Anda di halaman 1dari 8

DASAR HUKUM TINDAKAN KEPERAWATAN YANG BERLAKU DI

INDONESIA
Trinitas Bawaulu/181101043
Email: Trinitasbawaulu04@gmail.com

ABSTRAK
Latar belakang: Undang-Undang tentang Keperawatan untuk memberikan kepastian hukum dan
pelindungan hukum serta untuk meningkatkan, mengarahkan, dan menata berbagai perangkat hukum
yang mengatur penyelenggaraan Keperawatan dan Praktik Keperawatan yang bertanggung jawab,
akuntabel, bermutu, dan aman sesuai dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Undang-
Undang ini memuat pengaturan mengenai jenis perawat, pendidikan tinggi keperawatan, registrasi, izin
praktik, dan registrasi ulang, praktik keperawatan, hak dan kewajiban bagi perawat dan klien,
kelembagaan yang terkait dengan perawat (seperti organisasi profesi, kolegium, dan konsil),
pengembangan, pembinaan, dan pengawasan bagi perawat, serta sanksi administrative
Tujuan : Kajian ini bertujuan untuk mengetahui hukum dasar tindakan keperawatan yang berlaku di
indonesia, untuk mengetahui tindakan keperawatan yang benar
Metode : Literature review
Hasil : Dasar Hukum pengesahan UU Nomor 38 tahun 2014 tentang Keperawatan adalah Pasal 20, Pasal
21, dan Pasal 28C Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945.
Pembahasan : Tindakan keperawatan menurut hukum yang telah di sahkan terdapat pada bab v
Penutup : Dasar hukum tindakan keperawatan di atur dalam UU Nomor 38 tahun 2014 tentang
Keperawatan dan di susun serta telah di sahkan .

Kata kunci : Hukum keperawatan, Keperawatan, uu keperawatan


dengan kebutuhan Klien, perkembangan
LATAR BELAKANG ilmu pengetahuan, dan

Perawat dalam melaksanakan


pelayanan kesehatan berperan sebagai
penyelenggara Praktik Keperawatan, tuntutan globalisasi. Pelayanan kesehatan

pemberi Asuhan Keperawatan, penyuluh tersebut termasuk Pelayanan Keperawatan

dan konselor bagi Klien, pengelola yang dilakukan secara bertanggung jawab,

Pelayanan Keperawatan, dan peneliti akuntabel, bermutu, dan aman oleh Perawat

Keperawatan. Pelayanan Keperawatan yang yang telah mendapatkan registrasi dan izin

diberikan oleh Perawat didasarkan pada praktik. Praktik keperawatan sebagai wujud

pengetahuan dan kompetensi di bidang ilmu nyata dari Pelayanan Keperawatan

keperawatan yang dikembangkan sesuai dilaksanakan secara mandiri dengan


berdasarkan pelimpahan wewenang,
penugasan dalam keadaan keterbatasan TUJUAN
tertentu, penugasan dalam keadaan darurat, Kajian ini bertujuan untuk
ataupun kolaborasi. mengetahui hukum dasar tindakan
Untuk menjamin pelindungan terhadap keperawatan yang berlaku di indonesia,
masyarakat sebagai penerima Pelayanan untuk mengetahui tindakan keperawatan
Keperawatan dan untuk menjamin yang benar
pelindungan terhadap Perawat sebagai METODE
pemberi pelayanan keperawatan, diperlukan
Literature review ini melakukan
pengaturan mengenai keperawatan secara
analisa dan kajian bebas terhadap artikel,
komprehensif yang diatur dalam undang-
jurnal, text book, maupun ebook yang sesuai
undang.
dan berfokus pada dasar hukum tindakan
Atas dasar itu, maka dibentuk
keperawatan yang berlaku di indonesia.
Undang-Undang tentang Keperawatan untuk
Menggunakan 14 artikel dengan terbitan 10
memberikan kepastian hukum dan
tahun terakhir
pelindungan hukum serta untuk
HASIL
meningkatkan, mengarahkan, dan menata
Latar belakang disahkannya UU
berbagai perangkat hukum yang mengatur
Nomor 38 tahun 2014 tentang Keperawatan
penyelenggaraan Keperawatan dan Praktik
adalah :
Keperawatan yang bertanggung jawab,
bahwa untuk memajukan kesejahteraan
akuntabel, bermutu, dan aman sesuai dengan
umum sebagai salah satu tujuan nasional
perkembangan ilmu pengetahuan dan
sebagaimana tercantum dalam Pembukaan
teknologi. Undang-Undang ini memuat
Undang-Undang Dasar Negara Republik
pengaturan mengenai jenis perawat,
Indonesia Tahun 1945 perlu diselenggarakan
pendidikan tinggi keperawatan, registrasi,
pembangunan kesehatan;
izin praktik, dan registrasi ulang, praktik
1. bahwa penyelenggaraan
keperawatan, hak dan kewajiban bagi
pembangunan kesehatan diwujudkan
perawat dan klien, kelembagaan yang terkait
melalui penyelenggaraan pelayanan
dengan perawat (seperti organisasi profesi,
kesehatan, termasuk pelayanan
kolegium, dan konsil), pengembangan,
keperawatan;
pembinaan, dan pengawasan bagi perawat,
2. bahwa penyelenggaraan pelayanan
serta sanksi administrative
keperawatan harus dilakukan secara
bertanggung jawab, akuntabel, 2. Praktik Keperawatan sebagaimana
bermutu, aman, dan terjangkau oleh dimaksud pada ayat (1) terdiri atas:
perawat yang memiliki kompetensi, 3. Praktik Keperawatan mandiri; dan
kewenangan, etik, dan moral tinggi; 4. Praktik Keperawatan di Fasilitas
3. bahwa mengenai keperawatan perlu Pelayanan Kesehatan.
diatur secara komprehensif dalam 5. Praktik Keperawatan sebagaimana
Peraturan Perundang-undangan guna dimaksud pada ayat (1) harus
memberikan pelindungan dan didasarkan pada kode etik, standar
kepastian hukum kepada perawat dan pelayanan, standar profesi, dan
masyarakat; standar prosedur operasional.
4. bahwa berdasarkan pertimbangan 6. Praktik Keperawatan sebagaimana
sebagaimana dimaksud dalam huruf dimaksud pada ayat (2) didasarkan
a, huruf b, huruf c, dan huruf d, perlu pada prinsip kebutuhan pelayanan
membentuk Undang-Undang tentang kesehatan dan/atau Keperawatan
Keperawatan; masyarakat dalam suatu wilayah.
Dasar Hukum 7. Ketentuan lebih lanjut mengenai
Dasar hukum pengesahan UU kebutuhan pelayanan kesehatan
Nomor 38 tahun 2014 tentang Keperawatan dan/atau Keperawatan dalam suatu
adalah Pasal 20, Pasal 21, dan Pasal 28C wilayah sebagaimana dimaksud pada
Undang-Undang Dasar Negara Republik ayat (4) diatur dengan Peraturan
Indonesia Tahun 1945. Menteri.
PEMBAHASAN 8. Bagian Kedua

Adapun tindakan yang di atur yaitu Tugas dan Wewenang

terdapat pada : Pasal 29

BAB V PRAKTIK KEPERAWATAN 1. Dalam menyelenggarakan Praktik

Bagian Kesatu Umum Keperawatan, Perawat bertugas

Pasal 28 sebagai:

1. Praktik Keperawatan dilaksanakan di 2. pemberi Asuhan Keperawatan;

Fasilitas Pelayanan Kesehatan dan 3. penyuluh dan konselor bagi Klien;

tempat lainnya sesuai dengan Klien 4. pengelola Pelayanan Keperawatan;

sasarannya. 5. peneliti Keperawatan;


6. pelaksana tugas berdasarkan 10. melakukan penatalaksanaan
pelimpahan wewenang; dan/atau pemberian obat kepada Klien sesuai
7. pelaksana tugas dalam keadaan dengan resep tenaga medis atau obat
keterbatasan tertentu. bebas dan obat bebas terbatas.
8. Tugas sebagaimana dimaksud pada Dalam menjalankan tugas sebagai pemberi
ayat (1) dapat dilaksanakan secara Asuhan Keperawatan di bidang upaya
bersama ataupun sendiri-sendiri. kesehatan masyarakat, Perawat berwenang:
Pelaksanaan tugas Perawat sebagaimana melakukan pengkajian Keperawatan
dimaksud pada ayat (1) harus dilaksanakan kesehatan masyarakat di tingkat keluarga
secara bertanggung jawab dan akuntabel. dan kelompok masyarakat;
Pasal 30 1. menetapkan permasalahan
Dalam menjalankan tugas sebagai pemberi Keperawatan kesehatan masyarakat;
Asuhan Keperawatan di bidang upaya 2. membantu penemuan kasus
kesehatan perorangan, Perawat berwenang: penyakit;
1. melakukan pengkajian Keperawatan 3. merencanakan tindakan Keperawatan
secara holistik; kesehatan masyarakat;
2. menetapkan diagnosis Keperawatan; 4. melaksanakan tindakan Keperawatan
3. merencanakan tindakan kesehatan masyarakat;
Keperawatan; 5. melakukan rujukan kasus;
4. melaksanakan tindakan 6. mengevaluasi hasil tindakan
Keperawatan; Keperawatan kesehatan masyarakat;
5. mengevaluasi hasil tindakan 7. melakukan pemberdayaan
Keperawatan; masyarakat;
6. melakukan rujukan; 8. melaksanakan advokasi dalam
7. memberikan tindakan pada keadaan perawatan kesehatan masyarakat;
gawat darurat sesuai dengan 9. menjalin kemitraan dalam perawatan
kompetensi; kesehatan masyarakat;
8. memberikan konsultasi Keperawatan 10. melakukan penyuluhan kesehatan
dan berkolaborasi dengan dokter; dan konseling;
9. melakukan penyuluhan kesehatan 11. mengelola kasus; dan
dan konseling; dan
12. melakukan penatalaksanaan 2. menggunakan sumber daya pada
Keperawatan komplementer dan Fasilitas Pelayanan Kesehatan atas
alternatif. izin pimpinan; dan
Pasal 31 3. menggunakan pasien sebagai subjek
Dalam menjalankan tugas sebagai penyuluh penelitian sesuai dengan etika profesi
dan konselor bagi Klien, Perawat dan ketentuan peraturan perundang-
berwenang: undangan.
melakukan pengkajian Keperawatan secara Pasal 32
holistik di tingkat individu dan keluarga 1. Pelaksanaan tugas berdasarkan
serta di tingkat kelompok masyarakat; pelimpahan wewenang sebagaimana
1. melakukan pemberdayaan dimaksud dalam Pasal 29 ayat (1)
masyarakat; huruf e hanya dapat diberikan secara
2. melaksanakan advokasi dalam tertulis oleh tenaga medis kepada
perawatan kesehatan masyarakat; Perawat untuk melakukan sesuatu
3. menjalin kemitraan dalam perawatan tindakan medis dan melakukan
kesehatan masyarakat; dan evaluasi pelaksanaannya.
4. melakukan penyuluhan kesehatan 2. Pelimpahan wewenang sebagaimana
dan konseling. dimaksud pada ayat (1) dapat
5. Dalam menjalankan tugasnya dilakukan secara delegatif atau
sebagai pengelola Pelayanan mandat.
Keperawatan, Perawat berwenang: 3. Pelimpahan wewenang secara
6. melakukan pengkajian dan delegatif untuk melakukan sesuatu
menetapkan permasalahan; tindakan medis diberikan oleh tenaga
7. merencanakan, melaksanakan, dan medis kepada Perawat dengan
mengevaluasi Pelayanan disertai pelimpahan tanggung jawab.
Keperawatan; dan 4. Pelimpahan wewenang secara
8. mengelola kasus. delegatif sebagaimana dimaksud
Dalam menjalankan tugasnya sebagai pada ayat (3) hanya dapat diberikan
peneliti Keperawatan, Perawat berwenang: kepada Perawat profesi atau Perawat
1. melakukan penelitian sesuai dengan vokasi terlatih yang memiliki
standar dan etika; kompetensi yang diperlukan.
5. Pelimpahan wewenang secara Perawat bertugas sebagaimana dimaksud
mandat diberikan oleh tenaga medis pada ayat (1) ditetapkan oleh kepala Satuan
kepada Perawat untuk melakukan Kerja Perangkat Daerah yang
sesuatu tindakan medis di bawah menyelenggarakan urusan pemerintahan di
pengawasan. bidang kesehatan setempat.
6. Tanggung jawab atas tindakan medis Pelaksanaan tugas pada keadaan
pada pelimpahan wewenang mandat keterbatasan tertentu sebagaimana dimaksud
sebagaimana dimaksud pada ayat (5) pada ayat (1) dilaksanakan dengan
berada pada pemberi pelimpahan memperhatikan kompetensi Perawat.
wewenang. Dalam melaksanakan tugas pada keadaan
Dalam melaksanakan tugas berdasarkan keterbatasan tertentu sebagaimana dimaksud
pelimpahan wewenang sebagaimana pada ayat (1), Perawat berwenang:
dimaksud pada ayat (1), Perawat berwenang: 1. melakukan pengobatan untuk
melakukan tindakan medis yang sesuai penyakit umum dalam hal tidak
dengan kompetensinya atas pelimpahan terdapat tenaga medis;
wewenang delegatif tenaga medis; 2. merujuk pasien sesuai dengan
melakukan tindakan medis di bawah ketentuan pada sistem rujukan; dan
pengawasan atas pelimpahan wewenang 3. melakukan pelayanan kefarmasian
mandat; dan secara terbatas dalam hal tidak
memberikan pelayanan kesehatan sesuai terdapat tenaga kefarmasian.
dengan program Pemerintah. Pasal 34
Pasal 33 Ketentuan lebih lanjut mengenai tugas dan
Pelaksanaan tugas dalam keadaan wewenang Perawat diatur dengan Peraturan
keterbatasan tertentu sebagaimana dimaksud Menteri.
dalam Pasal 29 ayat (1) huruf f merupakan Pasal 35
penugasan Pemerintah yang dilaksanakan Dalam keadaan darurat untuk memberikan
pada keadaan tidak adanya tenaga medis pertolongan pertama, Perawat dapat
dan/atau tenaga kefarmasian di suatu melakukan tindakan medis dan pemberian
wilayah tempat Perawat bertugas. obat sesuai dengan kompetensinya.
Keadaan tidak adanya tenaga medis dan/atau PENUTUP
tenaga kefarmasian di suatu wilayah tempat KESIMPULAN
Dasar hukum tindakan keperawatan Nursalam. 2003. Konsep Penerapan
di atur dalam UU Nomor 38 tahun 2014 Metodologi Penelitian Ilmu
tentang Keperawatan dan di susun serta Keperawatan. Jakarta: Salemba
telah di sahkan . Medica
SARAN Potter & Perry. (2005). Buku Ajar
Perawat harus lebih berhati-hati Fundamental Keperawatan: Konsep,
dalam melakukan setiap tindakan Proses, dan Praktik. Volume 1. Edisi
keperawatan dan harus memperhatikan dasar 4. Jakarta: EGC. Praptianingsih
hukum tindakan keperawatan yang berlaku. Roymond H. Simamora. 2008. Peran
REFERENSI Manajemer dalam Pembinaan Etika

Arizal Fahri. 2010. Perawat yang Perawat Pelaksana dalam

Profesional. Jakarta :Bina Media Peningkatan Kualitas Pelayanan

Perintis Asuhan keperawatan. IKESMA.

Asmadi.2008. Konsep dasar Keperawatan. Volume 2 (4).

Jakarta :EGC Roymond H. Simamora. 2010. Komunikasi

Frans Maramis. 2012. Hukum Pidana dalam Keperawatan. Jember :

Umum dan Tertulis di Indonesia. Jember University Press.

Jakarta : Raja Grafindo Persada. Roymond H. Simamora. 2009. Dokumentasi

Gartinah., dkk. 2002. Keperawatan dan Proses Keperawatan. Jember :

Praktek Keperawatan. Jakarta : PPNI Jember University Press

Kusnanto. 2000. Pengantar Profesi dan Sri. (2006). Kedudukan Hukum Perawat

Praktik Keperawatan Profesional. dalam Upaya Pelayanan Kesehatan

Jakarta : EGC di Rumah Sakit. Jakarta:

Martini. 2007. Hubungan karakteristik RajaGrafindo

perawat, sikap, beban kerja, Persada. Priharjo, Robert. (2008). Konsep

ketersediaan fasilitas dengan dan Prespektif Praktik Keperawatan

pendokumentasian asuhan Profesional. Jakarta: EGC

keperawatan di rawat inap BPRSUD Sri Praptianingsih, Kedudukan Hukum

kota Salatiga. [Tesis]. Semarang: Perawat dalam Upaya Pelayanan

Universitas Diponegoro Kesehatan di Rumah Sakit, Raja


Grafindo Persada, Jakarta, 2006.
Suhaemi, M.E. (2004). Etika Keperawatan Undang-Undang Keperawatan Nomor 38
Aplikasi pada Praktik. Jakarta: EGC. Tahun 2014 Tentang Kesehatan.
Suliha, Uha.(2002). Pendekatan Undang-Undang Republik Indonesia Nomor
Kesehatan Dalam Keperawatan. 36 Tahun 2014 Tentang Tenaga
Jakarta: EGC. Kesehatan.
Ta’adi. (2009). Hukum Kesehatan Pengantar Undang-Undang Republik Indonesia Nomor
Menuju Perawat Profesional. Jakarta: 20 Tahun 2003 Tenatng Sistem
EGC. Pendidikan Nasional.

Anda mungkin juga menyukai