Oleh:
Kelompok 4
Puji dan syukur kehadirat Tuhan yang Maha Esa karena atas izin-Nya
sehingga tim penulis dapat menyelesaikan laporan akhir skill lapangan BBM Faktor
Risiko Penyakit Wilayah Lahan Basah yang berjudul “Analisis Faktor-Faktor yang
Berhubungan Dengan Kejadian Hipertensi” tepat pada waktunya.
Laporan akhir ini disusun untuk memenuhi sebagian syarat guna memenuhi
tugas akhir Mata Kuliah BBM Faktor Risiko Penyakit Wilayah Lahan Basah.
Dalam kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada Ketua Program
Studi Kesehatan Masyarakat, Laily Khairiyati, SKM, MPH. Dosen Pembimbing
Hadrianti H.D. Lasari, SKM, MPH. yang berkenan memberikan saran dan arahan
dalam penyelesaian laporan akhir ini. Rekan mahasiswa kelompok 4 BBM Faktor
Risiko Penyakit Wilayah Lahan Basah Program Studi Kesehatan Masyarakat
Fakultas Kedokteran angkatan 2019 serta semua pihak atas sumbangan pikiran dan
bantuan yang telah diberikan.
Tim Penulis menyadari bahwa laporan akhir ini masih jauh dari
kesempurnaan, akan tetapi tim penulis berharap penelitian ini bermanfaat bagi
dunia ilmu pengetahuan.
Tim Penulis
ii
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL ................................................................................................ i
KATA PENGANTAR ............................................................................................ ii
DAFTAR ISI .......................................................................................................... iii
DAFTAR TABEL ....................................................................................................v
DAFTAR GAMBAR ............................................................................................. vi
DAFTAR LAMPIRAN ......................................................................................... vii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang .......................................................................................1
B. Rumusan Masalah ................................................................................. 4
C. Tujuan Kegiatan .....................................................................................4
D. Manfaat Kegiatan ...................................................................................5
E. Keaslian Penelitian ................................................................................ 5
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Hipertensi ...............................................................................................7
B. Faktor Risiko Hipertensi ......................................................................13
BAB III LANDASAN TEORI DAN HIPOTESIS
A. Landasan Teori .....................................................................................17
B. Hipotesis...............................................................................................18
BAB IV METODE PENELITIAN
A. Rancangan Penelitian ...........................................................................19
B. Populasi dan Sampel ............................................................................19
C. Instrumen Penelitian.............................................................................20
D. Variabel Penelitian ...............................................................................20
E. Definisi Operasional.............................................................................20
F. Prosedur Penelitian...............................................................................22
G. Teknik Pengumpulan dan Pengolahan Data ....................................... 23
H. Cara Analisis Data............................................................................... 24
I. Tempat dan Waktu Penelitian ............................................................. 25
J. Biaya Penelitian .................................................................................. 25
iii
BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Karakteristik Responden .....................................................................26
B. Analisis Univariat.................................................................................27
C. Analisis Bivariat .................................................................................. 32
BAB VI PENUTUP
A. Kesimpulan .........................................................................................38
B. Saran .....................................................................................................38
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
iv
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1 Prevalensi Hipertensi berdasarkan hasil pengukuran pada penduduk umur
≥18 tahun menurut Kabupaten/Kota Provinsi Kalimantan selatan ...... 9
Tabel 4.1. Definisi Operasional Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Kejadian
Hipertensi ........................................................................................... 20
Tabel 4.2. Jadwal Penelitian................................................................................. 25
Tabel 4.3. Biaya Penelitian .................................................................................. 25
Tabel 5.1. Karakteristik Responden di Kelurahan Guntung Paikat ..................... 26
Tabel 5.2. Distribusi dan Frekuensi Hipertensi di Kelurahan Guntung Paikat .... 27
Tabel 5.3 Distribusi dan Frekuensi Riwayat Keluarga/Genetik didaerah Kelurahan
Guntung Paikat .................................................................................... 27
Tabel 5.4. Distribusi dan Frekuensi Merokok di Kelurahan Guntung Paikat ...... 28
Tabel 5.5. Distribusi dan Frekuensi Aktivitas Fisik/Olahraga di Kelurahan Guntung
Paikat ................................................................................................... 29
Tabel 5.6. Distribusi dan Frekuensi Konsumsi Garam didaerah Kelurahan Guntung
Paikat ................................................................................................... 30
Tabel 5.7. Hubungan Riwayat Keluarga dengan Kejadian Hipertensi di Kelurahan
Guntung Paikat ................................................................................... 32
Tabel 5.8. Hubungan Merokok dengan Kejadian Hipertensi di Kelurahan Guntung
Paikat .................................................................................................. 33
Tabel 5.9. Hubungan Aktivitas Fisik dengan Kejadian Hipertensi di Kelurahan
Guntung Paikat ................................................................................... 34
Tabel 5.10 Hubungan Konsumsi Garam dengan Kejadian Hipertensi di Kelurahan
Guntung Paikat ................................................................................... 36
v
DAFTAR GAMBAR
vi
DAFTAR LAMPIRAN
vii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Hipertensi merupakan masalah kesehatan yang sering ditemukan ditengah
masyarakat dan mengakibatkan angka kesakitan yang tinggi. Hipertensi menjadi
salah satu penyakit tidak menular dengan tingkat prevalensinya terus mengalami
peningkatan dan menjadi salah satu penyakit dengan ancaman yang serius. World
Health Organization menyatakan bahwa hipertensi (tekanan darah tinggi) sebagai
kondisi saat pembuluh darah secara terus menerus mengalami peningkatan tekanan
sehingga jantung semakin mengalami kesulitan untuk memompa darah dengan baik
(1). Hipertensi sering disebut dengan “silent killer” atau pembunuh diam-diam
karena terjadi tanpa gejala. Ketika gejala timbul, hipertensi sudah menjadi penyakit
yang harus di terapi seumur hidup. Menurut WHO (World Health Organization),
batas tekanan darah yang dianggap normal adalah kurang dari 130/85 mmHg. Bila
tekanan darah sudah lebih dari 140/90 mmHg dinyatakan hipertensi (batas tersebut
untuk orang dewasa di atas 18 tahun) (2).
Menurut WHO dan the International Society of Hypertension, saat ini
terdapat 600 juta penderita hipertensi di seluruh dunia, dan 3 juta di antaranya
meninggal setiap tahunnya. Di seluruh dunia, hipertensi mengakibatkan kurang
lebih 7,5 juta kematian dari 12,8% total kematian secara keseluruhan (2). Penyakit
hipertensi dari tahun ke tahun terus mengalami peningkatan. Tidak hanya di
Indonesia, namun juga di dunia. Badan Kesehatan Dunia (WHO) menyebutkan
jumlah penderita hipertensi akan terus meningkat seiring dengan jumlah penduduk
yang bertambah pada 2025 mendatang diperkirakan sekitar 29% warga dunia
terkena hipertensi. WHO menyebutkan negara ekonomi berkembang memiliki
penderita hipertensi sebesar 40% sedangkan negara maju hanya 35%, kawasan
Afrika memegang posisi puncak penderita hipertensi, yaitu sebesar 40%. Kawasan
Amerika sebesar 35% dan Asia Tenggara 36% (2).
Sampai saat ini, hipertensi masih merupakan tantangan besar di Indonesia.
Hasil Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2018 menunjukkan, sebagian besar kasus
1
2
yang dapat diubah seperti kegemukan atau obesitas, kurang olahraga atau aktivitas
fisik, merokok ,stres, konsumsi alkohol dan konsumsi garam (7).
Individu dengan riwayat keluarga hipertensi mempunyai resiko 2 kali lebih
besar untuk menderita hipertensi dari pada orang yang tidak mempunyai keluarga
dengan riwayat hipertensi. Hipertensi meningkat seiring dengan pertambahan usia,
dan pria memiliki resiko lebih tinggi untuk menderita hipertensi lebih awal.
Obesitas juga dapat meningkatkan kejadian hipertensi, hal ini disebabkan lemak
dapat menimbulkan sumbatan pada pembuluh darah sehingga dapat meningkatkan
tekanan darah secara bertahap. Asupan garam yang tinggi akan menyebabkan
pengeluaran kelebihan dari hormon natriouretik yang secara tidak langsung akan
meningkatkan tekanan darah. Asupan garam antara 5-15 gram perhari juga dapat
meningkatkan prevalensi hipertensi sebesar 15-20%, Kebiasan merokok
berpengaruh dalam meningkatkan resiko hipertensi walaupun mekanisme
timbulnya hipertensi belum diketahui secara pasti (8).
Dampak dari hipertensi bila tidak segera diatasi dapat mengakibatkan
kelainan yang fatal. Kelainan itu misalnya, kelainan pembuluh darah, jantung
(kardiovaskuler) dan gangguan ginjal, bahkan pecahnya pembuluh darah kapiler di
otak atau lebih biasa disebut dengan stroke dan berakhir dengan kematian.
Hipertensi dapat dikendalikan dengan pengobatan farmakologi dan
nonfarmakologi. Pengobatan farmakologi merupakan pengobatan menggunakan
obat anti hipertensi untuk menurunkan tekanan darah (7).
Berdasarkan uraian di atas menujukkan bahwa apabila hipertensi itu tidak
ditangani dengan baik maka akan menimbulkan kondisi yang dapat menjadi
berbahaya dan bisa mengakibatkan timbulnya berbagai penyakit,seperti gagal
ginjal,stroke,dan gagal jantung dan beakhir dengan kematian. Hipertensi sendiri
dapat disebabkan oleh genetik,pola makan,gaya hidup,dan karakteristik sehingga
peneliti tertarik untuk melakukan penelitian tentang: “Faktor-Faktor yang
berhubungan dengan kejadian Hipertensi di RT 005 RW 002, RT 001 - RT 002 RW
003 Kelurahan Guntung Paikat”.
4
B. Rumusan Masalah
Hipertensi atau tekanan darah tinggi adalah kondisi saat tekanan darah berada
pada nilai 140/90 mmHg atau lebih. Hipertensi sendiri dapat disebabkan oleh
genetik, pola makan, gaya hidup, dan karakteristik. Apabila dari keempat penyebab
hipertensi itu tidak di perhatikan dengan baik maka akan menimbulkan kondisi
yang dapat menjadi berbahaya dan bisa mengakibatkan timbulnya berbagai
penyakit, seperti gagal ginjal, stroke, dan gagal jantung. Kasus hipertensi di
Kecamatan Banjarbaru Selatan dalam setiap tahun mengalami peningkatan. Hal
tersebut dibuktikan dari data Puskesmas Banjarbaru Selatan tahun 2019, kasus
hipertensi berada diurutan kedua dengan jumlah kasus 2.673 kasus, dan pada tahun
2020 berada di urutan kedua dengan jumlah kasus 2.861 kasus. Hal ini akan
berdampak timbulnya komplikasi pada sebagian besar penderita hipertensi.
Berdasarkan uraian diatas maka peneliti tetarik untuk meneliti Faktor-Faktor yang
berhubungan dengan kejadian Hipertensi di RT 005 RW 002, RT 001 - RT 002 RW
003 Kelurahan Guntung Paikat.
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan umum
Tujuan umum penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan faktorfaktor
yang memerpengaruh penyebab hipertensi RT 005 RW 002, RT 001 - RT 002 RW
003 Kelurahan Guntung Paikat.
2. Tujuan khusus
a. Menggambarkan karakteristik responden
b. Mengetahui Hubungan faktor-faktor yang mempengaruhi penyebab hipertensi
di RT 005 RW 002, RT 001 - RT 002 RW 003 Kelurahan Guntung Paikat.
c. Menganalisis faktor yang paling berperngaruh terhadap hipertensi di RT 005
RW 002, RT 001 - RT 002 RW 003 Kelurahan Guntung Paikat.
5
D. Manfaat Penelitian
1. Manfaat bagi Program Studi
Hasil penelitian dapat menambah kepustakaan sebagai salah satu sarana
untuk memperkaya pembaca dan memberikan data dasar yang dapat digunakan
penelitian selanjutnya terkait dengan faktor-faktor yang berhubungan dengan
kejadian hipertensi.
2. Manfaat Instansi
Hasil penelitian diharapkan menjadi data masukan dan sumber data untuk
tindak lanjut dalam pengambilan keputusan program pencegahan dan pengendalian
hipertensi.
3. Manfaat bagi Masyarakat
Hasil penelitian ini adalah untuk memberikan informasi tentang faktor
penyebab hipertensi agar masyarakat dapat mengetahui secara dini faktor penyebab
penyakit ini sehingga dapat melaksanakan pencegahan dan pengendaliannya.
4. Manfaat bagi Mahasiswa
Hasil penelitian dapat menjadikan sumber informasi dan sebagai bahan
penyusunan kajian pustaka terutama karena ingin melakukan penelitian lanjutan
atau penelitian yang sejenis.
E. Keaslian Penelitian
Penelitian yang pernah dilakukan sebelumnya antara lain:
1. Erna Krisnawati Sarumaha dan Vivi Eulis Diana tahun 2018, dengan judul
“Faktor Risiko Kejadian Hipertensi Pada Usia Dewasa Muda di UPTD
Puskesmas Perawatan Plus Teluk Dalam Kabupaten Nias Selatan”. Persamaan
penelitiannya adalah penggunaan analisis data dengan Chi Square. Kemudian
terdapat persamaan pada variabel perilaku merokok, kurang aktivitas fisik,
konsumsi alkohol berlebih, dan faktor risiko genetik. Adapun perbedaannya
pada metode penelitian yang menggunakan mixed metodh. Sedangkan pada
penelitian ini menggunakan metode penelitian cross-sectional.
2. Nur Afni Karim, Franly Onibala dan Vandri Kallo tahun 2018, dengan judul
“Hubungan aktivitas fisik dengan derajat hipertensi pada pasien rawat jalan di
6
A. Hipertensi
1. Pengertian Hipertensi
Hipertensi berawal dari bahasa latin yaitu hiper dan tension. Hiper ialah
tekanan yang berlebihan dan tension ialah tensi. Hipertensi merupakan kondisi
dimana terjadi peningkatan tekanan darah secara kronis (dalam kurun waktu yang
lama) yang dapat menyebabkan kesakitan pada seseorang dan bahkan dapat
menyebabkan kematian. Seseorang dapat disebut menderita hipertensi jika
didapatkan tekanan darah sistolik >140 mmHg dan diastolik >90 mmHg. Tekanan
darah yang selalu tinggi dan tidak diobati atau dicegah sejak dini, maka sangat
berisiko menyebabkan penyakit degeneratif seperti retinopati, penebalan dinding
jantung, kerusakan ginjal, jantung koroner, pecahnya pembuluh darah, stroke,
bahkan dapat menyebabkan kematian mendadak. Hipertensi ialah suatu masalah
kesehatan yang cukup tinggi di dunia (9).
Menurut data World Health Organization (WHO) 2015, menunjukan
prevelensi penderita hipertensi terjadi pada kelompok umur dewasa yang berumur
≥ 25 tahun yaitu sekitar 40%. Hipertensi diprediksi dapat menyebabkan kematian
yaitu sekitar 7,5 juta dan penyebab kematian di dunia yaitu sekitar 12,8%. Adapun
di Amerika Serikat diprediksi terdapat 33,8% penduduknya menderita hipertensi
yang terjadi pada jenis kelamin laki-laki maupun perempun. Adapun di Indonesia,
prevelensi penderita hipertensi menurut Depertemen Kesehatan yaitu terdapat
sekitar 31,7%, dimana hanya 7,2 dari 31,7% penduduk yang mempunyai
pemahaman mengenai hipertensi serta terdapat kejadian yang minum obat
hipertensi hanya sekitar 0,4% (10).
Hipertensi tidak pandang bulu siapa saja dapat mengalaminya. Penyakit ini
umumnya dialami oleh orang dewasa, namun oleh sebab tertentu anak-anak juga
dapat mengalami hipertensi misalnya karena kondisi bawaan terkait dengan
ketidakmampuan tubuhnya menghasilkan nitrogen monoksida atau karena
mengalami kelainan ginjal. Secara alamiah, tekanan darah anak-anak lebih rendah
7
8
daripada tekanan darah orang dewasa. Tekanan darah tersebut akan meningkatkan
sejalan dengan pertambahan usia. Anak usia 8-12 tahun setiap tahun mengalami
peningkatan tekanan darah sistolik yaitu 0,44 mmHg serta tekanan darah diastolik
yaitu 2,90 mmHg. Sementara itu remaja berusia 13-17 tahun mengalami
peningkatan tekanan darah sistolik sebesar 0,33 mmHg per tahun dan tekanan darah
diastolic sebesar 1,81 mmHg per tahun. Tidak hanya orang dewasa para remaja juga
berpotensi mengalami tekanan darah tinggi (11).
2. Patofisiologi
Dimulai dengan arterosklerosis, gangguan struktur anatomi pembuluh darah
perifer yang berlanjut dengan kekakuan pembuluh darah. Kekakuan pembuluh
darah disertai dengan penyempitan dan kemungkinan pembesaran plaque yang
menghambat gangguan peredaran darah perifer. Kekakuan dan kelambanan aliran
darah menyebabkan baban jantung bertambah berat yang akhirnya dikompensasi
dengan peningkatan upaya pemompaan jantung yang memberikan gambaran
peningkatan tekanan darah dalam sistem sirkulasi (11).
Hipertensi adalah meningkatnya tekanan sistolik dan tekanan diastolik pada
seorang diatas nilai yang telah ditentukan. Tekanan darah sistolik adalah tekanan
darah pada saat jantung memompa darah ke seluruh tubuh (fase ejeksi) yang
biasanya di tulis pada nilai atas. Sedangkan tekanan darah diastolik adalah tekanan
darah pada saat jantung istirahat (dalam hal ini ventrikel diisi oleh sejumlah darah
dari atrium) (12).
Banyak faktor yang menyebabkan seseorang mengalami peningkatan tekanan
sistole dan atau diastole, tetapi sebenarnya peningkatan ini terjadi akibat 2
parameter yang meningkat yaitu peningkatan tahanan perifer total tubuh dan
peningkatan cardiac output / curah jantung. Sehingga dapat dikatakan bahwa segala
sesuatu yang menyebabkan terjadinya peningkatan salah satu atau keduanya, maka
akan menyebabkan orang tersebut mengalami peningkatan tekanan darah
(hipertensi) (12).
9
3. Epidemiologi hipertensi
Hipertensi adalah suatu gangguan pada system peredaran darah yang
menggangu kesehatan masyarakat. umumnya terjadi pada manusia yang berusia
setengah baya (>40 tahun). Namun banyak yang tidak menyadari bahwa mereka
menderita hipertensi akibat gejalanya tidak nyata. Pada stadium awal mereka
menimbulkan gangguan yang serius. Sekitar 1,8 %-28,6% penduduk dewasa
penderita hipertensi. Prevalensi hipertensi dunia diperkirakan antara 15-20% (13).
Prevalensi hipertensi lebih besar ditemukan pada pria, daerah perkotaan,
daerah pentai dan orang gemuk. Pada usia setengah baya dan muda, hipertensi ini
lebih banuak menyerang pria daripada wanita. Pada golongan umur 55-64 tahun,
penderita hipertensi pada pria dan wanita sama banyak. Pria usia 65 tahun ke atas,
penderita hipertensi wanita lebih banyak daripada pria. Penelitian epidemiologi
membuktikan bahwa tingginya tekanan darah berhubungan erat dengan kejadian
penyakit jantung. Sehingga pengamatan pada popukasi menunjukkan bahwa
penurunan tekanan darah dapat menurunkan terjadinyan penyakit jantung.
Seseorang penderita hipertensi mempunyai resiko terserang penyakit jantung
coroner 5 kali lebih besar (13,14).
Tabel 2.1 Prevalensi Hipertensi berdasarkan hasil pengukuran pada penduduk
umur ≥18 tahun menurut Kabupaten/Kota Provinsi Kalimantan
selatan.
Hipertensi (Pengukuran)
Kabupaten/Kota % 95% CI N Tertimbang
Lower Upper
Tanah Laut 41,81 37,86 45,86 1269
Kota Baru 43,41 39,38 47,53 1213
Banjar 44,91 41,51 48,35 2166
Barito Kuala 46,84 43,16 50,56 1164
Tapin 43,34 38,93 47,85 725
Hulu Sungai Selatan 39,15 34,21 44,32 900
Hulu Sungai Tengah 51,99 48,22 55,73 1025
10
a. Umur
Berdasarkan hasil riskesdas tahun 2013 prevalensi hipertensi meningkat
semakin bertambahnya umur. Umumnya hipertensi terjadi pada individu yang
berusia di atas 40 tahun. Individu yang berusia di atas 40 tahun akan mengalami
suatu kondisi dimana akan terjadi pada dinding pembuluh darah keadaan
kehilangan elastisitas. Kondisi demikian akan mengakibatkan meningkatnya
tekanan darah yang terus memompa tanpa adanya dilatasi pembuluh darah.
Pertambahan usia menyebabkan adanya perubahan terhadap fungsi normal organ
tubuh. Semakin bertambahnya umur maka tekanan darah juga akan mengalami
peningkatan. Dinding arteri akan mengalami penebalan yang disebabkan oleh
penumpukan zat kolagen pada lapisan otot, sehingga mengakibatkan pembuluh
darah menyempit dan menjadi kaku setelah umur 40 tahun. Kondisi lain yang
mendukung kejadian hipertensi pada usia tua adalah telomer yang diketahui akan
progresif dengan penuaan dan terkait dengan penyakit yang berkaitan dengan usia
yaitu termasuk penyakit kardiovaskular (17).
b. Jenis Kelamin
Prevalensi penderita kasus hipertensi yang ditemukan pada beberapa
penelitian hampir seluruhnya membandingkan antara pria dan wanita. Kasus
hipertensi pada pria lebih mudah ditemukan karena adanya masalah pekerjaan yang
dilampiaskan dengan perilaku merokok dan meminum alkohol yang diiringidengan
makanan yang tidak sehat. Dampak yang ditimbulkan adalah tekanan darah pun
menjadi tinggi karena pada pria lebih banyak melakukan aktivitas lebih banyak
sehingga kelelahan diiringi pola makan dan hidup tidak sehat menjadi faktor dari
hipertensi. Selain itu rasio kenaikan tekanan darah pada laki-laki mencapai 2,29
14
untuk kenaikan tekanan darah sistolik dan 3,76 untuk kenaikan tekanan darah
diastolik. Hali ini disebabkan karena angka istirahat jantung dan indeks kardiak
pada pria lebih rendah dan tekana peripheralnya lebih tinggi jika dibandingkan
dengan perempuan (17,18).
c. Keturunan (genetik)
Riwayat keluarga dekat yang menderita hipertensi juga meningkatkan risiko
hipertensi terutama hipertensi primer (esensial). Faktor genetik juga berkaitan
dengan metabolisme pengaturan garam dan renin membran sel. Apabila kedua
orangtuanya menderita hipertensi maka sekitar 45% akan turun ke anak-anaknya
dan bila salah satu orangtuanya yang menderita hipertensi maka sekitar 30% akan
turun ke anak-anaknya. Faktor genetik yang berperan pada kejadian hipertensi yaitu
dominan pada hipertensi yang dipengaruhi oleh banyak gen (polygenic
hypertension). Hipertensi poligenik disebabkan oleh gen major dan banyak gen
minor. Beberapagen melibatkan system yang berperan pada mekanisme terjadinya
hipertensi yaitu rennin-angiotensin-aldosteron (RAA) system, G-protein/signal
transduction pathway system, norodgenic system, ion chanels, a adduction and
immune systemand inflammation (18).
d. Kegemukan (obesitas)
Kegemukan atau obesitas adalah persentase abnormalitas lemak yang
dinyatakan dalam Indeks Massa Tubuh (Body Mass Index) yaitu perbandingan
antara berat badan dengan tinggi badan kuadrat dalam meter. Berat badan dan
indeks massa tubuh berkorelasi langsung dengan tekanan darah terutama tekanan
darah sistolik. Risiko untuk menderita hipertensi pada orang-orang gemuk 5 kali
lebih tinggi dibandingkan dengan seseorang yang badannya normal. Sedangkan
pada penderita hipertensi ditemukan sekitar 20-33% memiliki berat badan lebih
(overweight) (19).
e. Merokok
Zat-zat kimia beracun seperti nikotin dan karbon monoksida yang dihisap
melalui rokok akan memasuki sirkulasi darah dan merusak lapisan endotel
pembuluh darah arteri, zat tersebut mengakibatkan proses arteroklerosis pada
seluruh pembuluh darah. Selain itu merokok juga meningkatkan denyut jantung
15
A. Landasan Teori
Terdapat 2 faktor yang mempengaruhi kejadian hipertensi, yaitu faktor yang
tidak dapat diubah dan faktor yang dapat diubah. Faktor yang tidak dapat diubah
dan melekat pada penderita hipertensi yaitu umur, jenis kelamin dan genetik. Faktor
yang dapat diubah diakibatkan perilaku tidak sehat dari penderita hipertensi yaitu
obesitas, merokok, kurang aktivitas fisik, konsumsi garam berlebih, dislipidemia,
konsumsi alkohol berlebih, psikososial dan stress (Kemenkes RI. 2013). Adapun
kerangka teori berdasarkan landasan teori di atas dapat dilihat pada gambar 3.1 di
bawah ini:
Faktor yang Tidak Dapat Diubah
a. Umur
b. Jenis kelamin
c. Keturunan
Kejadian
Faktor yang Dapat Diubah
hipertensi
a. Obesitas
b. Merokok
c. Kurang aktivitas fisik
d. Konsumsi garam berlebih
e. Dislipidemia
f. Konsumsi alkohol berlebih
g. Psikososial dan stress
17
18
B. Hipotesis
1. Ada hubungan antara konsumsi garam dengan kejadian hipertensi.
2. Ada hubungan antara merokok dengan kejadian hipertensi.
3. Ada hubungan antara kurang aktivitas fisik dengan kejadian hipertensi
BAB IV
METODE PENELITIAN
A. Rancangan Penelitian
Penelitian ini menggunakan rancangan observasional analitik, dengan desain
cross sectional. Penelitian cross sectional dilakukan untuk melakukan identifikasi
terhadap variabel yang akan diteliti agar dapat menjelaskan dan menganalisis faktor
yang berhubungan dengan kejadian hipertensi. Pada pendekatan cross sectional
peneliti melakukan pengambilan data sekaligus pada saat yang sama, artinya tiap
subjek penelitian hanya diobservasi satu kali saja (24).
19
20
C. Instrumen Penelitian
Instrumen dalam penelitian ini adalah kuesioner yang menggunakan bantuan
digital yaitu google form. Google form merupakan alat yang berguna untuk
membantu dalam membuat survei dan mengumpulkan informasi yang mudah dan
efisien. Aplikasi ini digunakan untuk mempermudah dalam menyebarkankuesioner
dan lebih efisien, yaitu dengan cara menginput pertanyaan kuesioner melalui google
form dan nantinya disebarkan secara digital kepada responden penelitian.
D. Variabel Penelitian
1. Variabel Bebas
Variabel bebas adalah variabel yang mempengaruhi (25). Variabel bebas
pada penelitian ini adalah perilaku merokok, konsumsi garam dan aktifitas fisik.
2. Variabel Terikat
Variabel terikat adalah variabel yang dipengaruhi (25). Variabel terikat dari
penelitian ini adalah kejadian hipertensi.
E. Definisi Operasional
Definisi operasional variabel penelitian adalah suatu atribut atau sifat atau
nilai dari obyek atau kegiatan yang memiliki variasi tertentu yang telah ditetapkan
oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya (26). Definisi
operasional pada penelitian ini dapat dijabarkan dalam tabel berikut:
Tabel 4.1. Definisi Operasional Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Kejadian
Hipertensi.
Skala
Definisi
No Variabel Kriteria Penilaian Pengukuran
Operasional
dan Kategori
1. Hipertensi Suatu keadaan Alat ukur berupa kuesioner, Skala data
dimana teknan dengan kategori: nominal
darah 1. Hipertensi (tekanan dengan
meningkat darah≥140/90mmHg) kategori
melebihi batas 2. Tidak hipertensi (tekanan 1. Ya
normal, yaitu darah <140/90mmHg). 2. Tidak
peningkatan
tekanan darah
21
sistolik lebih
dari 140
mmHg dan
tekanan darah
diastolik lebih
dari 90 mmHg.
2. Konsumsi Konsumsi Alat ukur berupa kuesioner Skala data
Garam bahan dengan menanyakan apakah nominal
makanan sering mengkonsumsi dengan
responden makanan yang rasanya asin, kategori:
yang makanan yang diawetkan atau 1. Ya
mengandung mengandung garam serta 2. Tidak
banyak garam sering menambahkan garam ke
dalam
Makanan yang sudah diolah.
3. Kebiasaan Konsumsi Alat ukur berupa kuesioner Skala data
Merokok rokok yang dengan menanyakan apakah nominal
dihisap setiap responden perokok, usia mulai dengan
hari oleh merokok, jumlah rokok kategori:
responden Yang dihisap perhari dengan 1. Ya
kategori : 2. Tidak
1. Ya, saya memiliki
kebiasaan merokok.
2. Tidak, saya tidak memiliki
kebiasaan merokok.
4. Aktivitas Aktivitas yang Alat ukur berupa kuesioner Skala data
Fisik melibatkan dengan menanyakan apakah nominal
kegiatan fisik responden melakukan aktivitas dengan
yang fisik, frekuensi berolahraga kategori:
dilakukan dalam seminggu, durasi 1. Berisiko
responden berolahraga (jika tidak
secara rutin, melakukan
frekuensi, olahraga >
durasi agar 30
dapat menit/3x/mi
memberikan nggu)
kebugaran 2. Tidak
jasmani yang berisiko
dilakukan (jika
sehari- hari melakukan
olahraga
selama 30
menit/3x/mi
nggu)
22
F. Prosedur Penelitian
Adapun prosedur penelitian memiliki beberapa tahap yaitu:
1. Tahap Persiapan
Adapun tahap-tahap persiapan penelitian yang dilakukan dengan langkah-
langkah sebagai berikut:
a. Perizinan melakukan survei pendahuluan guna melihat dan mengetahui
kondisi penelitian.
b. Pengambilan data kepada pihak yang bersangkutan.
c. Mengajukan perizinan penelitian kepada pihak terkait.
d. Persipan instrument berupa kuesioner penelitian yang diolah menjadi google
form.
2. Tahap pelaksanaan
Tahap pelaksanaan pengumpulan data dilakukan dengan langkah-langkah
sebagai berikut:
a. Menghubungi responden yang menjadi subyek penelitian untuk melakukan
pendekatan dan menjelaskan maksud dan tujuan dari penelitian. Setelah
responden bersedia untuk menjadi subyek penelitian, responden diminta untuk
mengisi lembar pernyataan yang terdapat dikuesioner untuk menjadiresponden
penelitian.
b. Penelitian dilakukan dengan membagikan kuesioner kepada responden yang
memenuhi kriteria inklusi. Kuesioner dibagikan dalam bentuk google form.
3. Tahap penyelesaian
Tahap penyelesaian terdiri dari kegiatan, yaitu:
a. Mengumpulkan semua data dari kuesioner hasil penelitian (data sekunder)
dan data primer.
b. Melakukan pengolahan dan analisis data penelitian yang telah diperoleh.
c. Analisis data dilakukan dengan menggunakan bantuan komputerisasi.
d. Penyusunan laporan
23
dalam tabel dilakukan dengan program yang ada di komputer. Data kuesioner
yang sudah dikoding dimasukkan sesuai tabel olah data.
d. Processing
Setelah semua kuesioner terisi penuh dan benar, serta sudah melewati
pengkodean, maka langkah selanjutnya adalah memproses data yang di-entry
dapat dianalisis. Peneliti memasukan data dari setiap responden yang telah
diberi kode kedalam program komputer untuk diolah.
e. Cleaning
Pembersihan data dilakukan dengan melihat variabel apakah data sudah
benar atau belum. Cleaning (pembersihan data) merupakan kegiatan
pengecekan kembali data yang sudah di-entry apakah ada kesalahan atau tidak.
Kesalahan tersebut dimungkinkan terjadi pada saat meng-entry data ke
komputer.
J. Biaya Penelitian
Adapun rincian biaya yang dikeluarkan untuk melakukan penelitian ini
adalah sebagai berikut:
Tabel 4.3. Biaya Penelitian
No. Keterangan Nominal (Rp)
1. Penelitian 300.000,-
Total 1.250.000,-
BAB V
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Karakteristik Responden
Karakteristik responden dibedakan berdasarkan jenis kelamin, usia,
pendidikan terakhir, dan pekerjaan. Berikut merupakan karakteristik demografi
sampel penelitian.
Tabel 5. 1 Karakteristik Responden di Kelurahan Guntung Paikat
Karakteristik Frekuensi Persentase (%)
Jenis Kelamin
Laki-Laki 17 56,7
Perempuan 13 43,3
Usia
26-35 tahun 1 3,3
36-45 tahun 8 26,7
46-55 tahun 9 30
56-65 tahun 8 26,7
65+ tahun 4 13,3
Pendidikan Terakhir
Tidak tamat SD/Sederajat 3 10
SD/Sederajat 3 10
SMP/Sederajat 5 16,7
SMA/Sederajat 13 43,3
Sarjana/Diploma 6 20
Pekerjaan
Pegawai Swasta 7 23,3
Wiraswasta 7 23,3
Pensiunan 5 16,7
Pedagang 2 6,7
Kuli Bangunan 1 3,3
Honorer 1 3,3
Tidak Bekerja 7 23,3
Total 30 100
Berdasarkan 5.1 diketahui bahwa responden didominasi oleh jenis kelamin
laki-laki (56,7%), kelompok usia di dominasi pada rentang usia 46-55 tahun (30%),
36-45 tahun (26,7%), dan 56-65 tahun (26,7%). Pendidikan terakhir didominasi
oleh kelompok SMA/Sederajat (43,3%), pekerjaan responden didominasi oleh
pegawai swasta (23,3%), wiraswasta (23,3%), dan tidak bekerja (23,3%).
26
27
B. Analisis Univariat
1. Hipertensi
Tabel 5.2 Distribusi dan Frekuensi Hipertensi di Kelurahan Guntung Paikat
Hipertensi Frekuensi Persentase (%)
Menderita 19 63,3
Tidak Menderita 11 36,7
Total 30 100
Berdasarkan tabel 5.2 diketahui bahwa responden yang mengalami hipertensi
sebanyak 19 orang (63,3%) dan responden yang tidak mengalami hipertensi
sebanyak 11 orang (36,7%). Hipertensi merupakan penyakit degeneratif dan
mempunyai tingkat mortalitas yang cukup tinggi serta mempengaruhi kualitas
hidup dan produktifitas seseorang. Hipertensi disebut juga the silent killer karena
penyakit ini merupakan pembunuh tersembunyi dan pada umumnya pasien tidak
mengetahui bahwa mereka menderita penyakit hipertensi sebelum memeriksakan
tekanan darahnya. Selain itu, penderita hipertensi umumnya tidak mengalami suatu
tanda atau gejala sebelum terjadi komplikasi. Secara umum, hipertensi merupakan
suatu keadaan tanpa gejala, dimana tekana yang abnormal tinggi didalam arteri
menyebabkan meningkatnya resiko terhadap stoke, aneurisma, gagal jantung,
serangan jantung dan kerusakan ginjal. Menurut World Health Organization
(WHO), 2013 dalam Paisey, 2017 menyebutkan bahwa hipertensi adalah kekuatan
darah untuk melawan tekanan dinding arteri ketika darah dipompa oleh jantung ke
seluruh tubuh. Seseorang dikatakan hipertensi apabila tekanan darah sistolik (TDS)
> 140 mmHg dan / atau tekanan darah diastolik (TDD) > 90 mmHg. (28,29).
2. Riwayat Keluarga
Tabel 5.3 Distribusi dan Frekuensi Riwayat Keluarga di Kelurahan Guntung Paikat
Riwayat Keluarga Frekuensi Persentase (%)
Ada 21 70
Tidak 9 30
Total 30 100
Berdasarkan tabel 5.3 diketahui bahwa responden yang memilki riwayat
keluarga menderita hipertensi sebanyak 21 orang (70%) dan responden yang tidak
memiliki riwayat keluarga yang menderita hipertensi sebanyak 9 orang (30%).
28
kanker paru 80% dan serangan jantung 50%, impotensi dan gangguan kesuburan
(30).
Berdasarkan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 81 Tahun 1999,
rokok adalah hasil olahan tembakau terbungkus, termasuk cerutu atau bentuk
lainnya yang dihasilkan dari tanaman Nicotiana tabacum, Nicotiana rustica, dan
spesies lainnya atau sintesisnya yang mengandung nikotin dan tar dengan atau
bahan tambahan. Kebiasaan merokok menjadi masalah kesehatan di masyarakat
karena bisa menjadi salah satu faktor penyebab penyakit antara lain penyakit
kardiovaskular dan beberapa jenis kanker yang disebabkan oleh kandungan bahan
kimia yang terdapat pada rokok (30).
Kebiasaan merokok dapat meningkatkan tekanan darah dan juga denyut nadi,
dimana dengan kebiasaan merokok seseorang melepaskan neurotaransmitter
nerophinefrin dan epinefrin yang berkaitan dengan perubahan hemodinamik dan
metabolic yang dimediasi melalui mekanisme adrenergic. Bahan-bahan kimia yang
terkandung pada rokok mencegah penyembuhan dari kerusakan lapisan pembuluh
darah dan kemudian menimbulkan sumbatan pada arteri yang rusak tersebut.
Sebatang rokok yang di hisap akan menjadi pengaruh yang besar terhadap tekanan
darah seseorang, hal ini disebabkan oleh gas CO yang terdapat dalam asap rokok
mempunyai pengaruh yang besar terhadapat tekanan darah. Jika rokok di konsumsi
secara terus menerus maka akan terjadi penumpukan di dalam pembuluh darah
sehingga menyebabkan pembuluh darah menjadi kramp kemudian mengakibatkan
tekanan darah naik (30).
4. Aktivitas Fisik (Olahraga)
Tabel 5.5 Distribusi dan Frekuensi Aktivitas Fisik (Olahraga) di Kelurahan
Guntung Paikat
Aktivitas Fisik Frekuensi Persentase (%)
(Olahraga)
Jarang 11 36,7
Sering 19 63,3
Total 30 100
30
C. Analisis Bivariat
1. Hubungan Riwayat Keluarga dengan Kejadian Hipertensi di Kelurahan
Guntung Paikat
Tabel 5.7 Hubungan Riwayat Keluarga dengan Kejadian Hipertensi di Kelurahan
Guntung Paikat
Hipertensi
Riwayat Tidak Total P-Value PR 95% CI
Keluarga
Menderita
Menderita
n % n % n %
Ada 16 76,2 5 23,8 21 100 1,15-
0,035 6,4 35,43
Tidak 3 33,3 6 66,7 9 100
Tabel 5.7 menunjukkan bahwa kejadian hipertensi lebih banyak terjadi pada
pada seseorang yang memiliki riwayat keluarga menderita hipertensi (76,2%)
dibandingkan dengan orang tidak memiliki riwayat keluarga menderita hipertensi
(33,3%). Sedangkan pada responden yang tidak mengalami hipertensi lebih banyak
pada seseorang tidak memiliki riwayat keluarga menderita hipertensi (66,7%)
dibandingkan dengan orang yang memiliki riwayat keluarga menderita hipertensi
(23,8%).
Berdasarkan tabel 5.7 di atas, hasil uji yang dilakukan menunjukkan nilai p-
value=0,035 (p<0,05), artinya terdapat hubungan antara riwayat keluarga dengan
kejadian hipertensi pada masyarakat di Kelurahan Guntung Paikat. Didapatkan juga
nilai PR=6,4 artinya orang yang memiliki riwayat keluarga menderita hipertensi
memiliki probabilitias mengalami hipertensi sebanyak 6,4 kali lebih tinggi daripada
orang yang tidak memiliki riwayat keluarga menderita hipertensi. Hipertensi
memiliki kecenderungan untuk menurun pada generasi selanjutnya. Faktor risiko
ini tidak bisa dihilangkan namun dapat diantisiasi sedini mungkin dengan
melakukan pengukuran tekanan darah secara rutin dan terkontrol (34).
Hal ini juga didukung oleh penelian yang dilakukan oleh Avelia Gustia
Anatasya Adam, Jeini Ester Nelwan dan Windy M.V Wariki (2018) yang
menyatakan bahwa terdapat hubungan antara riwayat hipertensi dalam keluarga
dengan kejadian hipertensi di Puskesmas Paceda Kota Bitung. Hal ini diperoleh
berdasarkan hasil penelitian yang menunjukkan sebanyak 37 orang (41,6%)
33
Aktivitas fisik yang dianjurkan oleh WHO adalah selama 30 menit dalam 1 minggu
atau 20 menit/hari selama 5 hari dalam satu minggu (39).
darah akan membentuk retensi air sehingga volume darah meningkat. Hal ini akan
mengakibatkan naiknya tekanan darah. Selain itu, asupan natrium yang tinggi akan
menyebabkan pengeluaran berlebihan dari hormone natriouretik yang secara tidak
langsung akan mengakibatkan tekanan darah naik. Selain itu, penelitian ini juga
didukung oleh adanya hasil dari penelitian Riska Agustina & Bambang Budi
Raharjo (2015) yang menyebutkan bahwa penerita yang mengonsumsi garam >7
gram per hari memiliki risiko 5,675 kali mengalami hipertensi dibandingkan
dengan penderita yan mengonsumsi ≤ 3 gram per hari. Penelitian yang dilakukan
oleh Riska Agustina & Bambang Budi Raharjo (2015) ini mengungkapkan bahwa
sebanyak 19 orang (63,3%) yang mengonsumsi garam <7 gram per hari dan
mengalami hipertensi lebih besar dibandingkan dengan 11 orang (36,7%) yang
mengonsumsi garam ≤ 3 gram per hari dan mengalami hipertensi (41).
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian, faktor risiko yang berhubungan dengan kejadian
hipertensi pada masyarakat kelurahan guntung paikat adalah riwayat keluarga
(genetik), aktivitas fisik dan konsumsi garam. Sedangkan kebiasaan merokok tidak
berhubungan secara signifikan dengan kejadian hipertensi. Pada variabel riwayat
keluarga, menunjukkan nilai p-value=0,035 (p<0,05), artinya terdapat hubungan
antara riwayat keluarga dengan kejadian hipertensi pada masyarakat di Kelurahan
Guntung Paikat. Jika kedua orangtuanya mengalami hipertensi maka angka
kejadian hipertensi pada keturunannya meningkat menjadi 4-15 kali dibandingkan
kedua orangtua yang memiliki tekanan darah normal.
Pada variabel aktivitas fisik, didapatkan nilai p-value=0,02 (p<0,05), artinya
terdapat hubungan antara aktivitas fisik dengan kejadian hipertensi pada
masyarakat di Kelurahan Guntung Paikat. Aktivitas fisik memengaruhi stabilitas
darah dimana orang yang tidak aktif dalam aktivitas fisik akan cenderung
mempunyai frekuensi denyut jantung yang lebih tinggi. Dan pada variabel
konsumsi garam, didapatkan nilai p-value=0,018 (p<0,05), artinya terdapat
hubungan antara konsumsi garam dengan kejadian hipertensi pada masyarakat di
Kelurahan Guntung Paikat. Kadar garam atau natrium yang terlalu banyak
dikonsumsi akan mengakibatkan hipertensi dikarenakna natrium yang terserap ke
dalam pembuluh darah akan membentuk retensi air sehingga volume darah
meningkat.
B. Saran
Saran bagi peneliti selanjutnya, dapat dilakukan penelitian dengan faktor
risiko yang sama dengan desain penelitian case control untuk mendapatkan hasil
penelitian yang lebih terperinci dan mengetahui perbandingan yang lebih nyata
antara populasi kasus dan populasi kontrol.
38
DAFTAR PUSTAKA
1. Rayanti RE, Kristiawan PAN, Shendy LM. Health Belief Model dan
management hipertensi pada penderita hipertensi primer di Papua. Jurnal
Keperawatan Muhammadiyah 2021; 6(1): 19-30.
2. Tarigan AP, Zulhaida L, Syarifah. Pengaruh pengetahuan, sikap dan
dukungan keluarga terhadap diet hipertensi di Desa Hulu Kecamatan Pancur
Batu Tahun 2016. Jurnal Kesehatan 2018; 11(1): 9-17.
3. Awaludin S, Arif SU, Iwan P. Pengaruh light massage terhadap tekanan darah
penderita hipertensi primer di kabupaten banyumas. Interest: Jurnal Ilmu
Kesehatan 2018; 7(1): 1-5.
4. Ermi MA, dkk. Pendidikan kesehatan tentang hipertensi dan perawatannya
pada Anggota PKK RT 01 RW 06 Pedurungan Tengah Semarang. Jurnal
Pengabdian Kepada Masyarakat Indonesia 2021; 2(2): 170-175.
5. Dinas Kesehatan Provinsi Kalimantan Selatan. (2017). Laporan Penyakit
Tidak Menular Tertinggi.
6. Pujianti N, Fakhriyah, Noor AF. Hubungan antara manajemen hipertensi dan
manajemen stress dengan kejadian hipertensi di Wilayah Kerja Puskesmas
Cempaka. Prosiding Seminar Nasional Lingkungan Lahan Basah 2021; 6(3):
1-5.
7. Sarumaha EK, Diana VE. Faktor risiko kejadian hipertensi pada usia dewasa
muda di UPTD Puskesmas Perawatan Plus Teluk Dalam Kabupaten Nias
Selatan. Jurnal Kesehatan Global 2018; 1(2): 70-77.
8. Pramana L.Y.D. Faktor-faktor yang berhubungan dengan tingkat hipertensi
di wilayah kerja puskesmas demak 11. Semarang: http:lib.unimus.ac.id:
2016.
9. Larasati, D. Peningkatan Informasi Penyakit dengan Komorbid Hipertensi
pada Masa Pandemi Covid-19 di Puskesmas Piyungan. ABDIMAS Madani
2021; 3(1), 21-25.
10. Sijabat, F., Purba, S. D., Saragih, F., Sianturi, G. S., & Ginting, M. Promosi
Kesehatan Pencegahan Hipertensi Pada Lansia Di Kelurahan
Dwikora. Jurnal Abdimas Mutiara 2020;1(2), 262-268.
11. Nurcahyani, W. F. Pemberdayaan Masyarakat Kelurahan Sonorejo Dalam
Rangka Meningkatkan Pengetahuan Mengenai Hipertensi Dengan Media
Poster. Warta LPM 2021;24(4), 656-666.
12. Simanjuntak, E. Y., & Situmorang, H. Pengetahuan Dan Sikap Tentang
Hipertensi Dengan Pengendalian Tekanan Darah. INDOGENIUS 2022;1(1),
10-17.
13. La Ode Alifariki, S. K. Epidemiologi Hipertensi: Sebuah Tinjauan Berbasis
Riset. 2020: LeutikaPrio.
14. Syahrir, M., & Sabilu, Y. Hubungan Pemanfaatan Sarana Pelayanan dengan
Kejadian Hipertensi Pada Masyarakat Pesisir Kecamatan Kolono
Timur. Nursing Care and Health Technology Journal (NCHAT) 2021;1(2),
64-71.
15. Tiara, U. I. Hubungan Obesitas dengan Kejadian Hipertensi. Journal of
Health Science and Physiotherapy 2020;2(2), 167-171.
16. Abrar, N., Bastian, F., & Mursyida, M. Gambaran Pengetahuan Pengurus
Panti Jompo terhadap Penanganan Awal Gejala Hipertensi pada
Lansia. Jurnal Aceh Medika 2020;6(1), 69-75.
17. Akbar, H., & Tumiwa, F. F. Edukasi Upaya Pencegahan Hipertensi pada
Masyarakat di Kecamatan Passi Barat Kabupaten Bolaang
Mongondow. JPKMI (Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat Indonesia)
2020;1(3), 154-160.
18. Setiawan, H., Suhanda, S., Rosliati, E., Firmansyah, A., & Fitriani, A.
Promosi kesehatan pencegahan hipertensi sejak dini. ABDIMAS: Jurnal
Pengabdian Masyarakat 2018;1(2), 41-45.
19. Shaumi, N. R. F., & Achmad, E. K. Kajian Literatur: Faktor Risiko Hipertensi
pada Remaja di Indonesia. Media Penelitian dan Pengembangan Kesehatan
2019;29(2), 115-122.
20. Rahmayani, S. T. Faktor-faktor risiko kejadian hipertensi primer pada usia
20-55 tahun di poliklinik penyakit dalam rsud 45 kuningan. Syntax 2019;1(4),
100-111.
21. Nugroho, K. P., Sanubari, T. P., & Rumondor, J. M. Faktor risiko penyebab
kejadian hipertensi di wilayah kerja puskesmas Sidorejo Lor kota
Salatiga. Jurnal Kesehatan Kusuma Husada 2019:32-42.
22. Sarumaha, E. K., & Diana, V. E. Faktor risiko kejadian hipertensi pada usia
dewasa muda di UPTD Puskesmas Perawatan Plus Teluk dalam Kabupaten
Nias Selatan. Jurnal Kesehatan Global 2018;1(2), 70-77.
23. Arda, Z. A., & Mustapa, M. Hipertensi dan faktor risikonya di puskesmas
motolohu kabupaten pohuwato. Gorontalo Journal of Public Health
2018;1(1), 032-038.
24. Anshori M, Sri I. Buku ajar metodologi penelitian kuantitatif. Surabaya:
Airlangga University Press. 2017.
25. Kemenkes RI. Pedoman Teknis Penemuan dan Tatalaksana Hipertensi. 2013.
26. Notoatmodjo S. Metode penelitian kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta. 2018.
27. Sumantri A. Metodologi penelitian kesehatan. Jakarta: Kencana. 2015.
28. Taslima T, Husna A. Hubungan Riwayat Keluarga dan Gaya Hidup dengan
Hipertensi pada Lansia di Puskesmas Kuta Alam Banda Aceh. J Healthc
Technol Med. 2017;3(1):121.
29. Bulu YH. Perilaku Lansia Dalam Upaya Penanggulangan Hipertensi di
Wilayah Kerja Puskesmas Pertiwi Kota Makassar. J Promot Prev.
2021;4(1):39–50.
30. Feronika Prang M, J Kaunang WP, S Sekeon SA. Hubungan Antara
Kebiasaan Merokok Dengan Hipertensi di Kota Tomohon. J KESMAS.
2021;10(6):117–23.
31. A K, DF F, P C. Jurnal Keperawatan Muhammadiyah Bengkulu. J
Keperawatan Muhammadiyah. 2020;8(1):51.
32. Purwono J, Sari R, Ratnasari A, Budianto A. Pola Konsumsi Garam Dengan
Kejadian Hipertensi Pada Lansia. J Wacana Kesehat. 2020;5(1):531.
33. Yasril AI, Rahmadani W. Hubungan Pola Makan Terhadap Kejadian
Hipertensi di Wilayah Kerja Puskesmas Kebun Sikolos Kota Padang Panjang
Tahun 2019. J Sehat Mandiri. 2020;15(2):33–43.
34. Adam AGA, Jeini EN & Windy MVW. Kejadian Hipertensi dan Riwayat
Keluarga Menderita Hipertensi di Puskesmas Paceda Kota Bitung. Jurnal
KESMAS 2018; 7(5): 1-5.
35. Agustina R & Bambang BR. Faktor Risiko yang Berhubungan dengan
Kejadian Hipertensi Usia Produktif (25-54 tahun). Unnes Journal of Public
Health 2015; 4(4): 146-158.
36. Dismiantoni N dkk. Hubungan Merokok dan Riwayat Keturunan dengan
Kejadian Hipertensi. Jurnal Iliah Kesehatan Sandi Husada 2020; 9(1): 30-36.
37. Karim, Franly O & Vandri K. Hubungan Aktivitas Fisik dengan Derajat
Hipertensi pada Pasien Rawat Jalan di Wilayah Kerja Puskesmas
Tagulandang Kabupaten Sitaro. E-journal Keperawatan 2018; 6(1): 1-6.
38. Purwono J dkk. Pola Konsumsi Garam dengan Kejadian Hipertensi pada
Lansia. Jurnal Wacana Kesehatan 2020; 5(1): 531-542.
39. Rahiantoro T & Widodo M. Hubungan Pola Makan dan Aktivitas Fisik
dengan Kejadian Hipertensi di Kabupaten Tulang Bawang. Jurnal
Keperawatan 2017; 8(2): 159-167.
40. Uguy JM, Jeini EN & Sekplin ASS. Kebiasaan Merokok dan Hipertensi di
Wilayah Kerja Puskesmas Molompor Belang Kecamatan Belang Kabupaten
Minahasa Tenggara Tahun 2018. Jurnal KESMAS 2018; 8(1): 44-48.
41. Umbas IM, Josef K. Muhamad N. Hubungan Antara Merokok dengan
Hipertensi di Puskesmas Kawangkoan. E-journal Keperawatan 2019; 7(1): 1-
18.
LAMPIRAN
1. Tabel Matriks Data
Crosstab
Hipertensi
Menderita Tidak Menderita Total
Riwayat Ya Count 16 5 21
% within Riwayat 76.2% 23.8% 100.0%
Tidak Count 3 6 9
% within Riwayat 33.3% 66.7% 100.0%
Total Count 19 11 30
% within Riwayat 63.3% 36.7% 100.0%
Chi-Square Tests
Asymptotic
Significance Exact Sig. (2- Exact Sig. (1-
Value df (2-sided) sided) sided)
Pearson Chi-Square 4.983a 1 .026
Continuity Correctionb 3.308 1 .069
Likelihood Ratio 4.919 1 .027
Fisher's Exact Test .042 .035
Linear-by-Linear 4.817 1 .028
Association
N of Valid Cases 30
a. 1 cells (25.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 3.30.
b. Computed only for a 2x2 table
Risk Estimate
95% Confidence Interval
Value Lower Upper
Odds Ratio for Riwayat (Ya / 6.400 1.156 35.437
Tidak)
For cohort Hipertensi = 2.286 .880 5.936
Menderita
For cohort Hipertensi = Tidak .357 .146 .873
Menderita
N of Valid Cases 30
Crosstab
Hipertensi
Menderita Tidak Menderita Total
Merokok Ya Count 13 5 18
% within Merokok 72.2% 27.8% 100.0%
Tidak Count 6 6 12
% within Merokok 50.0% 50.0% 100.0%
Total Count 19 11 30
% within Merokok 63.3% 36.7% 100.0%
Chi-Square Tests
Asymptotic
Significance Exact Sig. (2- Exact Sig. (1-
Value df (2-sided) sided) sided)
Pearson Chi-Square 1.531a 1 .216
Continuity Correctionb .724 1 .395
Likelihood Ratio 1.524 1 .217
Fisher's Exact Test .266 .197
Linear-by-Linear 1.480 1 .224
Association
N of Valid Cases 30
a. 1 cells (25.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 4.40.
b. Computed only for a 2x2 table
Risk Estimate
95% Confidence Interval
Value Lower Upper
Odds Ratio for Merokok (Ya / 2.600 .562 12.021
Tidak)
For cohort Hipertensi = 1.444 .766 2.724
Menderita
For cohort Hipertensi = Tidak .556 .218 1.416
Menderita
N of Valid Cases 30
Crosstab
Hipertensi
Menderita Tidak Menderita Total
Aktivitas Tidak Count 10 1 11
% within Aktivitas 90.9% 9.1% 100.0%
Ya Count 9 10 19
% within Aktivitas 47.4% 52.6% 100.0%
Total Count 19 11 30
% within Aktivitas 63.3% 36.7% 100.0%
Chi-Square Tests
Asymptotic
Significance Exact Sig. (2- Exact Sig. (1-
Value df (2-sided) sided) sided)
Pearson Chi-Square 5.687a 1 .017
Continuity Correctionb 3.967 1 .046
Likelihood Ratio 6.441 1 .011
Fisher's Exact Test .023 .020
Linear-by-Linear 5.498 1 .019
Association
N of Valid Cases 30
a. 1 cells (25.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 4.03.
b. Computed only for a 2x2 table
Risk Estimate
95% Confidence Interval
Value Lower Upper
Odds Ratio for Aktivitas 11.111 1.178 104.813
(Tidak / Ya)
For cohort Hipertensi = 1.919 1.153 3.194
Menderita
For cohort Hipertensi = Tidak .173 .025 1.174
Menderita
N of Valid Cases 30
Crosstab
Hipertensi
Menderita Tidak Menderita Total
Garam Ya Count 14 3 17
% within Garam 82.4% 17.6% 100.0%
Tidak Count 5 8 13
% within Garam 38.5% 61.5% 100.0%
Total Count 19 11 30
% within Garam 63.3% 36.7% 100.0%
Chi-Square Tests
Asymptotic
Significance Exact Sig. (2- Exact Sig. (1-
Value df (2-sided) sided) sided)
Pearson Chi-Square 6.111a 1 .013
Continuity Correctionb 4.367 1 .037
Likelihood Ratio 6.262 1 .012
Fisher's Exact Test .023 .018
Linear-by-Linear 5.907 1 .015
Association
N of Valid Cases 30
a. 1 cells (25.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 4.77.
b. Computed only for a 2x2 table
Risk Estimate
95% Confidence Interval
Value Lower Upper
Odds Ratio for Garam (Ya / 7.467 1.400 39.836
Tidak)
For cohort Hipertensi = 2.141 1.040 4.408
Menderita
For cohort Hipertensi = Tidak .287 .094 .873
Menderita
N of Valid Cases 30