(AML)
OLEH :
I WAYAN SUKARTIKA YASA
NIM. 219012769
2022
LAPORAN PENDAHULUAN ASUHAN KEPERAWATAN
PADA PASIEN ANAK DENGAN ACUTE MYELOID LEUKEMIA (AML)
3. EPIDEMIOLOGI
AML adalah bentuk leukemia akut yang paling sering terjadi pada
dewasa seiring dengan pertambahan usia dan jarang terjadi pada anak-anak
(Rogers, 2010). Kejadian AML diperkirakan terjadi pada dua sampai tiga orang
dari 100.000 penduduk, dengan presentase penduduk usia dewasa adalah 85%
dan anak-anak adalah 15%. AML lebih sering ditemukan pada laki-laki
dibandingkan dengan perempuan (American Cancer Society, 2016).
Yayasan Onkologi Anak Indonesia menyatakan bahwa setiap tahun
ditemukan 650 kasus anak dengan leukemia di seluruh Indonesia, 150 kasus di
antaranya terdapat di Jakarta dan sekitar 38% menderita jenis AML.Data
kejadian AML di Indonesia masih sangat terbatas, terdapat laporan insidens
AML di Jogjakarta yaitu terdapat delapan orang dari satu juta populasi
(Supriyadi, Purwanto, Widjajanto, 2013).
5. MANIFESTASI KLINIS
Hiperleukositosis (> 100.000 sel darah putih/ mm3) terjadi pada AML
dan dapat menyebabkan gejala leukostasis, misalnya disfungsi atau perdarahan
okuler dan serebrovaskular yang termasuk kegawatdaruratan medis, walaupun
hal ini jarang terjadi. Leukositosis terjadi pada sekitar 50% kasus AML,
sedangkan 15% pasien mempunyai angka leukosit yang normal dan sekitar
35% pasien mengalami netropenia. Meskipun demikian, sel-sel blast dalam
jumlah yang signifikan di darah tepi akan ditemukan pada 85% kasus AML.
Oleh karena itu sangat penting untuk memeriksa rincian jenis sel-sel leukosit di
darah tepi sebagai pemeriksaan awal, untuk menghindari kesalahan diagnosis
pada orang yang diduga menderita AML (Handayani & Haribowo, 2008).
Gejala AML biasanya terjadi setelah beberapa minggu dan dapat
dibedakan menjadi 3 tipe (Davis, Viera, & Mead, 2014).yaitu:
a. Gejala kegagalan sumsum tulang
Gejala kegagalan sumsum merupakan keluhan umum yang paling
sering.Leukemia menekan fungsi sumsum tulang sehingga menyebabkan
kombinasi dari anemia, leukopenia dan trombositopenia.Gejala yang khas
adalah lelah dan sesak nafas (akibat anemia), infeksi bakteri (akibat
leukopenia) dan perdarahan (akibat trombositopenia atau terkadang akibat
koagulasi intravaskuler diseminata/DIC).Pada pemeriksaan fisik juga sering
ditemukan kulit pucat, memar dan perdarahan serta demam sebagai tanda
infeksi.Perdarahan biasanya terjadi dalam bentuk purpura atau petekia yang
sering dijumpai di ekstremitas bawah atau berupa epistaksis, perdarahan
gusi dan retina (Davis, Viera, & Mead, 2014).
b. Gejala sistemik
Gejala sistemik yang ditemukan dapat berupa malaise, penurunan berat
badan, berkeringat dan penurunan nafsu makan, serta kelainan metabolik
seperti hiperkalsemia (sangat jarang) (Davis, Viera, & Mead, 2014).
c. Gejala lokal
Gejala lokal yang terkadang ditemukan berupa tanda infiltrasi leukemia/sel
blast di kulit, gusi atau sistem saraf pusat. Infiltrasi sel-sel blast di kulit akan
menyebabkan leukemia kutis yaitu berupa benjolan yang tidak berpigmen
dan tanpa rasa sakit. Infiltrasi sel-sel blast di jaringan lunak akan
menyebabkan nodul di bawah kulit (kloroma). Infiltrasi sel-sel blast di
dalam tulang akan menimbulkan nyeri tulang yang spontan atau dengan
stimulasi ringan. Infiltrasi sel-sel blast ke dalam gusi akan menyebabkan
pembekakan pada gusi. Selain itu dapat terjadi hepatomegali dan
splenomegali akibat infiltrasi sel-sel blast di hati dan limpa.Meskipun
jarang, pada AML juga dapat dijumpai infiltrasi sel-sel blast ke daerah
meningen (Davis, Viera, & Mead, 2014).
6. KLASIFIKASI
French-American-British (FAB) sejak tahun 1976 telah
mengklasifikasikan AML menjadi 8 subtipe, berdasarkan pada hasil
pemeriksaan morfologi sel dan pengecatan sitokimia. Klasifikasi FAB (Davis,
Viera, & Mead, 2014): Tabel 1. Klasifikasi AML menurut FAB
No Subtipe Penjelasan
1 M0 AML berdiferensiasi minimal
2 M1 AML tanpa maturasi
3 M2 AML dengan berbagai derajat maturasi
4 M3 Leukemia promielositik hipergranular
5 M4 Leukemia mielomonositik
6 M5 Leukemia monoblastik
7 M6 Eritroleukemia
8 M7 Leukemia megakarioblastik
Klasifikasi tersebut kemudian digantikan dengan klasifikasi menurut
World Health Organization (WHO) dengan kriteria abnormalitas genetika atau
genetika molekuler (Yuliana, 2017): Tabel 2. Klasifikasi AML menurut WHO
Kategori
AML with recurrent genetic abnormalities
AML with t(8;21)(q22;q22); RUNX1-RUNX1T1
AML with inv(16)(p13.1q22) atau t(16;16)(p13.1;q22); CBFB-MYH11
APL with t(15;17)(q22;q12); PML-RARA
AML with t(9;11)(p22;q23); MLLT3-MLL
AML with t(6;9)(p23;q34); DEK-NUP214
AML with inv(3)(q21q26.2) atau t(3;3)(q21;q26.2); RPN1-EVI1
AML (megakaryoblastic) with t(1;22)(p13;q13); RBM15-MKL1
AML with mutated NPM1
AML with mutated CEBPA
AML with myelodysplasia-related changes
Therapy-related myeloid neoplasms
AML, not otherwise specified (NOS)
AML with minimal differentiation
AML without maturation
AML with maturation
Acute myelomonocytic leukemia
Acute monoblastic/monocytic leukemia
Acute erythroid leukemia
Acute megakaryoblastic leukemia
Acute basophilic leukemia
Acute panmyelosis with myelofibrosis
Myeloid sarcoma
Myeloid proliferations related to Down syndrome
Transient abnormal myelopoiesis
Myeloid leukemia associated with Down syndrome
Blastic plasmocytoid dendritic cell neoplasm
Acute leukemias of ambiguous lineage
Acute undifferentiated leukemia
Mixed phenotype acute leukemia with t(9;22)(q34;q11.2); BCR-ABL1
Mixed phenotype acute leukemia with t(v;11q23); MLL rearranged
Mixed phenotype acute leukemia, B/myeloid, NOS
Mixed phenotype acute leukemia, T/myeloid, NOS
Natural killer cell lymphoblastic leukemia/lymphoma
7. PEMERIKSAAN FISIK
Pada kasus AML, hasil pemeriksaan fisik sering menunjukkan gejala
akibat anemia seperti kelelahan dan takipnea, akibat trombositopenia seperti
petekie dan ekimosis (peradarahan dalam kulit), serta adanya tanda-tanda
infeksi seperti demam, menggigil dan takikardi akibat menurunnya leukosit
(leukopenia).Selain itu adanya infiltrasi sel blast terutama pada jaringan tulang
dapat menyebabkan terjadinya nyeri tulang (Price & Wilson, 2006).
8. PEMERIKSAAN PENUNJANG
a. Pemeriksaan darah lengkap, bertujuan untuk mengetahui perubahan pada
jumlah dari masing-masing komponen darah yang ada. Dari pemeriksaan ini
akan didapatkan gambaran adanya anemia, trombositopenia, leukopenia,
leukositosis ataupun kadar leukosit yang normal(Dohner, Estey, Amadori,
Appelbaum, Buchner, Burnett, et al., 2010).
b. Morfologi, Biopsi aspirasi sumsum tulang merupakan bagian dari
pemeriksaan rutin untuk diagnosis AML. Pulasan darah dan sumsum tulang
diperiksa dengan pengecatan May-Grunwald-Giemsa atau Wright-Giemsa.
Untuk hasil yang akurat, diperlukan setidaknya 500 sel nucleated dari
sumsum tulang dan 200 sel darah putih dari perifer. Hitung blast sumsum
tulang atau darah ≥ 20% diperlukan untuk diagnosis AML, kecuali AML
dengan t(15;17), t(8;21), inv(16), atau t(16;16) yang didiagnosis terlepas
dari persentase blast (Dohner, Estey, Amadori, Appelbaum, Buchner,
Burnett, et al., 2010).
c. Immunophenotyping, Pemeriksaan ini menggunakan flow cytometry, sering
untuk menentukan tipe sel leukemia berdasarkan antigen permukaan.
Kriteria yang digunakan adalah ≥ 20% sel leukemik mengekpresikan
penanda (untuk sebagian besar penanda) (Dohner, Estey, Amadori,
Appelbaum, Buchner, Burnett, et al., 2010).
d. Sitogenetika, Abnormalitas kromosom terdeteksi pada sekitar 55% pasien
AML dewasa (Dohner, Estey, Amadori, Appelbaum, Buchner, Burnett, et
al., 2010). Pemeriksaan sitogenetika menggambarkan abnormalitas
kromosom seperti translokasi, inversi, delesi, adisi (American Cancer
Society, 2016).
e. Sitogenetika moleculer, Pemeriksaan ini menggunakan FISH (fluorescent in
situ hybridization) yang juga merupakan pilihan jika pemeriksaan
sitogenetika gagal. Pemeriksaan ini dapat mendeteksi abnormalitas gen atau
bagian dari kromosom seperti RUNX1-RUNX1T1, CBFB-MYH11, fusi gen
MLL dan EV11, hilangnya kromosom 5q dan 7q (Dohner, Estey, Amadori,
Appelbaum, Buchner, Burnett, et al., 2010).
f. Pemeriksaan imaging, Pemeriksaan dilakukan untuk membantu menentukan
perluasan penyakit jika diperkirakan telah menyebar ke organ lain. Contoh
pemeriksaannya antara lain X-ray dada, CT scan, MRI (American Cancer
Society, 2016).
11. PROGNOSIS
Dengan terapi agresif, 40 -50 % penderita yang mencapai remisi akan
hidup lama (30-40 % angka kesembuhan keseluruhan), namun jika tidak
diobati, AML dapat berdampak fatal dalam 3-6 bulan. Prognosis juga semakin
buruk seiring dengan pertambahan usia, serta apabila terdapat kelainan sel
leukemia secara genetic (Price and Wilson, 2006).
12. KOMPLIKASI
Komplikasi yang dapat terjadi akibat AML, antara lain (Newton,
Hickey, & Marrs, 2009): Gagal sumsum tulang, Infeksi, Koagulasi
Intravaskuler Diseminata (KID/DIC), Splenomegali, Hepatomegali
4) Aktivitas-Latihan
Menggambarkan pola aktivitas dan latihan, fungsi pernafasan dan
sirkulasi.
Komponen:
a) Gambaran level aktivitas, kegiatan sehari-hari dan olahraga
b) Aktivitas saat senggang/waktuluang
c) Apakah mengalami kesulitan dalam bernafas, lemah,
batuk, nyeri dada,palpitasi,nyeri pada tungkai, gambaran
dalam pemenuhan ADL : Level Fungsional (0-IV),
Kekuatan Otot(1-5)
5) Tidur-Istirahat
Menggambarkan pola tidur-istirahat dan persepsi pada level energi.
Komponen:
a) Berapa lama tidur dimalamhari
b) Jam berapatidur-Bangun
c) Apakah terasa efektif
d) Adakah kebiasaan sebelumtidur
e) Apakah mengalami kesulitan dalamtidur
6) Kognitif-Persepsi
Menggambarkan pola pendengaran, penglihatan, pengecap, taktil,
penciuman, persepsi nyeri, bahasa, memori dan pengambilan
keputusan.
Komponen:
a) Kemampuan menulis dan membaca
b) Kemampuanberbahasa
c) Kemampuanbelajar
d) kesulitan dalammendengar
e) Penggunaan alat bantumendengar/melihat
f) Bagaimanavisus
g) Adakah keluhan pusing bagaimanagambarannya
h) Apakah mengalami insensitivitas terhadap dingin,panas,nyeri
i) Apakah merasa nyeri(Skala dankaraketeristik)
7) Persepsi Diri – KonsepDiri
Menggambarkan sikap terhadap diri dan persepsi terhadap
kemampuan,harga diri,gambaran diri dan perasaan terhadap diri sendiri.
Komponen:
a) Bagaimana menggambarkan dirisendiri
b) Apakah ada kejadian yang akhirnya mengubah gambaran
terhadapdiri
c) Apa hal yang paling menjadipikiran
d) Apakah sering merasa marah, cemas, depresi, takut,
bagaimanagambarannya
8) Peran –Hubungan
Menggambarkan keefektifan hubungan dan peran dengan keluarga-
lainnya.
Komponen:
a) Bagaimana gambaran pengaturan kehidupan (hidup
sendiri/bersama)
b) Apakah mempunyai orang dekat?Bagaimana kualitashubungan?
Puas?
c) Apakah ada perbedaan peran dalam keluarga, apakah ada
salingketerikatan
d) Bagaimana dalam mengambil keputusan dan penyelesaiankonflik
e) Bagaimana keadaankeuangan
f) Apakah mempunyai kegiatansosial?
9) Seksualitas –Reproduksi
Menggambarkan kepuasan/masalah dalam seksualitas-reproduksi.
Komponen:
a) Apakah kehidupan seksualaktif
b) Apakah menggunakan alatbantu/pelindung
c) Apakah mengalami kesulitan/perubahan dalam pemenuhan
kebutuhanseks
d) Khusus wanita : TMA, gambaran pola haid, usia
menarkhe/ menopause riwayat kehamilan, masalah
terkait denganhaid
10) Koping – ToleransiStres
Menggambarkan kemampuan untuk menangani stres dan menggunakan
sistem pendukung.
Komponen:
a) Apakah ada perubahan besar dalam kehidupan dalam beberapa
tahunterakhir
b) Dalam menghadapi masalah apa yangdilakukan?efektif?
c) Apakah ada orang lain tempat berbagi?apakah orang tersebut ada
sampaisekarang?
d) Apakah anda selalu santai/tegang setiapsaat
e) Adakah penggunaan obat/zattertentu
Intervensi Pendukung
Transfusi Darah (I.02089)
Tindakan
Observasi
1. Identifikasi rencana transfusi
2. Monitor tanda-tanda vital sebelum, selama dan
setelah transfusi
3. Monitor reaksi transfusi
Terapeutik
4. Lakukan double check pada label darah
5. Berikan transfusi dalam waktu maksimal 4 jam
Edukasi
6. Jelaskan tujuan dan prosedur transfusi
Jelaskan tanda dan gejala reaksi transfusi yang perlu
dilaporkan
2) Nyeri akut berhubungan dengan Setelah diberikan asuhan keperawatan selama …x… Intervensi Utama
agen pencedera fisiologis (mis: jam diharapkan : 1. Manajemen Nyeri (I.08238)
inflamasi, iskemia, neoplasma) Luaran Utama : Tingkat nyeri (L.08066) menurun Tindakan
(D.0077). Kriteria Hasil : Observasi
- Keluhan nyeri menurun 1. Identifikasi lokasi, karakteristik, durasi, frekuensi,
- Meringis menurun kualitas, intensitas nyeri
- Gelisah cukup menurun 2. Identifikasi skala nyeri
- Kesulitan tidur menurun 3. Identifikasi respon nyeri non verbal
- Frekuensi nadi membaik 4. Monitor efek samping penggunaan analgetik
- Pola napas membaik Terapeautik
- Pola tidur cukup membaik 1. Berikan tehnik nonfarmakologis untuk mengurangi
Luaran Tambahan : Kontrol Nyeri(L.08063) rasa nyeri (mis : terapi music, aromaterapi, tehnik
meningkat imajinasi terbimbing, terapi ermain)
Kriteria Hasil : 2. Fasilitasi istirahat dan tidur
- Melaporkan nyeri terkontrol meningkat Edukasi
- Dukungan orang terdekat meningkat 1. Jelaskan strategi meredakan nyeri
- Keluhan nyeri (penggunaan analgetik) menurun 2. Anjurkan penggunaan analgetik secara tepat
3. Ajarkan tehnik nonfarmakologis untuk mengurangi
rasa nyeri
Kolaborasi
1. Kolaborasi pemberian analgetik, jika perlu
3) Hipertermia berhubungan Setelah diberikan asuhan keperawatan selama …x… Intervensi Utama
dengan penyakit (mis: infeksi, jam diharapkan : 1. Manajemen hipertermia ( I.15506)
kanker)(D.0130) Luaran Utama : Termoregulasi (L.14134) membaik Observasi
Kriteria Hasil : 1. Identifikasi penyebab hipertermia (mis. Dehidrasi,
- Pucat menurun terpapar lingkungan panas)
- Takikardia menurun 2. Monitor suhu tubuh
- Takipnea menurun 3. Monitor komplikasi akibat hipertermia
- Suhu tubuh membaik Terapeautik
- Pengisian kapiler membaik 1. Sediakan lingkungan yang dingin
- Tekanan darah membaik 2. Berikan cairan oral
3. Hindari pemberian antipiretik atau aspirin
4. Berikan oksigen, jika perlu
Edukasi
1. Anjurkan tirah baring
Kolaborasi
1. Kolaborasi pemberian cairan dan elektrolit
intravena, jika perlu
4) Defisit nutrisi berhubungan Setelah diberikan asuhan keperawatan selama …x… Intervensi utama
dengan faktor psikologis (mis : jam diharapkan : 1. Manajemen nutrisi (I.03119)
stress, keengganan untuk makan) Luaran Utama : Defisit nutrisi (L.03030) membaik Tindakan
(D.0019) Kriteria hasil : Observasi
- Porsi makan yang dihabiskan cukup meningkat 1. Identifikasi status nutrisi
- Verbalisasi keinginan untuk meningkat nutrisi 2. Identifikasi makanan yang disukai
cukup meningkat 3. Identifikasi kebutuhan kalori dan jenis makanan
- Berat badan membaik 4. Monitor berat badan
- Nafsu makan membaik Terapeautik
- Membrane mukosa membaik 1. Sajikan makanan yang menarik dan suhu yang sesuai
2. Berikan makanan tinggi kalori dan protein
Luaran tambahan : Nafsu makan (L.03024) 3. Berikan suplemen makanan, jika perlu
meningkat Edukasi
Kriteria Hasil : 1. Ajarkan diet yang diprogramkan
- Keinginan makan meningkat Kolaborasi
- Asupan cairan meningkat 1. Kolaborasi dengan ahli gizi untuk menentukan
- Asupan nutrisi meningkat jumlah kalori dan jenis nutrient yang dibutuhkan
5) Gangguan mobilitas fisik Setelah diberikan asuhan keperawatan selama …x… Intervensi Utama :
berhubungan dengan jam diharapkan : Dukungan Mobilisasi (I.05173)
nyeri(D.0054) Luaran Utama : Mobilitas fisik (L.05042) meningkat
Tindakan
Kriteria Hasil : Observasi
- Rentang gerak (ROM) meningkat 1. Identifikasi adanya nyeri atau keluhan fisik lainnya
- Nyeri menurun 2. Identifikasi toleransi fisik melakukan pergerakan
- Kelemahan fisik menurun Terapeutik
3. Fasilitasi melakukan pergerakan, bila perlu
4. Libatkan keluarga untuk membantu pasien dalam
meningkatkan pergerakan
Edukasi
5. Jelaskan tujuan dan prosedur mobilisasi
6. Anjurkan melakukan mobilisasi dini
7. Ajarkan mobilisasi sederhana yang harus dilakukan
(misalnya duduk di tempat tidur, duduk di sisi
tempat tidur, pindah dari tempat tidur ke kursi)
6) Nausea (D.0076) berhubungan Setelah diberikan asuhan keperawatan selama 3x24 Intervensi Utama
dengan efek agen farmakologis jam diharapkan : Manajemen mual (I.03117)
(kemoterapi) Luaran Utama : Tingkat nausea(L.08065) menurun Tindakan
Kriteria hasil : Observasi
- Nafsu makan meningkat 1. Monitor mual
- Keluhan mual menurun 2. Monitor asupan nutrisi dan kalori
- Perasaan ingin muntah menurun 3. Identifikasi faktor penyebab mual
Terapeutik
4. Berikan makanan dalam jumlah kecil dan menarik
Edukasi
5. Anjurkan sering membersihkan mulut, kecuali jika
merangsang mual
6. Ajarkan teknik nonfarmakologis untuk mengatasi
mual (akupresure pada titikm P6)
Kolaborasi
7. Kolaborasi pemberian antiemetik, jika perlu
7) Risiko infeksi dibuktikan dengan Setelah diberikan asuhan keperawatan selama 3x24 Intervensi Utama
ketidakadekuatan pertahan tubuh jam diharapkan : Pencegahan infeksi (I.14539)
sekunder (penurunan Luaran Utama : Tingkat infeksi (L.14137) menurun Tindakan
hemoglobin, imununospresi Kriteria hasil : Observasi
leukopenia, supresi respon - Kadar sel darah putih membaik 1. Monitor tanda dan gejala infeksi local dan sistemik
inflamasi)(D.0142) Terapeutik
2. Batasi jumlah pengunjung
3. Pertahankan tehnik aseptik pada pasien berisiko
tinggi
Edukasi
4. Jelaskan tanda dan gejala infeksi
5. Anjurkan meningkatkan asupan nutrisi
8) Risiko perdarahan dibuktikan Setelah diberikan asuhan keperawatan selama …x… Intervensi Utama
dengan gangguan koagulasi jam diharapkan : 1. Pencegahan perdarahan (I.02067)
(misalnya trombositopenia) Luaran Utama : Tingkat perdarahan (L.02017) Tindakan
(D.0012) menurun Observasi
Kriteria hasil : 1. Monitor tanda dan gejala perdarahan
- Kelembapan membrane mukosa meningkat 2. Monitor nilai hematocrit/hemoglobin sebelum dan
- Hemoglobin membaik sesudah kehilangan darah
- Suhu tubuh membaik 3. Monitor koagulasi (mis. Partial Thromboplastin
- Hematokrit membaik Time(PTT))
Terapeautik
4. Pertahankan bed rest selama perdarahan
5. Batasi tindakan invasive, jika perlu
Edukasi
6. Jelaskan tanda dan gejala perdarahan
7. Anjurkan meningkatkan asupan makanan dan
vitamin K
8. Anjurkan segera melapor jika terjadi perdarahan
Kolaborasi
9. Kolaborasi pemberian obat pengontrol perdarahan,
jika perlu
10. Kolaborasi pemberian produk darah, jika perlu
DAFTAR PUSTAKA
Davis AS, Viera AJ, Mead MD. (2014). Leukemia: An overview for primary care. Am
Fam Physician;89(9):731-8.
Dohner H, Estey EH, Amadori S, Appelbaum FR, Buchner T, Burnett AK, et al. (2010).
Diagnosis and management of acute myeloid leukemia in adults: Recommendations
from an international expert, on behalf of the European Leukemia Net.
Blood;115:453-74.
Hockenberry, M.J & Wilson, D. (2009).Essential of Pediatric Nursing. St. Louis Missoury:
Mosby.
Moorhed, Sue, Marion Jhonson, Meridean L. Mass, dan Elizabeth Swanson. 2008. Nursing
Outcomes Classifications (NOC) Fourth Edition. Missouri: Mosby Elsevier
Newton, Susan., Hickey, Margaret., Marrs, Joyce. (2009). Oncology nursing advisor.
Canada: Elsevier.
Price and Wilson. (2006). Patofisiologi: Konsep Klinis Proses-proses Penyakit, Vol. 1, Ed.
6. Jakarta: EGC.
Supriyadi E, Purwanto I, Widjajanto PH. (2013). Terapi leukemia mieloblastik akut anak:
Protokol Ara-C, doxorubicin dan etoposide (ADE) vs modifikasi Nordic Society of
Pediatric Hematology and Oncology (m-NOPHO). Sari Pediatri;14(6):345-50.
Suryani, Esti., Salamaha, Umi., Wiharto., Wijaya, Andreas Andy. (2014). Identifikasi
Penyakit Acute Myeloid Leukemia (AML)Menggunakan ‘ Rule Based System’
Berdasarkan Morfologi Sel Darah Putih Studi Kasus : AML2 dan AML4. Semarang:
Seminar Nasional Teknologi Informasi & Komunikasi Terapan 2014. ISBN: 979-26-
0276-3.
Lampiran Pathway Acute Myloid Leukemia
2
Proliferasi sel kanker
Pada sel-sel di
Mukosa GI
sumsum yang aktif
yang aktif
membelah juga
membelah
dihambat
juga dihambat
Lambung
Produksi Produksi Produksi stres
leukosit RBC trombosit
menurun menurun menurun
Mempengaruhi pusat
mual muntah di
Risiko Risiko
Perfusi hipotalamus
infeksi perdarahan
perifer
(D.0142) (D.0012)
tidak
efektif Mempengaruhi lambung
(D.0009) untuk meningkatkan
produksi HCL
Nausea
(D.0076) Mual dan muntah
Gangguan
Asupan nutrisi tidak metabolisme protein,
adekuat karbohidrat dan lemak
Nutrisi tidak
mencukupi tubuh
Defisit nutrisi
(D.0019)
ASUHAN KEPERAWATAN PADA An. LA DENGAN LEUKIMIA (ALL dd AML)
DI RUANG PUDAK RSUP SANGLAH DENPASAR
TANGGAL 14 JUNI - 16 JUNI 2022
I. IDENTITAS PASIEN
Nama : An. LA
No Rekam Medis : 21050658
Tempat/ tanggal lahir : Karangasem, 02 April 2014
Umur : 8 tahun 2 bulan
Jenis Kelamin : Perempuan
Suku bangsa : Bali
Bahasa yang dimengerti : Indonesia dan Bahasa Daerah Bali
Agama : Hindu
Nama Ayah/ Ibu/ wali : Tn. TW
Pendidikan ayah/ibu/wali : SMA
Pekerjaan ayah/ibu/wali : Swasta
Alamat/ no telp :BR Dinas Seraya Kangin Karangasem/082145869510
Tanggal MRS : 9 juni 2022
Tanggal pengkajian : 14 juni 2022
Diagnosa medis : Suspek Leukimia (ALL dd AML) + Febril Netropenia
V. RIWAYAT PERTUMBUHAN
BB : 20 kg
TB : 125 cm
BBI : 25 kg
BB 20 20
IMT : = = = 12,8 kg/m2
TBXTB 1,25 X 1,25 1,5625
BB/TB : -3-(-2) SD
Status gizi : Malnutrisi ringan
Kebutuhan energi 118,2 kkal
Keterangan :
: Laki-laki
: Perempuan
: Meninggal
: Tinggal serumah
: Pasien
c. Aktifitas :
1). Sebelum sakit pasien bisa bermain dan melakukan aktivitas sesuai usianya,
bermain bersama kakak dan saudara sepupunya.
2). Saat sakit pasien dikeluhkan lemas dan tidak bisa bermain. Pasien hanya
menonton televisi didalam kamarnya.
3). Saat pengkajian pasien hanya terbaring di atas tempat tidur,sambil menonton
dari handphone
d. Tidur dan istirahat
1). Sebelum sakit :
Pasien dikeluhkan sebelum sakit biasa tidur selama selama 7 jam sehari,
mulai tidur pukul 22.00 dan bangun pukul 06.00. Pasien biasa tidur siang
selama ±1 jam, dan dapat tidur dengan nyenyak pada malam hari, dan
bangun di pagi hari dalam kondisi yang segar.
2). Saat sakit :
Pasien dikeluhkan saat sakit biasa tidur selama selama 9 jam sehari, mulai
tidur pukul 22.00 dan bangun pukul 07.00. Pasien lebih banyak tidur karena
demam. Pasien bangun di pagi hari dan tampak lemas.
3). Saat pengkajian :
Pasien dikeluhkan lebih banyak tidur dari pada beraktivitas karena pasien
merasa lemas. Pasien tidur siang dan pada malam hari ±10-11 jam dalam 24
jam.
e. Eliminasi :
1). BAB
Sebelum sakit dan saat sakit :
Pasien dikeluhkan rutin BAB 1x sehari, setiap pagi hari dengan konsistensi
lunak, bau khas feses dan pasien jarang mengalami gangguan pencernaan
seperti diare atau konstipasi.
2). BAK
Sebelum sakit dan saat sakit :
Pasien dikeluhkan BAK kurang lebih 5-6 kali sehari, warna kuning jernih.
f. Pola peran dan hubungan :
Pasien merupakan anak ke dua dari tiga bersaudara. Pasien memiliki seorang
kakak laki-laki yang berusia 10 tahun dan seorang adik perempuan yang berusia
6 tahun
g. Kognitif :
Pasien mampu menyebutkan nama-nama benda disekitarnya dan nama kakak
dan adiknya.
h. Konsep diri :
Citra diri : Pasien mengatakan senang dengan kulitnya yang berwarna putih
Identitas diri : Pasien mengatakan bernama An. LA, umur 8 tahun, berasal dari
SERAYA
Peran diri : Pasien mengatakan merupakan anak kedua dari 3 bersaudara
Ideal diri : Pasien mengatakan ingin cepat sembuh
Harga diri : Pasien dikeluhkan ingin cepat pulang dan tidak mau di ruamah
sakit
i. Seksual dan Reproduksi : pasien merupakan anak perempuan dan pasien senang
menggunakan rok yang merupakan ciri khas anak perempuan
j. Nilai dan Keyakinan :
Pasien beragama Hindu, dan selama dirawat di RS Ibu pasien selalu
memintakan pasien air suci (Tirta) di Pura RS, untuk diberikan ke pasien dan
berdoa di tempat tidur
X. PEMERIKSAAN FISIK
a. Keadaan umum : Lemah
Tingkat kesadaran : Composmentis, E4 M6 V5
Tanda vital : Suhu: 38,5o C,, Nadi: 90 kali/menit, RR: 20 kali/menit,TD :
110/70 mmHg
BB : 20 kg, TB : 125cm
b. Kepala :
Inspeksi : Bentuk kepala normocephalic, rambut hitam, penyebaran rambut
merata, kulit kepala bersih.
Palpasi : Tidak ada nyeri tekan
c. Mata :
Mata kanan dan kiri simetris, tidak terdapat edema pada palpebra, konjungtiva
pucat, kornea anikterik, persebaran bulu mata merata, pupil isokor, refleks
pupil +/+
Palpasi : Tidak ada nyeri tekan pada mata
d. Telinga :
Inspeksi : Telinga kanan dan kiri simetris, tidak ada lesi, tidak ada serumen ,
tidak ada pengeluaran darah atau cairan, pendengaran baik, tidak memakai alat
bantu pendengaran.
Palpasi : Tidak ada nyeri tekan
e. Hidung :
Inspeksi : Hidung simetris, mukosa hidung lembab, tidak ditemukan adanya
sumbatan, tidak ada pernafasan cuping hidung, tidak menggunakan alat bantu
pernafasan, mimisan tidak ada
Palpasi : Tidak ada nyeri tekan pada keempat sinus
f. Mulut :
Inspeksi : Gigi bersih, karies gigi (+), peradangan (-), pada pemeriksaan bibir,
keadaan gusi dan gigi bersih, lidah bersih dan pada orofaring tidak terdapat
peradangan dan pembesaran tonsil.
Palpasi : Tidak ada nyeri tekan
g. Leher :
Inspeksi : Pada leher posisi trakea berada di tengah, simetris dan tidak ada
penyimpangan. Tidak ada pembesaran tiroid, pasien dapat berbicara, vena
jugularis tidak mengalami pembesaran dan denyut nadi karotis teraba.
Palpasi : Tidak ada pembesaran kelenjar limfe
h. Dada :
1). Paru-paru :
Inspeksi: Bentuk dada simetris, tidak ada lesi, tidak terdapat retraksi dinding
dada
Palpasi: Tidak ada nyeri tekan, ocal fremitus (+), tidak ada benjolan
Perkusi: : Suara paru sonor
Auskultasi: Suara paru vesikuler
2). Jantung :
Inspeksi: Ictus cordis tidak terlihat di ICS 5
Palpasi: Ictus cordis teraba di ICS 5
Perkusi: Perkusi jantung pekak
Auskultasi: Suara jantung S1S2 Tunggal Reguler
i. Abdomen :
Inspeksi : Bentuk abdomen datar, tidak ada benjolan, tidak ada lesi.
Palpasi : Nyeri tekan tidak ada
Perkusi : Perkusi abdomen timpani pada keempat kuadran
Auskultasi : Bising usus terdengar 25 x/menit
j. Genetalia : Tidak tampak kelainan
k. Ekstrimitas :
1). Atas
Inspeksi : tangan kanan dan kiri simetris, tidak ada lesi, tidak ada sianosis,
tidak ada clubing finger,terpasang infus di tangan kiri D5 ½ NS
Palpasi : Akral hangat, CRT < 2 detik
2). Bawah
Inspeksi : Kaki kanan dan kiri tidak ada lesi, tidak ada odema, tidak ada
clubing finger, panggul kiri tampak bengkak
Palpasi : Akral hangat, CRT < 2 detik, nyeri tekan pada panggul kiri sampai
ke kaki
Kekuatan otot 5555 5555
5555 5555
l. Neurologi : Pemeriksaan Nervus I-XII normal
XI. PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK PENUNJANG
Hasil laboratorium tanggal 09/06/2022
Pembuluh limfe
terganggu
hipertermi
Limfadenopati
Resiko infeksi
Lampiran
Tes Perkembangan Anak sesuai usia