Disusun oleh:
Pembimbing:
,
FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI
UNIVERSITAS PROF. DR. MOESTOPO
(BERAGAMA)
JAKARTA
2020
BAB I
PENDAHULUAN
setiap tahun ditemukan sekitar 4.100 kasus baru anak dengan kanker. 1 Pasien
kanker pada anak umumnya harus menjalani perawatan jangka panjang yang
signifikan dan infeksi yang serius yang berawal dari rongga mulut seringkali
terjadi. 2 Kanker merupakan salah satu penyakit tidak menular yang telah menjadi
Kanker adalah penyakit yang menyerang proses kehidupan sel, mengubah genom
sel, dan menyebabkan penyebaran sel-sel. Tubuh terbentuk dari beberapa jenis sel,
pada keadaan normal sel tubuh akan membelah diri ketika tubuh benar-benar
menjaga tubuh agar tetap dalam kondisi yang baik. Namun kadang kala ada sel
Jenis kanker yang ditemukan pada anak berbeda dengan yang ditemukan
pada orang dewasa. Pada anak, jenis kanker yang umum ditemukan adalah
leukemia (kanker darah), limfoma (kanker kelenjar getah bening), brain and
spinal tumours (kanker otak), neuroblastoma (kanker saraf tepi), retinoblastoma
(kanker bola mata), wil’s tumour (kanker ginjal), osteosarcoma (kanker tulang)
yang paling umum ditemukan adalah leukemia, limfoma dan kanker otak.
diantaranya penurunan daya tahan tubuh dan penurunan sekresi pada tubuh.
Bahkan, infeksi dan komplikasi serius yang berawal di rongga mulut akibat
kanker seringkali terjadi. Selain itu ada beberapa jenis kanker yang mempunyai
manifestasi gejala rongga mulut. Dokter gigi dapat menjadi orang pertama yang
menemukan dan mendeteksi penyakit ini, anamnesis yang tepat dan baik menggali
gigi anak bisa berperan penting dalam meningkatkan kualitas hidup pasien kanker
anak. 1,4
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Kanker
genom (komplemen genetic total sel), dan menyebabkan penyebaran pada sel-sel.
Tubuh terbentuk dari beberapa jenis sel, pada keadaan tubuh normal sel tubuh
sel-sel baru. Proses ini berlangsung untuk menjaga tubuh agar tetap dalam kondisi
yang baik. Namun, kadang ada sel yang tetap membelah diri padahal tidak
normal tumbuh sangat cepat, tidak terkontrol dan tidak (berirama) yang dapat
Penyebab pasti kanker pada anak dan remaja belum diketahui secara pasti,
kanker pada orang dewasa lebih jelas menunjukkan hubungan dengan faktor-
faktor tiologi, sedangkan pada anak tidak terdapat hubungan yang kuat dengan
faktor-faktor yang diduga menjadi faktor penyebab. Namun, ada beberapa hal
lingkungan terdiri dari ionizing radiation (paparan sinar-X, tenaga nuklir), non-
ionizing radiation (sinar UV), infeksi dan chemical exposure (logam berat,
pestisida). Beberapa infeksi virus dan parasit juga dianggap sebagai penyebab
sebagai penyebab kanker hati, human papilloma sebagai penyebab kanker leher
Rahim serta infeksi oleh Clonorchis sebagai penyebab kanker pancreas dan
Pasien kanker anak akan menerima pengobatan jangka Panjang dan sering
menimbulkan rasa tidak nyaman, bahkan rasa sakit pada pasien. Secara umum,
kanker, tetapi berefek negative terhadap sel-sel yang normal. Dalam hal ini,
perawatan tidak dapat membedakan antara sel normal dan sel ganas. Efek negatif
ini dapat menyebabkan penekanan system imun dan penurunan sekresi tubuh. 1
leukemia merupakan jenis kanker yang paling banyak diderita oleh anak-
anak yaitu sekitar 33 persen dari seluruh kanker yang ada pada anak-anak.
darah. Gejala utama yang timbul, antara lain anak terlihat pucat dan sering
demam tanpa sebab. Selain itu bisa juga terjadi perdarahan di kulit, gusi,
dan hidung (mimisan). Gejala lain, seperti kejang, nyeri tulang, perut
membesar, serta testis membesar dan mengeras akan muncul jika sel
menyerang anak diatas usia 5 tahun dan juga bisa diderita oleh orang
sumbatan pada usus dengan gejala sakit perut, muntah, tidak bisa buang
jala mata) yang terletak pada dinding mata sebelah dalam. Retinoblastoma
dapat mengenai salah satu atau kedua mata sekaligus. Kanker ini
umumnya diderita oleh anak di bawah usia 5 tahun (balita). Anak yang
retinoblastoma berupa adanya warna putih pada mata, saat disinari cahaya
(seperti mata kucing), ditandai dengan pupil yang berubah warna dari
Gejala lain yang perlu diperhatikan antara lain yaitu penglihatan yang
terganggu, mata menjadi juling, dan bola mata menonjol keluar pada
anak, maka kemungkinan untuk sembuh cukup tinggi. Jika masih dalam
jenis kanker yang langka. Kanker ini biasanya ditemukan pada anak-anak
balita karena kanker ini tumbuh pada awal pembentukan sel-sel saraf pada
berada. Jika menyerang saraf tulang belakang, tubuh bagian bawah akan
bagian tulang yang terkena maka akan mengalami nyeri tulang dan
gejalanya adalah terasa nyeri di dada, sesak napas, serta terjadi kelainan
pada mata.7
ditemui pada otot di daerah kepala, kaki atau tangan; mata, leher, kandung
kemih, prostat (kelenjar kelamin pria), dan vagina. Kanker ini sering
muncul pada sel yang akan tumbuh sebagai ototo kerangka (skeletal
muscle). Kanker jenis ini banyak ditemukan pada anak di bawah usia 10
di telinga akan menimbulkan rasa nyeri atau keluarnya darah dari lubang
air kecil atau air seni yang mengandung darah. Jika mengenai otot anggota
f. Tumor Wilms
Tumor Wilms adalah kanker ginjal yang paling sering dijumpai pada anak.
Kanker ini dapat menyerang satu atau kedua ginjal anak biasanya
didiagnosis pada balita usia 3 sampai 4 tahun dan jarang sekali ditemui
pembengkakan perut sehingga rasa tidak enak di dalam perut dan bila
sudah cukup besar terasa keras jika diraba, biasanya diketahui ketika anak
makan.7
BAB III
Tingkat kelangsungan hidup pada pasien kanker anak yang tinggi telah
pendengaran, dan risiko kanker kedua. Efek lanjut yang merugikan dapat
disebabkan oleh operasi, iradiasi, kemoterapi, atau kombinasi dari modalitas ini.8
Terdapat efek buruk dari kanker dan terapi kanker pediatrik pada
taurodontia (ruang pulpa yang membesar), retensi gigi primer yang berlebihan,
kemoterapi pada usia <5 tahun. karena proliferasi sel-sel induk gigi selama
terhadap sel-sel normal. Selain itu, meskipun radiasi hanya mempengaruhi sel di
yang jauh dari tumor rentan terhadap kerusakan kemoterapi karena agen
kemoterapi menyebabkan cacat gigi biasanya terlokalisir, akibat dari perubahan
komplikasi gigi jangka panjang dari perawatan kanker karena masa kanak-kanak
adalah usia paling aktif dari perkembangan gigi. Sejak perkembangan gigi sulung
dimulai dalam rahim dan berlanjut selama 3 sampai 4 tahun ke depan, kuman gigi
sulung jarang rusak selama terapi kanker. Namun, perkembangan gigi permanen
dimulai segera setelah lahir dan selesai sekitar usia 14 hingga 16 tahun dengan
penyelesaian akar gigi molar kedua, sehingga dapat memberikan peluang bagi
hipoplasia enamel, dan menumpulkan akar. Mikrodontia dan akar tumpul dapat
dilihat pada pasien yang ditunjukkan pada gambar 3.1 dan gambar 3.2
menunjukkan kerusakan gigi pada anak yang menerima terapi radiasi untuk
keparahan anomali gigi tergantung pada usia anak dan tahap perkembangan gigi
pada saat kemoterapi kanker atau terapi radiasi, serta intensitas terapi kanker.
Insiden anomali gigi yang lebih tinggi dan defek gigi yang berkembang
diperkirakan pada anak-anak yang menerima terapi kanker sebelum usia 3 tahun.
kemoterapi (lebih dari 4), dan penggunaan agen logam berat secara signifikan
meningkatkan risiko gangguan gigi. Gambar 3.3 adalah radiografi panoramik pria
menunjukkan agenesis dari banyak gigi, ditandai dengan panah merah, dan
mikrodontia dari banyak gigi, ditandai dengan panah hijau. Semua gigi yang
terkena akan berada pada tahap formatif awal pada usia 3 tahun berdasarkan
standar.8,9
diferensiasi buruk atau metabolisme tinggi, memengaruhi tidak hanya sel blast,
tetapi juga sel tubuh normal. Kemoterapi dapat menjadi toksik dan memengaruhi
mukosa oral melalui sirkulasi sistemik. Terlebih lagi, obat-obatan yang digunakan
umumnya disekresi saliva, yang menyebabkan adanya paparan obat pada rongga
mulut. Namun, dari beberapa penelitian yang sudah ada, hanya ada enam jenis
komplikasi oral pada anak-anak dengan penyakit kanker, namun, klasifikasi yang
dihasilkan dari infiltrasi leukemia pada struktur oral seperti gingiva dan
trismus, dll. Terkadang efek laten seperti lesi vaskuler, atrofi jaringan,
jaringan lunak, kehilangan gigi, flow saliva menurun, karies, juga terlihat
A. Mukositis
merupakan manifestasi oral yang paling sering terjadi pada pasien anak yang
antineoplastik.12
Pasien biasanya merasakan mukosa oral terbakar, mulut kering dan tidak
iritasi lokal ringan seperti gigi atau restorasi tajam, adanya kalkulus dan plak
mukositis pada pasien kanker juga merupakan faktor besar dalam defisiensi
nutrisi sekunder dikarenakan rasa nyeri dan sulit ketika makan, minum dan
berbicara akibat mukositis pada oral yang dapat menyebabkan turun berat
pada hari ke-empat sampai ke-tujuh dari perawatan kemoterapi, atau bisa lebih
lama. Biasanya melibatkan palatum lunak, orofaring, mukosa labial dan bukal,
komplit dari mukositis timbul dalam 7-14 hari setelah waktu onset dan
berhentinya terapi. Terkadang, mukositis karena radiasi dapat tetap ada selama
berminggu-minggu hingga berbulan-bulan dan mereda dengan sangat lama.12
komplikasi ini.14
B. Kandidiasis
disebut sebagai penyakit dari penyakit. Hal ini merupakan infeksi oportunistik
yang paling umum pada anak-anak dengan kanker darah. Anak dengan kanker
nyawa.13
terutama di daerah leher dan kepala atau kemoterapi. Maka, tidak heran ketika
melihat adanya kandida pada pasien kanker yang juga terkena mukositis.15
Namun, pada penelitian yang sudah dilakukan pada 115 anak oleh Epstein 11,
ditemukan hasil bahwa mukositis tidak disebabkan dan tidak dipengaruhi oleh
kolonisasi kandida.15
Berbagai agen antijamur topikal dan sistemik digunakan untuk perawatan
virus yang terlihat pada anak-anak dengan kanker darah adalah herpes
sudut mulut, bibir, langit-langit, dan gingiva. Eritema juga dapat terlihat di
melakukan profilaksis pada pasien kanker. Pasien dengan HSV juga terkadang
memiliki mukositis.13,14
dapat menjadi berbahaya secara patogen dan menyebabkan infeksi parah yang
menggunakan sikat gigi yang lembut, flossing, dan penggunaan obat kumur
direkomendasikan.123,14,15
Infeksi dapat disebabkan oleh bakteri gram positif dan gram negatif.
dalam rongga mulut (infeksi mulut, kebersihan mulut, asupan oral), intervensi
air liur. Karena air liur yang sangat kental dan minimal, makanan yang
dimakan tidak sampai ke pengecap yang terletak di bagian posterior lidah dan
dalam persepsi rasa pahit dan asam. Sensasi manis biasanya lebih dulu,
sehingga meningkat pada rasa pahit dan asam. Hal ini diikuti oleh rasa
sangat penting dalam diet dan asupan nutrisi oral karena memengaruhi minat
menyebabkan rasa tidak enak, disebut sebagai fenomena rasa vena yang
dihasilkan dari difusi obat ke dalam rongga mulut. Kehilangan rasa sering kali
sebagian atau total dapat terjadi antara 2-12 bulan setelah terapi
E. Trismus
oral yang disebabkan oleh terapi kanker. Ini terutama merupakan konsekuensi
dari edema, kerusakan sel, dan fibrosis otot yang disebabkan oleh agen
gejala dapat dicapai dengan pemberian obat antiinflamasi, dan pelemas otot.13
ameloblas dan odontoblas selama tahap mitosis. Hal ini dapat menyebabkan
tipis, dan meruncing. Secara klinis, enamel dan dentin yang rusak akan terlihat
sebagai mahkota gigi yang cacat dan berubah warna. Radiasi langsung pada
daerah kepala dan leher dapat menyebabkan perkembangan rahang yang tidak
lengkap, gigi berukuran lebih kecil karena perkembangan gigi yang terhenti,
atrofi jaringan lunak di atasnya, malformasi jaringan keras gigi, seperti enamel
dan kalsifikasi gigi yang tidak lengkap. Semakin muda anak, semakin besar
G. Nyeri Neuropatik
pada rahang dan gigi tanpa adanya sumber nyeri odontogenik. Nyeri
berkurang atau hilang setelah kemoterapi selesai. Tanpa adanya definisi yang
H. Xerostomia
mucositis. Penggunaan permen karet bebas gula, permen bebas gula dan tablet
hisap, pengganti air liur, obat kumur bebas alkohol, dan pelembab oral
beberapa prosedur gigi - terutama yang bersifat invasif - tergantung pada status
prosedur invasif di rongga mulut, sudah ada beberapa protokol yang menekankan
trombosit. Variasi mengenai jumlah yang dianggap minimal untuk prosedur gigi
Setelah perawatan kanker, akan ada penurunan fungsi imun yang parah; oleh
karena itu, anak-anak mungkin tidak dapat menjalani prosedur gigi hingga 1
restorasi resin preventif atau pit and fissure sealant. Hasil darah terbaru
mulut, dan kraniofasial kompleks dan harus memantau anak untuk hal yang sama.
Kunjungan berkala ke dokter gigi harus ditinjau. Dalam fase pasca perawatan,
pasien dianggap sembuh dari kanker dan tidak memiliki manifestasi oral karena
gejala sisa radioterapi atau anak-anak yang menerima kemoterapi pada tahap
pembentukan gigi, yang dapat menunjukkan daerah hipoplastik pada email gigi
pengobatan invasif diperlukan. Selain itu, menyikat gigi dengan pasta gigi
berfluoride dan obat kumur sodium fluoride 0,05% harus digunakan sebagai
darah termasuk hipoplasia enamel, perkembangan gigi yang terhenti, anomali gigi
dan gangguan maturitas gigi. Beberapa kelainan ini mungkin memiliki dampak
signifikan pada estetika dan menyebabkan gangguan fungsional dan oklusal. Oleh
karena itu, perawatan oral untuk pasien tersebut dapat mencakup restorasi
Peran dokter gigi dalam perawatan integral pasien kanker terdiri dari
kanker harus dimulai segera setelah diagnosis, dengan pengenalan kondisi lokal
termasuk penyakit mulut yang berpotensi ganas dan temuan oral kanker sistemik
yang mungkin hadir dengan tanda dan / atau gejala lokal. Hal ini berlanjut dengan
selama perawatan. Tindak lanjut pasien selama terapi kanker tergantung pada
jenis terapi dan efek oral yang potensial. Pasien kanker keganasan hematologis
lainnya dapat diikuti berdasarkan kebutuhan. Secara umum, tindak lanjut dekat
gigi yang harus dilakukan secara berurutan, terutama untuk pasien dengan
yang memengaruhi hasil pengobatan kanker dan hasil umum jangka panjang.16,17
berpengalaman yang familiar dengan kebutuhan gigi pasien kanker dan memiliki
pemahaman tentang dampak kanker dan terapi kanker pada perawatan gigi
konseling gizi, konseling genetik, atau jenis perawatan suportif lainnya harus
disediakan. Perawatan kesehatan mulut / gigi jelas lebih kompleks pada pasien ini
Mempertimbangkan onset, durasi, dan sifat terapi kanker, dan kebutuhan oral dan
gigi pasien, perawatan gigi harus direncanakan pada saat diagnosis kanker dan
sebelum memulai terapi. Rencana ini harus mencakup instruksi kesehatan gigi dan
mulut, dan / atau intervensi bedah gigi yang diperlukan untuk meminimalkan
risiko infeksi dan nyeri dan untuk mengatasi risiko penyakit gigi di masa depan.17
karsinoma sel skuamosa oral (OSCC) memerlukan dokter gigi untuk membahas
kesehatan mulut / gigi, mengunyah / makan, rasa sakit di kepala dan leher, air liur,
menelan, dan berbicara sebagai perhatian utama mereka. Ini juga penting dalam
hal perawatan gigi, karena rencana perawatan gigi yang tepat harus dibangun
berdasarkan individu pasien dengan analisis risiko dan manfaat intervensi gigi
yang cermat. Pasien yang sudah melewati terapi kanker dan dua tahun bebas dari
sebelumnya.18,19
BAB IV
KESIMPULAN
Perawatan mulut yang tepat pada anak-anak dengan leukemia sangat penting.
akut dari terapi kanker dapat dikurangi, mereka pada dasarnya tetap tidak dapat
menyetujui intervensi apapun. Oleh karena itu, penting untuk dokter yang terlibat
dalam perawatan kanker dan tindak lanjut dari penderita kanker untuk menyadari
komplikasi ini sehingga tindakan yang tepat dapat diimplementasikan dalam cara
yang tepat waktu. Pencegahan dan penatalaksanaan terbaik disediakan oleh tim
2018;18(4):351-357.
6. National Cancer Society. Children with Cancer: A Guide for Parents. Natl
7. Kanker Anak Bisa Dicegah Dan Dapat Diupayakan Sembuh. [internet] 2017.
hospitals.com/omnimag/OMNIMag_edisi3-mar.pdf
11. Epstein JB, Thariat J, Bensadoun RJ, Barasch A, Murphy BA, Kolnick L,
12. de Morais EF, da Silva Lira JA, de Paiva Macedo RA, dos Santos KS, Elias
13. Mathur VP, Dhillon JK, Kalra G. Oral health in children with leukemia.
14. Mosel DD, Bauer RL, Lynch DP, Hwang ST. Oral complications in the
15. SoAreS AF, Aquino AR, Carvalho CH, Nonaka CF, Almeida D, Pinto LP.
16. Lowal KA, Alaizari NA, Tarakji B, Petro W, Hussain KA, Altamimi MA.
people with cancer: guidance to obtain the right oral and dental care at the
18. Ray-Chaudhuri A, Shah K, Porter RJ. The oral management of patients who
have received radiotherapy to the head and neck region. Br Dent J. 2013;
14:387–393.
19. Zimmermann C, Meurer MI, Grando LJ, Gonzaga Del Moral JÂ, da Silva