Anda di halaman 1dari 14

BAB II

KAJIAN PUSTAKA
A. Telaah Pustaka
1. Pengetahuan
a. Pengertian pengetahuan
Pengetahuan adalah ranah hasil yang terjadi karena seseorang melakukan
penginderaan terhadap objek tertentu, melalui panca indra manusia. Penginderaan
terjadi melalui panca indera manusia. yaitu penglihatan, penciuman,
pendengaran, rasa, dan raba. Sebagian besar pengetahuan manusia melalui mata
dan telinga (Rompis, dkk. 2016)
Menurut Notoatmodjo (2012), pengetahuan seseorang terhadap objek
mempunyai intensitas atau tingkatan yang berbeda-beda. Secara garis besar dibagi
dalam enam tingkatan pengetahuan, yaitu :
1) Tahu (know)
Tahu diartikan sebagai pengingat suatu materi yang diperlajari sebelumnya.
Untuk mengetahui atau mengukur bahwa orang tahu sesuatu dapat
menggunakan pertanyaan-pertanyaan.
2) Memahami (comprehension)
memahami diartikan sebagai suatu kemampuan seseorang untu
menjelaskan secara benar tentang objek yang diketahui dan dapat
menginterprestasikan materi tersebut secara benar.
3) Aplikasi (application)
aplikasi diartikan apabila orang yang telah memahami objek yang
dimaksud dapat menggunakan atau mengaplikasikan prinsip yang diketahui
tersebut pada situasi yang lain.
4) Analisis (analysis)
analisis adalah kemampuan seseorang untuk menjabarkan dan atau
memisahkan. Kemudian mencari hubungan antara bagian-bagian yang
terdapat dalam suatu masalah atau objek yang diketahui.
5) Sintesis (synthesis)
sintesis menunjukan suatu kemampuan seseorang untuk merangkum atau
menghubungkan bagian-bagian di dalam suatu bentuk keseluruhan yang
baru.
6) Evaluasi (evaluation)
evaluasi berkaitan dengan kemampuan seseorang untuk melakukan
justifikasi atau penilaian terhadapa suatu objek tertentu.
Pengetahuan orangtua sangat penting dalam mendasari terbentuknya perilaku yang
mendukung atau tidak mendukung terhadap kesehatan gigi dan mulut anak.
Pengetahuan tersebut dapat diperoleh secara alamiah maupun terencana, yaitu melalui
proses pendidikan. Orangtua dengan pengetahuan kesehatan gigi dan mulut yang
rendah merupakan factor predisposisi dari perilaku yang tidak mendukung kesehatan
gigi dan mulut anak (Yulianti & Muhlisin. 2017)

b. Faktor-faktor yang mempengaruhi pengetahuan :


1) Umur
Umur merupakan salah satu faktor yang dapat menuntukan kematangan
seseorang. Baik dalam berfikir, bertindak, maupun belajar. Kematangan
dalam berfikir seseorang yang dapat mempengaruhi baik pengetahuan,
sikap, maupun praktik seseorang, karena tahapan kehidupan yang telah
dijalani seseorang dapat memberikan suatu pengalaman yang tidak mudah
dilupakan(Yulianti & Muhlisin. 2017)
Usia mempengaruhi terhadap daya tangkap dan pola pikir sesorang.
Semakin bertambah usia akan semakin berkembang pula daya tangkap dan
pola pikirnya. Sehingga pengetahuan yang diperoleh semakin membaik.
Dalam kehidupan individu mengalami kejadian dan peristiwa yang datang
silih berganti, tidak sedikit yang merekam kejadian atau peristiwa tersebut
dan dijadikan sebagai bahan pertimbangan dalam mengambil keputusan
pengalaman yang dimiliki responden dalam kehidupan sehari-hari akan
mempengaruhi tingkat pengetahuan seseorang. (Yulianti & Muhlisin.
2017)
2) Tingkat pendidikan
Pendidikan merupakan hal yang sangat penting dalam mempengaruhi
pikiran seseorang. Seseorang yang berpendidikan ketika menemui suatu
masalah akan berusaha dipikirkan sebaik mungkin dalam menyelesaikan
masalah tersebut. Orang yang berpendidikan cenderung akan mampu
berpikir tenang terhadap suatu masalah. Melalui proses pendidikan yang
melibatkan serangkaian aktivitas, maka seorang individu akan memperoleh
pengetahuan, pemahaman, keahlian dan wawasan yang lebih tinggi
(Yulianti & Muhlisin. 2017)
3) Pekerjaan
Orangtua yang berkerja mempunyai banyak pilihan, ada yang memilih
bekerja di luar rumah ada juga yang memilih bekerja di rumah seperti
usaha rumahan. Jika orangtua memilih bekerja diluar rumah, maka harus
pandai-pandai mengatur waktu untuk keluarga terutama seorang ibu karena
pada hakikatnya seorang ibu mempunyai tugas utama yaitu mengatur
urusan rumah tangga termasuk mengawasi, mengatur, dan membimbing
anak-anak (Yulianti & Muhlisin. 2017)
Seseorang yang bekerja secara umum akan mendapatkan pendapatan,
sehingga segala aspek yang dibutuhkan terutama dalam menunjang
pencegahan maupun pengobatan keluarga akan terpenuhi. Hal ini semua
dengan model Andersen dalam Notoatmodjo(2012), pekerjaan merupakan
hal untuk memperoleh pendapatan yang cukup untuk dapat meningkatkan
pengetahuan seseorang tentang kesehatan khususnya kesehatan gigi dan
mulut.
Pada dasarnya berkerja merupakan suatu kebutuhan, dengan berkerja
keluarga dapat memenuhi kebutuhan baik kebutuhan fisiologi dasar seperti,
makan, minum, tempat tinggal, pakaian, dan sejenisnya, maupun
kebutuhan sosial yaitu kebutuhan yang timbul dalam hubungan interaksi
seseorang dengan lingkungan untuk hidup yang lebih layak dan dapat
meningkatkan kesejahteraan keluarga(Yulianti & Muhlisin. 2017)
4) Minat
Suatu kecenderungan atau keinginan yang tinggi terhadap sesuatu.
Minat menjadikan seseorang untuk mencoba dan menekuni suatu hal dan
pada akhirnya diperoleh pengetahuan yang mendalam. Selain pendidikan
yang berpengaruh, pengetahuan seseorang dipengaruhi pula oleh
intelegensi, perhatian, dan minat seseorang. Dalam hal ini khususnya bagi
para orangtua dalam mendapatkan informasi dari tenaga kesehatan dan
keingintahuan responden untuk mendapatkan informasi tentang kesehatan
gigi dan mulut dari tetangga, teman, maupun berbagai media massa seperti
surat kabar, radio, televise, dan juga poster-poster yang dipasang petugas
kesehatan.
Sehingga dimungkinkan untuk meningkatkan pengetahuan responden
tentang kesehatan gigi dan mulut meskipun pendidikan orangtua masih
dalam kategori dasar namun memiliki pengetahuan relative baik (Yulianti
& Muhlisin. 2017)
5) Pengalaman
Suatu kejadian yang pernah dialami sesorang dalam berinteraksi
dengan lingkungannya. Ada kecenderungan pengalaman yang kurang baik
seseorang akan berusahan untuk melupakan, namun jika pengalaman
terhadap objek tersebut maka secara psikologis akan timbul kesan yang
sangat mendalam dan membekas dalam emosi kejiwaannya, dan akhirnya
dapat pula membentuk sikap positif dalam kehidupannya.
6) Lingkungan
Lingkungan sangat mempengaruhi untuk pembentukan sikap dan
pribadi seseorang, saat masyarakat sekitar mempunyai sikap untuk selalu
menjaga kebersihan lingkungan maka akan terbawa juga kedalam diri
seseorang untuk menjaga diri termasuk kebersihan gigi dan mulut.
7) Informasi
Kemudahan untuk memperoleh informasi dapat membantu
mempercepat seseorang dalam memperoleh pengetahuan yang baru
(Yulianti & Muhlisin. 2017)
c. Pengetahuan orangtua tentang karies gigi pada anak
Menurut (Wangidjaja.2014), orangtua perlu mengetahui bahwa
pembentukan gigi geligi dimulai sejak bayi masih dalam kandungan yaitu
pada minggu ke-6 kehamilan sampai bayi lahir. Pertumbuhan gigi masih
berlangsung terus didalam rahang bayi dan tidak terlihat dari luar.
Sepanjang hidup kita pasti mengalami 2 kali masa/periode pertumbuhan
gigi :
a. Pertama : periode pertumbuhan gigi sulung usia 0-24 bulan.
Periode gigi sulung sampai usia 6 tahun, kemudian gigi sulung
mulai tanggal dan digantikan dengan gigi permanen
b. Kedua : periode pertumbuhan gigi tetap usia 6-12 tahun.
Periode ini juga biasanya masih menjadi terjadi periode gigi
campuran, karena ada dua macam gigi yaitu gigi sulung dan gigi
permanen di dalam rahang anak.
Pemeliharaan kebersihan gigi dan mulut merupakan salah satu upaya
peningkatan kesehatan dan pencegahan penyakit gigi dan mulut. Perilaku merupakan
suatu aktivitas manusia yang sangat mempengaruhi pola hidup yang di jalaninya.
Proses pembentukan perilaku anak yang baik di ajarkan oleh orangtua. Hal ini
membutuhkan waktu, kemauan, dan kemampuan dari orangtua untuk mengajarkan
kepada anak.
Sejak erupsi gigi yang pertama, orangtua harus membersihkan gigi tersebut
setiap habis menyusui. Bila gigi bayi tidak dibersihkan sejak awal maka saat usia 1-2
tahun gigi anak bisa rusak dan berlubang sehingga akan berdampak pada tumbuh
kembang anak. Dan saat anak dalam usia pra-sekolah maupun sekolah, mereka mulai
belajar hidup bermasyarakat dan berkembang. Pada usia ini mereka akan mengalami
banyak hal, antara lain:
1) Mengenal banyak teman
2) Sudah bisa diajak komunikasi
3) Mengeluarkan pendapat apa yang dia mau
4) Memulai memilih-milih apa yang dia sukai
5) Mengenal dan meminta banyak macam makanan
6) Mencontoh dan menirukan apa yang dilihatnya
Dampaknya akan berakibat menguntungkan atau merugikan bagi kesehatan gigi anak.
Hal-hal yang harus di perhatikan pada masa ini :
1) Memilih makanan yang baik untuk kesehatan gigi anak seperti buah-
buahan dan sayuran
2) Mengurangi makanan yang dapat merusak gigi yaitu makanan yang
manis dan lengket seperti permen coklat dan biscuit
3) Mengingatkan dan mengawaasi anak untuk menyikat gigi yang baik
dan benar minimal dua kali sehari, pagi setelah sarapan dan malam
sebelum tidur
4) Rutin memeriksakan kesehatan gigi dan mulut anak minimal enam
bulan sekali ke klinik/dokter gigi

2. Karies
a. Pengertian karies
Karies adalah hasil interaksi dari bakteri di permukaan gigi, plak atau
biofilm, dan diet, khususnya komponen karbohidrat yang difermentasikan oleh
bakteri plak menjadi asam, terutama asam laktat dan asetat sehingga terjadi
demineralisasi jaringan keras gigi dan memerlukan cukup waktu untuk
kejadiaannya(putri, dkk, 2015). Menurut Tarigan (2013), karies gigi adalah
penyakit jaringan gigi yang ditandai dengan kerusakan jaringan, dimulai dari
permukaan gigi (ceruk, fissure, dan daerah interproksimal) dan meluas ke arah
pulpa.
Gambar 2.1. Karies gigi
Sumber : Prasko, 2012
Karies merupakan suatu penyakit jaringan keras gigi, yaitu email,
dentin, dan sementum, yang disebabkan oleh aktivitas suatu jasad renik
dalam suatu karbohidrat yang dapat diragikan.Tandanya adalah
demineralisasi jaringan keras gigi yang kemudian diikuti oleh kerusakan
bahan organiknya. Akibatnya, terjadi invasi bakteri dan kematian pulpa
serta penyebaran infeksinya ke jaringan periapeks yang dapat menyebabkan
nyeri. Walaupun demikian, mengingat mungkinnya terjadi remineralisasi,
pada stadium yang sangat dini penyakit ini dapat dihentikan (Kidd &
Bechal, 2013)

b. Faktor penyebab karies


Gambar 2.2 Faktor penyebab karies

Sumber .Selwitz,.dkk.2007
Karies terjadi bukan disebabkan karna satu kejadian saja tetapi disebabkan
serangkaian proses yang terjadi selama beberapa kurun waktu. Terjadinya
proses karies disebabkan oleh dua faktor yaitu faktor internal dan eksternal.
Host atau tuan rumah, mikroorganisme, substrat, dan waktu merupakan
faktor internal, sedangkan usia, jenis kelamin, perilaku, pengetahuan dan
sosial ekonomi merupakan faktor eksternal.(Pintauli, 2010)
1) Faktor internal
a. Host atau tuan rumah
ada beberapa faktor yang dihubungkan dengan gigi sebagai tuan
rumah terhadap karies yaitu faktor morfologi gigi(ukuran dan
bentuk gigi), struktur email, faktor kimia dan kristolografis pit dan
fissure pada gigi posterior sangat rentan terhadap karies karena sisa-
sisa makanan mudah menumpuk di daerah tersebut terutama pit dan
fissure yang dalam. Selain itu, permukaan gigi yang kasar juga
dapat menyebabkan plak mudah melekat dan membantu
perkembangan karies.
b. Agen atau mikroorganisme
Plak gigi memegang peran penting dalam menyebabkan terjadinya
karies. Plak adalah suatu lapisan lunak yang terdiri atas kumpulan
mikroorganisme yang berkembang biak di atas suatu matriks yang
terbentuk dan melekat erat pada permukaan gigi yang tidak
dibersihkan, jika plak tersebut dibiarkan semakin tebal maka hal ini
akan menghambat fungsi saliva dalam menetralkan plak tersebut
sehingga proses karies pun dimulai
c. Substrat atau diet
Faktor substrat dapat mempengaruhi pembentukan plak karena
membantu kembang biak dan kolonisasi mikroorganisme yang ada
pada perrmukaan enamel. Selain itu, dapat mempengaruhi
metabolism bakteri dalam plak, dengan menyediakan bahan-bahan
yang diperlukan untuk memproduksi asam serta bahan lain yang
aktif yang menyebabkan timbulnya karies. Hasil penelitian
menunjukan bahwa orang yang banyak mengkonsumsi karbohidrat
terutama sukrosa cenderung mengalami kerusakan pada gigi,
sebaiknya pada orang diet yang banyak mengandung lemak dan
protein hanya sedikit atau sama sekali tidak mempunyai karies gigi.
Hal ini penting menunjukan bahwa karbohidrat memegang peranan
penting dalam terjadinya karies

d. Waktu
Secara umum karies dianggap sebagai penyakit kronis pada
manusia yang berkembang dalam waktu beberapa bulan atau tahun.
Lamanya waktu yang dibutuhkan karies untuk berkembang menjadi
suatu kavita cukup bervariasi, diperkirakan 6-48 bulan.
2) Faktor eksternal
a. Usia
Penelitian epdemiologi menunjukan terjadinya peningkatan
prevalensi karies sejalan dengan bertambahnya umur, gigi yang
paling terakhir erupsi lebih rentan terkena karies,kerentanan ini
meningkat karena sulitnya membersihkan gigi yang sedang erupsi
sampai mempunyai resiko karies yang paling tinggi ketika gigi
mereka baru erupsi sedangkan orangtua lebih beresiko terhadap
karies akar.
b. Jenis kelamin
Dari hasil penelitian oleh milhahn-turkeheim pada gigi terlihat
bahwa persentase karies gigi pada wanita lebih tinggi dibanding
dengan pria(Tarigan,2013), selama masa anak-anak dan remaja
wanita menunjukan nilai DMF yang tinggi dari pada pria.
Walaupun demikian oral hygiene wanita lebih baik sehingga
komponen gigi yang hilang lebih sedikit dibandingkan dengan pria.
c. Sosial ekonomi
Karies dijumpai lebih sedikit pada kelompok sosial ekonomi tinggi
dan sebaliknya. Hal ini dikaitkan dengan lebih besarnya minat
hidup sehat pada kelompok sosial ekonomi tinggi. Pendidikan
adalah faktor kedua terbesar dari faktor sosial ekonomi yang
mempengaruhi status kesehatan, seseorang yang mempunyai
tingkat pendidikan tinggi akan memiliki pengetahuan dan sikap
yang baik tentang kesehatan sehingga akan mempengaruhi
perilakunya untuk hidup sehat. Sebaliknya mereka yang kurang
pengetahuan tentang pentingnya akan hidup sehat dapat
mempengaruhi dalam menjaga kesehatan. Sehingga hal inilah yang
memicu status kesehatan masyarakat golongan tersebut menjadi
rendah(Pintauli. 2010)
c. Proses terjadinya karies
Menurut (prasuda,dkk.2017) pengetahuan orangtua sangat penting
dalam mendasari terbentuknya perilaku mendukung atau tidak mendukung
kebersihan gigi dan mulut anak. Terutama dalam menjaga kebersihan gigi
dan mulut, karies gigi yang terjadi pada anak dapat bermula dari
pengetahuan orangtua yang menentukan sikap dan tindakan mereka
sehingga akan dicontoh oleh anak apa yang dilakukan orangtuanya.

Tingkat pengetahuan orangtua sikap orangtua

Tindakan orangtua ditiru oleh anak

Di dalam mulut kita hidup berbagai macam bakteri. Bakteri-bakteri ini


ada yang berkumpul membentuk suatu lapisan yang lunak dan lengket
bernama plak yang menempel pada gigi. Biasanya plak sangat mudah
menempel pada permukaan kunyah gigi, sela-sela gigi, keretakan pada
permukaan gigi, di sekitar tambalan gigi dan di batas antara gigi dan gusi.
Bakteri yang terdapat dalam plak bisa mengubah gula atau karbohidrat yang
berasal dari makanan dan minuman menjadi asam yang bisa merusak gigi
dengan cara melarutkan mineral-mineral yang terdapat pada gigi. Proses
hilangnya mineral dari struktur gigi ini dinamakan remineralisasi.
Pada dasarnya pencegahan plak yang utama adalah melalui kesadaran
dan kebiasaan menyikat gigi. Bila anda membersihkan gigi dengan benar
dan teratur, terutama di sela-sela gigi, maka plak akan bersih sebelum
mengeras. Disini peran orangtua untuk mengajarkan dan membiasakan anak
untuk menjaga kesehatan gigi dan mulut dari sedini mungkin agar terhindar
dari penyakit gigi dan mulut terutama karies gigi
d. Pencegahan karies anak
Gigi berlubang biasanya bisa dicegah dengan cara menjaga kebersihan
gigi dan mulut dan memperkuat pertahanan gigi dengan fissure sealent
1) Menjaga kebersihan gigi dan mulut adalah cara menghilangkan
penyebab utama, yaitu plak. Setelah dibersihkan plak akan muncul
kembai karena bakteri di dalam mulut kita tidak akan hilang 100%.
Oleh karena itu, rutinitas menyikat gigi, flossing, menggunakan
obat kumur juga dapat mengurangi bakteri didalam mulut,
mengurangi frekuensi “ngemil” di antara jam makan ataupun
dengan mengunyah permen karet yang mengandung xylitol,sangat
diperlukan untuk mengendalikan pembentukan plak yang ada di
dalam mulut. Memperbanyak makanan yang dapat menyehatkan
kesehat gigi dan mulut yaitu makanan yang berserat dan berair
seperti buah dan sayuran(makanan yang menyehatkan) serta
mengurangi makanan yang dapat merusak gigi makanan manis dan
lengket seperti permen dan coklat(makanan yang merusak.
Gambar 2.3. Makanan yang menyehatkan (a) dan yang merusak gigi (b)

a b
sumber : natureworldreport.com
2) Kurang terampil menyikat gigi, ada orang-orang yang memiliki
keterbatasan motorik dalam menyikat gigi. Orang-orang seperti ini
biasanya rentan terkena karies gigi apabila tidak dibantu untuk memelihara
kesehatan gigi dan mulutnya. Dianjurkan bagi orang-orang seperti ini
untuk melakukan perwatan dengan fluoride. Selain itu, anak-anak yang
agak sulit untuk menyikat gigi dengan bersih juga dianjurkan untuk
melakukan perawatan fluoride juga.
Gambar 2.4. Teknik menyikat gigi yang baik

Sumber : pakargigi.com
Fissure sealent atau celah-celah yang ada di daerah pengunyahan
dengan keadaan yang cukup dalam maka adalah tempat unntuk sisa
makanan menempel kerena celah yang dalam maka akan sulit untuk
dibersihkan dengan menyikat gigi saja, jika plak yang terdapat didalam
celah yang sulit dibersihkan maka lama kelamaan akan membentuk lubang
gigi.Untuk mencegahnya, biasanya dokter akan mengajukan untuk
melakukan fissure sealent yaitu suatu perawatan untuk menutup celah-
celah yang ada pada daerah pengunyahan dengan bahan
tambalan(Ramadhan.2010)
Gambaran 2.5. sebelum dan sesudah fissure sealent

Sumber : moderndentistry.com
Program pencegahan karies merupakan proses yang kompleks dan
melibatkan faktor-faktor yang tidak berkaitan. Tujuan utama pencegahan
adalah untuk mengurangi jumlah bakteri kariogenik. Pencegahan harus
dimulai denngan mempertimbangkan keseluruhan daya tahan paasien akan
infeksi yang akan disebabkan oleh bakteri kariogenik meskipun kesehatan
umum pasien, riwayat pemankaian fluoride, dan fungsi system imun serta
kelenjar saliva memiliki suatu dam pak yang signifikan pada risiko pasien
akan karies, namun pasien sendiri dapat memiliki sedikit kontrol atas
faktor-faktor ini. Pasien umumnya mampu mengendalikan faktor-faktor
lainnya, seperti pola makan kebersihan oral, penggunaan antimikroba, serta
perawatan gigi (Putri, dkk.2015)

B. Kerangka Konsep

Variabel Pengaruh Variabel Terpengaruh

Pengetahuan Orangtua Karies gigi anak


tentang karies gigi

Variabel tak terkendali

Variabel Terkendali 1. Tingkat


pendidikan
2. Ekonomi
3. Status sosial
Orangtua

Gambar 2.6. Kerangka Konsep


Keterangan :
: Variabel diteliti
: Variabel tidak diteliti

C. Pertanyaan penelitian
Bagaimana Pengaruh pengetahuan orangtua tentang karies gigi pada anak. ?

Anda mungkin juga menyukai