Anda di halaman 1dari 44

LAPORAN INDIVIDU

ASUHAN KEBIDANAN KOMUNITAS PADA KELUARGA TN,M


DENGAN NYERI HAID (DISMINORE) PADA NN.F
DIDESA MOYO MEKAR RT 001 DUSUN SATOWE BRANG
KECAMATAN MOYO HILIR

Disusun oleh
Petronela Rince Bulu(0BA21009)

PROGRAM STUDI D3 KEBIDANAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN STIKES GRIYA HUSADA
SUMBAWA TAHUN 2023/2024
LEMBAR PENGESAHAN

MANAJEMEN KEBIDANAN KOMUNITAS


DI DESA MOYO MEKAR RT 001 DUSUN SATOWE BRANG
KECAMATAN MOYO HILIR KABUPATEN SUMBAWA

Laporan Individu Praktik Komunitas Telah Memenuhi Persyaratan dan Disetujui


Tanggal ........ Maret 2024

Menyetujui dan Mengesahkan


Pembimbing

(Yunita Lestari. S.ST.M.K.M )


NIK. 19910202201609

Mengetahui,
Ketua Program Studi D3 Kebidanan

(Galuh Permatasari, S.Tr.Keb,M.H)


NIK. 19911009 2020 118
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan yang Maha Esa karena atas
berkat dan RahmatNya kami dapat menyelesaikan penulisan Laporan Individu
Praktik Kebidanan Komunitas ini tepat pada waktunya, dimana laporan ini
menjadi salah satu bagian dari kegiatan Praktik Kebidanan Komunitas dalam
Menerapkan Mata Kuliah Kebidanan Komunitas. Dalam penulisan laporan ini,
penulis tidak berjalan sendiri tetapi dengan dukungan berbagai pihak. Oleh
Karena itu, penulis mengucapkan terima kasih kepada:
1. Rusmayadi,S.Kep.Ners,M.P.H selaku ketua Stikes Griya Husada Sumbawa
2. Bapak selaku kepala desa Moyo mekar Shagiruddin,SP
3. Galuh Permatasari, S.Tr. Keb, M.H selaku ketua prodi D3 Kebidanan Stikes
Griya Husada Sumbawa
4. Yunita lestari.S.ST.M.K.M selaku pembimbing Akademik
5. Segenap jajaran struktur organisasi Lembaga Desa Moyo mekar Sumbawa
Besar yang telah banyak bekerja sama dengan kami, baik karyawan maupun
pimpinan lembaga.
6. Teman-teman prodi D3 Kebidanan angkatan 2021
Demikian laporan ini dibuat sebagai bentuk pertanggungjawaban dan
hasil evaluasi terakhir dari berbagai rangkaian kegiatan Praktik Kebidanan
Komunitas. Penulis menyadari bahwa penulisan laporan ini masih jauh dari
kesempurnaan, oleh karena itu demi menyempurnakan penulisan laporan ini
penulis mengharapkan saran dan tanggapan yang membangun dari berbagai
pihak. Akhir kata penulis ucapkan terima kasih.

Sumbawa Besar,Maret 2024

Penyusun
DAFTAR ISI

COVER……………………………….………………………………………………………………………………… i
LEMBAR PENGESAHAN ….……………………………………...……………………………………………….…………… Ii
KATA PENGANTAR………………………………………………………………………………………………………………… Iii
DAFTAR ISI……………………………………………………………………………………………………………………………. Iv

BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang……………………………………………………………………………………………………………… 1
B. Tujuan………………………………………………………………………………………………………………………….. 8
C. Manfaat………………………………………………………………………………………………………………………... 9
D. Lokasi……………………………………………………………………………………………………………………………. 9
E. Waktu…………………………………………………………………………………………………………………………… 9
F. Dosen Pemebimbing…………………………………………………………………………………………………….. 10

BAB II TINJAUAN TEORI


A. Konsep Teori Remaja……………………………………………………………………………………………………. 11
B. Konsep dasar Kebidanan Kominitas………………………………………………………………………………. 17
C. Konsep Keluarga…………………………………………………………………………………………………………… 17
D. Konsep Dasar Manajemen Asuhan Kebidanan Komunitas.................................... 19

BAB III TINJAUAN KASUS


A. Pengkajian Data...................................................................................................... 24
B. Analisis Data........................................................................................................... 29
C. Diagnosa dan Masalah Kebidanan.......................................................................... 30
D. Perencanaan.............................................................................................................. 30
E. Penatalksanaan......................................................................................................... 31
F. Evaluasi.................................................................................................................... 31

BAB IV
A. Kesimpulan............................................................................................................. 33
B. Saran....................................................................................................................... 34

Daftar Pustaka
Lampiran
Satuan Acara Penyuluhan
Leaflite
Dokumentasi

DAFTAR LAMPIRAN
1. Satuan Acara Penyuluhan Nyeri Haid (dismenore).
2. Leaflet Tentang Nyeri Haid (dismenore).
3. Dokumentasi Tentang Nyeri Haid (dismenore).

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Masa remaja merupakan masa yang penting didalam kehidupan manusia yang
ditandai dengan pertumbuhan fisik yang cepat, psikososial, kognitif dan
emosional serta kematangan seksual dan reproduksi (Lehtimaki et al., 2019).
Salah satu tanda kematangan seksual dan reproduksi remaja putri adalah
menstruasi. Menstruasi dapat didefinisikan sebagai perdarahan periodik dari rahim
yang terjadi setiap bulan dan sepanjang kehidupan reproduksi aktif seorang wanita
(Michael et al., 2020). Siklus menstruasi terjadi secara periodik pada setiap
bulannya dengan rentang normal 28 hari, sedangkan siklus menstruasi itu sendiri
adalah 3 sampai 7 hari (Rahayu et al., 2017). Semakin lama menstruasi, semakin
sering rahim berkontraksi, sehingga akan menimbulkan rasa nyeri saat menstruasi.
Pada saat menstruasi menunjukkan bahwa remaja dengan periode menstruasi > 7
hari memiliki risiko 1,2 kali lebih tinggi untuk mengalami dismenore
dibandingkan remaja dengan periode < 7 hari (Sophia, 2017). Masalah kesehatan
yang dapat terjadi pada kesehatan reproduksi remaja pada saat menstruasi salah
satunya yaitu dismenorea atau nyeri pada saat menstruasi (Utari, 2018).
Pеrmаѕаlаhаn ѕіkluѕ mеnѕtruаѕі dаn dіѕmеnοrе biasanya, kеаdааn dерrеѕі аtаu
tаkut. Аkіbаt buruk dіѕmеnοrе tеrhаdар ѕtаtuѕ рѕіkοlοgіѕ rеmаϳа рutrі аdаlаh
tеrgаnggunуа kuаlіtаѕ hіduр rеmаϳа рutrі dаn mеnуеbаbkаn ѕеοrаng wаnіtа аbѕеn
dаrі bеlаϳаr (Setiawan, 2018).
Disminorea adalah rasa nyeri yang dirasakan pada perut bagian bawah atau
kram menjelang haid yang berlangsung 2-3 hari, dimulai sehari sebelum mulai
haid (Andriana, 2019). Dismenorea merupakan masalah ginekologi yang paling
umum pada wanita usia subur. Meskipun dismenore terjadi secara umum, namun
masih banyak yang belum diketahui masyarakat tentang gangguan dismenore,
termasuk diagnosis dan efeknya (Iacovides et al., 2015). Dismenorea dibagi
menjadi dua jenis, dismenore primer dan dismenore sekunder. Dismenore primer
adalah dismenore yang terjadi tanpa adanya kelainan atau penyakit pada organ
reproduksi. Sedangkan dismenore sekunder adalah dismenore yang berhubungan
dengan penyakit pada organ reproduksi, seperti endometriosis, adenoma, dan
mioma uteri (Osuga et al., 2021).
Berdasarkan data World Health Organization (WHO) tahun 2020, kejadian
dismenorea adalah 1.769.425 (90%) wanita yang menderita dismenorea, dengan
10-16% menderita dismenorea berat. Angka kejadian dismenorea di dunia sangat
tinggi. Besar rata-rata lebih dari 50% wanita menderita karenanya (Herawati,
2021). Di Indonesia angka kejadian dismenorea adalah 64,25%, terdiri dari
54,89% dismenorea primer dan 9,36% dismenorea sekunder. Selama 50 tahun
terakhir, 75% wanita pernah mengalami kram menstruasi. Gejala dismenorea
primer biasanya muncul pada wanita usia subur dan wanita yang belum pernah
hamil.

Menurut KEMENKES Dismenore merupakan nyeri perut bagian bawah


yang terkadang rasa nyeri tersebut meluas hingga ke pinggang, punggung bagian
bawah dan paha. Bagi setiap remaja putri yang akan memasuki masa menstruasi.
Nyeri menstruasi atau dismenore sering dialami oleh beberapa wanita khususnya
di usia reproduktif, bahkan angka kejadian dismenore di dunia sangat besar.
Beberapa perempuan yang merasakan sakit yang tidak tertahankan saat menstruasi
dapat berpengaruh terhadap aktivitas harian.
Dampak dari dismenore cukup tinggi terhadap wanita, yang mengakibatkan
pembatasan aktivitas sehari-hari, kinerja akademik yang lebih rendah pada remaja,
kualitas tidur yang buruk, efek negatif terhadap suasana hati, kecemasan, dan
depresi (Bernardi, Lazzeri, Perelli, Reis, & Petraglia, 2017). Wanita yang
menderita dismenore lebih rentan terhadap gangguan psikologis seperti depresi,
kecemasan, dan juga somatisasi (Moradpour, 2019). Aktifitas fisik dapat
mengurangi dan memperbaiki gejala fisik karena dapat menurunkan kadar
aldosteron serum dengan menurunkan kadar renin, meningkatkan estrogen dan
progesteron (Dehnavi, Jafarnejad, & Kamali, 2018). Senam aerobik mampu
meningkatkan produksi endoprin (penghilang rasa sakit alami pada tubuh)
sehingga dapat menghilangkan nyeri ketika menstruasi. Selain itu, olahraga dapat
meningkatkan pasokan darah ke organ reproduksi sehingga memperlancar
peredaran darah. Beberapa penelitian membuktikan bahwa senam aerobik dapat
menurunkan dismenore sesuai dengan penelitian Zahra, dkk (2018) menunjukkan
bahwa senam aerobik dapat memperbaiki dismenore primer. Oleh karena itu,
latihan aerobik dapat digunakan untuk mengobati dismenore (Dehnavi, Jafarnejad,
& Kamali, 2018). Hasil penelitian Roghayeh (2019), menunjukkan bahwa latihan
aerobik yang dipilih memiliki efek yang positif pada gejala fisik menstruasi dan
hormon terkait (Moradpour, 2019)

Berdsarkan pengkajian yang telah dilakukan oleh mahasiswa D3 kebidanan


tahun 2024 selama 1 minggu dimulai pada tanggal 7 maret 2023 pukul 17:00 di
masyarakat Desa Moyo Mekar Dusun satowe brang RT001/RW001 ditemukan
masalah yaitu Disminore pada remaja putri .Maka dari itu mahasiswa perlu
penjelasan lanjut mengenai nyeri haid yang di alami oleh remaja tersebut di Desa
Moyo Mekar dusun satowe brang RT001/RW001 dari 20 remaja hanya di
temukan 1 remaja yang menderita disminore dengan presentase (3%)
Berdasarkan latar belakang diatas penting dilakukan penanganan terhadap
kejadian tersebut, karena meningat angka kejadian disminore pada remaja putri.

B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Melaksanakan asuhan kebidanan komunitas dengan menggunakan
pendekatan manajemen kebidanan komunitas pada keluarga Tn.M dengan
dismenore pada remaja
2. Tujuan Khusus
a. Melakukan pengkajian pada keluarga Tn.M
b. Menganalisa masalah Kesehatan yang di alami remaja NN.F
c. Melakukan antisipasi masalah Kesehatan pada remaja NN.F
d. Melakukan tindakan segera terhadap masalah kesehatan yang di alami
remaja NN.F
e. Menyusun rencana Tindakan asuhan kebidanan terhadap masalah
Kesehatan yang di alami remaja NN.F
f. Melaksanakan Tindakan asuhan kebidanan terhadap masalah kesehatan
yang dialami oleh remaja NN.F
C. Manfaat
1. Bagi Keluarga
a. Kelurga mampu mengenal permasalahan yang dialami
b. Kelurga mampu mengenal penyebab masalah Kesehatan yang dialami.
c. Keluarga mampu mengatasi masalah Kesehatan yang dialami
2. Bagi Mahasiswi
a. Mahasiswi mampu mengaplikasikan asuhan kebidana komunitas dalam
praktek komunitas
b. Mahasiswi mendapatkan pengalaman belajar dalam mengenali masalah
kesehatan dan menentukan langkah penyelesaiannya.
D. Lokasi
Lokasi yang digunakan untuk praktik komunitas,bertempat dilokasi desa
moyo mekar dusun satowe brang
E. Waktu
Waktu yang digunkan selama praktik komunitas berlangsung dimulai dari
tanggal, 5 februari 2024 sampai 7 maret 2024.
F. Dosen pembimbing
Yunita Lestari,S.ST.M.K.M
BAB II
TINJAUAN TEORI
A. Konsep Dasar Kebidanan Komunitas
1. Pengertian Kebidanan Komunitas
Kebidanan berasal dari kata “Bidan” menurut ICM, IFGO, dan WHO
mengatakan bahwa bidan (midwife) adalah seorang yang telah mengikuti
pendidikan kebidanan yang telah diakui oleh pemerintah setempat dan telah
menyelesaikan pendidikan tersebut dan lulus serta terdaftar atau mendapat
izin melakukan praktik kebidanan.
Menurut KepmenkesNo.900/Menkes/SK/VII/2013 bidan adalah
seorang wanita yang telah mengikuti program pendidikan bidan dan lulus
ujian sesuai dengan persyaratan yang berlaku. Kebidanan (midwifery)
mencakup pengetahuan dan keterampilan yang dimiliki bidan dan kegiatan
pelayanan yang dilakukannya untuk menyelamatkan ibu dan bayi yang
dilahirkan. Komunitas adalah kelompok orang yang ada disuatu lokasi
tertentu yang saling berinteraksi. Bidan komunitas adalah bidan yang bekerja
melayani keluarga dan masyarakat di wilaya tertentu. Kebidanan komunitas
adalah bagian dari kebidanan yang berupa serangkaian ilmu dan serangkaian
ilmu dan keterampilan untuk memberi pelayanan kebidanan pada ibu dan
anak yang berada dalam masyarakat di wilaya tertentu. Dalam komunitas
terdapat kumpulan individu yang membentuk keluarga atau kelompok
masyarakat. Sasaran utama adalah ibu dan anak dalam keluarga. Menurut
undang-undang No.23 2014 tentang kesehatan, yang dimaksud dengan
keluarga adalah suami, istri, anak dan anggota keluarga lainnya. Pelayanan ini
diserahkan untuk mewujudkan keluarga yang sehat dan dapat meningkatkan
sumberdaya manusia.
B. Konsep keluarga
Asuhan kebidanan merupakan Kebidanan Komunitas yang bertujuan untuk
meningkatkan derajat kesehatan keluarga. Dalam sebuah keluarga biasanya
dijumpai lebih dari satu permasalahan.
1. Pengertian keluarga
Keluarga adalah kumpulan anggota rumah tangga yang saling
berhubungan melalui pertalian darah, adopsi atau perkawinan (WHO 2016).
Keluarga adalah dua atau lebih individu yang hidup dalam satu rumah tangga
karena adanya hubungan darah, perkawinan atau adopsi. Mereka saling
berinteraksi satu dengan yang lain, mempunyai peran masing-masing, dan
menciptakan serta mempertahankan suatu budaya (bailon dan maglaya 2014).
Keluarga adalah unit terkecil dari masyarakat yang terdiri atas kepala
keluarga dan beberapa orang yang terkumpul dan tinggal disuatu tempat di
bawah atap dalam keadaan saling ketergantungan (Dep Kes R.I 2018)
2. Tipe atau jenis keluarga
Berbagai bentuk dan tipe keluarga dibedakan berdasarkan keluarga
tradisional dan keluarga non tradisional menurut allender dan spradley
(2011), seperti :
a. Tipe keluarga tradisional terdiri dari :
1) Nuclear family atau keluarga inti yaitu keluarga yang terdiri dari
suami, istri dan anak kandung atau anak angkat.
2) Extended family atau keluarga besar adalah keluarga inti ditambah
dengan keluarga lain yang mempunyai hubungan darah, misalnya
kakek, nenek, bibi dan paman
3) Dyad family yaitu rumah tangga terdiri dari suami dan istri tanpa anak
4) Single parent family adalah suatu keluarga yang terdiri dari satu orang
tua dengan anak kandung atau anak angkat, yang disebabkan oleh
perceraian atau kematian.
5) Single adult adalah rumah tangga yang hanya terdiri dari seorang
orang dewasa saja.
6) Keluarga usia lanjut yaitu rumah tangga yang terdiri dari suami dan
istri yang sudah lanjut usia.
b. Tipe keluarga non tradisional terdiri atas :
1) Commune family yaitu lebih adri satu keluarga tanpa pertalian darah
hidup serumah.
2) Oran tua (ayah, ibu) yang tidak ada ikatan perkawinan dan anak hidup
bersama dalam satu rumah tangga.
3) Homoseksual dan lesbian adalah dua individu sejenis yang hidup
bersama dalam satu rumah.
3. Fungsi keluarga
Fungsi keluarga berbeda sesuai dengan sudut pandang terhadap
keluarga. Akan tetapi, dari sudut kesehatan keluarga yang sering digunakan
adalah fungsi keluarga yang disusun oleh friedman, antara lain :
a. Fungsi efektif yaitu perlindungan psikologi, rasa aman, interaksi,
mendewasakan dan mengenal identitas dari individu. Fungsi sosialisai
peran yaitu fungsi dan peran di masyarakat, serta sasaran untuk kontak
sosial didalam /diluar rumah.
b. Fungsi reproduksi yaitu menjamin kelangsungan generasi dan
kelangsungan hidup masyarakat.
c. Fungsi memenuhi kebutuhan fisik dan perawatan merupakan pemenuhan
sandang, pangan dan papan serta perawatan kesehatan.
d. Fungsi ekonomi adalah fungsi untuk pengadaan sumber dana,
pengalokasian dana serta pengaturan keseimbangan.
e. Fungsi pengontrolan/pengaturan adalah memberikan pendidikan dan
norma-norma
C. Konsep Teori Remaja
1. Pengertian Remaja
Masa remaja disebut juga sebagai masa peralihan atau masa
penghubung antara masa anak-anak menuju masa dewasa. Remaja memiliki
peranan yang sangat penting untuk keberlangsungan masa depan suatu
bangsa. Remaja merupakan individu-individu calon penduduk usia produktif
yang pada saatnya kelak akan menjadi pelaku pembangunan sehingga harus
disiapkan agar menjadi sumber daya manusia (SDM) yang berkualitas.
perubahan kompleks akan terjadi pada periode ini sehingga membutuhkan
pengenalan yang baik terutama dari remaja itu sendiri. proses pekembangan
remaja sangat rawan dan penuh risiko sehingga dibutuhkan Kesehatan diri
yang baik (Wirenviona & Riris, 2020).
Kondisi remaja saat ini tidak terlepas dari banyak tangtangan untuk
menggapai Kesehatan reproduksi yang sejahtera. Beberapa permasalahan
justru mengancam remaja terutama yang terkait dengan Kesehatan
reproduksi yang akan berdampak pada kwalitasnya sehingga aktor
pembangunan dan kesiapannya dalam membangun keluarga. Pubertas atau
kematangan seksual yang semakin dini (aspek internal) dan aksesibilitas
terhadap berbagai media (Aspek eksternal) serta pengaruh negatif teman
sebaya menjadikan remaja rentan terhadap prilaku seksual berisiko
(Wirenviona & Riris, 2020).
2. Perubahan fisik pada remaja
Periode atau masa remaja identik dengan proses kematangan fisik
(Jasmani) dan psikologis (Rohani). Pematangan fisik terutama pada fungsi
seksual ditandai dengan menstruasi pada remaja perempuan dan mimpi
basah pada remaja laki-laki. Remaja mengalami perubahan fisik akibat
munculnya ciri-ciri seks sekunder yang begitu menonjol baik pada
perempuan maupun laki-laki pertumbuhan dan perkembangan fisik remaja
dapat optimal dengan pemenuhan gizi yang cukup. remaja harus mendapat
perhatian yang cukup dari orang tuanya agar tidak menimbulkan efek yang
dapat berakibat kurangnya dalam penerimaan sisoal (Wirenviona & Riris,
2020).
Ciri-ciri seks sekunder pada remaja perempuan diantaranya pinggul
dan pantat membesar, kulit lebih halus, serta tinggi dan berat badan
bertambah. Selain itu, perkembangan payudara sudah dimulai biasanya
paling muda usia 8-10 tahun. Kelenjar keringat aktif ditandai keringat
bertambah banyak, rambut pada ketiak dan alat kelamin juga mulai tumbuh,
sedangkan ciri-ciri seks sekunder pada remaja lakilaki umumnya dikenali
dari perubahan pada suara menjadi berat, tumbuh jakun, serta tinggi dan
berat badan bertambah, rambut pada ketiak, alat kelamin, dada dan wajah
mulai tumbuh. Selain itu, kelenjar keringat aktif ditandai dengan keringat
yang bertambah banyak. Pada alat reproduksi, penis dan buah zakar
membesar (Wirenviona & Riris, 2020).
3. Nyeri Haid (Dismenore)
1. Pengertian
Nyeri haid adalah suatu kondisi medis ginekologis ras sakit slama
menstruasi yang menganggu aktivitas sehari hari.Namun,disminore
sering di definisikan hanya sebagai nyeri haid, atau setidaknya.Haid yang
berlebihan adalah kondisi nyeri perut yang berasal dari kram rahim dan
terjadi menjelang atau slama menstruasi.Nyeri haid sering di gunakan
aecara sinonim dengan kram menstruasi, tettapi yang terakhir juga dapat
merujuk pada kontraksi uterus menstruasi, yang umumnya kekuatan,
durasi dan frekuensinya lebih tinggi daripada di sisa siklus menstruasi.
Nyeri haid muncul dengan berbagai jenis rasa nyeri, sepeti sakit
yang teramatsangat, berdenyut, mual, nyeri seperti terbakar, atau sakit
yang sangat menusuk. Dismenore bisa mendahului menstruasi dengan
beberapa hari atau mungkin menyertainya dan biasanya berkurang
hingga akhir menstruasi. Dismenore bisa hidup berdampingan dengan
kehilangan darah berlebihan berat yang dikenal sebagai menorrhagia.
Dalam keadaan yang normal, nyeri haid hanya membuat wanita
merasa sakit dan tidak nyaman. Tetapi dalam keadaan yang parah, nyeri
haid ini bisa membuat wanita tidak dapat bekerja dan harus beristirahat,
nyeri sering bersamaan dengan rasa mual, sakit kepala, perasaan mau
pingsan dan lekas marah. Nyeri haid terutama dirasakan oleh remaja putri
di tahun awal menstruasi, Wanita yang beriwayat mendapatkan
menstruasi pertama lebih awal (kurang dari12 tahun) dan wanita yang
mengeluarkan darah haid lebih banyak.
Pada kasus yang lebih jarang, nyeri menstruasi disebabkan oleh
kondisi atau penyakit,misalnya endometriosis, penyakit menular seksual,
kista ovarium atau masalahspiral (IUD). Jika Anda mulai merasakan
nyeri menstruasi setelah berusia 25tahun atau bila rasa nyeri disertai
gejala lain seperti perdarahan haid yang tidak kunjung berhenti atau
berbau busuk, Anda perlu berkonsultasi dengan dokter. Ada beberapa
pendapat tentang pengertian Dismenore, antara lain : Nyeri haid adalah
rasa nyeri yang timbul menjelang dan selama menstruasi, ditandai
dengan gejala kram pada abdomen bagian bawah. Gejala ini disebabkan
karena tingginya produksi hormon Prostaglandin. Dismenore merupakan
rasa nyeri yang hebat yang dapat mengganggu aktivitas sehari – hari.
2. Klasifikasi
Klasifikasi nyeri haid (dismenore) :
a. Dismenore Primer
Dismenore (nyeri haid) primer didiagnosis ketika tidak ada yang
terdeteksi. Dismenore primer, (disebut juga Dismenore idiopatik,
esensial, intrinsik) adalah nyeri menstruasi tanpa kelainan organ
reproduksi (tanpa kelainan ginekologik). Terjadi sejak menarche dan
tidak terdapat kelainan pada alat kandungan (Proverawati
&Misaroh,)
Dismenore primer timbul sejak haid pertama dan akan pulih
sendiri dengan berjalannya waktu. Tepatnya saat lebih stabilnya
hormon tubuh atau perubahan posisi rahim setelah menikah dan
melahirkan (Wijayanti). Dismenore primer terjadi beberapa waktu
setelah menarche biasanya setelah 12 bulan atau lebih, oleh karena
siklus – siklus haid pada bulan – bulan pertama setelah menarche
umumnya berjenis anovulatuar yang tidak disertai rasa nyeri.
Ada beberapa faktor peranan sebagai penyebab Dismenore primer,
antara lain;
1) Faktor kejiwaan
Pada gadis-gadis yang secara emosional tidak stabil, apalagi
jikamereka tidak mendapat penerangan yang baik tentang proses
haid, mudah timbul Dismenore.
2) Faktor kostitusi
Faktor ini erat hubungannya dengan faktor di atas karena dapat
menurunkan ketahanan terhadap rasa nyeri, misalnya anemia,
penyakit menahun, dan sebagainya yang dapat mempengaru
3) Faktor obstruksi kanalis servikalis
Salah satu teori yang paling tua untuk menerangkan terjadinya
Dismenore primer adalah stenosis canalis servikalis.
4) Faktor alergi
Teori ini dikemukakan setelah memperhatikan adanya asosiasi
antara Dismenore dengan urtikaria, migrane atau asam
bronkhiale, bahwa sebab alergi adalah toksi haid.
b. Dismenore Sekunder
Dismenore sekunder adalah dismenore yang berhubungan
dengan kondisi yang ada. Dismenore sekunder didiagnosis ketika
gejala yang disebabkan penyaki tyang mendasari, gangguan, atau
kelainan struktural baik di dalam atau di luar rahim.Dismenore
sekunder lebih jarang ditemukan dan terjadi pada 25% wanita yang
mengalami dismenore. Penyebab paling umum dari dismenore
sekunder adalah endometriosis. Penyebab lain termasuk Leiomioma,
adenomiosis, kista ovarium, dan kemacetan panggul.
Nyeri haid berdasarkan jenis nyerinya :
1) Nyeri spasmodik terasa di bagian bawah perut dan berawal
sebelum masa haid atau segera setelah masa haid mulai. Banyak
wanita terpaksa, harus berbaring karena terlalu menderita nyeri
itu sehingga ia tidak dapat mengerjakan apapun. Ada di antara
yang pingsan, merasa, sangat mual, bahkan ada yang benar –
benar muntah. Dismenore spasmodik dapat diobati atau paling
tidak dikurangi dengan lahirnya bayi pertama,walaupun banyak
pula wanita yang tidak mengalami hal seperti itu.
2) Dismenore kongestif
Penderita dismenore kongestif biasanya akan tahu sejak
berhari – hari sebelumnya, bahwa masa haidnya akan segera tiba.
Mengalami pegal, sakit pada bushdarts, perut kembung tidak
menentu, beha terasa terlalu ketat, sakit kepala, sakit punggung,
pegal pada paha, merasa, lelah atau sulit dipahami, mudah
tersinggung,kehilangan keseimbangan, menjadi ceroboh,
terganggu tidur, atau muncul memar di paha dan lengan atas.
Semua itu merupakan simptom pegal menyiksa yang berlangsung
antara 2 dan 3 hari sampai kurang dari 2 minggu. Proses
menstruasi mungkin tidak terlalu menimbulkan nyeri jika sudah
berlangsung. Bahkan setelah hari pertama masa haid, orang yang
menderita dismenore kongestif akan merasa lebih baik.
3. Penyebab
Penyebab nyeri haid (Dismenore) diantaranya adalah:
a. Bisa karena penyakit (peradangan panggul) endomentriosis
b. Tumor atau kelainan letak uterus
c. Selaput dara yang tidak berluban
d. Stress atau kecemasan berlebihan
Namun diduga penyebab utamanya terjadi ketidak seimbangnya
hormonal dalam tubuh Banyak wanita usia subur yang secara rutin
mengalami nyeri menstruasi. Nyeri yang terkait dengan kram itu
berlangsung di hari-hari menjelang atau awal menstruasi. Nyeri terasa di
perut bagian bawah atau tengah dan mungkin memancar hingga ke
pinggul, paha, dan punggung. Intensitas nyeri naik dan turun berulang-
ulang, mengikuti kontraksi otot rahim yang mendasarinya. Tingkat
keparahan nyeri bervariasi antar-wanita dan antar-haid pada wanita yang
sama.Pada suatu saat, nyeri mungkin hampir tidak terasa. Di saat lain,
nyeri bisa sangat hebat disertai kejang, lemas, demam, pusing dan
berbagai gangguan lambung seperti mual, muntah, dan diare.
4. Tanda Dan Gejala
Tanda dan gejala nyeri haid (Dismenore) yaitu Nyeri pada perut
bagian bawah, yang bisa menjalar ke punggung bagian bawah dan tungka
Nyeri dirasakan sebagai kram yang hilang-timbul atau sebagai nyeri
tumpul yang terus menerus ada. Nyeri mulai timbul sesaat sebelum atau
selama menstruasi, mencapai puncaknya dalam waktu 24 jam dan setelah
2 hari akan menghilang. Dismenore juga sering disertai oleh sakit kepala,
mual, sembelit atau diare dan sering berkemih. Kadang sampai terjadi
muntah Biasanya nyeri mulai timbul sesaat sebelum atau selama
menstruasi, mencapai puncaknya dalam waktu 24 jam dan setelah 2 hari
akan menghilang. Dismenore juga sering disertai oleh sakit kepala, mual,
sembelit atau diare dan sering berkemih.Kadang sampai terjadi
muntah.Gejala Dismenore yang paling umum adalah nyeri mirip kram
dibagian bawah perut yang menyebar ke punggung dan kaki. Gejala
terkait lainnya adalah muntah,sakit kepala, cemas, kelelahan, diare,
pusing dan rasa kembung atau perut terasa penuh. Beberapa wanita
mengalami nyeri sebelum menstruasi dimulai dan bisa berlangsung
beberapa hari.
5. Penanganan Dan Pencegahan
Upaya penanganan Dismenore menurut Proverawati & Misaroh
danWijayantiKompres dengan botol (hangat tepat pada bagian yang
terasa kram (bisa di perut atau pinggang bagian belakang).
a. Kompres hangat adalah memberikan rasa hangat pada daerah tertentu
dengan menggunakan cairan atau alat yang menimbulkan hangat pada
bagian tubuh yang memerlukan. Pemberian kompres dilakukan pada
radang persendian, kekejangan otot, perut kembung, dan kedinginan.
Alat dan bahan : Buli-buli panas dan sarungnya, jika tidak ada bisa
diganti dengan botol yang tahan panas sebagai alat pengompres Air
hangat.
b. Menghindari minum-minuman yang beralkohol, kopi dan es krim.
c. Menggosok-gosok perut atau pinggang yang sakit.
d. Ambil posisi menungging sehingga rahim tergantung ke bawah
e. Tarik nafas dalam-dalam secara perlahan untuk relaksasi
D. Konsep Dasar Manajemen Asuhan Kebidanan Komunitas
1. Pengkajian Data
Asuhan Kebidanan adalah data subyektif dan atau data obyektif dari
pasien. Bidan dapat mencatat hasil penemuan dan dalam catatan harian
sebelum didokumentasikan.
a. Data Subyektif
Informasi yang dicatat mencakup identitas, keluhan yang diperoleh
dari hasil wawancara langsung kepada pasien atau klien (Anamnesis)
atau dari keluarga dan tenaga kesehatan (allo anamnesis).
b. Data Obyektif
Pencatatan dilakukan dari hasil pemeriksaan fisik, pemeriksaan khusus
kebidanan. Data yang telah terkumpul diolah, disesuaikan dengan
kebutuhan pasien kemudian dilakukan pengolahan data, yaitu
menggabungkan dan menghubungkan data satu dengan yang lainnya
sehingga menunjukan fakta. Tujuan dari pengolahan data adalah untuk
menunjukan fakta berdasarkan kumpulan data. Data ynag telah diolah
dianalisis dan hasilnya didokumentasikan
2. Menetukan diagnosa kebidanan
Setelah menetukan masalah dan masalah utama selanjutnya bidan
memutuskan dalam satu pernyataan yang mencakup kondisi, masalah,
penyebab, dan prediksi terhadap kondisi tersebut. Prediksi yang
dimaksud mencakup masalah potensial dan prognosis hasil dari
perumusan masalah yang merupakan keputusan yang ditegakan oleh
bidann yang disebut dengan diagnosis kebidanan. Dalam menentukan
diagnosis kebidanan, pengetahuan keprofesian bidan sangat diperlukan.
Penetuan diagnosis bidan mencakup hal-hal berikut :
a. Kondisi pasien terkait dan masalahnya
b. Masalah utama dan penyebab utamanya terhadap resiko
c. Masalah potensia
3. Perencanaan
Berdasarkan diagnosis yang ditegakan bidan dalam mencatat
rencana kegiatannya, maka rencana kegiatannya mencakup tujuan dan
langkahlangkah yang akan dilakukan bidan dalam melakukan intervensi
dalam rangka memecahkan masalah termasuk rencana evaluasi.
Berdasarkan hasil tersebut, maka langkah penulisan rencana kegiatan
adalah sebagai berikut :
a. Mencatat tujuan tindakan yang akan dilakukan
b. Mengemukakan sasaran dan hasil yang akan dicapai didalam tujuan
tersebut.
c. Mencatat langkah-langkah tindakan mencakup kegiatan yang
dilakukan secara mandiri, kegiatan kolaborasi, ataupun rujukan sesuai
dengan tujuan masing-masing yang sudah ditentukan.
d. Mencatat kriteria evaluasi dan keberhasilan Dalam rencana kegiatan
juga dicatat kriteria evaluasi dan keberhasilan tindakan. Kriteria
evaluasi dan hasil tindakan perlu dicatat untuk mengukur keberhasilan
dari pelaksanaan asuhan yang dilakukan. Bila kegiatan asuhan
mengikuti kriteria dan mencapai hasil yang telah ditetapkan, maka
masalah telah dapat diatasi dan apabila terjadi kesenjangan atau
ketidaksesuaian, maka bidan harus kembali langkah pertam
4. Pelaksanaan
Dalam melaksanakan rencana asuhan kebidanan, bidan harus
bertindak sesuai rencana yang sudah ditentukan. Pencatatan dalam
pelaksanaan juga termasuk penanganan kasus-kasus yang memerlukan
tindakan diluar wewenang bidan sehingga perlu dilakukan kegiatan
kolaborasi atau rujukan. Selain itu, pengawasan dan monitor kemajuan
kesehatan pasien juga perlu dicatat.
5. Evaluasi kegiatan
Yang perlu dilaksanakan adalah mencatat proses manajemen
kebidanan. Evaluasi diperoleh dari tindakan pengukuran antara
keberhasilan dan rencana. Evaluasi juga dilakukan dengan
membandingkan keberhasilan dengan langkah-langkah manajemen
lainnya. Hasil evaluasi dapat dijadikan identifikasi atau analisis masalah
selanjutnya bila diperlukan. Langkah-langkah Asuhan Kebidanan
Menurut Verney (2002), yaitu sebagai berikut :
a. Tahap pengumpulan Data dasar
Pada langkah pertama dikumpulkan semua informasi (data)
yang akurat dan lengkap dari sumber yang berkaitan dengan kondisi
anak. Untuk memperoleh data dapat dilakukan dengan cara :
1. Anamnesa dilakukan untuk mendapatkan biodata, riwayat
menstruasi, riwayat kesehata, bio-psiko-sosiospiritual, serta
pengetahuan anak.
2. Pemeriksaan fisik sesuai dengan kebutuhan dan pemeriksaan
tanda-tanda vital, meliputi : pemeriksaan khusus (inspeksi,
palpasi, perkusi, dan auskultasi), pemeriksaan penunjang
(laboratorium dan catatan terbaru serta catatan sebelumnya).
Untuk lebih jelas dapat dilihat pada formulir pengumpulan data
kehamilan, persalinan dan nifas
b. Interprestasi Data Dasar.
Pada langkah kedua dilakukan identifikasi terhadap d iagnosis
atau masalah berdasarkan inetrprestasi yang benar atas data-data
yang telah dikumpulkan. Data dasar tersebut kemudian
diinterprestasikan sehingga dapat dirumuskan diagnosis dan masalh
yang spesifik. Baik rumusan diagnosis maupun masalah, keduanya
harus ditangani, tetapi tetap membutuhkan penanganan. Masalah
sering berkaitan dengan hal-hal yang sedang dialami wanita yang
diidentifikasi oleh bidan sesuai dengan hasil pengkajian. Masalah
juga sering menyertai diagnosis.
c. Identifikasi diagnosis/masalah potensial dan antisipasi
penanganannya.
Pada langkah ketiga kita mengidentifikasi masalah potensial
berdasarkan diagnosis/masalah yang sudah diidentifikasi. Langkah
ini membutuhkan antisipasi, bila memungkinkan dilakukan
pencegahan. Bidan diharapkan dapat waspada dan bersiap-siap
mencegah diagnosis/masalah potensial ini menjadi kenyataan,.
Langkah ini penting sekali dalam melakukan yang aman.
d. Menetapkan perlunya konsultasi dan kolaborasi segera dengan
tenaga kesehatan lain.
Bila mengidentifikasi perlunya bidan atau dokter melakukan
konsultasi atau penanganan segerah bersama anggota tim kesehatan
lain sesuai dengan kondisi klien. Langkah keempat mencerminkan
kesinambungan proses manajemen kebidanan. Jadi, manajemen
tidak hanya berlangsung selama asuhan primer periodic atau
kunjungan prenatal saja, tetapi juga selama wanita tersebut dalam
dampingan bidan.
e. Menyusun rencana asuhan menyeluruh
Pada langkah kelima direncanakan asuhan menyeluruh yang
ditentukan berdasarkan langkah-langkah sebelumnya. Langkah ini
merupakam kelanjutan manajemen untuk masalah atau diagnosis
yang telah diidentifikasi atau diantisipasi. Pada langkah ini informasi
data yang tidak lengkap dapat dilengkapi. Rencana asuhan yang
menyeluruh tidak hanya meliputi segala hal yang sudah
teridentifikasi dari kondisi klien dari setiap masalah yang terkait,
tetapi juga dari kerangka pedoman antisipasi untuk klien tersebut.
Pedoman antisipasi ini mencakup perkiraan tentang hal yang akan
terjadi berikutnya. Apakah dibuthkan penyuluhan, konseling dan
apakah bidan perlu merujuk klien bila ada sejumlah masalah terkait
sosial, ekonomi, cultural atau psikologis. Dengan kata lain, asuhan
terhadap wanita tersebut sudah mencapai setiap hal yang berkaitan
dengan semua pihak yaitu bidan dank lien, agar dapat dilaksanakan
secara efektif.
f. Pelaksanaan langsung Asuhan dengan Efisien dan Aman
Pada langkah keenam, rencana asuhan menyeluruh dilakukan
dengan efisien dan aman. Pelaksanaan ini bisa dilakukan seluruhnya
oleh bidan atau sebagian dikerjakan oleh klien atau anggota tim
kesehatan lainnya. Walau bidan tidak melakukannya sendiri, namun
ia tetap memikul tanggung jawab untuk mengarahkan
pelaksanaannya
g. Evaluasi
Evaluasi dilakukan secara siklus dengan mengkaji ulang aspek
asuhan yang tidak efektif untuk mengtahui factor yang mana yang
menguntungkan atau menghambat keberhasilan asuhan yang
diberikan. Pada langkah terakhir, dilakukan evaluasi keefktifan
asuhan yang sudah diberikan. Ini meliputi evaluasi pemenuhan
kebutuhan akan bantuan : apakah benar-benar terpenuhi
sebagaiamna diidentifikasi didalam diagnosis dan masalah. Rencana
tersebut dapat dianggap efektif jika memang benar efektif dalam
pelaksanaanya.
BAB III
TINJAUAN KASUS

ASUHAN KEBIDANAN KOMUNITAS PADA NN.F


DENGAN NYERI HAID (DISMENORE)
DI DESA MOYO MEKAR RT 001 DUSUN SATOWE BRANG

Nama pengkaji : Petronela rince bulu


NIM : OBA21009
Tanggal/waktu pengkajian : 7 Maret 2024
Tempat : RT 001 Dusun Satowe brang
A. Pengkajian Data
1. DATA SUBYEKTIF
Struktur dan Sifat Keluarga
a. Struktur keluarga
Nama : Tn.m
Umur : 49 Tahun
Suku/Bangsa : Sumbawa
Agama : Islam
Pendidikan : SMA
Pekerjaan : Wiraswasta
Alamat : Satowe brang
No. Telp : 085 239…………..
Daftar anggota keluarga
N Nama Hubungan JK Umur Pendidikan Agam Pekerjaan
o Keluarga a
1. Mustak Ayah L 49 SMA Islam Petani
im Tahun
2. Jinami Ibu P 45 SMA Islam IRT
Handay Tahun
ani
3. Naam Kaka L 24 SMK Islam Wiraswas
Aryawi Tahun ta
nata
Genogram

ISTRI SUAMI

ANAK 1 ANAK 2

Keterangan gambar
Suami :
Istri :
Anak 1 :
Anak 2 :

Hubungan antara suami, istri, anak dari keluarga Tn. M. cukup


harmonis, terbukti dengan semua anggota keluarga sangat akrab dan jika
ada masalah dalam keluarga, Tn.M Dan istri selalu mendiskusikannya
Bersama-sama, kadang juga sering ngobrol dan saling membantu dengan
tetangga.
b. Sifat keluarga
1. Dalam mengambil keputusan yang paling berpengaruh adalah suami
2. Kebiasaan makan keluarga Tn.M adalah makan 3 kali sehari atau lebih
dengan waktu makan tidak teratur. Dengan menu makan yang berbeda-
beda sesuai dengan pendapatan dari keluarga. Cara pengolahan makan
diawali dengan mencuci terlebih dahulu sayuran, di potong kemudian
dimasak hingga matang. Sayuran dimasak menggunakan garam
beryodium. Keluarga Tn.M tidak melakukan pantangan pada makanan
dan juga tidak mengkhususkan pada jenis Sifat keluarga
3. Pemanfaatan waktu senggang Waktu senggang digunakan oleh Tn. M
dan Ny.F Untuk membereskan pekerjaan rumah dan beristirahat.
4. Eliminasi
BAB :1x sehari Warna : kuning
BAK : 4-5 x sehari Warna : kuning
5. Faktor keluarga sosial dan budaya
a) Penghasilan keluarga
(1) Ayah merupakan seorang Petani dan istri merupakan
seorang ibu rumah tangga.
(2) Penghasilan suami tiap bulan ± Rp.500.000/bulan
memenuhi kebutuhan keluarga sehari-hari.
b) Faktor rumah dan lingkungan
(1) Keluarga Tn. M tinggal di RT 001.
Keluarga Tn.M tinggal di rumah sendiri dimana dinding
tersebut terbuat dari batu batako merah dan semen dengan
ukuran rumah 8 x 8, lantai semen, atap rumah terbuat dari
seng, ada ventilasi dan jendela, ada pintu. Penerangan
menggunakan listrik. Pembagian ruangan adalah 3 kamar
tidur, ruang makan dan tempat penyimpanan perabotan
rumah. Kebersihan ruangan sudah baik.
(2) Perabot rumah tangga
Alat masak menggunakan kompr, tempat penyimpanan
perabotan dapur diletakan dirak piring.
3) Sampah Pembuangan
Sampah di sembarang tempat dan di bakar, jarak
pembuangan sampah dengan sumber air minum > 15 meter.
4) Sumber air : keluarga Tn. M menggunakan sumber air
minum dari PDAM, kualitas air bersih, jernih dan tidak
bersa.
5) Penampungan air : keluarga menampung air dengan bak
tertutup
6) Jamban keluarga : keluarga mempunyai jamban sendiri
7) Pembuangan air limbah : buang di pekarangan rumah
tangga
8) Kandang ternak : tidak mempunyai kandang ternak.
9) Halaman : halaman luas, mempunyai tanaman bunga, dan
tidak mempunyai TOGA.tidak memiliki tempat sampah
sehingga sampah di tumpuk sembarangan.
10) Kamar mandi : memiliki kamar mandi
11) Denah Rumah

Kamar mandi dapur


Kamar 3

Ruang tamu

Kamar 2
Kamar 1

Riwayat Menstruasi
Menarche : 12 tahun
Siklus : 30 hari
Lama : 7 hari
e. Riwayat Perjalanan Penyakit
1) Penyakit sebelumnya
a) Menular: Keluarga tidak ada riwayat penyakit menular seperti
HIV, Hepatitis, TBC, Malaria, dll.
b) Menurun : Kelurga Tn.N tidak ada riwayat penyakit menurun seperti
Asma, Hipertensi, Diabetes, dll.
c) Menahun: Keluarga tidak ada riwayat penyakit menahun seperti
Kanker, Jantung, Stroke, dll.
2) Riwayat Penyakit Yang sekarang
a) Menular : Keluarga Tn, M tidak ada riwayat penyakit menular
seperti HIV, Hepatitis, TBC, Malaria, dll.
b) Menurun : Keluarga Tn M tidak ada riwayat penyakit menurun
seperti Asma, Hipertensi, Diabetes, dll.
c) Menahun : Keluarga Tn M tidak ada riwayat penyakit menahun
seperti Kanker, Jantung, Stroke, dll.
B. DATA OBJEKTIF
a. Pemeriksaan umum
Keadaan umum : Baik
Kesadaran : Composmentis
Status Emosi : Stabil
b. Pemeriksaan tanda-tanda vital
Tekanan Darah: 100/60 mmHg
Suhu : 36,5 ℃a
Nadi : 85 x/ menit
Respirasi : 20 x/ menit
2. Pemeriksaan fisik
1) Kepala : Simetris, Rambut berwarna hitam, tidak ada benjolan,
tidak ada nyeri tekan
2) Muka : Simetris, tidak pucat dan terdapat closma gravidarum
3) Mata : Simetris, mata tampak cekung, skelera berwarna putih,
konjungtiva merah muda
4) Hidung : Bersih, tidak ada secret dan polip,tidak ada
pernapasan cuping hidung
5) Telinga : Simetris, bersih, tidak ada serumen dan
pendengaran (+)
6) Mulut : Bersih, mukosa bibir tidak pucat, lidah tidak kering, tidak
ada stomatitis, tidak ada perdarahan pada gusi
7) Leher : Tidak ada pembesaran kelenjar tiroid, tidak ada
pembesaran kelenjar limfe dan tidak ada pembengkakan vena
jugularis
8) Dada : Tidak ada retraksi dinding dada dan tidak ada nyeri tekan
9) Payudara : Bentuk simetris, tidak ada bekas luka operasi, puting
susu menonjol, tidak ada nyeri tekan
10) Abdomen : Tidak ada bekas luka operasi,nyeri perut bagian bawah
11) Ekstermitas
Atas : simetris, kuku tidak pucat, tidak ada odema
Bawah : simetris, kuku tidak pucat, tidak ada odema
12) Genetalia : Bersih, tidak berbau. Tidak ad luka parut, dan tidak ada
benjolan
C. Analisa Data
1. Diagnosa :NN,usia 19 tahun k\u baik dengan disminore
2. Masalah: Nyeri Haid
3. Kebutuhan:asuhan disminore pada remaja putri
D. PLAINING
Tanggal: 7 maret 2024
Waktu :17:00
1. Beritahu hasil pemeriksaan
Memberitahu hasil pemeriksaan bahwa k/u NN.F baik dengan TD
: 100/70 mmHg S : 36,5

N : 80x/menit RR : 22x/menit
-NN.F mengerti hasil pemeriksaan
2. Beritahu tentang keluhan yang di rasakan
Memberitahu NN,Ftentang keluhan yang dialami yaitu Nn. F
mengalami masalah dismenore yaitu nyeri perut bagian bawah dimana
Gejala ini merupakan hal yang normal dan tidak perlu dikhawatirkan.
Seiring bertambahnya usia, dismenore akan menghilang secara
bertahap.
-Nn. F mengerti keadaannya dan merasa lebih tenang.
3. Beritahu penyebab Disminore
Memberitahu tentang penyebab Disminore yaitu
a. Bisa karena penyakit (peradangan panggul) endomentriosis,
b.Tumor atau kelainan letak uterus,
c.Selaput dara yang tidak berluban,
d.Stress atau kecemasan berlebihan.
4. Beritahu tanda gejala Disminore
Memberitahu NN,F bahwa Tanda dan gejala nyeri haid (Dismenore)
yaitu Nyeri pada perut bagian bawah, yang bisa menjalar ke
punggung bagian bawah dan tungka Nyeri dirasakan sebagai kram
yang hilang-timbul atau sebagai nyeri tumpul yang terus menerus ada.
Nyeri mulai timbul sesaat sebelum atau selama menstruasi, mencapai
puncaknya dalam waktu 24 jam dan setelah 2 hari akan menghilang.
Dismenore juga sering disertai oleh sakit kepala, mual, sembelit atau
diare dan sering berkemih
5. Beritahu Klien Cara mencegah Dismenore
e.Memberitahu Kompres hangat adalah memberikan rasa hangat
pada daerah tertentu dengan menggunakan cairan atau alat yang
menimbulkan hangat pada bagian tubuh yang memerlukan.
Pemberian kompres dilakukan pada radang persendian,
kekejangan otot, perut kembung, dan kedinginan. Alat dan bahan
: Buli-buli panas dan sarungnya, jika tidak ada bisa diganti
dengan botol yang tahan panas sebagai alat pengompres Air
hangat.
f.Menghindari minum-minuman yang beralkohol, kopi dan es
krim.Menggosok-gosok perut atau pinggang yang sakit.
g.Ambil posisi menungging sehingga rahim tergantung ke bawah
h.Tarik nafas dalam-dalam secara perlahan untuk relaksasi.
NN,F mengerti dengan penjelasan yang diberikan tentang cara
mencegah nyeri haid
BAB IV
PENUTUP

A. Kesimpulan
Bidan di komunitas (community midwifery) adalah bidan yang bekerja disuatu
lokasi atau daerah atau area tertentu. Kebidanan komunitas adalah konsep dasar bidan
dalam melayani keluarga dan masyarakat. Pelayanan kebidanan komunitas adalah
upaya yang dilakukan bidan untuk pemecahan terhadap masalah kesehatan ibu dan
anak balita dalam keluarga dan masyarakat . Setelah melakukan praktek kebidanan
komunitas di di Desa Moyo mekar RT 001 Dusun Satowe brang yang dilaksanakan
selama 5 minggu yang dimukai sejak tanggal 5 februari sampai tanggal 7 Maret 2024
yang bertujuan meningkatkan berbagai kemampuan individu, keluarga, kelompok
khususnya masyarakat dalam hal :
1. Mengkaji keadaan yang berkaitan dengan permasalahan yang ada di masyarakat
seperti mengumpulkan data masyarakat yang ada di RT 001 Dusun Satowe brang
Desa moyo mekar
2. Menganalisa kesehatan masyarakat yaitu mengkaji dan melakukan penilaian
terhadap permasalahan kesehatan yang ada pada salah satu keluarga didapatkan
hasil bahwa terdapat masalah kesehatan seperti kuramgmya menjaga personal
hygiene terutama pada bagian organ reproduksi.
3. Mengantisipasi masalah kesehatan yang mungkin terjadi yaitu dengan
menyarankan selalu menjaga kebersihan organ reproduksi .
4. Melakukan tindakan segera terhadap masalah kesehatan yang terjadi yaitu dengan
memberikan penyuluhan tentang cara mencegah Dismenore
5. Menyusun perencanaaan asuhan kebidanan terhadap masalah kesehatan yang
terjadi yaitu dengan menganjurkan keluarga untuk menjaga kebersihan khususnya
pada daerah sensitif dengan menggunakan air bersih dan jelaskan pentingnya
menjaga organ reproduksi.
6. Melaksanakan tindakan asuhan kebidanan terhadap keluarga KK intensif yang
didasarkan kepada rencana strategi kegiatan yang telah dilaksanakan yaitu dengan
menginformasikan kepada keluarga hasil pendataan dan kondisi lingkungan
rumah, menjelaskan kepada keluarga tentang pentingnya kesehatan organ
reproduksi.
7. Mengevaluasi tindakan asuhan kebidanan terhadap keluarga yaitu keluarga mau
menjaga kebersihan baik didalam maupun diluar, keluarga mau menjaga
kebersihan diri terutama pada daerah genitalia.
B. Saran
1. Bagi remaja putri
Diharapkan dengan adanya laporan ini dapat menjadi sarana informasi untuk
menambah wawasan dan pengetahuan tentang pentingnya menjaga kesehatan
terutama bagi remaja putri
2. Bagi keluarga
keluarga Tn.M memahami tentang penjelasan yang diberikan dan bisa
merubah perilaku sebelumnya yang berdampak buruk pada kesehatan keluarga.
Diharapkan keluarga Tn”M” lebih memahami dan menjaga kebersihan diri/
personal hygine nya
DAFTAR PUSTAKA

Aisyaroh, N. 2019 Kesehatan Reproduksi Remaja Noveri Aisyaroh Staff Pengajar Prodi D-
III Kebidanan FIK Unissula’.
Alex Brando Silal,dkk. (2019). Hubungan Status Gizi Dengan Dismenore Pada Remaja
Putri. https://jom.unri.ac.id › article ›diunduh tgl 24 desember 2022.
Faridah at al. (2019). Pengaruh Abdominal Stretching Exercise Terhadap Penurunan
Intensitas Nyeri Haid Pada Remaja Putri. 3(2), 68–73.
Fauziah. (2015). Pengaruh Latihan Abdominal Stretching Terhadap Intensitas Nyeri Haid
( Dismenore ) pada Remaja Putri di SMK Al Furqon Bantarkawung Kabupaten
Brebes.
Nadjib Bustan, dkk (2018). Abdominal Stretching Exercise in Decreasing Pain of
Dysmenorrhea among Nursing Students. Journal of Physics: Conference Series,
1028(1). https://doi.org/10.1088/1742-6596/1028/1/012103
Puspita, L., & Anjarwati, T. (2019). Wellness and healthy magazine. 1, 215 222.
Ratnawati, A. (2018). Asuhan Keperawatan Pada Pasien Dengan Gangguan Sistem
Reproduksi. Yogyakarta: Pustaka Baru Press.
Saifah Andi. (2019). pengaruh latihan peregangan perut terhadap intensitas dismenore pada
remaja awal. Journal of Chemical Information and Modeling, 53(9), 1689–1699.
Windastiwi, W., Pujiastuti, W., & Mundarti, M. (2017). Pengaruh AbdominalStretching
Exercise Terhadap Intensitas Nyeri Dismenorea. Jurnal Kebidanan, 6(12), 17.
https://doi.org/10.31983/jkb.v6i12.1909
SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP)
NYERI HAID (DISMENORE) PADA REMAJA PUTRI

Pokok Pembahsan : Nyeri Haid (Dismenore)


Hari/Tanggal : 7 Maret 2024
Waktu : 30 Menit
Tempat : Rumah Tn. M
Penyuluh : Petronela Rince Bulu
Sasaran : Anak remaja

A. Latar Belakang
Dismenore adalah salah satu kelainan ginekologi yang paling sering terjadi pada remaja
putri. Remaja putri yang sudah mengalami menstruasi seringmengeluh terjadinya nyeri
menstruasi (dismenore). Dismenore memberikan dampak terhadap aktivitas remaja putri
dan juga adanya efek samping dari penanganan dismenore secara farmakologis, maka
sangat diperlukan pemberian informasi melalui penyuluhan kepada remaja putri yang
bertujuan untuk memberikan pengetahuan tentang penanganan dismenore menggunakan
kompres hangat. Dengan adanya pemberian informasi melalui penyuluhan, remaja putri
diberikan pengetahuan dalam menangani dismenore menggunakan kompres hangat.
Penyuluhan tentang penanganan dismenore primer menggunakan kompres hangat
merupakan kegiatan pendidikan yang dilakukan dengan cara menyebarkan informasi-
informasi pesan, menanamkan keyakinan, sehingga remaja putri menjadi sadar, tahu da n
mengerti, tetapi juga mau dan bisa melakukan anjuran yang diberikan serta terjadi
peningkatan pengetahuan, keterampilan, dan sikap dalam melakukan penanganan
dismenore menggunakan kompres hangat secara tepat. Dengan diberikan penyuluhan
tentang penanganan dismenore menggunakan kompres hangat diharapkan remaja putri
menjadi sadar dan tahu tentang cara penanganan dismenore menggunakan kompres
hangat, sehingga pada akhirnya tercapailah perilaku Kesehatan.
B. TUJUAN
1. Tujuan Umum
Setelah mengikuti penyuluhan ini, diharapkan remaja wanitamengetahui dan
memahami mengenai masalah nyeri haid (dismenore) yang sering dialami wanita saat
menstruasi, sehingga remaja wanita dapatmenangani dan mengatasi masalah nyeri
haid (dismenore) tersebut
2. Tujuan Khusus
Setelah mengikuti penyuluhan remaja dapat:
a. Mengetahui dan memahami pengertian nyeri haid (dismenore)
b. Mengetahui dan memahami klasifikasi nyeri haid ((dismenore)
c. Mengetahui dan memahami penyebab dari nyeri haid ((dismenore)
d. Mengetahui dan memahami tanda dan gejala dari nyeri haid (dismenore)
e. Mengetahui dan memahami cara mengatasi dan pencegahan dari nyeri haid
(dismenore)
C. MATERI
Nyeri Haid (Dismenore) Pada Remaja Putri
D. MEDIA
Leafleat
E. METODE PENYULUHAN
1. Ceramah
2. Tanya Jawab
F. Strategi Pelaksanaan
a) Persiapan
 Membuat satuan acara penyuluhan
 Membuat leafleat
 Melakukan pendekatan dan persiapan terhadap klien yang akan di beri penyuluhan
 Membekali diri dengan ilmu pengetahuan yang cukup dan mempersiapkan mental
untuk menyampaikan penyuluhan
G. KEGIATAN PENYULUHAN
No Kegiatan Jenis kegiatan Waktu Media
Peyuluhan Peserta
1 Pembukaan  Mengucapkan  Menjawab salam 10 menit
salam  Mendengarkan
 Memperkenalkan dan
diri 80memperhatikan
 Menjelaskan
maksud dan tujuan
2 Penyajian  Menjelaskan Mendengarkan 30 menit Leaflet
pengertian Memperhatikan
disminore
 Menjelaskan
klasifikasi
disminore
 Menjelaskan
penyebab
disminore
 Menjelaskan tanda
dangejala
disminore
 Menjelaskan
pencegahann atau
penanganan
disminore
3 Penutup  Memberikan  Bertanya dan 15 menit
kesempatan untuk memeperhatikan
bertanya dan jawabannya
menjawab  Membalas salam
 Menanyakan
kembali materi
yang di sampaikan
 Mengulagi dan
menyimpulkan hal-
hal yang penting
 Menyampaikan
salam penutup
H. EVALUASI
Prosedur : Post Test
Bentuk : Lisan
Jenis : Tanya jawab
Jenis Pertanyaan:
1. Pengertian Nyeri Haid (Dismenore)
2. Klasifikasi Nyeri Haid (Dismenore)
3. Penyebab Nyeri Haid (Dismenore)
4. Tanda Dan Gejala Nyeri Haid (Dismenore)
5. Mengatasi Dan Mencegah Nyeri Haid ((Dismenore)
A. Materi penyuluhan
1. Pengertian
Nyeri haid adalah suatu kondisi medis ginekologis rasa sakit selama menstruasi yang
mengganggu aktivitas sehari-hari. Namun, dismenoresering didefinisikan hanya
sebagai nyeri haid, atau setidaknya nyeri. Haid yang berlebihan. Nyeri. Haid
adalah kondisi nyeri perut yang berasal dari kram rahim dan terjadi menjelang atau
selama menstruasi. Nyeri haid sering digunakan secara sinonim dengan kram
menstruasi, tetapi yang terakhir juga dapatmerujuk pada kontraksi uterus menstruasi,
yang umumnya kekuatan, durasi dan frekuensinya lebih tinggi daripada di sisa siklus
menstruasi.
2. Klasifikasi nyeri haid (dismenore) :
a. Dismenore Primer
Dismenore (nyeri haid) primer didiagnosis ketika tidak ada yang terdeteksi.
Dismenore primer, (disebut juga Dismenore idiopatik, esensial, intrinsik) adalah
nyeri menstruasi tanpa kelainan organ reproduksi (tanpa kelainan ginekologik).
Terjadi sejak menarche dan tidak terdapat kelainan pada alat kandungan
(Proverawati &Misaroh,
Dismenore primer timbul sejak haid pertama dan akan pulih sendiri dengan
berjalannya waktu. Tepatnya saat lebih stabilnya hormon tubuh atau perubahan
posisi rahim setelah menikah dan melahirkan (Wijayanti). Dismenore primer
terjadi beberapa waktu setelah menarche biasanya setelah 12 bulan atau lebih,
oleh karena siklus – siklus haid pada bulan – bulan pertama setelah menarche
umumnya berjenis anovulatuar yang tidak disertai rasa nyeri
Ada beberapa faktor peranan sebagai penyebab Dismenore primer, antara
lain;
b. Faktor kejiwaan
Pada gadis-gadis yang secara emosional tidak stabil, apalagi jikamereka tidak
mendapat penerangan yang baik tentang proses haid, mudah timbul Dismenore.
c. Faktor kostitusi
Faktor ini erat hubungannya dengan faktor di atas karena dapat menurunkan
ketahanan terhadap rasa nyeri, misalnya anemia, penyakit menahun, dan
sebagainya yang dapat mempengaru
d. Faktor obstruksi kanalis servikalis
Salah satu teori yang paling tua untuk menerangkan terjadinya Dismenore
primer adalah stenosis canalis servikalis.
e. Faktor alergi
Teori ini dikemukakan setelah memperhatikan adanya asosiasi antara
Dismenore dengan urtikaria, migrane atau asam bronkhiale, bahwa sebab alergi
adalah toksi haid.
3. Dismenore Sekunder
Dismenore sekunder adalah dismenore yang berhubungan dengan kondisi
yang ada. Dismenore sekunder didiagnosis ketika gejala yang disebabkan penyaki
tyang mendasari, gangguan, atau kelainan struktural baik di dalam atau di luar
rahim.Dismenore sekunder lebih jarang ditemukan dan terjadi pada 25% wanita yang
mengalami dismenore. Penyebab paling umum dari dismenore sekunder adalah
endometriosis. Penyebab lain termasuk Leiomioma, adenomiosis, kista ovarium, dan
kemacetan panggul.
Nyeri haid berdasarkan jenis nyerinya :
1 Nyeri spasmodik terasa di bagian bawah perut dan berawal sebelum masa haid
atau segera setelah masa haid mulai. Banyak wanita terpaksa, harus berbaring
karena terlalu menderita nyeri itu sehingga ia tidak dapat mengerjakan apapun.
Ada di antara yang pingsan, merasa, sangat mual, bahkan ada yang benar – benar
muntah. Dismenore spasmodik dapat diobati atau paling tidak dikurangi dengan
lahirnya bayi pertama,walaupun banyak pula wanita yang tidak mengalami hal
seperti itu.
2 Dismenore kongestif
Penderita dismenore kongestif biasanya akan tahu sejak berhari – hari
sebelumnya, bahwa masa haidnya akan segera tiba. Mengalami pegal, sakit pada
bushdarts, perut kembung tidak menentu, beha terasa terlalu ketat, sakit kepala,
sakit punggung, pegal pada paha, merasa, lelah atau sulit dipahami, mudah
tersinggung,kehilangan keseimbangan, menjadi ceroboh, terganggu tidur, atau
muncul memar di paha dan lengan atas. Semua itu merupakan simptom pegal
menyiksa yang berlangsung antara 2 dan 3 hari sampai kurang dari 2 minggu.
Proses menstruasi mungkin tidak terlalu menimbulkan nyeri jika sudah
berlangsung. Bahkan setelah hari pertama masa haid, orang yang menderita
dismenore kongestif akan merasa lebih baik.
3 Penyebab disminorePenyebab nyeri haid (Dismenore) diantaranya adalah:
a. Bisa karena penyakit (peradangan panggul) endomentriosis
b. Tumor atau kelainan letak uterus
c. Selaput dara yang tidak berluban
d. Stress atau kecemasan berlebihan
4. Namun diduga penyebab utamanya terjadi ketidak seimbangnya hormonal
dalam tubuh Banyak wanita usia subur yang secara rutin mengalami nyeri
menstruasi. Nyeri yang terkait dengan kram itu berlangsung di hari-hari
menjelang atau awal menstruasi. Nyeri terasa di perut bagian bawah atau tengah
dan mungkin memancar hingga ke pinggul, paha, dan punggung. Intensitas
nyeri naik dan turun berulang-ulang, mengikuti kontraksi otot rahim yang
mendasarinya. Tingkat keparahan nyeri bervariasi antar-wanita dan antar-haid
pada wanita yang sama.Pada suatu saat, nyeri mungkin hampir tidak terasa. Di
saat lain, nyeri bisa sangat hebat disertai kejang, lemas, demam, pusing dan
berbagai gangguan lambung seperti mual, muntah, dan diare.
5. Tanda dan gejala disminore
Tanda dan gejala nyeri haid (Dismenore) yaitu Nyeri pada perut bagian bawah,
yang bisa menjalar ke punggung bagian bawah dan tungka Nyeri dirasakan
sebagai kram yang hilang-timbul atau sebagai nyeri tumpul yang terus menerus
ada. Nyeri mulai timbul sesaat sebelum atau selama menstruasi, mencapai
puncaknya dalam waktu 24 jam dan setelah 2 hari akan menghilang. Dismenore
juga sering disertai oleh sakit kepala, mual, sembelit atau diare dan sering
berkemih. Kadang sampai terjadi muntah Biasanya nyeri mulai timbul sesaat
sebelum atau selama menstruasi, mencapai puncaknya dalam waktu 24 jam dan
setelah 2 hari akan menghilang. Dismenore juga sering disertai oleh sakit
kepala, mual, sembelit atau diare dan sering berkemih.Kadang sampai terjadi
muntah.Gejala Dismenore yang paling umum adalah nyeri mirip kram dibagian
bawah perut yang menyebar ke punggung dan kaki. Gejala terkait lainnya
adalah muntah,sakit kepala, cemas, kelelahan, diare, pusing dan rasa kembung
atau perut terasa penuh. Beberapa wanita mengalami nyeri sebelum menstruasi
dimulai dan bisa berlangsung beberapa hari
6. penanganan atau pencegahan diminore
Upaya penanganan Dismenore menurut Proverawati & Misaroh dan Wijayanti
Kompres dengan botol (hangat tepat pada bagian yang terasa kram (bisa di perut
atau pinggang bagian belakang).
a. Kompres hangat adalah memberikan rasa hangat pada daerah tertentu dengan
menggunakan cairan atau alat yang menimbulkan hangat pada bagian tubuh
yang memerlukan. Pemberian kompres dilakukan pada radang persendian,
kekejangan otot, perut kembung, dan kedinginan. Alat dan bahan : Buli-buli
panas dan sarungnya, jika tidak ada bisa diganti dengan botol yang tahan panas
sebagai alat pengompres Air hangat.
b. Menghindari minum-minuman yang beralkohol, kopi dan es krim.
c. Menggosok-gosok perut atau pinggang yang sakit.
d. Ambil posisi menungging sehingga rahim tergantung ke bawah
e. Tarik nafas dalam-dalam secara perlahan untuk relaksasi.

Anda mungkin juga menyukai