Anda di halaman 1dari 59

ASUHAN KEPERAWATAN KOMUNITAS PADA LANSIA

DENGAN DIABETES MELITUS


DI WILAYAH DESA SETIA DARMA KEC. TAMBUN SELATAN

Di Susun Oleh:

Annisa Kartikasari A (2720227209)


Safitri Gita P (2720227198)
Izatulhasbiah (2720227199)
Diah Ekawati (2720227202)
Rika Pebriani (2720227193)
Thoyib (2720227205)

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN


FAKULTAS KESEHATAN
UNIVERSITAS ISLAM AS-SYAFI’IYAH

JAKARTA

2023
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami ucapkan kehadirat Allah SWT SWT yang telah memberikan

rahmat serta hidayah-Nya kepada kita semua, sehingga berkat karunia-Nya penulis dapat

menyelesaikan tugas Keperawatan Komunitas II pada Lansia dengan Diabetes Melitus di

wilayah Setia Darma II Tambun Selatan. Dalam penyusunan tugas ini penulis tidak lupa

mengucapkan terima kasih banyak pada semua pihak yang telah membantu dalam

menyelesaikan makalah ini sehingga penulis dapat menyelesaikan nya. Maka dari itu penulis

mengucapkan banyak terimakasih atas segala dukungan yang diberikan untuk menyelesaikan

makalah ini.

Penulis menyadari bahwa tugas ini masih jauh dari kesempurnaan. penulis akan sangat

berterima kasih dan menerima dengan senang hati masukan, kritik dan saran dari pembaca

untuk menyempurnakan tugas makalah ini.

Harapan penulis semoga tugas ini bermanfaat bagi kita semua dan semoga amal

kebaikan kita semua dibalas oleh Allah SWT.

Jakarta, 6 Maret 2023

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .................................................................................................................


DAFTAR ISI................................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN............................................................................................................1
A. Latar belakang........................................................................................................................1
B. Tujuan....................................................................................................................................5
C. Manfaat..................................................................................................................................5
D. Strategi...................................................................................................................................6
E. Ruang Lingkup.......................................................................................................................7
F. Waktu dan Tempat.................................................................................................................7
BAB II TINJAUAN TEORI........................................................................................................8
A. Konsep Dasar Lansia.............................................................................................................8
B. Konsep Dasar Diabetes..........................................................................................................9
BAB III ASKEP KOMUNITAS PADA LANSIA.....................................................................14
A. Data Umum Desa Setia Darma ............................................................................................14
B. Data Khusus Penduduk.........................................................................................................16
1. Data inti............................................................................................................................16
2. Pengkajian Sub sistem......................................................................................................19
3. Pengkajian Pada Lansia....................................................................................................20
C. Analisa Masalah......................................................................................................................
D. Skoring....................................................................................................................................
E. Prioritas Diagnosa Keperawatan.............................................................................................
F. Intervensi Keperawatan...........................................................................................................
G. POA.........................................................................................................................................
H. Laporan Pendahuluan..............................................................................................................
BAB IV PENUTUP......................................................................................................................
A. Kesimpulan.............................................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA...................................................................................................................
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar belakang

ii
B. Komunitas merupakan
kelompok sosial yang
tinggal dalam suatu
C. tempat yang saling
berinteraksi atau
berkomunikasi antar satu
sama lain.
D. Komunitas adalah
kelompok masyarakat yang
tinggal di suatu lokasi atau
E. tempat yang sama
dengan pemerintahan
yang sama (Swarjana,
2016).
F. Kesehatan yang optimal
dalam keperawatan
iii
komunitas lebih
menekankan
G. pada upaya
peningkatan kesehatan
dan pencegahan terhadap
berbagai
H. gangguan kesehatan dan
keperawatan dalam upaya-
upaya pengobatan dan
I. perawatan serta
pemulihan bagi yang
sedang menderita penyakit
maupun
J. dalam kondisi pemulihan
terhadap penyakit (Harefa &
Jelita, 2019). Menurut
iv
K. UU RI No. 38 tahun 2014
tentang Keperawatan,
keperawatan adalah
kegiatan
L. pemeberian asuhan
kepada individu, keluarga,
kelompok, atau masyarakat,
M. baik dalam keadaan sakit
maupun sehat
N. Komunitas merupakan
kelompok sosial yang
tinggal dalam suatu
O. tempat yang saling
berinteraksi atau
berkomunikasi antar satu
sama lain.
v
P. Komunitas adalah
kelompok masyarakat yang
tinggal di suatu lokasi atau
Q. tempat yang sama
dengan pemerintahan
yang sama (Swarjana,
2016).
R. Kesehatan yang optimal
dalam keperawatan
komunitas lebih
menekankan
S. pada upaya
peningkatan kesehatan
dan pencegahan terhadap
berbagai

vi
T. gangguan kesehatan dan
keperawatan dalam upaya-
upaya pengobatan dan
U. perawatan serta
pemulihan bagi yang
sedang menderita penyakit
maupun
V. dalam kondisi pemulihan
terhadap penyakit (Harefa &
Jelita, 2019). Menurut
W. UU RI No. 38 tahun 2014
tentang Keperawatan,
keperawatan adalah
kegiatan

vii
X. pemeberian asuhan
kepada individu, keluarga,
kelompok, atau masyarakat,
Y. baik dalam keadaan sakit
maupun sehat
Komunitas merupakan kelompok sosial yang tinggal dalam suatu tempat yang
saling berinteraksi atau berkomunikasi antar satu sama lain. Komunitas adalah kelompok
masyarakat yang tinggal di suatu lokasi atau tempat yang sama dengan pemerintahan
yang sama (Swarjana, 2016). Kesehatan yang optimal dalam keperawatan komunitas
lebih menekankan pada upaya peningkatan kesehatan dan pencegahan terhadap berbagai
gangguan kesehatan dan keperawatan dalam upaya-upaya pengobatan dan perawatan
serta pemulihan bagi yang sedang menderita penyakit maupun dalam kondisi pemulihan
terhadap penyakit (Harefa & Jelita, 2019). Menurut UU RI No. 38 tahun 2014 tentang
Keperawatan, keperawatan adalah kegiatan pemeberian asuhan kepada individu,
keluarga, kelompok, atau masyarakat. baik dalam keadaan sakit maupun sehat.

Keperawatan komunitas atau community health nursing merupakan praktik untuk


memelihara dan meningkatkan kesehatan masyarakat dengan menggunakan pengetahuan
dari ilmu keperawatan, ilmu sosial dan ilmu kesehatan masyarakat. Pengertian lain
keperawatan komunitas adalah suatu bentuk pelayanan profesional berdasarkan ilmu dan
kiat keperawatan yang ditujukan terutama pada kelompok risiko tinggi untuk
meningkatkan status kesehatan komunitas dengan menekankan upaya peningkatan
kesehatan, pencegahan penyakit serta tidak mengabaikan kuratif dan rehabilitatif
(Kholifah & Wahyu, 2016).

Lansia merupakan seseorang yang telah memasuki usia 60 tahun keatas. Lansia
merupakan kelompok umur pada manusia yang telah memasuki tahapan akhir dari fase
kehidupannya. Kelompok yang dikategorikan lansia ini akan terjadi suatu proses yang
disebut Aging Process atau proses penuaan. Usia lanjut sebagai tahap akhir siklus
kehidupan merupakan tahap perkembangan normal yang akan dialami oleh setiap

viii
individu yang mencapai usia lanjut. Hal tersebut merupakan suatu kenyataan yang tidak
dapat dihindari oleh setiap manusia (Notoatmodjo, 2014). Dengan bertambahnya umur,
fungsi fisiologis mengalami penurunan akibat proses penuaan sehingga penyakit tidak
menular banyak muncul pada lanjut usia.

Diabetes melitus (DM) merupakan sekumpulan penyakit dari hambatan metabolik


yang ditandai dengan meningkatnya kadar gula darah didalam darah (hiperglikemia)
disebabkan oleh rusaknya sekresi insulin, kerja insulin, maupun keduanya. (Smeltzer,
2013, p.211). Menurut International Diabetes Federation (IDF) pada tahun 2017,
penderita diabetes melitus didunia mencapai 424,9 juta jiwa dan diperkirakan ditahun
2045 penderita diabetes militus didunia akan mencapai 628,6 juta jiwa. Indonesia
menempati urutan ke enam dunia setelah Tiongkok, India, Amerika Serikat, Brazil dan
Meksiko, dengan jumlah penyandang Diabetes di Indonesia usia 20-79 tahun sekitar 10,3
juta orang. Diperkirakan angka tersebut akan terus mengalami kenaikan hingga mencapai
16,7 juta jiwa pada tahun 2045. (IDF, 2017). Menurut hasil data dari InfoDATIN tahun
2018, prevalensi DM di Asia Tenggara dari tahun 1980 sebesar 4,1% atau sekitar 17 juta
manusia, dan mengalami peningkatan di tahun 2014 sebesar 8,6% atau sekitar 96 juta
manusia. (InfoDATIN, 2018).
Menurut hasil Data dari Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas), prevalensi DM di
Indonesia berdasarkan pemeriksaan darah pada penduduk tahun tahun 2013 sebesar 6,9%
dan mengalami peningkatan pada tahun 2018 sebesar 10,9%. Di Jawa Barat sendiri
prevalensi diabetes melitus berdasarkan diagnosis dokter pada penduduk di tahun 2013
sebesar 1,3% dan mengalami peningkatan pada 2 tahun 2018 sebesar 1,8%. (Riskesdas,
2018). Menurut hasil data dari profil kesehatan kota Bekasi tahun 2014, diabetes melitus
masuk kedalam dua terbesar penyakit tidak menular. Tahun 2014 penderita diabetes
melitus (E14) berjumlah 493 kasus (2,6%), (Profil Kesehatan Kota Bekasi, 2014).
Menurut riset Open Data Jabar tahun 2019-2020, jumlah penderita diabetes melitus di
Kabupaten Bekasi adalah sebanyak 89.055-242.169 orang. Berdasarkan data tersebut,
diabetes melitus tentunya menjadi hal yang perlu diperhatikan karena angka kejadian
yang tergolong tinggi.
Musyawarah masyarakat desa merupakan suatu kegiatan yang dilakukan oleh
masyarakat desa untuk menyampaikan permasalahan yang terjadi di desa serta
menentukan solusi pemecahan masalah. Dalam permenkes nomor 8 tahun 2019 tentang
pemberdayaan masyarakat di bidang kesehatan, menyatakan bahwa musyawarah desa

ix
adalah salah satu bentuk penyelenggaraan pemberdayaan masyarakat. Melalui
musyawarah diharapkan dapat menyelesaikan masalah kesehatan yang ada di desa
terutama masalah kesehatan (Nurafifah, 2020).

Dalam upaya untuk menerapkan konsep kesehatan dan keperawatan komunitas,


kami Mahasiswa Profesi S1 Keperawatan Universitas Islam As-Syafi’iyah melaksanakan
praktik klinik keperawatan komunitas di Desa Setia Darma Kec. Tambun Selatan dimana
jumlah penduduknya 18.963 jiwa. Dalam pelaksanaan salah satu program kampus kami
memperoleh populasi lansia berusia 51-65 tahun berjumlah 2.118 orang ( 11%), 66-75
tahun berjumlah 1.383 orang (7%), dan penduduk yang berusia> 75 tahun sebanyak 553
orang (3%).
Dari data tersebut kami mahasiswa profesi S1 keperawatan UIA bermaksud untuk
melakukan asuhan keperawatan komunitas pada agregat lansia untuk mengetahui lebih
lanjut permasalahan yang ada di desa Jetis dan menentukan strategi intervensi untuk
menyelesaikan masalah tersebut.

B. TUJUAN
1. Tujuan Intruksional Umum
Setalah dilaksanakan kegiatan praktik klinik keperawatan stase komunitas diharapkan
mahasiswa mampu menerapkan upaya pemecahan masalah kesehatan masyarakat pada
tingkat komunitas dengan pendekatan proses keperawatan.
2. Tujuan Intruksional Khusus
Setelah melaksanakan kegiatan praktik klinik keperawatan stase komunitas,
diharapkan mahasiwa mampu:
a. Melakukan pengkajian keperawatan komunitas
b. Mengidentifikasi masalah kesehatan komunitas berdasarkan data yang diperoleh.
c. Menyusun perencanaan keperawatan komunitas, meliputi memprioritaskan
masalah, perumusan tujuan dan intervensi.
d. Melaksanakan perencanaan dengan kesepakatan masyarakat.
e. Mengimplementasikan rencana yang telah dibuat sesuai dengan agregat.
f. Melakukan evaluasi terhadap pencapain tujuan sesuai waktu yang telah ditetapkan.

C. MANFAAT
1. Masyarakat Desa Setia Darma

x
Memberikan informasi mengenai demografi, jumlah populasi, kesehatan lingkungan,
pendidikan, keselamatan dan permasalahan kesehatan yang ada serta pelayanan sosial
atau kegiatan sosial kemasyarakatan.
2. Puskesmas
Memberikan informasi mengenai status kesehatan dan kegiatan- kegiatan kesehatan
serta sosial kemasyarakatan yang ada di masyarakat Desa Setia Darma Kecamatan
Tambun Selatan.

3. Mahasiswa
Menambah pengetahuan dan pengalaman secara langsung dalam memberikan asuhan
keperawatan baik individu, keluarga, kelompok dan komunitas di Desa Setia Darma
Kec. Tambun Selatan.

D. STRATEGI
Beberapa strategi yang dilakukan dalam penerapan asuhan keperawatan komunitas, dapat
duraikan sebagai berikut:
1. Penjajakan umum (MMD 1)
a. Pendekatan dan penjelasan program Kuliah Kesehatan Komunitas
b. Masyarakat kepada pihak berwenang dan yang terkait diantaranya tokoh
masyarakat meliputi seluruh perangkat desa dan puskesmas. Kegiatan ini
dilaksanakan dalam musyawarah masyarakat desa 1 (MMD 1).
c. Orientasi wilayah. Mahasiswa melakukan survei batas-batas wilayah Desa Setia
Darma Kec. Tambun Selatan.
d. Pengambilan data dan sampel. Pertemuan dengan masyarakat dengan tujuan
menganalisa hasil pendataan untuk menemukan permasalahan kesehatan yang ada
serta mencari solusi atas temuan yang ada titik. Kegiatan ini dilakukan dengan
melibatkan tokoh masyarakat dan pihak puskesmas untuk menyamakan persepsi
terhadap permasalahan yang ada. Menetapkan prioritas pemecahan masalah yang
ditemukan pada MMD ini diharapkan ada kesepakatan tentang rencana tindakan
yang akan dilakukan. Pengumpulan data dilakukan melalui:
1) Wawancara dan observasi lingkungan pemukiman penduduk secara
keseluruhan dengan cara mendatangi setiap rumah.
2) Wawancara dengan para tokoh masyarakat dan pencarian data sekunder di
Puskesmas Desa Setia Darma Kec. Tambun Selatan

xi
3) Memperoleh data sekunder dari Puskesmas.
2. Evaluasi (MMD 2)
Kegiatan musyawarah mufakat desa yang kedua ini memaparkan hasil dari proses
pengkajian dan pengolahan data yang sudah didapatkan serta rencana yang akan
diimplementasikan untuk menyelesaikan masalah tersebut. Kemudian dilanjutkan
dengan sesi diskusi terhadap masalah yang sudah dipaparkan.

3. Evaluasi (MMD 3)
Mengevaluasi program Kuliah Kerja Kesehatan Masyarakat yang sudah, belum, atau
masih berjalan kepada pihak berwenang dan yang terkait diantaranya tokoh
masyarakat meliputi seluruh perangkat desa dan puskesmas. Kegiatan ini
dilaksanakan dalam musyawarah masyarakat desa.

E. RUANG LINGKUP
Ruang lingkup program Praktik Klinik Keperawatan Stase Komunitas ini berada di
wilayah Desa Setia Darma Kec. Tambun Selatan.

F. WAKTU DAN TEMPAT


1. Waktu
Waktu pelaksanaan praktik klinik Keperawatan Komunitas mahasiswa Program S1
FIKes UIA adalah tanggal 7 Maret 2023 sampai dengan 10 Maret 2023.
2. Tempat
Tempat pelaksanaan praktik asuhan keperawatan komunitas adalah di wilayah Desa
Setia Darma Kecamatan Tambun Selatan

BAB II
TINJAUAN TEORI

A. Konsep Dasar Lansia


1. Definisi Lansia

xii
Lansia merupakan seseorang yang telah mamasuki usia 60 tahun atas. Lansia
merupakan kelompok umur pada manusia yang telah memasuki tahapan akhir dari
fase kehidupannya. Kelompok yang menggabungkan lansia ini akan terjadi suatu
proses yang disebut Penuaan Process atau proses penuaan (Notoatmodjo, 2014).
Lansia merupakan perkembangan individu pada tahap Msebagai tua dengan batasan
usia >60 tahun. Lansiamerupakan keadaan dimana seseorang mengalami Tahapan
kegagalandalsaya mempertahankan keseimbangan terhadap kondisi menekankan
fisiologi dengan jangka waktu 10 tahun. Menurut Azizah & Hartanti (2016) lansia
Sayarupakan individu yang akan mengalami kemunduran fisik, mental serta sosial
secara bertahap dengan batasan usia di atas 60 tahun.
2. Batasan-batasan
Lansia Menurut data World Hkesehatan Organisasi (SIAPA), batasan lansia antara
lain:
A. Middle age (Usia pertengahan), rentan usiai 45-59 tahun
B. Lansia (Lanjutiusia), rentan usia 60-74 tahun.
C. Old (Usia tua) rentan usia 75-90 tahun.
D. Very old (Usia sangat tua), rentan usia >90 tahun.
3. Perubahan-perubahan yang terjadi pada Lansia
Penelitian oleh Azizah (2014) secara degeneratif berikut dengan bertambahnya usia
fungsi tubuh akan mengalami perubahan. Selain perubahan fisik, di proses penuaan
juga mengalami perubahan pada kognitif, sosial dan seksual. Perubahan-perubahan
tersebut antara lain:
A. Perubahan Fisik.
1) Terjadi gangguan pada sistem indera pada lansia usia >60 tahun yaitu
prebiakusis.
2) Dengan bertambahnya usia, akan mengalami perubahan pada sistem integumen
yaitu, akan mengalami atropi pada kulit lansia, mulai keriput, tidak elastis dan
kering yang disebabkan karena kekurangan cairan pada bercak bercak dan tipis.

3) Pada sistem imuskuloskeletal kepadatan tulang akan berkurang sehingga


mengakibatkan nyeri, fraktur, osteoporosis deformitas.

B. Sistem Kardiovaskular dan Respirasi


1) Sistem Kardiovaskular

xiii
Penurunan fungsi kardiovaskular dapat berisiko tinggi penyebab penyakit
kardiovaskular. Kongestif Jantung Failur (CHF) dan Hipertensi merupakan
penyakit kardiovaskular yang sering mengalami lansia.
2) Sistem Respirasi
Pernafasan bekerja lebih cepat yang dapat disebabkan oleh obstruksi jalan nafas
dan gagal jantung.
3) Pencernaan dan Metabolisme
Menurunnya fungsi indera pengecap dan kepekaan lapar Serta kehilangan gigi.
4) Sistem Perkemihan
Laju filtrasi, eksresi dan reabsorbsi oleh ginjal menurun.
5) Sistem Saraf
Penurunan koordinasi saat melakukan aktivitas fisik sehari-hari yang disebabkan
adanya sistem anatomi dan atropi yang mengalami perubahan pada serat saraf
lansia.

B. Konsep Dasar Diabetes Melitus


1. Definisi Diabetes Melitus
Diabetes melitus adalah penyakit kronis yang terjadi akibat pankreas tidak
cukup memproduksi insulin atau tubuh tidak dapat menggunakan secara efektif
insulin yang dihasilkan (WHO, 2016). Diabetes melitus adalah gangguan metabolik
menahun yang disebabkan oleh kurangnya produksi insulin di pankreas dan tubuh
tidak dapat menggunakan hormon insulin yang di produktif secara efektif (Kemenkes
RI, 2014). Diabetes melitus merupakan penyakit yang membutuhkan perawatan medis
yang berkelanjutan dengan mengurangi risiko multifaktorial di luar kendali glikemik
dan merupakan penyakit kronis yang komplek (American Association of Diabetes
Educators (AADE), 2020).

2. Klasifikasi Diabetes Melitus


Klasifikasi Diabetes Melitus menurut (American Association of Diabetes
Educators (AADE), 2020) yaitu :
a. Diabetes Tipe 1

xiv
Diabetes tipe ini terjadi karena akibat kerusakan sel autoimun atau destruksi sel
beta di pankreas. kerusakan ini berakibat pada keadaan defisiensi insulin yang
terjadi secara absolut. Penyebab dari kerusakan sel beta antara lain autoimun dan
idiopatik.
b. Diabetes Melitus Tipe 2
Diabetes tipe 2 terjadi karena akibat hilangnya sekresi insulin sel-b secara
progresif sering dengan latar belakang resistensi insulin. Dalam masalah ini terjadi
insulin dalam jumlah yang cukup tetapi tidak dapat bekerja secara optimal
sehingga menyebabkan kadar gula dalam darah meningkat. Defisiensi insulin juga
dapat terjadi secara relatif pada penderita DM tipe 2 dan sangat mungkin untuk
menjadi defisiensi insulin absolut.
c. Diabetes Melitus Gestasional
Diabetes tipe ini merupakan diabetes yang dialami oleh ibu hamil, biasanya terjadi
pada trimester kedua atau ketiga kehamilan.
d. Jenis Diabetes Tertentu Karena Sebab Lain
Diabetes tipe ini merupakan diabetes yang disebabkan dari sebab lain atau
penyakit lain. misalnya sindrom diabetes monogenik (seperti diabetes neonatal
dan diabetes usia muda), penyakit pankreas eksokrin (seperti fibrosis kistik dan
pankreatitis), dan obat- atau diabetes yang diinduksi bahan kimia (seperti dengan
penggunaan glukokortikoid, dalam pengobatan HIV / AIDS, atau setelah
transplantasi organ).

3. Faktor Resiko Diabetes Melitus


Menurut World Heart Organization (WHO), 2016 dalam Global Report On
Diabetes, kegemukan dan obesitas merupakan faktor risiko terkuat diabetes tipe 2.
Risiko diabetes tipe 2 ditentukan oleh interaksi faktor genetik dan metabolik.
Etnisitas, riwayat diabetes keluarga, dan diabetes gestasional sebelumnya
digabungkan dengan usia yang lebih tua, kelebihan berat badan dan obesitas, diet
yang tidak sehat, aktivitas fisik dan merokok untuk meningkatkan risiko. Kegemukan
dan obesitas, bersama dengan aktivitas fisik, diperkirakan menyebabkan sebagian
besar beban diabetes global. Lingkar pinggang yang besar dan indeks massa tubuh
yang lebih tinggi dikaitkan dengan peningkatan risiko diabetes tipe 2, meskipun
hubungannya dapat bervariasi pada populasi yang berbeda . Asupan tinggi gula juga

xv
dapat meningkatkan kemungkinan kelebihan berat badan atau obesitas, terutama di
kalangan anak-anak.
Faktor resiko diabetes tipe 1 Secara umum disepakati bahwa diabetes tipe 1
adalah hasil dari interaksi yang kompleks antara gen dan faktor lingkungan, meskipun
tidak ada faktor risiko lingkungan tertentu yang terbukti menyebabkan sejumlah besar
kasus. Mayoritas diabetes tipe 1 terjadi pada anak-anak dan remaja.

4. Patofisiologi Diabetes Melitus


Dua patofisiologi utama yang mendasari terjadinya kasus diabetes melitus tipe
2 secara genetik adalah resistensi insulin dan defek fungsi sel 16 beta pankreas.
Resistensi insulin merupakan kondisi umum bagi orangorang dengan berat badan
overweight atau obesitas. Ketika produksi insulin oleh sel beta pankreas tidak adekuat
guna mengkompensasi peningkatan resistensi insulin, maka kadar glukosa darah akan
meningkat, pada saatnya akan terjadi hiperglikemia kronik.Pada tingkat seluler,
resistensi insulin menunjukan kemampuan yang tidak adekuat dari insulin signaling
mulai dari pre reseptor, reseptor, dan post reseptor. Secara molekuler beberapa faktor
yang diduga terlibat dalam patogenesis resistensi insulin antara lain, perubahan pada
protein kinase B, mutasi protein Insulin Receptor Substrate (IRS), peningkatan
fosforilasi serin dari protein IRS, Phosphatidylinositol 3 Kinase (PI3 Kinase), protein
kinase C, dan mekanisme molekuler dari inhibisi transkripsi gen IR (Insulin Receptor)
(Decroli, 2019).

5. Laboraturium Penunjang DM
Menurut Decroli, 2019 Diagnosis DM ditegakkan atas dasar pemeriksaan
kadar glukosa darah. Penggunaan darah vena ataupun kapiler tetap dapat
dipergunakan dengan memperhatikan angka-angka kriteria diagnostik yang berbeda
sesuai pembakuan oleh WHO. Kecurigaan adanya diabetes tipe 2 perlu dipikirkan
apabila terdapat keluhan klasik berupa; poliuria, polidipsia, polifagia, dan penurunan
berat badan yang tidak dapat dijelaskan sebabnya. Keluhan lain dapat berupa: lemah
badan, kesemutan, gatal, mata kabur, disfungsi ereksi pada pria, serta pruritus vulvae
pada wanita.

xvi
1. Jika keluhan klasik ditemukan, maka pemeriksaan glukosa plasma sewaktu >200
mg/dL. Glukosa plasma sewaktu merupakan hasil pemeriksaan sesaat pada suatu hari
tanpa memperhatikan waktu makan terakhi
2. Kadar gula plasma 2 jam pada TTGO > 200 mg/dL (11,1 mmol/L) TTGO yang
dilakukan dengan standar WHO, menggunakan beban glukosa yang setara dengan 75
g glukosa anhidrat yang dilarutkan ke dalam air.
3. Pemeriksaan glukosa plasma puasa ≥ 126 mg/dL dengan adanya keluhan klasik.
Puasa diartikan pasien tak mendapat kalori tambahan sedikitnya 8 jam 4. Pemeriksaan
HbA1c (>6.5%) oleh ADA 2011 sudah dimasukkan menjadi salah satu kriteria
diagnosis DM, jika dilakukan pada sarana laboratorium yang telah terstandarisasi
dengan baik.

6. Tanda dan Gejala


Menurut American Diabetes Association, 2020 gejala umum penyakit diabetes
melitus meliputi:
1. Buang air kecil lebih banyak dari biasanya
2. Merasa sangat haus
3. Merasa lapar bahkan setelah makan
4. Merasa lelah
5. Memiliki penglihatan kabur
6. Sering mengalami infeksi atau luka dan luka yang lambat sembuh
7. Penurunan berat badan yang tidak wajar biasanya terjadi pada diabetes tipe 1
8. Kesemutan, nyeri, atau mati rasa di tangan atau kaki biasanya terjadi pada diabetes
tipe 2

7. Komplikasi
Bila diabetes tidak ditangani dengan baik, akan timbul komplikasi yang
mengancam kesehatan dan membahayakan nyawa. Komplikasi akut merupakan
penyebab utama kematian, biaya dan kualitas hidup yang buruk. Glukosa darah yang
sangat tinggi dapat memiliki dampak yang mengancam jiwa jika memicu kondisi
seperti ketoasidosis diabetik pada tipe 1 dan 2, dan koma hiperosmolar pada tipe 2.
Seiring waktu diabetes dapat merusak jantung, pembuluh darah, mata, ginjal, dan

xvii
saraf, serta meningkatkan risiko penyakit jantung dan stroke. Kerusakan seperti itu
dapat mengakibatkan berkurangnya aliran darah, yang - dikombinasikan dengan
kerusakan saraf di kaki - meningkatkan kemungkinan terjadinya ulkus kaki, infeksi,
dan kebutuhan akhirnya untuk amputasi anggota badan. Diabetes gestasional
meningkatkan risiko beberapa hasil yang merugikan untuk ibu dan keturunan selama
kehamilan, persalinan dan segera setelah melahirkan . Kombinasi dari peningkatan
prevalensi diabetes dan peningkatan masa hidup pada banyak populasi dengan
diabetes dapat menyebabkan perubahan spektrum jenis morbiditas yang menyertai
diabetes (WHO, 2016).

8. Penatalaksanaan
Tujuan penatalaksanaan secara umum menurut Decroli, 2019 adalah
meningkatkan kualitas hidup penyandang diabetes. Tujuan penatalaksanaan meliputi :
1. Tujuan jangka pendek: menghilangkan keluhan DM, memperbaiki kualitas hidup,
dan mengurangi risiko komplikasi akut. 2. Tujuan jangka panjang: mencegah dan
menghambat progresivitas penyakit mikroangiopati dan makroangiopati. 3. Tujuan
akhir pengelolaan adalah turunnya morbiditas dan mortalitas DM. Untuk mencapai
tujuan tersebut perlu dilakukan pengendalian glukosa darah, tekanan darah, berat
badan, dan profil lipid, melalui pengelolaan pasien secara komprehensif.
Penatalaksanaan DM dimulai dengan menerapkan pola hidup sehat bersamaan dengan
intervensi farmakologis 19 dengan obat anti hiperglikemia secara oral dan/atau
suntikan. Edukasi dengan tujuan promosi hidup sehat, perlu selalu dilakukan sebagai
bagian dari upaya pencegahan dan merupakan bagian yang sangat penting dari
pengelolaan DM secara holistik.

BAB III

KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN PADA LANSIA

A. Data umum Desa Setia Darma


1. Data Geografi

xviii
a. Desa Setia Darma kecamatan Tambun Selatan, Kabupaten Bekasi memiliki batas
wilayah :
Utara : Desa Mekarsari
Selatan : Desa Lambang sari
Timur : Desa Tambun
Barat : Desa Jatimulya
b. Peta wilayah

Tabel 1.1 Peta Kecamatan Tambun Selatan


2. Data Demografi
a. Jumlah Penduduk
Jumlah Penduduk Desa Setia Darma sebanyak 18.963 jiwa , laki- laki
berjumlah 9.743 jiwa, perempuan berjumlah 9.220 jiwa. Jumlah Kepala
Keluarga Sebanyak 8.435KK yang tersebang di masing – masing wilayah desa
setia darma 1, setia darma 2, setia darma 3, setia darma 4 dan setia darma 5
b. Fasilitas Kesehatan
Fasilitas Kesehatan di desa setia darma yaitu terdapat posyandu di setiap
wilayah mulai dari desa setia darma 1-5, dan hanya terdapat posbindu di setia
darma 2 dan 4, bertempat bersamaan dengan posyandu. Didesa ini terdapat
beberapa praktek bidan klinik di wilayah desa setia darma 3. 4, dan 5. Dan
puskesmas tambun selatan di wilayah desa setia darma 2. Jika warga desa setia

xix
darma sakit bisa memeriksakan diri ke praktik dokter, puskesmas dan rumah
sakit terdekat yaitu Hermina Granwisata.
c. Karakteristik Penduduk
Sebagian Besar penduduk Desa Setia Darma tinggal menetap dan bekerja
sebagai karyawan swasta dan pedagang. Mayoritas masyarakat desa setia
darma beragama Islam.

3. Fasilitas Umum
Fasilitas Umum di Desa Seti darma Terdapat 17 masjid/mushola. Fasilitas sekolah
terdapat 3 TK, 2 Paud, 3 SD dan 1 tempat bimba. Didesa Setia darma juga terdapat
pasar yaitu pasar Tambun. Posyandu/Posbindu dilkukan di tempat posko posyandu
disetiap wilayah.
4. Hygiene Sanitasi
Kondisi Rumah di desa setia darma cukup bersih dan teratur. Warga bisa mebuang
sampah didepan rumah masing- masing kemudian diangkut oleh petugas sampah
seminggu 2x. pembuangan air limbah diselokan baik. Tidak ada yang tersumbat
dan bebas banjir.
5. Organisasi Masyarkat
Organisasi Masyarakat di Desa Setia darma yaitu terdiri dari kelompok ibu – ibu
PKK, kelompok pengajian Bapak-bapak/ Ibu-ibu, 3 kelompok karang taruna dan
Kelompok Remaja Masjid.
6. Tokoh dan sumber Informasi
Terdapat Kepala Desa setia darma dan perangkat desa lainnya, tokoh Masyarakat,
Ketua RW dan Ketua RT, di Desa Setia darma terdapat tokoh agama, kyai dan
beberapa ustadz/ ustadzah. Terdapat kader Kesehatan 5-7 kader di setiap
posyandu/posbindu.

7. Sumber -Sumber Vector


Tempat pembuangan akhir Sampah (TPA) : Tidak ada
Gudang Tua : Ada
Rawa atau tempat genangan air : Tidak Ada
Sungai : Tidak Ada

xx
8. Kejadian Wabah Dalam 1 tahun Terakhir
Tidak terdapat kejadian atau wabah dalam 1 tahun terakhir.

B. Data Khusus Penduduk


1. Data Inti
a. Penduduk Berdasarkan Usia

USIA
2.92%

7.29% 11.69%

11.17%
13.83%

16.48%

22.41%

14.21%

0-9thn 10-19 thn 20-30 thn 31-39 thn 40-50 thn 51-65thn 66-75 thn >75thn

Diagram 1.2 Sebaran usia penduduk desa Setia Darma

Berdasarkan data yang diperoleh, masyarakat desa Setia darma yang berusi 0-9
tahun berjumlah 2.216 orang (12%), 10-19tahun berjumlah 2.623 orang (14%),
20-30 tahun berjumlah 4.249 orang (22%), 31-39 tahun berjumlah 2.695 orang
(14%), 40-50 tahun berjumlah 3.126 orang (17%), 51-65 tahun berjumlah 2.118
orang ( 11%), 66-75 tahun berjumlah 1.383 orang (7%), dan penduduk yang
berusia> 75 tahun sebanyak 553 orang (3%).

b. Penduduk Berdasarkan jenis Kelamin

xxi
JENIS KELAMIN

49% 51%

LAKI -LAKI PEREMPUAN

Diagram 1.3 Jumlah Penduduk desa Setia Darma Berdasarkan Jenis Kelamin

Jumlah Penduduk Desa Setia Darma sebanyak 18.963 jiwa , laki- laki berjumlah
9.743 jiwa (51%) , perempuan berjumlah 9.220 jiwa (49%).

c. Penduduk Berdasarkan Pendidikan

PENDIDIKAN
1.6% 4.2%

6.0%
19.8%
7.8%

14.7%

24.9%

21.0%

Belum sekolah Paud/TK TAMAT SD TAMAT SMP


TAMAT SMA TAMAT D3/sederajat TAMAT S1/ Sederajat Tidak bersekolah

Diagram 1.4 Pendidikan Penduduk Desa Setia Darma

Berdasarkan data yang diperoleh dari Desa setia dama terdapat penduduk yang
belum sekolah sebanyak 800 orang (4%), penduduk yang sedang Paud/Tk
sebanyak 1.133 orang (6%), penduduk tamat SD sebanyak 1.479 orang (8%),
penduduk yang tamat SMP/sederajat sebanyak 2.793 orang (15%), Tamat
SMA/Sederajat sebanyak 3.983 orang (21%), Tamat D3/Sederajat sebanyak 4.728

xxii
orang (25%), Tamat SI/ Sederajat sebanyak 3.743 orang (20%), dan yang tidak
bersekolah sebanyak 300 orang (1%).

d. Penduduk Berdasarkan Agama


AGAMA

5%
9%

ISLAM
24% PROTESTAN
62% KATHOLIK
BUDHA

Diagram 1.5 Agama Penduduk Desa Detia Darma

Berdasarkan data yang diperoleh dari desa Setia darma penduduk yang memeluk
agama islam berjumlah 11.725 orang (62%), yang memeluk agama protestan
sebanyak 4.572 orang (24%), yang memeluk agama katholik sebanyak 1.628 orang
(9%), dan yang memeluk agama budha sebanyak 1.038 orang (5%).

e. Penduduk Berdasarkan Pekerjaan

PEKERJAAN
2.4%
11.2%

22.9%

14.4%

13.7%
17.0%

11.7% 6.8%

Tidak bekerja Kary. Swasta Peg. Negri Buruh


Pedagang wiraswasta ibu rumah tangga sopir

Diagram 1.6 Pekerjaan Penduduk Desa Setia Darma

xxiii
Berdasarkan data yang diperoleh penduduk yang bekerja sebagai karyawan swasta
sebanyak 4.349 orang (23%), sebagai pegawai negeri sebanyak 3.226 orang (17%),
sebagai buruh sebanyak 1.283 orang (7%), sebagai pedagang sebanyak 2.218 orang
(12%), sebagai wiraswasta sebanyak 2.595 orang (14%), ibu rumah tangga
sebanyak 2.723 orang (14%), sebagai sopir sebanyak 2.116 orang (11%), dan yang
tida bekerja sebanyak 453 orang (2%).

2. Pengkajian Sub sistem


Pengkajian subsitem masyarakat 8 komponen :
a) Lingkungan Fisik
9. Rumah
Kondisi Rumah di desa setia darma cukup bersih dan teratur. Disetia
rumah terdapat ventilasi udara yang baik. Pencahayaan didalam rumah
cukup baik dan cahaya matahari mudah masuk ke dalam rumah warga,
hanya ada beberapa rumah yang tidak terkena sinar matahari karena
tertutup pohon dan rumah yang lainnya.
10. Sumber Air
Setiap warga sudah memiliki sumber air sendiri, yang sebian besar
bersumber dari sanyo atau jetpumpt. Hampir rata-rata penduduk desa
setia darma tempat penyimpanan air di bak mandi sudah tidak ad hanya
menggunakan ember tertutup atau shower. Kualitas air baik, jernih dan
tidak berbau.
11. Pembuangan Air Limbah
Sebagian besar rumah di desa setia darma memiliki saluran air limbah
berupa saluran got atau selokan sebagian ad yang tertutup dan sebgian
masih terbuka.
12. Pembuangan Sampah
Warga Setia darma 2 membuang dengan mengumpulkan di depan
rumah dan akan diambil oleh petugas sampah 2x seminggu dengan
membayar iuran sebesar 30rb perbulan. Namun ada beberapa yang
dekat dengan pasar membuang sendiri langsung ke pembuangan
sampah di pasar.
13. Pembuangan Kotoran/tinja

xxiv
Warga desa setia darma sudah memiliki jamban, dengan tempat
pembuangan tinja di septic tank. Sebagian besar kondisi nya
terpelihara, jarak sumber air dengan tempat pembuangan tinja kurang
lebih berjarak 7 meter.
b) Pelayanan Kesehatan dan sosial
Fasilitas Kesehatan di desa setia darma yaitu terdapat posyandu di setiap
wilayah mulai dari desa setia darma 1-5, dan hanya terdapat posbindu di
setia darma 2 dan 4, bertempat bersamaan dengan posyandu. Didesa ini
terdapat beberapa praktek bidan klinik di wilayah desa setia darma 3. 4, dan
5. Dan puskesmas tambun selatan di wilayah desa setia darma 2. Jika warga
desa setia darma sakit bisa memeriksakan diri ke praktik dokter, puskesmas
dan rumah sakit terdekat yaitu Hermina Granwisata.
c) Ekonomi
Rata - rata masyarakat di Desa Setia darma sebagai karyawan swasta,
pegawai negri dan wiraswasta serta setiap bulan warga memiliki
pendapatan ± 2 -6 juta dan mampu menyiapkan makanan yang bergizi
seperti telur, ayam, sayur sayuran dan makanan sehat lainnya.
d) Keamanan dan transportasi
Fasilitas keamanan di desa setia darma sudah tersedia seperti pos kamling
yang ad disetiap wilayah setia darma. Untuk sarana di Desa setia darma
jalanannya zsudah diaspal dan cor an dengan kondisi yang baik. Sarana
transportasi yang digunakan warga desa setia darma sebagian besar
menggunakan kendaraan pribadi seperti motor/ mobil. Namun di desa setia
darma terdapat angkutan umum yaitu koasi. Kualitas udara desa setia darma
kurang bersih dan berdebu karna bnyak nya kendaraan bermotor dan
kurangnya pemghijauan.
e) Politik dan Pemerintahan
Desa setia darma dipimpin oleh kepala desa. Kebijakan pemerintah desa
mengenai kesehatan cukup menunjang dengan adanya pemantauan lansung
yang dilakukan oleh kader kesehatan dan petugas kesehatan setempat dalam
menangani kesehatan yang terjasi di desa Setia Darma
f) Komunikasi
Sarana Warga di desa Setia darma untuk mendapatkan informasi dan
komunikasi yaitu Tv, dan Internet. Penyebaran informasi yang dilakukan

xxv
masyarakat disebarkan secara lisan, pengeras suara di masjid, sosmed
ataupun lewat grup WhatsApp. Dalam penyebaran informasi yang
dilakukan oleh perangkat desa yaitu dengan menggunakan spanduk
dipasang didepan kanton balai desa dan disebarkan melalui medsos.
g) Pendidikan Komunitas
Fasilitas sekolah terdapat 3 TK, 2 Paud, 3 SD dan 1 tempat bimba, untuk
SMP dan SMA jarak nya dari desa Setia darma ±3km.

h) Rekreasi
Di Desa Setia Darma tidak terdapat tempat rekreasi, namum perkumpulan
warga seperti arisan, PKK, karang Taruna dan setiap RT sering
mengadakan rekreasi bersama.

3. Pengkajian pada lansia

1.1 Data Demografi

1. Usia

UMUR

17%
20%

65 tahun
66 tahun
67 tahun
13% 68 tahun
69 tahun
70 tahun
20%

20%
10%

Diagram 3.1.1 distribusi frekuensi rentan usia lansia dengan dm di desa setia
darma, maret 2023 (n:30)

xxvi
Dari data distribusi frekuensi diatas didapat data lansia dengan diabetes melitus yaitu
usia 65 tahun (17%) , usia 66 tahun (13%) , 67 tahun (20%) , 68 tahun (10%) yang
merupakan proporsi yang terendah dari jumlah responden, usai 69 tahun (20%), dan
usia 70 tahun (20%).

2. Jenis Kelamin
Jenis Kelamin
laki - laki Perempuan

0.433333333333333;
43%
0.566666666666667;
57%

Diagram 3.1.2 distribusi frekuensi jenis kelamin lansia dengan dm di desa


setia darma, maret 2023 (n:30)

Distribusi diatas menunjukan bahwa jumlah lansia dengan jenis kelamin laki – laki
(57%) atau sebanyak 17 orang dari 30 responden, sedangkan jumlah lansia dengan
jenis kelamin perempuan (43%) atau sebanyak 13 orang dari 30 responden.

3. Pendidikan Terakhir

xxvii
Pendidikan Terakhir
Sarjana SD
13% 17%

SLTP/ Sedetajat
27%
SLTA/ Sederajat
43%

Pendidikan Terakhir SD SLTP/ Sedetajat SLTA/ Sederajat Sarjana


Diagram 3.1.3 distribusi frekuensi Pendidikan terakhir lansia dengan dm di
desa setia darma, maret 2023 (n:30)

4. Pekerjaan

Pekerjaan

13% 10% Peg. Swasta


IRT
10% Pensiunan
Wiraswasta
27% Tidak Bekerja
lainnya..

30%
10%

Diagram 3.1.4 distribusi frekuensi Pekerjaan lansia dengan dm di desa


setia darma, maret 2023 (n:30)

 DATA KESEHATAN

1. Lama didiagnosa DM

xxviii
Lama Diagnosa

3% 13% 1 tahun
10%
2 tahun
3 tahun
4 tahun
20% 5 tahun
7 tahun
40%
13%

Diagram 3.1.5 distribusi frekuensi lama nya lansia didiagnosa dengan dm di


desa setia darma, maret 2023 (n:30)

2. Riwayat DM dikeluarga

Riwayat DM Keluarga

Ada
Tidak ada
47%
53%

Diagram 3.1.6 distribusi frekuensi Riwayat DM di keluarga pada


lansia dengan dm di desa setia darma, maret 2023 (n:30)

3. Pendidikan Kesehatan Tentang DM

xxix
Pendidikan Kesehatan DM

27%
Tidak
Pernah

73%

Diagram 3.1.7 distribusi frekuensi Pendidikan kesehatan pada lansia


dengan dm di desa setia darma, maret 2023 (n:30)

 DATA PENGETAHUAN TENTANG KESEHATAN DM

Total

Banar
Salah
45%
55%

Diagram 3.1.8 distribusi frekuensi Pengetahuan tentang Kesehatan DM pada


lansia di desa setia darma, maret 2023 (n:30)

 DATA PERILAKU TENTANG DIABETES MELITUS


 DATA KEGIATAN LANSIA DENGAN DM

1.2 KUESIONER
Hasil pengumpulan data kuesioner pada lansia dengan Diabetes Melitus
- Wilayah : Desa Setia Darma Kec. Tambun Selatan
- Waktu Pengambilan Data : 07 Maret 2023
- Media : Kuesioner berbentuk media cetak (Kertas Hvs)
- Responden : 30 orang

A. DATA PENGETAHUAN

xxx
1. Diabetes Melitus adalah penyakit dimana terjadi peningkatan kadar gula diatas batas
normal
 Sebanyak 77% responden menjawab benar.
 Sebanyak 23% responden menjawab salah.
Diabetes melitus adalah penyakit dimana terjadi peningkatan kadar
gula darah diatas batas normal.

23%

Benar Salah

77%

Diagram 3.2.1 Tabel hasil kuesioner pengetahuan lansia tentang Diabetes Melitus pertanyaan 1

2. Riwayat keluarga, kegemukan pola makan yang salah dan kurangnya aktifitas fisik adalah
faktor pencetus timbulnya DM.
 Sebanyak 70 responden menjawab Benar
 Sebanyak 30% responden menjawab salah.

Riwayat keluarga, kegemukan, pola makan yang salah dan kurangnya


aktifitas fisik adalah faktor pencetus timbulnya DM

30%

70% Benar Salah

Diagram 3.2.2 Tabel hasil kuesioner pengetahuan lansia tentang Diabetes Melitus pertanyaan 2

xxxi
3. Pola makan yang tidak sehat di usia muda, bukan penyebab dari timbulnya DM
 Sebanyak 57% responden menjawab benar
 Sebanyak 43% responden menjawab salah

Pola makan yang tidak sehat di usia muda, bukan penyebab dari
timbulnya DM

43%

57% Benar Salah

Diagram 3.2.3 Tabel hasil kuesioner pengetahuan lansia tentang Diabetes Melitus pertanyaan 3

4. Pola makan yang baik merupakan salah satu tindakan pencegahan dari penyakit DM
 Sebanyak 67% responden menjawab benar
 Sebanyak 33% responden menjawab salah

33%

67%

Benar Salah

Diagram 3.2.4 Tabel hasil kuesioner pengetahuan lansia tentang Diabetes Melitus pertanyaan 4

5. Mengkonsumsi minuman bersoda, sirup dan minuman pemanis secara berlebihan tidak
meningkatkan kadar gula darah
 Sebanyak 76 responden menjawab benar
 Sebanyak 24 responden menjawab salah

xxxii
24%

76% Benar Salah

Diagram 3.2.5 Tabel hasil kuesioner pengetahuan lansia tentang Diabetes Melitus pertanyaan 5

6. Mengkonsumsi makanan yang berlemak tinggi secara berlebihan tidak berpengaruh pada
timbulnya DM
 Sebanyak 63% responden menjawab benar
 Sebanyak 37% responden menjawab salah

37%

Benar
63%

Salah

Diagram 3.2.6 Tabel hasil kuesioner pengetahuan lansia tentang Diabetes Melitus pertanyaan 6

7 . Sering haus, lapar dan BAK merupakan tanda gejala diabetes


 Sebanyak 60% responden menjawab benar
 Sebanyak 40% responden menjawab salah

xxxiii
40%

60% Benar

Salah

Diagram 3.2.7 Tabel hasil kuesioner pengetahuan lansia tentang Diabetes Melitus pertanyaan 7

8. Pengaturan jumlah makan, jenis makanan dan jadwal makan yang baik dapat mengurangi
risiko terjadinya penyakit DM
 Sebanyak 89% responden menjawab benar
 Sebanyak 11 % responden menjawab salah

11%

Benar
Salah
89%

Diagram 3.2.8 Tabel hasil kuesioner pengetahuan lansia tentang Diabetes Melitus pertanyaan 8

9. Diabetes Melitus dapat disembuhkan


 Sebanyak 57% responden menjawab benar
 Sebanyak 43% responden menjawab salah

xxxiv
43%

57%

Benar
Salah

Diagram 3.2.9 Tabel hasil kuesioner pengetahuan lansia tentang Diabetes Melitus pertanyaan 9

10. Gemetaran dan berkeringat merupakan tanda tingginya kadar gula darah
 Sebanyak 73% responden menjawab benar
 Sebanyak 27% responden menjawab salah

27%

Benar
73%
Salah

Diagram 3.2.10 Tabel hasil kuesioner pengetahuan lansia tentang Diabetes Melitus
pertanyaan 10

B. DATA SIKAP
1. Kadar gula darah meningkat sesuai dengan usia adalah hal yang wajar
 Sebanyak 21% responden menjawab sangat setuju
 Sebanyak 23% responden menjawab setuju
 Sebanyak 56% responden menjawab kurang setuju
 Sebanyak 0% responden menjawab tidak setuju

xxxv
21%

Sangat setuju
Setuju
Kurang Setuju
56%
Tidak Setuju
23%

Diagram 3.2.11 Tabel hasil kuesioner sikap lansia tentang Diabetes Melitus pertanyaan 1

2. Saya tetap perlu menjaga pola makan sehat walaupun saya tidak mempunayai obesitas


 Sebanyak 0% responden menjawab sangat setuju
 Sebanyak 67% responden menjawab setuju
 Sebanyak 33% responden menjawab kurang setuju
 Sebanyak 0% responden menjawab tidak setuju

33%
Sangat setuju
Setuju
Kurang Setuju
Tidak Setuju
67%

Diagram 3.2.12 Tabel hasil kuesioner sikap lansia tentang Diabetes Melitus pertanyaan 2

3. Saya hanya menjaga pola makan ketika kadar gula darah saya tinggi


 Sebanyak 2% responden menjawab sangat setuju
 Sebanyak 48% responden menjawab setuju
 Sebanyak 45% responden menjawab kurang setuju
 Sebanyak 5% responden menjawab tidak setuju

xxxvi
2%
5%

Sangat setuju
Setuju
Kurang Setuju
45% 48%
Tidak Setuju

Diagram 3.2.13 Tabel hasil kuesioner sikap lansia tentang Diabetes Melitus pertanyaan 3

4. Jika saya langsung tidur setelah makan besar, dapat berpengaruh buruk terhadap kesehatan


 Sebanyak 16% responden menjawab sangat setuju
 Sebanyak 67% responden menjawab setuju
 Sebanyak 17% responden menjawab kurang setuju
 Sebanyak 0% responden menjawab tidak setuju

17%
17%

Sangat setuju

Setuju

67%
Kurang Setuju

Tidak Setuju

Diagram 3.2.14 Tabel hasil kuesioner sikap lansia tentang Diabetes Melitus pertanyaan 4

5. Saya cukup mengatur pola makan tanpa perlu berolahraga untuk menghindari DM


 Sebanyak 3% responden menjawab sangat setuju
 Sebanyak 50% responden menjawab setuju
 Sebanyak 40% responden menjawab kurang setuju
 Sebanyak 7% responden menjawab tidak setuju

xxxvii
7%

3%

40% Sangat setuju


50%
Setuju

Kurang Setuju

Tidak Setuju

Diagram 3.2.15 Tabel hasil kuesioner sikap lansia tentang Diabetes Melitus pertanyaan 5

6. Saya akan memeriksa gula darah secara tepat waktu, minimal satu kali dalam sebulan
 Sebanyak 10% responden menjawab sangat setuju
 Sebanyak 85% responden menjawab setuju
 Sebanyak 0% responden menjawab kurang setuju
 Sebanyak 5% responden menjawab tidak setuju

5%

10%

Sangat setuju

Setuju

Kurang Setuju
85%
Tidak Setuju

Diagram 3.2.16 Tabel hasil kuesioner sikap lansia tentang Diabetes Melitus pertanyaan 6

7. Saya akan menjalankan diet agar kadar gula darah saya selalu terkontrol
 Sebanyak 20% responden menjawab sangat setuju
 Sebanyak 70% responden menjawab setuju
 Sebanyak 7% responden menjawab kurang setuju
 Sebanyak 3% responden menjawab tidak setuju

xxxviii
3%

7% 20%

Sangat setuju

Setuju

70% Kurang Setuju

Tidak Setuju

Diagram 3.2.17 Tabel hasil kuesioner sikap lansia tentang Diabetes Melitus pertanyaan 7

8. Saya dapat mengendalikan diabetes hanya dengan minum obat


 Sebanyak 3% responden menjawab sangat setuju
 Sebanyak 47% responden menjawab setuju
 Sebanyak 47% responden menjawab kurang setuju
 Sebanyak 3% responden menjawab tidak setuju

3%

3%

47% 47% Sangat setuju

Setuju

Kurang Setuju

Tidak Setuju

Diagram 3.2.18 Tabel hasil kuesioner sikap lansia tentang Diabetes Melitus pertanyaan 8

9. Saya menganggap diabetes merupaka penyakit yang serius


 Sebanyak 20% responden menjawab sangat setuju
 Sebanyak 57% responden menjawab setuju
 Sebanyak 13% responden menjawab kurang setuju
 Sebanyak 10% responden menjawab tidak setuju

xxxix
10%

20%

13%

Sangat setuju

Setuju

Kurang Setuju
57%
Tidak Setuju

Diagram 3.2.19 Tabel hasil kuesioner sikap lansia tentang Diabetes Melitus pertanyaan 9

10. Saya makan saat saya lapar tanpa harus melakukan pengaturan jadwal makanan secara


teratur
 Sebanyak 7% responden menjawab sangat setuju
 Sebanyak 57% responden menjawab setuju
 Sebanyak 23% responden menjawab kurang setuju
 Sebanyak 13% responden menjawab tidak setuju

13%

7%

23% Sangat setuju

Setuju
57%
Kurang Setuju

Tidak Setuju

Diagram 3.2.20 Tabel hasil kuesioner sikap lansia tentang Diabetes Melitus pertanyaan 10

C. DATA KETERAMPILAN
1. Saya mengkonsumsi gula lebih dari 12 sendok teh per hari
 Sebanyak 3% responden menjawab selalu
 Sebanyak 107% responden menjawab sering
 Sebanyak 64% responden menjawab kadang-kadang
 Sebanyak 23% responden menjawab tidak pernah

xl
3%
10%
23%

63%

Selalu Sering Kadang-kadang Tidak pernah

Diagram 3.2.21 Tabel hasil kuesioner sikap lansia tentang Diabetes Melitus pertanyaan 1

2. Saya menghindari makan es krim, cake, coklat,dan sosis
 Sebanyak 23% responden menjawab selalu
 Sebanyak 207% responden menjawab sering
 Sebanyak 57% responden menjawab kadang-kadang
 Sebanyak 0% responden menjawab tidak pernah

23%

57%

20%

Selalu Sering Kadang-kadang Tidak pernah

Diagram 3.2.22 Tabel hasil kuesioner sikap lansia tentang Diabetes Melitus pertanyaan 2

3. Saya melakukan kunjungan konsultasi gizi


 Sebanyak 0% responden menjawab selalu
 Sebanyak 07% responden menjawab sering
 Sebanyak 27% responden menjawab kadang-kadang
 Sebanyak 73% responden menjawab tidak pernah

xli
27%

73%

Selalu Sering Kadang-kadang Tidak pernah

Diagram 3.2.23 Tabel hasil kuesioner sikap lansia tentang Diabetes Melitus pertanyaan 3

4. Saya memberikan selang waktu 3 jam dari makan besar ke makan kecil
 Sebanyak 0% responden menjawab selalu
 Sebanyak 7% responden menjawab sering
 Sebanyak 35% responden menjawab kadang-kadang
 Sebanyak 65% responden menjawab tidak pernah

35%

65%

Selalu Sering Kadang-kadang Tidak pernah

Diagram 3.2.24 Tabel hasil kuesioner sikap lansia tentang Diabetes Melitus pertanyaan 4

5. Saya memeriksakan gula darah minimal 1x dalam satu bulan


 Sebanyak 0% responden menjawab selalu
 Sebanyak 3% responden menjawab sering
 Sebanyak 57% responden menjawab kadang-kadang
 Sebanyak 40% responden menjawab tidak pernah

xlii
3%

40%

57%

Selalu Sering Kadang-kadang Tidak pernah

Diagram 3.2.25 Tabel hasil kuesioner sikap lansia tentang Diabetes Melitus pertanyaan 5

6. Sebagai penderita DM, saya menerapkan pola makan baik


 Sebanyak 7% responden menjawab selalu
 Sebanyak 10% responden menjawab sering
 Sebanyak 80% responden menjawab kadang-kadang
 Sebanyak 3% responden menjawab tidak pernah
7%
3%

10%

80%

Selalu Sering Kadang-kadang Tidak pernah

Diagram 3.2.26 Tabel hasil kuesioner sikap lansia tentang Diabetes Melitus pertanyaan 6

7. Saya ikut kegiatan sosialisasi mengenai DM di posbindu/ puskesmas


 Sebanyak 0% responden menjawab selalu
 Sebanyak 0% responden menjawab sering
 Sebanyak 40% responden menjawab kadang-kadang
 Sebanyak 60% responden menjawab tidak pernah

xliii
40%

60%

Selalu Sering Kadang-kadang Tidak pernah

Diagram 3.2.27 Tabel hasil kuesioner sikap lansia tentang Diabetes Melitus pertanyaan 7

8. Saya berpartisipasi senam DM yang dilakukan di posbindu/ puskesmas


 Sebanyak 0% responden menjawab selalu
 Sebanyak 0% responden menjawab sering
 Sebanyak 23% responden menjawab kadang-kadang
 Sebanyak 77% responden menjawab tidak pernah

23%

77%

Selalu Sering Kadang-kadang Tidak pernah

Diagram 3.2.28 Tabel hasil kuesioner sikap lansia tentang Diabetes Melitus pertanyaan 8

9. Saya berolahraga minimal satu kali dalam seminggu


 Sebanyak 0% responden menjawab selalu
 Sebanyak 0% responden menjawab sering
 Sebanyak 40% responden menjawab kadang-kadang
 Sebanyak 60% responden menjawab tidak pernah

xliv
40%

60%

Selalu Sering Kadang-kadang Tidak pernah

Diagram3.2.29 Tabel hasil kuesioner sikap lansia tentang Diabetes Melitus pertanyaan 9

C. Analisa masalah

NO DATA
1 Data Primer
Hasil Kuisioner: Kesiapan Peningkatan
1 .Dari sejumlah 30 responden,sebanyak 70 % Lansia Manajemen Kesehatan
Dengan DM ( D.0112 ) pada lansia
2 . Sebanyak 17% Lansia dengan DM usia 65 th didesa setia darma
3 . Sebanyak 13% lansia dengan DM usia 66 th
4 . Sebanyak 20% lansia dengan DM usia 67 th
5 . Sebanyak 10% lansia dengan DM usia 68 th
6 . Sebanyak 20 % lansia dengan DM usia 69 th
7 . Sebanyak 20 % lansia dengan DM usia 70 th
8 . Sebanyak 43 % lansia dengan DM berpendidikan SMA
9 . Sebanyak 17 % lansia dengan DM dengan jenis kelamin
laki-laki 57 %
10 . Sebanyak 13 % lansia dengan DM dengan jenis
kelamin
perempuan 43 %
11 . Sebanyak 30 % lansia dengan DM pekerjaannya
Wiraswasta

Data Primer Risiko

xlv
Hasil Wawancara : ketidakseimbangan kadar
1. Dari hasil wawancara Riwayat DM dikeluarga Glukosa darah ( D.0038 )
53 % ada dan 47 % tidak ada
2. Sebanyak 27% lansia tidak mendapatkan
pendidikan kesehatan tentang DM
3. Sebanyak 73 % lansia pernah mendapatkan
pendidikan kesehatan tentang DM
4. Sebanyak 55 % lansia benar mengetahui
tentang pengetahuan kesehatan DM
5. Sebanyak 45 % lansia salah mengetahui
tentang pengetahuan kesehatan DM
6. Sebanyak 64 % lansia kadang-kadang
mengkonsumsi gula lebih dari 12 sendok
perhari
7. Sebanyak 73 % lansia tidak pernah melakukan
kunjungan konsultasi gizi
8. Sebanyak 60% lansia tidak pernah ikut
kegiatan sosialisasi mengenai DM
diposbindu/puskesmas
Data Primer Kesiapan Peningkatan
Hasil Kuisioner Pengetahuan ( D.0113 )
1. Sebanyak 77 % lansia mengetahui Pengertian dari pada lansia di desa setia
DM darma
2. Sebanyak 70 % lansia mengetahui pola makan yang
salah dan kurangnya aktifitas fisik adalah faktor
pencetus timbulnya DM
3. Sebanyak 57% lansia mengetahui tentang pola
makan yang tidak sehat di usia muda bukan
penyebab dari timbulnya DM
4. Sebanyak 67 % lansia Mengetahui pola makan
yang baik merupakan salah satu tindakan
pencegahan dari penyakit DM
5. Sebanyak 76 % lansia mengetahui tentang

xlvi
mengkonsumsi minuman bersoda, dan simpan
minuman pemanis secara berlebihan tidak
meningkatkan kadar gula darah
6. Sebanyak 63 % lansia mengetahui bahwa
mengkonsumsi makanan yang berlemak tinggi
secara berlebihan tidak berpengaruh pada
timbulnya DM
7. Sebanyak 60% lansia mengetahui jika sering
haus ,lapar dan BAK merupakan tanda gejala
diabetes
8. Sebanyak 89% lansia mengetahui tentang
pengaturan jumlah makan,jenis makanan dan
jadwal yang baik dapat mengurangi risiko
terjadinya penyakit DM
9. Sebanyak 57 % lansia mengetahui jika DM dapat
disembuhkan
10. Sebanyak 75% lansia mengetahui jika gemetaran
dan berkeringat merupakan tanda tingginya kadar
gula darah

D. Skoring dan Prioritas Masalah

No Diagnosa Keperawatan Pentingnya Perubahan Penyelesaian Score


Penyelesaian Positif untuk
masalah untuk peningkatan
1 . Rendah penyelesaia kualitas hidup
2 . Sedang n di 0 . Tidak ada
3 . Tinggi komunitas 1 .Rendah
0 .Tidak ada 2 . Sedang
1 .Rendah 3 . Tinggi
2 .Sedang
3 .Tinggi

xlvii
1 Kesiapan Peningkatan 3 3 3 9
manajemen kesehatan
( D.0112 ) pada lansia didesa
setia darma
2 Risiko Ketidakseimbangan 3 3 2 8
Kadar Glukosa darah
( D.0038 ) pada lansia didesa
setia darma
3 Kesiapan Peningkatan 3 3 3 9
Pengetahuan ( D.0113 ) pada
lansia didesa setia darma

E. DIAGNOSA KEPERAWATAN SESUAI PRIORITAS


Setelah dilakukan Analisa data,scoring dan memproritas masalah didapatkan 3
diagnosa yaitu :
1 . Kesiapan Peningkatan Manajemen Kesehatan ( D.0112 ) pada lansia
Didesa Darma
2 . Risiko Ketidakseimbangan Kadar Glukosa Darah ( D.0038 ) pada
Lansia didesa darma
3 . Kesiapan Peningkatan Pengetahuan ( D.0113 ) pada lansia didesa
Darma.

xlviii
F. Intervensi Keperawatan

No Diagnosa Tujuan dan Kriteria Hasil Intervensi Keperawatan


Keperawatan

1 Kesiapan Setelah dilakukan Edukasi Kesehatan ( I.12383 )


Peningkatan pendidikan kesehatan, Observasi
Manajemen maka manajemen -Identifikasi kesiapan dan
Kesehatan kesehatan (L.12104) kemampuan menerima informasi
( D.0112 ) meningkat dengan kriteria - Identifikasi faktor-faktor yang tepat
hasil: meningkatkan dan menurunkan
1 . Melakukan tindakan motivasi perilaku hidup bersih dan
untuk mengurangi faktor sehat
risiko meningkat. Terapetik
2 . Menerapkan program -Sediakan materi dan media
perawatan meningkat pendidikan kesehatan
3 . Aktivitas hidup sehari- -jadwalkan pendidikan kesehatan
hari efektif memenuhi sesuai kesepakatan
tujuan kesehatan -Berikan kesempatan untuk bertanya
meningkat Edukasi
4 . Vervalisasi kesulitan -Jelaskan faktor risiko yang dapat
dalam menjalani program mempengaruhi kesehatan
perawatan/pengobatan Ajarkan perilaku hidup bersih dan
menurun sehat
-Ajarkan strategi yang dapat
digunakan untuk meningkatkan
perilaku hidup bersih dan sehat
2 Risiko Setelah dilakukan Managemen Hiperglikemia (I.03115 )
Ketidakseimbangan pendidikan kesehatan, Observasi
kadar glukosa maka kestabilan kadar -Identifikasi kemungkinan penyebab
darah ( D.0038 ) glukosa darah meningkat hiperglikemia
dengan kriteria hasil : -Identifikasi situasi yang
(L.03022 ) menyebabkan kebutuhan insuli

xlix
1.Mengantuk menurun meningkat
2.Pusing menurun -Monitor kadar glukosa darah jika
3.Kadar glukosa darah perlu
membaik -Monitor tanda dan gejala
hiperglikemia
-Monitor intake dan output cairan
-Monitor keton urin,kadar analisa gas
darah,elektrolit,tekanan darah
ortostatik dan frekuensi nadi
Terapeutik
-Berikan asupan cairan oral
-Konsultasi dengan medis jika tanda
dan gejala hiperglikemia tetap ada
atau memburuk
-Fasilitas ambulasi jika ada hipotensi
Edukasi
-Anjurkan mengjindari olahraga saat
kadar glukosa darah lebih dari
250mg/dl
Asnjurkan mpnitor kadar glujosa
darah secara mandiri
-anjurkan indikasi dan pentingnya
pengujian keton urin jika perlu
Kolaborasi
-kolaborasi pemberian insulin jika
perlu
-Kolaborasi pemberian cairan iv jika
perlu
-Kolaborasi pemberian kalium jika
perlu
3 Kesiapan Setelah dilakukan Edukasi Kesehatan ( I.12383 )
Peningkatan pendidikan kesehatan, Observasi
Pengetahuan maka status tingkat -Identifikasi kesiapan dan kemapuan

l
(D.0113 ) pengetahuan meningkat menerima informasi
dengan ktiteria hasil : -Identifikasi faktor-faktor yang dapat
( L.12111) meningkatkan dan menurunkan
1.Kemampuan motovasi perilaku hidup bersih dan
menjelaskan pengetahuan sehat
tentang suatu topik Terapeutik
meningkat -sediakan materi dan media
2.Kemapuan pendidikan kesehatan
menggambarkan Jadwalkan pendidikan kesehatan
pengalaman sebelumnya sesuai kesepakatan
yang sesuai dengan topik -Berikan kesempatan untuk bertanya
meningkat Edukasi
3.Perilaku sesuai dengan -Jelaskan faktor-faktor yang dapat
pengetahuan meningkat mempengaruhi kesehatan
-Ajarkan perilaku hidup bersih dan
sehat
-Ajarkan srategi yang dapat
digunakan untuk meningkatkan
perilaku hidup bersih dan sehat

G. POA

No Masalah TUJUAN Kegiat Sasaran Waktu Tempat Sumber MEDIA Penanggu


keperawatan an dana ng jawab
Kesiapan Klien Memb Lansia Tgl 7 Di Swaday Laptop,int mahasisw
peningkatan mampu erikan didesa Maret lapangan a ernet dan a
Manajemen meningkat penjel setia 2023 serbagun mahasis acces,
kesehatan kan asan darma a desa. wa leaflet,
( D.0112 ) manajeme menge materi
pada lansia n nai ppt.
didesa darma kesehatan keseha
tan

li
lansia.

H. Laporan Pendahuluan

LAPORAN PENDAHULUAN
IMPLEMENTASI KEPERAWATAN:
PENYULUHAN KESEHATAN TENTANG DM PADA LANSIA

A. LATAR BELAKANG
Lansia merupakan seseorang yang telah memasuki usia 60 tahun keatas. Lansia
merupakan kelompok umur pada manusia yang telah memasuki tahapan akhir dari
fase kehidupannya. Kelompok yang dikategorikan lansia ini akan terjadi suatu proses
yang disebut Aging Process atau proses penuaan. Usia lanjut sebagai tahap akhir
siklus kehidupan merupakan tahap perkembangan normal yang akan dialami oleh
setiap individu yang mencapai usia lanjut. Hal tersebut merupakan suatu kenyataan
yang tidak dapat dihindari oleh setiap manusia (Notoatmodjo, 2014). Dengan
bertambahnya umur, fungsi fisiologis mengalami penurunan akibat proses penuaan
sehingga penyakit tidak menular banyak muncul pada lanjut usia.
Diabetes melitus (DM) merupakan sekumpulan penyakit dari hambatan metabolik
yang ditandai dengan meningkatnya kadar gula darah didalam darah (hiperglikemia)
disebabkan oleh rusaknya sekresi insulin, kerja insulin, maupun keduanya. (Smeltzer,
2013, p.211). Menurut International Diabetes Federation (IDF) pada tahun 2017,
penderita diabetes melitus didunia mencapai 424,9 juta jiwa dan diperkirakan ditahun
2045 penderita diabetes militus didunia akan mencapai 628,6 juta jiwa. Indonesia
menempati urutan ke enam dunia setelah Tiongkok, India, Amerika Serikat, Brazil
dan Meksiko, dengan jumlah penyandang Diabetes di Indonesia usia 20-79 tahun
sekitar 10,3 juta orang. Diperkirakan angka tersebut akan terus mengalami kenaikan
hingga mencapai 16,7 juta jiwa pada tahun 2045. (IDF, 2017). Menurut hasil data dari
InfoDATIN tahun 2018, prevalensi DM di Asia Tenggara dari tahun 1980 sebesar
4,1% atau sekitar 17 juta manusia, dan mengalami peningkatan di tahun 2014 sebesar
8,6% atau sekitar 96 juta manusia. (InfoDATIN, 2018).
Menurut hasil Data dari Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas), prevalensi DM di
Indonesia berdasarkan pemeriksaan darah pada penduduk tahun tahun 2013 sebesar
6,9% dan mengalami peningkatan pada tahun 2018 sebesar 10,9%. Di Jawa Barat

lii
sendiri prevalensi diabetes melitus berdasarkan diagnosis dokter pada penduduk di
tahun 2013 sebesar 1,3% dan mengalami peningkatan pada 2 tahun 2018 sebesar
1,8%. (Riskesdas, 2018). Menurut hasil data dari profil kesehatan kota Bekasi tahun
2014, diabetes melitus masuk kedalam dua terbesar penyakit tidak menular. Tahun
2014 penderita diabetes melitus (E14) berjumlah 493 kasus (2,6%), (Profil Kesehatan
Kota Bekasi, 2014). Menurut riset Open Data Jabar tahun 2019-2020, jumlah
penderita diabetes melitus di Kabupaten Bekasi adalah sebanyak 89.055-242.169
orang. Berdasarkan data tersebut, diabetes melitus tentunya menjadi hal yang perlu
diperhatikan karena angka kejadian yang tergolong tinggi.
Musyawarah masyarakat desa merupakan suatu kegiatan yang dilakukan oleh
masyarakat desa untuk menyampaikan permasalahan yang terjadi di desa serta
menentukan solusi pemecahan masalah. Dalam permenkes nomor 8 tahun 2019
tentang pemberdayaan masyarakat di bidang kesehatan, menyatakan bahwa
musyawarah desa adalah salah satu bentuk penyelenggaraan pemberdayaan
masyarakat. Melalui musyawarah diharapkan dapat menyelesaikan masalah kesehatan
yang ada di desa terutama masalah kesehatan (Nurafifah, 2020).

B. Diagnosa Keperawatan
SDKI : (D.0112) Kesiapan Peningkatan Manajemen Kesehatan pada lansia didesa
Darma
Tujuan Umum
Setelah dilakukan pendidikan kesehatan tentang Peningkatan Manajemen Kesehatan
pada lansia, diharapkan tingkat kesadaran akan dampak buruk diabetes bagi kesehatan
lansia meningkat.
Tujuan Khusus
Setelah dilakukan pendidikan kesehatan tentang bahaya diabetes melitus , diharapka
sasaran mampu :
1) Mampu menjelaskan faktor risiko yang dapat mempengaruhi kesehatan
2) Melakukan tindakan untuk mengurangi faktor risiko penyakit.
3) Menerapkan program perawatan tentang diabetes melitus.
4) Aktivitas hidup sehari-hari efektif untuk memenuhi tujuan kesehatan.
5) Mampu mengatasi kesulitan dalam menjalani program perawatan/pengobatan.
Luaran Keperawatan : (L.12104) manajemen kesehatan
SIKI : ( I.12383 ) Edukasi Kesehatan
liii
Ajarkan strategi yang dapat digunakan untuk meningkatkan perilaku hidup bersih dan
sehat pada lansia didesa setia darma.

SDKI : (D.0038) Risiko Ketidakseimbangan Kadar Glukosa Darah pada Lansia


didesa Darma
Tujuan Umum
Setelah dilakukan pendidikan kesehatan tentang Risiko Ketidakseimbangan Kadar
Glukosa Darah maka kestabilan kadar glukosa darah lansia didesa Darma meningkat
Tujuan Khusus
Setelah dilakukan pendidikan kesehatan tentang bahaya Ketidakseimbangan kadar
glukosa darah, diharapka sasaran mampu :
1) Menyebutkan apa saja yang harus dilakukan bila merasakan kantuk yang berlebih
2) Mengecek secara rutin kadar glukosa dalam darah kepada petugas kesehatan di
puskesmas setempat
3) Menyebutkan makanan atau minuman apa saja yang memicu naiknya kadar
glukosa dalam darah.
Luaran Keperawatan : (L.03022 ) kestabilan kadar glukosa darah
SIKI : (I.03115) Managemen Hiperglikemia
Anjurkan menghindari olahraga saat kadar glukosa darah lebih dari 250mg/dl
Anjurkan monitor kadar glukosa darah secara mandiri

SDKI : (D.0113) Kesiapan Peningkatan Pengetahuan pada lansia didesa Darma.


Tujuan Umum
Setelah dilakukan pendidikan kesehatan tentang Kesiapan Peningkatan Pengetahuan
pada lansia didesa Darma maka status tingkat pengetahuan meningkat
Tujuan Khusus
Setelah dilakukan pendidikan kesehatan tentang Kesiapan Peningkatan Pengetahuan
pada lansia didesa Darma, diharapka sasaran mampu :
1) Mampu menjelaskan pengetahuan tentang diabetes melitus
2) Mampu menjelaskan faktor-faktor yang dapat meningkatkan dan menurunkan
motivasi perilaku hidup bersih dan sehat

Luaran Keperawatan : (L.12111) Tingkat Pengetahuan

SIKI : ( I.12383 ) Edukasi Kesehatan

liv
Jelaskan faktor-faktor yang dapat mempengaruhi kesehatan

Ajarkan perilaku hidup bersih dan sehat

Ajarkan srategi yang dapat digunakan untuk meningkatkan perilaku hidup bersih dan
sehat

C. Metode
Metode yang digunakan adalah pendidikan kesehatan dan tanya jawab
D. Media
Lembar balik, video, leaflet
E. Waktu dan tempat
Hari : Selasa
Tanggal : 7 Maret 2023
Tempat : Lapangan Serbaguna Desa
F. Persiapan
1) Lingkungan : diatur sehingga memudahkan pada saat dilakukan pendidikan kesehatan
2) Mahasiswa mempersiapkan media dan materi yang digunakan dalam demonstrasi
3) Pelaksanaan:
No Kegiatan Waktu
1 Fase Orientasi 5 Menit
- Mengucapkan salam, memulai dengan cara
yang baik
- Menanyakan keadaan partisipan hari ini
- Menjelaskan tujuan dan kontrak waktu
2 Fase Kerja 45 menit
a. Menjelaskan pengertian manajemen kesehatan
b. Menjelaskan pengertian dari diabetes melitus
c. Menjelaskan penyakit akibat penyakit diabetes
melitus
d. Menjelaskan cara mengatasi bila kadar glukosa
dalam darah meningkat
e. Menampilkan video tentang diabetes melitus
f. Memberikan kesempatan kepada partisipan

lv
untuk bertanya
g. Menjawab pertanyaan peserta
3 Fase Terminasi 5 Menit
- Menyimpulkan hasil materi penyuluhan
- Memberikan evaluasi kegiatan secara lisan
- Mengakhiri kontrak pertemuan hari ini
- Mengucapkan salam penutup

G. Kriteria Evaluasi
1. Struktur
a. Adanya kontrak dan kesepakatan dengan lansia di desa Darma
b. Adanya persiapan yang baik terkait tempat dan perlengkapan lainnya
c. Adanya permohonan izin dari pejabat desa setempat
2. Proses
a. Semua peserta mengikuti kegiatan dari awal sampai akhir
b. Peserta antusias dan aktif mengikuti kegiatan
c. Peserta memberikan respon berupa pertanyaan dan masukan
3. Hasil
a. Partisipan mampu menyebutkan pengertian diabetes mellitus
b. Partisipan mampu menyebutkan 3 kandungan berbahaya dari rokok
c. Partisipan mampu menyebutkan penyakit yang di sebabkan dari merokok

JAKARTA, 07 – 03 - 2023
Supervisor Mahasiswa

lvi
BAB IV

PENUTUP

A. Kesimpulan

lvii
DAFTAR PUSTAKA

lviii

Anda mungkin juga menyukai