Anda di halaman 1dari 44

PENJAGAAN ETIK – DISIPLIN

PROFESI

Aam sumadi
PENDAHULUAN
2

 Staf keperawatan merupakan bagian integral dari


pelayanan dan aset terbesar di RS, yang perlu
pertahankan dan ditingkatkan kompetensi dan
kualitasnya (staf keperawatan 30 – 40% dari total
SDM RS).
 Cakupan peningkatan kompetensi dan kualitas staf
keperawatan: hard skill (pengetahuan dan
ketrampilan) dan soft skill (perilaku/ akhlak pribadi).

 Memberikan pelayanan pasien diluar harapan pasien


 VISI RS (infinite experience)
KEDUDUKAN, TUGAS POKOK DAN FUNGSI KOMITE
KEPERAWATAN
 Landasan Hukum:
 Permenkes nomor 49 tahun 2013 tentang Komite Keperawatan
 Keputusan Direktur Utama RS….. tentang SOTK Komite Keperawatan.
 Kedudukan:
Dibawah Direktur Utama.
 TUPOKSI:
 Melakukan kredensial bagi seluruh tenaga keperawatan yang akan
melakukan pelayanan keperawatan dan pelayanan kebidanan.
 Memelihara mutu profesi tenaga keperawatan (perawat dan bidan).
 Membina disiplin, etika dan perilaku profesi tenaga
keperawatan sesuai dengan kode etik profesi (perawat dan bidan).
L
A • Pasal 24: Tenaga kesehatan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 23 harus
memenuhi ketentuan kode etik, standar profesi, hak pengguna
N UU pelayanan kesehatan, standar pelayanan, dan standar prosedur
operasional.
D Kesehatan
A
S • Pasal 48: Untuk terselenggaranya praktik tenaga kesehatan
A yang bermutu dan perlindungan kepada masyarakat, perlu
UU Tenaga dilakukan pembinaan praktik terhadap tenaga kesehatan.
N Kesehatan

H • Pasal 28: Praktik Keperawatan sebagaimana dimaksud


pada ayat (1) harus didasarkan pada kode etik, standar
U UU pelayanan, standar profesi, dan standar prosedur
Keperawatan operasional.
K
U
M
LANDASAN
STANDAR AKREDITASI

Standar GLD 3.3: Pimpinan RS memastikan adanya program


yang seragam untuk perekrutan, retensi, pengembangan dan
1 pendidikan lanjutan untuk semua staf. GLD 12.2: Kerangka
kerja RS untuk manajemen etis menanggulangi permasalah-
an etis dan pengambilan keputusan dalam perawatan klinis.

Standar SQE 8: Tiap anggota staf diberikan


2 pelatihan internal serta pendidikan dan pelatihan lain
yang berkelanjutan untuk menyokong/ meningkatkan
Ketrampilan dan pengetahuannya.
Dasar Hukum
• UU RI No. 36 thn 2009 ttg Kesehatan
• UU RI No. 44 thn 2009 ttg RS
• UU RI No. 38 thn 2014 ttg Keperawatan
• Permen RI No. 32 thn 1996 ttg Tenaga Kesehatan
• Permenkes RI No.17 thn 2013 ttg Izin Penyelenggaran Praktik Perawat
• Permenkes RI No. 148 thn 2010 ttg Praktik Bidan
• Permemkes RI No. 58 thn 2012 tgg Penyelenggaraan perawat gigi
• Permenkes RI No. 49 thn 2013 ttg Komite Keperawatan
• KepDirut RSCM No. 3969 thn 2014 ttg pembentukan komite keperawatan RSCM
• Buku Pedoman Prilaku Sebagai Penjabarn Kode Etik Keperawatan thn 2017
• Pedoman Penyelesaian sengketa etik keperawatan thn 2017
Etika Profesi
Etika adalah deklarasi tentang apa yang benar atau
salah dan apa yang seharusnya (Aiken, 2004). Etika
adalah ilmu tentang apa yang biasa dilakukan atau
ilmu tentang adat kebiasaan (Yetti, 2018).
Jadi Etika adalah suatu nilai dan norma moral yang
menjadi pegangan bagi setiap kelompok maupun
perorangan dalam mengatur tingkah lakunya baik
atau buruk
Tujuan dan Fungsi Kode Etik
1. Tujuan Kode etik:
 Menjunjung tinggi martabat dn citra profesi
 Menjaga dan memlihara kesejahteraan anggotanya
 Meningkatkan pengabdian para anggota profesi
 Meningkatkan mutu profesi
2. Fungsi Kode etik:
 Sebagai pedoman
 Sarana kontrol
 Mencegah pertikaian antar profesi
KODE ETIK PPNI
Berpedoman pada hubungan :
A. Perawat-klien  menghargai harkat martabat, menghormati nilai2,
rahasia,
B. Perawat dan Praktik  kompetensi, mutu, nama baik profesi
C. Perawat dan masyarakat memprakarsai kegiatan kesehatan masyarakat
D. Perawat dan teman sejawat  memelihara hubungan baik
E. Perawat dan Profsi  standar pelayanan, pengembangan profesi, kondisi
kerja yg kondusif

10
PENGERTIAN LEGAL
• Legal merupakan sesuatu yang dianggap sah oleh hukum dan
undang-undang (Kamus Besar Bahasa Indonesia)

• Aspek legal keperawatan adalah aspek aturan keperawatan dalam


memberikan asuhan keperawatan sesuai lingkup wewenang dan
tanggung jawabnya pada berbagai tatanan pelayanan, termasuk
hak dan kewajibannya yang diatur dalam undang-undang
keperawatan (Hariyati, 2006).
Perbedaaan Etika dan Hukum
ETIKA HUKUM
• Berlaku untuk lingkungan Profesi • Berlaku untuk Umum

• Disusun berdasarkan kesepakatan anggota • Disusun oleh Badan Pemerintah


profesi
• Tidak seluruhnya tertulis • Tercantum secara rinci dalam kitab
undang-undang dan lembaran berita
negara
• Sangsi terhadap pelanggaran berupa • Sangsi terhadap pelanggaran hukum
tuntutan sementara bersifat tuntutan
• Penyelesaian tidak selalu disertai bukti fisik • Penyelesaian pelanggaran hukum
memerlukan bukti fisik
PRINSIP-PRINSIP ETIK
DALAM PELAYANAN KEPERAWATAN
1. AUTONOMY

 Prinsip otonomi didasarkan pada keyakinan bahwa


individu mampu berpikir logis dan mampu membuat
keputusan sendiri.
 Orang dewasa dianggap kompeten dan memiliki
kekuatan memilih dan memiliki berbagai keputusan
atau pilihan yang harus dihargai oleh orang lain.
2. BENEFICENCE (DO GOOD)

 Perawat wajib melakukan dg baik,


mengimplementasikan tindakan yang
menguntungkan pasien dan keluarga
 Meningkatkan kesehatan dan kesejahteraan
pasien dengan cara yg terbaik untuk
membantu pasien
3. JUSTICE (Perlakuan adil)

 Keadilan atau Justice adalah suatu prinsip dimana seorang


perawat wajib memberikan perlakuan sama serta
adil untuk kebahagiaan dan kenyamanan pasien tersebut.
 Perbedaan tingkat ekonomi, pandangan politik, agama,
kebangsaan, perbedaan kedudukan sosial, kebangsaan,
dan kewarganegaraan tidak boleh mengubah sikap dan
pelayanan perawat terhadap pasien yang dirawatnya.
4. NON MALEFICENCE (do no harm)

 Merupakan prinsip dasar dari sebagian kode etik terkait


langsung dengan patient safety
 Bahaya dapat berarti dengan sengaja membahayakan,
resiko membahayakan, dan bahaya yang tidak sengaja.
 Non-malficence adalah suatu prinsip yang mana seorang
perawat tidak melakukan perbuatan yang memperburuk
pasien dan memilih tindakan keperawatan yang paling
kecil resikonya.
5. KEJUJURAN

 Berkata jujur dan benarkepada pasien/ keluarga dan


masyarakat.

6. KEBENARAN (Fidelity)

 Kebenaran dasar untuk hubungan relasi.


 Semua informasi dalam bentuk interaksi perawat – pasien dapat
dipercaya kebenarannya.
7. KERAHASIAAN
 Menjaga kerahasiaan kondisi penyakit pasien
 Menjaga kerahasiaan informasi yang berkaitan dengan
kondisi pasien

8. AKUNTABILITAS
 Mempertanggungjawabkan hasil pekerjaan, dimana
tindakan yang dilakukan merupakan aturan profesiaonal .
Pertanggungjawaban atas hasil asuhan keperawatan
mengarah langsung pada praktisi itu sendiri.
TUJUAN AKHIR KEPERAWATAN ADALAH
“WELL BEING OF OTHER PEOPLE“ DAPAT DICAPAI DENGAN ILMU KEPERAWATAN +
MORAL (MORAL ART DALAM KONTEKS ETIKA).

Etika dalam keperawatan sangat berhubungan


dengan moral / hati nurani perawat dalam
melaksanakan praktik, terlihat selama
berinteraksi dengan klien.
Bagaimana perawat menempatkan klien pada martabat sebagai manusia,
kemurahan hati, jujur, respek, kesetiaan dan integritas perawat dalam asuhan
keperawatan perlu dibina, jika menurun akan menuju
“ TRANSAKSI KOMERSIAL “
PRINSIP-PRINSIP ETIK
DALAM PEMENUHAN INTERVENSI CARING

1. RESPECT TO OTHERS
Menghargai subyek yang berelasi
2. COMPASSION
Rasa iba dan sayang terhadap pasien
3. ADVOCACY
Melindungi pasien selama dalam pertawatan
4. INTIMACY
Kedekatan perawat – pasien dalam perawatan
Watson (1979), human care

upaya untuk melindungi, meningkatkan,


dan menjaga atau mengabdikan rasa
kemanusiaan dengan membantu orang
lain mencari arti dalam sakit,
penderitaan, dan keberadaannya serta
membantu orang lain untuk
meningkatkan pengetahuan dan
pengendalian diri .
• Komitmen yang kuat terhadap pelayanan
• Keyakinan akan diri dan nilai yang dianut setiap
orang
• Komitmen terhadap pendidikan
• Otonomi
(Watson,1981)

HPMI 2016 23
Nilai tidak memberikan jawaban
terhadap bagaimana mengatasi
situasi tertentu, tetapi memberikan
arahan& kerangka pikir dalam
memahami konflik

HPMI 2016 24
Ketika nilai pribadi “benar” atau
“salah” yang dianut oleh individu
perawat berhubungan dengan nilai
professional
Dasar pengambilan keputusan yang
dianut harus mengacu
kepada etika profesi keperawatan

HPMI 2016 25
TIDAK ADA SOLUSI YANG
PALING BAIK UNTUK
MEMECAHKAN MASALAH ETIK

HPMI 2016 26
DILEMA ETIK DAN DISIPLIN
PROFESI PERAWAT

Menurut Thompson & Thompson (1981) dilema etik merupakan suatu


masalah yang sulit dimana tidak ada alternatif yang memuaskan atau
situasi dimana alternatif yang memuaskan atau tidak memuaskan
sebanding. Untuk membuat keputusan yang etis, seorang perawat harus
bisa berpikir rasional dan bukan emosional.
1 dimensi etik

2 dimensi disiplin profesi

3 dimensi hukum
DIMENSI Etik

 Pelanggaran terhadap dimensi etik merupakan


pelanggaran yang dilakukan terhadap kode etik
(sebagai aturan internal profesi).
 Pada umumnya tidak merupakan kesalahan tetapi
kurang tepat atau baik-buruk.
DIMENSI Disiplin Profesi

 Merupakan pelanggaran yang dilakukan terhadap standar


yang ditetapkan.
 Kesalahan yang mungkin timbul adalah penilaian benar-
salah. Penilaian dilakukan oleh majelis disiplin bahkan
perangkat hukum pidana.
DIMENSI Hukum

 Merupakan pelanggaran yang dilakukan dalam melakukan


kegiatan profesi yang berakibat fatal (kelalaian, kecerobohan,
kesengajaan).
 Penyidangan dilakukan oleh perangkat hukum.
Karakteristik dilema etik
• Masalah tidak dapat diselesaikan hanya dengan
menggunakan data empiris
• Keraguan dalam menggunakan data atau fakta dalam
membuat keputusan
• Hasil keputusan harus berpengaruh terhadap keadaan saat
ini
MASALAH RCA RTL

RISIKO FMEA RTL


PELANGGARAN dan sangsi
• Pelanggaran etik diselesaikan oleh sub komite etik, institusi, dan/atau majelis
kehormatan etik keperawatan PPNI di tingkat pusat atau propinsi. Sangsi yang
dikenakan berkaitan dengan profesi, yaitu pengurangan kewenangan klinis.
• Pelanggaran Disiplin (malpraktik) diselesaikan oleh institusi dan dikenakan sangsi
berupa pencabutan kewenangan klinis sampai pemberhentian sebagai profesi.
• Pelanggaran hukum biasanya mengakibatkan kerugian yang dialami sseorang atau
sekelompok orang dan diselesaikan dalam bentuk proses hukum (pengadilan)
dan diselesaikan berupa adanya sanki hukum baik berupa denda ataupun penjara

32
Proses Pengambilan Keputusan Etik
 Proses pengambilan keputusan etik dipengaruhi oleh nilai dan
kepercayaan pribadi, kode etik keperawatan, konsep moral perawat,
dan prinsip etis dan model kerangka keputusan etis.

 Menurut aiken (2004), proses pengambilan keputusan untuk


menyelesaikan dilema etik ada lima langkah:

Mengumpulkan, Pertimbangk Menganalisa


menganalisa, dan Mengidentifi keuntungan dan Membuat
menginterpretasi an alternatif kerugian masing-
kasi dilema keputusan
data tindakan masing
TINGKAT MASALAH
ETIK, DISIPLIN & HUKUM

1. RINGAN: tidak menimbulkan kerugian dan kecacatan fisik


serta memiliki dampak risiko psikologi yang kecil
2. SEDANG: tidak menimbulkan kerugian dan kecacatan fisik
namun memiliki dampak terhadap psikologi
3. BERAT: Menimbulkan kerugian dan kecacatan fisik serta
berpengaruh terhadap masalah psikologi
Strategi Penyelesaian
Masalah/ Dilema Etik

Dasar penilaiannya adalah :


a. Tugas dan kewenangan (Duty)
b. Pedoman kerja atau SOP (Direction of duty)
c. Kerusakan atau kerugian (Damages)
d. Penyebab utama (Direct cause)
ALUR PENYELESAIAN
MASALAH ETIK DI RS
MASALAH ETIK DALAM PELAYANAN MEDIS/ NON MEDIS

Mencatat segera masalah yang timbul

Melaporkan kejadian ke atasan langsung

Kepala Unit Kerja mengidentifikasi masalah Profesi kelimuan, Etika/ Hukum

DAPAT PENYELESAIAN TIDAK

Masalah selesai
Monitoring Komite Etik & Hukum
KEH
Penyelesaian masalah
Dilaporkan ke KEH
ALUR PENYELESAIAN
MASALAH ETIK DI RS

Komite Etik dan Hukum

Masalah Profesi Keilmuan Masala Etik Masalah Hukum

Komite Komite Komite Bagian Hukum &


Medik Keperawatan Nakes lain Organisasi

Rekomendasi Penyelesaian Masalah

Direktur (menetapkan penyelesaian masalah)

Unit Kerja Terkait


ALUR PENYELESAIAN
MASALAH ETIK DI KOMITE KEPERAWATAN

PELAPORAN: SMS, TELPON, TERTULIS, LANGSUNG

DIREKTUR HUMAS UNIT KERJA

KOMITE KEPERAWATAN

INVESTIGASI
Tertulis, perekam Audio, Video

Implemetasi Rekomendasi
PEMBINAAN ETIK DAN DISIPLIN TENAGA
KEPERAWATAN
DI RUMAH SAKIT
SASARAN PEMBINAAN
ETIK DAN DISIPLIN PERAWAT

PERAWAT

INSTITUSI PASIEN

PERAWAT

MASYARAK
PROFESI AT
BENTUK-BENTUK PEMBINAAN

 Bimbingan klinik  Presentasi


 Supervisi  Pelatihan
 Laporan dari unit kerja
 Presensi
 Laporan kinerja
 Laporan prosedur/
tindakan

 Tes kesehatan
Uji kompetensi
 Rekredensial

PEMBINAAN  Pengurangan kewenangan


 Pencabutan kewenangan
 Pemberhentian

Anda mungkin juga menyukai