Di Susun Oleh:
JAKARTA
2023
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kami ucapkan kehadirat Allah SWT SWT yang telah memberikan
rahmat serta hidayah-Nya kepada kita semua, sehingga berkat karunia-Nya penulis dapat
wilayah Setia Darma II Tambun Selatan. Dalam penyusunan tugas ini penulis tidak lupa
mengucapkan terima kasih banyak pada semua pihak yang telah membantu dalam
menyelesaikan makalah ini sehingga penulis dapat menyelesaikan nya. Maka dari itu penulis
mengucapkan banyak terimakasih atas segala dukungan yang diberikan untuk menyelesaikan
makalah ini.
Penulis menyadari bahwa tugas ini masih jauh dari kesempurnaan. penulis akan sangat
berterima kasih dan menerima dengan senang hati masukan, kritik dan saran dari pembaca
Harapan penulis semoga tugas ini bermanfaat bagi kita semua dan semoga amal
Penulis
i
DAFTAR ISI
A. Latar belakang
ii
B. Komunitas merupakan
kelompok sosial yang
tinggal dalam suatu
C. tempat yang saling
berinteraksi atau
berkomunikasi antar satu
sama lain.
D. Komunitas adalah
kelompok masyarakat yang
tinggal di suatu lokasi atau
E. tempat yang sama
dengan pemerintahan
yang sama (Swarjana,
2016).
F. Kesehatan yang optimal
dalam keperawatan
iii
komunitas lebih
menekankan
G. pada upaya
peningkatan kesehatan
dan pencegahan terhadap
berbagai
H. gangguan kesehatan dan
keperawatan dalam upaya-
upaya pengobatan dan
I. perawatan serta
pemulihan bagi yang
sedang menderita penyakit
maupun
J. dalam kondisi pemulihan
terhadap penyakit (Harefa &
Jelita, 2019). Menurut
iv
K. UU RI No. 38 tahun 2014
tentang Keperawatan,
keperawatan adalah
kegiatan
L. pemeberian asuhan
kepada individu, keluarga,
kelompok, atau masyarakat,
M. baik dalam keadaan sakit
maupun sehat
N. Komunitas merupakan
kelompok sosial yang
tinggal dalam suatu
O. tempat yang saling
berinteraksi atau
berkomunikasi antar satu
sama lain.
v
P. Komunitas adalah
kelompok masyarakat yang
tinggal di suatu lokasi atau
Q. tempat yang sama
dengan pemerintahan
yang sama (Swarjana,
2016).
R. Kesehatan yang optimal
dalam keperawatan
komunitas lebih
menekankan
S. pada upaya
peningkatan kesehatan
dan pencegahan terhadap
berbagai
vi
T. gangguan kesehatan dan
keperawatan dalam upaya-
upaya pengobatan dan
U. perawatan serta
pemulihan bagi yang
sedang menderita penyakit
maupun
V. dalam kondisi pemulihan
terhadap penyakit (Harefa &
Jelita, 2019). Menurut
W. UU RI No. 38 tahun 2014
tentang Keperawatan,
keperawatan adalah
kegiatan
vii
X. pemeberian asuhan
kepada individu, keluarga,
kelompok, atau masyarakat,
Y. baik dalam keadaan sakit
maupun sehat
Komunitas merupakan kelompok sosial yang tinggal dalam suatu tempat yang
saling berinteraksi atau berkomunikasi antar satu sama lain. Komunitas adalah kelompok
masyarakat yang tinggal di suatu lokasi atau tempat yang sama dengan pemerintahan
yang sama (Swarjana, 2016). Kesehatan yang optimal dalam keperawatan komunitas
lebih menekankan pada upaya peningkatan kesehatan dan pencegahan terhadap berbagai
gangguan kesehatan dan keperawatan dalam upaya-upaya pengobatan dan perawatan
serta pemulihan bagi yang sedang menderita penyakit maupun dalam kondisi pemulihan
terhadap penyakit (Harefa & Jelita, 2019). Menurut UU RI No. 38 tahun 2014 tentang
Keperawatan, keperawatan adalah kegiatan pemeberian asuhan kepada individu,
keluarga, kelompok, atau masyarakat. baik dalam keadaan sakit maupun sehat.
Lansia merupakan seseorang yang telah memasuki usia 60 tahun keatas. Lansia
merupakan kelompok umur pada manusia yang telah memasuki tahapan akhir dari fase
kehidupannya. Kelompok yang dikategorikan lansia ini akan terjadi suatu proses yang
disebut Aging Process atau proses penuaan. Usia lanjut sebagai tahap akhir siklus
kehidupan merupakan tahap perkembangan normal yang akan dialami oleh setiap
viii
individu yang mencapai usia lanjut. Hal tersebut merupakan suatu kenyataan yang tidak
dapat dihindari oleh setiap manusia (Notoatmodjo, 2014). Dengan bertambahnya umur,
fungsi fisiologis mengalami penurunan akibat proses penuaan sehingga penyakit tidak
menular banyak muncul pada lanjut usia.
ix
adalah salah satu bentuk penyelenggaraan pemberdayaan masyarakat. Melalui
musyawarah diharapkan dapat menyelesaikan masalah kesehatan yang ada di desa
terutama masalah kesehatan (Nurafifah, 2020).
B. TUJUAN
1. Tujuan Intruksional Umum
Setalah dilaksanakan kegiatan praktik klinik keperawatan stase komunitas diharapkan
mahasiswa mampu menerapkan upaya pemecahan masalah kesehatan masyarakat pada
tingkat komunitas dengan pendekatan proses keperawatan.
2. Tujuan Intruksional Khusus
Setelah melaksanakan kegiatan praktik klinik keperawatan stase komunitas,
diharapkan mahasiwa mampu:
a. Melakukan pengkajian keperawatan komunitas
b. Mengidentifikasi masalah kesehatan komunitas berdasarkan data yang diperoleh.
c. Menyusun perencanaan keperawatan komunitas, meliputi memprioritaskan
masalah, perumusan tujuan dan intervensi.
d. Melaksanakan perencanaan dengan kesepakatan masyarakat.
e. Mengimplementasikan rencana yang telah dibuat sesuai dengan agregat.
f. Melakukan evaluasi terhadap pencapain tujuan sesuai waktu yang telah ditetapkan.
C. MANFAAT
1. Masyarakat Desa Setia Darma
x
Memberikan informasi mengenai demografi, jumlah populasi, kesehatan lingkungan,
pendidikan, keselamatan dan permasalahan kesehatan yang ada serta pelayanan sosial
atau kegiatan sosial kemasyarakatan.
2. Puskesmas
Memberikan informasi mengenai status kesehatan dan kegiatan- kegiatan kesehatan
serta sosial kemasyarakatan yang ada di masyarakat Desa Setia Darma Kecamatan
Tambun Selatan.
3. Mahasiswa
Menambah pengetahuan dan pengalaman secara langsung dalam memberikan asuhan
keperawatan baik individu, keluarga, kelompok dan komunitas di Desa Setia Darma
Kec. Tambun Selatan.
D. STRATEGI
Beberapa strategi yang dilakukan dalam penerapan asuhan keperawatan komunitas, dapat
duraikan sebagai berikut:
1. Penjajakan umum (MMD 1)
a. Pendekatan dan penjelasan program Kuliah Kesehatan Komunitas
b. Masyarakat kepada pihak berwenang dan yang terkait diantaranya tokoh
masyarakat meliputi seluruh perangkat desa dan puskesmas. Kegiatan ini
dilaksanakan dalam musyawarah masyarakat desa 1 (MMD 1).
c. Orientasi wilayah. Mahasiswa melakukan survei batas-batas wilayah Desa Setia
Darma Kec. Tambun Selatan.
d. Pengambilan data dan sampel. Pertemuan dengan masyarakat dengan tujuan
menganalisa hasil pendataan untuk menemukan permasalahan kesehatan yang ada
serta mencari solusi atas temuan yang ada titik. Kegiatan ini dilakukan dengan
melibatkan tokoh masyarakat dan pihak puskesmas untuk menyamakan persepsi
terhadap permasalahan yang ada. Menetapkan prioritas pemecahan masalah yang
ditemukan pada MMD ini diharapkan ada kesepakatan tentang rencana tindakan
yang akan dilakukan. Pengumpulan data dilakukan melalui:
1) Wawancara dan observasi lingkungan pemukiman penduduk secara
keseluruhan dengan cara mendatangi setiap rumah.
2) Wawancara dengan para tokoh masyarakat dan pencarian data sekunder di
Puskesmas Desa Setia Darma Kec. Tambun Selatan
xi
3) Memperoleh data sekunder dari Puskesmas.
2. Evaluasi (MMD 2)
Kegiatan musyawarah mufakat desa yang kedua ini memaparkan hasil dari proses
pengkajian dan pengolahan data yang sudah didapatkan serta rencana yang akan
diimplementasikan untuk menyelesaikan masalah tersebut. Kemudian dilanjutkan
dengan sesi diskusi terhadap masalah yang sudah dipaparkan.
3. Evaluasi (MMD 3)
Mengevaluasi program Kuliah Kerja Kesehatan Masyarakat yang sudah, belum, atau
masih berjalan kepada pihak berwenang dan yang terkait diantaranya tokoh
masyarakat meliputi seluruh perangkat desa dan puskesmas. Kegiatan ini
dilaksanakan dalam musyawarah masyarakat desa.
E. RUANG LINGKUP
Ruang lingkup program Praktik Klinik Keperawatan Stase Komunitas ini berada di
wilayah Desa Setia Darma Kec. Tambun Selatan.
BAB II
TINJAUAN TEORI
xii
Lansia merupakan seseorang yang telah mamasuki usia 60 tahun atas. Lansia
merupakan kelompok umur pada manusia yang telah memasuki tahapan akhir dari
fase kehidupannya. Kelompok yang menggabungkan lansia ini akan terjadi suatu
proses yang disebut Penuaan Process atau proses penuaan (Notoatmodjo, 2014).
Lansia merupakan perkembangan individu pada tahap Msebagai tua dengan batasan
usia >60 tahun. Lansiamerupakan keadaan dimana seseorang mengalami Tahapan
kegagalandalsaya mempertahankan keseimbangan terhadap kondisi menekankan
fisiologi dengan jangka waktu 10 tahun. Menurut Azizah & Hartanti (2016) lansia
Sayarupakan individu yang akan mengalami kemunduran fisik, mental serta sosial
secara bertahap dengan batasan usia di atas 60 tahun.
2. Batasan-batasan
Lansia Menurut data World Hkesehatan Organisasi (SIAPA), batasan lansia antara
lain:
A. Middle age (Usia pertengahan), rentan usiai 45-59 tahun
B. Lansia (Lanjutiusia), rentan usia 60-74 tahun.
C. Old (Usia tua) rentan usia 75-90 tahun.
D. Very old (Usia sangat tua), rentan usia >90 tahun.
3. Perubahan-perubahan yang terjadi pada Lansia
Penelitian oleh Azizah (2014) secara degeneratif berikut dengan bertambahnya usia
fungsi tubuh akan mengalami perubahan. Selain perubahan fisik, di proses penuaan
juga mengalami perubahan pada kognitif, sosial dan seksual. Perubahan-perubahan
tersebut antara lain:
A. Perubahan Fisik.
1) Terjadi gangguan pada sistem indera pada lansia usia >60 tahun yaitu
prebiakusis.
2) Dengan bertambahnya usia, akan mengalami perubahan pada sistem integumen
yaitu, akan mengalami atropi pada kulit lansia, mulai keriput, tidak elastis dan
kering yang disebabkan karena kekurangan cairan pada bercak bercak dan tipis.
xiii
Penurunan fungsi kardiovaskular dapat berisiko tinggi penyebab penyakit
kardiovaskular. Kongestif Jantung Failur (CHF) dan Hipertensi merupakan
penyakit kardiovaskular yang sering mengalami lansia.
2) Sistem Respirasi
Pernafasan bekerja lebih cepat yang dapat disebabkan oleh obstruksi jalan nafas
dan gagal jantung.
3) Pencernaan dan Metabolisme
Menurunnya fungsi indera pengecap dan kepekaan lapar Serta kehilangan gigi.
4) Sistem Perkemihan
Laju filtrasi, eksresi dan reabsorbsi oleh ginjal menurun.
5) Sistem Saraf
Penurunan koordinasi saat melakukan aktivitas fisik sehari-hari yang disebabkan
adanya sistem anatomi dan atropi yang mengalami perubahan pada serat saraf
lansia.
xiv
Diabetes tipe ini terjadi karena akibat kerusakan sel autoimun atau destruksi sel
beta di pankreas. kerusakan ini berakibat pada keadaan defisiensi insulin yang
terjadi secara absolut. Penyebab dari kerusakan sel beta antara lain autoimun dan
idiopatik.
b. Diabetes Melitus Tipe 2
Diabetes tipe 2 terjadi karena akibat hilangnya sekresi insulin sel-b secara
progresif sering dengan latar belakang resistensi insulin. Dalam masalah ini terjadi
insulin dalam jumlah yang cukup tetapi tidak dapat bekerja secara optimal
sehingga menyebabkan kadar gula dalam darah meningkat. Defisiensi insulin juga
dapat terjadi secara relatif pada penderita DM tipe 2 dan sangat mungkin untuk
menjadi defisiensi insulin absolut.
c. Diabetes Melitus Gestasional
Diabetes tipe ini merupakan diabetes yang dialami oleh ibu hamil, biasanya terjadi
pada trimester kedua atau ketiga kehamilan.
d. Jenis Diabetes Tertentu Karena Sebab Lain
Diabetes tipe ini merupakan diabetes yang disebabkan dari sebab lain atau
penyakit lain. misalnya sindrom diabetes monogenik (seperti diabetes neonatal
dan diabetes usia muda), penyakit pankreas eksokrin (seperti fibrosis kistik dan
pankreatitis), dan obat- atau diabetes yang diinduksi bahan kimia (seperti dengan
penggunaan glukokortikoid, dalam pengobatan HIV / AIDS, atau setelah
transplantasi organ).
xv
dapat meningkatkan kemungkinan kelebihan berat badan atau obesitas, terutama di
kalangan anak-anak.
Faktor resiko diabetes tipe 1 Secara umum disepakati bahwa diabetes tipe 1
adalah hasil dari interaksi yang kompleks antara gen dan faktor lingkungan, meskipun
tidak ada faktor risiko lingkungan tertentu yang terbukti menyebabkan sejumlah besar
kasus. Mayoritas diabetes tipe 1 terjadi pada anak-anak dan remaja.
5. Laboraturium Penunjang DM
Menurut Decroli, 2019 Diagnosis DM ditegakkan atas dasar pemeriksaan
kadar glukosa darah. Penggunaan darah vena ataupun kapiler tetap dapat
dipergunakan dengan memperhatikan angka-angka kriteria diagnostik yang berbeda
sesuai pembakuan oleh WHO. Kecurigaan adanya diabetes tipe 2 perlu dipikirkan
apabila terdapat keluhan klasik berupa; poliuria, polidipsia, polifagia, dan penurunan
berat badan yang tidak dapat dijelaskan sebabnya. Keluhan lain dapat berupa: lemah
badan, kesemutan, gatal, mata kabur, disfungsi ereksi pada pria, serta pruritus vulvae
pada wanita.
xvi
1. Jika keluhan klasik ditemukan, maka pemeriksaan glukosa plasma sewaktu >200
mg/dL. Glukosa plasma sewaktu merupakan hasil pemeriksaan sesaat pada suatu hari
tanpa memperhatikan waktu makan terakhi
2. Kadar gula plasma 2 jam pada TTGO > 200 mg/dL (11,1 mmol/L) TTGO yang
dilakukan dengan standar WHO, menggunakan beban glukosa yang setara dengan 75
g glukosa anhidrat yang dilarutkan ke dalam air.
3. Pemeriksaan glukosa plasma puasa ≥ 126 mg/dL dengan adanya keluhan klasik.
Puasa diartikan pasien tak mendapat kalori tambahan sedikitnya 8 jam 4. Pemeriksaan
HbA1c (>6.5%) oleh ADA 2011 sudah dimasukkan menjadi salah satu kriteria
diagnosis DM, jika dilakukan pada sarana laboratorium yang telah terstandarisasi
dengan baik.
7. Komplikasi
Bila diabetes tidak ditangani dengan baik, akan timbul komplikasi yang
mengancam kesehatan dan membahayakan nyawa. Komplikasi akut merupakan
penyebab utama kematian, biaya dan kualitas hidup yang buruk. Glukosa darah yang
sangat tinggi dapat memiliki dampak yang mengancam jiwa jika memicu kondisi
seperti ketoasidosis diabetik pada tipe 1 dan 2, dan koma hiperosmolar pada tipe 2.
Seiring waktu diabetes dapat merusak jantung, pembuluh darah, mata, ginjal, dan
xvii
saraf, serta meningkatkan risiko penyakit jantung dan stroke. Kerusakan seperti itu
dapat mengakibatkan berkurangnya aliran darah, yang - dikombinasikan dengan
kerusakan saraf di kaki - meningkatkan kemungkinan terjadinya ulkus kaki, infeksi,
dan kebutuhan akhirnya untuk amputasi anggota badan. Diabetes gestasional
meningkatkan risiko beberapa hasil yang merugikan untuk ibu dan keturunan selama
kehamilan, persalinan dan segera setelah melahirkan . Kombinasi dari peningkatan
prevalensi diabetes dan peningkatan masa hidup pada banyak populasi dengan
diabetes dapat menyebabkan perubahan spektrum jenis morbiditas yang menyertai
diabetes (WHO, 2016).
8. Penatalaksanaan
Tujuan penatalaksanaan secara umum menurut Decroli, 2019 adalah
meningkatkan kualitas hidup penyandang diabetes. Tujuan penatalaksanaan meliputi :
1. Tujuan jangka pendek: menghilangkan keluhan DM, memperbaiki kualitas hidup,
dan mengurangi risiko komplikasi akut. 2. Tujuan jangka panjang: mencegah dan
menghambat progresivitas penyakit mikroangiopati dan makroangiopati. 3. Tujuan
akhir pengelolaan adalah turunnya morbiditas dan mortalitas DM. Untuk mencapai
tujuan tersebut perlu dilakukan pengendalian glukosa darah, tekanan darah, berat
badan, dan profil lipid, melalui pengelolaan pasien secara komprehensif.
Penatalaksanaan DM dimulai dengan menerapkan pola hidup sehat bersamaan dengan
intervensi farmakologis 19 dengan obat anti hiperglikemia secara oral dan/atau
suntikan. Edukasi dengan tujuan promosi hidup sehat, perlu selalu dilakukan sebagai
bagian dari upaya pencegahan dan merupakan bagian yang sangat penting dari
pengelolaan DM secara holistik.
BAB III
xviii
a. Desa Setia Darma kecamatan Tambun Selatan, Kabupaten Bekasi memiliki batas
wilayah :
Utara : Desa Mekarsari
Selatan : Desa Lambang sari
Timur : Desa Tambun
Barat : Desa Jatimulya
b. Peta wilayah
xix
darma sakit bisa memeriksakan diri ke praktik dokter, puskesmas dan rumah
sakit terdekat yaitu Hermina Granwisata.
c. Karakteristik Penduduk
Sebagian Besar penduduk Desa Setia Darma tinggal menetap dan bekerja
sebagai karyawan swasta dan pedagang. Mayoritas masyarakat desa setia
darma beragama Islam.
3. Fasilitas Umum
Fasilitas Umum di Desa Seti darma Terdapat 17 masjid/mushola. Fasilitas sekolah
terdapat 3 TK, 2 Paud, 3 SD dan 1 tempat bimba. Didesa Setia darma juga terdapat
pasar yaitu pasar Tambun. Posyandu/Posbindu dilkukan di tempat posko posyandu
disetiap wilayah.
4. Hygiene Sanitasi
Kondisi Rumah di desa setia darma cukup bersih dan teratur. Warga bisa mebuang
sampah didepan rumah masing- masing kemudian diangkut oleh petugas sampah
seminggu 2x. pembuangan air limbah diselokan baik. Tidak ada yang tersumbat
dan bebas banjir.
5. Organisasi Masyarkat
Organisasi Masyarakat di Desa Setia darma yaitu terdiri dari kelompok ibu – ibu
PKK, kelompok pengajian Bapak-bapak/ Ibu-ibu, 3 kelompok karang taruna dan
Kelompok Remaja Masjid.
6. Tokoh dan sumber Informasi
Terdapat Kepala Desa setia darma dan perangkat desa lainnya, tokoh Masyarakat,
Ketua RW dan Ketua RT, di Desa Setia darma terdapat tokoh agama, kyai dan
beberapa ustadz/ ustadzah. Terdapat kader Kesehatan 5-7 kader di setiap
posyandu/posbindu.
xx
8. Kejadian Wabah Dalam 1 tahun Terakhir
Tidak terdapat kejadian atau wabah dalam 1 tahun terakhir.
USIA
2.92%
7.29% 11.69%
11.17%
13.83%
16.48%
22.41%
14.21%
0-9thn 10-19 thn 20-30 thn 31-39 thn 40-50 thn 51-65thn 66-75 thn >75thn
Berdasarkan data yang diperoleh, masyarakat desa Setia darma yang berusi 0-9
tahun berjumlah 2.216 orang (12%), 10-19tahun berjumlah 2.623 orang (14%),
20-30 tahun berjumlah 4.249 orang (22%), 31-39 tahun berjumlah 2.695 orang
(14%), 40-50 tahun berjumlah 3.126 orang (17%), 51-65 tahun berjumlah 2.118
orang ( 11%), 66-75 tahun berjumlah 1.383 orang (7%), dan penduduk yang
berusia> 75 tahun sebanyak 553 orang (3%).
xxi
JENIS KELAMIN
49% 51%
Diagram 1.3 Jumlah Penduduk desa Setia Darma Berdasarkan Jenis Kelamin
Jumlah Penduduk Desa Setia Darma sebanyak 18.963 jiwa , laki- laki berjumlah
9.743 jiwa (51%) , perempuan berjumlah 9.220 jiwa (49%).
PENDIDIKAN
1.6% 4.2%
6.0%
19.8%
7.8%
14.7%
24.9%
21.0%
Berdasarkan data yang diperoleh dari Desa setia dama terdapat penduduk yang
belum sekolah sebanyak 800 orang (4%), penduduk yang sedang Paud/Tk
sebanyak 1.133 orang (6%), penduduk tamat SD sebanyak 1.479 orang (8%),
penduduk yang tamat SMP/sederajat sebanyak 2.793 orang (15%), Tamat
SMA/Sederajat sebanyak 3.983 orang (21%), Tamat D3/Sederajat sebanyak 4.728
xxii
orang (25%), Tamat SI/ Sederajat sebanyak 3.743 orang (20%), dan yang tidak
bersekolah sebanyak 300 orang (1%).
5%
9%
ISLAM
24% PROTESTAN
62% KATHOLIK
BUDHA
Berdasarkan data yang diperoleh dari desa Setia darma penduduk yang memeluk
agama islam berjumlah 11.725 orang (62%), yang memeluk agama protestan
sebanyak 4.572 orang (24%), yang memeluk agama katholik sebanyak 1.628 orang
(9%), dan yang memeluk agama budha sebanyak 1.038 orang (5%).
PEKERJAAN
2.4%
11.2%
22.9%
14.4%
13.7%
17.0%
11.7% 6.8%
xxiii
Berdasarkan data yang diperoleh penduduk yang bekerja sebagai karyawan swasta
sebanyak 4.349 orang (23%), sebagai pegawai negeri sebanyak 3.226 orang (17%),
sebagai buruh sebanyak 1.283 orang (7%), sebagai pedagang sebanyak 2.218 orang
(12%), sebagai wiraswasta sebanyak 2.595 orang (14%), ibu rumah tangga
sebanyak 2.723 orang (14%), sebagai sopir sebanyak 2.116 orang (11%), dan yang
tida bekerja sebanyak 453 orang (2%).
xxiv
Warga desa setia darma sudah memiliki jamban, dengan tempat
pembuangan tinja di septic tank. Sebagian besar kondisi nya
terpelihara, jarak sumber air dengan tempat pembuangan tinja kurang
lebih berjarak 7 meter.
b) Pelayanan Kesehatan dan sosial
Fasilitas Kesehatan di desa setia darma yaitu terdapat posyandu di setiap
wilayah mulai dari desa setia darma 1-5, dan hanya terdapat posbindu di
setia darma 2 dan 4, bertempat bersamaan dengan posyandu. Didesa ini
terdapat beberapa praktek bidan klinik di wilayah desa setia darma 3. 4, dan
5. Dan puskesmas tambun selatan di wilayah desa setia darma 2. Jika warga
desa setia darma sakit bisa memeriksakan diri ke praktik dokter, puskesmas
dan rumah sakit terdekat yaitu Hermina Granwisata.
c) Ekonomi
Rata - rata masyarakat di Desa Setia darma sebagai karyawan swasta,
pegawai negri dan wiraswasta serta setiap bulan warga memiliki
pendapatan ± 2 -6 juta dan mampu menyiapkan makanan yang bergizi
seperti telur, ayam, sayur sayuran dan makanan sehat lainnya.
d) Keamanan dan transportasi
Fasilitas keamanan di desa setia darma sudah tersedia seperti pos kamling
yang ad disetiap wilayah setia darma. Untuk sarana di Desa setia darma
jalanannya zsudah diaspal dan cor an dengan kondisi yang baik. Sarana
transportasi yang digunakan warga desa setia darma sebagian besar
menggunakan kendaraan pribadi seperti motor/ mobil. Namun di desa setia
darma terdapat angkutan umum yaitu koasi. Kualitas udara desa setia darma
kurang bersih dan berdebu karna bnyak nya kendaraan bermotor dan
kurangnya pemghijauan.
e) Politik dan Pemerintahan
Desa setia darma dipimpin oleh kepala desa. Kebijakan pemerintah desa
mengenai kesehatan cukup menunjang dengan adanya pemantauan lansung
yang dilakukan oleh kader kesehatan dan petugas kesehatan setempat dalam
menangani kesehatan yang terjasi di desa Setia Darma
f) Komunikasi
Sarana Warga di desa Setia darma untuk mendapatkan informasi dan
komunikasi yaitu Tv, dan Internet. Penyebaran informasi yang dilakukan
xxv
masyarakat disebarkan secara lisan, pengeras suara di masjid, sosmed
ataupun lewat grup WhatsApp. Dalam penyebaran informasi yang
dilakukan oleh perangkat desa yaitu dengan menggunakan spanduk
dipasang didepan kanton balai desa dan disebarkan melalui medsos.
g) Pendidikan Komunitas
Fasilitas sekolah terdapat 3 TK, 2 Paud, 3 SD dan 1 tempat bimba, untuk
SMP dan SMA jarak nya dari desa Setia darma ±3km.
h) Rekreasi
Di Desa Setia Darma tidak terdapat tempat rekreasi, namum perkumpulan
warga seperti arisan, PKK, karang Taruna dan setiap RT sering
mengadakan rekreasi bersama.
1. Usia
UMUR
17%
20%
65 tahun
66 tahun
67 tahun
13% 68 tahun
69 tahun
70 tahun
20%
20%
10%
Diagram 3.1.1 distribusi frekuensi rentan usia lansia dengan dm di desa setia
darma, maret 2023 (n:30)
xxvi
Dari data distribusi frekuensi diatas didapat data lansia dengan diabetes melitus yaitu
usia 65 tahun (17%) , usia 66 tahun (13%) , 67 tahun (20%) , 68 tahun (10%) yang
merupakan proporsi yang terendah dari jumlah responden, usai 69 tahun (20%), dan
usia 70 tahun (20%).
2. Jenis Kelamin
Jenis Kelamin
laki - laki Perempuan
0.433333333333333;
43%
0.566666666666667;
57%
Distribusi diatas menunjukan bahwa jumlah lansia dengan jenis kelamin laki – laki
(57%) atau sebanyak 17 orang dari 30 responden, sedangkan jumlah lansia dengan
jenis kelamin perempuan (43%) atau sebanyak 13 orang dari 30 responden.
3. Pendidikan Terakhir
xxvii
Pendidikan Terakhir
Sarjana SD
13% 17%
SLTP/ Sedetajat
27%
SLTA/ Sederajat
43%
4. Pekerjaan
Pekerjaan
30%
10%
DATA KESEHATAN
1. Lama didiagnosa DM
xxviii
Lama Diagnosa
3% 13% 1 tahun
10%
2 tahun
3 tahun
4 tahun
20% 5 tahun
7 tahun
40%
13%
2. Riwayat DM dikeluarga
Riwayat DM Keluarga
Ada
Tidak ada
47%
53%
xxix
Pendidikan Kesehatan DM
27%
Tidak
Pernah
73%
Total
Banar
Salah
45%
55%
1.2 KUESIONER
Hasil pengumpulan data kuesioner pada lansia dengan Diabetes Melitus
- Wilayah : Desa Setia Darma Kec. Tambun Selatan
- Waktu Pengambilan Data : 07 Maret 2023
- Media : Kuesioner berbentuk media cetak (Kertas Hvs)
- Responden : 30 orang
A. DATA PENGETAHUAN
xxx
1. Diabetes Melitus adalah penyakit dimana terjadi peningkatan kadar gula diatas batas
normal
Sebanyak 77% responden menjawab benar.
Sebanyak 23% responden menjawab salah.
Diabetes melitus adalah penyakit dimana terjadi peningkatan kadar
gula darah diatas batas normal.
23%
Benar Salah
77%
Diagram 3.2.1 Tabel hasil kuesioner pengetahuan lansia tentang Diabetes Melitus pertanyaan 1
2. Riwayat keluarga, kegemukan pola makan yang salah dan kurangnya aktifitas fisik adalah
faktor pencetus timbulnya DM.
Sebanyak 70 responden menjawab Benar
Sebanyak 30% responden menjawab salah.
30%
Diagram 3.2.2 Tabel hasil kuesioner pengetahuan lansia tentang Diabetes Melitus pertanyaan 2
xxxi
3. Pola makan yang tidak sehat di usia muda, bukan penyebab dari timbulnya DM
Sebanyak 57% responden menjawab benar
Sebanyak 43% responden menjawab salah
Pola makan yang tidak sehat di usia muda, bukan penyebab dari
timbulnya DM
43%
Diagram 3.2.3 Tabel hasil kuesioner pengetahuan lansia tentang Diabetes Melitus pertanyaan 3
4. Pola makan yang baik merupakan salah satu tindakan pencegahan dari penyakit DM
Sebanyak 67% responden menjawab benar
Sebanyak 33% responden menjawab salah
33%
67%
Benar Salah
Diagram 3.2.4 Tabel hasil kuesioner pengetahuan lansia tentang Diabetes Melitus pertanyaan 4
5. Mengkonsumsi minuman bersoda, sirup dan minuman pemanis secara berlebihan tidak
meningkatkan kadar gula darah
Sebanyak 76 responden menjawab benar
Sebanyak 24 responden menjawab salah
xxxii
24%
Diagram 3.2.5 Tabel hasil kuesioner pengetahuan lansia tentang Diabetes Melitus pertanyaan 5
6. Mengkonsumsi makanan yang berlemak tinggi secara berlebihan tidak berpengaruh pada
timbulnya DM
Sebanyak 63% responden menjawab benar
Sebanyak 37% responden menjawab salah
37%
Benar
63%
Salah
Diagram 3.2.6 Tabel hasil kuesioner pengetahuan lansia tentang Diabetes Melitus pertanyaan 6
xxxiii
40%
60% Benar
Salah
Diagram 3.2.7 Tabel hasil kuesioner pengetahuan lansia tentang Diabetes Melitus pertanyaan 7
8. Pengaturan jumlah makan, jenis makanan dan jadwal makan yang baik dapat mengurangi
risiko terjadinya penyakit DM
Sebanyak 89% responden menjawab benar
Sebanyak 11 % responden menjawab salah
11%
Benar
Salah
89%
Diagram 3.2.8 Tabel hasil kuesioner pengetahuan lansia tentang Diabetes Melitus pertanyaan 8
xxxiv
43%
57%
Benar
Salah
Diagram 3.2.9 Tabel hasil kuesioner pengetahuan lansia tentang Diabetes Melitus pertanyaan 9
10. Gemetaran dan berkeringat merupakan tanda tingginya kadar gula darah
Sebanyak 73% responden menjawab benar
Sebanyak 27% responden menjawab salah
27%
Benar
73%
Salah
Diagram 3.2.10 Tabel hasil kuesioner pengetahuan lansia tentang Diabetes Melitus
pertanyaan 10
B. DATA SIKAP
1. Kadar gula darah meningkat sesuai dengan usia adalah hal yang wajar
Sebanyak 21% responden menjawab sangat setuju
Sebanyak 23% responden menjawab setuju
Sebanyak 56% responden menjawab kurang setuju
Sebanyak 0% responden menjawab tidak setuju
xxxv
21%
Sangat setuju
Setuju
Kurang Setuju
56%
Tidak Setuju
23%
Diagram 3.2.11 Tabel hasil kuesioner sikap lansia tentang Diabetes Melitus pertanyaan 1
33%
Sangat setuju
Setuju
Kurang Setuju
Tidak Setuju
67%
Diagram 3.2.12 Tabel hasil kuesioner sikap lansia tentang Diabetes Melitus pertanyaan 2
xxxvi
2%
5%
Sangat setuju
Setuju
Kurang Setuju
45% 48%
Tidak Setuju
Diagram 3.2.13 Tabel hasil kuesioner sikap lansia tentang Diabetes Melitus pertanyaan 3
17%
17%
Sangat setuju
Setuju
67%
Kurang Setuju
Tidak Setuju
Diagram 3.2.14 Tabel hasil kuesioner sikap lansia tentang Diabetes Melitus pertanyaan 4
xxxvii
7%
3%
Kurang Setuju
Tidak Setuju
Diagram 3.2.15 Tabel hasil kuesioner sikap lansia tentang Diabetes Melitus pertanyaan 5
6. Saya akan memeriksa gula darah secara tepat waktu, minimal satu kali dalam sebulan
Sebanyak 10% responden menjawab sangat setuju
Sebanyak 85% responden menjawab setuju
Sebanyak 0% responden menjawab kurang setuju
Sebanyak 5% responden menjawab tidak setuju
5%
10%
Sangat setuju
Setuju
Kurang Setuju
85%
Tidak Setuju
Diagram 3.2.16 Tabel hasil kuesioner sikap lansia tentang Diabetes Melitus pertanyaan 6
7. Saya akan menjalankan diet agar kadar gula darah saya selalu terkontrol
Sebanyak 20% responden menjawab sangat setuju
Sebanyak 70% responden menjawab setuju
Sebanyak 7% responden menjawab kurang setuju
Sebanyak 3% responden menjawab tidak setuju
xxxviii
3%
7% 20%
Sangat setuju
Setuju
Tidak Setuju
Diagram 3.2.17 Tabel hasil kuesioner sikap lansia tentang Diabetes Melitus pertanyaan 7
3%
3%
Setuju
Kurang Setuju
Tidak Setuju
Diagram 3.2.18 Tabel hasil kuesioner sikap lansia tentang Diabetes Melitus pertanyaan 8
xxxix
10%
20%
13%
Sangat setuju
Setuju
Kurang Setuju
57%
Tidak Setuju
Diagram 3.2.19 Tabel hasil kuesioner sikap lansia tentang Diabetes Melitus pertanyaan 9
13%
7%
Setuju
57%
Kurang Setuju
Tidak Setuju
Diagram 3.2.20 Tabel hasil kuesioner sikap lansia tentang Diabetes Melitus pertanyaan 10
C. DATA KETERAMPILAN
1. Saya mengkonsumsi gula lebih dari 12 sendok teh per hari
Sebanyak 3% responden menjawab selalu
Sebanyak 107% responden menjawab sering
Sebanyak 64% responden menjawab kadang-kadang
Sebanyak 23% responden menjawab tidak pernah
xl
3%
10%
23%
63%
Diagram 3.2.21 Tabel hasil kuesioner sikap lansia tentang Diabetes Melitus pertanyaan 1
2. Saya menghindari makan es krim, cake, coklat,dan sosis
Sebanyak 23% responden menjawab selalu
Sebanyak 207% responden menjawab sering
Sebanyak 57% responden menjawab kadang-kadang
Sebanyak 0% responden menjawab tidak pernah
23%
57%
20%
Diagram 3.2.22 Tabel hasil kuesioner sikap lansia tentang Diabetes Melitus pertanyaan 2
xli
27%
73%
Diagram 3.2.23 Tabel hasil kuesioner sikap lansia tentang Diabetes Melitus pertanyaan 3
4. Saya memberikan selang waktu 3 jam dari makan besar ke makan kecil
Sebanyak 0% responden menjawab selalu
Sebanyak 7% responden menjawab sering
Sebanyak 35% responden menjawab kadang-kadang
Sebanyak 65% responden menjawab tidak pernah
35%
65%
Diagram 3.2.24 Tabel hasil kuesioner sikap lansia tentang Diabetes Melitus pertanyaan 4
xlii
3%
40%
57%
Diagram 3.2.25 Tabel hasil kuesioner sikap lansia tentang Diabetes Melitus pertanyaan 5
10%
80%
Diagram 3.2.26 Tabel hasil kuesioner sikap lansia tentang Diabetes Melitus pertanyaan 6
xliii
40%
60%
Diagram 3.2.27 Tabel hasil kuesioner sikap lansia tentang Diabetes Melitus pertanyaan 7
23%
77%
Diagram 3.2.28 Tabel hasil kuesioner sikap lansia tentang Diabetes Melitus pertanyaan 8
xliv
40%
60%
Diagram3.2.29 Tabel hasil kuesioner sikap lansia tentang Diabetes Melitus pertanyaan 9
C. Analisa masalah
NO DATA
1 Data Primer
Hasil Kuisioner: Kesiapan Peningkatan
1 .Dari sejumlah 30 responden,sebanyak 70 % Lansia Manajemen Kesehatan
Dengan DM ( D.0112 ) pada lansia
2 . Sebanyak 17% Lansia dengan DM usia 65 th didesa setia darma
3 . Sebanyak 13% lansia dengan DM usia 66 th
4 . Sebanyak 20% lansia dengan DM usia 67 th
5 . Sebanyak 10% lansia dengan DM usia 68 th
6 . Sebanyak 20 % lansia dengan DM usia 69 th
7 . Sebanyak 20 % lansia dengan DM usia 70 th
8 . Sebanyak 43 % lansia dengan DM berpendidikan SMA
9 . Sebanyak 17 % lansia dengan DM dengan jenis kelamin
laki-laki 57 %
10 . Sebanyak 13 % lansia dengan DM dengan jenis
kelamin
perempuan 43 %
11 . Sebanyak 30 % lansia dengan DM pekerjaannya
Wiraswasta
xlv
Hasil Wawancara : ketidakseimbangan kadar
1. Dari hasil wawancara Riwayat DM dikeluarga Glukosa darah ( D.0038 )
53 % ada dan 47 % tidak ada
2. Sebanyak 27% lansia tidak mendapatkan
pendidikan kesehatan tentang DM
3. Sebanyak 73 % lansia pernah mendapatkan
pendidikan kesehatan tentang DM
4. Sebanyak 55 % lansia benar mengetahui
tentang pengetahuan kesehatan DM
5. Sebanyak 45 % lansia salah mengetahui
tentang pengetahuan kesehatan DM
6. Sebanyak 64 % lansia kadang-kadang
mengkonsumsi gula lebih dari 12 sendok
perhari
7. Sebanyak 73 % lansia tidak pernah melakukan
kunjungan konsultasi gizi
8. Sebanyak 60% lansia tidak pernah ikut
kegiatan sosialisasi mengenai DM
diposbindu/puskesmas
Data Primer Kesiapan Peningkatan
Hasil Kuisioner Pengetahuan ( D.0113 )
1. Sebanyak 77 % lansia mengetahui Pengertian dari pada lansia di desa setia
DM darma
2. Sebanyak 70 % lansia mengetahui pola makan yang
salah dan kurangnya aktifitas fisik adalah faktor
pencetus timbulnya DM
3. Sebanyak 57% lansia mengetahui tentang pola
makan yang tidak sehat di usia muda bukan
penyebab dari timbulnya DM
4. Sebanyak 67 % lansia Mengetahui pola makan
yang baik merupakan salah satu tindakan
pencegahan dari penyakit DM
5. Sebanyak 76 % lansia mengetahui tentang
xlvi
mengkonsumsi minuman bersoda, dan simpan
minuman pemanis secara berlebihan tidak
meningkatkan kadar gula darah
6. Sebanyak 63 % lansia mengetahui bahwa
mengkonsumsi makanan yang berlemak tinggi
secara berlebihan tidak berpengaruh pada
timbulnya DM
7. Sebanyak 60% lansia mengetahui jika sering
haus ,lapar dan BAK merupakan tanda gejala
diabetes
8. Sebanyak 89% lansia mengetahui tentang
pengaturan jumlah makan,jenis makanan dan
jadwal yang baik dapat mengurangi risiko
terjadinya penyakit DM
9. Sebanyak 57 % lansia mengetahui jika DM dapat
disembuhkan
10. Sebanyak 75% lansia mengetahui jika gemetaran
dan berkeringat merupakan tanda tingginya kadar
gula darah
xlvii
1 Kesiapan Peningkatan 3 3 3 9
manajemen kesehatan
( D.0112 ) pada lansia didesa
setia darma
2 Risiko Ketidakseimbangan 3 3 2 8
Kadar Glukosa darah
( D.0038 ) pada lansia didesa
setia darma
3 Kesiapan Peningkatan 3 3 3 9
Pengetahuan ( D.0113 ) pada
lansia didesa setia darma
xlviii
F. Intervensi Keperawatan
xlix
1.Mengantuk menurun meningkat
2.Pusing menurun -Monitor kadar glukosa darah jika
3.Kadar glukosa darah perlu
membaik -Monitor tanda dan gejala
hiperglikemia
-Monitor intake dan output cairan
-Monitor keton urin,kadar analisa gas
darah,elektrolit,tekanan darah
ortostatik dan frekuensi nadi
Terapeutik
-Berikan asupan cairan oral
-Konsultasi dengan medis jika tanda
dan gejala hiperglikemia tetap ada
atau memburuk
-Fasilitas ambulasi jika ada hipotensi
Edukasi
-Anjurkan mengjindari olahraga saat
kadar glukosa darah lebih dari
250mg/dl
Asnjurkan mpnitor kadar glujosa
darah secara mandiri
-anjurkan indikasi dan pentingnya
pengujian keton urin jika perlu
Kolaborasi
-kolaborasi pemberian insulin jika
perlu
-Kolaborasi pemberian cairan iv jika
perlu
-Kolaborasi pemberian kalium jika
perlu
3 Kesiapan Setelah dilakukan Edukasi Kesehatan ( I.12383 )
Peningkatan pendidikan kesehatan, Observasi
Pengetahuan maka status tingkat -Identifikasi kesiapan dan kemapuan
l
(D.0113 ) pengetahuan meningkat menerima informasi
dengan ktiteria hasil : -Identifikasi faktor-faktor yang dapat
( L.12111) meningkatkan dan menurunkan
1.Kemampuan motovasi perilaku hidup bersih dan
menjelaskan pengetahuan sehat
tentang suatu topik Terapeutik
meningkat -sediakan materi dan media
2.Kemapuan pendidikan kesehatan
menggambarkan Jadwalkan pendidikan kesehatan
pengalaman sebelumnya sesuai kesepakatan
yang sesuai dengan topik -Berikan kesempatan untuk bertanya
meningkat Edukasi
3.Perilaku sesuai dengan -Jelaskan faktor-faktor yang dapat
pengetahuan meningkat mempengaruhi kesehatan
-Ajarkan perilaku hidup bersih dan
sehat
-Ajarkan srategi yang dapat
digunakan untuk meningkatkan
perilaku hidup bersih dan sehat
G. POA
li
lansia.
H. Laporan Pendahuluan
LAPORAN PENDAHULUAN
IMPLEMENTASI KEPERAWATAN:
PENYULUHAN KESEHATAN TENTANG DM PADA LANSIA
A. LATAR BELAKANG
Lansia merupakan seseorang yang telah memasuki usia 60 tahun keatas. Lansia
merupakan kelompok umur pada manusia yang telah memasuki tahapan akhir dari
fase kehidupannya. Kelompok yang dikategorikan lansia ini akan terjadi suatu proses
yang disebut Aging Process atau proses penuaan. Usia lanjut sebagai tahap akhir
siklus kehidupan merupakan tahap perkembangan normal yang akan dialami oleh
setiap individu yang mencapai usia lanjut. Hal tersebut merupakan suatu kenyataan
yang tidak dapat dihindari oleh setiap manusia (Notoatmodjo, 2014). Dengan
bertambahnya umur, fungsi fisiologis mengalami penurunan akibat proses penuaan
sehingga penyakit tidak menular banyak muncul pada lanjut usia.
Diabetes melitus (DM) merupakan sekumpulan penyakit dari hambatan metabolik
yang ditandai dengan meningkatnya kadar gula darah didalam darah (hiperglikemia)
disebabkan oleh rusaknya sekresi insulin, kerja insulin, maupun keduanya. (Smeltzer,
2013, p.211). Menurut International Diabetes Federation (IDF) pada tahun 2017,
penderita diabetes melitus didunia mencapai 424,9 juta jiwa dan diperkirakan ditahun
2045 penderita diabetes militus didunia akan mencapai 628,6 juta jiwa. Indonesia
menempati urutan ke enam dunia setelah Tiongkok, India, Amerika Serikat, Brazil
dan Meksiko, dengan jumlah penyandang Diabetes di Indonesia usia 20-79 tahun
sekitar 10,3 juta orang. Diperkirakan angka tersebut akan terus mengalami kenaikan
hingga mencapai 16,7 juta jiwa pada tahun 2045. (IDF, 2017). Menurut hasil data dari
InfoDATIN tahun 2018, prevalensi DM di Asia Tenggara dari tahun 1980 sebesar
4,1% atau sekitar 17 juta manusia, dan mengalami peningkatan di tahun 2014 sebesar
8,6% atau sekitar 96 juta manusia. (InfoDATIN, 2018).
Menurut hasil Data dari Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas), prevalensi DM di
Indonesia berdasarkan pemeriksaan darah pada penduduk tahun tahun 2013 sebesar
6,9% dan mengalami peningkatan pada tahun 2018 sebesar 10,9%. Di Jawa Barat
lii
sendiri prevalensi diabetes melitus berdasarkan diagnosis dokter pada penduduk di
tahun 2013 sebesar 1,3% dan mengalami peningkatan pada 2 tahun 2018 sebesar
1,8%. (Riskesdas, 2018). Menurut hasil data dari profil kesehatan kota Bekasi tahun
2014, diabetes melitus masuk kedalam dua terbesar penyakit tidak menular. Tahun
2014 penderita diabetes melitus (E14) berjumlah 493 kasus (2,6%), (Profil Kesehatan
Kota Bekasi, 2014). Menurut riset Open Data Jabar tahun 2019-2020, jumlah
penderita diabetes melitus di Kabupaten Bekasi adalah sebanyak 89.055-242.169
orang. Berdasarkan data tersebut, diabetes melitus tentunya menjadi hal yang perlu
diperhatikan karena angka kejadian yang tergolong tinggi.
Musyawarah masyarakat desa merupakan suatu kegiatan yang dilakukan oleh
masyarakat desa untuk menyampaikan permasalahan yang terjadi di desa serta
menentukan solusi pemecahan masalah. Dalam permenkes nomor 8 tahun 2019
tentang pemberdayaan masyarakat di bidang kesehatan, menyatakan bahwa
musyawarah desa adalah salah satu bentuk penyelenggaraan pemberdayaan
masyarakat. Melalui musyawarah diharapkan dapat menyelesaikan masalah kesehatan
yang ada di desa terutama masalah kesehatan (Nurafifah, 2020).
B. Diagnosa Keperawatan
SDKI : (D.0112) Kesiapan Peningkatan Manajemen Kesehatan pada lansia didesa
Darma
Tujuan Umum
Setelah dilakukan pendidikan kesehatan tentang Peningkatan Manajemen Kesehatan
pada lansia, diharapkan tingkat kesadaran akan dampak buruk diabetes bagi kesehatan
lansia meningkat.
Tujuan Khusus
Setelah dilakukan pendidikan kesehatan tentang bahaya diabetes melitus , diharapka
sasaran mampu :
1) Mampu menjelaskan faktor risiko yang dapat mempengaruhi kesehatan
2) Melakukan tindakan untuk mengurangi faktor risiko penyakit.
3) Menerapkan program perawatan tentang diabetes melitus.
4) Aktivitas hidup sehari-hari efektif untuk memenuhi tujuan kesehatan.
5) Mampu mengatasi kesulitan dalam menjalani program perawatan/pengobatan.
Luaran Keperawatan : (L.12104) manajemen kesehatan
SIKI : ( I.12383 ) Edukasi Kesehatan
liii
Ajarkan strategi yang dapat digunakan untuk meningkatkan perilaku hidup bersih dan
sehat pada lansia didesa setia darma.
liv
Jelaskan faktor-faktor yang dapat mempengaruhi kesehatan
Ajarkan srategi yang dapat digunakan untuk meningkatkan perilaku hidup bersih dan
sehat
C. Metode
Metode yang digunakan adalah pendidikan kesehatan dan tanya jawab
D. Media
Lembar balik, video, leaflet
E. Waktu dan tempat
Hari : Selasa
Tanggal : 7 Maret 2023
Tempat : Lapangan Serbaguna Desa
F. Persiapan
1) Lingkungan : diatur sehingga memudahkan pada saat dilakukan pendidikan kesehatan
2) Mahasiswa mempersiapkan media dan materi yang digunakan dalam demonstrasi
3) Pelaksanaan:
No Kegiatan Waktu
1 Fase Orientasi 5 Menit
- Mengucapkan salam, memulai dengan cara
yang baik
- Menanyakan keadaan partisipan hari ini
- Menjelaskan tujuan dan kontrak waktu
2 Fase Kerja 45 menit
a. Menjelaskan pengertian manajemen kesehatan
b. Menjelaskan pengertian dari diabetes melitus
c. Menjelaskan penyakit akibat penyakit diabetes
melitus
d. Menjelaskan cara mengatasi bila kadar glukosa
dalam darah meningkat
e. Menampilkan video tentang diabetes melitus
f. Memberikan kesempatan kepada partisipan
lv
untuk bertanya
g. Menjawab pertanyaan peserta
3 Fase Terminasi 5 Menit
- Menyimpulkan hasil materi penyuluhan
- Memberikan evaluasi kegiatan secara lisan
- Mengakhiri kontrak pertemuan hari ini
- Mengucapkan salam penutup
G. Kriteria Evaluasi
1. Struktur
a. Adanya kontrak dan kesepakatan dengan lansia di desa Darma
b. Adanya persiapan yang baik terkait tempat dan perlengkapan lainnya
c. Adanya permohonan izin dari pejabat desa setempat
2. Proses
a. Semua peserta mengikuti kegiatan dari awal sampai akhir
b. Peserta antusias dan aktif mengikuti kegiatan
c. Peserta memberikan respon berupa pertanyaan dan masukan
3. Hasil
a. Partisipan mampu menyebutkan pengertian diabetes mellitus
b. Partisipan mampu menyebutkan 3 kandungan berbahaya dari rokok
c. Partisipan mampu menyebutkan penyakit yang di sebabkan dari merokok
JAKARTA, 07 – 03 - 2023
Supervisor Mahasiswa
lvi
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
lvii
DAFTAR PUSTAKA
lviii