Konsep Pengetahuan
1. Penegertian
adalah merupakan hasil “tahu” dan ini terjadi setelah orang mengadakan
melalui panca indra manusia yakni penglihatan, pendengaran, penciuman rasa dan
pendidikan yang tinggi maka orang tersebut akan semakin luas pula
berpendidikan rendah mutlak berpengetahuan rendah pula. Hal ini mengingat bahwa
peningkatan pengetahuan tidak mutlak diperoleh dari pendidikan formal saja, akan
tetapi dapat diperoleh melalui pendidikan non formal. Pengetahuan seseorang tentang
suatu objek mengandung dua aspek yaitu aspek positif dan aspek negative. Kedua
aspek ini yang akan menentukan sikap seseorang semkain banyak aspek positif dan
objek yang diketahui, maka akan menimbulkan sikap makin positif terhadap objek
tertentu.
2. Tingkat Pengetahuan
Pengetahuan atau kognitif merupakan domain yang sangat penting untuk
ternyata perilaku yang didasari oleh pengetahuan akan lebih langgeng dari pada
perilaku yang tidak didasari oleh pengetahuan. Pengetahuan yang cukup didalam
terhadap suatu yang spesifik dan seluruh bahan yang dipelajari atau rangsangan
yang telah diterima. Oleh sebab itu “tahu”ini adalah merupakan tingkat
pengetahuan yang paling rencah. Kata kerja untuk mengukur bahwa orang tahu
benar. Orang yang telah paham terhadap objek atau materi terus dapat
c. Aplikasi ( Application)
Aplikasi diartikan sebagai kemampuan untuk menggunakan materi yang telah
dipelajari pada situasi ataupun kondisi real (sebenarnya). Aplikasi disini dapat
yang baru. Dengan kata lain sintesis adalah suatu kemapuan untuk menyusun
telah ada.
Cara memperoleh pengetahuan yang dikutip dari Notoadmojo, dalam Wawan &
dapat dipecahkan.
b. Cara kekuasaan atau otoritas
Sumber pengetahuan cara ini dapat berupa pemimpin-pimpinan masyarakat
baik formal atau informal, ahli agama, pemegang pemegang perintah, dan
oleh orang yang mempunyai otoritas, tanpa menguji terlebih dahulu atau
sendiri.
c. Berdasarkan pengalaman pribadi
Pengalaman pribadipun dapat digunakan sebagai upaya memperoleh
kemudian dikembangkan oleh Deobold Van Daven. Akhirnya lahir suatu cara
untuk melakukan penelitian yang dewasa ini kita kenal dengan penelitain ilmiah.
1. Proses Perilaku “TAHU”
Menurut rogers (1974) yang dikutip oleh Notoadmojo (2003) dalam A..
Wawan, dkk. Perilaku adalah semua kegiatan atau aktifitas manusia baik yang dapat
diamati langsung dari maupun tidak dapat diamati oleh pihak luar. Sedangkan
sebelum mengadopsi perilaku baru didalam diri orang tersebut terjadi proses yang
berurutan, yakni :
pada stimulus.
c. Evaluation (menimbang-nimbang) individu akan memepertimbangkan baik
buruknya tindakan terhadap stimulus tersebut bagi dirinya, hal ini berarti sikap
(2003) dalam A.. Wawan, dkk, menyimpulkan bahwa pengapdosian perilaku yang
melalui proses seperti diatas dan didasari oleh pengetahuan, kesadaran yang positif,
maka perilaku tersebut akan bersifat langgeng (ling lasting) namun sebaliknya jika
perilaku itu tidak didasari oleh pengetahuan dan kesadaran, maka perilaku tersebut
bersifat sementara atautidak akan berlangsung lama. Perilaku manusia dapat dilihat
dari tiga aspek, yaitu aspek fisik, psikis dan social yang secara terinci merupakan
refleksi dari berbagai gejolak kejiwaan seperti pengetahuan, motivasi, persepsi, sikap
dan sebgainya yang ditemukan dan dipengaruhi oleh faktor pengalaman, keyakinan,
seseorang akan pola hidup terutama dalam memotovasi untuk sikap berperan
serta dalam pembangunan (Nursalam, 2003) pada umunya makin tinggi
sumber kesenangan, tetapi lebih banyak merupakan cara mencari nafkah yang
adalah umur individu yang terhitung mulai saat dilahirkan sampai berulang
dan kekuatan seseorang akan lebih matang dalam berpikir dan bekerja. Dari
orang yang belum tinggi kedewasaannya. Hal ini akan sebagai dari
atau kelompok.
b. Sosial Budaya
Sistem sosial budaya yang ada pada masyarakat dapat mempengaruhi dari
kualitatif, yaitu :
1. Baik : Hasil persentase 76%-100%
2. Cukup : Hasil persentase 56%-75%
3. Kurang : Hasil persentase < 56%