer
darah, kadang terdapat pustula
Efloresensi sekunder Krusta, erosi
Ukuran Lenticularis, polimorf
Bentuk dan susunan Teratur, oval atau bulat, herpetiformis
Lokal, dermatomal (1 atau lebih), unilateral, jarang melebihi garis tengah,
Distribusi multiple confluens
Fixed Drug Eruption – Anamnesis
• Ada keluhan apa? Dimana? Sudah berapa lama?
• Apakah Bapak dapat menceritakan mengapa bisa muncul seperti itu?
− Apakah akhir – akhir ini Bapak mengonsumi obat pegel linu atau antibiotic?
− Munculnya berapa lama sejak mengonsumsi obat itu?
• Rasanya seperti apa? Gatal, panas, atau nyeri?
• Apakah Bapak merasakan demam, lemas, meriang?
• Apakah sebelumnya pernah mengalami keluhan yang sama?
• Jika pernah, dimana letaknya? Bagaimana dengan yang sekarang? Lebih berat,
ringan, atau sama saja?
• Apakah Bapak atau keluarganya memiliki riwayat alergi?
Lokasi Organ genital, periorbital, perioral, conjunctiva, oropharynx, bibir, tangan
• Macula berbatas tegas yang berwarna merah sampai merah gelap
Efloresensi primer
• Bulla di bagian tengah macula → Targetoid lesions
• Erosi, krusta, deskuamasi
Efloresensi sekunder
• Hiperpigmentasi berwarna coklat tua
Ukuran Bervariasi, numularis, plakat
• Oval atau bulat
Bentuk
• Teratur
Susunan Annular
Distribusi Lokal, single atau multiple discrete
Exanthematous Drug Reaction (Amoxicillin) – Anamnesis

• Ada keluhan apa? Dimana? Sudah berapa lama?


• Apakah Bapak dapat menceritakan mengapa bisa muncul seperti itu?
− Apakah akhir – akhir ini Bapak mengonsumi obat pegel linu atau antibiotic?
− Munculnya berapa lama sejak mengonsumsi obat itu?
• Rasanya seperti apa? Gatal, panas, atau nyeri?
• Apakah Bapak merasakan demam, lemas, meriang?
• Apakah sebelumnya pernah mengalami keluhan yang sama?
• Jika pernah, dimana letaknya? Bagaimana dengan yang sekarang? Lebih berat,
ringan, atau sama saja?
• Apakah Bapak atau keluarganya memiliki riwayat alergi?
• Dimulai dari bagian tengah kemudian menyebar secara simetris ke wajah dan ekstremitas
Lokasi
• Jarang pada palmar, plantar, dan membran mucosa
Efloresensi primer • Makula atau papula berwarna merah cerah
• Squama, deskuamasi
Efloresensi sekunder
• Berwarna coklat atau ungu
Ukuran Bervariasi, plakat luas
Bentuk • Tidak teratur
Susunan Polisiklik, gyrata, reticular, sheet-like
• Simetris, universal
Distribusi
• Multiple discrete dan multiple confluens terutama pada daerah intertriginosa
Beberapa Resep
Chancre (ulkus durum) Chancroid (ulkus mole) Herpes Genitalis
T. pallidum H.ducreyi
Lesi Tidak nyeri, bersih, batas Ulkus nyeri dengan dasar Lesi vesikobulosa dan
tegas kotor dan batas tidak tega nyeri, disertai
demam.

Limfadenopati Tidak nyeri, non Nyeri tekan dan bilateral Nyeri tekan, regional
suppurative dan bilateral dan suppuratif

Treponemma Pallidum
School of fish ( H. Ducreyi)
Secondary Lata

Copper penny rash

Tabes Dorsalis

Gumma
Pemeriksaan Penunjang
DIAGNOSIS PEMERIKSAAN PENUNJANG
Sifilis Pemeriksaan lapangan gelap dengan specimen dari lesi → T. pallidum (+)
Pemeriksaan antibodi dalam serum:
• Non treponemal: VDRL (+) 1/16
• Treponemal: TPHA (+) 1/80
ISK Gold standard: Kultur urin specimen
• Urin pancar tengah
• Pungsi suprapubic
Uretritis GO Pengecatan gram
Tatalaksana
KONDISI REKOMENDASI OBAT DOSIS
ISK Ciprofloxacin • PO 2x500 mg selama 5 hari
ISK atas Ceftriaxone • 2 x 1 gram IV
Uretritis GO Ceftriaxone 125 mg IM dosis tunggal
Doksisiklin PO 2x100 mg selama 7 hari
BPH Tamsulosin PO 1 x 0,4 mg
Herpes genitalia Asiklovir PO 5 x 200 mg selama 5 hari
Sifilis Penicillin G benzatine IM dosis tunggal (2,4 juta unit) atau
Penicillin G procaine IM 600.000 unit 1x selama 10 hari
Dermatoterapi
TERAPI TOPIKAL Bahan Dasar (Vehikulum)
Terapi topikal memiliki
Bahan Dasar
pengaruh fisik :
mengeringkan, membasahi 1. Cairan
(hidrasi), melembutkan, 2. Bedak
lubrikasi, mendinginkan, 3. Salep
memanaskan, dan melindungi
Campuran 2 atau lebih bahan dasar
terhadap pengaruh buruk dari
luar. 4. Bedak kocok (lotion) : campuran cairan dan bedak
5. Krim : campuran cairan dan bedak
Prinsip obat topical secara 6. Pasta : campuran salep dan bedak
umum terdiri dari 2 bagian :
• Bahan dasar : vehikulum 7. Linimen (pasta pendingin) : campuran cairan, bedak dan salep
• Bahan aktif
Pedoman perawatan kulit :
• Dermatosis basah → digunakan
bahan dasar cair/basah,
misalnya kompres.
• Dermatosis kering → digunakan
bahan dasar padat/kering,
misalnya salep.

CAIRAN • Terdiri atas solusio (larut dalam air) dan tingtura (larut dalam alcohol)
• Solusio terdiri atas : kompre, rendam (bath) dan mandi (full batch)
• Prinsip : membersihkan kulit yang sakit dari debris (pus, krusta, dll) dan sisa obat topikal yang
pernah dipakai.
• Jenis kompres :
a. Kompres terbuka : penguapan cairan kompres disusul oleh absorbs eksudat atau pus.
b. Kompres tertutup : bertujuan untuk vasodilatasi.
Bedak • Efeknya : mendinginkan, anti inflamasi ringan, anti pruritus lemah, mengurangi pergesekan
pada kulit yang berlipat, proteksi mekanis.
• Indikasi : dermatosis kering dan superfisial, mempertahankan vesikel dan bulla agar tidak
pecah.
• KI : dermatitis yang basah dan infeksi sekunder.
Salep • Bahan dasar biasanya : vaselin, lanolin atau minyak.
• Indikasi : dermatosis kering dan kronik, dermatosis dalam dan kronik (daya penetrasi salep
paling kuat).
Bedak • Terdiri dari campuran air dan bedak yang ditambahkan dengan gliserin sebagai bahan
Kocok perekat.
• Indikasi : dermatosis kering, superfisial dan luas
Krim • Merupakan campuran water, oil dan emulgator.
• Indikasi : indikasi kosmetik, dermatosis subakut dan luas, krim boleh pada daerah berambut.
Pasta • Merupakan campuran bedak + vaselin.
• Indikasi : dermatitis yang agak basah. (Pasta bersifat protektif dan mengeringkan)
Linimen • Merupakan campuran cairan, bedak dan salep
• Indikasi : dermatosis subakut
Sediaan Obat Stase DV
NAMA OBAT SEDIAAN NAMA OBAT SEDIAAN
Amoxcicilin Tab 500 mg Cotrimoxazole Tab 480 mg, 960 mg (Forte)
Amoxcicilin + As. Caps 625 mg Ciprofloxacin Tab 500 mg
Klavulanat Levofloxacin Tablet 500 mg, 750 mg
Cefadroxil Caps 500 mg, Syr 125 mg/5 ml
Ceftriaxone Injeksi vial 1 gr
Cefotaxime Injeksi vial 1 gr
Cefixime Caps 100 mg, syr 100 mg/5 ml
Metronidazole Tab 500 mg, Infus 500 mg
Klindamisin Caps 300 mg
Eritromisin Tab 500 mg
Azithromicin Caps 250 mg, 500 mg
Kanamisin Injeksi vial 1 gr
Doksisiklin Caps 100 mg
Minosklin Tab 50 mg, 100 mg
Sediaan Obat Stase DV
Antivirus Sistemik Antibiotik Topikal
Asiklovir Tab 200 mg, 400 mg Mupirocin 2% Krim salep 5 gr, 10 gr
Valasiklovir Tab 500 mg Gentamicin sulfat 0,1% Krim salep 5 gr, 10 gr

Antijamur Sistemik Asam fusidat 2% Krim salep 5 gr

Ketoconazole Tab 200 mg Clindamycin phosphate Larutan 30 ml, gel 15 gr

Itraconazole Caps 100 mg


Antijamur Topikal
Fluconazole Caps 50 mg
Permethrin 5% Krim 10 gr, 30 gr
Griseofulvin Caps 125 mg, 500 mg
Gameksan 10 mg Krim 10 gr
Terbinafine Tab 250 mg
Nistatin Suspensi 100.000 IU Steroid Topikal
Hidrokortison asetat % Krim 5 gr
Antivirus Sistemik
Bethamethasone valerat Krim salep 5 gr, 10 gr
Pirantel Pamoat Tab 125 mg, 250 mg
Desonide 0,05% Krim 5 gr
Albendazole Tab 400 mg
Desoksimethasone 0,25% Krim 5 gr
Mebendazole Tab 500 mg
PEMILIHAN OBAT TOPIKAL
Penggunaan obat topikal secara tepat
memerlukan:
• Diagnosis yang tepat
• Penetrasi obat topikal melalui stratum
korneum tergantung pada: hidrasi
stratum korneum, lokasi lesi, usia
penderita, suhu kulit
• Pemilihan agen terapeutik yang tepat:
antibiotik, antijamur, kortikosteroid
• Pemilihan vehikulum yang tepat
KOMPRES

Cara kompres bekerja pada radang akut melalui:

1) Penguapan air akan menarik kalor dari lesi, sehingga terjadi vasokonstriksi yang
mengakibatkan eritem berkurang

2) Vasokonstriksi memperbaiki permeabilitas vaskuler, sehingga pengeluaran serum &


udem berkurang

3) Air melunakkan & melarutkan krusta pada permukaan kulit, sehingga mudah terangkat
bersama kain kasa. Pembersihan krusta ini akan mengurangi sarang makanan untuk bakteri
dari cairan yang terperangkap di bawah krusta
KOMPRES

Kompres terdiri dari dua macam:

• Kompres terbuka
• Prinsip dasar : penguapan cairan kompres disusul absorbsi
eksudat atau pus
• Indikasi : dermatosis madidans, infeksi kulit dgn eritem yang
mencolok, ulkus kotor dgn pus & krusta
• Kompres tertutup
• Prinsip dasar : vasodilatasi, bukan untuk penguapan
• Indikasi : kelainan yang dalam (limfogranuloma venereum)
Inspeksi Kulit dan Daerah Perianal

NO KRITERIA PENILAIAN SKOR


0 1 2
1 Menjelaskan prosedur pemeriksaan kulit dan meminta ijin
pasien untuk dilakukan pemeriksaan
2 Mempersilakan dan menyiapkan pasien untuk dilakukan
pemeriksaan. Pemeriksaan dilakukan di tempat yang terang
3 Siapkan alat yang digunakan untuk pemeriksaan:

• Loop
• Senter
4 Melakukan hands rub
5 Arahkan loop dan senter pada daerah kulit dan perianal yang
akan diperiksa. Senter diarahkan dari sisi atas serta sisi samping
kanan dan kiri loop.
Inspeksi Kulit dan Daerah Perianal

6 Amati dan catat Ujud Kelainan Kulit (UKK) yang tampak:

• UKK primer:
makula, papul, plakat, nodul, tumor, urtika, vesikel, bula, pustule, kista

• UKK sekunder:
Skuama, erosi, krusta, ekskoriasi, ulkus, likenifikasi, skar, atrofi

• Ukuran : miliar, lentikuler, numuler


• Bentuk / konfigurasi : linier, diskoid, sirsiner/anuler, arsiner, polisiklik,
retikuler, stelata, serpiginosa, targetoid
• Konfigurasi : berkelompok/herpetiformis, diskret, konfluens
• Distribusi : unilateral/bilateral, lokalisata, generalisata, universalis
7 Melakukan hands rub setelah selesai melakukan pemeriksaan

JUMLAH
Pemeriksaan KOH

NO KRITERIA PENILAIAN SKOR


0 1 2
1 Menjelaskan prosedur kerokan kulit dan memberikan informed
consent pada pasien
2 Mempersilakan dan menyiapkan pasien untuk dilakukan kerokan kulit
3 Melakukan hands rub
4 Menggunakan hands scoon
4 Membersihkan kulit dengan alkohol 70%
5 Pengambilan kerokan kulit dari tepi lesi dengan scalpel nomor 15
6 Meletakkan bahan kerokan kulit di atas gelas objek
7 Meneteskan larutan KOH 10% pada gelas objek. Tutup gelas objek.
8 Melepas hands scoon
9 Melakukan hands rub
JUMLAH
Pemeriksaan Gram
NO KRITERIA PENILAIAN SKOR
0 1 2
1 Menjelaskan prosedur pengambilan sampel untuk pemeriksaan gram dan
memberikan informed consent pada pasien
2 Mempersilakan dan menyiapkan pasien untuk dilakukan pengambilan sampel
3 Melakukan hands rub
4 Menggunakan hands scoon
5 Membersihkan kulit dengan alkohol 70%
6 Pengambilan sampel dari lesi kulit (pus, duh tubuh)
7 Meletakkan bahan sampel di atas gelas objek
8 Fiksasi sampel dengan memanaskan sampel di gelas objek
9 Alirkan gentian violet pada gelas objek selama 1 menit
10 Tambahkan larutan iodin selama 1 menit
11 Cuci gelas objek dengan menggunakan alcohol selama 20 detik
12 Teteskan safranin pada gelas objek
13 Tutup gelas objek dengan deck glass
14 Lepas hands scoon
15 Melakukan hands rub
16 Amati di bawah mikroskop
JUMLAH
Pemeriksaan Lampu Wood
NO KRITERIA PENILAIAN SKOR
0 1 2
1 Menjelaskan prosedur pemeriksaan lampu Wood dan memberikan informed consent pada pasien
2 Mempersilakan dan menyiapkan pasien untuk dilakukan pemeriksaan. Amati daerah lesi yang akan
diperiksa menggunakan lampu Wood.
3 Melakukan hands rub
4 Membersihkan kulit dengan alkohol 70%
5 Apabila pemeriksaan dilakukan di ruang periksa, matikan lampu kamar periksa.
6 Nyalakan lampu Wood, arahkan lampu Wood pada lesi kulit
7 Amati pendaran sinar lampu Wood.

• Pendaran kuning keemasan : Pityriasis versicolor


• Pendaran kehijauan : Tinea capitis
• Pendaran merah bata : Eritrasma
• Pendaran putih susu : Vitiligo
9 Melakukan hands rub
JUMLAH
Pemeriksaan Dermografisme
NO KRITERIA PENILAIAN SKOR
0 1 2
1 Menjelaskan prosedur pemeriksaan dermografisme dan memberikan informed consent pada
pasien. Pemeriksaan dermografisme merupakan pemeriksaan yang bertujuan untuk
mengetahui adanya urtikaria fisik
2 Mempersilakan dan menyiapkan pasien untuk dilakukan pemeriksaan
3 Melakukan hands rub
4 Menggunakan hands scoon
5 Membersihkan kulit dengan alkohol 70%
6 Lakukan penggoresan linear dengan menggunakan penggaris pada daerah volair

7 Amati linear wheel yang muncul segera setelah pemeriksaan


8 Lepas hands scoon
9 Melakukan hands rub
JUMLAH
Pemeriksaan Saraf Auricularis Magnus pada Morbus Hansen
NO KRITERIA PENILAIAN SKOR
0 1 2
1 Menjelaskan prosedur pemeriksaan kulit dan meminta ijin pasien untuk dilakukan
pemeriksaan
2 Mempersilakan dan menyiapkan pasien untuk dilakukan pemeriksaan. Pemeriksaan
dilakukan di tempat yang terang
3 Melakukan hands rub
4 Pasien disuruh menoleh ke samping semaksimal mungkin, maka saraf yang terlibat akan
terdorong oleh otot di bawahnya sehingga acapkali sudah bisa terlihat bila saraf membesar.
5 Letakkan jari pemeriksa di atas persilangan jalannya saraf dengan arah otot. Bila ada
penebalan akan didapatkan perabaan seperti jaringan kabel atau kawat.
6 Lakukan pemeriksaan pada n. auricularis magnus kanan dan kiri penderita.

7 Amati dan catat


8 Melakukan hands rub setelah selesai melakukan pemeriksaan
JUMLAH
Pemeriksaan Sensibilitas Raba pada Morbus Hansen

NO KRITERIA PENILAIAN SKOR


0 1 2
1 Menjelaskan prosedur pemeriksaan kulit dan meminta ijin pasien untuk dilakukan
pemeriksaan
2 Mempersilakan dan menyiapkan pasien untuk dilakukan pemeriksaan.
Pemeriksaan dilakukan di tempat yang terang
3 Melakukan hands rub
4 Pilin kapas. Sentuhkan pilinan kapas pada kulit penderita. Penderita diminta untuk
menutup mata dan menebak apakah pemeriksa menyentuhkan pilinan kapas pada
kulit atau tidak.
5 Lakukan pemeriksaan pada beberapa tempat yang berbeda.
6 Amati dan catat
7 Melakukan hands rub setelah selesai melakukan pemeriksaan
JUMLAH
Pemeriksaan Sensibilitas Nyeri pada Morbus Hansen
NO KRITERIA PENILAIAN SKOR
0 1 2
1 Menjelaskan prosedur pemeriksaan kulit dan meminta ijin pasien untuk dilakukan pemeriksaan

2 Mempersilakan dan menyiapkan pasien untuk dilakukan pemeriksaan. Pemeriksaan dilakukan di


tempat yang terang
3 Melakukan hands rub
4 Siapkan jarum pentul yang mempunyai ujung tajam dan ujung tumpul.
5 Sentuhkan ujung tajam dan ujung tumpul pada kulit penderita secara bergantian. Ketika mata
penderita masih terbuka, minta penderita untuk menyebutkan apakah ujung tajam atau ujung
tumpul yang disentuhkan oleh pemeriksa.
6 Penderita diminta untuk menutup mata, dan menebak apakah ujung jarum tajam atau ujung
tumpul yang disentuhkan oleh pemeriksa
7 Lakukan pemeriksaan pada beberapa tempat yang berbeda.
8 Amati dan catat
9 Melakukan hands rub setelah selesai melakukan pemeriksaan
JUMLAH
Pemeriksaan Sensibilitas Suhu pada Morbus Hansen
NO KRITERIA PENILAIAN SKOR
0 1 2
1 Menjelaskan prosedur pemeriksaan kulit dan meminta ijin pasien untuk dilakukan pemeriksaan

2 Mempersilakan dan menyiapkan pasien untuk dilakukan pemeriksaan. Pemeriksaan dilakukan di


tempat yang terang
3 Melakukan hands rub
4 Siapkan 2 buah tabung reaksi: tabung reaksi panas & tabung reaksi dingin.

5 Sentuhkan tabung reaksi panas dan tabung reaksi dingin pada kulit penderita secara bergantian.
Ketika mata penderita masih terbuka, minta penderita untuk menyebutkan apakah tabung reaksi
panas atau tabung reaksi dingin yang disentuhkan oleh pemeriksa.
6 Penderita diminta untuk menutup mata, dan menebak apakah tabung reaksi panas atau tabung
reaksi dingin yang disentuhkan oleh pemeriksa
7 Lakukan pemeriksaan pada beberapa tempat yang berbeda.
8 Amati dan catat
9 Melakukan hands rub setelah selesai melakukan pemeriksaan
JUMLAH
SKENARIO 1
1. KULIT (Impetigo Bulosa)
Skenario : Anak perempuan usia 2 tahun datang dibawa oleh orang tuanya dengan
keluhan timbul lepuh berisi air pada pinggang dan paha anak sejak 5 hari yang lalu.
Sebelum timbul lepuh, anak demam, batuk dan pilek.
Instruksi:
a. Anamnesis
b. Pemeriksaan Fisik + UKK
c. Diagnosis dan 2 DD
d. Tatalaksana
e. Lakukan edukasi yang tepat
SKENARIO 2
2. KULIT (Dermatitis Atopik)
Skenario : Seorang anak perempuan usia 7 tahun datang dibawa oleh orang tuanya
dengan keluhan gatal-gatal pada kaki setelah makan udang. Pasien mengaku pernah
mengalami keluhan yang serupa setelah makan udang. Didapatkan riwayat asma pada
ibu pasien.
Instruksi:
a. Anamnesis
b. Pemeriksaan Fisik
c. Pemeriksaan Penunjang
d. Diagnosis dan 2 DD
e. Tatalaksana dan edukasi yang tepat
SKENARIO 3
3. KULIT (Herpes Zoster Thoracalis Dextra)
Skenario : Seorang laki-laki usia 40 tahun datang dengan keluhan lepuh pada punggung
sebelah kanan hingga dada sebelah kanan. Lepuh timbul sejak 2 hari yang lalu. Sebelum
timbul lepuh, penderita mengeluh demam, badan lemas dan nyeri cekot-cekot pada
pinggang kiri. Penderita pernah sakit cacar air saat SD.
Instruksi:
a. Anamnesis
b. Pemeriksaan Fisik
c. Usulkan Pemeriksaan Penunjang yang sesuai dengan kasus
d. Diagnosis dan 2 DD
e. Tatalaksana dan edukasi yang tepat
SKENARIO 4
4. KULIT (Sifilis)
Skenario : Laki-laki usia 18 tahun datang berobat ke dokter dengan keluhan luka di
kemaluan, tidak nyeri. Pasien juga mengelukan adanya benjolan di selangkangan kiri.
Pasien memiliki riwayat berganti-ganti pasangan seksual.
Instruksi:
a. Anamnesis
b. Pemeriksaan Fisik
c. Usulkan Pemeriksaan Penunjang yang sesuai dengan kasus
d. Diagnosis dan 2 DD
e. Tatalaksana dan edukasi yang tepat
SKENARIO 5
5. KULIT (Tinea Cruris)
Skenario : Seorang laki-laki berusia 45 tahun datang ke klinik tempat Anda bekerja.
Penderita mengeluh gatal pada kedua lipat paha dan perut bagian bawah. Gatal
dirasakan sejak 3 minggu yang lalu. Gatal semakin bertambah bila berkeringat.
Instruksi:
a. Anamnesis
b. Pemeriksaan Fisik
c. Pemeriksaan Penunjang yang sesuai dengan kasus
d. Diagnosis dan 2 DD
e. Tatalaksana dan edukasi yang tepat

Anda mungkin juga menyukai