Anda di halaman 1dari 4

NAMA : SILMA MURIDA

NPM : 2112101010131

RESUME UNDANG-UNDANG KEPERAWATAN

Seiring dengan berkembangnya masalah kesehatan/keperawatan dibutuhkan


aspek hukum untuk mengatur hubungan perawat-klien. Perawat profesional harus
memiliki pengetahuan tentang aspek hukum dalam profesinya sebagai pedoman untuk
melaksanakan tugas dengan baik dan bertanggung jawab. Aspek hukum keperawatan
adalah aturan Keperawatan yang disusun guna memberikan asuhan Keperawatan
sesuai lingkup dan wewenang serta tanggung jawabnya pada berbagai tatanan
pelayanan termasuk hak dan kewajibannya.
Keperawatan adalah suatu bentuk pelayanan professional yang merupakan
bagian integral dari pelayanan kesehatan, didasarkan pada ilmu dan kiat keperawatan
ditunjukkan kepada individu keluarga, kelompok dan masyarakat baik sehat maupun
sakit yang mencakup seluruh proses kehidupan manusia Perawat dalam melaksanakan
pelayanan kesehatan berperan sebagai penyelenggara Praktik Keperawatan, pemberi
Asuhan Keperawatan, penyuluh dan konselor bagi Klien, pengelola Pelayanan
Keperawatan, dan peneliti Keperawatan. Pelayanan Keperawatan yang diberikan oleh
Perawat didasarkan pada pengetahuan dan kompetensi di bidang ilmu keperawatan
yang dikembangkan sesuai dengan kebutuhan Klien, perkembangan ilmu
pengetahuan, dan tuntutan globalisasi.
Untuk menjamin pelindungan terhadap masyarakat sebagai penerima
Pelayanan Keperawatan dan untuk menjamin pelindungan terhadap Perawat sebagai
pemberi pelayanan keperawatan, maka dibentuk Undang-Undang tentang
Keperawatan untuk memberikan kepastian hukum dan pelindungan hukum serta
untuk meningkatkan, mengarahkan, dan menata berbagai perangkat hukum yang
mengatur penyelenggaraan Keperawatan dan Praktik Keperawatan yang bertanggung
jawab, akuntabel, bermutu, dan aman sesuai dengan perkembangan ilmu pengetahuan
dan teknologi. Undang-Undang ini memuat pengaturan mengenai jenis perawat,
pendidikan tinggi keperawatan, registrasi, izin praktik, dan registrasi ulang, praktik
keperawatan, hak dan kewajiban bagi perawat dan klien, kelembagaan yang terkait
dengan perawat (seperti organisasi profesi, kolegium, dan konsil), pengembangan,
pembinaan, dan pengawasan bagi perawat, serta sanksi administrative. Hukum
Kesehatan lebih luas dari pada Hukum Kedokteran atau Hukum Perawatan. Hukum
kesehatan adalah ketentuan-ketentuan yang mengatur hak dan kewajiban baik dari
tenaga kesehatan dalam melaksanakan upaya kesehatan maupun dari individu dan
masyarakat yang menerima upaya kesehatan tersebut dalam segala aspek promotif,
preventif, kuratif dan rehabilitatif serta organisasi.
Alasan Mengapa Perlunya Undang-Undang Keperawatan didasari oleh 3
alasan berikut : Alasan Filosofis, Undang-undang keperawatan dibutuhkan sebagai
paying hukum bagi perwat (perlindungan), mengingat konstribusi besar dan
pengabdian perawat dalam peningkatan derajat kesehatan. Perawat berperan dalam
memberikan pelayanan kesehatan mulai dari pelayanan pemerintah dan swasta, dari
perkotaan hingga pelosok desa terpencil dan perbatasan. Alasan Yuridis, UU Nomor
23 tahun 1992, Pasal 32, secara eksplisit menyebutkan bahwa pelaksanaan
pengobatan dan atau perawatan berdasarkan ilmu kedokteran dan atau ilmu
keperawatan, hanya dapat dilaksanakan oleh tenaga kesehatan yang mempunyai
keahlian dan kewenangan untuk itu. Sedang pasal 53, menyebutkan bahwa tenaga
kesehatan berhak memperoleh perlindungan hukum dalam melaksanakan tugas sesuai
dengan profesinya. Alasan Sosiologis, Kebutuhan masyarakat akan pelayanan
kesehatan khususnya pelayanan keperawatan semakin meningkat. Masyarakat
membutuhkan pelayanan keperawatan yang mudah dijangkau, pelayanan keperawatan
yang bermutu sebagai bagian integral dari pelayanan kesehatan, dan memperoleh
kepastian hukum kepada pemberian dan penyelenggaraan pelayanan keperawatan.
Fungsi Hukum dalam Praktik Perawat (1) Memberikan kerangka untuk
menentukan tindakan keperawatan mana yang sesuai dengan hukum; (2)
Membedakan tanggung jawab perawat dengan profesi lain; (3) Membantu
menentukan batas-batas kewenangan tindakan keperawatan mandiri; (4) Membantu
mempertahankan standar praktik keperawatan dengan meletakkan posisi perawat yang
memiliki akuntabilitas dibawah hukum.
Registrasi dan Praktik Keperawatan sesuai KEPMENKES NO. 1239 TAHUN
2001 sebagai Dasar Hukum Keperawatan, sesuai dengan UU No. 23 Tahun 1992
tentang Kesehatan: (1) Pasal 32 (ayat 4): pelaksanaan pengobatan atau perawatan
berdasarkan ilmu kedokteran atau ilmu keperawatan, hanya dapat dilaksanakan oleh
tenaga kesehatan yang mempunyai keahlian dan kewenangan untuk itu. (2) Pasal 153
(ayat 1) : Tenaga kesehatan berhak memperoleh perlindungan hukum dalam
melaksanakan tugas sesuai dengan profesinya dan (ayat 2 ) adalah tenaga kesehatan
dalam melakukan tugasnya berkewajiban untuk mematuhi standart profesi dan
menghormati hak pasien.
Tujuan Undang- Undang Keperawatan terdiri dari Tujuan utama, Memberi
landasan hukum terhadap praktik keperawatan dan melindungi masyarakat maupun
perawat. Kemudian Tujuan Khusus (1) Mempertahankan dan meningkatkan mutu
pelayanan keperawatan dan kesehatan yang diberikan oleh perawat. (2) Melindungi
masyarakat dari tindakan yang dilakukan perawat. (3)Menetapkan standar pelayanan
keperawatan. (4) Menapis ilmu pengetahuan dan teknologi keperawatan. (5) Menilai
boleh tidaknya perawat menjalankan praktik keperawatan. (6) Menilai ada tidaknya
kesalahan dan atau kelalaian yang dilakukan perawat dalam memberi pelayanan.
Undang-undang Keperawatan adalah salah satu aturan perundangan yang
berhasil di sahkan oleh Pemerintah Republik Indonesia bersama dengan Dewan
Perwakilan Rakyat Indonesia dengan nomor 38 tahun 2014. Undang-undang ini telah
di sahkan oleh DPR RI pada 25 September tahun 2014, yang ditandatangani oleh
Presiden Republik Indonesia pada masa itu Soesilo Bambang Yudhoyono pada
tanggal 17 Oktober 2014. Latar belakang disahkannya UU Nomor 38 tahun 2014
tentang Keperawatan adalah bahwa untuk memajukan kesejahteraan umum sebagai
salah satu tujuan nasional sebagaimana yang tercantum dalam Pembukaan Undang-
Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 yang menyebutkan:
a. bahwa untuk memajukan kesejahteraan umum sebagai salah satu tujuan nasional
sebagaimana tercantum dalam Pembukaan Undang-Undang Dasar Negara
Republik Indonesia Tahun 1945 perlu diselenggarakan pembangunan kesehatan;
b. bahwa penyelenggaraan pembangunan kesehatan diwujudkan melalui
penyelenggaraan pelayanan kesehatan, termasuk pelayanan keperawatan;
c. bahwa penyelenggaraan pelayanan keperawatan harus dilakukan secara
bertanggung jawab, akuntabel, bermutu, aman, dan terjangkau oleh perawat yang
memiliki kompetensi, kewenangan, etik, dan moral tinggi;
d. bahwa mengenai keperawatan perlu diatur secara komprehensif dalam Peraturan
Perundang-undangan guna memberikan pelindungan dan kepastian hukum kepada
perawat dan masyarakat;
e. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a, huruf b,
huruf c, dan huruf d, perlu membentuk Undang-Undang tentang
KeperawatanDisamping itu dasar hukum pengesahan UU Nomor 38 tahun 2014
tentang Keperawatan adalah Pasal 20, Pasal 21, dan Pasal 28C Undang-Undang
Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945.
Kemudian di sah kan dengan dasar hukum pengesahan UU Nomor 38 tahun
2014 tentang Keperawatan adalah Pasal 20, Pasal 21, dan Pasal 28C Undang-Undang
Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945. Secara keseluruhan sistematika
undang-undang keperawatan adalah sebagai berikut:
 BAB I : Ketentuan Umum
 BAB II : Jenis Perawat
 BAB III : Pendidikan Tinggi Keperawatan
 BAB IV : Registrasi, Izin Praktik Dan Registrasi Ulang
 BAB V : Praktik Keperawatan
 BAB VI : Hak Dan Kewajiban
 BAB VII : Organisasi Profesi Perawat
 BAB VIII : KOLEGIUM Keperawatan
 BAB IX : Konsil Keperawatan
 BAB X : Pengembangan, Pembinaan Dan Pengawasan
 BAB XI : Sanksi Administratif
 BAB XII : Ketentuan Peralihan
 BAB XIII : Ketentuan Penutup
Undang-undang ini telah di sah kan, selanjutnya akan menjadi dasar hukum
dan aspek legal perawat dalam menjalankan pekerjaan profesinya. Meskipun
demikian, untuk menjadi dasar hukum yang komprehensif, undang-undang masih
memerlukan aturan tambahan untuk sinkronisasi dengan aturan terkait seperti
permenkes, permendiknas, permendikbud, peraturan pemerintah, peraturan presiden,
peraturan organisasi profesi dan peraturan konsil keperawatan.

Anda mungkin juga menyukai