BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Pengetahuan
pendengaran, penciuman, rasa dan raba. Sebelum orang menghadapi perilaku baru,
dimana orang tersebut menyadari dalam arti mengetahui terlebih dahulu terhadap
stimulus. Interest (merasa tertarik) terhadap objek atau stimulus tersebut bagi dirinya.
Trail yaitu subjek mulai mencoba melakukan sesuatu sesuai dengan pengetahuan,
perawatan dan pemberian makan anak balita, pemilihan dan pengolahan makanan
balita. Supaya dapat gizi yang baik dan seimbang (http://eprints.uns.ac.id, 2014).
8
2.1.3.1 Umur
mental ini tidak secepat seperti ketika berumur belasan tahun, sebagai contoh daya
2.1.3.2 Intelegensi
abstrak guna menyesuaikan diri secara mental dalam situasi baru. Intelegensi
merupakan salah satu modal untuk berpikir dan mengolah berbagai informasi secara
2.1.3.3 Lingkungan
seseorang dapat mempelajari hal-hal yang baik dan juga yang buruk.
pengetahuan.
9
2.1.3.5 Informasi
yang baik dari berbagai media, maka hal itu akan dapat meningkatkan pengetahuan
seseorang.
2.1.3.6 Pengalaman
bahwa pengalaman merupakan sumber pengetahuan, atau pengalaman itu suatu cara
Tingkat pengetahuan yang dimiliki oleh seseorang dapat dibagi menjadi tiga
tingkat, yaitu: Tingkat pengetahuan baik bila skor atau nilai 76-100%, Tingkat
pengetahuan cukup bila skor atau nilai 56-75%, Tingkat pengetahuan kurang bila
yang menanyakan tentang isi materi yang diukur dari subjek penelitian atau
responden. Kedalaman pengetahuan yang ingin kita ketahui atau kita ukur dapat kita
dalam mengambil keputusan rasional dan efektif dalam menerima prilaku baru yang
akan menghasilkan persepsi yang positif dan negatif. Dengan pengetahuan yang baik
tentang pemeriksaan kehamilan maka ibu hamil akan termotivasi untuk melakukan
1. Cara Tradisional
Cara kuno atau tradisional ini dipakai orang untuk memperoleh kebenaran
logis.
Metode ini telah digunakan orang dalam waktu cukup lama untuk
Kebiasaan seperti ini tidak hanya terjadi pada masyarakat tradisional saja,
melainkan juga terjadi pada masyarakat modren. Kebiasaan seperti ini seolah-olah
Hal ini dilakukan dengan cara mengulang kembali pengalaman yang diperoleh dalam
sistematis, logis dan ilmia. Cara ini disebut “metode penelitian ilmiah” atau logis
populer disebut metodologi penelitian. Cara ini mula-mula dikembangkan oleh Fracis
Metode ilmiah yang pertama kali dikenalkan oleh Jhon Dewey adalah perpaduan
1. Merasakan adanya suatu masalah atau kesulitan, dan masalah atau kesulitan ini
masalah ini.
hipotesis-hipotesis.
deduktif.
2.2 Ibu
2.2.1 Defenisi
Ibu adalah orang yang ingin melihat, menyentuh, dan merawat anaknya
(jones, 2005). Ibu adalah sosok yang penuh pengertian, mengerti akan apa-apa yang
ada pada diri anaknya dalam hal mengasuh, membimbing dan mengawasi
orang tua dan mampu memenuhi tugas sebagai pendidik. oleh sebab itu ibu
peran seorang ibu dalam keluarga terutama anak adalah mendidik dan
menjaga anak-anaknya dari usia bayi hingga dewasa, karena anak tidak jauh dari
Peranan ibu terhadap anak adalah sebagai pembimbing kehidupan di dunia ini.
Ibu sangat berperan dalam kehidupan buah hatinya di saat anaknya masih bayi hingga
dewasa, bahkan sampai anak yang sudah dilepas tanggung jawabnya atau menikah
dengan orang lain seorang ibu tetap berperan dalam kehidupan anaknya. (Zulkifli,
2004, hal:9)
Dalam penelitian ini yang dimaksud dengan ibu adalah wanita yang
mempunyai balita.
2.3 Gizi
Tubuh manusia (termasuk bayi dan balita) memerlukan zat-zat yang berasal
dari makanan, yang disebut zat-zat gizi. Sementara itu istilah “Gizi” berasal dari kata
14
“Gizawi” ( bahasa arab), yang berarti pemberian zat-zat makanan kepada sel-sel dan
(Maryunani,2010,hal:257)
Syarat makanan yang diberikan adalah makanan yang mudah dicerna dan
Pada usia 1 sampai 3 tahun anak bersifat konsumen pasif. Teknik makannya
tergantung pada apa yang disediakan dan diberikan ibu. Gigi geligi susu telah
tumbuh, tetapi belum dapat digunakan untuk mengunyah makanan yang terlalu keras.
Anak usia 3-5 tahun, disebut konsumen aktif. Dalam hal ini mereka telah
dapat memilih makanan yang disukai. Pada usia ini mulai diajarkan pendidikan gizi
Cara mengelola makanan pada balita harus dikuasai benar oleh orang tua, cara
2. Tersedia sumber protein hewani ( telur, ikan, daging, susu) di dalam hidangan
3. Bila tak suka sayur, sementara diganti buah-buahan yang di sukai dan di
sesuaikan kemampuan.
5. Makanan dan minuman manis termasuk permen harus dihindari, karena bahan
tersebut termasuk zat gizi kosong, artinya hanya zat tenaga tanpa vitamin dan
mineral.
6. Makanan harus dari bahan-bahan segar dan bebas pengawet dan bahan-bahan
kimia lainnya.
10. Setiap jenis makanan yang dikonsumsi anak harus dijelaskan manfaatnya.
Masa balita adalah periode dan mental yang pesat. Pada masa ini otak balita
telah siap menghadapi berbagai stimuli seperti belajar berjalan dan berbicara lebih
lancar. Balita memiliki kebutuhan gizi yang berbeda dari orang dewasa. Balita
membutuhkan lebih banyak lemak dan lebih sedikit serat. Menu seimbang untuk
balita yaitu:
16
Konsumsi garam untuk balita tidak lebih dari 1/6 jumlah maksimum orang
2. Porsi makan
Porsi makan anak balita juga berbeda dengan orang dewasa. Mereka
membutuhkan makanan sumber energy yang lengkap gizi dalam jumlah lebih kecil
namun sering.
4. Susu Pertumbuhan
Susu merupakan salah satu sumber kalsium, sehingga penting juga dikonsumsi
(Proverawati,2011,hal:77-78).
Kebutuhan dasar gizi atau pangan merupakan salah satu kebutuhan dasar yang
Yang perlu diperhatikan dalam memenuhi kebutuhan kalori dan zat gizi serta peran
Gizi yang harus terpenuhi untuk menjaga keseimbangan tubuh balita yaitu:
1. Karbohidrat seperti nasi, roti, sereal, kentang, atau mie. Selain sebagai menu
utama, karbohidrat bisa diolah sebagai makanan selingan atau bekal sekolah
2. Buah dan sayur seperti pisang, papaya, jeruk, tomat, dan wortel. Jenis sayuran
beragam mengandung zat gizi berbeda. Berikan setiap hari baik dalam bentuk
3. Susu dan produk olahan susu. Pastikan balita mendapatkan asupan kalsium yang
apabila timbul alergi atau dapat diganti dengan sumber protein lain
5. Lemak dan gula seperti yang didapat dalam minyak, santan, dan mentega, roti dan
kue juga mengandung omega 3 dan 6 yang penting untuk perkembangan otak.
Pastikan balita mendapatkan kadar lemak esensial dan gula yang cukup bagi
3. Aneka jajanan dipinggir jalan yang tidak terjamin kebersihan dan kandungan
gizinya.
4. Konsumsi telur dan kerang sering kali menimbulkan alergi bahkan keracunan bila
ibu tidak jeli memilih yang segar dan atau salah mengolahnya.
aspek kebersihan dan kesehatan lingkungan (higiene dan sanitasi) amat penting
diterapkan pula. Semua aspek tersebut harus diajarkan sedini mungki, yakni diusia
balita tersebut. Higiene dan sanitasi berkaitan dengan cara mencuci tangan dengan
sabun, setiap datang dari luar ke dalam rumah, higiene mulut dengan bersikat gigi 4
kali sehari yakni sehabis makan dan hendak tidur, dan kebersihan tempat makan dan
Status Gizi adalah Ekspresi dari keadaan keseimbangan dalam bentuk variabel
tertentu, atau perwujudan dari nutriture dalam bentuk variabel tertentu ( Supariasa,
Penilaian status gizi merupakan cara yang dilakukan untuk mengetahui status
gizi seseorang. Cara penilaian status gizi dapat ditentukan dengan cara penilaian
Penilaian gizi secara langsung dapat dibagi menjadi empat penilaian yaitu:
1. Antropometri
pengukuran dimensi tubuh dan komposisi tubuh dari berbagai tingkat umur dan
tingkat gizi.
20
Indeks penilaian status gizi balita ialah untuk menilai Status gizi anak usia di
bawah lima tahun (Balita) digunakan beberapa indeks, yaitu: Berat Badan menurut
Umur (BB/U); Berat Badan menurut Tinggi Badan atau Panjang Badan (BB/TB atau
BB/PB); Tinggi Badan atau Panjang Badan menurut Umur (TB/U atau PB/U); dan
indeks yang baru diperkenalkan oleh WHO (2005), yaitu Indeks Massa Tubuh
normalnya) (Almatsier,2011:103).
Sebagai Indeks Gizi dan Kesehatan Masyarakat. Medika, No 8 tahun XXIII, 1997).
Dalam buku Supariasa 2008 kriteria Status Gizi berdasarkan Indeks Antropometri.
Tabel 1.1
1. Klinis
Pemeriksaan klinis adalah metode yang sangat penting untuk menilai status
gizi masyarakat. Metode ini ini didasarkan atas perubahan perubahan yang terjadi
yang dihubungkan dengan ketidakcukupan zat gizi. Hal ini dapat dilihat pada jaringan
epitel seperti kulit, mata, rambut dan mukosa oral atau pada organ-organ yang dekat
2. Biokimia
Penilaian status gizi dengan biokimia adalah pemeriksaan spesimen yang diuji
secara laboratoris yang dilakukan pada berbagai macam jaringan tubuh. Jaringan
tubuh yang digunakan antara lain: darah, urine, tinja, dan juga beberapa jaringan
3. Biofisik
Penentuan status gizi secara biofisik adalah metode penentuan status gizi
Penilaian status gizi secara tidak langsung dapat dibagi tiga, yaitu, Survei
1. Survei makanan adalah metode penentuan status gizi secara tidak langsung
angka kesakitan, dan kematian akibat penyebab tertentu dan data lainnya
Status gizi dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor yang dapat mempengaruhi
kondisi balita baik dari faktor internal maupun eksternal. Faktor-faktor tersebut antara
lain:
Salah satu faktor penting dalam proses tumbuh kembang anak yaitu
pendidikan orang tua. Tingkat pendidikan yang ditempuh ibu balita akan
mempengaruhi penerimaan pesan dan informasi gizi serta kesehatan anak. Ibu dengan
tingkat pendidikan tinggi akan lebih mudah menerima pesan mengenai gizi dan
kesehatan anak (Rahmawati, 2006). Tingkat pendidikan terdiri dari SD, SMP, SMA,
(http://keperawatan.unsoed.ac.id, 2014).
korelasi, menunjukkan adanya hubungan yang positif dan signifikan antara pekerjaan
ibu dengan status gizi balita. Ibu yang tidak bekerja secara otomatis tidak akan
gizi balita sehari-hari. Hasil penelitian Devi (2010) dengan menggunakan uji regresi
logistik menunjukkan bahwa faktor yang paling dominan berhubungan dengan status
gizi adalah jenis pekerjaan ayah dan jenis pekerjaan ibu (Dyah, 2014).
tentang gizi secara tidak langsung akan mempengaruhi status gizi anak sehingga
gizinya dapat terjamin. Dengan pengetahuan yang dimiliki tersebut, maka ibu dapat
Menurut Permana (2011), jika pengetahuan ibu tentang gizi kurang, maka ibu
kurang memperhatikan asupan makanan yang baik sehingga status gizi balita menjadi
kurang.
tentang gizi dengan status gizi Balita dengan hasil uji SPSS spearman’s rho nilai
koefisien korelasi Spearman (rs)=0, 376 dan nilai sig 2 tailed (p) 0,002, sehingga p <
Penyakit infeksi dapat memperburuk keadaan gizi dan keadaan gizi yang
dengan keadaan gizi merupakan suatu hubungan timbal balik. Penyakit infeksi dapat
disebabkan oleh faktor agent (penyebab infeksi), host (induk semang), dan route of
transmission (jalannya penularan). Faktor agen penyebab penyakit infeksi antara lain
virus, bakteri, jamur, riketsia, dan protozoa. Berbagai agen infeksi tersebut akan
cacar, typhus, disentri, malaria, dan penyakit kulit seperti panu. Suatu penyakit
infeksi juga dapat disebabkan oleh faktor-faktor yang ada pada induk semang itu
sendiri, tergantung dari kekebalan atau resistensi orang yang bersangkutan. Penyakit
infeksi ini merupakan penyakit yang menular dan penularan dapat terjadi secara
Salah satu penyebab langsung yang mempengaruhi status gizi yaitu asupan
nutrisi yang kurang. Makanan yang dikonsumsi tidak dapat memenuhi kebutuhan zat-
zat gizi dalam tubuh seperti energi dan protein. Energi dapat diperoleh dari
kandungan bahan makanan seperti karbohidrat, lemak, dan protein. Energi tersebut
tubuh juga dapat menyebabkan status gizi menurun sampai pada gizi buruk apabila
terjadi dalam jangka lama. Hal ini dikarenakan fungsi protein itu sendiri sebagai
Menurut Sediaoetama (1987) dalam buku Agria (2012) Status gizi pada usia
balita harus dijaga dan diperhatikan secara serius dari orang tua, karena terjadi
malnutrisi pada masa ini akan bisa menyebabkan kerusakan yang irreversibel.
Sangat mungkin ukuran tubuh pendek adalah salah satu indikator atau
petunjuk kekurangan gizi yang berkepanjangan pada balita. Kekurangan gizi yang
lebih fatal akan berdampak pada perkembangan otak (Agria, 2012: 131).
26
2.5 Balita
Istilah balita singkatan dari bawah lima tahun. Tentu saja termasuk bawah 1
tahun. Beberapa ilmuwan membedakan anak usia bawah 1 tahun dengan di atasnya,
karena fisiologi atau faal bayi di bawah usia 1 tahun berbeda dari di atasnya.
Utamanya, makanan bayi berbentuk cair, yaitu air susu ibu (ASI), sedangkan
umumnya anak usia lebih dari 1 tahun mulai menerima makanan padat seperti orang
Balita atau bawah lima tahun adalah semua anak termasuk bayi yang baru
lahir, yang berusia 0 sampai menjelang tepat 5 tahun (4 tahun,11 bulan, 29 hari). Pada
balita atau anak bawah lima tahun adalah anak usia kurang dari lima tahun
sehingga bayi usia dibawah satu tahun juga termasuk dalam golongan ini. Namun,
karena faal(kerja alat tubuh semestinya) bayi usia dibawah satu tahun berbeda dengan
anak usia diatas satu tahun, banyak ilmuwan yang membedakannya. Anak usia 1-5
tahun dapat pula dikatakan mulai disapih atau selepas menyusu sampai dengan
faal tubuhnya juga mengalami perkembangan sehingga jenis makanan dan cara
Status gizi balita merupakan faktor penting yang harus diperhatikan karena
masa balita merupakan periode perkembangan yang rentan dengan gizi. Sehingga
27
peningkatan kesehatan serta gizi anak balitanya. Karena seorang ibu sebagai
pengelola makanan untuk balitanya dan mempunyai peranan yang besar dalam
2.6.1 Defenisi
Kerangka konsep adalah suatu hubungan atau kaitan antara konsep satu
Penelitian ini menggunakan dua variabel yaitu satu variabel bebas (variabel
independent) atau variabel X dan satu variabel terikat (Variabel Dependent) atau
variabel Y. Variabel bebas dalam penelitian ini adalah Pengetahuan ibu tentang gizi,
sedangkan variabel terikat adalah status gizi balita. Dimana tanda panah menjelaskan
hubungan antara bagaimana pengetahuan ibu tentang gizi dengan status gizi balita.
Adapun kerangka konsep dalam penelitian ini adalah lihat pada Gambar 2:
2.7 Hipotesis
Ada hubungan positif pengetahuan ibu tentang gizi dengan status gizi balita di