OLEH :
DZULHIYANA LAILI TOFARISA 1310015098
JUMIATI 1310015097
MARINI ANDRYANA 13100
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur saya panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas
rahmat dan hidayah-Nya lah, laporan observasi kasus ini dapat terselesaikan tepat
pada waktunya. Laporan ini dibuat berdasarkan hasil observasi penulis yang
dilakukan di Rumah Sakit Gigi dan Mulut Universitas Mulawarman Samarinda
pada hari Kamis, 22 November 2018.
Penulis menyadari bahwa laporan ini dapat terselesaikan karena bantuan
dari berbagai pihak. Untuk itu, penulis ingin menyampaikan ucapan terima kasih
kepada :
1. drg. Sylvia Agustin, selaku pembimbing observasi kasus.
2. Seluruh pengajar dan staf di Rumah Sakit Gigi Mulut Fakultas Kedokteran
Universitas Mulawarman Samarinda.
3. Seluruh rekan-rekan yang tidak dapat disebutkan namanya satu per satu.
Akhir kata, saya sadar bahwa kesempurnaan tidak ada pada manusia oleh
sebab itu penulis mohon kritik dan saran dari pembaca untuk perbaikan di
kemudian hari. Semoga laporan ini bermanfaat bagi pembaca, baik refrensi atau
perkembangan pengetahuan.
DAFTAR ISI
BAB I : PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ............................................................................................... 4
1.2 Tujuan ............................................................................................................. 4
1.3 Manfaat ........................................................................................................... 5
2
BAB IV : PENUTUP
4.1 Kesimpulan ................................................................................................... 25
4.2 Saran .............................................................................................................. 25
BAB I
PENDAHULUAN
1.2 Tujuan
1. Membuat catatan medik pada rekam medik sesuai dengan kasus.
2. Dapat menegakkan diagnosa yang tepat sesuai dengan kasus.
3. Dapat menentukan rencana perawatan sesuai dengan kasus yang
3
ditemukan pada pasien serta indikasinya.
1.3 Manfaat
Mahasiwa mampu dan mengerti pembuatan rekam medik, menegakkan
diagnosa, dan menentukan rencana perawatan yang akan diambil sesuai
dengan kasus.
BAB II
LAPORAN KASUS
4
Suku/ Ras : Banjar
Alamat : Jl. Serindit III no.56 Samarinda
Pekerjaan : Swasta
Alamat Kantor : Jl.
Telepon Seluler : 082157109xxx
2.2 Anamnesa
2.2.1 Keluhan Utama
Gigi bawah belakang ada yang pecah.
5
2.2.5 Riwayat Penyakit dalam Keluarga
Keluarga pasien tidak memiliki riwayat penyakit apapun.
6
a. Kelenjar linfe submandibula
Palpasi : Teraba dan tidak sakit
Fluktuasi : Tidak teraba
Kriptiasi : Tidak teraba
7
48 sou sou 38
47 sou sou 37
46 rrx sou 36
45 (85) sou sou (75) 35
44 (84) sou sou (74) 34
43 (83) sou sou (73) 33
42 (82) sou sou (72) 32
41 (81) sou sou (71) 31
2.4 Pemeriksaan/Interpretasi
Pada pasien ini tidak dilakukan pemeriksaan radiologi, pemeriksaan
laboratorium lengkap, pemeriksaan mikrobiologi, pemeriksaan histologi,
pemeriksaan patologi oral, dan pemeriksaan patologi klinik.
2.5 Diagnosis
Tabel 2.2 Diagnosis
8
1. Dilakukan ekstraksi pada gigi 46
BAB 3
PEMBAHASAN
gigi dapat dilakukan dengan lokal anastesi jika gigi terlihat jelas tampak
tanpa rasa sakit satu gigi utuh, atau akar gigi, dengan trauma minimal
dapat terjadi.
9
1. Gigi yang sudah karies dan tidak dapat diselamatkan dengan perawatan
apapun.
2. Pulpitis atau gigi dengan pulpa non-vital yang harus dicabut jika
6. Malposisi ekstrem.
10
• Kontrol perdarahan
• Jangan isap-isap
• Jangan gigit-gigit bibir atau lidah yang terasa tebal atau keanehan yang
komplikasi pencabutan dapat saja terjadi dan tidak tidak dapat dihindari.
Komplikasi pencabutan ini dapat terjadi pada saat pencabutan dan pada
1. Fraktur akar
2. Pendarahan
5. Fraktur segmen labial atau bukal tulang alveolar yang luas dan
11
6. Fraktur rahang
7. Laserasi gingiva
Menurut Archer (1975); Goldman (1977); Morris (1983); Meyer
1. Rasa sakit
2. Dry socket
3. Perdarahan
4. Edema
5. Hematoma
• Rasa Sakit
gigi
rongga mulut, wajah, dan leher, serta merupakan alasan utama
sakit sebelumnya.
1. Keparahan rasa sakit dapat diketahui melalui nilai rasa sakit yang
12
berkisar dari 0 hingga 10. Angka 0 menunjukkan tidak ada rasa sakit.
2. Bila pasien menggunakan analgesik, rasa sakit tidak terlalu parah.. rasa
nyeri wajah atipia dan neuralgia trigeminal yang sangat sakit di siang
1. Rasa sakit yang berasal dari suatu kondisi patologis biasanya bersifat
unilateral
2. Rasa sakit bilateral atau rasa sakit yang menyeberangi garis tengah
beberapa menit.
13
bersifat psikomatik.
pencabutan dan adanya soket yang terbuka selama 2-7 hari pasca
Nyeri dry socket dapat berakhir selama berapa hari hingga beberapa
pada telinga dan/atau leher pada sisi yang sama tidak jarang terjadi. Hal
tersebut dapat menimbulkan bau yang tidak sedap tetapi umumnya tidak
terdapat suppurasi.
Menurut Goldmen (1977); Koerner (1986), dry socket dapat terjadi karena:
belakang dari soket yang terbuka. lysis dapat terjadi karena satu atau lebih
fibrinolitik.
14
Karies berasal dari bahasa Latin yaitu caries yang artinya kebusukan. Karies
gigi adalah suatu proses kronis regresif yang dimulai dengan larutnya mineral
email sebagai akibat terganggunya keseimbangan antara email dan sekelilingnya
yang disebabkan oleh pembentukan asam microbial dari substrat sehingga timbul
destruksi komponen-komponen organik yang akhirnya terjadi kavitas. Dengan
perkataan lain, dimana prosesnya terjadi terus berjalan ke bagian yang lebih dalam
dari gigi sehingga membentuk lubang yang tidak dapat diperbaiki kembali oleh
tubuh melalui proses penyembuhan, pada proses ini terjadi demineralisasi yang
disebabkan oleh adanya interaksi kuman, karbohidrat yang sesuai pada permukaan
gigi dan waktu.
Karies adalah kerusakan yang terbatas pada jaringan gigi mulai dari email gigi
hingga menjalar ke dentin. Proses karies ditandai dengan terjadinya demineralisasi
pada jaringan keras gigi, diikuti dengan kerusakan bahan organiknya. Proses ini
ditandai timbulnya white spot pada permukaan gigi. White spot merupakan bercak
putih pada permukaan gigi. Penjalaran karies mula-mula terjadi pada email. Bila
tidak segera dibersihkan dan ditambal, karies akan menjalar ke bawah hingga
sampai ke ruang pulpa yang berisi saraf dan pembuluh darah, sehingga
menimbulkan rasa sakit dan akhirnya gigi tersebut bisa mati.
Klasifikasi
Karies memiliki kedalaman yang berbeda. Derajat keparahannya
dikelompokan menjadi:
a. Karies pada email
Biasanya tidak menimbulkan rasa sakit, namun bila ada rangsangan yang
berasal dari makanan atau minuman yang dingin akan terasa linu.
b. Karies pada dentin
Ditandai dengan adanya rasa sakit apabila tertimbun sisa makanan.
Apabila sisa makanan disingkirkan maka rasa sakit akan berkurang.
15
c. Karies pada ke pulpa
Gigi terasa sakit terus menerus sifatnya tiba tiba atau muncul dengan
sendirinya. Rasa sakit akan hilang sejenak apabila diberi obat pengurang
rasa sakit
Etiologi
Teori Multifaktorial Keyes menyatakan penyebab karies gigi mempunyai
banyak faktor seperti: host atau tuan rumah yang rentan, agen atau
mikroorganisme yang kariogenik, substrat atau diet yang cocok, dan waktu yang
cukup lama.2 Faktor-faktor tersebut digambarkan sebagai tiga lingkaran yang
bertumpang tindih (Gambar 1). Untuk terjadinya karies, maka kondisi setiap
faktor tersebut harus saling mendukung.14
16
sukrosa dan glukosa), untuk memproduksi asam, menyebabkan pH plak akan
menurun sampai di bawah 5 dalam 1-3 menit. Penurunan pH plak secara
berulang-ulang akan mengakibatkan demineralisasi pada permukaan gigi. Namun,
asam yang diproduksi dapat dinetralkan oleh saliva, sehingga pH saliva
meningkat dan berlangsungnya pengambilan mineral. Keadaan ini disebut dengan
remineralisasi. Hasil kumulatif dari proses demineralisasi dan mineralisasi dapat
menyebabkan kehilangan mineral sehingga lesi karies terbentuk.
Proses karies dapat terjadi di seluruh permukaan gigi dan merupakan
proses alami. Pembentukan biofilm dan aktifitas metabolik oleh mikroorganisme
tidak dapat dicegah. Perkembangan lesi ke dalam dentin bisa mengakibatkan
invasi bakteri dan mengakibatkan kematian pulpa dan penyebaran infeksi ke
dalam jaringan periapikal sehingga menyebabkan rasa sakit.
Proses terjadinya karies gigi ditandai dengan adanya perubahan warna
putih mengkilat pada email menjadi putih buram yang disebut white spot. Faktor
yang harus ada dalam proses karies gigi adalah makanan, plak, email dan waktu.
Makanan yang mengandung gula (sukrosa) dengan adanya kuman dalam plak
(coccus) maka berbentuk asam (H+) dan jika berlangsung terus menerus, maka
lama kelamaan pH plak menjadi ± 5. Asam (H+) dengan pH ini akan masuk
kedalam sub surface dan akan melarutkan kristal-kristal hidroxyapatit yang ada,
lama kelamaan kalsium akan keluar dari email, proses ini disebut sub surface
decalsifikasi ( Nio, 1987).
17
inflamasi menyebabkan peningkatan tekanan intra pulpa sehingga sistem limfe
dan venule terputus, mengakibatkan kematian jaringan pulpa. Jika eksudat
tersebut masih dapat diabsorbsi atau terdrainase melalui karies, nekrosis terjadi
bertahap.Pada gigi yang mengalami benturan keras, nekrosis juga dapat terjadi
bila aliran darah di dalam pulpa terputus.
3.3.1 Etiologi
1. Microbakterial
2. Trauma fisik (benturan, radiasi)
3. Bahan-bahan kimia (tumpatan gigi, bahan korosif)
4. Reaksi hipersensitivitas
f. Lesi radiolusen yang berukuran kecil hingga besar disekitar apeks dari
salah satu atau beberapa gigi, tergantung pada kelompok gigi.
Diagnosis
18
kelainan
a. Keluhan subjektif :
Gigi berlubang, kadang-kadang sakit bila kena rangsangan panas
Bau mulut (halitosis)
Gigi berubah warna.
b. Pemeriksaan objektif :
Gigi berubah warna, menjadi abu-abu kehitam-hitaman
Terdapat lubang gigi yang dalam
Sondenasi,perkusi dan palpasi tidak sakit
Biasanya tidak bereaksi terhadap tes elektrik dan termal. Kecuali
pada nekrosis tipe liquifaktif.
Bila sudah ada peradangan jaringan periodontium, perkusi,palpasi
dan sondenasi sakit.
3.3.3 Klasifikasi
Penyebab :
a. Trauma : benturan, jatuh, kena pukul
b. Termis : panas yang berlebihan waktu mengebor gigi.
c. Listrik : timbulnya aliran galvanis akibat dua tumpatanlogam yang
berbeda pada gigi yang berdekatan
d. Chemis/kimia : asam dari tambalan silikat.
Gejala-gejala :
Tidak ada keluhan, kecuali dari segi estetis (terutama gigi depan) dan
gigi berubah warna menjadi lebih suram
Tanda-Tanda Klinis :
Inspeksi
Gigi berubah warnaà bewarna suram
Gigi fraktur atau dengan tambalan
19
Sondasi : tidak memberi keluhan
Perkusi : tidak memberi keluhan
Termis : tidak memberi keluhan
Tes vitalitas : tidak bereaksi
2. Nekrosis likuifaksi
Penyebab :
a. Kelanjutan dari pulpitis
b. Nekrosis Koagulasi yang telah terinfeksi
Gejala-gejala :
20
Tes Membau : bau busuk (gas indol & skatol/H2S)
BAB 4
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Pengumpulan informasi yang lengkap tentang data pasien pada
rekam medik merupakan suatu hal yang penting, yang dapat mempengaruhi
diagnosa dan rencana perawatan yang akan di ambil. Seorang dokter gigi
harus memiliki kemampuan untuk menggali informasi sebanyak-banyaknya
tentang keluhan utama pasien serta menggunakan bahasa yang mudah
dipahami pasien. Selain itu, dokter gigi juga harus bersikap ramah dan
menciptakan suasana nyaman untuk pasien, agar pasien dapat menceritakan
segala keluhan utama yang dia rasakan berhubungan dengan rongga mulut.
Diagnosa dapat ditegakkan dengan mengacu pada anamnesa,
pemeriksaan klinis, dan pemeriksaan penunjang (jika diperlukan). Prognosis
21
dari perawatan yang diambil dikatakan baik dengan melihat sikap kooperatif
dari pasien dan pasien tidak memiliki riwayat penyakit sistemik.
Tindakan perawatan yang dapat dilakukan pada pasien ini (Nn. B)
adalah pencabutan gigi pada gigi 46 sisa akar.
4.2 Saran
Diharapkan mahasiswa lebih memperdalam pembelajaran tentang
pengisian rekam medik, penegakkan diagnosa, dan rencana perawatan yang
akan dilakukan.
DAFTAR PUSTAKA
22
Suherly, M., Ismonah, & Meikawati, W. (2012). Perbedaan tekanan darah pada
pasien hipertensi sebelum dan sesudah pemberian terapi musik klasik di
RSUD Tugurejo Semarang. Jurnal Ilmu Keperawatan dan Kebidanan, 2.
23