Anda di halaman 1dari 3

DIAGNOSIS BANDING

3. Leukimia

dijelaskan oleh virchouw pada tahun 1847 sebagai darah putih adalah “penyakit neoplastik
yang ditandai dengan diferensiasi dan proliferansi sel induk hematopoietik yang secafra maligna
melakukan transformasi menyebabkan penekanan dan penggantian unsur sumsum yang
normal”.
leukimia terjadi dari proses mutasi tunggal dari sel progenitorpada siatem hematopoiesis yang
menyebakan sel mampu untuk berproliferasi secara tidak terkontrol yg dpat menjadi suatu
keganasan.

Sebagai akibat dari proliferasi sel abnormal itu makan akan terjadi kompetisi metabolik yng
akan menyebabkan anemia dan trombositopenia.apabila proliferasi sel terjadi di limfa maka
akan membesar sehingga jadi HIPERSPLENISME.

Pada leukimia, terjadi keganasan sel darah pada fase limfoid, mieloid, ataupun pluripoten.
Penyebab hal ini belum sepenuhnya diketahui. Namun diduga berhubungan dengan
perubahan susunan dari rantai DNA.

 Klasifikasi

Berdasarkan mutasi sel dan tipe asal sel :

Leukimia akut

Keganasan primer sumsum tulang yang berakibat terdesaknya k omponen darah normal oleh
darah abnormal (blastosit) yang disertai dengan penyebaran ke ogan lain.

1. Leukimia limfoblastik akut

Adalah keganasan klonal dari sel sel prekursor limfoid. Lebih dari 80% kasus, sel sel ganas
berasal dari limfosit B, sisanya itu keukimia limfosit T. Leukimia ini banyak terjadi pada anak
anak dan pada orang dewasa terdapat 20%.

Etiologinya :
Pada orang dewasa Sebagian besasr tidak diketahui. Sedangkan pada anak-anak itu lebih
berhubungan dengan faktor genetik dan predisposisi genetik.

Pada leukimia akut ; hepar, lien dan kelenjar getah bening akan membesar secara cepat.
Keluhan nyeri akibat regangan kapsel organ tersebut menjadi jelas.
 Infiltrasi ke otak menyebabkan keluhan sakit kepala
 Infiltrasi tulang meyebabkan fraktur spontan
 infiltrasi ke gusi menyebabkan hipertrofi gusi dan sering disertai pendarahan gusi
 Infiltrasi ke paru menyebabkan batuk dan sesak
 Infiltrasi ke ginjal dapat menyebabkan hematuria dan gagal ginjal
Beberapa faktor lingkungan dan kondisi klinis yang berhubungan dengan LLA :
 Radiasi ionik
 Paparan benzene tingkat tinggi
 Merokok dpat resiko LLA usia > 60thn
 Obat kemoterapi
 Infeksi virus epstein barr
 Pasien dengan sindroma down dan wiskot-Aldrich

Kelainan sitogenik yang paling sering ditemukan pada orang dewasa Adalah t(9;22)\BCR-
ABL (20-30%) dan t(4;11)\ALL1-AF4 (6%) Kelainan yang lain yaitu -7,+8 , dan karyotipe
hipodploid berhubungan dengan prognosis yang buruk; sedangkan t(10;14) dan kayotipe
hadiploid yang tinggi berhubungan dengan prognosis yang baik. kelainan ekspresi dari gen
supresor tumor Rb dan p53 ternyata lebih sering sering terjadi. Kelainan yang melibatkan 2
atau lebih agen ini biasanya di dapat pada pasien LLA dewasa.

2. Leukimia miolistik akut

Adalah suatu penyakit yang ditandai dengan transformasi neoplastik dan gangguan
diferensiasi sel-sel pogenitor dari sel miloid.
Penyakit ini lebih sering ditemukan pada orang dewasa (85%) dibanding anak-anak
(15%). Biasanya sesudah usia 30 tahun insisdensi LMA meningkat secara eksponensial
(berlipat ganda(berpangkat)) siring meningkatnya usia. Insidensi LMA pada orang 30
thun itu 0,8% , pada 50 thun itu 2,7%, lalu diatas 65 tahun itu sebesar 13,7%

Etiologi :
Penyebabnya tidak diketahui. Namun, adabeberapa faktor jga yang dapat menyebabkan
LMA atau setidaknya menjadi faktor predisposisi (kecenderungan) LMA ;
Benzene, senyawa kimia yang diguanakan dalam dalam penyamakan kulit di industri
negara berkembang, Radiasi onik juga dikethui dapat menyebabkan LMA, ada juga
trisomi kromosom 21 yang sering dijumpai pada pasien dengan penyakit Herediter
Sindrom Down.

Cara klasifikasi morfologik menurut FAB (france-america-british) seperti berikut :

- M-0 leukimia mielositik akut dengan deferensiasi minimal


- M-1 leukimia miolistik akut tanpa maturasi
- M-2 leukimia miolistik akut dengan maturasi
- M-3 leukimia promielositik gipergranuler
- M-4 leukimia mielomonositik akut
- M-5 leukimia Monostik akut
- M-6 lekimia eritroblastik (eritroleukimia)
- M-7 leukimia megakariositik kaut

Infiltrasi sel – sel blast akan menyebabkan tanda gejala yang bervariasi tergantung organ
nya.
 Infiltrasil sel-sel blast ke kulit akan menyebabkan leukimia kutis; yaitu benjolan
yang tak berpigmen juga rasa sakit.
 Infiltrasi sel-sel blast ke jaringan lunak akan menyebabkan nodul dibawah kulit
(kloronal)
 Infiltrasi sel-sel blast ke tulang akan menyebabkan nyeri tulang yang spontan
 Infiltrasi sel-sel blast ke gusi dapat menyebabkan pembengkakan gusi

Patogenesis :

yaitu adanya blokade maturitas yang menyebabkan pr oses diferensiasi sel sel seri
mieloid terhenti pada sel sel muda (balst) dengan terjadi akumulasi balst di sumsum
tulang. Akumulasi ini menyebabkan gangguan hematopoiesis normal dan pada akhirnya
akan menyebabkan sindrrom kegagalan tulang yang ditandai dengan sitopenia (anemia,
lekopenia, trombositopenia).
Adanya anemia menyebabkan pasien mudah lelah, adanya trombositopenia
menyebabkan paisen pendarahan, sedangkan adanya lekopenia menyebabkan rentan
infeksi termasuk infeksi oportunis dan flora bakteri normal dalam tubuh. LMA jga
mengenai sel stem hematopoietik yang akan berdeferensiasi ke semua sel mieloid.
Sering pada orang dewasa (85%) dibanding anak anak (15%).

 Tinjaun pustaka

http://repository.usu.ac.id/bitstream/handle/123456789/20969/Chapter%20II.pdf?sequenc
e=4
buku patofisiologi
buku penyakit dalam

Anda mungkin juga menyukai