PENDAHULUAN
1
Hal yang kerap disebut sebagai penyebab nyeri haid adalah faktor keturunan
dan faktor psikis, nyeri juga dapat terjadi karena stress, kurang olah raga dan gizi
yang tidak seimbang, penyebab lain timbulnya nyeri luar biasa adalah penyakit
seperti endometriosis dan tumor pada rahim (www.hd.co.id.). Pada prinsipnya,
pengobatan untuk nyeri haid adalah eliminasi penyebab patologis terjadinya
nyeri terutama pada kasus dismenorea sekunder. Sedangkan pada kasus
dismenorea primer, biasanya wanita lebih sering menggunakan cara instan yaitu
dengan mengkonsumsi obat pereda nyeri haid. Sayangnya, berdasarkan kajian
teoritik sampai saat ini obat pereda nyeri haid belum ada yang aman terutama
bila diminum dalam waktu yang lama. Dalam jangka waktu yang lama pula, obat
pereda nyeri haid dapat merusak usus bila digunakan lebih dari 3 bulan. Oleh
karena itu dapat diberikan alternatif pengobatan untuk mengurangi nyeri,
misalnya tidur istirahat yang cukup, olah raga yang teratur, pemijatan atau aroma
terapi dan dapat juga menggunakan kompres hangat untuk mengurangi nyeri
(www.suaramerdeka.com,2010 ).
Fenomena di atas, Peneliti tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul
“Perbandingan Pengetahuan, sikap dan tindakan penggunaan asam mefenamat
dan kiranti sebagai penghilang nyeri haid pada siswi Sekolah Menengah
Kejuruan Fharmaca Medan".
1.2 Perumusan Masalah
Bagaimanakah perbandingan pengetahuan, sikap dan tindakan siswi
terhadap penggunaan obat asam mefenamat dan jamu kiranti sebagai
penghilang nyeri haid pada siswi SMK Fharmaca Medan Tahun 2019
1.3 Tujuan Penelitian
1.3.1 Tujuan Umum Penelitian
Untuk mengetahui perbandingan pengetahuan, sikap dan tindakan terhadap
penggunaan obat asam mefenamat dan jamu kiranti sebagai penghilang nyeri
haid pada siswi SMK Fharmaca Medan Tahun 2019.
1.3.2 Tujuan Khusus Peneltian
2
1.4 Manfaat Penelitian
1. Sebagai informasi bagi para siswi terhadap penggunaan obat nyeri haid dan
jamu penghilang nyeri haid yaitu asam mefenamat dan kiranti.
2. Sebagai masukan bagi peneliti selanjutnya
3
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2. 1 Tinjauan Pustaka
2.1.1 Pengetahuan
Pengetahuan merupakan hasil “tahu” seseorang, hal ini terjadi setelah orang
tersebut melakukan penginderaan terhadap suatu objek. Penginderaan terjadi melalui
panca indera manusia yaitu indera penglihatan, penciuman, pendengaran, rasa dan
raba. Menurut Notoatmodjo dalam Setiadi (2007) untuk memperoleh pengetahuan
ada berbagai cara yaitu:
a. Cara coba-salah (Trial and Error)
Cara ini di pakai orang sebelum adanya kebudayaan, bahkan mungkin
sebelum adanya peradaban apabila seseorang menghadapi
persoalan atau masalah upaya pemecahannya di lakukan dengan
coba-coba. Bila percobaan pertama gagal, di lakukan percobaan yang
kedua dan seterusnya sampai masalah tersebut terpecahkan.
b. Cara kekuasaan atau otoritas
Dalam kehidupan sehari-hari banyak sekali kebiasaan dan tradisi yang di
lakukan oleh orang tanpa melalui penalaran apakah yang di
lakukan tersebut baik atau tidak. Kebiasaan ini biasanya di wariskan
turun temurun. Kebiasaan ini seolah-olah di terima dari sumbernya
sebagai kebenaran mutlak. Sumber pengetahuan dapat berupa
pemimpin masyarakat baik formal maupun informal, ahli agama,
pemegang pemerintahan dan sebagainya. Para pemegang otoritas
pada prinsipnya adalah orang lain menerima pendapat yang di
kemukakan oleh yang mempunyai otoritas tanpa terlebih dahulu
menguji atau membuktikan kebenarannya, baik berdasarkan
perasaannya sendiri.
c. Berdasarkan pengalaman pribadi
Pengalaman adalah guru terbaik demikian bunyi pepatah. Pepatah
ini mengandung maksud bahwa pengalaman itu merupakan sumber
pengetahuan. Hal ini dilakukan dengan cara mengulang kembali
4
pengalaman yang diperoleh dalam memecahkan permasalahan yang
dihadapi. Masa lain apabila dengan cara yang digunakan tersebut
orang dapat memecahkan masalah yang dihadapi maka untuk
memecahkan masalah lain yang sama orang dapat pula
menggunakan cara tersebut.
d. Melalui Jalan pikiran
Sejalan dengan perkembangan kebudayaan umat manusia, cara
manusia berpikir ikut berkembang. Manusia mampu menggunakan
penalarannya dalam memperoleh pengetahuan. Induksi dan deduksi
pada dasarnya merupakan cara melahirkan pemikiran secara tidak
langsung melalui pernyataan-pernyataan yang dikemukakan. Apabila
proses pembuatan kesimpulan itu melalui pernyataan-pernyataan
yang khusus kepada yang umum dinamakan induksi, sedangkan
deduksi adalah pembuatan kesimpulan dari pernyataan-pernyataan
umum ke khusus.
Apabila pembentukan tindakan baru melalui proses di atas, didasari oleh
pengetahuan, kesadaran dan sikap yang positif, maka tindakan tersebut sifatnya akan
lebih lama. Demikian sebaliknya, jika suatu tindakan baru tidak didasari oleh
perbandingan pengetahuan, sikap dan tindakan maka sikapnya tidak bertahan lama.
Satu contoh dapat dikemukakan disini pada siswi kelas XI SMK Fharmaca Medan
terhadap penggunaan asam mefenamat dan jamu kiranti sebagai penghilang nyeri
haid.
Menurut Notoadmodjo Tingkat-tingkat pengetahuan ada enam yaitu:
a. Tahu (Know) yaitu pengingat terhadap suatu materi yang telah
dipelajari sebelumnya.
b. Memahami (Comprehension) yaitu suatu kemampuan menjelaskan
secara benar tentang suatu objek yang deketahui dan dapat
menginterprestasi materi tersebut dengan benar.
c. Aplikasi (Aplication) yaitu suatu kemampuan menggunakan materi
yang telah dipelajari pada situasi atau kondisi yang sebenarnya.
d. Analisis (Analysis) yaitu suatu kemampuan untuk menjabarkan
materi atau suatu tindakan objek ke dalam suatu komponen-
5
komponen tetapi masih dalam suatu struktur organisasi tersebut
dan masih ada kaitanya satu sama lain.
e. Sintetis (Synthesis) yaitu komponen untuk meletakkan atau
menghubungkan bagian-bagian di dalam suatu bentuk keseluruhan
yang baru.
f. Evaluasi (Evaluation) yaitu suatu komponen untuk melakukan
justifikasi atau penilaian terhadap suatu materi atau objek.
Pengukuran pengetahuan dapat dilakukan dengan wawancara
atau angket dengan menanyakan tentang isi materi yang ingin
diukur dari subjek atau responden.
2.1.2. Sikap
Sikap merupakan reaksi atau respon seseorang yang masih tertutup
terhadap suatu objek. Sikap bukan merupakan tindakan karena itu tidak dapat
langsung dilihat melainkan hanya dapat ditafsir terlebih dahulu dari perilaku yang
tertutup.
Menurut Allport (1954) sikap mempunyai tiga komponen pokok, yakni:
a. Kepercayaan (keyakinan) ide dan konsep terhadap suatu objek.
b. Kehidupan emosional atau evaluasi emosional terhadap suatu objek.
c. Kecendrungan untuk bertindak (trend to behave).
Ketiga komponen ini secara bersama-sama membentuk sikap yang utuh
(total attitude). Dalam penentuan sikap yang utuh ini pengetahuan, berfikir,
keyakinan dan emosi memegang peranan penting.
Tingkat-tingkat sikap ada empat yaitu:
a. Menerima (Receiving) yaitu bahwa subjek mau dan memperhatikan
objek diberikan.
b. Merespon (Responding) yaitu memberikan jawaban apabila ditanya
mengerjakan dan menyelesaikan tugas yang diberikan. Merespon
merupakan suatu indikasi dari sikap.
c. Menghargai (Valuing) yaitu mengajak orang lain untuk mengerjakan
suatu masalah dengan orang lain. Menghargai merupakan suatu
indikasi tingkat tiga.
d. Bertanggung jawab (Responsible) yaitu bertanggung jawab atas
6
segala sesuatu yang telah dipilih dengan segala resiko.
Bartanggung jawab merupakan sikap yang paling tinggi.
Sikap dapat diukur dengan langsung dan tidak langsung. Secara
langsung dapat ditanyakan bagaimana atau pernyataan responden
terhadap suatu objek.
2.1.3 Tindakan
Tindakan merupakan suatu perbuatan subjek terhadap objek. Dapat
dikatakan tindakan merupakan tindak lanjut dari sikap. Suatu sikap tidak otomatis
terwujud dari suatu tindakan baru untuk mewujudkan diperlukan faktor pendukung
atas suatu kondisi yang memungkinkan yakni fasilitas dan dukungan dari pihak lain
(Notoatmodjo, 2010).
Tingkat-tingkat tindakan yaitu:
a. Persepsi (Perception) yaitu mengenal dan memilih berbagai objek
sehubungan dengan tindakan yang akan diambil. Ini merupakan
tindakan tingkat pertama.
b. Respon Terpimpin (Guided Respons) yaitu dapat melakukan sesuatu
sesuai dengan urutan yang benar sesuai dengan urutan yang benar
sesuai dengan contoh. Ini merupakan indikator tindakan tingkat dua.
c. Mekanisme (Mecanism) yaitu apabila seseorang telah dapat
melakukan sesuatu dengan benar secara otomatis atau sudah
merupakan kebiasaan maka dia sudah mencapai tingkat ketiga.
d. Adaptasi (Adaptation) yaitu suatu tindakan yang sudah berkembang
dengan baik.
Untuk mengukur perilaku dapat dilakukan dengan cara langsung dan
tidak langsung. Secara langsung dapat dilakukan dengan melihat
tindakan atau kegiatan responden, secara tidak langsung dapat
dengan melakukan wawancara terhadap kegiatan-kegiatan yang
telah dilakukan responden di masa lampau.
2.2 Obat
2.2.1 Pengertian Obat
7
Menurut Undang-Undang R.I Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan
Obat adalah bahan atau paduan bahan termasuk produk biologi yang digunakan
untuk mempengaruhi atau menyelidiki system fisiologi atau keadaan patologi dalam
rangka penetapan diagnosis, pencegahan, penyembuhan, pemulihan, peningkatan
kesehatan dan kontrasepsi untuk manusia.
Menurut pengertian umum, obat dapat didefinisikan sebagai bahan yang
menyebabkan perubahan dalam fungsi biologis melalui proses kimia. Sedangkan
definisi yang lengkap, obat adalah bahan atau campuran bahan yang digunakan
sebagai pengobatan, peredaan, pencegahan atau diagnosa suatu penyakit, kelainan
fisik atau gejala-gejalanya atau dalam pemulihan, perbaikan atau pengubahan
fungsi organik. Obat dapat merupakan bahan yang disintesis di dalam tubuh
(misalnya: hormon, vitamin D) atau merupakan bahan-bahan kimia yang tidak
disintesis di dalam tubuh.
8
Untuk pemberian pada orang-orang dengan penyakit jantung, miastenia
gravis (kelemahan otot) pengguna obat penyakit hati serta gagal ginjal dibutuhkan
perhatian yang lebih. Tidak boleh secara sembarangan menggunakannya harus
sesuai dengan dosis yang dituliskan. Interaksi obat lebih sensitif pada pengguna atau
pengkonsumsi antikoagulan, alkohol, fenobarbital, obat dengan efek anti
muskarinik, kloramfenikol, suksametonium dan juga pralidoksim.
Efek samping feminax:
a. Mulut kering
b. Reaksi darah
c. Midriasis
d. Reaksi hipersensitivitas
e. Retensi urin
f. Sembelit
g. Aritmia
h. Impotens
i. Hipotensi postural
j. Kekacauan mental
2.3. Jamu
Jamu adalah sebutan untuk obat tradisional dari Indonesia. Belakangan
populer dengan sebutan herba atau herbal. Jamu dibuat dari bahan-bahan alami,
berupa bagian dari tumbuhan seperti rimpang, akar-akaran, daun-daunan dan kulit,
batang, buah. Ada juga menggunakan bahan dari tumbuhan hewan, seperti empedu
kambing atau tangkur buaya.
Di berbagai kota besar terdapat profesi penjual jamu gendong yang
berkeliling menjajakan jamu sebagai minuman yang sehat dan menyegarkan. Selain
itu jamu juga diproduksi di pabrik-pabrik jamu oleh prusahaan besar dan dijual di
berbagai toko obat dalam kemasan sachet. Pada perkembangan selanjutnya jamu
juga dijual dalam bentuk botol, tablet, kaplet dan kapsul. Seiring berkembangnya
ilmu obat-obatan, tak ketinggalan jamu semangkin berfariasi. Dalam jamu ditambah
berbagai macam racikan (Wahyudi P. 2014).
9
2.3.1. Contoh Jamu Pereda Nyeri Haid
10
mengalami nyeri haid berat biasanya memerlukan istirahat yang lebih lama dan
remaja tersebut meninggalkan aktivitas sehari-hari selama satu hari atau bahkan
lebih. Untuk menghilangkan keluhan vegetatif tersebut, remaja tersebut kadang
harus meminum obat penghilang rasa nyeri (Jacoeb dkk,1990.18).
Pengertian Nyeri
Nyeri merupakan perasaan tidak nyaman, baik ringan maupun berat yang
hanya dapat dirasakan oleh individu tersebut tanpa dapat dirasakan oleh orang lain,
mencakup pola fikir, aktifitas seseorang secara langsung, dan perubahan hidup
seseorang. Nyeri merupakan tanda dan gejala penting yang dapat menunjukkan telah
terjadinya gangguan fisiologikal.
Dari beberapa definisi diatas dapat disimpulkan bahwasanya obat pereda
nyeri dismenorea merupakan kombinasi beberapa jenis obat kimia dan herbal yang
digunakan untuk menurunkan/meredakan rasa yang tidak nyaman yang diakibatkan
karena terjadinya dismenorea pada saat menstruasi.
11
primer terjadi beberapa waktu setelah menarche (haid pertama), biasanya
setelah 12 bulan. Pada siklus haid bulan-bulan pertama setelah menarche
umumnya berjenis anovulatoir yang tidak disertai rasa nyeri. Rasa nyeri
timbul sebelumnya atau beberapa jam. Sifat rasa nyeri adalah berjangkit-
jangkit, biasanya terbatas pada perut bawah, tetapi dapat menyebar ke
daerah pinggang dan paha. Bersamaan rasa nyeri dapat dijumpai rasa
mual, muntah, sakit kepala, diare, iritabilitas, dan sebagainya. Pembagian
klinis dismenorea (Manuaba, 1999 dalam Arya, 2010) yaitu:
1) Ringan: Berlangsung beberapa saat dan dapat melanjutkan kerja/
aktivitas sehari-hari.
2) Sedang: Diperlukan obat penghilang rasa nyeri, tanpa perlu
meninggalkan kerja / aktivitas.
3) Berat: Perlu istirahat beberapa hari dan dapat disertai rasa sakit
kepala, pinggang, diare dan rasa tertekan.
b. Dismenorea sekunder
Dismenorea sekunder disebabkan oleh penyebab organik yang bisa
didentifikasi. Dismenorea bisa disebabkan oleh adenomiosis, polip,
endometriosis atau infeksi.
12
Salah satu teori paling tua untuk menerangkan terjadinya dismenorea
primer adalah stenosis kanalis servikalis, akan tetapi hal ini sekarang
tidak dianggap sebagai faktor yang penting sebagai penyebab
dismenorea.
2.4.4. Upaya Penanganan Dismenorea
Upaya penanganan merupakan suatu cara atau ikhtiar yang dilakukan oleh
seseorang untuk mengatasi atau menangani suatu persoalan atau masalah
(Poerwadarminta, 2000 dalam Arya, 2010).Upaya penanganan keadaan
dismenorea (Syaifudin, 1999 dalam Arya, 2010), yaitu:
a. Pola hidup sehat
Dimana dengan menerapkan pola hidup sehat dapat membantu dalam
upaya menangani gangguan menstruasi khususnya dismenorea yang
termasuk dalam pola hidup sehat yaitu olah raga secara teratur,
mempertahankan keseimbangan seperti mengkonsumsi buah, sayuran
hijau, kacang-kacangan daging serta menerapkan istirahat yang cukup.
b. Pemberian obat analgetik
Dewasa ini banyak beredar obat-obat analgetik yang dapat diberikan
sebagai terapi simptomatik jika rasa nyerinya berat, diperlukan istirahat
di tempat tidur.
c. Terapi hormonal
Mempunyai tujuan terapi hormonal ialah untuk menekan ovulasi.
Tindakan ini bersifat sementara dengan maksud membukakan bahwa
gangguan benar-benar dismenorea primer atau untuk memungkinkan
penderita melaksanakan pekerjaan penting pada waktu haid tanpa
gangguan. Tujuan ini dapat dicapai dengan pemberian salah satu jenis
pil kombinasi kontrasepsi.
Selain cara di atas ada beberapa cara pengobatan yang biasa dilakukan
untuk menghilangkan atau membantu mengurangi nyeri haid yang mengganggu
yaitu:
a. Saat nyeri datang mengkompres dengan menggunakan air hangat
di daerah perut bagian bawah.
b. Meningkatkan taraf kesehatan untuk mengurangi sensitivikasi
13
terhadap nyeri misalnya dengan olah raga secara teratur untuk
meningkatkan hormone endoprin yang berperan sebagai natural pain
killer. Bisa juga dengan menyediakan waktu untuk istirahat agar tubuh
tidak terlalu rentan terhadap nyeri.
c. Apabila nyeri cukup mengganggu dapat mengkonsumsi obat-
obatan analgetik yang dijual secara bebas tetapi harus memperhatikan
efek samping terhadap lambung.
d. Apabila dismenorea sangat mengganggu aktivitas atau jika nyeri
muncul saat usia dewasa dan sebelumnya tidak pernah merasakannya
maka harus pergi ke dokter untuk mendapatkan pertolongan jika yang
terjadi adalah dismenorea sekunder.
14
b. Masa Remaja Pertengahan (Middle Adolescence)
Umur 15 – 18 tahun. Kepribadian remaja pada masa ini masih
kekanak-kanakan tetapi pada masa remaja ini timbul unsur baru yaitu
kesadaran akan kepribadian dan kehidupan badaniah sendiri. Remaja
mulai menentukan nilai-nilai tertentu dan melakukan perenungan
terhadap pemikiran filosofis dan etis. Maka dari perasaan yang penuh
keraguan pada masa remaja awal maka pada rentan usia ini mulai
timbul kemantapan pada diri sendiri. Rasa percaya diri pada remaja
menimbulkan kesanggupan pada dirinya untuk melakukan penilaian
terhadap tingkah laku yang dilakukannya. Selain itu pada masa ini
remaja menemukan diri sendiri atau jati dirinya.
c. Masa Remaja Akhir (Late Adolescence)
Umur 18 – 21 tahun. Pada masa ini remaja sudah mantap dan stabil.
Remaja sudah mengenal dirinya dan ingin hidup dengan pola hidup
yang digariskan sendiri dengan keberanian. Remaja mulai memahami
arah hidupnya dan menyadari tujuan hidupnya. Remaja sudah
mempunyai pendirian tertentu berdasarkan satu pola yang jelas yang
baru ditemukannya.
15
kesulitan–kesulitan yang membutuhkan suatu keterampilan untuk mengatasinya.
Pada masa remaja, mereka dihadapkan pada dua tugas utama yaitu: mencapai
ukuran kebebasan atau kemandirian dari orang tua dan membentuk identitas untuk
tercapainya integrasi diri dan kematangan mandiri.
a. Kebebasan dan Ketergantungan
Pada masa remaja sering terjadi adanya kesenjangan dan konflik
antara remaja dengan orang tuanya. Pada saat ini ikatan emosional
menjadi berkurang dan remaja sangat membutuhkan kebebasan emosional
dari orang tua misalnya dalam hal memilih teman ataupun melakukan
aktivitas. Dalam perkembangan menuju kedewasaan, remaja berangsur-
angsur mengalami perubahan yang membutuhkan kedua kemampuan
yaitu kebebasan dan ketergantungan secara bersama-sama.
b. Pembentukan identitas diri
Proses pembentukan identitas diri adalah merupakan proses yang
panjang dan kompleks yang memulihkan kontinitas dari masa lalu. Pada
masa remaja seseorang akan berusaha melepaskan diri dari lingkungan
dan ikatan dengan orang tua karena mereka ingin mencari identitas diri.
16
b. Penggunaan cara lain sebagai penghilang nyeri haid yang ditentukan
dengan skala ordinal yang baik, cukup baik, kurang baik dan tidak baik.
2.7.2 Sikap
Sikap adalah suatu reaksi atau respon siswi-siswi terhadap :
a. Penggunaan obat dan jamu sebagai penghilang nyeri haid yang
ditentukan dengan skala ordinal yaitu baik, cukup baik, kurang baik dan
tidak baik.
b. Penggunaan cara lain sebagai penghilang nyeri haid yang ditentukan
dengan skala ordinal yang baik, cukup baik, kurang baik dan tidak baik.
2.7.3 Tindakan
Tindakan adalah suatu perbuatan siswi-siswi terhadap :
a. Penggunaan obat dan jamu sebagai penghilang nyeri haid yang
ditentukan dengan skala ordinal yaitu baik, cukup baik, kurang baik dan
tidak baik.
b. Penggunaan cara lain sebagai penghilang nyeri haid yang ditentukan
dengan skala ordinal yaitu baik, cukup baik, kurang baik dan tidak baik.
2.7.4 Perbandingan pengetahuan, sikap dan tindakan penggunaan obat dan
jamu terhadap cara lain.
17
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
Jenis penelitian yang digunakan pada peneliti ini adalah penelitian survei
deskriptif, yaitu suatu penelitian yang digunakan untuk mendeskripsikan atau
mengambarkan suatu fenomena yang terjadi dalam masyarakat. Dalam bidang
kesehatan masyarakat survei deskriptif digunakan untuk mengambarkan atau
memotret masalah kesehatan serta yang terkait dengan kesehatan sekelompok
penduduk atau orang yang tinggal dalam komunitas tertentu (Notoadmojo,
2010). Dimana pada penelitian ini akan mendeskripsikan perbandingan
pengetahuan, sikap dan tindakan siswi SMK Fharmaca Medan terhadap
penggunaan asam mefenamat dan jamu kiranti sebagai penghilang nyeri haid.
18
Adapun waktu penelitian, dilakukan pada bulan Maret-Mei Tahun 2019
3.3.1. Populasi
Populasi penelitian adalah siswi SMK fharmaca Medan Tahun 2019 yang
berjumlah 80 siswi dan yang pernah mengalami nyeri saat haid yang menggunakan
obat,jamu dan cara lain penghilang nyeri haid sebanyak 75 Siswi.
3.3.2. Sampel
Teknik sampling yang digunakan pada penelitian ini adalah simple random
sampling. Simple ranom sampling ialah pengambilan anggota sample dari populasi
dilakukan secara acak tanpa memperhatikan strata pada populasi, karena dianggap
homogen (Notoatmodjo, 2010) dengan kriteria sebagai berikut:
a. Siswi SMK Fharmaca Medan Tahun 2019 yang mengalami nyeri sebelum
dan pada saat haid.
Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini ada dua yaitu:
19
Pengolahan data dapat dilakukan dengan menggunakan tahap sebagai
berikut:
a. Editing
b. Coding
c. Tabulasi
3.6.1. Pengetahuan
20
Pertanyaan dengan dua pilihan:
3.6.2. Sikap
3.6.3. Tindakan
21
ordinal dengan memperhatikan jawaban yang benar (skor satu) dengan
ketentuan sebagai berikut:
BAB IV
BIAYA PENELITIAN
Jumlah 3.000.000
Jadwal penelitian
22
No. Kegiatan Jadwal Penelitian
Feb Mar Apr Mei Jun Jul Ags
1. Persiapan alat
dan bahan
penelitian
2. Penelitian
3. Pengolahan
data
4. Penyusunan
seminar hasil
penelitian
Daftar Pustaka
Medika. Yogyakarta
Notoatmojo, S., 2005. Promosi Kesehatan Teori dan Aplikasi. PT. Rineka Cipta.
Jakarta.
Notoatmojo, S., 2010. Metode Penelitian Kesehatan. PT. Rineka Cipta. Jakarta.
23
Wawan. A. dan Dewi. M. 2010. Teori & Pengukuran Pengetahuan, Sikap, dan
15-%E2%80%93-18-tahun-tentang-penggunaan-obat-pereda-nyeri
menstruasi/.
http://pendiwahyudi.blongspot.com/2014/01/pengertian-dan-manfaat-
jamu.html
http://www.medrec07.com/2015/01/pengertian-obat-secara-umum-dan-
khusus.html
KUESIONER
Tahun 2019
Tanggal Pengisian :
24
Data Umum Responden
Nama Responden :
1. Umur :
2. Kelas :
A. PENGETAHUAN RESPONDEN
Petunjuk:
1. Jawablah Pertanyaan di bawah ini dengan memberi tanda Chek (√)
pada kolom “Ya” (Y) atau Tidak (T) yang tersedia.
2. Jawaban benar-benar sesuai dengan yang anda ketahui.
No Pertanyaan Y T
1 Apakah anda mengetahui apa yang dimaksud dengan nyeri haid
25
B. SIKAP RESPONDEN
Petunjuk:
1. Jawablah Pertanyaan di bawah ini dengan memberi tanda Chek (√)
pada kolom yang disediakan sesuai pilihan anda.
2. Pilihan yang disediakan:
SS : Sangat Setuju
TS : Tidak Setuju
S : Setuju
STS : Sangat Tidak Setuju
NO Pertanyaan SS S TS ST
. S
1. Nyeri saat haid adalah hal yang wajar
2. Saat nyeri haid sebaiknya tetap melakukan aktivitas
3 Olah raga secara teratur dapat mengurangi rasa nyeri
saat
haid
4. Nyeri saat haid memicu emosional yang tinggi
5. Nyeri haid dirasakan pada perut bagian bawah dan
menyebar ke pinggang dan paha.
6. Saat nyeri haid perlu dilakukan pemeriksaan ke dokter
7. Melakukan terapi akupuntur sebagai penghilang nyeri
haid
26
.8. Nyeri haid dapat membuat sikap mudah marah dan
tersinggung
9. Saat nyeri haid berkonsultasi ke dokter
10. Pada saat nyeri haid banyak wanita yang
mengkonsumsi
obat
11. Apakah menurut anda untuk menghilangkan nyeri haid
wanita mengkonsumsi asam mefenamat
12. Apakah menurut anda untuk menghilangkan nyeri haid
wanita mengkonsumsi Kiranti
13. Apakah mengkonsumsi asam mefenamat akan selalu
ketergantungan
14.. Apakah mengkonsumsi Kiranti akan selalu
ketergantungan
15. Mengkonsumsi asam mefenamat adalah cara yang
efektif untuk menghilangkan nyeri haid
16. Mengkonsumsi obat Kiranti adalah cara yang efektif
untuk menghilangkan nyeri haid
17 Cara mengkonsusmi asam mefenamat anda peroleh
dari dokter
18. Cara mengkonsusmi jamu Kiranti anda peroleh dari
dokter
19. Apakah mengkonsusmi asam mefenamatharus
berkonsultasi ke Dokter
20. Apakah mengkonsusmi jamu Kiranti harus
berkonsultasi ke Dokter
C. TINDAKAN RESPONDEN
27
Petunjuk:
No Pertanyaan Ya Tidak
.
1. Istirahat adalah cara yang efektif untuk dapat menghilang rasa
nyeri pada saat haid
2. Mengkonsumsi buah, sayur-sayuran dan kacang-kacangan
dapat melancarkan haid
3. Olah raga, tidur dan istrahat yang cukupadalah cara yang
alternative untuk mengurangi rasa nyeri
4. Tetap melakukan aktifitas saat nyeri haid
5. Memeriksakan diri ke dokter saat nyeri haid
6. Mengompres perut bagian bawah dapat dilakukan saat nyeri
haid
7. Mandi dengan air hangat mampu mengurangi nyeri saat haid
8. Saat nyeri haid konsumsilah lebih bnayak karbohidrat agar
emosi stabil
9. Mengkonsumsi obat/ramuan herbal pada saat nyeri haid
10. Pernahkan anda mengikuti seminar/penyuluhan tentang nyeri
haid
11. Apakah anda pernah mengkonsusmi asam mefenamat sebagai
penghilang nyeri haid
12. Apakah anda pernah mengkonsusmi jamu Kiranti sebagai
penghilang nyeri haid
13. Apakah anda pernah memperhatiakan/menanyakan komposisi
bahan dari asam mefenamat sebagai penghilang nyeri haid
14. Apakah anda pernah memperhatikan/menanyakan komposisi
bahan dari jamu Kiranti sebagai penghilang nyeri haid
15. Apakah anda pernah berusaha mencari informasi tentang
asam mefenamat sebagai penghilang nyeri haid
16. Apakah anda pernah berusaha mencari informasi tentang
jamu kiranti sebagai penghilang nyeri haid
17. Pernahkah anda bertanya kepada orang tua, teman, atau
tetangga tentang penggunaan asam mefenamat
18. Pernahkah anda bertanya kepada orang tua, teman, atau
tetangga tentang penggunaan jamu Kiranti
19. Mengkonsumsi asam mefenamat dengan dosis yang
dianjurkan
20. Mengkonsumsi Kiranti dengan dosis yang dianjurkan
28