KODE ETIK
KEPERAWATAN
INDONESIA
Perawat memelihara dan meningkatkan kompetensi dibidang keperawatan melalui belajar terus
PERAWAT menerus.
DAN
PRAKTIK
Perawat mengemban tanggung jawab bersama masyarakat untuk memprakarsai dan mendukung
berbagai kegiatan dalam memenuhi kebutuhan kesehatan masyarakat.
PERAWAT DAN
MASYARAKAT
• Perawat senantiasa memelihara hubungan baik dengan
sesama perawat maupun dengan tenaga kesehatan lainnya, dan
dalam memelihara keserasian suasana lingkungan kerja
PERAWAT maupun dalam mencapai tujuan pelayanan kesehatan secara
DAN TEMAN menyeluruh.
SEJAWAT
Kewajiban untuk melakukan hal tidak membahayakan pasien/ orang lain dan secara aktif
berkontribusi bagi kesehatan dan kesejahteraan pasiennya
Fidelity (loyalty/ketaatan)
Kurang tanggap
(Kurniati, 2005)
Menurut (Kurniati, 2005)
Tanggap akan
Menghargai klien Terampil Berpengetahuan Komunikatif Mendidik
kebutuhan klien
ASPEK LEGAL
DALAM PRAKTIK
KEPERAWATAN
Dasar : UU 38/2014 Pasal 2
perikemanusiaan
;
kesehatan dan nilai ilmiah;
keselamatan Klien.
Praktik
Keperawata
n
berasaskan etika dan
pelindungan; profesionalitas
;
keadilan
manfaat;
;
UU no 38/2014 pasal 28
(1) Dalam keadaan darurat untuk memberikan pertolongan pertama, Perawat dapat melakukan tindakan
medis dan pemberian obat sesuai dengan kompeten sinya.
(2) Pertolongan pertama sebagaimana dimaksud pada ayat ( I ) bertujuan untuk menyelamatkan nyawa Klien
dan mencegah kecacatan lebih lanjut.
(3) Keadaan darurat sebagaimana dimaksud pada ayat (1) merupakan keadaan yang mengancam nyawa atau
kecacatan Klien.
(4) Keadaan darurat sebagaimana dimaksud pada ayat (1) ditetapkan oleh Perawat sesuai dengan hasil
evaluasi berdasarkan keilmuannya.
Pasal 32 mengatur pelimpahan wewenang (delegative dan mandate)
UU 36/2009 tentang kesehatan pasal 53
1 48
PMK garaan
l en g
en ye Kep
P k tik
P r a
8 T h
N o.3 ang
UU Tent n
0 14 a ta
2 e ra w
Kep
• Pasal 20
(1) SIPP hanya berlaku untuk 1 (satu) tempat praktik.
(2) SIPP sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diberikan
kepada Perawat paling banyak untuk 2 (dua) tempat.
• Pasal 21
Perawat yang menjalankan praktik mandiri harus
memasang papan nama Praktik Keperawatan.
• Pasal 28
(1) Praktik Keperawatan dilaksanakan di Fasilitas
8 T h
N o. 3 g
UU n t a n • (2) Praktik Keperawatan sebagaimana dimaksud pada
4 T e a n
1
20 eraw a t ayat (1) terdiri atas:
Kep a. Praktik Keperawatan mandiri; dan
b. Praktik Keperawatan di Fasilitas Pelayanan Kesehatan.
• (3) Praktik Keperawatan sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) harus didasarkan pada kode etik, standar
pelayanan, standar profesi, dan standar prosedur
operasional.
• (4) Praktik Keperawatan sebagaimana dimaksud pada
ayat (2) didasarkan pada prinsip kebutuhan pelayanan
kesehatan dan/atau Keperawatan masyarakat dalam
suatu wilayah.
. 4 9
N o g
PM K t an
en
T e
13
20 omit n
K w at a
pe ra
Ke • Kredensial adalah proses evaluasi terhadap
tenaga keperawatan untuk menentukan
kelayakan pemberian Kewenangan Klinis.
• Pasal 2
• Penyelenggaraan Komite Keperawatan bertujuan
untuk meningkatkan profesionalisme tenaga
keperawatan serta mengatur tata kelola klinis
yang baik agar mutu pelayanan keperawatan dan
pelayanan kebidanan yang berorientasi pada
keselamatan pasien di Rumah Sakit lebih
01 3
4 9 2 t e
N .
o Kom i
M K n g
P nta awa ta n • Pasal 4
Te eper • (1) Untuk mewujudkan tata kelola klinis
K yang baik sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 2, semua asuhan keperawatan dan
asuhan kebidanan yang dilakukan oleh
setiap tenaga keperawatan di Rumah
Sakit dilakukan atas Penugasan Klinis dari
kepala/direktur Rumah Sakit.
• Suatu tulisan tentang suatu peristiwa yang di buat untuk kepentingan hukum (Subekti 1993)
• Akta ontentik di buat oleh pejabat berwenang
AKTA • Akta di bawah tangan di buat oleh bukan pejabat berwenang
• Suatu akta di bawah tangan yg tanda tangannya diakui olh yg menandatangani maka
Pasal dianggap sempurna layaknya akta otentik
1875
Mengapa pelatihan ppgd?
Anderson Henrik & Nilsson Kerstin (2009)
pendidikan dasar keperawatan tidak memberikan
kompetensi keperawatan gawat darurat yang
memadai. Akibatnya, ada kebutuhan untuk pendidikan
keperawatan darurat formal tambahan.
Mengapa pelatihan PPGD?
pendidikan dasar keperawatan tidak memberikan kompetensi keperawatan gawat darurat yang
memadai. Akibatnya, ada kebutuhan untuk pendidikan keperawatan darurat formal tambahan.
Corective Action KOMITE KEPERAWATAN & SUB KOMITE ETIK & DISIPLIN PROFESI
================================
1.Melakukan konfirmasi & kajian mendalam
2.Melakukan rapat koordinasi dg Direktur Medik & Keperawatan ( bila perlu )
REKOMENDASI & LAPORAN 3.Membuat putusan ada tidaknya pelanggaran & tingkat kesalahan ( ringan,
========================= sedang, berat ) & jenis pelanggaran
Jenis Pelanggaran 4.Menyusun laporan hasil
1.Pelanggaran Etik ( tingkat ? ) 5.Menyusun rekomendasi panishment
2.Pelanggaran Disiplin Profesi
(tingkat ?)
Ya Tidak
Pengembalian Nama
Sangsi /Panishment Pelanggaran Baik
3.SP 1, SP 2, SP 3
4.Pencabutan sementara SIPP dll
DIAGRAM ALUR PENANGANAN KASUS MALPRATIK
TEMPAT KEJADIAN
1.Menyusun laporan kronologi kejadian
2.Laporan ke Komite Keperawatan
PENYIDIK
Direktur RS MEDIASI PERDATA
HPP & MKEK JPU
OP 1.Menelaah laporan
2.Infestigasi PENGADILAN
3.Menyediakan LBH
4.Menyediakan saksi ahli
TERIMA KASIH....