Anda di halaman 1dari 16

NAMA : DHIRA SANTICHA


NIM : 2114401033

“Peraturan kebijakan dan perundang-undangan


yang berkaitan dalam praktik keperawatan”
Perkembanga
Perkembangan keperawatan di Indonesia mungkin tidak terlepas dari
Profesi perkembangan keperawatan global. Karna dalam sejarah Islam pada zaman
Keperawatan Nabi Muhammad S.A.W, walaupun tidak banyak catatan telah dikenal dengan
nama Siti Rufaidah yang dianggap sebagai perawat pertama didunia dan banyak
terlibat dalam melayani orang sakit. Selain itu di Inggris juga dikenal dengan
nama Florence Nightingale yang terkenal dalam Perang Kremlin dengan
mengabdikan dirinya hanya untuk kepentingan orang sakit khususnya para
prajurit yang terluka

Di Indonesia dalam suatu sejarah perkembangan tercatat telah lama ada yaitu
diberikan oleh orang yang telah di didik untuk merawat orang sakit. Beberapa
catatan mengemukakan sebelum kemerdekaaan tahun 1945 bahwa pendidikan
perawat telah di mulai sejak tahun 1800-an di sebuah rumah sakit di Batavia
yang sekarang dikenal dengan Rumah Sakit PGI Cikini Jakarta. Sejak saat itu
dikembangkan berbagai pendidikan kekhususan paramedis diantaranya
pendidikan untuk menjadi mantra cacar, tenaga perawat berijazah eropa, tenaga
perawat berijazah Hindia Belanda dan pendidikan mantri malaria

2
Masalah-Masalah Dalam Praktik Keperawatan
Masalah kesehatan di masyarakat saat ini makin kompleks, dimana penyakit
degeneratif dan infeksi baik yang lama maupun yang baru (avian flu,
HIV/AIDS) muncul bersama-sama. Hal ini diperberat dengan terjadinya
berbagai bencana alam yang mendera Indonesia secara bertubi-tubi (gempa,
Tsunami, banjir,gunung meletus, luapan Lumpur panas dan beracun dsb)
itu sumber biaya, fasilitas maupun tenaga keperawatan. Kondisi tersebut di
atas diperberat dengan kesulitan bidang ekonomi yang menimbulkan makin
kompleksnya masalah kesehatan, misalnya gizi kurang/buruk akibat daya beli
masyarakat yang rendah sehingga menurunkan daya tahan tubuh terhadap
penyakit dan memperlambat proses penyembuhan, yang berdampak pada
pemborosan sumber, termasuk menimbulkan masalah-masalah dalam
penyelenggaraan praktik keperawatan baik karena adanya keterbatasan
berbagai sumber keperawatan, baik

3
Jenis tenaga keperawatan sesuai dengan Peraturan Pemerintah No. 32 tahun 1996
tentang Tenaga Kesehatan, maka rumpun Tenaga Keperawatan terdiri dari perawat dan
bidan. Namun dalam hal ini yang ditulis hanya tentang perawat/ners. Dibandingkan
dengan awal tahun 1970-an, maka jenis dan jenjang tenaga keperawatan sudah lebih
tertata, terutama setelah disepakati secara nasional pada Januari 1983, bahwa
keperawatan sebagai profesi dan struktur dan system pendidikan tinggi keperawatan
merupakan pendidikan profesi.

4

4 Alasan Perlunya Pengaturan
Perundang-Undangan Keperawatan.

5
▹ 1. Alasan Filosofis Kesehatan sebagai hak asasi manusia sebagai
tanggung jawab Pemerintah dan seluruh elemen masyarakat
harus diwujudkan dalam bentuk pemberian berbagai upaya
kesehatan kepada seluruh masyarakat melalui penyelenggaraan
pembangunan kesehatan yang berkualitas dan terjangkau
▹ 2. Alasan Yuridis a. Undang-Undang Dasar 1945 pasal 28 H ayat 1
menyebutkan bahwa Setiap orang berhak hidup sejahtera lahir dan
batin, bertempat tinggal, dan mendapatkan lingkungan hidup yang baik
dan sehat serta berhak memperoleh pelayanan kesehatan.
▹ 3. Alasan Sosiologis a. Undang-Undang menganut beberapa alasan
sosiologis sebagai berikut: b. Mengantisipasi kebutuhan masyarakat
akan pelayanan kesehatan khususnya pelayanan keperawatan dengan
adanya pergeseran paradigma dalam pemberian pelayanan kesehatan
dari model medical yang menitikberatkan pelayanan pada diagnosis
penyakit dan pengobatan ke paradigma sehat yang lebih holistik yang
melihat penyakit dan gejala sebagai informasi dan bukan sebagai fokus
pelayanan (Cohen, 1996).
▹ 4. Alasan Tehnik Keperawatan a. Citra keperawatan rendah terkait
dengan Persepsi masyarakat terhadap perawat. b. Keperawatan masih
dianggap bukan merupakan komponen penting

6
Legislasi Keperawatan

Legislasi Keperawatan adalah proses pembuatan undang-undang atau penyempurnaan perangkat hukum yang sudah ada yang
mempengaruhi ilmu dan kiat dalam praktik keperawatan (Sand,Robbles1981).
Prinsip dasar legislasi untuk praktik keperawatan
111. Harus
jelas membedakan tiap katagori tenaga keperawatan. 2. Badan yang mengurus legislasi bertanggung jawab aatas system
keperawatan. 3. Pemberian lisensi berdasarkan keberhasilan pendidikan dan ujian sesuai ketetapan. 4. Memperinci kegiatan yang
boleh dan tidak boleh dilakukan perawat
Fungsi legislasi keperawatan
1. Memberi perlindungan kepada masyarakat terhadap pelayanan keperawatan yang diberikan. 2. Memelihara kualitas layanan
keperawatan yang diberikan 3. Memberi kejelasan batas kewenangan setiap katagori tenaga keperawatan. 4. Menjamin adanya
perlindungan hukum bagi perawat. 5. Memotivasi pengembangan profesi. 6. Meningkatkan proffesionalisme tenaga keperawatan.
Legislasi keperawatan mencakup 3 komponen yaitu registrasi, sertifikasi, dan lisensi.

7
TUJUAN
REGISTRASI
▹ a. Menjamin kemamapuan perawat untuk melakukan
praktik keperawatan sesuai dengan kewenangan dan
kompetensinya.
▹ b. Mempertahankan prosedur penatalaksanaan secara
objektif terhadap kasus kelalaian tugas atau ketidak
mampuan melaksanakan tugas sesuai dengan standar
kompetensi.
▹ c. Mengidenttifikasi jumlah dan kualifikasi perawat
professional dan vokasional yang akan melakukan praktik
keperawatan sesuai dengan kewenangan dan kompetensi
masing-masing.

8
Registrasi
meliputi 2
kegiatan ▹ 1. Registrasi administrasi adalah kegiatan mendaftarkan diri yang
berikut dilakukan setiap tahun, berlaku untulk perawat professional dan
vokasional
▹ 2. Registrasi kompetensi adalah registrasi yang dilkakukan setiap 5
tahun untuk memperoleh pengakuan ,mendapatkan kewenangan dalam
melakukan praktik keperawatan ,berlaku bagi perawat professional.
Perawat yang sudah teregistrasi mendapat Surat Izin Perawat(SIP) dan
nomer register

9
Perawat yang sudah melakukan registrasi akan memperoleh
kewenangan dan hak berikut :
1. Melakukan pengkajian
2. Melakukan terapi keperawatan.
3. Melakukan observasi.
4. Memberikan pendidikan dan konseling kesehatan.
5. Melakukan intervensi medis yang didelegasikan.
6. Melakukan evaluasi tindakan keperawatan di berbagai tatanan
pelayanan kesehatan.

10
Pentingnya Sistem Regulasi /Pengaturan Regulasi keperawatan (regristrasi & praktik
keperawatan)adalah kebijakan atau ketentuan yang mengatur profesi keperawatan dalam
melaksanakan tugas profesinya dan terkait dengan kewajiban dan hak. Tujuan Regulasi Tujuan
umum regulasi keperawatan adalah melindungi masyarakat dan perawat,sedangkan tujuan
khusus regulasi adalah:
• Mempertahankan dan meningkatkan mutu pelayanan keperawatan;
• Melindungi masyarakat atas tindakan yang dilakukan
• Menetapkan standar pelayanan keperawatan
• Menapis IPTEK keperawatan
• Menilai boleh tidaknya praktik
• Menilai kesalahan dan kelalaian.

11
Upaya Yang
Perlu
Dilakukan ▹ 1. Menetapkan dasar pendidikan terendah untuk
mendapatkan pekakuan sebagai perawat tercatat
Untuk
Mempercepat ▹ 2. Memberikan berbagai pelatihan dasar tentang hukum
Terwujudnya dan perundangundangan bagi seluruh masyarakat
keperawatan
▹ 3. Mempercepat diwujudkannya praktik keperawatan
professional diberbagai jenjang tatana pelayanan
kesehayan.
▹ 4. Menyoasialisasikan berbagai kegiatan persiapan
diterapkannya sistem legislasi keperawatan.

12
Perlindungan
Hukum
Terhadap
▹ Istilah perlindungan hukum, yakni Perlindungan hukum bisa berarti
perlindungan yang diberikan terhadap hukum agar tidak ditafsirkan berbeda
Profesi dan tidak cederai oleh aparat penegak hukum dan juga bisa berarti
perlindungan yang diberikan oleh hukum terhadap sesuatu. Hakekatnya setiap
Perawat orang berhak mendapatkan perlindungan dari hukum. Dengan demikian
hampir seluruh hubungan hukum harus mendapat perlindungan dari hukum.
Oleh karena itu terdapat banyak macam perlindungan hukum. Secara umum
perlindungan hukum diberikan kepada subjek hukum ketika subjek hukum
yang bersangkutan bersinggungan dengan peristiwa hukum. Jika demikian, lalu
untuk apa lagi dibuat istilah perlindungan hukum? Perlindungan hukum
merupakan gambaran dari bekerjanya fungsi hukum untuk mewujudkan
tujuan-tujuan hukum, yakni keadilan, kemanfaatan dan kepastian hukum.
Perlindungan hukum adalah suatu perlindungan yang diberikan kepada subyek
hukum sesuai dengan aturan hukum, baik itu yang bersifat preventif
(pencegahan) maupun dalam bentuk yang bersifat represif (pemaksaan), baik
yang secara tertulis maupun tidak tertulis dalam rangka menegakkan peraturan
hukum

13
Dasar
Perlindungan ▹ a. Undang-Undang Dasar Negara RI 1945: Secara konstitusional dalam Pasal 28D ayat (1)
Hukum Terhadap UUD NKRI 1945 yang menyebutkan “setiap orang berhak atas pengakuan, jaminan,
perlindungan dan kepastian hukum yang adil serta perlakukan yang sama di hadapan
Profesi Perawa hukum”. Pasal 34 ayat (3) Negara bertanggung jawab atas penyediaan fasilitas pelayanan
kesehatan dan fasilitas pelayanan umum yang layak Pasal 28H ayat 1 menyatakan bahwa
“setiap orang berhak hidup sejahtera lahir dan batin, bertempat tinggal dan mendapatkan
lingkungan hidup yang baik dan sehat berhak memperoleh pelayanan Kesehatan
▹ b. Undang–Undang Nomor 39 Tahun 1999 tentang Hak Asasi Manusia pada Pasal 9 ayat 3
berbunyi “Setiap orang berhak atas lingkungan hidup yang baik dan sehat”
▹ c. Undang–Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan pada pasal 4 berbunyi “
Setiap orang berhak atas kesehatan”. Pasal 27 Undang-Undang No 36 Tahun 2009 -
Tenaga kesehatan berhak mendapatkan imbalan dan pelindungan hukum dalam
melaksanakan tugas sesuai dengan profesinya
▹ d. Undang-Undang Nomor. 44 Tahun 2009 Tentang Rumah Sakit Pasal 13 menyatakan
Tenaga medis yang melakukan praktik kedokteran di rumah sakit wajib memiliki surat ijin
praktik sesuai dengan ketentuan peraturan perundangundangan Tenaga kesehatan tertentu
yang bekerja di rumah sakit wajib memiliki izin sesuai dengan ketentan peraturan
perundang-undangan Setiap tenaga kesehatan yang bekerja di rumah sakit harus bekerja
sesuai dengan standar profesi, standar pelayanan rumah sakit, standar prosedur operasional
yang berlaku, etika profesi, menghormati hak pasien dan mengutamakan keselamatan
pasien

14
Dalam peraturan perundang-undangan yang mengatur
mengenai penyelenggaraan praktik keperawatan saat ini
didominasi oleh kebutuhan formil dan kepentingan pemerintah,
sedangkan peran profesi masih kurang apalagi bila dibandingkan
dengan perangkat hukum negara lain di Asia dan Eropa.
Kemajuan ilmu pengetahuan dan tehnologi dibidang
keperawatan yang sangat pesat harus diimabngi pula dengan
perangkat hukum yang ada, sehingga dapat memberikan
perlindungan yang menyeluruh kepada tenaga keperawatan
sebagai pemberi pelayanan maupun di masyarakat sebagai
penerima pelayanan kesehatan. Dalam melakukan perubahan
atau dalam membentuk suatu undang-undang yang diharapkan
dapat sesuai dengan kebutuhan hukum masyarakat, maka
keberadaan naskah akademis menjadi sangat penting.

KESIMPULAN
15
TERIMA KASIH

16

Anda mungkin juga menyukai