Anda di halaman 1dari 42

LAPORAN INDIVIDU

ASUHAN KEBIDANAN KOMUNITAS


PADA KELUARGA TN. R PADA NY. D DENGAN ANEMIA
DI DESA MOYO DUSUN KARANG ORONG KECAMATAN MOYO HILIR

Disusun oleh :
SILVA DIAH GAYATRI
0BA21004

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN GRIYA HUSADA SUMBAWA


JURUSAN KEBIDANAN PROGRAM STUDI D3 KEBIDANAN
TAHUN AJARAN 2023/2024
HALAMAN PENGESAHAN

ASUHAN KEBIDANAN KOMUNITAS


PADA KELUARGA TN. R PADA NY. D DENGAN ANEMIA
DI DESA MOYO DUSUN KARANG ORONG KECAMATAN MOYO HILIR

Laporan Kelompok Praktik Komunitas Telah Memenuhi Persyaratan dan Disetujui Tanggal, Maret
2024

Menyetujui dan Mengesahkan

Pembimbing

(Yunita Lestari, S. ST., M.KM)


NIK: 199202202016009

Mengetahui,
Ketua Program Studi D3 Kebidanan

(Galuh Permatasari, S.Tr.Keb., M.H)


NIK:19910092020118

i
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Wr.Wb, Puji syukur senantiasa kita panjatkan kepada Tuhan Yang
Maha Esa. Atas limpahan rahmat dan karunia-Nya sehingga laporan Praktik Kebidanan
Komunitas dapat diselesaikan tepat waktu. Laporan Kelompok kegiatan Kebidanan Komunitas
ini disusun sebagai bentuk pertanggungjawaban tertulis atas terlaksananya kegiatan. Kegiatan
Kebidanan Komunitas dilaksanakan dalam waktu 5 minggu dimulai sejak 05 Februari 2024
sampai dengan 07 Maret 2024. Selama periode Kebidanan Komunitas, aktivitas yang dilakukan
mahasiswa adalah terjun langsung di lapangan di bawah pengawasan pihak kampus.
Praktik Kebidanan Komunitas merupakan tahapan yang harus dijalani mahasiswa program
studi D3 Kebidanan. Kelancaran kegiatan Kebidanan Komunitas ini tidak terlepas dari bantuan
berbagai pihak, baik secara langsung maupun tidak langsung. Oleh karena itu, penulis
mengucapkan terima kasih kepada pihak-pihak yang telah membantu:
1. Rusmayadi,S.Kep.Ners,M.P.H selaku ketua Stikes Griya Husada Sumbawa
2. Bapak Junaidin selaku kepala Desa Moyo yang telah memberikan kesempatan kepada kami
untuk melaksanakan Praktik Kebidanan Komunitas
3. Galuh Permatasari, S.Tr. Keb, M.H selaku ketua prodi D3 Kebidanan Stikes Griya Husada
Sumbawa
4. Yunita Lestari, S. ST, M. KM selaku pembimbing praktik Kebidanan komunitas
5. Segenap jajaran struktur organisasi Lembaga Desa Moyo yang telah banyak bekerja sama
dengan kami, baik karyawan maupun pimpinan lembaga maupun masyarakat.
6. Teman-teman prodi D3 Kebidanan angkatan 2021.
Semoga laporan Kebidanan Komunitas ini dapat memberikan manfaat, baik berupa
inspirasi maupun motivasi bagi pembaca. Dalam proses pembuatan laporan tentu masih terdapat
banyak kesalahan. Oleh karena itu, kritik dan saran sangat kami harapkan demi perbaikan
laporan ini.

Sumbawa Besar, 18 Maret 2024

ii
DAFTAR ISI

COVER.............................................................................................................................................
HALAMAN PENGESAHAN........................................................................................................i
KATA PENGANTAR...................................................................................................................ii
DAFTAR ISI.................................................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN..............................................................................................................1
A. Latar Belakang............................................................................................................1
B. Tujuan.........................................................................................................................2
C. Manfaat.......................................................................................................................3
BAB II TINJAUAN TEORI.........................................................................................................4
A. Konsep dasar kebidanan komunitas...........................................................................4
B. Pengertian Anemia.....................................................................................................5
C. Etiologi Anemia.........................................................................................................5
D. Klasifikasi Anemia.....................................................................................................5
E. Tanda dan Gejala Anemia..........................................................................................6
F. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Anemia pada Ibu Hamil.....................................7
G. Patofisiologis............................................................................................................11
H. Dampak Anemia Pada Kehamilan............................................................................12
I. Penatalaksanaan Anemia..........................................................................................13
J. Pencegahan Anemia.................................................................................................13
BAB III TINJAUAN KASUS.....................................................................................................16
PENGKAJIAN DATA.................................................................................................................16
A. Data subyektif...........................................................................................................16
B. Data obyektif............................................................................................................20
C. Analisa data..............................................................................................................21
D. Planning....................................................................................................................22
BAB IV PENUTUP......................................................................................................................25
A. Kesimpulan...............................................................................................................25
B. Saran.........................................................................................................................26
DAFTAR PUSTAKA...................................................................................................................27

iii
Lampiran
Satuan Acara Penyuluhan(SAP)
Leaflet
Dokumentasi

iv
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Menurut World Health Organization (WHO), Anemia adalah suatu keadaan


dimana kadar hemoglobin lebih rendah dari batas normal yaitu < 11 gram/dl. Anemia
dalam kehamilan merupakan masalah yang perlu mendapat penanganan khusus oleh
karena prevalensinya yang masih tinggi. Berbagai negara termasuk Indonesia melaporkan
angka prevalensi anemia pada wanita hamil masih tinggi.

Kejadian anemia pada ibu hamil yang tidak ditindak lanjuti dengan baik
kemungkinan besar akan berdampak semakin buruk pada kesehatan ibu dan bayi serta
meningkatkan angka kematian ibu dan bayi. Prevalensi ibu-ibu hamil di seluruh dunia
tahun 2021 yang mengalami anemia sebesar 41, 8%. Prevalensi di antara ibu hamil
bervariasi dari 31% di Amerika Selatan hingga 64% di Asia bagian selatan. Gabungan
Asia selatan dan Tenggara turut menyumbang hingga 58% total penduduk yang
mengalami anemia pada kehamilan di negara berkembang (Salma, Buton and Regency,
2022). Kejadian anemia atau kekurangan darah pada ibu hamil di Indonesia masih
tergolong tinggi, yaitu sebanyak 48,9% (Kemenkes RI., 2021).

Faktor-faktor yang memengaruhi kesehatan kejadian anemia pada ibu hamil


banyak sekali, diantaranya adalah karakteristik ibu hamil yaitu pendapatan keluarga,
pendidikan ibu, umur ibu, pengetahuan ibu, kepatuhan konsumsi tablet Fe, jarak
kehamilan dan status gizi ibu (Zuiatna, 2021). Anemia defisiensi besi paling sering
dialami ibu hamil karena saat hamil kebutuhan akan zat-zat makanan bertambah,
konsentrasi darah dan sumsum tulang pun berubah. Akibatnya, ibu hamil kekurangan zat
besi dalam darahnya. Kebutuhan zat besi akan bertambah sejalan dengan perkembangan
janin, plasenta, dan peningkatan sel darah merah ibu (Utama, 2021) .

Menurut Laporan Dinas Kesehatan Provinsi NTB 2018, ibu hamil yang menderita
anemia tahun 2017 sebanyak 30 orang, sedangkan pada tahun 2018 penderita anemia
mengalami peningkatan sebanyak 34 orang. Berdasarkan laporan KIA Dinas Kesehatan
Provinsi NTB tahun 2018 terdapat 2,32% ibu hamil mengalami anemia 618 orang ibu
2

hamil, dimana 336 orang (2,9%) diantaranya menderita anemia (Laporan Dinas
Kesehatan NTB, 2018) dan laporan ibu hamil anemia di Kabupaten Sumbawa pada tahun
2021 ada 219 ibu hamil yang mengalami anemia dari 4.983 kunjungan kehamilan dari
seluruh pukesmas yang ada di kabupaten Sumabawa (Dinas Kesehatan Provinsi NTB,
2021).
Berdasarkan Pengkajian yang dilakukan selama kurang lebih satu bulan yang
dilakukan mulai tanggal 05 Februari – 07 Maret 2024 di masyarakat Desa Moyo dari 11
ibu hamil ditemukan hanya 1 Ibu hamil dengan penderita anemia. Sehubung dengan hasil
pengkajian tersebut maka dalam praktik Kebidanan Komunitas ini dapat ditarik
kesimpulan pentingnya penyelesaian terhadap ibu hamil dengan Anemia tersebut karena
akan berisiko terjadinya keguguran, persalinan prematur, BBLR, stunting, cacat bahkan
menyebabkan kematian pada janin.

B. Tujuan

1. Tujuan Umum
Melaksanakan Asuhan Kebidanan Komunitas dengan pendekatan manajemen
kebidanan pada Ny. D dengan anemia
2. Tujuan Khusus
1. Melakukan pengkajian data subyektif dan obyektif pada Ny. D
2. Menganalisa masalah kesehatan yang terjadi pada Ny. D
3. Melakukan antisipasi masalah kesehatan yang terjadi pada Ny. D
4. Melakukan tindakan segera terhadap masalah kesehatan yang terjadi pada Ny. D
5. Menyusun rencana tindakan asuhan kebidanan terhadap masalah kesehatan yang
terjadi pada Ny. D
6. Melaksanakan tindakan asuhan kebidanan terhadap masalah kesehatan yang
terjadi pada Ny. D
7. Melakukan evaluasi tindakan asuhan kebidanan terhadap masalah kesehatan yang
terjadi pada Ny. D
3

C. Manfaat

1. Bagi Keluarga
a. Keluarga mampu mengenal permasalahan kesehatan yang dialami
b. Keluarga mampu mengenal penyebab masalah kesehatan yang dialami
c. Keluarga mampu mengatasi masalah kesehatan yang dialami
2. Bagi Mahasiswi
a. Mahasiswi mampu mengaplikasikan asuhan kebidanan komunitas dalam praktek
kerja lapangan
b. Mahasiswa mendapatkan pengalaman belajar dalam mengenali masalah kesehatan
dan menentukan langkah penyelesaiannya.
3. Bagi Masyarakat
Masyarakat mampu mengenali masalah-masalah kesehatan yang ada dilingkungan
sekitar serta dapat menentukan penyelesaian masalah kesehatan yang ditemukan dalam
wilayah tersebut.
D. Tempat
Lokasi yang digunakan adalah Desa Moyo Kecamatan Moyo Hilir
E. Waktu
Waktu yang digunakan dalam memberikan Asuhan Kebidanan terhadap Ny. D yaitu
tanggal 06 Februari 2024 sampai tanggal 07 Maret 2024.
F. Dosen pembimbing
Pada minggu pertama dan kedua di bimbing oleh ibu Galuh Permatasari, S. Tr. Keb, M.
H. Pada minggu ke tiga sampai ke lima di bimbing oleh ibu Yunita Lestari, S. ST, M.
KM.
4

BAB II

TINJAUAN TEORI

A. Konsep dasar kebidanan komunitas

Kebidanan berasal dari kata “Bidan” menurut ICM, IFGO, dan WHO mengatakan
bahwa bidan (midwife) adalah seorang yang telah mengikuti pendidikan kebidanan yang
telah diakui oleh pemerintah setempat dan telah menyelesaikan pendidikan tersebut dan
lulus serta terdaftar atau mendapat izin melakukan praktikkebidanan. Menurut
Kepmenkes No.900/Menkes/SK/VII/2013 bidan adalah seorang wanita yang telah
mengikuti program pendidikan bidan dan lulus ujian sesuai dengan persyaratan yang
berlaku. Kebidanan (midwifery) mencakup pengetahuan dan keterampilan yang dimiliki
bidan dan kegiatan pelayanan yang dilakukannya untuk menyelamatkan ibu dan bayi
yang dilahirkan.

Komunitas adalah kelompok orang yang ada disuatu lokasi tertentu yang saling
berinteraksi. Bidan komunitas adalah bidan yang bekerja melayani keluarga dan
masyarakat di wilaya tertentu. Kebidanan komunitas adalah bagian dari kebidanan yang
berupa serangkaian ilmu dan serangkaian ilmu dan keterampilan untuk memberi
pelayanan kebidanan pada ibu dan anak yang berada dalam masyarakat di wilaya tertentu.
Dalam komunitas terdapat kumpulan individu yang membentuk keluarga atau kelompok
masyarakat. Sasaran utama adalah ibu dan anak dalam keluarga. Menurut undang-undang
No.23 2014 tentang kesehatan, yang dimaksud dengan keluarga adalah suami, istri, anak
dan anggota keluarga lainnya. Pelayanan ini diserahkan untuk mewujudkan keluarga
yang sehat dan dapat meningkatkan sumberdaya manusia. Bidan memandang pasiennya
sebagai makhluk sosial yang memiliki budaya tertentu dan dipengaruhi oleh kondisi
ekonomi, politik, sosial budaya dan lingkungan sekitarnya.
5

B. Pengertian Anemia

Anemia adalah penyakit kekurangan sel darah merah. Anemia dalam kehamilan
adalah kondisi ibu dengan kadar hemoglobin (Hb) < 11 gr/dl pada trimester I dan III
sedangkan pada trimester II kadar hemoglobin < 10,5 gr/dl (Bobak L 2018). Menurut
American Society of Hematology, anemia merupakan penurunan jumlah hemoglobin dari
batas normal sehingga tidak dapat memenuhi fungsinya sebagai pembawa oksigen dalam
jumlah yang cukup ke jaringan perifer (Putri, Y. R., & Hastina, 2020)
Anemia selama kehamilan biasanya lebih berhubungan dengan defisiensi zat besi
yang diabsorbsi dari makanan dan cadangan dalam tubuh, biasanya tidak mencukupi
kebutuhan ibu selama kehamilan sehingga penambahan asupan zat besi dan asam folat
dapat membantu mengembalikan kadar hemoglobin. Kebutuhan zat besi selama
kehamilan lebih kurang 1000 mg atau rata-rata 6-7 mg/hari (Saiffudin, 2014).

C. Etiologi Anemia

Penyebab umum dari anemia pada kehamilan adalah kekurangan zat besi.hal ini
penting untuk dilakukan pemeriksaan pada kunjungan pertama kehamilan pada ibu hamil
yang anemia (Proverawati, 2019). Defisiensi besi merupakan defisiensi nutrisi yang
paling sering ditemukan baik di Negara maju maupun negara berkembang, risikonya akan
meningkat pada kehamilan dan berkaitan dengan asupan zat besi yang tidak adekuat
dibandingkan kebutuhan pertumbuhan janin yang cepat. Anemia defisiensi besi
disebabkan oleh kehilangan besi, peningkatan kebutuhan zat besi, faktor nutrisi serta
gangguan absorpsi besi (Proverawati, 2019)

D. Klasifikasi Anemia

1. Menurut (Laia, 2019) Anemia dalam kehamilan terbagi atas anemia defisiensi besi,
anemia megaloblastik, anemia hipoplastik, anemia hemolitik, dan anemia lainnya.
Menurut (Dwi Kurniasih, 2022) kriteria anemia:
1. Hb 11 g/dL : Normal
2. Hb 8 – 9/dL : Anemia Ringan
3. Hb < 8 g/dL : Anemia Berat
6

2. Menurut (Sakriawati, 2021) Anemia dalam kehamilan terbagi atas anemia defisiensi
besi, anemia megaloblastik, anemia hipoplastik, anemia hemolitik :
1) Anemia defisiensi
Anemida defisiensi besi adalah anemia akibat kekurangan zat besi.
Kekurangan ini disebabkan kurangnya pasokan unsur besi dalam makanan,
gangguan reabsorpsi, terlampau banyak zat besi yang keluar dari badan
(misalnya perdarahan).
2) Anemia megaloblastik
Disebabkan oleh defisiensi asam folat. Gejala yang tampak adalah
malnutrisi, glositis berat, diare, dan kehilanan nafsu makan.
3) Anemia hipoplastik
Terjadi akibat sumsum tulang belakang kurang mampu membuat sel-sel
darah baru.
4) Anemia hemolotik
Disebabkan oleh penghancuran sel darah merah yang berlangsung lebih
cepat daripada pembuatannya. Ibu dengan anemia hemolotik biasanya sulit
hamil. Jika ia hamil, biasanya akan terjadi anemia berat.

E. Tanda dan Gejala Anemia

Seseorang yang menderita anemia biasanya memiliki tanda dan gejala sebagai
berikut : Lelah, lesu, lemah, letih, lunglai (5L), bibir tampak pucat, nafas pendek, lidah
licin, denyut jantung meningkat, susah buang air besar, nafsu makan berkurang, kadang-
kadang pusing, dan mudah mengantuk (Arisman, 2020). Tanda dan Gejala Anemia pada
ibu hamil yaitu:
a. Hb trimester I dan III < 11g%, dan Hb trimester II < 10,5g%.
b. Wajah, lidah, bibir, kuku, dan kelopak mata tampak pucat.
c. Takipnea, dispnea saat beraktivitas
d. Mata berkunang-kunang.
e. Nafsu makan berkurang, mual, muntah (Saifuddin, 2017)
7

F. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Anemia pada Ibu Hamil

Kekurangan besi dapat menurunkan kekebalan individu, sehingga sangat peka


terhadap serangan bibit penyakit. Berkembangnya anemia 14 kurang besi melalui
beberapa tingkatan dimana masing-masing tingkatan berkaitan dengan ketidaknormalan
indikator tertentu. Adapun faktorfaktor yang mempengaruhi anemia adalah:

a. Faktor dasar
1) Keadaan sosial ekonomi
Keadaan sosial ekonomi rendah berpengaruh terhadap jalannya
kehamilan. Keadaan ini terkait dengan kemiskinan, kurangnya higiene dan
sanitasi, gangguan kesehatan, serta rendahnya tingkat pendidikan. Perilaku
seseorang dibidang kesehatan dipengaruhi oleh latar belakang sosial ekonomi .
2) Pengetahuan
Pengetahuan seseorang biasanya diperoleh dari pengalaman yang berasal
dari berbagai sumber misalnya media masa, media elektronik, buku petunjuk
kesehatan, media poster, kerabat dekat dan sebagainya. Kebutuhan ibu hamil
akan zat besi (Fe) meningkat 0,8 mg sehari pada trimester I dan meningkat tajam
selama trimester III yaitu 6,3 mg sehari. Jumlah sebanyak itu tidak mungkin
tercukupi hanya melalui makanan apalagi didukung dengan pengetahuan ibu
hamil yang kurang terhadap peningkatan kebutuhan zat besi (Fe) selama hamil
sehingga menyebabkan mudah terjadinya anemia defisiensi zat besi pada ibu
hamil (Arisman, 2020)
3) Pendidikan
Pendidikan adalah proses perubahan perilaku menuju kedewasaan dan
penyempurnaan hidup. Biasanya seorang ibu khususnya ibu hamil yang
berpendidikan tinggi dapat menyeimbangkan pola konsumsinya. Apabila pola
konsumsinya sesuai maka asupan zat gizi yang diperoleh akan tercukupi,
sehingga kemungkinan besar bisa terhindar dari masalah anemia. Tablet besi
dapat menimbulkan efek samping yang mengganggu sehingga orang cenderung
menolak tablet yang diberikan.
8

Penolakan tersebut sebenarnya berpangkal dari ketidaktahuan mereka


bahwa selama kehamilan mereka memerlukan tambahan zat besi. Agar mengerti
wanita hamil hasus diberi pendidikan yang tepat misalnya bahaya yang mungkin
terjadi akibat anemia, dan harus pula diyakinkan bahwa salah satu penyebab
anemia adalah defisiensi zat besi (Arisman, 2020)
4) Budaya
Faktor sosial budaya setempat juga berpengaruh pada terjadinya anemia.
Pendistribusian makanan dalam keluarga yang tidak berdasarkan kebutuhan
untuk pertumbuhan dan perkembangan anggota keluarga, serta pantangan -
pantangan yang harus diikuti oleh kelompok khusus misalnya ibu hamil, bayi,
ibu nifas merupakan kebiasaan-kebiasaan adat-istiadat dan perilaku 16
masyarakat yang menghambat terciptanya pola hidup sehat di masyarakat
(Almatsier, 2013)
b. Faktor langsung
1) Kunjungan Antenatal Care (ANC)
Antenatal Care adalah pengawasan sebelum persalinan terutama pada
pertumbuhan dan perkembangan janin dalam rahim. Kunjungan Antenatal Care
(ANC) adalah kunjungan ibu hamil ke bidan atau dokter sedini mungkin
semenjak ia merasa dirinya hamil untuk mendapatkan pelayanan/asuhan
antenatal. Kasus anemia defisiensi gizi umumnya selalu disertai dengan
malnutrisi infestasi parasit, semua ini berpangkal pada keengganan ibu untuk
menjalani pengawasan antenatal. Dengan ANC keadaan anemia ibu akan lebih
dini terdeteksi, sebab pada tahap awal anemia pada ibu hamil jarang sekali
menimbulkan keluhan bermakna. Keluhan timbul setelah anemia sudah ke tahap
yang lanjut (Padila, 2020)
Berdasarkan standar WHO, ibu hamil disarankan untuk melakukan
kunjungan ANC minimal 4 kali selama kehamilan; dengan komposisi waktu
kunjungan satu kali pada trimester I, satu kali pada trimester II, dan dua kali
pada trimester III. Menurut standar pelayanan kebidanan, jadwal kunjungan
ANC adalah sebagai berikut: Satu kali setiap bulan pada trimester I; Satu kali
9

setiap 2 minggu pada trimester II; dan Satu kali setiap minggu pada trimester III
(Padila, 2020)
2) Paritas
Paritas adalah jumlah kehamilan yang menghasilkan janin yang mampu
hidup diluar rahim. Paritas > 3 merupakan faktor terjadinya anemia. Hal ini
disebabkan karena terlalu sering hamil dapat menguras cadangan zat gizi tubuh
ibu (Arisman, 2020) Paritas diklasifikasikan menjadi:
a. Primipara adalah seorang wanita yang melahirkan bayi hidup untuk pertama
kali.
b. Multipara adalah wanita yang pernah mengalami dua atau tiga kehamilan
yang berlangsung lebih dari usia gestasi 20 minggu.
c. Grandemultipara adalah wanita yang terlalu banyak punya anak, 4 atau
lebih.

Pada paritas yang rendah (paritas 1 atau primipara) dapat menyebabkan


ketidaksiapan ibu dalam menghadapi persalinan sehingga ibu hamil tidak
mampu dalam menangani komplikasi yang terjadi selama kehamilan, persalinan
dan nifas. Sedangkan semakin sering wanita mengalami kehamilan dan
melahirkan (paritas lebih dari 3) maka uterus semakin lemah sehingga besar
risiko komplikasi kehamilan. Paritas 2-3 (multipara) merupakan paritas paling
aman ditinjau dari sudut perdarahan pascapersalinan yang dapat mengakibatkan
kematian maternal.

Paritas satu dan paritas tinggi (lebih dari tiga atau grandemultipara)
mempunyai angka kejadian perdarahan pascapersalinan lebih tinggi. Lebih 18
tinggi paritas, lebih tinggi kematian maternal. Risiko pada paritas ≤ 1 dapat
ditangani dengan asuhan obstetrik yang lebih baik, sedangkan risiko pada paritas
tinggi dapat dikurangi atau dicegah dengan keluarga berencana. Sebagian
kehamilan pada paritas tinggi adalah tidak direncanakan (Prawirohardjo, 2018)

3) Usia
Ibu hamil pada usia terlalu muda (≤ 20 tahun) tidak atau belum siap untuk
memperhatikan lingkungan yang diperlukan untuk pertumbuhan janin.
10

Disamping itu akan terjadi kompetisi makanan antar janin dan ibunya sendiri
yang masih dalam pertumbuhan dan adanya pertumbuhan hormonal yang terjadi
selama kehamilan. Sedangkan ibu hamil diatas 35 tahun lebih cenderung
mengalami anemia, hal ini disebabkan karena pengaruh turunnya cadangan zat
besi dalam tubuh akibat masa fertilisasi (Almatsier, 2013)
c. Faktor Langsung
1) Pola konsumsi tablet besi FE
Penyebab anemia gizi besi dikarenakan kurang masuknya unsur besi
dalam makanan, kebutuhan ibu hamil akan Fe meningkat untuk pembentukan
plasenta dan sel darah merah sebesar 200-300%. Perkiraan besaran zat besi yang
perlu ditimbun selama hamil ialah 1040 mg. Dari jumlah ini, 200 mg Fe tertahan
oleh tubuh ketika melahirkan dan 840 mg sisanya hilang. Sebanyak 19 300 mg
besi ditransfer ke janin, dengan rincian 50-75 mg untuk pembentukan plasenta,
450 mg untuk menambah jumlah sel darah merah, dan 200 mg lenyap ketika
melahirkan. Jumlah sebanyak ini tidak mungkin tercukupi hanya dengan melalui
diet. Karena itu, suplementasi zat besi perlu sekali diberlakukan, bahkan pada
wanita yang bergizi baik (Arisman, 2020)
2) Penyakit infeksi
Penyakit infeksi seperti TBC, cacing usus dan malaria juga penyebab terjadinya
anemia karena menyebabkan terjadinya peningkatan penghancuran sel darah
merah dan terganggunya eritrosit. (Arisman, 2020)
3) Perdarahan
Penyebab anemia besi juga dikarenakan terlampau banyaknya besi keluar
dari badan misalnya perdarahan. Kehilangan darah kronik menyebabkan
kehilangan zat besi yang didaur ulang, penurunan cadangan zat besi, dan
anemia. Biasanya gejala ringan hingga anemia mencapai tingkat yang parah.
Kehilangan darah akut lebih jelas: perdarahan yang sesungguhnya, icterus, dan
feses seperti tar mungkin terjadi bergantung pada asal dan penyebab kehilangan
darah (Hackley, B., Krieb, J., & Rousseau, 2020)
11

G. Patofisiologis

Selama kehamilan, terjadi perluasan volume plasma agak lebih penting daripada
peningkatan jumlah trombosit merah. Volume plasma 20 meningkat 40-45%.
Ketidakseimbangan ini paling penting saat trimester berikutnya. Pada trimester ketiga,
volume plasma berkurang dan massa hemoglobin meningkat. Diperkirakan bahwa selama
kehamilan, volume plasma meningkat beberapa kali lipat daripada peningkatan eritrosit.
Anemia dalam kehamilan mempengaruhi pembuluh darah plasenta. Tripikal trombosit
yang terjadi selama masa mengandung dipengaruhi oleh perubahan fisiologis. Ekspansi
kuantitas darah ibu pada dasarnya karena peningkatan plasma, bukan peningkatan jumlah
trombosit merah. Anemia lebih normal pada kehamilan karena selama kehamilan
kebutuhan suplemen meningkat karena terdapat perubahan antara sumsum tulang dengan
yang ada dalam darah. Hipervolemia dapat diartikan sebagai peningkatan kapasitas dalam
darah saat mengandung, namun peningkatan trombosit tidak sama dengan peningkatan
plasma, menyebabkan darah berkurang, peningkatan tersebut sesuai dengan yang berikut:
plasma 30%, trombosit 80% dan hemoglobin 19%. (Astuti, 2018)
Pengenceran darah diartikan sebagai perubahan fisiologis pada masa mengandung
dan berguna bagi ibu untuk membuat jantung terhindar dari kelebihan beban karena butuh
lebih bersemangat dalam bekerja selama kehamilan karena penambahan hasil
kardiovaskular dapat menurunkan dosis cairan darah. Resistensi perifer juga berkurang,
yang meningkatkan tekanan sirkulasi.Jika darah masih kental, tidak tepat untuk
melepaskan zat besi selama bekerja. Pseudoanemia atau anemia fisiologis terjadi akibat
adanya pengenceran darah. Pengenceran darah terjadi saat 21 masa kehamilan pada
trimester pertama, sekitar 8540 hari, dan pengenceran darah maksimum terjadi pada 2036
minggu kehamilan. Karena pengenceran darah, dosis hemoglobin ibu dapat dikurangi
hingga 10 g%. Sebagian besar kondisi ini disebabkan oleh kondisi yang berbeda,
terutama simpanan zat besi yang berkurang (Astutik, R. Y., & Ertiana, 2018)
12

H. Dampak Anemia Pada Kehamilan

Menurut Wiknjosasto, anemia dalam kehamilan mempengaruhi wanita


mengandung, dari segi kehamilan, proses kelahiran, nifas, dan periode berikutnya.
Berbagai ketidaknyamanan karena menderita anemia antara lain keguguran, prematur,
perdarahan yang disebabkan oleh atonia uteri, infeksi pada intrapartum, mengalami syok,
dan infeksi postpartum. Dari banyak kasus, infeksi yang serius dengan total Hb di bawah
4 g/100 ml bisa mengakibatkan dekompensasi kardiovaskular. Selain itu, anemia dalam
proses mengandung juga terkait dengan banyaknya kesakitan yang dirasakan ibu selama
persalinan. komplikasi anemia dalam kehamilan meliputi: . (Astutik, R. Y., & Ertiana,
2018)
a. Pengaruh anemia pada kehamilan
1) Risiko selama mengandung: bisa mengalami keguguran, persalinan
prematuritas, gangguan perkembangan janin di perut, infeksi selalu terjadi,
bahaya dekompensasi jantung (Hb < 6 gr%) mola hidatidosa, hiperemesis
gravidarum, perdarahan, ketuban pecah dini. (Astutik, R. Y., & Ertiana, 2018)
2) Risiko melahirkan: tenaga cepat lelah, tahap pertama dapat bertahan lama dan
akan ada tenaga kerja yang panjang, tahap kedua berlangsung cukup lama,
kadang-kadang akan sangat lelah dan kadang-kadang perawatan medis
kebidanan diperlukan. Mungkin ada plasenta sisa setelah tahap ketiga. retensio
plasenta, dan perdarahan postpartum karena atonia uteri. Pada kala IV, terjadi
perdarahan postpartum sekunder. (Astutik, R. Y., & Ertiana, 2018)
3) Selama proses nifas: bisa mengalami subinvolusi uterus yang mengakibatkan
terjadinya perdarahan postpartum, infeksi nifas, produksi asi sedikit berkurang,
dekompensasi jantung mendadak setelah persalinan, infeksi mamae, anemia
nifas (Astutik, R. Y., & Ertiana, 2018)
b. Risiko anemia pada janin meskipun tampaknya janin dapat mempertahankan
kebutuhan yang berbeda dari ibunya, kurangnya zat besi bisa mengurangi kapasitas
metabolisme tubuh yang dapat mengganggu perkembangan serta peningkatan janin
di dalam perut ibu. Karena anemia bisa mengakibatkan: keguguran, lewat intrauterin,
persalinan tak terduga, berat badan lahir rendah, lahir dengan defisiensi besi, cacat
13

lahir dapat terjadi, bayi dapat infeksi kematian perinatal (Astutik, R. Y., & Ertiana,
2018).

I. Penatalaksanaan Anemia

Penanganan anemia adalah sebagai berikut :

1) Anemia ringan
Pemberian tablet fe menjadi 2 tablet sehari (2 x 1 tablet) selama 90 hari masa
kehamilan. Pemberian preparat tablet Fe (fero sulfat) 60 mg /hari dapat menaikan
kadar Hb sebanyak 1 g % /bulan (Deswati, D. A., Suliska, N., & Maryam, 2019)
2) Anemia sedang
Pemberian sulfas ferosus 3 x 60 mg per hari, asam folat 15 – 30 mg per hari, vitamin
C 3 x 25 mg per hari. (Mochtar Rustam, 2018)
3) Anemia berat
Pemberian preparat parenteral yaitu dengan ferum dextran sebanyak 1000 mg (20
ml) intra vena atau 2 x 10 ml / im pada gluteus maximus, dapat meningkatkan Hb
relatif lebih cepat yaitu 2 gr % pemberian parenteral ini mempunyai indikasi
intoleransi besi pada traktus gastrointestinal, anemia yang berat dan kepatuhan yang
buruk (Saifuddin, 2020).

J. Pencegahan Anemia

Ada tiga pendekatan dasar pencegahan anemia defisiensi zat besi, yaitu:

a. Pemberian tablet atau suntikan zat besi


Ibu hamil merupakan salah satu kelompok (di samping anak usia prasekolah,
anak usia sekolah, serta bayi) yang diprioritaskan dalam program suplementasi.
Dosis suplementatif yang dianjurkan dalam satu hari adalah dua tablet (satu tablet
mengandung 60 mg Fe dan 200 µg asam folat) yang dimakan selama paruh kedua
kehamilan karena pada saat tersebut kebutuhan akan zat besi sangat tinggi. Pada
awal kehamilan, program suplementasi tidak akan berhasil karena “morning
sickness” dapat mengurangi keefektifan obat. Namun, cara 24 ini baru akan berhasil
jika pemberian tablet ini dilakukan dengan pengawasan yang ketat (Arisman, 2020)
14

b. Pendidikan dan upaya yang ada kaitannya dengan peningkatan asupan zat besi
melalui makanan.
Konsumsi tablet zat besi dapat menimbulkan efek samping yang mengganggu
sehingga orang cenderung menolak tablet yang diberikan. Penolakan tersebut
sebenarnya berpangkal dari ketidaktahuan mereka bahwa selama kehamilan mereka
memerlukan tambahan zat besi. Agar mengerti, para ibu hamil harus diberikan
pendidikan yang tepat, misalnya tentang bahaya yang mungkin terjadi akibat anemia,
dan harus pula diyakinkan bahwa salah satu penyebab anemia adalah defisiensi zat
besi (Arisman, 2020)
Asupan zat besi dari makanan dapat ditingkatkan melalui dua cara. Pertama,
pemastian konsumsi makanan yang cukup mengandung kalori sebesar yang
semestinya dikonsumsi. Sebagai gambaran, setiap 1000 kkal makanan dari beras saja
mengandung 6 mg Fe (seorang ibu hamil setidaknya memerlukan 2000 kkal, dan itu
berarti 12 mg Fe). Penelitian di India menunjukkan bahwa konsumsi total besi
meningkat sekitar 35-30% setelah kekurangan energi dikoreksi. Kedua,
meningkatkan ketersediaan hayati zat besi yang dimakan, yaitu dengan jalan
mempromosikan makanan yang dapat memacu dan menghindarkan pangan yang bisa
mereduksi penyerapan zat besi (Arisman, 2020)
c. Pengawasan penyakit infeksi
Pengobatan yang efektif dan tepat waktu dapat mengurangi dampak gizi yang
tidak diingini. Meskipun, misalkan, jumlah episode penyakit tidak berhasil
dikurangi, pelayanan pengobatan yang tepat telah terbukti dapat menyusutkan lama,
serta beratnya infeksi. Tindakan yang penting sekali dilakukan selama penyakit
berlangsung adalah mendidik keluarga penderita tentang cara makan yang sehat
selama dan sesudah sakit. Pendidikan tersebut sangat penting, terutama karena
anakanak balita sering dikondisikan dalam keadaan semikelaparan selama penyakit
berjangkit. Padahal (perlu diingat) seharusnya (dan sebaiknya), makanan dan
minuman harus diberikan sebanyak yang bisa ditoleransi oleh anak (Arisman, 2020)
Pengawasan penyakit infeksi ini memerlukan upaya kesehatan masyarakat
pencegahan seperti penyediaan air bersih, perbaikan sanitasi lingkungan, dan
kebersihan perorangan. Jika terjadi infestasi parasit, tidak bisa disangkal lagi bahwa
15

cacing tambang (Ancylostoma dan Necator), serta Schistosoma adalah penyebabnya.


Sementara peran parasit usus yang lain terbukti sangat kecil. Ada banyak bukti
tertulis bahwa parasit dalam jumlah besar dapat mengganggu penyerapan berbagai
zat gizi (sebagai contoh: Giardia lamblia dalam jumlah besar dapat mereduksi
penyerapan zat besi). Karena itu, parasit harus dimusnahkan secara rutin (Arisman,
2020)
BAB III

TINJAUAN KASUS

ASUHAN KEBIDANAN PADA NY. D UMUR 21 TAHUN G1P0A0


UMUR KEHAMILAN MINGGU DENGAN ANEMIA BERAT
DI DESA MOYO DUSUN KARANG ORONG
Nama pengkaji : Silva Diah Gayatri
NIM : 0BA21004
Tanggal/waktu pengkajian : 21 Februari 2024 / 11.20 wita
Tempat : Rumah warga dusun karang orong

PENGKAJIAN DATA

A. Data subyektif

Struktur dan sifat keluarga


1) Struktur keluarga
a. Identitas
Nama : Ny. D
Umur : 22 tahun
Agama : Islam
Pendidikan : SMK
Pekerjaan : IRT
Suku/Bangsa : Sumbawa / Indonesia
Alamat : Dusun Karang Orong
b. Keluhan utama
Ibu mengatakan kepala sering pusing dan mata berkunang-kunang.
c. Susunan Anggota Keluarga

NO Nama JK Umur Agama Status Pendidikan Pekerjaan Ket

1 Tn. R L 22 Tahun Islam Kawin SMK Petani Suami

2 Ny. D P 21 Tahun Islam Kawin SMK IRT Istri


17

Genogram

Ket:
Suami

Istri/sasaran

2) Sifat keluarga
1. Dalam mengambil keputusan yang paling berpengaruh adalah suami
2. Kebiasaan hidup sehari-hari
Kebiasaan makan keluarga Ny. D adalah makan 3 kali sehariatau lebih dengan
waktu makan tidak teratur. Dengan menu makan yang berbeda-beda sesuai
dengan pendapatan dari keluarga. Cara pengolahan makan diawali dengan
mencuci terlebih dahulu sayuran, di potong kemudian dimasak hingga matang.
Sayuran dimasak menggunakan garam beryodium. Keluarga Ny. D tidak
melakukan pantangan pada makanan dan juga tidak mengkhususkan pada jenis
makanan tertentu. Keluarga Ny. D tidak terbiasa mencuci tangan sebelum dan
sesudah makan.
3. Pemanfaatan waktu senggang Waktu senggang digunakan oleh Tn.J dan Ny.M
Untuk membereskan pekerjaan rumah dan beristirahat.
4. Eliminasi
BAB :1x sehari Warna : kuning
BAK : 4-5 x sehari Warna : kuning
18

5. Faktor keluarga sosial dan budaya


a) Penghasilan keluarga
(1) Ayah merupakan seorang petani dan istri merupakan seorang ibu rumah
tangga.
(2) Penghasilan suami tiap 6 bulan sekali
b) Faktor rumah dan lingkungan
(1) Keluarga Ny. D tinggal di dusun karang orong.
Keluarga Ny. D tinggal di rumah sendiri dimana dinding tersebut
terbuat dari batu batako putih dan semen dengan ukuran rumah 7 x 8,
lantai semen, atap rumah terbuat dari genteng, ada ventilasi dan jendela,
ada pintu. Penerangan menggunakan listrik. Pembagian ruangan adalah 2
kamar tidur, dapur, ruang keluarga dan kamar mandi. Kebersihan
ruangan sudah baik.
(2) Perabot rumah tangga
Alat masak menggunakan kompr, tempat penyimpanan perabotan dapur
diletakan dirak piring.
(3) Sampah Pembuangan
Sampah di angkut truk sampah
(4) Sumber air :keluarga Ny. D menggunakan sumber air minum dari
PDAM, kualitas air bersih, jernih dan tidakberasa.
(5) Penampungan air :keluarga menampung air di tong air dalam keadaan
tertutup
(6) Jambankeluarga :keluarga mempunyai jamban sendiri
(7) Pembuangan air limbah :buang di pekarangan rumah tangga
(8) Kandang ternak : tidak mempunyai kandang ternak.
(9) Halaman : halaman luas, mempunyai tanaman bunga
(10) Kamar mandi : memiliki kamar mandi
19

(11) Denah Rumah

Kmr.tdr r. keluarga

WC Dapur r.tamu teras

c) Riwayat Kebidanan
Menarche : 14 tahun
Lama : 7 hari
Siklus : teratur
Jumlah : 2x ganti pembalut
Warna : Merah segar
Dismenorhoe : (-)
HPHT : 04-08-2023
HPL : 11-05-2024
d) Riwayat Perjalanan Penyakit
1. Penyakit sebelumnya
a) Menular: Keluarga tidak ada riwayat penyakit menular seperti HIV,
Hepatitis, TBC, Malaria, dll.
b) Menurun :Kelurga tidak ada riwayat penyakit menurun seperti
Asma, Hipertensi, Diabetes, dll.
c) Menahun:Keluarga tidak ada riwayat penyakit menahun seperti
Kanker, Jantung, Stroke, dll.
2. Riwayat Penyakit Yang sekarang
a) Menular : Keluarga Ny. D tidak ada riwayat penyakit menular
seperti HIV, Hepatitis, TBC, Malaria, dll.
20

b) Menurun :Keluarga Ny. D tidak ada riwayat penyakit menurun


seperti Asma, Hipertensi, Diabetes, dll.
c) Menahun :Keluarga Ny. D tidak ada riwayat penyakit menahun
seperti Kanker, Jantung, Stroke, dll.
B. Data obyektif

a. Pemeriksaan umum
Keadaanumum : Baik
Kesadaran :Composmentis
Status Emosi : Stabil
b. Pemeriksaan tanda-tanda vital
Tekanan Darah : 100/60 mmHg
Suhu :36,5 ℃a
Nadi : 85 x/ menit
Respirasi :20 x/ menit
BB sebelum hamil : 50 kg
BB saat hamil :53 kg
TB : 150 kg
c. Pemeriksaan fisik
1) Kepala : Simetris, Rambut berwarna hitam, tidak ada benjolan, tidak ada
nyeri tekan
2) Muka : Simetris, tidak pucat dan terdapat closma gravidarum
3) Mata : Simetris, mata tampak cekung, skelera berwarna putih,
konjungtiva merah muda
4) Hidung : Bersih, tidakada secret dan polip,tidakada pernapasan cuping
hidung
5) Telinga : Simetris, bersih, tidak ada serumen dan pendengaran (+)
6) Mulut : Bersih, mukosa bibir tidak pucat, lidah tidak kering, tidak ada
stomatitis, tidak ada perdarahan pada gusi
7) Leher : Tidak ada pembesaran kelenjar tiroid, tidak ada pembesaran
kelenjar limfe dan tidak ada pembengkakan vena jugularis
8) Dada : Tidak ada retraksi dinding dada dan tidak ada nyeri tekan
21

9) Payudara : Bentuk simetris, tidak ada bekas luka operasi, puting susu
menonjol, tidak ada nyeri tekan
10) Abdomen :Tidak ada bekas luka operasi
11) Ekstermitas
Atas : simetris, kuku tidak pucat, tidak ada odema
Bawah : simetris, kuku tidak pucat, tidak ada odema
12) Genetalia : tidak dilakukan.
d. Status Obstetrikus

a) Palpasi

Leopold I :TFU Pertengahan Sympisis-Pusat

Leopold II :Bagian kanan teraba bagian-bagian kecil janin, bagian kiri

teraba tahanan keras memanjang (punggung janin), letak janin memanjang

Leopold III :Teraba bagian bulat, keras (kepala)dapat digoyangkan

Leopold IV :Kepala janin belum masuk pintu atas panggul (konvergen)

TFU :23 cm

TBJ :(23 – 11) x 155 = 1860 gram

b) Auskultasi : DJJ (+) irama teratur, 138x/menit

c) Perkusi : (-)

e. Pemeriksaan penunjang

HB 7,5gr/dl%

C. Analisa data

1. Perumusan Masalah
Dari analisa data timbul masalah pada Ny. D yang disebabkan ketidaktahuan ibu
dalam masalah kesehatan adalah
a. Ketidaktahuan keluarga dalam mengenal masalah kesehatan ibu hamil
karena kurangnya pengetahuan tentang makanan bergizi.
22

b. Ketidakmampuan keluarga mengambil keputusan dalam melakukan


tindakan yang tepat untuk memelihara kesehatan ibu hamil, itu dikarenakan
tingkat pendidikan yang rendah.
c. Ketidaktahuan keluarga tentang manfaat tablet Fe karena Kurangnya
Informasi
d. Ketidakmampuan keluarga untuk memanfaatkan fasilitas pelayanan
kesehatan secara rutin karena kesibukan suami.
2. Prioritas Masalah
Untukmenghadapimasalah pada pada keluarga Tn J setelah di lakukan analisis
masalah di berikan penyuluhan tentang Anemia
3. Diagnosa Dan Masalah Kebidanana.
a. Diagnosa Kebidanan
Ny. D Umur 22 tahun K/U baik dengan anemia berat
b. Masalah Kebidanan
Masalah kebidanan yang di temukan dari hasil pengkajian adalah sebagai
berikut:
a) Ketidaktahuan keluarga dalam mengenal masalah kesehatan ibu hamil
karena kurangnya pengetahuan tentang makanan bergizi.
b) Ketidakmampuan keluarga mengambil keputusan dalam melakukan
tindakan yang tepat untuk memelihara kesehatan ibu hamil, itu
dikarenakan tingkat pendidikan yang rendah.
c) Ketidaktahuan keluarga tentang manfaat tablet Fe karena Kurangnya
Informasi
d) Ketidakmampuan keluarga untuk memanfaatkan fasilitas pelayanan
kesehatan secara rutin karena kesibukan suami.
D. Planning

Tanggal : 21 Februari 2024 / 11.20 wita


Jam f: 11.20 wita
Diagnosa : Ny. D umur 22 Tahun dengan anemia berat.
23

1. Beritahu pada ibu hasil pemeriksaan


Memberitahu kepada ibu hasil pemeriksaan yaitu:
Keadaan utama : baik
Tekanan darah : 100/80 mmhg
Nadi : 80x/menit
Pernapasan : 22 x/m
Suhu : 36,3o C
Ny. D mengerti hasil pemeriksaan dan senang bahwa dirinya dalam keadaan baik
2. Beritahu ibu pengertian anemia
Memberitahu pengertian tentang anemia yaitu anemia adalah penyakit kekurangan
sel darah merah. Anemia dalam kehamilan adalah kondisi ibu dengan kadar
hemoglobin (Hb) < 11 gr/dl pada trimester I dan III sedangkan pada trimester II
kadar hemoglobin < 10,5 gr/dl.
Ny. D mnegerti dan memahami penyuluhan yang diberikan
3. Beritahu ibu penyebab anemia
Memberitahu ibu penyebab Anemia defisiensi besi disebabkan oleh kehilangan
zat besi, peningkatan kebutuhan zat besi, faktor nutrisi serta gangguan absorpsi
besi.
Ny. D mnegerti dan memahami penyuluhan yang diberikan
4. Beritahu ibu tanda dan gejala anemia
Memberitahu ibu tanda dan gejala sebagai berikut : Lelah, lesu, lemah, letih,
lunglai (5L), bibir tampak pucat, nafas pendek, lidah licin, denyut jantung
meningkat, susah buang air besar, nafsu makan berkurang, kadang-kadang pusing,
dan mudah mengantuk
Ny. D mnegerti dan memahami penyuluhan yang diberikan
5. Beritahu ibu dampak anemia
Memberitahu ibu dampak anemia pada kehamilan:
1. Risiko selama mengandung:terjadinya hiperemesis gravidarum, perdarahan,
ketuban pecah dini.
2. Risiko melahirkan: terjadinya retensio plasenta, dan perdarahan postpartum
karena atonia uteri.
24

3. Selama proses nifas: terjadinya perdarahan postpartum, infeksi nifas,


produksi asi sedikit berkurang, dekompensasi jantung mendadak setelah
persalinan, infeksi mamae, anemia nifas
4. Pengaruh pada janin: mengakibatkan: keguguran, lewat intrauterin, persalinan
tak terduga, berat badan lahir rendah, lahir dengan defisiensi besi, cacat lahir
dapat terjadi, bayi dapat infeksi kematian perinatal.
Ny. D mnegerti dan memahami penyuluhan yang diberikan
6. Beritahu ibu cara penanganan anemia
Memberitahu ibu cara penanganan anemia adalah sebagai berikut:
a. Anemia ringan
Pemberian tablet fe menjadi 2 tablet sehari (2 x 1 tablet) selama 90 hari masa
kehamilan.
b. Anemia sedang
Pemberian sulfas ferosus 3 x 60 mg per hari, asam folat 15 – 30 mg per hari,
vitamin C 3 x 25 mg per hari.
c. Anemia berat
Pemberian preparat parenteral yaitu dengan ferum dextran sebanyak 1000 mg
(20 ml) intra vena atau 2 x 10 ml / im.
Ny. D mnegerti dan memahami penyuluhan yang diberikan
7. Beritahu ibu cara pencegahan anemia
Memberitahu ibu cara pencegahan anemia adalah sebagai berikut:
1) Pemberian tablet atau suntikan zat besi.
2) Pendidikan dan upaya yang ada kaitannya dengan peningkatan asupan zat
besi melalui makanan
3) Pengawasan penyakit infeksi
Ny. D mnegerti dan memahami penyuluhan yang diberikan
8. Beritahu informais dan cara memasak sayur kelor yang benar
Memberitahu ibu informais dan cara memasak sayur kelor yang benar
Cara memasak daun kelor yang benar pertama,
1. Didihkan air dalam panci.
2. Masukkan bawang merah (opsional), rebus dengan api sedang hingga harum
25

3. Setelah itu, masukkan daun kelor tunggu 2-3 menit


4. Setelah matang matikan kompor tunggu sekitar 1 menit
5. Masukkan garam dan micin aduk rata.
6. Jika sudah selesai, angkat lalu sajikan.
Ny. D mengerti dan mau melakukannya
9. Beritahu pada ibu informasi tentang manfaat minum tablet Fe
Memberitahupada ibu informasi tentang manfaat minum tablet Fe
Zat besi (Fe) berperan sebagai sebuah komponen yang membentuk mioglobin,
yakni protein yang mendistribusikan oksigen menuju otot, membentuk enzim, dan
kolagen. Selain itu, zat besi juga berperan bagi ketahanan tubuh.
Tablet zat besi (Fe) penting untuk ibu hamil karena memiliki beberapa fungsi
berikut ini:
1) Menambah asupan nutrisi pada janin
2) Mencegah anemia defisiensi zat besi
3) Mencegah pendarahan saat masa persalinan
4) Menurunkan risiko kematian pada ibu karena pendarahan pada saat persalinan
Ny. D mengerti dengan apa yang dianjurkan dan mau melakukannya.
BAB IV

PENUTUP

a. Kesimpulan

Setelah melakukan praktek kebidanan komunitas di Desa moyo Dusun karang


orong yang dilaksanakan pada selama 5 minggu yang dimulai sejak tanggal 05 februari
sampai tanggal 07 maret 2024 yang bertujuan meningkatkan berbagai kemampuan
individu, keluarga, kelompok, khususnya masyarakat dalam hal:
1. Mengkaji keadaan yang berkaitan dengan permasalahan yang ada di masyarakat
seperti mengumpulkan data masyarakat yang ada di Desa Moyo
2. Menganalisa kesehatan masyarakat yaitu mengkaji dan melakukan penilaian
terhadap permasalahan kesehatan yang ada pada salah satu keluarga didapatkan
hasil bahwa terdapat masalah kesehatan pada ibu hamil dengan anemia
3. Mengantisipasi masalah kesehatan yang mungkin terjadi yaitu dengan menyarankan
selalu mengkonsumsi tablet FE
4. Melakukan tindakan segera terhadap masalah kesehatan yang terjadi yaitu dengan
memberikan penyuluhan tentang anemia
5. Menyusun perencanaaan asuhan kebidanan terhadap masalah kesehatan yang
terjadi yaitu dengan menganjurkan ibu untuk mengikuti penyuluhan-penyuluhan
tentang kesehatan ibu hamil melalui Posyandu, PKK dan pengajian
6. Melaksanakan tindakan asuhan kebidanan terhadap Ny. D yang didasarkan kepada
rencana strategi kegiatan yang telah dilaksanakan yaitu dengan menginformasikan
kepada keluarga hasil pendataan dan kondisi ibu, menjelaskan kepada keluarga
tentang pentingnya mengkonsumsi tablet FE.
7. Mengevaluasi tindakan asuhan kebidanan terhadap Ny. D yaitu ibu mau mengikuti
dan melaksanakan anjuran yang diberikan.
26

b. Saran

1. Bagi Keluarga Ny. D


a. Diharapkan keluarga Tn.J memahami tentang penjelasan yang diberikan dan
bisa merubah perilaku sebelumnya yang berdampak buruk pada kesehatan
keluarga.
b. Diharapkan keluarga Tn”J” lebih memahami dan menjaga kebersihan diri/
personal hygine nya
2. Bagi Masyarakat
Dalam pelaksanaan Praktik Kebidanan komunitas dilihat keadaan masing-
masing RW dalam hal kesehatan sudah cukup baik tetapi belum memadai, dan
memerlukan struktur organisai desa pada bagian kaum pemberdayaan masyarakat
yang dimana mempunyai peran dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat
dan meningkatkan derajat ibu dan anak.
27

DAFTAR PUSTAKA

Astuti, R.Y. dan D.E. (2018) Anemia Dalam Kehamilan. Edited by R.Y. dan D.E. Astuti.

Astutik, R. Y., & Ertiana, D. (2018) Anemia dalam Kehamilan. Edited by D. Astutik, R. Y., &
Ertiana. Jawa Timur: CV. Pustaka Abadi.

Bobak, Lowdermilk, J. (2016) Buku Ajar Keperawatan Maternita. Edited by J. Bobak,


Lowdermilk. Jakarta:EGC.

Darwiten, & Nurhayati, Y. (2019) Asuhan Kebidanan Pada Kehamilan. Edited by Y. Darwiten,
& Nurhayati.

Deswati, D. A., Suliska, N., & Maryam, S. (2019) ‘Pola Pengobatan Anemia Pada Ibu Hamil di
Salah Satu Rumah Sakit Ibu dan Anak’.

Hidayanti, L. and Rahfiludin, M.Z. (2020) ‘Dampak Anemi Defisiensi Besi pada Kehamilan : a
Literature Review’, Gaster, 18(1), p. 50. doi:10.30787/gaster.v18i1.464.

Kemenkes RI. (2021) Profil Kesehatan Indo-nesia, Pusdatin.Kemenkes.Go.Id.

Kemenkes RI (2020) Anemi:Pengertian, Dampak, Pencegahan. Edited by Kemenkes RI. Jakarta:


Kementerian Kesehatan R.

Laia, T.J. (2019) ‘). Faktor yang Mempengaruhi Anemia pada Ibu Hamil di Klinik Siti Haja’.

Triharini, M. (2019) ‘Editorial: Upaya Bersama dalam Pencegahan Anemia Kehamilan’,


Pediomaternal Nursing Journal, 5(2). doi:10.20473/pmnj.v5i2.21220.

Utama, R.P. (2021) ‘Status Gizi dengan Kejadian Anemia Pada Ibu Hamil’, Jurnal Ilmiah
Kesehatan Sandi Husada, 10(2), pp. 689–694. doi:10.35816/jiskh.v10i2.680.

Wulandari, R.C.L. et al. (2021) Asuhan Kebidanan Kehamilan. Edited by R. Widyastuti.


Bandung: Media Sains Indonesia.

Zuiatna, D. (2021) ‘Faktor- Faktor Yang Mempengaruhi Kejadian Anemia Pada Ibu Hamil’,
Jurnal Kebidanan Malahayati, 7(3), pp. 404–412. doi:10.33024/jkm.v7i3.4425.
28

Ika, Z., & Nurma. (2022). Hubungan Jarak Kehamilan dengan Kejadian Anemia pada Ibu Hamil
Trimester III di Puskesmas Bagelen Kabupaten Purworejo. Jurnal Komunikasi
Kesehatan, XIII(1), 1–8.
29

SATUAN ACARA PENYULUHAN

Pokok bahasan : Anemia pada ibu hamil


Sub pokok bahasan : Gejala dan penanganan anemia pada ibu hamil
Sasaran : Ibu hamil
Waktu : 35 menit
Tempat : Dusun karang orong

A. Analisa Data
Pada umumnya warga masyarakat Desa Moyo Kecamata Moyo Hilir Khususnya Ibu
Hamil, saya sebagi mahasiswa Prodi D3 kebidanan STIKES Griya Husada Sumbawa akan
mengadakan penyuluhan tentang Anemia pada ibu hamil.
B. Tujuan Penyuluhan
1. Tujuan Umum
Setelah dilakukan penyuluhan Kesehatan tentang Anemia pada ibu hamil selama
30 menit, sasaran diharapkan mampu memahami tentang Anemia pada ibu hamil.

2. Tujuan Khusus
Setelah diberikan penyuluhan selama 30 menit diharapkan responden mampu:
a. Menjelaskan pengertian apa itu anemia menggunakan bahasa sendiri.
b. Menjelaskan tanda dan gejala Anemia pada bu hamil serta penyebabnya dengan
baik dan benar.
c. Menjelaskan penyebab dari Anemia pada ibu hamil dengan baik dan benar
d. Menjelaskan dampak yang ditimbulkan dari Anemia pada ibu hami.dengan baik
dan benar
e. Menjelaskan cara pencegahan Anemia pada ibu hamil dengan bahasa sendiri.
f. Menjelaskan cara penanganan Anemia pada ibu hamil dengan baik dan benar.
C. Pokok Bahasan
1. Pengertian Anemia
2. Tanda dan gejala
3. Penyebab
4. Dampak yang timbul
30

5. Cara pencegahan
6. Cara penanganan
D. Metode
1. Ceramah
2. Tanya jawab
E. Alat Bantu
1. Leaflet
F. Kegiatan Penyuluhan
No Kegiatan Jenis kegiatan Waktu Media
Penyuluhan peserta
1 Pembukaan  Mengucapkan salam  Menjawab salam 5 menit
 Memperkenalkan diri  Memperkenalkan
Menjelaskan maksud dan dan
tujuan memperhatikan
Penyajian  Menjelaskan materi Memperhatikan dan 20 menit Leaflet
 Tentang Anemia pada ibu mendengarkan
hamil penyuluh dengan
Menjelaskan tanda dan cermat
 Gejala anemia pada ibu hamil
 Mejelaskan penyebab dari
Anemia pada ibu hamil
 Menjelaskan dampak yang
 Timbul dari anemia pada ibu
 Hamil
 Menjelakan cara pencegahan
 Anemia pada ibu hamil
 Menjelaskan cara penanganan
 Anemia ada ibu hamil
Tanya  Memberikan kesempatan Bertanya 5 menit
untuk menanyakan hal yang
jawab belum jelas
 Menjawab pertanyaan Memperhatikan
jawaban dari penyuluh

Penutup  Memberikan evaluasi Mendengarkan 5 menit


 Menyimpulkan materi
 Memberikan salam penutup Menjawab salam

G. Evaluasi
31

1. Menjelaskan pengertian Anemia pada ibu hamil dengan menggunakan bahasa sendiri
2. Menjelaskan tanda dan gejala Anemia pada ibu hmil dengan baik dan benar.
3. Menjelaskan penyebab dari Anemia pada ibu hamil dengan baik dan benar
4. Menjelaskan dampa Anemia dengan baik dan benar
5. Menjelaskan cara pencegahan Anemia dengan baik dan benar
6. Menjelaskan cara penangan Anemia dengan baik dan benar
H. Lampiran
1. Materi
2. Leaflet
35

MATERI PENYULUHAN

A. Anemia
1. Definisi Anema pada Ibu Hamil
Anemia adalah penyakit kekurangan sel darah merah. Anemia dalam kehamilan
adalah kondisi ibu dengan kadar hemoglobin (Hb) < 11 gr/dl pada trimester I dan III
sedangkan pada trimester II kadar hemoglobin < 10,5 gr/dl (Bobak, Lowdermilk, 2016).
Menurut American Society of Hematology, anemia merupakan penurunan jumlah
hemoglobin dari batas normal sehingga tidak dapat memenuhi fungsinya sebagai pembawa
oksigen dalam jumlah yang cukup ke jaringan perifer (Putri, Y. R., & Hastina, 2020).
Menurut (Laia, 2019) Anemia dalam kehamilan terbagi atas anemia defisiensi besi,
anemia megaloblastik, anemia hipoplastik, anemia hemolitik, dan anemia lainnya. Menurut
(Dwi Kurniasih, 2022) kriteria anemia:
1. Hb >11 g/dL : Normal
2. Hb 8 – 9/dL : Anemia Ringan
3. Hb < 8 g/dL : Anemia Berat
2. Gejala Anemia Pada ibu hamil
Seseorang yang menderita anemia biasanya memiliki tanda dan gejala sebagai
berikut : Lelah, lesu, lemah, letih, lunglai (5L), bibir tampak pucat, nafas pendek, lidah licin,
denyut jantung meningkat, susah buang air besar, nafsu makan berkurang, kadang-kadang
pusing, dan mudah mengantuk (Arisman, 2020). Tanda dan Gejala Anemia pada ibu hamil
yaitu:
a. Hb trimester I dan III < 11g%, dan Hb trimester II < 10,5g%.
b. Wajah, lidah, bibir, kuku, dan kelopak mata tampak pucat.
c. Takipnea, dispnea saat beraktivitas
d. Mata berkunang-kunang.
e. Nafsu makan berkurang, mual, muntah (Saifuddin, 2017)
3. Penyebab Anemia pada Ibu Hamil
Penyebab umum dari anemia pada kehamilan adalah kekurangan zat besi.hal ini
penting untuk dilakukan pemeriksaan pada kunjungan pertama kehamilan pada ibu hamil
yang anemia (Proverawati, 2019).
36

4. Dampak Anemia Pada Ibu Hamil


Menurut Wiknjosasto, anemia dalam kehamilan mempengaruhi wanita
mengandung, dari segi kehamilan, proses kelahiran, nifas, dan periode berikutnya.
Berbagai ketidaknyamanan karena menderita anemia antara lain keguguran,
prematur, perdarahan yang disebabkan oleh atonia uteri, infeksi pada intrapartum,
mengalami syok, dan infeksi postpartum. Dari banyak kasus, infeksi yang serius
dengan total Hb di bawah 4 g/100 ml bisa mengakibatkan dekompensasi
kardiovaskular. Selain itu, anemia dalam proses mengandung juga terkait dengan
banyaknya kesakitan yang dirasakan ibu selama persalinan. komplikasi anemia
dalam kehamilan meliputi: . (Astutik, R. Y., & Ertiana, 2018)
a. Pengaruh anemia pada kehamilan
1) Risiko selama mengandung: bisa mengalami keguguran, persalinan
prematuritas, gangguan perkembangan janin di perut, infeksi selalu terjadi,
bahaya dekompensasi jantung (Hb < 6 gr%) mola hidatidosa, hiperemesis
gravidarum, perdarahan, ketuban pecah dini. (Astutik, R. Y., & Ertiana, 2018)
2) Risiko melahirkan: tenaga cepat lelah, tahap pertama dapat bertahan lama dan
akan ada tenaga kerja yang panjang, tahap kedua berlangsung cukup lama,
kadang-kadang akan sangat lelah dan kadang-kadang perawatan medis
kebidanan diperlukan. Mungkin ada plasenta sisa setelah tahap ketiga.
retensio plasenta, dan perdarahan postpartum karena atonia uteri. Pada kala
IV, terjadi perdarahan postpartum sekunder. (Astutik, R. Y., & Ertiana, 2018)
3) Selama proses nifas: bisa mengalami subinvolusi uterus yang mengakibatkan
terjadinya perdarahan postpartum, infeksi nifas, produksi asi sedikit
berkurang, dekompensasi jantung mendadak setelah persalinan, infeksi
mamae, anemia nifas (Astutik, R. Y., & Ertiana, 2018)
b. Resiko anemia pada janin meskipun tampaknya janin dapat mempertahankan kebutuhan
yang berbeda dari ibunya, kurangnya zat besi bisa mengurangi kapasitas metabolisme
tubuh yang dapat mengganggu perkembangan serta peningkatan janin di dalam perut
ibu. Karena anemia bisa mengakibatkan: keguguran, lewat intrauterin, persalinan tak
terduga, berat badan lahir rendah, lahir dengan defisiensi besi, cacat lahir dapat terjadi,
bayi dapat infeksi kematian perinatal (Astutik, R. Y., & Ertiana, 2018).
37

5. Cara Mengatasi terjadinya Anemia pada Ibu Hamil


Penanganan anemia adalah sebagai berikut :
1) Anemia ringan
Pemberian tablet fe menjadi 2 tablet sehari (2 x 1 tablet) selama 90 hari
masa kehamilan. Pemberian preparat tablet Fe (fero sulfat) 60 mg /hari dapat
menaikan kadar Hb sebanyak 1 g % /bulan (Deswati, D. A., Suliska, N., &
Maryam, 2019)
2) Anemia sedang
Pemberian sulfas ferosus 3 x 60 mg per hari, asam folat 15 – 30 mg per
hari, vitamin C 3 x 25 mg per hari. (Mochtar Rustam, 2018)
3) Anemia berat
Pemberian preparat parenteral yaitu dengan ferum dextran sebanyak 1000
mg (20 ml) intra vena atau 2 x 10 ml / im pada gluteus maximus, dapat
meningkatkan Hb relatif lebih cepat yaitu 2 gr % pemberian parenteral ini
mempunyai indikasi intoleransi besi pada traktus gastrointestinal, anemia yang
berat dan kepatuhan yang buruk (Saifuddin, 2020).

6. Pencegahan terjadinya Anemia


Upaya untuk mencegah terjadinya ibu hamil dengan Anemia ada empat pendekatan dasar
pencegahan anemia defisiensi zat besi, menurut (Arisman, 2020) yaitu:

4) Pemberian tablet atau suntikan zat besi.


5) Pendidikan dan upaya yang ada kaitannya dengan peningkatan asupan zat besi
melalui makanan
6) Pengawasan penyakit infeksi
38

Leaflet

\
39

Dokumentasi

Anda mungkin juga menyukai