Anda di halaman 1dari 143

CONTINUITY OF CARE

PADA NY.D DI PMB YAYAT SURYATI


PERIODE JANUARI - MARET 2023

LAPORAN

Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat


Menyelesaikan Laporan Stase CoC

OLEH :
Yayat Suryati
2250351080

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN PROFESI BIDAN


FAKULTAS ILMU DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS JENDERAL ACHMAD YANI
CIMAHI
2023
HALAMAN PENGESAHAN
CONTINUITY OF CARE
PADA NY.D
DI PMB YAYAT SURYATI
PERIODE JANUARI - MARET 2023

Penyusun : Yayat Suryati


NPM : 2250351080
Mata Kuliah : COC
Menyetujui,

Pembimbing I Pembimbing II

Indria Astuti,SST.,M.Keb. Rani Sumarni.,SST.M.Keb.


NIDN.0413107901 NIDN.0415068701

Penguji I Penguji II

Fitri Nurhayati,SST.,M.Keb. Nanik Cahyati,SST.,M.Keb.


NIDN.0409068601 NIDN.0403108002
Mengetahui,
Program Studi Pendidikan Profesi Bidan
Ketua,

Fitri Nurhayati,SST., M.Keb.


NIDN.0409068601

ii
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN PROFESI BIDAN FAKULTAS ILMU DAN
TEKNOLOGI KESEHATAN UNJANI 2023
YAYAT SURYATI
Asuhan Kebidanan Berkelanjutan pada Ny. D di TPMB Yayat Suryati
127 hal+ 2 tabel+ 9 lampiran

ABSTRAK

Bidan dalam memberikan asuhan harus melakukan Pelayanan yang


berkualitas. Pelayanan Kebidanan dikatakan berkualitas apabila pelayanan
tersebut sesuai dengan standar pelayanan kebidanan yang telah ditetapkan,
termasuk dengan melaksanakan asuhan secara berkelanjutan yang dimulai dari
masa kehamilan sampai masa nifas dan Keluarga Berencana.
Adapun tujuan dari laporan ini adalah untuk menerapkan asuhan
kebidanan Continuity Of Care (COC) pada Ny. D Tugas ini disusun dalam bentuk
studi kasus yang melibatkan seorang ibu hamil, Ny. L berusia 37 tahun dengan
usia kehamilan 38 minggu yang diberikan asuhan dengan pendekatan
manajemen kebidanan.
Selama kehamilan trimester III, klien mengalami ketidaknyamanan yaitu
nyeri pinggang. Proses persalinan berlangsung normal namun pada kala IV
ditemukan atonia uteri dan dilakukan tatalaksana KBI dan KBE lalu dirujuk. Pada
asuhan masa nifas tidak terdapat masalah. Klien telah menjadi akseptor KB IUD
setelah 42 hari pasca bersalin. Asuhan pada bayi baru lahir hasilnya normal,
tidak ditemukan adanya masalah. Secara umum asuhan sudah dilaksanakan
sesuai dengan masalah dan kebutuhan klien. Bidan diharapkan mampu
melakukan deteksi dini terhadap komplikasi yang mungkin terjadi. Sebagai
implementasi asuhan kebidanan Holistik, kami memberikan terapi komplementer
dengan kompres hangat, olahraga, senam untuk mengatasi ketidaknyamanan,
dan pijat endorphin untuk mengatasi nyeri persalinan pada Ny.D di TPMB Yayat
Suryati.

Kata kunci : Asuhan Kebidanan Berkelanjutan


Daftar Pustaka : 26 (2014-2022)

iii
MIDWIFE PROFESSIONAL EDUCATION STUDY PROGRAM, FACULTY OF
HEALTH SCIENCES AND TECHNOLOGY UNJANI 2023

YAYAT SURYATI
Continuity of Midwifery Care for Mrs. D In TPMB Yayat Suryati
127 pages+ 2 tables+ 9 attachments

ABSTRACT

Midwives in providing care must provide quality services. Midwifery


services are said to be of high quality if the services are in accordance with the
established standards of midwifery services, including by carrying out sustainable
care starting from pregnancy until the postpartum period and family planning.
The purpose of this report is to apply Continuity Of Midwifery Care (COC)
to Mrs. D . This assignment is structured in the form of a case study involving a
pregnant woman, Mrs. L is 37 years old with 38 weeks of gestation who was
given care with a midwifery management approach.
During the third trimester of pregnancy, the client has back pain. The
delivery process was normal but in the IV stage uteri atonia was found and
provide care with KBI and KBE. There are no problems during postpartum care.
The client has become an acceptor of IUD after 42 days postpartum. Caring for
newborns was normal, no problems were found. In general, care has been
carried out in accordance with the problems and needs of the client. Midwives
are expected to be able to carry out early detection of complications that may
occur. As the implementation of Holistic midwifery care, providing complementary
therapy with warm compress for back pain and pregnancy exercise to overcome
discomfort, and endorphins massage to overcome labor pain for Mrs. D in TPMB
Yayat Suryati.

Keywords : Continuity of Midwifery Care


Bibliography : 26 (2014-2022)

iv
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis ucapkan kehadirat Allah SWT, yang telah melimpahkan
hidayah-Nya hingga penulis dapat menyusun Asuhan Kebidanan Pada
kehamilan,Persalinan , Nifas, Bayi Baru lahir dan KB di Praktik Mandiri Bidan
(PMB) Yayat Suryati, tahun 2023.
Laporan kasus ini ditulis sebagai pedoman untuk melaksanakan Contuinity
of care (COC) yang menjadi salah satu syarat tuntas dalam menempuh
Pendidikan di Program Studi Pendidikan Profesi Bidan Fakultas Ilmu dan
Teknologi Kesehatan Universitas Jenderal Achmad Yani, Cimahi.
Pada kesempatan ini penulis menyampaikan ucapan terimakasih kepada
yang terhormat:
1. Prof.Hikmahanto Juwana, S.H.,LL.M,.Ph.D selaku Rektor Universitas
Jenderal Achmad Yani Cimahi
2. Gunawan Irianto,dr.,M.Kes selaku Dekan Fakultas Ilmu dan Teknologi
Kesehatan Universitas Jenderal Achmad Yani Cimahi
3. Fitri Nurhayati, SST., M.Keb sebagai selaku Ketua Program Studi Pendidikan
Profesi Bidan dan penguji 1
4. Nanik Cahyati,SST.,M.Keb. selaku penguji 2
5. Indria Astuti.,S,Keb.M.Keb. selaku pembimbing 1
6. Rani Sumarni.,SST.M.Keb. selaku pembimbing 2
7. Ny. D beserta keluarga yang bersedia menjadi klien.
8. Untuk keluarga yang senantiasa mendoakan dan memberi dukungan
dengan penuh kasih sayang selama ini.
9. Teman-teman seperjuangan yang senantiasa memberikan dukungan dan
semangat dalam menyusun Laporan Studi Kasus ini.
10. Semua pihak yang tidak bisa disebutkan satu persatu yang telah banyak
membantu menyelesaikan Laporan Studi Kasus ini.
Penyusun menyadari bahwa dalam Laporan Studi Kasus ini masih jauh
dari kesempurnaan. Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran
demi kemajuan penyusunan Laporan Studi Kasus. Semoga Laporan Studi
Kasus ini dapat bermanfaat bagi semua pihak.

v
Bandung, Februari 2023
Penulis

DAFTAR ISI

Halaman
COVER …………………………………………………………………… i
HALAMAN PENGESAHAN……………………………………………... ii
ABSTRAK………………………………………………………………… iii
KATA PENGANTAR ……………………………………………………. v
DAFTAR ISI ……………………………………………………………… vi
DAFTAR TABEL ………………………………………………………… vii
DAFTAR GAMBAR …………………………………………………….. viii
DAFTAR LAMPIRAN …………………………………………………… ix
DAFTAR SINGKATAN…………………………………………………... x
BAB I PENDAHULUAN ………………………………………………… 1
A. Latar Belakang 1
……………………………………………….
B. Rumusan Masalah ………………………………………….. 5
C. Tujuan ………………………………………………...……… 5
D. Manfaat ………………………………………………………. 6
BAB II TINJAUAN PUSTAKA …………………………………………. 7
A. Konsep Dasar Teori …………. ……………………………. 7
B. Kerangka Konsep Asuhan CoC 64
…………………………….
BAB III METODE STUDI KASUS ……………………………………… 65
A. Kerangka Asuhan Kasus………………….………………… 65
B. Pendekatan Desain Studi Kasus (Case Study) ………….. 66

C. Tempat dan Waktu ………………………………………….. 66

D. Objek/ Partisipan ……………………………………………. 66


E. Objek Studi Kasus (SOAP) ………………………………… 66
BAB IV PEMBAHASAN ……………………………………………….. 107
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN................................................. 115

vi
DAFTAR PUSTAKA……………………………………………………... 117
LAMPIRAN………………………………………………………………... 119

DAFTAR TABEL

Halaman
Tabel 1. Apgar Score............................................................................ 51
Tabel 2. Perubahan Sirkulasi Janin Ketika Lahir................................. 53

vii
DAFTAR GAMBAR

Halaman
Gambar 1. Pembesaran Uterus……………...………... 14
Gambar 2. Skala Nyeri………………………………….. 19
Gambar 3. Senam Hamil……………………………….. 25
Gambar 4. Partograf…………………………………… 30
Gambar 5. Birthing Ball…………………………………. 33
Gambar 6. Tehnik Kompres Hangat............................ 33
Gambar 7. Perubahan uterus masa nifas…………….. 36
Gambar 8. Lochea………………………………………. 37
Gambar 9. Senam Nifas………………………………… 46
Gambar 10. Kerangka konsep asuhan COC............... 64
Gambar 11. Kerangka Asuhan (Mind Map)……...….. 65

viii
DAFTAR LAMPIRAN

Halaman
Lampiran Dokumentasi ANC..................................... 119
Lampiran Buku KIA……………………..……………... 120
Lampiran Partograf.................................................... 123

ix
DAFTAR SINGKATAN DAN ISTILAH

ANC : Antenatal Care


AKI : Angka Kematian Ibu
AKB : Angka Kematian Bayi
BB : Berat Badan
BBL : Bayi Baru Lahir
BMI : Body Mass Index
BBLR : Berat Badan Lahir Rendah
COC : Continuity Of Care
HB : Hemoglobin
INC : Intranatal Care
PNC : Postnatal Care
KIA : Kesehatan Ibu dan Anak
KB : Keluarga Berencana
MSH : Melanosit Stimulating Hormone
SDGs : Sustainable Development Goals
P4K : Program Perencanaan Persalinan dan Pencegahan Komplikasi
ODP : Orang Dalam Pantauan
OTG : Orang Tanpa Gejala
PDP : Pasien Dalam Pengawasan
TT : Tetanus Toxoid
TFU : Tinggi Fundus Uteri
UK : Usia Kehamilan
RMC : Recpecful Midwifery

x
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Kehamilan, persalinan, nifas dan bayi baru lahir merupakan suatu

keadaan yang fisiologis namun dalam prosesnya terdapat kemungkinan

suatu keadaan yang dapat mengancam jiwa ibu dan bayi bahkan dapat

menyebabkan kematian (Damayanti dkk, 2018). AKI merupakan salah

satu indikator untuk melihat keberhasilan upaya kesehatan ibu. AKI

adalah rasio kematian ibu selama masa kehamilan, persalinan dan nifas

yang disebabkan oleh kehamilan, persalinan, dan nifas atau

pengelolaannya tetapi bukan karena sebab-sebab lain seperti kecelakaan

atau terjatuh di setiap 100.000 kelahiran hidup (Podungge, 2020).

Menurut Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Barat, jumlah kematian ibu

per Kabupaten atau kota Provinsi Jawa Barat pada tahun 2020 sebanyak

1649 kasus, meningkat dibanding pada tahun 2019 yaitu 1575 kasus.

Penyebab kematian ibu masih didominasi oleh perdarahan 28% dan

hipertensi 29%, meskipun penyebab lain-lain juga masih tinggi yaitu 24%

dan penyebab kematian neonatal tertinggi BBLR 42% dan Asfiksia 29%.

Sedangkan pada post neo, tertinggi akibat penyebab lain2 60% dan

pneumonia 23% (Dinas kesehatan Provinsi Jawa Barat, 2020).

Berdasarkan data Direktorat Jenderal Kesehatan Masyarakat

Kementerian Kesehatan tahun 2021, terdapat 7.389 kematian ibu di

Indonesia pada tahun 2021. Jumlah tersebut melonjak 56,69% dibanding

1
2

jumlah kematian tahun sebelumnya sebanyak 4.627 jiwa. Tingginya

jumlah kematian ibu saat melahirkan pada tahun lalu disebabkan oleh

tertularnya virus Covid-19 yang mencapai 2.982 jiwa. Diharapkan

Indonesia dapat mencapai target yang ditentukan Sustainable

Development Goals (SDGs) 2030 yaitu AKI 70 per 100.000 kelahiran

hidup dan AKB 12 per 1000 kelahiran hidup (Kemenkes RI, 2019).

Upaya preventif untuk menurunkan AKI dan AKB yang dilakukan oleh

pemerintah adalah pelaksanaan kelas ibu hamil. Kelas ibu hamil

merupakan sarana untuk belajar bersama tentang kesehatan bagi ibu

hamil, dalam bentuk tatap muka dalam kelompok yang bertujuan untuk

meningkatkan pengetahuan dan keterampilan ibu-ibu mengenai

kehamilan, persalinan, dan nifas, KB sesudah persalinan pencegahan

komplikasi, perawatan bayi baru lahir dan aktivitas fisik atau senam ibu

hamil dengan memanfaatkan buku KIA sebagai pegangan untuk ibu

hamil. Buku KIA memainkan peran penting sebagai alat yang efektif untuk

mengidentifikasi awal masalah kesehatan selama masalah kehamilan

sampai anak-anak. Namun, sampai saat ini pelaksanaan kelas ibu hamil

masih belum optimal dilaksanakan dan keterlibatan masyarakat sebagai

partisipasi masih belum maksimal (Marlina, 2021).

Asuhan Kebidanan Continuity of Care (COC) merupakan asuhan

kebidanan berkesinambungan yang diberikan kepada ibu dan bayi

dimulai pada saat kehamilan, persalinan, bayi baru lahir, nifas dan

keluarga berencana,dengan adanya asuhan COC maka perkembangan

kondisi ibu setiap saat akan terpantau dengan baik, selain itu asuhan

berkelanjutan yang dilakukan bidan dapat membuat ibu lebih percaya dan
3

terbuka karena sudah mengenal pemberi asuhan. Asuhan kebidanan

COC adalah salah satu upaya untuk menurunkan Angka kematian Ibu

(AKI) dan Angka Kematian Bayi (AKB) (Diana, dkk.2019).

Bedasarkan penelitian yang dilakukan oleh Podungge (2020),

Asuhan kebidanan yang dilakukan pada masa kehamilan sampai nifas

sangat penting. Asuhan kebidanan komprehensif yang dilakukan

menyebabkan ibu dapat menjalani masa kehamilan, persalinan, bayi baru

lahir, nifas dan keluarga berencana secara normal, tanpa ada masalah,

penyulit dan komplikasi.

Salah satu asuhan kehamilan yang dapat dilakukan oleh bidan adalah

mengatasi ketidaknyamanan ibu hamil saat trimester III yaitu nyeri

pinggang. Menurut penelitian dari Kusumayanti (2015), nyeri pinggang

dan panggul pada kehamilan telah dilakukan diseluruh dunia, prevalensi

yang dilaporkan bervariasi dari 45,3% hingga 84,1%. Penelitian di

Indonesia juga menunjukkan prevalensi nyeri pinggang pada kehamilan

yang cukup tinggi prevalensi nyeri pinggang pada ibu hamil dilaporkan

sebesar 54,5%. Ini menunjukkan bahwa keluhan nyeri pinggang selama

kehamilan dirasakan sebagian besar ibu hamil diseluruh dunia termasuk

di Indonesia. Nyeri pinggang memberikan banyak dampak negatif bagi

wanita hamil . Mereka mengalami kesulitan dalam menjalankan aktivitas

sehari-hari seperti berdiri, duduk, berpindah tempat atau posisi,

mengangkat atau memindahkan barang/benda disekitar. Salah satu

asuhan yang dapat diberikan adalah konseling mengenai olah raga

merupakan strategi yang efektif dan disarankan untuk mengatasi nyeri

pinggang dan juga tentunya faktor dukungan dari orang sekitar yaitu
4

keluarga. Faktor penentu keberhasilan asuhan adalah dukungan

keluarga. Dukungan keluarga terutama support suami menjadi factor

penentu keberhasilan asuhan. Untuk itu, dalam setiap asuhan, bidan

sebaiknya menjalin kerjasama dengan keluarga dan masyarakat agar

kesehatan ibu dalam menjalami masa obstetrik, menjadi prioritas

bersama.

Asuhan kebidanan yang dilakukan secara continuity of care tidak

hanya merawat keadaan fisik ibu, namun juga keadaan sosial dan mental

ibu sehingga bisa meningkatkan rasa kepercayaan dan kepuasan dari

pihak ibu maupun bidan. Selain itu, tujuan dilakukannya continuity of care

adalah untuk mengatasi tiga keterlambatan dalam kebidanan yaitu

terlambat mendiagnosa, terlambat merujuk, dan terlambat mendapatkan

penanganan (Diana, dkk.2019).

Hal ini dikarenakan bidan selalu memantau keadaan ibu dari mulai

hamil hingga keluarga berencana serta bayi baru lahir, sehingga bisa

disimpulkan bahwa asuhan kebidanan dengan continuity of care bisa

menurunkan AKI dan AKB.

Berdasarkan uraian di atas penulis tertarik untuk melakukan asuhan

kebidanan terhadap pasien hamil Trimester III yang diharapkan dapat

mengetahui dan mendeteksi secara dini mengenai komplikasi-komplikasi

yang mungkin akan menyebabkan AKI dan AKB serta bagaimana

penanganan yang tepat guna menurunkan AKI dan AKB. Dengan

demikian penulis memberi judul Asuhan Kebidanan Berkelanjutan pada

Ny.D di PMB Yayat Suryati Lembang Kabupaten Bandung Barat.


5

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian pada latar belakang diatas maka penulis mengambil

rumusan masalah yaitu “Bagaimana Asuhan Kebidanan Berkelanjutan

pada Ny.D pada masa kehamilan, nifas, dan BBL di Bidan Praktik Mandiri

Yayat Suryati pada tahun 2023?

C. Tujuan

1. Tujuan Umum

Bidan mampu melakukan asuhan kebidanan dengan pendekatan

holistic berdasarkan evidence based dalam bentuk asuhan

berkelanjutan / Continuity of Care dengan melakukan pendekatan

asuhan yang terkini sesuai dengan Standar Profesi Bidan Kepmenkes

320 Tahun 2020.

2. Tujuan Khusus

a. Memberikan asuhan pelayanan kebidanan pada kehamilan

b. Memberikan asuhan pelayanan kebidanan pada persalinan

c. Memberikan asuhan pelayanan kebidanan pada nifas

d. Memberikan asuhan kebidanan pada bayi baru lahir

e. Memberikan asuhan kebidanan pada keluarga berencana

D. Manfaat

1. Bagi mahasiswa

Dapat meningkatkan pengetahuan, wawasan, dan mempraktikan

teori yang dapat secara langsung di lapangan dalam memberikan

asuhan kebidanan secara Continuity of care.


6

2. Bagi PMB

Dapat digunakan sebagai bahan masukan dan dapat diterapkan

model asuhan kebidanan dalam pelayanan kesehatan secara

berkualitas dan dapat meningkatkan mutu pelayanan kesehatan.

3. Bagi Institusi Universitas

Dapat menambah ilmu pengetahuan serta dapat mengetahui sejauh

mana mahasiswa memahami mengenai pembelajaran yang telah

diberikan terutama mengenai asuhan kehamilan, persalinan, nifas,

bayi baru lahir, dan keluarga berencana. Dapat juga menjadi

referesnsi sebagai bahan acuan dalam pemberian bimbingan

mengenai asuhan komprehensif.

4. Bagi Klien

Untuk meningkatkan pengetahuan pasien/klien tentang pentingnya

pemeriksaan kehamilan, persalinan, nifas, Bayi Baru Lahir dan KB

secara berkesinambungan oleh tenaga kesehatan.


BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Kehamilan

1. Konsep Dasar Kehamilan

Kehamilan merupakan suatu proses alamiah dan fisiologis. Setiap

wanita yang memiliki organ reproduksi sehat, jika telah mengalami

menstruasi dan melakukan hubungan seksual dengan seorang pria

yang organ reproduksinya sehat, sangat besar kemungkinannya terjadi

kehamilan. Apabila kehamilan direncanakan, akan memberi rasa

bahagia dan penuh harapan, tetapi disisi lain diperlukan kemampuan

bagi wanita untuk beradaptasi dengan perubahan yang terjadi selama

kehamilan, baik perubahan yang bersifat fisiologis maupun psikologis

(Fatimah & Nuryaningsih, 2017).

Menurut Federasi Obstetri Ginekologi Internasional, kehamilan

didefinisikan sebagai fertilisasi atau penyatuan dari spermatozoa dan

ovum dan dilanjutkan dengan nidasi atau implantasi. Bila dihitung dari

saat fertilisasi hingga lahirnya bayi, kehamilan normal akan

berlangsung dalam waktu 40 minggu atau 10 bulan atau 9 bulan

menurut kalender internasional. Jadi, dapat disimpulkan bahwa

kehamilan adalah bertemunya sel telur dan sperma di dalam atau diluar

rahim dan berakhir dengan keluarnya bayi dan plasenta melalui jalan

lahir.

7
8

Kehamilan adalah mulai dari ovulasi sampai partus lamanya 280

hari (40 minggu) dan tidak lebih dari 300 hari (43 minggu). Pembagian

kehamilan dibagi dalam 3 trimester : trimester I, dimulai dari konsepsi 7

sampai tiga bulan (0-12 minggu); trimester II, dimulai dari bulan

keempat sampai enam bulan (13-28 minggu); trimester III dari bulan

tujuh sampai sembilan bulan (29-42 minggu) (Fatimah & Nuryaningsih,

2017).

Kehamilan trimester III merupakan kehamilan dari usia 28–40

minggu dimana merupakan waktu mempersiapkan kelahiran dan

kedudukan sebagai orang tua, seperti terpusatnya perhatian pada

kelahiran bayi, sehingga disebut juga sebagai periode penantian

(Saifuddin, 2018).

2. Standar Pemeriksaan Kehamilan

Pemeriksaan Antenatal Care terbaru sesuai dengan standar

pelayanan yaitu minimal 6 kali pemeriksaan selama kehamilan,dan

minimal 2 kali pemeriksaan oleh dokter pada trimester I dan III, 2 kali pada

trimester pertama ( kehamilan hingga 12 minggu ) , 1 kali pada trimester

kedua ( kehamilan diatas 12 minggu sampai 26 minggu ) , 3 kali pada

trimester ketiga ( kehamilan diatas 24 minggu sampai 40 minggu ).

(Sumber : Buku KIA,2021).

Dalam melaksanakan pelayanan Antenatal Care, ada sepuluh standar

pelayanan yang harus dilakukan oleh bidan atau tenaga kesehatan yang

dikenal dengan 10 T. Pelayanan atau asuhan standar minimal 10 T adalah

sebagai berikut (Depkes RI, 2015).

a. Timbang Berat Badan Dan Ukur Tinggi Badan


9

Pertambahan berat badan yang normal pada ibu hamil

yaitu berdasarkan masa tubuh (BMI: Body Mass Index) dimana

metode ini untuk menentukan pertambahan berat badan yang

optimal selama masa kehamilan, karena merupakan hal yang

penting mengetahui BMI wanita hamil. Total pertambahan berat

badan pada kehamilan yang normal 11,5 -16 kg. Adapun tinggi

badan menentukan ukuran panggul ibu, ukuran normal tinggi

badan yang baik untuk ibu hamil antara lain >145 cm (Mappaware,

2020).

Prinsip makan yang baik selama masa kehamilan, meliputi :

Mengubah cara makan sesuai dengan pola makan yang dianjurkan

untuk ibu hamil, ibu hamil membutuhkan konsumsi protein, kalori,

vitamin dan mineral (seperti asam folat, dan zat besi) yang lebih

banyak, menghindari makanan seperti daging dan telur mentah, keju

lunak, susu yang tidak dipasteurisasi, alkohol, dan kopi, makanan

tersebut dapat membahayakan ibu dan janin, dilarang mengurangi

makan selama kehamilan, karena diet selama kehamilan dapat

menyebabkan kurang vitamin, mineral dan lainnya yang penting

selama masa kehamilan.

Ibu yang menjaga pola makan selama kehamilan akan

bertambah berat badan secara bertahap, makan dengan porsi sedikit

tetapi sering (setiap 4 jam) dan mengurangi makanan yang pedas

dan berminyak, minum vitamin untuk ibu hamil secara teratur sesuai

anjuran dokter, miinum air (cairan) yang cukup untuk membangun sel

darah merah janin untuk sistem sirkulasi dan cairan ketuban dan
10

mengonsumsi makanan yang berserat banyak untuk membantu

mengatasi konstipasi seperti, buah-buahan dan sayuran. (Fathonah,

2016)

b. Pemeriksaan Tekanan Darah

Mengukur tekanan darah dengan posisi ibu hamil duduk atau

berbaring, posisi tetap sama pada pemeriksaan pertama maupun

berikutnya. Letakkan tensimeter dipermudahkan yang datar setinggi

jantungnya. Gunakan ukuran manset yang sesuai ( Prawiroharjo,

2016).

Tekanan darah diatas 140/90 mmHg atau peningkatan distol

15 mmHg/lebih sebelum kehamilan 20 minggu atau paling sedikit

pada pengukuran dua kali berturut-turut pada selisih waktu 1 jam

berarti ada kenaikan nyata dan ibu perlu di rujuk.

c. Nilai Status Gizi (Ukur Lingkar Lengan Atas)

Pada ibu hamil (bumil) pengukuran LILA merupakan satu

cara untuk mendeteksi dini adanya Kurang Energi Kronis (KEK)

atau kekurangan gizi. Malnutrisi pada ibu hamil mengakibatkan

transfer nutrient ke janin berkurang, sehingga pertumbuhan janin

terhambat dan berpotensi melahirkan bayi dengan Berat Badan

Lahir Rendah (BBLR). BBLR berkaitan dengan volume otak dan

IQ seorang anak. Kurang Energi Kronis (KEK) (ukuran LILA <23,5

cm), yang menggambarkan kekurangan pangan dalam jangka

panjang baik dalam jumlah maupun kualitasnya (Kusmiyati, 2013).

d. Pemeriksaan Tinggi Fundus Uterus

Pemeriksaan kehamilan untuk menentukan tuanya kehamilan


11

dan berat badan janin dilakukan dengan pengukuran tinggi

fundus uteri yang dapat dihitung dari tanggal haid terakhir yang

menggunakan rumus . Apabila usia kehamilan dibawah 24

minggu pengukuran dilakukan dengan jari, tetapi apabila

kehamilan diatas 24 minggu memakai pengukuran mc Donald yaitu

dengan cara mengukur tinggi fundus memakai cm dari atas simfisis

ke fundus uteri kemudian ditentukan sesuai rumusnya. (Mappaware,

2020). Tinggi fundus uteri berdasarkan penjarian yaitu usia kehamilan

12 minggu, 3 jari di atas simphisis, usia kehamilan 16 minggu, tinggi

pertengahan pusat simphisis, usia kehamilan 20 minggu tfu 3 jari di

bawah pusat. Usia kehamilan 24 minggu setinggi pusat.28 minggu 3

jari di atas pusat. Usia kehamilan 32 minggu pertengahan pusat

xhipoideus. Usia kehamilan 36 minggu 3 jari di bawah proxus

xipoideus. Usia kehamilan 40 minggu pertengahan pusat poxesus

xipoideus (Prawirohardjo, 2013).

Tinggi fundus uteri dapat melakukan pengukuran berat badan

janin. Johnson dan Tosbach menggunakan suatu metode untuk

menaksir berat janin dengan pengukuran (TFU). Dikenal juga dengan

rumus Johson-Thousack. Rumus terbagi menjadi tiga berdasarkan

penurunan kepala janin.

1) Berat janin = (TFU - 13) x 155, jika bagian terbawah belum

masuk PAP

2) Berat janin = (TFU - 12)x 155, bila sebagian kecil bagian janin

sudah memasuki PAP

3) Berat janin = (TFU - 11) x 155, bila kepala janin sudah melewati
12

PAP

e. Tentukan Presentasi Janin Dan Denyut Jantung Janin (DJJ)

Tujuan pemantauan janin itu adalah untuk mendeteksi dari

dini ada atau tidaknya faktor-faktor resiko kematian prenatal

tersebut (hipoksia/asfiksia, gangguan pertumbuhan, cacat bawaan,

dan infeksi). Pemeriksaan denyut jantung janin adalah satu cara

untuk memantau janin.

f. Pemeriksaan denyut jantung janin

Denyut jantung janin baru dapat didengar pada usia

kehamilan 16 minggu/4 bulan. Gambaran DJJ:

1) Takikardi berat;detak jantung di atas 180x/menit

2) Takikardi ringan: antara 160-180x/menit

3) Normal : antara 120-160x/menit

4) Bradikardi ringan: antara 100-119x/menit

5) Bradikardi sedang: antara 80-100x/menit

6) Bradikardi berat: kurang dari 80x/menit (Saifuddin, 2015).

g. Skrining status imunisasi Tetanus (TT)

Pemberian imunisasi tetanus toxoid pada kehamilan

umumnya diberikan 2 kali saja, imunisasi pertama diberikan pada

usia kehamilan 16 minggu untuk yang kedua diberikan 4 minggu

kemudian, akan tetapi untuk memaksimalkan perlindungan maka

dibentuk program jadwal pemberian imunisasi pada ibu hamil (

Prawiroharjo 2016).

TT1 interval 4 minggu sampai TT2 dengan perlindungan 3

tahun. TT2 interval 6 bulan sampai TT3 dengan perlindungan 5


13

tahun. TT3 interval 1 tahun sampai TT4 dengan perlindungan 10

tahun. TT4 interval 1 tahun sampai TT5 dengan perlindungan 25

tahun (Prawirohardjo, 2013). Vaksin TT diberikan sedini mungkin

dengan dosis pemberian 0,5 cc IM (Intra Muscular) di lengan

atas/paha/bokong. Khusus untuk calon pengantin diberikan

imunisasi TT 2X dengan interval 4 minggu. Usahakan TT1 dan

TT2 diberikan sebelum menikah. (Saifuddin, 2015).

h. Pemberian Tablet zat besi minimal 90 tablet selama kehamilan

Pada masa kehamilan volume darah mengikat seiring

kebutuhan zat besi. Suplement zat besi hamil terbukti membantu

mencegah defisiensi zat besi. Kekurangan zat besi bias

mempertinggi resiko komplikasi disaat persalinan dan resiko

melahirkan berat badan rendah dan premature. Para ahli

menganjurkan wanita hamil mengkonsumsi zat 27 mg hari, yaitu

50% diatas kebutuhan normal.

i. Test Laboratorium (Rutin Dan Khusus)

Mengemukakan bahwa pelayanan kebidanan-kebidanan

berkaitan erat dengan penyakit melalui hubungan seksual.penyakit ini

tidak hanya berpengaruh terhadap ibu akan tetapi juga terhadap

bayi yang dikandung atau dilahirkan.

Jika pemeriksaan penyakit hubungan seksual dilakukan sejak

dini pada ibu hamil kemungkinan masih dapat diobati untuk

mencegah terjadinya komplikasi terhadap ibu dan bayi yang

dikandungnya (Depkes,2014).

j. Tatalaksana Kasus
14

Bila dari hasil pemeriksaan laboratorium ditemukan penyakit, ibu

hamil perlu dilakukan perawatan khusus.

k. Temu Wicara (Konseling).

Menyatakan bahwa temu wicara pasti dilakukan dalam setiap

klien melakukan kunjungan. Bisa berupa anamnesa, konsultasi, dan

persiapan rujukan. Anamnesa meliputi biodata, riwayat

menstruasi,riwayat kesehatan, riwayat kehamilan, persalinan, dan

nifas, biopsikososial, dan pengetahuan klien. Memberikan konsultasi

atau melakukan kerjasama penanganan. ta

3. Fisiologis Pada Kehamilan Trimester III

a. Uterus

Selama kehamilan uterus akan beradaptasi untuk menerima dan

melindungi hasil konsepsi (janin, plasenta, amnion) sampai persalinan.

Uterus mempunyai kemampuan yang luar biasa untuk bertambah

besar dengan cepat selama kehamilan dan pulih kembali seperti

keadaan semula.Pada perempuan yang tidak hamil uterus mempunyai

berat 70 gram dan kapasitas 10 ml atau kurang. Selama kehamilan,

uterus akan berubah menjadi suatu organ yang mampu menampung

janin, plasenta, dan cairan amnion (Prawirohardjo, 2016).


15

Gambar 1. Pembesaran Uterus menurut umur kehamilan

Sumber : Dartiwen,dkk (2019).

b. Vulva/Vagina

Selama kehamilan peningkatan vaskularisasi dan hiperemia terlihat

jelas pada kulit dan otot-otot di perineum dan vulva, sehingga pada

vagina akan terlihat berwarna keungu-unguan yang dikenal dengan

tanda Chadwick (Prawirohardjo, 2014).

c. Sistem Perkemihan

Pada kehamilan trimester III kepala janin mulai turun ke pintu atas

panggul, pada trimester ini ibu akan mengeluh sering kencing karena

kandungan sering akan tertekan oleh penurunan kepala janin

(Saifuddin, 2018).

d. Sistem musculoskeletal

Peningkatan distensi abdomen menyebabkan punggung miring ke

depan, dan peningkatan beban berat badan pada akhir kehamilan,

membutuhkan penyesuaian tulang kurvatura spinalis. Pusat gravitasi


16

bergeser kedepan sehingga ibu akan mengalami sakit pinggang

(Rismalinda.2019).

e. Payudara

Pada awal kehamilan perempuan akan merasakan payudaranya

menjadi lebih lunak. Setelah bulan kedua payudara akan bertambah

ukurannya dan vena-vena dibawah kulit akan terlihat. Puting payudara

akan terlihat besar, kehitaman, tegak dan terdapat kolostrum

(Prawirohardjo, 2016).

f. Sistem Pencernaan

Pengaruh hormon estrogen yang menyebabkan pengeluaran asam

lambung meningkat hal ini menyebabkan pengeluaran air liur

berlebihan (hipersaliva) daerah lambung terasa panas dan mual

muntah.Pengaruh estrogen menyebabkan gerakan usus semakin

berkurang dan dapat menyebabkan sembelit (Manuaba, 2016).

g. Kulit

Peningkatan Melanosit Stimulating Hormone (MSH), estrogen dan

progesteron mengakibatkan terjadinya hiperpigmentasi di area seperti

areola mammae, perineum, umbilicus dan di area yang mudah

mengalami gesekan seperti aksila dan paha bagian dalam.

h. Sistem Kardiovaskuler

Kondisi tubuh sangat mempengaruhi tekanan darah. Peningkatan

volume darah selama kehamilan mulai dari usia kehamilan 10-12

minggu dan progresif sampai usia kehamilan 30-34 minggu. Anemia

merupakan suatu kondisi terjadinya kekurangan sel darah merah atau

haemoglobin (HB) pada tubuh. Pada trimester pertama dan ketiga


17

disebut anemia apabila kadar HB <11 gr/dl, sedangkan pada trimester

kedua <10,5 gr/dl.

i. Perubahan Sistem Pernafasan

Pada kehamilan 32 minggu keatas oleh karena usus-usus tertekan

oleh uterus yang membesar kearah diafragma, sehingga diafragma

kurang leluasa bergerak. Untuk memenuhi kebutuhan oksigen yang

meningkat kira-kira 20%, seorang wanita selalu bernafas lebih dalam,

dan bagian bawah tengkoraknya juga melebar kebagian sisi bawah

diafragma (Saifuddin, 2018).

4. Psikologis pada Kehamilan Trimester III

Sejumlah ketakutan muncul pada TM III. Wanita mungkin merasa

cemas dengan kehidupan bayi dan kehidupannya sendiri, seperti : apakah

bayi nanti lahir abnormal, terkait persalinan dan pelahiran (nyeri,

kehilangan kendali, hal-hal lain yang tidak diketahui), apakah ia akan

bersalin atau bayinya tidak mampu keluar karena perutnya luar biasa

besar, atau apakah organ vitalnya akan mengalami cedera akibat

tendangan bayi. Mimpi-mimpi yang dialaminya menreflesikan rasa

penasaran dan komplikasi yang akan dialaminya.

Kehamilan dapat menimbulkan stress bagi semua wanita, gejala ini

dipengaruhi oleh fluktuasi kadar hormon , peningkatan stress gangguan

pola makan dan tidur serta aktivitas normal lainnya. Sebanyak 15% wanita

mengalami gejala depresi dalam 3 bulan pertama setelah persalinan dan

psikologis postpartum terjadi pada 1-2 dari 1000 (Irianti dkk, 2015).

Pada pertengahan trimester III, peningkatan hasrat seksual yang

terjadi pada trimester sebelumnya akan menghilang karena abdomennya


18

semakin besar menjadi halangan. Alternatif posisi dalam berhubungan

seksual dan metode alternatif untuk mencapai kepuasan dapat membantu

atau sebaliknya menimbulkan perasaan bersalah jika ibu merasa tidak

nyaman. Berbagi perasaan secara jujur dengan pasangan dan

konsultasika klien dengan bidan menjadi sangat penting (Irianti dkk,

2015).

5. Ketidaknyamanan Pada Trimester III

Pada trimester III kadar progesteron mengalami peningkatan. selama

kehamilan trimester III, pusat gravitasi ibu akan bergeser kearah depan

yang menyebabkan postur tubuh berubah sehingga memberikan

penekanan pada punggung dan nyeri pinggang (Sulistyawati, 2019). Cara

mengatasi nyeri pinggang yaitu kompres hangat akan meningkatkan

sirkulasi ke area nyeri.

Penelitian dari Purnamayanti (2015), menjelaskan bahwa prevalensi

nyeri pinggang di seluruh dunia dari 45,3% hingga 84,1%. Sedangkan,

penelitian di Indonesia dilaporkan sebesar 54,5% prevalensi nyeri

pinggang. Therapi olah raga merupakan strategi yang efektif dan

disarankan untuk mengatasi nyeri pinggang. Bentuk-bentuk olah raga

yang disarankan latihan peregangan termasuk senam hamil dan yoga

(Purnamayanti, dkk.2015).

Pada ibu hamil, bahu akan tertarik kebelakang sebagai akibat

pembesaran abdomen yang menonjol, dan untuk mempertahankan

keseimbangan tubuh, kelengkungan tulang belakang ke arah dalam

menjadi berlebihan. Keluhan nyeri pinggang apabila tidak ditangani

dengan baik dapat menyebabkan kualitas hidup ibu hamil menjadi buruk.
19

Gangguan rasa nyaman nyeri merupakan sensasi ketidaknyamanan yang

dimanisfestasikan sebagai suatu penderitaan yang diakibatkan oleh

persepsi yang nyata, ancaman dan fantasi luka. Kompres hangat dapat

menyebabkan fase dilatasi (pelebaran pembulu darah) sehingga

menambah pemasukan oksigen, nutrisi dan leukosit darah yang menuju

ke jaringan tubuh. Akibat positif yang ditimbulkan adalah memperkecil

inflamasi, menurunkan kekakuan nyeri otot serta mempercepat

penyembuhan jaringan lunak.

6. Skala Nyeri

Numerical Rating Scale (NRS) terdiri dari sebuah garis horizontal

yang dibagi secara rata menjadi 10 segmen dengan nomer 0 sampai 10.

Pasien diberi tahu bahwa 0 menyatakan “tidak ada nyeri sama sekali” dan

10 menyatakan “nyeri paling parah yang mereka dapat bayangkan”.

Pasien kemudian diminta untuk menandai angka yang menurut mereka

paling tepat dapat menjelaskan tingkat nyeri yang mereka rasakan pada

suatu waktu (Andarmoyo, 2013).

Gambar 2. Skala Nyeri

Kriteria nyeri adalah sebagai berikut :

a. Skala 0 : Tidak ada rasa nyeri yang dialami

b. Skala 1-3 : Merupakan nyeri ringan dimana secara objektif, klien

masih dapat berkomunikasi dengan baik. Nyeri yang hanya sedikit


20

dirasakan.

c. Skala 4-6 : Merupakan nyeri sedang dimana secara objektif, klien

mendesis, menyeringai dengan menunjukkan lokasi nyeri. Klien

dapat mendeskripsikan rasa nyeri, dan dapat mengikuti perintah.

Nyeri masih dapat dikurangi dengan alih posisi.

d. Skala 7-9 : Merupakan nyeri berat dimana klien sudah tidak dapat

mengikuti perintah, namun masih dapat menunjukkan lokasi nyeri

dan masih respon terhadap tindakan. Nyeri sudah tidak dapat

dikurangi dengan alih posisi.

e. Skala 10 : Merupakan nyeri sangat berat. Klien sudah tidak dapat

berkomunikasi klien akan menetapkan suatu titik pada skala yang

berhubungan dengan persepsinya tentang intensitas keparahan

nyeri.

Skala penilaian numerik lebih digunakan sebagai pengganti alat

pendeskripsian kata. Dalam hal ini, klien menilai nyeri dengan

menggunakan skala 0-10. Skala ini paling efektif digunakan saat

mengkaji intensitas nyeri sebelum dan setelah intervensi

(Andarmoyo, 2013).

7. Kebutuhan Ibu Hamil Trimester III

a. Kebutuhan Fisik Ibu hamil Trimester 3

1) Nutrisi

2) Personal Hygiene

3) Kebutuhan Oksigen

4) Kebutuhan Seksual
21

5) Kebutuhan eliminasi

6) Kebutuhan mobilisasi

7) Istirahat

b. Kebutuhan Psikologis Ibu hamil Trimester 3

1) Support keluarga

2) Support dari tenaga kesehatan (Romauli, 2011).

3) Rasa aman dan nyaman selama kehamilan.

8. Tanda Bahaya Trimester III

Pada setiap kunjungan antenatal bidan harus mengajarkan pada ibu

bagaimana mengenal tanda-tanda bahaya pada kehamilan dan

menganjurkan ibu untuk segera datang ke klinik apabila ia mengalami

tanda bahaya dalam kehamilan.

Kementerian Kesehatan RI, (2017) terdapat tanda bahaya saat kehamilan

trimester III meliputi demam tinggi, bengkak pada kaki, tangan dan wajah

atau sakit kepala disertai kejang, perdarahan pada hamil muda dan tua,

janin dirasakan kurang bergerak dibandingkan sebelumnya, dan air

ketuban keluar sebelum kehamilan aterm.

9. Faktor Yang Dapat Mempengaruhi Ibu Hamil Trimester III

a. Usia ibu hamil (>35 tahun)

Usia diatas 35 tahun maka akan terjadi penurunan fungsi dari

organ yaitu melalui proses penuaan. Sehingga seorang perempuan

yang hamil pada usia diatas 35 tahun membutuhkan tenaga yang

lebih untuk kesehatan tubuhnya dan janin yang dikandungnya. Pada

saat proses persalinan kemampuan organ reproduksi tidak lagi sama


22

seperti usia dibawah 35 tahun, karena pada usia tersebut keelastisan

dan kelenturan jalan lahir mulai berkurang. Kemunduran kemampuan

endometrium turut mempengaruhi kontraksi pada saat persalinan dan

setelah persalinan. Sehingga hal tersebut berisiko untuk

meningkatkan terjadinya perdarahan (Haryanti, 2021).

b. Jarak kelahiran > 5 tahun

Jarak kehamilan yang terlalu jauh berhubungan dengan semakin

bertambahnya usia ibu, sehingga terjadi degenatif yang berpengaruh

pada proses kehamilan dan persalinan akibat dari melemahnya

kekuatan fungsi-fungsi otot uterus dan otot panggul (Tuzahro, 2021).

c. Pasca Abortus

Wanita dengan riwayat abortus mempunyai risiko yang lebih

tinggi untuk terjadinya persalinan prematur, abortus berulang, Berat

Badan Lahir Rendah (BBLR). Komplikasi abortus adalah perdarahan

(hemorrhage), perforasi, infeksi dan tetanus, dan syok (Wahyuni,

2017).

d. Dampak Pada Ibu dan dan Psikologis Ibu

Dampak psikologis kepada ibu hamil trimester 3 antara lain

kecemasan menjelang persalinan akan muncul dan mulai

dirasakan. Pertanyaan dan bayangan seperti apakah ia bisa

melahirkan normal, bagaimana caranya mengejan, apakah akan

terjadi sesuatu saat ia melahirkan, atau apakah bayinya akan lahir

selamat akan semakin sering muncul dalam benaknya.

e. Dampak Pada Bayi Yang Dilahirkan


23

Pada usia 35 tahun, risiko itu meningkat kelainan genetik menjadi

1:4. Oleh karena itu, baiknya usia ibu untuk melahirkan berada pada

rentang 25-35 tahun (Haryanti, 2021).

10. Asuhan Komplementer Pada Ibu Hamil

Salah satu upaya untuk menurunkan AKI adalah dengan melakukan

Continuity of Care. Continuity of Care adalah pelayanan yang dicapai

ketika terjalin hubungan yang terus menerus antara seorang wanita dan

bidan. Asuhan yang berkelanjutan berkaitan dengan tenaga professional

kesehatan, pelayanan kebidanan dilakukan mulai prakonsepsi, awal

kehamilan, selama semua trimester, kelahiran dan melahirkan sampai 6

minggu pertama postpartum (Pratami, 2014).

Selain asuhan Continuity of Care, pelayanan yang bisa diberikan

untuk mendukung penurunan AKI yaitu dengan memberikan Asuhan

kebidanan komplementer. Asuhan kebidanan komplementer adalah

pilihan untuk mengurangi intervensi medis saat hamil dan melahirkan.

Dalam praktik pelayanannya Bidan dapat mengimplementasikan asuhan

kepada ibu dan anak dengan memberikan pelayanan komplementer

selain asuhan kebidanan sesuai standar yang telah diatur dalam berbagai

peraturan, (Kostania, 2015).

Asuhan komplementer pada saat ANC yaitu, Yoga Prenatal, Hypno

Kehamilan, Aromatherapy, Senam Hamil. Asuhan Komplementer pada

saat INC Yaitu, Yoga di ruang bersalin, Hypnobirthing, Acupressure,

Aromatherapy. Asuhan Komplementer pada saat PNC yaitu, Yoga


24

Postnatal, Hypno Postanatal, Pijat Oksitosin, Aromatherapy, dan Senam

Nifas. Asuhan Komplementer pada Bayi yaitu : Pijat Bayi.

Berikut contoh asuhan komplementer yang dapat diberikan kepada

ibu hamil antara lain :

a. Senam hamil

Senam hamil merupakan suatu metode untuk

mempertahankan atau memperbaiki keseimbangan fisik dan

merupakan latihan yang diberikan dengan tujuan mencapai

persalinan yang cepat, mudah dan aman (Eileen, 2015). untuk

memperoleh keadaan prima dengan melatih dan mempertahankan

kekuatan otot dinding perut dan dasar panggul, jaringan

penyangganya serta dapat memperbaiki kedudukan janin (Jimenez,

2011), antara lain, menyesuaikan tubuh agar mampu menyangga

beban kehamilan, memperkuat otot untuk menopang tekanan

tambahan, meningkatkan daya tahan tubuh, memperbaiki sirkulasi

dan respirasi, menyesuaikan dengan adanya pertambahan berat

badan dan perubahan keseimbangan, meredakan ketegangan dan

membantu relaks, membentuk kebiasaan bernafas yang baik,

memperoleh kepercayaan dan sikap mental yang baik.

Senam hamil adalah suatu bentuk latihan guna memperkuat

dan mempertahankan elastisitas otot-otot dinding perut,

ligament-ligamen, serta otot dasar panggul yang berhubungan

dengan proses persalinan. Senam hamil dapat meringankan

keluhan nyeri punggung yang dirasakan oleh ibu hamil karena di

dalam senam hamil terdapat gerakan yang dapat memperkuat otot


25

abdomen (Resmawati, 2021).

Exercise atau aktivitas gerak bagi ibu hamil sangat diperlukan

karena dapat meningkatkan kebugaran. Senam hamil dilakukan

bertujuan untuk membantu ibu mengatasi kecemasan, melatih

pernafasan menjelang persalinan dan melancarkan sirkulasi darah.

Mengajarkan latihan untuk otot perut dan panggul, menarik otot perut

bagian bawah selagi menarik napas dalam posisi tidur terlentang

dengan lengan di samping, tahan nafas sampai hitungan 5, angkat

dagu ke dada, ulangi sebanyak 10 kali, berdiri dengan kedua tungkai

dirapatkan. Tahan dan kecangkan otot pantat, pinggul sampai

hitungan 5, ulangi sebanyak 5 kali (Kemenkes RI, 2017).

Gambar 3. Senam hamil


26

b. Yoga Ibu Hamil

Manfaat yoga antenatal dikatakan dapat memudahkan proses

persalinan, mengurangi kecemasan dan mempersiapkan mental sang

ibu untuk menghadapi persalinan. Selain itu, dengan melakukan yoga

dapat melatih otot tubuh, pengaturan nafas dan pemusatan

konsentrasi (Wiadnyana, 2019).

A. Persalinan

1. Konsep Dasar Persalinan

Persalinan merupakan suatu proses alamiah yang terjadi pada

setiap perempuan menjadi suatu moment penting yang ditunggu oleh

setiap pasangan suami istri (Pratiwi, 2021).

2. Faktor Yang Mempengaruhi Persalinan

Faktor-faktor yang mempengaruhi persalinan 5 P, JNPK-KR, (2017)

meliputi:

a. Tenaga (power)

1) Kekuatan primer yaitu kontraksi involuter yaitu frekuensi, waktu

antara awal suatu kontraksi dan awal kontraksi berikutnya,

durasi, dan intensitas (kekuatan kontraksi)

2) Kekuatan sekunder yaitu segera setelah bagian bawah janin

mencapai panggul, sifat kontraksi berubah yakni bersifat

mendorong keluar, dan ibu merasa ingin mengedan. Usaha

untuk mendorong ke bawah inilah yang disebut dengan

kekuatan sekunder.

b. Jalan lahir (Passage) yaitu panggul ibu, yang meliputi tulang yang

padat, dasar panggul, vagina, introitus (lubang luar vagina).


27

c. Passanger yang meliputi janin dan plasenta.

d. Faktor psikologis ibu yaitu pengalaman sebelumnya, kesiapan

emosional terhadap persiapan persalinan, dukungan dari keluarga

maupun lingkungan yang berpengaruh terhadap proses persalinan.

e. Faktor posisi ibu, mengubah posisi membuat rasa letih hilang,

memberi rasa nyaman, dan memperbaiki sirkulasi.

3. Keluhan Pada Saat Persalinan

Rasa nyeri selama proses persalinan merupakan suatu kodrat alam

yang memang harus dilalui seorang perempuan, namun banyak juga

perempuan yang belum siap menghadapinya (Pratiwi, 2021).

His atau kontraksi uterus adalah kontraksi otot-otot rahim pada

persalinan. His dibedakan menjadi dua yakni his pendahuluan dan

his persalinan. His pendahuluan atau his palsu (false labor pains),

yang sebetulnya hanya merupakan peningkatan dari kontraksi

braxton hicks. His ini bersifat tidak teratur dan menyebabkan nyeri di

perut bagian bawah dan lipat paha, tidak menyebabkan nyeri yang

memancar dari pinggang ke perut bagian bawah. His pendahuluan

tidak mempunyai pengaruh terhadap serviks. His persalinan

merupakan suatu kontraksi dari otot-otot rahim yang fisiologis, akan

tetapi bertentangan dengan kontraksi fisiologis lainnya dan bersifat

nyeri. Kontraksi rahim bersifat otonom yang artinya tidak dipengaruhi

oleh kemauan, namun dapat dipengarui dari luar misalnya

rangsangan oleh jari-jari tangan (Rohani, 2013).

4. Tahapan Persalinan

a. Kala I
28

Kala I persalinan dibagi menjadi dua fase laten dan fase aktif.

Fase laten di mulai dari awal kontraksi yang membuat pembukaan

dan penipisan serviks secara bertahap dan berlangsung (6-8 jam)

ditandai dengan pembukaan serviks sampai 4 cm yang berkisar

delapan jam dan fase aktif dimulai dari pembukaan 4 cm hingga

pembukaan lengkap (10 cm) dalam yang berkisar selama 7 jam.

Fase aktif terjadi penurunan bagian terbawah janin dan mencapai

pembukaan lengkap dengan kecepatan rata-rata 1 cm per jam

(nulipara atau primigravida) dan lebih dari 1 cm hingga 2 cm pada

multipara serta kontraksi uterus yang semakin adekuat jika terjadi

tiga kali atau lebih dalam waktu 10 menit dan berlangsung selama

40 detik Pencatatan menggunakan partograf dimulai pada fase

aktif kala I.

b. Kala II

Kala II dimulai ketika pembukaan serviks sudah 10 cm atau

pembukaan lengkap dilanjutkan dengan upaya untuk mendorong

bayi agar keluar dari jalan lahir dan berakhir dengan lahirnya bayi.

Kala II ini sering disebut dengan kala pengeluaran bayi. Proses ini

biasanya berlangsung dua jam pada primigravida dan satu jam

pada multigravida. Tanda gejala kala II yaitu ibu merasa ingin

meneran saat ada kontraksi, terlihat tekanan pada anus dan

vagina, perineum menonjol, vulva dan sfingter ani membuka,

meningkatnya pengeluaran darah dan lendir, kepala telah turun di

dasar panggul. Pencatatan yang dapat dipantau pada kala II

persalinan adalah nadi ibu setiap 30 menit, frekuensi dan lama


29

kontraksi setiap 30 menit, DJJ setiap 5-10 menit, penurunan kepala

bayi, cairan ketuban jika selaput ketuban sudah pecah,

menentukan adanya presentasi majemuk atau tali pusat disamping

atau terkemuka, putaran paksi luar setelah bayi lahir. Persalinan

kala II memanjang merupakan fase terakhir dari suatu partus yang

macet dan berlangsung

terlalu lama dengan proses normal pada kala II yaitu berlangsung 2

jam pada primigravida dan 1 jam pada multigravida. Factor lain

yang terjadi pada kala II memanjang yaitu usia dan paritas. Janin

besar dan malpresentasi atau malposisi juga dapat menyebabkan

kelambatan persalinan Persalinan kala II memanjang dapat

menyebabkan hasil akhir yang kurang baik. Menolong persalinan

dengan 60 langkah APN (JPNK-KR,2012).

c. Kala III

Kala III persalinan merupakan kala dimana plasenta terlepas

dari uterus. Manajemen aktif kala III dimulai setelah palpasi uterus

untuk memastikan adanya janin kedua, kemudian dilanjutkan

dengan pemberian oksitosin 10 IU secara intramuscular (IM) pada

1/3 paha kanan atas bagian luar dalam 1 menit pertama. Segera

setelah kelahiran bayi dapat dilakukan Inisiasi Menyusui Dini

(IMD).

Pada keadaan antepartum, oksitosin diberikan untuk induksi

persalinan, misalnya pada kasus ketuban pecah dini atau ibu

dengan kontraksi uterus yang tidak adekuat. Pada kondisi

postpartum, oksitosin diindikasikan untuk persalinan fase ketiga


30

dan untuk mengontrol perdarahan. Pada perdarahan post partum,

oksitosin diberikan secara injeksi intravena (IV) lambat 5 unit,

diikuti dengan infus 5-20 unit dalam 500 mL dextrose 5% dengan

titrasi dosis terendah yang efektif untuk menimbulkan kontraksi

uterus pada atonia uteri (keterangan penyuntikkan oksi kedua)

(Syaiful, 2020).

d. Kala IV

Kala empat persalinan setelah lahirnya bayi dan plasenta.

Kala empat ini juga perlu dilakukan pemantauan pendarahan dan

observasi secara cermat dengan pemeriksaan tanda-tanda vital,

kontraksi otot rahim, dan kandung kemih setiap ±15 menit selama

2 jam masa post partum. Masa post partum adalah saat paling

kritis untk mencegah kematian ibu terutama kematian disebabkan

karena perdarahan.

5. Partograf

Partograf adalah alat untuk memantau kemajuan persalinan dan

membantu petugas kesehatan dalam menentukan keputusan dalam

penatalaksanaan. (Bari, 2012) dalam (Syaiful, 2020). Tujuan

Partograf antara lain, mencatat hasil observasi dan kemajuan

persalinan dengan menilai pembukaan serviks melalui pemeriksaan

dalam.
31

Gambar 4. Partograf

6. Adaptasi Fisiologis dan psikologis Persalinan

a Fisiologis Persalinan

Perubahan fisiologis persalinan antara lain tekanan darah

selama kontraksi tekanan sistolik meningkat rata-rata 5 (0-20)

mmHg dan tekanan diastolik meningkat rata-rata 5-0 mmHg.

Peningkatan tekanan darah disebabkan karena rasa nyeri Selama

persalinan, metabolisme karbohidrat aerobik dan anaerobik terus

meningkat. Peningkatan metabolik ditandai dengan peningkatan

suhu tubuh, nadi, pernafasan, curah jantung, dan kehilangan

cairan (Varney, 2010).

b Psikologis Persalinan

Perubahan psikologis seorang wanita yang sedang

mengalami persalinan sangat bervariasi, rasa takut, dan khawatir.

Persiapan menghadapi persalinan, dukungan yang diterima wanita


32

dari pasangannya. Keluarga dan orang terdekat lainnya, sangat

mempengaruhi aspek psikologis ibu (Varney, Keiebs, dan Gegor,

2010).

7. Asuhan Komplementer Pada Persalinan

1) Teknik Relaksasi

Merupakan relaksasi suatu proses mengistirahatkan tubuh,

pikiran dari semua beban baikfisik maupun kejiwaan sehingga

membuat ibu lebih tenang dalam menghadapi proses persalinan.

Dengan cara seperti ini, seluruh sistem syaraf, organ pada tubuh

serta pancaindera ibu beristirahat dan ibu mempu melepaskan

segala ketegangan dalam keadaan ibu tetap sadar. Teknik

relaksasi ini mengajarkan pada ibu untuk meminimalkan aktivitas

saraf simpatis dan system sarafotonom sehingga ibu lebih merasa

rileks saat terjadinya kontraksi. Teknik ini dapat dilakukan saat

kontraksi persalinan sedang berlangsung, dengan cara

menghirupudara secara maksimal, dengan begitu mengakibatkan

suplai oksigen yang ada di uterus tercukupi danakhirnya dapat

mengurangi ketegangan otot yang dapat mengurangi rasa nyeri

pada ibu bersalin.

2) Tehnik Pernafasan Dalam

Menurut Rukmala, penurunan nyeri oleh teknikrelaksasi nafas

dalam disebabkan ketika seseorang melakukan relaksasi nafas

dalam untuk mengendalikannyeri yang dirasakan, maka tubuh

akan meningkatkankomponen saraf parasimpatik secara stimulan,


33

maka inimenyebabkan terjadinya penurunan kadar

hormonkortisol dan adrenalin dalam tubuh yang mempengaruhi

tingkat stress seseorang sehingga dapat meningkatkankonsentrasi

dan membuat klien merasa tenang untuk mengatur ritme

pernafasan menjadi teratur.

3) Tehnik Terapi Bola Persalinan atau Birhting Ball

Saat ini dikenal terapi menggunakan bola persalinan atau

Bhirthing Ball yakni Teknik mengurangi rasa nyeri menggunakan

sebuah bola fisioterapi sebagai media dan mengharuskan postur

tubuh yang bagus untuk mempertahankan keseimbangan di atas

bola. Hal Ini memungkinkan seorang ibu untuk mengambil posisi

tegak kemudian memutar panggulnya dalam pola lingkaran atau

pola angka delapan. Kedua pola ini sangat membantu untuk

mengurangi nyeri punggung yang terjadi selama proses persalinan

serta membantu mendorong penurunan janin. Dan posisi ini juga

dapat membantu meluruskan sumbu panjang uterus dan janin

dengan panggul ibu dan memfasilitasi posisi ubun-ubun kecil

depan.

Gambar 5. Birthing Ball


34

4) Tehnik Kompres Hangat

Teknik kompres hangat adalah salah satu teknik yang sering

dijumpai di masyakat untuk mengurangi rasa nyeri. Terdapat

beberapa penelitian yang telah dilakukan dan hasil penelitian

menunjukkan bahwa terdapat penurunan nyeri yang signifikan

pada ibu yang sedang mengalami proses persalinan. Seperti pada

penelitian yang telah dilakukan oleh Wulandari, Kustriyani dan

Chasanah pada tahun 2017 dimana kompres hangat yang

diberikan selama 20 menit dapat menurunkan sebanyak 46,7%

menjadi tingkat nyeri ringan pada ibu bersalin kala I fase aktif.

Gambar 6. Tehnik Kompres Hangat

Teknik kompres hangat ini efektif dalam menurunkan

intensitas nyeri persalinan karena terkait dengan mekanisme

panas yang diberikan dapat merangsang lepasnya hormone

endorphin ibu, sehingga hal ini dapat membuat ibu merasa lebih

nyaman dan dapat mengurangi rasa nyeri selama proses

persalinan ini. Selain itu, kompres hangat ini dapat

memvasodilatasi pembuluh darah serta mampu meningkatkan

aliran darah pada tubuh, hal inilah yang membuat sirkulasi

oksigenasi ini menjadi lebih lancar yang dapat mencegah

terjadinya kaku otot/spasme otot, otot menjadi lebih rileks dan

dampaknya dapat menurunkan rasa nyeri.


35

5) Tehnik Massage

Terapi massage/ pijat adalah terapi yang sering kali dilakukan

di masyarakat. Terapi massage bisa dilakukan oleh pendamping

persalinan dengan memberikan sentuhan fisik secara lembut

dibagian punggung ibu. pijat yang dilakukan akan memberikan

rangsangan tubuh ibu untuk melepaskan endorpin, yang

merupakan bahan penghilang rasa sakit alami dan merangsang

produksi adanya hormon oksitosin, menurunkan hormon stres, dan

rangsangan neurologis. Terapi pijat akan mempengaruhi

permukaan kulit, jaringan lunak, otot, tendon, ligamen, dan fasia

secara manual. Pelepasan endorphin akan mengendalikan nerve

gate dan menstimulasi saraf simpatis, sehingga dapat

menimbulkan perasaan tenang pada ibu, dapat memberikan efek

mengenai pengurangan intensitas nyeri, dan membuat relaksasi

otot (Pratiwi, 2021).

8. Tanda bahaya persalinan

a. Ketuban pecah dini

b. Perdarahan

c. Pergerakan janin berkurang

d. Tekanan darah meningkat

9. Lima benang merah

JNPK-KR, (2017) ada lima aspek dasar atau lima benang merah

yang penting dan saling berkaitan dalam asuhan persalinan yang


36

bersih dan aman. Aspek ini dilakukan pada setiap persalinan baik

persalinan fisiologis maupun patologis meliputi:

a. Membuat keputusan klinik

b. Asuhan sayang ibu dan sayang bayi

c. Pencegahan infeksi

d. Pencatatan (rekam medik)

e. Rujukan

B. Nifas

1. Konsep Dasar Nifas

Masa nifas (puerperium) dimulai setelah plasenta lahir dan

berakhir ketika alat kandungan kembali seperti keadaan sebelum

hamil berlangsung kira-kira 6 minggu (Prawirohardjo, 2014).

2. Standar pelayanan nifas

Pelayanan nifas yang menurut Kemenkes RI, (2017) asuhan

yang dapat dilakukan pada masa nifas yaitu pelayanan kesehatan ibu

nifas dilaksanakan minimal 3 kali yaitu:

1) KF 1 (6 jam -3 hari setelah pasca persalinan)

2) KF 2 (hari ke-4 sampai 28 hari pasca persalinan)

3) KF 3 (hari ke -29 sampai 42 hari setelah persalinan)

3. Fisiologis masa nifas

Perubahan fisiologis yang terjadi pada masa nifas (Sulistyawati,

2019), antara lain:

a. Perubahan Involusi
37

Involusi uterus adalah perubahan yang merupakan proses

kembalinya alat kandung atau uterus dan jalan lahir setelah bayi

dilahirkan hingga mencapai keadaan seperti sebelum hamil

dengan berat sekitar 60 gram.

Gambar 7.Perubahan Uterus Selama Masa Nifas

Sumber : Buku Ajar Asuhan Kebidanan Pada Ibu Nifas dan Menyusui 2019.

b. Lochea, adalah cairan sekret yang keluar melalui vagina dan

mengandung sisa jaringan uterus meliputi:

1) Lochea rubra, merupakan darah yang keluar pada hari ke 1-4

setelah postpartum, berwarna merah berisi darah segar terang

sampai merah tua yang mengandung jaringan desidua.

2) Lochea sanguinolenta,yaitu cairan yang keluar berwarna merah

kecoklatan dan berlendir, yang berlangsung dari hari ke-4

sampai ke-7 postpartum.


38

3) Lochea serosa, pengeluaran sekret pada hari ke 7-14 yang

berwarna kuning kecoklata dan mengandung cairan serosa,

jaringan desidua, leukosit serta eritrosit.

4) Lochea alba, selaput lendir serviks serta serabut jaringan mati.

Dapat dimulai pada hari ke -14 kemudian makin lama semakin

sedikit hingga sama sekali berhenti sampai 1 atau 2 minggu.

Gambar 8. Perbedaan masing-masing lochea dapat dilihat

sebagai berikut .

umber : Buku Ajar Asuhan Kebidanan Pada Ibu Nifas dan Menyusui 2019.

c. Laktasi

Laktasi adalah keseluruhan proses menyusui mulai dari ASI di

produksi sampai proses bayi menghisap dan menelan ASI. Maka

laktasi mempunyai tujuan meningkatkan pemberan ASI eksklusif

dan meneruskan pemberian ASI sampai anak umur 2 tahun secara

baik dan benar serta anak mendapatkan kekebalan tubuh secara

alami.

4. Psikologis masa nifas


39

Proses adaptasi psikologi masa nifas dibagi menjadi 3 yaitu:

a. Fase taking in, ini adalah fase ketergantungan yang terjadi pada

hari pertama sampai kedua setelah melahirkan, Ibu akan

memfokuskan energinya pada perhatian tubuhnya sendiri sehingga

mengharapkan segala kebutuhannya terpenuhi oleh orang lain. Ibu

merasa bersalah karena belum bisa menyusui bayinya atau

dampak kritikan suami dan keluarga tentang perawatan bayinya.

b. Fase taking hold, merupakan fase ketergantungan dan ketidak

tergantungan yang berlangsung selama 3-10 hari setelah

melahirkan. Ibu merasa khawatir atas ketidak mampuannya

merawat anak, gampang tersinggung dan tergantung pada orang

lain terutama dukungan keluarga sehinga ibu mulai berinisiatif

merawat dirinya sendiri dan bayinya.

c. Fase letting go, adalah periode saling ketergantungan yang

berlangsung selama 10 hari setelah melahirkan. Kini keinginan

merawat dirinya dan bayinya semakin meningkat dan menerima

tanggung jawab perawatan bayi dan memahami kebutuhan

bayinya.

5. Kebutuhan Ibu selama Masa Nifas

a. Nutrisi

Asupan kalori ibu nifas perlu mendapatkan tambahan 500

kalori tiap hari. Kebutuhan cairan ibu sedikitnya 3 liter perhari. Ibu

nifas juga perlu mengkonsumsi tablet zat besi (Fe) 40 tablet satu

kali sehari selama nifas dan Vitamin A 200.000 IU (Saifuddin,

2018). Menurut Kementerian Kesehatan RI (2016), kapsul


40

Vitamin A 200.000 IU diberikan dua kali, yaitu setelah persalinan

dan 24 jam setelah Vitamin yang pertama. Tujuan pemberian

Vitamin A yaitu 38 untuk memperbaiki kadar Vitamin A pada ASI

dan dapat meningkatkan daya tahan ibu terhadap infeksi

perlukaan atau laserasi akibat proses persalinan ibu nifas harus

minum 2 kapsul Vitamin A karena bayi lahir dengan

cadanganVitamin A yang rendah, kebutuhan Vitamin A tinggi

untuk pertumbuhan dan peningkatan daya tahan tubuh,

pemberian 1 kapsul Vitamin A 200.000 IU warna merah pada ibu

nifas hanya cukup untuk meningkatkan kandungan Vitamin A

dalam ASI selama 60 hari, sedangkan dengan pemberian 2

kapsul dapat memenuhi kandungan Vitamin A sampai bayi

berumur 6 bulan.

b. Kebersihan diri

Membersihkan daerah vulva dari depan ke belakang setelah

buang air kecil atau besar dengan sabun dan air. Mengganti

pembalut dua kali sehari, mencuci tangan dengan sabun dan air

sebelum dan sesudah membersihkan daerah kelamin,

menghindari menyentuh daerah luka episiotomi atau laserasi

(Kemenkes RI, 2017).

c. Istirahat

Beristirahat yang cukup dan kembali melakukan rutinitas

rumah tangga secara bertahap (Kemenkes RI, 2017).

d. Eliminasi
41

Pengeluaran air seni akan meningkat 12 jam setelah

melahirkan. Buang air besar akan sulit karena ketakutan rasa

sakit, takut jahitan terbuka atau karena adanya hemoroid.

Kesulitan ini dapat dibantu dengan mobilisasi dini,

mengkomsumsi makanan berserat, dan cukup minum (Bobak et

al., 2015).

e. Metode kontrasepsi

Pada pemilihan alat kontrasepsi harus mempertimbangkan

sebelum 42 hari masa nifas. Jika ibu ingin memberikan ASI

ekslusif terhadap anaknya ibu bisa menggunakan Metode

Amenore Laktasi (MAL). Ibu juga bisa memilih alat kontrasepsi

kondom (Kemenkes RI, 2017).

6. Tanda bahaya nifas

a. Perdarahan. Ibu dikatakan mengalami perdarahan jika

mengeluarkan darah lebih dari 500-600 ml setelah bayi lahir

(Wahyuni, 2018).

b. Infeksi (Wahyuni, 2018).

c. Pre-eklampsia

d. Odema

e. Kelainan payudara. Payudara akan menjadi merah, panas, dan

nyeri.

f. Tidak nafsu makan dalam waktu yang lama

g. Timbul perasaan sedih dan tidak mampu merawat bayinya

(Sulistyawati, 2015).
42

7. Atonia Uteri

a. Pengertian Atonia Uteri

Atonia uteri terjadi jika uterus tidak berkontraksi dalam 15 detik

setelah dilakukan rangsangan taktil (pemijatan) fundus uteri. Atonia

uteri merupakan penyebab terbanyak perdarahan pospartum dini (50%),

dan merupakan alasan paling sering untuk melakukan histerektomi

postpartum. Kontraksi uterus merupakan mekanisme utama untuk

mengontrol perdarahan setelah melahirkan. Atonia terjadi karena

kegagalan mekanisme ini. Perdarahan pospartum secara fisiologis

dikontrol oleh kontraksi serabut-serabut miometrium yang mengelilingi

pembuluh darah yang memvaskularisasi daerah implantasi plasenta.

Atonia uteri terjadi apabila serabut-serabut miometrium tidak

berkontraksi. (Kemenkes,RI.2019).

b. Penyebab Atonia Uteri

Beberapa faktor yang dapat menyebabkan atonia uteri antara

lain percepatan persalinan, persalinan lama, plasenta previa,

polihidramnion/hamil kembar, kandung kemih penuh, pemisahan

plasenta inkomplet, sedangkan penyebab faktor tidak langsung

antara lain, penyebab perdarahan pasca partum, paritas tinggi,

anemia, dan sebagainya. Perdarahan postpartum dengan

penyebab uteri tidak terlalu banyak dijumpai karena penerimaan

gerakan keluarga berencana makin meningkat (Kemenkes,

RI.2019).

c. Penatalaksanaan Atonia Uteri


43

Kompresi bimanual interna (KBI) dan kompresi bimanual

eksterna (KBE) merupakan salah satu upaya pertolongan pertama

pada perdarahan pasca persalinan yang disebabkan oleh atonia

uteri. Kompresi Bimanual Interna harus (KBI) segera dilakukan

apabila uterus tidak berkontraksi dalam 15 detik setelah dilakukan

rangsangan taktil (masase) pada fundus uteri. Tindakan ini

bertujuan menjepit pembuluh darah dalam dinding uterus serta

merangsang miometrium untuk berkontraksi. Tindakan KBI

didasarkan pada upaya penekanan arteria uterina yang membuka

setelah plasenta lahir karena tidak ada kontraksi dari otot-otot

rahim. Penekanan ini dilakukan oleh dua tangan, satu menekan

dari dalam dan yang lainnya menekan dari luar. Karena ada

intervensi tangan penolong yang masuk ke dalam jalan lahir,

tindakan ini lebih dapat meningkatkan resiko terjadinya infeksi

pada pasca partum. Oleh karena itu, terapkan teknik septik-

aseptik. Bila kompresi bimanual pada uterus tidak berhasil dan

perdarahan tetap terjadi lakukan Kompresi Aorta Abdominal (KAA).

Cara ini dilakukan pada keadaan darurat, sementara penyebab

perdarahan sedang dicari. Tindakan KAA hanya dilakukan pada

perdarahan hebat dan jika kompresi luar serta dalam tidak efektif.

Tindakan KBI & KBE merupakan kegawatdaruratan namun pada saat

pelaksanaan tindakan harus tetap memperhatikan pasien, baik dari segi

fisik maupun psikologisnya (Kemenkes, RI.2019).

Tatalaksana Khusus ATONIA UTERI

1. Lakukan pemijatan uterus.


44

2. Pastikan plasenta lahir lengkap.

3. Berikan 20-40 unitoksitosin dalam 1000 ml larutan NaCl 0,9%/Ringer

Laktat dengan kecepatan 60 tetes/menit dan 10 unit IM

4. Lanjutkan infus oksitosin 20 unit dalam 1000 ml larutan NaCl

0,9%/Ringer Laktat dengan kecepatan 40 tetes/menit hingga

perdarahan berhenti.

5. Bila tidak tersedia oksitosin atau bila perdarahan tidak berhenti,

berikan ergometrin 0,2 mg IM atau IV (lambat), dapat diikuti

pemberian 0,2 mg IM setelah 15 menit, dan pemberian 0,2 mg IM/IV

(lambat) setiap 4 jam bila diperlukan. JANGAN BERIKAN LEBIH

DARI 5 DOSIS (1 mg)

6. Jika perdarahan berlanjut, berikan 1 g asam traneksamat IV (bolus

selama 1 menit, dapat diulang setelah 30 menit) (Kemenkes, RI.2013).

Langkah-langkah tindakan KBI :

1) Pakai sarung tangan disinfeks tingkat tinggi atau steril, dengan

lembut masukkan secara obstetrik (menyatukan kelima ujung

jari) melalui introitus dan ke dalam vagina ibu.

2) Periksa vagina dan serviks. Jika ada selaput ketuban atau

bekuan darah pada kavum uteri mungkin hal ini menyehabkan

uterus tidak dapat berkontraksi secara penuh

3) Kepalkan tangan dalam dan tempatkan pada forniks anterior,

tekan dinding anterior uterus, ke arah tangan luar yang

menahan dan mendorong dinding posterior uterus ke arah

depan sehingga uterus ditekan dan arah depan dan belakang


45

4) Tekan kuat uterus di antara kedua tangan. Kompresi uterus ini

memberikan tekanan langsung pada pembuluh darah yang

terbuka (bekas implantasi plasenta) di dinding uterus dan juga

merangsang miometrium untuk berkontraksi

5) Evaluasi Keberhasilan : Jika uterus berkontraksi dan

perdarahan berkurang, teruskan melakukan KBI selama dua

menit, kemudian perlahan-lahan keluarkan tangan dan pantau

ibu secara melekat selama kala empat. Jika uterus berkontraksi

tapi perdarahan masih berlangsung, periksa ulang perineum,

vagina dan serviks apakah terjadi laserasi. Jika demikian,

segera lakukan penjahitan untuk menghentikan perdarahan.

Jika uterus tidak berkontraksi dalam waktu 5 menit, ajarkan

keluarga untuk melakukan kompresi bimanual eksternal,

kemudian lakukan langkah-langkah penatalaksanaan atonia

uteri selanjutnya. Minta keluarga untuk mulai menyiapkan

rujukan.

Atonia uteri seringkali bisa diatasi dengan KBI, namun jika KBI

tidak berhasil dalam waktu 5 menit diperlukan tindakan-tindakan

lain sebagai berikut :

1) Berikan 0,2 mg ergonletrin IM atau misoprostol 600-l000rncg

per rektal. Jangan berikan ergometrin kepada ibu dengan

hipertensi karena ergometrin dapat menaikkan tekanan

darah.
46

2) Gunakan jarum berdiameter besar (ukuran 16 atau 18),

pasang infus dan berikan 500 cc larutan Ringer Laktat yang

mengandung 20 unit oksitosin.

Kompresi Bimanual Eksternal :

1) Letakkan satu tangan pada dinding abdomen dan dinding

depan korpus uteri dan di atas simfisis pubis

2) Letakkan tangan lain pada dinding abdomen dan dinding

belakang korpus uteri, sejajar dengan dinding depan korpus

uteri. Usahakan untuk mencakup/memegang bagian

belakang uterus seluas mungkin (JNPK-KR, 2008).

8. Asuhan komplementer masa nifas

Terapi komplementer merupakan bidang ilmu kesehatan yang

berperan dalam menangani berbagai penyakit dengan teknik

tradisional, yang juga dikenal sebagai pengobatan alternatif (Barnes

et al. 2008).

a. Pijat Nifas (Oksitosin)

Pijat nifas yang dimaksud adalah massase pada ibu nifas

yang dilakukan dalam rangkaian post natal treatment (spa post

natal). Pijat ini umumnya dilakukan Bidan pada minggu pertama

hingga minggu kedua setelah persalinan yang dilakukan dengan

pemijatan (massage) dapat melancarkan aliran darah dan

meningkatkan kenyamanan ibu nifas masase nifas dapat

membantu ibu dalam proses penyembuhan, fisik dan psikologis.

(Nadya, 2013), Pijat oksitosin merupakan salah satu solusi untuk


47

mengatasi ketidaklancaran produksi ASI. Pijat oksitosin ini

dilakukan dengan cara memijat pada daerah pungung sepanjang

kedua sisi tulang belakang, dan merupakan usaha untuk

merangsang hormon prolaktin dan oksitosin setelah melahirkan.

Selain memberi kenyamanan pada ibu dan merangsang refleks

oksitosin, pijat oksitosin juga memiliki manfaat lain, yaitu

mengurangi pembengkakan payudara (engorgement),

mengurangi sumbatan ASI (plugged/milk,duct), dan membantu

mempertahankan produksi ASI ketika ibu dan bayi sakit

(Armini.DKK,2020).

b. Masasage Payudara (Breast Care)

Masasege payudara yang dimaksud adalah pemijitan payudara

pada masa nifas yang dilakukan dengan lembut, yang bertujuan

untuk memperlancar produksi ASI, serta mencegah

pembengkakan payudara. Pemijatan payudara bisa dimulai hari

kedua masa nifas (Nakita, 2014).

c. Senam Nifas dan Yoga

Senam nifas adalah senam yang dilakukan oleh para

perempuan setelah melahirkan yakni selama masa nifas. Pilates

dan yoga termasuk terapi komplementer yang biasanya

diterapkan untuk membantu mengatasi nyeri punggung,

memperbaiki postur tubuh, menjaga kesehatan jantung,

mengatasi efek samping dari pengobatan kanker, mengelola

stres, serta meningkatkan kekuatan, keseimbangan, dan

fleksibilitas tubuh.
48

Gambar 9. Senam Nifas

C. BAYI BARU LAHIR

1. Konsep Dasar Bayi Baru Lahir

Neonatus adalah bayi baru lahir yang berusia sampai

dengan 28 hari. Masa neonatal dibagi menjadi neonatal dini

yaitu berusia 0-7 hari, dan neonatal lanjut 8-28 hari (Kemenkes

RI, 2017). Periode ini merupakan periode yang sangat rentan

terhadap suatu infeksi sehingga menimbulkan suatu penyakit.

Bayi baru lahir masih membutuhkan penyempurnaan untuk

dapat hidup di luar kandungan seperti system pernapasan,

sirkulasi, termogulasi dan kemampuan menghasilkan glukosa

(Juwita & Prisusanti, 2020).

2. Klasifikasi Bayi Baru Lahir

Klasifikasi bayi baru lahir Neonatus dikelompokkan menjadi dua

kelompok (Juwita & Prisusanti, 2020), yaitu:

a. Neonatus menurut masa gestasinya Masa gestasi atau dapat

disebut dengan umur kehamilan merupakan waktu dari


49

konsepsi yang dihitung dari ibu hari pertama haid terakhir

(HPHT) pada ibu sampai dengan bayi lahir (Novieastari et al.,

2020).

1) Bayi kurang bulan: bayi yang lahir 294 hari (>42 minggu).

2) Bayi cukup bulan: bayi yang lahir antara 259–293 hari (37

minggu–42 minggu).

3) Bayi lebih bulan: bayi yang lahir >294 hari (>42 minggu).

b. Neonatus menurut berat badan saat lahir Bayi lahir ditimbang

berat badannya dalam satu jam pertama jika bayi lahir di

fasilitas kesehatan dan jika bayi lahir di rumah maka

penimbangannya dilakukan dalam waktu 24 jam pertama

setelah kelahiran (Novieastari et al., 2020).

1) Bayi berat badan lahir rendah: bayi yang lahir dengan

berat badan <2,5 kg.

2) Bayi berat badan lahir cukup: bayi yang lahir dengan berat

badan antara 2,5 kg–4 kg.

3) Bayi berat badan lahir lebih: bayi yang lahir dengan berat

badan >4 kg.

3. Pelayanan Bayi Baru Lahir

Berdasarkan PWS-KIA (2010) Pelayanan kesehatan bayi

baru lahir adalah pelayanan kesehatan sesuai standar yang

diberikan oleh tenaga kesehatan yang kompeten kepada bayi

baru lahir sedikitnya 3 kali, selama periode 0 sampai dengan 28

hari setelah lahir, baik di fasilitas kesehatan maupun melalui

kunjungan rumah. Kunjungan neonatal bertujuan untuk


50

meningkatkan akses bayi baru lahir terhadap pelayanan

kesehatan dasar.

a. 0-6 jam setelah lahir. Pada 6 jam pertama asuhan yang

diberikan kepada bayi yaitu menjaga kehangatan, perawatan

tali pusat, pemeriksaan BBL, perawatan dengan metode

kangguru pada bayi berat lahir rendah, pemeriksaan status

vitamin K, imunisasi, dan penanganan bayi baru lahir sakit

dan kelainan bawaan (Kemenkes.RI, 2014).

b. Kunjungan Neonatal ke-1 (KN 1) dilakukan pada kurun waktu

6-48 jam setelah lahir meliputi pemantauan suhu tubuh bayi

baru lahir agar terhindar dari hipotermia, melakukan

pemeriksaan fisik bayi baru lahir, perawatan tali usat,

pemberian injeksi vitamin K1 dan salep mata profilaksis,

pemberian imunisasi Hb0 dan KIE tentang pemberian ASI

sesering mungkin, tanda bahaya bayi baru lahir serta

pemberian ASI ekslusif sampai usia 6 bulan yang di lanjutkan

sampai usia 2 tahun.

c. Kunjungan Neonatal ke-2 (KN 2) dilakukan pada kurun waktu

2-7 hari setelah lahir yang diantaranya meliputi pemeriksaan

fisik bayi baru lahir, perawatan tali pusat dengan prinsip

bersih dan kering, pemeriksaan tanda bahaya bayi baru lahir

dengan menggunakan MTBM, memberikan KIE tentang

perawatan tlli pusat, perawatan payudara pada ibu ,

pencegahan hipotermi serta kebersihan bayi baru lahir.


51

d. Kunjungan Neonatal ke-3 (KN 3) dilakukan pada kurun waktu

8-28 hari setelah lahir meliputi pemeriksaan fisik pada bayi

baru lahir, pemberian informasi tentang pertumbuhan dan

perkembangan pada bayi baru lahir, pemberian imunisasi

dasar, KIE perawatan bayi sehari-hari, pemeriksaan tanda

bahaya bayi baru lahir KIE untuk ASI ekslusif serta

berterimakasih dan memberikan pujian pada ibu karena telah

merawat bayinya dengan baik.

4. Pemeriksaan Bayi Baru Lahir

Menurut Subekti (2014), pemeriksaan ini harus dilakukan

dalam waktu 24 jam untuk mendeteksi kelainan yang mungkin

terabaikan pada pemeriksaan di kamar bersalin. Pemeriksaan

bayi perlu dilakukan dalam keadaan telanjang dibawah lampu

yang terang yang berfungsi sebagai pemanas untuk mencegah

kehilangan panas. Tangan serta alat yang digunakan untuk

pemerikasaan fisik harus bersih dan hangat.

Pemeriksaan ini meliputi:

a. Aktivitas fisik

Keaktifan bayi baru lahir dinilai dengan melihat posisi

dengan gerakan tungkai dan lengan. Pada bayi baru lahir

yang sehat, ekstermitas berada dalam keadaan fleksi,

dengan gerakan tungkai dan lengan aktif dan simetris.

b. Tangisan bayi

Tangisan bayi dapat memberikan keterangan tentang

keadaan bayi. Tangisan melengking ditemukan pada bayi


52

dengan kelainan neurologis, sedangkan tangisan yang

lemah/merintih terdapat pada bayi dengan kesulitan

pernafasan.

c. Wajah bayi baru lahir

Wajah bayi baru lahir dapat menunjukan kelainan yang khas,

misalnya sindrom Down, sindrom Pierre-Robin, sindrom de

Lange, dan sebagainya.

d. Keadaan gizi

Dinilai dari berat dan panjang badan, disesuaikan dengan

masa kehamilan tebal lapisan sub kutis serta kerutan pada

kulit.

e. Pemeriksaan suhu

Suhu tubuh bayi baru lahir diukur pada aksila. Suhu bayi

baru lahir normal adalah 36,5-37,5oC. suhu meningkat dapat

ditemukan pada dehidrasi, gangguan serebral, infeksi, atau

kenaikan suhu lingkungan.

f. Tingkat pernafasan

BBL umumnya bernafas antara 40-60 x/menit, dihitung

selama satu menit penuh dengan mengamati naik turun

perutnya, bayi dalam keadaan tenang

g. Detak jantung

Jantung bayi baru lahir normalnya berdetak antara 120-160

x/menit dengan menggunakan stetoskop dapat didengar

dengan jelas ditelinga tetapi biasanya untuk mengevaluasi


53

bayi baru lahir pada menit pertama dan menit kelima setelah

kelahirannya menggunakan sistem APGAR.

h. Apgar Score

Nilai APGAR akan membantu dalam menentukan tingkat

keseriusan dari depresi bayi baru lahir yang terjadi serta

langkah segera yang akan diambil. Hal yang perlu dinilai

antara lain warna kulit bayi, frekuensi jantung, reaksi

terhadap rangsangan, aktifitas, tonus otot dan pernafasan

bayi, masing-masing diberi tanda 0, 1 atau 2 sesuai dengan

kondisi bayi (Subekti, 2014).

Klasifikasi klinik :

1) Nilai 7-10 : bayi normal

2) Nilai 4-6 : bayi dengan asfiksia ringan

Tabel 1. APGAR Score

Tanda-tanda 0 1 2
A : Apperence Pucat atau biru Tubuh merah Seluruh
(warna kulit) tubuh merah
P : Pulse Tidak ada Dibawah 100, Diatas 100,
(frekuensi detak jantung lemah dan detak
jantung) lamban jantung kuat
G : Grimace Tidak ada Menyeringai Bersin /
(reaksi respon atau kecut batuk saat
terhadap penghisapan
rangsang) lendir
A : Activity Tidak ada Ada sedikit Seluruh
(tonus otot) gerakan ekstrimitas
bergerak
aktif
R : Respiration Tidak ada Pernafasan Menangis
(pernafasan) perlahan, bayi kuat
terdengar
merintih
54

5. Inisiasi Menyusu Dini (IMD) Pada Bayi Baru Lahir

Inisiasi Menyusu Dini (IMD) merupakan permulaan menyusu

dini yang dilakukan dengan usaha bayi sendiri segera setelah ia

lahir. IMD dapat dilakukan dengan meletakkan bayi dalam posisi

tengkurap pada dada atau perut ibu tanpa terhalang oleh kain,

selama minimal satu jam dimulai segera setelah bayi lahir. Dengan

demikian terjadi kontak langsung antara kulit bayi dan kulit ibu (skin-

to-skin contact), sehingga secara alami sang bayi akan mulai aktif

merangkak untuk mencari payudara ibu (breast crawl) dan akan

menemukan puting susu lalu segera menyusu. suhu tubuh ibu

secara alami akan memberikan kehangatan bagi bayi. Kulit ibu ini

bersifat termoregulasi bagi bayi, ibu akan memberikan suhu hangat

ketika bayi merasa kedinginan dan kulit ibu akan menurunkan suhu

tubuhnya saat bayi merasa kepanasan. Bagi bayi yang diberi

kesempatan untuk melakukan IMD memiliki peluang keberhasilan

menyusui eksklusif yang lebih baik (Atmaja, 2022).

6. Perubahan Fisiologis pada Bayi Baru Lahir

Memulai segera pernafasan dan perubahan dalam pola sirkulasi

merupakan hal yang esensial dalam kehidupan ekstrauterin. Dalam

24 jam setelah lahir, sistem ginjal, gastrointestinal, hematologi,

metabolik, dan sistem neurologis bayi baru lahir harus berfungsi

secara memadai untuk maju ke arah, dan mempertahankan

kehidupan ekstrauterin (Friedly,2017).

a. Adaptasi pernafasan

b. Adaptasi kardiovaskular
55

Tabel 2. Perubahan Sirkulasi Janin Ketika Lahir

Struktur Sebelum Lahir Setelah Lahir


Vena Membawa darah arteri ke Menutup; menjadi
umbilikalis hati dan jantung ligamentum teres
hepatis
Arteri Membawa darah arteriol Menutup; menjadi
umbilikalis venosa ke plasenta ligamentum vesikale
pada dinding abdominal
anterior
Duktus Pirau darah arteri kedalam Menutup; menjadi
venosus vena kafa inferior ligamentum venosum
Duktus Pirau darah arteri dan Menutup; menutup
arteriosus sebagian darah ven dari menjadi ligamentum
arteri pulmonalis ke aorta arteriosum
Foramen Menghubungkan atrium Biasanya menutup;
ovale kanan dan kiri kadang-kadang terbuka
Paru-paru Tidak mengandung udara Berisi udara dan
dan sangat sedikit disuplai darah dengan
mengandung darah; berisi baik
cairan
Arteri Membawa sedikit darah ke Membawa banyak
pulmonalis paru darah keparu
Aorta Menerima darah dari kedua Menerima darah hanya
ventrikel dari ventrikel kiri
Vena kafa Membawa darah vena dari Membawa darah hanya
inferior tubuh dan darah arteri dari ke atrium kanan
plasenta
Sumber: Keperawatan Ibu Bayi Baru Lahir, Stright: 2006

c. Perubahan Termoregulasi dan Metabolik

d. Adaptasi neurologis

e. Adaptasi Gastrointestinal

f. Adaptasi Ginjal

g. Adaptasi Hati

h. Adaptasi Sistem Imun

7. Tanda Bahaya Bayi Baru Lahir

Tanda bahaya bayi baru lahir adalah suatu keadaan atau

masalah pada bayi baru lahir yang dapat mengakibatkan kematian


56

pada bayi (Istiqomah, 2019). Tanda bahaya Bayi baru lahir sebagai

berikut :

a. Tidak mau menyusu atau memuntahkan semua yang diminum

b. Kejang

c. Bayi lemah,bergerak jika dipegang

d. Sesak Nafas

e. Muntah-muntah

f. Bayi merintih

g. Pusar kemerahan sampai dinding perut

h. Demam suhu tubuh bayi lebih dari 37,5 atau teraba dingin (suhu

tubuh kurang dari 36.5)

i. Mata bayi bernanah banyak dan dapat menyebabkan bayi buta

j. Bayi diare,mata cekung,tidak sadar,jika kulit perut di cubit akan

kembali lambat

k. Kulit dan mata terlihat kuning

l. Tinja bayi saat buang air besar bewarna pucat (Kemenkes, RI,

2020).

8. Asuhan Komplementer pada Bayi Baru Lahir

a. Murottal Pada Bayi

Murottal adalah rekaman suara Al Quran yang dilagukan oleh

seorang qari atau pembaca Al Quran beberapa menit atau jam

yang dengan suara yang terdengar bagus dapat memberikan rasa

nyaman bagi tubuh untuk bergerak naik hingga dapat menaikkan

berat badan bayi. Murottal juga dapat diartikan sebagai lantunan


57

ayat suci Al Quran yang direkam dan diperdengarkan dengan

tempo yang lambat dan harmonis.

Murotal pada bayi baru lahir adalah salah satu bentuk

stimulasi yang dapat dilakukan oleh orang tua untuk bayi mereka.

Jika stimulasi ini sering dan rutin dilakukan, telinga bayi pun akan

familiar dengan bunyi-bunyi yang ada di sekitarnya dan dapat

membantu bayi merasa tenang dan nyaman saat tidur (Sugiyanto,

2020).

b. Pijat Bayi dan Massage

Massage adalah terapi sentuh tertua dan yang paling populer

yang dikenal manusia. Massage meliputi seni perawatan

kesehatan dan pengobatan yang telah dipraktekkan sejak

berabad–abad silam (Andrews dalam Sulung dkk, 2015).

Pijat merupakan stimulasi taktil yang memberikan efek

biokimia dan efek fisiologi pada berbagai organ tubuh. Pijat yang

dilakukan secara benar dan teratur pada bayi diduga memiliki

berbagai keuntungan dalam proses tumbuh kembang bayi. Pijat

pada bayi oleh orangtua dapat meningkatkan hubungan emosional

antara orangtua dan bayi, juga diduga dapat meningkatkan berat

badan bayi (Yuliana dkk, 2013). Manfaat pijat bayi Manfaat pijat

bayi (Parenting, 2015) adalah sebagai berikut:

1) Pijat memberi sentuhan yang menenangkan, serta

mengingatkan bayi akan rasa nyaman selama berada dalam

kandungan mama.
58

2) Membuatnya lebih jarang sakit, tidur lebih nyenyak, dan

makan lebih baik. Juga, pencernaan bayi akan lebih lancar.

3) Mempererat kelekatan (bonding) antara anak dan orangtua,

serta membuat bayi merasa nyaman.

4) Memperlancar peredaran darah serta membuat kulit bayi

terlihat lebih sehat.

5) Bayi yang sering dipijat jarang mengalami kolik, sembelit, dan

diare.

6) Membuat otot-otot bayi lebih kuat, dan koordinasi tubuhnya

lebih baik.

7) Sistem kekebalan tubuh bayi akan lebih kuat, serta

membuatnya lebih tahan terhadap infeksi dan berbagai

masalah kesehatan lain.

8) Bayi yang sering dipijat tumbuh menjadi anak yang lebih riang

dan bahagia. Selain itu, ia jarang rewel dan tantrum. Secara

umum, anak-anak ini jarang memang mengalami masalah

psikologis atau emosional.

D. Keluarga Berencana

1. Pengertian Keluarga Berencana

Keluarga berencana (KB) adalah salah satu usaha untuk

mencapai kesejahteraan keluarga serta untuk mewujudkan keluarga

kecil yang bahagia sejahtera (Sunarsih, dkk. 2015).

Keluarga berencana (KB) adalah salah satu usaha untuk

mencapai kesejahteraan keluarga dalam memberikan nasihat


59

perkawinan dan penjarangan kehamilan, pembinaan ketahanan

keluarga, meningkatkan kepedulian dan peran serta masyarakat

melalui pendewasaan usia perkawinan serta untuk mewujudkan

keluarga kecil yang bahagia sejahtera (Damayanti, dkk. 2015).

Program keluarga berencana adalah usaha untuk mengukur jumlah

dan jarak anak yang diinginkan, untuk mencapai hal tersebut dibuatlah

beberapa cara untuk mencegah ataupun menunda kehamilan,

walaupun dalam pelaksanaannya pelayanan keluarga berencana yang

berkualitas belum sepenuhnya menjangkau seluruh wilayah nusantara.

Karena ada beberapa faktor yang mempengaruhi pasangan usia subur

dalam memilih alat kontrasepsi seperti kurangnya sarana yang

dibutuhkan, pendidikan, sosial ekonomi, budaya, agama, status wanita

dan dukungan suami. Hal ini dikarenakan setiap metode atau alat

kontrasepsi yang dipilih memiliki efektifitas yang berbeda-beda

(Lontaan, 2014).

2. Tujuan Program Keluarga Berencana

Tujuan dilaksanakan program KB yaitu membentuk keluarga kecil

sesuai dengan sosial ekonomi keluarga dengan cara mengatur

kelahiran anak untuk mewujudkan keluarga bahagia, sejahtera yang

dapat memenuhi kebutuhan hidupnya (Sulistyawati, 2013). Tujuan

program KB lainnya yaitu menjarangkan, menunda dan 2

menghentikan kehamilan untuk menurunkan angka kelahiran,

menyelamatkan ibu dan bayi akibat melahirkan pada usia muda, jarak

kelahiran yang terlalu dekat dan melahirkan pada usia tua (Hartanto,

2015).
60

3. Manfaat Program Keluarga Berencana

Menurut WHO (2018) manfaat KB adalah sebagai berikut.

a. Mencegah kesehatan terkait kehamilan

Kemampuan wanita untuk memilih untuk hamil dan kapan ingin

hamil memiliki dampak langsung pada kesehatan dan

kesejahteraannya. Keluarga berencana memungkinkan jarak

kehamilan dan penundaan kehamilan pada wanita muda yang

memiliki risiko masalah kesehatan dan kematian akibat melahirkan

anak usia dini. Keluarga berencana mencegah kehamilan yang

tidak diinginkan, termasuk wanita yang lebih tua dalam menghadapi

peningkatan risiko terkait kehamilan. Keluarga berencana

memungkinkan wanita yang ingin membatasi jumlah keluarga

mereka. Bukti menunjukkan bahwa wanita yang memiliki lebih dari

empat anak berisiko mengalami kematian ibu. Dengan mengurangi

tingkat kehamilan yang tidak diinginkan, keluarga berencana juga

mengurangi kebutuhan akan aborsi yang tidak aman.

b. Mengurangi angka kematian ibu dan bayi.

Keluarga berencana dapat mencegah kehamilan dan kelahiran

yang berjarak dekat dan tidak tepat waktu. Hal ini berkontribusi

pada beberapa angka kematian bayi tertinggi di dunia. Bayi dengan

ibu yang meninggal akibat melahirkan juga memiliki risiko kematian

yang lebih besar dan kesehatan yang buruk.

c. Membantu Mencegah Human Immunodeficiency Virus (HIV)/

Acquired Immunodeficiency Syndrome (AIDS)


61

Keluarga berencana mengurangi risiko kehamilan yang tidak

diinginkan di antara wanita yang hidup dengan HIV, mengakibatkan

lebih sedikit bayi yang terinfeksi dan anak yatim. Selain itu, kondom

pria dan wanita memberikan perlindungan ganda terhadap

kehamilan yang tidak diinginkan dan terhadap IMS termasuk HIV.

d. Memberdayakan masyarakat dan meningkatkan pendidikan

Keluarga berencana memungkinkan masyarakat untuk

membuat pilihan berdasarkan informasi tentang kesehatan seksual

dan reproduksi. Keluarga berencana memberikan peluang bagi

perempuan untuk mengejar pendidikan tambahan dan

berpartisipasi dalam kehidupan publik, termasuk mendapatkan

pekerjaan yang dibayar. Selain itu, memiliki keluarga yang lebih

kecil memungkinkan orang tua untuk berinvestasi lebih banyak

pada setiap anak. Anak-anak dengan lebih sedikit saudara kandung

cenderung tetap bersekolah lebih lama daripada mereka yang

memiliki banyak saudara kandung.

e. Mengurangi kehamilan remaja

Remaja hamil lebih cenderung memiliki bayi prematur atau bayi

berat lahir rendah (BBLR). Bayi yang dilahirkan oleh remaja

memiliki angka kematian neonatal yang lebih tinggi. Banyak gadis

remaja yang hamil harus meninggalkan sekolah. Hal ini memiliki

dampak jangka panjang bagi mereka sebagai individu, keluarga dan

komunitas.

f. Perlambatan pertumbuhan penduduk


62

Keluarga berencana adalah kunci untuk memperlambat

pertumbuhan penduduk yang tidak berkelanjutan dengan dampak

negatif yang dihasilkan pada ekonomi, lingkungan, dan upaya

pembangunan nasional dan regional.

4. Konseling Komunikasi, Informasi, Edukasi Dalam Pelayanan Keluarga

Berencana

Pelayanan berkelanjutan (Continuum of care) dalam pelayanan

keluarga berencana meliputi pendidikan kesehatan reproduksi pada

remaja, konseling WUS/Calon penganti, Konseling keluarga berencana

pada ibu hamil/ promosi keluarga berencana pasca persalinan,

pelayanan keluarga berencana pasca persalinan dan pelayanan

keluarga berencana interval. Komunikasi, informasi dan edukasi

adalah proses yang sangat penting dalam pelayanan keluarga

berencana. Pengertian Komunikasi adalah penyampaian pesan secara

langsung/tidak langsung melalui saluran komunikasi kepada penerima

pesan untuk mendapatkan suatu efek. Dalam kesehatan kita mengenal

komunikasi kesehatan yaitu usaha sistematis untuk mempengaruhi

perilaku positif masyarakat, dengan menggunakan prinsip dan metode

komunikasi baik menggunakan komunikasi individu maupun

komunikasi massa. Sementara Informasi adalah keterangan, gagasan

maupun kenyataan yang perlu diketahui masyarakat (pesan yang

disampaikan) dan edukasi adalah proses perubahan perilaku ke arah

yang positif. Proses yang diberikan dalam KIE, salah satunya adalah
63

konseling. Melalui konseling pemberian pelayanan membantu klien

memilih cara keluarga berencana yang cocok dan membantu untuk

terus menggunakan cara tersebut dengan benar. Konseling adalah

proses pertukaran informasi dan interaksi positif antara klien-petugas

untuk membantu klien mengenali kebutuhannya, memilih solusi terbaik

dan membuat keputusan yang paling sesuai dengan kondisi yang

sedang dihadapi.

5. Pelayanan Keluarga Berencana

Pelayanan keluarga berencana merupakan salah satu strategi untuk

mendukung percepatan penurunan angka kematian ibu melalui:

a. Mengatur waktu, jarak dan jumlah kehamilan

b. Mencegah atau memperkecil kemungkinan seorang perempuan

hamil mengalami komplikasi yang memahayakan jiwa atau janin

selama kehamilan, persalinan dan nifas.

c. Mencegah atau memperkecil terjadinya kematian pada seorang

perempuan yang mengalami komplikasi selama kehamilan,

persalinan dan nifas.

Peranan keluarga berencana sangat diperlukan untuk mencegah

kehamilan yang tidak diinginkan, unsafe abortion dan komplikasi

yang pada akhirnya dapat mencegah kematian ibu. Selain itu,

keluarga berencana merupakan hal yang sangat strategis untuk

mencegah kehamilan “Empat Terlalu” (Terlalu Muda, Terlalu Tua,

Terlalu Sering, dan Terlalu Banyak). (Kemenkes RI, 2015).

6. Macam-macam Kontrasepsi dan kegunaannya


64

a. Metode kontrasepsi sederhana

Metode kontrasepsi sederhana terdiri dari 2 yaitu metode

kontrasepsi sederhana tanpa alat dan metode kontrasepsi dengan

alat. Metode kontrasepsi tanpa alat antara lain: Metode

Amenorhoe Laktasi (MAL), Couitus Interuptus, Metode Kalender,

Metode Lendir Serviks, Metode Suhu Basal badan, dan

simptotermal yaitu perpaduan antara suhu basal dan lendir servik.

Sedangkan metode kontrasepsi sederhana dengan alat yaitu

kondom, diafragma, cup serviks dan spermisida (Handayani,

2016).

b. Metode kontrasepsi hormonal

Metode kontrasepsi hormonal pada dasarnya dibagi menjadi

dua yaitu kombinasi (mengandung hormon progesteron dan

estrogen sintetik) dan yang hanya berisi progesteron saja.

Kontrasepsi hormonal kombinasi terdapat pada pil dan

suntikan/injeksi. Sedangkan kontrasepsi hormon yang berisi

progesteron terdapat pada pil, suntik dan implant (Handayani,

2016).

c. Metode kontrasepsi dengan alat kontrasepsi dalam rahim (AKDR)

Metode kontrasepsi ini secara garis besar dibagi menjadi 2 yaitu

AKDR yang mengandung hormon sintetik (sintetik progesteron)

dan yang tidak mengandung hormon (Handayani, 2016). AKDR

yang mengandung hormon Progesterone atau Levonorgestrel

yaitu Progestasert (Alza-T dengan daya kerja 1 tahun, LNG-20

mengandung Levonorgestrel (Hartanto, 2016).


65

d. Metode kontrasepsi mantap

Metode kontrasepsi mantap terdiri dari macam yaitu Metode

Operatif Wanita (MOW) dan Metode Operatif Pria (MOP). MOW

sering dikenal dengan tubektomi karena prinsip metode ini adalah

memotong atau mengikat saluran tuba/tuba falopii sehingga

mencegah pertemuan antara ovum dan sperma. Sedangkan MOP

sering dikenal dengan nama vasektomi, vasektomi yaitu

memotong atau mengikat saluran vas deferens sehingga cairan

sperma tidak dapat keluar atau ejakulasi (Handayani, 2017).


66

B. Kerangka Konsep Asuhan COC

Asuhan Kebidanan
pada Ny.D

Kehamilan Persalinan Nifas Bayi Baru Keluarga


Lahir Berencana

Persalinan  KN 1 (6 JAM  KN 1 (umur Penerapan Asuhan


Kehamilan
Kala I – 3 hari PP) 6-48 jam) KB
Trimester I
Persalinan  KN 2 (4-7  KN II (umur Kunjungan 1 (4-7 hari
Kehamilan
Kala II hari PP) 3-7 hari) PP) = Konseling
Trimester II
Persalinan  KN 3 (8-14  KN III (umur pelayanan KB
Kehamilan
Kala III HARI pp 8-28 hari) Kunjungan II (8-14
Trimester III
Persalinan hari PP) = Evaluasi
Kala IV konseling pelayanan
KB

1. Timbang BB dan Penerapan - KIE Tentang Konseling, ASI Jenis KB Post Partum
TB asuhan Gizi Ekslusif, tanda MAL, IUD, Implant, Pil
2. Ukur Tekanan persalinan - KIE Tanda bahaya, Progestin, Suntik 3
1. Kemajuan Bahaya Masa antropometri, bulan
Darah
persalinan Nifas kehangatan dan
3. Ukur Lila kala 1-IV kebersihan,
- Konseling KB
4. Ukur TFU dengan - KIE Mobilisasi perawatan tali
5. Temukan partograf - KIE pusat
Presentasi Janin, 2. Pertolong Perubahan
hitung DJJ. an fisiologis
6. Beri Imunisasi TT persalinan masa nifas
APN
7. Beri Tablet Fe 3. Asuhan
8. Periksa Lab sayang
9. Tatalaksana ibu
Kasus
10. Temu wicara

Gambar 10. Kerangka Konsep Asuhan COC


Referensi :
- Pedoman Buku
KIA.2021
- Sulistyawati.2012.
- Iriani.2015.
BAB III

TINJAUAN KASUS

A. Kerangka Asuhan Kasus (Mind Map)

Ibu Hamil Trimester III Usia Kehamilan


38 minggu

Informed Consent pada Pasien

Melakukan Pengkajian dan


Pemeriksaan

Asuhan Kebidanan Continuity Of Care

ANC

Asuhan Kehamilan TM 3

Kunjungan ANC 3x
(38 mg, 39 mg, 40 mg)

Keluhan Nyeri Pinggang

Asuhan
Senam hamil, Pijat , Kompres air hangat

SOAP
(Subjektif, Objektif, Analisa,
Penatalaksanaan)

Gambar 11. Kerangka Asuhan Kasus (Mind Map)

67
68

B. Pendekatan/ Desain Studi Kasus (Case Study)

Pada kasus Ny. D penulis melakukan pendekatan desain penelitian case

study. Metode asuhan kebidanan adalah desktiptif dan desain asuhan

konprehensif penelaahan kasus atau case study. Artinya yaitu asuhan

dengan menelaah permasalahan yang berhubungan dengan actor-faktor

yang mempengaruhi atau kejadian-kejadian yang muncul pada ANC, INC,

PNC, BBL, dan KB.

C. Tempat dan Waktu

Studi kasus ini dilakukan di PMB Yayat Suryati Kabupaten bandung

Barat. Periode Februari 2023 – Juli 2023.

D. Metode Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data pada studi kasus ini dilakukan pada masa

kehamilan, persalinan, nifas, dan bayi baru lahir yang tertulis dalam bentuk

SOAP.

E. Objek/Partisipan

- Ibu hamil usia kehamilan > 34 minggu yang mengalami serangkaian

peristiwa hamil, melahirkan, nifas, bayi yang telah dilahirkannya sampai

ibu memutuskan menggunakan alat kontrasepsi.

- Informan tambahan yang dilibatkan dalam penelitian ini bisa juga didapat

dari keluarga pasien dan pihak-pihak lain yang memberikan informasi

yang dibutuhkan.

F. Objek Studi Kasus (SOAP)

Objek studi kasus komprehensif ini adalah Ny. D dengan kehamilan,

persalinan, nifas, bayi baru lahir dan KB fisiologis.


69

PENDOKUMENTASIAN ASUHAN KEBIDANAN ANTENATAL CARE PADA

NY.D USIA KEHAMILAN 38 MINGGU

Nama pengkaji : Yayat Suryati

Tanggal Pengkajian : 13 Februari 2023

Jam Pengkajian : 16.00 wib

Tempat : PMB Yayat Suryati

I. DATA SUBYEKTIF

A. Identitas / Biodata

Nama : Ny.D Nama Suami : Tn.A

Umur : 37 th Umur : 38 th

Suku/Kebangsaan: Sunda/Indonesia Suku/Kebangsaan : Sunda/Indonesia

Agama : Islam Agama : Islam

Pendidikan : SMA Pendidikan : SMA

Pekerjaan : IRT Pekerjaan : Buruh Lepas

Golongan darah :O

Alamat rumah :Pasir Ipis 02/06 Alamat Rumah : Pasir Ipis 02/06

Telp : 081394830203

No Jaminan Kesehatan : -

B. Status Kesehatan

1. Datang pada tanggal : 13 Februari 2023 Pukul : 16.00 wib

2. Alasan Kunjungan ini : kontrol kembali periksa kehamilan

3. Keluhan – keluhan : Nyeri pinggang sudah 1 minggu


70

4. Riwayat menstruasi :

a. Siklus : 28-30 Hari

b. Banyaknya : 2-3 pembalut

c. Dismenorrhoe : jarang

d. Teratur/tidak : teratur

e. Lamanya : 4-5 hari

h. Keputihan : kadang-kadang, tidak gatal dan berbau

5. Riwayat Kehamilan, persalinan dan nifas yang lalu : kehamilan ini

No Tgl/ Tahun Tempat Jenis Usia Penolong Penyulit Nif Anak


Persalinan pertolongan persalinan Kehamilan P/persalinan as
JK TB/ Umur
BB Saat ini
1 2007 BPM Normal Aterm Bidan Tidak ada - L 3 kg 16 th

2 2011 BPM Normal Aterm Bidan Tidak ada - L 3,1k 12 th


g

3 2016 Abortus - 13- 14 Dokter - - - - -


minggu

4 2022 Hamil ini - - - - - - - -

6. Riwayat Kehamilan ini :

a. Hari pertama haid terakhir : 20 Mei 2022

b. Taksiran persalinan : 27 Februari 2023

c. Keluhan – keluhan pada :

Trimester 1 : mual muntah dan sering pusing

Trimester 2 : tidak ada keluhan

Trimester 3 : punggung dan pinggang terasa pegal

kadang nyeri
71

d. Pergerakan janin :

Ibu merasakan pergerakan janin diusia kehamilan 5 bulan.

Pergerakan janin dirasakan sehari 10 x dalam 12 jam.

e. Keluhan yang dirasakan :

Rasa Lelah : tidak ada

Mual dan muntah yang lama : tidak ada

Nyeri perut : tidak ada

Panas, menggigil : tidak ada

Sakit kepala berat/ terus menerus : tidak ada

Penglihatan kabur :tidak ada

Rasa nyeri/ panas waktu BAK : tidak ada

Rasa gatal pada vulva vagina : tidak ada

Pengeluaran cairan pervaginam : tidak ada

Nyeri, tegang pada tungkai : tidak ada

Oedem : tidak ada

a. Pola sehari – hari

No Pola Sehari – hari Sebelum Hamil Saat Hamil


1 Pola Nutrisi
Makan
frekuensi : 3 kali/ hari sehari 3 kali/ hari sehari
Jenis makanan : Nasi , Lauk pauk Nasi, Lauk pauk
Makanan Tidak ada makanan tidak ada
pantangan : yang dipantang. makanan yang di
pantang
Minum Air putih Air putih , susu
Jenis minum : Minum 7-8 gelas 8-10 gelas sehari
sehari
72

Frekwensi :
2. Pola Eliminasi
BAK
Frekuensi : 3-4 kali sehari 4-6 kali sehari
Warna : Kuning bening Kuning bening
BAB
Frekuensi : BAB 1-2 kali BAB 1 kali sehari
Konsistensi : Lembek Lembek
Warna : Kuning warna kehitaman
3. Pola istirahat dan
tidur
Siang : Kadang-kadang 1 jam 1 jam rutin
Malam : 6-8 jam 6-8 jam
4. Personal Hygiene

Mandi : 2-3 kali/hari 2-3 kali/hari


Gosok gigi : Setelah makan Setelah makan
Keramas : 1 kali/minggu 2 kali/mimggu
Perawatan payudara: Saat mandi Saat mandi
Perawatan Vulva : Setelah BAK/BAB Setelah BAK/BAB
5. Pola aktivitas Ibu menjalani aktifitas Ibu menjalani
biasanya di rumah aktifitas biasanya
di rumah , tidak
ada aktivitas
berat setiap hari
6. Pola seksual hubungan seksual 2 Hubungan
kali seminggu seksual 1 kali 1
minggu
73

b. Riwayat Pemeriksaan Kehamilan ini :

 Riwayat ANC ibu sudah melakukan pemeriksaan lab tanggal

4 Oktober 2022 dengan hasil Hb 12,5 gr/dl, HbsAg,HIV,Sifilis

dengan hasil non reaktif.

 Riwayat USG TM 2 (23 Agustus 2023) di RSIA Buah Hati

usia kehamilan 13 minggu 5 hari, AC 7,17 cm, BPD 2,63 cm

 Riwayat USG TM 3 (6 Februari 2023). Di RSIA Buah Hati

Hasil : presentasi kepala , usia kehamilan 36 minggu 5 hari

EFW/TBBJ : 2858 gram, AC : 378,79 mm, FL : 68,95 mm

c. Imunisasi TT : ibu sudah melakukan imunisasi TT sebanyak 5x

No Tanggal Riwayat Imunisasi TT

d. 1 Saat hamil ke 2 TT1

2 Saat hamil ke 2 TT2


Kontrasepsi
3 Februari 2021 TT3
yang
4 13 Februari 2022 TT4
pernah 5 13 Februari 2023 TT5

digunakan : ibu pernah menggunakan KB suntik selama 3 tahun hingga

tahun 2016 dan berhenti KB. Setelah abortus tidak ber-KB kembali.

Tidak ada keluhan selama ber-KB.

e. Riwayat penyakit sistemik yang pernah diderita : tidak ada riwayat

penyakit sistemik yang pernah diderita

f. Riwayat penyakit keluarga : tidak ada riwayat penyakit keluarga

g. Riwayat Sosial.

Perkawinan : pertama
74

 Kehamilan ini : kehamilan direncanakan dan diterima baik oleh

keluarga.

 Perasaan tentang kehamilan ini : senang.

 Status perkawinan : perkawinan pertama ibu dan suami, respon

keluarga baik.

h. Data Sosial

 Pengetahuan tentang tanda bahaya kehamilan : sedikit tahu

 Persiapan perlengkapan persalinan : sudah lengkap

 Persiapan komplikasi persalinan : Pendonor Darah (suami

bergolongan darah sama yaitu O), biaya melahirkan, persiapan

transportasi untuk persiapan rujukan sudah disiapkan.

 Siapa penolong persalinan : Bidan

 Dimana tempat melahirkan : Bidan Praktek Mandiri

 Pengetahuan yang lain : KB dilaksanakan

II. DATA OBYEKTIF

A. Pemeriksaan fisik

1. Keadaan umum

Kesadaran : Composmentis

Tanda- tanda vital :

T/D : 120/70 mmHg N : 81 x/menit R : 20 x/menit T : 36.9’C

Tinggi Badan : 158 Cm.

Berat badan : 65 Kg Berat badan sebelum hamil : 55 Kg

IMT sebelum hamil : 22,04 (Normal)

Lila : 24 cm
75

Kepala:

Rambut : Normal, tidak rontok

Muka : tidak ada oedem

Mata : Konjungtiva : merah muda

Sklera mata : putih

Mulut & gigi : tidak ada caries

2. Leher

JVP : tidak ada peningkatan

Kelenjar getah bening : tidak ada pembesaran

Kelenjar tiroid : tidak ada pembengkakan

3. Dada dan Payudara.

a. Dada

Jantung : tidak ada keluhan

Paru : tidak ada keluhan

4. Payudara.

Bentuk : kedua payudara kanan kiri simetris

Putting susu : kedua puting susu kanan kiri

menonjol

Pengeluaran : sudah ada pengeluaran kolostrum

sedikit

Rasa Nyeri : tidak ada

Benjolan : tidak ada

Striae : tidak ada

Keadaan : baik
76

5. Pemeriksaan Kebidanan

a. Abdomen

Inspeksi :

Strie : ada

Bekas Luka : tidak ada

Kelainan lain : tidak ada

Palpasi :

TFU : 32 cm

Leopold I : TFU di pertengahan px, teraba

lunak, tidak bulat, tidak melenting

(bokong)

Leopold II : bagian kecil janin disebelah kanan,

disebelah kiri teraba bagian janin

yang keras mamanjang (Puki)

Leopold III : keras, bulat, tidak melenting,kepala

Leopold IV : konvergen

Perlimaan : 5/5

Taksiran Berat badan Anak ( TBA ) (32-13)x155 : 2,945 gr

HIS : belum ada

Auskultasi : DJJ 143 x/menit, teratur.

6. Punggung dan Pinggang.

Posisi tulang belakang : normal

Pinggang : nyeri tekan tidak ada.


77

7. Ekstremitas Atas dan Bawah

a. Atas.

Kebersihan : kanan dan kiri kebersihan cukup

b. Bawah

Oedem : kanan dan kiri tidak ada oedem

Varices : kanan dan kiri tidak ada.

Reflek patella : positif (++)

8. Genetalia

a. Vulva / Vagina

Oedem : tidak ada

Keadaan : normal

Pengeluaran pervaginam : belum ada

b. Kelenjar Bartholini

Pembengkakan : tidak ada

Rasa nyeri : tidak ada

c. Perineum

Luka Parut ( keadaan ) : tidak ada

9. Anus

Haemoroid : tidak ada

B. Data Penunjang

a. Laboratorium. (Tanggal 4-10-2022)

 Hb : 12,5 g/dl

 Triple Eliminasi
78

 HbsAg : Non Reaktif

 HIV : Non Reaktif

 Sifilis : Non Reaktif

III ANALISA

1. Diagnosa :

G4P2A1 hamil 38 mg janin tunggal hidup intrauterine.

2. Masalah :

Nyeri punggung dan pinggang

IV. PENATALAKSANAAN (Jam 16.00 )

1. Memberitahu ibu dan keluarga hasil pemeriksaan bahwa keadaan umum

ibu baik, ibu dan keluarga mengerti.

2. Mengingatkan ibu untuk membawa dan melihat buku KIA halaman 19

mengenai kebutuhan nutrisi dan hidrasi dan anjurkan ibu untuk tetap

makan-makanan bergizi, ibu mengerti dan suka membawa

3. Menganjurkan ibu mengkonsumsi tablet Fe minimal 90 tablet dan

memberi tahu cara meminumnya, ibu mengerti dan tercatat di buku KIA

4. Menjelaskan perubahan fisiologis seperti (seperti perubahan sistem

reproduksi, sistem endokrin), perubahan psikologis (seperti penerimaan

bayi dan kepercayaan diri) dan ketidaknyamanan Trimester 3 (sulit tidur,

sering BAK, nyeri pinggang, sakit kepala, oedem, konstipasi, dan lain-

lain).ibu mengerti.

5. Menganjurkan pada ibu untuk melakukan kompres hangat di bagian

pinggang untuk mengurangi nyeri pinggang. Ibu mengerti dan bersedia.

6. Menjelaskan pada ibu tanda bahaya Trimester 3 di buku KIA hal 21, ibu

mengerti.
79

7. Menganjurkan ibu untuk memantau pergerakan janin, ibu bersedia dan

mengerti.

8. Memberitahu ibu tentang perlengkapan persiapan persalinan meliputi

pakaian ibu baju berkancing 1 buah, samping 2 buah, pembalut

secukupnya, dan pakaian dalam 2 buah. Pakaian bayi yaitu baju bayi 2

biji, popok bayi 3 biji, topi bayi 2 biji, dan pernel bayi 4 biji. Serta

membawa buku KIA, surat-surat persyaratan BPJS, dan biaya persalinan.

Ibu mengerti dan persiapan persalinan sudah ada.

9. Menjelaskan ibu untuk tetap berolahraga setiap hari ataupun senam hamil

terutama untuk dapat mengurangi keluhan nyeri punggung dan pinggang,

ibu bersedia dan mau melaksanakan

10.Menganjurkan ibu untuk datang ke PMB segera bila ada keluhan dan

melakukan kunjungan ulang tanggal 20 Februari 2023 atau apabila ada

tanda-tanda persalinan.ibu bersedia dan mengerti.


80

PENDOKUMENTASIAN

ASUHAN KEBIDANAN ANTENATAL CARE (KUNJUNGAN LANJUTAN)

PADA NY. D

Nama Klien : Ny. D

Umur : 37 Tahun

Jenis Kelamin : Perempuan

Tempat : PMB Yayat Suryati

NO TANGGAL / JAM CATATAN BIDAN TT / PARAF


20 Februari 2023/ Subjektif :
pukul 09:30 WIB Ibu dilakukan kunjungan ulang untuk diperiksakan
kehamilannya. Ibu mengatakan keluhan sakit punggung dan
pinggang berkurang karena dikompres dengan air hangat.
Gerakan janin masih aktif dirasakan oleh ibu. Aktivitas senam
sudah dilakukan dan persiapan persalinan sudah siap.
Objektif :
TD : 120/80, N 84 kali/menit, R 18 kali/menit, Suhu 36,7 C
Kesadaran : Composmentis
Berat Badan : 66,5 kg
Kepala :tidak ada oedem
Mata: konjungtiva merah muda, sklera putih.
Dada : bunyi paru-paru vesikuler, bunyi jantung regular, teratur,
tidak ada retraksi dada.
Abdomen :
a. Inspeksi : membesar : sesuai usia kehamilan, tampak
striae gravidarum, tidak ada luka bekas operasi, tidak ada
oedem.
b. Palpasi :
TFU : 32 cm
Leopold I : bagian atas perut ibu teraba bokong
Leopold II : bagian sebelah kiri perut ibu teraba punggung
janin, bagian sebelah kiri perut ibu teraba ekstremitas
janin
Leopold III : bagian bawah perut ibu teraba kepala, sudah
masuk PAP
Leopold IV : Konvergen
TBJ : (32-13) x 155 = 2945 gram
HIS : tidak ada
c. Auskultasi : frekuensi DJJ 145 x/menit, teratur.
Ekstremitas atas dan bawah : tidak ada oedem dan varises.
Analisa
Diagnosa :G4P2A1 hamil 39 minggu, janin tunggal hidup intra
uterine.
Masalah :Tidak ada
jam (P) Nama /
81

Penatalaksanaan Paraf
Pemeriksa
09.3 1. Memberitahu hasil pemeriksaan kepada ibu bahwa keadaan ibu dan janin dalam
0– keadaan baik.dan usia kehamilan ibu sekarang 39 minggu.
10.0 2. Ibu mengerti dan mengetahui hasil pemeriksaan.
0 wib 3. Memberitahu ibu untuk menjaga posisi-posisi ibu. Ketika bangun atau sa.at akan
tidur dianjurkan untuk miring terlebih dahulu, tidak membungkuk ketika mengambil
barang dari bawah. Ibu akan menjaga posisi-posisi tubuhnya.
4. Memberitahukan kepada ibu untuk melakukan senam hamil dengan bola (gym ball).
Ibu akan melakukannya.
5. Menyarankan ibu untuk istirahat cukup. Ibu mengerti
6. Memberitahu ibu mengenai tanda awal persalinan, meliputi perut mules-mules yang
teratur,sering dan lama, keluar lendir bercampur darah dari jalan lahir ibu. Dan
meminta ibu untuk datang ke pelayanan kesehatan jika ibu mengalami tanda awal
persalinan tersebut. Ibu mengerti dan akan datang kefasilitas pelayanan kesehatan
jika mengalami tanda-tanda tersebut.
7. Memberitahu ibu tentang perlengkapan persiapan persalinan Serta membawa buku
KIA, surat-surat persyaratan BPJS,dan biaya persalinan. Ibu mengerti dan akan _
mempersiapkan persiapan persalinan.
8. Memberikan terapi tablet Fe 1x1 dengan dosis 60 mg untuk mencegah anemia, dan
Kalk 1x1 1200 mg. Memberitahu ibu cara meminum tablet Fe pada malam hari agar
mengurangi efek samping. Ibu mengerti dan akan meminum tablet Fe dan Kalk
sesuai anjuran. Sudah tercatat di buku KIA.
9. Memberikan konseling KB dengan metode strategi konseling berimbang Keluarga
Berencana pascasalin. Ibu bersedia dan mengerti.
10. Menjadwalkan kunjungan ulang 1 minggu kemudian pada tanggal 27 Februari 2023
atau jika ibu mengalami tanda-tanda persalinan. Ibu mengerti dan akan melakukan
kunjungan ulang sesuai jadwal.
11. Melakukan dokumentasi asuhan kebidanan periode kehamilan.
82

PENDOKUMENTASIAN

ASUHAN KEBIDANAN ANTENATAL CARE (KUNJUNGAN LANJUTAN)

PADA NY. D

Nama Klien : Ny. D

Umur : 37 Tahun

Jenis Kelamin : Perempuan

Tempat : PMB Yayat Suryati

NO TANGGAL / JAM CATATAN BIDAN TT / PARAF


27 Februari 2023/ Subjektif :
pukul 09:00 WIB Ibu dilakukan kunjungan ulang untuk diperiksakan
kehamilannya. Ibu mengatakan tidak ada keluhan.
Gerakan janin masih aktif dirasakan oleh ibu. Ibu sudah
ada tanda persalinan
Objektif :
TD : 120/80, N 85 kali/menit, R 21 kali/menit, Suhu 36,5
C
Kesadaran : Composmentis
Berat Badan : 67 kg
Kepala :tidak ada oedem
Mata: konjungtiva merah muda, sklera putih.
Dada : bunyi paru-paru vesikuler, bunyi jantung regular,
teratur, tidak ada retraksi dada.
Abdomen :
Inspeksi : membesar : sesuai usia kehamilan, tampak
striae gravidarum, tidak ada luka bekas operasi, tidak
ada oedem.
Palpasi :
TFU : 32 cm
Leopold I : bagian atas perut ibu teraba bokong
Leopold II : bagian sebelah kiri perut ibu teraba
punggung janin, bagian sebelah kiri perut ibu teraba
ekstremitas janin
Leopold III : bagian bawah perut ibu teraba kepala.
Leopold IV : Konvergen
Perlimaan : 2/5
TBJ : (32-13) x 155 = 2945 gram
HIS : tidak ada
Auskultasi : frekuensi DJJ 143 x/menit, teratur.
1. Ekstremitas atas dan bawah : tidak ada oedem dan
varises.
Analisis
Diagnosa : G4P2A1 hamil 40 minggu, janin tunggal hidup
83

intra uterine presentasi belakang kepala.


Masalah : Tidak ada
jam (P) Nama /
Penatalaksanaan Paraf
Pemeriksa
09.00- 1. Memberitahu hasil pemeriksaan kepada ibu bahwa keadaan ibu dan janin
09.45 dalam keadaan baik.dan usia kehamilan ibu sekarang 40 minggu.
wib 2. Ibu mengerti dan mengetahui hasil pemeriksaan.
3. Menyarankan ibu untuk istirahat cukup. Ibu mengerti
4. Mengajarkan ibu dan keluarga cara melakukan pijat oksitosin sebagai
induksi alami persalinan. Ibu mengerti.
5. Memberitahu ibu tentang perlengkapan persiapan persalinan Serta
membawa buku KIA, surat-surat persyaratan BPJS,dan biaya persalinan.
Ibu mengerti dan akan _ mempersiapkan persiapan persalinan.
6. Memberikan terapi tablet Fe 1x1 dengan dosis 60 mg untuk mencegah
anemia, dan Kalk 1x1 1200 mg. Memberitahu ibu cara meminum tablet Fe
pada malam hari agar mengurangi efek samping. Ibu mengerti dan akan
meminum tablet Fe dan Kalk sesuai anjuran.
7. Menjadwalkan kunjungan ulang atau jika ibu mengalami tanda-tanda
persalinan. Ibu mengerti dan akan melakukan kunjungan ulang sesuai
jadwal.
8. Melakukan dokumentasi asuhan kebidanan periode kehamilan.

PENDOKUMENTASIAN ASUHAN KEBIDANAN INTRANATAL CARE

PADA NY.D G4P2A1 ATERM, JANIN TUNGGAL HIDUP,

INTRA UTERIN, PRESENTASI KEPALA

Nama Klien : Ny. D

Umur : 37 Tahun

Jenis Kelamin : Perempuan

Tempat : PMB Yayat Suryati

NO TANGGAL / JAM CATATAN BIDAN TT / PARAF


02 Maret 2023/ pukul Subjektif :
04.10 WIB Ibu merasakan mules sejak malam pukul 17.00 WIB
sore (1-3-2023), sudah ada keluar lendir bercampur
darah, dan ada pengeluaran cairan dari jalan lahir
sejak 03.00. Gerakan janin masih dirasakan oleh
ibu.
Keadaan umum : Baik
Kesadaran : Compos mentis
Tanda-tanda Vital :
84

a. TD : 120/80 N :85 x/menit R : 22 x/menit S :36,5


‘C
Dada dan Payudara
a. Dada
Jantung : Normal
Paru : Normal
b. Payudara
Bentuk : Simetris kanan dan kiri
Puting susu : Menonjol, aerola hitam
Pengeluaran : sudah ada pengeluaran
kolostrum
Rasa nyeri : Tidak ada
Benjolan : Tidak ada
Abdomen
Bekas Luka : Tidak Ada
TFU : 32 CM
TBBJ : 32-12X155=3100 gram
Leopold I : Pertengahan Px dengan Pusat,teraba
bulat, lunak, melenting (Bokong)
Leopold 2 : Sebelah kanan ibu teraba keras,
memanjang dan sebelah kiri ibu teraba bagian kecil
Leopold 3 : teraba keras, bulat tidak melenting,
kepala sudah masuk ke PAP
Leopold 4 : Divergen (3/5)
DJJ : 139 x/menit reguler
HIS : 4X10’X40”
Ekstremitas Atas dan Bawah
Tidak ada kelainan
Genetalia
Inspeksi: terlihat lendir bercampur darah di depan
vulva, tidak ditemukan adanya tanda-tanda infeksi.
Pemeriksaan dalam
V/V : Tidak Ada Kelainan,
Portio : Teraba tipis
Permbukaan : 6 cm,
Ketuban : sudah pecah dan jernih
Presentasi belakang kepala UUK kanan depan
Molase : tidak ada (0)
Bagian kecil janin disamping kepala : tidak ada
Penurunan : stasion 0
Analisis
Diagnosa : G4P2A1 hamil 40 minggu 3 hari ,inpartu
kala 1 fase aktif, janin tunggal hidup intra uterine,
presentasi kepala
Masalah : usia dan grandemultipara
jam (P) Nama /
Penatalaksanaan Paraf
Pemeriksa
04.10 1. Memberitahukan hasil pemeriksaan kepada ibu bahwa ibu dan bayi
wib dalam keadaan baik. Ibu mengerti.
2. Memberitahu ibu bahwa ibu sudah masuk masa persalinan dan
memberitahu ibu bahwa mulas yang dirasakan adalah fisiologi, akibat dari
mules yang timbul karena akan bersalin.ibu mengerti.
3. Menganjurkan ibu untuk memilih posisi yang nyaman, ibu memilih posisi
miring kiri
85

4. Mengajarkan ibu untuk relaksasi pernafasan, ketika terdapat mulas ibu


dianjurkan untuk tarik nafas panjang dan menghembuskannya dengan
perlahan. Ibu dapat melakukan relaksasi pernafasan.
5. Melakukan pijat oksitosin. Pijat oksitosin sudah dilakukan.
6. Mengajarkan ibu untuk menggunakan gymball. Ibu sudah menggunakan
gymball.
7. Menganjurkan keluarga untuk mendampingi ibu, suami mendampingi ibu
8. Menjelaskan kepada ibu untuk memenuhi makan dan banyak minum. Ibu
sudah minum 1 gelas dan makan nasi dan lauk pauk.
9. Mengobservasi kemajuan persalinan : PD, DJJ (30 menit sekali), TD,
Nadi, pernafasan (Terlampir)
10.Mengobservasi kemajuan persalinan dengan menggunakan partograf
(terlampir)

Kala II Persalinan

NO TANGGA CATATAN BIDAN TT /


L / JAM PARAF

02-03- S : ibu mengatakan ingin Buang Air Besar dan rasa


2023 ingin mengedan.
06.30 O : Kesadaran : Composmentis KU : baik
WIB Tanda-tanda Vital :
TD : 120/80 N :85 x/menit R : 22 x/menit S :36,5 ‘C
His : 4x 10’ x 40’’ , DJJ : 140 x/menit , teratur
anus membuka, perineum menonjol, keluar lendir
dan darah dari jalan lahir, hasil pemeriksaan dalam
pembukaan lengkap, ketuban pecah jernih, dan
terlihat kepala bayi nampak 5-6 Cm pada perineum

A: G4P2A1 40-41 minggu, Kala II janin tunggal


hidup,intra uterin, presentasi kepala.
P:
1. Memberitahukan hasil pemeriksaan kepada
ibu dan keluarga bahwa pembukaan sudah
lengkap dan bayi sudah nampak di depan
vulva. Ibu mengerti.
2. Menanyakan kepada ibu akan didampingi
oleh suami.
3. Memberikan asuhan sayang ibu berupa
dukungan mengajarkan tehnik mengedan,
mengatur nafas, posisi ibu serta
menganjurkan ibu untuk istirahat dan
minum bila his berkurang. Ibu semangat.
4. Memastikan kelengkapan peralatan dan
obat. Alat dan obat sudah disiapkan dan
perlengkapan PI.
06.45 wib 5. Mempersiapkan perlengkapan untuk ibu
dan ibu. Perlengkapan ibu dan bayi sudah
disiapkan.
6. Melakukan pimpinan persalinan dan
menolong persalinan sesuai APN 60
86

langkah. Pimpinan persalinan sudah


dilakukan.Bayi lahir spontan pukul 07.00
WIB, bayi langsung menangis, gerakan
aktif, jenis kelamin perempuan.
7. Mengeringkan bayi. Bayi sudah
dikeringkan.
8. Menfasilitasi IMD, bayi dilakukan IMD.
9. Mengecek janin kedua. Tidak ada janin
kedua.
Kala III Persalinan

NO TANGGA CATATAN BIDAN TT /


L / JAM PARAF
02-03- S : Ibu mengatakan masih merasakan perut mulas
2023
O : TFU :, Kontraksi uterus keras, fundus globuler
07.05 setinggi pusat kandung kemih penuh.
WIB A: P3A1 inpartu kala III
1. Memberikan penjelasan pada ibu dan
keluarga tentang penatalaksanaan
manajemen aktif persalinan kala III. Ibu
dan keluarga mengerti
2. Melakukan penyuntikan oksitosin 10 IU
secara IM, oksitosin telah diberikan
secara IM pada paha kanan ibu. Belum
ada tanda-tanda pelepasan plasenta
3. 15 kemudian melakukan penyuntikan
oksitosin ke dua 10 IU secara IM dan
melakukan peregangan tali pusat
07.18 wib terkendali setelah ada tanda-tanda
pelepasan plasenta, ada tanda-tanda
plasenta. Plasenta lahir spontan jam
07.20 wib 07.30 WIB.
4. Melakukan pengosongan kandung kemih
dengan menggunakan kateter. Kandung
kemih +/- 100 cc
5. Melakukan masase uterus selama 15
detik. Kontraksi uterus kurang baik teraba
lunak.
6. Memeriksa kelengkapan plasenta, untuk
menghindari bagian dari plasenta yang
tertinggal. Plasenta lengkap dan tidak ada
bagian plasenta yang tertinggal.

Kala IV Persalinan

NO TANGG CATATAN BIDAN TT / PARAF


AL / JAM
02-03- S : Ibu mengatakan agak pusing dan lemas. Ibu
2023 merasakan perdarahan masih keluar.

O : Keadaan umum ibu baik ,kesadaran: Compos


87

Mentis, KU : lemah TD=90/80 N=87 X/menit


R=20X/menit, Abdomen : kontraksi uterus lembek,
Perineum tidak terdapat luka jahitan, kandung kemih
kosong, Perdarahan +/- 500 CC.

A: P3A1 Kala IV dengan atonia uteri


P:
1. Menjelaskan keadaan ibu kepada keluarga
bahwa ibu mengalami pendarahan. Ibu dan
keluarga mengerti.
2. Memberitahu pada ibu dan keluarga bahwa
terjadi perdarahan dan harus segera dirujuk ke
rumah sakit. Ibu dan keluarga bersedia.
3. Melakukan informed consent kepada ibu dan
keluarga. Ibu dan keluarga untuk melakukan
Tindakan. Ibu dan keluarga mengerti.
07.30- 4. Melakukan pemasangan infus RL. Infus RL
07.45 terpasang.
wib 5. Melakukan penatalaksanaan KBI selama 5 dan
2 menit evaluasi. Uterus masih teraba lembek
6. Mengajarkan keluarga pasien untuk melakukan
KBE. Keluarga bersedia.
7. Memberikan misoprostol sebanyak 3 tablet
(600 mcg per rektal) untuk mencegah
pendarahan. obat sudah diberikan.
8. Menyiapkan alat dan proses pendampingan
rujukan (BAKSOKU). Pasien di dampingi oleh
bidan dan suami ke RSUD jam 08.15 wib

Pemantauan selanjutnya Observasi Kala IV selama perjalanan ke RSUD

Jam Waktu Tekanan Nadi Temp Tinggi Fundus Kontraksi Kandung Darah
Ke Darah ∘C Uterus Uterus Kemih Keluar

15 07.30 90/80 80x/m 36,7 3 jari di atas Lembek 0 ± 50 cc


meni simphisis
t
07.45 90/70 82x/m 2 jari di atas Lembek 0 ± 50 cc
simphisis
08.00 90/70 80 x/m 2 jari di atas
simphisis
08.15 90/70 80 x/m 2 jari di atas
simphisis
88

PENDOKUMENTASIAN

ASUHAN KEBIDANAN POST NATAL CARE

PADA NY.D 48 jam (KF-1)

1. DATA SUBYEKTIF

A. Status Kesehatan

1. Tanggal : 03 Maret 2023 Pukul : 15.40 WIB

2. Keluhan : Ibu mengatakan sudah merasa lebih baik.

3. Robekan Perineum atau luka episiotomi : tidak ada

4. Riwayat Diet

a. Jenis makanan : Nasi, telur, sayur bayam. Tidak

makan buah

b. Frekuensi : Baru makan 1x

c. Makanan pantangan : Tidak ada

d. Kehilangan selera makan : Tidak

e. Konsumsi zat besi : Minum obat dari bidan (tablet

tambah darah)

f. Konsumsi jamu-jamuan : Tidak

6.Riwayat Ambulasi

a. sudah bisa berjalan sendiri ke kamar mandi


89

b. Kesulitan : tidak ada

7. Proses Menyusui

a. Kapan : sesering mungkin (setiap saat bayi mau

menyusui)

b. Frekuensi : ± 10 kali

c. Mengalami Kesulitan/ Tidak : Tidak mengalami kesulitan

8. Tanda-Tanda bahaya Post natal (bila ada jelaskan ):

a. Mudah Lelah/ Sulit Tidur : ya (karena ibu mengeluarkan tenaga

saat persalinan dan ibu merasakan lelah).

b. Demam : Tidak ada

c. Nyeri atau terasa panas waktu buang air kecil : Tidak ada

d. Sembelit/ Hemoroid :Tidak ada

e. Sakit Kepala Terus Menerus, Nyeri, Bengkak : Tidak ada

f. Nyeri Abdomen : Tidak ada

g. Cairan Vagina yang berbau busuk : Tidak ada (lochea rubra)

h. Payudara sangat sakit disentuh, bengkak, puting susu lecet :

Tidak ada

i. Kesulitan Menyusui : Tidak mengalami kesulitan

j. Kesedihan : Tidak

k. Merasa kurang mampu merawat bayinya sendiri : Tidak

2. DATA OBYEKTIF

a. Pemeriksaan fisik

1) Keadaan umum : Baik

2) Kesadaran : Composmentis

3) Tanda- tanda vital :


90

TD : 110/80 mmHg, N : 82x/menit, P : 21x/menit, S : 36,5oC

4) Muka : Tidak ada oedem

5) Mata : Konjungtiva warna merah muda dan Sklera mata warna

putih

6) Mulut : Tidak pucat

7) Leher

 JVP : Tidak ada penekanan

 Kelenjar getah bening : Tidak ada pembengkakan

 Kelenjar tiroid : Tidak ada pembesaran

8) Dada dan Payudara

a. Jantung : Bunyi jantung reguler

b. Paru : Bunyi paru vesikuler

c. Payudara

(1) Bentuk : Simetris

(2) Puting susu : Menonjol

(3) Pengeluaran ASI : Ada

(4) Dimpling : Tidak ada

(5) Rasa Nyeri : Tidak ada nyeri tekan

(6) Benjolan : Tidak teraba benjolan

(7) Jaringan Parut : Tidak ada

9) Abdomen

a. TFU / Involusi uteri : 2 jari dibawah pusat

b. Kontraksi uterus : Keras

c. Kandung kencing : Kosong ( Ibu BAK lancar)

10) Ekstremitas Bawah


91

a. Varices : Tidak ada

b. Kemerahan : Tidak ada

c. Oedem : Tidak ada

d. Reflek patella : +/+

11) Genetalia

a. Lochea : Rubra

Warna dan bau : Merah terang dan anyir

Konsistensi : Encer

Jumlah Pengeluaran : ± 50 CC

b. Haematoma : Tidak ada

c. Oedem : Tidak ada

d. Varices : Tidak ada

e. Keadaan Luka Perineum : utuh

12) Anus

Haemoroid : Tidak ada

3. ANALISA

Diagnosa : P3A1 Post Partum 48 jam

4.PENATALAKSANAAN (jam 15.40 WIB)

1. Memberitahu hasil pemeriksaan fisik kepada ibu dan keluarga bahwa

kondisinya dalam batas normal. Ibu mengerti.

2. Menjelaskan tanda-tanda bahaya masa nifas kepada ibu seperti

perdarahan hebat pasca salin, penglihatan kabur, nyeri kepala hebat,

demam tinggi, muntah berlebihan, bengkak pada kaki dan tangan


92

ataupun kejang agar segera ke fasilitas kesehatan. Ibu dan keluarga

mengerti

3. Menjelaskan kepada ibu mulas setelah melahirkan merupakan kondisi

yang normal karena sedang berlangsung proses kembalinya rahim ke

kondisi sebelum hamil (involutio uterus) dan mengajarkan ibu cara

melakukan masase uterus sendiri. Ibu mengerti.

4. Menganjurkan agar ibu senantiasa mengosongkan kandung kemihnya

dengan cara tidak menahan air kencing agar uterus berkontraksi dengan

baik. ibu mengerti dan juga bersedia tidak menahan bak

5. Menganjurkan agar ibu menjaga kebersihan jalan lahir dengan air dan

sabun setelah buang air kecil atau buang air besar untuk pencegahan

infeksi (dengan cara bilas yang benar). Ibu mengerti.

6. Menganjurkan ibu untuk makan dan minum tidak ada pantangan untuk

mengembalikan energi. Ibu mengerti.

7. Mengajarkan teknik menyusui yang benar dan ibu bisa mempraktikkan

ulang juga bersedia menerapkan setiap menyusui, serta melakukan

konseling keluarga berencana pada ibu, pukul 15.40 wib memberitahu

bahwa akan ada kunjungan rumah nifas 7 hari. Ibu mengerti.


93

PENDOKUMENTASIAN

ASUHAN KEBIDANAN POST NATAL CARE

PADA NY.D 8 Hari (KF- 2)

Nama Pasien : Ny. D Umur : 37 tahun

Jenis Kelamin : Perempuan

NO TANGGAL / JAM CATATAN BIDAN TT /


PARAF
9 Maret 2023 SUBYEKTIF :
Jam 12.40 WIB Status Kesehatan
a. Alasan kunjungan : Pemeriksaan nifas 8 hari
b. Keluhan : Ibu mengatakan tidak ada keluhan
c. Riwayat Diet
1) Jenis makanan : Nasi, tahu, tempe, sayur bayam,
buah pisang atau jeruk.
2) Frekuensi : 3x dalam sehari
3) Makanan pantangan : Tidak ada
4) Kehilangan selera makan : Tidak
5) Minum : 8-10 gelas/hari
d. Konsumsi zat besi : masih minum obat dari bidan (tablet
tambah darah) secara teratur dengan memkai air putih
e. Konsumsi jamu-jamuan : Tidak
f. Pengeluaran Lokhea : Ibu mengatakan pengeluaran
darah sudah sedikit, berwarna kuning kecoklatan dan
tidak berbau busuk.
g. Proses Menyusui : Ibu mengatakan menyusui sesering
mungkin dan tidak mengalami kesulitan.
h. Pola istirahat :
1) Siang : ibu tidur siang 1-2 jam
2) Malam : ibu tidur ±5-6 jam (harus menyusui bayi
tengah malam saat bayi terbangun)
i. Pola eliminasi :
1) BAK : Terakhir pukul 11.00 WIB (sebelum dilakukan
pemeriksaan), ±3-4x dalam sehari, warna kuning
jernih, tidak merasakan sakit/panas saat BAK.
94

2) BAB : Terakhir pukul 06.00 WIB, ±2x dalam


seminggu, warna coklat kehitaman, konsistensi
padat.
j. Tanda-Tanda bahaya nifas: Tidak merasakan tanda
bahaya nifas
OBJEKTIF :
1) Keadaan umum : Baik
2) Kesadaran : Composmentis
3) Tanda- tanda vital :
TD : 110/80 mmHg, N : 82x/menit, P : 21x/menit, S :
36,5oC
4) Dada dan Payudara
a) Jantung : Bunyi jantung reguler
b) Paru : Bunyi paru vesikuler
c) Payudara
Bentuk : Simetris dan bersih.
Puting susu : Menonjol
Pengeluaran ASI : Ada
Dimpling : Tidak ada
Rasa Nyeri : Tidak ada nyeri tekan
Benjolan : Tidak teraba benjolan
5) Abdomen
a) TFU : Pertengahan pusat simfisis.
b) Kandung kemih: Kosong
6) Ekstremitas Bawah
a) Varices : Tidak ada
b) Kemerahan: Tidak ada
c) Oedem : Tidak ada
7) Genetalia
a) Lochea : Serosa (Warna kekuningan)
b) Haematoma : Tidak ada
c) Keadaan Perineum: Tidak ada tanda infeksi,
8) Anus
Haemoroid : Tidak ada
ANALISA : P3A1 nifas 8 hari

12.4 Penatalaksanaan :
0 wib Memberitahu hasil pemeriksaan fisik kepada ibu bahwa kondisinya baik
Memberikan Pendidikan Kesehatan :
1) Mengenai kebersihan tubuh ibu harus senantiasa terjaga agar mencegah
terjadinya infeksi terutama kebersihan organ intim. Perawatan vulva dan luka
perenieum diingatkan kembali dan ibu sudah menerapkannya setiap hari.
2) Mengenai istirahat ibu yang harus cukup, memberi anjuran apabila bayi tidur
hendaknya ibu ikut tidur agar ibu tidak kelelahan karena kurang tidur sehingga
merawat bayinya pun bisa optimal. Ibu mengerti dan bersedia mengupayakan
untuk tidur siang saat bayi tidur.
3) Mengenai cara menyusui bayinya serta mengevaluasi apakah ada kesulitan/
masalah dalam menyusui. Ibu tidak ada kesulitan saat menyusui.
4) Mengenai hubungan seksual, menganjurkan sementara untuk tidak melakukan
hubungan seksual karena luka jalan lahir masih dalam proses pemulihan. Ibu
mengerti dan bersedia memberi pengertian pada suami agar sementara tidak
melakukan hubungan seksual selama waktu masa nifas selesai (6 Minggu). Ibu
mengerti.
5) Mengenai anjuran melakukan senam nifas agar otot-otot perut dan panggul cepat
kembali normal. Ibu mengerti dan bersedia mengupayakan untuk melakukan
95

senam nifas.
6) Mengenai gizi ibu menyusui yang harus seimbang dan asupan telur, ikan
(makanan yang mengandung protein) dan kebutuhan serat dari jenis sayuran dan
buah buahan agar dikonsumsi lebih banyak untuk penyembuhan luka jalan lahir.
Ibu mengerti dan bersedia menerapkan gizi seimbang.
7) Mengenai hidrasi ibu, ibu harus cukup minum dalam sehari minimal 8 gelas/hari.
Selain air putih, ibu juga dianjurkan untuk minum susu atau jus untuk
memperlancar ASI. Ibu mengerti dan bersedia untuk minum air putih dan jus
buah.
8) Memberitahu ibu bahwa akan ada kunjungan rumah kembali saat nifas 2 minggu
dan ibu mengizinkan juga bersedia dilakukan pemeriksaan 2 minggu.
9) Mengajarkan ibu dan suami untuk melakukan pijat oksitosin agar
memperlancar produksi asi dan menjelaskan manfaat dari pijat tersebut.
Ibu dan suami bersedia.
PENDOKUMENTASIAN

ASUHAN KEBIDANAN POST NATAL CARE

PADA NY.D 2 MINGGU (KF-3)

Nama Pasien : Ny. D Umur : 37 tahun

Jenis Kelamin : Perempuan

NO TANGGAL / CATATAN BIDAN TT /


JAM PARAF
15 Maret 2023 SUBYEKTIF :
JAM 12.50 1. Alasan kunjungan : Pemeriksaan nifas 2 minggu
2. Keluhan : ibu mengatakan tidak ada keluhan dan
sudah bisa beristirahat dengan cukup
3. Pengeluaran lokhea : Ibu mengatakan pengeluaran
darah sudah sangat sedikit, berwarna putih dan
tidak berbau busuk.
4. Pola istirahat :
Siang : ibu tidur 1-2 jam (saat bayi tidur)
Malam : ibu tidur 8 JAM
5. Tanda-tanda bahaya nifas : Tidak merasakan
tanda bahaya nifas
OBYEKTIF :
1) Keadaan umum : Baik
2) Kesadaran : Composmentis
3) Tanda- tanda vital :
TD : 110/80 mmHg, N : 88x/menit, P : 23x/menit,
S : 36,4oC
4) Dada dan Payudara
a. Payudara
Bentuk : Simetris
Puting susu : Menonjol
Pengeluaran ASI : Ada
Dimpling : Tidak ada
Rasa Nyeri : Tidak ada nyeri tekan
96

Benjolan : Tidak teraba benjolan


5) Abdomen : TFU : tidak teraba
6) Genetalia
a) Lochea : Alba ( Warna putih)
Keadaan Perineum: baik
Analisa
Diagnosa : P3A1 nifas 2 minggu
Masalah : tidak ada
Jam (P) Nama /
PENATALAKSANAAN : Paraf
Pemeriksa

12.50 wib Memberitahu ibu mengenai hasil pemeriksaan bahwa kondisinya baik dan ibu
merasa tenang mengetahui kondisinya.
Memberikan Pendidikan Kesehatan :
1. Pola nutrisi pada ibu menyusui dan mengevaluasi tentang anjuran yang
disampaikan dengan cara ibu diminta untuk mengulangi tentang
kebutuhan dan pola nutrisi ibu menyusui
2. Mengenai hubungan seksual sudah boleh dilakukan pada saat hari ke 40
masa nifas atau setelah tidak ada keluaran darah ataupun cairan namun
dianjurkan ibu menggunakan alat kontrasepsi terlebih dahulu untuk
mencegah kehamilan.
3. Mengenai kontrasepsi setelah melahirkan, menjelaskan beberapa manfaat
jenis alat kontrasepsi dan efek sampingnya serta menganjurkan agar ibu
menggunakan alat kontrasepsi saat 42 hari masa nifas. Ibu bersedia
menggunakan alat kontrasepsi saat selesai masa nifas.
4. Mengenai kontrasepsi setelah melahirkan, menganjurkan agar ibu
menggunakan alat kontrasepsi dan menjelaskan mengenai macam-macam
metode KB. Ibu mengerti dan sudah memilih salah satu jenis kontrasepsi
yang akan dipakainya, yaitu KB IUD
5. Mengevaluasi kebutuhan istirahat ibu, mengingatkan mengenai waktu
istirahat harus cukup.
6. Mengevaluasi pengetahuan ibu tentang ASI Ekslusif dan cara pemberian
ASI kepada bayinya.
7. Memberitahu ibu bahwa akan ada kunjungan rumah saat ibu masa nifas 6
minggu dan ibu mengizinkan juga bersedia dilakukan pemeriksaan kembali
saat masa nifas 6 minggu.

PENDOKUMENTASIAN

ASUHAN KEBIDANAN POST NATAL CARE

PADA NY.D 6 MINGGU (KF-3)

Nama Pasien : Ny. D Umur : 37 tahun

Jenis Kelamin : Perempuan

NO TANGGAL / CATATAN BIDAN TT /


JAM PARAF
97

11 April 2023 SUBYEKTIF :


Jam 12.00 1) Alasan kunjungan : Pemeriksaan nifas 6 minggu. Ibu
mengatakan sudah melakukan pemasangan KB
IUD
2) Keluhan : tidak ada
3) Proses Menyusui : Ibu mengatakan menyusui setiap
2 jam sekali dan tidak mengalami kesulitan.

OBYEKTIF :
1) Keadaan umum : Baik
2) Kesadaran : Composmentis
3) Tanda- tanda vital :
TD : 120/70 mmHg, N : 80x/menit, P :
20x/menit, S : 36,5oC
4) Kriteria Kelayakan Medis :
a) Penyakit hati : tidak
b) Kanker payudara : tidak
c) Tromboemboli vena : tidak
d) Penyakit cardiovaskuler : tidak
e) Hipertensi : tidak
f) Obesitas : tidak
g) Merokok : tidak
h) Sakit kepala : tidak
i) Interaksi obat-obatan lain : tidak
j) HIV / AIDS : tidak
Analisa : P3A1 Nifas 6 minggu dengan KB IUD
Masalah : tidak ada
Jam (P) Nama /
PENATALAKSANAAN : Paraf
Pemeriksa
08.30- 1. Memberitahu ibu mengenai hasil pemeriksaan bahwa kondisinya baik.
10.00 Ibu mengerti
2. Mengingatkan kembali mengenai kebutuhan nutrisi, dan hidrasi ibu
menyusui. Ibu mengerti dan bersedia memenuhi kebutuhan nutrisi
dan hidrasi.
3. Mengingatkan mengenai kebutuhan istirahat, hygene. Ibu mengerti
dan bersedia.
4. Melakukan evaluasi kepada ibu mengenai KB IUD yang sudah
digunakan. Ibu mengatakan tidak ada keluhan selama penggunaan
KB IUD.
5. Menjelaskan KIE pasca pemasangan IUD mengenai efek samping
terhadap menstruasi dan pemeriksaan mandiri benang IUD secara
teratur. Ibu mengerti.
6. Menganjurkan ibu untuk kontrol atau apabila ada keluhan. Ibu
mengerti.

Skrining Untuk Pemeriksaan Panggul Sebelum Pemasangan IUD


98

1. apakah ada ulkus pada vulva, vagina, atau leher Rahim ? Tidak
2. Apakah klien merasakan nyeri pada perut bagian bawah saat serviks Tidak
digerakkan?

3. Apakah terdapat nyeri tekan pada Rahim, ovarium, atau tuba falopi (nyeri Tidak
adneksa) ?

4. Apakah ada cairan serviks yang bernanah ? Tidak

5. Apakah leher Rahim mudah berdarah saat disentuh? Tidak

6. Apakah ada kelainan anatomi rongga Rahim yang akan menghalangi Tidak
penempatan IUD yang benar ?

7. Apakah anda tidak dapat menentukan ukuran dan/ atau posisi rahim Tidak

(Sumber : Kemenkes,2021)
PENDOKUMENTASIAN ASUHAN KEBIDANAN

BAYI BARU LAHIR NY.D NEONATUS CUKUP BULAN

SESUAI MASA KEHAMILAN, 2 JAM

Nama Pengkaji : Yayat Suryati

Tanggal Pengkajian : 02-03-2023

Jam : 09.15 WIB

A. DATA SUBYEKTIF

1. Biodata

Nama Bayi : By. Ny. D

Tgl/Jam Lahir : 02 Maret 2023

Jenis Kelamin : Perempuan

Berat Badan lahir : 3000 Gram

Panjang Badan lahir : 49 cm

2. Riwayat Faktor Lingkungan:

a. Suhu udara : 37,0 C

b. Pencahayaan : cukup
99

c. Ventilasi : cukup

d. Hygienitas : bersih

e. Daerah tempat tinggal : Desa Jayagiri

f. Paparan Polusi : bagus

g. Riwayat penyakit menular keluarga :ibu mengatakan tidak

mempunyai riwayat penyakit keluarga

3. Riwayat faktor genetic : Tidak Ada

4. Riwayat faktor social : kebutuhan sehari – hari

tercukupi

5. Riwayat faktor ibu dan perinatal

a. Riwayat Kehamilan, Persalinan dan Nifas : Kehamilan pertama

b. HPHT : 20 Mei 2022

c. Usia Kehamilan : 40-41 minggu

d. Riwayat faktor neonatal dan bayi asfiksia : Tidak Ada

Kelainan

Nilai Apgar : 1 menit = 9 5 menit = 10 10 menit : 10

6. Kelainan kongenital : tidak ada

7. (Arifianto, 2020)Trauma persalinan : tidak ada

8. Pola nutrisi : ibu makan nasi 3 x / hari

9. Pola eliminasi : ibu minum air putih 8

gelas/hari

B. DATA OBYEKTIF

Pemeriksaan Fisik

1. Keadaan Umum : Baik

2. Kesadaran : Composmentis
100

3. Tangisan : Menangis kuat

4. Tonus otot dan keaktifan gerakan : kuat dan aktif

5. Warna Kulit : Kemerahan

6. Suhu : 36,6 C

7. Berat Badan : 3000 Gram

8. Panjang Badan : 49 Cm

a. Ukuran dan Kesimetrisan : Simetris

b. Rambut : berwarna hitam

c. Pembengkakan : tidak ada pembengkakan

d. Fontanel : terdapat ubun – ubun kecil

dan besar

e. Sutura : terdapat sutura frontalis,

sagitalis, coronalis

dan lambuidea

f. Lingkar kepala : 32 cm

9. Mata

Bentuk mata dan kesimetrisan : Simetris

Jarak kantus dalam mata : 2 cm

Sklera dan konjungtiva : Sklera putih, konjungtiva

merah muda

Pengeluaran : tidak ada

Refleks Mengedip : (+)

Reflek glabella : (+)

Reflek pupil : (+)

10. Telinga
101

a. Kesimetrisan : simetris

b. Daun telinga : (+)

c. Pengeluaran : tidak ada

d. Hubungan kantus luar mata : sejajar dengan puncak

daun telinga

11. Hidung : terdapat lubang, tidak ada

pengeluaran

12. Mulut

a. Kesimetrisan dan warna bibir : Simetris, warna bibir merah

b. Bibir dan Langit – langit : (+)

c. Refleks Rooting : (+)

d. Refleks Sucking : (+)

e. Refleks Swallowing : (+)

13. Leher :

a. Pembengkan : tidak ada

b. Refleks Tonic neck : (+)

14. Dada

a. Bentuk dan kesimetrisan : Simetris

b. Retraksi dinding dada : tidak ada

c. Payudara : simetris

d. Bunyi dan Frekuensi dan nafas : 50 x / menit

e. Bunyi dan Frekuensi dan Jantung : lub dup, 140 x / menit

f. Lingkar dada : 33 cm

15. Bahu, Lengan dan Tangan

a. Kesimetrisan : Simetris
102

b. Gerakan : Aktif

c. Jumlah Jari : lengkap

d. Refleks Grasping : (+)

16. Sistem Saraf : baik

17. Refleks Moro : (+)

18. Abdomen :

Bentuk : keras

Tali Pusat : tidak ada kelainan

Perdarahan tali pusat : tidak ada

Benjolan : tidak ada

19. Genital Wanita

a. Kebersihan : Bersih

b. Lubang Vagina : Ada

c. Labia mayor dan minor : labia mayor sudah menutupi

labia minor

20. Tungkai dan kaki

a. Bentuk : Sesuai

b. Pergerakan : Aktif

c. Kesimetrisan : Simetris

d. Jumlah jari : Lengkap kiri dan kanan

e. Garis pada telapak kaki : (+)

f. Reflek tonik labirin : (+)

g. Reflek plantar : (+)

h. Refleks Babinski : (+)

21. Punggung dan Anus :


103

a. Bentuk : Simetris

b. Pembengkakan atau cekungan : tidak ada

22. Anus : terdapat lubang

23. Reflek crawling : (+)

24. Reflek galant : (+)

25. Kulit

a. Warna : kemerahan

b. Verniks : (+)

c. Tanda Lahir : tidak ada

d. Lanugo : (+)

C. ANALISA.

Diagnosa : Neonatus Cukup Bulan Sesuai Masa Kehamilan usia 2

jam

D. PENATALAKSANAAN (09.15 WIB)

1. Memberithu kepada keluarga bahwa bayi dalam keadaan sehat.

Keluarga mengerti.

2. Mengobservasi tanda – tanda vital, dan sudah dilakukan pemberian

vit k dan salep mata 1 jam setelah lahir (pukul 08.00) dan pemberian

hb-0 1 jam setelah vit K (pukul 09.00 wib).

3. Melakukan perawatan tali pusat secara bersih dan kering (pukul

09.17) tali pusat bersih dan kering.

4. Mempertahankan suhu tubuh bayi dengan menghangatkan dan

menghindari dari benda-benda / ruangan yang dingin.

5. Menjelaskan tentang tanda tanda bahaya pada bayi baru lahir pada

ibu.
104

PENDOKUMENTASIAN ASUHAN KEBIDANAN

BAYI BARU LAHIR NY.D NEONATUS CUKUP BULAN, 6 JAM (KN-1)

Nama Pasien : By. Ny D Umur : 6 jam

Jenis Kelamin : Perempuan

Tempat Persalinan : PMB Yayat Suryati

NO TANGGAL / JAM CATATAN BIDAN TT /


PARAF
1 02-03-2023 S : Bayi dalam dalam keadaan sehat
13.00 WIB O:
KU bayi baik, menangis kuat, gerak aktif, kulit merah, suhu
36,5 ◦C, P : 50x/menit. BAB dan BAK sudah.
A: Neonatus cukup bulan sesuai masa kehamilan, 6 jam
Penatalaksanaan :
1. Memberikan penjelasan pada keluarga tentang perawatan bayi dirumah,
menjelaskan tanda bahaya bayi baru lahir. Keluarga mengerti.
2. Memberitahu keluarga tentang manfaat pemberian ASI eksklusif. Keluarga
mengerti.
3. Menjadwalkan kunjungan ulang untuk kontrol atau apabila ada keluhan.
Keluarga mengerti.

PENDOKUMENTASIAN ASUHAN KEBIDANAN

BAYI BARU LAHIR NY.A NEONATUS CUKUP BULAN, 7 Hari (KN 2)


105

Nama Pasien : By. Ny D Umur : 7 hari

Jenis Kelamin : Perempuan

NO TANGGAL / JAM CATATAN BIDAN TT / PARAF

1. 8 Maret 2023 S : ibu mengatakan bahwa bayi dalam keadaan


11.00 WIB sehat
O:
KU bayi baik, suhu 36,5◦C, P : 40x/menit BB : 3100
gram,tali pusat bersih sudah lepas, tidak ada
perdarahan, tanda-tanda infeksi tidak ada, bayi
mampu menyusui dengan kuat, kulit nampak merah
dan Ikterus tidak ada.
A: Neonatus cukup bulan sesuai masa kehamilan
usia 7 hari
jam Penatalaksanaan : Nama / Paraf
1. Melakukan pemeriksaan fisik pada bayi. Tidak ada tanda kelainan Pemeriksa
dan bayi sehat.
2. Menjaga suhu tubuh bayi agar tidak hypotermi dan melihat tanda-
tanda infeksi pada tali pusat. Tidak ada tanda infeksi dan bayi sehat.
3. Melakukan evaluasi pemberian ASI Ekslusif sesering mungkin. Ibu
telah melakukan perawatan bayi dengan benar, meminta ibu
mengulangi tanda bahaya pada bayi 7 hari dan memberitahu tanda
tanda infeksi pada bayi.

PENDOKUMENTASIAN ASUHAN KEBIDANAN

BAYI BARU LAHIR NY. D NEONATUS CUKUP BULAN, 2 Minggu (KN-3)

Nama Pasien : By. Ny. D Umur : 2 Minggu

Jenis Kelamin : Perempuan

NO TANGGAL / JAM CATATAN BIDAN TT /


PARAF
1 15 Maret 2023 S:
12.30 WIB Ibu mengatakan bayinya sehat, menyusui kuat

O:
KU bayi baik, menangis kuat, gerak aktif, kulit merah,
suhu 37◦C , P : 40 x/menit, BB 3300 gram, refleks isap
baik, abdomen tidak kembung, tanda tanda infeksi tidak
ada, BAB/BAK (+)
A:
Neonatus cukup bulan sesuai masa kehamilan, usia 2
Minggu
106

Jam (P) : Nama /


1. Melakukan pemeriksaan fisik bayi dan menyampaikan hasil pemeriksaan Paraf
fisik. Ibu mengerti. Pemeriksa
2. Meminta ibu untuk menyebutkan tanda bahaya pada bayi baru lahir dan
mengevaluasi kemampuan ibu dalam menyusui bayinya. Ibu dapat
menyebutkan Kembali tanda bahaya bayi baru lahir dan menyusui dengan
benar.
3. menjadwalkan imunisasi BCG tanggal 4 April 2023. Ibu mengerti.

PENDOKUMENTASIAN ASUHAN KEBIDANAN

BAYI BARU LAHIR NY. D NEONATUS CUKUP BULAN, 6 Minggu

Nama Pasien : By. Ny. D Umur : 6 Minggu

Jenis Kelamin : Perempuan

NO TANGGAL / JAM CATATAN BIDAN TT /


PARAF
1 12 April 2023 S:
14.30 WIB Ibu mengatakan bayinya sehat, menyusui kuat

O:
KU bayi baik, menangis kuat, gerak aktif, kulit merah,
suhu 36,7◦C , P : 50 x/menit, BB 4100 gram, refleks
isap baik, abdomen tidak kembung, tanda tanda infeksi
tidak ada, BAB/BAK (+)
A:
Bayi sesuai masa kehamilan, usia 6 Minggu
Jam (P) : Nama /
1. Melakukan pemeriksaan fisik bayi dan menyampaikan hasil pemeriksaan Paraf
fisik. Bayi sehat dan ibu mengerti. Pemeriksa
2. Mengevaluasi kemampuan ibu dalam menyusui bayinya. Ibu sudah
menyusui bayinya dengan benar.
3. Imunisasi BCG sudah diberikan pada tanggal 4 April 2023.
4. Menjadwalkan imunisasi DPT 1 dan polio 2 tanggal 2 Mei 2023. Ibu
mengerti.
107
BAB IV

PEMBAHASAN

Pada BAB ini membahas tentang perbandingan antara teori dan kasus yang

ada untuk menentukan solusi atau opini dari penulis yang bertujuan untuk melihat

ada tidaknya kesenjangan antara teori dan kasus nyata.

1. Kunjungan tanggal 13 Februari 2023

Ny D G4P2A1 usia kehamilan 38 minggu, didapatkan hasil pemeriksaan

bahwa keadaan umum ibu dalam batas normal (Tanda-tanda Vital : Tekanan

Darah 120/70 mmHg, Nadi 81 x/menit, Respirasi 20 x/menit, Suhu 36,9 ‘C), hasil

pemeriksaan kehamilannya dalam batas normal. Keluhannya merasakan nyeri

pinggang. Menurut Purnamayanti (2015), Nyeri pinggang adalah keluhan yang

sering dirasakan oleh ibu hamil trimester III.

Hal ini disebabkan perubahan fisiologis pada ibu hamil, dimana pusat

gravitasi bergerak maju karena peningkatan masa perut dan payudara yang

menghasilkan lordosis lumbalis serta ketegangan pada otot paraspinal.

Kompresi pembuluh darah besar oleh uterus mengurangi aliran darah tulang

belakang dan dapat menyebabkan nyeri punggung dan pinggang bawah. Retensi

air yang disebabkan oleh stimulasi progesteron dan kelonggaran ligamen oleh

hormone relaxin membuat tulang belakang dan sendi panggul kurang stabil dan

karenanya lebih rentan terhadap stres dan rasa sakit.

Penatalaksanaan yang dianjurkan untuk mengatasi nyeri pinggang adalah

senam hamil yaitu senam kegel dapat memperkuat otot-otot yang mendukung

kehamilan.

108
109

Menurut teori, senam hamil merupakan latihan yang dilakukan oleh ibu hamil

untuk memperoleh keadaan prima dengan melatih dan mempertahankan

kekuatan otot dinding perut dan dasar panggul, jaringan penyangganya serta

dapat memperbaiki kedudukan janin. Manfaat Senam hamil atau latihan dapat

memberikan keuntungan untuk mempertahankan dan meningkatkan kesehatan

fisik ibu hamil, memperlancar peredaran darah, mengurangi keluhan kram

atau pegal-pegal, dan mempersiapkan pernafasan, aktifitas otot dan panggul

untuk menghadapi proses persalinan. Senam hamil memiliki manfaat yang

sangat penting bagi ibu hamil (Resmawati, 2021).

2. Pembahasan pada saat kunjungan tanggal 20 Februari 2023

Ny D G4P2A1 usia kehamilan 39 minggu didapatkan hasil pemeriksaan

dalam batas normal(Tekanan Darah 120/80 mmHg, Nadi 84 x/menit, Respirasi 18

x/menit, Suhu 36,7 ‘C) . Menurut Ny D pada kunjungan ini, keluhan nyeri

pinggang semakin berkurang dengan dilakukan kompres hangat. Menurut teori,

dengan memberikan kompres hangat pada bagian yang nyeri akan mengurangi

nyeri, kemudian panas akan meningkatkan sirkulasi ke area nyeri (Sulistyawati,

2019).

3. Pembahasan pada saat kunjungan tanggal 27 Februari 2023

Pada kunjungan selanjutnya yaitu usia kehamilan 40 minggu didapatkan hasil

pemeriksaan bahwa keadaan umum ibu dalam batas normal (Tekanan Darah

120/80 mmHg, Nadi 85 x/menit, Respirasi 21 x/menit, Suhu 36,5 ‘C). Dan keluhan

nyeri pinggang ibu pada minggu lalu sudah semakin berkurang dan dapat diatasi

dengan senam hamil dan kompres hangat. Menurut teori, kompres hangat dapat

menyebabkan fase dilatasi (pelebaran pembuluh darah) sehingga menambah

pemasukan oksigen, nutrisi,dan leukosit darah yang menuju ke jaringan


110

tubuh.akibat positif yang ditimbulkan adalah memperkecil inflamasi, menurunkan

kekakuan nyeri otot serta mempercepat penyembuhan jaringan lunak

(Yuliana,2021).

Ibu telah melakukan pengukuran tinggi badan, berat badan, lingkar lengan

atas (24 cm) dalam batas normal dan pemeriksaan Lab pada tanggal 4-10-2022

didapatkan hasil Lab HIV, Sifilis, Hepatitis Non reaktif, Hb 12,5 gr/dl pada

pemeriksaan kehamilan. Pemeriksaan antenatal berdasarkan Depkes,RI (2015).

Ny D sudah melakukan konseling dengan Bidan dan akan melakukan

kolaborasi dengan Dr.Spog apabila ada hasil pemeriksaan laboratorium yang

butuh penanganan lanjutan. Jadi tidak ditemukan kesenjangan mengenai standar

pemeriksaan antara pelaksanaan dan teori.

Pemberian tablet fe dalam teori adalah 90 tablet, Ny.D mengkonsumsi tablet

fe sejak trimester dua, yg di konsumsi lebih dari 90 tablet pada trimester ke dua

sampai trimester 3 ibu selalu mengkonsumsi fe secara teratur. Zat besi (Fe)

berperan sebagai sebuah komponen yang membentuk mioglobin, yakni protein

yang mendistribusikan oksigen menuju otot, membentuk enzim, dan kolagen.

Selain itu, zat besi juga berperan bagi ketahanan tubuh. Kebutuhan kandungan

zat besi (Fe) pada ibu hamil adalah sekitar 800 mg. Adapun kebutuhan tersebut

terdiri atas 300 mg yang dibutuhkan untuk janin dan 500 gram untuk menambah

masa hemoglobin maternal. Kelebihan sekitar 200 mg dapat diekskresikan

melalui usus, kulit, dan urine. Pada makanan ibu hamil, tiap 100 kalori dapat

menghasilkan sebanyak 8-10 mg Fe (Kemenkes,RI.2018).

Pada saat kunjungan ANC trimester III ibu sudah diberikan konseling

mengenai KB dengan metode strategi konseling berimbang Keluarga

Berencana pascasalin agar dapat mencegah komplikasi maupun risiko yang


111

dapat terjadi selanjutnya. Berbagai upaya telah dilakukan untuk menurunkan

angka kematian ibu dan bayi, termasuk melalui program Keluarga Berencana

(KB) oleh BKKBN. Program KB memperkenalkan berbagai cara untuk

membatasi kelahiran yang dapat menurunkan angka kelahiran total. Jarak

kelahiran adalah pendorong penting dalam layanan KB, namun tidak sering

atau jarang dibahas sehingga mayoritas masyarakat memiliki pengetahuan

tentang program KB untuk memiliki jumlah anak ideal saja (Oktaviani,et

al.2022).

Hasil dari pemeriksaan data subjektif menunjukkan bahwa ny.D hamil saat

ini berusia 37 tahun dan memiliki jarak kehamilan terakhir > 5 tahun. Keduanya

merupakan faktor risiko pada kehamilan ini. Menurut teori, jarak kelahiran di

atas 5 tahun dianggap sebagai jarak kelahiran yang berisiko untuk kematian

ibu dan bayi (Barbaso, 2020). Salah satunya meningkatkan kejadian

persalinan prematur dan berat bayi lahir rendah. Sehingga penting bagi

pasangan usia subur untuk dapat merencanakan dan menentukan jarak

kehamilan atau kelahiran. Salah satu cara pencegahan angka kematian ibu

dan bayi agar tidak meningkat adalah mengidentifikasi faktor-faktor yang

mempengaruhi jarak kelahiran yang merupakan faktor tidak langsung pada

angka kematian ibu dan bayi. (Oktaviani, et al,2020).

Ny D selama kehamilan didampingi oleh suami dan keluarga. Ibu hamil

sangat memerlukan dukungan dan perhatian dari keluarga dan tenaga

kesehatan. Adanya dukungan ini menyebabkan ibu merasa aman dan nyaman

dalam melewati kehamilannya. Psikologi ibu hamil sangatlah unik dan sensitif,

oleh karena itu dukungan yang diberikan harus serius dan maksimal. Apabila

ibu melewati kehamilannya dengan perasaan tidak aman dan nyaman yang
112

disebabkan oleh faktor lingkungan akan menyebabkan gangguan yang berarti

bagi ibu dan janin (Rukiyah,2019).

Dampak psikologis kepada ibu hamil trimester 3 antara lain kecemasan

menjelang persalinan akan muncul dan mulai dirasakan. Pertanyaan

dan bayangan seperti apakah ia bisa melahirkan normal, bagaimana

caranya mengejan, apakah akan terjadi sesuatu saat ia melahirkan, atau

apakah bayinya akan lahir selamat akan semakin sering muncul dalam

benaknya.

Menurut Pleyte (1975) kecemasan pada ibu hamil dibagi menjadi dua

yaitu(1) Kecemasan ibu hamil berkaitan dengan dirinya sendiri, meliputi

cemas terhadap kesehatan badannya, kematian yang mungkin

menimpanya, komplikasi persalinan (misalnya: tidakmencapai rumah sakit

pada waktunya), dan takut akan rasa sakit waktu melahirkan. Di samping itu

ada kecemasan yang secara langsung berhubungan dengan kehamilan,

misalnya: kesulitan perumahan, ekonomi dan perkawinan, (2) Kecemasan

ibu hamil berkaitan dengan bayinya, meliputi: bayi yang lahir akan

mengalami deformitas atau trauma, lahir prematur, kematian bayi dalam

kandungan, kemampuan dan intelegensi dari anak yang akan lahir serta

kemungkinan mengandung anak kembar.

Menurut penelitian Hidayati (2014), latar belakang psikologis kecemasan

ibu hamil usia 35 tahun ke atas adalah: bayangan ibu hamil seputar

persalinan, bayangan akan terjadinya keguguran, bayi, cacat, bayi

premature, dan anak kembar, kondisi kesehatan ibu hamil, pengambilan

keputusan untuk mempunyai bayi lagi, dan pengalaman pada kehamilan

sebelumnya. Implikasi dari penelitian ini yaitu bagi ibu hamil supaya mencari
113

informasi yang benar tentang hal-hal seputar persalinan yang akan

dijalaninya kepada pihak terkait seperti bidan dan dokter,

mempersiapkan diri dengan baik secara fisik, psikologis, dan

ekonomi. Selanjutnya kepada suami diharapkan untuk memberikan

dukungan emosional. Bagi pihak tenaga kesehatan khususnya dokter atau

bidan untuk lebih berperan dalam memberi penjelasan atau informasi

yang benar tentang hal-hal seputar persalinan proporsional, tidak

melebihkan dan juga tidak mengurangi informasi tersebut.

4. Pembahasan Asuhan Persalinan

Asuhan kebidanan pada Ny.D G4P2A1 usia kehamilan 40-41 minggu, dalam

melaksanakan asuhan kebidanan ditemukan keluhan yang dirasakan Ny.D. Ibu

mengeluh perutnya terasa kenceng-kenceng sejak jam 17.00 (1-2-2023). Serta

mengeluarkan lendir bercampur darah. Menurut Mochtar (2011), Terjadinya his

persalinan. Rasa nyeri akibat adanya his yang datang lebih kuat, sering, dan

teratur. Keluar lendir bercampur darah (show) yang lebih banyak karena

robekanrobekan kecil pada serviks. Kadang-kadang ketuban pecah dengan

sendirinya. Sebagian besar keadaan ini terjadi menjelang pembukaan lengkap.

Setelah adanya pecah ketuban, diharapkan proses persalinan akan berlangsung

kurang dari 24 jam. Pada pemeriksaan dalam, serviks mendatar dan telah ada

pembukaan. Kala II dimulai ketika pembukaan serviks sudah 10 cm atau

pembukaan lengkap dilanjutkan dengan upaya untuk mendorong bayi agar keluar

dari jalan lahir dan berakhir dengan lahirnya bayi (JNPK, 2017). Pada kala II tidak

ditemukan kesenjangan antara teori dan kasus. Menurut Sondakh (2013)

menyatakan kala III di mulai segera setelah bayi lahir sampai lahirnya plasenta,
114

yang berlangsung tidak lebih dari 30 menit. Berdasarkan kasus Ny.D tidak

ditemukan kesenjangan antara kasus dan teori yang ada.Tanda-Tanda Vital

(TTV) dalam batas normal, namun kontraksi uterus masih teraba lunak

perdarahan kurang lebih 500 cc, Tinggi Fundus Uteri (TFU) sepusat, kandung

kemih kosong, tidak terdapat luka jahitan. Perdarahan tidak lebih dari batas

normal namun kontraksi uterus masih lembek dilakukan pemasangan infus dan

tatalaksana KBI dan KBE serta dilakukan rujukan ke RSUD tidak terdapat

kesenjangan dan sudah sesuai dengan teori (Kemenkes,RI.2019). asuhan pada

bayi baru lahir dilakukan di rumah bidan dengan hasil pemeriksaan baik tidak

dilakukan rujukan. Komplikasi abortus yang dapat menyebabkan kematian ibu

antara lain karena perdarahan dan infeksi. Perdarahan yang terjadi pada ibu

dapat menyebabkan anemia, sehingga dapat memberikan risiko kematian. Infeksi

juga dapat terjadi pada pasien yang mengalami abortus dan dapat menyebabkan

sepsis, sehingga dapat berakibat kematian pada ibu (Amalia, dkk, 2015).Risiko

abortus spontan akan meningkat didukung oleh karena paritas yang banyak,

umur ibu, dan jarak kehamilan (Wahyuni, 2017). Kejadian abortus pada ibu

paritas tinggi berkaitan dengan keadaan endometrium di daerah korpus uteri

sudah mengalami kemunduran fungsi dan berkurangnya vaskularisasi. (Luthfiana

et al. 2017). Tidak terdapat kesenjangan antara teori dan kasus.

5. Pembahasan Mengenai Bayi Baru Lahir

Hasil pengkajian pada bayi Ny.D lahir pukul 07.00 WIB tanggal 2 Maret 2023

bayi lahir spontan langsung menangis, warna kulit kemerahan, tonus otot baik,

jenis kelamin perempuan, berat badan 3.000 gram, panjang badan 49 cm, lingkar

kepala 32 cm, tidak ada cacat bawaan. Menurut Sondakh (2013), bayi baru lahir

normal adalah bayi yang lahir cukup bulan, 38-42 minggu dengan berat badan
115

sekitar 2500-3000 gram dan panjang badan sekitar 50-55 cm. Berdasarkan kasus

pada bayi Ny.D tidak ditemukan kesenjangan dengan teori. Hasil pengkajian pada

bayi Ny.D adalah normal. Asuhan yang diberikan pada bayi baru lahir pada bayi

Ny.D yaitu menjaga bayi agar tetap dalam keadaan hangat. Memakaikan topi dan

selimuti bayi memastikan bahwa kepala bayi telah terlindungi. Sebagai upaya

profilaksis diberikan salep mata antibiotika dan vitamin K untuk mencegah

terjadinya perdarahan.

Bidan telah melakukan kunjungan neonatus pasa bayi Ny.D sebanyak 3 kali

yaitu pada 2 jam pertama, 6 jam setelahnya pada tanggal 2 Maret 2023 , lalu hari

ke 7 dan 2 minggu. Menurut Pedoman Kemenkes,RI (2017), pelayanan

kesehatan neonatus adalah pelayanan kesehatan sesuai standar yang diberikan

oleh tenaga kesehatan yang kompeten kepada neonatus sedikitnya 4 kali dari KN

1-KN 4.

6. Pembahasan Mengenai Kontrasepsi (Keluarga Berencana)

Bidan telah melakukan asuhan kebidanan pada Keluarga Berencana (KB)

pada Ny.D dengan memberikan konseling macam-macam alat kontrasepsi serta

efek samping pada masing-masing alat kontrasepsi. Pada kunjungan setelah 4

minggu pasca melahirkan Ny.D berencana untuk menggunakan KB IUD untuk

metode jangka panjang dan juga tidak mengganggu asi dan ibu menyusui setelah

40 hari. Berdasarkan paparan kasus dan teori diatas tampak tidak terdapat

kesenjangan antara teori dan kasus bahwa Ny.D menggunakan IUD pada 6

minggu pasca persalinan dikarenakan ibu ingin menggunakan alat kontrasepsi

yang cocok untuk ibu menyusui dan tidak mengganggu produksi ASI.
BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan asuhan yang telah diberikan mulai dari pemeriksaan

antenatal, intranatal, postnatal, bayi baru lahir, dan pelayanan keluarga

berencana penulis dapat mengambil kesimpulan sebagai berikut.

1. Asuhan kehamilan

Asuhan kehamilan pada Ny.D G4P2A1 usia kehamilan 38 minggu

mengalami nyeri pinggang pada trimester III. Asuhan kebidanan yang

diberikan antara lain memberikan KIE mengenai nyeri pinggang yang

dirasakan pada ibu hamil, menyarankan untuk menggunakan bantal

sebagai penopang punggung, melakukan senam hamil, mengurangi

aktifitas berat dan berendam menggunakan air hangat.

2. Asuhan persalinan

Pada persalinan Ny.D G4P2A1 tanggal 2 Maret 2023 dengan usia

gestasi 40-41 minggu saat persalinan. Hal tersebut telah ditangani

sesuai dengan standar asuhan kebidanan yang berlaku. Berdasarkan

asuhan persalinan kala IV persalinan ditemukan kontraksi uterus

yang tidak adekuat dikarenakan faktor resiko usia, paritas, dan

riwayat abortus. Pasien dirujuk ke RSUD Lembang.

3. Asuhan nifas

116
Asuhan nifas berlangsung baik dan sesuai dengan standar

pelayanan. Selama masa nifas ibu tidak mengalami masalah

kesehatan maupun

117
118

komplikasi. Pada masa postnatal dilakukan pemeriksaan sebanyak 4

kali yaitu pada 2 hari, 8 hari, 2 minggu, 6 minggu, tidak ada masalah.

Asuhan yang diberikan sudah sesuai standar.

4. Asuhan bayi baru lahir

Asuhan pada bayi baru lahir berlangsung baik, lahir pada tanggal 2

maret 2023 pada pukul 07.00 WIB yang berjenis kelamin perempuan,

BB 3000 gr, PB 49 cm, LK 33 cm, LD 32 cm, tidak ditemukan adanya

cacat serta tanda bahaya. Bayi telah diberikan vit Neo K 1 mg/0,5 cc,

salep mata, dan telah diberikan imunisasi HB0. Saat pemeriksaan

dan pemantauan bayi tidak ditemukan penyakit atau tanda bahaya

lainnya.

5. Asuhan keluarga berencana

Asuhan dan konseling keluarga berencana pada ibu setelah masa

nifas berakhir, ibu sudah menjadi akseptor KB IUD.

B. Saran

1. Bagi Penulis

Dalam setiap Tindakan selalu menerapkan pelayanan bermutu

dan berkualitas. Melakukan asuhan kebidanan secara berkesinambungan

dan komprehensif agar mampu meminimalkan resiko yang dapat

membahayakan ibu dan bayi.

2. Bagi Lahan Praktik

a. Diharapkan mampu beradaptasi dalam mengikuti perkembangan ilmu

dalam pemberian asuhan kebidanan sesuai standar pelayanan dengan

mengikuti pelatihan-pelatihan atau seminar yang telah disediakan oleh


119

pemerintah. Dan memberikan penyuluhan kepada masyarakat

mengenai kesehatan terutama dalam masa kehamilan, persalinan,

nifas, neonatus dan keluarga berencana.

b. Meningkatkan sarana dan fasilitas yang emmadai agar kualitas

pelayanan pada pasien lebih diperhatikan Kembali sesuai standar

pelayanan kebidanan dan berkualitas berkesinambungan agar

terhindar dari komplikasi yang akan terjadi.

3. Bagi Insitusi

Selalu dapat menjadi bahan evaluasi hasil pembelajaran yang selama ini

diberikan pada saat perkuliahan serta memberikan pendidikan,

pengalaman, dan kesempatan bagi mahasiswanya dalam melakukan

asuhan kebidanan komprehensif


DAFTAR PUSTAKA

1. Amalia,L,Sayono. 2015. Faktor Risiko Kejadian Abortus (Studi Di Rumah

Sakit Islam Sultan Agung Semarang. Jurnal Kesehatan Masyarakat. Vol

10(1).

2. Barbosa R, Alves MTSSB, Nathasje I, Deysianne C, Simoes VF, Silva L.

Factors Associated with Inadequate Birth Intervals in the BRISA Birth

Cohort, Brazil. 2020;4(2):67–73

3. BKKBN. 2014. Keluarga Berencana Kontrasepsi. Jurnal Keperawatan.

Jakarta.

4. Diana, S., Mail, E., & Rufaida, Z.2019. Asuhan Kebidanan, Persalinan,

Bayi Baru Lahir. Buku Ajar

5. Dinas Kesehatan Jawa Barat.2020.Profil Kesehatan Tahun 2020.Dinas

Kesehatan JABAR.

6. Damayanti, & Sundawati.2018. Asuhan Kebidanan Masa Nifas . Bandung

: PT Refika Aditama

7. Depkes, RI. 2015. Buku Kesehatan Ibu Dan Anak (KIA). Jakarta: Depkes

dan JICA

8. Haryanti,Y,Amartani,R.2021. Gambaran Faktor risiko ibu bersalin diatas

usia 35 tahun. Stikes Kapuas Raya Sintang. Vol 10(3).

9. Hidayati,Diana.2014. Latar Belakang Psikologis Kecemasan Ibu Hamil

Usia 35 Tahun Ke Atas. Jurnal Ilmiah Psikologi Terapan. Vol 2(2).

10. Istiqomah, D. 2019. Pendidikan Kesehatan Tanda Bahaya Bayi Baru

Lahir Sebagai Upaya Pencegahan Morbiditas Dan Mortalitas Pada Bayi

Baru Lahir. Jurnal Pengabdian Masyarakat Tehnik. Vol 2(1).


11. Kementrian Kesehatan RI. 2017. Pedoman Pelayanan Antenatal

Terpadu. Kemenkes RI. Jakarta

12. Kementrian Kesehatan RI. 2020. Pedoman Pelayanan Bagi Ibu Hamil,

Bersalin, Nifas, Dan Bayi Baru Lahir Di Era Pandemi COVID-19.

13. Kementrian Kesehatan RI.2021. Buku Kesehatan Ibu dan Anak. Jakarta.

Kementrian Kesehatan RI.2021.

14. Kementrian Kesehatan RI.2019. Modul Praktik 2 Asuhan Kebidanan

Kegawatdaruratan Maternal Neonatal. Jakarta. Kementrian Kesehatan

RI.2019.

15. JNPK-KR. Pelayanan Obstetri Neonatal Emergensi Dasar. Jakarta:

JNPK-KR. 2008.

16. Lapau,B.2018. Metodologi Penelitian Kebidanan: Panduan Penulisan

Protokol dan Laporan Hasil Penelitian.

x9IDAAAQBAJ&printsec=frontcover&dq=metodologi+penelitian+kebidana

n&hl=id&sa=X&ved=0ahUKEwj9rqKcvejeAhUD3Y8KHbeaBR4Q6EIK

TAA. Diakses tanggal 2 Februari 2023

17. Oktaviani,R,Anggraeni, I, Susanti,R. 2022. Pemodelan Faktor yang

Mempengaruhi Jarak Kelahiran di Kalimantan Timur dengan Metode

Regresi Logistik Biner. Journal of Biostatistics and Demographic

Dynamic. Vol 1(2). https://doi.org/10.19184/biograph-i.v2i1.27037.

18. Pratiwi,D. 2021. Asuhan Kebidanan Komplementer dalam Mengatasi

Nyeri Persalinan. Pustaka Aksara.Surabaya.

19. Podungge,Y.2020. Asuhan kebidanan komprehensif. Jambure Health and

Sport Journal. Vol 2(2). Politeknik Kesehatan Kemenkes Gorontalo.


20. Purnamayanti, 2015.Nyeri Pinggang dan Faktor-faktor risiko yang

mempengaruhinya. 1(1). Jurnal Keperawatan Sriwijaya.

21. Resmawati, 2021. Efektivitas Senam Hamil Terhadap Nyeri Punggung Ibu

Hamil Trimester III Di Puskesmas Solo Sulawesi Selatan 2019. 2(2).

Colostrum Jurnal Kebidanan.

22. Schwandt HM, Skinner J, Hebert LE, Lisa C, Saad A, Odeku M.

Inadequate Birth Spacing is Perceived as Riskier Than All Family

Planning Methods, Except Sterilization and Abortion, in a Qualitative

Study Among Urban Nigerians. BMC Womens Health. 2017;17:80:1–9

23. Sibuea, M.D, Hermie, M.M.T dan Freddy W.W. 2013. Persalinan Pada

usia ≥35 Tahun di RSU Prof. Dr.R.D. Kandou Manado.

http//www.download.portalgaruda. org (Diakses tanggal 24 Maret 2023)

24. Wahyuni, S., Ngadiyono, Sumarni S. Faktor Resiko yang Berhubungan

dengan Kejadian Abortus Spontan Di RSUD Ungaran Jawa Tengah. J

Kebidanan. 2017;6(13):1–11.

25. Tuzahro,S,Triningsih,R,Toyibah,A.2021. Hubungan jarak kehamilan

dengan kejadian abortus. Jurnal Health Care Media. Poltekes Kemenkes

Malang. Vol 5(2).

26. Yuliana,E.2021.Penerapan Kompres Hangat Untuk Menurunkan

Intensitas Nyeri Punggung Ibu Hamil Trimester III Di Wilayah Kerja

Puskesmas Metro. 1(1). Jurnal Cendikia Muda.


Lampiran Asuhan Kehamilan dan Persalinan
Lampiran Buku KIA
Lampiran Lembar Konsultasi COC
Lampiran Lembar Persetujuan Sidang COC

Anda mungkin juga menyukai