Multiple myeloma adalah kanker tulang sumsum yang mempengaruhi produksi sel darah merah, sel darah putih dan sel stem. Multiple myeloma merupakan suatu kanker sel plasma dimana sebuah clone dari sel plasma yang abnormal berkembangbiak membentuk tumor di sumsum tulang dan menghasilkan antibody yang abnormal yang terkumpul di dalam darah atau air kemih. Ia adalah kanker darah terbesar kedua yang menjangkiti sekitar 750,000 orang di seluruh dunia, di negara maju ia berkembang pesat dan semakin menjangkiti orang muda. B. Anatomi Multiple Myeloma Lokasi predominan multiple myeloma mencakup tulang-tulang seperti vetebra, tulang iga, tengkorak, pelvis, dan femur. Awal dari pembentukan tulang terjadi di bagian tengah dari suatu tulang. Bagian ini disebut pusat- pusat penulangan primer. Sesudah itu tampak pada satu atau kedua ujung- ujungnya yang disebut pusat-pusat penulangan sekunder. Bagian-bagian dari perkembangan tulang panjang adalah sebagai berikut: 1. Diafisis, merupakan bagian dari tulang panjang yang dibentuk oleh pusat penulangan primer, dan merupakan korpus dari tulang. 2. Metafisis, merupakan bagian tulang yang melebar di dekat ujung akhir batang (diafisis). 3. Lempeng epifisis, adalah daerah pertumbuhan longitudinal pada anak- anak, yang akan menghilang pada tulang dewasa. 4. Epifisis, dibentuk oleh pusat-pusat penulangan sekunder. Secara makroskopis tulang terdiri dari dua bagian yaitu pars spongiosa (jaringan berongga) dan pars kompakta (bagian yang berupa jaringan padat). Permukaan luar tulang dilapisi selubung fibrosa (periosteum); lapis tipis jaringan ikat (endosteum) melapisi rongga sumsum dan meluas ke dalam kanalikuli tulang kompak. Berdasarkan bentuknya, tulang- tulang tersebut dikelompokan menjadi : 1. Ossa longa (tulang panjang) : tulang yang ukuran panjangnya terbesar, contohnya : os humerus dan os femus. 2. Ossa brevia (tulang pendek) : tulang yang ukurannya pendak, contohnya : ossa carpi. 3. Ossa plana (tulang gepeng/pipih) : tulang yang ukurannya lebar, contohnya : os scapula 4. Ossa irregular (tulang tak beraturan) : contohnya os vertebrae. 5. Ossa sesamoid, contohnya os patella. Perbedaan sel dalam keadaan normal dengan sel yang terkena multiple myeloma : 1. Sel-sel Darah Normal Kebanyakan sel-sel darah berkembang dari sel-sel dalam sumsum tulang yang disebut sel-sel induk (stem cells). Sumsum tulang adalah materi yang lunak di pusat dari kebanyakan tulang-tulang. Stem cells menjadi dewasa ke dalam tipe-tipe yang berbeda dari sel-sel darah. Setiap tipe mempunyai pekerjaan khusus : 1. Sel-sel darah putih membantu melawan infeksi. 2. Sel-sel darah merah mengangkut oksigen ke jaringan-jaringan di seluruh tubuh. 3. Platelet-platelet membantu gumpalan-gumpalan darah yang mengontrol perdarahan. 4. Sel-sel plasma adalah sel-sel darah putih yang membuat antibodi. Antibodi adalah bagian dari sistim imun. Mereka bekerja dengan bagian-bagian lain dari sistim imun untuk membantu melindungi tubuh dari kuman dan unsur-unsur berbahaya lainnya. Setiap tipe dari sel plasma membuat antibodi yang berbeda. 2. Sel-sel Multiple Myeloma Pada kanker, sel-sel baru terbentuk ketika tubuh tidak memerlukan sel-sel baru, dan sel-sel yang tua atau rusak tidak mati ketika mereka harus mati. Sel-sel ekstra ini dapat membentuk massa dari jaringan yang disebut pertumbuhan atau tumor. Multiple myeloma terbentuk ketika sel plasma menjadi abnormal. Sel yang abnormal membelah untuk membuat salinan-salinan dari dirinya sendiri. Sel-sel yang baru membelah berulang-ulang, membuat semakin banyak sel-sel abnormal. Sel-sel plasma abnormal ini disebut sel-sel multiple myeloma. Pada waktunya, sel-sel multiple myeloma berkumpul dalam sumsum tulang. Mereka mungkin merusak bagian yang padat dari tulang. Ketika sel-sel multiple myeloma berkumpul pada beberapa tulang-tulang, penyakitnya disebut “multiple myeloma”. Penyakit ini mungkin juga membahayakan jaringan- jaringan dan organ-organ lain, seperti ginjal. Sel-sel myeloma membuat antibodi-antibodi yang disebut protein- protein M dan protein-protein lain. Protein-protein ini dapat berkumpul dalam darah, urine, dan organ-organ. C. Etiologi Multiple Myeloma Belum diketahui penyebab pasti dari multiple myeloma. Ada beberapa penelitian yang menunjukan bahwa faktor-faktor resiko tertentu meningkatkan kesempatan seseorang akan mengembangkan penyakit multiple myeloma, diantaranya : 1. Umur diatas 65 tahun : tumbuh menjadi lebih tua meningkatkan kesempatan mengembangkan multiple myeloma. Kebanyakan orang- orang dengan myeloma terdiagnosa setelah umur 65 tahun. Penyakit ini jarang pada orang-orang yang lebih muda dari umur 35 tahun. 2. Ras (bangsa) : resiko dari multiple myeloma adalah paling tinggi diantara orang-orang Amerika keturunan Afrika dan paling rendah diantara orang-orang Amerika keturunan Asia. Sebab untuk perbedaan anatara kelompok-kelompok ras belum diketahui. 3. Jenis kelamin : setiap tahun di Amerika, kira-kira 11.200 pria dan 8.700 wanita terdiagnosa dengan multiple myeloma. Tidak diketahui mengapa lebih banyak pria-pria terdiagnosa dengan penyakit ini. 4. Sejarah perorangan dari monoclonal gammopathy of undetermined significance (MGUS) : MGUS adalah kondisi yang tidak membahayakan dimana sel-sel plasma abnormal membuat protein- protein M. Biasanya, tidak ada gejala-gejala, dan tingkat yang abnormal dari protein M ditemukan dengan tes darah. Adakalanya, orang-orang dengan MGUS mengembangkan kanker-kanker tertentu, seperti multiple myeloma. Tidak ada perawatan, namun orang-orang dengan MGUS memperoleh tes-tes laborat regular (setiap 1 atau 2 tahun) untuk memeriksa peningkatan lebih lanjut pada tingkat protein M. 5. Sejarah multiple myeloma keluarga : studi-studi telah menemukan bahwa resiko multiple myeloma seseorang mungkin lebih tinggi jika saudara dekatnya mempunyai penyakit ini. Banyak faktor-faktor resiko lain yang dicurigai sedang dipelajari. Para peneliti telah mempelajari apakah terpapar pada kimia-kimia atau kuman- kuman tertentu (terutama virus-virus), yang mempunyai perubahan- perubahan pada gen-gen tertentu, memakan makanan-makanan tertentu, atau menjadi kegemukan (obesitas) meningkatkan resiko mengembangkan multiple myeloma.