Anda di halaman 1dari 9

Lex Et Societatis Vol. VII/No.

2/Feb/2019

KAJIAN YURIDIS TERHADAP STATUS DAN Keperawatan Pasal 36 poin (a) tentang
PERLINDUNGAN HUKUM PERAWAT DALAM Keperawatan. Aturan tersebut termasuk dalam
MEMBERIKAN PELAYANAN TERHADAP perlindungan hukum refrensif yaitu suatu
PASIEN1 Oleh : Imelda Katrina Kowaas2 jaminan yang diberikan oleh Negara kepada
semua pihak untuk dapat melaksanakan hak
ABSTRAK Tujuan dilakukannya dan kepentingan hukum yang dimilikinya dalam
penelitian ini adalah untuk mengetahui kapasitasnya sebagai subyek hukum. Kata
bagaimana status perawat dalam menjalankan kunci: Status Dan Perlindungan Hukum,
praktik keperawatan dan bagaimana Perawat, Pelayanan Terhadap Pasien
bentuk perlindungan hukum
terhadap perawat dalam PENDAHULUAN A. Latar Belakang
memberikan pelayanan terhadap Dalam Undang-undang No 36 Tahun 2014
pasien. Dengan menggunakan metode tentang Tenaga Kesehatan dan didasarkan pada
penelitian yuridis normatif, pemikiran bahwa pembukaan undang-undang
disimpulkan: 1. Kedudukan atau status dari dasar 1945 mencantumkan cita-cita bangsa
Perawat di rumah sakit tergabung dalam Indonesia yang sekaligus merupakan tujuan
Komite Keperawatan yaitu wadah nonstruktural nasional bangsa Indonesia yaitu melindungi
rumah sakit yang mempunyai fungsi utama segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah
mempertahankan dan meningkatkan darah Indonesia dan untuk memajukan
profesionalisme tenaga keperawatan melalui kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan
mekanisme kredensial, penjagaan mutu profesi, bangsa salah satu wujud memajukan
dan pemeliharaan etika dan disiplin profesi. kesejahteraan umum adalah pembangunan
Dirumah sakit dalam pelimpahan tindakan kesehatan yang ditujukan untuk meningkatkan
medik oleh dokter kepada perawat harus kesadaran, kemauan dan kemampuan hidup
memenuhi beberapa syarat dan pasien harus sehat bagi setiap orang agar terwujud derajat
dijamin akan mendapat pertolongan kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya,
atas pertanggung jawaban dokter, sebagai investasi bagi pembangunan sumber
tetapi harus memunuhi syarat-syarat yang ada. daya manusia yang produktif.
pelimpahan wewenang tindakan medik dari Salah satu tenaga kesehatan yang
dokter kepada perawat hanya dapat dilakukan
berkontribusi terhadap peningkatan derajat
secara tertulis sesuai Pasal 32 Poin (1) Undang-
kesehatan adalah perawat, yang mempunyai
undang No. 38 Tahun 2014 tentang
tugas sebatas memberikan asuhan keperawatan
Keperawatan. Pelimpahan secara delegatif
dan tidak mempunyai kewenangan melakukan
hanya dapat dilimpahkan kepada perawat yang
tindakan medik kecuali dalam keadaan darurat
memiliki kompetensi sesuai yang diperlukan
dan ada pelimpahan dari dokter.3
dan pelimpahan secara mandat diberikan
kepada perawat di bawah pengawasan. 2. Perawat merupakan salah satu profesi tenaga
Payung hukum yang meregulasi perawat adalah kesehatan yang memberikan pelayanan
Undang-undang No. 36 tahun 2009 tentang kesehatan langsung baik kepada individu,
Kesehatan, Pasal 27 Undangundang No. 36 keluarga dan masyarakat. Kehadirannya untuk
Tahun 2009 ayat (1) tentang Tenaga mengupayakan dan membantu dalam proses
kesehatan berhak mendapatkan kesembuhan atas masalah kesehatan yang
imbalan dan pelindungan hukum diderita oleh pasien. Perawat merupakan tenaga
dalam melaksanakan tugas sesuai profesional di bidang pelayanan kesehatan,
dengan profesinya, Permenkes nomor 148 sebagaimana tertuang dalam Undang-undang
tahun 2010 tentang Praktik Keperawatan, dan No 36 Tahun 2014 Pasal 1 Ayat 2 tentang Tenaga
Undang-undang No. 38 tahun 2014 tentang Kesehatan “Asisten tenaga Kesehatan adalah

1 Artikel Skripsi. Dosen Pembimbing: Dr. Theodorus H. W. 3 Ta’adi, Hukum Kesehatan Pengantar Menuju Perawat
Lumunon, SH, M.Hum; Dr. Elisabeth E. Winokan, SH, M.Si Profesional, Jakarta: Kedokteran EGC, 2009, hal 20.
2 Mahasiswa pada Fakultas Hukum Unsrat,
NIM. 15071101653

112
Lex Et Societatis Vol. VII/No. 2/Feb/2019

setiap orang yang mengabdikan diri dalam Komite Keperawatan paling sedikit terdiri dari
bidang kesehatan serta memiliki pengetahuan ketua, sekretaris dan sub komite.5
dan/atau keterampilan melalui pendidikan Sudah mulai ditanamkan bahwa perawat adalah
dibidang kesehatan profesi dan perawat mempunyai kekhususan
dibawah jenjang diploma 3 (tiga)”.4 sendiri. Persyaratan kompetensi berkaitan
Pelaksanaan praktik keperawatan oleh dengan keahlian yang terdiri atas beberapa level,
perawat harus mengikuti arahan dokter terlebih mulai dari umum sampai khusus.
dahulu sebelum menangani pasien. Dalam Dalam melaksanakan tugasnya ketua komite
kenyataannya sekarang ini perawat pada dibantu oleh sub komite yang terdiri dari sub
umumnya ingin di akui sebagai profesi dalam komite Kredensial, mutu profesi dan disiplin
menangani pasien secara mandiri, tanpa harus profesi. Ketua komite ditetapkan oleh
menunggu arahan dokter sebelumnya. kepala/direktur rumah sakit dengan
Dengan latar belakang tersebut maka dalam memperhatikan masukan dari tenaga
rangka penulisan skripsi penulis telah mengambil keperawatan yang bekerja di rumah sakit.
pokok tersebut untuk dibahas dengan judul Sekretaris dan subkomite diusulkan oleh ketua
“Kajian Yuridis Terhadap Status Dan komite dan ditetapkan oleh kepala/direktur
Perlindungan Hukum Perawat Dalam Rumah Sakit dengan memperhatikan masukan
Memberikan Pelayanan Terhadap Pasien. dari tenaga keperawatan yang bekerja di rumah
sakit. Persyaratan yang harus dipenuhi oleh
B. Perumusan Masalah personil Komite Keperawatan yaitu memiliki
1. Bagaimanakah status perawat dalam kompetensi yang tinggi sesuai jenis pelayanan
menjalankan praktik keperawatan ? atau area praktik, mempunyai semangat
2. Bagaimanakah bentuk perlindungan hukum profesionalisme, serta reputasi baik. Jumlah
terhadap perawat dalam memberikan personil keanggotaan Komite Keperawatan
pelayanan terhadap pasien ? disesuaikan dengan jumlah tenaga
keperawatan di rumah sakit. 6
C. Metode Penelitian Struktur dan kedudukan Komite
Jenis penelitian yang digunakan adalah Keperawatan dalam organisasi Rumah Sakit
yuridis normative yaitu penelitian hukum yang dapat diadaptasi sesuai kelas rumah sakit. Dalam
dilakukan berdasarkan norma dan kaidah dari melaksanakan fungsinya Komite Keperawatan
peraturan perundang-undangan. dibantu oleh panitia adhoc yang terdiri dari
Mitra Bestari sesuai disiplin/spesifikasi dan
PEMBAHASAN A. Bagaimana status perawat peminatan tenaga keperawatan berdasarkan
dalam menjalankan praktik keperawatan kebutuhan rumah sakit. Menurut Pasal 14
Mengenai kedudukan atau status dari Peraturan Menteri Kesehatan (Permenkes)
Perawat di rumah sakit tergabung dalam Komite No.49 Tahun 2013 Tentang Komite Keperawatan
Keperawatan yang adalah wadah nonstruktural Rumah Sakit.
rumah sakit yang mempunyai fungsi utama Panitia adhoc dan Mitra Bestari yaitu :7
mempertahankan dan meningkatkan 1. Dalam melaksanakan tugas dan fungsinya
profesionalisme tenaga keperawatan melalui Komite Keperawatan dapat dibantu oleh
mekanisme kredensial, penjagaan mutu profesi, panitia adhoc.
dan pemeliharaan etika dan disiplin profesi. 2. Panitia adhoc sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) ditetapkan oleh

4Pasal 1 Ayat 2 UU Nomor 36 Tahun 2014 tentang Tenaga 6 https://medianers.blogspot.com/2015/11/struktur-


Kesehatan dankedudukan-komite.html di akses tanggal 20 september
5 2018
7 Pasal 14 Peraturan Menteri Kesehatan (Permenkes) No.49
https://blogperawat.wordpress.com/2014/09/21/praktikk
eperawatan-berbeda-dengan-praktik-kedokteran/ di akses Tahun 2013 tentang Komite Keperawatan Rumah
tanggal 22 oktober 2018 Sakit

113
Lex Et Societatis Vol. VII/No. 2/Feb/2019

kepala/direktur Rumah Sakit berdasarkan maupun sehat, guna mencapai derajat


usulan ketua Komite Keperawatan. kesehatan yang optimal melalui layanan
3. Panitia adhoc sebagaimana dimaksud keperawatan. Layanan keperawatan
pada ayat (1) berasal dari tenaga diberikan karena adanya kelemahan fisik,
keperawatan yang tergolong sebagai mental, dan keterbatasan pengetahuan
Mitra Bestari. serta kurangnya kemampuan untuk dapat
4. Tenaga keperawatan yang tergolong melaksanakan kegiatan kehidupan sehari-
sebagai Mitra Bestari sebagaimana hari secara mandiri.
dimaksud pada ayat (3) dapat berasal dari - Keempat, intervensi keperawatan
Rumah Sakit lain, organisasi profesi dilakukan dalam upaya meningkatkan
perawat, organisasi profesi bidan, kesehatan, mencegah penyakit,
dan/atau institusi pendidikan menyembuhkan, serta memelihara
keperawatan dan institusi pendidikan kesehatan melalui upaya promotif, kuratif
kebidanan. dan rehabilitatif sesuai wewenang,
tanggung jawab, etika profesi
Salah satu tenaga kesehatan yang dibutuhkan keperawatan yang memungkinkan setiap
adalah perawat dalam pelayanan kesehatan di orang mencapai kemampuan hidup sehat
masyarakat. Khususnya di rumah sakit atau dan produktif.
pelayanan kesehatan, tenaga keperawatan juga Dalam Pasal 32 Ayat 1 Undang-undang No. 38
merupakan tenaga kesehatan yang ada pada tahun 2014 tentang Keperawatan, “Pelaksanaan
garis depan, dalam rangka membantu dokter tugas berdasarkan pelimpahan wewenang
yang melakukan tindakan medic yang di dukung sebagaimana dimaksud dalam pasal 29 ayat (1)
dengan fasilitas pelayanan kesehatan. Fasilitas huruf e hanya dapat diberikan secara tertulis
Pelayanan Kesehatan sebagaimana dimaksud oleh tenaga medis kepada Perawat untuk
pada Pasal 9 ayat 3 Undang-undang No. 38 tahun melakukan sesuatu tindakan medis dan
2014 tentang Keperawatan merupakan rumah melakukan evaluasi pelaksanaannya”. Ayat 2
sakit dan Fasilitas Pelayanan Kesehatan tingkat “Pelimpahan wewenang sebagaimana dimaksud
pertama yang memenuhi persyaratan, termasuk pada ayat (1) dapat dilakukan secara delegatif
jejaring dan komunitas di dalam wilayah atau mandat”. Ayat 4 “Pelimpahan wewenang
binaannya. 8 Dalam menjalankan profesi, sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dapat
perawat sendiri harus memiliki prinsip yang dilakukan secara delegatif atau mandat”. Ayat 7
ditanamkan dalam diri sendiri yang terdiri dari:9 “Dalam melaksanakan tugas berdasarkan
pelimpahan wewenang sebagaimana dimaksud
- Pertama, keperawatan adalah bagian
pada ayat (1), Perawat berwenang” yaitu:
yang tidak terpisahkan dari profesi
kesehatan lain dalam memberikan a. melakukan tindakan medis yang sesuai
layanan kesehatan kepada pasien. dengan kompetensinya atas pelimpahan
Sebagai bagian integral dari layanan wewenang delegatif tenaga medis.
kesehatan kedudukan perawat dengan b. melakukan tindakan medis di bawah
profesi kesehatan lainnya (misalnya pengawasan atas pelimpahan wewenang
dokter) adalah sama, yakni sebagai mitra. mandat; dan
- Kedua, keperawatan mempunyai c. memberikan pelayanan kesehatan sesuai
beberapa tujuan, antara lain memberi dengan program Pemerintah.
bantuan yang paripurna dan efektif Pelimpahan tindakan medik oleh dokter
kepada pasien serta memenuhi kepada perawat harus memenuhi beberapa
kebutuhan dasar pasien. syarat dan pasien harus dijamin akan mendapat
- Ketiga, fungsi utama perawat adalah pertolongan atas pertanggungjawaban dokter.
membantu pasien baik dalam kondisi sakit

8Pasal 9 ayat 3 Undang-undang No. 38 tahun 2014 tentang 9https://article/viewFile/10206/9098 di akses tanggal 23
Keperawatan oktober 2018

114
Lex Et Societatis Vol. VII/No. 2/Feb/2019

Menurut Danny Wiradharma syarat-syarat tersebut. Oleh karena itu, delegasi di sini tidak
tersebut meliputi:10 hanya menyangkut aspek administratif saja,
1. Keputusan mengenai diagnosis dan terapi melainkan harus diartikan menurut hukum
serta mengenai gejala-gejala yang perdata. Dokter tetap harus bertanggung jawab,
dijumpai tidak dapat dilimpahkan kepada dan ia dapat meminta pertanggung jawaban dari
orang lain. penerima delegasi.
2. Dokter harus yakin benar akan Berdasarkan uraian di atas, jelas bahwa
kemampuan orang yang diberi tindakan medik di rumah sakit, sesungguhnya
wewenang, dengan kata lain dokter hanya hanya dapat dilakukan oleh dokter secara
mempercayakan hal-hal yang menurut profesional. Perawat dapat dibenarkan
pendidikan keperawatan mampu dan melakukan tindakan medik atas perintah dan
cakap dilakukan oleh perawat. petunjuk langsung dari dokter bersangkutan.
Sebenarnya menurut Ketentuan Pasal 10 ayat
3. apabila merasa tidak mampu, perawat
yang bersangkutan berhak menolak (1) dan (2) Kepmenkes
perintah dokter, bahwa perawat tidak Hk.02.02/Menkes/148/2010 tentang Izin dan
boleh selalu tunduk mengikuti perintah Penyelenggaraan Praktik Perawat, seorang
dokter. perawat dibenarkan melakukan tindakan medik
di luar perintah dokter apabila:
4. Delegasi yang diberikan pada perawat
harus dilakukan secara tertulis, dan perlu (a) Dalam keadaan darurat untuk
disebutkan dengan jelas mengenai menyelamatkan nyawa seseorang atau
instruksi-instruksi yang diberikan. pasien dan tidak ada dokter di tempat
kejadian, perawat dapat melakukan
5. Serta harus ada petunjuk medik
pelayanan kesehatan di luar kewenangan
tergantung dari situasi yang ada pada
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 8.
perawat, dokter sewaktu-waktu dapat
diminta datang, atau harus hadir di (b) Bagi perawat yang menjalankan praktik di
tempat di mana dilakukan tindakan yang daerah yang tidak memiliki dokter dalam
sulit. rangka pelaksanaan tugas pemerintah,
dapat melakukan pelayanan kesehatan di
luar kewenangan sebagaimana dimaksud
Syarat- syarat tersebut menunjukkan bahwa
dalam Pasal 8.
perawat tidak dibenarkan untuk mengambil
Ketentuan Pasal 10 Kepmenkes (keputusan
inisiatif secara mandiri, artinya adalah:
menteri kesehatan) tersebut di atas sesuai
(a) dokter secara moral maupun yuridis
dengan teori kebutuhan (necessity) yang
bertanggung jawab atas
mengajarkan bahwa dalam keadaan darurat
tindakantindakan perawat yang
manusia dapat menyelamatkan dirinya dan
dilakukan berdasarkan perintahnya.
orang lain dari suatu penyakit atau kematian.
(b) dokter harus mampu untuk mengawasi
Dengan kata lain, kewenangan perawat di sini
segala tindakan yang dilakukan perawat,
didapat karena posisi (authority by position) dan
dokter harus dapat menjamin bahwa
kewenangan karena situasi (authority by
apa yang dilakukan perawat adalah
situation).
benar.
Secara harfiah, dalam pelimpahan wewenang
(c) dokter mendidik perawat agar mampu tindakan medik dari dokter kepada perawat
memberikan informasi yang benar hanya dapat dilakukan secara tertulis sesuai
kepada pasien. Pasal 32 Poin 1 Undang-undang No. 38 tahun
Dengan demikian, seorang perawat sebagai 2014 tentang Keperawatan. Di samping itu jenis
penerima perintah dokter tidak boleh berbuat tindakan yang dilimpahkan harus jelas, sehingga
lain selain apa yang telah diperintahkannya serta yang dilimpahkan bersifat per kasus, tidak
harus bertanggung jawab atas pelaksanaanya

10 Wiradharma Danny, Hukum Kedokteran, Binarupa


Aksara. Jakarta, 2006, hal 129-130.

115
Lex Et Societatis Vol. VII/No. 2/Feb/2019

bersifat secara general/umum. Pelimpahan dalam memberikan asuhan keperawatan sesuai


secara delegatif hanya dapat dilimpahkan lingkup wewenang dan tanggung jawabnya.
kepada perawat yang memiliki kompetensi Lingkup kewenangan perawat dalam praktik
sesuai yang diperlukan dan pelimpahan secara keperawatan profesional meliputi sistem klien
mandat diberikan kepada perawat di bawah (individu, keluarga, kelompok khusus dan
pengawasannya. masyarakat) baik dalam keadaan sehat ataupun
Di sisi lain, dokter dalam melimpahkan sakit.
wewenang tindakan medik harus disesuaikan Pelayanan adalah suatu bentuk kegiatan
dengan kondisi perawat tersebut, tentunya pelayanan yang dilaksanakan oleh instansi
harus lebih diutamakan dilimpahkan kepada pemerintah baik di pusat, maupun di daerah,
perawat senior yang sudah banyak memiliki dalam bentuk barang maupun jasa dalam rangka
pengalaman. Sehingga ketika terjadi pelimpahan pemenuhan kebutuhan masyarakat sesuai
wewenang tindakan medik dari dokter dapat peraturan perundang-undangan yang berlaku.
berjalan dengan baik dan dapat diminimalisir kualitas pelayanan kesehatan adalah yang
hal-hal yang tidak diinginkan. Untuk tindakan- menunjukkan tingkat kesempurnaan pelayanan
tindakan harus dibedakan mana yang kesehatan dalam menimbulkan rasa puas pada
dilimpahkan secara delegatif dan secara mandat. diri pasien. Makin sempurna kepuasan tersebut,
Jadi, apabila pelimpahan wewenang tindakan makin baik pula kualitas pelayanan kesehatan.11
medik dari dokter kepada perawat dilakukan Peningkatan kesehatan membantu
sesuai dengan peraturan perundang-undangan masyarakat dalam mengembangkan sumber
yang berlaku, maka dokter dan perawat akan untuk memelihara atau meningkatkan
sama-sama terlindungi oleh hukum dan kesehatan dan kesejahteraan mereka. Tujuan
tentunya masyarakat mendapatkan pelayanan kesehatan yang ingin diwujudkan adalah
dengan maksimal. mencapai derajat kesehatan yang optimal.
Fokus peningkatan kesehatan diarahkan untuk
B. Bagaimana bentuk perlindungan hukum memelihara atau meningkatkan kesehatan
perawat dalam memberikan pelayanan umum individu keluarga dan komunitas.
terhadap pasien Pelayanan keperawatan mencakup seluruh
Perawat sebagai tenaga profesional siklus hidup manusia, artinya asuhan
bertanggung jawab dan berwenang memberikan keperawatan diberikan sejak dalam kandungan
pelayanan keperawatan secara mandiri dan sampai saat seseorang meninggal dunia.
berkolaborasi dengan tenaga kesehatan sesuai Oleh karena itu, dalam keperawatan dikenal
dengan kewenangannya, terutama terkait keperawatan kebidanan, keperawatan anak,
dengan lingkup praktik perawat. Fakta sosial keperawatan usia lanjut dan lain-lain.
tidak meratanya penyebaran tenaga dokter di Pengembangan bidang hukum kesehatan yang
pedesaan mengakibatkan tenaga keperawatan semakin luas akan diikuti perluasan hak
melakukan intervensi medik bukan intervensi kewenangan dan tanggung jawab keperawatan
perawatan. Mengingat perawat sebagai tenaga dalam konteks pertumbuhan wajib hukum
kesehatan terdepan dalam pelayanan kesehatan rekam medis (medical record) dan persetujuan
di masyarakat. tindakan medis (informed consent). Oleh sebab
Pemerintah menerbitkan Peraturan Menteri itu, kemajuan tuntutan pelayanan perawatan
Kesehatan (Permenkes) Nomor harus diimbangi dengan peningkatan sumber
HK.02/Menkes/148/2010 tentang Izin dan daya tenaga kesehatan keperawatan yang
Penyelenggaraan Praktik Perawat. Praktik berkualitas, dan untuk tugas-tugas tenaga
keperawatan adalah tindakan mandiri perawat profesi perawat yang semakin luas perlu
profesional melalui kerjasama (kolaborasi) diantisipasi dengan pengertian/pemahaman
dengan pasien dan tenaga kesehatan lainnya sub-bidang hukum keperawatan (nursing law)

11https://www.google.com/search?q=jurnal+tentang+ked
udukan+perawat&oq=jurnal+tentang+kedudukan+perawa

116
Lex Et Societatis Vol. VII/No. 2/Feb/2019

sesuai dengan pertumbuhan kesehatan (health imbalan dan pelindungan hukum dalam
law) baik dalam lingkup nasional maupun melaksanakan tugas sesuai dengan profesinya.
internasional.12 Ayat (2) Tenaga kesehatan dalam melaksanakan
Dalam melakukan semua keahlian dan tugasnya berkewajiban mengembangkan dan
kewenangan di atas, perlu dibuat suatu regulasi meningkatkan pengetahuan dan keterampilan
yang dapat memberikan suatu Izin kepada yang dimiliki. Ayat (3) Ketentuan mengenai hak
tenaga keperawatan supaya dapat memberikan dan kewajiban tenaga kesehatan sebagaimana
tindakan kepada pasien dalam level aman. dimaksud pada ayat (1) dan ayat (2) diatur dalam
Berdasarkan Kepmenkes no 1239/2001 tentang Peraturan Pemerintah. Untuk melindungi tenaga
registrasi perawat dan Permenkes No 148/2009 perawat akan adanya tuntutan dari klien/pasien
tentang Izin dan Penyelenggaraan Praktik perlu ditetapkan dengan jelas apa hak,
Perawat didapatkan beberapa izin yang harus kewajiban serta kewenangan perawat agar tidak
dipunyai oleh seorang perawat. terjadi kesalahan dalam melakukan tugasnya
Menurut Soetoprawiro, perlindungan serta memberikan suatu kepastian hukum,
hukum adalah, “suatu upaya dari pihak perlindungan tenaga perawat.
berwenang untuk memberikan jaminan dan Perlindungan diartikan sebagai perbuatan
kemudahan yang sedemikian rupa sehingga memberi jaminan, atau keamanan,
setiap warga Negara ataupun segenap warga ketentraman, kesejahteraan dan kedamaian dari
Negara dapat mengaktualisasikan hak dan pelindung kepada yang dilindungi atas segala
bahaya atau resiko yang mengacamnya.
Menurut Philipus Hardjo perlindungan hukum
t&aqs=chrome..69i57.8910j1j7&sourceid=chrome&ie=U
TF -8 diakses tanggal 21 september 2018 12 Bambang ada bentuk perlindungan hukum bagi rakyat ada
Poernorno, Hukum Kesehatan, Magister Manajernen dua yaitu:13
Rurnah Sakit UGM, Yogyakarta, hal 208. a. Perlindungan hukum Preventif artinya
kewajiban mereka secara optimal dengan rakyat diberi kesempatan mengajukan
tenang dan tertib.12 pendapatnya sebelum keputusan
Secara konstitusional dalam Pasal 28D ayat pemerintah mendapat bentuk yang
(1) Undang-undang Dasar (UUD) NKRI 1945 yang definitif yang bertujuan untuk mencegah
menyebutkan “setiap orang berhak atas terjadinya sengketa.
pengakuan, jaminan, perlindungan dan b. Perlindungan hukum Refrensif, adalah
kepastian hukum yang adil serta perlakuan yang suatu jaminan yang diberikan oleh Negara
sama dihadapan hukum”. Pasal 28H ayat (1) kepada semua pihak untuk dapat
mengatakan bahwa “Setiap orang berhak hidup melaksanakan hak dan kepentingan
sejahtera lahir dan batin, bertempat tinggal dan hukum yang dimilikinya dalam
mendapatkan lingkungan hidup yang baik dan kapasitasnya sebagai subyek hukum.
sehat berhak memperoleh pelayanan Pada perawat sendiri mengenai perlindungan
kesehatan”. Pada pasal 34 ayat (3) Negara hukum yang dimiliki dan telah tertuang dalam
bertanggung jawab atas penyediaan fasilitas beberapa undang-undang seperti disebutkan
pelayanan kesehatan dan fasilitas pelayanan dalam Pasal 36 poin (a) UU No 38 Tahun 2014
umum yang layak. Tentang Keperawatan menjelaskan bahwa,
Telah tertuang dalam Undang-undang No. 36 “Perawat dalam melaksanakan Praktik
Tahun 2009 tentang Kesehatan pada pasal 4 Keperawatan berhak memperoleh pelindungan
berbunyi “ Setiap orang berhak atas kesehatan”. hukum sepanjang melaksanakan tugas sesuai
Pasal 27 Undang-undang No 36 Tahun 2009 ayat dengan standar pelayanan, standar profesi,
(1) Tenaga kesehatan berhak mendapatkan standar prosedur operasional, dan ketentuan

12 Koerniatmanto Soetoprawiro, Pengaturan Perlindungan 13Philipus. M. Hardjon, Perlindungan Hukum bagi Rakyat
Hak-Hak Perempuan dan Anak-anak Dalam Hukum Indonesia, Surabaya: Bina Ilmu, 1988, hal 5.
Kewarganegaraan Indonesia. Dalam Kisi Hukum, Jurnal
Ilmiah Hukum Universitas Katolik Soegijapranata, Tahun
2010, 2002, hal 8.

117
Lex Et Societatis Vol. VII/No. 2/Feb/2019

Peraturan Perundang-undangan.” Aturan pelimpahan secara mandat diberikan


tersebut termasuk dalam perlindungan hukum kepada perawat di bawah pengawasan.
refrensif yaitu suatu jaminan yang diberikan oleh 2. Payung hukum yang meregulasi perawat
Negara kepada semua pihak untuk dapat adalah Undang-undang No. 36 tahun 2009
melaksanakan hak dan kepentingan hukum yang tentang Kesehatan, Pasal 27 Undang-
dimilikinya dalam kapasitasnya sebagai subyek undang No. 36 Tahun 2009
hukum. ayat (1) tentang Tenaga kesehatan berhak
Seorang tenaga kesehatan yang tidak mendapatkan imbalan dan pelindungan
melakukan pekerjaannya sesuai dengan standar hukum dalam melaksanakan tugas sesuai
operasional dan standar prosedur tindakan dengan profesinya, Permenkes nomor
medik berarti telah melakukan kesalahan atau 148 tahun 2010 tentang Praktik
kelalaian, yang selain dapat dituntut secara Keperawatan, dan Undang-undang No. 38
hukum pidana, juga dapat digugat ganti rugi tahun 2014 tentang Keperawatan Pasal 36
secara perdata dalam hal pasien menderita poin (a) tentang Keperawatan. Aturan
kerugian. Penuntutan pertanggungjawaban tersebut termasuk dalam perlindungan
pidana hanya dapat dilakukan jika pasien hukum refrensif yaitu suatu jaminan yang
menderita cacat permanen atau meninggal diberikan oleh Negara kepada semua
dunia, sedangkan gugatan secara perdata dapat pihak untuk dapat melaksanakan hak dan
dilakukan asal pasien menderita kerugian kepentingan hukum yang dimilikinya
meskipun terjadi kesalahan kecil. perawat dalam dalam kapasitasnya sebagai subyek
menjalankan pekerjaannya harus berpedoman hukum.
dan berdasar pada instrumen normatif yang
berlaku terhadapnya. B. Saran
1. Mengenai pelimpahan wewenang dokter
PENUTUP A. Kesimpulan kepada perawat, jenis tindakan yang
1. Kedudukan atau status dari Perawat di dilimpahkan dari harus jelas, sehingga
rumah sakit tergabung dalam Komite yang dilimpahkan bersifat per kasus, tidak
Keperawatan yaitu wadah non-struktural bersifat secara general/umum sesuai
rumah sakit yang mempunyai fungsi batasan kemampuan dari perawat, agar
utama mempertahankan dan perawat dapat lebih fokus dalam
meningkatkan profesionalisme tenaga penanganan yang dilimpahkan
keperawatan melalui mekanisme kepadanya. Perawat dan tenaga medik
kredensial, penjagaan mutu profesi, dan (misalnya dokter) dapat saling
pemeliharaan etika dan disiplin profesi. menghargai dan menghormati profesi
Dirumah sakit dalam pelimpahan tindakan masing-masing (profesionalitas), agar
medik oleh dokter kepada perawat harus terciptanya pelayanan kesehatan yang
memenuhi beberapa syarat dan pasien baik terhadap pasien. Diberikannya izin
harus dijamin akan mendapat praktik perawat membuktikan bahwa
pertolongan atas pertanggung jawaban perawat memang suatu profesi yang
dokter, tetapi harus memunuhi syarat- dihargai dan berharap perawat dapat
syarat yang ada. pelimpahan wewenang menggunakan izin yang ada dengan sebaik
tindakan medik dari dokter kepada mungkin untuk pelayanan terhadap
perawat hanya dapat dilakukan secara masyarakat. Dalam praktik keperawatan,
tertulis sesuai Pasal 32 Poin (1) Undang- perawat dapat meningkatkan mutu
undang No. 38 Tahun 2014 tentang pelayanan keperawatan dan mutu
Keperawatan. Pelimpahan secara pelayanan kesehatan pada umumnya,
delegatif hanya dapat dilimpahkan baik praktik di rumah sakit bersama
kepada perawat yang memiliki tenaga medis lainya maupun praktik
kompetensi sesuai yang diperlukan dan secara mandiri.

118
Lex Et Societatis Vol. VII/No. 2/Feb/2019

2. Apabila terjadi hal-hal yang tidak Raharjo Sajipto, 2006. Ilmu Hukum, Bandung:
dinginkan baik klien maupun perawat Citra Aditya Bakti,
dapat menyelesaikannya sesuai dengan Poernorno Bambang, Hukum
peraturan yang berlaku. Bagi para Kesehatan, Magister Manajernen
perawat yang ingin mendirikan praktek Rurnah Sakit UGM, Yogyakarta.
mandiri dan yang sudah melakukan Praptianingsih Sri, 2006. Kedudukan Hukum
praktik mandiri tetapi belum memiliki izin Perawat dalam Upaya Pelayanan
dari pemerintah agar dapat melengkapi Kesehatan di Rumah Sakit, Jakarta: Raja
persyaratan izin praktek sesuai peraturan Grafindo Persada.
dan perundang-undangan yang berlaku, Setiono. 2004. Rule of Law (Supremasi Hukum).
agar masyarakat sebagai penerima jasa Surakarta: Magister Ilmu Hukum Program
pelayanan keperawatan dan Perawat Pascasarjana Universitas Sebelas Maret.
sebagai pemberi layanan terlindungi oleh Soetoprawiro Koerniatmanto, 2010. Pengaturan
hukum yang berlaku. Perlindungan Hak-Hak Perempuan dan
Anak-anak Dalam Hukum
DAFTAR PUSTAKA Kewarganegaraan Indonesia. Dalam Kisi
Alimul Aziz, 2004.Pengantar Konsep Dasar Hukum, Jurnal Ilmiah Hukum Universitas
Keperawatan, Jakarta: EGC. Katolik Soegijapranata.
Asmadi, 2008. Konsep dasar Keperawatan, Ta’adi, 2009. Hukum Kesehatan Pengantar
Menuju Perawat Profesional, Jakarta:
Jakarta: EGC.
Kedokteran EGC.
Craven & Hirnle, 2000. Fundamentals Of
Triwibowo Cecep, 2014. Etika dan Hukum
Nursing, Philadelphia: Lippincott.
Kesehatan, Yogyakarta: Nuha Medika.
Danny Wiradharma, 2006. Hukum Kedokteran,
Triwibowo Cecep, 2010. Hukum Keperawatan,
Jakarta: Binarupa Aksara.
Yogyakarta: Cet I, Pustaka
Fahri Arizal, 2010. Perawat yang Profesional,
Book
Jakarta: Bina Media Perintis.
Publisher.
Hardjon Philipus.M., 1988.
Perlindungan Hukum bagi Rakyat
Peraturan Perundang-undangan dan Peraturan
Indonesia, Surabaya: Bina Ilmu.
Lainnya :
Hariyani Safitri, 2005. Sengketa Medik, Jakarta:
Diadit Media. Keputusan Menteri Kesehatan (Kepmenkes)
Hk.02.02/Menkes/148/2010 Tentang Izin
Hidayat, 2013. Pengantar konsep
dan Penyelenggaraan Praktik Perawat
dasar keperawatan, Jakarta: Selemba
Keputusan Menteri Kesehatan (Kepmenkes) No.
Midika edisi 2.
Hiiey Patricia W, 1990. Nursing Process 1239/2001 tentang registrasi perawat
Handbook, St Louis, Philadelpia, Pembukaan Undang-undang Dasar 1945
Baltimore, Toronto : The CV Mosby Peraturan Menteri Kesehatan (Permenkes) No.
Company. 49 Tahun 2013 tentang Komite
Hikey Patricia W, 1990. Nursing Keperawatan Rumah Sakit
Process Handbook, Toronto: The CV Peraturan Menteri Kesehatan (Permenkes) No.
Mosby 148/2009 tentang Izin dan
Company, St Louis, Philadelpia Baltimore. Penyelenggaraan Praktik Perawat
Iyer Patricia W, 1986. Nursing Process and Undang-undang Dasar (UUD) NKRI 1945
Nursing Diagnosis (Philadelpia, Londong, Undang-undang Nomor 29 tahun 2004 tentang
Toronto, Mexico City, Rio de Janeiro, Praktik Kedokteran
Sidney, Tokyo, Hongkong: WE3 Saunders Undang-undang Nomor 36 tahun 2009 tentang
Company, Kesehatan
Kansil C.S.T, 1989. Pengantar Ilmu Hukum dan Undang-undang Nomor 36 tahun 2014 tentang
Tata Hukum Indonesia, Jakarta: Cet Tenaga Kesehatan
kedelapan Balai Pustaka, Undang-undang Nomor 38 tahun 2014 tentang
Keperawatan

119
Lex Et Societatis Vol. VII/No. 2/Feb/2019

Sumber-sumber Lain :
file:///C:/Users/Costumer/Downloads/2836662
8-1-PB%20(1).pdf diakses tanggal 21
0ktober 2018 http://analisadaily.com.,
yang diakses pada tanggal 3 oktober 2018
https://article/viewFile/10206/9098 di
akses tanggal 23 oktober 2018
https://blogperawat.wordpress.com/2014/09/2
1/praktik-keperawatan-berbeda-
denganpraktik-kedokteran/ diakses 21
oktober
2018 https://brainly.co.id/tugas/3825041
diakses tanggal 04 oktober 2018
https://id.wikipedia.org/wiki/Keperawatan
diakses tanggal 23 september 2018
https://medianers.blogspot.com/2015/11/stru
k tur-dan-kedudukan-komite.html di
akses tanggal 20 september 2018
http://www.jobdesc.net/medis/tugas-
dantanggung-jawab-seorang-
perawat.html diakses tanggal 18 oktober
2018
https://www.mutupelayanankesehatan.net/ind
ex.php/component/content/article/1194
di akses tanggal 20 oktober 2018
https://www.academia.edu/15360028/BAB_II_
TINJAUAN_PUSTAKA_2.1_Pelayanan_Kep
erawatan_2.1.1_Pengertian_Pelayanan_
Keperawatan di akses tanggal 19 oktober
2018
https://www.google.com/search?q=jurnal+tent
ang+kedudukan+perawat&oq=jurnal+ten
tang+kedudukan+perawat&aqs=chrome..
69i57.8910j1j7&sourceid=chrome&ie=UT F-8 di
akses tanggal 21 september 2018
Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI)

120

Anda mungkin juga menyukai