Anda di halaman 1dari 38

LAPORAN PRAKTIKUM DASAR KESEHATAN MASYARAKAT

PRAKTIKUM ADMINISTRASI DAN KEBIJAKAN KESEHATAN


“IMPLEMENTASI PROGRAM PENANGGULANGAN DIARE PADA ANAK
SEKOLAH DASAR DENGAN PENDEKATAN DOKTER CILIK DI SDN 3
KENDARI”

DOSEN PENGAMPUH:
RAHMAN, S.KM., M.P.H
ASISTEN DOSEN:
ENDANG DURI SUCIPTA
NURUL FAUZIAH
NI PUTU ELIS
LAURA ZHEVANIA F.E
OLEH:
KELAS REGULER A 2021
KELOMPOK 2
DEA AISYAH PUTRI J1A121015
DIAN WIRDANA J1A121016
FADHILLAH AGUSTRIANI J1A121017
FARADELI APRILIA USMAN WD J1A121019
FEBRI KARISMA DEWI J1A121021
FIN J1A121022
FINDRI FINDRIYANTI J1A121024
GLEDYS MARSITA M KONGGOASA J1A121025
HARTINI J1A121026
HERIYANTHO ARYA LAKADEN J1A121028
HILDANUR A.S PAHRUDDIN J1A121029
HUSNAWATI J1A121030
INDAH NUR HASANAH J1A121032

FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT


UNIVERSITAS HALU OLEO
2023
KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan


rahmat dan hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan Laporan Praktikum
Administrasi dan Kebijakan Kesehatan. Laporan ini disusun dengan banyak
dukungan dalam penyusunannya, penulis mengucapkan banyak terimakasih kepada
asisten pembimbing yang telah meluangkan waktunya untuk membimbing penulis
dengan penuh rasa keikhlasan dan tanggung jawab. Terimakasih juga kami ucapkan
kepada teman-teman seperjuangan yang telah mendukung kami sehingga kami
dapat menyelesaikan tugas ini tepat waktu.

Kami menyadari bahwa laporan praktikum yang kami buat ini masih jauh
dari kata sempurna baik penyusunan, bahasa, maupun penulisannya. Oleh karena
itu, kami sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari semua
pembaca guna menjadi acuan agar penulis bisa menjadi lebih baik lagi di masa
mendatang.

Semoga laporan ini bisa menambah wawasan para pembaca dan bisa
bermanfaat untuk perkembangan dan peningkatan ilmu pengetahuan.

Kendari, 30 Maret 2023

Kelompok 2

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................................................ ii


DAFTAR ISI .......................................................................................................... iii
DAFTAR TABEL .................................................................................................. iv
DAFTAR GAMBAR .............................................................................................. v
DAFTAR LAMPIRAN .......................................................................................... vi
BAB I PENDAHULUAN ....................................................................................... 1
A. Latar Belakang ............................................................................................. 1
B. Tujuan Praktikum ......................................................................................... 5
C. Manfaat Praktikum ....................................................................................... 5
BAB II TINJAUAN PUSTAKA............................................................................. 6
A. Defenisi Diare .............................................................................................. 6
B. Penyebab Penularan Diare ........................................................................... 7
C. Software Projectlibre ................................................................................... 8
BAB III PEMBAHASAN ..................................................................................... 10
A. Identifikasi Masalah ................................................................................... 10
B. Spesifikasi Masalah .................................................................................... 12
C. Indikator Keberhasilan Program ................................................................ 13
D. Strategi Program......................................................................................... 16
E. Alternatif Strategi Program ........................................................................ 17
F. Prioritas Program ....................................................................................... 18
G. Detailed Program ...................................................................................... 20
H. Cost Activity ............................................................................................... 23
I. Gant Chart ................................................................................................. 25
BAB IV PENUTUP .............................................................................................. 27
A. Kesimpulan ................................................................................................ 27
B. Saran ........................................................................................................... 27
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 29
LAMPIRAN .......................................................................................................... 31

iii
DAFTAR TABEL

Tabel 1. Indikator Keberhasilan Program .............................................................. 13


Tabel 2. Strategi Program ....................................................................................... 16
Tabel 3. Alternatif Strategi Program ...................................................................... 17
Tabel 4. Jenis Barang dan Harganya ...................................................................... 23
Tabel 5. Rincian Anggaran Biaya ........................................................................... 24

iv
DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. Diagram Masalah .................................................................................. 10


Gambar 2. Spesifikasi Masalah ............................................................................... 12
Gambar 3. Detailed Program ................................................................................... 20
Gambar 4. Cost Activity ........................................................................................... 23
Gambar 5. Gant Chart ............................................................................................. 25

v
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Diagram Masalah...................................................................................... 31


Lampiran 2. Praktikum AKK Hari Pertama ............................................................... 31
Lampiran 3. Praktikum AKK Sesi Pertama ................................................................ 32
Lampiran 4. Praktikum AKK Sesi Kedua.................................................................... 32

vi
BAB I PENDAHULUAN
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Menurut WHO diare adalah kejadian buang air besar dengan konsistensi
lebih cair dari biasanya, dengan frekuensi tiga kali atau lebih dalam periode 24
jam. Diare merupakan penyakit berbasis lingkungan yang disebabkan oleh
infeksi mikroorganisme meliputi bakteri, virus, parasit, protozoa, dan
penularannya secara fekal-oral. Diare dapat mengenai semua kelompok umur
baik balita, anak-anak dan orang dewasa dengan berbagai golongan sosial. Diare
merupakan penyebab utama morbiditas dan mortalitas di kalangan anak-anak
kurang dari 5 tahun. Menurut data WHO data 2012, diare dapat disebabkan oleh
faktor air bersih, sanitasi dan kebersihan. Total terdapat 207.000 kematian akibat
diare di Asia Tenggara karena faktor air bersih, total 123.000 kematian akibat
diare faktor sanitasi dan 131.000 kematian akibat kurangnya kebersihan.
Terdapat 363.000 kematian jika di akumulasi dengan kurangnya kesadaran
dalam membersihkan tangan sebelum makan, sanitasi dan air bersih. Secara
global terjadi peningkatan kejadian diare dan kematian akibat diare pada balita
dari tahun 2015-2017. Pada tahun 2015, diare menyebabkan sekitar 688 juta
orang sakit dan 499.000 kematian di seluruh dunia tejadi pada anak-anak
dibawah 5 tahun (World Health Organization, 2014).

Data WHO (2017) dan UNICEF menyatakan, hampir 1,7 miliar kasus diare
terjadi pada anak dengan angka kematian sekitar 525.000 pada anak balita tiap
tahunnya. Diare adalah pembunuh utama anak-anak, terhitung sekitar 9 persen
dari semua kematian di antara anak di bawah usia 5 tahun di seluruh dunia pada
tahun 2019. Ini berarti lebih dari 1.300 anak kecil meninggal setiap hari, atau
sekitar 484.000 anak per tahun, meskipun tersedia solusi pengobatan (UNICEF,
2022).

Sebagian besar kematian akibat diare terjadi pada anak di bawah usia 5
tahun yang tinggal di Asia Selatan dan Afrika sub-Sahara. Meskipun
pengorbanan besar, kemajuan sedang dibuat. Dari tahun 2000 hingga 2019,

1
jumlah kematian tahunan akibat diare pada anak di bawah usia 5 tahun
menurun sebesar 61%. Kasus diare menyumbang 78% dari semua kematian
akibat penyakit diare pada anak balita di Afrika dan Asia Tenggara (UNICEF,
2022).

Penyakit diare masih merupakan masalah kesehatan masyarakat di negara


berkembang seperti di Indonesia, karena morbiditas dan mortalitas-nya yang
masih tinggi. kematian pada masa post neonatal (usia 29 hari-11 bulan) sebesar
18,5% (5.102 kematian) dan kematian anak balita (usia 12-59 bulan) sebesar
8,4% (2.310 kematian). Diare masih menjadi penyebab kematian terbanyak pada
masa post neonatal yaitu sebesar 14% kematian karena diare. Penyebab utama
kematian terbanyak pada kelompok anak balita (12-59 bulan) adalah diare
sebesar 10,3%. Penyakit Diare merupakan penyakit endemis yang berpotensi
menimbulkan Kejadian Luar Biasa (KLB) dan masih menjadi penyumbang
angka kematian di Indonesia terutama pada balita. Hasil Riset Kesehatan Dasar
tahun 2018 memperlihatkan prevalensi diare untuk semua kelompok umur
sebesar 8%, balita sebesar 12,3 %, dan pada bayi sebesar 10,6%. Sementara pada
Sample Registration System tahun 2018, diare tetap menjadi salah satu penyebab
utama kematian pada neonatus sebesar 7% dan pada bayi usia 28 hari sebesar
6% (Kemenkes RI., 2021).

Berdasarkan hasil Riskesdas tahun 2013 period prevalence diare di


Sulawesi Tenggara sebesar 7,3% dengan insiden diare pada balita sekitar 5%.
Jumlah kasus diare yang ditangani pada tahun 2018 sebanyak 34.195 kasus atau
sebanyak 47,9% dari perkiraan kasus, lebih rendah dibandingkan dengan tahun
2017 sebanyak 39.913 kasus (53,72% dari perkiraan kasus). Berdasarkan data
profil Kesehatan kabupaten/kota dan program P2PL Dinkes Sultra Tahun 2018
kota Kendari menempati posisi ke 12 presentase kasus diare dari 17
kabupaten/kota di Provinsi Sulawesi tenggara dengan presentase angka kejadian
diare yang ditemukan dan ditangani pada tahun 2018 yaitu 39,79% pada balita,
dan untuk kasus diare yang ditangani pada semua umur di kota Kendari yaitu 55,
54% (Dinkes, 2020).

2
Diare disebabkan oleh infeksi, baik itu oleh virus, bakteri maupun parasit
merupakan penyebab tersering. Virus terutama Rotavirus merupakan penyebab
infeksi virus utama (60-70%), 10-20% adalah infeksi bakteri dan kurang dari
10% adalah infeksi parasit. Sedangkan penyebab non-infeksial yaitu karena
alergi, kelainan anatomi usus, gangguan penyerapan di usus, keracunan makanan
dan tumor. Pathogenesis diare yang disebabkan oleh bakteri dan virus pada
prinsipnya sama yaitu menyebabkan ketidakseimbangan elektrolit.
Perbedaannya dalah bakteri dapat menginvasi sel mukosa sel usus halus
sehingga dapat menyebabkan tinja disertai darah yang dikenal dengan disentri
(Ns, Sihol Marito S.Kep, 2022).

Ada banyak faktor risiko penyebab penyakit diare pada bayi dan balita.
Salah satu faktor risiko penyakit diare adalah faktor lingkungan yang meliputi
sarana air bersih, sanitasi, jamban, dan saluran air limbah. Beberapa penelitian
menemukan bahwa sanitasi lingkungan yang buruk berpengaruh terhadap
terjadinya diare. Faktor lingkungan yang dominan dalam penyebaran diare pada
anak adalah pembuangan feses dan air minum karena berkaitan dengan
penyebaran penyakit diare. Memiliki jamban merupakan salah satu faktor risiko
yang berhubungan dengan diare pada anak balita. Ada hubungan parsial antara
penyediaan air bersih, kepemilikan jamban, dan saluran air limbah dengan
kejadian diare pada anak balita. Sanitasi yang buruk menjadi penyebab
banyaknya kontaminasi bakteri E. coli pada air bersih yang dikonsumsi
masyarakat. Bakteri E. coli menunjukkan adanya kontaminasi dari kotoran
manusia (Ansar et al., 2022).

Risiko yang ditimbulkan dari diare adalah dehidrasi. Pasien akan kehilangan
lima liter air dalam sehari bersama dengan elektron utama dalam tubuh.
Hilangnya elektron ini akan menyebabkan bayi menjadi gelisah, terjadinya
gangguan irama jantung, dan pendarahan otak. Dehidrasi pada balita lebih
berbahaya dibandingkan dengan yang dialami oleh anak-anak dan orang dewasa
(Andika Agus Iryanto, Tri Joko, 2021).

3
Pengetahuan sangat berperan penting dalam membentuk tindakan. Oleh
karena itu, ibu balita harus lebih meningkatkan pengetahuan tentang perilaku
hidup bersih untuk mencegah dan mengantisipasi terjadinya diare pada anak-
anaknya. Penelitian menunjukan bahwa ada hubungan yang bermakna antara
tingkat pengetahuan ibu balita tentang perilaku hidup bersih dengan kejadian
diare (Kamil & Fujiyanti, 2021).

Sosial ekonomi adalah kedudukan atau posisi seseorang dalam kelompok


masyarakat yang ditentukan oleh jenis aktivitas ekonomi, pendidikan serta
pendapatan. Pendapatan dalam suatu keluarga menentukan kondisi kesehatan
keluarga. Pendapatan yang cukup akan mempengaruhi tindakan keluarga
tersebut dalam menjaga Kesehatan. Penelitian menemukan bahwa secara
statistik dapat disimpulkan bahwa ada pengaruh sosial ekonomi terhadap
kejadian diare pada balita (Hamzah et al., 2020).

Pengelolaan sampah yang buruk mempengaruhi kondisi kesehatan dan


dapat menjadi sumber penyakit seperti penyakit diare, karena jika sampah
dibuang begitu saja di lahan terbuka akan mengundang berbagai vektor yang
dapat menimbulkan penyakit. Jadi ada hubungan antara pembuangan sampah
atau sanitasi dasar dengan kejadian diare (Amalia & Nina, 2022).

Air limbah adalah sisa air yang dibuang berasal dari buangan Rumah
Tangga (RT), industri, maupun tempat-tempat umum lainnya dan pada
umumnya mengandung bahan-bahan atau zat yang sangat membahayakan
kesehatan manusia dan mengganggu lingkungan hidup. Saluran pembuangan air
limbah rumah tangga menjadi tempat yang berpotensi menjadi sarang penyakit.
Sarana pembuangan air limbah yang tidak memenuhi syarat akan menimbulkan
bau, mengganggu estetika dan dapat menjadi tempat perindukan nyamuk dan
bersarangnya tikus, kondisi ini dapat berpotensi menularkan penyakit salah
satunya penyakit diare (Aolina et al., 2020).

4
B. Tujuan Praktikum
Secara khusus tujuan dari praktikum kesehatan masyarakat sebagai berikut:

1. Menumbuhkan dan mengembangkan kemampuan profesi kesehatan


masyarakat yang berorientasi pada peningkatan derajat kesehatan
masyarakat.

2. Meningkatkan kemampuan dasar profesionalisme dalam penegembangan


dan kebijakan kesehatan.

3. Menumbuhkan dan mengembangkan kemampuan mendekati masalah


kesehatan masyarakat secara holistik.

4. Meninggkatkan kemampuan profesi kesehatan masyarakat yang kompetitif


dan mampu bersaing di kanca global.

5. Meningkatkan kemampuan profesi kesehatan masyarakat, mengenai


permasalahan khusus kesehatan masyarakat.

C. Manfaat Praktikum
Manfaat dari praktikum dasar kesehatan masyarakat yaitu:

1. Mampu menentukan rangkaian masalah kesehatan secara spesifik.

2. Mampu membuat indikator masalah kesehatan.

3. Mampu mengembangkan program intervensi kesehatan.

4. Mampu menentukan program spesifik masalah.

5. Mampu melakukan pendekatan pemecahan masalah kesehatan berbasis


masyarakat.

6. Interdisiplin dalam bekerja secara tim.

5
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
TINJAUAN PUSTAKA
A. Defenisi Diare
Diare merupakan penyakit yang tidak asing terdengar dikalangan
masyarakat. Penyakit ini bisa terjadi kapan saja dan pada siapa saja, mulai dari
kalangan anak-anak sampai kalangan dewasa. Diare dalam bahasa Indonesia
biasa disebut dengan "buang air besar" atau diarrhea dalam bahasa Inggris.
Diare merupakan sebuah gangguan pada saluran pencernaan dimana tinja atau
feses berubah menjadi cair dan terjadi 3-7 kali dalam waktu 24 jam. Penyakit ini
biasanya disertai dengan sakit perut, rasa mulas yang berkepanjangan, dehidrasi
dan sering mual serta muntah. Penyakit ini disebabkan dari pola konsumsi
makanan yang terkontaminasi oleh beberapa bakteri, virus dan parasit yang
muncul di tempat yang kurang bersih. Sudah sewajarnya kebersihan lingkungan
dan makanan menjadi perhatian utama bagi para orang tua, agar anak terhindar
dari penderitaan diare (Hardiyanti et al., 2019).

Penyakit diare menjadi permasalahan utama di negara-negara berkembang


termasuk di Indonesia. Selain sebagai penyebab kematian, diare juga menjadi
penyebab utama gizi kurang yang bisa menimbulkan kematian serta dapat
menimbulkan kejadian luar biasa. Beberapa faktor yang menjadi penyebab
timbulnya penyakit diare disebabkan oleh bakteri melalui kontaminasi makanan
dan minuman yang tercemar tinja atau kontak langsung dengan penderita. Selain
itu, faktor yang paling dominan berkontribusi dalam penyakit diare adalah air,
hygiene sanitasi makanan, jamban keluarga, dan air. Jarak sumber air minum,
ketersediaan dan kepemilikan jamban menjadi faktor risiko penyebab diare.
Diare berhubungan dengan sanitasi yang tidak memadai dan pola hygiene yang
buruk (Melvani et al., 2019).

Penyakit diare di Indonesia merupakan salah satu penyakit yang masih


menjadi masalah utama kesehatan dan sangat berbahaya hingga saat ini. Diare
merupakan penyakit yang ditandai dengan berubahnya bentuk tinja dengan
intensitas buang air besar secara berlebihan (lebih dari 3 kali dalam kurun waktu

6
1 hari). Penanganan cepat sangat sekali dibutuhkan untuk mengatasi penyakit
diare karena apabila terlambat maka akan menimbulkan kekurangan cairan yang
dapat menyebabkan kematian. Dalam negara berkembang penyakit diare
merupakan penyebab kedua angka sakit dan meninggal pada balita (Pae ji,
2022).

Penyakit diare merupakan penyakit yang ditandai dengan perubahan bentuk


dan konsistensi tinja yang cair dan bertambah jumlah buang air besar melebihi
normal, yaitu 3 kali atau lebih dalam sehari yang disertai dengan muntah atau
tinja berdarah. Penyakit ini paling sering terjadi pada anak kecil terutama dalam
tiga tahun pertama kehidupan, dimana anak-anak dapat mengalami 1-3
timbulnya diare parah. Diare diklasifikasikan menjadi diare akut apabila kurang
dari 2 minggu, sedangkan kronis berlangsung lebih dari 4 minggu dan bisa lebih.
Dari 90% diare akut disebabkan oleh patogen penyebab infeksi yang disertai
muntah, demam, dan nyeri perut sedangkan 10% lainnya karena pengobatan,
keracunan, kekurangan suplei darah dan kondisi lainnya. Tidak seperti diare
akut, diare kronis biasanya disebabkan oleh penyakit tidak menular seperti alergi
dan masih banyak lagi (Pae ji, 2022).

B. Penyebab Penularan Diare


Infeksi saluran pencernaan diakibatkan oleh berbagai enteropatogen,
bakteria, parasit, dan virus. Manifestasi klinis saluran pencernaan tergantung
oleh organisme dan hospes, meliputi diare cair, diare berdarah, infeksi tidak
bergejala, dan diare kronis. Diagnosis etiologi dapat dilakukan dari
epidemiologi, pemeriksaan fisik, manifestasi klinis, pemeriksaan fisik,
patofisiologi enteropatogen. Tipe dasar diare infeksi akut merupakan radang dan
non-radang. Pada umumnya seseorang yang menderita diare akut disebabkan
oleh infeksi virus tetapi diare akut dapat sembuh dengan sendirinya sedangkan
diare kronis penyebab utamanya merupakan malabsorpsi, radang usus, dan
pengunaan dari efek samping obat (Fitri Rachmillah Fadmi et al., 2020)

Pada umumnya penyebab diare pada anak disebkan oleh Rotavirus dan
Escherichia coli. Penyebaran E. coli dapat melalui makanan dan minuman yang

7
terkontaminasi dan juga dapat melalui kontak dengan orang yang terinfeksi atau
hewan sebagai vektor. Penyebaran E. coli juga dapat melalui daging sapi yang
tidak di masak dengan tepat, buah-buahan dan sayuran mentah, dan air yang
tidak sehat. Sedangkan penyebaran dari Rotavirus melalui fekal-oral dan kontak
orang ke orang (Fitri Rachmillah Fadmi et al., 2020)

Salah satu faktor risiko adalah faktor lingkungan yang meliputi sarana air
bersih (SAB), sanitasi lingkungan, jamban, dan kondisi rumah. Sanitasi yang
buruk dituding sebagai penyebab banyaknya kontaminasi bakteri E. coli dalam
air bersih yang dikonsumsi masyarakat. Kontaminasi bakteri E. coli terjadi pada
air tanah yang banyak disedot penduduk, dan sungai yang menjadi sumber air
baku di PDAM pun tercemar bakteri ini sehingga mengakibatkan masalah
kesehatan. Kondisi lingkungan yang buruk adalah salah satu faktor
meningkatnya kejadian diare karena status kesehatan suatu lingkungan yang
mencakup perumahan, pembuangan kotoran, dan penyediaan air bersih. Hal ini
dapat menyebabkan masalah kesehatan lingkungan yang besar karena dapat
menyebabkan penyakit diare dan mempengaruhi kondisi kesehatan masyarakat
(Azwar et al., 2021).

C. Software Projectlibre
Projectlibre merupakan sebuah aplikasi yang digunakan untuk membuat
sebuah projek atau schedule. Dalam merancang sebuah program pemahaman
dan penguasaan akan aplikasi ini sangat penting demi membantu kita dalam
menyusun sebuah projek kesehatan (Rahman, 2023).
Adapun langkah-langkah dalam penggunaanya adalah sebagai berikut:
1. Pastikan aplikasi Projectlibre telah terinstal di computer/laptop anda.
2. Buka aplikasi Projectlibre kemudian klik “create project”. Isi project name
dengan nama program yang akan anda rincikan dan manager dengan nama
penanggung jawab program tersebut.
3. Langkah selanjutnya menyusun rincian kegiatan program yang akan anda
lakukan. Semakin terperinci kegiatan yang anda susun kualitas projek anda
juga semakin baik.

8
4. Mengisi kolom duration/durasi pekerjaan.
5. Dalam menyusun perencanaan output dari masing-masing kegiatan harus
jelas agar dapat dievaluasi.
6. Setelah menentukan durasi dan output masing-masing kegiatan akan
muncul gant chart. Untuk memperbesar ataupun memperkecil gant chart
dapat menggunakan “zoom in” dan “zoom out”.
7. Menentukan sumber daya yang digunakan. Pada langkah ini kemampuan
dalam mengestimasi jumlah tenaga kerja serta anggaran sangat diperlukan.
Untuk menyusun sumber daya klik tab “resources” lalu klik “resources”.
8. Tahap selanjutnya menganggarkan sumber daya yang telah dirincikan.
Caranya yaitu klik kegiatan sumber daya lalu klik “assign resource”.
Kemudian pilih sumber daya yang diperlukan dalam kegiatan tersebut serta
jumlah yang diperlukan dikali hari kerja setelah selesai klik assign, lalu
lanjutkan ke kegiatan selanjutnya.
9. Setelah mengisi seluruh suber daya maka akan muncul akumulasi rincian
anggaran di “cost”.
10. Setelah itu, anggaran disetiap kegiatan dapat diolah kembali menggunakan
Microsoft Excel dengan mengubah biaya ke dalam bentuk rupiah kemudian
selanjutnya dapat di advokasikan ke public atau investor (Rahman, 2023).

9
BAB III PEMBAHASAN
PEMBAHASAN

A. Identifikasi Masalah

\ DIARE PADA
ANAK SEKOLAH
DASAR

Makan Makanan Yang


Terkontaminasi Bakteri
Escherichia Coli

Hygiene yang buruk

Anak Mengkonsumsi Mengikuti kebiasaan


Mengajak makan
Jajanan yang kurang sehat teman yang tidak
mencuci tangan sebelum jajanan
di sekolah sembarangan
makan

Air minum Kurang


mengawasi Anak Tidak Kurangnya
yang tidak
makanan yang Menerapkan pengetahuan teman
dimasak
anak prinsip PHBS sebaya terkait
konsumsi pencegahan diare

Kurangnya informasi
terkait penyakit diare
Kurangnya edukasi Pengaruh Teman
dari pihak sekolah Sebaya
tentang PHBS
Kurangnya
pengetahuan orang
tua

Sumber: Data Primer, 2023


Gambar 1. Diagram Masalah

10
Penyakit diare pada anak sekolah dasar disebabkan karena terinfeksi bakteri
Eschericia Coli sebab penderita mempunyai orang tua yang kurang
pengetahuannya, kurang edukasi dari pihak sekolah terkait PHBS, mendapat
pengaruh buruk dari teman sebaya untuk tidak mencuci tangan sebelum makan
dan jajan sembarangan.

1. Kurangnya Pengetahuan Orang Tua

Peran serta orang tua dalam menjaga kesehatan anak sangat penting,
pengetahuan orang tua menjadi dasar peningkatan derajat kesehatan keluarga.
Faktor kurangnya pengetahuan, kesadaran hidup bersih dan sehat terutama
meminum air yang tidak dimasak juga menjadi penyebab diare yang dapat
menghambat proses tumbuh kembang dan menurunkan kualitas hidup anak
Pengetahuan orang tua tentang makanan sehat dan gizi anak ditunjang dengan
pendidikan yang memadai, hal ini akan menanamkan kebiasaan pada anak
dalam memberi dan memilih jajanan yang sehat. Peran orang tua terutama ibu
untuk mengarahkan anaknya dalam pemilihan makanan jajanan cukup
dominan untuk mencegah terjadinya penyakit saluran pencernaan.

2. Kurang Edukasi Pihak Sekolah Terkait PHBS

Kurangnya pengetahuan anak tentang penyakit diare termasuk salah


satu faktor penyebab diare. Pengetahuan anak tentang penyakit diare dapat
ditingkatkan dengan adanya Pendidikan Kesehatan di sekolah. Pemberian
informasi tidak lepas dari peran media pembelajaran. Dalam upayaa
meningkatkan kesadaran dan pengetahuan akan perilaku hidup bersih dan
sehat sebagai pencegahan penyakit diare, dapat dilakukan edukasi terkait
penyakit diare pada anak sekolah. PHBS yang berhubungan dengan
meningkatnya kejadian diare pada anak yaitu mengkonsumsi jajanan sehat di
kantin sekolah dan yang paling penting mencuci tangan dengan air yang
mengalir dan menggunakan sabun.

11
3. Pengaruh dari teman sebaya

Anak-anak merupakan agen perubahan untuk memberikan edukasi baik


untuk diri sendiri dan lingkungannya sekaligus mengajarkan pola hidup
bersih dan sehat. Anak-anak juga cukup efektif dalam memberikan contoh
terhadap orang yang lebih tua khususnya mencuci tangan. Hubungan dengan
teman sebayamemiliki arti yang sangat penting bagi perkembangan kognitif
anak. Salah satu fungsi kelompok teman sebaya yang paling penting adalah
menyediakan sumber informasi dan perbandingan tentang dunia luar
keluarga, dan anak anak menerima umpan balik tentang kemampuan-
kemampuan mereka dari kelompok teman sebaya. Selain itu, pengaruh teman
sebaya pada masa anak sangat besar dan kuat dalam hal pemilihan makanan.
Hal ini dapat dilihat dari mulai timbulnya kesadaran akan penampilan fisik
dan perilaku sosial (berusaha untuk cocok dengan teman sebaya) serta anak
mungkin secara tiba-tiba akan meminta dan memilih jenis makanan baru atau
menolak makanan kesukaannya berdasarkan rekomendasi teman sebaya.

B. Spesifikasi Masalah

Kematian
Akibat Diare
Diare pada anak Pada Anak SD
Sekolah Dasar
Makanan yang
terkontaminasi
Bakteri E.Coli
Hygiene yang
buruk

Pengaruh
teman
sebaya

Sumber: Data Primer, 2023


Gambar 2. Spesifikasi Masalah

12
Berdasarkan diagramm di atas, kita dapat melihat ada tiga faktor utama
yang menjadi penyebab penyakit diare pada anak sekolah dasar, yaitu:
1. Pengaruh teman sebaya terkait perilaku yang tidak sehat dapat
menyebabkan anak-anak menjadi memiliki kebiasaan yang tidak sehat
sehingga memunculkan pula perilaku hygiene yang buruk.
2. Hygiene yang buruk seperti tidak mencuci tangan sebelum makan akan
memicu terjadinya penyakit karena bakteri pada tangan dapat
mengkontaminasi makanan.
3. Makanan yang terkontaminasi bakteri Escherichia Coli akan menyebabkan
anak mengalami gangguan pencernaan seperti diare. Diare akan
mengganggu aktivitas anak karena anak menjadi buang air besar terus
menerus.
Berdasarkan tahap spesifikasi masalah pada kelompok kami menarik
kesimpulan bahwa penyakit diare pada anak sekolah dasar di awali karena
pengaruh teman sebaya yang menyebabkan anak-anak memiliki personal
hygiene yang buruk seperti tidak mencuci tangan sebelum makan sehingga
makanan yang dikonsumsi terkonsumsi oleh bakteri Escherichia Coli sehingga
anak akan menderita penyakit diare.
C. Indikator Keberhasilan Program
Tabel 1. Indikator Keberhasilan Program
Indikator Populasi Indikator sistem program Indikator penghambat
program
Sasaran Target Capaian
Persentase 70 % 60% Input: Biaya, pengetahuan,
anak SD 1. Orang tua orang tua yang tidak
Negeri 3 2. Pihak sekolah menyediakan bekal
Kendari yang Proses: dan kurangnya
yang jajan 1. Orang tua melakukan pengawasan pihak
sembarangan pengawasan dengan sekolah terhadap
membawakan bekal makanan yang sehat di
untuk anaknya kantin
2. Menyediakan
makanan yang sehat di
kantin sekolah
Output:
1. Layanan pengawasan
2. Penyediaan fasilitas
Persentase 80% 70% Input: Biaya dalam
anak SD menyediakan tempat

13
Negeri 3 1. Siswa-siswi SD Negeri cuci tangan,
Kendari yang 3 Kendari Kurangnya
tidak cuci 2. Pihak sekolah keingintahuan siswa-
tangan Proses: siswi tentang bahaya
sebelum dan 1. Menerapkan kebiasaan tidak mencuci tangan
sesudah mencuci tangan
makan sebelum dan sesudah
makan
2. Menyediakan fasilitas
tempat mencuci
tangan
Output:
1. Layanan edukasi
2. Penyediaan fasilitas
Persentase 60% 60% Input: Kurangnya
anak SD Siswa-siswi SD Negeri keingintahuan siswa-
Negeri 3 3 Kendari siswi tentang PHBS
Kendari yang Proses: dan penyakit diare
kekurangan Memberikan edukasi
edukasi kepada siswa-siswi SD
tentang PHBS Negeri 3 Kendari
mengenai PHBS dan
penyakit diare
Output:
Layanan edukasi
Persentase 80% 60% Input: Petugas Kesehatan
anak SD Orang tua yang kurang
Negeri 3 Proses: melakukan edukasi
Kendari yang Memberikan edukasi mengenai PHBS dan
orang tuanya kepada orang tua penyakit diare
kurang mengenai PHBS dan
pengetahuan penyakit diare
terhadap Output:
PHBS Layanan edukasi
Persentase 60% 50% Input: Waktu
pihak sekolah Pihak sekolah
yang Proses:
kekurangan Memberikan edukasi
pengetahuan mengenai PHBS
terhadap kepada pihak sekolah
PHBS dan penyakit diare
Output:
Layanan edukasi
Sumber: Data Primer, 2023
Indikator keberhasilan program, sasaran program yang akan kami jalankan
adalah sebagai berikut:
1. Persentase siswa-siswi SD Negeri 3 Kendari yang jajan sembarangan.
Persentasi target ialah 70% dengan target pencapaian keberhasilan program
sebesar 60% dan indikator program kami yaitu:
Input: Orang tua dan pihak sekolah.

14
Proses:
1. Orang tua melakukan pengawasan dengan membawakan bekal untuk
anaknya
2. Pihak sekolah menyediakan makanan yang sehat di kantin sekolah
Output:
1. Layanan pengawasan
2. Penyediaan fasilitas.
2. Persentase siswa-siswi SD Negeri 3 Kendari yang tidak cuci tangan sebelum
dan sesudah makan. Persentasi target ialah 80% dengan target pencapaian
keberhasilan program sebesar 70% dan indikator program kami yaitu:
Input: siswa-siswi dan pihak sekolah
Proses:
1. Menerapkan kebiasaan mencuci tangan sebelum dan sesudah makan
2. Menyediakan fasilitas tempat mencuci tangan
Output:
1. Layanan edukasi
2. Penyediaan fasilitas
3. Persentase anak SD Negeri 3 Kendari yang kekurangan edukasi tentang
PHBS. Persentasi target 60% dengan target pencapaian keberhasilan program
sebesar 60% dan indikator program kami yaitu:
Input: siswa-siswi
Proses: Memberikan edukasi kepada siswa-siswi SD Negeri 3 Kendari
mengenai PHBS dan penyakit diare
Output: Layanan edukasi
4. Persentase anak SD yang orang tuanya kurang pengetahuan terhadap PHBS.
Persentase target 80% dengan target pencapaian keberhasilan program
sebesar 60 % dan indikator program kami yaitu:
Input: orang tua
Proses: Memberikan edukasi kepada orang tua mengenai PHBS dan penyakit
diare
Output: Layanan edukasi

15
5. Persentase pihak sekolah yang kekurangan pengetahuan terhadap PHBS.
Persentasi target 60 % dengan target pencapaian keberhasilan program
sebesar 50% dan indikator program kami yaitu:
Input: pihak sekolah
Proses: Memberikan edukasi mengenai PHBS kepada pihak sekolah dan
penyakit diare
Output: Layanan edukasi
D. Strategi Program
Tabel 2. Strategi Program
Strategi Program
Input Proses Output
Orang tua Orang tua menyiapkan Bekal sekolah
bekal sekolah
Pihak Sekolah Mengedukasi dan Layanan edukasi
mengawasi
Kepala sekolah:
menyiapkan fasilitas
Penjual jajanan sekolah Memastikan jajanan tidak Jajanan sehat dan bersih
terkontaminasi bakteri E.
coli
Tenaga promkes penyuluhan Layanan penyuluhan
Dokter cilik Mengedukasi teman Layanan edukasi
sebaya
Sumber: Data Primer, 2023
Strategi program yang akan kami laksanakan sebagai berikut:
1. Strategi program pertama Orang tua, orang tua menyiapkan bekal sekolah.
2. Strategi program kedua pihak sekolah, guru mengedukasi dan mengawasi
siswa-siswi mengenai PHBS dan kepala sekolah menyiapkan fasilitas
tempat mencuci tangan bagi siswa-siswi Sekolah Dasar Negeri 3 Kendari.
3. Strategi program ketiga penjual jajanan sekolah, para penjual jajan sekolah
memastikan jajanan yang mereka jual tidak terkontaminasi dengan bakteri
E. coli.
4. Strategi program keempat Tenaga promosi Kesehatan, tenaga promosi
kesehatan memberikan penyuluhan terkait PHBS dan penyakit diare pada
siswa-siswi Sekolah Dasar Negeri 3 Kendari.

16
5. Strategi program kelima Dokter cilik, dokter cilik bertugas untuk
memberikan edukasi kepada teman sebayanya tentang Hidup Bersih dan
Sehat agar bisa terhindar dari penyakit, salah satunya penyakit diare.
E. Alternatif Strategi Program
Tabel 3. Alternatif Strategi Program
Strategi Alternatif
Program
Versi lama Versi 1 Versi 2 Versi 3 Versi baru
Input Orang tua Pihak sekolah Penjual jajanan Petugas Dokter cilik
sekolah kesehatan
Proses Orang tua Edukasi Memastikan penyuluhan Mengedukasi
mempersiapkan mengenai jajanan tidak teman sebaya
bekal PHBS dan terkontaminasi
memfasilitasi oleh bakteri E.
tempat cuci coli
tangan
Output Bekal sekolah Layanan Jajanan sehat Penyuluhan Edukasi
edukasi dan bersih
Sumber: Data Primer, 2023
Pelaksanaan strategi program tidak memastikan keberhasilan dalam
strategi program. Terdapat factor-faktor lain yang akan menghambat
pelaksanaan program. Sehingga, diperlukan alternatif lain guna mengantisipasi
hambatan-hambatan yang akan terjadi. Kelompok kami menyusun beberapa
strategi program yang terdiri dari input, proses dan output dengan 5 versi
alternatif, yaitu:
1. Alternatif versi lama yaitu orang tua. Prosesnya berupa menyiapkan bekal
untuk anaknya dan output yang dihasilkan berupa bekal sekolah.
2. Alternatif versi 1 yaitu pihak sekolah. Prosesnya berupa edukasi mengenai
PHBS dan memfasilitasi tempat cuci tangan dan output yang dihasilkan
yaitu layanan edukasi.
3. Alternatif versi 2 yaitu penjual jajanan sekolah. Prosesnya berupa
memastikan jajanan tidak terkontaminasi bakteri E. coli dan output yang
dihasilkan yaitu jajanan sehat dan bersih.
4. Alternatif versi 3 yaitu petugas kesehatan. Prosesnya berupa penyuluhan
dan output yang dihasilkan yaitu layanan penyuluhan.
5. Alternatif versi baru yaitu dokter cilik. Prosesnya berupa mengedukasi
teman sebaya dan output yang dihasilkan yaitu layanan edukasi.

17
F. Prioritas Program
Tabel 4. Prioritas Program
Prioritas Bobot/Skoring
Pertimbangan Orang Pihak Penjual Petugas Dokter
memilih tua sekolah jajanan kesehatan cilik
sekolah
Biaya 4 2 2 3 5
Waktu 4 3 2 2 4
Tenaga 4 4 2 3 4
Fasilitas 3 3 2 2 4
Politik 5 3 4 3 4
Total skor 20 15 10 13 22
Sumber: Data Primer, 2023
Keterangan:
1. Sangat Rendah
2. Rendah
3. Sedang
4. Tinggi
5. Sangat Tinggi
Pada prioritas program kelompok kami menggunakan metode kuantitatif
dengan cara melakukan scoring pada beberapa indikator yaitu orang tua, pihak
sekolah, penjual jajanan sekolah, petugas kesehatan, dan dokter cilik dengan
menggunakan beberapa pertimbangan yaitu biaya, waktu, tenaga, fasilitas dan
faktor politik. setelah melakukan scoring pada beberapa indikator dengan
beberapa pertimbangan diatas maka didapatkan hasil sebagai berikut:
1. Orang Tua = 20
2. Pihak Sekolah = 15
3. Penjul Jajanan Sekolah = 10
4. Petugas Kesehatan = 13
5. Dokter Cilik = 22

18
Dari hasil scoring diatas maka kelompok kami mengambil program dokter
cilik sebagai prioritas program yang akan dilaksanakan untuk mencegah
penyakit diare pada anak sekolah dasar dengan judul program yaitu
“Implementasi Program Penanggulangan Diare Pada Anak SD dengan
Pendekatan Dokter Cilik di SDN 3 Kendari” karena program dokter cilik
mendapatkan skor 22 sehingga menjadi prioritas program kelompok kami.
Diare adalah suatu kondisi dimana seseorang buang air besar dengan
konsistensi lembek atau cair, bahkan dapat berupa air saja dan frekuensinya lebih
sering (biasanya tiga kali atau lebih) dalam satu hari (Kulla & Herrani, 2022).
Penyebab utama penyakit diare ialah bakteri Escherichia coli (E. coli)
merupakan bakteri gram negatif yang bersifat patogen. Penyakit diare sering
menyerang pada anak dikarenakan daya tahan tubuhnya yang masih lemah.
Masih banyak keluarga yang belum cukup mampu memberikan penanganan
yang baik, hal ini dikarenakan pengetahuan tentang pencegahan diare pada anak
masih rendah sehingga akan mempengaruhi angka kejadian diare pada anak.
Salah satu faktor penyebab tingginya angka kejadian diare di Indonesia adalah
kebersihan diri, seperti mencuci tangan yang belum dipahami oleh masyarakat
luas, kebersihan perorangan dan lingkungan yang jelek, serta penyiapan dan
penyimpanan makanan yang tidak semestinya, maka dapat menimbulkan
kejadian diare. Upaya untuk meningkatkan derajat kesehatan masyarakat
menjadi hal yang sangat penting untuk mencapai taraf hidup yang lebih baik.
Salah satu strategi untuk mencapai derajat kesehatan masyarakat adalah dengan
memberikan pemahaman, pengetahuan dan kesadaran masyarakat untuk
menerapkan pola hidup bersih dan sehat yang dimulai dari diri sendiri, keluarga,
lingkungan sekolah dan masyarakat (Solehudin, Gunardi, & Yuliza, 2023).
Usia sekolah merupakan usia penting dalam pertumbuhan dan
perkembangan, pada anak usia sekolah sering terjadi penyakit menular seperti
salah satunya diare. Beban untuk menanggulangi masalah kesehatan anak usia
sekolah juga terus meningkat dikarenakan permasalahan kesehatan yang masih
banyak terjadi dikalangan anak usia sekolah. Anak usia sekolah merupakan salah
satu kelompok yang rentan terhadap penyakit diare yang disebabkan oleh

19
perilaku yang tidak sehat seperti kebiasaan anak anak tidak mencuci tangan
sebelum mengkonsumsi makanan (Solehudin, Gunardi, & Yuliza, 2023).
Selain itu personal hygiene juga sangat mempengaruhi kesehatan. Salah
satu faktor yang berhubungan dengan personal hygiene adalah keterpaparan
informasi dan peran teman sebaya. Informasi merupakan sekumpulan fakta
(data) yang diorganisasikan dengan cara tertentu sehingga mereka mempunyai
arti bagi penerima. Teman sebaya memberikan pengaruh yang besar terhadap
sikap, minat, penampilan dan perilaku anak. Hal tersebut dikarenakan
komunikasi diantara teman sebaya lebih mudah dicerna dan diterima daripada
komunikasi dengan orang tua atau yang lebih dewasa daripada anak. Anak-anak
dalam perkembangan kehidupan sosialnya sangat dipengaruhi oleh teman
sebaya. Waktu interaksi yang dilakukan oleh anak-anak dengan teman sebaya
lebih banyak dibandingkan dengan keluarga maupun orang dewasa lainnya,
sehingga hal ini akan berdampak besar kepada hampir segala aspek
kehidupannya, khususnya pada aspek pengetahuan, sikap, minat serta perilaku
anak-anak itu sendiri (Kamila & Pertiwi, 2020).
G. Detailed Program

Gambar 3. Detailed Pogram


Projectlibre merupakan yang membantu dalam pembuatan detail
program ini. Didalam detail program ini akan membahas mengenai
programprogram apa saja yang akan dilaksanakan, berapa lama waktu yang
diperlukan untuk menjalankan setiap program dan siapa saja penanggung

20
jawab dari masing-masing program yang ada. Oleh karena itu, adapun isi
dari detail program ini yaitu membahas mengenai:

1. Tahapan Persiapan
Tahapan pertama yang akan dilakukan dimulai dari tahap persiapan
yang didalamnya memiliki beberapa agenda atau schedule dan
membutuhkan waktu 8 hari mulai dari 3/27/23 08.00 AM hingga 9/10/24
05.00 PM. Adapun kegiatan yang akan dilakukan didalamnya antara lain:
a. Rapat internal sekolah
Rapat internal di lakukan untuk membahas program
pelaksanaan kegiatan dokter cilik dimana bertujuan untuk
meningkatkan pengetahuan anak sekolah dasar mengenai diare,
Yang dilakukan selama 2 hari dimulai dari 3/29/23 8.00 AM sampai
9/10/23 5.00 PM dengan penanggung jawab Febri Karisma Dewi.
b. Perekrutan dokter cilik
Perekturan dokter cilik dilakukan untuk memilih peserta didik
yang memenuhi kriteria untuk ikut melaksanakan sebagian usaha
pemeliharaan dan peningkatan kesehatan terhadap diri sendiri,
teman, keluarga dan lingkungannya. Yang dilakukan selama 2 hari
dimulai dari 3/29/23 8.00 AM sampai 3/30/23 5.00 PM dengan
penanggung jawab Dian Wirdana.
c. Pelatihan dokter cilik
Pelatihan dokter cilik dilakukan untuk melatih dan
meningkatkan pengetahuan peserta didik mengenai suatu usaha
pemeliharaan dan peningkatan kesehatan terhadap diri sendiri,
teman, keluarga dan lingkungannya, terutama dalam memerangi
diare. Yang dilakukan selama 3 hari dimulai dari 3/31/23 8.00 AM
sampai 4/4/23 5.00 PM dengan penanggung jawab Husnawati.
d. Uji Pengetahuan
Uji pengetahuan dilakukan untuk mengetahui perubahan
tingkat pengetahuan peserta didik sebelum dan sesudah pelatihan.

21
Yang dilakukan selama 1 hari dimulai dari 4/5/23 8.00 AM sampai
4//5/23 5.00 PM dengan penanggung jawab Hartini.
2. Tahapan Impelementasi
Tahapan kedua yang akan dilakukan adalah tahap implementasi
yang didalamnya memiliki beberapa agenda atau schedule dan
membutuhkan waktu 365 hari mulai dari 4/6/23 08.00 AM hingga
8/28/24 5.00 PM. Adapun kegiatan yang akan dilakukan didalamnya
antara lain:
a. Layanan Edukasi
Layanan edukasi dilakukan untuk meningkatkan
keterampilan dan kesadaran peserta didik mengenai bahaya diare.
Yang dilakukan selama 365 hari mulai dari 4/6/23 08.00 AM hingga
8/28/24 5.00 PM dengan penanggung jawab Heriyantho Arya.
b. Layanan Role Model
Layanan role model dilakukan agar peserta didik bisa
menjadi teladan bagi teman-temannya dalam hal memerangi diare.
Yang dilakukan dilakukan selama 365 hari mulai dari 4/6/23 08.00
AM hingga 8/28/24 5.00 PM dengan penanggung jawab Indah Nur
Hasanah.
c. Layanan P3K
Layanan P3K dilakukan sebagai layanan kesehatan yang
mengedepankan kesigapan, dimana fasilitas P3K hadir untuk
menangani kecelakaan/kesakitan yang membutuhkan tindakan
pertama yang cepat dan tepat. Yang dilakukan dilakukan selama 365
hari mulai dari 4/6/23 08.00 AM hingga 8/28/24 5.00 PM dengan
penanggung jawab Gledys Marsita.
3. Tahapan Evaluasi
Tahapan ketiga yang akan dilakukan adalah tahap evaluasi
yang didalamnya memiliki beberapa agenda atau schedule dan
membutuhkan waktu 9 hari mulai dari 8/29/24 08.00 AM hingga 9/10/24
5.00 PM. Adapun kegiatan yang akan dilakukan didalamnya antara lain:

22
a. Rapat Internal Evaluasi
Rapat internal evaluasi dilakukan untuk mengukur dan
menilai tingkat keberhasilan dari program dokter cilik. Yang
dilakukan dilakukan selama 2 hari mulai dari 8/29/23 08.00 AM
hingga 8/90/24 5.00 PM dengan penanggung jawab Dea Aisyah. P.
b. Laporan
Laporan dibuat bertujuan untuk menyampaikan hasil kegiatan
dari program dokter cilik. Yang dilakukan dilakukan selama 7 hari
mulai dari 9/2/23 08.00 AM hingga 9/10/24 5.00 PM dengan
penanggung jawab Hildanur A.S.P.

H. Cost Activity

Gambar 4. Cost Activity


Berdasarkan gambar di atas jika dispesifikasikan satu persatu yaitu
sebagai berikut:
1. Jenis Barang dan Harganya
Tabel 4. Jenis Barang dan Harganya
Jenis Barang Harga (Rp)
Spanduk Rp.500.000,00
Sound System Rp.300.000,00
LCD Rp.45.000,00
ATK Rp.15.000,00
Paket Konsumsi Rp.30.000,00
Tenaga Pelatih Rp.750.000,00
Transportasi Pelatih Rp.150.000,00
Transportasi Umum Rp.200.000,00
Sertifikat Dokter Cilik Rp.150.000,00
Seragam Dokter Cilik Rp.200.000,00
Buku Pedoman Dokter Cilik Rp.14.000,00

23
Sewa Alat Peraga
Tas Kit P3K Rp.350.000,00
Sabun Cuci Tangan Rp.25.000,00
Sumber: Data Primer 2023
2. Rincian Angggaran Biaya
Tabel 5. Rincian Anggaran Biaya
Nama dan Jumlah Biaya yang
No Jenis Kegiatan
Barang yang dibutuhkan dibutuhkan
Tahap Persiapan
1. Rapat Internal Spanduk[1]
Sekolah Sound System[1]
Paket Konsumsi
[60]
ATK [50]
LCD [1]
2. Perekrutan Spanduk[1]
Dokter Cilik Sound System[1]
Paket Konsumsi
[60]
ATK [50]
LCD [1]
Transport Umum [1]
3. Pelatihan Dokter Spanduk[1]
Cilik Sound System[1]
Paket Konsumsi
[60]
Rp. 51.811.500
ATK [50]
LCD [1]
Tenaga Pelatih [8]
Sewa Alat Peraga [10]
Buku Pedoman Dokter
Cilik [50]
Sertifikat Dokter Cilik
[50]
Transpor Tenaga Pelatih
[8]
4. Uji Pengetahuan Spanduk [1]
Sound System [1]
Paket Konsumsi [60]
ATK [50]
Transport Tenaga Pelatih
[8]
LCD [1]

24
Tahap Implementasi
1. Layanan Edukasi Sabun Cuci Tangan [5]
2. Layanan Role Seragam Dokter Cilik
Rp. 9.844.500
Model [50]
3. Layanan P3K Tas Kit P3K[1]
Tahapan Evaluasi
1. Rapat Internal Spanduk [1]
Evaluasi Sound System [1]
Paket Konsumsi [50]
Transport Tenaga Pelatih
Rp. 4.650.000
[8]
LCD [1]
2. Laporan Paket Konsumsi [8]
ATK [8]
Sumber: Data Primer 2023
I. Gant Chart

Gambar 5. Gant Chart


1. Persiapan
Hal pertama yang dilakukan adalah persiapan yang didalamnya
memiliki beberapa agenda. Perisapan dilakukan selama 8 hari.
a. Rapat Internal Sekolah
Rapat internal di lakukan untuk membahas program pelaksanaan
kegiatan dokter cilik dimana bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan
anak sekolah dasar mengenai diare. Rapat internal sekolah dilaksanakan
selama 2 hari.
b. Perekrutan Dokter Cilik
Perekturan dokter cilik dilakukan untuk memilih siswa-siswi yang
memenuhi kriteria untuk ikut melaksanakan sebagian usaha dan
peningkatan kesehatan terhadap diri sendiri, teman, keluarga dan
lingkungannya. Perekrutan dokter cilik dilaksanakan selama 2 hari.

25
c. Pelatihan dokter cilik
Pelatihan dokter cilik dilakukan untuk melatih dan meningkatkan
pengetahuan peserta didik mengenai suatu usaha pemeliharaan dan
peningkatan kesehatan terhadap diri sendiri, teman, keluarga dan
lingkungannya, terutama dalam memerangi diare. Pelatihan dokter cilik
dilaksanakan selama 3 hari.
d. Uji pengetahuan
Uji pengetahuan dilakukan untuk mengetahui perubahan tingkat
pengetahuan peserta didik sebelum dan sesudah pelatihan. Uji
pengetahuan dilaksanakan selama 1 hari.
2. Implementasi
Hal kedua yang dilakukan adalah implementasi yang didalamnya
memiliki beberapa agenda. Implementasi dilakukan selama 365 hari.
a. Layanan Edukasi
Layanan edukasi dilakukan untuk meningkatkan keterampilan dan
kesadaran peserta didik mengenai bahaya diare. Layanan edukasi
dilaksanakan selama 365 hari.
b. Layanan Role Model
Layanan role model dilakukan agar peserta didik bisa menjadi
teladan bagi teman-temannya dalam hal memerangi diare. Layanan role
model dilaksanakan selama 365 hari.
c. Layanan P3K
Layanan P3K dilakukan sebagai layanan kesehatan yang
mengedepankan kesigapan, dimana fasilitas P3K hadir untuk menangani
kecelakaan/kesakitan yang membutuhkan tindakan pertama yang cepat
dan tepat. Layanan P3K dilaksanakan selama 365 hari.
3. Evaluasi
Hal ketiga yang dilakukan adalah evaluasi yang didalamnya memiliki
beberapa agenda. Evaluasi dilakukan selama 9 hari.
a. Rapat Internal Evaluasi
Rapat internal evaluasi dilakukan untuk mengukur dan menilai
tingkat keberhasilan dari program dokter cilik. Rapat internal evaluasi
dilaksanakan selama 2 hari.
b. Laporan
Laporan dibuat bertujuan untuk menyampaikan hasil kegiatan dari
program dokter cilik. Penyusunan laporan dilakukan selama 7 hari.

26
BAB IV PENUTUP
PENUTUP

A. Kesimpulan
Diare merupakan penyakit berbasis lingkungan yang disebabkan oleh
infeksi mikroorganisme meliputi bakteri, virus, parasit, protozoa, dan
penularannya secara fekal-oral. Diare dapat mengenai semua kelompok umur
baik balita, anak-anak dan orang dewasa dengan berbagai golongan sosial. Diare
merupakan penyebab utama morbiditas dan mortalitas di kalangan anak-anak
kurang dari 5 tahun (Fitri Rachmillah Fadmi et al., 2020).
Menurut WHO diare adalah kejadian buang air besar dengan konsistensi
lebih cair dari biasanya, dengan frekuensi tiga kali atau lebih dalam periode 24
jam (World Health Organization, 2014).
Pada umumnya penyebab diare pada anak disebkan oleh Rotavirus dan
Escherichia coli. Penyebaran E. coli dapat melalui makanan dan minuman yang
terkontaminasi dan juga dapat melalui kontak dengan orang yang terinfeksi atau
hewan sebagai vektor. Penyebaran E. coli juga dapat melalui daging sapi yang
tidak di masak dengan tepat, buah-buahan dan sayuran mentah, dan air yang
tidak sehat. Sedangkan penyebaran dari Rotavirus melalui fekal-oral dan kontak
orang ke orang (Fitri Rachmillah Fadmi et al., 2020).
Kondisi lingkungan yang buruk adalah salah satu faktor meningkatnya
kejadian diare karena status kesehatan suatu lingkungan yang mencakup
perumahan, pembuangan kotoran, dan penyediaan air bersih. Hal ini dapat
menyebabkan masalah kesehatan lingkungan yang besar karena dapat
menyebabkan penyakit diare dan mempengaruhi kondisi kesehatan masyarakat
(Azwar et al., 2021).
Upaya untuk mencegah terjadinya penyakit diare agar dapat meningkatkan
derajat kesehatan masyarakat menjadi hal yang sangat penting untuk mencapai
taraf hidup yang lebih baik. Salah satu strategi untuk mencapai derajat kesehatan
masyarakat adalah dengan memberikan pemahaman, pengetahuan dan
kesadaran masyarakat untuk menerapkan pola hidup bersih dan sehat yang

27
dimulai dari diri sendiri, keluarga, lingkungan sekolah dan masyarakat
(Solehudin, Gunardi, & Yuliza, 2023).
B. Saran
Adapun saran yang dapat kami berikan yaitu, pentingnya upaya
pengendalian diare pada anak Sekolah Dasar melalui pendekatan dokter cilik,
guna membantu menurunkan angka presentase khususnya pada anak di SDN 3
Kendari. Diharapkan laporan ini dapat menjadi acuan dan pertimbangan dalam
kegiatan praktikum selanjutnya

28
DAFTAR PUSTAKA

Amalia, & Nina. (2022). Perilaku Hidup Bersih dan Sehat dan Pengelolaan Sampah
Terhadap Kejadian Diare Pada Masyarakat di Wilayah Desa Bantarjaya
Kabupaten Bogor. Journal of Public Health Education, 1(02), 71–81.

Andika Agus Iryanto, Tri Joko, M. R. (2021). The Relationship Between


Environmental Sanitation Risk Factors And The Incidence Of Diarrhea In
Children Under Five In Pauh District. International Journal of Health,
Education and Social (IJHES), 4(11), 1–17.

Ansar, B., Tosepu, R., & Effendy, D. S. (2022). Identification of Environmental


Factors of Toddlers Diarrhea Cases in the North Buton Regency. KnE Life
Sciences, 2022, 128–134.

Aolina, D., Sriagustini, I., & Supriyani, T. (2020). Hubungan Antara Faktor
Lingkungan Dengan Kejadian Diare pada Masyarakat. Jurnal Penelitian Dan
P Engembangan Kesehatan Masyarakat Indonesia, 1(1), 38–47.

Azwar, A., Iskandar, A., Ishalyadi, I., & Sempena, I. D. (2021). Peningkatan
Pengetahuan Masyarakat KPM-PKH tentang Penyakit Diare dan Kesehatan
Lingkungan di Kecamatan Woyla Kabupaten Aceh Barat. Jurnal Pengabdian
Masyarakat: Darma Bakti Teuku Umar, 2(2), 216.

Rahman, S. (2023). Administrasi Dan Kebijakan Kesehatan. Universitas Halu


Oleo, Fakultas Kesehatan Masyarakat.

Dinkes, P. S. T. (2020). Profil Kesehatan Prov. Sultra Tahun 2019.

Hamzah, W., Gobel, F. A., & Syam, N. (2020). Kejadian Diare Pada Balita
Berdasarkan Teori Hendrik L. Blum Di Kota Makassar. Media Kesehatan
Politeknik Kesehatan Makassar, 15(1), 50.

Hardiyanti, F., Tambunan, H. S., & Saragih, I. S. (2019). Penerapan Metode K-


Medoids Clustering Pada Penanganan Kasus Diare Di Indonesia. KOMIK
(Konferensi Nasional Teknologi Informasi Dan Komputer), 3(1), 598–603.

29
Kamil, R., & Fujiyanti, O. (2021). Hubungan Antara Tingkat Pengetahuan Ibu
Balita Tentang Perilaku Hidup Bersih Dengan Kejadian Diare Pada Balita Di
Puskesmas Kluwut Kecamatan Bulakamba Kabupaten Brebes Tahun 2018.
Journal of Nursing Practice and Education, 1(2), 150–158.

Kemenkes RI. (2021). Profil Kesehatan Indo-nesia. In Pusdatin.Kemenkes.Go.Id.

Melvani, R. P., Zulkifli, H., & Faizal, M. (2019). Analisis Faktor Yang
Berhubungan Dengan Kejadian Diare Balita Di Kelurahan Karyajaya Kota
Palembang. JUMANTIK (Jurnal Ilmiah Penelitian Kesehatan), 4(1), 57.

Ns, Sihol Marito S.Kep, dr. M. H. (2022). Diare Akut pada Anak. Kementrian
Kesehatan Direktorat Jendral Pelayanan Kesehatan.
https://yankes.kemkes.go.id/view_artikel/1328/diare-akut-pada-anak

Pae ji, O. (2022). Faktor Faktor Yang Mempengaruhi Kejadian Diare Di Wilayah
Kerja Puskesmas Kota Malang. Media Husada Journal of Environmental
Health Science, 2(2), 166–172.

UNICEF. (2022). Diarrhoea. Data. Unicef.Org. https://data.unicef.org/topic/child-


health/diarrhoeal-disease/

World Health Organization. (2014). Preventing diarrhoea through better water,


sanitation and hygiene. World Health Organization, 1–48.

Kamila, K., & Pertiwi, W. E. (2020). Determinan Personal Hygiene siswa-siswi


Asrama. Jurnal Ilmu Kesehatan Masyarakat, 239-247.

Kulla, P. D., & Herrani, R. (2022). Uji Aktivitas Antibakteri dari Ekstrak Bawang
Lanang (Allium Sativum L.) Terhadap Pertumbuhan Bakteri Staphylococcus
Aureus dan Escherichia Coli. Journal Of Healthcare Technology And
Medicine, 1408-1420.

Solehudin, Gunardi, S., & Yuliza, E. (2023). Mencegah Diare Pada Anak Dengan
Hand Hygiene . Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat, 6323-6330.

30
LAMPIRAN

Lampiran 1. Diagram Masalah

Lampiran 2. Praktikum AKK Hari Pertama

31
Lampiran 3. Praktikum AKK Sesi Pertama

Lampiran 4. Praktikum AKK Sesi Kedua

32

Anda mungkin juga menyukai