Anda di halaman 1dari 13

ASUHAN KEPERAWATAN HIPERTERMI

PADA TN.S DENGAN COLIC ABDOMEN

DI RSUD K.R.M.T WONGSONEGORO SEMARANG

NAMA : LATIFAH LELY SEPTIARIANI

PROGRAM STUDI SARJANA TERAPAN KEPERAWATAN DAN


PROFESI NERS

JURUSAN KEPERAWATAN SEMARANG

POLTEKKES KEMENKES SEMARANG

2019
LAPORAN KASUS KELOLAAN
ASUHAN KEPERAWATAN HIPERTERMI
PADA TN.S DENGAN COLIC ABDOMEN
DI RUANG NAKULA 3 RSUD K.R.M.T. WONGSONEGORO

Hari/tanggal : Selasa, 20 Agustus 2019


Waktu : 16.30 WIB
Ruang/RS : Nakula 3 / RSUD K.R.M.T. Wongsonegoro
A. PENGKAJIAN
1. Biodata Klien
a. Nama : Tn. S
b. Umur : 52 tahun
c. Alamat : Demak
d. Agama : Islam
e. Tgl Masuk RS : 20 Agustus 2019
f. No Rekam Medis : 481xxx
g. Diagnosa Medis : Colic Abdomen
h. Ruang : Nakula 3
2. Biodata Penanggung jawab
a. Nama : Ny. S
b. Umur : 50 tahun
c. Alamat : Demak
d. Hubungan dengan klien : Istri
3. Keluhan Utama
Klien mengatakan jika tubuhnya panas, dan nyeri ulu hati.
4. Riwayat Kesehatan
a. Riwayat Keperawatan Sekarang
Tn. S datang ke IGD dengan keluhan sudah tiga hari serta hipertermi,
nyeri ulu hati, mual muntah. Klien tidak memiliki riwayat alergi.
Klien sadar, dengan TD 130/80 mmHg, HR 90x/menit, RR 18x/menit.
Suhu 38,0℃.
b. Riwayat Kesehatan Dahulu
Klien mengatakan belum pernah dirawat dirumah sakit sebelumnya.
c. Riwayat Kesehatan Keluarga
Anggota keluarga lainnya tidak ada yang mempunyai penyakit
menular ataupun keturunan seperti: HIV,Hipertensi, DM, Asma,
Hepatitis.
5. Pengkajian Pola Fungsional
a. Pola Manajemen Kesehatan
Klien mengatakan kesehatan itu penting, bagaimanapun juga hal
tersebut sangat penting. Sebelum dibawa kerumah sakit sebelumnya
klien dan keluarga berobat ke dokter praktek mandiri.
b. Pola Nutrisi dan Cairan
1) Sebelum sakit
Klien memiliki pola makan yang teratur, porsi makan sesuai
keinginan saat itu dan tetap memperhatikan makanan yang boleh
atau tidak diperbolehkan karena klien mengatakan jika terdapat
riwayat kolestrol tinggi. Sebelum sakit klien minum 5-7 gelas per
hari.
2) Selama sakit
Antropometri :
BB 55kg. Tinggi badan 165 cm. IMT 20,20 ( Normal).
Biochemical :
Hemoglobin 15.2 g/dL, hematokrit 45.20 %
Clinical sign :
Bising usus 10x/menit, membrane mukosa tidak pucat, nyeri pada
abdomen.
Diet
Makanan lunak, minum 950 cc, makan 3x sehari, diet sebelumnya
klien mengurangi makanan yang berkolestrol.
c. Pola Eliminasi
1) Sebelum sakit
Klien BAB satu kali dalam dua hari, warna kuning, konsistensi
lembek dengan bau khas, tidak ada lendir dan darah. BAK 3-5x/
hari, warna kuning dengan bau khas, tidak terdapat darah.
2) Selama sakit
Selama dirawat di rumah sakit pola BAB klien tidak menentu. Pola
eliminasi urin atau BAK klien selama sakit3-5x/ hari tidak ada
nyeri saat miksi. Warna urin kekuningan dengan bau khas urine,
tidak ada darah.
d. Pola Istirahat dan Tidur
1) Sebelum sakit
Klien mengatakan sebelum sakit biasanya tidur selama 6-8 jam
perhari. Dan klien jarang tidur siang karena bekerja.
2) Selama sakit
Klien mengatakan selama sakit dia banyak beristirahat, waktu tidur
klien juga bertambah menjadi 8-10 jam perhari dan klien juga dapat
tidur siang meskipun tidak lama.
e. Pola Aktivitas dan Latihan
1) Sebelum sakit
Klien dapat melakukan rutinitas seperti biasa.
2) Selama sakit
Tingkat Aktivitas/Mobilisasi Kategori
Tingkat 0 Mampu merawat diri sendiri secara penuh.
Tingkat 1 Memerlukan penggunaan alat.
Memerlukan bantuan atau pengawasan orang
Tingkat 2
lain.
Memerlukan bantuan, pengawasan orang lain,
Tingkat 3
dan peralatan.
Sangat tergantung dan tidak dapat melakukan
Tingkat 4
atau berpartisipasi dalam perawatan.

Klien dalam tingkat 0 dalam melakukan aktivitas.


f. Pola Peran dan Hubungan
1) Sebelum sakit
Klien berperan sebagai kepala rumah tangga, suami. Hubungan di
dalam keluarga dan lingkungannya terjalin dengan baik.
2) Selama sakit
Hubungan di dalam keluarga dan lingkungannya terjalin dengan
baik.
g. Pola Persepsi Kognitif dan Sensori
Klien mengatakan nyeri saat kaki digerakkan. Klien tampak meringis
kesakitan.
Hasil pengkajian nyeri :
P : Nyeri saat ditekan
Q : Nyeri seperti ditusuk-tusuk
R : Nyeri di rasakan di ulu hati
S : Skala nyeri 4
T : Nyeri hilang timbul
h. Pola Konsep Diri
Body image : Klien tetap percaya diri dengan kondisinya saat
ini.
Identitas diri : Klien seorang laki – laki.
Harga diri : Klien mampu berinteraksi dengan keluarga dan
lingkungan sekitar.
Peran diri : Klien adalah seorang kepala keluarga, suami.
Ideal diri : Klien percaya bahwa kondisinya akan membaik
dan sehat seperti semula.
i. Pola Seksual dan Reproduksi
Klien sudah menikah dan memiliki dua anak.
j. Pola Mekanisme Koping
Klien selalu memusyawarahkan dengan keluarga bila ada masalah,
termasuk dengan penyakit yang dialami saat ini.
k. Pola Nilai dan Kepercayaan
1) Sebelum sakit
Sebelum sakit klien menjalankan ibadahnya dan menyempatkan
untuk pergi ke masjid.
2) Selama sakit
Klien mengatakan tidak dapat menjalankan ibadahnya dan hanya
dapat berdoa.
6. Pemeriksaan Fisik
a. Keadaan Umum : Baik
Kesadaran : Composmentis
TD : 130/80 mmHg
HR : 90x/menit
RR : 18x/menit
Suhu : 38,0℃.
7. Head to Toe
a. Kepala : mesochepal, bersih (tidak ditemukan lesi), rambut
berwarna hitam, hitam panjang, kulit kepala berketombe.
b. Mata : konjungtiva anemis, sklera putih, tidak memakai alat
bantu penglihatan
c. Hidung : tidak terdapat secret, tidak ada polip.
d. Telinga : tidak terdapat serumen, pendengaran baik.
e. Mulut : mukosa bibir kering, bibir tidak sianosis
f. Leher : tidak terdapat pembesaran kelenjar tiroid
g. Kulit : turgor kulit baik, kembali dalam waktu < 2 detik.
h. Dada
Bentuk dada : simetris
Pergerakan dada : saat ekspirasi dan inspirasi simetris
1) Paru
Inspeksi : Simetris, klien tidak menggunakan otot
bantu pernafasan, bentuk datar, tidak terdapat retraksi dinding
dada kanan-kiri.
Palpasi : Taktil fremitus bergetar sama kuat pada
dada kanan dan kiri pada apek intercosta 1 sampai basal
intercosta 6
Perkusi : Sonor pada apek intercosta 1 sampai basal
intercosta 6
Auskultasi : Vesikuler pada apek intercosta 1 sampai basal
intercosta 6, tidak terdapat suara paru abnormal maupun
tambahan.
2) Jantung
Inspeksi : Ictus cordis tampak pada intercosta ke 5
midklavikula sinistra
Palpasi : Teraba ictus cordis di ICS 5 pada
midclavicula sinistra
Perkusi : Redup pada intercosta 2 sampai intercosta
5
Auskultasi : BJ I dan II reguler, tidak ada bunyi jantung
tambahan
i. Abdomen
I : datar
A : bising usus 10 x/menit
P : timpani
P : tidak terdapat nyeri tekan pada saat palpasi
j. Ekstermitas atas dan bawah
1) Ekstremitas atas : kekuatan otot skala 5, tidak terdapat udem.
2) Ekstremitas bawah : tidak terdapat udem.
k. Genitalia
Tidak terpasang keteter urin.
8. Pemeriksaan Diagnostik
PEMERIKSAAN HASIL SATUAN NILAI
NORMAL
KIMIA KLINIK
Hemoglobin 15.2 g/dL 13.2 – 17.3
Hematokrit 45.20 % 40 – 52
Jumlah Leukosit 6.3 /uL 3.8 – 10.6
Jumlah Trombosit 385 /uL 150 – 400

9. Program Terapi
a. Infus RL 20 tpm per IV.
b. Ranitidin 2x1gr per IV dengan indikasi tukak pada lambung
dan duodenum dan mencegah penyakit gastroesophageal reflux
(GERD), gastritis atau sakit maag.
c. Ketorolac 1x1ml per IV dengan indikasi mengatasi nyeri sedang
hingga nyeri berat untuk sementara.
d. Paracetamol 1x500mg PO dengan indikas untuk menurunkan suhu
tubuh.
B. DAFTAR MASALAH

No Tanggal Data Fokus Etiologi Masalah


1. DS : klien mengatakan Penyakit Hipertermi
lemas dan merasa
panas

DO :
- Klien tampak lemas
- Tanda-tanda vital
TD : 130 / 80
mmHg
Nadi : 90 x/menit
RR : 18x/menit
Suhu : 38 0C
- mukosa bibir
kering
- Kulit teraba hangat

C. DIAGNOSA KEPERAWATAN
Hipertermi berhubungan dengan penyakit.
D. INTERVENSI KEPERAWATAN
No Tanggal Diagnosa Tujuan Intervensi TTD
1. Hipertermi Setelah 1. Kaji tanda
berhubungan dilakukan tanda vital tiap
dengan tindakan 2-3 jam.
penyakit keperawatan 2. Anjurkan
selama 3x24 jam banyak minum
diharapkan : ai putih 2-3
- Suhu klien jam (8-10
kembali gelas/hari)
normal (36- 3. Anjurkan
37 0C) menggunakan
- Badan tidak baju yang tipis
teraba dan menyerap
panas. keringat.
4. Kompres pada
lipatan paha
dan aksila.
5. Pemberian
antibiotik, obat
penurun panas
(PCT 500mg)

E. IMPLEMENTASI KEPERAWATAN

No Tgl Diagnosa Implementasi Respon TTD


1 Hipertermi 1. Mengkaji DS: Klien mengatakan
. berhubunga TTV klien masih sedikit pusing,
n dengan terutama badan terasa panas dan
penyakit. suhu lemas.
DO : Klien tampak
lemas. TD 130/80
mmHg, HR 90x/menit,
RR 18x/menit. Suhu
38,0℃.

2. Melakukan DS : Klien mengatakan


dan badannya masih
mengajarka sedikit panas.
n kompres
DO:
hangat TTV
pada klien TD : 120/70 mmHg
N : 85x/menit
S : 37.3 0C
RR : 22x/menit

3. Menganjur
DS : Klien mengatakan
kan klien
akan minum banyak.
untuk
DO : Klien tampak
membperba
mengerti apa yang telah
nyak
dijelaskan dan
minum air
diajarkan perawat.
putih.

2 1. Mengkaji DS
. TTV klien
Klien mengatakan
terutama
masih sedikit pusing,
suhu
badan terasa panas dan
lemas.

DO :

Klien tampak lemas.


TD : 110/70 mmHg

N : 85x/ menit

RR : 22x/menit

S : 370C

2. Melakukan DS :
dan
- Klien mengatakan
mengajarkan
badannya masih
kompres
sedikit panas.
hangat pada
- Pasien tidak
klien
berkeringat.
- TTV
TD : 120/70 mmHg
N : 85x/menit
S : 37 0C
RR: 22x/menit
3. Menganjurka
DS :
n klien untuk
membperban
Klien mengatakan akan
yak minum
minum banyak.
air putih
DO :

Klien tampak mengerti


apa yang telah
3 dijelaskan dan
. diajarkan perawat.
F. CATATAN PERKEMBANGAN

Tanggal Diagnosa SOAP TTD


Hipertermi S:
berhubungan - Klien mengatakan badannya
dengan masidh sedikit panas namun
penyakit tidak seperti tadi pagi dan
semalem.
- Klien mengatakan pusing
sedikit bekurang.
- Klien mengatakan akan
minum banyak.
O:
- Klien tampak lemas
- Panas klien saat diraba sedikit
berkurang.
- TTV
TD : 110/70 mmHg
N : 84x/menit
RR : 23x/menit
S : 37 0C
A:
Masalah teratasi sebagian
P:
Lanjutkan intervensi monitor
TTV terutama suhu, beri
kompres hangat, pantau intake
cairan (anjurkan minum air
putih yang banyak).

Anda mungkin juga menyukai