Anda di halaman 1dari 34

LAPORAN PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT

BBM FAKTOR RISIKO PENYAKIT WILAYAH LAHAN BASAH

“Pemberdayaan Masyarakat dalam Upaya Pemantauan Kejadian


Hipertensi”

Diusulkan Oleh:

Riana 1910912120008
Dewi Rahmawati 1910912120016
Dhea Vaneza Prillia 1910912720002
Didan Rahadiyan Ridhoilahi 1910912210039
Dita Wahyuni 1910912120019
Farah Muthia Rivai 1910912320026
Fitriati Rahman 1910912220020
Ikrima Medyna 1910912120015
Muhammad Rizqi 1910912210027
Rabi'ah Arliana 1910912720001
Sekar Sari Ayuningtias 1910912320008
Wetha Exavarani Susanto 1910912220004

PROGRAM STUDI KESEHATAN MASYARAKAT


FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
BANJARBARU
2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kepada Allah SWT yang telah memberikan
Rahmat dan karunia-Nya, sehinga kami dapat menyelesaikan Laporan Pengabdian
Kepada Masyarakat Bbm Faktor Risiko Penyakit Wilayah Lahan Basah dengan
judul “Pemberdayaan Masyarakat dalam Upaya Pemantauan Kejadian
Hipertensi” pada warga Kelurahan Guntung Paikat Kecamatan Banjarbaru
Selatan Kota Banjarbaru Kalimantan Selatan.
Dengan selesainya laporan ini tidak terlepas dari bantuan dari banyak pihak
yang telah memberikan masukan-masukan kepada kami. Untuk itu kami
mengucapkan banyak terima kasih kepada:
1. Ketua Program Studi Kesehatan Masyarakat
2. Pembimbing Kelompok Kelurahan Guntung Paikat
3. Ketua RT, Kepala Kelurahan dan Aparat Kelurahan Guntung Paikat
4. Seluruh Masyarakat Kelurahan Guntung Paikat
Kami menyadari, laporan ini masih jauh dari sempurna, untuk itu saran dan
kritik kami harapkan demi perbaikan kualitas pembuatan laporan pengabdian
kepada masyarakat di masa yang akan datang. Akhirnya kami berharap semoga
laporan ini dapat bermanfaat bagi pihak-pihak yang terkait.

Banjabaru, 27 Mei 2022

Tim Penyusun

ii
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL .......................................................................................... i
KATA PENGANTAR ....................................................................................... ii
DAFTAR ISI ....................................................................................................... iii
BAB 1 PENDAHULUAN .................................................................................. 1
BAB 2 SOLUSI DAN TARET LUARAN ......................................................... 5
BAB 3 METODE PELAKSANAAN ................................................................. 6
BAB 4 KELAYAKAN PERGURUAN TINGGI ............................................... 14
BAB 5 HASIL DAN LUARAN YANG INGIN DICAPAI ............................... 15
BAB 6 RENCANA TAHAPAN BERIKUTNYA .............................................. 19
BAB 7 PENUTUP .............................................................................................. 19
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN

iii
1

BAB 1. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Hipertensi adalah suatu keadaan ketika tekanan darah di pembulu darah
meningkat secara kronis. Hal ini dapat terjadi karena jantung bekerja lebih keras
memompa darah untuk memenuhi kebutuhan oksigen dan nutrisi tubuh (Herawati,
2020). Sampai saat ini hipertensi masih menjadi suatu masalah yang cukup besar,
berdasarkan data dari WHO (World Health Organization), penyakit ini
menyerang 22% penduduk dunia. Sedangkan di Asia tenggara, angka kejadian
hipertensi mencapai 36% (Tirtasari & Kodim, 2019). World Health Organization
(WHO) menunjukkan sekitar 1,13 Miliar orang di dunia menyandang hipertensi,
artinya 1 dari 3 orang di dunia terdiagnosis hipertensi. Jumlah penyandang
hipertensi terus meningkat setiap tahunnya, diperkirakan pada tahun 2025 akan
ada 1,5 Miliar (Kemenkes, 2018).
Di Indonesia estimasi jumlah kasus hipertensi sebesar 63.309.620 orang,
sedangkan angka kematian di Indonesia akibat hipertensi sebesar 427.218
kematian. Hipertensi terjadi pada kelompok umur 31-44 tahun (31,6%), umur 45-
54 tahun (45,3%), umur 55-64 tahun (55,2%) (Kementerian Kesehatan RI, 2018).
Prevalensi hipertensi di Indonesia pada tahun 2013 sebesar 25,8% dengan sebaran
kasus di Bangka Belitung (30,9%), Kalimantan Selatan (30,8%), Kalimantan
Timur (29,6%), dan Jawa Barat (29,4%) (Kemenkes RI, 2013). Kemudian,
berdasarkan hasil Riset Kesehatan Dasar (RISKESDAS) tahun 2018 menunjukkan
angka prevalensi hipertensi, dengan angka prevalensi tertinggi di Provinsi
Kalimantan Selatan sebesar 44,1% dan terendah di provinsi Papua sebesar 22,2%
(Kemenkes RI, 2018).
Dalam upaya menurunkan kasus kejadian hipertensi, maka perlu adanya
intervensi yang dilakukan untuk dapat mencegah peningkatan kejadian hipertensi
salah satunya adalah dengan melakukan program pemberdayaan masyarakat.
Pemberdayaan masyarakat merupakan salah satu indikator dalam pelaksanaan
intervensi. Beberapa gerakan pemberdayaan masyarakat untuk menangani
permasalahan kejadian penyakit hipertensi seperti adanya keterlibatan forum dan
masyarakat terhadap program kesehatan, adanya kegiatan penyuluhan rutin,
2

pembentukan kader hipertensi, pelatihan kader, dan pemeriksaan tekanan darah


secara rutin. Adanya kader dapat menciptakan masyarakat mandiri dalam
pencegahan faktor risiko penyakit, salah satunya penyakit tidak menular. Peran
kader dapat juga menghubungkan komunikasi antara tenaga kesehatan dan
masyarakat, sehingga dapat mengurangi ketidakpatuhan terhadap perawatan
kesehatan. Masyarakat yang mandiri adalah masyarakat yang menyadari dan
mampu mengenal, mencegah faktor risiko penyakit tidak menular (Istifada, 2019).
Masalah pemberdayaan masyarakat merupakan salah satu kegiatan penting
yang perlu dilakukan dalam upaya untuk memberdayakan teruatama pada
kelompok yang berisiko terkena penyakit hipertensi. Salah satu aspek yang
penting di bahas dalam proses pemberdayaan masyarakat yaitu masalah prinsip
pemberdayaan yang terkait dengan persoalan kebijakan yang dapat di gunakan
sebagai pedoman dalam pelaksanaan pemberdayaan secara utuh, komprehensif
dan menyeluruh sehingga sasaran yang ingin di capai terutama dalam
memberdayakan kelompok yang di nilai sangat rentan terhadap masalah hipertensi
dapat terealisasi. Pemberdayaan adalah proses kolaboratif. Karena pekerja sosial
dan masyarakat harus bekerjasama sebagai partner. Proses pemberdayaan
menempatkan masyarakat sebagai aktor atau subjek yang kompeten dan mampu
menjangkau sumber-sumber dan kesempatan- kesempatan (Haris, 2014).
Kegiatan pemberdayaan masyarakat ini dilakukan secara terencana,
terprogram dan berkelanjutan dengan tujuan untuk memperkenalkan berbagai
konsep dan unsur inovasi yang lain baik itu berupa gagasan, perilaku maupun
dalam bentuk hasil karya manusia yang sifatnya baru pada kelompok sasaran
kegiatan, memberikan keterampilan dan membantu masyarakat untuk melakukan
suatu kegiatan secara mandiri yang disesuaikan dengan kondisi sosial budaya
mereka, meningkatkan tingkat pendidikan dan pemahaman masyarakat terhadap
suatu informasi yang mana di harapkan dengan semakin membaiknya pemahaman
kelompok sasaran terhadap inovasi tersebut akan berdampak pada munculnya
sikap serta perilaku mereka untuk bisa menghindari risiko kejadian hipertensi
(Haris, 2014).
3

Adapun pada intervensi pemberdayaan kader hipertensi yang dilakukan


pada masyarakat Kelurahan Guntung Paikat Kecamatan Banjarbaru Selatan
diketahui membentukan kader hipertensi. Kader hipertensi yang sudah dipilih
memiliki peran, fungsi, dan tanggungjawabnya. Peran kader adalah mengambil
tanggung jawab, mengembangkan kemampuan, menjadi pelaku, dan perintis serta
pemimpin yang menggerakkan masyarakat berdasarkan asas kemandirian dan
kebersamaan. Kader harus memahami tugas-tugas pokok kader hipertensi
(Triyanti, 2017).
Terbentuknya kader hipertensi sebagai upaya pemberdayaan masyarakat
merupakan salah satu yang dapat dilakukan untuk upaya pemantauan kejadian
hipertensi. Seorang kader hipertensi yang sudah dibentuk dan dilatih juga mampu
melakukan penyuluhan kepada masyarakat untuk meningkatkan pengetahuan
masyarakat terkait hipertensi. Penyuluhan adalah suatu kegiatan mendidik sesuatu
kepada individu ataupun kelompok, memberi pengetahuan, informasi-informasi
dan berbagai kemampuan agar dapat membentuk sikap dan perilaku hidup yang
seharusnya. Kegiatan penyuluhan mengenai hipertensi memberikan pengaruh
dalam peningkatan pengetahuan masyarakat. Penyuluhan merupakan salah satu
cara yang dapat digunakan untuk meningkatkan pengetahuan seseorang.
Pengetahuan merupakan hasil tahu dan terjadi setelah seseorang melakukan
penginderaan terhadap suatu objek tertentu. Pengetahuan ini juga merupakan
domain yang sangat penting untuk terbentuknya tindakan seseorang (Arisandi,
2020).
Kegiatan penyuluhan dapat dilakukan kepada masyarakat baik pada kader
sebagai sasaran primer dan masyarakat setempat sebagai sasaran sekunder.
Kegiatan ini diawali dengan pembagian soal pre-test yang dibagikan kepada
sasaran untuk mengetahui seberapa besar pengetahuan sasaran sebelum dilakukan
pemberian intervensi. Kemudian, sasaran diberikan materi terkait hipertensi
melalui media powerpoint, booklet dan poster. Selain itu, kegiatan ini juga
diselingi dengan tanya jawab dan diskusi untuk membangun pemahaman lebih
lanjut bagi peserta. Setelah semua kegiatan selesai, maka dilakukan pemberian
soal post-test untuk mengukur bagaimana pemahaman peserta terhadap materi
4

yang telah disampaikan. Setelah dilakukan kegiatan penyuluhan maka dapat


diketahui berdasarkan hasil pre-post test dari kegiatan penyuluhan tersebut apakah
terjadi peningkatan pengetahuan ataupun tidak.
Oleh karena itu, dengan adanya program pemberdayaan masyarakat dalam
pemantauan kejadian hipertensi sehingga diharapkan dapat meningkatkan
pengetahuan dan kesadaran masyarakat terkait hipertensi sehingga mampu
menurunkan kejadian hipertensi.

1.2 Rumusan Masalah


Berdasarkan uraian tersebut, maka penulis mengajukan rumusan masalah
sebagai beriku: apakah program pemberdayaan masyarakat dalam pemantauan
kejadian hipertensi dapat menurunkan kasus kejadian hipertensi?

1.3 Tujuan Program


a. Tujuan Umum
Meningkatkan pengetahuan dan kesadaran masyarakat dalam upaya
pencegahan dan penanganan kejadian hipertensi
b. Tujuan Khusus
Tujuan khusus dari program ini yaitu:
1. Meningkatkan pengetahuan masyarakat mengenai faktor-faktor yang
mempengaruhi kejadian hipertensi
2. Meningkatkan kesadaran masyarakat dalam upaya pemantauan kejadian
hipertensi
3. Memberdayakan masyarakat dalam menurunkan kasus kejadian hipertensi

1.4 Manfaat Program


Program pemberdayaan masyarakat membantu memberdayakan masyarakat
dalam upaya pemantauan kejadian hipertensi sehingga membantu dalam
meningkatkan pengetahuan, kesadaran, dan perilaku masyarakat dalam
pencegahan penyakit hipertensi.
5

BAB 2. SOLUSI DAN TARGET LUARAN


2.1 Solusi
Berdasarkan informasi yang diperoleh terkait permasalahan masyarakat
yaitu masih rendahnya pengetahuan masyarakat mengenai hipertensi, maka perlu
adanya solusi terhadap permasalahan yang dihadapi masyarakat tersebut.
Setiawan dkk (2018) dalam penelitiannya menyebutkan bahwa pengetahuan akan
meningkatkan motivasi masyarakat untuk meningkatkan kualitas hidup dengan
menghindari faktor-faktor penyebab hipertensi serta meningkatkan kesadaran
masyarakat melakukan pengukuran tekanan darah secara rutin. Maka dari itu,
untuk menyelesaikan permasalahan yang dihadapi masyarakat, solusi yang kami
tawarkan adalah melakukan penyuluhan dan pembentukan kader hipertensi
sebagai upaya pemberdayaan masyarakat dalam pemantauan kejadian hipertensi
di Kelurahan Guntung Paikat RT 001 RW 003 , RT 002 RW 003, RT 005 RW
002, Kecamatan Banjarbaru Selatan Kota Banjarbaru. Upaya peningkatan sikap
dilakukan agar tercipta kesadaran masyarakat dalam melakukan upaya-upaya
pencegahan penyakit hipertensi.
Pengetahuan merupakan faktor yang penting untuk terbentuknya tindakan
seseorang. Melalui edukasi yang diberikan kepada kader serta masyarakat
diharapkan perilaku kesehatan warga juga berubah sehingga terjadinya penurunan
tekanan darah pada penderita hipertensi menjadi lebih stabil karena menerapkan
pola makan serta olahrga yang teratur dan secara rutin melakukan pengukuran
tekanan darah untuk memantau kejadian hipertensi pada masyarakat RT 001 RW
003, RT 002 RW 003, RT 005 RW 002, Kelurahan Guntung Paikat. Di sisi lain
pendidikan kesehatan juga sebagai tindakan pencegahan terhadap seseorang yang
memiliki risiko dan potensi terjangkit penyakit hipertensi. Edukasi merupakan
usaha untuk mengubah pengetahuan, sikap, kebiasaan dan keterampilan dengan
membantu, mempengaruhi dan memotivasi masyarakat sehingga dapat
meningkatkan taraf hidupnya. Edukasi yang diselenggarakan secara sistematis
ditujukan pada masyarakat agar mau, mampu dan berswadaya dalam
memperbaiki atau meningkatkan kesejahteraan keluarganya dan masyarakat luas.
Dalam kegiatan edukasi tersebut kami memberikan pemaparan tentang penyakit
6

hipertensi meliputi pengertian, penyebab, faktor risiko, cara menghindari


hipertensi, cara melakukan pengukuran tekanan darah dengan tensi, serta
pentingnya melakukan pemeriksaan tekanan darah secara rutin.

2.2 Target Luaran


Dari program yang telah dilaksanakan, luaran yang diharapkan adalah
sebagai berikut:
a. Sebanyak 80% kader dan masyarakat yang diberi edukasi mengalami
peningkatan pengetahuan terkait hipertansi baik berupa pengertian, penyebab,
faktor risiko, cara menghindari hipertensi, cara melakukan pengukuran
tekanan darah dengan tensi, pola makan sehat, serta pentingnya melakukan
pemeriksaan tekanan darah secara rutin.
b. Sebanyak 80% kader dan masyarakat yang diberi edukasi mengalami
peningkatan sikap pencegahan penyakit hipertensi.
c. Sebanyak 80% masyarakat yang diberi edukasi mengalami peningkatan
kesadaran untuk melakukan pemeriksaan tekanan darah secara rutin.

BAB 3. METODE PELAKSANAAN


3.1 Perencanaan dan Persiapan
Kegiatan pengabdian kepada masyarakat ini bernama “Pemberdayaan
Masyarakat untuk Pemantauan Kejadian Hipertensi” yang rencanakan dengan
sasaran primer (kader hipertensi), sasaran sekunder (masyarakat RT.001 RW 003,
RT 002 RW.003, dan RT 005 RW.002) dan sasaran tersier (Ketua RT dan Lurah
setempat). Kegiatan pengabdian kepada masyarakat ini direncanakan terutama
untuk penyakit hipertensi melalui pembentukan kader hipertensi sebagai upaya
pemantauan kejadian hipertensi di RT.001 RW 003, RT 002 RW.003, dan RT 005
RW.002 Kelurahan Guntung Paikat Kota Banjarbaru. Kegiatan ini dilakukan oleh
kelompok 4 PSKM FK ULM bersama dengan masyarakat setempat. Kegiatan
yang direncanakan berupa kegiatan edukasi mengenai penyakit hipertensi kepada
kader hipertensi yang telah dibentuk. Selain pemberian edukasi, kegiatan lain
yang dilakukan adalah melatih kader hipertensi untuk melakukan pemeriksaan
7

tekanan darah menggunakan alat tensi meter secara mandiri. Setelah kader
memperoleh edukasi dan pelatihan, kader akan mengaplikasikan hasil belajarnya
dalam mengedukasi masyarakat RT.001 RW 003, RT 002 RW.003, dan RT 005
RW.002 Kelurahan Guntung Paikat Kota Banjarbaru melalui pemeriksaan tekanan
darah secara gratis di setiap bulannya.
Kegiatan ini dirancang untuk dilaksanakan di setiap bulannya oleh kader
secara mandiri namun tetap dalam pemantauan Tim. Kegiatan ini dirancang akan
dilaksanakan dalam 4 tahap yaitu sebagai berikut.
1. Penyuluhan kepada sasaran primer dan sekunder
2. Kegiatan pembentukan kader hipertensi
3. Kegiatan pelatihan kader hipertensi
4. Pelaksanaaan Pemeriksaan Tekanan Darah
Selain itu, kegiatan ini memiliki rencana dalam hal penyusunan list acara
yaitu secara sederhana digambarkan pada tabel 3.1 dibawah ini.
Tabel 3.1 Susunan Acara Pelaksanaan Kegiatan Intervensi
No. Waktu Tahapan Kegiatan Pelaksana
1. 11.00- Registrasi Registrasi Panitia
11.05
1. Salam MC
2. Perkenalan, penyampaian
11.05-
2. Pembukaan topic, dan tujuan
11.10
pelaksanaan edukasi dan
pelatihan
1. Pre-Test pengetahuan Tim
11.10- 2. Penyampaian materi
3.
11.40 edukasi
3. Post-Test Pengetahuan
1. Pre-test lembar check list
kemampuan kader
11.40- 2. Pelatihan pemeriksaan Tim dan
4. Inti
12.10 tekanan darah Kader
3. Post-test lembar check list
kemampuan kader
1. Tanya jawab
12.10- 2. Diskusi dengan warga Tim dan
5.
12.25 mengenai materi dan cara Kader
pengukuran hipertensi
12.25- 1. Kesimpulan MC
6. Penutup
12.30 2. Foto bersama
8

No. Waktu Tahapan Kegiatan Pelaksana


3. Salam penutup
4. Pembagian konsumsi

Selain itu, persiapan yang dilakukan dalam perencanaan kegiatan intervensi


ini adalah disusunnya kepanitiaan yang meliputi:

SUSUNAN KEPANITIAAN
Ketua Pelaksana : Riana
Wakil Ketua Pelaksana : Muhammad Rizqi
Sekretaris : Farah Muthia Rivai
Bendahara : Wetha Exavarani Susanto
Divisi Acara : 1. Sekar Sari Ayuningtias
2. Ikrima Medyna
Divisi Humas : 1. Didan Rahadiyan Ridhoilahi
2. Rabi’Ah Arliana
Divisi Kestari : 1. Fitriati Rahman
2. Dhea Vaneza Prillia
Divisi Perlengkapan : Dewi Rahmawati
Divisi Konsumsi : Dita Wahyuni
Perencanaan dalam hal pembiayaan seluruh keperluan kegiatan intervensi
ini dianggarkan seperti tabel 3.2 di bawah ini.
Tabel 3.2 Anggaran Biaya Pelaksanaan Kegiatan Intervensi
No. Nama Barang Jumlah Satuan Harga Total
1. Alat Ukur Tensi 1 buah Rp. 320.000 Rp. 320.000
3. Konsumsi 50 kotak Rp. 5.000 Rp. 250.000
4. Spanduk 1 buah Rp. 40.000 Rp.40.000
5. Air mineral 2 dus Rp. 17.000 Rp.34.000
6. Poster 1 buah Rp. 16.000 Rp. 16.000
7. Booklet 2 buah Rp. 20.000 Rp. 40.000
8. Baterai 4 Pcs Rp. 10.000 Rp. 10.000
9. Pulpen 5 buah Rp. 2.000 Rp. 10.000
10. Buku 5 buah Rp. 2.000 Rp. 10.000
11. Print Keperluan - - - Rp. 20.000
Total Rp.750.000
9

3.2 Pelaksanaan Kegiatan


Pelaksanaan dan proses kegiatan intervensi “Pemberdayaan Masyarakat
untuk Pemantauan Kejadian Hipertensi” yang dilakukan oleh Tim Mahasiswa
PSKM FK ULM dengan beberapa kegiatan yaitu sebagai berikut:
a. Penyuluhan kepada sasaran primer dan sekunder.
b. Kegiatan pembentukan kader hipertensi
c. Kegiatan pelatihan kader hipertensi
d. Pelaksanaaan Pemeriksaan Tekanan Darah
Kegiatan penyuluhan pada sasaran primer (kader hipertensi) dan sasaran
sekunder (masyarakat) dilakukan secara offline di aula kantor Kelurahan Guntung
Paikat dihadiri oleh masyarakat dan kader hipertensi sebanyak 17 orang termasuk
ketua RT. Penyuluhan kesehatan mengenai hipertensi dilakukan dengan
pemberian materi mengenai hipertensi secara umum yang memuat definisi
hipertensi, faktor risiko hipertensi, penyebab hipertensi hingga tata cara
penanggulangan hipertensi.
Setelah dilakukan penyuluhan maka dilakukan pembentukan kader di
tempat yang sama dengan jumlah peserta sebanyak 5 orang yang akan dilatih dan
dibentuk menjadi kader. Pemilihan kader ini dilakukan dengan observasi tingkat
pendidikan dan tingkat kemauan masyarakat sasaran. Pada kegiatan pembentukan
kader, dilakukan pembagian soal pre test kepada 5 kader untuk mengetahui
seberapa besar pengetahuan tentang hipertensi yang akan disampaikan oleh
penyuluh. Setelah seluruh peserta selesai menjawab soal pre test tersebut,
kegiatan dilanjutkan dengan pemberian materi terkait penyakit hipertensi melalui
media edukasi yaitu powerpoint, booklet, dan poster yang dibawakan oleh
penyuluh.
Pemberian materi edukasi mengenai hipertensi yang diberikan kepada kader
lebih mendalam dan lebih luas dengan tujuan agar kader dapat memberikan
pemahaman kepada kader mengenai hipertensi lebih mendalam. Kader tidak
hanya diberikan edukasi mengenai definisi, faktor risiko dan tata laksana
penanganan hipertensi saja namun kader dibekali edukasi mengenai penyebab
hipertensi, ciri-ciri hipertensi, pencegahan serta tata cara pengukuran tekanan
10

darah dalam pemantauan hipertensi. Setelah dilakukan penyampaian materi, maka


dilakukan tanya jawab, hal ini bertujuan agar peserta yang kurang memahami
materi yang disampaikan dapat diperjelas lebih dalam oleh penyuluh.
Peserta menerima edukasi yang diberikan melalui media booklet, poster, dan
powerpoint yang telah dibagikan, dengan melihat dari reaksi peserta yang aktif
dengan bertanya. Setelah pemberian materi selesai dibagikan soal post test terkait
materi yang telah disampaikan oleh penyuluh. Tujuan adanya pemberian post test
ini dimaksudkan agar penyuluh mengetahui bagaimana perbedaan tingkat
pengetahuan kader sebelum dan setelah dilakukannya penyuluhan kepada kader.
Selain itu, kader juga dilatih dengan pelatihan skill tentang cara mengukur
dan membaca tekanan darah menggunakan alat tekanan darah digital. Kegiatan
pelatihan ini didemonstrasikan oleh penyuluh sebagai contoh bagi kader yang
nantinya akan mengimplementasikan skill tersebut kepada masyarakat. Penyuluh
mendemonstrasikan tata cara pengukuran tekanan darah dimulai dari pemasangan
alat hingga pencatatan hasil pengukuran tekanan darah. Setelah dilakukan
demonstrasi, kader dipersilakan secara bergantian untuk mempraktekan
demonstrasi yang telah dilakukan oleh penyuluh kepada kader lainnya. Pelatihan
kader ini diukur dengan mengisi lembar checklist kemampuan skill kader.
Pengisian ceklist ini dilakukan oleh penyuluh dengan mengamati bagaimana kader
mempraktekan demonstrasi yang telah dilakukan sebelumnya.
Kegiatan terakhir yaitu pemeriksaan tekanan darah yang dilakukan oleh
kader yang telah dilatih sebelumnya. Kegiatan ini dilakukan secara gratis sehingga
semua masyarakat dibebaskan untuk melakukan pemeriksaan tekanan darah.
Pelaksanaan pengukuran tekanan darah ini banyak menarik perhatian dari
masyarakat yang sebelumnya tidak mengetahui berapa tekanan darahnya selama
ini. Masyarakat yang berhadir pada kegiatan ini di ukur kembali pengetahuannya
sebelum dan setelah pengukuran tekanan darah dilakukan oleh kader. Pengukuran
tekanan darah yang dilakukan oleh kader memberikan banyak respon positif dari
masyarakat. Hal ini ditandai dengan adanya masyarakat yang melakukan tanya
jawab kepada kader mengenai faktor risiko hipertensi, berbagi pengalaman
11

hipertensi hingga bertanya mengenai pengobatan hipertensi yang dapat dilakukan


oleh masyarakat sebagai penanganan dini kejadian hipertensi.

3.3 Monitoring dan Evaluasi


Monitoring adalah kegiatan pemantauan keberhasilan program selama
program berjalan sedangkan evaluasi adalah kegiatan yang dilakukan untuk
mengetahui apakah tujuan yang telah ditentukan dapat dicapai atau tidak, apakah
pelaksanaan program sesuai dengan rencana, serta dampak apa yang terjadi
setelah program dilaksanakan. Monitoring dan evaluasi program berguna bagi
para pengambil keputusan untuk menetapkan apakah program akan dihentikan,
diperbaiki, dimodifikasi, diperluas, atau ditingkatkan. Dengan dilaksanakannya
evaluasi pada suatu program, maka akan diketahui dampak dari pelaksanaan
program sehingga pada perencanaan program yang akan datang menjadi lebih
baik dan lebih sempurna.
Kegiatan monitoring yang dilakukan pada pelaksanaan kegiatan intervensi
ini adalah frekuensi masyarakat yang datang untuk menghadiri kegiatan
penyuluhan dan melakukan pemeriksaan tekanan darah oleh tim mahasiswa dan
kader hipertensi. Selain itu, monitoring yang dilakukan adalah menilai adanya
perubahan hasil pengukuran tekanan darah masyarakat. Selain melakukan
monitoring, tim melakukan evaluasi pelaksanaan kegiatan yang tergambar seperti
berikut.
a. Evaluasi Input
Input dalam pelaksanaan kegiatan intervensi ini adalah sebagai berikut:
1) Tersedianya sarana dan prasarana dalam pelaksanaan kegiatan intervensi.
Sarana yang digunakan dalam pembuatan materi yaitu komputer atau laptop
untuk menyipakan materi sedangkan prasarana yang kami gunakan untuk
kegiatan penyuluhan dan pelatihan kader adalah di aula Kantor Kelurahan
Guntung Paikat
2) Tersedianya informasi yang akurat dan terpercaya untuk masyarakat, yang
didukung oleh Mahasiswa dari Program Studi Kesehatan Masyarakat dalam
memberikan materi pada kegiatan penyuluhan.
12

3) Adanya partisipasi masyarakat yang ada dalam melakukan pelaksanaan


pemeriksaan tekanan darah.
b. Evaluasi Proses
Pengukuran evaluasi proses diarahkan pada seberapa jauh kegiatan yang
dilaksanakan di dalam program sudah terlaksana sesuai dengan rencana. Evaluasi
proses dilakukan pada saat kegiatan berlangsung. Pelaksanaan kegiatan
penyuluhan kepada masyarakat dan kader terjadi secara dua arah artinya
masyarakat dan kader aktif dalam bertanya. Pelaksaan kegiatan pelatihan kader
dan pemeriksaan tekanan darah dilakukan oleh tim mahasiswa dan kader
hipertensi. Adapun jumlah kader yang dilakukan pelatihan sebanyak 5 orang.
Pada saat pelatihan kader, kader sangat berpartisipasi secara aktif dan kooperatif.
Pada saat pemeriksaan, warga cukup kooperatif. Seluruh mahasiswa berperan
aktif selama proses pelatihan kader sampai pemeriksaan sehingga proses
intervensi dapat berjalan dengan lancar.
Evaluasi jangka pendek dilakukan dari kegiatan intervensi adalah dengan
pemberian kuesioner melalui pre dan post test dan lembar kemampuan skill untuk
kader, Kegiatan intervensi yang dilakukan tidak lepas dari beberapa kendala, yaitu
diperlukan waktu yang cukup lama dalam pengisian kuesioner oleh warga
dikarenakan beberapa warga yang tidak bisa membaca. Selain itu, masih banyak
warga yang tidak melakukan pemeriksaan tekanan darah.
c. Evaluasi Output
Evaluasi terhadap output (summative evaluation, impact evaluation)
dilaksanakan setelah pekerjaan selesai dilaksanakan untuk mengetahui output,
efek atau dampak program apakah sudah sesuai dengan target yang ditetapkan
sebelumnya. Output dari kegiatan intervensi penyuluhan yang dilakukan adalah
meningkatnya pengetahuan dan kemampuan skill kader serta meningkatnya
kesadaran masyarakat dalam melakukan pemeriksaan tekanan darah, Hal ini dapat
diliat dari kegiatan pemeriksaan tekanan darah yang mengalami peningkatan.
Meningkatnya pengetahuan masyarakat dan skill kader yang dibuktikan dengan
adanya pemahaman yang baik dari kader dalam menggunakan alat tensimeter
digital dengan benar. Selain itu, berdasarkan hasil ceklist kader, kader telah
13

mampu melakukan seluruh arahan yang tertera pada lembar ceklist dengan baik
dan benar. Selain itu, peningkatan pengetahuan masyarakat yang dibuktikan oleh
adanya hasil pre-test dan post-test menunjukkan bahwa ada perbedaan antara
sebelum dan setelah masyarakat mendapatkan intervensi. Tingkat pengetahuan
masyarakat yang mengalami peningkatan dibuktikan dengan hasil lembar pre-test
dan post-test yang menyatakan bahwa pada pre-post test terjadi peningkatan
pengetahuan. Selain itu, hal ini juga dibuktikan dengan adanya peningkatan
jumlah masyarakat yang berhadir dalam kegiatan penyuluhan dan pemeriksaan
tekanan darah.

3.4 Waktu Pelaksanaan Kegiatan


Kegiatan “Pemberdayaan Masyarakat dalam Pemantauan Kejadian
Hipertensi” dilaksanakan di aula Kantor Kelurahan Guntung Paikat. Kegiatan ini
dilaksanakan pada tanggal 21 Mei 2022. Dalam setiap pelaksanaan kegiatan
selalu mematuhi protokol kesehatan yaitu dengan menyediakan handsanitizer,
menggunakan masker dan menjaga jarak. Adapun susunan acara pada kegiatan
penyuluhan, pembentukan dan pelatihan kader adalah sebagai berikut.
Tabel 3.1 Susunan acara “Pemberdayaan Masyarakat dalam Pemantauan Kejadian
Hipertensi”
No. Waktu Tahapan Kegiatan Pelaksana
1. 11.00- Registrasi Registrasi Panitia
11.05
3. Salam MC
4. Perkenalan, penyampaian
11.05-
2. Pembukaan topik, dan tujuan
11.10
pelaksanaan edukasi dan
pelatihan
4. Pre- Test Tim
11.10- 5. Penyampaian materi
3.
11.40 edukasi
6. Post-Test
4. Pre-test lembar check list
Inti
kemampuan kader
11.40- 5. Pelatihan pemeriksaan Tim dan
4.
12.10 tekanan darah Kader
6. Post-test lembar check list
kemampuan kader
14

3. Tanya jawab
12.10- 4. Diskusi dengan warga Tim dan
5.
12.25 mengenai materi dan cara Kader
pengukuran hipertensi
5. Kesimpulan MC
12.25- 6. Foto bersama
6. Penutup
12.30 7. Salam penutup
8. Pembagian konsumsi

BAB 4. KELAYAKAN PENGUSUL DAN MITRA


Kegiatan pengabdian ini merupakan implementasi dari hasil kegiatan PBL
yang dilaksanakan Maret-Juni 2021. Agar kegiatan ini tepat guna serta bisa
memberikan manfaat yang optimal maka baik pengusul kegiatan maupun mitra
kegiatan harus merupakan pihak yang layak. Berikut ini diuraikan kelayakan
pengusul dan mitra kegiatan.
Dari sisi mitra, mitra kegiatan pengabdian ini adalah Kelurahan Guntung
Paikat RT 001 RW 003, RT 002 RW 003, dan RT 005 RW 002 Kecamatan
Banjarbaru Selatan Kota Banjarbaru. Kelurahan Guntung Paikat layak menjadi
mitra karena sebagian besar warga menderita penyakit hipertensi namun tidak
melakukan tindakan pencegahan hipertensi. Berdasarkan hasil survei diagnosa
komunitas melalui kuesioner dan wawancara, serta pengamatan terhadap kondisi
Kelurahan Guntung Paikat banyak masyarakat yang menderita penyakit
hipertensi. Dari segi pengusul, terdiri atas 12 orang mahasiswa kesehatan
masyarakat Fakultas Kedokteran. Sebelumnya pada bulan Maret-Juni 2021 telah
melaksanakan kegiatan pengabdian masyarakat PBL 1 di Kelurahan Guntung
Paikat RT 001 RW 003 yang mendapatkan hasil analisis prioritas masalah yang
akan dilaksanakan setelahnya.
Tim terdiri atas Pembimbing, Ketua kelompok dan Anggota Kelompok
antara lain:
1. Pembimbing : Hadrianti, H.D.L, SKM., MPH
2. Ketua Kelompok : Riana
15

3. Anggota Kelompok : Fitriati Rahman, Sekar Sari Ayuningtias, Wetha


Exavarani Susanto, Muhammad Rizqi, Ikrima Medyna, Dewi Rahmawati,
Dhea Vaneza Prillia, Farah Muthia Rivai, Didan Rahadiyan Ridhoilahi,
Rabi’ah Arliana, Dita Wahyuni
Salah satu kompetensi di bidang kesehatan masyarakat adalah mampu
melakukan pemerdayaan masyarakat. Kompetensi ini dibutuhkan untuk
membantu mengimplementasikan hasil dari pemecahan masalah mengenai
kurangnya tindakan pencegahan penyakit hipertensi pada warga di Kelurahan
Guntung Paikat RT 001 RW 003, RT 002 RW 003, serta RT 005 RW 002.
Intervensi yang dilakukan ialah intervensi fisik yang berupa penyuluhan, pelatihan
dan pembentukan kader dengan intervensi yang berjudul “Pemberdayaan
Masyarakat Dalam Pemantauan Kejadian Hipertensi”. Kegiatan ini dilaksanakan
secara offline mulai tanggal 10 Oktober 2021-7 November 2021. Pada tanggal 10
Oktober 2021 dilakukan pelatihan kader selanjutnya tanggal 17 Oktober 2021
dilakukan pemeriksaan tekanan darah tahap 1 gratis di Panggung Taman Terbuka
di Kelurahan Guntung Paikat RT 001 RW 003. Setelah itu pada tanggal 7
November 2021 dilakukan pemeriksaan tekanan darah tahap 2. Kegiatan ini akan
dilaksanakan berkelanjutan setiap 1 bulan sekali akan dilakukan pemeriksaan oleh
kader yang sudah dibentuk. Intervensi bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan
dan skill kader terkait hipertensi dan skill pengukuran tekanan darah. Intervensi ini
juga bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan warga terkait hipertensi serta
meningkatkan kesadaran warga untuk rutin melakukan pemeriksaan tekanan
darah, meningkatan pengetahuan warga mengenai penyakit hipertensi dan
pencegahan penyakit hipertensi.

BAB 5. HASIL DAN LUARAN YANG INGIN DICAPAI


1. Hasil
Pengetahuan merupakan hasil tahu, dan ini terjadi setelah orang melakukan
pengindraan terhadap suatu objek tertentu. Pengindraan terjadi melalui pancaindra
seseorang. Kognitif merupakan dominan yang sangat penting untuk terbentuknya
Tindakan seseorang (over behavior). Tingkat pengetahuan terdiri dari enam
16

tingkatan yaitu tahu (know), memahami (comprehension), aplikasi (application),


analisis (analysis), sintesis (synthetis) dan evaluasi (evaluation) (Efendy, 2015).
Penyuluhan merupakan salah satu cara seseorang bisa mendapatkan
informasi. Berdasarkan Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) penyuluhan
memiliki arti penerangan atau membuat segalanya menjadi jelas. Penyuluhan
adalah sebuah kegiatan yang dilakukan untuk memberikan pemahaman kepada
masyarakat melalui metode presentasi materi dan tatap muka antara narasumber
dengan partisipan. Fungsi dari penyuluhan adalah meningkatkan kualitas sumber
daya manusia (SDM) terutama untuk membentuk dan mengubah perilaku
masyarakat sehingga mencapai taraf hidup yang lebih berkualitas (Hermawan,
2020).
Kegiatan utama pengabdian masyarakat ini adalah edukasi kesehatan
tentang hipertensi kepada masyarakat. Sebelum melakukan edukasi terlebih
dahulu dilakukan pengisian soal pre-test kepada masyarakat yang hadir. Soal pre-
test terdiri dari 10 soal tentang hipertensi dengan 2 pilihan jawaban. Pengisian
pre-test dilakukan untuk mengukur pengetahuan masyarakat sebelum
diberikannya edukasi. Tabel di bawah ini merupakan hasil dari soal pre-test
masyarakat.
Tabel 5.1 Pengetahuan Responden Sebelum Dilakukan Penyuluhan
Hipertensi
No. Kategori Jumlah Persentase (%)
1 Baik 14 82,6
2 Kurang 3 17,4
Total 17 100
Sumber: Kegiatan Penyuluhan Mahasiswa PSKM FK ULM Tahun 2022
Berdasarkan tabel 4.1.1 diketahui bahwa sebelum dilakukan penyuluhan
masih ada masyarakat yang memiliki pengetahuan kurang tentang hipertensi.
Masyarakat yang masuk kategori baik mendapatkan jawaban benar ≥70% pada
soal pre-test, sedangkan masyarakat yang masuk kategori kurang mendapatkan
jawaban benar <70% pada soal pre-test (Febriyanto, 2016). Masyarakat yang
memiliki pengetahuan baik terkait hipertensi lebih banyak (82,6%) dibandingkan
dengan masyarakat yang memiliki pengetahuan kurang terkait hipertensi (17,4%).
17

Setelah melakukan pengisian pre-test masyarakat diberikan edukasi terkait


hipertensi dengan menggunakan leaflet yang berisikan informasi tentang
hipertensi. Informasi yang diberikan berupan pengertian, gejala, klasifikasi, faktor
risiko, pencegahan, dan pengobatan hipertensi. Selain penyampaian materi,
diskusi bersama masyarakat juga terjadi. Masyarakat aktif bertanya tentang
hipertensi dan tekanan darah tinggi yang pernah mereka alami.
Setelah dilakukannya penyuluhan masyarakat diberikan soal post-test. Soal
post-test memiliki jumlah dan isi soal yang sama dengan pre-test. Pemberian soal
post-test dilakukan untuk mengukur seberapa jauh masyarakat paham dengan
informasi yang telah disampaikat. Output dari kegiatan ini adalah adanya
peningkatan pengetahuan dan sikap masyarakat mengenai hipertensi. Hal ini dapat
diukur dengan membandingkan hasil pre-test dengan post-test.
Tabel 5.2 Pengetahuan Responden Setelah Dilakukan Penyuluhan Hipertensi
No. Kategori Jumlah Persentase (%)
1 Baik 17 100
2 Kurang 0 0
Total 17 100
Sumber: Kegiatan Penyuluhan Mahasiswa PSKM FK ULM Tahun 2022
Berdasarkan tabel 4.1.2 diketahui bahwa setelah dilakukan penyuluhan tidak
ada masyarakat yang memiliki pengetahuan kurang tentang hipertensi.
Masyarakat yang masuk kategori baik mendapatkan jawaban benar 100% pada
soal post-test, (Febriyanto, 2016). Pengetahuan merupakan hasil tahu dan ini
terjadi setelah orang melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu.
Penginderaan terjadi melalui panca indera manusia, yakni indera penglihatan,
pendengaran, penciuman, rasa dan raba. Sebagian besar pengetahuan manusia
diperoleh melalui mata dan telinga (Wibowo, 2018).
Berikut merupakan perbandingan pengetahuan responden sebelum dan
sesudah penyuluhan dapat dilihat pada grafik berikut :
18

Baik Kurang Baik

100
82,6

17,4

0
SEBELUM PENYULUHAN SESUDAH PENYULUHAN

Gambar 4.1 Perbandingan Pengetahuan Responden Sebelum dan Setelah


Penyuluhan

Setelah melakukan pengisian pre-test masyarakat diberikan edukasi terkait


hipertensi dengan menggunakan leaflet yang berisikan informasi tentang
hipertensi. Informasi yang diberikan berupan pengertian, gejala, klasifikasi, faktor
risiko, pencegahan, dan pengobatan hipertensi. Selain penyampaian materi,
diskusi bersama masyarakat juga terjadi. Masyarakat aktif bertanya tentang
hipertensi dan tekanan darah tinggi yang pernah mereka alami.

2. Luaran yang Ingin Dicapai


Luaran yang dicapai dari kegiatan pengabdian masyarakat meliputi beberapa
jenis, yaitu:
1. Bagi peserta, luaran yang dicapai yaitu peningkatan pemahaman dan
keterampilan peserta terkait penyakit hipertensi. Dilihat dari hasil
evaluasi pemahaman tentang penyakit hipertensi melalui pre-post test.
2. Bagi tim pengabdian, luaran yang dicapai adalah draft modul yang dapat
digunakan pada kegiatan pengabdian selanjutnya atau menjadi rujukan
modul penelitian mengenai penyakit hipertensi.
3. Publikasi pada media online, yaitu website Program Studi Kesehatan
Masyarakat, Fakultas Kedokteran, Universitas Lambung Mangkurat.
19

BAB 6. RENCANA TAHAP BERIKUTNYA


Rencana tahapan yang akan kami lakukan berikutnya adalah melaksanakan
refresh ulang pengetahuan masyarakat dengan melakukan penyuluhan kembali
terkait materi hipertensi dan menanyakan kepada masyarakat untuk mendapatkan
umpan balik dari berbagai media yang kami gunakan dalam pelaksanaan
intervensi secara daring. Kami sebagai pihak pelaksana akan menanyakan kepada
masyarakat bagaimana tanggapan mereka atas media yang telah diberikan
sebelumnya. Kegiatan refresh ini dilakukan untuk mengukur apakah pengetahuan
masyarakat meningkat atau menurun. Harapannya melalui kegiatan ini masyarakat
menjadi lebih sadar bahwa melakukan pemeriksaan darah secara rutin
memberikan banyak manfaat dan dapat mencegah masyarakat dari penyakit
hipertensi. Kami juga merencakan untuk melakukan pengukuran tekana darah
warga di setiap bulannya yang dibantu oleh para kader yang telah diberikan
pembekalan. Harapannya dengan adanya pengukuran tekanan darah warga dapat
melakukan pencegehan hipertensi sedini mungkin.

BAB 7. PENUTUP
7.1 Kesimpulan
Tingginya kasus hipertensi di kelurahan Guntung Paikat disebabkan dari
berbagai faktor risiko baik yang dapat dikendalikan maupun faktor yang tidak
dapat dikendalikan. Angka hipertensi akan terus meningkat jika tidak adanya
kesadaaran diri dari individu. Salah satu cara membentuk dorongan bagi
masyarakat untuk meningkatkan kesadaran dirinya dengan diberikan edukasi.
Program Pemberdayaan masyarakat dalam upaya pemantauan kejadian hipertensi
yang kami laksanakan ini terdiri dari kegiatan pemberian edukasi dan melakukan
pengukuran tekana darah. Untuk melihat keberhasilan dari program ini dari hasil
pre-post test, dari hasil pre-test yang memiliki pengetahuan baik terkait hipertensi
lebih banyak (82,6%) dibandingkan dengan masyarakat yang memiliki
pengetahuan kurang terkait hipertensi (17,4%). Setelah diberikan [enyuluhan kami
memberikan post-test, dari hasil ini didapatkan pengetahuan masyarakat 100%
baik.
20

7.2 Saran
Perlu adanya promosi kesehatan yang dilakukan secara rutin dan terjadwal
mengenai materi kesehatan lainnya untuk memberikan edukasi dan meningkatkan
pengetahuan masyarakat. Selain itu mdasyarakat dapat lebih sadar dan peduli akan
kesehatan mereka khususnya dalam hal pencegahan dan penanganan penyakit
hipertensi, serta aktif dalam penyuluhan pentingnya melalukan pemeriksaan
tekanan darah khususnya bagi penderita hipertensi. Masyarakat juga diharapkan
dapat lebih memperhatikan satu sama lain untuk rutin melakukan pengecekan
tekanan darah, rutin melakukan aktivitas fisik, serta pergi ke fasilitas pelayanan
kesehatan terdekat saat sakit, sehingga nantinya dapat menciptakan derajat
kesehatan yang lebih baik
21

DAFTAR PUSTAKA

Efendy, N. F. (2015). Pendidikan Dalam Keperawatan. Salemba Medika: Jakarta.


https://www.google.co.id/books/edition/Pendidikan_Dalam_Keperawatan/O
Pyf0ArEccMC?hl=en&gbpv=1&dq=pengetahuan+merupakan+hasil+tahu&p
g=PT223&printsec=frontcover
Febriyanto, M. A. B. (2016). Hubungan Antara Pengetahuan dan Sikap dengan
Perilaku Konsumsi Jajanan Sehat di MI Sulaimaniyah Mojoagung Jombang.
Universitas Airlangga.
Hermawan, H. (2020). Meningkatkan Kompetensi Pengelola Wisata Desa Melalui
Penyuluhan Pelayanan Prima. Abdimas Pariwisata, 1(1), 26–32.
Wibowo, D. (2018). Hubungan Tingkat Pengetahuan Dengan Sikap Keluarga
Tentang Perawatan Arthritis Rheumatoid Pada Lansia Di Desa Pamalayan
Kecamatan Cijeungjing Kabupaten Ciamis. Jurnal Kesehatan Bakti Tunas
Husada: Jurnal Ilmu-Ilmu Keperawatan, Analis Kesehatan Dan Farmasi,
17(2), 339. https://doi.org/10.36465/jkbth.v17i2.261
22

LAMPIRAN
LAMPIRAN 1. INSTRUMEN KEGIATAN
3. Pre-Post Test
SOAL PRE POST-TEST
“PEMBENTUKAN KADER HIPERTENSI SEBAGAI UPAYA
PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DALAM PEMANTAUAN
KEJADIAN HIPERTENSI”
RT 001/RW 003 KELURAHAN GUNTUNG PAIKAT

Nama :
Umur :
Jenis Kelamin :
Pekerjaan :
Pendidikan Terakhir :
Alamat :

1. Apa yang dimaksud dengan hipertensi?


a. Suatu keadaan ketika tingginya kadar gula darah
b. Suatu kondisi peningkatan tekanan darah dalam jangka waktu yang lama
c. Suatu penyakit ketika tubuh kekurangan sel darah merah
d. Suatu kondisi penurunan tekanan darah dalam jangka waktu yang lama
2. Berapa tekanan darah seseorang jika dinyatakan hipertensi?
a. 120/80 mmHg
b. 120/90 mmHg
c. 140/90 mmHg
d. 90/80 mmHg
3. Berikut yang tidak termasuk faktor risiko hipertensi yang dapat dikendalikan
adalah.
a. umur
b. Merokok
c. Obesitas (kegemukan)
d. Konsumsi makanan berkolestrol
4. Dibawah ini yang bukan termasuk pengendalian faktor risiko hipertensi
adalah…
a. Makan gizi seimbang
b. Melakukan olahraga secara teratur
c. Berhenti merokok
d. Mengonsumsi alkohol
5. Berikut cara untuk mencegah hipertensi adalah…
a. Cek kesehatan secara rutin
b. Minum obat tidak teratur
c. Selalu merokok
d. Mengonsumsi makanan berlemak
6. Apa gejala yang dirasakan seseorang jika mengalami hipertensi?
a. Sakit kepala, penglihatan kabur, jantung berdebar-debar
b. Mudah lapar, dan mudah lelah
c. Demam dan flu
d. Penglihatan kabur dan demam
7. Berikut yang bukan termasuk pola hidup sehat yang dapat diterapkan untuk
mencegah dan mengontrol hipertensi…
a. Mengurangi stress
b. Periksa tekanan darah secara rutin
c. Mengonsumsi gula, garam dan lemak tanpa batas
d. Stop merokok
8. Berikut yang tidak termasuk dalam komplikasi penyakit hipertensi adalah….
a. Penyakit jantung
b. Stroke
c. Penyakit ginjal
d. Gangguan telinga
9. Berikut ini perilaku yang mempengaruhi peningkatan tekanan darah adalah...
a. Kebiasaan minum jamu
b. Kebiasaan olahraga
c. Kebiasaan merokok
d. Kebiasaan konsumsi buah dan sayuran
10. Berikut ini makanan yang harus dibatasi bagi penderita hipertensi adalah…
a. Makanan yang berserat
b. Makanan yang asin-asin
c. Makanan yang dikukus
LAMPIRAN 2. PERSONALIA TENAGA PELAKSANA
1. Pembimbing Fakultas
a. Nama lengkap : Hadrianti H.D.L, SKM., MPH
b. Jenis kelamin : Perempuan
c. NIP : 19890428 201903 2
d. Fakultas/Jurusan : Kedokteran/Kesehatan Masyarakat
e. Uraian tugas : Membimbing dan mengarahkan kegiatan
intervensi hingga laporan akhir kegiatan.
2. Ketua Pelaksana
a. Nama lengkap : Riana
b. Jenis kelamin : Perempuan
c. NIM : 1910912120008
d. Fakultas/Jurusan : Kedokteran/Kesehatan Masyarakat
e. Uraian tugas : Mengkoordinir dan bertanggung jawab atas
seluruh kegiatan hingga laporan akhir kegiatan.
3. Anggota 1
a. Nama lengkap : Fitriati Rahman
b. Jenis kelamin : Perempuan
c. NIM : 1910912220020
d. Fakultas/Jurusan : Kedokteran/Kesehatan Masyarakat
e. Uraian tugas : Membantu ketua dalam seluruh kegiatan serta
pelaporan akhir kegiatan.
4. Anggota 2
a. Nama lengkap : Sekar Sari Ayuningtias
b. Jenis kelamin : Perempuan
c. NIM : 1910912320008
d. Fakultas/Jurusan : Kedokteran/Kesehatan Masyarakat
e. Uraian tugas : Membantu ketua dalam seluruh kegiatan serta
pelaporan akhir kegiatan.
5. Anggota 3
a. Nama lengkap : Wetha Exavarani Susanto
b. Jenis kelamin : Perempuan
c. NIM : 1910912220004
d. Fakultas/Jurusan : Kedokteran/Kesehatan Masyarakat
e. Uraian tugas : Membantu ketua dalam seluruh kegiatan serta
pelaporan akhir kegiatan.
6. Anggota 4
a. Nama Lengkap : Muhammad Rizqi
b. Jenis Kelamin : Laki-laki
c. NIM : 1910912210027
d. Fakultas/Jurusan : Kedokteran/Kesehatan Masyarakat
e. Uraian Kegiatan : Membantu ketua dalam seluruh kegiatan serta
pelaporan akhir kegiatan

7. Anggota 5
a. Nama Lengkap : Farah Muthia Rivai
b. Jenis Kelamin : Perempuan
c. NIM : 1910912320026
d. Fakultas/Jurusan : Kedokteran/Kesehatan Masyarakat
e. Uraian Kegiatan : Membantu ketua dalam seluruh kegiatan serta
pelaporan akhir kegiatan

8. Anggota 6
a. Nama Lengkap : Didan Rahadiyan Ridhoilahi
b. Jenis Kelamin : Laki-laki
c. NIM : 1910912210039
d. Fakultas/Jurusan : Kedokteran/Kesehatan Masyarakat
e. Uraian Kegiatan : Membantu ketua dalam seluruh kegiatan serta
pelaporan akhir kegiatan
9. Anggota 7
a. Nama Lengkap : Dita Wahyuni
b. Jenis Kelamin : Perempuan
c. NIM : 1910912120019
d. Fakultas/Jurusan : Kedokteran/Kesehatan Masyarakat
e. Uraian Kegiatan : Membantu ketua dalam seluruh kegiatan serta
pelaporan akhir kegiatan

10. Anggota 8
a. Nama Lengkap : Rabi’ah Arliana
b. Jenis Kelamin : Perempuan
c. NIM : 1910191270001
d. Fakultas/Jurusan : Kedokteran/Kesehatan Masyarakat
e. Uraian Kegiatan : Membantu ketua dalam seluruh kegiatan serta
pelaporan akhir kegiatan

11. Anggota 9
a. Nama Lengkap : Dhea Vaneza Prillia
b. Jenis Kelamin : Perempuan
c. NIM : 1910912720002
d. Fakultas/Jurusan : Kedokteran/Kesehatan Masyarakat
e. Uraian Kegiatan : Membantu ketua dalam seluruh kegiatan serta
pelaporan akhir kegiatan

12. Anggota 10
a. Nama Lengkap : Sekar Sari Ayuningtias
b. Jenis Kelamin : Perempuan
c. NIM : 1910912320008
d. Fakultas/Jurusan : Kedokteran/Kesehatan Masyarakat
e. Uraian Kegiatan : Membantu ketua dalam seluruh kegiatan serta
pelaporan akhir kegiatan
13. Anggota 11
a. Nama Lengkap : Ikrima Medyna
b. Jenis Kelamin : Perempuan
c. NIM : 19101912120015
d. Fakultas/Jurusan : Kedokteran/Kesehatan Masyarakat
e. Uraian Kegiatan : Membantu ketua dalam seluruh kegiatan serta
pelaporan akhir kegiatan
LAMPIRAN 3. DOKUMENTASI KEGIATAN

Anda mungkin juga menyukai