Anda di halaman 1dari 86

ASUHAN KEPERAWATAN KOMUNITAS PADA LANSIA

DENGAN DIABETES MELITUS


DI WILAYAH DESA SETIA DARMA KEC. TAMBUN SELATAN

Di Susun Oleh:

Annisa Kartikasari A (2720227209)


Safitri Gita P (2720227198)
Izatulhasbiah (2720227199)
Diah Ekawati (2720227202)
Rika Pebriani (2720227193)
Thoyib (2720227205)

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN


FAKULTAS KESEHATAN
UNIVERSITAS ISLAM AS-SYAFI’IYAH

JAKARTA

2023
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami ucapkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat

serta hidayah-Nya kepada kita semua, sehingga berkat karunia-Nya penulis dapat

menyelesaikan tugas Keperawatan Komunitas II pada Lansia dengan Diabetes Melitus di

wilayah Setia Darma II Tambun Selatan. Dalam penyusunan tugas ini penulis tidak lupa

mengucapkan terima kasih banyak pada semua pihak yang telah membantu dalam

menyelesaikan makalah ini sehingga penulis dapat menyelesaikan nya. Maka dari itu penulis

mengucapkan banyak terimakasih atas segala dukungan yang diberikan untuk menyelesaikan

makalah ini.

Penulis menyadari bahwa tugas ini masih jauh dari kesempurnaan. penulis akan sangat

berterima kasih dan menerima dengan senang hati masukan, kritik dan saran dari pembaca

untuk menyempurnakan tugas makalah ini.

Harapan penulis semoga tugas ini bermanfaat bagi kita semua dan semoga amal

kebaikan kita semua dibalas oleh Allah SWT.

Jakarta, 10 Maret 2023

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.................................................................................................................i
DAFTAR ISI..............................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN..........................................................................................................1
A. Latar belakang......................................................................................................................1
B. Tujuan...................................................................................................................................5
C. Manfaat.................................................................................................................................5
D. Strategi..................................................................................................................................6
E. Ruang Lingkup.....................................................................................................................7
F. Waktu dan Tempat...............................................................................................................7
BAB II TINJAUAN TEORI......................................................................................................8
A. Konsep Dasar Lansia............................................................................................................8
B. Konsep Dasar Diabetes........................................................................................................9
BAB III ASKEP KOMUNITAS PADA LANSIA...................................................................14
A. Data Umum Desa Setia Darma..........................................................................................14
B. Data Khusus Penduduk......................................................................................................16
1. Data inti..........................................................................................................................16
2. Pengkajian Sub sistem...................................................................................................19
3. Pengkajian Pada Lansia.................................................................................................21
C. Analisa Masalah.................................................................................................................39
D. Skoring...............................................................................................................................41
E. Prioritas Diagnosa Keperawatan........................................................................................42
F. Intervensi Keperawatan......................................................................................................43
G. POA....................................................................................................................................45
H. Laporan Pendahuluan.........................................................................................................46
BAB IV PENUTUP
A. Kesimpulan.........................................................................................................................51
DAFTAR PUSTAKA...............................................................................................................52

LAMPIRAN.............................................................................................................................53

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar belakang
Komunitas merupakan kelompok sosial yang tinggal dalam suatu tempat yang
saling berinteraksi atau berkomunikasi antar satu sama lain. Komunitas adalah kelompok
masyarakat yang tinggal di suatu lokasi atau tempat yang sama dengan pemerintahan
yang sama (Swarjana, 2016). Kesehatan yang optimal dalam keperawatan komunitas
lebih menekankan pada upaya peningkatan kesehatan dan pencegahan terhadap berbagai
gangguan kesehatan dan keperawatan dalam upaya-upaya pengobatan dan perawatan
serta pemulihan bagi yang sedang menderita penyakit maupun dalam kondisi pemulihan
terhadap penyakit (Harefa & Jelita, 2019). Menurut UU RI No. 38 tahun 2014 tentang
Keperawatan, keperawatan adalah kegiatan pemeberian asuhan kepada individu, keluarga,
kelompok, atau masyarakat. baik dalam keadaan sakit maupun sehat.

Keperawatan komunitas atau community health nursing merupakan praktik untuk


memelihara dan meningkatkan kesehatan masyarakat dengan menggunakan pengetahuan
dari ilmu keperawatan, ilmu sosial dan ilmu kesehatan masyarakat. Pengertian lain
keperawatan komunitas adalah suatu bentuk pelayanan profesional berdasarkan ilmu dan
kiat keperawatan yang ditujukan terutama pada kelompok risiko tinggi untuk
meningkatkan status kesehatan komunitas dengan menekankan upaya peningkatan
kesehatan, pencegahan penyakit serta tidak mengabaikan kuratif dan rehabilitatif
(Kholifah & Wahyu, 2016).

Lansia merupakan seseorang yang telah memasuki usia 60 tahun keatas. Lansia
merupakan kelompok umur pada manusia yang telah memasuki tahapan akhir dari fase
kehidupannya. Kelompok yang dikategorikan lansia ini akan terjadi suatu proses yang
disebut Aging Process atau proses penuaan. Usia lanjut sebagai tahap akhir siklus
kehidupan merupakan tahap perkembangan normal yang akan dialami oleh setiap
individu yang mencapai usia lanjut. Hal tersebut merupakan suatu kenyataan yang tidak
dapat dihindari oleh setiap manusia (Notoatmodjo, 2014). Dengan bertambahnya umur,
fungsi fisiologis mengalami penurunan akibat proses penuaan sehingga penyakit tidak
menular banyak muncul pada lanjut usia.

Diabetes melitus (DM) merupakan sekumpulan penyakit dari hambatan metabolik


yang ditandai dengan meningkatnya kadar gula darah didalam darah (hiperglikemia)
3
disebabkan oleh rusaknya sekresi insulin, kerja insulin, maupun keduanya. (Smeltzer,
2013, p.211). Menurut International Diabetes Federation (IDF) pada tahun 2017, penderita
diabetes melitus didunia mencapai 424,9 juta jiwa dan diperkirakan ditahun 2045
penderita diabetes militus didunia akan mencapai 628,6 juta jiwa. Indonesia menempati
urutan ke enam dunia setelah Tiongkok, India, Amerika Serikat, Brazil dan Meksiko,
dengan jumlah penyandang Diabetes di Indonesia usia 20-79 tahun sekitar 10,3 juta
orang. Diperkirakan angka tersebut akan terus mengalami kenaikan hingga mencapai 16,7
juta jiwa pada tahun 2045. (IDF, 2017). Menurut hasil data dari InfoDATIN tahun 2018,
prevalensi DM di Asia Tenggara dari tahun 1980 sebesar 4,1% atau sekitar 17 juta
manusia, dan mengalami peningkatan di tahun 2014 sebesar 8,6% atau sekitar 96 juta
manusia. (InfoDATIN, 2018). Menurut hasil Data dari Riset Kesehatan Dasar
(Riskesdas), prevalensi DM di Indonesia berdasarkan pemeriksaan darah pada
penduduk tahun tahun 2013 sebesar 6,9% dan mengalami peningkatan pada tahun 2018
sebesar 10,9%. Di Jawa Barat sendiri prevalensi diabetes melitus berdasarkan diagnosis
dokter pada penduduk di tahun 2013 sebesar 1,3% dan mengalami peningkatan pada 2
tahun 2018 sebesar 1,8%. (Riskesdas, 2018). Menurut hasil data dari profil kesehatan
kota Bekasi tahun 2014, diabetes melitus masuk kedalam dua terbesar penyakit tidak
menular. Tahun 2014 penderita diabetes melitus (E14) berjumlah 493 kasus (2,6%),
(Profil Kesehatan Kota Bekasi, 2014). Menurut riset Open Data Jabar tahun 2019-2020,
jumlah penderita diabetes melitus di Kabupaten Bekasi adalah sebanyak 89.055-242.169
orang. Berdasarkan data tersebut, diabetes melitus tentunya menjadi hal yang perlu
diperhatikan karena angka kejadian yang tergolong tinggi. Musyawarah masyarakat desa
merupakan suatu kegiatan yang dilakukan oleh masyarakat desa untuk menyampaikan
permasalahan yang terjadi di desa serta menentukan solusi pemecahan masalah. Dalam
permenkes nomor 8 tahun 2019 tentang pemberdayaan masyarakat di bidang kesehatan,
menyatakan bahwa musyawarah desa adalah salah satu bentuk penyelenggaraan
pemberdayaan masyarakat. Melalui musyawarah diharapkan dapat menyelesaikan
masalah kesehatan yang ada di desa terutama masalah kesehatan
(Nurafifah, 2020).

Dalam upaya untuk menerapkan konsep kesehatan dan keperawatan komunitas,


kami Mahasiswa Profesi S1 Keperawatan Universitas Islam As-Syafi’iyah melaksanakan
praktik klinik keperawatan komunitas di Desa Setia Darma Kec. Tambun Selatan dimana
jumlah penduduknya 18.963 jiwa. Dalam pelaksanaan salah satu program kampus kami
memperoleh populasi lansia berusia 51-65 tahun berjumlah 2.118 orang ( 11%), 66-75
4
tahun berjumlah 1.383 orang (7%), dan penduduk yang berusia> 75 tahun sebanyak 553
orang (3%).
Dari data tersebut kami mahasiswa profesi S1 keperawatan UIA bermaksud untuk
melakukan asuhan keperawatan komunitas pada agregat lansia untuk mengetahui lebih
lanjut permasalahan yang ada di desa Jetis dan menentukan strategi intervensi untuk
menyelesaikan masalah tersebut.

B. TUJUAN
1. Tujuan Intruksional Umum
Setalah dilaksanakan kegiatan praktik klinik keperawatan stase komunitas diharapkan
mahasiswa mampu menerapkan upaya pemecahan masalah kesehatan masyarakat pada
tingkat komunitas dengan pendekatan proses keperawatan.
2. Tujuan Intruksional Khusus
Setelah melaksanakan kegiatan praktik klinik keperawatan stase komunitas,
diharapkan mahasiwa mampu:
a. Melakukan pengkajian keperawatan komunitas
b. Mengidentifikasi masalah kesehatan komunitas berdasarkan data yang diperoleh.
c. Menyusun perencanaan keperawatan komunitas, meliputi memprioritaskan
masalah, perumusan tujuan dan intervensi.
d. Melaksanakan perencanaan dengan kesepakatan masyarakat.
e. Mengimplementasikan rencana yang telah dibuat sesuai dengan agregat.
f. Melakukan evaluasi terhadap pencapain tujuan sesuai waktu yang telah ditetapkan.

C. MANFAAT
1. Masyarakat Desa Setia Darma
Memberikan informasi mengenai demografi, jumlah populasi, kesehatan lingkungan,
pendidikan, keselamatan dan permasalahan kesehatan yang ada serta pelayanan sosial
atau kegiatan sosial kemasyarakatan.
2. Puskesmas
Memberikan informasi mengenai status kesehatan dan kegiatan- kegiatan kesehatan
serta sosial kemasyarakatan yang ada di masyarakat Desa Setia Darma Kecamatan
Tambun Selatan.

5
3. Mahasiswa
Menambah pengetahuan dan pengalaman secara langsung dalam memberikan asuhan
keperawatan baik individu, keluarga, kelompok dan komunitas di Desa Setia Darma
Kec. Tambun Selatan.

D. STRATEGI
Beberapa strategi yang dilakukan dalam penerapan asuhan keperawatan komunitas, dapat
duraikan sebagai berikut:
1. Penjajakan umum (MMD 1)
a. Pendekatan dan penjelasan program Kuliah Kesehatan Komunitas
b. Masyarakat kepada pihak berwenang dan yang terkait diantaranya tokoh
masyarakat meliputi seluruh perangkat desa dan puskesmas. Kegiatan ini
dilaksanakan dalam musyawarah masyarakat desa 1 (MMD 1).
c. Orientasi wilayah. Mahasiswa melakukan survei batas-batas wilayah Desa Setia
Darma Kec. Tambun Selatan.
d. Pengambilan data dan sampel. Pertemuan dengan masyarakat dengan tujuan
menganalisa hasil pendataan untuk menemukan permasalahan kesehatan yang ada
serta mencari solusi atas temuan yang ada titik. Kegiatan ini dilakukan dengan
melibatkan tokoh masyarakat dan pihak puskesmas untuk menyamakan persepsi
terhadap permasalahan yang ada. Menetapkan prioritas pemecahan masalah yang
ditemukan pada MMD ini diharapkan ada kesepakatan tentang rencana tindakan
yang akan dilakukan. Pengumpulan data dilakukan melalui:
1) Wawancara dan observasi lingkungan pemukiman penduduk secara
keseluruhan dengan cara mendatangi setiap rumah.
2) Wawancara dengan para tokoh masyarakat dan pencarian data sekunder di
Puskesmas Desa Setia Darma Kec. Tambun Selatan
3) Memperoleh data sekunder dari Puskesmas.
2. Evaluasi (MMD 2)
Kegiatan musyawarah mufakat desa yang kedua ini memaparkan hasil dari proses
pengkajian dan pengolahan data yang sudah didapatkan serta rencana yang akan
diimplementasikan untuk menyelesaikan masalah tersebut. Kemudian dilanjutkan
dengan sesi diskusi terhadap masalah yang sudah dipaparkan.

6
3. Evaluasi (MMD 3)
Mengevaluasi program Kuliah Kerja Kesehatan Masyarakat yang sudah, belum, atau
masih berjalan kepada pihak berwenang dan yang terkait diantaranya tokoh
masyarakat meliputi seluruh perangkat desa dan puskesmas. Kegiatan ini
dilaksanakan dalam musyawarah masyarakat desa.

E. RUANG LINGKUP
Ruang lingkup program Praktik Klinik Keperawatan Stase Komunitas ini berada di
wilayah Desa Setia Darma Kec. Tambun Selatan.

F. WAKTU DAN TEMPAT


1. Waktu
Waktu pelaksanaan praktik klinik Keperawatan Komunitas mahasiswa Program S1
FIKes UIA adalah tanggal 7 Maret 2023 sampai dengan 10 Maret 2023.
2. Tempat
Tempat pelaksanaan praktik asuhan keperawatan komunitas adalah di wilayah Desa
Setia Darma Kecamatan Tambun Selatan

7
BAB II
TINJAUAN TEORI

A. Konsep Dasar Lansia


1. Definisi Lansia
Lansia merupakan seseorang yang telah mamasuki usia 60 tahun atas. Lansia
merupakan kelompok umur pada manusia yang telah memasuki tahapan akhir dari
fase kehidupannya. Kelompok yang menggabungkan lansia ini akan terjadi suatu
proses yang disebut Penuaan Process atau proses penuaan (Notoatmodjo, 2014).
Lansia merupakan perkembangan individu pada tahap sebagai tua dengan batasan usia
>60 tahun. Lansia merupakan keadaan dimana seseorang mengalami Tahapan
kegagalandalsaya mempertahankan keseimbangan terhadap kondisi menekankan
fisiologi dengan jangka waktu 10 tahun. Menurut Azizah & Hartanti (2016) lansia
merupakan individu yang akan mengalami kemunduran fisik, mental serta sosial
secara bertahap dengan batasan usia di atas 60 tahun.
2. Batasan-batasan
Lansia Menurut data World Hkesehatan Organisasi (SIAPA), batasan lansia antara lain:
A. Middle age (Usia pertengahan), rentan usiai 45-59 tahun
B. Lansia (Lanjutiusia), rentan usia 60-74 tahun.
C. Old (Usia tua) rentan usia 75-90 tahun.
D. Very old (Usia sangat tua), rentan usia >90 tahun.
3. Perubahan-perubahan yang terjadi pada Lansia
Penelitian oleh Azizah (2014) secara degeneratif berikut dengan bertambahnya usia
fungsi tubuh akan mengalami perubahan. Selain perubahan fisik, di proses penuaan
juga mengalami perubahan pada kognitif, sosial dan seksual. Perubahan-perubahan
tersebut antara lain:
A. Perubahan Fisik.
1) Terjadi gangguan pada sistem indera pada lansia usia >60 tahun yaitu
prebiakusis.
2) Dengan bertambahnya usia, akan mengalami perubahan pada sistem integumen
yaitu, akan mengalami atropi pada kulit lansia, mulai keriput, tidak elastis dan
kering yang disebabkan karena kekurangan cairan pada bercak bercak dan tipis.

8
3) Pada sistem imuskuloskeletal kepadatan tulang akan berkurang sehingga
mengakibatkan nyeri, fraktur, osteoporosis deformitas.

B. Sistem Kardiovaskular dan Respirasi


1) Sistem Kardiovaskular
Penurunan fungsi kardiovaskular dapat berisiko tinggi penyebab penyakit
kardiovaskular. Kongestif Jantung Failur (CHF) dan Hipertensi merupakan
penyakit kardiovaskular yang sering mengalami lansia.
2) Sistem Respirasi
Pernafasan bekerja lebih cepat yang dapat disebabkan oleh obstruksi jalan nafas
dan gagal jantung.
3) Pencernaan dan Metabolisme
Menurunnya fungsi indera pengecap dan kepekaan lapar Serta kehilangan gigi.
4) Sistem Perkemihan
Laju filtrasi, eksresi dan reabsorbsi oleh ginjal menurun.
5) Sistem Saraf
Penurunan koordinasi saat melakukan aktivitas fisik sehari-hari yang disebabkan
adanya sistem anatomi dan atropi yang mengalami perubahan pada serat saraf
lansia.

B. Konsep Dasar Diabetes Melitus


1. Definisi Diabetes Melitus
Diabetes melitus adalah penyakit kronis yang terjadi akibat pankreas tidak
cukup memproduksi insulin atau tubuh tidak dapat menggunakan secara efektif
insulin yang dihasilkan (WHO, 2016). Diabetes melitus adalah gangguan metabolik
menahun yang disebabkan oleh kurangnya produksi insulin di pankreas dan tubuh
tidak dapat menggunakan hormon insulin yang di produktif secara efektif (Kemenkes
RI, 2014). Diabetes melitus merupakan penyakit yang membutuhkan perawatan medis
yang berkelanjutan dengan mengurangi risiko multifaktorial di luar kendali glikemik
dan merupakan penyakit kronis yang komplek (American Association of Diabetes
Educators (AADE), 2020).

9
2. Klasifikasi Diabetes Melitus
Klasifikasi Diabetes Melitus menurut (American Association of Diabetes
Educators (AADE), 2020) yaitu :
a. Diabetes Tipe 1
Diabetes tipe ini terjadi karena akibat kerusakan sel autoimun atau destruksi sel
beta di pankreas. kerusakan ini berakibat pada keadaan defisiensi insulin yang
terjadi secara absolut. Penyebab dari kerusakan sel beta antara lain autoimun dan
idiopatik.
b. Diabetes Melitus Tipe 2
Diabetes tipe 2 terjadi karena akibat hilangnya sekresi insulin sel-b secara
progresif sering dengan latar belakang resistensi insulin. Dalam masalah ini terjadi
insulin dalam jumlah yang cukup tetapi tidak dapat bekerja secara optimal
sehingga menyebabkan kadar gula dalam darah meningkat. Defisiensi insulin juga
dapat terjadi secara relatif pada penderita DM tipe 2 dan sangat mungkin untuk
menjadi defisiensi insulin absolut.
c. Diabetes Melitus Gestasional
Diabetes tipe ini merupakan diabetes yang dialami oleh ibu hamil, biasanya terjadi
pada trimester kedua atau ketiga kehamilan.
d. Jenis Diabetes Tertentu Karena Sebab Lain
Diabetes tipe ini merupakan diabetes yang disebabkan dari sebab lain atau
penyakit lain. misalnya sindrom diabetes monogenik (seperti diabetes neonatal
dan diabetes usia muda), penyakit pankreas eksokrin (seperti fibrosis kistik dan
pankreatitis), dan obat- atau diabetes yang diinduksi bahan kimia (seperti dengan
penggunaan glukokortikoid, dalam pengobatan HIV / AIDS, atau setelah
transplantasi organ).

3. Faktor Resiko Diabetes Melitus


Menurut World Heart Organization (WHO), 2016 dalam Global Report On
Diabetes, kegemukan dan obesitas merupakan faktor risiko terkuat diabetes tipe 2.
Risiko diabetes tipe 2 ditentukan oleh interaksi faktor genetik dan metabolik.
Etnisitas, riwayat diabetes keluarga, dan diabetes gestasional sebelumnya
digabungkan dengan usia yang lebih tua, kelebihan berat badan dan obesitas, diet
yang tidak sehat, aktivitas fisik dan merokok untuk meningkatkan risiko. Kegemukan
dan obesitas, bersama dengan aktivitas fisik, diperkirakan menyebabkan sebagian

1
besar beban diabetes global. Lingkar pinggang yang besar dan indeks massa tubuh
yang lebih tinggi dikaitkan dengan peningkatan risiko diabetes tipe 2, meskipun
hubungannya dapat

1
bervariasi pada populasi yang berbeda . Asupan tinggi gula juga dapat meningkatkan
kemungkinan kelebihan berat badan atau obesitas, terutama di kalangan anak-anak.
Faktor resiko diabetes tipe 1 Secara umum disepakati bahwa diabetes tipe 1
adalah hasil dari interaksi yang kompleks antara gen dan faktor lingkungan, meskipun
tidak ada faktor risiko lingkungan tertentu yang terbukti menyebabkan sejumlah besar
kasus. Mayoritas diabetes tipe 1 terjadi pada anak-anak dan remaja.

4. Patofisiologi Diabetes Melitus


Dua patofisiologi utama yang mendasari terjadinya kasus diabetes melitus tipe
2 secara genetik adalah resistensi insulin dan defek fungsi sel 16 beta pankreas.
Resistensi insulin merupakan kondisi umum bagi orangorang dengan berat badan
overweight atau obesitas. Ketika produksi insulin oleh sel beta pankreas tidak adekuat
guna mengkompensasi peningkatan resistensi insulin, maka kadar glukosa darah akan
meningkat, pada saatnya akan terjadi hiperglikemia kronik.Pada tingkat seluler,
resistensi insulin menunjukan kemampuan yang tidak adekuat dari insulin signaling
mulai dari pre reseptor, reseptor, dan post reseptor. Secara molekuler beberapa faktor
yang diduga terlibat dalam patogenesis resistensi insulin antara lain, perubahan pada
protein kinase B, mutasi protein Insulin Receptor Substrate (IRS), peningkatan
fosforilasi serin dari protein IRS, Phosphatidylinositol 3 Kinase (PI3 Kinase), protein
kinase C, dan mekanisme molekuler dari inhibisi transkripsi gen IR (Insulin Receptor)
(Decroli, 2019).

5. Laboraturium Penunjang DM
Menurut Decroli, 2019 Diagnosis DM ditegakkan atas dasar pemeriksaan
kadar glukosa darah. Penggunaan darah vena ataupun kapiler tetap dapat
dipergunakan dengan memperhatikan angka-angka kriteria diagnostik yang berbeda
sesuai pembakuan oleh WHO. Kecurigaan adanya diabetes tipe 2 perlu dipikirkan
apabila terdapat keluhan klasik berupa; poliuria, polidipsia, polifagia, dan penurunan
berat badan yang tidak dapat dijelaskan sebabnya. Keluhan lain dapat berupa: lemah
badan, kesemutan, gatal, mata kabur, disfungsi ereksi pada pria, serta pruritus vulvae
pada wanita.

1
1. Jika keluhan klasik ditemukan, maka pemeriksaan glukosa plasma sewaktu >200
mg/dL. Glukosa plasma sewaktu merupakan hasil pemeriksaan sesaat pada suatu hari
tanpa memperhatikan waktu makan terakhi
2. Kadar gula plasma 2 jam pada TTGO > 200 mg/dL (11,1 mmol/L) TTGO yang
dilakukan dengan standar WHO, menggunakan beban glukosa yang setara dengan 75
g glukosa anhidrat yang dilarutkan ke dalam air.
3. Pemeriksaan glukosa plasma puasa ≥ 126 mg/dL dengan adanya keluhan klasik.
Puasa diartikan pasien tak mendapat kalori tambahan sedikitnya 8 jam 4. Pemeriksaan
HbA1c (>6.5%) oleh ADA 2011 sudah dimasukkan menjadi salah satu kriteria
diagnosis DM, jika dilakukan pada sarana laboratorium yang telah terstandarisasi
dengan baik.

6. Tanda dan Gejala


Menurut American Diabetes Association, 2020 gejala umum penyakit diabetes
melitus meliputi:
1. Buang air kecil lebih banyak dari biasanya
2. Merasa sangat haus
3. Merasa lapar bahkan setelah makan
4. Merasa lelah
5. Memiliki penglihatan kabur
6. Sering mengalami infeksi atau luka dan luka yang lambat sembuh
7. Penurunan berat badan yang tidak wajar biasanya terjadi pada diabetes tipe 1
8. Kesemutan, nyeri, atau mati rasa di tangan atau kaki biasanya terjadi pada diabetes
tipe 2
7. Komplikasi
Bila diabetes tidak ditangani dengan baik, akan timbul komplikasi yang
mengancam kesehatan dan membahayakan nyawa. Komplikasi akut merupakan
penyebab utama kematian, biaya dan kualitas hidup yang buruk. Glukosa darah yang
sangat tinggi dapat memiliki dampak yang mengancam jiwa jika memicu kondisi
seperti ketoasidosis diabetik pada tipe 1 dan 2, dan koma hiperosmolar pada tipe 2.
Seiring waktu diabetes dapat merusak jantung, pembuluh darah, mata, ginjal, dan
saraf, serta meningkatkan risiko penyakit jantung dan stroke. Kerusakan seperti itu
dapat mengakibatkan berkurangnya aliran darah, yang - dikombinasikan dengan
kerusakan saraf di kaki - meningkatkan kemungkinan terjadinya ulkus kaki, infeksi,

1
dan

1
kebutuhan akhirnya untuk amputasi anggota badan. Diabetes gestasional
meningkatkan risiko beberapa hasil yang merugikan untuk ibu dan keturunan selama
kehamilan, persalinan dan segera setelah melahirkan . Kombinasi dari peningkatan
prevalensi diabetes dan peningkatan masa hidup pada banyak populasi dengan
diabetes dapat menyebabkan perubahan spektrum jenis morbiditas yang menyertai
diabetes (WHO, 2016).

8. Penatalaksanaan
Tujuan penatalaksanaan secara umum menurut Decroli, 2019 adalah
meningkatkan kualitas hidup penyandang diabetes. Tujuan penatalaksanaan meliputi :
1. Tujuan jangka pendek: menghilangkan keluhan DM, memperbaiki kualitas hidup,
dan mengurangi risiko komplikasi akut. 2. Tujuan jangka panjang: mencegah dan
menghambat progresivitas penyakit mikroangiopati dan makroangiopati. 3. Tujuan
akhir pengelolaan adalah turunnya morbiditas dan mortalitas DM. Untuk mencapai
tujuan tersebut perlu dilakukan pengendalian glukosa darah, tekanan darah, berat
badan, dan profil lipid, melalui pengelolaan pasien secara komprehensif.
Penatalaksanaan DM dimulai dengan menerapkan pola hidup sehat bersamaan dengan
intervensi farmakologis 19 dengan obat anti hiperglikemia secara oral dan/atau
suntikan. Edukasi dengan tujuan promosi hidup sehat, perlu selalu dilakukan sebagai
bagian dari upaya pencegahan dan merupakan bagian yang sangat penting dari
pengelolaan DM secara holistik.

1
BAB III

KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN PADA LANSIA

A. Data umum Desa Setia Darma


1. Data Geografi
a. Desa Setia Darma kecamatan Tambun Selatan, Kabupaten Bekasi memiliki batas
wilayah :
Utara : Desa Mekarsari
Selatan : Desa Lambang sari
Timur : Desa Tambun
Barat : Desa Jatimulya
b. Peta wilayah

Tabel 1.1 Peta Kecamatan Tambun Selatan


2. Data Demografi
a. Jumlah Penduduk
Jumlah Penduduk Desa Setia Darma sebanyak 18.963 jiwa , laki- laki
berjumlah 9.743 jiwa, perempuan berjumlah 9.220 jiwa. Jumlah Kepala
Keluarga Sebanyak 8.435KK yang tersebang di masing – masing wilayah desa
setia darma 1, setia darma 2, setia darma 3, setia darma 4 dan setia darma 5

1
b. Fasilitas Kesehatan
Fasilitas Kesehatan di desa setia darma yaitu terdapat posyandu di setiap
wilayah mulai dari desa setia darma 1-5, dan hanya terdapat posbindu di setia
darma 2 dan 4, bertempat bersamaan dengan posyandu. Didesa ini terdapat
beberapa praktek bidan klinik di wilayah desa setia darma 3. 4, dan 5. Dan
puskesmas tambun selatan di wilayah desa setia darma 2. Jika warga desa setia
darma sakit bisa memeriksakan diri ke praktik dokter, puskesmas dan rumah
sakit terdekat yaitu Hermina Granwisata.
c. Karakteristik Penduduk
Sebagian Besar penduduk Desa Setia Darma tinggal menetap dan bekerja
sebagai karyawan swasta dan pedagang. Mayoritas masyarakat desa setia
darma beragama Islam.

3. Fasilitas Umum
Fasilitas Umum di Desa Seti darma Terdapat 17 masjid/mushola. Fasilitas sekolah
terdapat 3 TK, 2 Paud, 3 SD dan 1 tempat bimba. Didesa Setia darma juga terdapat
pasar yaitu pasar Tambun. Posyandu/Posbindu dilkukan di tempat posko posyandu
disetiap wilayah.
4. Hygiene Sanitasi
Kondisi Rumah di desa setia darma cukup bersih dan teratur. Warga bisa mebuang
sampah didepan rumah masing- masing kemudian diangkut oleh petugas sampah
seminggu 2x. pembuangan air limbah diselokan baik. Tidak ada yang tersumbat
dan bebas banjir.
5. Organisasi Masyarkat
Organisasi Masyarakat di Desa Setia darma yaitu terdiri dari kelompok ibu – ibu
PKK, kelompok pengajian Bapak-bapak/ Ibu-ibu, 3 kelompok karang taruna dan
Kelompok Remaja Masjid.
6. Tokoh dan sumber Informasi
Terdapat Kepala Desa setia darma dan perangkat desa lainnya, tokoh Masyarakat,
Ketua RW dan Ketua RT, di Desa Setia darma terdapat tokoh agama, kyai dan
beberapa ustadz/ ustadzah. Terdapat kader Kesehatan 5-7 kader di setiap
posyandu/posbindu.

1
7. Sumber -Sumber Vector
Tempat pembuangan akhir Sampah (TPA) : Tidak ada
Gudang Tua : Ada
Rawa atau tempat genangan air : Tidak Ada
Sungai : Tidak Ada

8. Kejadian Wabah Dalam 1 tahun Terakhir


Tidak terdapat kejadian atau wabah dalam 1 tahun terakhir.

B. Data Khusus Penduduk


1. Data Inti

a. Penduduk Berdasarkan Usia

7,29% 2,92%
11,69%

11,17%
13,83%

16,48%
22,41%

14,21%

0-9thn10-19 thn20-30 thn31-39 thn40-50 thn51-65thn66-75 thn>75thn

Diagram 1.2 Sebaran usia penduduk desa Setia Darma

Berdasarkan data yang diperoleh, masyarakat desa Setia darma yang berusi 0-9
tahun berjumlah 2.216 orang (12%), 10-19tahun berjumlah 2.623 orang (14%),
20-30 tahun berjumlah 4.249 orang (22%), 31-39 tahun berjumlah 2.695 orang
(14%), 40-50 tahun berjumlah 3.126 orang (17%), 51-65 tahun berjumlah 2.118
orang ( 11%), 66-75 tahun berjumlah 1.383 orang (7%), dan penduduk yang berusia>
75 tahun sebanyak 553 orang (3%).

1
b. Penduduk Berdasarkan jenis Kelamin

JENIS KELAMIN

49% 51%

LAKI -LAKIPEREMPUAN

Diagram 1.3 Jumlah Penduduk desa Setia Darma Berdasarkan Jenis Kelamin

Jumlah Penduduk Desa Setia Darma sebanyak 18.963 jiwa , laki- laki berjumlah
9.743 jiwa (51%) , perempuan berjumlah 9.220 jiwa (49%).

c. Penduduk Berdasarkan Pendidikan

1,6% PENDIDIKAN
4,2% 6,0%
7,8%
19,8%

14,7%
24,9%

21,0%

Belum sekolah Paud/TK TAMAT SD TAMAT SMP


TAMAT SMA
TAMAT D3/sederajatTAMAT S1/ Sederajat Tidak bersekolah

Diagram 1.4 Pendidikan Penduduk Desa Setia Darma

Berdasarkan data yang diperoleh dari Desa setia dama terdapat penduduk yang
belum sekolah sebanyak 800 orang (4%), penduduk yang sedang Paud/Tk
sebanyak
1.133 orang (6%), penduduk tamat SD sebanyak 1.479 orang (8%), penduduk yang
tamat SMP/sederajat sebanyak 2.793 orang (15%), Tamat SMA/Sederajat
sebanyak 3.983 orang (21%), Tamat D3/Sederajat sebanyak 4.728 orang (25%),
Tamat SI/
1
Sederajat sebanyak 3.743 orang (20%), dan yang tidak bersekolah sebanyak 300
orang (1%).

d. Penduduk Berdasarkan Agama

AGAMA

9% 5%
ISLAM
24%
62% PROTESTAN
KATHOLIK
BUDHA

Diagram 1.5 Agama Penduduk Desa Detia Darma

Berdasarkan data yang diperoleh dari desa Setia darma penduduk yang memeluk
agama islam berjumlah 11.725 orang (62%), yang memeluk agama protestan
sebanyak 4.572 orang (24%), yang memeluk agama katholik sebanyak 1.628 orang
(9%), dan yang memeluk agama budha sebanyak 1.038 orang (5%).

e. Penduduk Berdasarkan Pekerjaan

PEKERJAAN
11,2% 2,4%

22,9%

14,4%

13,7%
17,0%

11,7% 6,8%

Tidak bekerja Kary. Swasta Peg. Negri Buruh


Pedagang wiraswasta
ibu rumah tangga sopir

Diagram 1.6 Pekerjaan Penduduk Desa Setia Darma

2
Berdasarkan data yang diperoleh penduduk yang bekerja sebagai karyawan swasta
sebanyak 4.349 orang (23%), sebagai pegawai negeri sebanyak 3.226 orang (17%),
sebagai buruh sebanyak 1.283 orang (7%), sebagai pedagang sebanyak 2.218 orang
(12%), sebagai wiraswasta sebanyak 2.595 orang (14%), ibu rumah tangga
sebanyak 2.723 orang (14%), sebagai sopir sebanyak 2.116 orang (11%), dan yang
tida bekerja
sebanyak 453 orang (2%).

2. Pengkajian Sub sistem


Pengkajian subsitem masyarakat 8 komponen :
a) Lingkungan Fisik
9. Rumah
Kondisi Rumah di desa setia darma cukup bersih dan teratur. Disetia
rumah terdapat ventilasi udara yang baik. Pencahayaan didalam rumah
cukup baik dan cahaya matahari mudah masuk ke dalam rumah warga,
hanya ada beberapa rumah yang tidak terkena sinar matahari karena
tertutup pohon dan rumah yang lainnya.
10. Sumber Air
Setiap warga sudah memiliki sumber air sendiri, yang sebian besar
bersumber dari sanyo atau jetpumpt. Hampir rata-rata penduduk desa
setia darma tempat penyimpanan air di bak mandi sudah tidak ad hanya
menggunakan ember tertutup atau shower. Kualitas air baik, jernih dan
tidak berbau.
11. Pembuangan Air Limbah
Sebagian besar rumah di desa setia darma memiliki saluran air limbah
berupa saluran got atau selokan sebagian ad yang tertutup dan sebgian
masih terbuka.
12. Pembuangan Sampah
Warga Setia darma 2 membuang dengan mengumpulkan di depan
rumah dan akan diambil oleh petugas sampah 2x seminggu dengan
membayar iuran sebesar 30rb perbulan. Namun ada beberapa yang
dekat dengan pasar membuang sendiri langsung ke pembuangan
sampah di pasar.
13. Pembuangan Kotoran/tinja

2
Warga desa setia darma sudah memiliki jamban, dengan tempat
pembuangan tinja di septic tank. Sebagian besar kondisi nya
terpelihara, jarak sumber air dengan tempat pembuangan tinja kurang
lebih berjarak 7 meter.
b) Pelayanan Kesehatan dan sosial
Fasilitas Kesehatan di desa setia darma yaitu terdapat posyandu di setiap
wilayah mulai dari desa setia darma 1-5, dan hanya terdapat posbindu di
setia darma 2 dan 4, bertempat bersamaan dengan posyandu. Didesa ini
terdapat beberapa praktek bidan klinik di wilayah desa setia darma 3. 4, dan
5. Dan puskesmas tambun selatan di wilayah desa setia darma 2. Jika warga
desa setia darma sakit bisa memeriksakan diri ke praktik dokter, puskesmas
dan rumah sakit terdekat yaitu Hermina Granwisata.
c) Ekonomi
Rata - rata masyarakat di Desa Setia darma sebagai karyawan swasta,
pegawai negri dan wiraswasta serta setiap bulan warga memiliki
pendapatan
± 2 -6 juta dan mampu menyiapkan makanan yang bergizi seperti telur,
ayam, sayur sayuran dan makanan sehat lainnya.
d) Keamanan dan transportasi
Fasilitas keamanan di desa setia darma sudah tersedia seperti pos kamling
yang ad disetiap wilayah setia darma. Untuk sarana di Desa setia darma
jalanannya zsudah diaspal dan cor an dengan kondisi yang baik. Sarana
transportasi yang digunakan warga desa setia darma sebagian besar
menggunakan kendaraan pribadi seperti motor/ mobil. Namun di desa setia
darma terdapat angkutan umum yaitu koasi. Kualitas udara desa setia darma
kurang bersih dan berdebu karna bnyak nya kendaraan bermotor dan
kurangnya pemghijauan.
e) Politik dan Pemerintahan
Desa setia darma dipimpin oleh kepala desa. Kebijakan pemerintah desa
mengenai kesehatan cukup menunjang dengan adanya pemantauan lansung
yang dilakukan oleh kader kesehatan dan petugas kesehatan setempat dalam
menangani kesehatan yang terjasi di desa Setia Darma
f) Komunikasi
Sarana Warga di desa Setia darma untuk mendapatkan informasi dan

2
komunikasi yaitu Tv, dan Internet. Penyebaran informasi yang dilakukan

2
masyarakat disebarkan secara lisan, pengeras suara di masjid, sosmed
ataupun lewat grup WhatsApp. Dalam penyebaran informasi yang
dilakukan oleh perangkat desa yaitu dengan menggunakan spanduk
dipasang didepan kanton balai desa dan disebarkan melalui medsos.
g) Pendidikan Komunitas
Fasilitas sekolah terdapat 3 TK, 2 Paud, 3 SD dan 1 tempat bimba, untuk
SMP dan SMA jarak nya dari desa Setia darma ±3km.

h) Rekreasi
Di Desa Setia Darma tidak terdapat tempat rekreasi, namum perkumpulan
warga seperti arisan, PKK, karang Taruna dan setiap RT sering
mengadakan rekreasi bersama.

3. Pengkajian pada lansia

1.1 Data Demografi

1. Usia

UMUR

tahun
20% 17% tahun

67 tahun
13%
20% 68 tahun
69 tahun
20%
10% 70 tahun

Diagram 3.1.1 distribusi frekuensi rentan usia lansia dengan dm di desa setia
darma, maret 2023 (n:30)

Dari data distribusi frekuensi diatas didapat data lansia dengan diabetes melitus yaitu
usia 65 tahun (17%) , usia 66 tahun (13%) , 67 tahun (20%) , 68 tahun (10%) yang
merupakan proporsi yang terendah dari jumlah responden, usai 69 tahun (20%), dan
usia 70 tahun (20%).

2
2. Jenis Kelamin

JENIS KELAMIN
laki - lakiPerempuan

43%; 43%

57%; 57%

Diagram 3.1.2 distribusi frekuensi jenis kelamin lansia dengan dm di desa


setia darma, maret 2023 (n:30)

Distribusi diatas menunjukan bahwa jumlah lansia dengan jenis kelamin laki – laki
(57%) atau sebanyak 17 orang dari 30 responden, sedangkan jumlah lansia dengan
jenis kelamin perempuan (43%) atau sebanyak 13 orang dari 30 responden.

3. Pendidikan Terakhir

Pendidikan Terakhir
Sarjana SD
13% 17%

SLTP/ Sedetajat
27%
SLTA/ Sederajat
43%

Pendidikan TerakhirSDSLTP/ SedetajatSLTA/ SederajatSarjana

Diagram 3.1.3 distribusi frekuensi Pendidikan terakhir lansia dengan dm di


desa setia darma, maret 2023 (n:30)

Distribusi diatas menunjukan bahwa Pendidikan terakhir pada lansia di desa setia
darma yaitu (17%) sebanyak 5 orang dari 30 responde, SLTP/Sederajat (27%) atau
sebanyak
8 orang, SLTA/Sederajat (43%) atau sejumlah 13 orang dari 30 responden dan
Sarjana (13%) atau sejumlah 4 orang dari jumlah responden 30 orang.

2
4. Pekerjaan

Pekerjaan
Peg. Swasta IRT
Pensiunan Wiraswasta Tidak Bekerja
13% 10% lainnya..
10%
27%

30% 10%

Diagram 3.1.4 distribusi frekuensi Pekerjaan lansia dengan dm di desa


setia darma, maret 2023 (n:30)

Dari data distribusi frekuensi diatas didapat pekerjaan lansia dengan diabetes melitus
di desa setia darma yaitu Peg. Swasta (10%) atau sebanyak 3 orang dari 30 responden,
IRT (27%) atau sebanyak 8 orang dari 30 responden, Pensiunan (10%) atau sebanyak
3 orang, Wiraswasta (30%) atau sebanyak 9 orang, Tidak bekerja (10%) atau sebanyak
3 orang dan lainnya sebanyak (13%) atau 4 orang dari jumlah 30 responden.

 DATA KESEHATAN

1. Lama didiagnosa DM

Lama Diagnosa
tahun
tahun
10%3%14% tahun
20% tahun
40% tahun
13% 7 tahun

Diagram 3.1.5 distribusi frekuensi lama nya lansia didiagnosa dengan dm di


desa setia darma, maret 2023 (n:30)

Dari data distribusi frekuensi diatas didapat lama lansia diidgnosa dengan dm di desa
setia darma yaitu 1 tahun (13%) atau sebanyak 4 orang, 2 tahun (40%) atau sebanyak
12 orang, 3 tahun (13%) atau sebanyak 4 orang, 4 tahun (20%) atau sebanyak 6 orang,
5 tahun (10%) atau sebanyak 3 orang dan yang terakhir yaitu (3%) atau sebanyak 3
orang dari total hasil 30 responden.

2
2. Riwayat DM dikeluarga

Riwayat DM Keluarga

Ada
47% Tidak ada
53%

Diagram 3.1.6 distribusi frekuensi Riwayat DM di keluarga pada


lansia dengan dm di desa setia darma, maret 2023 (n:30)

Dari data distribusi frekuensi diatas didapat bahwa Riwayat diabetes melitus Ada
(47%) atau sebanyak 14 orang dan Tidak ada (53% ) atau sebanyak 16 orang dari 30
responden.

3. Pendidikan Kesehatan Tentang DM

Pendidikan Kesehatan DM

27%
Tidak
Pernah

73%

Diagram 3.1.7 distribusi frekuensi Pendidikan kesehatan pada lansia


dengan dm di desa setia darma, maret 2023 (n:30)

Dari data distribusi frekuensi diatas didapat lansia yang pernah mendapatan penkes
tentang DM yaitu 27% atau sebnyak 8 orang sedangkan yang tidak pernah
mendapatkan penkes yaitu 73% atau sebanyak 22 orang dari jumlah 30 responden.

2
1.2 KUESIONER
Hasil pengumpulan data kuesioner pada lansia dengan Diabetes Melitus
- Wilayah : Desa Setia Darma Kec. Tambun Selatan
- Waktu Pengambilan Data : 07 Maret 2023
- Media : Kuesioner berbentuk media cetak (Kertas Hvs)
- Responden : 30 orang

A. DATA PENGETAHUAN
1. Diabetes Melitus adalah penyakit dimana terjadi peningkatan kadar gula diatas batas normal
 Sebanyak 77% responden menjawab benar.
 Sebanyak 23% responden menjawab salah.
Diabetes melitus adalah penyakit dimana terjadi peningkatan kadar gula darah diatas batas normal.

23%

BenarSalah
77%

Diagram 3.2.1 Tabel hasil kuesioner pengetahuan lansia tentang Diabetes Melitus pertanyaan 1

2. Riwayat keluarga, kegemukan pola makan yang salah dan kurangnya aktifitas fisik adalah
faktor pencetus timbulnya DM.
 Sebanyak 70 responden menjawab Benar
 Sebanyak 30% responden menjawab salah.

Riwayat keluarga, kegemukan, pola makan yang salah dan kurangnya aktifitas fisik adalah faktor pen
30%

70%

Benar

Salah

Diagram 3.2.2 Tabel hasil kuesioner pengetahuan lansia tentang Diabetes Melitus pertanyaan 2

2
3. Pola makan yang tidak sehat di usia muda, bukan penyebab dari timbulnya DM
 Sebanyak 57% responden menjawab benar
 Sebanyak 43% responden menjawab salah

Pola makan yang tidak sehat di usia muda, bukan penyebab dari timbulnya DM

43%

57%
Benar

Salah

Diagram 3.2.3 Tabel hasil kuesioner pengetahuan lansia tentang Diabetes Melitus pertanyaan 3

4. Pola makan yang baik merupakan salah satu tindakan pencegahan dari penyakit DM
 Sebanyak 67% responden menjawab benar
 Sebanyak 33% responden menjawab salah

33%

67%
Benar
Salah

Diagram 3.2.4 Tabel hasil kuesioner pengetahuan lansia tentang Diabetes Melitus pertanyaan 4

5. Mengkonsumsi minuman bersoda, sirup dan minuman pemanis secara berlebihan tidak
meningkatkan kadar gula darah
 Sebanyak 76 responden menjawab benar
 Sebanyak 24 responden menjawab salah

2
24%

76%
Benar Salah

Diagram 3.2.5 Tabel hasil kuesioner pengetahuan lansia tentang Diabetes Melitus pertanyaan 5

6. Mengkonsumsi makanan yang berlemak tinggi secara berlebihan tidak berpengaruh pada
timbulnya DM
 Sebanyak 63% responden menjawab benar
 Sebanyak 37% responden menjawab salah

37%
Benar

63% Salah

Diagram 3.2.6 Tabel hasil kuesioner pengetahuan lansia tentang Diabetes Melitus pertanyaan 6

7 . Sering haus, lapar dan BAK merupakan tanda gejala diabetes


 Sebanyak 60% responden menjawab benar
 Sebanyak 40% responden menjawab salah

40%
Benar
60%
Salah

Diagram 3.2.7 Tabel hasil kuesioner pengetahuan lansia tentang Diabetes Melitus pertanyaan 7

3
8. Pengaturan jumlah makan, jenis makanan dan jadwal makan yang baik dapat mengurangi
risiko terjadinya penyakit DM
 Sebanyak 89% responden menjawab benar
 Sebanyak 11 % responden menjawab salah

11%

Benar
Salah
89%

Diagram 3.2.8 Tabel hasil kuesioner pengetahuan lansia tentang Diabetes Melitus pertanyaan 8

9. Diabetes Melitus dapat disembuhkan


 Sebanyak 57% responden menjawab benar
 Sebanyak 43% responden menjawab salah

43%

57%
Benar
Salah

Diagram 3.2.9 Tabel hasil kuesioner pengetahuan lansia tentang Diabetes Melitus pertanyaan 9

3
10. Gemetaran dan berkeringat merupakan tanda tingginya kadar gula darah
 Sebanyak 73% responden menjawab benar
 Sebanyak 27% responden menjawab salah

27%

Benar
73% Salah

Diagram 3.2.10 Tabel hasil kuesioner pengetahuan lansia tentang Diabetes Melitus
pertanyaan 10

B. DATA SIKAP
1. Kadar gula darah meningkat sesuai dengan usia adalah hal yang wajar
 Sebanyak 21% responden menjawab sangat setuju
 Sebanyak 23% responden menjawab setuju
 Sebanyak 56% responden menjawab kurang setuju
 Sebanyak 0% responden menjawab tidak setuju

0%
21%
Sangat setuju Setuju Kurang Setuju
Tidak Setuju

56%
23%

Diagram 3.2.11 Tabel hasil kuesioner sikap lansia tentang Diabetes Melitus pertanyaan 1

3
2. Saya tetap perlu menjaga pola makan sehat walaupun saya tidak mempunayai obesitas
 Sebanyak 0% responden menjawab sangat setuju
 Sebanyak 67% responden menjawab setuju
 Sebanyak 33% responden menjawab kurang setuju
 Sebanyak 0% responden menjawab tidak setuju

0%
Sangat setuju Setuju Kurang Setuju
33% Tidak Setuju

67%

Diagram 3.2.12 Tabel hasil kuesioner sikap lansia tentang Diabetes Melitus pertanyaan 2

3. Saya hanya menjaga pola makan ketika kadar gula darah saya tinggi
 Sebanyak 2% responden menjawab sangat setuju
 Sebanyak 48% responden menjawab setuju
 Sebanyak 45% responden menjawab kurang setuju
 Sebanyak 5% responden menjawab tidak setuju
2%
5%

Sangat setuju Setuju Kurang Setuju


Tidak Setuju

45% 48%

Diagram 3.2.13 Tabel hasil kuesioner sikap lansia tentang Diabetes Melitus pertanyaan 3

3
4. Jika saya langsung tidur setelah makan besar, dapat berpengaruh buruk terhadap kesehatan
 Sebanyak 16% responden menjawab sangat setuju
 Sebanyak 67% responden menjawab setuju
 Sebanyak 17% responden menjawab kurang setuju
 Sebanyak 0% responden menjawab tidak setuju

0%

16%
17%

Sangat setuju Setuju Kurang Setuju


Tidak Setuju
67%

Diagram 3.2.14 Tabel hasil kuesioner sikap lansia tentang Diabetes Melitus pertanyaan 4

5. Saya cukup mengatur pola makan tanpa perlu berolahraga untuk menghindari DM
 Sebanyak 3% responden menjawab sangat setuju
 Sebanyak 50% responden menjawab setuju
 Sebanyak 40% responden menjawab kurang setuju
 Sebanyak 7% responden menjawab tidak setuju

7%

3%

Sangat setuju Setuju Kurang Setuju


40% 50% Tidak Setuju

Diagram 3.2.15 Tabel hasil kuesioner sikap lansia tentang Diabetes Melitus pertanyaan 5

3
6. Saya akan memeriksa gula darah secara tepat waktu, minimal satu kali dalam sebulan
 Sebanyak 10% responden menjawab sangat setuju
 Sebanyak 85% responden menjawab setuju
 Sebanyak 0% responden menjawab kurang setuju
 Sebanyak 5% responden menjawab tidak setuju

5%

10%
0%

Sangat setuju Setuju Kurang Setuju


Tidak Setuju

85%

Diagram 3.2.16 Tabel hasil kuesioner sikap lansia tentang Diabetes Melitus pertanyaan 6

7. Saya akan menjalankan diet agar kadar gula darah saya selalu terkontrol
 Sebanyak 20% responden menjawab sangat setuju
 Sebanyak 70% responden menjawab setuju
 Sebanyak 7% responden menjawab kurang setuju
 Sebanyak 3% responden menjawab tidak setuju

3%

7% 20%

Sangat setuju Setuju


Kurang Setuju

Tidak Setuju
70%

Diagram 3.2.17 Tabel hasil kuesioner sikap lansia tentang Diabetes Melitus pertanyaan 7

3
8. Saya dapat mengendalikan diabetes hanya dengan minum obat
 Sebanyak 3% responden menjawab sangat setuju
 Sebanyak 47% responden menjawab setuju
 Sebanyak 47% responden menjawab kurang setuju
 Sebanyak 3% responden menjawab tidak setuju

3%

3%

Sangat setuju Setuju Kurang Setuju


47% 47% Tidak Setuju

Diagram 3.2.18 Tabel hasil kuesioner sikap lansia tentang Diabetes Melitus pertanyaan 8

9. Saya menganggap diabetes merupaka penyakit yang serius


 Sebanyak 20% responden menjawab sangat setuju
 Sebanyak 57% responden menjawab setuju
 Sebanyak 13% responden menjawab kurang setuju
 Sebanyak 10% responden menjawab tidak setuju

10%

20%
13%

Sangat setuju Setuju Kurang Setuju


Tidak Setuju
57%

Diagram 3.2.19 Tabel hasil kuesioner sikap lansia tentang Diabetes Melitus pertanyaan 9

3
10. Saya makan saat saya lapar tanpa harus melakukan pengaturan jadwal makanan secara
teratur
 Sebanyak 7% responden menjawab sangat setuju
 Sebanyak 57% responden menjawab setuju
 Sebanyak 23% responden menjawab kurang setuju
 Sebanyak 13% responden menjawab tidak setuju

13%

7%

23% Sangat setuju Setuju Kurang Setuju


Tidak Setuju
57%

Diagram 3.2.20 Tabel hasil kuesioner sikap lansia tentang Diabetes Melitus pertanyaan 10

C. DATA KETERAMPILAN
1. Saya mengkonsumsi gula lebih dari 12 sendok teh per hari
 Sebanyak 3% responden menjawab selalu
 Sebanyak 107% responden menjawab sering
 Sebanyak 64% responden menjawab kadang-kadang
 Sebanyak 23% responden menjawab tidak pernah

3%
10%
23%

64%

SelaluSeringKadang-kadangTidak pernah
Diagram 3.2.21 Tabel hasil kuesioner sikap lansia tentang Diabetes Melitus pertanyaan 1

3
2. Saya menghindari makan es krim, cake, coklat,dan sosis
 Sebanyak 23% responden menjawab selalu
 Sebanyak 207% responden menjawab sering
 Sebanyak 57% responden menjawab kadang-kadang
 Sebanyak 0% responden menjawab tidak pernah

0%
23%

57%
20%

SelaluSeringKadang-kadangTidak pernah

Diagram 3.2.22 Tabel hasil kuesioner sikap lansia tentang Diabetes Melitus pertanyaan 2

3. Saya melakukan kunjungan konsultasi gizi


 Sebanyak 0% responden menjawab selalu
 Sebanyak 07% responden menjawab sering
 Sebanyak 27% responden menjawab kadang-kadang
 Sebanyak 73% responden menjawab tidak pernah

0%

27%

73%

SelaluSeringKadang-kadangTidak pernah

Diagram 3.2.23 Tabel hasil kuesioner sikap lansia tentang Diabetes Melitus pertanyaan 3

3
4. Saya memberikan selang waktu 3 jam dari makan besar ke makan kecil
 Sebanyak 0% responden menjawab selalu
 Sebanyak 7% responden menjawab sering
 Sebanyak 35% responden menjawab kadang-kadang
 Sebanyak 65% responden menjawab tidak pernah

0%

35%

65%

SelaluSeringKadang-kadangTidak pernah

Diagram 3.2.24 Tabel hasil kuesioner sikap lansia tentang Diabetes Melitus pertanyaan 4

5. Saya memeriksakan gula darah minimal 1x dalam satu bulan


 Sebanyak 0% responden menjawab selalu
 Sebanyak 3% responden menjawab sering
 Sebanyak 57% responden menjawab kadang-kadang
 Sebanyak 40% responden menjawab tidak pernah
0%
3%

40%

57%

SelaluSeringKadang-kadangTidak pernah

Diagram 3.2.25 Tabel hasil kuesioner sikap lansia tentang Diabetes Melitus pertanyaan 5

3
6. Sebagai penderita DM, saya menerapkan pola makan baik
 Sebanyak 7% responden menjawab selalu
 Sebanyak 10% responden menjawab sering
 Sebanyak 80% responden menjawab kadang-kadang
 Sebanyak 3% responden menjawab tidak pernah
7%
3%
10%

80%

SelaluSeringKadang-kadangTidak pernah

Diagram 3.2.26 Tabel hasil kuesioner sikap lansia tentang Diabetes Melitus pertanyaan 6

7. Saya ikut kegiatan sosialisasi mengenai DM di posbindu/ puskesmas


 Sebanyak 0% responden menjawab selalu
 Sebanyak 0% responden menjawab sering
 Sebanyak 40% responden menjawab kadang-kadang
 Sebanyak 60% responden menjawab tidak pernah

0%
0%

40%

60%

SelaluSeringKadang-kadangTidak pernah

Diagram 3.2.27 Tabel hasil kuesioner sikap lansia tentang Diabetes Melitus pertanyaan 7

4
8. Saya berpartisipasi senam DM yang dilakukan di posbindu/ puskesmas
 Sebanyak 0% responden menjawab selalu
 Sebanyak 0% responden menjawab sering
 Sebanyak 23% responden menjawab kadang-kadang
 Sebanyak 77% responden menjawab tidak pernah
0%
0%
23%

77%

SelaluSeringKadang-kadangTidak pernah

Diagram 3.2.28 Tabel hasil kuesioner sikap lansia tentang Diabetes Melitus pertanyaan 8

9. Saya berolahraga minimal satu kali dalam seminggu


 Sebanyak 0% responden menjawab selalu
 Sebanyak 0% responden menjawab sering
 Sebanyak 40% responden menjawab kadang-kadang
 Sebanyak 60% responden menjawab tidak pernah
0%
0%

40%

60%

SelaluSeringKadang-kadangTidak pernah

Diagram3.2.29 Tabel hasil kuesioner sikap lansia tentang Diabetes Melitus pertanyaan 9

4
C. Analisa masalah
NO DATA MASALAH
1. Data Primer Kesiapan Peningkatan
Hasil Kuisioner: Manajemen Kesehatan (
1 .Dari sejumlah 30 responden,sebanyak 70 % Lansia D.0112 ) pada lansia
Dengan DM didesa setia darma
2 . Sebanyak 17% Lansia dengan DM usia 65
th 3 . Sebanyak 13% lansia dengan DM usia 66
th 4 . Sebanyak 20% lansia dengan DM usia 67
th 5 . Sebanyak 10% lansia dengan DM usia 68
th 6 . Sebanyak 20 % lansia dengan DM usia 69
th 7 . Sebanyak 20 % lansia dengan DM usia 70
th
8 . Sebanyak 43 % lansia dengan DM berpendidikan SMA
9 . Sebanyak 17 % lansia dengan DM dengan jenis kelamin
laki-laki 57 %
10 . Sebanyak 13 % lansia dengan DM dengan jenis
kelamin perempuan 43 %
11 . Sebanyak 30 % lansia dengan DM
pekerjaannya Wiraswasta
2. Data Primer Risiko
Hasil Wawancara : ketidakseimbangan kadar
1. Dari hasil wawancara Riwayat DM dikeluarga Glukosa darah ( D.0038 )
53 % ada dan 47 % tidak ada Pada lansia di desa setia
2. Sebanyak 27% lansia tidak mendapatkan darma
pendidikan kesehatan tentang DM
3. Sebanyak 73 % lansia pernah mendapatkan
pendidikan kesehatan tentang DM
4. Sebanyak 55 % lansia benar mengetahui
tentang pengetahuan kesehatan DM
5. Sebanyak 45 % lansia salah mengetahui tentang
pengetahuan kesehatan DM

4
6. Sebanyak 64 % lansia kadang-kadang
mengkonsumsi gula lebih dari 12 sendok
perhari
7. Sebanyak 73 % lansia tidak pernah melakukan
kunjungan konsultasi gizi
8. Sebanyak 60% lansia tidak pernah ikut
kegiatan sosialisasi mengenai DM
diposbindu/puskesmas
3. Data Primer Kesiapan Peningkatan
Hasil Kuisioner Pengetahuan ( D.0113 )
1. Sebanyak 77 % lansia mengetahui Pengertian dari pada lansia di desa setia
DM darma
2. Sebanyak 70 % lansia mengetahui pola makan yang
salah dan kurangnya aktifitas fisik adalah faktor
pencetus timbulnya DM
3. Sebanyak 57% lansia mengetahui tentang pola
makan yang tidak sehat di usia muda bukan
penyebab dari timbulnya DM
4. Sebanyak 67 % lansia Mengetahui pola makan yang
baik merupakan salah satu tindakan pencegahan
dari penyakit DM
5. Sebanyak 76 % lansia mengetahui tentang
mengkonsumsi minuman bersoda, dan simpan
minuman pemanis secara berlebihan tidak
meningkatkan kadar gula darah
6. Sebanyak 63 % lansia mengetahui bahwa
mengkonsumsi makanan yang berlemak tinggi
secara berlebihan tidak berpengaruh pada timbulnya
DM
7. Sebanyak 60% lansia mengetahui jika sering haus
,lapar dan BAK merupakan tanda gejala diabetes
8. Sebanyak 89% lansia mengetahui tentang
pengaturan jumlah makan,jenis makanan dan
jadwal

4
yang baik dapat mengurangi risiko terjadinya
penyakit DM
9. Sebanyak 57 % lansia mengetahui jika DM dapat
disembuhkan
10. Sebanyak 75% lansia mengetahui jika gemetaran
dan berkeringat merupakan tanda tingginya kadar
gula darah

D. Skoring dan Prioritas Masalah

No Diagnosa Keperawatan Pentingnya Perubahan Penyelesaian Score


Penyelesaian Positif untuk untuk
masalah penyelesaian peningkatan
1 . Rendah di komunitas kualitas hidup
2 . Sedang 0 .Tidak ada 0 . Tidak ada
3 . Tinggi 1 .Rendah 1 .Rendah
2 .Sedang 2 . Sedang
3 .Tinggi 3 . Tinggi
1 Kesiapan Peningkatan 3 3 3 9
manajemen kesehatan (
D.0112 ) pada lansia
didesa setia darma
2 Risiko 3 3 2 8
Ketidakseimbangan
Kadar Glukosa darah (
D.0038 ) pada lansia
didesa setia darma
3 Kesiapan Peningkatan 3 3 3 9
Pengetahuan ( D.0113 )
pada lansia didesa setia
darma

4
E. Diagnosa Keperawatan Sesuai Prioritas
Setelah dilakukan Analisa data, scoring dan memproritas masalah didapatkan 3
diagnosa yaitu :
1 . Kesiapan Peningkatan Manajemen Kesehatan ( D.0112 ) pada
lansia Didesa Darma
2 . Risiko Ketidakseimbangan Kadar Glukosa Darah ( D.0038 ) pada
Lansia didesa darma
3 . Kesiapan Peningkatan Pengetahuan ( D.0113 ) pada lansia
didesa Darma.

4
F. Intervensi Keperawatan
No Diagnosa Tujuan dan Kriteria Intervensi Keperawatan
Keperawatan Hasil

1 Kesiapan Setelah dilakukan Edukasi Kesehatan ( I.12383 )


Peningkatan pendidikan kesehatan, Observasi
Manajemen maka manajemen -Identifikasi kesiapan dan
Kesehatan kesehatan (L.12104) kemampuan menerima informasi
( D.0112 ) meningkat dengan kriteria - Identifikasi faktor-faktor yang tepat
hasil: meningkatkan dan menurunkan
1 . Melakukan tindakan motivasi perilaku hidup bersih dan
untuk mengurangi faktor sehat
risiko meningkat. Terapeutik
2 . Menerapkan program -Sediakan materi dan media
perawatan meningkat pendidikan kesehatan
3 . Aktivitas hidup sehari- -jadwalkan pendidikan kesehatan
hari efektif memenuhi sesuai kesepakatan
tujuan kesehatan -Berikan kesempatan untuk bertanya
meningkat Edukasi
4 . Verbalisasi kesulitan -Jelaskan faktor risiko yang dapat
dalam menjalani program mempengaruhi kesehatan
perawatan/pengobatan Ajarkan perilaku hidup bersih dan
menurun sehat
-Ajarkan strategi yang dapat
digunakan untuk meningkatkan
perilaku hidup bersih dan sehat
2 Risiko Setelah dilakukan Managemen Hiperglikemia (I.03115
Ketidakseimbangan pendidikan kesehatan, )
kadar glukosa darah maka kestabilan kadar Observasi
( D.0038 ) glukosa darah meningkat -Identifikasi kemungkinan penyebab
dengan kriteria hasil hiperglikemia
:(L.03022 )
1.Mengantuk menurun

4
2.Pusing menurun -Identifikasi situasi yang
3.Kadar glukosa darah menyebabkan kebutuhan insuli
membaik meningkat
-Monitor kadar glukosa darah jika
perlu
-Monitor tanda dan gejala
hiperglikemia
-Monitor intake dan output cairan
-Monitor keton urin,kadar analisa gas
darah,elektrolit,tekanan darah
ortostatik dan frekuensi nadi
Terapeutik
-Berikan asupan cairan oral
-Konsultasi dengan medis jika tanda
dan gejala hiperglikemia tetap ada
atau memburuk
-Fasilitas ambulasi jika ada hipotensi
Edukasi
-Anjurkan mengjindari olahraga saat
kadar glukosa darah lebih dari
250mg/dl
Asnjurkan mpnitor kadar glujosa
darah secara mandiri
-anjurkan indikasi dan pentingnya
pengujian keton urin jika perlu
Kolaborasi
-kolaborasi pemberian insulin jika
perlu
-Kolaborasi pemberian cairan iv jika
perlu
-Kolaborasi pemberian kalium jika
perlu

4
3 Kesiapan Setelah dilakukan Edukasi Kesehatan ( I.12383 )
Peningkatan pendidikan kesehatan, Observasi
Pengetahuan maka status tingkat -Identifikasi kesiapan dan kemapuan
(D.0113 ) pengetahuan meningkat menerima informasi
dengan ktiteria hasil :( -Identifikasi faktor-faktor yang dapat
L.12111) meningkatkan dan menurunkan
1. Kemampuan motovasi perilaku hidup bersih dan
menjelaskan pengetahuan sehat
tentang suatu topik Terapeutik
meningkat -sediakan materi dan media
2. Kemapuan pendidikan kesehatan
menggambarkan Jadwalkan pendidikan kesehatan
pengalaman sebelumnya sesuai kesepakatan
yang sesuai dengan topik -Berikan kesempatan untuk bertanya
meningkat Edukasi
3. Perilaku sesuai dengan -Jelaskan faktor-faktor yang dapat
pengetahuan meningkat mempengaruhi kesehatan
-Ajarkan perilaku hidup bersih dan
sehat
-Ajarkan srategi yang dapat digunakan
untuk meningkatkan perilaku hidup
bersih dan sehat

G. POA
No Masalah TUJUAN Kegiat Sasaran Waktu Tempat Sumber MEDIA Penanggu
keperawatan an dana ng jawab
1 Kesiapan Klien Memb Lansia Tgl 9 Di Swaday Laptop,int mahasisw
peningkatan mampu erikan didesa Maret lapangan a ernet dan a
Manajemen meningkat penjel setia 2023 serbagun mahasis acces,
kesehatan ( kan asan darma a desa. wa leaflet,
D.0112 ) manajeme menge

4
pada lansia n nai materi
didesa darma kesehatan keseha ppt.
tan
lansia.

H. Laporan Pendahuluan

LAPORAN PENDAHULUAN
IMPLEMENTASI
KEPERAWATAN:
PENYULUHAN KESEHATAN TENTANG DM PADA LANSIA

A. LATAR BELAKANG
Lansia merupakan seseorang yang telah memasuki usia 60 tahun keatas. Lansia
merupakan kelompok umur pada manusia yang telah memasuki tahapan akhir dari
fase kehidupannya. Kelompok yang dikategorikan lansia ini akan terjadi suatu proses
yang disebut Aging Process atau proses penuaan. Usia lanjut sebagai tahap akhir
siklus kehidupan merupakan tahap perkembangan normal yang akan dialami oleh
setiap individu yang mencapai usia lanjut. Hal tersebut merupakan suatu kenyataan
yang tidak dapat dihindari oleh setiap manusia (Notoatmodjo, 2014). Dengan
bertambahnya umur, fungsi fisiologis mengalami penurunan akibat proses penuaan
sehingga penyakit tidak menular banyak muncul pada lanjut usia.
Diabetes melitus (DM) merupakan sekumpulan penyakit dari hambatan metabolik
yang ditandai dengan meningkatnya kadar gula darah didalam darah (hiperglikemia)
disebabkan oleh rusaknya sekresi insulin, kerja insulin, maupun keduanya. (Smeltzer,
2013, p.211). Menurut International Diabetes Federation (IDF) pada tahun 2017,
penderita diabetes melitus didunia mencapai 424,9 juta jiwa dan diperkirakan ditahun
2045 penderita diabetes militus didunia akan mencapai 628,6 juta jiwa. Indonesia
menempati urutan ke enam dunia setelah Tiongkok, India, Amerika Serikat, Brazil
dan Meksiko, dengan jumlah penyandang Diabetes di Indonesia usia 20-79 tahun
sekitar 10,3 juta orang. Diperkirakan angka tersebut akan terus mengalami kenaikan
hingga mencapai 16,7 juta jiwa pada tahun 2045. (IDF, 2017). Menurut hasil data dari
InfoDATIN tahun 2018, prevalensi DM di Asia Tenggara dari tahun 1980 sebesar
4,1% atau sekitar 17 juta manusia, dan mengalami peningkatan di tahun 2014 sebesar
8,6% atau sekitar 96 juta manusia. (InfoDATIN, 2018).
4
5
Menurut hasil Data dari Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas), prevalensi DM di
Indonesia berdasarkan pemeriksaan darah pada penduduk tahun tahun 2013 sebesar
6,9% dan mengalami peningkatan pada tahun 2018 sebesar 10,9%. Di Jawa Barat
sendiri prevalensi diabetes melitus berdasarkan diagnosis dokter pada penduduk di
tahun 2013 sebesar 1,3% dan mengalami peningkatan pada 2 tahun 2018 sebesar
1,8%. (Riskesdas, 2018). Menurut hasil data dari profil kesehatan kota Bekasi tahun
2014, diabetes melitus masuk kedalam dua terbesar penyakit tidak menular. Tahun
2014 penderita diabetes melitus (E14) berjumlah 493 kasus (2,6%), (Profil Kesehatan
Kota Bekasi, 2014). Menurut riset Open Data Jabar tahun 2019-2020, jumlah
penderita diabetes melitus di Kabupaten Bekasi adalah sebanyak 89.055-242.169
orang. Berdasarkan data tersebut, diabetes melitus tentunya menjadi hal yang perlu
diperhatikan karena angka kejadian yang tergolong tinggi.
Musyawarah masyarakat desa merupakan suatu kegiatan yang dilakukan oleh
masyarakat desa untuk menyampaikan permasalahan yang terjadi di desa serta
menentukan solusi pemecahan masalah. Dalam permenkes nomor 8 tahun 2019
tentang pemberdayaan masyarakat di bidang kesehatan, menyatakan bahwa
musyawarah desa adalah salah satu bentuk penyelenggaraan pemberdayaan
masyarakat. Melalui musyawarah diharapkan dapat menyelesaikan masalah kesehatan
yang ada di desa terutama masalah kesehatan (Nurafifah, 2020).

B. Diagnosa Keperawatan
SDKI : (D.0112) Kesiapan Peningkatan Manajemen Kesehatan pada lansia didesa
Darma
Tujuan Umum
Setelah dilakukan pendidikan kesehatan tentang Peningkatan Manajemen Kesehatan
pada lansia, diharapkan tingkat kesadaran akan dampak buruk diabetes bagi kesehatan
lansia meningkat.
Tujuan Khusus
Setelah dilakukan pendidikan kesehatan tentang bahaya diabetes melitus , diharapka
sasaran mampu :
1) Mampu menjelaskan faktor risiko yang dapat mempengaruhi kesehatan
2) Melakukan tindakan untuk mengurangi faktor risiko penyakit.
3) Menerapkan program perawatan tentang diabetes melitus.
4) Aktivitas hidup sehari-hari efektif untuk memenuhi tujuan kesehatan.

5
5) Mampu mengatasi kesulitan dalam menjalani program perawatan/pengobatan.
Luaran Keperawatan : (L.12104) manajemen kesehatan
SIKI : ( I.12383 ) Edukasi Kesehatan
Ajarkan strategi yang dapat digunakan untuk meningkatkan perilaku hidup bersih dan
sehat pada lansia didesa setia darma.

SDKI : (D.0038) Risiko Ketidakseimbangan Kadar Glukosa Darah pada Lansia


didesa Darma
Tujuan Umum
Setelah dilakukan pendidikan kesehatan tentang Risiko Ketidakseimbangan Kadar
Glukosa Darah maka kestabilan kadar glukosa darah lansia didesa Darma meningkat
Tujuan Khusus
Setelah dilakukan pendidikan kesehatan tentang bahaya Ketidakseimbangan kadar
glukosa darah, diharapka sasaran mampu :
1) Menyebutkan apa saja yang harus dilakukan bila merasakan kantuk yang berlebih
2) Mengecek secara rutin kadar glukosa dalam darah kepada petugas kesehatan di
puskesmas setempat
3) Menyebutkan makanan atau minuman apa saja yang memicu naiknya kadar
glukosa dalam darah.
Luaran Keperawatan : (L.03022 ) kestabilan kadar glukosa darah
SIKI : (I.03115) Managemen Hiperglikemia
Anjurkan menghindari olahraga saat kadar glukosa darah lebih dari 250mg/dl
Anjurkan monitor kadar glukosa darah secara mandiri

SDKI : (D.0113) Kesiapan Peningkatan Pengetahuan pada lansia didesa Darma.


Tujuan Umum
Setelah dilakukan pendidikan kesehatan tentang Kesiapan Peningkatan Pengetahuan
pada lansia didesa Darma maka status tingkat pengetahuan meningkat
Tujuan Khusus
Setelah dilakukan pendidikan kesehatan tentang Kesiapan Peningkatan Pengetahuan
pada lansia didesa Darma, diharapka sasaran mampu :
1) Mampu menjelaskan pengetahuan tentang diabetes melitus
2) Mampu menjelaskan faktor-faktor yang dapat meningkatkan dan menurunkan
motivasi perilaku hidup bersih dan sehat

5
Luaran Keperawatan : (L.12111) Tingkat Pengetahuan

SIKI : ( I.12383 ) Edukasi Kesehatan

Jelaskan faktor-faktor yang dapat mempengaruhi kesehatan

Ajarkan perilaku hidup bersih dan sehat

Ajarkan srategi yang dapat digunakan untuk meningkatkan perilaku hidup bersih dan
sehat

C. Metode
Metode yang digunakan adalah pendidikan kesehatan dan tanya jawab
D. Media
Power point, video, leaflet
E. Waktu dan tempat
Hari : Kamis
Tanggal : 9 Maret 2023
Tempat : Lapangan Serbaguna Desa
F. Persiapan
1) Lingkungan : diatur sehingga memudahkan pada saat dilakukan pendidikan kesehatan
2) Mahasiswa mempersiapkan media dan materi yang digunakan dalam demonstrasi
3) Pelaksanaan:
No Kegiatan Waktu
1 Fase Orientasi 5 Menit
- Mengucapkan salam, memulai dengan cara
yang baik
- Menanyakan keadaan partisipan hari ini
- Menjelaskan tujuan dan kontrak waktu
2 Fase Kerja 45 menit
a. Menjelaskan pengertian manajemen kesehatan
b. Menjelaskan pengertian dari diabetes melitus
c. Menjelaskan penyakit akibat penyakit diabetes
melitus
d. Menjelaskan cara mengatasi bila kadar glukosa
dalam darah meningkat

5
e. Menampilkan video tentang diabetes melitus
f. Memberikan kesempatan kepada partisipan
untuk bertanya
g. Menjawab pertanyaan peserta
3 Fase Terminasi 5 Menit
- Menyimpulkan hasil materi penyuluhan
- Memberikan evaluasi kegiatan secara lisan
- Mengakhiri kontrak pertemuan hari ini
- Mengucapkan salam penutup

G. Kriteria Evaluasi
1. Struktur
a. Adanya kontrak dan kesepakatan dengan lansia di desa Darma
b. Adanya persiapan yang baik terkait tempat dan perlengkapan lainnya
c. Adanya permohonan izin dari pejabat desa setempat
2. Proses
a. Semua peserta mengikuti kegiatan dari awal sampai akhir
b. Peserta antusias dan aktif mengikuti kegiatan
c. Peserta memberikan respon berupa pertanyaan dan masukan
3. Hasil
a. Partisipan dapat menjawab pertanyaan tentang Pengertian DM
b. Partisipan mampum menjawab tentang tujuan pengaturan diit, syarat diit, bahan
makanan yang dianjurkan dan tidak dianjurkan untuk penderita DM, porsi dan
komposisi makanan ideal bagi penderita DM.
c. Partisipan dapat mengetahui Cara Menjaga gula darah dalam batas normal dan
penanganannya.

Jakarta, 09 – 03 - 2023
Supervisor Mahasiswa

5
BAB IV

PENUTUP

A. Kesimpulan

Diabetes melitus (DM) merupakan sekumpulan penyakit dari hambatan metabolik


yang ditandai dengan meningkatnya kadar gula darah didalam darah (hiperglikemia)
disebabkan oleh rusaknya sekresi insulin, kerja insulin, maupun keduanya. (Smeltzer, 2013,
p.211). Didapat data dari jumlah lansia yang menderita DM di desa setia darma sebanyak 30
responden bahwa sebanyak 27% lansia belum pernah mendaptkan Pendidikan mengenai DM
dan masih 45% lansia belum memahami pengetahuan tentang DM. karena dari 30 responden,
sebanyak 60% lansia tidak pernah ikut kegiatan sosialisasi mengenai DM di posyandu/
posbindu setempat. Sehingga lansia dengan DM sangat perlu memahami tentang pentingnya
penanganan dan diit yang baik agar mengurangi resiko atau komplikasi yang terjadi karena
DM dengan diadakannya penyuluhan khusus lansia dengan DM dengan metode
menggunakan ppt dan leaflet yang akan di bagikan agar para lansia dapat membaca ulang
saat dirumah.

5
DAFTAR PUSTAKA

SARI, K. N. F. P. (2019). Gambaran Pola Konsumsi Sayur Dan Buah Serta Kadar Glukosa Darah
Penderita Diabetes Mellitus Di Rumah Sakit Umum Daerah Wangaya Denpasar (Doctoral
dissertation, Poltekkes Denpasar).

Simak, V. F., & Renteng, S. (2021). Keperawatan Komunitas Dua (Konsep Asuhan Keperawatan
Komunitas). Tohar Media.

Azizah, L. M. R. (2014). Self Efficacy Lanjut Usia Dalam Kemandirian Aktifitas Hidup Sehari-Hari Di
Panti Werdha(Doctoral dissertation, Kemendikbud Kopertis Wilayah VII).

PPNI. (2019). Standar Luaran Keperawatan Indonesia: Definisi dan Kriteria Hasil
Keperawatan, Edisi 1 Cetakan II. Jakarta: PPNI.

Juwita, L., & Febrina, W. (2018). Model pengendalian kadar gula darah penderita diabetes mellitus. Jurnal
Endurance, 3(1), 102-111.

Suprianti, A. A., Masriadi, M., & Gobel, F. A. (2023). Determinan Diabetes Mellitus di Kabupaten
Kepulauan Selayar. Journal of Muslim Community Health, 4(4), 120-129.

5
Lembar kuesioner
Pada Lansia dengan Diabetes Melitus
di Desa Setia Darma Kec. Tambun Selatan

Data Demografi

1. Nama Inisial :

2. Umur :

3. Jenis kelamin : □ Laki - laki □ Perempuan⃰

4. Pendidikan Terakhir : □ Tidak Tamat SD

□ Tidak Sekolah

□ SD

□ SLTP

□ SMA/SLTA/Diploma/Sarjana⃰

5. Pekerjaan : □ Pegawai Swata □ Wiraswasta

□ Ibu rumah tangga □ Tidak Bekerja

□ Pensiunan □ Lain- lain, sebutkan ….⃰

6. Lama di diagnose DM...................(dalam tahun)

7. Riwayat DM keluarga : □ Ada □ Tidak ada⃰⃰

8. Pendidikan kesehatan tentang DM : □ Tidak □ Pernah⃰

⃰beri tanda centang (√) pada jawaban yang benar


A. Pengetahuan

Penilaian
No Pertanyaan
Benar Salah
Diabetes melitus (DM) adalah penyakit dimana terjadi peningkatan kadar gula
1.
darah diatas batas normal
Riwayat keluarga, kegemukan, pola makan yang salah dan kurangnya aktivitas
2. fisik adalah faktor pencetus timbulnya DM

3. Pola makan yang tidak sehat diusia muda, bukan penyebab dari timbulnya DM
Pola makan yang baik merupakan salah satu tindakan pencegahan dari penyakit
4. DM
Mengkonsumsi minuman bersoda, sirup, dan minuman pemanis secara
5. berlebihan tidak meningkatkan kadar gula darah
Mengkonsumsi makanan yang berlemak tinggi secara berlebih tidak berpengaruh
6. terhadap timbulnya penyakit DM

7. Sering haus, lapar, dan sering kecing merupakan tanda gejala diabetes
Pengaturan jumlah makan, jenis makanan dan jadwal makan yang baik dapat
8. mengurangi resiko terjadinya penyakit DM

9. Diabetes Mellitus dapat disembuhkan

10. Gemetaran dan berkeringat merupakan tanda tingginya kadar gula darah
B. Sikap

Sangat Kurang Tidak


No Pertanyaan Setuju
setuju setuju setuju
Kadar gula dara meningkat sesuai dengan usia adalah hal yang
1. wajar
Saya tetap perlu menjaga pola makan sehat walaupun saya tidak
2. mempunayai obesitas
Saya hanya menjaga pola makan ketika kadar gula darah saya
3. tinggi
Jika saya langsung tidur setelah makan besar, dapat berpengaruh
4. buruk terhadap Kesehatan
Saya cukup mengatur pola makan tanpa perlu berolahraga untuk
5. menghindari DM

Saya akan memeriksa gula darah secara tepat waktu, minimal


6.
satu kali dalam sebulan
Saya akan menjalankan diet agar kadar gula darah saya selalu
7.
terkontrol

8. Saya dapat mengendalikan diabetes hanya dengan minum obat

Saya menganggap diabetes merupaka penyakit yang serius


9.

Saya makan saat saya lapar tanpa harus melakukan pengaturan


10. jadwal makanan secara teratur
C. Keterampilan

Kadang- Tidak
No Pertanyaan Selalu Sering
kadang pernah

1. Saya mengkonsumsi gula lebih dari 12 sendok teh per hari

2. Saya menghindari makan es krim, cake, coklat,dan sosis

3. Saya melakukan kunjungan konsultasi gizi

Saya memberikan selang waktu 3 jam dari makan besar ke


4. makan kecil

5. Saya memeriksakan gula darah minimal 1x dalam satu bulan

6. Sebagai penderita DM, saya menerapkan pola makan baik

Saya ikut kegiatan sosialisasi mengenai DM di posbindu/


7.
puskesmas
Saya berpartisipasi senam DM yang dilakukan di posbindu/
8. puskesmas

9. Saya berolahraga minimal satu kali dalam seminggu


DIABETEs
Oleh:
Safitri Gita P
Rika Pebriani
Annisa Kartikasari
Izatul Hasbiah
Diah Ekawati
Thoyib

Fakultas Ilmu Kesehatan


rsitas
Unive Islam As-Syafi’iyah
Jakar
2023
APA ITU DIABETEs ?
Diabetes Melitus atau yang dikenal dengan kencing
manis/penyakit gula merupakan penyakit dimana kadar
gula dalam darah cukup tinggi karena tubuh tidak dapat
melepaskan insulin atau menggunakan insulin sehingga
gula di dalam darah tidak dapat dimetabolisme.
SEsEorAnG DIkATAkAn mEnDErITA
DIABETEs mEllITUs APABIlA :

 Menunjukkan gejala DM + kadar gula darah sewaktu


> 200gr/dl
 Menunjukkan gejala DM + kadar gula darah puasa >
126 gr/dl.
 Kadar gula darah 2 jam pada tes toleransi glukosa
oral (TTGO) lebih dari 200 gr/dl.

(Unad.ac.id)
InDonEsIA mEnEmPATI rAnkInG 5 JUmlAH
PEnDErITA DIABETEs TIPE 1 PADA TAHUn 2021 DI
AsIA TEnGGArA

19.4
jUT
A
orAnG
Usia 20-79 th memiliki
diabetes di indonesia (yankes.kemkes
.go.id.) 1 dari 10 orang
1 dari 5
orang tidak
tahu
menderita
diabetes
WorlD DIABETEs DAy InFoGrAPHICs
DIABETES MEDICINE IN THE US

$327 BILLION WITH


Jupiter is the biggest
$$$

planet of them all


Mercury is the closest planet to the Sun
and the smallest of them all $
WITHOUT
Mars is actually a
very cold place
WorlD DIABETEs DAy InFoGrAPHICs
SYMPTOMS OF DIABETES

mErCUry jUPITEr
Mercury is quite a Jupiter is the biggest
small planet planet of them all
50% 80%
sATUrn mArs
Saturn is a gas giant Mars is actually
and has rings a very cold place
30% 10%
WorlD DIABETEs DAy InFoGrAPHICs
USUAL INSULIN DOSAGE

TYPE 2 DIABETES

Mercury is the closest planet to the Sun


and the smallest one in the Solar System— 50ML/DAY
it’s only a bit larger than the Moon
HIPoGlIkEmIA
Hipoglikemia adalah kondisi ketika kadar gula darah
di bawah kadar normal
WorlD DIABETEs DAy InFoGrAPHICs
MOST USED MEDICINES FOR DIABETICS

30% mErCUry 40% jUPITEr


Mercury is quite a Jupiter is the biggest
small planet planet of them all

10% sATUrn 20% mArs


Saturn is a gas giant Mars is actually a
and has rings very cold place
Follow the link in the graph to modify its data and then paste the new one here. For more info, click here
WorlD DIABETEs DAy InFoGrAPHICs
MANDATORY DIET
WEEK 1

MON TUE WED THU FRI

BREAKFAST Mercury Venus Mars Neptune Saturn

LUNCH Earth Jupiter Sun Moon Stars

DINNER Ceres Pluto Galaxy Uranus Mercury


WorlD DIABETEs DAy InFoGrAPHICs
HOW TO PREVENT DIABETES

50% 25% 25%


DIET WEIGHT EXERCISE
Saturn is a gas Mercury is quite Jupiter is the biggest
giant and has rings a planet of them all
small planet
WorlD DIABETEs DAy InFoGrAPHICs
WHO IS AT RISK?

1 OUT OF 3
AT HIGH RISK
Mercury is the closest planet to the
Sun and the smallest of them all
DIIT DIABETEs
WorlD DIABETEs DAy InFoGrAPHICs
DIABETICS CAN ALSO DEVELOP:

sATUrn mArs mErCUry jUPITEr


Saturn is a gas Mars is actually Mercury is quite a It’s the biggest
giant and has rings a very cold place small planet planet of them all

50% 30% 80% 10%


ConToH mEnU mAkAnAn DIIT Dm

90% - 95% $13,700


AVERAGE SPENT BY
oF All DIAGnosED CAsEs PATIENT
Mercury is the closest planet to the Venus has a beautiful name and is
Sun and the smallest of them all the second planet from the Sun
1. Asupan kalori seimbang
2. Menentukan watu makan teratur
3. Komposisi bahan makanan rendah
lemak rendah karbo, tinggi serat
4. Jumlah asupan cairan 1500ml/hari
5. Hindari makanan mengandung tepung terigu
dan tepung beras
6. Menentukan waktu makan teratur
DIABETES MELITUS
7.Cegah dan hindari gula darah Oleh :
rendah
Safitri Gita P
(Hipoglikemi)
Rika Pebriani
Annisa Kartikasari
Izatul Hasbiah
Diah Ekawati
Thoyib

Fakultas Ilmu Kesehatan


Universitas Islam As-Syafi’iyah Jakarta
2023
Diabetes Melitus
Komplikasi DM HIPOGLIKEMIA
Diabetes Melitus atau yang dikenal
 Gangguan mata/penglihatan Hipoglikemia adalah kondisi
dengan kencing manis/penyakit gula ketika kadar gula darah di bawah
 Gangguan kardiovaskuler
merupakan penyakit dimana kadar gula (jantung dan pembuluh kadar normal
dalam darah cukup tinggi karena tubuh darah)

tidak dapat melepaskan insulin atau  Gangguan ginjal

menggunakan insulin sehingga gula di  Gangguan syaraf


dalam darah tidak dapat (kesemutan,rasa sakit saat
berjalan dan luka sulit
dimetabolisme. sembuh

Seseorang dikatakan menderita


diabetes mellitus apabila :

 Menunjukkan gejala DM + kadar


gula darah sewaktu > 200gr/dl
Penanganan :
 Menunjukkan gejala DM + kadar
1.Berikan minuma manis (150-200ml teh manis
gula darah puasa > 126 gr/dl. atau jus manis)
 Kadar gula darah 2 jam pada tes
2. Berikan tablet glukosa
toleransi glukosa oral (TTGO)
3.Konsumsi makanan yang berkarbohidrat
lebih dari 200 gr/dl. (roti, biskuit ataupun nasi)

4. Segera bawa ke Rumah Sakit terdekat.

Anda mungkin juga menyukai