PEMISAHAN CAMPURAN
Kimia SMK C1
DIKEMBANGKAN OLEH:
Gresi Nur Kharisma, S. Pd
Daftar Isi
Peta Konsep………………………………………………………………………iii
Pendahuluan ............................................................................................... 1
A. Identitas Modul......................................................................................... 1
B. Capaian Belajar........................................................................................ 1
C. Deskripsi Singkat........................................................................... ……... 1
D. Petunjuk Penggunaan Modul………………………………………………... 2
a) Penyaringan.................................................................................... 4
b) Destilasi ......................................................................................... 5
c) Kristalisasi....................................................................................... 6
d) Sublimasi......................................................................................... 6
e) Kromatografi.................................................................................... 7
Daftar Pustaka............................................................................................. 17
Peta Konsep
Penyaringan
Destilasi
Distilasi
Pemisahan Teknik Pemisahan
Campuran berdasarkan
Kromatografi
Pendahuluan
A. Identitas Modul
Mata Pelajaran : Kimia
Kelas : X
Alokasi Waktu : 2 Jam Pelajaran
Judul Modul : Pemisahan Campuran
B. Capaian Pembelajaran
Kompetensi Dasar
3.1 Menganalisis perubahan materi dan pemisahan campuran dengan
berbagai cara.
Uraian Materi
1) Pemisahan campuran
Pemisahan campuran menjadi komponen-komponen penyusunnya dapat
dilakukan dengan cara fisika, yaitu penyaringan, penyulingan,
pengkristalan, penyubliman dan kromatografi. Pemilihan cara pemisahan
didasarkan pada perbedaan sifat fisika masing-masing komponen yang
akan dipisahkan.
a) Penyaringan
Pernahkah kalian membuat santan? Setelah kelapa diparut kemudian
ditambah air dan diremas-remas. Untuk memisahkan air santan dari
ampasnya dilakukan dengan memeras di atas saringan. Perhatikan
orang yang sedang membangun rumah. Sebelum pasir dicampur
dengan semen, pasir tersebut terlebih dahulu diayak untuk memisahkan
pasir dan kerikil. Pemisahan air santan dan ampasnya serta pemisahan
pasir dan kerikil merupakan contoh pemisahan campuran dengan cara
penyaringan.
Gambar 1Pemisahan
campuran pasir dan air
dengan cara penyaringan
c) Kristalisasi
Pemisahan secara kristalisasi dilakukan untuk memisahkan zat padat
dari larutannya dengan jalan menguapkan pelarutnya. Zat padat
tersebut dalam keadaan lewat jenuh akan membentuk kristal.
Petani garam memperoleh garam dengan jalan menguapkan air laut. Air
laut dialirkan ke tambak-tambak dan dibiarkan menguap oleh sinar
matahari. Air yang terkandung dalam air laut tersebut akan menguap,
sehingga air laut akan semakin pekat dan setelah lewat jenuh akan
terbentuk kristal garam.
d) Sublimasi
Pemisahan campuran dengan sublimasi dilakukan jika zat yang dapat
menyublim tercampur dengan zat lain yang tidak dapat menyublim.
Sublimasi adalah perubahan zat dari wujud padat ke gas atau
sebaliknya. Beberapa zat yang dapat menyublim adalah: kapur barus,
iodin, kafein dan lain-lain. Di laboratorium, pemisahan dengan cara
sublimasi dapat dilakukan seperti pada Gambar 3 Misalnya akan
memisahkan iodin yang terkotori pasir.
Gambar 3. Pemisahan
campuran dengan
sublimasi
o Setelah uap mendekat dasar kaca arloji akan terjadi sublimasi (gas
ke padat)
o Iodin murni menempel pada dasar kaca arloji dan pasir tetap
tertinggal di gelas kimia.
e) Kromatografi
Pemisahan campuran dengan cara kromatografi didasarkan pada
perbedaan kecepatan merambat antara partikel-partikel zat yang
bercampur pada medium tertentu. Dalam kehidupan sehari-hari
pemisahan secara kromatografi dapat kita temui pada rembesan air
pada dinding yang menghasilkan garis-garis dengan jarak ternentu.
• Kromatografi Kertas
Kromatografi kertas termasuk dalam kelompok chromatography planar.
Pemisahannya menggunakan medium pemisah dalam bentuk bidang
datar, yaitu bentuk kertas. Pada proses ini akan terdapat 2 fase, yakni
fase diam berupa kertas dan fase gerak adalah pelarut atau campuran
menggunakan pelarut yang sesuai. Berikut ini digambarkan proses
pemisahan komponen tinta dengan pelarut air:
Pada proses ini akan terdapat 2 fase, yakni fase diam berupa jel silika
(atau alumina) atau juga substansi yang dapat berpendar dalam sinar UV,
sedangkan fase geraknya adalah pelarut atau campuran menggunakan
pelarut yang sesuai.
Spot atau bercak yang timbul pada fase diam biasanya tidak tampak oleh
mata. Oleh karena itu, biasanya ditambahkan senyawa lain seperti
ninhidrin sehingga bercak tersebut dapat berpendar ketika disinari oleh
UV. Berikut ini ilustrasi menggunakan KLT.
𝑗𝑎𝑟𝑎𝑘 𝑚𝑒𝑟𝑎ℎ
Rf=𝑗𝑎𝑟𝑎𝑘 𝑝𝑒𝑙𝑎𝑟𝑢𝑡
3
Rf=12
c. Syarat bakteorologis
Dalam persyaratan bakteorologis ditentukan batasan tentang
jumlah bakteri, pada umumnya bakteri atau kuman yang dapat
menimbulkan penyakit, seperti bakteri golongan Coli. Batasan
jumlah bakteri golongan Coli menurut Permenkes RI
No.416/Menkes/Per/XI/1990 tentang Syarat-syarat dan
Pengawasan Kualitas Air :
1. Coliform tinja tidak boleh ada dalam 100 ml air minum.
2. 2) Total coliform tidak boleh ada dalam 100 ml air minum dan
95% sampel yang diperiksa selama satu tahun, kadang-kadang
boleh ada 3/100 ml air tetapi tidak boleh berturut-turut. Kadar
maksimal total coliform yang diperbolehkan 50 MPN/100 ml air
sampel.
d. Syarat radioaktif
1. Dalam air bersih kadar maksimum aktivitas alpha yang
diperbolehkan adalah 0,1 Bq/l.
2. Dalam air bersih kadar maksimum aktivitas beta yang
1. Drum Pengendapan
Pada drum pengedapan terdapat proses adsorbsi. Proses
pengolahan air dilakukan secara kimia. Pengendapan kimiawi dalam
pengolahan air minum dilakukan dengan penambahan zat-zat kimia
(koagulan) untuk mengubah bentuk fisik dari padatan terlarut atau
padatan tersuspensi dan untuk memudahkan penyisihan dengan
sedimentasi. Ada beberapa zat yang digunakan:
a. Tawas (almunium sulfat)
Tawas bekerja menggumpalkan lumpur koloidal sehingga air
lebih mudah disaring dengan membentuk Al(OH)3 yang dapat
mengadsorpsi zat warna dan pencemar. Cara kerja tawas
dalam penjernihan air adalah dengan mengumpalkan partikel
terlarut dalam air yang kotor dengan menghilangkan muatan
pada partikel (atau menetralkan partikel) agar dapat
mengendap. Penetralan ini dilakukan dengan cara melepaskan
ion positif Al³⁺ dan ion negatif SO₄²⁻ yang akan bereaksi
dengan partikel bermuatan terlarut di air.
b. Kapur tohor
Berfungsi menaikkan pH menetralkan keasaman yang terjadi
karena penggunaan tawas.
c. Drum Penyaringan Kaporit
Bahan kimia yang paling banyak digunakan untuk mendesinfeksi
air adalah chlor dan senyawa chlor yang disebut Chlorinasi.
Chlorinasi di Indonesia biasanya menggunakan kaporit (Ca(OCl) 2),
karena murah, mudah didapat dan mudah penanganannya. Pada
proses klorinasi, sebelum berperan sebagai desinfektan, klorin yang
ditambahkan akan berperan sebagai oksidator, seperti
persamaan reaksi berikut: (Effendi, 2003).
H2S + 4 Cl2 + 4 H2O→ H2SO4 + 8 HCl
Syarat untuk keamanan air minum dalam air harus ada sisa chlor ±
0,3 mg/l (0,2-0,5 mg/l), (Depkes RI,1992).
2. Drum Penyaringan
Apabila tingkat air yang diolah mempunyai kekeruhan yang tinggi
maka pada drum penyaringan ditambahkan arang aktif berfungsi
untuk adsorbsi, pasir, ijuk, kerikil untuk menyaring.
Karbon berpori atau lebih dikenal dengan nama karbon aktif,
digunakan sebagai adsorben untuk menghilangkan warna,
pengolahan limbah, serta pemurnian air. Karbon aktif akan
membentuk amorf yang sebagian besar terdiri dari karbon bebas
dan memiliki permukaan dalam yang berongga, warna hitam, tidak
berbau, tidak berasa, dan mempunyai daya serap yang jauh lebih
besar dibandingkan dengan karbon yang belum menjalani proses
Daftar Pustaka
Effendy. 2006. A-Level Chemistry for Senior High School Students, Volume 1A.
Malang: Bayumedia.
https://www.wardayacollege.com/belajar-kimia/perhitungan-kimia/hukum-dasar-
kimia/hukum-dalton/#section-r1
Johari dan Rachmawati. 2007. Kimia SMA untuk Kelas X, Jilid 1. Jakarta: Esis.
Lutfi. 2007. IPA Kimia 1 untuk Kelas VII SMP. Jakarta: Esis.
Mindha, Azhar,dkk.2019.Modul 3 PPG Stoikhiometri
Purba, M., Hidayat, Soetopo. 2003. Kimia 200O untuk SMU Kelas 1 Jilid 1A.
Jakarta: Erlangga
Saidah, Aas, Micheal Purba.2017.Kimia C1 untuk SMK Kelas X.
Jakarta:Erlangga
Sudarmo, Unggul. 2016. Kimia 1 untuk Kelas X SMA. Jakarta :Erlangga
Susilowati, Endang, Tarti Harjani. 2013. Buku Guru Kimia 1 untuk Kelas X SMA.
Solo:PT wangsa Jatra Lestari