Disusun oleh:
Pembimbing:
,
FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI
UNIVERSITAS PROF. DR. MOESTOPO
(BERAGAMA)
JAKARTA
2020
BAB I
PENDAHULUAN
Dewasa ini, kanker menjadi penyebab kematian populasi manusia di urutan keenam.
Diperkirakan, sekitar 2-3% dari keseluruhan kasus kanker menyerang anak. Data kesehatan
tahun 2007 menyebutkan bahwa di Indonesia setiap tahun ditemukan sekitar 4.100 kasus baru
anak dengan kanker.1 Pasien kanker pada anak umumnya harus menjalani perawatan jangka
panjang yang seringkali membuat tidak nyaman penderitanya seperti kemoterapi, terapi
mengobati keganasan yang mendasarinya. Penurunan daya tahan tubuh yang signifikan dan
2
infeksi yang serius yang berawal dari rongga mulut seringkali terjadi. Kanker merupakan
salah satu penyakit tidak menular yang telah menjadi masalah kesehatan di dunia, dan dapat
menyerang semua kelompok umur.3 Kanker adalah penyakit yang menyerang proses
kehidupan sel, mengubah genom sel, dan menyebabkan penyebaran sel-sel. Tubuh terbentuk
dari beberapa jenis sel, pada keadaan normal sel tubuh akan membelah diri ketika tubuh
benar-benar membutuhkan untuk menghasilkan sel-sel baru. Proses ini berlangsung untuk
menjaga tubuh agar tetap dalam kondisi yang baik. Namun kadang kala ada sel yang tetap
Jenis kanker yang ditemukan pada anak berbeda dengan yang ditemukan pada orang
dewasa. Pada anak, jenis kanker yang umum ditemukan adalah leukemia (kanker darah),
limfoma (kanker kelenjar getah bening), brain and spinal tumours (kanker otak),
neuroblastoma (kanker saraf tepi), retinoblastoma (kanker bola mata), wil’s tumour (kanker
ginjal), osteosarcoma (kanker tulang) dan rhabdomyosarcoma (kanker otot polos). Diantara
jenis-jenis kanker tersebut, yang paling umum ditemukan adalah leukemia, limfoma dan
kanker otak. Leukemia mempunyai prevalensi tertinggi yaitu sepertiga dari keseluruhan
penurunan daya tahan tubuh dan penurunan sekresi pada tubuh. Bahkan, infeksi dan
komplikasi serius yang berawal di rongga mulut akibat kanker seringkali terjadi. Selain itu
ada beberapa jenis kanker yang mempunyai manifestasi gejala rongga mulut. Dokter gigi
dapat menjadi orang pertama yang menemukan dan mendeteksi penyakit ini, anamnesis yang
tepat dan baik menggali informasi tentang riwayat penyakit, pemeriksaan klinis yang tepat,
dokter gigi anak bisa berperan penting dalam meningkatkan kualitas hidup pasien kanker
anak. 1,4
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Kanker
Kanker adalah penyakit yang menyerang proses kehidupan sel, mengubah genom
(komplemen genetic total sel), dan menyebabkan penyebaran pada sel-sel. Tubuh terbentuk
dari beberapa jenis sel, pada keadaan tubuh normal sel tubuh akan membelah diri ketika
tubuh benar-benar membutuhkan untuk menghasilkan sel-sel baru. Proses ini berlangsung
untuk menjaga tubuh agar tetap dalam kondisi yang baik. Namun, kadang ada sel yang tetap
membelah diri padahal tidak dibutuhkan. Dalam istilah umum menggambarkan pertumbuhan
sel yang tidak normal tumbuh sangat cepat, tidak terkontrol dan tidak (berirama) yang dapat
Penyebab pasti kanker pada anak dan remaja belum diketahui secara pasti, kanker pada
orang dewasa lebih jelas menunjukkan hubungan dengan faktor-faktor tiologi, sedangkan
pada anak tidak terdapat hubungan yang kuat dengan faktor-faktor yang diduga menjadi
faktor penyebab. Namun, ada beberapa hal yang dianggap menjadi faktor penyebab yaitu
faktor lingkungan. Faktor lingkungan terdiri dari ionizing radiation (paparan sinar-X, tenaga
nuklir), non-ionizing radiation (sinar UV), infeksi dan chemical exposure (logam berat,
pestisida). Beberapa infeksi virus dan parasit juga dianggap sebagai penyebab beberapa jenis
kanker diantaranta adalah Epstein-Barr virus sebagai penyebab limfoma Burkitt, limfoma
Hodgkin dan kanker nasofaring. Virus hepatitis B sebagai penyebab kanker hati, human
papilloma sebagai penyebab kanker leher Rahim serta infeksi oleh Clonorchis sebagai
Pasien kanker anak akan menerima pengobatan jangka Panjang dan sering menimbulkan
rasa tidak nyaman, bahkan rasa sakit pada pasien. Secara umum, pengobatan kanker terdiri
bedah, kemoterapi dan radioterapi.4 Kemoterapi dan radioterapi ditujukan untuk menghambat
pertumbuhan yang cepat dari sel-sel kanker, tetapi berefek negative terhadap sel-sel yang
normal. Dalam hal ini, perawatan tidak dapat membedakan antara sel normal dan sel ganas.
Efek negatif ini dapat menyebabkan penekanan system imun dan penurunan sekresi tubuh. 1
leukemia merupakan jenis kanker yang paling banyak diderita oleh anak-anak yaitu
sekitar 33 persen dari seluruh kanker yang ada pada anak-anak. Leukemia menyerang
sumsum tulang yang merupakan tempat produksi sel darah. Gejala utama yang
timbul, antara lain anak terlihat pucat dan sering demam tanpa sebab. Selain itu bisa
juga terjadi perdarahan di kulit, gusi, dan hidung (mimisan). Gejala lain, seperti
kejang, nyeri tulang, perut membesar, serta testis membesar dan mengeras akan
muncul jika sel kanker mulai menyebar ke organ tubuh lainnya. Dengan pengobatan
yang tepat, leukimia bisa disembuhkan. Pengobatan yang diberikan mulai dari
kemoterapi untuk membunuh sel-sel kanker, hingga transplantasi sel induk (stem cell)
Limfoma merupakan jenis kanker yang umumnya ditandai dengan pembesaran dan
pembengkakan kelenjar getah bening yang cepat tanpa disertai rasa nyeri. Limfoma
menyerang anak usia sekolah biasanya menyerang anak diatas usia 5 tahun dan juga
bisa diderita oleh orang dewasa. Selain usia, faktor risiko lainnya adalah keturunan
(gen). Pembesaran kelenjar dapat terjadi di daerah leher, ketiak, selangkangan, bahkan
usus. Limfoma yang muncul di usus akan mengakibatkan sumbatan pada usus dengan
gejala sakit perut, muntah, tidak bisa buang air besar, dan demam.7
c. Retinoblastoma (kanker mata)
Retinoblastoma adalah kanker pada mata yang menyerang retina (selaput jala mata)
yang terletak pada dinding mata sebelah dalam. Retinoblastoma dapat mengenai salah
satu atau kedua mata sekaligus. Kanker ini umumnya diderita oleh anak di bawah usia
5 tahun (balita). Anak yang terjangkit retinoblastoma diduga karena faktor genetik.
Gejala umum retinoblastoma berupa adanya warna putih pada mata, saat disinari
cahaya (seperti mata kucing), ditandai dengan pupil yang berubah warna dari hitam
jadi pink atau putih sehingga berkurangnya tingkat penglihatan. Gejala lain yang perlu
diperhatikan antara lain yaitu penglihatan yang terganggu, mata menjadi juling, dan
bola mata menonjol keluar pada stadium lanjut. Kanker ini bisa mengakibatkan
kebutaan. Semakin dini mengetahui gejala retinoblastoma dapat dideteksi sejak dini
pada mata anak, maka kemungkinan untuk sembuh cukup tinggi. Jika masih dalam
lain disesuaikan stadium dapat berupa krioterapi (terapi dingin), termoterapi (terapi
panas), kemoterapi, hingga operasi pengangkatan bola mata bila kanker sudah terlalu
besar.7
Neuroblastoma merupakan kanker pada sistem saraf anak dan tergolong jenis kanker
yang langka. Kanker ini biasanya ditemukan pada anak-anak balita karena kanker ini
tumbuh pada awal pembentukan sel-sel saraf pada janin. Penyebab pasti kanker
sistem saraf belum diketahui, namun penyebab tersebut ada kaitannya dengan faktor
lingkungan, genetik, dan ras. Gejala neuroblastoma yang timbul bergantung letak
kanker tersebut berada. Jika menyerang saraf tulang belakang, tubuh bagian bawah
akan terasa lemah, mati rasa, dan mengalami gangguan pergerakan. Apabila bagian
tulang yang terkena maka akan mengalami nyeri tulang dan gangguang pergerakan.
Sementara jika kanker ada di bagian dada, gejalanya adalah terasa nyeri di dada, sesak
Rabdomiosarkoma merupakan kanker otot lurik yang biasanya pada anak ditemui
pada otot di daerah kepala, kaki atau tangan; mata, leher, kandung kemih, prostat
(kelenjar kelamin pria), dan vagina. Kanker ini sering muncul pada sel yang akan
tumbuh sebagai ototo kerangka (skeletal muscle). Kanker jenis ini banyak ditemukan
pada anak di bawah usia 10 tahun. Faktor genetik dan lingkungan dapat meningkatkan
tergantung organ yang terkena tetapi biasanya ditandai dengan rasa nyeri dan
menimbulkan rasa nyeri atau keluarnya darah dari lubang telinga, dan di tenggorokan
akan menyumbat jalan napas, radang sinus (rongga-rongga sekitar hidung), mimisan,
serta sulit menelan. Sementara kanker yang tumbuh di saluran kemih berakibat
adanya gangguan buang air kecil atau air seni yang mengandung darah. Jika mengenai
f. Tumor Wilms
Tumor Wilms adalah kanker ginjal yang paling sering dijumpai pada anak. Kanker ini
dapat menyerang satu atau kedua ginjal anak biasanya didiagnosis pada balita usia 3
sampai 4 tahun dan jarang sekali ditemui pada anak di atas 6 tahun. Kanker ini dapat
ditandai dengan pembengkakan perut sehingga rasa tidak enak di dalam perut dan bila
sudah cukup besar terasa keras jika diraba, biasanya diketahui ketika anak
dimandikan, kencing berdarah, disertai mual, demam, dan hilangnya nafsu makan.7
BAB III
Tingkat kelangsungan hidup pada pasien kanker anak yang tinggi telah menimbulkan
kekhawatiran tentang efek kesehatan jangka panjang yang dapat merugikan dalam beberapa
jantung dan ginjal, penglihatan, pendengaran, dan risiko kanker kedua. Efek lanjut yang
merugikan dapat disebabkan oleh operasi, iradiasi, kemoterapi, atau kombinasi dari modalitas
ini.8
Terdapat efek buruk dari kanker dan terapi kanker pediatrik pada pengembangan gigi
anak-anak, efek terapi tersebut dapat menyebabkan abnormalitas dental. Abnormalitas dental
meliputi hipodontia (gigi yang hilang secara perkembangan), mikrodontia (gigi kecil), enamel
hipoplasia, root stunting, taurodontia (ruang pulpa yang membesar), retensi gigi primer yang
lebih besar untuk kelainan perkembangan odontogenik jika mereka dirawat dengan
kemoterapi pada usia <5 tahun. karena proliferasi sel-sel induk gigi selama periode ini.
Namun, toksisitas odontogenik yang diinduksi oleh masing-masing agen kemoterapi tetap
tidak jelas.8
Kemoterapi untuk menghancurkan sel-sel tumor, dengan toksisitas minimal terhadap sel-
sel normal. Selain itu, meskipun radiasi hanya mempengaruhi sel di jalurnya, kemoterapi
memiliki efek sistemik. Mengembangkan sel odontogenik yang jauh dari tumor rentan
terhadap kerusakan kemoterapi karena agen kemoterapi menyebabkan cacat gigi biasanya
terlokalisir, akibat dari perubahan sementara dalam fungsi odontoblas daripada kematian
odontoblas. Beberapa agen kemoterapi seperti vinblastin dan vincristine juga memengaruhi
Anak-anak dan remaja berada pada risiko tinggi untuk mengembangkan komplikasi gigi
jangka panjang dari perawatan kanker karena masa kanak-kanak adalah usia paling aktif dari
perkembangan gigi. Sejak perkembangan gigi sulung dimulai dalam rahim dan berlanjut
selama 3 sampai 4 tahun ke depan, kuman gigi sulung jarang rusak selama terapi kanker.
Namun, perkembangan gigi permanen dimulai segera setelah lahir dan selesai sekitar usia 14
hingga 16 tahun dengan penyelesaian akar gigi molar kedua, sehingga dapat memberikan
peluang bagi pengobatan kanker untuk mempengaruhi pertumbuhan gigi permanen secara
negatif. Manifestasi gigi spesifik dari perawatan kanker anak termasuk peningkatan risiko
menumpulkan akar. Mikrodontia dan akar tumpul dapat dilihat pada pasien yang ditunjukkan
pada gambar 3.1 dan gambar 3.2 menunjukkan kerusakan gigi pada anak yang menerima
anomali gigi tergantung pada usia anak dan tahap perkembangan gigi pada saat kemoterapi
kanker atau terapi radiasi, serta intensitas terapi kanker. Insiden anomali gigi yang lebih
tinggi dan defek gigi yang berkembang diperkirakan pada anak-anak yang menerima terapi
kanker sebelum usia 3 tahun. Sejarah transplantasi sel induk hematopoietik, penggunaan
beberapa kelas agen kemoterapi (lebih dari 4), dan penggunaan agen logam berat secara
signifikan meningkatkan risiko gangguan gigi. Gambar 3.3 adalah radiografi panoramik pria
agenesis dari banyak gigi, ditandai dengan panah merah, dan mikrodontia dari banyak gigi,
ditandai dengan panah hijau. Semua gigi yang terkena akan berada pada tahap formatif awal
Komplikasi oral yang disebabkan oleh kanker dan perawatan kanker menyebabkan
toksisitas terlambat dan akut.11 Selama perawatan, lesi dapat bertambah parah, dikarenakan
kemoterapi bekerja pada sel-sel yang memiliki diferensiasi buruk atau metabolisme tinggi,
memengaruhi tidak hanya sel blast, tetapi juga sel tubuh normal. Kemoterapi dapat menjadi
toksik dan memengaruhi mukosa oral melalui sirkulasi sistemik. Terlebih lagi, obat-obatan
yang digunakan umumnya disekresi saliva, yang menyebabkan adanya paparan obat pada
rongga mulut. Namun, dari beberapa penelitian yang sudah ada, hanya ada enam jenis obat-
Ada beberapa pendekatan yang dilakukan untuk menetapkan klasifikasi komplikasi oral
pada anak-anak dengan penyakit kanker, namun, klasifikasi yang paling luas dan dapat
1. Komplikasi Primer: Biasanya timbul oleh karena penyakit itu sendiri; dihasilkan dari
infiltrasi leukemia pada struktur oral seperti gingiva dan tulang. Contoh:
pembengkakan gingiva
2. Komplikasi Sekunder: Biasanya berkaitan dengan pengaruh langsung dari radiasi atau
ulserasi, dll.
3. Komplikasi Tersier: Biasanya dikarenakan oleh kompleksitas dari terapi yang saling
pendarahan gingiva, xerostomia, infeksi bakteri, trismus, dll. Terkadang efek laten
seperti lesi vaskuler, atrofi jaringan, perubahan pengecapan sementara atau permanen,
fibrosis, edema, nekrosis jaringan lunak, kehilangan gigi, flow saliva menurun, karies,
A. Mukositis
Mukositis adalah proses inflamasi yang dihasilkan dari rusaknya jaringan oleh karena
tubuh total.11 Mukositis merupakan manifestasi oral yang paling sering terjadi pada
pasien anak yang telah melewati perawatan untuk kanker. Banyak peneliti
dinamik yang merusak sel basal dikarenakan adanya kontak dengan agen antineoplastik.12
Pasien biasanya merasakan mukosa oral terbakar, mulut kering dan tidak nyaman
sebagai gejala awal. Secara klinis, manifestasi mukositis menunjukkan kemerahan yang
pendarahan di beberapa titik. Bahkan iritasi lokal ringan seperti gigi atau restorasi tajam,
adanya kalkulus dan plak dapat memperberat inflamasi mukosa. 13 Perkembangan dan
keparahan mukositis pada pasien kanker juga merupakan faktor besar dalam defisiensi
nutrisi sekunder dikarenakan rasa nyeri dan sulit ketika makan, minum dan berbicara
akibat mukositis pada oral yang dapat menyebabkan turun berat badan, anoreksia,
dehidrasi dan malnutrisi.13,14 Mukositis oral dapat timbul pada hari ke-empat sampai ke-
tujuh dari perawatan kemoterapi, atau bisa lebih lama. Biasanya melibatkan palatum
lunak, orofaring, mukosa labial dan bukal, dasar mulut, ventral dan lateral lidah.13
Kualitas hidup pasien dapat sangat dipengaruhi oleh mukositis. Resolusi komplit dari
mukositis timbul dalam 7-14 hari setelah waktu onset dan berhentinya terapi. Terkadang,
mukositis karena radiasi dapat tetap ada selama berminggu-minggu hingga berbulan-
bulan dan mereda dengan sangat lama.12 Perawatan dan/atau pencegahan mukositis dapat
tidak berencana, dan menurunkan kebutuhan dosis obat yang berhubungan dengan
komplikasi ini.14
B. Kandidiasis
Candida albicans dan jamur-jamur lain merupakan penghuni rongga mulut. Pada
keadaan normal, mereka hidup berdampingan dengan mikroorganisme lain dan tidak
menyebabkan penyakit.14 Kandidiasis sering disebut sebagai penyakit dari penyakit. Hal
ini merupakan infeksi oportunistik yang paling umum pada anak-anak dengan kanker
darah. Anak dengan kanker darah menunjukkan immunosupresi dan karenanya, mereka
berisiko lebih tinggi terhadap penyebaran infeksi kandida, dan kemungkinan mengancam
nyawa.13
Keterlibatan jamur pada komplikasi kemoterapi masih menjadi suyek yang terkait
dengan mukositis oral dan masih menjadi sebuah kontroversi. Kandidiasis adalah
penemuan umum pada pasien yang terpapar radiasi terutama di daerah leher dan kepala
atau kemoterapi. Maka, tidak heran ketika melihat adanya kandida pada pasien kanker
yang juga terkena mukositis.15 Namun, pada penelitian yang sudah dilakukan pada 115
anak oleh Epstein11, ditemukan hasil bahwa mukositis tidak disebabkan dan tidak
Berbagai agen antijamur topikal dan sistemik digunakan untuk perawatan kandidiasis.
Agen antijamur topikal yang paling umum digunakan adalah nistatin, clotrimazole, dan
ketoconazole. Dalam kasus yang parah, agen sistemik seperti flukonazol, itrakonazol, dan
imun.15
kanker darah karena imunosupresi yang disebabkan oleh penyakit serta agen kemoterapi
yang digunakan untuk penatalaksanaannya. Infeksi virus yang terlihat pada anak-anak
adenovirus, dan virus Epstein barr.13 Infeksi parah dapat menyebabkan dehidrasi dan
Herpes simplex secara klinis dimanifestasikan sebagai bisul multipel di sudut mulut,
bibir, langit-langit, dan gingiva. Eritema juga dapat terlihat di sekitar lesi ulseratif. Obat
merupakan fokus utama ketika melakukan profilaksis pada pasien kanker. Pasien dengan
HSV juga terkadang mendapatkan diagnosis salah di mana dokter menyebut pasien
paru-paru, SSP, dan hati dan berhubungan dengan morbiditas tinggi. Penatalaksanaannya
mempertahankan hidrasi.14
Bakteri yang membentuk flora normal pada rongga mulut tidak terhitung jumlahnya,
harus dipertimbangkan untuk sepsis yang tidak diketahui asalnya pada pasien kanker.
Pseudomonas dan E. coli. Pada pasien immunocompromised, baik mikrobiota amfibi dan
oportunistik dapat menjadi berbahaya secara patogen dan menyebabkan infeksi parah
yang dapat mencapai aliran darah dan menyebabkan terjadinya infeksi umum.14,15
Infeksi semacam itu biasanya terlokalisir dan dapat diobati dengan kombinasi
Menghilangkan bakteri dari gigi dengan menyikat dengan lembut menggunakan sikat gigi
yang lembut, flossing, dan penggunaan obat kumur antimikroba mungkin bisa membantu.
Jika ada kerusakan mukosa, penggunaan sikat gigi yang kaku dapat menyebabkan
direkomendasikan.123,14,15
Infeksi dapat disebabkan oleh bakteri gram positif dan gram negatif. Infeksi bakteri
yang resistan terhadap obat, khususnya oleh staphyloccoccus, terlihat dengan frekuensi
yang meningkat. Komplikasi yang mengancam jiwa seperti endokarditis atau sindrom
mulut (infeksi mulut, kebersihan mulut, asupan oral), intervensi bedah, obat-obatan,
kerusakan radioterapi pada kuncup pengecap dan kelenjar air liur. Karena air liur yang
sangat kental dan minimal, makanan yang dimakan tidak sampai ke pengecap yang
terletak di bagian posterior lidah dan juga dapat menyebabkan perubahan rasa. Ini
menyebabkan berkurangnya 50% dalam persepsi rasa pahit dan asam. Sensasi manis
biasanya lebih dulu, sehingga meningkat pada rasa pahit dan asam. Hal ini diikuti oleh
rasa abnormal umum dan penurunan ketajaman pengecapan. Kehilangan rasa asin sangat
penting dalam diet dan asupan nutrisi oral karena memengaruhi minat makan
(kenikmatan, kesenangan). Kehilangan asin memiliki hubungan yang paling kuat dengan
penurunan kualitas hidup. Obat kemoterapi juga menyebabkan rasa tidak enak, disebut
sebagai fenomena rasa vena yang dihasilkan dari difusi obat ke dalam rongga mulut.
Kehilangan rasa sering kali bersifat transisi karena buds yang terkena biasanya
beregenerasi. Pemulihan sebagian atau total dapat terjadi antara 2-12 bulan setelah terapi
myelosuppresive. Suplementasi zinc dalam bentuk zinc sulfat dengan dosis 220 mg dua
E. Trismus
Pembukaan mulut terbatas atau trismus sering dilihat sebagai komplikasi oral yang
disebabkan oleh terapi kanker. Ini terutama merupakan konsekuensi dari edema,
kerusakan sel, dan fibrosis otot yang disebabkan oleh agen kemoterapi. Kadang-kadang
otot yang terpapar di jalur radiasi langsung juga dapat mengembangkan fibrosis atau
degenerasi. Pembukaan mulut yang terbatas juga dapat menyebabkan kebersihan mulut
yang tidak memadai, lebih lanjut menghambat kesehatan rongga mulut. Pasien harus
Pengurangan gejala dapat dicapai dengan pemberian obat antiinflamasi, dan pelemas
otot.13
Jika kemoterapi atau radiasi terkena kuman gigi formatif yang berkembang selama
tahun-tahun (sebelum usia 9 tahun), itu dapat merusak ameloblas dan odontoblas selama
tahap mitosis. Hal ini dapat menyebabkan hipomineralisasi atau hipomaturasi email atau
pembentukan akar yang pendek, tipis, dan meruncing. Secara klinis, enamel dan dentin
yang rusak akan terlihat sebagai mahkota gigi yang cacat dan berubah warna. Radiasi
langsung pada daerah kepala dan leher dapat menyebabkan perkembangan rahang yang
tidak lengkap, gigi berukuran lebih kecil karena perkembangan gigi yang terhenti, atrofi
jaringan lunak di atasnya, malformasi jaringan keras gigi, seperti enamel dan kalsifikasi
gigi yang tidak lengkap. Semakin muda anak, semakin besar risiko kelainan kraniofasial
dan perkembangan.13
G. Nyeri Neuropatik
Anak-anak yang menerima agen kemoterapi alkaloid tanaman seperti vincristine dan
mandibula. Anak-anak ini mengeluh nyeri yang dalam pada rahang dan gigi tanpa adanya
sumber nyeri odontogenik. Nyeri neuropatik semacam itu biasanya bersifat sementara
pada anak-anak dan berkurang atau hilang setelah kemoterapi selesai. Tanpa adanya
definisi yang pasti. Obat untuk nyeri neuropatik yang diinduksi kemoterapi, perawatan
H. Xerostomia
Anak-anak yang menerima kemoterapi kanker dan / atau terapi radiasi kepala dan
meningkatkan risiko karies dan memperburuk mucositis. Penggunaan permen karet bebas
gula, permen bebas gula dan tablet hisap, pengganti air liur, obat kumur bebas alkohol,
dan pelembab oral membantu meringankan xerostomia. Pasien dengan xerostomia juga
Perawatan gigi harus direncanakan sesuai dengan terapi kanker. Pelaksanaan beberapa
prosedur gigi - terutama yang bersifat invasif - tergantung pada status kesehatan keseluruhan
pasien dan tahap perawatan kanker di mana ia berada. Mempertimbangkan risiko perdarahan
dan infeksi serius yang terkait dengan prosedur invasif di rongga mulut, sudah ada beberapa
protokol yang menekankan pentingnya mengevaluasi indeks hematologis tertentu, terutama
neutrofil dan trombosit. Variasi mengenai jumlah yang dianggap minimal untuk prosedur gigi
Setelah perawatan kanker, akan ada penurunan fungsi imun yang parah; oleh karena itu,
anak-anak mungkin tidak dapat menjalani prosedur gigi hingga 1 tahun, kecuali perawatan
preventif non-invasif seperti aplikasi fluoride topikal, restorasi resin preventif atau pit and
fissure sealant. Hasil darah terbaru diperlukan pada setiap kunjungan. Ahli hematologi harus
menyadari kemungkinan efek samping jangka panjang dari kemoterapi pada gigi, mukosa
mulut, dan kraniofasial kompleks dan harus memantau anak untuk hal yang sama. Kunjungan
berkala ke dokter gigi harus ditinjau. Dalam fase pasca perawatan, pasien dianggap sembuh
dari kanker dan tidak memiliki manifestasi oral karena penyakit atau kemoterapi, dengan
pengecualian dari mereka yang mengalami gejala sisa radioterapi atau anak-anak yang
menerima kemoterapi pada tahap pembentukan gigi, yang dapat menunjukkan daerah
hipoplastik pada email gigi (gangguan mineralisasi) dan perubahan dalam perkembangan
Anak-anak dengan kanker darah selama fase remisi dapat diperlakukan sebagai pasien
normal, meskipun, investigasi darah masih diperlukan jika pengobatan invasif diperlukan.
Selain itu, menyikat gigi dengan pasta gigi berfluoride dan obat kumur sodium fluoride
0,05% harus digunakan sebagai pengganti obat kumur chlorohexidine. Kelainan orofasial
pada anak-anak kanker darah termasuk hipoplasia enamel, perkembangan gigi yang terhenti,
anomali gigi dan gangguan maturitas gigi. Beberapa kelainan ini mungkin memiliki dampak
signifikan pada estetika dan menyebabkan gangguan fungsional dan oklusal. Oleh karena itu,
perawatan oral untuk pasien tersebut dapat mencakup restorasi estetika, peralatan ortodontik
berkelanjutan dari diagnosis penyakit. Perawatan mulut pasien kanker harus dimulai segera
setelah diagnosis, dengan pengenalan kondisi lokal termasuk penyakit mulut yang berpotensi
ganas dan temuan oral kanker sistemik yang mungkin hadir dengan tanda dan / atau gejala
lokal. Hal ini berlanjut dengan pemeriksaan / diagnosis gigi dan manajemen penyakit mulut
umum dalam persiapan terapi kanker dan pencegahan serta penatalaksanaan komplikasi oral
selama perawatan. Tindak lanjut pasien selama terapi kanker tergantung pada jenis terapi dan
efek oral yang potensial. Pasien kanker keganasan hematologis harus dikonsultasikan
setidaknya setiap minggu, sementara pasien tumor padat lainnya dapat diikuti berdasarkan
kebutuhan. Secara umum, tindak lanjut dekat diindikasikan untuk mendeteksi kekambuhan
atau keganasan kedua. Pencabutan gigi yang harus dilakukan secara berurutan, terutama
untuk pasien dengan hiposalivasi dan / atau kompromi imun. Keterlibatan berkelanjutan ini
berkontribusi pada kenyamanan oral pasien dan potensi penghindaran komplikasi oral tetapi
dapat memungkinkan penyelesaian terapi kanker yang direncanakan yang memengaruhi hasil
Sangat penting bahwa seorang dokter gigi yang berpengetahuan dan berpengalaman yang
familiar dengan kebutuhan gigi pasien kanker dan memiliki pemahaman tentang dampak
kanker dan terapi kanker pada perawatan gigi menjadi bagian dari tim onkologi atau
psikososial, terapi wicara, konseling gizi, konseling genetik, atau jenis perawatan suportif
lainnya harus disediakan. Perawatan kesehatan mulut / gigi jelas lebih kompleks pada pasien
ini dan membutuhkan dokter berpengalaman dan integrasi dengan perawatan medis.
Mempertimbangkan onset, durasi, dan sifat terapi kanker, dan kebutuhan oral dan gigi pasien,
perawatan gigi harus direncanakan pada saat diagnosis kanker dan sebelum memulai terapi.
Rencana ini harus mencakup instruksi kesehatan gigi dan mulut, dan / atau intervensi bedah
gigi yang diperlukan untuk meminimalkan risiko infeksi dan nyeri dan untuk mengatasi risiko
lokal atau tumor sekunder. Ketika kondisi mencurigakan terlihat, kebutuhan untuk mencapai
diagnosis dan implikasi hasil harus didiskusikan dengan pasien untuk meningkatkan
pemahaman dan kepatuhan pasien. Pasien karsinoma sel skuamosa oral (OSCC) memerlukan
dokter gigi untuk membahas kesehatan mulut / gigi, mengunyah / makan, rasa sakit di kepala
dan leher, air liur, menelan, dan berbicara sebagai perhatian utama mereka. Ini juga penting
dalam hal perawatan gigi, karena rencana perawatan gigi yang tepat harus dibangun
berdasarkan individu pasien dengan analisis risiko dan manfaat intervensi gigi yang cermat.
Pasien yang sudah melewati terapi kanker dan dua tahun bebas dari penyakit tersebut, ias
KESIMPULAN
Perawatan mulut yang tepat pada anak-anak dengan leukemia sangat penting.
Pemahaman yang menyeluruh tentang sifat penyakit dan perawatannya sangat penting dari
perawatan pasien keseluruhan. Meskipun beberapa toksisitas oral akut dari terapi kanker
dapat dikurangi, mereka pada dasarnya tetap tidak dapat dihindari. Dampak kompleks dari
merekomendasikan pencegahan dan menyetujui intervensi apapun. Oleh karena itu, penting
untuk dokter yang terlibat dalam perawatan kanker dan tindak lanjut dari penderita kanker
untuk menyadari komplikasi ini sehingga tindakan yang tepat dapat diimplementasikan dalam
cara yang tepat waktu. Pencegahan dan penatalaksanaan terbaik disediakan oleh tim
kesehatan multidisiplin, yang harus diintegrasikan dan dikomunikasikan secara efektif untuk
menyediakan perawatan pasien terbaik secara terkoordinasi pada waktu yang tepat.
TINJAUAN PUSTAKA
2. Ritwik P. Dental care for patients with childhood cancers. Ochsner J. 2018;18(4):351-
357.
management of a childhood cancer survivor with malformed primary teeth. Pediatr Dent
J. 2020;30(1):45-50.
4. Israels T, Challinor J, Howard S, Arora RH. Treating children with cancer worldwide-
2018;1-25.
6. National Cancer Society. Children with Cancer: A Guide for Parents. Natl Cancer Inst.
2015:1-79.
7. Kanker Anak Bisa Dicegah Dan Dapat Diupayakan Sembuh. [internet] 2017. [dikunjungi
mar.pdf
9. Ritwik P, Singleton TEC. Oral And Dental Considerations In Pediatric Cancers. Cancer
2007;104(6): 781-789.
11. Epstein JB, Thariat J, Bensadoun RJ, Barasch A, Murphy BA, Kolnick L, Popplewell L,
Maghami E. Oral complications of cancer and cancer therapy: from cancer treatment to
12. de Morais EF, da Silva Lira JA, de Paiva Macedo RA, dos Santos KS, Elias CT, de
Arruda MD. Oral manifestations resulting from chemotherapy in children with acute
85.
13. Mathur VP, Dhillon JK, Kalra G. Oral health in children with leukemia. Indian journal
14. Mosel DD, Bauer RL, Lynch DP, Hwang ST. Oral complications in the treatment of
15. SoAreS AF, Aquino AR, Carvalho CH, Nonaka CF, Almeida D, Pinto LP. Frequency of
leukemia treated with 0.12% chlorhexidine gluconate. Brazilian dental journal. 2011;
22(4):312-6.
16. Lowal KA, Alaizari NA, Tarakji B, Petro W, Hussain KA, Altamimi MA. Dental
considerations for leukemic pediatric patients: an updated review for general dental
17. Epstein JB, Güneri P, Barasch A. Appropriate and necessary oral care for people with
cancer: guidance to obtain the right oral and dental care at the right time. Supportive
received radiotherapy to the head and neck region. Br Dent J. 2013; 14:387–393.
19. Zimmermann C, Meurer MI, Grando LJ, Gonzaga Del Moral JÂ, da Silva Rath IB,
2015; 1-14.