Anda di halaman 1dari 13

LAPORAN PENDAHULUAN DENGAN DIAGNOSA MEDIS

DENGUE HEMORAGIC FEVER


(DHF)

1.KONSEP DASAR PENYAKIT

A. DEFINISI
Dengue Hemoragic Fever (DHF) adalah penyakit yang disebabkan oleh virus
dengue yang ditularkan oleh gigitan nyamuk aedes aegypti dan aedes albopictus.
Virus ini akan mengganggu kinerja darah kapiler dan sistem pembekuan darah,
sehingga mengakibatkan perdarahan-perdarahan. Penyakit ini banyak ditemukan di
daerah tropis, seperti Asia Tenggara, India, Brazil, Amerika, termasuk diseluruh
pelosok Indonesia, kecuali di tempat-tempat dengan ketinggian lebih dari 1000 m
diatas permukaan air laut. Demam berdarah dengue tidak menular melalui kontak
manusia dengan manusia. Virus dengue sebagai penyebab demam berdarah hanya
dapat ditularkan melalui nyamuk (Prasetyono 2012).

Demam berdarah dengue adalah suatau penyakit yang disebabkan oleh virus
dengue (arbovirus) yang masuk kedalam tubuh melalui gigitan nyamuk aedes aegypti
(Suriadi & Yuliana, 2006). DHF adalah penyakit yang terdapat pada anak dan dewasa
dengangejala utama demam, nyeri otot, dan sendi yang biasanya memburuk setelah
dua hari pertama.( Hendarwanto; 417; 2004 )

B. ANATOMI FISIOLOGI
Hematologi adalah ilmu yang mempelajari segala sesuatu tentang darah dan
aspeknya pada keadaan sehat atau sakit dalam keadaan normal volume darah manusia
± 7-8 % dari berat badan. (Lauralee Sherwood : 2001) Bila darah lengkap dibiarkan
membeku dan bekuan dibuang cairan yang tertinggal dinamakan serum.
Anatomi Fisiologi (Syaiffudin, 1997: Hal. 4)
1. Sel-sel darah ada 3 macam yaitu:
a) Eritrosit (sel darah merah)
Eritrosit merupakan sel darah yang telah berdeferensi jauh dan mempunyai
fungsi khusus untuk transport oksigen.Sel darah merah : Kekurangan
eritrosit, Hb, dan Fe akan mengakibatkan anemia.
b) Leukosit (sel darah putih)
Sel darah putih : Berfungsi mempertahankan tubuh dari serangan penyakit
dengan cara memakan (fagositosis) penyakit tersebut. Itulah sebabnya
leukosit disebut juga fagosit.Sel darah putih yang mengandung inti,
normalnya 5.000 – 9.000 sel/mm³.
c) Trombosit (sel pembeku darah)
Keping darah berwujud cakram protoplasmanya kecil yang dalam peredaran
darah tidak berwarna, jumlahnya dapat bevariasi antara 200.000 –
300.000/mm³ darah.
2. Struktur Sel
a) Membran sel (selaput sel)
Membran struktur elastic yang sangat tipis, tebalnya hanya 7,5-10nm.
Hampir seluruhnya terdiri dari keeping-keping halus gabungan protein
lemak yang merupakan lewatnya berbagai zat yang keluar masuk sel.
Membran ini bertugas untuk mengatur hidup sel dan menerima segala untuk
rangsangan yang datang.
b) Plasma
Terdiri dari beberapa komponen yaitu :
 Air membentuk 90 % volume plasma
 Protein plasma, berfungsi untuk menjaga volume dan tekanan darah
serta melawan bibit penyakit (immunoglobulin).
 Garam (mineral) plasma dan gas terdiri atas O2 dan CO2
berfungsi untuk menjaga tekanan osmotik dan pH darah sehingga
fungsi normal jaringan tubuh.
 Zat-zat makanan sebagai makanan sel.
 Zat-zat lain seperti hormon, vitamin, dan enzim yang berfungsi untuk
membantu metabolisme.
 Antibodi dan antitoksin melindungi badan dari infeksi bakteri
 Sesuai produk jaringan : urea, asam urat dan kreatinin

C. ETIOLOGI
Virus dengue, termasuk genus flavivirus, keluarga flaviridae. Terdapat 4
serotipe virus yaitu DEN-2, DEN-3 dan DEN-4. Keempatnya ditemukan di indonesia
dengan den-3 serotype terbanyak. Infeksi salah satu serotipe akan menimbulkan
antibodi terhadap serotipe yang bersangkutan, sedangkan antibodi yang terbentuk
terhadap serotipe lain sangat kurang, sehingga tidak dapat memberi perlindungan
yang memadai terhadap serotipe lain tersebut. Seseorang yang tinggal di daerah
endemis dengue dapat terinfeksi oleh 3 atau 4 serotipe selama hidupnya. Keempat
serotipe virus dengue dapat ditemukan diberbagai daerah di indonesia (Sudoyo Aru,
2009).
Virus Dengue berbentuk batang, bersifat termoragil, sensitif terhadap
inaktivitas oleh distiter dan natrium diaksikolat, stabil pada suhu 700C. Keempat tipe
tersebut telah ditemukan pula di Indonesia dengan tipe DEN 3 yang paling banyak
ditemukan (Hendarwanto 2010).

D. MANIFESTASI KLINIS
Menurut Khair 2013, tanda dan gejalanya adalah :
1) Demam tinggi 5-7 hari
2) Perdarahan , terutama perdarahan bawah kulit, ptekie, hematoma
3) Epistaksi, hemamelena, hematuria
4) Mual, muntah diare, konstipasi, tidak ada nafsu makan
5) Nyeri otot, tulang dan sendi, abdomen dan ulu hati.
6) Sakit kepala
7) Pembengkakan sekitar mata
8) Pembesaran hati, limpa dan kelenjer getah bening
9) Tanda-tanda renjatan (sianosis, kulit lembab dan dingin,tekanan darah
menurun, gelisah, capila reffil time lebih dari 2 detik nadi cepat dan lemah).
Pada bayi dan anak-anak kecil biasanya berupa :
1) Demam disertai ruam-ruam makulopapular
2) Pada anak-anak yang lebih besar dan dewasa, bisa dimulai dengan demam
ringan/ demam tinggi (> 39◦C) yang tiba- tiba dan berlangsung selama 2-7
hari, disertai sakit kepala hebat, nyeri dibelakang mata, nyeri sendi dan otot,
mual dam muntah dan ruam-ruam.
3) Bintik-bintik perdarahan dikulit sering terjadi, kadang-kadang disertai bintik-
bintik perdarahan di farings dan konjungtiva
4) Penderita juga sering mengeluh nyeri menelan, tidak enak di ulu hati, nyeri
ditulang rusuk kanan dan nyeri seluruh perut
5) Kadang-kadang demam mencapai 40-41◦C dan terjadi kejang demam pada
bayi.

E. PATOFISIOLOGI
Virus Dengue masuk ke dalam tubuh manusia melalui gigitan nyamuk terjadi
viremia, yang ditandai dengan demam mendadak tanpa penyebab yangjelas disertai
gejala lain seperti sakit kepala, mual, muntah, nyeri otot, pegal diseluruh tubuh, nafsu
makan berkurang dan sakit perut, bintik-bintik merahpada kulit. Kelainan juga dapat
terjadi pada sistem retikulo endotel atauseperti pembesaran kelenjar-kelenjar getah
bening, hati dan limpa. Pelepasanzat anafilaktoksin, histamin dan serotonin serta
aktivitas dari sistem kalikreinmenyebabkan permeabilitas dinding kapiler/vaskuler
sehingga cairan dari intravaskuler keluar ke ekstra vaskuler atau terjadinya
perembesaran plasma akibat pembesaran plasama terjadi pengurangan volume plasma
yang menyebabkan hipovolemia, penurunan tekanan darah ,hemokonsentrasi,
hipoproteinemia, efusi dan renjatan. Selain itu sistemreikulo endotel bisa terganggu
sehingga menyebabkan reaksi antigen anti bodiyang akhirnya bisa menyebabkan
anaphylaxia (Price dan Wilson, 2000).
Plasma merembes sejak permulaan demam dan mencapai puncaknyasaat
renjatan. Pada pasien dengan renjatan berat, volume plasma dapatberkurang sampai
30% atau lebih. Bila renjatan hipovolemik yang terjadiakibat kehilangan plasma yang
tidak dengan segera diatasi maka akan terjadianoksia jaringan, asidosis metabolik dan
kematian. Terjadinya renjatan inibiasanya pada hari ke-3 dan ke-7 (Sudoyo, 2000).
Akibat lain dari virus dengue dalam peredaran darah akanmenyebabkan
depresi sumsum tulang sehingga akan terjadi trombositopenia,yang berlanjut akan
menyebabkan perdarahan karena gangguan trombosit dankelainan koagulasi dan
akhirnya sampai pada perdarahan. Reaksi perdarahanpada pasien DHF diakibatkan
adanya gangguan pada hemostasis yangmencakup perubahan vaskuler,
trombositopenia (trombosit < 100.000/mm3),menurunnya fungsi trombosit dan
menurunnya faktor koagulasi (protrombin,faktor V, IX, X dan fibrinogen).
Perdarahan yang terjadi seperti peteke,ekimosis, purpura, epistaksis, perdarahan gusi,
sampai perdarahan hebat pada traktus gastrointestinal Pembekuan yang meluas pada
intravaskuler (DIC) jugabisa menyebabkan terjadi saat renjatan (Price dan Wilson,
2000).
F. PATHWAY
G. PEMERIKSAAN PENUNJANG
1. Pemeriksaan Laboratorium :
a) Trombosit menurun
b) Hematokrit meningkat 20% atau lebih
c) Leukosit menurun pada hari kedua dan ketiga
d) Kadar albumin menurun dan bersifat sementara
e) Hipoproteinemia( Protein darah rendah )
f) Hiponatremia( NA rendah )
2. Pemeriksaan Radiologi
Pada foto trorax ( pada DHF grade III/ IV dan sebagian besar grade II) di
dapatkan efusi pleura.

H. PENATALAKSANAAN
1. DHF Tanpa Renjatan
- Beri minum banyak ( 1 ½ – 2 liter / hari )
- Obat anti piretik, untuk menurunkan panas, dapat juga dilakukan
kompres
- Jika kejang maka dapat diberi luminal ( antionvulsan ) untuk anak
<1th dosis 50 mg im dan untuk anak >1th 75 mg im. Jika 15 menit
kejang belum teratasi , beri lagi luminal dengan dosis 3mg / kb bb (
anak <1th dan pada anak >1th diberikan 5 mg/ kg bb.
- Berikan infus jika terus muntah dan hematokrit meningkat
2. DHF Dengan Renjatan
- Pasang infuse(RL, NaCl Faali) yang biasa digunakan
- Jika dengan infus tidak ada respon maka berikan plasma expander
(20– 30 ml/ kg BB )
- Tranfusi jika Hb dan Ht turun
-
I. PENATALAKSANAAN KEPERAWATAN
1. Pengawasan tanda – tanda vital secara kontinue tiap jam
2. Pemeriksaan Hb, Ht, Trombocyt tiap 4 Jam
3. Observasi intake output
4. Diet makan lunak
5. Pada pasienDHF derajat I : Pasien diistirahatkan, observasi tanda vital tiap 3
jam , periksa Hb, Ht, Thrombosit tiap 4 jam beri minum 1 ½ liter – 2 liter per
hari, beri kompres.
6. Pada pasien DHF derajat II : pengawasan tanda vital, pemeriksaan Hb, Ht,
Thrombocyt, perhatikan gejala seperti nadi lemah, kecil dan cepat, tekanan
darah menurun, anuria dan sakit perut, beri infus.
7. Pada pasien DHF derajat III : Infus guyur, posisi semi fowler, beri o2
pengawasan tanda – tanda vital tiap 15 menit, pasang cateter, observasi
productie urin tiap jam, periksa Hb, Ht dan thrombocyt.
8. Resiko Perdarahan
 Obsevasi perdarahan : Pteckie, Epistaksis, Hematomesis dan melena
 Catat banyak, warna dari perdarahan
 Pasang NGT pada pasien dengan perdarahan tractus Gastro Intestinal
9. Peningkatan suhu tubuh
 Observasi / Ukur suhu tubuh secara periodik
 Beri minum banyak
 Berikan kompres
ASUHAN KEPERAWATAN

A. PENGKAJIAN
Dalam melakukan asuhan keperawatan, pengkajian merupakan dasar utama
dan hal yang penting di lakukan baik saat pasien pertama kali masuk rumah sakit
maupun selama pasien dirawat di rumah sakit.
1. Biodata
Identitas klien : nama, umur, jenis kelamin, status perkawinan, agama, suku/
bangsa, pendidikan, pekerjaan, alamat dan nomor register.
2. Riwayat kesehatan
a. Keluhan utama
Pasien mengeluh panas, sakit kepala, lemah, nyeri ulu hati, mual dan nafsu
makan menurun.
b. Riwayat kesehatan sekarang
Riwayat kesehatan menunjukkan adanya sakit kepala, nyeri otot, pegal
seluruh tubuh, sakit pada waktu menelan, lemah, panas, mual, dan nafsu
makan menurun.
c. Riwayat kesehatan dahulu
Apakah dahulu klien pernah menderita penyakit yang sama?
d. Riwayat kesehatan keluarga
Apakah ada riwayat keluarga yang menderita sakit yang sama dengan
klien.Riwayat adanya penyakit DHF pada anggota keluarga yang lain sangat
menentukan, karena penyakit DHF adalah penyakit yang bisa ditularkan
melalui gigitan nyamuk aides aigepty.
e. Riwayat Kesehatan Lingkungan
Biasanya lingkungan kurang bersih, banyak genangan air bersih seperti
kaleng bekas, ban bekas, tempat air minum burung yang jarang diganti
airnya, bak mandi jarang dibersihkan.
f. Riwayat Tumbuh Kembang
Pengkajian Per Sistem:
1) Sistem Pernapasan
Sesak, perdarahan melalui hidung, pernapasan dangkal, epistaksis,
pergerakan dada simetris, perkusi sonor, pada auskultasi terdengar
ronchi, krakles.
2) Sistem Integumen.
Terjadi peningkatan suhu tubuh, kulit kering, pada grade I terdapat
positif pada uji tourniquet, terjadi pethike, pada grade III dapat terjadi
perdarahan spontan pada kulit.
3. Pola Pengkajian secara fungsional :
a. Nutrisi-Metabolik
Menggambarkan informasi tentang riwayat pasien mengenai konsumsi
makanan dan cairan, tipe intake makan dan minum sehari, penggunaan
suplemen, vitamin makanan.Masalah nafsu makan, mual, rasa panas diperut,
lapar dan haus berlebihan.
b. Eliminasi
Menggambarkan informasi tentang riwayat pasien mengenai pola BAB,
BAK frekwensi karakter BAB terakhir, frekwensi BAK.
c. Aktivitas – Latihan
Meliputi informasi riwayat pasien tentang pola latihan, keseimbangan
energy, tipe dan keteraturan latihan, aktivitas yang dilakukan dirumah, atau
tempat sakit.
d. Istirahat tidur
Meliputi informasi riwayat pasien tentang frekwensi dan durasi periode
istirahat tidur, penggunaan obat tidur, kondisi lingkungan saat tidur, masalah
yang dirasakan saat tidur.
e. Kognitif- perceptual
Meliputi informasi riwayat pasien tentang fungsi sensori, kenyamanan dan
nyeri, fungsi kognitif, status pendengaran, penglihatan, masalah dengan
pengecap dan pembau, sensasi perabaan, baal, kesemutan
f. Konsep diri-persepsi diri
Meliputi riwayat pasien tentang peran dalam keluarga dan peran social,
kepuasan dan ketidakpuasan dengan peran
g. Seksual reproduksi
Meliputi informasi tentang focus pasutri terhadap kepuasan atau
ketidakpuasan dengan seks, orientasi seksual
h. Koping toleransi stress
Meliputi informasi riwayat pasien tentang metode untuk mengatasi atau
koping terhadap stress
i. Nilai kepercayaan
Meliputi informasi riwayat pasien tentang nilai, tujuan, dankepercayaan
berhubungan dengan pilihan membuat keputusan kepercayaan spiritual.

B. DIAGNOSA KEPERAWATAN

1. Peningkatan suhu tubuh berhubungan dengan proses penyakit (viremia).


2. Kurangnya volume cairan tubuh berhubungan dengan peningkatan
permeabilitas dinding plasma.
3. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan berhubungan dengan mual,
muntah, anoreksia.
C. RENCANA KEPERAWATAN

No Dx Keperawatan NOC NIC


1 Hipertermi b/d proses  Thermoregulasi 1. Monitor suhu sesering
infeksi virus dengue Kriteria Hasil : mungkin
- Suhu tubuh dalam 2. Monitor IWL
rentang normal 3. Monitor warna dan
- Nadi dan RR suhu kulit
dalam rentang 4. Monitor tekanan
normal darah, nadi dan RR
- Tidak ada 5. Monitor penurunan
perubahan warna tingkat kesadaran
kulit dan tidak ada 6. Monitor WBC, Hb, dan
pusing, merasa Hct
nyaman 7. Berikan anti piretik
8. Selimuti pasien
9. Berikan cairan intraven
10. Kompres pasien pada
lipat paha dan aksila
Temperature regulation
11. Monitor suhu minimal
tiap 2 jam
12. Monitor tanda-tanda
hipertermi dan
hipotermi
13. Tingkatkan intake
cairan dan nutrisi
14. Berikan anti piretik jika
perlu
15. Monitor TD, nadi,
suhu,

2 Kurangnya volume cairan  Fluid balance 1. Timpang popok jika


tubuh b/d peningkatan  Hydration diperlukan
permeabelitas dinding  Nutritional status : 2. Pertahankan catat
plasma food and fluid intake intake dan output yang
Kriteria hasil : akurat
- Mempertahankan urine 3. Monitor status
output sesuai dengan dehidrasi (kelembaban
usia dan BB, BJ urine membran mukosa, nadi
normal, HT normal adekuat,) jika
- Tekanan darah, nadi, diperlukan
suhu tubuh dalam batas 4. Monitor masukan
normal makanan / cairan dan
- Tidak ada tanda-tanda hitung intake kalori
dehidrasi, elastisitas harian
tugor kulit baik, 5. Kalaborasikan
membran mukosa pemberian cairan IV
lembab, tidak ada rasa 6. Monitor status nutrisi
haus yang berlebihan 7. Dorong keluarga untuk
membantu pasien
makan
8. Tawarkan snack (jus
buah, buah segar)
9. Kolaborasi denagn
dokter
10. Monitor tingkat Hb,
dan hematokrit
11. Monitor BB
12. Dorong pasien untuk
menambah intake oral

3 Ketidakseimbangan nutrisi  Nutritional Status : 1. Kaji adanya alergi


kurang dari kebutuhan nutrient intake makanan
tubuh Berhubungan  Nutritional Status : 2. Kolaborasi dengan ahli
dengan mual,muntah, Food and Fluid Intake gizi untuk menentukan
anoreksia  Weight control jumlah kalori dan
nutrisi yang di
Kriteria hasil :
butuhkan klien
- Adanya peningkatan
3. Yakinkan diet yang
berat badan sesuai
akan dimakan
dengan tujuan
mengandung tinggi
- Berat badan ideal
serat untuk mencegah
sesuai dengan tinggi
konstipasi
badan
4. Ajarkan pasien
- Mampu
bagaimana membuat
mengidentifikasi
catatan makanan
kebutuhan nutrisi
harian.
- Tidak ada tanda-tanda
5. Monitor adanya
malnutrisi penurunan BB dan gula
- Menunjukan darah
peningkatan fungsi 6. Monitor lingkungan
pengecapan dari saat makan
menelan 7. Jadwalkan pengobatan
- Tidak terjadi dan tindakan tidak
penurunan berat selama jam makan
badan yang berarti 8. Monitor turgor kulit
9. Monitor kekeringan,
rambut kusam, total
protein, Hb dan kadar
Ht
10. Monitor mual dan
muntah
11. Monitor pucat,
kemerahan, dan
kekeringan jaringan
konjungtiva
12. Monitor intake nutrisi
13. Informasikan pada
klien dan keluarga
tentang manfaat nutrisi
14. Kolaborasi dengan
dokter tentang
kebutuhan suplemen
makanan seperti NGT/
TPN sehingga intake
cairan yang adekuat
dapat dipertahankan
15. Atur posisi semifowler
atau fowler tinggi
selama makan
16. Anjurkan banyak
minum
DAFTAR PUSTAKA

Agustiani, Nurlinda. 2008. Karya Tulis Ilmiah DHF. Samarinda


Herdman, T. Heather. 2012. Diagnosis Keperawatan : Definisi dan Klasifikasi 2012-
2014. Jakarta : EGC.
Mansjoer, Arif. 2001. Kapita Selekta Kedokteran Edisi 3 Jilid 1. Jakarta : EGC.
Maryunani, Anik. 2009. Ilmu Kesehatan Anak dalam Kebidanan. Jakarta : TIM.
M. Nurs, Nursalam. 2005. Asuhan Keperawatan pada bayi dan anak. Salemba
Medika. Jakarta.
Ngastiyah. (1995). Perawatan Anak Sakit, Penerbit Buku Kedokteran EGC, Jakarta.
Nurarif, Amin Huda dan Hardhi Kusuma. 2013. Aplikasi NANDA NIC NOC.
Yogyakarta : Media Action Publishing.
Perry, Potter. 2005. Buku Ajar Fundamental Keperawatan. EGC. Jakarta.
Prawirohardjo, Sarwono. 2007. Buku Acuan Nasional Pelayanan Kesehatan Maternal
dan Neonatal. Jakarta : Bina Pustaka
Suriadi, Yuliani, Rita. 2010. Asuhan Keperawatan Pada Anak Edisi 2. Sagung Seto.
Jakarta
Wilkinson, Judith M. 2013. Buku Saku Diagnosis Keperawatan. Jakarta : EGC.

Anda mungkin juga menyukai