Gawat Darurat
Definisi Aspek Etik dan Legal dalam
Konteks Keperawata Gawat Darurat
Perawat emergensi
Perawat emergensi Perawat emergensi melindungi klien
memberikan mempertahankan manakala medapatkan
pelayanan dengan kompetesi dan pelayanan kesehatan
penuh hormat bagi tanggug jawab yang tidak cakap, tidak
martabat dalam praktek legal, sehigga
kemanusian dan keperawatan keselamatannya
keunikan klien emergensi terancam
Cont….
Perawat emergensi
bekerjasama dengan
profesional kesehatan lain dan
masyarakat untuk mencapai
derajat kesehatan
Alasan Pentingnya Aspek Legal dalam Konteks Pelayanan
Keperawatan Gawat Darurat
3. Tambahkan penyuluhan
kesehatan dan konseling dalam
pemberian asuhan keperawatan 4. Melaksanakan tugas delegasi,
sesuai dengan kemampuan perawat
yang akan diberikan delegasi
8 Prinsip Etika Keperawatan
1. Otonomi (Autonomi) : Prinsip otonomi didasarkan pada keyakinan bahwa individu mampu berpikir logis dan mampu
membuat keputusan sendiri. Orang dewasa mamapu memutuskan sesuatu dan orang lain harus menghargainya.
Otonomi merupakan hak kemandiriannya dan kebebasan individu yang menuntut pembedaan diri.
2. Beneficence (Berbuat baik) : prinsip yang menuntut perawat untuk melakukan hal yang baik dengan begitu mencegah
kesalahan atau kejahatan
3. Justice (keadilan) : nilai ini direfleksikan dalam praktek proffesional ketika perawat bekerja untuk terapi yang benar
sesuai hukum, standar praktik dan keyakinan yang benar untuk memperoleh kualitas pelayanan kesehatan
4. Non –Malaficence (tidak merugikan) prinsip ini berarti tidak menimbulkan bahaya/cedera fisik dan psikologis pada
klien. Contoh ketika klien yang menyatakan kepada dokter secara tertulis menolak pemberian transfusi darah dan
ketika itu penyakit perdarahan (melena) membuat keadaan klien semakin memburuk dan dokter harus
menginstruksikan pemberian transfusi darah. Akhirnya transfusi darah tidak diberikan karena prinsip beneficience
walaupun pada situasi ini juga terjadi penyalahgunan prinsip non malaficience.
5. Veracity (Kejujuran) : nilai ini bukan cuman dimiliki oleh perawat namun harus dimiliki oleh seluruh pemberi layanan
kesehatan untuk meyampaikan kebenaran pada setiap klien untuk meyakinkan agar klien mengerti. Informasi yang
diberikan harus akurat, komprehensif, dan objektif kebenaran merupakan dasar membina hubungan saling percaya. Klien
memiliki otonomi sehingga mereka berhak medapatkan informasi yang instalasi gawat darurat ia ingin tahu.
6. Fidelity (menepati janji) tanggung jawab besar seorang perawat adalah meningkatkan kesehatan, mencegah penyakit,
memulihkan kesehatan dan meminimalkan pederitaan. Untuk mencapai itu perawat harus memiliki komitmen menepati
janji dan menghargai komitmennya kepada orang lain.
7. Cofidetiality (Kerahasiaan) Kerahasiaan adalah informasi tentang klien harus dijaga privasi klien. Dokumentasi tentang
keadaan kesehatan klien hanya bisa dibaca guna keperluan pengobatan dan peningkatan kesehatan klien. Diskusi tentang
klien diluar area pelayanan harus dihindari.
8. Accountability (Akuntabilitas) : akuntabilitas adalah standar yang pasti bahwa tindakan seorang profesional dapat
dinilai dalam situasi yang tidak jelas atau tanda terkecuali. Con : perawat bertanggung jawab pada diri sendiri, profesi,
klien, sesama teman sejawat, karyawan, dan masyarakat. Jika perawat salah memberi dosis obat kepada klien perawat
dapat digugat oleh klien yang menerima obat, dokter yang memberi tugas delegatif, dan masyarakat yang menuntut
kemampuan profesional.
Berbagai Kebijakan yang Memberikan Jaminan Hukum Terhadap
Pelayanan Gawat Darurat
e. Memperoleh jaminan perlindungan terhadap resiko kerja yang berkaitan dengan tugasnya .
Berbagai Kebijakan yang Memberikan Jaminan Hukum Terhadap
Pelayanan Gawat Darurat
Permenkes Nomer 512 tahun 2007 tentang ijin praktek dan pelaksanaan praktek kedokteran antara lain
menjelaskan :
Dokter dan dokter gigi dapat memberikan pelimpahan suatu tindakan kedokteran kepada perawat, bidan atau
nakes lain secara tertulis, sesuai dengan kemampuan dan kompetensi yang dimiliki dan dilaksanakan sesuai
ketentuan perundang-undangan.
Permenkes Nomer 1796 Tahun 2011 tentang registrasi tenaga kesehatan antara lain :
1. Tenaga kesehatan adalah setiap orang yang mengabdikan diri dalam bidang kesehatan
2. Uji kompetensi adalah suatu proses untuk mengukur pengetahuan, keterampilan dan sikap tenaga kesehatan sesuai standar
profesi.
3. Sertifikat kompetesi adalah surat tanda pengakuan terhadap kompetensi seorang tenaga kesehatan.
4. Sertifikat kompetensi yang telah habis masa berlakunya dapat diperpanjang melalui partisipasi tenaga kesehatan dalam
kegiatan diklat/kegiatan ilmiah sesuai dengan bidang tugasnya.
Berbagai Kebijakan yang Memberikan Jaminan Hukum Terhadap
Pelayanan Gawat Darurat
Permenkes Nomer 1796 Tahun 2011 tentang registrasi tenaga kesehatan antara lain :
5. Partisipasi tenaga kesehatan dapat digunakan sepanjang memenuhi persyaratan perolehan suatu kredit profesi (SKP)
6. Perolehan satuan kredit profesi harus mecapai minimal 25 SKP selama 5 tahun
FREE
PPT
TEMPLATES
www.allppt.com
Fully Editable Icon Sets: B
FREE
PPT
TEMPLATES
www.allppt.com
Fully Editable Icon Sets: C
FREE
PPT
TEMPLATES
www.allppt.com