2/Feb/2019
KAJIAN YURIDIS TERHADAP STATUS DAN Keperawatan Pasal 36 poin (a) tentang
PERLINDUNGAN HUKUM PERAWAT DALAM Keperawatan. Aturan tersebut termasuk dalam
MEMBERIKAN PELAYANAN TERHADAP perlindungan hukum refrensif yaitu suatu
PASIEN1 Oleh : Imelda Katrina Kowaas2 jaminan yang diberikan oleh Negara kepada
semua pihak untuk dapat melaksanakan hak
ABSTRAK Tujuan dilakukannya dan kepentingan hukum yang dimilikinya dalam
penelitian ini adalah untuk mengetahui kapasitasnya sebagai subyek hukum. Kata
bagaimana status perawat dalam menjalankan kunci: Status Dan Perlindungan Hukum,
praktik keperawatan dan bagaimana Perawat, Pelayanan Terhadap Pasien
bentuk perlindungan hukum
terhadap perawat dalam PENDAHULUAN A. Latar Belakang
memberikan pelayanan terhadap Dalam Undang-undang No 36 Tahun 2014
pasien. Dengan menggunakan metode tentang Tenaga Kesehatan dan didasarkan pada
penelitian yuridis normatif, pemikiran bahwa pembukaan undang-undang
disimpulkan: 1. Kedudukan atau status dari dasar 1945 mencantumkan cita-cita bangsa
Perawat di rumah sakit tergabung dalam Indonesia yang sekaligus merupakan tujuan
Komite Keperawatan yaitu wadah nonstruktural nasional bangsa Indonesia yaitu melindungi
rumah sakit yang mempunyai fungsi utama segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah
mempertahankan dan meningkatkan darah Indonesia dan untuk memajukan
profesionalisme tenaga keperawatan melalui kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan
mekanisme kredensial, penjagaan mutu profesi, bangsa salah satu wujud memajukan
dan pemeliharaan etika dan disiplin profesi. kesejahteraan umum adalah pembangunan
Dirumah sakit dalam pelimpahan tindakan kesehatan yang ditujukan untuk meningkatkan
medik oleh dokter kepada perawat harus kesadaran, kemauan dan kemampuan hidup
memenuhi beberapa syarat dan pasien harus sehat bagi setiap orang agar terwujud derajat
dijamin akan mendapat pertolongan kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya,
atas pertanggung jawaban dokter, sebagai investasi bagi pembangunan sumber
tetapi harus memunuhi syarat-syarat yang ada. daya manusia yang produktif.
pelimpahan wewenang tindakan medik dari Salah satu tenaga kesehatan yang
dokter kepada perawat hanya dapat dilakukan
berkontribusi terhadap peningkatan derajat
secara tertulis sesuai Pasal 32 Poin (1) Undang-
kesehatan adalah perawat, yang mempunyai
undang No. 38 Tahun 2014 tentang
tugas sebatas memberikan asuhan keperawatan
Keperawatan. Pelimpahan secara delegatif
dan tidak mempunyai kewenangan melakukan
hanya dapat dilimpahkan kepada perawat yang
tindakan medik kecuali dalam keadaan darurat
memiliki kompetensi sesuai yang diperlukan
dan ada pelimpahan dari dokter.3
dan pelimpahan secara mandat diberikan
kepada perawat di bawah pengawasan. 2. Perawat merupakan salah satu profesi tenaga
Payung hukum yang meregulasi perawat adalah kesehatan yang memberikan pelayanan
Undang-undang No. 36 tahun 2009 tentang kesehatan langsung baik kepada individu,
Kesehatan, Pasal 27 Undangundang No. 36 keluarga dan masyarakat. Kehadirannya untuk
Tahun 2009 ayat (1) tentang Tenaga mengupayakan dan membantu dalam proses
kesehatan berhak mendapatkan kesembuhan atas masalah kesehatan yang
imbalan dan pelindungan hukum diderita oleh pasien. Perawat merupakan tenaga
dalam melaksanakan tugas sesuai profesional di bidang pelayanan kesehatan,
dengan profesinya, Permenkes nomor 148 sebagaimana tertuang dalam Undang-undang
tahun 2010 tentang Praktik Keperawatan, dan No 36 Tahun 2014 Pasal 1 Ayat 2 tentang Tenaga
Undang-undang No. 38 tahun 2014 tentang Kesehatan “Asisten tenaga Kesehatan adalah
1 Artikel Skripsi. Dosen Pembimbing: Dr. Theodorus H. W. 3 Ta’adi, Hukum Kesehatan Pengantar Menuju Perawat
Lumunon, SH, M.Hum; Dr. Elisabeth E. Winokan, SH, M.Si Profesional, Jakarta: Kedokteran EGC, 2009, hal 20.
2 Mahasiswa pada Fakultas Hukum Unsrat,
NIM. 15071101653
112
Lex Et Societatis Vol. VII/No. 2/Feb/2019
setiap orang yang mengabdikan diri dalam Komite Keperawatan paling sedikit terdiri dari
bidang kesehatan serta memiliki pengetahuan ketua, sekretaris dan sub komite.5
dan/atau keterampilan melalui pendidikan Sudah mulai ditanamkan bahwa perawat adalah
dibidang kesehatan profesi dan perawat mempunyai kekhususan
dibawah jenjang diploma 3 (tiga)”.4 sendiri. Persyaratan kompetensi berkaitan
Pelaksanaan praktik keperawatan oleh dengan keahlian yang terdiri atas beberapa level,
perawat harus mengikuti arahan dokter terlebih mulai dari umum sampai khusus.
dahulu sebelum menangani pasien. Dalam Dalam melaksanakan tugasnya ketua komite
kenyataannya sekarang ini perawat pada dibantu oleh sub komite yang terdiri dari sub
umumnya ingin di akui sebagai profesi dalam komite Kredensial, mutu profesi dan disiplin
menangani pasien secara mandiri, tanpa harus profesi. Ketua komite ditetapkan oleh
menunggu arahan dokter sebelumnya. kepala/direktur rumah sakit dengan
Dengan latar belakang tersebut maka dalam memperhatikan masukan dari tenaga
rangka penulisan skripsi penulis telah mengambil keperawatan yang bekerja di rumah sakit.
pokok tersebut untuk dibahas dengan judul Sekretaris dan subkomite diusulkan oleh ketua
“Kajian Yuridis Terhadap Status Dan komite dan ditetapkan oleh kepala/direktur
Perlindungan Hukum Perawat Dalam Rumah Sakit dengan memperhatikan masukan
Memberikan Pelayanan Terhadap Pasien. dari tenaga keperawatan yang bekerja di rumah
sakit. Persyaratan yang harus dipenuhi oleh
B. Perumusan Masalah personil Komite Keperawatan yaitu memiliki
1. Bagaimanakah status perawat dalam kompetensi yang tinggi sesuai jenis pelayanan
menjalankan praktik keperawatan ? atau area praktik, mempunyai semangat
2. Bagaimanakah bentuk perlindungan hukum profesionalisme, serta reputasi baik. Jumlah
terhadap perawat dalam memberikan personil keanggotaan Komite Keperawatan
pelayanan terhadap pasien ? disesuaikan dengan jumlah tenaga
keperawatan di rumah sakit. 6
C. Metode Penelitian Struktur dan kedudukan Komite
Jenis penelitian yang digunakan adalah Keperawatan dalam organisasi Rumah Sakit
yuridis normative yaitu penelitian hukum yang dapat diadaptasi sesuai kelas rumah sakit. Dalam
dilakukan berdasarkan norma dan kaidah dari melaksanakan fungsinya Komite Keperawatan
peraturan perundang-undangan. dibantu oleh panitia adhoc yang terdiri dari
Mitra Bestari sesuai disiplin/spesifikasi dan
PEMBAHASAN A. Bagaimana status perawat peminatan tenaga keperawatan berdasarkan
dalam menjalankan praktik keperawatan kebutuhan rumah sakit. Menurut Pasal 14
Mengenai kedudukan atau status dari Peraturan Menteri Kesehatan (Permenkes)
Perawat di rumah sakit tergabung dalam Komite No.49 Tahun 2013 Tentang Komite Keperawatan
Keperawatan yang adalah wadah nonstruktural Rumah Sakit.
rumah sakit yang mempunyai fungsi utama Panitia adhoc dan Mitra Bestari yaitu :7
mempertahankan dan meningkatkan 1. Dalam melaksanakan tugas dan fungsinya
profesionalisme tenaga keperawatan melalui Komite Keperawatan dapat dibantu oleh
mekanisme kredensial, penjagaan mutu profesi, panitia adhoc.
dan pemeliharaan etika dan disiplin profesi. 2. Panitia adhoc sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) ditetapkan oleh
113
Lex Et Societatis Vol. VII/No. 2/Feb/2019
8Pasal 9 ayat 3 Undang-undang No. 38 tahun 2014 tentang 9https://article/viewFile/10206/9098 di akses tanggal 23
Keperawatan oktober 2018
114
Lex Et Societatis Vol. VII/No. 2/Feb/2019
Menurut Danny Wiradharma syarat-syarat tersebut. Oleh karena itu, delegasi di sini tidak
tersebut meliputi:10 hanya menyangkut aspek administratif saja,
1. Keputusan mengenai diagnosis dan terapi melainkan harus diartikan menurut hukum
serta mengenai gejala-gejala yang perdata. Dokter tetap harus bertanggung jawab,
dijumpai tidak dapat dilimpahkan kepada dan ia dapat meminta pertanggung jawaban dari
orang lain. penerima delegasi.
2. Dokter harus yakin benar akan Berdasarkan uraian di atas, jelas bahwa
kemampuan orang yang diberi tindakan medik di rumah sakit, sesungguhnya
wewenang, dengan kata lain dokter hanya hanya dapat dilakukan oleh dokter secara
mempercayakan hal-hal yang menurut profesional. Perawat dapat dibenarkan
pendidikan keperawatan mampu dan melakukan tindakan medik atas perintah dan
cakap dilakukan oleh perawat. petunjuk langsung dari dokter bersangkutan.
Sebenarnya menurut Ketentuan Pasal 10 ayat
3. apabila merasa tidak mampu, perawat
yang bersangkutan berhak menolak (1) dan (2) Kepmenkes
perintah dokter, bahwa perawat tidak Hk.02.02/Menkes/148/2010 tentang Izin dan
boleh selalu tunduk mengikuti perintah Penyelenggaraan Praktik Perawat, seorang
dokter. perawat dibenarkan melakukan tindakan medik
di luar perintah dokter apabila:
4. Delegasi yang diberikan pada perawat
harus dilakukan secara tertulis, dan perlu (a) Dalam keadaan darurat untuk
disebutkan dengan jelas mengenai menyelamatkan nyawa seseorang atau
instruksi-instruksi yang diberikan. pasien dan tidak ada dokter di tempat
kejadian, perawat dapat melakukan
5. Serta harus ada petunjuk medik
pelayanan kesehatan di luar kewenangan
tergantung dari situasi yang ada pada
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 8.
perawat, dokter sewaktu-waktu dapat
diminta datang, atau harus hadir di (b) Bagi perawat yang menjalankan praktik di
tempat di mana dilakukan tindakan yang daerah yang tidak memiliki dokter dalam
sulit. rangka pelaksanaan tugas pemerintah,
dapat melakukan pelayanan kesehatan di
luar kewenangan sebagaimana dimaksud
Syarat- syarat tersebut menunjukkan bahwa
dalam Pasal 8.
perawat tidak dibenarkan untuk mengambil
Ketentuan Pasal 10 Kepmenkes (keputusan
inisiatif secara mandiri, artinya adalah:
menteri kesehatan) tersebut di atas sesuai
(a) dokter secara moral maupun yuridis
dengan teori kebutuhan (necessity) yang
bertanggung jawab atas
mengajarkan bahwa dalam keadaan darurat
tindakantindakan perawat yang
manusia dapat menyelamatkan dirinya dan
dilakukan berdasarkan perintahnya.
orang lain dari suatu penyakit atau kematian.
(b) dokter harus mampu untuk mengawasi
Dengan kata lain, kewenangan perawat di sini
segala tindakan yang dilakukan perawat,
didapat karena posisi (authority by position) dan
dokter harus dapat menjamin bahwa
kewenangan karena situasi (authority by
apa yang dilakukan perawat adalah
situation).
benar.
Secara harfiah, dalam pelimpahan wewenang
(c) dokter mendidik perawat agar mampu tindakan medik dari dokter kepada perawat
memberikan informasi yang benar hanya dapat dilakukan secara tertulis sesuai
kepada pasien. Pasal 32 Poin 1 Undang-undang No. 38 tahun
Dengan demikian, seorang perawat sebagai 2014 tentang Keperawatan. Di samping itu jenis
penerima perintah dokter tidak boleh berbuat tindakan yang dilimpahkan harus jelas, sehingga
lain selain apa yang telah diperintahkannya serta yang dilimpahkan bersifat per kasus, tidak
harus bertanggung jawab atas pelaksanaanya
115
Lex Et Societatis Vol. VII/No. 2/Feb/2019
11https://www.google.com/search?q=jurnal+tentang+ked
udukan+perawat&oq=jurnal+tentang+kedudukan+perawa
116
Lex Et Societatis Vol. VII/No. 2/Feb/2019
sesuai dengan pertumbuhan kesehatan (health imbalan dan pelindungan hukum dalam
law) baik dalam lingkup nasional maupun melaksanakan tugas sesuai dengan profesinya.
internasional.12 Ayat (2) Tenaga kesehatan dalam melaksanakan
Dalam melakukan semua keahlian dan tugasnya berkewajiban mengembangkan dan
kewenangan di atas, perlu dibuat suatu regulasi meningkatkan pengetahuan dan keterampilan
yang dapat memberikan suatu Izin kepada yang dimiliki. Ayat (3) Ketentuan mengenai hak
tenaga keperawatan supaya dapat memberikan dan kewajiban tenaga kesehatan sebagaimana
tindakan kepada pasien dalam level aman. dimaksud pada ayat (1) dan ayat (2) diatur dalam
Berdasarkan Kepmenkes no 1239/2001 tentang Peraturan Pemerintah. Untuk melindungi tenaga
registrasi perawat dan Permenkes No 148/2009 perawat akan adanya tuntutan dari klien/pasien
tentang Izin dan Penyelenggaraan Praktik perlu ditetapkan dengan jelas apa hak,
Perawat didapatkan beberapa izin yang harus kewajiban serta kewenangan perawat agar tidak
dipunyai oleh seorang perawat. terjadi kesalahan dalam melakukan tugasnya
Menurut Soetoprawiro, perlindungan serta memberikan suatu kepastian hukum,
hukum adalah, “suatu upaya dari pihak perlindungan tenaga perawat.
berwenang untuk memberikan jaminan dan Perlindungan diartikan sebagai perbuatan
kemudahan yang sedemikian rupa sehingga memberi jaminan, atau keamanan,
setiap warga Negara ataupun segenap warga ketentraman, kesejahteraan dan kedamaian dari
Negara dapat mengaktualisasikan hak dan pelindung kepada yang dilindungi atas segala
bahaya atau resiko yang mengacamnya.
Menurut Philipus Hardjo perlindungan hukum
t&aqs=chrome..69i57.8910j1j7&sourceid=chrome&ie=U
TF -8 diakses tanggal 21 september 2018 12 Bambang ada bentuk perlindungan hukum bagi rakyat ada
Poernorno, Hukum Kesehatan, Magister Manajernen dua yaitu:13
Rurnah Sakit UGM, Yogyakarta, hal 208. a. Perlindungan hukum Preventif artinya
kewajiban mereka secara optimal dengan rakyat diberi kesempatan mengajukan
tenang dan tertib.12 pendapatnya sebelum keputusan
Secara konstitusional dalam Pasal 28D ayat pemerintah mendapat bentuk yang
(1) Undang-undang Dasar (UUD) NKRI 1945 yang definitif yang bertujuan untuk mencegah
menyebutkan “setiap orang berhak atas terjadinya sengketa.
pengakuan, jaminan, perlindungan dan b. Perlindungan hukum Refrensif, adalah
kepastian hukum yang adil serta perlakuan yang suatu jaminan yang diberikan oleh Negara
sama dihadapan hukum”. Pasal 28H ayat (1) kepada semua pihak untuk dapat
mengatakan bahwa “Setiap orang berhak hidup melaksanakan hak dan kepentingan
sejahtera lahir dan batin, bertempat tinggal dan hukum yang dimilikinya dalam
mendapatkan lingkungan hidup yang baik dan kapasitasnya sebagai subyek hukum.
sehat berhak memperoleh pelayanan Pada perawat sendiri mengenai perlindungan
kesehatan”. Pada pasal 34 ayat (3) Negara hukum yang dimiliki dan telah tertuang dalam
bertanggung jawab atas penyediaan fasilitas beberapa undang-undang seperti disebutkan
pelayanan kesehatan dan fasilitas pelayanan dalam Pasal 36 poin (a) UU No 38 Tahun 2014
umum yang layak. Tentang Keperawatan menjelaskan bahwa,
Telah tertuang dalam Undang-undang No. 36 “Perawat dalam melaksanakan Praktik
Tahun 2009 tentang Kesehatan pada pasal 4 Keperawatan berhak memperoleh pelindungan
berbunyi “ Setiap orang berhak atas kesehatan”. hukum sepanjang melaksanakan tugas sesuai
Pasal 27 Undang-undang No 36 Tahun 2009 ayat dengan standar pelayanan, standar profesi,
(1) Tenaga kesehatan berhak mendapatkan standar prosedur operasional, dan ketentuan
12 Koerniatmanto Soetoprawiro, Pengaturan Perlindungan 13Philipus. M. Hardjon, Perlindungan Hukum bagi Rakyat
Hak-Hak Perempuan dan Anak-anak Dalam Hukum Indonesia, Surabaya: Bina Ilmu, 1988, hal 5.
Kewarganegaraan Indonesia. Dalam Kisi Hukum, Jurnal
Ilmiah Hukum Universitas Katolik Soegijapranata, Tahun
2010, 2002, hal 8.
117
Lex Et Societatis Vol. VII/No. 2/Feb/2019
118
Lex Et Societatis Vol. VII/No. 2/Feb/2019
2. Apabila terjadi hal-hal yang tidak Raharjo Sajipto, 2006. Ilmu Hukum, Bandung:
dinginkan baik klien maupun perawat Citra Aditya Bakti,
dapat menyelesaikannya sesuai dengan Poernorno Bambang, Hukum
peraturan yang berlaku. Bagi para Kesehatan, Magister Manajernen
perawat yang ingin mendirikan praktek Rurnah Sakit UGM, Yogyakarta.
mandiri dan yang sudah melakukan Praptianingsih Sri, 2006. Kedudukan Hukum
praktik mandiri tetapi belum memiliki izin Perawat dalam Upaya Pelayanan
dari pemerintah agar dapat melengkapi Kesehatan di Rumah Sakit, Jakarta: Raja
persyaratan izin praktek sesuai peraturan Grafindo Persada.
dan perundang-undangan yang berlaku, Setiono. 2004. Rule of Law (Supremasi Hukum).
agar masyarakat sebagai penerima jasa Surakarta: Magister Ilmu Hukum Program
pelayanan keperawatan dan Perawat Pascasarjana Universitas Sebelas Maret.
sebagai pemberi layanan terlindungi oleh Soetoprawiro Koerniatmanto, 2010. Pengaturan
hukum yang berlaku. Perlindungan Hak-Hak Perempuan dan
Anak-anak Dalam Hukum
DAFTAR PUSTAKA Kewarganegaraan Indonesia. Dalam Kisi
Alimul Aziz, 2004.Pengantar Konsep Dasar Hukum, Jurnal Ilmiah Hukum Universitas
Keperawatan, Jakarta: EGC. Katolik Soegijapranata.
Asmadi, 2008. Konsep dasar Keperawatan, Ta’adi, 2009. Hukum Kesehatan Pengantar
Menuju Perawat Profesional, Jakarta:
Jakarta: EGC.
Kedokteran EGC.
Craven & Hirnle, 2000. Fundamentals Of
Triwibowo Cecep, 2014. Etika dan Hukum
Nursing, Philadelphia: Lippincott.
Kesehatan, Yogyakarta: Nuha Medika.
Danny Wiradharma, 2006. Hukum Kedokteran,
Triwibowo Cecep, 2010. Hukum Keperawatan,
Jakarta: Binarupa Aksara.
Yogyakarta: Cet I, Pustaka
Fahri Arizal, 2010. Perawat yang Profesional,
Book
Jakarta: Bina Media Perintis.
Publisher.
Hardjon Philipus.M., 1988.
Perlindungan Hukum bagi Rakyat
Peraturan Perundang-undangan dan Peraturan
Indonesia, Surabaya: Bina Ilmu.
Lainnya :
Hariyani Safitri, 2005. Sengketa Medik, Jakarta:
Diadit Media. Keputusan Menteri Kesehatan (Kepmenkes)
Hk.02.02/Menkes/148/2010 Tentang Izin
Hidayat, 2013. Pengantar konsep
dan Penyelenggaraan Praktik Perawat
dasar keperawatan, Jakarta: Selemba
Keputusan Menteri Kesehatan (Kepmenkes) No.
Midika edisi 2.
Hiiey Patricia W, 1990. Nursing Process 1239/2001 tentang registrasi perawat
Handbook, St Louis, Philadelpia, Pembukaan Undang-undang Dasar 1945
Baltimore, Toronto : The CV Mosby Peraturan Menteri Kesehatan (Permenkes) No.
Company. 49 Tahun 2013 tentang Komite
Hikey Patricia W, 1990. Nursing Keperawatan Rumah Sakit
Process Handbook, Toronto: The CV Peraturan Menteri Kesehatan (Permenkes) No.
Mosby 148/2009 tentang Izin dan
Company, St Louis, Philadelpia Baltimore. Penyelenggaraan Praktik Perawat
Iyer Patricia W, 1986. Nursing Process and Undang-undang Dasar (UUD) NKRI 1945
Nursing Diagnosis (Philadelpia, Londong, Undang-undang Nomor 29 tahun 2004 tentang
Toronto, Mexico City, Rio de Janeiro, Praktik Kedokteran
Sidney, Tokyo, Hongkong: WE3 Saunders Undang-undang Nomor 36 tahun 2009 tentang
Company, Kesehatan
Kansil C.S.T, 1989. Pengantar Ilmu Hukum dan Undang-undang Nomor 36 tahun 2014 tentang
Tata Hukum Indonesia, Jakarta: Cet Tenaga Kesehatan
kedelapan Balai Pustaka, Undang-undang Nomor 38 tahun 2014 tentang
Keperawatan
119
Lex Et Societatis Vol. VII/No. 2/Feb/2019
Sumber-sumber Lain :
file:///C:/Users/Costumer/Downloads/2836662
8-1-PB%20(1).pdf diakses tanggal 21
0ktober 2018 http://analisadaily.com.,
yang diakses pada tanggal 3 oktober 2018
https://article/viewFile/10206/9098 di
akses tanggal 23 oktober 2018
https://blogperawat.wordpress.com/2014/09/2
1/praktik-keperawatan-berbeda-
denganpraktik-kedokteran/ diakses 21
oktober
2018 https://brainly.co.id/tugas/3825041
diakses tanggal 04 oktober 2018
https://id.wikipedia.org/wiki/Keperawatan
diakses tanggal 23 september 2018
https://medianers.blogspot.com/2015/11/stru
k tur-dan-kedudukan-komite.html di
akses tanggal 20 september 2018
http://www.jobdesc.net/medis/tugas-
dantanggung-jawab-seorang-
perawat.html diakses tanggal 18 oktober
2018
https://www.mutupelayanankesehatan.net/ind
ex.php/component/content/article/1194
di akses tanggal 20 oktober 2018
https://www.academia.edu/15360028/BAB_II_
TINJAUAN_PUSTAKA_2.1_Pelayanan_Kep
erawatan_2.1.1_Pengertian_Pelayanan_
Keperawatan di akses tanggal 19 oktober
2018
https://www.google.com/search?q=jurnal+tent
ang+kedudukan+perawat&oq=jurnal+ten
tang+kedudukan+perawat&aqs=chrome..
69i57.8910j1j7&sourceid=chrome&ie=UT F-8 di
akses tanggal 21 september 2018
Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI)
120