Anda di halaman 1dari 13

LAPORAN PERAWATAN KOLOSTOMI

Disusun Oleh :

Latifah Lely Septiariani

P1337420919041

PROGRAM STUDI SARJANA TERAPAN KEPERAWATAN DAN PROFESI NERS

JURUSAN KEPERAWATAN

POLTEKKES KEMENKES SEMARANG

2019
A. PENGERTIAN

Kolostomi adalah membuat ostomi di kolon, dibentuk bila usus tersumbat oleh
tumor (Harahap, 2006). Kolostomi adalah Sebuah lubang buatan yang dibuat oleh
dokter ahli bedah pada dinding abdomen untuk mengeluarkan feses (M. Bouwhuizen,
1991). Kolostomi adalah suatu operasi untuk membentuk suatu hubungan buatan antara
colon dengan permukaan kulit pada dinding perut. Hubungan ini dapat bersifat
sementara atau menetap selamanya. (llmu Bedah, Thiodorer Schrock, MD, 1983).
Dari pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa colostomi merupakan suatu
membuatan lubang di dinding perut dengan tujuan untuk mengeluarkan faces dapat
bersifat sementara ataupun permanen.
Kolostomi merupakan Suatu tindakan membuat lubang pada kolon tranversum
kanan maupun kiri Atau kolonutaneustomi yang disebut juga anus prenaturalis yang
dibuat sementara atau menetap. Kolostomy pada bayi dan anak hampir selalu
merupakan tindakan gawat darurat, sedang pada orang dewasa merupakan keadaan
yang pathologis. Kolostomy pada bayi dan anak biasanya bersifat sementara. Kolostomi
dapat menimbulkan komplikasi dan perubahan konsep diri pasien.
1. Kolostomi temporer/ sementara
Pembuatan kolostomi biasanya untuk tujuan dekompresi kolon atau untuk
mengalirkan feses sementara dan kemudian kolon akan dikembalikan seperti
semula dan abdomen ditutup kembali. Kolostomi temporer ini mempunyai dua
ujung lubang yang dikeluarkan melalui abdomen yang disebut kolostomi double
barrel. Lubang kolostomi yang muncul dipermukaan abdomen berupa mukosa
kemerahan yang disebut STOMA. Pada minggu pertama post kolostomi biasanya
masih terjadi pembengkakan sehingga stoma tampak membesar. Pasien dengan
pemasangan kolostomi biasanya disertai dengan tindakan laparotomi (pembukaan
dinding abdomen). Luka laparotomi sangat beresiko mengalami infeksi karena
letaknya bersebelahan dengan lubang stoma yang kemungkinan banyak
mengeluarkan feses yang dapat mengkontaminasi luka laparotomi, perawat harus
selalu memonitor kondisi luka dan segera merawat luka dan mengganti balutan jika
balutan terkontaminasi feses. Perawat harus segera mengganti kantong kolostomi
jika kantong kolostomi telah terisi feses atau jika kontong kolostomi bocor dan
feses cair mengotori abdomen. Perawat juga harus mempertahankan kulit pasien
disekitar stoma tetap kering, hal ini penting untuk menghindari terjadinya iritasi
pada kulit dan untuk kenyamanan pasien. Kulit sekitar stoma yang mengalami
iritasi harus segera diberi zink salep atau konsultasi pada dokter ahli jika pasien
alergi terhadap perekat kantong kolostomi. Pada pasien yang alergi tersebut
mungkin perlu dipikirkan untuk memodifikasi kantong kolostomi agar kulit pasien
tidak teriritasi.
2. Kolostomi Permanen
Pembuatan kolostomi permanen biasanya dilakukan apabila pasien sudah
tidak memungkinkan untuk defekasi secara normal karena adanya keganasan,
perlengketan, atau pengangkatan kolon sigmoid atau rectum sehingga tidak
memungkinkan feses melalui anus. Kolostomi permanen biasanya berupa
kolostomi single barrel ( dengan satu ujung lubang).
Berdasarkan lubang kolostomi di bagi menjadi 3 :
1) Single barreled stoma
Yaitu dibuat dari bagian proksimal usus. Segmen distal dapat dibuang atau
ditutup.
2) Double barreled
Biasanya meliputi kolon transversum. Kedua ujung kolon yang direksesi
dikeluarkan melalui dinding abdominal mengakibatkan dua stoma.Stoma
distal hanya mengalirkan mukus dan stoma proksimal mengalirkan feses.
3) Kolostomi lop-lop
Yaitu kolon transversum dikeluarkan melalui dinding abdomen dan diikat
ditempat dengan glass rod.Kemudian 5-10 hari usus membentuk adesi pada
dinding abdomen, lubang dibuat dipermukaan terpajan dari usus dengan
menggunakan pemotong.
B. ETIOLOGI
Penyebab pasti masih belum diketahui, tetapi beberapa kondisi yang dikenal sebagai
sindrom poliposis adenomatosa memiliki predisposisi lebih besar menjadi resiko
kanker kolon (dragovich, 2009).
Sebagian besar kanker kolon muncul dari polip adenomatosa yang menutupi dinding
sebelah dalam usus besar. seiring waktu, pertumbuhan abnormal ini memperbesar dan
akhirnya berkembang menjadi adenokarsinoma. Dalam kondisi ini, banyak
adenomatosa mengembangkan polip dikolon, yang pada akhirnya menyebabkan kanker
usus besar. kanker biasanya terjadi sebelum usia 40 tahun. sindrom adenomatosa
poliposis cenderung berjalan dalam keluarga. faktor lain yang beresiko tinggi
mengembangkan kanker kolon, meliputi hal-hal berikut :
1. Kolitis useratif atau penyakit chron (blik, 2000)
2. kanker payudara, kanker rahim atau ovarium sekarang atau di masa lalu.
3. obesistas telah diidentifikasi sebagai faktor resiko kanker usus besar
4. merokok telah jelas dikaitkan dengan resiko yang lebih tinggi untuk kanker usus
besar.

C. PATOFISIOLOGI
1. Proses Perjalanan Penyakit
Klien yang mengalami kelainan pada usus seperti: obstruksi usus, kanker
kolon,kolitis ulceratif, penyakit Divertikuler akan dilakukan pembedahan yang
disebut dengan kolostomi yaitu lubang dibuat dari segmen kolon ( asecenden,
tranversum dan sigmoid ). Lubang tersebut ada yang bersifat sementara dan
permanen.Kolostomi asenden dan transversum bersifat sementara, sedangkan
kolostomi sigmoid bersifat permanen. Kolostomi yang bersifat sementara akan
dilakukan penutupan.
2. Manifestasi Klinis
a. nyeri abdomen
b.muntah
c. diare
d.perut kembung
e.kejang hilang timbul
3. Komplikasi
a. Obstruksi/ penyumbatan

penyumbatan dapat disebabkan oleh adanya pelengketan usus atau adanya


pengerasan feses yang sulit dikeluarkan.untuk menghindari terjadinya
sumbatan, pasien perlu dilakukan irigasi kolostomi secara teratur. pada
pasien dengan kolostomi permanen tindakan irigasi ini perlu diajarkan
kepada pasien agar pasien dapat melakukan nya sendiri dikamar mandi.
b. Infeksi

Kontaminasi feses merupakan faktor yang paling sering menjadi


penyebabab infeksi pada luka sekitar stoma. Oleh karena itu pemantauan yang
terus-menerus sangat diperlukan dan tindakan segera mengganti balutan luka
dan mengganti kantong kolostomi sangat bermakna untuk mencegah infeksi.

c. Retraksi stoma/mengkerut

Stoma mengalami pengikatan karena kantong kolostomi yang terlalu


sempit dan juga karena adanya jaringan scar yang terbentuk disekitar stoma
yang mengalami pengerutan.

d. Prolaps pada stoma

Terjadi karena kelemahan otot abdomen atau karena fiksasi struktur


penyokong stoma yang kurang adekuat pada saat pembedahan.

e. Stenosis

Penyempitan dari lumen stoma

f. Perdarahan stoma

D. PENATALAKSANAAN
1. Dukungan adaptasi dan kemandirian.
2. Meningkatkan kenyamanan.
3. Mempertahankan fungsi fisiologis optimal.
4. Mencegah komplikasi.
5. Memberikan informasi tentang proses/ kondisi penyakit, prognosis, dan kebutuhan
pengobatan.

ASUHAN KEPERAWATAN PASIEN DENGAN KOLOSTOMI


1. Pengkajian
a. Keadaan stoma :
1) Warna stoma (normal warna kemerahan).
2) Tanda-tanda perdarahan (perdarahan luka operasi).
3) Tanda-tanda peradangan (tumor, rubor, color, dolor, fungsi laese).
4) Posisi stoma.
b. Apakah ada perubahan eliminasi tinja :
1) Konsistensi, bau, warna feces.
2) Apakah ada konstipasi / diare ?
3) Apakah feces tertampung dengan baik ?
4) Apakah pasien/ keluarga dapat mengurus feces sendiri ?
c. Apakah ada gangguan rasa nyeri :
1) Keluhan nyeri ada/ tidak.
2) Hal-hal yang menyebabkan nyeri.
3) Kualitas nyeri.
4) Kapan nyeri timbul (terus menerus / berulang).
5) Apakah pasien gelisah atau tidak.
d. Apakah kebutuhan istirahat dan tidur terpenuhi
1) Tidur nyenyak/ tidak.
2) Apakah stoma mengganggu tidur/tidak.
3) Adakah faktor lingkungan mempersulit tidur.
4) Adakah faktor psikologis mempersulit tidur ?
e. Bagaimana konsep diri pasien ?
1) Bagaimana persepsi pasien terhadap: identitas diri, harga diri, ideal diri, gambaran diri, &
peran.
f. Apakah ada gangguan nutrisi :
1) Bagaimana nafsu makan klien.
2) BB normal atau tidak.
3) Bagaimana kebiasaan makan pasien.
4) Makanan yang menyebabkan diare.
5) Makanan yang menyebabkan konstipasi.

g. Apakah pasien seorang yang terbuka ?


1) Maukah pasien mengungkapkan masalahnya.
2) Dapatkah pasien beradaptasi dgn lingkungan setelah tahu bagian tubuhnya diangkat.

2. Diagnosa Keperawatan
1) Gangguan rasa nyaman nyeri berhubungan dengan trauma jaringan
2) Kerusakan intregitas kulit berhubungan dengan pemasangan kolostomi
3) Gangguan konsep diri/citra diri berhubungan dengan perubahan anatomis
4) Gangguan istirahat tidur berhubungna dengan luka insisi akibat tindakan colostomy
5) Intoleransi aktivitas berhubungan dengan adanya luka pasca bedah di abdomen
6) Nutrisi kuarang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan asupan nutrisi tidak adekuat
3. Intervensi keperawatan
DIAGNOS TUJUAN/KH INTERVENSI RASIONAL
A
Gangguan TUJUAN: 1. Kaji keluhan dan skal 1.Untuk mengetahui sifat
rasa Diharapkan a nyeri dan tingkat nyeri
nyaman ny rasa nyeri 2. Motivasi untuk melak sehingga memudahkan
eri berkurang/hilan ukan tekhnik dalam memberikan
berhubung g pengaturan nafas dan tindakan
an KH: mengalihkan 2. Relaksasi dan
dengan trau- Skala nyeri 0-10 perhatian retraksi dapat
ma jaringan - Wajah tampak3. Hindari sentuhan semi mengurangi
rilek nimal mungkin untuk rangsangan nyeri
mengurangi 3. Sentuhan dapat
rangsangan nyeri meningkatkan
4. Pertahankan puasa rangsangan nyeri
5. Berikan analgetik 4. Untuk
sesuai dengan mengistirahatkan usus
program medis 5. Analgesik
membantu memblok
jaras nyeri
Kerusakan Tujuan : 1. Jelaskan 1. Meningkatkan
intregitas dapat pentingnya merawat pengetahuan pasien
kulit mempertahanka luka pada pasien tentang kondisinya dan
berhubung n integritas kulit kolostomi tindakan yang akan
an dengan Kriteria hasil : 2. Observasi luka, dilakukan
pemasanga - Iritasi catat karakteristik 2. Perdarahan pasca
n kolostomi berkurang drainase operasi terjadi selama
- Luka 3. Kosongkan 48 jam pertama,
kering . irigasi dan bersihkan dimana infeksi dapat
kantong kolostomi terjadi
secara ritun 3. Menghilangkan
4. Kolaborasi bakteri dan mengurangi
pemberian antibiotik resiko infeksi
4. Mengurangi
resiko infeksi
Gangguan Tujuan : 1. Catat perilaku 1. Dengan masalah
konsep Menyatakan menarik diri, pada penilaian yang
diri/citra penerimaan diri peningkatan dapat memerlukan
diri sesuai situasi ketergantungan, evaluasi lebih lanjut
berhubung manipulasi/tidak dan terapi lebih dekat
an dengan Kriteria hasil : terlibat dalam 2. Menyentuh stoma
perubahan - Meneri perawatan menyakinkan
anatomis ma perubahan 2. Berikan pasien/keluarga bahwa
kedalam konsep kesempatan pada hal itu tidak mudah
diri tanpa harga pasien atau orang rusak dan gerakan pada
diri yang terdekat untuk stoma merupakan
negative memandang atau peristaltic yang normal
- Menunju menyentuh stoma, 3. Ketergantungan
kkan gunakan kesempatan pada perawatan diri
penerimaan untuk memberikan membantu untuk
dengan melihat tanda positif tentang memperbaiki
/ menyentuh penyembuhan kepercayan diri dan
stoma dan penampilan normal penerimaan situasi
berpartisipasi dsb. Tingkatkan 4. Meningkatkan
dalam pasien bahwa rasa control dan
perawatan diri penerimaan memberikan pesan
- Menyata memerlukan waktu, pada pasien bahwa ia
kan perasaan baik secara fisik dan dapat menangani
tentang stoma / emosi masalah tersebut,
penyakit 3. Berikan meningkatkan harga
Mulai kesempatan pasien diri
menerima menerima kolostomi
situasi secara melalui partisipasi
konstruktif perawatan diri
4. Jadwalkan
aktivitas perawatan
dengan pasien
Gangguan Tujuan : 1. Jelaskan 1. Pasien lebih dapat
istirahat Kebutuhan perlunya pengawasan mentoleransi gangguan
tidur istirahat dan fungsi usus dalam dari staf bila ia
berhubung tidur terpenuhi. operasi awal memahami alas
na dengan Kriteria 2. Berikan system an/pentingnya
luka insisi Evaluasi : kantong adekuat, perawatan
akibat - KIien kosongkan kantong 2. Flatus/feses
tindakan dapat tidur sebelum tidur, bila berlebihan terjadi
colostomy tenang (6-8 jam perlu pada jadwal meski diintervensi,
sehari). yang teratur pengosongan pada
- Tidak 3. Biarka pasien jadwal teratur
ada faktor mengetahui bahwa meminimalkan
lingkungan dan stoma tidak akan kebocoran
psikologis yang cedera bila tidur 3. Pasien akan
mempersulit 4. Dukung mampu beristirahat
tidur. kelanjutan kebiasaan lebih baik bila merasa
- Klien ritual sebelum tidur aman tentang
kelihatan segar kolostomi stomanya
(tidak 5. Kolaborasi 4. Nyeri
mengantuk). berikan analgesic, mempengaruhi
sedative saat tidur kemampuan pasien
untuk jatuh/tetap tidur.
Obat yang tepat waktu
dapat meningkatkan
istirahat/tidur selama
periode awal pasca
operasi. Catat jaras
nyeri pada otak ada
dipusat tidur dan dapat
memmpengaruhi
pasien menjadi
terbangun
Intoleransi Tujuan : 1. Jelaskan 1. Gerakan
aktivitas Diharapkan pentingnya mengurangi spasme
berhubung pasien dapat gerakan/aktivitas bagi otot akibat bedrest
an dengan melaukan pasien 2. Meningkatkan
adanya aktivitas sesuai 2. Bantu dan latih rasa kepercayaan dan
luka pasca kondisinya pasien untuk meminimal resiko
bedah di KH: melakukan dekubitus
abdomen - Px aktivitas/gerakan 3. Perubahan posisi
mampu mika- 3. Ubah posisi menurunkan insiden
miki tanpa secara periodic sesuai komplikasi kulit
bantuan kondisi pasien 4. Meningkatkan
- Px dapat 4. Motivasi pasien rasa percaya diri dan
duduk sendiri untuk tetap untuk semangat
melakukan latihan sembuh
Nutrisi Tujuan : 1. Jelaskan 1. Nutrisi dapat
kurang dari Diharapkan pentingnya nutrisi mempercepat
kebutuhan nafsu makan pada pasien penyembuhan luka
berhubung pasien 2. Jelaskan 2. Mencegah
an dengan meningkat makanan yang kondisi yang buruk
asupan KH: dianjurka dan yang pada pasien
nutrisi - Bebas dipantangkan 3. Menurunkan
tidak tanda malnutrisi 3. Monitor resiko mual, muntah
adekuat - Pola makanan dalam porsi 4. Mencegah
makan 3 kali sedikit tapi sering timbulnya keracunan
sehari 4. Monitor makanan atau kondisi
makanan-makanan pasien yang buruk
yang dikonsumsi 5. Membantu
5. Kolaborasi mengkaji kebutuhan
dengan ahli gizi nutrisi pasien dalam
perubahan pencernaan
dan funngsi usus
4. Evaluasi
Hasil yang diharapkan setelah dilakukan tindakan keperawatan adalah sebagai berikut :
1. Informasi kesehatan terpenuhi
2. Tidak mengalami injuri pascaprosedur bedah reseksi kolon
3. Nyeri berkurang atau teradaptasi
4. Intake nutrisi optimal sesuai tingkat toleransi individu
5. Infeksi luka operasi tidak terjadi
6. Kecemasan berkurang
7. Peningkatan konsep diri atau gambaran diri
8. Peningkatan aktivitas

DAFTAR PUSTAKA

Brunner and Suddarth.2001. Keperawatan Medikal Bedah. Edisi 8 vol 2.


Jakarta: EGC
Effendi, Nasrul. 1998. Dasar Keperawatan Edisi 2. Jakarta: EGC
Hariana, Drs H. Arif. 2005. Resep Mengobati Penyakit Swadaya
Standar Operasional Prosedur (SOP)
Pengertian
Suatu tindakan membersihkan stoma, kulit sekitar stoma, & mengganti kantong kolostomi
dengan cara berkala sesuai kebutuhan
Tujuan
1. Mencegah terjadinya infeksi
2. Meningkatkan kebersihan klien
3. Mempertahankan kenyamanan kulit & lingkunga sekitar stoma
4. Mencegah iritasi kulit sekitar stoma

Persiapan alat
1. Kantong kolostomi
2. Kapas
3. Kasa steril
4. Larutan NaCl
5. Zink salep/ zink oil
6. Plester
7. Satu set ganti balutan (pinset anatomi, pinset cirrugis, kom kecil & gunting)
8. Betadin
9. Bengkok
10. Sepasang sarung tangan
11. Kantong plastik
12. Perlak & pengalas
13. Tempat sampah
Pre interaksi
1. Mengecek dokumentasi / data klien
2. Melakukan cuci tangan 6 langkah
3. Mempersiapka alat Kolostomi

Tahap orientasi
1. Memberikan salam kepada pasien, siapa nama pasien
2. Memperkenalkan diri, memberitahu tujuan & prosedur aksi
3. Menanyakan persetujuan & kesiapan klien dilakukan Perawatan kolostomi
Tahap Implementasi
1. Memberikan kesempatan pada klien untuk bertanya
2. Menanyakan keluhan utama klien yang dirasakan oleh klien
3. Menjaga privasi klien
4. Menggunakan sarung tangan/hendscoon
5. Meletakkan perlak atau pengalas di bagian kanan/ kiri pasien sesuai letak/lokasi stoma
6. Meletakkan bengkok tepat di atas perlak didekatkan ketbuh klien
7. Mengobservasi product stoma (seperti warna, konsistensi,serta bau dll)
8. Membuka kantong kolostomi secara hati- hati dengan menggunakan pinset & tangan kiri
digunakan untuk menekan area kulit klien
9. Membersihkan kulit sekitar stoma dengan kapas NaCl/ kaps basah (air hangat)
10. Membersihkan area stoma dengan amat sangat hati- hati memakai kapas NaCl/ kapas
basah, hindari terjadinya perdarahan.
11. Mengeringkan area kulit disekitar lokasi stoma dengan menggunakan kasa steril
12. Observasi stoma & kulit area sekitar stoma
13. Memberikan zink salep/ zink oil (tipis- tipis) apabila terdapat adanya iritasi pada kulit
sekitar stoma
14. Mengukur stoma & membuat lubang kantong kolostomi sesuai dengan ukuran stoma
15. Selanjutnya lmembuka salah satu sisi dari sebagian perekat kantong kolostomi
16. Menempelkan kantong kolostomi bisa secara posisi vertikal / horizontal sesuai dengan
kebutuhan
17. Menggunakan pinset untuk membantu memasukkan stoma melalui lubang kantong
kolostomi
18. Lalu membuka sisa perekat dan hindari adanya udara yang masuk ke dalam kantong
kolostomi
19. Merapihkan alat & lepas sarung tangan.
20. Melepas sarung tangan
Tahap terminasi
1. Mengevaluasi tindakan yg baru saja dilakukan (subjektif & objektif), hasil pembalutan :
mudah lepas dapat mengganggu peredara darah, mengganggu gerakan & lain- lain.
2. Berikan reinforcement positif pada klien
3. Merapikan & kembalikan alat
4. Mencuci tangan
Dokumentasi
1. Mencatat kegiatan dalam lembar catatan keperawatan
2. Mencatat mengenai respon klien selama prosedur.

Anda mungkin juga menyukai