Anda di halaman 1dari 11

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. TELAAH PUSTAKA
1. Tinjauan Tentang Pengetahuan
a. Pengertian
Pengetahuan umumnya dipahami sebagai segala sesuatu yang diketahui
‘langsung’ dari pengalaman, berdasarkan cerapan panca indera, dan olahan akal
budi yang spontan. Pengetahuan dalam hal ini ialah segala sesuatu yang dilihat,
didengar, dikecap, dicium, diraba dan hadir dalam kesadaran kita. Pengetahuan
sehari-hari ini seringkali sifatnya spontan, subjektif, dan atau intuitif (Sandjaja &
Albertus, 2006). Pengetahuan adalah sebagian ingatan atas bahan yang telah di
pelajari. Pengetahuan adalah segala yang telah diketahui dan mampu diingat oleh
setiap orang setelah mengalami, menyaksikan, mengamati atau diajarkan
semenjak lahir sampai menginjak dewasa khususnya setelah diberi pendidikan
baik melalui pendidikan formal maupun non formal dan diharapkan dapat
mengevaluasi suatu materi atau obyek tertentu untuk melaksanakannya sebagai
bagian dalam kehidupan sehari-hari (Notoatmodjo, 2012). Pengetahuan
merupakan hasil dari tahu yang menjadi telaah seseorang setelah melakukan
pengindraan terhadap obyek tertentu. Penginderaan tersebut melalui panca indera
manusia yaitu indera penglihatan, pendengaran, penciuman rasa dan raba.
Sebagian besar pengetahuan manusia diperoleh melalui penglihatan dan
pendengaran. Pengetahuan diperoleh melalui belajar yang merupakan suatu proses
mencari tahu yang tadinya tidak tahu menjadi tahu, konsep mencari tahu
mencakup berbagai metode dari konsep, baik melalui proses pendidikan maupun
pengalaman. Pengetahuan adalah sebagian ingatan atas bahan-bahan yang telah
dipelajari, mengingat kembali sekumpulan bahan yang luas dari hal-hal terperinci
untuk teori tetapi apa yang diberikan telah menggunakan ingatan akan keterangan
yang sesuai (Notoatmodjo, 2010)
b. Cara memperoleh pengetahuan
Ada beberapa cara untuk memperoleh pengetahuan, yaitu:
1) Cara coba-salah (Trial and Error)
Cara coba-coba ini dilakukan dengan menggunakan kemungkinan dalam
memecahkan masalah, dan apabila kemungkinan tersebut tidak berhasil,
dicoba kemungkinan yang lain. Apabila kemungkinan kedua ini gagal pula,
maka dicoba dengan kemungkinan ketiga, dan apabila kemungkinan ketiga
gagal dicoba kemungkinan keempat dan seterusnya, sampai masalah tersebut
dapat dipecahkan. Itulah sebabnya maka cara ini disebut metode trial (coba)
and error (gagal atau salah) atau metode coba-salah/ coba-coba.
2) Cara kekuasaan atau otoritas
Dalam kehidupan manusia sehari-hari, banyak sekali kebiasaankebiasaan dan
tradisi-tradisi yang dilakukan oleh orang, tanpa melalui penalaran apakah yang
dilakukan tersebut baik atau tidak. Kebiasaankebiasaan ini biasanya
diwariskan turun temurun dari generasi ke generasi berikutnya.dengan kata
lain, pengetahuan tersebut diperoleh berdasarkan pada otoritas atau kekuasaan,
baik tradisi, otoritas pemerintah, otoritas pemimpin agama, maupun ahli-ahli
ilmu pengetahuan. Prinsip cara ini adalah, orang lain menerima pendapat yang
dikemukakan oleh orang yang mempunyai otoritas, tanpa terlebih dulu
menguji atau membuktikan kebenarannya, baik berdasarkan fakta empiris
ataupun berdasarkan penalaran sendiri. Hal ini disebabkan karena orang yang
menerima pendapat tersebut menganggap bahwa yang dikemukakannya
adalah benar.
3) Berdasarkan pengalaman pribadi
Pengalaman adalah guru yang baik, demikian bunyi pepatah, pepatah ini
mengandung maksud bahwa pengalaman itu merupakan sumber pengetahuan,
atau pengalaman itu merupakan suatu cara untuk memperoleh pengetahuan.
4) Melalui jalan pikiran
Sejalan dengan perkembangan umat manusia, cara berpikir manusia pun ikut
berkembang. Dari sini manusia telah mampu menggunakan penalarannya
dalam memperoleh pengetahuannya. Dengan kata lain, dalam jalan pikirannya,
baik melalui induksi maupun deduksi. memperoleh kebenaran pengetahuan
manusia telah menggunakan.
c. Tingkat pengetahuan
Pengetahuan yang mencakup di dalamnya domain kognitif mempunyai 6
tingkatan, yakni :
1) Tahu (Know)
Tahu diartikan sebagai pengingat suatu materi yang telah
dipelajari sebelumnya.
2) Memahami (Comprehension)
Memahami diartikan sebagai kemampuan untuk menjelaskan secara benar
tentang obyek yang diketahui dan dapat menginterpretasikan materi tersebut
secara benar.

3) Aplikasi (Application)
Aplikasi diartikan sebagai kemampuan untuk menggunakan materi yang telah
dipelajari pada situasi atau kondisi riil (sebenarnya).
4) Analisis (Analysis)
Analisis adalah suatu kemampuan untuk menjabarkan materi atau suatu obyek
ke dalam komponen-komponen, tetapi masih di dalam suatu struktur
organisasi tersebut dan masih ada kaitannya satu sama lain.
5) Sintesis (Synthesis)
Sintesis menunjuk kepada suatu kemampuan untuk meletakkan atau
menghubungkan bagian-bagian di dalam suatu bentuk keseluruhan.

6) Evaluasi (Evaluation)
Evaluasi yaitu kemampuan untuk melakukan justifikasi atau pemikiran
terhadap suatu materi atau obyek. (Notoatmodjo, 2010)
d. Sumber pengetahuan
Pengetahuan dapat diperoleh langsung ataupun melalui penyuluhan baik
individu maupun kelompok. Untuk meningkatkan pengetahuan kesehatan perlu
diberikan penyuluhan yang bertujuan untuk tercapainya perubahan perilaku
individu, keluarga maupun masyarakat, dalam membina dan memelihara hidup
sehat serta berperan aktif dalam upaya mewujudkan derajat kesehatan yang
optimal. Pengetahuan adalah proses kegiatan mental yang dikembangkan melalui
proses kegiatan pada umunya sebagai aktifitas kognitif. Proses adopsi adalah
perilaku menurut Notoatmodjo (2010), sebelum seseorang mengadopsi perilaku
didalam diri orang tersebut terjadi suatu proses yang berurutan yang terdiri dari:
1). Kesadaran (awareness)
Individu menyadari adanya stimulus.
2). Tertarik (Interest)
Individu mulai tertarik pada stimulus.
3). Menilai (Evaluation)
Individu mulai menilai tentang baik dan tidaknya stimulus tersebut bagi
dirinya. Pada proses ketiga ini subjek sudah memiliki sikap yang lebih baik
lagi.
4). Mencoba (Trial)
Individu sudah mulai mencoba perilaku yang baru.
5). Menerima (Adoption)
Individu telah berprilaku baru sesuai dengan pengetahuan, sikap dan
kesadarannya terhadap stimulus (Notoatmodjo, 2010)
e. Faktor – faktor yang mempengaruhi pengetahuan
Faktor-faktor yang mempengaruhi pengetahuan adalah:
1) Pengalaman Merupakan suatu cara untuk memperoleh kebenaran
pengetahuan, baik dari pengalaman diri sendiri maupun orang lain. Hal
tersebut dilakukan dengan cara pengulangan kembali pengalaman yang
diperoleh dalam memecahkan permasalahan yang dihadapi. Bila berhasil
maka orang akan menggunakan cara tersebut dan bila gagal tidak akan
mengulangi cara itu.
2) Pendidikan Makin tinggi tingkat pendidikan seseorang, maka makin mudah
menerima informasi sehingga makin banyak pula pengetahuan yang dimiliki.
Sebaliknya pendidikan yang kurang akan menghambat perkembangan sikap
seseorang terhadap nilai-nilai baru yang diperkenalkan.
3) Kepercayaan Adalah sikap untuk menerima suatu pernyataan atau pendirian
tanpa menunjukkan sikap pro atau anti kepercayaan. Sering diperoleh dari
orang tua, kakek atau nenek. Seseorang menerima kepercayaan itu
berdasarkan keyakinan dan tanpa adanya pembuktian terlebih dahulu.
Kepercayaan berkembang dalam masyarakat yang mempunyai tujuan dan
kepentingan yang sama. Kepercayaan dapat tumbuh bila berulang kali
mendapatkan informasi yang sama (Notoatmodjo, 2002)
2. Tinjauan Tentang sikap
a. Pengertian Sikap
Sikap merupakan reaksi atau respon seseorang yang masih tertutup terhadap
stimulasi atau objek. Manifestasi sikap itu tidak dapat langsung dilihat, tetapi
hanya dapat ditafsirkan terlebih dahulu dari perilaku yang tertutup. Sikap ini
adalah reaksi yang bersifat emosional terhadap stimulus sosial (Adnani, 2011:
80).
b. Komponen Sikap
Menurut Allport (1954) dalam Notoatmodjo (2011) menjelaskan
bahwa sikap itu mempunyai tiga komponen pokok, yaitu :
a. Kepercayaan (keyakinan), ide dan konsep terhadap suatu objek.
b. Kehidupan emosional atau evaluasi emosional terhadap suatu objek.
c. Kecenderungan untuk bertindak (tend to behave).
c. Tingkatan Sikap
Berbagai tingkatan dalam pembentuka sikap yaitu :
a. Menerima (Receiving)
Pada tingkat ini, seseorang mau dan memperhatikan stimulus yang
diberikan. Bila tidak ada perhatian terhadap objek berarti seseorang tidak
bisa menerima.
b. Merespon (Responding)
Memberikan jawaban apabila ditanya, mengerjakan atau menjelaskan
tugas. Bila tidak memenuhi tingkatan menerima, maka seseorang akan
sulit merespon akan stimulus yang diberikan seseorang.
c. Menghargai (Valuing)
Mengajak orang lain mengerjakan atau mendiskusikan dengan orang lain
terhadap masalah. (Responsible).
d. Bertanggung jawab
Bertanggung jawab atas segala sesuatu yang telah dipilihnya dengan
segala resiko (Adnani, 2011: 81).
d. Sifat Sikap
Sikap dapat pula bersifat positif dan dapat pula bersifat negatif (Heri
purwanto,1998:63):
a. Sifat positif kecenderungan tindakan adalah mendekati,
menyenangi,mengharapkan obyek tertentu.
b. Sikap negatif terdapat kecenderungan untuk menajuhi,
menghindari,membenci, tidak menyukai obyek tersebut.
e. Ciri-ciri Sikap
Ciri-ciri sikap adalah (Heri Purwanto, 1998:63):
a. Sikap bukan dibawa sejak lahir melainkan dibentuk atau dipelajari
sepanjang perkembangan itu dalam hubungan dengan obyeknya. Sifat ini
membedakannya dengan sifat motif-motif biogenis seperti lapar, haus,
kebutuhan akan istirahat.
b. Sikap dapat berubah-ubah karena itu sikap dapat dipelajari dan sikap
dapat berubah pada orang-orang bila terdapat keadaan-keadaan dan syarat-
syarat tertentu yang mempermudah sikap pada orang itu.
c. Sikap tidak berdiri sendiri, tetapi senantiasa mempunyai hubungan
tertentu terhadap suatu objek dengan kata lain, sikap itu terbentuk,
dipelajari atau berubah senantiasa berkenaan dengan suatu objek tertentu
yang dapat dirumuskan dengan jelas.
d. Objek sikap itu merupakan suatu hal tertentu terhadap suatu objek dengan
kata lain, sikap itu terbentuk, dipelajari atau berubah senantiasa berkenaan
dengan suatu objek tertentu yang dapat dirumuskan dengan jelas.
e. Sikap mempunyai segi-segi motivasi dan segi-segi perasaan, sifat alamiah
yang membedakan sikap dan kecakapan-kecakapan atau pengetahuan-
pengetahuan yang dimiliki seseorang.
f. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Sikap
Faktor-faktor yang mempengaruhi sikap keluarga terhadap obyek sikapantara lain:
a. Pengalaman Mandiri
Untuk dapat menjadi dasar pembentukan sikap, pengalaman pribadi
haruslah meninggalkan kesan yang kuat. Karena itu, sikap akan lebih
mudah terbentuk apabila pengalaman pribadi tersebut terjadi dalam situasi
yang melibatkan faktor emosional.
b. Pengaruh orang lain yang dianggap penting.
Pada umumnya, individu cenderung untuk memiliki sikap yang konformis
atau searah dengan sikap orang yang dianggap penting.Kecenderungan ini
antara lain dimotivasi oleh keinginan untuk berafiliasi dan keinginan untuk
menghindari konflik dengan orang yang dianggap penting tersebut.
c. Pengaruh Kebudayaan
Tanpa disadari kebudayaan telah menanamkan garis pengarahsikap kita
terhadap berbagai masalah.Kebudayaan telah mewarnai sikap anggota
masyarakatnya, karena kebudayaanlah yang memberi corak pengalaman
individu-individu masyarakat asuhannya.

d. Media Massa
Dalam pemberitaan surat kabar maupun radio atau media komonikasi
lainnya, berita yang seharusnya faktual disampaikan objektif cenderung
dipengaruhi oleh sikap penulisnya, akibatnya berpengaruh terhadap sikap
konsumennya.
e. Lembaga Pendidikan dan lembaga pendidikan agama
sangat menentukan sistem kepercayaan tidaklah mengherankan jika kalau
pada gilirannya konsep tersebut mempengaruhi sikap.
f. Faktor Emosional
Kadang kala, suatu bentuk sikap merupakan pernyataan yang didasari
emosi yang berfungsi sebagai semacam penyaluran frustasi atau
pengalihan bentuk mekanisme pertahanan ego.(A. Wawan dan dewi,
2011).
g. Cara Pengukuran Sikap
Pengukuran sikap dapat dilakukan dengan menilai pernyataan sikap
seseorang. Pernyataan sikap adalah rangkaian kalimat yang mengatakan
sesuatu mengenai objek sikap yang hendak diungkap. Pernyataan sikap
mungkin berisi atau mengatakan hal-hal yang positif mengenai obyek sikap,
yaitu kalimatnya bersifat mendukung atau memihak pada obyek sikap.
Pernyataan ini disebut dengan pernyataan yang favourable. Sebaliknya
pernyataan sikap mungkin pula berisi hal-hal negatif mengenai obyek sikap
yang bersifat tidak mendukung maupun kontra terhadap obyek sikap.
Pernyataan seperti ini disebut dengan pernyataan yang tidak favorable.
Suatu skala sikap dapat mungkin diusahakan agar terdiri atas pernyataan
favorable dan tidak favorable dalam jumlah yang seimbang. Dengan
demikian pernyataan yang disajikan tidak semua positif dan tidak semua
negatif yang seolah-olah isi skala memihak atau tidak mendukung sama
sekali obyek sikap (Azwar, 2005). Pengukuran sikap dapat dilakukan secara
langsung atau tidak langsung. Secara langsung dapat ditanyakan bagaiman
pendapat/pernyataan responden terhadap suatu obyek. Secara tidak
langsung dapat dilakukan dengan pernyataan-pernyataan hipotesis
kemudian ditanyakan pendapat responden melalui kuesioner (Notoatmodjo,
2003)
Ada beberapa faktor yang mempengaruhi hasil pengukuran
sikap (Hadi,1971), yaitu :
• Keadaan objek yang diukur
• Situasi pengukuran
• Alat ukur yang digunakan
• Penyelenggaraan pengukuran
• Pembaca atau penilaian hasil pengukuran
3. Tinjauan Tentang Menopause
a. Pengertian Menopause
Menopause berasal dari bahasa Yunani, yaitu kata men yang berarti bulan dan
peuseis yang berarti ‘penghentian sementara’. Sebenarnya, secara linguistik
kata yang lebih tepat adalah menocease yang berarti ‘masa berhentinya
menstruasi’. Dalam pandangan medis, menopause didefinisikan sebagai masa
penghentian haid untuk selamanya. Biasanya menopause terjadi pada wanita
mulai usia 45-58 tahun. Masa menopause ini tidak bisa serta merta diketahui,
tetapi biasanya akan diketahui setelah setahun berlalu (Dita Andira, 2010)
Menurut Manuaba (2009), menopause yaitu tahap atau masa yang ditandai
dengan berhentinya haid yang disebabkan tubuh sudah kehabisan sel telur dan
penurunan hormon estrogen. Menurut Gebbie (2006), menopause yaitu priode
menstruasi spontan yang terakhir pada seorang wanita dan merupakan
diagnosis yang ditegakkan secara retrosfektif setelah amenore selama 12
bulan. Menopause merupakan perjalanan normal seorang wanita. Di mana
sesuai dengan pertambahan usia tentunya semua fungsi organ tubuh juga
mulai menunjukkan adanya perubahan-perubahan yang signifikan. Salah
satunya adalah menurunnya fungsi organ reproduksi yaitu ovarium di mana
pada usia sekitar 45 tahun ditandai dengan keluhan-keluhan haid yang tidak
teratur dan akhirnya di ikuti oleh berhentinya siklus menstruasi (Nurdin,
2011). Menopause dapat menjadi kejadian yang dapat terjadi secara alami atau
perubahan hidup yang timbul akibat intevensi medis. Umumnya, sebab
menopause dapat dikategorikan sebagai berikut :
1) Menopause alami
Menopause alami adalah akhir dari tahun reproduksi wanita. Ditandai dengan
tidak hadirnya siklus menstruasi selama satu tahun penuh. Hal ini dapat
terjadi antara usia 45 dan 58 tahun, dengan ratarata usia kurang lebih 51
tahun.
2) Menopause prematur
Menopause premature adalah siklus menstruasi wanita berhenti selama satu
tahun penuh sebelum usia 40 tahun. Ini dapat terjadi akibat berbagai alasan,
termasuk akibat berbagai alasan termaksud genetik, proses autoinum,
intervensi medis, seperti kemoterapi. Wanita yang menjalani menopause awal
memiliki risiko kanker payudara dan ovarium lebih kecil, tetapi memiliki
risiko terkena osteoporosis lebih besar.
3) Menopause beralasan atau medis
Menopause medis, kadang-kadang disebut menopause berhalangan,
disebabkan pada saat ada kerusakan parah (seperti yang disebabkan oleh
kemoterapi yang digunakan selama pengobatan kanker) atau pengangkatan
operatif pada ovarium (menopause akibat bedah). Lebih dari 50 persen wanita
pada kemoterapi dilemparkan ke dalam keadaan menopause sementara, dan
kadang-kadang menetap. Wanita yang belum tua (lebih dari 45 tahun)
cenderung lebih mengalami menopause permanen akibat kemoterapi daripada
wanita yang lebih muda (35 dan kurang). Setelah pengangkatan ovarium
(ooforektomi),awal menopause yang mendadak, dan wanita yang cenderung
mendapatkan gejala menopause yang cukup parah (Tagliaferri,M.dkk,2007).
b. Tahap-Tahap dalam Menopause
Menurut Manuaba (2009), tahap dalam menopause adalah :
1) Fase Pramenopause
Pada fase ini seorang wanita akan mengalami kekacauan polamenstruasi,
terjadi perubahan psikologis/ kejiwaan, terjadi perubahan fisik. Hal ini
biasanya berlangsung selama 4-5 tahun. Terjadi pada usiaantara 45-55
tahun. Premenopause atau masa menjelang menopause adalah suatu
keadaan dimana terjadi keadaan perubahaan segala yangdirasakan oleh
wanita, selama 4-5 tahun sebelum memasuki usia menopause
(Winkjosastro, 2008)
2) Fase Menopause
Terhentinya menstruasi. Perubahan dan keluhan psikologis dan fisik makin
menonjol. Berlangsung sekitar 3-4 tahun. Pada usia antara 56-60 tahun.
Diagnosis menopause dibuat setelah terdapat amenorea sekurang-kurangnya
1 tahun. Berhentinya haid dapat didahului oleh siklus haid yang lebih
panjang, dengan perdarahan yang berkurang. Umur waktu terjadinya
menopause dipengaruhi oleh keturunan,kesehatan umum, dan pola
kehidupan. Ada kecenderungan dewasa ini untuk terjadinya menopause pada
umur yang lebih tua. Menopause juga ada hubungannya dengan menarche.
Makin dini menarche terjadi, makin lambat menopause timbul; sebaliknya,
makin lambat menarche teradi, makin cepat menopause timbul
(Winkjosastro, 2008).
3) Fase Pascamenopause
Terjadi pada usia di atas 60-65 tahun. Wanita beradaptasi terhadap
perubahan psikologis dan fisik. Keluhan semangkin berkurang. Pasca
menopause adalah masa 3-5 tahun setelah menopause. Pasca menopause
adalah masa dimana seorang wanita sudah mencapai menopause. Pada
tahapan ini seorang wanita akan rentan terhadap osteoporosis dan penyakit
jantung, Selain itu, mereka berisiko lebih besar terserang penyakit
alzheimer, stroke, mata kering, kanker usus, dan lain-lain.
c. Faktor yang mempengaruhi Usia menopause
Kebanyakan wanita mengalami menopause antara 45-55 tahun. Faktor -
faktor yang mempengaruhi usia menopause (Nadine, 2009)diantaranya :
1) Kebiasaan merokok
Wanita yang merokok atau pernah menjadi perokok kemungkinan
mengalami menopause sekitar satu setengah hingga dua tahun lebih awal.
2) Status gizi
Wanita dengan status gizi yang buruk kemungkinan dapat mengalami menopause
dini yaitu menopause yang terjadi di bawah usia 50 tahun biasanya pada usia 35-
40 tahun.
3) Lemak tubuh
Produksi estrogen dipengaruhi oleh lemak tubuh. Karena itulah
wanitayang kurus mengalami menopause lebih awal dibandingkan wanita
yangkegemukan.
4) Turunan
Beberapa penelitian menunjukkan bahwa ibu dan anak perempuannya
cenderung mengalami menopause pada usia yang sama. Tapi diperlukan
beberapa penelitian untuk mengatahui apakah genetika menjadi faktor
kunci dalam menentukan usia menopause
5) Dataran tinggi
Wanita yang tinggal di dataran tinggi >4000 m lebih mungkin mengalami
menopause lebih awal.
6) Usia menarche
Menarche adalah usia pertama kali menstruasi. Makin dini
menarcheterjadi, makin lambat menopause timbul. Sebaliknya makin
lambat menarche terjadi, makin cepat menopause timbul. Pada abad ini
umumnya nampak bahwa menarche makin dini timbul dan menopause
makin lambat terjadi, sehingga masa reproduksi menjadi lebih panjang
(Sarwono, 2007).
d. Perubahan yang Terjadi Pada Wanita Menopause
Setiap wanita menopause akan mengalami perubahan baik fisik dan
psikologis.
1) Perubahan Fisik
Akibat perubahan pada organ reproduksi maupun hormon tubuh pada saat
menopause mempengaruhi berbagai keadaan fisik tubuh seorang wanita.
Keadaan ini berupa keluhan-keluhan ketidaknyamanan yang timbul dalam
kehidupan sehari-hari (Nirmala, 2003) seperti :
a) Siklus haid yang tidak teratur/perdarahan
Beberapa keluhan siklus haid tanda paling umum adalah fluksasi dalam
siklus haid, kadang kala haid muncul tepat waktu, tetapi tidakpada siklus
berikutnya. Ketidakteraturan ini sering disertai dengan jumlah darah yang
sangat banyak, tidak seperti volume perdarahan hal yang normal (Jones,
2005)
b) Gejolak rasa panas (Hot Fluses)
Hot Fluses adalah rasa panas yang luar biasa pada wajah dan tubuh bagian
atas ( seperti leher dan dada). Kulit di daerah tersebut terlihat kemerahan.
Gejolak panas terjadi karena jaringan yang sensitif atau yang bergantung
pada estrogen akan terpengaruh sewaktu kadar estrogen menurun.
Pancaran panas diperkirakan akibat dari pengaruh hormon pada bagian
otak yang bertanggung jawab untuk mengukur temperatur tubuh. Gejala
panas bisa terjadi beberapa detik atau menit,tetapi ada juga yang
berlangsung sampai satu jam (Baziad, 2003).
c) Jantung berdebar – debar
Dalam beberapa penelitian masa menopause di ikuti dengan jantung
berdebar – debar karena pada masa ini kadar estrogen menurun sehingga
peluang terkena serangan jantung sekitar 20 kali lebih sedikit dari pria.
Peluang ini dapat berkurang jika berolahraga secara teratur, tidak
merokok, dan mempertahankan berat badan dalam jangkauan yang
diinginkan, serta diet terkendali (Jones, 2005).
d) Keringat Berlebihan di Malam Hari dan Sulit Tidur
Cara bekerja secara pasti tidak dapat di ketahui, tetapi pancaran panas
pada tubuh akibat pengaruh hormon yang mengatur termostat tubuh pada
suhu yang lebih rendah. Akibatnya, suhu udara yang semula dirasakan
nyaman mendadak menjadi terlalu panas dan tubuh mulai menjadi panas
serta mengeluarkan keringat untuk mendinginkan diri. Gejala ini sering
dirasakan pada malam hari, sehingga yang bersangkutan menjadi sulit
tidur.
e) Berkunang – Kunang
Di masa ini penglihatan mulai terganggu terutama pada ketajaman
mata di karenakan kabur dan berkunang-kunang. Hal ini disebabkan
karena otot-otot bola mata mengalami kekenduran atau sebaliknya
sehingga mempengaruhi (Hawari, 2008).
f) Gangguan Libido
Dengan semangkin meningkatnya usia, maka mangkin sering dijumpai
gangguan seksual pada wanita yang di akibatkan kekurangan hormon
estrogen sehingga aliran darah ke vagina berkurang, dan sel-sel epitel
vagina menjadi tipis dan mudah cidera. akibatnya cairan vagina
berkurang, umumnya wanita mengeluh sakit saat senggama sehinggatidak
mau lagi melakukan hubungan seks (Baziad, 2003)
g) Perubahan Kulit
Kulit yang sehat sangat penting bagi wanita, kelainan sedikit saja pada
kulit menyebabkan dampak negatif bagi seorang wanita. Kulit terdiri atas
dua lapisan yaitu epidermis dan dermis. Dermis memiliki banyak artiolen
yang banyak membentuk tumpukan kapiler didalam papil-papil dan sangat
berperan dengan timbulnya panas. Perubahan pada kulit yang disebabkan
oleh kekurangan estrogen dapat mempengaruhi kadar kalogen dan kadar
air dalam kulit yang menyebabkan kulit kehilangan elastisitasnya, atopik,
tipis, kering, dan berlipat-lipat dan bintik-bintik berupa purpura senilis
(Baziad, 2003).
h) Nyeri Otot dan Sendi
Banyak wanita menopause mengeluh nyeri otot dan sendi. Pemeriksaan
radiologik umumnya tidak ditemukan kelainan. Sebagian wanita, nyeri
sendi erat kaitannya dengan perubahan hormonal yang terjadi yang
mengakibatkan menurunnya aliran darah dan sintesis kalogen sehingga
dengan sendirinya tulang rawan ikut rusak. Kejadian ini meningkat
dengan meningkatnya usia (Baziad, 2003)
i) Berat Badan Bertambah
Perubahan kelenjar dapat membuat sebagian orang mengalami
pertambahan berat badan pada masa menopause, namun penyebab yang
lazim adalah asupan makanan dan minuman jauh melebihi yang
dibutuhkan.Wanita membakar kalori lebih lambat dibandingkan pria,
dan tenaga anda semangkin menurun dengan bertambahnya usia
(Nirmala,2003)
2) Perubahan Psikologis
Akibat perubahan pada organ reproduksi maupun hormon tubuh pada
saat menopause mempengaruhi berbagai keadaan fisik tubuh seorang
wanita. Keadaan ini berupa keluhan-keluhan ketidaknyamanan yang
timbul dalam kehidupan sehari-hari (Glasier, 2006) seperti :
a) Depresi
Ini adalah kondisi gejala yang pasti dan sering dialami pada ibu
menopause yang dikarenakan perubahan – perubahan yang ada
padadiri setiap seorang wanita karena perubahan fisik dan psikologi
pada tubuh (Nirmala, 2003).
b) Kecemasan
Gangguan kecemasan dianggap sebagai bagian dari satu mekanisme
pertahanan diri yang dipilih secara alamiah oleh makhluk hidup bila
menghadapi sesuatu yang mengancam atau membahayakan dirinya.
Namun kecemasan ini umumnya bersifat relatif artinya ada orang–
orang yang cemas dan dapat tenang kembali setelah mendapat
dukungan dari orang-orang di sekitarnya namun ada juga orang-orang
yang terus menerus cemas meskipun orang disekitarnya memberikan
dukungan.
c) Mudah tersinggung
Gejala ini lebih mudah terlihat di bandingkan kecemasan. Wanita
lebih mudah tersinggung dan marah terhadap sesuatu yang
sebelumnya dianggap tidak mengganggu. Ini mungkin disebabkan
dengan datangnya menopause maka wanita menjadi sangat menyadari
proses yang sedang berlangsung dalam dirinya. Perasaannya menjadi
sangat sensitive terhadap sikap dan perilaku orang-orang disekitarnya,
terutama jika sikap dan prilaku tersebut di persiapkan sebagai proses
penerimaan yang sedang terjadi dalam dirinya.
d) Stres
Perubahan yang terjadi pada massa menopause dengan menyebabkan
stres pada wanita serta merupakan reaksi tubuh terhadapkecemasan
yang dihadapinya pada saat situasi yang menakutkan atau tidak
nyaman. Tidak ada orang yang bisa lepas sama sekali darirasa was-
was dan cemas termasuk wanita menopause. Ketegangan perasaan
atau stres selalu berdebar dalam lingkungan pekerjaan,pergaulan
sosial, kehidupan rumah tangga dan bahkan menyusup ke dalam tidur.
Kalau tidak di tanggulangi stres dapat menyita energi, mengurangi
produktivitas kerja, dan menurunkan kekebalan terhadap penyakit.
Namun demikian stres tidak hanya memberikan dampak negatif tetapi
juga dampak positif tergantung bagaimana individu memandang dan
mengendalikannya karena stres sangat individual sifatnya ( Anwar,
2003).

Anda mungkin juga menyukai