Oleh :
ZAKY S A
NIM. 0810720078
Mahasiswa
____________________ _____________________
LAPORAN PENDAHULUAN
AKUT MIEOBLASTIK LEUKEMIA
1. DEFINISI AML
Leukemia akut baik granulositik atau mielositik merupakan jenis leukemia yang banyak terjadi
2
pada orang dewasa. Manifestasi klinis berkaitan dengan berkurangnya atau tidak adanya sel
hematopoietik (Clarkson, 1983).
2. ETIOLOGI AML
Penyebab leukemia sampai sekarang belum jelas, tapi beberapa faktor diduga menjadi penyebab,
antara lain :
1) Genetik
(1) Keturunan
1. Adanya Penyimpangan Kromosom
Insidensi leukemia meningkat pada penderita kelainan kongenital, diantaranya pada
sindroma Down, sindroma Bloom, Fanconis Anemia, sindroma Wiskott-Aldrich,
sindroma Ellis van Creveld, sindroma Kleinfelter, D-Trisomy sindrome, sindroma von
Reckinghausen, dan neurofibromatosis (Wiernik, 1985; Wilson, 1991). Kelainan-kelainan
kongenital ini dikaitkan erat dengan adanya perubahan informasi gen, misal pada
kromosom 21 atau C-group Trisomy, atau pola kromosom yang tidak stabil, seperti pada
aneuploidy.
2. Saudara kandung
Dilaporkan adanya resiko leukemia akut yang tinggi pada kembar identik dimana kasus-
kasus leukemia akut terjadi pada tahun pertama kelahiran. Hal ini berlaku juga pada
keluarga dengan insidensi leukemia yang sangat tinggi (Wiernik,1985).
2) Obat-obatan
Obat-obatan anti neoplastik (misal : alkilator dan inhibitor topoisomere II) dapat
mengakibatkan penyimpangan kromosom yang menyebabkan AML. Kloramfenikol,
fenilbutazon, dan methoxypsoralen dilaporkan menyebabkan kegagalan sumsum tulang yang
lambat laun menjadi AML (Fauci, et. al, 1998).
4) Radiasi
Hubungan yang erat antara radiasi dan leukemia (ANLL) ditemukan pada pasien-pasien
anxylosing spondilitis yang mendapat terapi radiasi, dan pada kasus lain seperti peningkatan
insidensi leukemia pada penduduk Jepang yang selamat dari ledakan bom atom. Peningkatan
resiko leukemia ditemui juga pada pasien yang mendapat terapi radiasi misal : pembesaran
thymic, para pekerja yang terekspos radiasi dan para radiologis .
5) Leukemia Sekunder
Leukemia yang terjadi setelah perawatan atas penyakit malignansi lain disebut Secondary Acute
Leukemia ( SAL ) atau treatment related leukemia. Termasuk diantaranya penyakit Hodgin,
limphoma, myeloma, dan kanker payudara. Hal ini disebabkan karena obat-obatan yang digunakan
termasuk golongan imunosupresif selain menyebabkan dapat menyebabkan kerusakan DNA .
3. KLASIFIKASI AML
Berdasarkan klasifikasi French American British (FAB)
AML terbagi menjadi 8 tipe :
- Mo ( Acute Undifferentiated Leukemia )
Merupakan bentuk paling tidak matang dari AML, yang juga disebut sebagai AML dengan
diferensiasi minimal.
- M1 ( Acute Myeloid Leukemia tanpa maturasi )
4
Merupakan leukemia mieloblastik klasik yang terjadi hampir seperempat dari kasus AML.
Pada AML jenis ini terdapat gambaran azurophilic granules dan Auer rods. Dan sel
leukemik dibedakan menjadi 2 tipe, tipe 1 tanpa granula dan tipe 2 dengan granula, dimana
tipe 1 dominan di M1.
- M2 ( Akut Myeloid Leukemia )
Sel leukemik pada M2 memperlihatkan kematangan yang secara morfologi berbeda, dengan
jumlah granulosit dari promielosit yang berubah menjadi granulosit matang berjumlah lebih
dari 10 %. Jumlah sel leukemik antara 3090 %. Tapi lebih dari 50 % dari jumlah sel-sel
sumsum tulang di M2 adalah mielosit dan promielosit.
- M3 ( Acute Promyelocitic Leukemia )
Sel leukemia pada M3 kebanyakan adalah promielosit dengan granulasi berat, stain
mieloperoksidase + yang kuat. Nukleus bervariasi dalam bentuk maupun ukuran, kadang-
kadang berlobul . Sitoplasma mengandung granula besar, dan beberapa promielosit
mengandung granula berbentuk seperti debu. Adanya Disseminated Intravaskular
Coagulation (DIC) dihubungkan dengan granula-granula abnormal ini .
6. PENATALAKSANAN MEDIS
Perbaiki keadaan umum :
- Anemia : transfusi sel darah merak padat (PRC) 10 ml/kg BB/dosis, hingga Hb 12 g/dl.
- Perdarahan hebat : transfusi darah sesuai jumlah yang hilang, bila perlu dapat diberi transfusi
trombosit (biasanya diperlukan bila jumlah trombosit < 10.000/mm3).
- Infeksi sekunder : bila dapat lakukan biakan kuman (dari bisul, air kemih, darah, cairan serebro
spinal) dan segera mulai dengan antibiotika spektrum luas/dosis tinggi, sesuai dengan dugaan
kuman penyebab.
- Status gizi perlu diperhatikan/diperbaiki.
Pengobatan sfesifik :
Protokol untuk AML :
Untuk jenis AML, protokol yang dipakai bervariasi, terdiri dari bermacam-macam kombinasi obat,
seperti :
Sitosin arabinosid + daunomisin + 6 tioguanin.
Prednison + vinkristin + metotreksat + merkaptopurin.
7. KOMPLIKASI
Penyulit yang paling sering didapatkan adalah :
Perdarahan.
Sepsis.
7
Konsep asuhan keperawatan pada pasien AML
1. PENGKAJIAN
Faktor-faktor apa yang mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan anak
a. Faktor Keturunan ; yaitu faktor gen yang diturunkan dari kedua orang tuanya.
b. Faktor Hormonal ; banyak hormon yang berpengaruh terhadap pertumbuhan dan
perkembangan anak, namun yang paling berperan adalah Growth Hormon (GH).
c. Faktor Gizi ; Setiap sel memerlukan makanan atau gizi yang baik. Untuk mencapai
tumbuh kembang yang baik dibutuhkan gizi yang baik.
d. Faktor Lingkungan; Terdiri dari lingkungan fisik, lingkungan biologi dan lingkungan
psikososial.
e. Tahap perkembangan anak menurut Teori Psikososial Erik Erikson.
Erikson mengemukakan bahwa dalam tahap-tahap perkembangan manusia mengalami 8
fase yang saling terkait dan berkesinambungan
TUGAS PERKEMBANAGAN BILA TUGAS
PERMKEMBANGAN
TIDAK TERCAPAI
Bayi (0 - 1 tahun) Tidak percaya
Rasa percaya mencapai harapan,
Dapat menghadapi frustrasi dalam jumlah
kecil
Mengenal ibu sebagai orang lain dan berbeda
dari diri sendiri.
Usia bermain (1 - 3 Tahun) Malu dan ragu-ragu
Perasaan otonomi.
Mencapai keinginan
Memulai kekuatan baru
Menerima kenyataan dan prinsip kesetiaan
Usia pra sekolah ( 3 - 6 Tahun) Rasa bersalah.
Perasaan inisiatif mencapai tujuan
8
Menyatakan diri sendiri dan lingkungan
Membedakan jenis kelamin.
Usia sekolah ( 6 - 12 Tahun) Rasa rendah diri
Perasaan berprestasi
Dapat menerima dan melaksanakan tugas dari
orang tua dan guru
Remaja ( 12 tahun lebih) Difusi identitas
Rasa identitas
Mencapai kesetiaan yang menuju pada
pemahaman heteroseksual.
Memilih pekerjaan
Mencapai keutuhan kepribadian
Remaja akhir dan dewasa muda Isolasi
Rasa keintiman dan solidaritas
Memperoleh cinta.
Mampu berbuat hubungan dengan lawan jenis.
Belajar menjadi kreatif dan produktif.
Dewasa Absorpsi diri dan stagnasi
Perasaan keturunan
Memperoleh perhatian.
Belajar keterampilan efektif dalam
berkomunikasi dan merawat anak
Menggantungkan minat aktifitas pada
keturunan
Dewasa akhir keputusasaan
Perasaan integritas
Mencapai kebijaksanaan
2. DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Resiko tinggi terhadap infeksi berhubungan dengan tidak adekuatnya pertahanan
9
sekunder
2. Resiko tinggi kekurangan volume cairan tubuh berhubungan dengan Kehilangan
berlebihan, mis ; muntah, perdarahan
3. Nyeri ( akut ) berhubungan dengan agen fiscal ; pembesaran organ / nodus limfe,
sumsum tulang yang dikmas dengan sel leukaemia.
3. INTERVENSI KEPERAWATAN
Dx 1 : Resiko tinggi terhadap infeksi berhubungan dengan tidak adekuatnya pertahanan
sekunder
Tujuan : setelah dilakukan tindakan keperawatan 2x24 jam tidak terjadi infeksi
Kriteria hasil :
11
8. Berikan sel darah Merah, trombosit atau factor pembekuan.
Raional : Memperbaiki jumlah sel darah merah dan kapasitas O2 untuk memperbaiki
anemia. Berguna mencegah / mengobati perdarahan.
Dx 3 :Nyeri ( akut ) berhubungan dengan agen fiscal ; pembesaran organ / nodus limfe,
sumsum tulang yang dikmas dengan sel leukaemia.
Tujuan :setelah dilakukan tindakan keperawatan 30 menit nyeri berkurang sampai hilang
Kriteria Hasil :
Skala nyeri berkurang (1-10)
Pasien tidak mengeluh kesakitam
Pasien bisa istirahat dengan tenang
Rencana Tindakan :
1. Awasi tanda-tanda vital, perhatikan petunjuk nonverbal,rewel, cengeng, gelisah.
Rasional : Dapat membantu mengevaluasi pernyatan verbal dan ketidakefektifan
intervensi.
2. Berikan lingkungan yang tenang dan kurangi rangsangan stress.
Rasional : Meingkatkan istirahat.
3. Tempatkan pada posisi nyaman dan sokong sendi, ekstremitas denganan bantal.
Rasional : Menurunkan ketidak nyamanan tulang/ sensi.
4. Ubah posisi secara periodic dan berikan latihan rentang gerak lembut.
Rasional : Memperbaiki sirkulasi jaringan dan mobilisasi sendi.
5. Berikan tindakan ketidaknyamanan; mis : pijatan, kompres.
Rasional : Meminimalkan kebutuhan atau meningkatkan efek obat.
6. Kolaborasi dengan dokter dalam pemberian analgesic
Rasional : membantu penyembuhan klien
12
DAFTAR PUSTAKA
Carpenito, Lynda Juall. (2000.). Buku Saku Diagnosa Keperawatan. Edisi 8. (terjemahan).
Penerbit buku Kedokteran EGC. Jakarta.
Doenges, Marilynn E. (1999). Rencana Asuhan Keperawatan. Edisi 3. (terjemahan). Penerbit buku
Kedokteran EGC. Jakarta.
Engram, Barbara. (1998). Rencana Asuhan Keperawatan Medikal Bedah. Volume 2, (terjemahan).
Penerbit Buku Kedokteran EGC. Jakarta.
Long, Barbara C. (1996). Perawatan Medikal Bedah. Volume I. (terjemahan). Yayasan Ikatan
Alumni Pendidikan Keperawatan Pajajaran. Bandung.
Mansjoer, Arif & Suprohaita. (2000). Kapita Slekta Kedokteran Jilid II. Fakultas Kedokteran UI :
Media Aescullapius. Jakarta.
Matondang, Corry S. (2000) Diagnosis Fisis Pada Anak. Edisi ke 2, PT. Sagung Seto. Jakarta.
Ngastiyah (1997). Perawatan Anak Sakit. Penerbit buku Kedokteran EGC. Jakarta.
Soetjiningsih. (1995). Tumbuh Kembang Anak. Penerbit buku Kedokteran EGC, Jakarta.
Sumijati M.E, dkk, (2000). Asuhan Keperawatan Pada Kasus Penyakit Yang Lazim Terjadi Pada
Anak. PERKANI. Surabaya.
13
ASUHAN KEPERAWATAN PADA ANAK A
DENGAN ACUTE MYELOBLASTIC LEUKEMIA
DI RUANG HND RSU DR SAIFUL ANWAR
MALANG
I. PENGKAJIAN
A. Identitas Klien
Tgl.MRS :29 juni 2012
Nama : An. A
Tgl Pengkajian :18 Juni 2012
Usia : 4,5th
Sumber informasi :Orangtua
Jenis Kelamin : Perempuan
Keluarga yang bisa dihubungi
Alamat : Ponggok- Blitar
Ayah : Tn. K
Ibu : Ny. M
B. Status Kesehatan Saat Ini
1. Keluhan saat MRS : perut membesar, pucat, lebam-lebam di kaki
dan nyeri sendi diikuti dengan panas, batuk, pilek dan
penurunan nafsu makan
2. Keluhan saat Pengkajian : mual-muntah,sariawan, nyeri sendi dan
panas
3. Riwayat Penyakit Sekarang :
pas
Ibu klien mengatakan anaknya sakit panas, muntah, kembung 1 bulan,
lalu diperiksakan ke dokter atau pelayanan kesehatan, makin hari gak
kunjung sembuh, dan perutnya makin besar, nyeri sendi dan penurunan
. nafsu makan lalu pasien dibawa ke RS Mardi Waluyo-Blitar pada tgl 25-
05-2012 dengan keluhan perut membesar, pucat, dan nyeri sendi diikuti
dengan panas, batuk, pilek dan penurunan nafsu makan, di Mardi waluyo
di diagnosa Anemia. Pasien lalu dirujuk ke RSSA pada tgl 29-05-2012
dan kemudian MRS di 7B ruang hematologi selama 4 hari untuk melakukan
terapi kemoterapi. Saat kemoterapi pasien muntah-muntah dan tidak mau
4. Diagnosa Medis :
makan serta diare bercampur darah (berwarna kehitaman) pasien lalu
AML
dipindah ke HND sampai sekarang. Saat dilakukan pengkajian orang tua
Pneumoni
Febrile
mengatakan neurotropenia
klien muntahnya sudah berkurang tapi masih nyeri sendi dan
sariawan. Klien dipuasakan karena direncanakan untuk usg abdomen
C. RIWAYAT KESEHATAN TERDAHULU
besok. Klien tampak lemah dan terpaang IVFD, NGT dan O2 via NC 2 lpm.
1. Penyakit yang pernah dialami :
Klien kadang terlihat merengek kesakitan sambil menunjuk ke kaki
(persendian kaki) dan batuk serta mengeluarkan dahak (sputum)
Ibu klien mengatakan anaknya tidak pernah mengalami masalah
kesehatan yg serius sebelumnya, anaknya hanya sakit batuk
pilek.
2. Kecelakaan (Bayi/anak: termasuk Kecelakaan Lahir/Persalinan,
Bila pernah: Jenis dan Waktu, siapa Penolong kelahirannya.) :
Pasien lahir pada tanggal 17 desember 2008 dengan persalinan
normal, penolong Bidan, dengan berat badan lahir 2600 gram
E. POLA NUTRISI-METABOLIK
Item Deskripsi
di Rumah di Rumah Sakit
Jenis diet/makanan/ Nasi, sayur, tahu, Diit cair
Komposisi menu tempe, daging D5-1/2 NS
Frekuensi/pola 3x sehari Tiap 3 jam
Porsi/jumlah Makan habis 1/2 porsi 15-20cc
Mengurangi makanan -
Pantangan
yang mengandung MSG
Nafsu makan Menurun Menurun
Peningkatan/Penurunan Menurun Menurun
BB 6 bulan terakhir
Sukar menelan Tidak Ya
F. POLA ELIMINASI
Deskripsi
Item
di Rumah di Rumah Sakit
BAB
2-3 hr sekali 1 hr 2-3 kali
Frekuensi/pola
Konsistensi Lembek Cair
Kuning kecoklatan Kekuningan bercampur
Warna/bau
darah sedikit
Kesulitan - -
Upaya mengatasi - -
BAK
4-5 kali/hari 285cc
Frekuensi/pola
Konsistensi Cair Cair
Warna/bau Kuning jernih/bau khas Kuning jernih/bau khas
Kesulitan - -
Upaya mengatasi - -
H. GENOGRAM
Keterangan :
::perempuan
H. PEMERIKSAAN FISIK
Keadaaan Umum : lemah
Kesadaran : composmentis
GCS : 456
TD : 100/70 mmHg
Nadi : 100x/menit
Suhu : 37,9 oc
RR : 28x/menit
1. Kepala:
Normal, rambut tipis, warna kemerahan, masaa (-), lesi (-)
2. Mata :
Simetris, ikterus (-), anemis (-), edema palpebra (-),
3. Hidung:
Bentuk normal, simetris, lesi (-), warna sama dengan wajah,
tidak ada pengeluaran sekret, tidak ada pernapasan cuping
hidung, terpasang NGT, menggunakan nasal kanul
4. Mulut dan Tenggorokan:
Mukosa bibir kering,stomatitis (+) lidah berwarna putih, gigi
kotor, hipersalifa (+)
5. Telinga:
Simetris, tidak terdapat lesi, tidak ada pengeluaran sekret
6. Leher:
Warna kulit merata, trakhea berada ditengah, tidak ada
pembesaran kelenjar getah bening, tidak ada pembesaran tiroid.
7. Dada
Inspeksi
Bentuk thorak normal, simetris, tidak ada retraksi dada
Pergerakan dada simetris antara dextra dan
Palpasi
sinistra,tak teraba massa, ktrepitasi (-)
Vocal fremitus Tidak ada
Perkusi Sonor
Auskultasi Paru
Suara Nafas Deskripsi
o Bronkial Normal, simetris pada paru
kanan & kiri
o Bronkovesikuler Normal, simetris pada paru
kanan & kiri
o Vesikuler Normal, simetris pada paru
kanan & kiri
Suara Ucapan Dextra Sinistra
o Bronkoponi/Pectoryloquy/Egophoni - -
Suara Tambahan Dextra Sinistra
o Rales/Rhonchi/Wheezing/Pleural Rh (+) Rh (+)
Friction Weezing (-)
Wh (-)
Batuk dengan sputum/tidak Batuk (+)sputum putih
kehijauan
Pemeriksaaan Jantung
Inspeksi dan Palpasi Prekordium
Area Aorta-Pulmonum Tidak ada pulsasi
Area tricuspid-Ventrikel Tidak ada pulsasi
kanan
Letak Ictus Cordis Ictus cordis tidak terlihat, tapi
teraba pulsasi (+)
Perkusi
Batas jantung Apek , basal
Suara Dullness
Auskultasi
Bunyi Jantung I (+) tunggal
Bunyi Jantung II (+) tunggal
Bunyi Jantung III (-) tidak ada
Bunyi Jantung IV (-) tidak ada
Keluhan tidak ada (sulit di evaluasi)
8. Punggung:
Tidak terdapat iritasi pada daerah punggung
9. Mamae dan Axila:
Tidak ada benjolan/massa dan nyeri
10. Abdomen
Inspeksi Lesi (-) Scar (-) Massa (-) Distensi (+)
Asites (-)
Auskultas Peristalstik 20 x/menit
i
Palpasi Pembesaran Hati (+) dan Limpa (-)
Perkusi timpani
Lain-lain (-)
11. Genetalia
12 Ekstremitas
13.METABOLISME/INTEGUMEN
Kulit
Warna : Pucat (-), Sianotik (-), Abu-abu (-), Ikterik(-)
Suhu : normal, 37,1oc akral hangat
Turgor : baik, CRT < 2 detik
Edema : Tidak ada
Memar : Tidak ada
Kemerahan : Tidak ada
Pruritus : tidak ada
14. NEUROSENSORI
1) Reaksi pupil terhadap cahaya
Saat pupil (kanan dan kiri) diberi cahaya maka pupil
mengecil/meiosis (isokor)
2) Reflek-reflek
a. Menghisap (+)
e. Babinsky (+)
b. Menoleh (+)
f. Patella (+)
c. Menggenggam (+)
d. Kejang (-)
Hematopoesis
terganggu
Trombositopenia
Resiko
perdarahan
Nutrisi kurang
dari kebutuhan
4. DS: keluarga mengatakan Stem cell Intoleransi
akivitas
anaknya masih lemah
dan hanya berbaring Proliferasi SDP
di tempat tidur saja terganggu
DO:
k/u lemah hematopoesis
kes : compos
mentis terganggu
px bedrest
kebutuhan harian
O2 dalam darah
dibantu keluarga
sepenuhnya berkurang
tonus otot
5/5/5/5
aktivitas di
tempat tidur
INTERVENSI 1
DX.KEP
Tidak efektif bersihan jalan nafas berhubungan dengan peningkatan produksi sekret, sekret kental
Kriteria hasil :
Tidak ada sputum
Batuk yang efektif dan mengeluarkan sekret
Intervensi Rasional
DX.KEP
Tujuan:
Intervensi Rasional
INTERVENSI 3
DX.KEP
Intervensi Rasional
INTERVENSI 4
DX.KEP
Intervensi Rasional
IMPLEMENTASI
TGL,JAM DX.KEP TINDAKAN KEPERAWATAN PARAF
18 juni Nyeri akut1. Mengevaluasi tingkat nyeri dan
2012 berhubunga intensitas nyeri
n dengan2. Mengukur TTV, mengamati dan
pembesaran mencatat reaksi verbal (keluhan
kelenjar subjektif) dan non
limfe, verbal(grimace)
efek 3. Memberikan lingkungan yang tenang
sekunder (membatasi jumlah pengunjung)
pemberian dan mengurangi stimulus
anti 4. Memberikan posisi yang nyaman
leukemic (miring ke kiri)
agents