Anda di halaman 1dari 76

ASUHAN KEPERAWATAN KOMUNITAS PADA MAYARAKAT

AGREGAT USIA PRODUKTIF DENGAN MASALAH KESEHATAN


HIPERTENSI DI DUSUN PADURESAN KECAMATAN IMOGIRI
KELURAHAN IMOGIRI YOGYAKARTA

Disusun Oleh :

Eva Ayu Eliza (2720162822) Ela Ferani (27201628)

Desti Novitasari (2720162823) Rudy Kurniawan (27201628)

Dewi Lestyo F (2720162824) Siti Aisyah (27201628)

Dian Widyastuti (2720162825) Sri Lestari (27201628)

Dini Eska Sasmitha (2720162826) Tamim Azhary (27201628)

AKADEMI KEPERAWATAN NOTOKUSUMO

YOGYAKARTA

2019
LEMBAR PENGESAHAN

ASUHAN KEPERAWATAN KOMUNITAS PADA MASYARAKAT


AGREGAT USIA PRODUKTIF DENGAN MASALAH KESEHATAN
HIPERTENSI DI DUSUN PADURESAN KECAMATAN IMOGIRI
KELURAHAN IMOGIRI YOGYAKARTA

Tanggal :

Disusun Oleh :

Eva Ayu Eliza (2720162822) Ela Ferani (27201628)

Desti Novitasari (2720162823) Rudy Kurniawan (27201628)

Dewi Lestyo F (2720162824) Siti Aisyah (27201628)

Dian Widyastuti (2720162825) Sri Lestari (27201628)

Dini Eska Sasmitha (2720162826) Tamim Azhary (27201628)

Dengan ini sudah disetujui dan disahkan Sebagai Laporan Kegiatan Praktik
Keperawatan Komunitas

Hari :

Tanggal :

Kepala Dusun Kepala Desa

(...........................) (...........................)

Pembimbing Lahan Pembimbing Akademik

(...........................) (...........................)

Direktur Akper Notokusumo Kepala Puskesmas Imogiri

(...........................) (...........................)
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan
rahmat, hidayah, dan inayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat
menyelesaikan Laporan Praktik Keperawatan Komunitas dengan Masalah
Kesehatan Hipertensi dengan Agregat Usia Produktif di Dusun Paduresan dengan
baik dan lancar.

Pada kesempatan kali ini, kami mengucapkan terima kasih kepada Ibu Eva
Nurlina Aprilia,M.Kep.,Ns.,Sp.Kep.Kom selaku koordinator Praktik Keperawatan
Komunitas dan Ibu Cecilya Kustanti,S.Kep.,Ns.,M.Kes, serta kepada teman-
teman yang sudah membantu dalam mengerjakan laporan ini.

Dan kami berharap semoga laporan ini dapat menambah pengetahuan dan
pengalaman bagi para pembaca. Karena keterbatasan pengetahuan maupun
pengalaman kami, oleh karena itu, kami sangat mengharapkan saran dan kritik
yang membangun dari pembaca demi kesempurnaan laporan ini.

Bantul , 29 Maret 2019

Penulis
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL

HALAMAN PENGESAHAN

KATA PENGANTAR

DAFTAR ISI

DAFTAR TABEL

DAFTAR GAMBAR

DAFTAR LAMPIRAN

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


1.2 Tujuan
1.2.1 Tujuan Umum
1.2.2 Tujuan Khusus
1.3 Manfaat

BAB 2 HASIL ANGKET DAN KUESIONER

2.1 Konsep Keperawatan dan Kesehatan Komuntas

2.1.1 Perawatan Kesehatan Komunitas

2.1.2 Tujuan Perawatan Kesehatan Komunitas

2.1.3 Sasaran Keperawatan Komunitas

2.1.4 Ruang Lingkup Keperawatan Komunitas

2.1.5 Kegiatan Praktik Keperawatan Komunitas


2.1.6 Prinsip Dasar Keperawatan Komunitas

2.1.7 Model Pendekatan Keperawatan Komunitas

2.1.8 Metode (Tahap-tahap dalam Melakukan Asuhan


Keperawatan Komunitas

BAB 3 PROFIL PUSKESMAS DANPROFIL DUSUN PRAKTIK


KEPERAWATAN KOMUNITAS

3.1 Profil Puskesmas

3.1.1 Diskripsi Umum

3.1.2 Batas Wilayah

3.1.3 Visi dan MisiPuskesmas

3.1.4 Program sasaran dan Target pembangunan kesehatan

3.1.5 Program pokok puskesmas ( 6 program pokok)

3.1.6 Gambaran Sumber Daya (SDM)

3.1.7 Struktur Organisasi Puskesmas

3.2 Profil Dusun Praktik Keperawatan Komunitas

3.2.1 Data Geografis

1.2.1.1 Letak Administratif

1.2.1.2 Batas Wilayah

1.2.1.3 Topografi Wilayah

3.2.2 Data Demografi

1.2.2.1 Distribusi Penduduk berdasarkan Umur

Rentang Umur :
a. 0 -5 Tahun
b. 6 – 12 Tahun
c. 13 – 18 Tahun
d. 19 – 35 Tahun
e. ˃ 55 Tahun

3.2.2.2 Distribusi Penduduk berdasarkan Jenis Kelamin

( Laki – laki dan Perempuan )

3.2.2.3 Distribusi Penduduk berdasarkan Pendidikan

a. Belum sekolah
b. Tidak sekolah
c. Tidak tamat SD
d. Tamat SD
e. Tamat SMP
f. Tamat Sekolah Menengah Umum/ Kejuruan
g. Tamat Perguruan Tinggi

3.2.2.4 Distribusi Penduduk berdasarkan Pekerjaan

Rentang Pekerjaan :

a. Tidak Bekerja
b. Buruh
c. PNS
d. TNI/POLRI
e. Karyawan Swasta
f. Wiraswasta
g. Petani
h. Pedagang

3.2.2.5 Distribusi Penduduk berdasarkan Agama


BAB 4 ASUHAN KEPERAWATAN KOMUNITAS

4.1 Pengkajian

4.2 Analisa Data

4.3 Diagnosa Keperawatan

4.4 Prioritas Masalah

4.5 Perencanaan

4.6 Implementasi, Evaluasi dan Rencana Tindak Lanjut

4.6.1 Implementasi

4.6.2 Evaluasi (Termasuk hambatan) dan Rencana Tindak Lanjut

BAB 5 PEMBAHASAN DAN IMPLIKASI

5.1 Pembahasan

5.2 Implikasi

BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN

6.1 Kesimpulan

6.2 Saran

DAFTAR PUSTAKA

DAFTAR GAMBAR
DAFTAR TABEL
DAFTAR LAMPIRAN
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Hipertensi merupakan masalah kesehatan global yang membutuhkan
perhatian karena dapat menyebabkan kematian utama di Negara-negara maju
maupun Negara berkembang. Data WHO tahun 2010 menunjukkan, di seluruh
dunia, sekitar 972 juta orang atau 26,4% penghuni bumi mengidap hipertensi
dengan perbandingan 26,6% pria dan 26,1% wanita. Angka ini kemungkinan
akan meningkat menjadi 29,2% di tahun 2025. Dari 972 juta pengidap
hipertensi, 333 juta berada di negara maju dan 639 sisanya berada di negara
sedang berkembang, temasuk Indonesia
Prevalensi penderita hipertensi di Indonesia terus terjadi peningkatan.
Hasil Survei Kesehatan Rumah Tangga (SKRT) pada tahun 2000 sebesar 21%
menjadi 26,4% dan 27,5% pada tahun 2001 dan 2004. Selanjutnya,
diperkirakan meningkat lagi menjadi 37% pada tahun 2015 dan menjadi 42%
pada tahun 2025. Menurut data Kementrian Kesehatan RI tahun 2009
menunjukkan bahwa prevalensi hipertensi sebesar 29,6% dan meningkat
menjadi 34,1% tahun 2010 (Apriany, 2012)
Prevalensi Penyakit Hipertensi pada tahun 2008 hingga tahun 2010
menunjukkan adanya penurunan kasus yang cukup tinggi, pada tahun 2008
sebesar 865204 jiwa, pada tahun 2009 sebesar 698816 jiwa, pada tahun 2010
sebesar 562117 jiwa. Namun, pada tahun 2011 terjadi peningkatan jumlah
kasus yaitu sebesar 634860 jiwa (Dinkesprov, 2011).
Salah satu komplikasi utama dari hipertensi adalah stroke. Zat-zat yang
terlarut seperti kolesterol, kalsium dan lain sebagainya akan mengendap pada
dinding pembuluh yang dikenal dengan istilah penyempitan pembuluh darah.
Bila penyempitan pembuluh darah terjadi dalam waktu yang lama dengan
tekanan darah yang sangat tinggi, maka pembuluh darah akan pecah yang
akan mengakibatkan suplai darah ke otak berkurang dan tidak adekuat lagi,
bahkan terhenti yang selanjutnya menimbulkan stroke (Pudiastuti, 2011)
1.2 Tujuan
1.2.1 Tujuan Umum
Memberikan Asuhan Keperawatan kepada Masyarakat yang
menderita Hipertensi khususnya Masyarakat Dusun Paduresan dengan
menggunakan pendekatan proses keperawatan
1.2.2 Tujuan Khusus
1. Melakukan pengkajian pada Masyarakat yang mengalami
Hipertensi
2. Merumuskan masalah dan menegakkan diagnosakeperawatan pada
Masyarakat Dusun Paduresan yang mengalami Hipertensi
3. Menyusun rencana tindakan keperawatan pada Masyarakat yang
mengalami Hipertensi
4. Melaksanakan implementasi keperawatan pada Masyarakat yang
mengalami Hipertensi
5. Melaksanakan evaluasi pada masyarakat yang mengalami
Hipertensi
1.3 Manfaat
1.3.1 Bagi mahasiswa
Menambah pengetahuan dan wawasan tentang masalah
keperawatan hipertensi pada masyarakat
1.3.2 Bagi masyarakat
Sebagai sarana untuk memperoleh pengetahuan tentang hipertensi
beserta pelaksanaannya
1.3.3 Bagi institusi
Sebagai masukan bahan ajar dalam kegiatan belajar mengajar
tentang asuhan keperawatan komunitas dengan masalah hipertensi
serta sebagai acuan praktik bagi mahasiswa
1.3.4 Bagi profesi keperawatan
Sebagai bahan masukan dan evaluasi yang diperlukan dalam
pelaksanaan praktikpelyanan keperawatan khusnya pada
keperawatan komunitas dengan hipertensi
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Konsep Keperawatan dan Kesehatan Komunitas

2.1 Pengertian Keperawatan Komunitas

Berbagai definisi dari keperawatan kesehatan komunitas telah


dikeluarkan oleh organisasi-organisasi profesional. Berdasarkan
pernyataan dari American Nurses Association (2010) yang mendefinisikan
keperawatan kesehatan komunitas sebagai tindakan untuk meningkatkan
dan mempertahankan kesehatan dari populasi dengan mengintegrasikan
ketrampilan dan pengetahuan yang sesuai dengan keperawatan dan
kesehatan masyarakat. Praktik yang dilakukan komprehensif dan umum
serta tidak terbatas pada kelompok tertentu, berkelanjutan dan tidak
terbatas pada perawatan yang bersifat episodik. Definisi keperawatan
kesehatan komunitas menurut American Public Health Association (2009)
yaitu sintesis dari ilmu kesehatan masyarakat dan teori keperawatan
profesional yang bertujuan meningkatkan derajat kesehatan pada
keseluruhan komunitas.

Keperawatan Kesehatan Masyarakat adalah suatu bidang dalam


keperawatan kesehatan yang merupakan perpaduan antara keperawatan
dan kesehatan masyarakat dengan dukungan peran serta aktif masyarakat,
serta mengutamakan pelayanan promotif, preventif secara
berkesinambungan tanpa mengabaikan pelayanan kuratif dan rehabilitatif
secara menyeluruh dan terpadu, ditujukan kepada individu, keluarga,
kelompok dan masyarakat sebagai suatu kesatuan yang utuh, melalui
proses keperawatan untuk meningkatkan fungsi kehidupan manusia secara
optimal sehingga mandiri dalam upaya kesehatannya (Depkes, 2011).

Keperawatan kesehatan masyarakat (Perkesmas) pada dasarnya


adalah pelayanan keperawatan profesional yang merupakan perpaduan
antara konsep kesehatan masyarakat dan konsep keperawatan yang
ditujukan pada seluruh masyarakat dengan penekanan pada kelompok
resiko tinggi. Dalam upaya pencapaian derajat kesehatan yang optimal
dilakukan melalui peningkatan kesehatan (promotif) dan pencegahan
penyakit (preventif) di semua tingkat pencegahan (levels of prevention)
dengan menjamin keterjangkauan pelayanan kesehatan yang dibutuhkan
dan melibatkan klien sebagai mitra kerja dalam perencanaan, pelaksanaan,
dan evaluasi pelayanan keperawatan (Depkes, 2011). Tujuan pelayanan
keperawatan kesehatan masyarakat adalah meningkatkan kemandirian
masyarakat dalam mengatasi masalah keperawatan kesehatan masyarakat
yang optimal. Pelayanan keperawatan diberikan secara langsung kepada
seluruh masyarakat dalam rentang sehat–sakit dengan mempertimbangkan
seberapa jauh masalah kesehatan masyarakat mempengaruhi individu,
keluarga, dan kelompok maupun masyarakat.

Sasaran keperawatan kesehatan masyarakat adalah seluruh


masyarakat termasuk individu, keluarga, kelompok beresiko tinggi
termasuk kelompok/ masyarakat penduduk di daerah kumuh, terisolasi,
berkonflik, dan daerah yang tidak terjangkau pelayanan kesehatan
Keperawatan kesehatan masyarakat, merupakan salah satu kegiatan pokok
Puskesmas yang sudah ada sejak konsep Puskesmas di perkenalkan.
Perawatan Kesehatan Masyarakat sering disebut dengan PHN (Public
Health Nursing) namun pada akhir-akhir ini lebih tepat disebut CHN
(Community Health Nursing). Perubahan istilah public menjadi
community, terjadi di banyak negara karena istilah “public” sering kali di
hubungkan dengan bantuan dana pemerintah (government subsidy atau
public funding), sementara keperawatan kesehatan masyarakat dapat
dikembangkan tidak hanya oleh pemerintah tetapi juga oleh masyarakat
atau swasta, khususnya pada sasaran individu (UKP), contohnya
perawatan kesehatan individu di rumah (home health nursing) (Depkes,
2011).
Komunitas adalah sekelompok individu yang tinggal pada
wilayah tertentu, memiliki nilai-nilai keyakinan dan minat yang relatif
sama, serta berinterkasi satu sama lain untuk mencapai tujuan (Mubarak,
2009). Komunitas (community) adalah sekelompok masyarakat yang
mempunyai persamaan nilai (values), perhatian (interest) yang merupakan
kelompok khusus dengan batas-batas geografi yang jelas, dengan norma
dan nilai yang telah melembaga (Sumijatun dkk, 2010). Misalnya di dalam
kesehatan di kenal kelompok ibu hamil, kelompok ibu menyusui,
kelompok anak balita, kelompok lansia, kelompok masyarakat dalam suatu
wilayah desa binaan dan lain sebagainya. Sedangkan dalam kelompok
masyarakat ada masyarakat petani, masyarakat pedagang, masyarakat
pekerja, masyarakat terasing dan sebagainya (Mubarak, 2011).
Proses keperawatan komunitas merupakan metode asuhan
keperawatan yang bersifat alamiah, sistematis, dinamis, kontiniu, dan
berkesinambungan dalam rangka memecahkan masalah kesehatan klien,
keluarga, kelompok serta masyarakat melalui langkah-langkah seperti
pengkajian, perencanaan, implementasi, dan evaluasi keperawatan
(Wahyudi, 2010).

2.2 Tujuan Keperawatan Komunitas

Adapun tujuan dari keperawatan komunitas adalah untuk


pencegahan dan peningkatan kesehatan masyarakat melalui upaya-upaya
sebagai berikut :
1. Pelayanan keperawatan secara langsung (direct care) terhadap
individu, keluarga dan kelompok dalam konteks komunitas.
2. Perhatian langsung terhadap kesehatan seluruh masyarakat (health
general community) dengan mempertimbangkan permasalahan
atau isu kesehatan masyarakat yang dapat mempengaruhi keluarga,
individu dan kelompok.
Secara spesifik diharapkan individu, keluarga, kelompok dan
masyarakat mempunyai kemampuan untuk, yaitu:
1. Mengidentifikasi masalah kesehatan yang dialami.
2. Menetapkan masalah kesehatan dan memprioritaskan masalah
tersebut.
3. Merumuskan serta memecahkan masalah kesehatan.
4. Menanggulangi masalah kesehatan yang mereka hadapi.
5. Mengevaluasi sejauh mana pemecahan masalah yang mereka
hadapi yang akhirya dapat meningkatkan kemampuan dalam
memelihara kesehatan secara mandiri (self care).
2.3 Sasaran Keperawatan Komunitas

Sasaran Keperawatan Kesehatan Komunitas (Depkes, 2011):

1. Sasaran individu
Sasaran priotitas individu adalah balita gizi buruk, ibu hamil
risiko tinggi, usia lanjut, penderita penyakit menular (TB Paru,
Kusta, Malaria, Demam Berdarah, Diare, ISPA/Pneumonia) dan
penderita penyakit degeneratif.

2. Sasaran keluarga
Sasaran keluarga adalah keluarga yang termasuk rentan terhadap
masalah kesehatan (vulnerable group) atau risiko tinggi (high risk
group), dengan prioritas :

a. Keluarga miskin belum kontak dengan sarana pelayanan


kesehatan (Puskesmas dan jaringannya) dan belum mempunyai
kartu sehat.
b. Keluarga miskin sudah memanfaatkan sarana pelayanan
kesehatan mempunyai masalah kesehatan terkait dengan
pertumbuhan dan perkembangan balita, kesehatan reproduksi,
penyakit menular.
c. Keluarga tidak termasuk miskin yang mempunyai masalah
kesehatan prioritas serta belum memanfaatkan sarana
pelayanan kesehatan.
3. Sasaran kelompok
Sasaran kelompok adalah kelompok masyarakat khusus yang
rentan terhadap timbulnya masalah kesehatan baik yang terikat
maupun tidak terikat dalam suatu institusi. Kelompok masyarakat
khusus tidak terikat dalam suatu institusi antara lain Posyandu,
Kelompok Balita, Kelompok ibu hamil, Kelompok Usia Lanjut,
Kelompok penderita penyakit tertentu, kelompok pekerja informal.
Kelompok masyarakat khusus terikat dalam suatu institusi, antara
lain sekolah, pesantren, panti asuhan, panti usia lanjut, rumah
tahanan (rutan), lembaga pemasyarakatan (lapas).
4. Sasaran masyarakat
Sasaran masyarakat adalah masyarakat yang rentan atau
mempunyai risiko tinggi terhadap timbulnya masalah kesehatan,
diprioritaskan pada masyarakat di suatu wilayah (RT, RW,
Kelurahan/Desa) yang mempunyai :
a. Jumlah bayi meninggal lebih tinggi di bandingkan daerah lain.
b. Jumlah penderita penyakit tertentu lebih tinggi dibandingkan
daerah lain.
c. Cakupan pelayanan kesehatan lebih rendah dari daerah lain
d. Masyarakat di daerah endemis penyakit menular (malaria,
diare, demam berdarah, dll).
e. Masyarakat di lokasi/barak pengungsian, akibat bencana atau
lainnya
f. Masyarakat di daerah dengan kondisi geografi sulit antara lain
daerah terpencil, daerah perbatasan.
g. Masyarakat di daerah pemukiman baru dengan transportasi
sulit seperti daerah transmigrasi
2.4 Ruang Lingkup Keperawatan Komunitas
1. Promotif
Upaya promotif dilakukan untuk meningkatkan kesehatan
individu, keluarga, kelompok dan masyarakat dengan jalan
sebagai berikut: penyuluhan kesehatan, peningkatan gizi,
pemeliharaan kesehatan perorangan, pemeliharaan kesehatan
lingkungan, olahraga teratur, rekreasi dan pendidikan seks.
2. Preventif
Upaya preventif untuk mencegah terjadinya penyakit dan
gangguan kesehatan terhadap individu, keluarga kelompok dan
masyarakat melalui kegiatan: imunisasi, pemeriksaan kesehatan
berkala melalui posyandu, puskesmas dan kunjungan rumah,
pemberian vitamin A, iodium, pemeriksa-an dan pemeliharaan
kehamilan, nifas dan meyusui.
3. Kuratif
Upaya kuratif bertujuan untuk mengobati anggota
keluarga yang sakit atau masalah kesehatan melalui kegiatan:
perawatan orang sakit dirumah, perawatan orang sakit sebagai
tindak lanjut dari Pukesmas atau rumah sakit, perawatan ibu hamil
dengan kondisi patologi, perawatan buah dada, perawatan tali
pusat bayi baru lahir.
4. Rehabilitatif
Upaya pemulihan terhadap pasien yang dirawat
dirumah atau kelompok-kelompok yang menderita penyakit
tertentu seperti TBC, kusta dan cacat fisik lainnya melalui
kegiatan: latihan fisik pada penderita kusta, patah tulang dan lain
sebagainya, fisioterapi pada penderita strooke, batuk efektif pada
penderita TBC dll.
5. Resosialitatif
Adalah upaya untuk mengembalikan penderita ke
masyarakat yang karena penyakitnya dikucilkan oleh masyarakat
seperti, penderita AIDS, kusta dan wanita tuna susila. Penerapan
model konseptual keperawatan komunitas dari Betty Neuman
berfokus pada penurunan stres dengan cara memperkuat garis
pertahanan diri dan intervensi diarahakan pada ketiga garis
pertahanan tersebut yang terkait pada tiga level prevensi.
2.5 Kegiatan Praktik Keperawatan Komunitas
1. Memberikan asuhan keperawatan individu, keluarga dan kelompok
khusus melalui home care.
2. Penyuluhan kesehatan.
3. Konsultasi dan problem solving.
4. Bimbingan Melaksanakan rujukan.
5. Penemuan kasus.
6. Sebagai penghubung antara masyarakat dengan unit kesehatan.
7. Melaksanakan asuhan keperawatan komunitas.
8. Melakukan koordinasi dalam berbagai kegiatan asuhan
keperawatan komunitasKerjasama lintas program dan lintas
sektoral.
9. Memberikan tauladan.
10. Ikut serta dalam penelitian.
2.6 Prinsip Dasar Keperawatan Komunitas
1. Keluarga adalah unit utama dalam pelayanan kesehatan
masyarakat.
2. Sasaran terdiri dari, individu, keluarga, kelompok dan masyarakat.
3. Perawat kesehatan bekerja dengan masyarakat bukan bekerja untuk
masyarakat.
4. Pelayanan keperawatan yang diberikan lebih menekankan pada
upaya pomotif dan preventif dengan tidak melupakan upaya kuratif
dan rehabilitatif.
5. Dasar utama dalam pelayanaan perawatan kesehatan masyarakat
adalah menggunakan pendekatan pemecahan masalah yang
dituangkan dalam proses keperawatan
6. Kegiatan utama perawatan kesehatan mayarakat adalah
dimasyarakat dan bukan di rumah sakit.
7. Pasien adalah masyarakat secara keseluruhan baik yang sakit
maupun yang sehat.
8. Perawatan kesehatan masyarakat ditekankan kepada pembinaan
perilaku hidup sehat masyarakat.
9. Tujuan perawatan kesehatan masyarakat adalah meningkatkan
fungsi kehidupan sehingga dapat meningkatkan derajat kesehatan
seoptimal mungkin.
10. Perawat kesehatan masyarakat tidak bekerja secara sendiri tetapi
bekerja secara team.
11. Sebagian besar waktu dari seorang perawat kesehatan masyarakat
digunakan untuk kegiatan meningkatkan kesehatan, pencegahan
penyakit, melayani masyarakat yang sehat atau yang sakit,
penduduk sakit yang tidak berobat ke puskesmas, pasien yang baru
kembali dari rumah sakit. Home visite sangat penting.
12. Pendidikan kesehatan merupakan kegiatan utama.
13. Pelayanan perawatan kesehatan masyarakat harus mengacu pada
sistem pelayanan kesehatan yang ada.
14. Pelaksanaan asuhan keperawatan dilakukan di institusi pelayanan
kesehatan yaitu puskesmas, institusi seperti sekolah, panti, dan
lainnya dimana keluarga sebagai unit pelayanan.
2.7 Model Pendekatan Keperawatan Komunitas
1. Problem solving approach
Pendekatan pemecahan masalah yang dituangkan dengan
menggunakan proses keperawatan.
2. Family approach
Pendekatan terhadap keluarga binaan.
3. Case Approach
Pembinaan dilakukan berdasar kasus yang datang ke
puskesmas yang dinilai memerlukan tindak lanjut
4. Community approach
Pendekatan dilakukan terhadap masyarakat daerah binaan
melalui survey mawas diri dengan melibatkan partisipasi
masyarakat.
2.8 Metode ( Tahap-tahap dalam melakukan Asuhan Keperawatan
Komunitas)
Keperawatan komunitas merupakan suatu bidang khusus
keperawatan yang merupakan gabungan dari ilmu keperawatan, ilmu
kesehatan masyarakat dan ilmu sosial yang merupakan bagian integral
dari pelayanan kesehatan yang diberikan kepada individu, keluarga,
kelompok khusus dan masyarakat baik yang sehat maupun yang sakit
(mempunyai masalah kesehatan/keperawatan), secara komprehensif
melalui upaya promotif, preventif, kuratif, rehabilitatif dan
resosialitatif dengan melibatkan peran serta aktif masyarakat secara
terorganisir bersama tim kesehatan lainnya untuk dapat mengenal
masalah kesehatan dan keperawatan yang dihadapi serta memecahkan
masalah-masalah yang mereka miliki dengan menggunakan
pendekatan proses keperawatan sesuai dengan hidup sehat sehingga
dapat meningkatkan fungsi kehidupan dan derajat kesehatan seoptimal
mungkin dan dapat diharapkan dapat mandiri dalam memelihara
kesehatannya. Pelaksanaan keperawatan komunitas dilakukan melalui
beberapa fase yang tercakup dalam proses keperawatan komunitas
dengasn menggunakan pendekatan pemecahan masalah yang dinamis.
Fase-fase pada proses keperawatan komunitas secara langsung
melibatkan komunitas sebagai klien yang dimulai dengan pembuatan
kontrak/partner ship dan meliputi pengkajian, diagnosa, perencanaan,
implementasi dan evaluasi.
Asuhan keperawatan yang diberikan kepada komunitas atau
kelompok adalah:
1. Pengkajian
Hal yang perlu dikaji pada komunitas atau kelompok antara
lain :
a. Inti (Core) meliputi : Data demografi kelompok atau
komunitas yang terdiri atas usia yang beresiko,
pendidikan, jenis kelamin, pekerjaan, agama, nilai-nilai,
keyakinan, serta riwayat timbulnya kelompok atau
komunitas.
b. Mengkaji 8 subsistem yang mempengaruhi komunitas,
antara lain:
1) Perumahan, bagaimana penerangannya, sirkulasi,
bagaimana kepadatannya karena dapat menjadi
stresor bagi penduduk.
2) Pendidikan komunitas, apakah ada sarana
pendidikan yang dapat digunakan untuk
meningkatkan pengetahuan masyarakat.
3) Keamanan dan keselamatan, bagaimana
keselamatan dan keamanan tempat tinggal, apakah
masyarakat merasa nyaman atau tidak, apakah
sering mengalami stres akibat keamanan dan
keselamatan yang tidak terjamin.
4) Kualiti dan kebijakan pemerintah terkait
kesehatan, apakah cukup menunjang, sehingga
memudahkan masyarakat mendapatkan pelayanan
di berbagai bidang termasuk kesehatan.
5) Pelayanan kesehatan yang tesedia, untuk diteksi
dini atau memantau gangguan yang terjadi.
6) Pelayanan kesehatan yang tersedia, untuk
melakukan deteksi dini dan merawat atau
memantau gangguan yang terjadi.
7) Sistem komunikasi, serta komunikasi apa saja
yang dapat dimanfaatkan masyarakat untuk
meningkatkan pengetahuan yang terkait dengan
gangguan penyakit.
8) Sistem ekonomi, tingkat sosial ekonomi
masyarakat secara keseluruhan, apakah pendapatan
yang terima sesuai dengan Upah Minimum
Registrasi (UMR) atau sebaliknya.
9) Rekreasi, apakah tersedia sarana rekreasi, kapan
saja dibuka, apakah biayanya dapat dijangkau
masyarakat
2. Diagnosa Keperawatan
Diagnosa ditegakkan berdasarkan tingkat rekreasi
komunitas terhadap stresor yang ada. Selanjutnya
dirumuskan dalam tiga komponen, yaitu problem/masalah
(P), etiology atau penyebab (E), dan symptom atau
manifestasi/data penunjang (S)
3. Perencanaan/ Intervensi
Perencanaan intervensi yang dapat dilakukan berkaitan
dengan diagnosa keperawatan komunitas yang muncul diatas
adalah:
a. Lakukan pendidikan kesehatan tentang penyakit.
b. Lakukan demonstrasi ketrampilan cara menangani
penyakit.
c. Lakukan deteksi dini tanda-tanda gangguan penyakit.
d. Lakukan kerja sama dengan ahli gizi dalam
mennetukan diet yang tepat.
e. Lakukan olahraga secara rutin.
f. Lakukan kerja sama dengan pemerintah atau aparat
setempat untuk memperbaiki lingkungan komunitas.
g. Lakukan rujukan ke rumah sakit bila diperlukan.
4. Pelaksanaan/Implementasi
Perawat bertanggung jawab dalam melaksanakan
tindakan yang telah direncanakan yang bersifat, yaitu:
a. Bantuan untuk mengatasi masalah gangguan
penyakit.
b. Mempertahankan kondisi yang seimbang dalam hal
ini perilaku hidup sehat dan melaksanakan upaya
peningkatan kesehatan.
c. Mendidik komunitas tentang perilaku sehat untuk
mencegah gangguan penyakit.
d. Advokat komunitas yang sekaligus memfasilitasi
terpenuhinya kebutuhan komunitas.
5. Penilaian/Evaluasi
a. Menilai respon verbal dan nonverbal komunitas
setelah dilakukan intervensi.
b. Menilai kemajuan oleh komunitas setelah dilakukan
intervensi keperawatan.
c. Mencatat adanya kasus baru yang dirujuk ke rumah
sakit.
BAB III
PROFIL PUSKESMAS DAN PROFIL DUSUN PRAKTIK
KEPERAWATAN KOMUNITAS

3.1 Profil Puskesmas

3.1.1 Diskripsi Umum

Kecamatan Imogiri merupakan salah satu kecamatan di wilayah


Kabupaten Bantul yang terletak kurang-lebih 9 km² sebelah timur
Ibukota Kabupaten Bantul dengan kondisi daerah 40% merupakan
daerah datar dan 60% merupakan daerah pegunungan. Secara
keseluruhan terdiri dari 8 desa dimana 4 desa diantaranya termasuk
dalam wilayah kerja Puskesmas Imogiri I (sedangkan 4 desa lainnya
termasuk dalam wilayah kerja Puskesmas Imogiri II).

Wilayah kerja Puskesmas Imogiri I mecakup wilayah seluas 20,67


km², dengan kondisi daerah 60% merupakan daerah pegunungan dan
40% merupakan daerah datar dan merupakan tanah persawahan,
pekarangan dan tegalan.

3.1.2 Batas Wilayah

Batas-batas wilayah

Batas wilayah kerja Puskesmas Imogiri I adalah :

 Sebelah Utara : Desa Trimulyo Kecamatan Jetis


 Sebelah Timur : Desa Mangunan Kecamatan Dlingo.
 Sebelah Selatan : Desa Kebonagung Kecamatan
Imogiri.
 Sebelah Barat : Sungai Opak Kecamatan Jetis
Terletak ± 9 KM sebelah tenggara ibukota Kabupaten
Bantu Wilayah kerja memiliki luas total 20,67 km², yang terdiri
dari 4 kelurahan yaitu:
a. Karangtalun (5 Dusun; 1,21 km²)
b. Imogiri (4 Dusun; 0,83 km²)
c. Wukirsari (16 Dusun; 3,24 km²)
d. Glirejo (5 Dusun; 3,24 km²)
Kondisi 40% daerah datar, 60% daerah pegunungan
3.1.3 Visi dan MisiPuskesmas

Visi : Menjadi puskesmas unggulan dalam


mewujudkan masyarakat sehat melalui pelayanan prima
didukung sumber daya profesional.

Misi

1. Memberikan pelayanan yang ramah, lancar,nyaman,


terjangkau, aman, rasional, bermutu dan
memasyarakat.

2. Mewujudkan perilaku hidup bersih dan sehat pada


semua tatanan.
3. Mendorong kemandirian masyarakat.
4. Meningkatkan kualitas sumber daya manusia.
3.1.4 Program sasaran dan Target pembangunan kesehatan

3.1.5 Program pokok puskesmas ( 6 program pokok)

1. Promosi Kesehatan
Penyuluhan kesehatan masyarakat adalah upaya
memberikan pengalaman belajar atau menciptakan kondisi
bagi perorangan, kelompok dan masyarakat dalam
berbagai tatanan dengan membuka jalur komunikasi,
menyediakan informasi dan melakukan edukasi untuk
meningkatkan pengetahuan, sikap dan prilaku dengan
melakukan advokasi, pembinaan suasana dan gerakan
pemberdayaan masyarakat untuk mengenali, menjaga atau
memelihara,meningkatkan dan melindungi
kesehatannya.tujuannya untuk Tercapainya perubahan
prilaku individu, keluarga  dan masyarakat dalam
membina dan memelihara prilaku sehat, serta berperan 
sdalam upaya mewujudkan derajat kesehatan yang
optimal. Sasaran dari promosi kesehatan adalah :

1. Pelaksanaan posyandu dan pembinaan kader


2. Penyuluhan kesehatan
3. Prilaku hidup bersih dan sehat
4. Advokasi program dan program prioritas
5. Promosi kesehatan tentang narkoba
6. Promosi tentang kepesertaan jamkesmas
7. Pembinaan dana sehat
2. Kesehatan Lingkungan
Berdasarkan teori Blum, lingkungan merupakan
salah satu faktor yang pengaruhnya paling besar terhadap
status kesehatan masyarakat di samping faktor pelayanan
kesehatan, faktor genetik dan prilaku. Bahaya potensial
terhadap kesehatan yang diakibatkan oleh lingkungan dan
bersifat fisik, kimia dan biologi.
Sejalan dengan kebijaksanaan ‘ Paradigma Sehat ‘
yang mengutamakan upaya-upaya yang bersifat promotif,
preventif dan protektif. Maka upaya kesehatan lingkungan
sangat penting. Semua  kegiatan kesehatan lingkungan
yang dilakukan oleh para staf puskesmas akan berhasil
baik apabila masyarakat berperan serta dalam
pelaksanaannya harus mengikut sertakan masyarakat sejak
perencanaan sampai pemeliharaan.
1) Tujuan Umum
Kegiatan peningkatan kesehatan lingkungan
bertujuan terwujudnya kualitas lingkungan yang
lebih sehat agar dapat melindungi masyarakat dari
segala kemungkinan resiko kejadian yang dapat
menimbulkan gangguan dan bahaya kesehatan
menuju derajat  keluarga dan masyarakat yang
lebih baik.
2) Tujuan Khusus
a. Meningkatkan mutu lingkungan yang dapat
menjamin masyarakat mencapai derajat
kesehatan yang optimal.
b. Terwujudnya pemberdayaan masyarakat dan
keikutsertaan sektor lain yang bersangkutan,
serta bertanggung jawab atas upaya
peningkatan dan pelestarian lingkungan
hidup.
c. Terlaksananya peraturan perundangan
tentang penyehatan lingkungan dan
pemukiman yang berlaku.
d. Terselenggaranya pendidikan kesehatan guna
menunjang kegiatan dalam peningkatan
kesehatan lingkungan dan pemukimam yang
e. Terlaksananya pengawasan secara teratur
pada sasaran sanitasi perumahan, kelompok
masyarakat, tempat pembuatan makanan,
perusahaan dan tempat-tempat umum.
f. Kegiatan
Kegiatan-kgiatan utama kesehatan
lingkungan yang harus dilakukan Puskesmas
meliputi :
1. Penyehatan air
2. Penyehatan makanan dan minumam
3. Pengawasan pembuangan kotoran
manusia
4. Pengawasan dan pembuangan sampah
dan limbah
5. Penyehatan pemukimam
6. Pengawasan sanitasi tempat umum
7. Pengamanan polusi industry
8. Pengamanan pestisida
9. Klinik sanitasi
3. Pencegahan Pemberatasan Penyakit
Penyakit Menular adalah penyakit yang disebabkan
oleh agent infeksi atau toksiknya yang berasal dari sumber
penularan atau reservoir yang ditukarkan atau di
transmisikan kepada penjamu yang rentan.Kejadian luar
biasa adalah kejadian kesakitan atau kematian yang
menarik perhatian umum dan mungkin menimbulkan
kehebohan atau ketakutan dikalangan masyarakat, atau
menurut pengamatan epidemiologik dianggap adanya
peningkatan yang brrarti dari kejadian kesakitan atau
kematian tersebut kepada kelompok penduduk dalam
kurun waktu tertentu.Wabah penyakit menular adalah
kejadian berjangkitnya suatu penyakit menular dalam
masyarakat yang jumlah penderitanya meningkat secara
nyata melebihi dari keadaan yang lazim pada waktu dan
daerah tertentu serta dapat menimbulkan malapetaka
( Undang-undang no.4 tahun 1984 tentang wabah penyakit
yang menular ).Penangulangan kejadian luar biasa
penyakit menular ( P2M ) dengan upaya-upaya :
Pengobatan dengan memberikan pertolongan
penderita, membangun pos-pos kesehatan di tempat
kejadian dengan dukungan tenaga dan sarana obat yang
memadai termasuk rujukan.Pemutusan rantai penularan
atau upaya pencegahan misalnya :  abatisasi pada KLB,
DBD, Kaporisasi pada sumur-sumur yang tercemar pada
KLB diare dsb. Melakukan kegiatan pendukung yaitu
penyuluhan, pengamatan dan logistik.Program Pencegahan
adalah mencegah agar penyakit menular tidak menyebar
didalam masyarakat yang dilakukan antara lain dengan
memberikan kekebalan kepada host melalui kegiatan
penyuluhan kesehatan dan imunisasi.
1. Cara Penularan Penyakit Menular, dikenal beberapa
cara penularan penyakit menular yaitu :
2. Penularan secara kontak
3. Penularan melalui vehicle seperti melalui makanan
dan minuman yang tercemar
4. Penularan melalui vector
5. Penularan melalui suntikan, transfusi, tindik dan
tato.
6. Surveilans epidemiologi Penyakit Menular adalah
suatu kegiatan pengumpulan data atau informasi
melalui pengamatan terhadap kesakitan atau
kematian dan penyebarannya serta faktor-faktor
yang mempengaruhinya secara sistematik, terus
menerus dengan tujuan untuk perencanaan suatu
program, mengevaluasi hasil program, dan sistem
kewaspadaan dini. Program Pemberantasan
Penyakit Menular :
a. Program imunisasi
b. Program TB paru dengan kegiatan
penemuan penderita TBC
c. Program malaria dengan angka insiden
malaria ( AMI )
d. Program ISPA dengan frekuensi penemuan
dan penanggulangan pneumonia
e. Program diare meliputi frekuensi
penanggulangan diare
f. Program rabies
g. Program surveilans
h. Pemberantasan P2B2 demam berdarah
4. Kesehatan Keluarga dan Reproduksi.
Kesehatan keluarga adalah wujud keluarga sehat,
kecil bahagia dan sejahtera dari suami istri, anak dan
anggota keluarga lainnya ( UU RI no 23 tahun 1992 )
Kesehatan reproduksi adalah kesejahteraan fisik,
mental dan sosial yang utuh, bukan hanya bebas dari
penyakit dan kecacatan dalam segala aspek yang
berhubungan dengan sistem reproduksi, fungsi serta
prosesnya ( WHO ).
1. Tujuan Umum
Meningkatkan kesadaran kemandirian
wanita dan keluarganya dalam mengatur
biologik keluarga termasuk fungsi reproduksi
nya serta berperan aktif dalam mencegah dan
menyelesaikan masalah kesehatan keluarga serta
meningkatkan kualitas hidup keluarga.
2. Tujuan Khusus
a. Peran serta aktif wanita dan keluarganya
dalam mencegah dan memecahkan masalah
kesehatan keluarga dan masalah reproduksi.
b. Memberikan informasi, edukasi terpadu
mengenai seksualitas dan kesehatan
reproduksi, manfaat dan resiko dari : obat,
alat, perawatan, tindakan serta kemampuan
memilih kontrasepsi dengan tepat.
c. Melaksanakan pelayanan kesehatan
reproduksi yang berkualitas
d. Melaksanakan pelayanan kontrasepsi yang
aman dan efektif
e. Kehamilan dan persalianan yang
direncanakan dan aman
f. Pencegahan dan penanganan pengguguran
kandungan yang tidak dikehendaki.
g. Pelayanan infertilitas
h. Informasi secara menyeluruh tentang
pengaruh defisiensi hormon di usia lanjut

Kebijakan Penyelenggaraan Pembinaan kesehatan


keluarga dan reproduksi sesuai dengan intervensi nasional.
Kegiatan Pelayanan reproduksi adalah :

a. Kesehatan Ibu dan Anak


b. Kesehatan Anak Usia Sekolah
c. Kesehatan Remaja
d. Keluarga Berencana
e. Kesehatan Usia Lanjut
Indikator keberhasilan program diwilayah kerja
dinilai dari :
a. Angka Kematian Bayi
b. Angka kematian Ibu
c. Presentase ibu hamil yang mempunyai berat
badan dan tinggi yang normal
d. Presentase ibu hamil dengan anemia
e. Presentase balita dengan berat badan dan tinggi
sesuai
f. Kesehatan Ibu dan Anak adalah upaya
kesehatan primer yang menyangkut pelayanan
dan pemeliharaan kesehatan ibu dalam
menjalankan fungsi reproduksi yang
berkualitas serta upaya kelangsungan hidup,
pengembangan dan perlindungan bayi, anak
bawah lima tahun dan anak usia prasekolah
dalam proses tumbuh kembang. Prioritas
pelayanan KIA dewasa ini adalah
meningkatkan derajat anak dan ibu dalam
rangka menurunkan angka kematian ibu dan
anak. Pelayanan KIA puskesmas terdiri dari :
g. Pelayanan kesehatan asuhan kebidanan di
wilayah puskesmas
Pelayanan kesehatan bagi bayi, balita dan anak pra
sekolah
1. Tujuan Umumnya agar terciptanya pelayanan
berkualitas dengan partisipasi penuh pengguna
jasa dan keluarganya dalam mewujudkan bahwa
setiap ibu mempunyai kesempatan yang terbaik
dalam hal waktu dan jarak kehamilan,
melahirkan bayi sehat yang aman dalam
lingkungan yang kondusif dan sehat, dengan
asuhan antenatal yang ade kuat dengan gizi dan
persiapan menyusui yang baik.
2. Tujuan Khususnya :
a. Memberikan pelayanan kebidanan dasar
kepada ibu hamil termasuk KB berupa
pelayanan antenatal, pertolongan persalinan
dan pelayanan nifas serta perawatan bayi
baru lahir.
b. Memberikan pertolongan pertama
penanganan kedaruratan kebidanan dan
neonatal serta m,erujuk ke fasilitasa rujukan
primer sesuai kebutuhan.
c. Memantau cakupan pelayanan kebidanan
dasar dan penanganan kedaruratan
kebidanan neonatal
d. Meningkatkan kualitas pelayanan KIA
secara berkelanjutan
e. Menumbuhkan, mengoptimalkan dan
memelihara peran serta masyarakat dalam
upaya KIA
f. Memberikan pelayanan kesehatan neonatal
esensial seluruh bayi baru lahir yang
meliputi usaha pernafasan spontan, menjaga
bayi tetap hangat, menyusui dini dan
eksklusif, mencegah interaksi serta tata
laksana neonatal sakit.
g. Melaksanakan pemeliharaan kesehatan
kepada seluruh balita dan anak pra sekolah
yang meliputi perawatan bayi baru lahir,
pemeriksaan kesehatan rutin, pemberian
imunisasi dan upaya perbaikan gizi.
h. Melaksanakan secara dini pelayanan
program dan stimulasi tumbuh kembang
pada seluruh balita dan anak pra sekolah
yang meliputi perkembangan motorik,
kemampuan berbicara dan kognitif serta
sosialisasi dan kemandiriran anak.
i. Melaksanakan management terpadu balita
sakit yang datang berobat ke fasilitas rawat
jalan termasuk pelayanan pra rujukan dan
tindak lanjutnya.
Kesehatan Anak Usia Sekolah adalah upaya terpadu
lintas program dan lintas sektoral dalam rangka
meningkatkan derajat kesehatan serta membentuk prilaku
hidup sehat anak usia sekolah yang berada di sekolah dan
perguruan agama. Anak usia sekolah ( 7-21 tahun ) sesuai
proses tumbuh kembang di bagi 3 kelompok yaitu :
1. Pra remaja ( 7-9 tahun )
2. Remaja ( 10-19 tahun )
3. Dewasa muda ( 20-21 tahun )
Tujuan umum meningkatkan derajat  peserta didik,
sehingga memungkinkan pertumbuhan dan perkembangan
yang harmonis dan optimal dalam rangka pembentukan
manusia Indonesia seutuhnya.
Tujuan khusus
1. Memiliki pengetahuan, sikap dan keterampilan
untuk melaksanakan prinsisp hidup sehat serta
berpartisipasi aktif di dalam usaha peningkatan
kesehatan sekolah, perguruan agama, rumah
tangga maupun di lingkungan masyarakat.
2. Memiliki daya hayat dan daya tangkal terhadap
pengaruh buruk, penyalah gunaan narkotika dan
bahan berbahaya, alkohol, rokok dan
sebagainya.
3. Meningkatnya mutu dan jangkauan pelayanan
kesehatan bagi peserta didik sekolah dan diluar
sekolah.
4. Terciptanya lingkungan kehidupan sehat di
sekolah.
Sasarannya adalah masyarakat sekolah di tingkat
pendidik dasar sampai dengan tingkat pendidikan
menengah termasuk perguruan agama beserta
lingkunganya.
Kesehatan Remaja adalah pembinaan yang meliputi
perencanaan, penilaian, bimbingan dan pengendalian segala
upaya untuk meningkatkan status kesehatan remaja dan
peningkatan peran serta aktif remaja dalam perawatan
kesehatan diri dan kesehatan keluarga dengan dukungan
kerjasama lintas program dan lintas sektoral.
Tujuan umum yaitu untuk meningkatkan
kemampuan hidup sehat remaja sebagai unsur kesehatan
keluarga guna membina kesehatan diri dan lingkunganya
dalam rangka meningkatkan ketahanan diri, prestasi dan
peran aktif nya dalam pembangunan nasional.
Tujuan Khusus
1. Meningkatkan pengetahuan remaja tentang
perkembangan biologik yang terjadi pada dirinya.
2. Menurunnya angka kehamilan dikalangan remaja
3. Menurunnya angka kematian bayi dan ibu akibat
kehamilan remaja
4. Menurunnya angka kejadian penyakit akibat hubungan
seksual di kalangan remaja
5. Meningkatnya peran serta aktif keluarga dan
masyarakat dalam upaya pembinaan kesehatan remaja.
Sasaran untuk wilayah puskesmas adalah :
1. Sasarana Remaja
2. Sasaran Pembina Remaja
3. Sasaran Pengelola Kegiatan
Keluarga Berencana adalah upaya kesehatan primer yang
menyangkut pelayanan dan pemeliharaan kesehatan pasangan usia
subur dalam menjalankan fungsi reproduksi yang berkualitas.
Prioritas pelayanan KB dewasa ini adalah meningkatkan
derajat kesehatan pasangan usia subur dalam pengaturan
kehamilan, baik jumlah dan waktu kehamilan serta jarak antara
kehamilan guna menurunkan angka kelahiran nasional.
Tujuan Umum adalah terciptanya pelayanan yang
berkualitas dengan penuh bagi pengguna jasa pelayanan dan
keluarganya dalam mewujudkan bahwa setiap pasangan usia subur
mempunyai kesempatan yang terbaik dalam mengatur jumlah,
waktu dan jarak antara kehamilan guna merencanakan dan
mewujudkan suatu keluarga kecil bahagia dan sejahtera.
Tujuan Khusus
1. Memberikan pelayanan kontrasepsi yang berkualitas dan
KIE kepada pasangan usia subur dan keluarganya.
2. Memberikan pertolongan pertama penanganan efek samping
dan kegagalan metode kontrasepsi serta merujuk ke fasilitas
rujukan primer sesuai dengan kebutuhan.
3. Memantau cakupan pelayanan kontrasepsi dan kegagalan
metode kontrasepsi.
4. Menigkatkan kualitas pelayanan KB secara berkelanjutan.
5. Menumbuhkan, mengoptimalkan dan memelihara peran
serta masyarakat dalam upaya KB.
6. Memberikan pelayanan kesehatan pasangan usia subur,
calon pasangan usia subur serta anggota keluarga yang lain
dalam rangka meningkatkan kualitas kesehatan fungsi
reproduksinya.
Sasaran pelayanan KB adalah :
a. Pasangan usia subur
b. Calon pasangan usia subur
c. Pasangan usia subur dengan wanita yang akan
memasuki masa menopause
d. Keluarga yang tinggal dan berada di wilayah kerja
Puskesmas
e. WUS yang datang pada pelayanan rawat jalan
puskesmas yang dalam fase intervensi pelayanan KB
5. Perbaikan Gizi Masyarakat
Adalah kegiatan mengupayakan peningkatan status
gizi masyarakat dengan pengelilaan terkoordinasi dari
berbagai profesi kesehatan serta dukungan peran serta
aktif masyarakat.
Program baik berupa Upaya dan Pencegahan dan
penangulangan Perbaikan Gizi di Puskesmas meliputi :
a. Upaya perbaikan gizi keluarga
b. Upaya perbaikan gizi Institusi
c. Upaya penanggulangan kelainan gizi
d. Pencegahan dan penanggulangan gangguan
akibat kekurangan yodium
e. Pencegahan dan penanggulangan anemia besi
f. Pencegahan dan penanggulangan kurang kalori
energi protein dan kurang energi kronis
g. Pencegahan dan penanggulangan kekurangan
vitamin A
h. Pencegahan dan penanggulangan masalah
kekurangan gizi mikro lain
i. Pencegahan dan penenggulangan masalah gizi
lebih
Tujuan Umum adalah menanggulangi masalah gizi
dan meningkatkan status gizi masyarakat.
Tujuan Khususnya : Meningkatkan kemampuan dan
peran serta masyarakat, keluarga dan seluruh anggotanya
untuk mewujudkan prilaku gizi yang baik dan benar sesuai
dengan gizi seimbang.
Sasaran upaya perbaikan gizi adalah kelompok-kelompok
yang beresiko menderita kelainan gizi antara lain :
a. Bayi, anak balita, anak prasekolah dan anak usia
sekolah.
b. Wanita usia subur termasuk calon pengantin, ibu
hamil, ibu nifas, ibu menyusui dan usia lanjut.
c. Semua penduduk rawan gizi.
d. Semua anak dan dewasa mempunyai masalah gizi.
e. Pekerja penghasil rendah.
6. Penyembuhan Penyakit dan Pelayanan Kesehatan .
a. Pelayanan Medik Rawat Jalan
Adalah pelayanan medik yang dilakukan oleh
pelaksana pelayanan baik secara sendiri ataupuan atas
koordinasi bersama dengan sesama profesi maupun
pelaksana penunjang pelayanan kesehatan lain sesuai
dengan wewenangnya untuk menyelesaikan masalah
kesehatan dan menyembuhkanpenyakit yang
ditemukan dari pengguna jasa pelayanan kesehatan
dengan tidak memandang umur dan jenis kelamin yang
dapat di selenggarakan pada ruang praktek.
Tujuan Umum pelayanan medik rawat jalan adalah
terwujudnya pengguna jasa dan keluarganya yang
partisipatif, sehat sejahtera, badan, jiwa dan sosial
yang memungkinkan setiap anggota keluarga hidup
produktif secara sosial dan ekonomi dengan baik.
Tujuan Khusus Meningkatkan kemampuan dan
peran serta masyarakat, keluarga dan seluruh
anggotanya untuk mengatasi masalah kesehatannya
sendiri terutama melalui peningkatan kesehatan dasar
dan pencegahan penyakit.
Sasaran pelayanan medik rawat jalan yang
diselenggarakan puskesmas adalah semua anggota
masyarakat dengan tidak memandang umur, dan tidak
membedakan strata sosial.
b. Pelayanan Kedaruratan Medik
Adalah pelayanan medik terdepan yang merupakan
penatalaksanaan kecelakaan dan keadaan kedaruratan
medik berkenaan dengan perubahan keadaan baik
fisiologik, anatomik dan mental psikologikal dari
pengguna jasa pelayanan yang terjadi mendadak yang
tindakan mengatasinya harus segera dilaksanakan di
mulai dari tempat kejadian sampai dengan pelayanan
medik untuk menyelamatkan kehidupan.Tujuan
pelayanan kecelakaan dan kedaruratan medik adalah
memberikan pertolongan medik segera dengan
menyelesaikan masalah kritis yang ditemukan untuk
mengambil fungsi vital tubuh serta meringankan
penderitaan dari pengguna pelayanan.
c. Pelayanan Kesehatan Gigi dan Mulut
Adalah pelayanan gigi dan mulut yang dilakukan
oleh pelaksana pelayanan medik ataupun kesehatan
yang berwenang dalam bidang kesehatan gigi dan
mulut yang dilaksanakan sendiri atau bersama menurut
fungsinya masing-masing guna mengantisipasi proses
penyakit gigi dan mulut dan permasalahannya secara
keseluruhan yang dapat dilaksanakan dalam prosedur
pelayanan di kamar praktek dan dengan pembinaan
kesehatan wilayah setempat.Tujuan Umum pelayanan
kesehatan gigi dan mulut adalah meningkatnya
partisipasi anggota masyarakat dan keluarganya untuk
bersama-sama mewujudkan tercapainya derajat
kesehatan gigi dan mulut masyarakat yang
optimal.Tujuan Khusus Meningkatnya kesadaran,
sikap dan prilaku masyarakat dalam kemampuan
pemeliharaan diri di bidang kesehatan gigi dan mulut
dalam mencari pertolongan sedini mungkin,
Meningkatkan kesehatan gigi pengguna jasa
pelayanan, keluarga dan komunikasinya,
Terselenggaranya pelayanan medik gigi dan mulut
yang berkualitas serta melibatkan partisipasi keluarga
terhadap perawatan, Menurunnya prevalensi penyakit
gigi dan mulut yang banyak diderita masyarakat
terutama pada kelompok masyarakat yang rawan.
Sasaran pada kelompok rentan untuk mendapatkan
pelayanan asuhan kesehatan gigi dan mulut yaitu :
1. Anak sekolah dasar
2. Kelompok ibu hamil dan menyusui
3. Anak pra sekolah
4. Kelompok masyarakat lain berpenghasilan rendah
5. Lansia
Puskesmas sebagai ujung tombak pelayanan
kesehatan masyarakat ternyata masih menyimpan berbagai
permasalahan yang kini banyak dikeluhkan oleh
masyarakat. Tidak hanya dilihat dari segi sarana dan
prasarana yang kurang memadai tetapi juga dari segi tenaga
medis yang demikian pula adanya. Oleh karena itu
diperlukan perhatian khusus dari pemerintah dalam
memberikan pelayanan kesehatan serta komitmen untuk
merubah sistem pelayanan kesehatan yang dinilai buruk
oleh masyarakat, selain itu puskesmas juga memiliki
standar pelayanan yang dapat memenuhi kebutuhan
masyarakat untuk mencapai kemakmuran dan kesejahteraan
masyarakat.

3.1.6 Gambaran Sumber Daya (SDM)

Pembangunan kesehatan di wilayah Imogiri I mengacu pada Visi


Pembangunan Kesehatan Kabupaten Bantul yaitu : “Terwujudnya
masyarakat Kabupaten Bantul yang sehat, cerdas, dan sejahtera
berdasarkan nila-nilai keagamaan, kemanusiaan dan kebangsaan, dalam
wadah Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). Dalam
melaksanakan fungsinya Puskesmas Imogiri I mempunyai visi dan misi
pembangunan kesehatan. Selanjutnya untuk mencapai visi dan misi
tersebut dilaksanakan dalam bentuk pelaksanaan Program Kegiatan
Pembangunan Kesehatan Puskesmas Imogiri I.
3.1.7 Struktur Organisasi Puskesmas

STRUKTUR ORGANISASI PUSKESMAS IMOGIRI I TAHUN 2019

KEPALA PUSKESMAS

dr. F. Sita Murti KA.SUB.BAG.TATA USAHA

Heni Tri Hastuti, SKM

KEPEGAWAIAN

Karjuni

KEUANGAN

Bend BLUD : Heni TH, SKM

Bend Penerimaan : Anna SN, Amd Kg

SISTEM INFORMASI PUSKESMAS

Reny Dwiriani, Amd Keb


RUMAH TANGGA

UKM & Keperawatan Kesehatan Masyarakat UKP, Kefarmasian dan Jaringan Yan Pusk & Jejaring
Laboratorium Fasyankes
drg. Endar Hayati

PEM. UMUM
UKM ESENSIAL PUSTU
UKM dr Ika Octaviani Arta
PENGEMBANGAN Rr Sri Mulyantari
KES. GILUT

PROMKES LANSIA
drg. Endar Hayati
PUSLING
Nestri AF, Amd Gz Etik Susmiyatun,
W Amd.Keb Nestri AF, Amd Gz
KIA-KB

Sumaryati, SST Keb SPd


Jiwa BIDAN DESA
KESLING
WUKIRSARI
Titik DP, Amd Kep GIZI
Singgih Pranowo, ST
Anita Nurun
Khikayah Aisiah, SST
Nikmah, Amd Keb
GIZI UKGM
LABORATORIUM BIDAN DESA
Khikayah Aisiah, SST drg Endar Hayati GIRIREJA
Linggarsih, Amd AK
Ari Wahyu Utami,
P2
PERSALINAN
BIDAN DESA IMOGIRI
Budi Yulaicha, Amd Kep
dr Ika Octaviani Arta
Bian Fusanawati,
PERKESMAS Amd Keb
RANAP
Endra Sarnyata,Amd Kep BIDAN DESA
dr I. Putu Cahya L KARANGTALUN

GADAR
JEJARING FASYANKES
dr I. Putu Cahya L
Nestri Arul F, Amd Gz
3.2 Profil Dusun Praktik Komunitas

3.2.1 Data Geografis

1.2.1.1 Letak Administratif

1.2.1.2 Batas Wilayah

1.2.1.3 Topografi Wilayah

3.2.2 Data Demografi

1.2.2.1 Distribusi Penduduk berdasarkan Umur

Rentang Umur :

a. 0 -5 Tahun 10%
b. 6 – 12 Tahun 10%
c. 13 – 18 Tahun15%
d. 19 – 35 Tahun35%
e. ˃ 55 Tahun30%

3.2.2.2 Distribusi Penduduk berdasarkan Jenis Kelamin

a. Perempuan 20,45%
b. Laki-laki 79,55%
3.2.2.3 Distribusi Penduduk berdasarkan Pendidikan
a. Belum pernah sekolah 11,3%
b. Tidak tamat SD 8,7%
c. Tamat SD 27,1%
d. Tamat SMP 22,8%
e. Tamat Sekolah Menengah Atas 26,6%
f. Tamat Perguruan Tinggi 3,5%
3.2.2.4 Distribusi Penduduk berdasarkan Pekerjaan
Rentang Pekerjaan :
a. Tidak Bekerja 10%
b. Buruh 35%
c. PNS 5%
d. TNI/POLRI 5%
e. Karyawan Swasta 20%
f. Wiraswasta 10%
g. Petani -
h. Pedagang 15%

3.2.2.5 Distribusi Penduduk berdasarkan Agama

1. katholik 2,24%

2. budha 0,25%

3. islam 97,51%
BAB 4

ASUHAN KEPERAWATAN KOMUNITAS

4.1 Pengkajian

RENTANG USIA JUMLAH


20 - 40 tahun 38
41- 60 tahun 61
TOTAL 99

RENTANG USIA

38%

20 - 40 tahun
41- 60 tahun

62%

JENIS KELAMIN JUMLAH


Laki – Laki 36
Perempuan 63
TOTAL 99
JENIS KELAMIN

70

60

50

40

30

20

10

0
Laki - Laki Perempuan

RENTANG PENDIDIKAN JUMLAH


Tidak Sekolah 2
SD 9
SMP 11
SMA 50
D2 1
D3 5
S1 15
S2 2
Sarjana 4
TOTAL 99

RENTANG PENDIDIKAN
15% 2% 2% 9%
4% 11%
Tidak Sekolah
SD
SMP
5% SMA
D2
1% D3
S1
S2
Sarjana

51%
RENTANG PEKERJAAN JUMLAH
Tidak bekerja 9
Buruh 49
PNS 13
Wiraswasta 28
TOTAL 99

RENTANG PEKERJAAN
60

50

40

30

20

10

0
Tidak bekerja Buruh PNS Wiraswasta

AGAMA JUMLAH
Islam 98
Katholik 1
TOTAL 99

AGAMA
1%

Islam
Katholik

99%
RIWAYAT JUMLAH
Orang tua 23
Diri sendiri 76
TOTAL 99

RIWAYAT HIPERTENSI

80
70
60
50
40
30
20
10
0
Orang tua Diri sendiri TOTAL

Tipe Rumah Jumlah


Permanen 99
Semi Permanen 0
Tidak Permanen 0

1. Tipe Rumah

Permanen
Semi Permanen
Tidak Permanen

Status Kepemilikan Rumah Jumlah


Milik Sendiri 97
Numpang 2
Sewa 0
2. Status Kepemilikan Rumah

100
90
80
70
60
50
40
30
20
10
0
Milik Sendiri Numpang

Jenis Lantai Jumlah


Tanah 5
Papan 0
Tegel/ Keramik 54
Semen 40

3. Jenis Lantai

Tanah
Papan
Tegel / Keramik
Semen
Sistem Ventilasi Jumlah
Ada 99
Tidak Ada 0

4. Sistem Ventilasi

Ada
Tidak Ada

Sistem Pencahayaan Jumlah


Terang 89
Kurang 10
Gelap 0

5. Sistem Pencahayaan
100
90
80
70
60
50
40
30
20
10
0
Terang Kurang Gelap

Jarak Rumah Jumlah


Bersatu 0
Dekat 99
Terpisah 0
6. Jarak Rumah dengan Tetangga
120

100

80

60 Jumlah
Axis Title

40

20

0
Bersatu Dekat Terpisah
Axis Title

Halaman Di Rumah Jumlah


Ada 60
Tidak Ada 39

7. Halaman Di Rumah

Ada
Tidak Ada

Pemanfaatan Pekarangan Jumlah


Kebun 25
Kolam 0
Kandang 10
Tidak Dimanfaatkan 64
8. Pemanfaatan Pekarangan

Kebun
Kolam
Kandang
Tidak Dimanfaatkan

Bahan Bakar Yang Digunakan Jumlah


Kompor Gas 94
Kompor Minyak 0
Kayu Bakar 5

9. Bahan Bakar Yang Digunakan

100
90
80
70
60
50
40
30
20
10
0
Kompor Gas Kompor Minyak Kayu Bakar

Sumber Air Masak Jumlah


PAM 5
Sumur 94
Air Mineral 0
Air Sungai 0
10. Sumber Air Masak

100
90
80
70
60 Jumlah

50
40
30
20
10
0
PAM Sumur Air Mineral Air Sungai

Pengelolaan Air Jumlah


Dimasak 99
Tidak Dimasak 0

11. Pengelolaan Air

Dimasak
Tidak Dimasak

Sumber Air Mencuci Jumlah


PAM 5
Sumur 94
Air Sungai 0
12. Sumber Air Mineral

PAM
Sumur
Air Sungai

Jarak Sumber Air Dengan Septik Tank Jumlah


Kurang Dari 10 Meter 25
Lebih Dari 10 Meter 74

13. Jarak Sumber Air Dengan Septik Tank


80

70

60

50
Jumlah
40

30

20

10

0
Kurang Dari 10 Meter Lebih Dari 10 Meter

Tempat Penampungan Air Sementara Jumlah


Bak 84
Ember 15
Gentong
14. Tempat Penampungan Air Sementara 0
Lain-lain 0

Bak
Ember
Gentong
Lain-lain
Kondisi Tempat Penampungan Air Jumlah
Tertutup 84
Terbuka 15

15. Kondisi Tempat Penampungan Air

90
80
70
Jumlah
60
50
40
30
20
10
0
Tertutup Terbuka

Kondisi Air Di Rumah Jumlah


Berasa/ bewarna/ berbau 0
Tidak berasa/ tidak berwarna/tidak berbau 99

16. Kondisi Air Di Rumah

Berasa/ bewarna/ berbau


Tidak berasa/ tidak
berwarna/tidak berbau

Pembuangan Sampah Jumlah


Tempat Pembuangan Umum 84
Di Sungai 0
Ditimbun 0
Dibakar 15
DiSembarang Tempat 0

17. Pembuangan Sampah

Tempat Pembuangan Umum


Di Sungai
Ditimbun
Dibakar
DiSembarang Tempat

Tempat Pembuangan Sampah Sementara Jumlah


Ada 99
Tidak Ada 0

18. Tempat Pembuangan Sampah Sementara


120

100

80
Jumlah
60

40

20

0
Ada Tidak Ada

Kondisi Tempat Penampungan Sampah Sementara Jumlah


Terbuka 35
Tertutup 64
19. Kondisi Tempat Penampungan Sampah Sementara

Terbuka
Tertutup

Jarak Penampungan Sampah & Rumah Jumlah


Kurang dari 5 meter 25
Lebih dari 5 meter 74

20. Jarak Penampungan Sampah & Rumah

80
70
60
Jumlah
50
40
30
20
10
0
Kurang dari 5 meter Lebih dari 5 meter

Kebiasaan BAB Jumlah


WC 99
Sungai 0
Sembarang Tempat 0
21. Kebiasaan BAB

WC
Sungai
Sembarang Tempat

Jenis Jamban Jumlah


Cemplung 0
Leher Angsa 99

22. Jenis Jamban

Cemplung
Leher Angsa

Sistem Pembuangan Air Limbah Jumlah


Resapan 99
Got 0
Sembarang Tempat 0
23. Sistem Pembuangan Air Limbah

Sembarang Tempat

Jumlah
Got

Resapan

0 10 20 30 40 50 60 70 80 90 100

Hewan Ternak Di Rumah Jumlah


Ada 15
Tidak Ada 84

24. Hewan Ternak Di Rumah

90
80
70
Jumlah
60
50
40
30
20
10
0
Ada Tidak Ada

Letak Kandang Jumlah


Dalam Rumah 0
Luar Rumah 15
25. Letak Kandang

Dalam Rumah
Luar Rumah

Kondisi kandang Jumlah


Terawat 10
Tidak Terawat 5

26. Kondisi Kandang

10
9
8
7 Jumlah
6
5
4
3
2
1
0
Terawat Tidak Terawat

  Variabel Jumlah Presentase


Pengetahuan Baik 95 96%
  Kurang Baik 4 4%

Pengetahuan

1%

Variabel
Jumlah
Presentase

99%

  Variabel Jumlah Presentase


Sikap Baik 91 92%
  Kurang Baik 8 8%

Sikap

Variabel Jumlah Presentase

  Variabel Jumlah Presentase


Perilaku Baik 92% 93%
  Kurang Baik 7% 7%
Perilaku

Variabel
50% Jumlah
50%
Presentase

4.2 Analisa Data


Analisa Masalah Kesehatan pada Masyarakat Agregat Usia Produktif Dengan masalah
kesehatan Hipertensi di Dusun Paduresan , Kelurahan Imogiri , Kecamatan Imogiri , Bantul ,
Yogyakarta
Data Masalah
Data Primer : Ketidakefektifan pemeliharaan kesehatan
Wawancara pada agregat usia produktif dengan
- Masih ada fungsi kader kesehatan masalah kesehatan hipertensi di Dusun
yang belum optimal dan belum Paduresan , kelurahan Imogiri ,
optimal dan belum aktif dalam Kecamatan Imogiri , Kabupaten Bantul
pelaksanaan pelayanan kesehatan
pada agregat lansia
- Agregat lansia yang memiliki gejala
nyeri kepala jarang memeriksakan
kesehatannya di puskesmas
- Kader lansia kurang mendapatkan
pengetahuan,pelatihan dan
pendampingan tentang perawatan
masyarakat dengan hipertensi
- Agregat lansia dalam kesehariannya
masih banyak yang mengurangi
konsumsi garam da nada beberapa
yang tetap minum kopi meskipun
memiliki riwayat hipertensi
Kuesioner ( n=99 orang )
- Pendidikan agregat dewasa SD (11%)
SMP (9%), SMA (51%) Diploma 3
(5%) , Sarjana (17%)
- Pengetahuan lansia tentang hipertensi
dengan kriteria kurang baik (4%)
- Perilaku agregat usia produktif
tentang hipertensi dengan kriteria
kurang baik sebanyak (7%).
- Hasil pemeriksaan tekanan darah
>140/80 mmHg = 58% dengan
jumlah responden 42 orang dari total
responden 99 orang .
Data Primer : Kesiapan meningkatkan manajemen
Wawancara kesehatan pada agregat usia produktif
- Masyarakat antusias dalam dengan masalah kesehatan hipertensi di
penanganan factor risiko pada Dusun Paduresan , Kelurahan Imogiri ,
penderita hipertensi dengan Kecamatan Imogiri , Kabupaten Bantul.
pengecekan secara berkala bila perlu
- Masyarakat mengexpresikan
keinginan untuk melakukan
penanganan terhadap hipertensi
Kuesioner ( n = 99 orang )
- Hasil pemeriksaan hipertensi yang
sudah normal : Laki – laki
<140/80mmHg =10% Perempuan
<140/80 mmHg = 25%
- Masyarakat dengan masalah
hipertensi yang telah memanfaatkan
pelayanan kesehatan ( puskesmas dan
RS) yang ada sebesar 64%

4.3 Diagnosa Keperawatan


1. Ketidakefektifan pemeliharaan kesehatan pada agregat usia produktif dengan masalah
kesehatan hipertensi di Dusun Paduresan , kelurahan Imogiri , Kecamatan Imogiri ,
Kabupaten Bantul
2. Kesiapan meningkatkan manajemen kesehatan pada agregat usia produktif dengan
masalah kesehatan hipertensi di Dusun Paduresan , Kelurahan Imogiri , Kecamatan
Imogiri , Kabupaten Bantul.
4.4 Prioritas Masalah
1. Ketidakefektifan pemeliharaan kesehatan pada agregat usia produktif dengan masalah kesehatan hipertensi di Dusun
Paduresan , kelurahan Imogiri , Kecamatan Imogiri , Kabupaten Bantul

4.5 Perencanaan

RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN KOMUNITAS


PADA AGGREGATE DEWASA DENGAN MASALAH HIPERTENSI (HIPERTENSION)
DI DUSUN PADURESAN , KELURAHAN IMOGIRI, KECAMATAN IMOGIRI, KABUPATEN BANTUL
Tujuan Strategi Rencana Evaluasi Sumber Tempat P
Dx. Kep Intervensi Kegiatan Dana
Umum Khusus Kriteria Standar
Ketidakefektifa Setelah Setelah dilakukan Pendidikan Kegiatan Primer :
n pemeliharaan dilakukan intervensi kesehatan 1. Penyampaian Kognitif 1. 60 % Mahasiswa Pendopo
kesehatan pada intervensi keperawatan pendidikan masyarakat ibu Noto
agregat dewasa keperawatan komunitas selama kesehatan usia dewasa rt 02
komunitas 3 minggu, terkait dengan atau Toprayan
dengan masalah
selama 3 diharapkan : penyakit tanpa
Hipertensi
minggu, 1. Meningkatk hipertensi masalah
( Hipertension ) diharapkan an atritits gout
di Dusun masalah pengetahuan mengikuti
Paduresan , Hipertensi masyarakat pendidikan
Kelurahan ( hipertension khususnya kesehatan
Imogiri, )di Dusun usia dewasa
Kecamatan Paduresan, tentang
Imogiri, Kelurahan pendidikan
Kabupaten Imogiri, kesehatan 2. Penyebaran Kognitif 2. Penyebaran Mahasiswa Pendopo
Bantul Kecamatan pada penyakit informasi informasi ibu Noto
Imogiri, hipertensi kesehatan pada rt 02
Kabupaten melalui keseluruha Toprayan
Bantul media n agregat
(leaflet dan dan Pendopo
banner) mengkamp ibu Noto
Penyebaran Kegiatan Kognitf anyekan Mahasiswa rt 02
informasi Sekunder : hidup sehat Toprayan
1. Kontrol
risiko 1. 50%
kesehatan
Masyarakat
komunitas:
tradisi dengan usia
budaya tidak dewasa
sehat dengan merubah
mengajarkan perilaku
penanganan yang
pada berisiko
masyarakat
meningkatk
dengan
Hipertensi an faktor
penyebab
kekambuha
n
Hipertensi
Pendidikan Kegiatan Afektif Mahasiswa Pendopo
kesehatan Tersier : 1. Masyarakat Ibu Noto
1. Melibatkan dengan rt 02
keluarga keluhan Toprayan
dalam hal
pemeilharaan Hipertensi
kesehatan dapat
pada terfasilitasi
masyarakat dalam
yang pendidikan
memiliki kesehatan
Hipertensi
dan
dan atau
sudah mendapatk
memiliki an
riwayat informasi
Hipertensi mengenai
Hipertensi
Kesiapan Setelah Setelah dilakukan Pendidikan Kegiatan Primer : Kognitif 1. Masyarakat Mahasiswa Pendopo
meningkatkan dilakukan intervensi Kesehatan 1. Memberikan mampu Ibu Noto
manajemen intervensi keperawatan penyuluhan melakukan rt 02
kesehatanpada keperawatan komunitas selama tentang perawatan Toprayan
komunitas 3 minggu, perawatan di di rumah
agregat dewasa
selama 3 diharapkan : rumah apabila
dengan masalah
minggu, 1. Sikap dan tentang gejala
Hipertensi( Hipe diharapkan perilaku penanganan akibat
rtension) di masalah positif tentang Hipertensi Hipertensi
Dusun Hipertensi( Hi perawatan dirasakan
Paduresan, pertension) di pada seperti;
Kelurahan Dusun Hipertensi pemijatan
imogiri, Paduresan , dipertahnakan yang efektif
Kecamatan Kelurahan
Imogiri, Imogiri,
Kecamatan
Kabupaten
Imogiri,
Bantul
Kabupaten 1. Masyarakat
Bantul Kegiatan ikut dalam
Proses Sekunder : Psikomotor aktifitas Mahasiswa Pendopo
kelompok 1. Bersama fisik dalam Ibu Noto
dengan kader kurun Rt 02
menignkatka waktu 1 Toprayan
n intensitas minggu
pertemuan sekali guna
guna meningkatk
pemeriksaan an daya
dan tindak tahan tubuh
lanjut dari dan
perawatan menurunka
pada usia n stress
dewasa
dengan
Hipertensi

Kegiatan Tersier
1. Melibatkan 1. Mengetahui
keluarga kondisi Masyarakat
Kerjasama menggunaka Afektif kesehatan
n fasilitas terutama Fasilitas
kesehatan hipertensi kesehatan
yang ada sedini terdekat
guna mungkin
pemeriksaan untuk
Hipertensi melakukan
secara rutin pencegahan
yang perlu
dilakukan
sesuai
kemampua
n dan
pengetahua
n setalah
dilakukann
ya
pendidikan
kesehatan
4.6 Implementasi

No Diagnosa Tanggal Implementasi Tujuan Sasaran Evaluasi Faktor Faktor Pelaksana


Keperawatan Kegiatan Pendukung Penghambat
1. Ketidakefektif Minggu, 1. Melakukan Karakteristik Masyarakat 1. Masyarakat Masyarakat Jumlah Mahasiswa
an 07 April penyuluhan spesifik Usia berjumlah yang datang kehadiran
pemeliharaan 2019 tentang penyakit (dari Produktif Kurang mayoritas masyarakat
kesehatan pengertian, tidak ada lebih 15 sesuai dengan hanya 20 %
pada agregat tanda gejala, pengetahuan orang, agregat yang dari jumlah
dewasa komplikasi, (1) menjadi masyarakat diharapkan yang
dengan serta makanan pengetahuan sudah (usia diharapkan
masalah yang perlu sedang (3) mengerti produktif)
Hipertensi dihindari tentang
( Hipertension maupun pengertian,
) di Dusun dikonsumsi. tanda
Paduresan , gejala,
Kelurahan komplikasi,
Imogiri, serta
Kecamatan makanan
Imogiri, yang perlu
Kabupaten dihindari
Bantul maupun
dikonsumsi.

2. Melakukan Memicu Masyarakat 2. Masyarakat Masyarakat Jumlah Mahasiswa


diskusi dengan semangat Usia antusias antusias kehadiran
masyarakat warga untuk Produktif untuk dengan masyarakat
usia produktif lebih mendapat materi yang hanya 20 %
seputar memperhatika informasi disampaikan dari jumlah
penyakit n masalah tentang yang
hipertensi. kesehatan hipertensi diharapkan
hipertensi
2. Kesiapan Minggu, 1. Melakukan Karakteristik Masyarakat 3. Masyarakat Masyarakat Jumlah Mahasiswa
meningkatkan 07 April penyuluhan spesifik Usia berjumlah yang datang kehadiran
manajemen 2019 tentang penyakit (dari Produktif Kurang mayoritas masyarakat
kesehatan pengertian, tidak ada lebih 15 sesuai dengan hanya 20 %
pada agregat tanda gejala, pengetahuan orang, agregat yang dari jumlah
dewasa komplikasi, (1) menjadi masyarakat diharapkan yang
dengan serta makanan pengetahuan sudah (usia diharapkan
masalah yang perlu sedang (3) mengerti produktif)
Hipertensi( Hi dihindari tentang
pertension) di maupun pengertian,
Dusun dikonsumsi. tanda
Paduresan, gejala,
Kelurahan komplikasi,
imogiri, serta
Kecamatan makanan
Imogiri, yang perlu
Kabupaten dihindari
Bantul maupun
dikonsumsi.
Rabu, 2. Senam Meningkatkan Masyarakat 4. Masyarakat Masyarakat Jumlah Mahasiswa
10 April Hipertensi keterampilan Usia antusias sangat kehadiran
2019 pada usia pengendalian Produktif untuk bersemangat masyarakat
produktif dan hipertensi dan Lansia mengikuti untuk 60 % dari
lansia senam mengikuti jumlah yang
hipertensi senam diharapkan
BAB 5

PEMBAHASAN DAN IMPLIKASI

5.1 Pembahasan

5.2 Implikasi

Anda mungkin juga menyukai