Oleh:
KELOMPOK 4
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS ANDALAS
PADANG
2022
KATA PENGANTAR
Puji syukur Alhamdulillah penulis haturkan kepada Allah SWT atas rahmat
dan hidayahnya, sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan akhir Teknologi
Produksi Tanaman Hortikultura Lanjutan, pada tahun ajaran Ganjil 2021/2022. Pada
kesempatan ini penulis menyampaikan ucapan terimakasih kepada :
Penulis menyadari bahwa laporan ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena
itu dibutuhkan kritik dan saran yang membangun demi kesempurnaan laporan ini dan
supaya bisa dijadikan acuan untuk praktikum selanjutnya.
penulis
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR................................................................................................i
DAFTAR ISI.............................................................................................................ii
DAFTAR TABEL......................................................................................................iii
DAFTAR LAMPIRAN...............................................................................................v
BAB I PENDAHULUAN...........................................................................................1
4.1 Hasil...........................................................................................................23
4.2 Pembahasan..............................................................................................28
BAB V PENUTUP....................................................................................................33
5.1 Kesimpulan................................................................................................33
5.2 Saran..........................................................................................................33
DAFTAR PUSTAKA.................................................................................................34
LAMPIRAN.............................................................................................................37
ii
DAFTAR TABEL
Tabel 1. Hasil DMRT Tinggi Tanaman Kacang Panjang..........................................23
iii
Tabel 19. Hasil Anova Jumlah Polong Tanaman Kacang Panjang.........................38
iv
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1. Tabel Pengolahan Data......................................................................37
v
BAB I PENDAHULUAN
1
Terong salah satu sayuran yang banyak digemari masyarakat Indonesia pada
umumnya karena buahnya mempunya beragam warna yakni ungu, hijau dan putih.
Menurut laporan Kementrian Pertanian dan Direktorat Jendral Hortikultura (2015),
produktivitas tanaman terong di Indonesia pada tahun 2014 yaitu sebesar 557.040
ton/Ha dengan luas panen 50.875 Ha dan pada tahun 2015 yaitu sebesar 514.332
ton/Ha. Berdasarkan data tersebut terjadinya penurunan produksi terong disebabkan
oleh luas lahan budidaya terong semakin sedikit dan bentuk kultur budidaya masih
bersifat sampingan dan intensif. Salah satu cara untuk meningkatan produksi tanaman
terong adalah melakukan budidaya yang baik diantaranya pemilihan komposisi media
tanam yang sesuai dengan kebutuhan terong. Tidak hanya untuk terong saja komoditi
yang ditanam pada project ini juga yaitu tanaman kacang panjang dan tanaman
semangka.Media tanam yang digunakan yaitu tanah dan pupuk kandang sapi.Kondisi
tanah yang digunakan yaitu tanah yang ideal dengan kondisi tanah remah, lempung
berpasir dan cukup bahan organik.
Selain media tanam faktor lain juga mempengaruhi pertumbuhan komoditi yang
ditanam yaitu ketersediaan unsur hara dan air. Menurut Sari dkk.(2016) ketersediaan
air merupakan faktor pembatas bagi pertumbuhan tanaman, untuk memenuhi
kebutuhan air tanaman dan menjaga ketersediaannya dalam tanah beserta
distribusinya diperlukan pengairan.Selanjutnya oleh Hatta dkk. (2009) menjelaskan
bahwa, air berfungsi sebagai pengatur kelembaban tanaman dan pelarut zat hara,
sebagai medium bagi transportasi hara, medium bagi berlangsungnya reaksi
metabolisme, serta bahan baku bagi proses fotosintesis.
Permasalahan pada produksi yang telah dinyatakan diatas, perlunya tindakan agar
produksi tanaman hortikultura tidak menurun dan dapat memenuhi permintaan pasar
dari dalam negeri maupun luar negeri.Petani terkadang menambahkan pupuk
anorganik pada tumbuhan tetapi terkadang tidak sesuai anjuran sehingga itu
merupakan salah satu penyebab penurunan produksi akibat tanaman tidak mampu
menyerap unsur hara secara berlebihan.Oleh karena itu, adanya project ini dapat
membantu dosis mana yang tepat yang digunakan sebagai pemakaian pupuk
2
anorganik pada komoditi hortikultura yang ditanam. Tidak hanya pupuk anorganik
saja, pupuk organik juga memiliki hal yang sama. Tetapi penggunaan pupuk
anorganik hanya dianjurkan sebagai pupuk tambahan dalam meningkatkan unsur hara
pada tanaman.Pupuk anorganik yang dipakai pada project ini ialah pupuk
NPK.Menurut Dede (2015) bahwa penggunanan pupuk NPK dapat menjadi solusi
dan alternatif dalam meningkatkan pertumbuhan tanaman sayuran khususnya
kailan.Penggunaan pupuk NPK diharapkan dapat memberikan kemudahan dalam
pengaplikasian di lapangan dan dapat meningkatkan kandungan unsur hara yang
dibutuhkan di dalam tanah serta dapat dimanfaatkan langsung oleh tanaman.
1. Untuk mengetahui penggunaan dosis pupuk kandang sapi yang tepat terhadap
pertumbuhan tanaman kacang panjang.
2. Untuk mengetahui penggunaan dosis pupuk NPK yang tepat terhadap
pertumbuhan tanaman semangka.
3. Untuk mengetahui perbandingan media tanam yang baik terhadap
pertumbuhan tanaman terong.
3
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
4
3.1 Akar
Tanaman terong memiliki akar tunggang dan cabang-cabang akar yang dapat
menembus ke dalam tanah sekitar 80-100 cm. Akar-akar yang tumbuh mendatar
dapat menyebar pada radius 40-80 cm dari pangkal batang tergantungdari umur
tanaman dan kesuburan tanahnya (Rukmana,2002).
3.2 Batang
Batang terong rendah (pendek), berkayu dan bercabang.Tinggi batang
tanaman bervariasi antara 50-150 cm tergantung pada jenis varietasnya.
Permukaankulit batang, cabang, ataupun daun tertutup oleh bulu-bulu halus
(Rukmana,2002)
3.3 Daun
Daun Terong terdiri dari atas tangkal daun (petiolus) dan helaian
daun (lamina) tangkai daun berbentuk slindris dengan sisi agak pipih dan menebal
dibagian pangkal,panjangnya berkisar antara 5-8 cm Helaian daun terdiri dari atas
ibu tulang daun,tulang cabang dan urat urat daun. Lebar helaian daun 7-9 cm atau
lebih sesuai varietas, panjang daun antara 12-20 cm, bagian daun berupa belah
ketupat, bagian ujung daun tumpul, pangkal daun meruncing dan sisi bertoreh
(Kurniawan, 2015)
3.4 Bunga
Bunga terong merupakan bunga banci yaitu berkelamin dua.Dalam satu bunga
terdapat alat kelamin jantan (benang sari) dan alat kelamin betina (putik).Bunga
terong bentuknya mirip bintang, berwarna biru, cerah sampai gelap. Penyerbukan
bunga dapat berlangsung secara silang maupun menyerbuk sendiri (Rukmana,2002)
3.5 Buah
Bentuk buah beragam yaitu silindris, lonjong, oval atau bulat.Warna kulit
ungu hingga ungu mengilap, hijau putih dan lain-lain. Terong merupakan buah sejati
tunggal,berdaging tebal, lunak, dan berair. Buah tergantung pada tangkai buah.Dalam
satu tangkai umumnya terdapat satu buah terong, tetapi ada juga yang memiliki lebih
dari satu buah.Biji terdapat dalam jumlah banyak dan tersebar didalam daging buah.
Daun kelopak melekat pada dasar buah, berwarna hijau atau keunguan (Rukmana,
5
2002)
3.6 Biji
Buah menghasilkan biji yang ukuranya kecil kecil berbentuk pipih dan
berwarna cokelat muda.Sedangkan bijinya terdapat dalam daging buah, agak
keras dan permukaanya licin mengkilap. Biji ini merupakan alat reproduksi atau
perbanyakan tanaman secara generatif (Sasongko, 2010)
6
pH tanah, tergantung kepada jenis dan derajat keasaman tanah itu sendiri. Pengapuran
biasanya dilakukan sekitar dua minggu sebelum tanam.
2.2 Tanaman Semangka(Citrullus vulgaris)
7
Daging buahnya lunak, berair, dan rasanya manis, dengan warna daging buah
merah atau kuning (Syukur, 2009).
4.1 Iklim
8
Ketinggian tempat yang ideal untuk tanaman semangka adalah 100
sampai 300 meter di atas permukaan laut. Namun demikian pada ketinggian
kurang dari 100 meter atau ketinggian lebih dari 300 meter di atas permukaan laut
pun masih dapat ditanam semangka. Apabila suhu udara di sekitar tanaman
senantiasa tinggi dan kering, maka air diperlukan untuk pertumbuhan tanaman.
Kebutuhan air ini mutlak, terutama pada masa awal pertumbuhan tanaman. Curah
hujan yang dibutuhkannya hanya 40 sampai 50 mm per bulan. Bila hujan terlalu
lebat dan lahan sampai tergenang, pertumbuhan tanaman dapat terganggu
(Rukmana,2002)
4.2 Tanah
Tanah yang cocok untuk ditanami semangka adalah tanah yang sarang
(porous) hingga mudah membuang kelebihan air. Tetapi tanah yang terlalu mudah
membuang air kurang baik pula untuk ditanami semangka, karena tanah demikian
akan membutuhkan frekuensi penyiraman yang lebih sering hingga menambahkan
tenaga untuk melakukan kegiatan penyiraman. Sebaliknya, tanah yang terlalupadat
ataupun menyerap dan menyimpan air sama sekali tidak cocok untuk ditanami
tanaman semangka, karena sistem perakaran semangka tidak tahan terhadap
genangan air dan mudah busuk kemudian tanaman akan mati.
Untuk pertumbuhan yang baik, tanaman semangka membutuhkan adaptasi
yang luas terhadap pH tanah 5 sampai 7. Pertumbuhan tanaman semangka akan
baik pada pH 6,5 sampai 7,2. Pada lahan yang bersifat alkalis pH > 8, serangan
fusarium pada tanaman semangka akan berkurang, sebaliknya jika pH rendah
maka perlu dilakukan pengapuran tanah sesuai dengan tingkat keasaman tanah
(Rukmana,2002).
9
2.3 Tanaman Kacang Panjang (Vigna sinensis L.)
1. Sejarah Tanaman Kacang Panjang (Vigna sinensis L.)
Kacang panjang adalah salah satu jenis sayuran yang sudah sangat populer
dikalangan masyarakat Indonesia maupun dunia. Masyarakat dunia menyebutnya
dengan nama Yardlong Beans/Cow Peas. Plasma nutfah tanaman kacang panjang
berasal dari India dan Cina.Adapun yang menduga berasal dari kawasan Afrika.
Plasma nutfah kacang uci (Vigna umbellata) diketemukan tumbuh liar di daerah
Himalaya india, sedangkan plasma nutfah kacang tunggak (Vigna unguculata)
merupakan asli dari Afrika. Oleh karena itu, tanaman kacang panjang tipe
merambat berasal dari daerah tropis dan Afrika, terutama Abbisinia dan Ethiopia
(Zaevie dkk, 2014).
2. Klasifikasi Tanaman Kacang Panjang (Vigna sinensis L.)
Klasifikasi kacang panjang secara lengkap menurut Asripah (2004)
ialahsebagai berikut:
Divisi : Spermatophyta
Kelas : Angiospermae
Subkelas : Dicotyledonae
Ordo : Rosales
Famili : Leguminoceae
Genus : Vigna
Spesies : Vigna sinensis
3. Morfologi Tanaman Kacang Panjang (Vigna sinensis L.)
Tanaman kacang panjang termasuk dalam famili Papilionaceae yang
tergolong tanaman semusim berbentuk perdu yang bersifat membelit atau
setengah membelit.Batangnya panjang, lihat dan sedikit berbul u.Daunnya
tersusun tiga helai dengan bunga berbentuk kupu- kupu.Buahnya bulat, panjang,
ramping dan panjangnya antara 10 – 80 cm. Sewaktu muda buah berwarna hijau
keputih-putihan, putih dan setelah tua berwarna kekuning -kuningan dan
kering.Buah yang masih muda sangat muda patah, sedangkan sesudah tua menjadi
liat (Sunarjono, 2011).
10
Akar tanaman kacang panjang terdiri atas akar tunggang, akar cabang dan
akar serabut.Perakaran tanaman dapat mencapai kedalaman 60 cm. Akar tanaman
kacang panjang dapat bersiombiosis dengan bakteri Rhizobium sp. Ciri adanya
simbiosi tersebut yaitu terdapat bintil- bintil akar disekitar pangkal akar.Aktivitas
bintil akar ditandai oleh warna bintil akar sewaktu dibelah.Jika berwarna merah
cerah menandakan bintil akar tersebut efektif menambah nitrogen, sedangkan bila
bintil akar berwarna merah pucat, berarti pen ambahan nitrogen kurang efektif
(Rukmana, 1995).
Batang kacang panjang ini tegak, silindris, lunak, berwarna hijau dengan
permukaan licin.Batang tumbuh ke atas, membelit kearah kanan pada turus atau
tegakan yang didekatnya.Batang membentuk cabang sejak dari bawah batang
(Rukmana, 1995).
Daun tanaman kacang panjang berupa daun majemuk, meleka t pada
tangkai daun agak panjang, lonjong, berseling, panjangnya 6- 8 cm, lebar 3-4,5
cm, tepi rata, pangkal membulat, ujung lancip, pertulangan menyirip, tangkai
silindris dengan panjang kurang lebih 4 cm dan berwarna hijau (Rukmana, 1995).
Bunga tanaman kacang panjang berbentuk kupu -kupu.Ibu tangkai bunga
keluar dari ketiak daun.Setiap ibu tangkai bunga mempunyai 3 – 5 bunga.Warna
bunganya ada yang putih, biru atau ungu.Bunga kacang panjang menyerbuk
sendiri.Penyerbukan silang dengan bantuan serangga dapat juga terjadi dengan
kemungkinan 10 % (Haryanto, dkk, 1994).
Bunga kacang panjang tidak tumbuh dan mekar secara serentak. Ragam
waktu mekarnya bunga kacang panjang adal ah sebagai berikut : 1) Dua bunga
yang terletak pada bagian bawah dan bersebelahan terkadang mekar hamp ir
bersamaan, 2). Bunga berikutnyamuncul dan mekarsetelah s atu atau dua polong
mencapai panjang 5-10 cm atau bahkan lebih. Beberapa diantaranya dapat menjadi
buah, namun pertumbuhannya tidak sekuat buah yang pertama kali
muncul (Rukmana, 1995).
Buah tanaman kacang panjang berbentuk polong yang ukuran panjang dan
rampingnya, serta berwarna hijau keputih- putihan atau putih (buah muda) atau
11
kemerahan namun setelah tua akan menjadi kekuning -kuningan. Panjang buah
tanaman kacang panjang 15-25 cm (Rukmana, 1995).
Pada satu tangkai biasanya terdapat antara satu sampai t iga buah, buah
yang muncul pada tangkai pertama kali atau hamper muncul bersamaan biasanya
tumbuh awal. Buah kacang panjang tiap tangkai tidak selalu sama kuat
pertumbuhannya (Rukmana, 1995).
Biji kacang panjang berbentuk bulat agak memanjang, namun ada j uga
yang pipih.Pada batang bagian tengah biji terdapat bekas tangkai yang
menghubungkan antara biji dan kulit buah. Biji yang semakin tua akan
mengering. Kulit biji tua ada yang berwarna putih, merah keputih-putihan, cokelat
dan hitam.Pada satu polong biasanya terdapat sekitar 15 biji atau lebih, tergantung
pada panjang polong dan dipengaruhi oleh pertumbuhan tanaman dan varietas
kacang panjang tersebut (Rukmana, 1995).
4. Syarat Tumbuh Tanaman Kacang Panjang (Vigna sinensis L.)
4.1 Iklim
Ketinggian tempat berpengaruh terhadap keberhasilan penanaman kacang
panjang.Tanaman kacang panjang dapat tumbuh di dataran rendah hingga dataran
tinggi (sekitar 1.500 dpl).Penanaman di dataran tinggi terutama ditujukan untuk
keperluan konsumsi.Sementara untuk tujuan penangkaran benih, tanaman kacang
panjang seyogianya dibudidayakan di dataran rendah dan sedang.Di dataran
tinggi, umur panen tanaman kacang panjang relatif lebih panjang dibandingkan di
dataran rendah lebih tinggi produktivitasnya (Fachruddin, 2000).
Tanaman kacang panjang akan tumbuh lebih baik pada dataran rendah
tetapi syarat tumbuhnya sangat fleksibel. Jenis tanah tidak terlalu
dipermasalahkan, akan tetapi tanaman kacang panjang cenderung lebih menyukai
tanah yang bereaksi normal. Hal yang tidak disukai tanaman kacang panjang
hanyalah tanah yang tergenang dan yang teduh (Rukmana, 1995).
Tanaman kacang panjang tumbuh dengan baik di daerah beriklim hangat,
dengan kisaran suhu antara 20⁰ C – 30⁰ C. Di daerah bersuhu rendah, yakni di
bawah 20⁰ C pertumbuhannya relatif lambat dan jumlah polong yang terbentuk
12
hanya sedikit. Tanaman kacang panjang peka terhadap pengaruh suhu dingin dan
dapat mati kalau terkena frost (suhu di bawah 4⁰ C) (Rukmana, 1995).
Tempat terbuka (mendapat sinar matahari penuh), iklimnya kering dan
curah hujan tahunan antara 600 – 1500 mm. Di tempat yang terlindung (teduh)
menyebabkan pertumbuhan tanaman kacang panjang agak lambat dan kurus serta
buahnya jarang atau sedikit (Rukmana, 1995).
4.2 Tanah
Pada dasarnya tanah adalah tubuh alam ( natural body) yang terbentuk dan
berkembang sebagai akibat bekerjanya gaya-gaya alam ( natural forces) tehadap
bahan alam di permukaan bumi.Tubuh alam ini dapat berdiferensiasi membentuk
horizon-horizon mineral ataupun organik, yang kedalamannya beragam dengan sifat-
sifatnya yang berbeda, dengan bahan induk yang terletak di bawah,
morfologi, komposisi kimia, sifat-sifat fisik maupun biologinya (Sarief, 1985).
Jenis tanah yang ideal bagi pertumbuhan tanaman kacang panjang ini
adalah tanah yang bertekstur lempung berpasir dan memiliki pH tanah sekitar 5,5
– 6,5. Jenis tanah yang teralu masam dapat dilakukan dengan pengapuran
memakai kapur dolomit (Rukmana, 1995).
Fiksasi nitrogen telah terjadi pada tanaman kacang panjang yang berumur
dua minggu setelah tanam. Pada umur 14 - 21 hari, fiksasi nitrogen rata -rata
mencapai 0,62 mg/hari. Pada umur 30 - 41 hari mencapai 2,44 mg/hari dan pada
umur 41 – 58 hari mencapai 3,73 mg/hari (Rukmana, 1995).
13
2.4 Perlakuan Mengunakan Pupuk Kandang Sapi
Media tanam yang baik adalah media yang mampu menyediakan air dan
unsur hara dalam jumlah cukup bagi pertumbuhan tanaman.Hal ini dapat ditemukan
pada tanah dengan tata udara, agregat, kemampuan menahan air yang baik dan ruang
untuk perakaran yang cukup.Pada prinsipnya media tanam yang digunakan adalah
media tanam yang mampu menyediakan nutrisi, air, dan oksigen bagi tanaman.Ada
empat fungsi media tanam untuk mendukung pertumbuhan tanaman yang baik, yaitu
sebagai tempat unsur hara, mampu memegang air yang tersedia bagi tanaman, dapat
melakukan pertukaran udara antara akar dan atmosfer di atas media dan harus dapat
menyokong pertumbuhan tanaman (Fahmi, 2013).
Pupuk kandang dapat diperoleh dari kandang ternak sendiri seperti sapi,
kerbau, kuda, kambing, babi dan ayam. Produksi pupuk masing-masing hewan
tersebut tidak sama tergantung jenis dan ukuran/berat badan.Pupuk kandang sapi dan
ayam memiliki efek terhadap kesuburan tanah gambut yang cukup baik karena
mengandung unsur hara yang lengkap (makro dan mikro) serta mikroorganisme yang
ada di dalamnya mampu menguraikan gambut menjadi lebih matang sehingga
beberapa unsur hara dalam gambut seperti P mudah tersedia bagi tanaman. Dengan
demikian, pupuk kandang akan memperbaiki kondisi fisik dan kesuburan gambut
(Najiyati et al.,2005).
Pupuk kandang memiliki sifat yang alami dan tidak merusak tanah,
menyediakan unsur makro (nitrogen, fosfor, kalium, kalsium, dan belerang) dan
mikro (besi, seng, boron, kobalt, dan molibdenium).Selain itu, pupuk kandang
berfungsi untuk meningkatkan daya tahan terhadap air, aktivitas mikrobiologi tanah,
nilai kapasitas tukar kation dan memperbaiki struktur tanah (Yuliana dan
Permanasari, 2015).
14
Sisa kotoran hewan, limbah industry, sampah kota dan kompos, mampu
dimanfaatkan sebagai bahan organic seperti pupuk. Pupuk kandang bisa diperoleh
dari kotoran, air kencing, dan sisa makanan yangtelah bercampur. Diketahui bahwa
kotoran hewan masih mengandung bahan organik karena pada proses makanya,
hewan hanya memakai sebagian dari bahan organic dan selebihnya ikut dikeluarkan
melalui kotorannya. Adapun campuran dari kotoran tersebut, mengandung bahan
organic berupa pati dan gula, lignin, selulosa dan hemiselulosa (Brady, 1990). Salah
satu contohnya pupuk kandang sapi, Satu ekor sapi mampu menghasilkan kotoran
padatdan cair sebesar 10-25 kg/hari, berdasarkan hal tersebut sangat disayangkan jika
kotoran sapi tidak dimanfaatkan sebagai pupuk. pupuk kandang sapi merupakan
pupuk padat yang banyak mengandung air dan lendir.Komposisi unsur hara pada
pupuk kandangsapi padat terdiri atas campur 0,40% N, 0,20% P2O5 dan 0,10% K2O.
Khusus bagi tanaman dalam pot, pupuk kandang diberikan seper tiga dari media
dalam pot (Lingga, 1998).
Secara umum kotoran sapi banyak digunakan sebagai pupuk kandang karena
ketersediaannya lebih banyak dibandingkan kotoran hewan lain. (Setiawan,
1998).Pupuk kandang selain mengandung unsur-unsur zathara serta mineral juga bisa
memperbaikistruktur tanah seperti halnya pupuk kompos (Rahardi et al.,
1995).Kelebihan pupuk kandang adalah dapat meningkatkan humus, memperbaiki
struktur tanah, dan meningkatkan kehidupan mikroorganisme pengurai (Zulkarnain,
2009). Cara kerja dari pupuk kandang ini cara kerjanya yang lamban. Oleh karena itu
ia amat cocok digunakan sebagai pupuk dasar (Hidayat dan Darwin, 2008).
15
2.5 Perlakuan Menggunakan Pupuk NPK (Nitrogen, Phospor, Kalium)
Hara N, P, dan K merupakan hara esensial untuk tanaman dan sebagai faktor
batas bagi pertumbuhan tanaman. Peningkatan dosis pemupukan N di dalam tanah
secara langsung dapat meningkatkan kadar protein (N) dan produksi tanaman, namun
pemenuhan unsur N saja tanpa P dan K akan menyebabkan tanaman mudah rebah,
peka terhadap serangan hama penyakit dan menurunnya kualitas produksi usahatani
(Tuherkih & Sipahutar, 2008).
Nitrogen merupakan unsur hara utama bagi tumbuhan yang pada umumnya
sangat diperlukan untuk pembentukan atau pertumbuhan bagia-bagian vegetatif
tanaman, seperti daun batang dan akar tetapi kalau telalu banyak dapat
menghambat pembuangan dan pembuahan pada tanaman.Unsur hara nitrogen
berperan penting dalam pembentukan hijau daun yang
16
sangat berguna dalam proses fotosintesis. Fungsi lainnya yaitu membetuk
protein,lemak dan berbagai persenyawaan organik lainnya. Peranan utama nitrogen
(N) bagi tanaman adalah untuk merangsang pertumbuhan secara keseluruhan,
khusunya batang, cabang, dan daun (Lingga, 2013).
Phosfor (P) termasuk unsur hara makro yang sangat penting untuk
pertumbuhan tanaman, namun kandungannya di dalam tanaman lebih rendah
dibandingkan nitrogen (N), dan kalium(K), (Novriani, 2010). Unsur Phosfor (P)
bagi tanaman berguna untuk merangsang pertumbuhan akar, khususnya akar
benih dan tanaman muda. Selain itu, phosfor berfungsi sebagai bahan mentah untuk
pembentukan sejumlah protein tertentu; membantu asimilasi dan pernapasan;
sertamempercepat pembuangaan, pemaakan biji, dan buah (Lingga & Marsono,
2013).
Tanah yang kekurangan phosfor pun akan jelek akibatnya bagi tanaman.
Gejala yang tampak adalah warna daun seluruhnya berubah menjadi tua dan
sering tampak mengilap kemerahan. Tepi daun, cabang, dan batang terdapat
warna merah ungu yang lambat laun akan berubah menjadi kuning. Kalau
tanamannya berubah, buahnya kecil, tampak jelek, dan lekas matang.Pada tanah
seperti itu perlu diberi pupuk yang mengandung unsur phosfor (P) (Lingga &
Marsono, 2013).
Kalium berperan dalam memperkuat tubuh tanaman agar daun, bunga, dan
buah tidak mudah gugur.Fungsi utama kalium (K) ialah membantu pembentukan
protein dan karbohidrat.Yang tak bisa dilupakan ialah kalium merupakan sumber
kekuatan bagi tanaman dalam menghadapi kekeringan dan penyakit (Lingga &
Marsono, 2013).
17
daun tua walaupun tidak merata. Kemudian pada daun akan timbul beracak-acak
merah cokelat. Selanjutnya, daun akan mengering, lalu mati. Buah tumbuh tidak
sempurna, kecil, mutunya jelek, hasilnya rendah, dan tidak tahan simpan (Lingga
& Marsono, 2013).
18
BAB III METODE PRAKTIKUM
19
S4= dosis NPK 140gr
Terdapat 4 perlakuan pada percobaan pemberian bebagai dosis
pupuk NPK pada tanaman semangka, setiap perlakuan diulang 3 kali
sehingga total seluruhnya adalah 12 satuan percobaan.
3.3.3. Perlakuan dosis pupuk kandang pada tanaman kacang panjang
Praktikum dilakukan berupa Rancangan Acak Lengkap (RAL) yaitu
pemberian berbagi dosis pupuk kandang, yaitu:
P1= dosis pukan 10 ton/ha
P2= dosis pukan 15 ton/ha
P3= dosis pukan 20 ton/ha
P4= dosis pukan 25 ton/ha
Terdapat 4 perlakuan pada percobaan pemberian bebagai dosis
pupuk kandang pada tanaman kacang panjang, setiap perlakuan
diulang 3 kali sehingga total seluruhnya adalah 12 satuan percobaan.
20
Penanaman kacang tanah dilakukan langsung pada media tanam
karena tidak dilakukan penyemaian sebelumnya, untuk tanaman terong dan
semangka dilakukan penyemaian sebelumnya. Persemaian tanaman
semangka dan terong serta penanaman kacang panjang dilakukan pada
tanggal 14 September 2021.
3.4.5. Pemeliharaan
A. Penyulaman
Penyulaman dilakukan selama tanaman berumur 2 MST.Penyulaman
dilakukanapabila ada tanaman yang tidak tumbuh atau pertumbuhannya tidak
baik. Bahan sisipandiambil dari bibit tanaman cadangan yang sama
pertumbuhannya dengan tanaman dilapangan.
B. Penyiraman
Tanaman perlu disiram setiap hari terutama pada pagi dan sore hari
agar kebutuhan air tercukupi.
C. Penyiangan
Penyiangan adalah pencabutan gulma yang tumbuh pada polybag yang
ditanami tanaman budidaya.Penyiangan dilakukan agar tidak terjadinya
kompetisi antara tanaman dengan gulma yang tumbuh disekitar tanaman.
3.4.6. Pemupukan
Pemupukan dilakukan untuk memenuhi kebutuhan unsur hara baik
makro maupun mikro bagi tanaman.Pupuk yang digunakan pada praktikum
adalah pupuk NPK dan pupuk kandang.Pemberian pupuk pertama
dilakukan pada minggu ke dua, dan pemberian pupuk dilakukan 2 mingggu
sekali.
3.4.7. Pemberian Perlakuan 1
Pemberian perlakuan pertama dilakukan pada minggu ke 2. Pemberian
dilakukan dengan cara menambahkan pupuk pada media tanam, tetapi agak
jauh dari pangkal batang agar tidak terjadi pembusukan pada pangkal
batang karena pemberian pupuk yang terlalu dekat.
21
3.4.8. Pemberian Perlakuan 2
Pemberian perlakuan kedua dilakukan pada minggu ke 4.
4. Panen
Pemanen dilakukan saat tanaman sudah siap panen
5. Variabel Pengamatan
Variabel pengamatan dilakukan dengan mengukur tinggi tanaman,
lebar daun, banyak daun, dan panjang daun. Pengamatan dilakukan hanya
sampai 4 MST dan alat ukur yang digunakan yaitu meteran atau terkadang
penggaris.
22
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1. Hasil
4.1.1. Kacang Panjang
Hasil perhitungan pertumbuhan dari pengamatan kacang panjang umur
7 MST dengan perlakuan dosis pupuk kendang sapi dimuat dalam tabel,
sebagai berikut:
10 ton/ha 59 c
15 ton/ha 92 d
20 ton/ha 19.66 a
25 ton/ha 34.33 b
Keterangan : Simbol dalam bentuk huruf kecil yang berbeda pada kolom
yang sama menunjukkan berbeda nyata menurut DMRT pada
taraf 5%
10 ton/ha 10,33 c
15 ton/ha 22,33 d
20 ton/ha 5,33 a
25 ton/ha 7,66 b
Keterangan : Simbol dalam bentuk huruf kecil yang berbeda pada kolom
yang sama menunjukkan berbeda nyata menurut DMRT pada
taraf 5%
23
10 ton/ha 5,2 bc
15 ton/ha 7,5 c
20 ton/ha 5,1 ab
25 ton/ha 4,8 a
Keterangan : Simbol dalam bentuk huruf kecil yang berbeda pada kolom
yang sama menunjukkan berbeda nyata menurut DMRT pada
taraf 5%
10 ton/ha 16,66 e
15 ton/ha 8,66 a
20 ton/ha 12,66 cd
25 ton/ha 12 bc
Keterangan : Simbol dalam bentuk huruf kecil yang berbeda pada kolom
yang sama menunjukkan berbeda nyata menurut DMRT pada
taraf 5%
10 ton/ha 5,66 bc
15 ton/ha 9 d
20 ton/ha 1,33 a
25 ton/ha 3 ab
Keterangan : Simbol dalam bentuk huruf kecil yang berbeda pada kolom
yang sama menunjukkan berbeda nyata menurut DMRT pada
taraf 5%
4.1.2. Terong
24
Hasil perhitungan pertumbuhan dari pengamatan terong umur 4 MST
dengan perlakuan komposisi media tanam tanah : pupuk kendang sapi
dimuat dalam tabel, sebagai berikut:
Tabel 6. Hasil DMRT tinggi terong
1:1 57,66 d
1:2 33,01 bc
2:1 31,56 b
3:1 4,38 a
Keterangan : Simbol dalam bentuk huruf kecil yang berbeda pada kolom
yang sama menunjukkan berbeda nyata menurut DMRT pada
taraf 5%
1:1 11,66 c
1:2 12,33 b
2:1 10,29 c
3:1 1,88 a
Keterangan : Simbol dalam bentuk huruf kecil yang berbeda pada kolom
yang sama menunjukkan berbeda nyata menurut DMRT pada
taraf 5%
1:1 12,39 b
1:2 11,66 b
2:1 13,61 bc
3:1 1,97 a
25
Keterangan : Simbol dalam bentuk huruf kecil yang berbeda pada kolom
yang sama menunjukkan berbeda nyata menurut DMRT pada
taraf 5%
1:1 14,33 b
1:2 13,53 d
2:1 13,49 bc
3:1 1,43 a
Keterangan : Simbol dalam bentuk huruf kecil yang berbeda pada kolom
yang sama menunjukkan berbeda nyata menurut DMRT pada
taraf 5%
4.1.3. Semangka
Hasil perhitungan pertumbuhan dari pengamatan terong umur 5 MST
dengan perlakuan dosis pupuk NPK dimuat dalam tabel, sebagai berikut:
Tabel 10. Hasil DMRT tinggi semangka
80 g 123,66 d
100 g 108,45 c
120 g 69,15 b
140 g 12,94 a
Keterangan : Simbol dalam bentuk huruf kecil yang berbeda pada kolom
yang sama menunjukkan berbeda nyata menurut DMRT pada
taraf 5%
80 g 42,33 d
26
100 g 29,79 bc
120 g 25,94 b
140 g 7,62 a
Keterangan : Simbol dalam bentuk huruf kecil yang berbeda pada kolom
yang sama menunjukkan berbeda nyata menurut DMRT pada
taraf 5%
80 g 6,97 b
100 g 7,92 bc
120 g 9,33 d
140 g 1,80 a
Keterangan : Simbol dalam bentuk huruf kecil yang berbeda pada kolom
yang sama menunjukkan berbeda nyata menurut DMRT pada
taraf 5%
80 g 8,39 bc
100 g 6,33 b
120 g 8,01 b
140 g 2,09 a
Keterangan : Simbol dalam bentuk huruf kecil yang berbeda pada kolom
yang sama menunjukkan berbeda nyata menurut DMRT pada
taraf 5%
27
4.2. Pembahasan
4.2.1. Kacang Panjang
Hasil dari pengolahan data DMRT menunjukan bahwa pemberian
pupuk kandang sapi hanya berpengaruh nyata terhadap terhadap tinggi dan
jumlah daun kacang panjang.Kebanyakan hasil dari pengolahan data
variabel pengamatan menunjukan pengaruh yang nyata hanya pada
sebagian perlakuan saja.
Hal itu juga dapat disebabkan salah satu faktor pertumbuhan tidak
saling mendukung, maka pupuk tidak mampu mempengaruhi sifat genetis
yang dibawa oleh tanaman tersebut. Tanaman akan tumbuh baik bila
ketersediaan hara pada tanah dalam keadaaan baik, seimbang, dan tersedia.
Dalam arti faktor pertumbuhan dan produksi yang lain seperti tanah dan
iklim dalam kondisi optimal. Apabila terdapat dua faktor yang diteliti,
sedangkan salah satu faktor dominan pengaruhnya dibandingkan faktor
lainnya, maka faktor yang lemah akan tertutupi dan masing-masing faktor
mempunyai sifat dan kerja yang berbeda dalam mendukung pertumbuhan
tanaman. Hal ini sesuai dengan pendapat Nurhayati (2010), bahwa
28
pertumbuhan tanaman yang baik dapat tercapai bila faktor yang
mempengaruhi pertumbuhan berimbang dan menguntungkan.
Dalam hal lain mungkin faktor luar dari tanaman itu sendiri kurang
mendukung aktivitas dari pertumbuhan dan produksi tanaman, sebab
kombinasi dari perlakuan tertentu tidak selamanya akan memberikan
pengaruh yang baik pada tanaman. Ada kalanya kombinasi tersebut akan
mendorong pertumbuhan tanaman, menghambat pertumbuhan, atau sama
sekali tidak memberikan respon terhadap pertumbuhan dan perkembangan
tanaman.
4.2.2. Terong
Hasil pengolahan data secara DMRT untuk setiap variable pengamatan
terong mendapatkan bahwa pengaruh yang nyata hanya terdapat pada
pengamatan jumlah daun dan selebihnya hanya sebagian perlakuan yang
memeiliki pengaruh yang nyata.
29
ketersediaan dan serapan unsur N yang sangat dibutuhkan dalam
pertumbuhan fegetatif tanaman.
Hal ini sesuai dengan pendapat Lingga dan Marsono (2003) dalam
Fajri et al., (2020), yang menyatakan bahwa untuk respon pupuk yang
diberikan sangat ditentukan oleh berbagai faktor antara lain sifat genetis
dari tanaman, iklim, tanah, dimana faktor-faktor tersebut tidak berdiri
sendiri melainkan faktor yang satu berkaitan dengan faktor yang lainnya.
Sutedjo (2002) dalam Fajri et al., (2020), juga menyatakan bahwa bila
salah satu faktor lebih kuat pengaruhnya terhadap faktor lainnya, maka
faktor lain akan tertutup dan masing-masing faktor mempunyai sifat dan
cara kerja yang berbeda, yang akan menghasilkan hubungan yang tidak
berbeda nyata untuk mendukung suatu pertumbuhan tanaman. Hal ini juga
disebabkan karena tanah memberikan pengaruh bagi kelangsungan
pertumbuhan tanaman.Pengaruh tersebut antara lain temperatur tanah,
kelembaban tanah, permeabilitas, tersedianya unsur hara, kegiatan hidup
jasad renik dan banyak sifat tanah lainnya.
30
tanaman kacang panjang hingga masa panen. Selain itu juga karena pupuk
organik yang diaplikasikan pada tanah belum dapat diproses oleh tanah dan
tanaman, karena harus melalui tahapan mineralisasi agar bahan organik
dapat melepaskan sejumlah unsur hara yang dibutuhkan tanaman. Hal ini
didukung oleh pendapat Hartatik et al. (2015), yang menyatakan bahwa
kadar hara dalam pupuk organik relatif rendah dan sangat bervariasi,
sehingga manfaatnya bagi tanaman berlangsung dalam jangka panjang.
4.2.3. Semangka
Hasil dari pengolahan data sidik ragam semangka menunjukan
variable pengamatan untuk tinggi tanaman melihatkan hasil yang sangat
berbeda nyata.Sedangkan untuk perlakuan lainnya hanya beberapa yang
nyata untuk suatu perlakuan dalam variable pengamatan tersebut.
31
dan unsur hara. Jika suatu tanaman tidak dapat memenuhi kebutuhan
optimalnya makan pertumbuhan tanaman tersebut akan terhambat, terhenti,
dan berujung kepada kematian.
32
BAB V. PENUTUP
5.1. Kesimpulan
Kesimpulan yang diperoleh dari ketiga praktikum yang telah dilakukan
dijabarkan dalam beberapa poin, sebagai berikut:
5.2. Saran
Saran yang praktikan sampaikan selama melaksakan praktikum ini,
yaitu praktikan diharapkan lebih serius lagi dalam mengerjakan praktikum
sehingga kegagalan dalam pelaksaan praktikum lebih bisa diminimalisir dan
pelaksaan percobaan dilaksakan sesegera mungkin, sehingga waktu pengamatan
dapat lebih lama.
33
DAFTAR PUSTAKA
Fahmi, Z. Ismail 2013. Media Tanam Sebagai Faktor Eksternal Yang Memengaruhi
Pertumbuhan Tanaman. Balai Besar Perbenihan dan Proteksi Tanaman
Perkebunan.Surabaya
Firmansyah, I., Syakir, M., & Lukman, L. (2017). Pengaruh Kombinasi Dosis Pupuk
N, P, dan K terhadap Pertumbuhan dan Hasil Tanaman Terung (Solanum
melongena L .), 27(1), 69–78.
Hatta, Muhammad. 2009. Uji Jarak Tanam Sistem Legowo Terhadap Pertumbuhan
dan Hasil Beberapa Varietas Padi Pada Metode SRI. Universitas Syah Kuala.
Banda Aceh. Jurnal Agrista.
34
Hidayat, P. dan Darwin P. 2008. Pengaruh dosis kompos pupuk kandang sapi
terhadap pertumbuhan dan produksi buah tomat,(Skripsi S-1 jurusan
budidaya pertanian fakultas pertanian Universitas Lampung).
Novriani. 2010. Alternatif Pengelolaan Unsur Hara P (Fosfor) pada Budidaya Jagung.
Jakarta: Agronobis.
Prahasta, A. 2009. Agribisnis Tanaman Kacang Hijau (Vigna radiata L). Pustaka
Grafika. Bandung.
Rahardi, dkk.(1995). Agribisnis Tanaman Perkebunan.Jakarta : Penebar Swadaya
35
Sari, dkk. 2016. Pengaruh pemberian bokashi kotoran ayam terhadap pertumbuhan
dan hasil kacang panjang (Vigna sinensis L).
http://jurnal.umsb.ac.id.PadangSumatera Barat.
Sasongko, J. 2010. Pengaruh Macam Pupuk NPK dan Macam Varietas
TerhadapPertumbuhan dan Hasil Tanaman Terong Ungu ( Solanum
melongena L. ).Program Studi agronomi. Fakultas Pertanian. Universitas
Sebelas Maret.
Setiawan Ade Iwan. 1998. Memanfaatkan kotoran ternak. Penebar Swadaya Jakarta.
Syukur. 2009. Semangka (Citrullus lanatus (Thunberg) Matsum & Nakai). HPSP-09-
YUMKMI
Yuliana, E.R. dan I.Permanasari. 2015. Aplikasi Pupuk Kandang Sapi dan
Ayam Terhadap Pertumbuhan dan Hasil Tanaman Jahedi Media Gambut.
Jurnal Agroteknologi, 5(2): 37-42.
Zaevie, B., Napitupulu, M., dan Astuti, P. (2014), Respon Tanaman KacangPanjang
(Vigna sinensis L.) Terhadap Pemberian Pupuk Npk Pelangi dan Pupuk
Organik Cair Nasa, Jurnal Agrifor , 13 (1), ISSN : 1412 – 6885.
36
LAMPIRAN
1. Pengolahan Data
Kacang Panjang
Tabel 14. Hasil pengamatan kacang panjang
Variabel Pengamatan
Jumlah Lebar
Perlakuan Ulangan Tinggi Jumlah Jumlah
daun Daun
(cm) Bunga Polong
(helai) (cm)
10 ton/ha 1 65 10 5,1 16 5
2 54 10 5,1 18 8
3 58 11 5,4 16 4
15 ton/ha 1 86 22 7,6 9 9
2 93 24 8,4 7 11
3 97 21 6,5 10 7
20 ton/ha 1 18 4 6 11 2
2 20 6 5 14 1
3 21 6 4,5 13 1
25 ton/ha 1 36 7 5,7 12 3
2 32 7 4,6 14 4
3 35 9 4,3 10 2
37
Keterangan: F hit lebih besar daripada F tab, maka dilakukan uji lanjut
Terong
Tabel 20. Hasil pengamatan terong
Variabel Pengamatan
Perlakua
Ulangan Jumlah Lebar Panjang
n Tinggi (cm)
daun (helai) daun (cm) daun (cm)
1:1 1 56 10 9 11
2 57 12 0 13
3 60 13 12 12
1:2 1 27 7 12 14
2 26 9 12 15
38
3 32 9 11 14
2:1 1 25 10 12 13
2 26 19 10 12
3 30 11 12,5 11
3:1 1 0 0 0 0
2 0 0 0 0
3 0 0 0 0
39
Keterangan: F hit lebih besar daripada F tab, maka dilakukan uji lanjut
Semangka
Tabel 25. Hasil pengamatan semangka
Variable Pengamatan
Perlakua
Ulangan Tinggi Jumlah Lebar daun Panjang
n
(cm) daun (helai) (cm) daun (cm)
80 g 1 130 45 6,1 7,2
2 129 47 5,3 6,5
3 112 35 3,9 4,8
100 g 1 97 17 6 7,5
2 102 25 5,7 5,2
3 85 23 6,3 6,3
120 g 1 52 20 8 7,5
2 58 15 11 5
3 57 19 9 5
140 g 1 0 0 0 0
2 0 0 0 0
3 0 0 0 0
40
SK DB JK KT FHIT FTAB 5%
Perlakua
3 2713,67 904,55 55,09 4,26
n
Galat 8 131,33 16,42
Total 11 2845
Keterangan: F hit lebih besar daripada F tab, maka dilakukan uji lanjut
Tabel 28. Hasil anova lebar daun semangka
SK DB JK KT FHIT FTAB 5%
Perlakua
3 134,22 44,74 48,85 4.26
n
Galat 8 7,32 0,91
Total 11 141,55
Keterangan: F hit lebih besar daripada F tab, maka dilakukan uji lanjut
Tabel 29. Hasil anova panjang daun semangka
SK DB JK KT FHIT FTAB 5%
Perlakua
3 84,42 28,14 22.83 4.26
n
Galat 8 9,86 1,23
Total 11 94,27
Keterangan: F hit lebih besar daripada F tab, maka dilakukan uji lanjut
2. Dokumentasi
Gambar Keterangan
Persiapan media tanam
41
Persemaian
Penanaman
Pengamatan terong
Pengamatan semangka
42
Pengamatan kacang panjang
43