Anda di halaman 1dari 4

b.

Jaringan lunak

 Palpasi (+/ -)

Pemeriksaan palpasi dilakukan dengan bertujuan untuk menentukan luas


penyebaran proses inflamasi. Caranya dengan melakukan tekanan kuat
pada mukosa di atas apeks dengan ujung jari untuk melihat adanya
fluktuasi, krepitasi, keras atau lunak.Hasil (+) inflamasi sudah mencapai
tulang dan mukosa region apical gigi.

 Pocket (+/-)

 Resesi (+/-)

Pemeriksaan poket / resesi dan hilangnya perlekatan dapat diperiksa secara


bersama sama dan langsung dicatat dalam kolom-kolom yang disepakati
sbb: Kolom resesi dibagi empat masing-masing untuk permukaan mesial
(m), distal (d), dan liangal/palatal (l/p).

Cara pemeriksaan dengan menggunakan poket probe. Apabila poket probe


dimasukkan dalam poket di bagian bukal misalnya, yang perlu dicatat
adalah :

- Kedalaman poket (Pb) adalah jarak antara puncak gingival sampai dasar
poket.

- Bersamaan dengan mengukur kedalaman poket diukur sekaligus hilangnya


perlekatan adalah jarak antara cemento enamel junction (CEJ) ke dasar
poket. Bila pada permukaan gigi diperiksa terdapat resesi terbuka (bukan
terselubung) CEJ dapat dilihat dengan mudah tetapi apabila CEJ tidak
dapat dilihat, perkiraan posisi CEJ didasarkan atas pengetahuan anatomi
gigi.Hasil (+) bila terdapat poket.

- Resesi gingival yang dicatat adalah resesi yang terbuka bukan yang
terselubung. Resesi diukur dari CEJ ke puncak tepi gingival. Resesi
gingival diklasifikasikan berdasarkan Miller.

 Torus palatinus

Cara pemeriksaan dengan melihat dan dibantu perabaan/palpasi. Pada


torus palatinus dilihat pada palatum durum tampak penonjolan dengan
palpasi keras dan berwarna sewarna dengan mukosa sekitar atau pucat di
tengah palatum durum.
 Torus mandibularis

Torus mandibularis tampak penonjolan dengan palpasi keras dan berwarna


sewarna dengan mukosa sekitar atau pucat dilihat pada prosesus alveolaris
sisi lingual di region rahang bawah dekat dengan gigi P2 dan C. Cara
pemeriksaan dengan melihat dan dibantu perabaan/palpasi.

 Palatum ( dalam / sedang / dangkal)

Cara pemeriksaan dengan kaca mulut no.3 yang diletakkan di daerah


palatum durum kemudian dilihat seberapa banyaknya bagian dari kaca
mulut yang tertanam dibandingkan dengan tinggi servikal gigi atau
prosesus alveolaris.•palatum dalam apabila lebih dari ½kaca mulut
tertanam•palatum sedang apabila ½dari kacamulut tertanam•palatum
dangkal apabila kurang dari ½kaca mulut tertanam

Hasil : permukaan palatum normal

 Vestibulum ( dalam / sedang / dangkal)

Cara pemeriksaan dengan kaca mulut no.3 yang diletakkan di daerah


vestibulum tanpa tekanan. Kemudian dilihat seberapa banyaknya bagian
dari kaca mulut yang tertanam dibandingkan dengan tinggi prosesus
alveolaris.•vestibulum dalam apabila lebih dari ½kaca mulut
tertanam•vestibulum sedang apabila ½dari kaca mulut
tertanam•vestibulum dangkal apabila kurang dari ½kaca mulut tertanam

 Frenulum (tinggi / sedang / rendah)

Cara pemeriksaan dengan sedikit menarik bibir/pipi dan melihat seberapa


jauh perlekatan frenulum terhadap tinggi prosesus alveolaris.•Frenulum
tinggi apabila perlekatanya mendekati puncak prosesus alveolaris atau
lebih dari ½tinggiprosesus alveolaris.•Frenulum sedang apabila
perlekatanya pada ½tinggi prosesus alveolaris.•Frenulum rendah apabila
perlekatanya kurang dari ½tinggi prosesus alveolaris.

 Perlekatan dasar Mulut: (tinggi / sedang / rendah)

Cara pemeriksaan dengan meninstruksikan pasien mengangkat lidahnya


dan melihat bagaimana perlekatan dasar mulut terhadap tinggi prosesus
alveolaris •Perlekatan tinggi apabila perlekatanya mendekati puncak
prosesus alveolaris atau lebih dari ½tinggi prosesus alveolaris.•Perlekatan
sedang apabila perlekatanya pada ½tinggi prosesus alveolaris.•Perlekatan
rendah apabila perlekatanya kurang dari ½tinggi prosesus alveolaris.
Hasil : perlekatan dasar mulut normal

 Mukosa oral

Prosedur pemeriksaan intra oral:Pemeriksaan klinis harus dilakukan untuk


mendeteksi suatu lesi. Pedoman WHO merekomendasikan penggunaan 2
kaca mulut dan pemeriksaan palpasi digital untuk pemeriksaan lesi
tertentu. Gigi tiruan harus dilepas sebelum pemeriksaan.
Langkah 1 Bibir harus diperiksa baik saat mulut tertutup dan terbuka.
Tekstur bibir, warna bibir dan abnormalitas vermillion borderharus dicatat.
Langkah 2 Mukosa labial anterior bawah, sulkus dan alveolus harus
diperiksa dengan menarik bibir bawah dengan 2 kaca mulut.
Langkah 3 Mukosa bukal kanan ditarik dengan 2 kaca mulut dan
komisura, mukosa bukal dan sulkus kanan atas dan bawah hingga dapat
terlihat keseluruhan. Pemeriksaan seluruh mukosa bukal harus dimulai
dari komisura hingga pilar tonsil anterior. Mukosa alveolar labial kanan
atas dan bawah harus bisa dilihat.
Langkah 4 Sulkus labial atas anterior, mukosa dan alveolar harus diperiksa
dengan menarik bibir atas dengan 2 kaca mulut.
Langkah 5 Mukosa bukal kiri harus diretraksi seperti langkah 3 dan
komisura kiri, sulkus atas kiri dan sulkus bawah dapat terlihat.
Pemeriksaan mukosa bukal secara keseluruhan harus diperiksa dari
komisura hingga pilar tonsil. Pada saat yang sama, mukosa alveolar labial
bawah dan atas harus dapat diamati.
Langkah 6 Palatum keras diperiksa dengan mulut pasien terbuka lebar.
Palatum lunak dapat diperiksa dengan menekan lidah menggunakan kaca
mulut.
Langkah 7 Mukosa alveolar kanan bawah dapat diperiksa dengan bantuan
kaca mulut untuk menurunkan lidah dan pada saat bersamaan dasar mulut
kanan dapat diperiksa.
Langkah 8 Mukosa alveolar lingual anterior bawah dapat diperiksa dengan
bantuan kaca mulut, dan saat bersamaan dasar mulut anterior dapat
diobservasi dengan meminta pasien menaikkan lidahnya.
Langkah 9 Mukosa alveolar lingual kiri dan dasar mulut kiri dapat
diperiksa sesuai langkah 7.
Langkah 10 Dorsum lidah dapat diperiksa pada posisi istirahat dan setiap
pembengkakan, perubahan warna/tekstur/pola papilla harus dicatat.
Margin lidah kanan dilanjutkan ujung dan sisi kiri lidah harus diperiksa.
Margin harus diperiksa lebih teliti dengan menarik ujung lidah dengan
kassa untuk mendukung protusi menyeluruh. Pada saat bersamaan,
julurkan lidah ke sisi kiri untuk memeriksa ventral lidah kanan dan
sebaliknya. Jika dibutuhkan, lakukan palpasi digital lidah.
Hasil :
 Permukaan mukosa pipi kanan tampak bercak coklat berdiameter 1 cm
dengan batas tepi jelas dan permukaan rata sejajar permukaan mukosa
pipi disekelilingnya serta tidak sakit bila diraba.
 Gingiva labial anterior rahang atas dan bawah terdapat pigmentasi
berwarna kecoklatan
6. Adakah pemeriksaan penunjang ?
Hasil : ada, perlu dilakukan rontgen periapikal pada gigi 21

8. Bagaimana prognosis dari kasus pasien?


Prognosis : baik karena bila restorasi dan psa dilakukan dengan baik, pasien
kooperatif, tidak ada faktor sistemik

9. Rencana perawatan apa yang dapat kalian buat untuk menangani keluhan
pasien tersebut berdasarkan data informasi medis, hasil pemeriksaan
subyektif dan pemeriksaan obyektif ?
 fase I : DHE, OHI, scalling, ekstraksi pada gigi 37
 fase II : PSA pada gigi 21, pulp capping pada gigi 14
 fase IV : kontrol plak, kunjungan berkala

10. Apa saja yang perlu kalian komunikasikan ke pasien terkait temuan-temuan
dari seluruh pemeriksaan yang telah dilakukan tersebut diatas?
 menjelaskan kepada pasien bahwa di gigi seri pertama rahang atas kiri
pasien terdapat nekrosis pulpa dimana perawatan yang harus
dilakukan berupa perawatan saluran akar untuk memperbaiki gigi
pasien sehingga gigi seri tersebut dapat dipertahakan sehingga pasien
dapat percaya diri dimana gigi seri sebagai gigi estetik.
 Kemudian pasien terdapat karang gigi dan noda di regio anterior dan
posterior rahang atas dan bawah, pasien harus dirujuk ke sp. Perio
untuk melakukan scalling sebelum melakukan perawatan.
 Pada gigi premolar pertama atas kanan terdapat karies mencapai
dentin dengan kondisi dentin lunak, pulpa hanya tertutup selapis tipis
dentin sehingga pasien harus dirujukan ke spesialis konservasi untuk
melakukan perawatan pulp capping.
 Pada permukaan mukosa pipi kanan tampak bercak coklat sehingga
pasien harus dirujuk ke spesiali oral medicine.

Anda mungkin juga menyukai