Anda di halaman 1dari 49

LAPORAN PRAKTIKUM MATA KULIAH TEKNOLOGI PRODUKSI

TANAMAN HORTIKULTURA LANJUTAN UTAMA

BUDIDAYA KACANG PANJANG, TERONG, SEMANGKA

Oleh:

KELOMPOK 4

MUTIARA IHSANI 191021010

AZZIKRIL HAKIM 1910211047

LINDA PUTRI YANTI 1910212004

M. SURYA RAMADHANA GUSRA 1910213016

FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS ANDALAS

PADANG

2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur Alhamdulillah penulis haturkan kepada Allah SWT atas rahmat
dan hidayahnya, sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan akhir Teknologi
Produksi Tanaman Hortikultura Lanjutan, pada tahun ajaran Ganjil 2021/2022. Pada
kesempatan ini penulis menyampaikan ucapan terimakasih kepada :

Dosen pengampu mata kuliah Teknologi Produksi Tanaman Hortikultura


Lanjutan ibu Prof. Dr. Ir. Warnita, MP., Ibu Nilla Kristina, SP. MSc. dan ibu Elara
Resigian, SP. MP. yang telah memberikan pengarahan selama praktikum dan
perkuliahan Teknologi Produksi Tanaman Hortikultura Lanjutan dan teman-teman
dari kelas Teknologi Produksi Tanaman Hortikultura Lanjutan kelas agro C yang
selalu membantu penulis selama praktikum berlangsung

Penulis menyadari bahwa laporan ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena
itu dibutuhkan kritik dan saran yang membangun demi kesempurnaan laporan ini dan
supaya bisa dijadikan acuan untuk praktikum selanjutnya.

Padang, Januari 2022

penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR................................................................................................i

DAFTAR ISI.............................................................................................................ii

DAFTAR TABEL......................................................................................................iii

DAFTAR LAMPIRAN...............................................................................................v

BAB I PENDAHULUAN...........................................................................................1

1.1 Latar Belakang...........................................................................................1


1.2 Tujuan Praktikum.......................................................................................3
BAB II TINJAUAN PUSTAKA...................................................................................4

2.1 Tanaman Terong (Solanum melongena L).................................................4


2.2 Tanaman Semangka (Citrillus vulgaris).....................................................7
2.3 Tanaman Kacang Panjang (Vigna sinensis L).............................................10
2.4 Perlakuan Menggunakan Pupuk Kandang Sapi.........................................14
2.5 Perlakuan Menggunakan Pupuk NPK........................................................16
BAB III METODE PRAKTIKUM...............................................................................19

3.1 Waktu dan Tempat....................................................................................19


3.2 Alat dan Bahan..........................................................................................19
3.3 Metode Peneltian......................................................................................19
3.4 Variabel Pengamatan................................................................................20
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN........................................................................23

4.1 Hasil...........................................................................................................23
4.2 Pembahasan..............................................................................................28
BAB V PENUTUP....................................................................................................33

5.1 Kesimpulan................................................................................................33
5.2 Saran..........................................................................................................33
DAFTAR PUSTAKA.................................................................................................34

LAMPIRAN.............................................................................................................37

ii
DAFTAR TABEL
Tabel 1. Hasil DMRT Tinggi Tanaman Kacang Panjang..........................................23

Tabel 2. Hasil DMRT Jumlah Daun Tanaman Kacang Panjang..............................23

Tabel 3. Hasil DMRT Lebar Daun Tanaman Kacang Panjang.................................23

Tabel 4 Hasil DMRT Jumlah Bunga Tanaman Kacang Panjang..............................24

Tabel 5. Hasil DMRT Jumlah Polong Tanaman Kacang Panjang............................24

Tabel 6. Hasil DMRT Tinggi Tanaman Terong........................................................25

Tabel 7. Hasil DMRT Jumlah Daun Tanaman Terong............................................25

Tabel 8. Hasil DMRT Lebar Daun Tanaman Terong...............................................26

Tabel 9 Hasil DMRT Panjang Daun Tanaman Terong............................................26

Tabel 10. Hasil DMRT Tinggi Tanaman Semangka................................................26

Tabel 11. Hasil DMRT Jumlah Daun Tanaman Semangka.....................................26

Tabel 12. Hasil DMRT Lebar Daun Tanaman Semangka........................................27

Tabel 13. Hasil DMRT Panjang Daun Tanaman Semangka....................................27

Tabel 14. Hasil Pengamatan Tanaman Kacang Panjang........................................37

Tabel 15. Hasil Anova Tinggi Tanaman Kacang Panjang.......................................37

Tabel 16. Hasil Anova Jumlah Daun Tanaman Kacang Panjang............................37

Tabel 17. Hasil Anova Lebar Daun Tanaman Kacang Panjang...............................38

Tabel 18. Hasil Anova Jumlah Bunga Tanaman Kacang Panjang..........................38

iii
Tabel 19. Hasil Anova Jumlah Polong Tanaman Kacang Panjang.........................38

Tabel 20. Hasil Pengamatan Tanaman Terong......................................................38

Tabel 21. Hasil Anova Tinggi Tanaman Terong.....................................................39

Tabel 22. Hasil DMRT Jumlah Daun Tanaman Terong..........................................39

Tabel 23. Hasil DMRT Lebar Daun Tanaman Terong.............................................39

Tabel 24. Hasil DMRT Panjang Daun Tanaman Terong.........................................39

Tabel 25. Hasil Pengamatan Tanaman Semangka.................................................40

Tabel 26. Hasil DMRT Tinggi Tanaman Semangka................................................40

Tabel 27. Hasil DMRT Jumlah Daun Tanaman Semangka.....................................40

Tabel 28. Hasil DMRT Lebar Daun Tanaman Semangka........................................41

Tabel 29. Hasil DMRT Panjang Daun Tanaman Semangka....................................41

iv
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1. Tabel Pengolahan Data......................................................................37

Lampiran 2. Kegiatan Praktikum............................................................................41

v
BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Project Teknologi Produksi Tanaman Hortikultura Lanjutan menanam komiditi


sayuran dan buah-buahan.Adapun komoditi sayuran yaitu tanaman kacang panjang,
dan tanaman terong sedangkan tanaman buah-buahan yaitu tanaman
semangka.Project ini dilakukan secara berkelompok tetapi mengerjakan project
tersebut tetap individu dengan panduan yang telah di diskusikan oleh kelompok
project.Banyak permasalahan yang terjadi pada komoditi tersebut dibeberapa negara,
termasuk Indonesia dalam pemasaran untuk komoditi tersebut.

Indonesia merupakan sentra penanaman kacang panjang yang mempunyai


keanekaragaman genetik yang luas.Berdasarkan laporan BPS, luas areal tanaman
kacang-kacangan di Indonesia merupakan terluas dibandingkan dengan luas areal
jenis sayuran lainnya, maka dari itu kacang panjang termasuk sayuran yang banyak
dikonsumsi di Indonesia (Marmadion, dkk, 2014). Menurut data statistik dari BPS
dan Direktorat Jendral Hortikultura, produktivitas sayuran kacang panjang di
Indonesia pada tahun 2011 mencapai 5,76 ton/Ha, tahun 2012 mencapai 6,02 ton/Ha,
tahun 2013 mencapai 5,92 ton/Ha, tahun 2014 mencapai 6,22, dan tahun 2015
mencapai 6,26 ton/ha. Dapat dikatakan produksi tanaman kacang panjang di
Indonesia terus meningkat sehingga dapat mencapai target pemenuhan kebutuhan
masyarakat Indonesia, sehingga dapat dilihat bahwa peminat kacang panjang cukup
banyak pada masyarakat Indonesia.

Tanaman semangka termasuk salah satu jenis tanaman buah-buahan semusim


yang mempunyai arti penting bagi perkembangan sosial ekonomi rumah tangga
maupun negara.Pengembangan budidaya komoditas ini mempunyai prospek cerah
karena dapat mendukung upaya peningkatan pendapatan petani.Daya tarik budidaya
semangka bagi petani terletak pada nilai ekonominya yang tinggi. Praktek budidaya
semangka umumnya menghasilkan keuntungan mencapai 5,8 juta/hektar dalam 1
musim (Prahasta, 2009).

1
Terong salah satu sayuran yang banyak digemari masyarakat Indonesia pada
umumnya karena buahnya mempunya beragam warna yakni ungu, hijau dan putih.
Menurut laporan Kementrian Pertanian dan Direktorat Jendral Hortikultura (2015),
produktivitas tanaman terong di Indonesia pada tahun 2014 yaitu sebesar 557.040
ton/Ha dengan luas panen 50.875 Ha dan pada tahun 2015 yaitu sebesar 514.332
ton/Ha. Berdasarkan data tersebut terjadinya penurunan produksi terong disebabkan
oleh luas lahan budidaya terong semakin sedikit dan bentuk kultur budidaya masih
bersifat sampingan dan intensif. Salah satu cara untuk meningkatan produksi tanaman
terong adalah melakukan budidaya yang baik diantaranya pemilihan komposisi media
tanam yang sesuai dengan kebutuhan terong. Tidak hanya untuk terong saja komoditi
yang ditanam pada project ini juga yaitu tanaman kacang panjang dan tanaman
semangka.Media tanam yang digunakan yaitu tanah dan pupuk kandang sapi.Kondisi
tanah yang digunakan yaitu tanah yang ideal dengan kondisi tanah remah, lempung
berpasir dan cukup bahan organik.

Selain media tanam faktor lain juga mempengaruhi pertumbuhan komoditi yang
ditanam yaitu ketersediaan unsur hara dan air. Menurut Sari dkk.(2016) ketersediaan
air merupakan faktor pembatas bagi pertumbuhan tanaman, untuk memenuhi
kebutuhan air tanaman dan menjaga ketersediaannya dalam tanah beserta
distribusinya diperlukan pengairan.Selanjutnya oleh Hatta dkk. (2009) menjelaskan
bahwa, air berfungsi sebagai pengatur kelembaban tanaman dan pelarut zat hara,
sebagai medium bagi transportasi hara, medium bagi berlangsungnya reaksi
metabolisme, serta bahan baku bagi proses fotosintesis.

Permasalahan pada produksi yang telah dinyatakan diatas, perlunya tindakan agar
produksi tanaman hortikultura tidak menurun dan dapat memenuhi permintaan pasar
dari dalam negeri maupun luar negeri.Petani terkadang menambahkan pupuk
anorganik pada tumbuhan tetapi terkadang tidak sesuai anjuran sehingga itu
merupakan salah satu penyebab penurunan produksi akibat tanaman tidak mampu
menyerap unsur hara secara berlebihan.Oleh karena itu, adanya project ini dapat
membantu dosis mana yang tepat yang digunakan sebagai pemakaian pupuk

2
anorganik pada komoditi hortikultura yang ditanam. Tidak hanya pupuk anorganik
saja, pupuk organik juga memiliki hal yang sama. Tetapi penggunaan pupuk
anorganik hanya dianjurkan sebagai pupuk tambahan dalam meningkatkan unsur hara
pada tanaman.Pupuk anorganik yang dipakai pada project ini ialah pupuk
NPK.Menurut Dede (2015) bahwa penggunanan pupuk NPK dapat menjadi solusi
dan alternatif dalam meningkatkan pertumbuhan tanaman sayuran khususnya
kailan.Penggunaan pupuk NPK diharapkan dapat memberikan kemudahan dalam
pengaplikasian di lapangan dan dapat meningkatkan kandungan unsur hara yang
dibutuhkan di dalam tanah serta dapat dimanfaatkan langsung oleh tanaman.

1.2. Tujuan Project

1. Untuk mengetahui penggunaan dosis pupuk kandang sapi yang tepat terhadap
pertumbuhan tanaman kacang panjang.
2. Untuk mengetahui penggunaan dosis pupuk NPK yang tepat terhadap
pertumbuhan tanaman semangka.
3. Untuk mengetahui perbandingan media tanam yang baik terhadap
pertumbuhan tanaman terong.

3
BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Tanaman Terong(Solanum Melongena L).


1. Sejarah Tanaman Terong(Solanum Melongena L)
Terung merupakan tanaman asli daerah tropis.Tanaman ini berasal dari
benua Asia, terutama India dan Birma.Pada mulanya daerah penyebaran tanaman
terung terkonsentrasi pada beberapa negara (wilayah) kemudian terung menyebar
keseluruh dunia, baik yang beriklim panas (tropis) maupun beriklim sedang sub-
tropis).Budidaya tanaman terung paling pesat perkembangannya di Asia
Tenggara termasuk Indonesia.Budidaya tanaman terung merupakan salah satu
sayuran didataran rendah.Sentral penanaman terung masih berpusat di pulau Jawadan
Sumatera (Rukmana, 1994).
Tanaman terung sudah lama dikenal penduduk Indonesia dan diberbagai
daerah memiliki tanaman setempat. Nama lain terung adalah Treung (Aceh),
Trong (Gayo), Terong atau cokrom (Sunda), Tiung (Lampung), Reteng (Batak),
Encong (Jawa), dan masih banyak lagi nama daerah dari tanaman terung
(Rukmana, 1994).
2. Klasifikasi Tanaman Terong (Solanum Melongena L)
Menurut Rukmana (2002 ) klasifikasi tanaman terong sebagai berikut :
Kingdom : Plantae
Divisio : Spermatophyta
Sub-Divisio : Angiospermae
Kelas : Dycotyledonea
Ordo : Tubiflorae
Family : Solanaceae
Genus : Solanum
Spesies : Solanum Melongena L.
3. Morfologi Tanaman Terong (Solanum Melongena L)
Menurut Rukmana (2002), terong termasuk tanaman setahun yang
berbentuk perdu. Adapun morfologi tanaman terong yaitu :

4
3.1 Akar
Tanaman terong memiliki akar tunggang dan cabang-cabang akar yang dapat
menembus ke dalam tanah sekitar 80-100 cm. Akar-akar yang tumbuh mendatar
dapat menyebar pada radius 40-80 cm dari pangkal batang tergantungdari umur
tanaman dan kesuburan tanahnya (Rukmana,2002).
3.2 Batang
Batang terong rendah (pendek), berkayu dan bercabang.Tinggi batang
tanaman bervariasi antara 50-150 cm tergantung pada jenis varietasnya.
Permukaankulit batang, cabang, ataupun daun tertutup oleh bulu-bulu halus
(Rukmana,2002)
3.3 Daun
Daun Terong terdiri dari atas tangkal daun (petiolus) dan helaian
daun (lamina) tangkai daun berbentuk slindris dengan sisi agak pipih dan menebal
dibagian pangkal,panjangnya berkisar antara 5-8 cm Helaian daun terdiri dari atas
ibu tulang daun,tulang cabang dan urat urat daun. Lebar helaian daun 7-9 cm atau
lebih sesuai varietas, panjang daun antara 12-20 cm, bagian daun berupa belah
ketupat, bagian ujung daun tumpul, pangkal daun meruncing dan sisi bertoreh
(Kurniawan, 2015)
3.4 Bunga
Bunga terong merupakan bunga banci yaitu berkelamin dua.Dalam satu bunga
terdapat alat kelamin jantan (benang sari) dan alat kelamin betina (putik).Bunga
terong bentuknya mirip bintang, berwarna biru, cerah sampai gelap. Penyerbukan
bunga dapat berlangsung secara silang maupun menyerbuk sendiri (Rukmana,2002)
3.5 Buah
Bentuk buah beragam yaitu silindris, lonjong, oval atau bulat.Warna kulit
ungu hingga ungu mengilap, hijau putih dan lain-lain. Terong merupakan buah sejati
tunggal,berdaging tebal, lunak, dan berair. Buah tergantung pada tangkai buah.Dalam
satu tangkai umumnya terdapat satu buah terong, tetapi ada juga yang memiliki lebih
dari satu buah.Biji terdapat dalam jumlah banyak dan tersebar didalam daging buah.
Daun kelopak melekat pada dasar buah, berwarna hijau atau keunguan (Rukmana,

5
2002)
3.6 Biji
Buah menghasilkan biji yang ukuranya kecil kecil berbentuk pipih dan
berwarna cokelat muda.Sedangkan bijinya terdapat dalam daging buah, agak
keras dan permukaanya licin mengkilap. Biji ini merupakan alat reproduksi atau
perbanyakan tanaman secara generatif (Sasongko, 2010)

4. Syarat Tumbuh Tanaman Terong (Solanum Melongena L)


4.1 Iklim
Menurut Firmanto (2011), tanaman terong dapat tumbuh dan berproduksi
baik di dataran tinggi maupun di dataran rendah ±1.000 meter dari permukaan laut.
Tanaman ini memerlukan air yang cukup untuk menopang pertumbuhannya. Selama
pertumbuhannya, terong menghendaki keadaan suhu udara antara 22ºC-30ºC, cuaca
panas dan iklimnya kering, sehingga cocok ditanam pada musim kemarau.
Padakeadaan cuaca panas akan merangsang dan mempercepat proses pembungaan
ataupembuahan. Namun, bila suhu udara tinggi pembungaan dan pembuahan terong
akanterganggu yakni bunga dan buah akan berguguran.
Tanaman terong tergolong tahan terhadap penyakit dan bakteri.Meskipun
demikian penanaman terong di daerah yang curah hujannya tinggi dapat
mempengaruhi kepekaannya terhadap serangan penyakit dan bakteri. Untuk
mendapatkan produksi yang tinggi, tempat penanaman terong ungu harus terbuka
(mendapatkan sinar matahari) yang cukup. Di tempat yang terlindung, pertumbuhan
terong ungu akan kurus dan kurang produktif.
4.2 Tanah
Menurut Rukmana (2002), tanaman terong dapat tumbuh hampir
semua jenis tanah. Keadaan tanah yang paling baik untuk tanaman terong adalah jenis
lempung berpasir, subur, kaya akan bahan organik, aerasi dan drainasenya baik,serta
pada pH antara 6,8-7,3. Pada tanah yang bereaksi asam (pH kurang dari 5) perlu
dilakukan pengapuran. Bahan kapur untuk pertanian pada umumnya berupa kalsit
(CaCO3), dolomit atau kapur (CaO). Jumlah kapur yang dibutuhkan untuk menaikan

6
pH tanah, tergantung kepada jenis dan derajat keasaman tanah itu sendiri. Pengapuran
biasanya dilakukan sekitar dua minggu sebelum tanam.
2.2 Tanaman Semangka(Citrullus vulgaris)

1. Sejarah Tanaman Semangka(Citrullus vulgaris)


Tanaman semangka (Citrullus vulgaris) merupakan tanaman yang berasal
dari Afrika yang merupakan salah satu tanaman holtikultura yang sangat digemari
masyarakat Indonesia karena rasanya yang manis, kandungan airnya banyak, dan
renyah. Semangka merupakan tanaman buah berupa herba yang tumbuh
merambat Tanaman semangka bersifat semusim, tergolong cepat
berproduksi karena umurnya hanya sampai 6 bulan (Syukur, 2009).
2. Klasifikasi Tanaman Semangka(Citrullus vulgaris)
Menurut Rukmana (1994) kedudukan tanaman semangka dalam susunan
taksonomi tumbuhan secara lengkap adalah sebagai berikut:
Kerajaan : Plantae
Divisi : Spermatophyta
Kelas : Magnoliopsida
Bangsa : Cucurbitales
Suku : Cucurbitaceae
Marga : Citrullus
Spesies : Citrullus vulgaris.
3. Morfologi Tanaman Semangka(Citrullus vulgaris)
Tanaman semangka bersifat semusim, tergolong cepat berproduksi karena
umurnya hanya sampai 6 bulan.Semangka merupakan tanaman yang sifatnya
menjalar, batangnya kecil, dan panjangnya dapat mencapai 5 m (Syukur, 2009).
Batang tanaman ditumbuhi bulu-bulu halus yang panjang, tajam dan
berwarna putih, mempunyai sulur yang bercabang 2 sampai 3 buah.Tanaman
semangka mempunyai bunga jantan, bunga betina, dan hermaprodit yang letaknya
terpisah, namun masih dalam satu pohon.Buahnya berbentuk bulat sampai bulat
telur (oval).Kulit buahnya berwarna hijau atau kuning, blurik putih atau hijau.

7
Daging buahnya lunak, berair, dan rasanya manis, dengan warna daging buah
merah atau kuning (Syukur, 2009).

Bunga tanaman semangka muncul pada ketiak tangkai daun, berwarna


kuning cerah. Tanaman semangka memiliki tiga jenis bunga, yaitu bunga jantan
(staminate), bunga betina (pistillate), dan bunga sempurna (hermaphrodite). Pada
umumnya semangka memiliki bunga jantan dan bunga betina dengan proporsi 7:1
(Kalie,1993)

. Semangka mempunyai kulit buah yang tebal, berdaging dan licin.Daging


kulit semangka ini disebut dengan albedo.Warna albedo semangka putih.Bagian
kulit semangka memiliki banyak kandungan yang bermanfaat bagi kesehatan.
Kulit semangka kaya akan zat sitrulin. Warna kulit buah bermacam-macam,
seperti hijau tua, kuning agak putih, atau hijau muda bergaris putih. Daging
buahnya renyah, mengandung banyak air dan rasanya manis dan sebagian besar
berwarna merah, walaupun ada yang berwarna jingga dan kuning. Bentuk biji
pipih memanjang berwarna hitam, putih, kuning atau cokelat kemerahan, bahkan
ada semangka tanpa biji (seedless) (Faizal, 2010).

4. Syarat Tumbuh Tanaman Semangka(Citrullus vulgaris)


Setiap tanaman memerlukan kondisi optimum lingkungan sekitar untuk
memperoleh hasil yang optimum.Kondisi optimum pada hakekatnya tidak pernah
100% tercapai.Lingkungan dalam arti yang luas setiap detik, hari, bulan dan
tahun dipengaruhi oleh faktor-faktor alami yang saling mempengaruhi dan
mengisi. Faktor-faktor tersebut adalah: iklim dibentuk oleh matahari, curah hujan,
angin dan suhu udara, tanah, ketinggian tempat di atas permukaan air laut, tinggi
rendahnya permukaan air tanah, pengairan. Menurut Rukmana (2002) syarat
tumbuh tanaman semangka adalah sebagai berikut:

4.1 Iklim

8
Ketinggian tempat yang ideal untuk tanaman semangka adalah 100
sampai 300 meter di atas permukaan laut. Namun demikian pada ketinggian
kurang dari 100 meter atau ketinggian lebih dari 300 meter di atas permukaan laut
pun masih dapat ditanam semangka. Apabila suhu udara di sekitar tanaman
senantiasa tinggi dan kering, maka air diperlukan untuk pertumbuhan tanaman.
Kebutuhan air ini mutlak, terutama pada masa awal pertumbuhan tanaman. Curah
hujan yang dibutuhkannya hanya 40 sampai 50 mm per bulan. Bila hujan terlalu
lebat dan lahan sampai tergenang, pertumbuhan tanaman dapat terganggu
(Rukmana,2002)
4.2 Tanah

Tanah yang cocok untuk ditanami semangka adalah tanah yang sarang
(porous) hingga mudah membuang kelebihan air. Tetapi tanah yang terlalu mudah
membuang air kurang baik pula untuk ditanami semangka, karena tanah demikian
akan membutuhkan frekuensi penyiraman yang lebih sering hingga menambahkan
tenaga untuk melakukan kegiatan penyiraman. Sebaliknya, tanah yang terlalupadat
ataupun menyerap dan menyimpan air sama sekali tidak cocok untuk ditanami
tanaman semangka, karena sistem perakaran semangka tidak tahan terhadap
genangan air dan mudah busuk kemudian tanaman akan mati.
Untuk pertumbuhan yang baik, tanaman semangka membutuhkan adaptasi
yang luas terhadap pH tanah 5 sampai 7. Pertumbuhan tanaman semangka akan
baik pada pH 6,5 sampai 7,2. Pada lahan yang bersifat alkalis pH > 8, serangan
fusarium pada tanaman semangka akan berkurang, sebaliknya jika pH rendah
maka perlu dilakukan pengapuran tanah sesuai dengan tingkat keasaman tanah
(Rukmana,2002).

9
2.3 Tanaman Kacang Panjang (Vigna sinensis L.)
1. Sejarah Tanaman Kacang Panjang (Vigna sinensis L.)
Kacang panjang adalah salah satu jenis sayuran yang sudah sangat populer
dikalangan masyarakat Indonesia maupun dunia. Masyarakat dunia menyebutnya
dengan nama Yardlong Beans/Cow Peas. Plasma nutfah tanaman kacang panjang
berasal dari India dan Cina.Adapun yang menduga berasal dari kawasan Afrika.
Plasma nutfah kacang uci (Vigna umbellata) diketemukan tumbuh liar di daerah
Himalaya india, sedangkan plasma nutfah kacang tunggak (Vigna unguculata)
merupakan asli dari Afrika. Oleh karena itu, tanaman kacang panjang tipe
merambat berasal dari daerah tropis dan Afrika, terutama Abbisinia dan Ethiopia
(Zaevie dkk, 2014).
2. Klasifikasi Tanaman Kacang Panjang (Vigna sinensis L.)
Klasifikasi kacang panjang secara lengkap menurut Asripah (2004)
ialahsebagai berikut:
Divisi : Spermatophyta
Kelas : Angiospermae
Subkelas : Dicotyledonae
Ordo : Rosales
Famili : Leguminoceae
Genus : Vigna
Spesies : Vigna sinensis
3. Morfologi Tanaman Kacang Panjang (Vigna sinensis L.)
Tanaman kacang panjang termasuk dalam famili Papilionaceae yang
tergolong tanaman semusim berbentuk perdu yang bersifat membelit atau
setengah membelit.Batangnya panjang, lihat dan sedikit berbul u.Daunnya
tersusun tiga helai dengan bunga berbentuk kupu- kupu.Buahnya bulat, panjang,
ramping dan panjangnya antara 10 – 80 cm. Sewaktu muda buah berwarna hijau
keputih-putihan, putih dan setelah tua berwarna kekuning -kuningan dan
kering.Buah yang masih muda sangat muda patah, sedangkan sesudah tua menjadi
liat (Sunarjono, 2011).

10
Akar tanaman kacang panjang terdiri atas akar tunggang, akar cabang dan
akar serabut.Perakaran tanaman dapat mencapai kedalaman 60 cm. Akar tanaman
kacang panjang dapat bersiombiosis dengan bakteri Rhizobium sp. Ciri adanya
simbiosi tersebut yaitu terdapat bintil- bintil akar disekitar pangkal akar.Aktivitas
bintil akar ditandai oleh warna bintil akar sewaktu dibelah.Jika berwarna merah
cerah menandakan bintil akar tersebut efektif menambah nitrogen, sedangkan bila
bintil akar berwarna merah pucat, berarti pen ambahan nitrogen kurang efektif
(Rukmana, 1995).
Batang kacang panjang ini tegak, silindris, lunak, berwarna hijau dengan
permukaan licin.Batang tumbuh ke atas, membelit kearah kanan pada turus atau
tegakan yang didekatnya.Batang membentuk cabang sejak dari bawah batang
(Rukmana, 1995).
Daun tanaman kacang panjang berupa daun majemuk, meleka t pada
tangkai daun agak panjang, lonjong, berseling, panjangnya 6- 8 cm, lebar 3-4,5
cm, tepi rata, pangkal membulat, ujung lancip, pertulangan menyirip, tangkai
silindris dengan panjang kurang lebih 4 cm dan berwarna hijau (Rukmana, 1995).
Bunga tanaman kacang panjang berbentuk kupu -kupu.Ibu tangkai bunga
keluar dari ketiak daun.Setiap ibu tangkai bunga mempunyai 3 – 5 bunga.Warna
bunganya ada yang putih, biru atau ungu.Bunga kacang panjang menyerbuk
sendiri.Penyerbukan silang dengan bantuan serangga dapat juga terjadi dengan
kemungkinan 10 % (Haryanto, dkk, 1994).
Bunga kacang panjang tidak tumbuh dan mekar secara serentak. Ragam
waktu mekarnya bunga kacang panjang adal ah sebagai berikut : 1) Dua bunga
yang terletak pada bagian bawah dan bersebelahan terkadang mekar hamp ir
bersamaan, 2). Bunga berikutnyamuncul dan mekarsetelah s atu atau dua polong
mencapai panjang 5-10 cm atau bahkan lebih. Beberapa diantaranya dapat menjadi
buah, namun pertumbuhannya tidak sekuat buah yang pertama kali
muncul (Rukmana, 1995).
Buah tanaman kacang panjang berbentuk polong yang ukuran panjang dan
rampingnya, serta berwarna hijau keputih- putihan atau putih (buah muda) atau

11
kemerahan namun setelah tua akan menjadi kekuning -kuningan. Panjang buah
tanaman kacang panjang 15-25 cm (Rukmana, 1995).
Pada satu tangkai biasanya terdapat antara satu sampai t iga buah, buah
yang muncul pada tangkai pertama kali atau hamper muncul bersamaan biasanya
tumbuh awal. Buah kacang panjang tiap tangkai tidak selalu sama kuat
pertumbuhannya (Rukmana, 1995).
Biji kacang panjang berbentuk bulat agak memanjang, namun ada j uga
yang pipih.Pada batang bagian tengah biji terdapat bekas tangkai yang
menghubungkan antara biji dan kulit buah. Biji yang semakin tua akan
mengering. Kulit biji tua ada yang berwarna putih, merah keputih-putihan, cokelat
dan hitam.Pada satu polong biasanya terdapat sekitar 15 biji atau lebih, tergantung
pada panjang polong dan dipengaruhi oleh pertumbuhan tanaman dan varietas
kacang panjang tersebut (Rukmana, 1995).
4. Syarat Tumbuh Tanaman Kacang Panjang (Vigna sinensis L.)
4.1 Iklim
Ketinggian tempat berpengaruh terhadap keberhasilan penanaman kacang
panjang.Tanaman kacang panjang dapat tumbuh di dataran rendah hingga dataran
tinggi (sekitar 1.500 dpl).Penanaman di dataran tinggi terutama ditujukan untuk
keperluan konsumsi.Sementara untuk tujuan penangkaran benih, tanaman kacang
panjang seyogianya dibudidayakan di dataran rendah dan sedang.Di dataran
tinggi, umur panen tanaman kacang panjang relatif lebih panjang dibandingkan di
dataran rendah lebih tinggi produktivitasnya (Fachruddin, 2000).
Tanaman kacang panjang akan tumbuh lebih baik pada dataran rendah
tetapi syarat tumbuhnya sangat fleksibel. Jenis tanah tidak terlalu
dipermasalahkan, akan tetapi tanaman kacang panjang cenderung lebih menyukai
tanah yang bereaksi normal. Hal yang tidak disukai tanaman kacang panjang
hanyalah tanah yang tergenang dan yang teduh (Rukmana, 1995).
Tanaman kacang panjang tumbuh dengan baik di daerah beriklim hangat,
dengan kisaran suhu antara 20⁰ C – 30⁰ C. Di daerah bersuhu rendah, yakni di
bawah 20⁰ C pertumbuhannya relatif lambat dan jumlah polong yang terbentuk

12
hanya sedikit. Tanaman kacang panjang peka terhadap pengaruh suhu dingin dan
dapat mati kalau terkena frost (suhu di bawah 4⁰ C) (Rukmana, 1995).
Tempat terbuka (mendapat sinar matahari penuh), iklimnya kering dan
curah hujan tahunan antara 600 – 1500 mm. Di tempat yang terlindung (teduh)
menyebabkan pertumbuhan tanaman kacang panjang agak lambat dan kurus serta
buahnya jarang atau sedikit (Rukmana, 1995).
4.2 Tanah

Pada dasarnya tanah adalah tubuh alam ( natural body) yang terbentuk dan
berkembang sebagai akibat bekerjanya gaya-gaya alam ( natural forces) tehadap
bahan alam di permukaan bumi.Tubuh alam ini dapat berdiferensiasi membentuk
horizon-horizon mineral ataupun organik, yang kedalamannya beragam dengan sifat-
sifatnya yang berbeda, dengan bahan induk yang terletak di bawah,
morfologi, komposisi kimia, sifat-sifat fisik maupun biologinya (Sarief, 1985).
Jenis tanah yang ideal bagi pertumbuhan tanaman kacang panjang ini
adalah tanah yang bertekstur lempung berpasir dan memiliki pH tanah sekitar 5,5
– 6,5. Jenis tanah yang teralu masam dapat dilakukan dengan pengapuran
memakai kapur dolomit (Rukmana, 1995).

Biologi tanah kacang panjang termasuk leguminosa yang atas bantuan


bintil-bintil akar Rhizhobium radicula mampu menambat nitrogen bebas dari
udara. Kemampuan menambat nitrogen ini dipengaruhi oleh kelembaban tanah,
pH, unsure Ca, P, K, Mo, Co, Mn, senyawa nitrat dan ammonium, serta adanya
faktor biologis penghambat berupa Bakteriophage dan Rhizhophage di dalam
tanah. Rhizhobium aktif pada pH antara 5,5 – 7,0 dan suhu optimal 10⁰ C - 28⁰ C
(Rukmana, 1995).

Fiksasi nitrogen telah terjadi pada tanaman kacang panjang yang berumur
dua minggu setelah tanam. Pada umur 14 - 21 hari, fiksasi nitrogen rata -rata
mencapai 0,62 mg/hari. Pada umur 30 - 41 hari mencapai 2,44 mg/hari dan pada
umur 41 – 58 hari mencapai 3,73 mg/hari (Rukmana, 1995).

13
2.4 Perlakuan Mengunakan Pupuk Kandang Sapi

Media tanam yang baik adalah media yang mampu menyediakan air dan
unsur hara dalam jumlah cukup bagi pertumbuhan tanaman.Hal ini dapat ditemukan
pada tanah dengan tata udara, agregat, kemampuan menahan air yang baik dan ruang
untuk perakaran yang cukup.Pada prinsipnya media tanam yang digunakan adalah
media tanam yang mampu menyediakan nutrisi, air, dan oksigen bagi tanaman.Ada
empat fungsi media tanam untuk mendukung pertumbuhan tanaman yang baik, yaitu
sebagai tempat unsur hara, mampu memegang air yang tersedia bagi tanaman, dapat
melakukan pertukaran udara antara akar dan atmosfer di atas media dan harus dapat
menyokong pertumbuhan tanaman (Fahmi, 2013).

Pupuk kandang dapat diperoleh dari kandang ternak sendiri seperti sapi,
kerbau, kuda, kambing, babi dan ayam. Produksi pupuk masing-masing hewan
tersebut tidak sama tergantung jenis dan ukuran/berat badan.Pupuk kandang sapi dan
ayam memiliki efek terhadap kesuburan tanah gambut yang cukup baik karena
mengandung unsur hara yang lengkap (makro dan mikro) serta mikroorganisme yang
ada di dalamnya mampu menguraikan gambut menjadi lebih matang sehingga
beberapa unsur hara dalam gambut seperti P mudah tersedia bagi tanaman. Dengan
demikian, pupuk kandang akan memperbaiki kondisi fisik dan kesuburan gambut
(Najiyati et al.,2005).

Pupuk kandang memiliki sifat yang alami dan tidak merusak tanah,
menyediakan unsur makro (nitrogen, fosfor, kalium, kalsium, dan belerang) dan
mikro (besi, seng, boron, kobalt, dan molibdenium).Selain itu, pupuk kandang
berfungsi untuk meningkatkan daya tahan terhadap air, aktivitas mikrobiologi tanah,
nilai kapasitas tukar kation dan memperbaiki struktur tanah (Yuliana dan
Permanasari, 2015).

14
Sisa kotoran hewan, limbah industry, sampah kota dan kompos, mampu
dimanfaatkan sebagai bahan organic seperti pupuk. Pupuk kandang bisa diperoleh
dari kotoran, air kencing, dan sisa makanan yangtelah bercampur. Diketahui bahwa
kotoran hewan masih mengandung bahan organik karena pada proses makanya,
hewan hanya memakai sebagian dari bahan organic dan selebihnya ikut dikeluarkan
melalui kotorannya. Adapun campuran dari kotoran tersebut, mengandung bahan
organic berupa pati dan gula, lignin, selulosa dan hemiselulosa (Brady, 1990). Salah
satu contohnya pupuk kandang sapi, Satu ekor sapi mampu menghasilkan kotoran
padatdan cair sebesar 10-25 kg/hari, berdasarkan hal tersebut sangat disayangkan jika
kotoran sapi tidak dimanfaatkan sebagai pupuk. pupuk kandang sapi merupakan
pupuk padat yang banyak mengandung air dan lendir.Komposisi unsur hara pada
pupuk kandangsapi padat terdiri atas campur 0,40% N, 0,20% P2O5 dan 0,10% K2O.
Khusus bagi tanaman dalam pot, pupuk kandang diberikan seper tiga dari media
dalam pot (Lingga, 1998).

Hasil penelitian tentang penggunaan kotoran sapi sebagai pupuk kandang


yakni pada penelitian Tola (2007) yang menunjukkan bahwa tinggi tanaman, jumlah
daun, berat tongkol, berat basah dan berat kering pipilan tanaman jagung dapat
ditingkatkan dengan diaplikasikannya pupuk sapi dengan dosis 20 ton/ha . Hal ini
disebabkan pupuk kandung sapi mengandung sejumlah unsur hara dan bahan organic
yang dapat memperbaiki sifat fisik, kimia, dan biologi tanah.

Secara umum kotoran sapi banyak digunakan sebagai pupuk kandang karena
ketersediaannya lebih banyak dibandingkan kotoran hewan lain. (Setiawan,
1998).Pupuk kandang selain mengandung unsur-unsur zathara serta mineral juga bisa
memperbaikistruktur tanah seperti halnya pupuk kompos (Rahardi et al.,
1995).Kelebihan pupuk kandang adalah dapat meningkatkan humus, memperbaiki
struktur tanah, dan meningkatkan kehidupan mikroorganisme pengurai (Zulkarnain,
2009). Cara kerja dari pupuk kandang ini cara kerjanya yang lamban. Oleh karena itu
ia amat cocok digunakan sebagai pupuk dasar (Hidayat dan Darwin, 2008).

15
2.5 Perlakuan Menggunakan Pupuk NPK (Nitrogen, Phospor, Kalium)

Pupuk NPK merupakan pupuk anorganik yang memiliki jenis pupuk


majemuk karena mengandung unsur hara berupa nitrogen (N), fosfor (P).dan
kalium (K). Kandungan unsur nitrogen dalam pupuk NPK adalah sebesar 15%.
Nilai nitrogen sudah mewakili kadar nitrogen yang terkandung dalam pupuk
sehingga angkanya tidak perlu dikonversi kembali (Wikipedia, 2018).
N, P, dan K merupakan faktor penting dan harus tersedia bagi tanaman
karena berfungsi sebagai proses metabolism dan biokimia sel tanaman. Nitrogen
digunakan sebagai pembangun asam nukleat, protein, bioenzim, dan klorofil.
Fosfor digunakan sebagai pembangun asam nukleat, fosforlipid, bioenzim,
protein, senyawa metabolic yang merupakan bagian dari ATP penting dalam
transfer energy. Kalium digunakan sebagai pengatur keseimbangan ion-ion sel
yang berfungsi dalam mengatur berbagai mekanisme metabolik seperti
fotosintesis. Untuk itu, dengan pemberian dosis pupuk N, P dan K akan
memberikan pengaruh baik terhadap pertumbuhan dan hasil tanaman (Firmansyah
et al., 2017).

Hara N, P, dan K merupakan hara esensial untuk tanaman dan sebagai faktor
batas bagi pertumbuhan tanaman. Peningkatan dosis pemupukan N di dalam tanah
secara langsung dapat meningkatkan kadar protein (N) dan produksi tanaman, namun
pemenuhan unsur N saja tanpa P dan K akan menyebabkan tanaman mudah rebah,
peka terhadap serangan hama penyakit dan menurunnya kualitas produksi usahatani
(Tuherkih & Sipahutar, 2008).

Nitrogen merupakan unsur hara utama bagi tumbuhan yang pada umumnya
sangat diperlukan untuk pembentukan atau pertumbuhan bagia-bagian vegetatif
tanaman, seperti daun batang dan akar tetapi kalau telalu banyak dapat
menghambat pembuangan dan pembuahan pada tanaman.Unsur hara nitrogen
berperan penting dalam pembentukan hijau daun yang

16
sangat berguna dalam proses fotosintesis. Fungsi lainnya yaitu membetuk
protein,lemak dan berbagai persenyawaan organik lainnya. Peranan utama nitrogen
(N) bagi tanaman adalah untuk merangsang pertumbuhan secara keseluruhan,
khusunya batang, cabang, dan daun (Lingga, 2013).

Phosfor (P) termasuk unsur hara makro yang sangat penting untuk
pertumbuhan tanaman, namun kandungannya di dalam tanaman lebih rendah
dibandingkan nitrogen (N), dan kalium(K), (Novriani, 2010). Unsur Phosfor (P)
bagi tanaman berguna untuk merangsang pertumbuhan akar, khususnya akar
benih dan tanaman muda. Selain itu, phosfor berfungsi sebagai bahan mentah untuk
pembentukan sejumlah protein tertentu; membantu asimilasi dan pernapasan;
sertamempercepat pembuangaan, pemaakan biji, dan buah (Lingga & Marsono,
2013).

Tanah yang kekurangan phosfor pun akan jelek akibatnya bagi tanaman.
Gejala yang tampak adalah warna daun seluruhnya berubah menjadi tua dan
sering tampak mengilap kemerahan. Tepi daun, cabang, dan batang terdapat
warna merah ungu yang lambat laun akan berubah menjadi kuning. Kalau
tanamannya berubah, buahnya kecil, tampak jelek, dan lekas matang.Pada tanah
seperti itu perlu diberi pupuk yang mengandung unsur phosfor (P) (Lingga &
Marsono, 2013).

Kalium berperan dalam memperkuat tubuh tanaman agar daun, bunga, dan
buah tidak mudah gugur.Fungsi utama kalium (K) ialah membantu pembentukan
protein dan karbohidrat.Yang tak bisa dilupakan ialah kalium merupakan sumber
kekuatan bagi tanaman dalam menghadapi kekeringan dan penyakit (Lingga &
Marsono, 2013).

Kalium (K) berfungsi untuk merangsang pertumbuhan akar dan


meningkatkan ketahanan tanaman terhadap penyakit dan hama (Ismayanda,
2014). Tanaman yang tumbuh pada tanah yang kekurangan unsur kalium akan
memperlihatkan gejala-gejala seperti daun mengerut atau keriting terutama pada

17
daun tua walaupun tidak merata. Kemudian pada daun akan timbul beracak-acak
merah cokelat. Selanjutnya, daun akan mengering, lalu mati. Buah tumbuh tidak
sempurna, kecil, mutunya jelek, hasilnya rendah, dan tidak tahan simpan (Lingga
& Marsono, 2013).

18
BAB III METODE PRAKTIKUM

3.1. Waktu dan Tempat


Praktikum Hortikultura Lanjutan Utama dilaksanakan mulai pada 14
September- Desember 2021.Dilaksanakan di Ulakan Tapakis, Kabupaten Padang
Pariaman, Sumatera Barat. Kecamatan Ulakan Tapakis terletak pada kordinat
0,45’00” Lintang Selatan dan 100.16’00” Bujur Timur. Ketinggian: 7-100 meter di
atas permukan laut.

3.2. Alat dan Bahan


3.2.1. Alat
Alat yang digunakan pada praktikum adalah cangkul, polybag, alat tulis,
kamera, ajir, ember untuk menyiram, gerobak dorong, karpet telur, wadah
perendam benih, penggaris atau meteran.
3.2.2. Bahan
Bahan yang digunakan pada praktikum adalah tanah, pupuk kandang, pupuk
NPK, benih binhong, benih kacang panjang, benih terong dan benih semangka.

3.3. Rancangan Percobaan


3.3.1. Perlakuan komposisi media tanam (Tanah: Pupuk kandang) pada tanaman
terong
Praktikum dilakukan berupa Rancangan Acak Lengkap (RAL) yaitu
perbedaan media tanam berbagai perlakuan, yaitu:
 T1= Tanah: Pukan (1:1)
 T2= Tanah: Pukan (1:2)
 T3= Tanah: Pukan (2:1)
 T4= Tanah: Pukan (3:1)
Terdapat 4 perlakuan pada percobaan media tanaman pada
tanaman terong, setiap perlakuan diulang 3 kali sehingga total
seluruhnya adalah 12 satuan percobaan.
3.3.2. Perlakuan dosis pupuk NPK untuk tanaman semangka
Praktikum dilakukan berupa Rancangan Acak Lengkap (RAL) yaitu
pemberian berbagi dosis pupuk NPK, yaitu:
 S1= dosis NPK 80 gr
 S2= dosis NPK 100 gr
 S3= dosis NPK 120 gr

19
 S4= dosis NPK 140gr
Terdapat 4 perlakuan pada percobaan pemberian bebagai dosis
pupuk NPK pada tanaman semangka, setiap perlakuan diulang 3 kali
sehingga total seluruhnya adalah 12 satuan percobaan.
3.3.3. Perlakuan dosis pupuk kandang pada tanaman kacang panjang
Praktikum dilakukan berupa Rancangan Acak Lengkap (RAL) yaitu
pemberian berbagi dosis pupuk kandang, yaitu:
 P1= dosis pukan 10 ton/ha
 P2= dosis pukan 15 ton/ha
 P3= dosis pukan 20 ton/ha
 P4= dosis pukan 25 ton/ha
Terdapat 4 perlakuan pada percobaan pemberian bebagai dosis
pupuk kandang pada tanaman kacang panjang, setiap perlakuan
diulang 3 kali sehingga total seluruhnya adalah 12 satuan percobaan.

3.4. Pelaksanaan Praktikum


3.4.1. Pemilihan Bibit
Pemilihan benih dilkukan dengan cara membeli benih di sarana
produksi pertanian (saprodi). Benih yang digunakan adalah untuk kacang
panjang adalah pandawa lima, sedangkan untuk semangka dan terong
adalah Bintang Asia.
3.4.2. Persiapan Lahan
Persiapan lahan dilakuan dengan cara membersihkan lahan yang akan
digunakan dengan mencabut gulma dan membuang sampah-sampah yang ada
disekitarnya.
Pada praktikum media yang digunakan adalah polybag.Ukuran polybag
yang digunakan adalah 5 kg.Media tanam yang digunakan adalah 1:1 antara
tanah dengan pupuk kandang.
3.4.3. Pemasangan Label dan Tiang Standar
Pemasangan ajir dilakukan khususnya pada tanaman kacang panjang dan
semangkan, pemasangan ajir dilakukan diluar polybag, karena supaya tidak
mengganggu sistem perakaran dan pertumbuhan tanaman.
3.4.4. Penanaman

20
Penanaman kacang tanah dilakukan langsung pada media tanam
karena tidak dilakukan penyemaian sebelumnya, untuk tanaman terong dan
semangka dilakukan penyemaian sebelumnya. Persemaian tanaman
semangka dan terong serta penanaman kacang panjang dilakukan pada
tanggal 14 September 2021.
3.4.5. Pemeliharaan
A. Penyulaman
Penyulaman dilakukan selama tanaman berumur 2 MST.Penyulaman
dilakukanapabila ada tanaman yang tidak tumbuh atau pertumbuhannya tidak
baik. Bahan sisipandiambil dari bibit tanaman cadangan yang sama
pertumbuhannya dengan tanaman dilapangan.
B. Penyiraman
Tanaman perlu disiram setiap hari terutama pada pagi dan sore hari
agar kebutuhan air tercukupi.
C. Penyiangan
Penyiangan adalah pencabutan gulma yang tumbuh pada polybag yang
ditanami tanaman budidaya.Penyiangan dilakukan agar tidak terjadinya
kompetisi antara tanaman dengan gulma yang tumbuh disekitar tanaman.

3.4.6. Pemupukan
Pemupukan dilakukan untuk memenuhi kebutuhan unsur hara baik
makro maupun mikro bagi tanaman.Pupuk yang digunakan pada praktikum
adalah pupuk NPK dan pupuk kandang.Pemberian pupuk pertama
dilakukan pada minggu ke dua, dan pemberian pupuk dilakukan 2 mingggu
sekali.
3.4.7. Pemberian Perlakuan 1
Pemberian perlakuan pertama dilakukan pada minggu ke 2. Pemberian
dilakukan dengan cara menambahkan pupuk pada media tanam, tetapi agak
jauh dari pangkal batang agar tidak terjadi pembusukan pada pangkal
batang karena pemberian pupuk yang terlalu dekat.

21
3.4.8. Pemberian Perlakuan 2
Pemberian perlakuan kedua dilakukan pada minggu ke 4.
4. Panen
Pemanen dilakukan saat tanaman sudah siap panen
5. Variabel Pengamatan
Variabel pengamatan dilakukan dengan mengukur tinggi tanaman,
lebar daun, banyak daun, dan panjang daun. Pengamatan dilakukan hanya
sampai 4 MST dan alat ukur yang digunakan yaitu meteran atau terkadang
penggaris.

22
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. Hasil
4.1.1. Kacang Panjang
Hasil perhitungan pertumbuhan dari pengamatan kacang panjang umur
7 MST dengan perlakuan dosis pupuk kendang sapi dimuat dalam tabel,
sebagai berikut:

Tabel 1. Hasil DMRT tinggi kacang panjang

Perlakuan Rata-rata Simbol

10 ton/ha 59 c

15 ton/ha 92 d

20 ton/ha 19.66 a

25 ton/ha 34.33 b

Keterangan : Simbol dalam bentuk huruf kecil yang berbeda pada kolom
yang sama menunjukkan berbeda nyata menurut DMRT pada
taraf 5%

Tabel 2. Hasil DMRT jumlah daun kacang Panjang

Perlakuan Rata-rata Simbol

10 ton/ha 10,33 c

15 ton/ha 22,33 d

20 ton/ha 5,33 a

25 ton/ha 7,66 b

Keterangan : Simbol dalam bentuk huruf kecil yang berbeda pada kolom
yang sama menunjukkan berbeda nyata menurut DMRT pada
taraf 5%

Tabel 3. Hasil DMRT lebar daun kacang Panjang

Perlakuan Rata-rata Simbol

23
10 ton/ha 5,2 bc

15 ton/ha 7,5 c

20 ton/ha 5,1 ab

25 ton/ha 4,8 a

Keterangan : Simbol dalam bentuk huruf kecil yang berbeda pada kolom
yang sama menunjukkan berbeda nyata menurut DMRT pada
taraf 5%

Tabel 4. Hasil DMRT jumlah bunga kacang panjang

Perlakuan Rata-rata Simbol

10 ton/ha 16,66 e

15 ton/ha 8,66 a

20 ton/ha 12,66 cd

25 ton/ha 12 bc

Keterangan : Simbol dalam bentuk huruf kecil yang berbeda pada kolom
yang sama menunjukkan berbeda nyata menurut DMRT pada
taraf 5%

Tabel 5. Hasil DMRT jumlah polong kacang panjang

Perlakuan Rata-rata Simbol

10 ton/ha 5,66 bc

15 ton/ha 9 d

20 ton/ha 1,33 a

25 ton/ha 3 ab

Keterangan : Simbol dalam bentuk huruf kecil yang berbeda pada kolom
yang sama menunjukkan berbeda nyata menurut DMRT pada
taraf 5%

4.1.2. Terong

24
Hasil perhitungan pertumbuhan dari pengamatan terong umur 4 MST
dengan perlakuan komposisi media tanam tanah : pupuk kendang sapi
dimuat dalam tabel, sebagai berikut:
Tabel 6. Hasil DMRT tinggi terong

Perlakuan Rata-rata + DMRT Simbol

1:1 57,66 d

1:2 33,01 bc

2:1 31,56 b

3:1 4,38 a

Keterangan : Simbol dalam bentuk huruf kecil yang berbeda pada kolom
yang sama menunjukkan berbeda nyata menurut DMRT pada
taraf 5%

Tabel 7. Hasil DMRT jumlah daun terong

Perlakuan Rata-rata + DMRT Simbol

1:1 11,66 c

1:2 12,33 b

2:1 10,29 c

3:1 1,88 a

Keterangan : Simbol dalam bentuk huruf kecil yang berbeda pada kolom
yang sama menunjukkan berbeda nyata menurut DMRT pada
taraf 5%

Tabel 8. Hasil DMRT lebar daun

Perlakuan Rata-rata + DMRT Simbol

1:1 12,39 b

1:2 11,66 b

2:1 13,61 bc

3:1 1,97 a

25
Keterangan : Simbol dalam bentuk huruf kecil yang berbeda pada kolom
yang sama menunjukkan berbeda nyata menurut DMRT pada
taraf 5%

Tabel 9. Hasil DMRT panjang daun terong

Perlakuan Rata-rata + DMRT Simbol

1:1 14,33 b

1:2 13,53 d

2:1 13,49 bc

3:1 1,43 a

Keterangan : Simbol dalam bentuk huruf kecil yang berbeda pada kolom
yang sama menunjukkan berbeda nyata menurut DMRT pada
taraf 5%

4.1.3. Semangka
Hasil perhitungan pertumbuhan dari pengamatan terong umur 5 MST
dengan perlakuan dosis pupuk NPK dimuat dalam tabel, sebagai berikut:
Tabel 10. Hasil DMRT tinggi semangka

Perlakuan Rata-rata + DMRT Simbol

80 g 123,66 d

100 g 108,45 c

120 g 69,15 b

140 g 12,94 a

Keterangan : Simbol dalam bentuk huruf kecil yang berbeda pada kolom
yang sama menunjukkan berbeda nyata menurut DMRT pada
taraf 5%

Tabel 11. Hasil DMRT jumlah daun semangka

Perlakuan Rata-rata + DMRT Simbol

80 g 42,33 d

26
100 g 29,79 bc

120 g 25,94 b

140 g 7,62 a

Keterangan : Simbol dalam bentuk huruf kecil yang berbeda pada kolom
yang sama menunjukkan berbeda nyata menurut DMRT pada
taraf 5%

Tabel 12. Hasil DMRT lebar daun semangka

Perlakuan Rata-rata + DMRT Simbol

80 g 6,97 b

100 g 7,92 bc

120 g 9,33 d

140 g 1,80 a

Keterangan : Simbol dalam bentuk huruf kecil yang berbeda pada kolom
yang sama menunjukkan berbeda nyata menurut DMRT pada
taraf 5%

Tabel 13. Hasil DMRT panjang daun semangka

Perlakuan Rata-rata + DMRT Simbol

80 g 8,39 bc

100 g 6,33 b

120 g 8,01 b

140 g 2,09 a

Keterangan : Simbol dalam bentuk huruf kecil yang berbeda pada kolom
yang sama menunjukkan berbeda nyata menurut DMRT pada
taraf 5%

27
4.2. Pembahasan
4.2.1. Kacang Panjang
Hasil dari pengolahan data DMRT menunjukan bahwa pemberian
pupuk kandang sapi hanya berpengaruh nyata terhadap terhadap tinggi dan
jumlah daun kacang panjang.Kebanyakan hasil dari pengolahan data
variabel pengamatan menunjukan pengaruh yang nyata hanya pada
sebagian perlakuan saja.

Adanya pengaruh sangat nyata terhadap tinggi tanaman dikarenakan


pemupukan tanah dengan pupuk kandang kotoran sapi dapat
mengakibatkan tanah menjadi baik dengan daya mengikat airnya menjadi
lebih tinggi. Hal ini sesuai dengan pendapat Arniana (2012), bahwa
semakin banyak pupuk kandang yang diberikan berarti akan semakin
banyak kadar hara yang dihasilkan dari hasil mineralisasi pupuk, yang
dapat diserap oleh tanaman untuk meningkatkan pertumbuhan dan hasil
tanaman kacang panjang. Menurut Jamin et al., (2013), bahwa kotoran sapi
merupakan pupuk organik yang dapat memperbaiki kesuburan tanah, dan
mempunyai unsur hara yang cukup untuk merangsang pertumbuhan tinggi
tanaman dan mudah diserap oleh akar yang digunakan untuk proses
penyusunan metabolisme di dalam tubuh tanaman.

Ketidaknyataan perlakuan yang diperoleh disebabkan karena


kandungan hara organik pada pupuk kandang bersifat lambat tersedia (slow
release) sehingga belum dapat dimanfaatkan oleh tanaman. Pemberian
pupuk organik yang relatif cepat dengan penanaman dapat menyebabkan
nutrisi di dalamnya belum tersedia karena proses dekomposisi pupuk
organik memerlukan proses dan waktu.

Hal itu juga dapat disebabkan salah satu faktor pertumbuhan tidak
saling mendukung, maka pupuk tidak mampu mempengaruhi sifat genetis
yang dibawa oleh tanaman tersebut. Tanaman akan tumbuh baik bila
ketersediaan hara pada tanah dalam keadaaan baik, seimbang, dan tersedia.
Dalam arti faktor pertumbuhan dan produksi yang lain seperti tanah dan
iklim dalam kondisi optimal. Apabila terdapat dua faktor yang diteliti,
sedangkan salah satu faktor dominan pengaruhnya dibandingkan faktor
lainnya, maka faktor yang lemah akan tertutupi dan masing-masing faktor
mempunyai sifat dan kerja yang berbeda dalam mendukung pertumbuhan
tanaman. Hal ini sesuai dengan pendapat Nurhayati (2010), bahwa

28
pertumbuhan tanaman yang baik dapat tercapai bila faktor yang
mempengaruhi pertumbuhan berimbang dan menguntungkan.

Secara statistik perlakuan pupuk kandang kotoran sapi tidak


memberikan hasil yang nyata, tetapi ada tendensi bahwa semakin
meningkat dosis pupuk organik yang diberikan dan waktu pemberian
minimal 1 (satu) bulan sebelum tanam, maka semakin meningkat pula
pertumbuhan tanaman, baik pertumbukan vegetatif maupun generatif.Hal
ini dikarenakan pemberian pupuk kandang kotoran sapi pada tanah mampu
memperbaiki kondisi lingkungan bagi pertumbuhan tanaman. Sebagaimana
dikatakan oleh Safei et al (2014), bahwa pengembalian bahan organik ke
dalam tanah dapat mempertahankan lahan agar tetap produktif, karena
bahan organik selain dapat menambah unsur hara juga dapat meningkatkan
kandungan bahan organik tanah yang penting dalam memperbaiki sifat
tanah baik secara fisik, kimia dan biologi.

Dalam hal lain mungkin faktor luar dari tanaman itu sendiri kurang
mendukung aktivitas dari pertumbuhan dan produksi tanaman, sebab
kombinasi dari perlakuan tertentu tidak selamanya akan memberikan
pengaruh yang baik pada tanaman. Ada kalanya kombinasi tersebut akan
mendorong pertumbuhan tanaman, menghambat pertumbuhan, atau sama
sekali tidak memberikan respon terhadap pertumbuhan dan perkembangan
tanaman.

4.2.2. Terong
Hasil pengolahan data secara DMRT untuk setiap variable pengamatan
terong mendapatkan bahwa pengaruh yang nyata hanya terdapat pada
pengamatan jumlah daun dan selebihnya hanya sebagian perlakuan yang
memeiliki pengaruh yang nyata.

Hasil pengamatan menunjukaan bahwa pemberian dosis pupuk


kandang sapi dosis 1:2 menghasilkan tanaman terung yang lebih tinggi
dibandingkan dengan pemberian pupuk kendang sapi dosis 1:1, tapi
pertumbuhan yang optimal lebih terlihat dengan pemberian tanah yang
lebih banyak atau dosis 2:1. Keadaan ini di sebabkan dengan bertambah
nya umur tanaman terung, maka kebutuhan terhadap unsur hara terutama
niterogen (N) tidak dapat di penuhi seluruh nya oleh tanah tempat
tumbuhnya, sehingga pemberian pupuk kandang sapi dengan meningkatkan

29
ketersediaan dan serapan unsur N yang sangat dibutuhkan dalam
pertumbuhan fegetatif tanaman.

Lebih tingginya pertumbuhan dosis 2:1 di duga karena unsur hara


yang terkandung dalam pupuk kandang mampu dimanfaatkan tanaman
apabila pupuk sudah terurai dengan baik. Hal ini menyebabkan
ketersediaan unsur yang akan dimanfaatkan pada proses pertumbuhan
maupun produksi tanaman. Seperti yang diketahui pupuk kandang berupa
padatan sangat lama untuk diurai, hal ini akan mempengaruhi jumlah unsur
hara yang dihasilkan. Hal ini sependapat dengan pendapat Hendra (2012)
bahwa pupuk organik (kandang) memiliki sifat lambat menyediakan unsur
hara bagi tanaman karena memerlukan waktu untuk proses dekomposisinya
(slow release).

Pemberian lebih banyak pupuk kndang sapi juga dapat meningkatkan


hasil pertumbuhan tanaman, tapi jika tidak sesuai dengan takaran untuk
suatu tanaman tersebut, pertumbuhan tanaman juga akan terhambat. Oleh
karena itu pemberian lebih banyak tanah dapat menetralisir kelebihan
pupuk kendang dan lebih teruraunya pupuk kendang di dalam tanah.

Hal ini sesuai dengan pendapat Lingga dan Marsono (2003) dalam
Fajri et al., (2020), yang menyatakan bahwa untuk respon pupuk yang
diberikan sangat ditentukan oleh berbagai faktor antara lain sifat genetis
dari tanaman, iklim, tanah, dimana faktor-faktor tersebut tidak berdiri
sendiri melainkan faktor yang satu berkaitan dengan faktor yang lainnya.
Sutedjo (2002) dalam Fajri et al., (2020), juga menyatakan bahwa bila
salah satu faktor lebih kuat pengaruhnya terhadap faktor lainnya, maka
faktor lain akan tertutup dan masing-masing faktor mempunyai sifat dan
cara kerja yang berbeda, yang akan menghasilkan hubungan yang tidak
berbeda nyata untuk mendukung suatu pertumbuhan tanaman. Hal ini juga
disebabkan karena tanah memberikan pengaruh bagi kelangsungan
pertumbuhan tanaman.Pengaruh tersebut antara lain temperatur tanah,
kelembaban tanah, permeabilitas, tersedianya unsur hara, kegiatan hidup
jasad renik dan banyak sifat tanah lainnya.

Tidak berpengaruhnya pupuk organik (kotoran sapi) terhadap


kebanyakan variable pengamatan disebabkan oleh karena kandungan hara
pada pupuk organik umumnya rendah dan lambat tersedia, tanaman tidak
dapat menyerap unsur hara yang terkandung di dalamnya, sehingga unsur
tersebut tidak mampu menyuplai kebutuhan hara untuk pertumbuhan

30
tanaman kacang panjang hingga masa panen. Selain itu juga karena pupuk
organik yang diaplikasikan pada tanah belum dapat diproses oleh tanah dan
tanaman, karena harus melalui tahapan mineralisasi agar bahan organik
dapat melepaskan sejumlah unsur hara yang dibutuhkan tanaman. Hal ini
didukung oleh pendapat Hartatik et al. (2015), yang menyatakan bahwa
kadar hara dalam pupuk organik relatif rendah dan sangat bervariasi,
sehingga manfaatnya bagi tanaman berlangsung dalam jangka panjang.

4.2.3. Semangka
Hasil dari pengolahan data sidik ragam semangka menunjukan
variable pengamatan untuk tinggi tanaman melihatkan hasil yang sangat
berbeda nyata.Sedangkan untuk perlakuan lainnya hanya beberapa yang
nyata untuk suatu perlakuan dalam variable pengamatan tersebut.

Pada tinggi tanaman didapat pertumbuhan tanaman semangkan yang


lebih optimal pada perlakuan pemberian pupuk NPK sebanyak 80
gram.Pada perlakuan yang lebih besar, seperti 120gram masih dibawah
pertumbuhan perlakuan sebelumnya.Hal itu dapat diperkirakan karena
pemberian pupuk NPK yang optimal sebesar 60gram untuk budidaya
semangka pada polibag.

Pemberian pupuk NPK menutut Sutedjo (2002), unsur N yang


terkandung dalam pupuk NPK berfungsi untuk meningkatkan pertumbuhan
vegetatif tanaman sehingga panjang tanaman akan meningkat sejalan
dengan pertambahan ukuran ruas. Sedangkan unsur P berfungsi sebagai
mempercepat proses diferensiasi sel. Rahim dan Sukarni (2011)
menyatakan bahwa unsur K berfungsi membantu proses fotosintesis untuk
pembentukan senyawa organik yang diangkut ke organ tempat
penimbunan, dalam hal ini adalah buah semangka. Jika merujuk pernyataan
tersebut, seharusnya pemberian pupuk NPK yang lebih dapat lebih
meningkatkan pertumbuhan tanaman semangka.Tapi dilihat dari hasil yang
diperoleh selama praktikum, malah terdapat data yang sangat sedikit, yaitu
0.Hal itu diperkirakan karena jarangnya perawatn yang diberikan oleh
praktikan selama melakukan praktikum sehingga hasil yang diharapkan
tidak tercapai.

Melakukan budidaya semangka tentu harus diperhatikan juga masalah


yang mungkin terjadi, seperti hama, gulma, ketersediaan air, kelembapan,

31
dan unsur hara. Jika suatu tanaman tidak dapat memenuhi kebutuhan
optimalnya makan pertumbuhan tanaman tersebut akan terhambat, terhenti,
dan berujung kepada kematian.

Pertumbuhan yang optimal pada pemberian pupuk sebanyak 80gram


disebabkan oleh praktikan lebih merawat tanaman tersebut.Sehingga faktor
biotik dan abiotik yang menunjang pertumbuhan tanaman semangka
terpenuhi dengan optimal.Perawatan yang diberikan seperti menyiram
tanaman 2 kali dalam sehari saat pagi dan sore hari dan membersihkan
gulma yang tumbuh disekitarnya.Pembersihan gulma sangat diperlukan
supaya terhindarnya persaingan unsur hara dan air bagi tanaman dan
menjaga ketersedian air tanah tanaman.

32
BAB V. PENUTUP

5.1. Kesimpulan
Kesimpulan yang diperoleh dari ketiga praktikum yang telah dilakukan
dijabarkan dalam beberapa poin, sebagai berikut:

 Pertumbuhan tinggi tanaman kacang panjang lebih optimal dengan


pemberian pupuk kendang sapi sebesar 25 ton/ha, sedangkan pertumbuhan
polong dihasilkan lebih banyak pada pemberian pupuk sebesar 20 ton/ha.
 Pertumbuhan tanaman terong lebih optimal dengan pemberian dosis tanah
dan pupuk kendang sebanyak 1:1 untuk penanaman pada plibag.
 Pertumbuhan semangka lebih optimal dengan pemberian pupuk NPK
sebanyak 80 gram.
 Tanaman budidaya juga perlu dirawat setelah ditanam agar pertumbuhannya
optimal dan dapat menghasilkan.

5.2. Saran
Saran yang praktikan sampaikan selama melaksakan praktikum ini,
yaitu praktikan diharapkan lebih serius lagi dalam mengerjakan praktikum
sehingga kegagalan dalam pelaksaan praktikum lebih bisa diminimalisir dan
pelaksaan percobaan dilaksakan sesegera mungkin, sehingga waktu pengamatan
dapat lebih lama.

33
DAFTAR PUSTAKA

Asripah. 2004. Budidaya Kacang Panjang. Jakarta: Azka Press.

Dede, dkk.2015. Pengaruh Pemberian Beberapa Jenis Pupuk Terhadap Pertumbuhan


dan Produksi Tanaman Kailan (Brassica alboglabra L.).jurnal JOM Faperta.
Vol 2 (2).
Direktorat Jenderal Hortikultura .2015 . Statistik Produksi Hortikultura 2015.
Departemen Pertanian . Jakarta.
Fachruddin, L. 2000. Budidaya Kacang Kacangan. Kanisius.Yogyakarta.120 hal.

Fahmi, Z. Ismail 2013. Media Tanam Sebagai Faktor Eksternal Yang Memengaruhi
Pertumbuhan Tanaman. Balai Besar Perbenihan dan Proteksi Tanaman
Perkebunan.Surabaya

Faizal. (2010, March 23). Manfaat Semangka. Diambil kembali dari


http://klmmicro.com/blog/air%20minum/manfaat-semangka, diakses 02
Januari 2022.

Firmansyah, I., Syakir, M., & Lukman, L. (2017). Pengaruh Kombinasi Dosis Pupuk
N, P, dan K terhadap Pertumbuhan dan Hasil Tanaman Terung (Solanum
melongena L .), 27(1), 69–78.

Firmanto, B. 2011.Sukses bertanaman terung secara organik. Angkasa, Bandung

Haryanto, E., Suhartini, T., Rahayu, E, 1994.Budidaya Kacang Panjang. Penebar


Swadaya. Jakarta.

Hatta, Muhammad. 2009. Uji Jarak Tanam Sistem Legowo Terhadap Pertumbuhan
dan Hasil Beberapa Varietas Padi Pada Metode SRI. Universitas Syah Kuala.
Banda Aceh. Jurnal Agrista.

34
Hidayat, P. dan Darwin P. 2008. Pengaruh dosis kompos pupuk kandang sapi
terhadap pertumbuhan dan produksi buah tomat,(Skripsi S-1 jurusan
budidaya pertanian fakultas pertanian Universitas Lampung).

Kalie, M. B. 1993. Bertanam Semangka. Penebar Swadaya: Jakarta.

Lingga, P. 1998. Petunjuk Penggunaan Pupuk. Penebar Swadaya, Jakarta.

Lingga, P. dan Marsono. 2003. Petunjuk penggunaan pupuk. Penerbit


Swadaya.Jakarta. 150 hal.

Marmadion, T., Purnamaningsih, S, L., dan Kuswanto., (2014). Penampilan Delapan


Galur Kacang Panjang (Vignasesquipedalis L. Fruwirth) Pada Dua Musim
Tanam. Jurnal ProduksiTanaman. 2 (3) :230-238.

Najiyati S., Muslihat, L., dan Siryadiputra, I. N. N. 2005. Panduan Pengelolaan


Lahan Gambut Untuk Pertanian berkelanjutan. Proyek Climate Change,
Forests and Peatlands in Indonesia. Wetlands International – Indonesia
Programme dan Wildlife Habitat Canada. Bogor. Indonesia.

Novriani. 2010. Alternatif Pengelolaan Unsur Hara P (Fosfor) pada Budidaya Jagung.
Jakarta: Agronobis.

Prahasta, A. 2009. Agribisnis Tanaman Kacang Hijau (Vigna radiata L). Pustaka
Grafika. Bandung.
Rahardi, dkk.(1995). Agribisnis Tanaman Perkebunan.Jakarta : Penebar Swadaya

Rukmana, R. (1994). Budidaya Semangka Hibrida. Yogyakarta: PenerbitKanisius.

Rukmana, R. 1994. Bertanam Terung. Yogyakarta.Kansius.56 hlm.

Rukmana, R. 1995. Bertanam Kacang Panjang. Yogyakarta: Penerbit Kanisius.

Rukmana, R. 2002. Bertanam terong.Kanasius.Jogyakarta.

35
Sari, dkk. 2016. Pengaruh pemberian bokashi kotoran ayam terhadap pertumbuhan
dan hasil kacang panjang (Vigna sinensis L).
http://jurnal.umsb.ac.id.PadangSumatera Barat.
Sasongko, J. 2010. Pengaruh Macam Pupuk NPK dan Macam Varietas
TerhadapPertumbuhan dan Hasil Tanaman Terong Ungu ( Solanum
melongena L. ).Program Studi agronomi. Fakultas Pertanian. Universitas
Sebelas Maret.

Setiawan Ade Iwan. 1998. Memanfaatkan kotoran ternak. Penebar Swadaya Jakarta.

Sunarjono, H. 2011. Bertanam 30 jenis sayur. Penebar Swadaya. Jakarta.

Syukur. 2009. Semangka (Citrullus lanatus (Thunberg) Matsum & Nakai). HPSP-09-
YUMKMI

Tola, F. Hamzah, Dahlan dan Kaharuddin. 2007. Pengaruh penggunaan dosispupuk


bokashi kotoran sapi terhadap pertumbuhan dan produksi tanamanjagung.
Jurnal Agrisistem, 3 (1):1-8.

Tuherkih, E., & Sipahutar, I. A. (2008).Pengaruh Pupuk NPK Majemuk (16:16:15)


terhadap Pertumbuhan dan Hasil Jagung (Zea mays L) di Tanah
Inceptisols.Balai Penelitian Tanah, 77–90.

Wikipedia.(2018). Pupuk NPK. Retrieved January 5, 2022,


fromhttps://id.wikipedia.org/wiki/Pupuk_NPK

Yuliana, E.R. dan I.Permanasari. 2015. Aplikasi Pupuk Kandang Sapi dan
Ayam Terhadap Pertumbuhan dan Hasil Tanaman Jahedi Media Gambut.
Jurnal Agroteknologi, 5(2): 37-42.

Zaevie, B., Napitupulu, M., dan Astuti, P. (2014), Respon Tanaman KacangPanjang
(Vigna sinensis L.) Terhadap Pemberian Pupuk Npk Pelangi dan Pupuk
Organik Cair Nasa, Jurnal Agrifor , 13 (1), ISSN : 1412 – 6885.

Zulkarnain.(2009). Dasar-dasar Hortikultura. Jakarta: Bumi Aksara.

36
LAMPIRAN

1. Pengolahan Data
 Kacang Panjang
Tabel 14. Hasil pengamatan kacang panjang
Variabel Pengamatan
Jumlah Lebar
Perlakuan Ulangan Tinggi Jumlah Jumlah
daun Daun
(cm) Bunga Polong
(helai) (cm)
10 ton/ha 1 65 10 5,1 16 5
2 54 10 5,1 18 8
3 58 11 5,4 16 4
15 ton/ha 1 86 22 7,6 9 9
2 93 24 8,4 7 11
3 97 21 6,5 10 7
20 ton/ha 1 18 4 6 11 2
2 20 6 5 14 1
3 21 6 4,5 13 1
25 ton/ha 1 36 7 5,7 12 3
2 32 7 4,6 14 4
3 35 9 4,3 10 2

Tabel 15. Hasil anova tinggi kacang panjang


SK DB JK KT FHIT FTAB 5%
Perlakuan 3 9012,91 3004,30 175,01 4.26
Galat 8 137,33 17,16    
Total 11 9150,25      
Keterangan: F hit lebih besar daripada F tab, maka dilakukan uji lanjut
Tabel 16. Hasil anova jumlah daun kacang panjang
SK DB JK KT FHIT FTAB 5%
P 3 514.25 171.417 128.562 4.26
G 8 10.6667 1.33333    
T 11 524.917      

37
Keterangan: F hit lebih besar daripada F tab, maka dilakukan uji lanjut

Tabel 17. Hasil anova lebar daun kacang panjang


SK DB JK KT FHIT FTAB 5%
Perlakuan 3 13,40 4,46 8,64 4.26
Galat 8 4,13 0,51    
Total 11 17,53      
Keterangan: F hit lebih besar daripada F tab, maka dilakukan uji lanjut
Tabel 18. Hasil anova jumlah bunga kacang panjang
SK DB JK KT FHIT FTAB 5%
Perlakuan 3 97 32,33 12,93 4.26
Galat 8 20 2,5    
Total 11 117      
Keterangan: F hit lebih besar daripada F tab, maka dilakukan uji lanjut
Tabel 19. Hasil anova jumlah polong kacang panjang
SK DB JK KT FHIT FTAB 5%
Perlakuan 3 100,92 33,64 13,92 4.26
Galat 8 19,33 2,42    
Total 11 120,25      
Keterangan: F hit lebih besar daripada F tab, maka dilakukan uji lanjut

 Terong
Tabel 20. Hasil pengamatan terong
Variabel Pengamatan
Perlakua
Ulangan Jumlah Lebar Panjang
n Tinggi (cm)
daun (helai) daun (cm) daun (cm)
1:1 1 56 10 9 11
2 57 12 0 13
3 60 13 12 12
1:2 1 27 7 12 14
2 26 9 12 15

38
3 32 9 11 14
2:1 1 25 10 12 13
2 26 19 10 12
3 30 11 12,5 11
3:1 1 0 0 0 0
2 0 0 0 0
3 0 0 0 0

Tabel 21. Hasil anova tinggi terong


SK DB JK KT FHIT FTAB 5%
Perlakuan 3 4994,92 1664,97 307,38 4.26
Galat 8 43,33 5,42    
Total 11 5038,25      
Keterangan: F hit lebih besar daripada F tab, maka dilakukan uji lanjut
Tabel 22. Hasil anova jumlah daun terong
SK DB JK KT FHIT FTAB 5%
P 3 246,92 82,31 82,31 4.26
G 8 8 1    
T 11 254,92      
Keterangan: F hit lebih besar daripada F tab, maka dilakukan uji lanjut
Tabel 23. Hasil anova lebar daun terong
SK DB JK KT FHIT FTAB 5%
Perlakua
3 283,73 94,57 85,65 4.26
n
Galat 8 8,83 1,11    
Total 11 292,56      
Keterangan: F hit lebih besar daripada F tab, maka dilakukan uji lanjut
Tabel 24. Hasil anova panjang daun terong
SK DB JK KT FHIT FTAB 5%
Perlakua
3 378,25 126,08 216,14 4.26
n
Galat 8 4,67 0,58    
Total 11 382,92      

39
Keterangan: F hit lebih besar daripada F tab, maka dilakukan uji lanjut

 Semangka
Tabel 25. Hasil pengamatan semangka
Variable Pengamatan
Perlakua
Ulangan Tinggi Jumlah Lebar daun Panjang
n
(cm) daun (helai) (cm) daun (cm)
80 g 1 130 45 6,1 7,2
2 129 47 5,3 6,5
3 112 35 3,9 4,8
100 g 1 97 17 6 7,5
2 102 25 5,7 5,2
3 85 23 6,3 6,3
120 g 1 52 20 8 7,5
2 58 15 11 5
3 57 19 9 5
140 g 1 0 0 0 0
2 0 0 0 0
3 0 0 0 0

Tabel 26. Hasil anova tinggi semangka


SK DB JK KT FHIT FTAB 5%
Perlakua
3 25755 8585 181.69 4.26
n
Galat 8 378 47.25    
Total 11 26133      
Keterangan: F hit lebih besar daripada F tab, maka dilakukan uji lanjut
Tabel 27. Hasil anova jumlah daun semangka

40
SK DB JK KT FHIT FTAB 5%
Perlakua
3 2713,67 904,55 55,09 4,26
n
Galat 8 131,33 16,42    
Total 11 2845      
Keterangan: F hit lebih besar daripada F tab, maka dilakukan uji lanjut
Tabel 28. Hasil anova lebar daun semangka
SK DB JK KT FHIT FTAB 5%
Perlakua
3 134,22 44,74 48,85 4.26
n
Galat 8 7,32 0,91    
Total 11 141,55      
Keterangan: F hit lebih besar daripada F tab, maka dilakukan uji lanjut
Tabel 29. Hasil anova panjang daun semangka
SK DB JK KT FHIT FTAB 5%
Perlakua
3 84,42 28,14 22.83 4.26
n
Galat 8 9,86 1,23    
Total 11 94,27      
Keterangan: F hit lebih besar daripada F tab, maka dilakukan uji lanjut

2. Dokumentasi

Gambar Keterangan
Persiapan media tanam

Pengisian media tanam ke


dalam polibag

41
Persemaian

Awal-awal tumbuh pada


media semai

Penanaman

Pembersihan tanaman dari


gulma

Pengamatan terong

Pengamatan semangka

42
Pengamatan kacang panjang

43

Anda mungkin juga menyukai