Kes
MAKALAH
ANALISIS PMK NO 49 TAHUN 2013 TENTANG KOMITE KEPERAWATAN RUMAH
SAKIT DAN UU NO 38 TAHUN 2014 TENTANG KEPERAWATAN
Disusun Oleh:
TAHUN 2022
A. PMK NO 49 TAHUN 2013 TENTANG KOMITE KEPERAWATAN RUMAH SAKIT
1. Latar Belakang
Meningkatkan profesionalisme, pembinaan etik dan disiplin tenaga keperawatan,
serta menjamin mutu pelayanan kesehatan dan melindungi keselamatan pasien perlu
dibentuk Komite Keperawatan di Rumah Sakit.
2. Pembahasan Umum
Menteri Kesehatan RI (dr. Nafsiah Mboi SpA, MPH) telah menetapkan Peraturan
Menteri Kesehatan No 49 Tahun 2013 tentang Komite Keperawatan Rumah Sakit.
Peraturan tersebut menyatakan bahwa setiap rumah sakit harus membentuk komite
keperawatan untuk menjadi wadah perwakilan dari staf keperawatan, melainkan
organisasi non struktural dengan keanggotaan yang terdiri dari tenaga keperawatan
(perawat dan bidan).
Komite Keperawatan dibentuk oleh direktur rumah sakit dan bertanggungjawab
kepada direktur rumah sakit. Susunan organisasi komite Keperawatan rumah sakit
terdiri dari ketua komite keperawatan, sekretaris komite keperawatan dan subkomite.
Untuk subkomite terdiri dari subkomite :
a. Kredensial,
b. Mutu profesi
c. Etika dan disiplin profesi.
Keanggotaan komite keperawatan ditetapkan oleh direktur RS dengan
mempertimbangkan sikap profesional, kompetensi, pengalaman kerja, reputasi dan
perilaku. Sedangkan untuk jumlah personil keanggotaan komite keperawatan
disesuaikan dengan jumlah tenaga keperawatan di rumah sakit.
Wewenang Komite Keperawatan sesuai pasal 12 meliputi :
a. Memberikan rekomendasi rincian kewenangan klinis,
b. Memberikan rekomendasi perubahan rincian kewenangan klinis,
c. Memberikan rekomendasi penolakan kewenangan klinis tertentu,
d. Memberikan rekomendasi surat penugasan klinis,
e. Memberikan rekomendasi tindak lanjut audit keperawatan dan kebidanan,
f. Memberikan rekomendasi pendidikan keperawatan dan pendidikan kebidanan
berkelanjutan, dan
g. Memberikan rekomendasi pendampingan dan memberikan rekomendasi pemberian
tindakan disipllin.
Pelaksanaan kegiatan komite keperawatan didanai dengan anggaran rumah sakit
dan kepengurusan komite keperawatan berhak memperoleh insentif sesuai dengan
aturan dan kebijakan rumah sakit. Sebagai bentuk peningkatan kinerja Komite
Keperawatan dalam menjamin mutu pelayanan keperawatan dan kebidanan serta
keselamatan pasien di rumah sakit, dilakukan pembinaan dan pengawasan terhadap
komite keperawatan. Bentuk pembinaan dan pengawasan berupa :
a. Advokasi, sosialisasi dan bimbingan teknis;
b. Pelatihan dan peningkatan kapasitas sumber daya manusia,
c. Monitoring dan evaluasi.
Pembinaan dan pengawasan pelaksanaan komite keperawatan dilakukan oleh
Menteri, Badan Pengawas Rumah sakit provinsi, dewan pengawas rumah sakit, kepala
dinas kesehatan provinsi, kepala dinas kesehatan kabupaten/kota, dan perhimpunan/
asosiasi perumahsakitan dengan melibatkan organisasi profesi yang terkait sesuai
dengan tugas dan fungsinya masing-masing.
3. Kelebihan dan kekurangan
a. Kelebihan
Meningkatnya kinerja dan profesionalitas pelayanan keperawatan dan
kebidanan.
Terjaminnya mutu serta keselamatan pasien di rumah sakit.
b. Kekurangan
Potensi muara lahirnya ego sektarian.