Anda di halaman 1dari 16

MEDAN HEALTH POLYTECHNICS OF MINISTRY OF HEALTH

DENTAL HYGIENE DEPARTMENT


SCIENTIFIC PAPER, JUNE 14, 2021

SYSTEMATIC REVIEW

HUBUNGAN PENGETAHUAN TENTANG POLA MAKAN ANAK TERHADAP


KARIES GIGI PADA ANAK SEKOLAH DASAR

Nurhasanah, Fadillah [1], Hamsar, Adriana [1]


[Jurusan Keperawatan Gigi, Politeknik Kementrian Kesehatan]

ABSTRACT

Dental and oral health is one of the important factors in human life. While the diet
is one of the efforts to maintain dental and oral health which includes regulating the
amount and type of food, and daily eating habits. Knowledge is one of the factors that
influence a person's behavior in maintaining dental and oral health. In general, elementary
school students like to eat sweet and sticky foods and drinks.

This research is a systematic review that reviews 10 journals related to the title of
this research. This systematic review aims to determine the relationship between
knowledge about diet and dental caries in elementary school students.

Through the research results, it is known that 40% of students have a level of
knowledge in the category of less about diet; while the average caries status of caries is
50%. This study concludes that there is a relationship between knowledge about diet and
the incidence of dental caries, the wrong diet affects the occurrence of dental caries.
Elementary school students are expected to maintain their diet so that the number of
dental caries can decrease.

Keywords : Knowledge, Children's Diet, Dental Caries

PENDAHULUAN salah satu hal penting dalam kehidupan


Menurut Organisasi Kesehatan Dunia manusia. Masalah kesehatan gigi dan
(WHO), kesehatan merupakan keadaan mulut masih perlu diperhatikan, karena
sempurna baik fisik, mental, maupun penyakit gigi dan mulut masih menjadi
sosial, dan tidak hanya terbebas dari masalah yang sering dikeluhkan oleh
penyakit dan cacat. Defenisi lain masyarakat, salah satu penyakit gigi dan
menurut Undang-Undang No. 36 Tahun mulut yang banyak diderita masyarakat
2009, kesehatan mencakup 4 dimensi, terutama pada anak-anak adalah karies
yakni fisik (badan), mental (jiwa), gigi. Karies gigi adalah penyakit pada
sosial, dan ekonomi. Keempat dimensi jaringan keras gigi yaitu email, dentin,
kesehatan ini saling mempengaruhi dan sementum. Disebabkan aktivitas
dalam mewujudkan tingkat kesehatan jasad renik yang ada dalam suatu
seseorang, kelompok atau masyarakat. karbohidrat yang diragikan. (Pintauli,
Kesehatan gigi dan mulut merupakan 2017).
Para ahli lain mengatakan bahwa Sebenarnya tidak ada makanan yang
karies gigi merupakan penyakit yang perlu dijauhi untuk mendapatkan gigi
terdapat pada jaringan keras gigi yaitu dan mulut yang sehat. Semua itu
enamel, dentin dan sementum yang kembali pada proses dan waktu. Hal
mengalami proses regresif. Karies gigi yang menjadi masalah dalam hal ini
terjadi karena adanya interaksi antara adalah sisa sisa makanan yang masih
bakteri dipermukaan gigi, plak atau menempel pada gigi. Sisa makanan pada
biofilm dan diet, terutama komponen gigi akan bereaksi dengan penghuni
karbohidrat yang dapat difermentasikan mulut kita (enzim, saliva), bakteri,
oleh bakteri plak menjasi asam, terutama kuman, asam, basa, dan lain-lain).
asam laktat dan asam asetat.(Nasution, Reaksi yang terjadi adalah penguraian
2017). sisa makanan yang dapat menyebabkan
Anak usia sekolah merupakan karies. Selain itu, masalah yang timbul
sasaran yang strategis untuk pelaksanaan adalah bau mulut.(Hidayat, 2016)
program kesehatan, karena selain Hasil data Riset Kesehatan Dasar
jumlahnya yang besar, mereka juga (Riskesdas) tahun 2018 sebanyak 57,6%
merupakan sasaran yang mudah di penduduk Indonesia bermasalah gigi dan
jangkau karena terorganisir dengan baik. mulut selama 12 bulan terakhir, tetapi
Banyak masalah kesehatan terjadi pada hanya 10,2% yang mendapat perawatan
anak usia sekolah seperti misalnya oleh tenaga medis gigi. Berdasarkan
pelaksanaan perilaku hidup bersih dan kelompok umur, proporsi terbesar
sehat (PHBS) seperti menggosok gigi dengan masalah gigi dan mulut adalah
dengan baik dan benar, dan mencuci kelompok umur 5-9 tahun (67,3%)
tangan dengan sabun. dengan 14,6% telah mendapat
Perilaku seseorang dalam menjaga perawatan oleh tenaga medis gigi.
kesehatan gigi dan mulutnya Sedangkan proporsi terendah dengan
dipengaruhi salah satunya oleh masalah gigi dan mulut adalah umur 3-4
pengetahuan. Pada umumnya anak tahun (41,1%) dengan 4,3% telah
sekolah dasar suka mengonsumsi mendapat perawatan oleh tenaga medis
makanan diantara jam makan. Mereka gigi. Berdasarkan latar belakang
tidak memperkirakan seringnya makan tersebut, penulis melakukan penelitian
diantara jam makan atau mengemil melalui studi literatur dengan judul
setiap harinya, bahkan makan diwaktu “pengetahuan tentang pola makan anak
yang salah yaitu sebelum tidur dan lupa terhadap karies gigi pada anak sekolah
untuk menyikat gigi. Selain waktu dasar”.
makan yang salah, jenis makanan juga
termasuk ke dalam pola makan. Anak Rumusan Masalah
sekolah dasar biasanya makan apa saja Berdasarkan latar belakang yang telah
yang ada di sekitar sekolahnya tanpa diuraikan di atas, maka rumusan
memperhatikan nilai gizi makanan masalah pada penelitian ini adalah
tersebut dan lebih menyukai makanan apakah ada hubungan pengetahuan
dan minuman yang manis dan lengket. tentang pola makan anak terhadap karies
Pola makan yang salah ini berpengaruh gigi pada anak sekolah dasar?.
terhadap terjadinya karies gigi.
Tujuan Penelitian merupakan tingkat pengetahuan
Melakukan systematic review untuk yang paling rendah.
mengetahui hubungan pengetahuan 2. Comprehension (pemahaman)
tentang pola makan anak terhadap karies yaitu suatu kemampuan untuk
gigi pada anak sekolah dasar. menjelaskan atau
dengan tujuan khusus untuk mengetahui menginterprestasikan secara benar
tingkat pengetahuan tentang pola makan tentang objek yang diketahui dan
anak terhadap karies gigi.dan untuk dapat diinterpretasi dengan benar.
mengetahui status karies gigi anak. 3. Application (penerapan) yaitu
kemampuan untuk menggunakan
konsep, prinsip dan prosedur
Definisi Pengetahuan materi yang telah dipelajari pada
Menurut (Suparyanto, 2011) waktu, situasi atau kondisi
Pengetahuan merupakan hasil dari sesungguhnya.
“Tahu” dan terjadi setelah seseorang 4. Analysis (analisis), yaitu
melakukan penginderaan terhadap kemampuan untuk menjabarkan
sesuatu obyek. Penginderaan terjadi materi atau obyek dalam bentuk
melalui panca indera yaitu : penglihatan, komponen-komponen. Hal ini
pendengaran, penciuman rasa dan raba. dapat dilihat dari penggunaan
Namun sebagian besar pengetahuan kata-kata kerja, dapat
seseorang didapat melalui panca indera menggambarkan/membuat bagan,
mata dan telinga. Pengetahuan atau membedakan atau memisahkan,
kognitif merupakan domain yang sangat mengelompok-kan dan lain
penting untuk terbentuknya perilaku sebagainya.
seseorang. Menurut (Suparyanto,2011) 5. Synthesis (sintesis), yaitu
Pengetahuan adalah kesan di dalam kemampuan untuk
pikiran manusia sebagai hasil melakukan/menghubungkan
penggunaan panca inderanya. bagian-bagian kedalam satu
Pengetahuan juga merupakan hasil bentuk keselarasan yang baru
mengingat suatu hal, termasuk dengan kata lain sintesis adalah
mengingat kembali kejadian yang kemampuan untuk menyusun
pernah dialami baik secara sengaja formulir baru dengan formasi
maupun tidak disengaja dan ini terjadi yang ada.
setelah orang melakukan kontak atau 6. Evaluasi, berkaitan dengan
pengamatan terhadap suatu objek kemampuan untuk melakukan
tertentu. atau menghubungkan bagian-
bagian didalam suatu bentuk
Tingkat Pengetahuan di Dalam keselarasan yang baru dengan
Domain Kognitif kata lain evaluasi menyusun
Pengetahuan tercakup dalam domain formulir dari formula-formula
kognitif mempunyai 6 tingkatan yaitu yang ada.
1. Know (tahu), yaitu mengingat, Faktor-Faktor yang Mempengaruhi
menghafal suatu materi yang telah Pengetahuan
dipelajari sebelumnya, ini
Faktor-faktor yang mempengaruhi pengalaman yang kurang baik
pengetahuan menurut Suparyanto seseorang akan berusahan untuk
(2011): melupakan, namun jika pengalaman
1. Pendidikan, yang berarti terhadap obyek tersebut
bimbingan yang diberikan seseorang menyenangkan maka secara
pada orang lain terhadap sesuatu hal psikologis akan timbul kesan yang
agar mereka dapat memahami. sangat mendalam dan membekas
Tidak dapat dipungkiri bahwa dalam emosi kejiwaannya, dan
makin tinggi pendidikan seseorang akhirnya dapat pula membentuk
semakin mudah pula mereka sikap positif dalam kehidupannya.
menerima informasi, pada akhirnya 6. Kebudayaan lingkungan sekitar,
makin banyak pula pengetahuan Apabila dalam suatu wilayah
yang dimilikinya. Sebaliknya jika mempunyai budaya untuk menjaga
seseorang tingkat pendidikannya kebersihan lingkungan maka sangat
rendah, akan menghambat mungkin masyarakat sekitarnya
perkembangan sikap seseorang mempunyai sikap untuk selalu
terhadap penerimaan, informasi dan menjaga kebersihan lingkungan,
nilai-nilai yang baru diperkenalkan. karena lingkungan sangat
2. Pekerjaan, dapat menjadikan berpengaruh dalam pembentukan
seseorang memperoleh pengalaman sikap pribadi atau sikap seseorang.
dan pengetahuan baik secara 7. Informasi, Kemudahan untuk
langsung maupun tidak langsung. memperoleh suatu informasi dapat
3. Umur, akan berpengaruh membantu mempercepat seseorang
terhadap seseorang yang akan untuk memperoleh pengetahuan
terjadi perubahan dan pada aspek yang baru.
fisik dan psikologis (mental).
Pertumbuhan pada fisik secara garis Defenisi Pola Makan
besar ada empat kategori perubahan Kekurangan salah satu unsur gizi akan
pertama, perubahan ukuran, kedua, menyebabkan tubuh kita mengalami
perubahan proporsi, ketiga, gangguan atau menderita penyakit.
hilangnya ciri-ciri lama, keempat, Begitupun sebalikanya, kelebihan gizi
timbulnya ciri-ciri baru. Ini terjadi akan menyebabkan gangguan kesehatan.
akibat pematangan fungsi organ. Itu sebabnya kita perlu menerapkan pola
4. Minat, sebagai suatu makan seimbang dengan jumlah yang
kecenderungan atau keinginan yang sesuai dengan kebutuhan.
tinggi terhadap sesuatu. Minat
menjadikan seseorang untuk Faktor yang Mempengaruhi Pola
mencoba dan menekuni suatu hal Makan
dan pada akhirnya diperoleh
pengetahuan yang lebih mendalam. Faktor-faktor yang mempengaruhi pola
5. Pengalaman adalah suatu makan (Jauhari, 2015).
kejadian yang pernah dialami 1. Faktor Budaya, cukup
seseorang dalam berinteraksi dengan menentukan jenis makanan yang
lingkungannya. Ada kecenderungan sering dikonsumsi. Demikian
pula letak geografis gigi yang sakit seringkali
mempengaruhi makanan yang membuat individual memilih
diinginkan. makanan yang lembut.
2. Faktor Agama/Kepercayaan,
Agama atau kepercayaan juga Hubungan Pola Makan dan Karies
mempengaruhi jenis makanan Gigi
yang dikonsumsi. Oleh karena Pola makan dalam proses karies
itu perawat harus sensitife biasanya lebih bersifat lokal (dalam
terhadap jenis maknanan yang rongga mulut) dari pada sistemik (dalam
diperoleh atau dilarang agama tubuh), terutama dalam hal jenis
atau kepercayaan pasien. makanan dan seringnya makanan
3. Faktor Status Ekonomi dan mengkonsumsi makanan tersebut. Setiap
Sosial, Pilihan seseorang kali seseorang mengkonsumsi makanan
terhadap jenis dan kualitas yang mengandung karbohidrat, maka
makanan dipengaruhi oleh beberapa bakteri penyebab karies di
status ekonomi dan sosial. rongga mulut akan mulai memproduksi
Demikian pula, kelompok sosial asam sehingga terjadi demineralisasi
berpengaruh terhadap kebiasaan yang berlangsung selama 20-30 menit
makan. setelah makan. Di antara waktu makan,
4. Faktor Personal Preference, hal- saliva akan bekerja menetralisir asam
hal yang disukai dan tidak dan membantu proses remineralisasi.
disukai sangat berarti dan Namun, apabila makanan yang
berpengaruh terhadap kebiasaan mengandung karbohidrat tersebut terlalu
makan seseorang.Orang sering sering dikonsumsi, maka enamel gigi
kali memulai kebiasaan tidak akan mempunyai kesempatan
makannya sejak dari masa untuk melakukan remineralisasi dengan
kanak-kanak sampai masa sempurna sehingga terjadi karies
dewasa. (Pintauli, 2017)..
5. Faktor Rasa Lapar,Nafsu Makan
dan Rasa Kenyang, umumnya Defenisi Karies Gigi
merupakan sensasi yang tidak Karies gigi adalah penyakit pada
menyeenangkan karena jaringan keras gigi yaitu email, dentin,
berhubugan dengan kekurangan dan sementum. Disebabkan aktivitas
makanan. Sebaliknya, nafsu jasad renik yang ada dalam suatu
makan merupakan sensasi yang karbohidrat yang diragikan. Proses
menyenangkan berupa karies ditandai dengan terjadnya
keinginan seseorang untuk demineralisasi pada jaringan keras gigi,
makan. Sedangkan, rasa diikuti dengan kerusakan bahan
kenyang merupakan perasaan organiknya (Pintauli, 2017).
puas karena telah memenuhi
keinginan unruk makan. Faktor Etiologi Penyebab Terjadinya
6. Faktor Kesehatan, seseorang Karies Gigi
berpengaruh besar terhadap Keempat faktor utama penyebab karies
kebiasaan makan. Sariawan atau gigi tersebut digambarkan sebagai empat
lingkaran yang saling berorientasi memproduksi asam serta bahan
(multifaktorial) atau empat lingkaran lain yang aktif yang
yang bersitumpang. Karies gigi bisa menyebabkan timbulnya karies.
terjadi hanya kalau keempat faktor 4. Faktor waktu secara umum,
tersebut di atas ada dan bekerja secara karies dianggap sebagai
simultan (terjadi atau 9 berlaku pada penyakit kronis pada manusia
waktu yang bersamaan). Artinya, untuk yang berkembang dalam waktu
terjadinya karies, maka kondisi setiap beberapa bulan atau tahun.
faktor tersebut harus saling mendukung Lamanya waktu yang 10
yaitu tuan rumah yang rentan, dibutuhkan karies untuk
mikroorganisme yang kariogenik, berkembang menjadi suatu
substrat yang sesuai, dan waktu yang kavitas cukup bervariasi,
lama (Pintauli, 2017). diperkirakan 6 – 48 bulan.

1. Faktor host atau tuan rumah , Proses Terjadinya Karies Gigi


Ada beberapa faktor yang Proses terjadinya karies diawali adanya
dihubungkan dengan gigi proses demineralisasi pada email, bagian
sebagai tuan rumah terhadap terkeras dari gigi. Sisa makanan
karies yaitu faktor morfologi (termasuk karbohidrat) akan menempel
gigi (ukuran dan bentuk gigi), pada permukaan email dan berakumulasi
struktur enamel, faktor kimia membentuk plak, yaitu media
dan kristalografis. pertumbuhan yang menguntungkan bagi
2. Faktor agen atau mikroorganisme. Mikroorganisme yang
mikroorganisme , Plak gigi menempel pada permukaan tersebut
memegang peranan penting akan menghasilkan asam dan
dalam menyebabkan terjadinya melarutkan permukaan email sehingga
karies. Plak adalah suatu lapisan terjadi proses demineralisasi.
lunak yang terdiri atas Demineralisasi mengakibatkan proses
kumpulan mikroorganisme yang awal karies pada email, yang ditandai
berkembang biak di atas suatu dengan bercak putih (white spot). Bila
matriks yang terbentuk dan proses ini sudah terjadi maka
melekat erat pada permukaan progresivitas tidak akan dapat berhenti
gigi yang tidak dibersihkan. sendiri, kecuali dilakukan pembuangan
Faktor substrat atau diet jaringan karies dan dilakukan
3. Faktor substrat atau diet dapat penambalan pada permukaan gigi yang
mempengaruhi pembentukan terkena karies atau dilakukan
plak karena membantu pencabutan bila tidak dapat ditambal
perkembangbiakan dan lagi (Pintauli, 2017).
kolonisasi mikroorganisme yang
ada pada permukaan enamel. Klasifikasi Karies
Selain itu, dapat mempengaruhi Menurut Nasution, 2017 macam-macam
metabolisme bakteri dalam plak klasifikasi karies menurut beberapa ahli
dengan menyediakan bahan- yaitu:
bahan yang diperlukan untuk
1. Klasifikasi karies menurut G.J - Klas 2: Kavitas pada permukaan
Mount and WR. Hume: aproksimal gigi posterior yaitu
a) Berdasarkan site (lokasi) pada permukaan halus/lesi mesial
- Site 1 : Karies terletak pada pit dan atau distal. Biasanya berada
dan fissure. dibawah titik kontak yang sulit
- Site 2: Karies terletak di area dibersihkan. Dapat digolongkan
kontak gigi (proksimal), baik MO( mesio-oklusal), DO(distal-
anterior maupun posterior. oklusal), dan MOD(mesio-
- Site 3 : Karies terletak oklusal-distal).
didaerah servikal, termasuk - Klas 3: Kavitas pada permukaan
enamel/permukaan akar yang aproksimal gigi. Gigi depan juga
terbuka. terjadi dibawah titik kontak,
b) Berdasarkan size (ukuran) bentuknya bulat dan kecil.
- Size 0 : Lesi dini. - Klas 4: Kavitas sama dengan
- Size 1 : Kavitas minimal, kelas 3 tetapi meluas sampai
melibatkan dentin namun belum pada sudut mesial.
terjadi. Kavitas yang masih - Klas 5: Kavitas pada bagian
minim dapat dilakukan sepertiga gingival permukaan
perawatan remineralisasi. bukal atau lingual, lesi lebih
- Size 2 : Ukuran kavitas sedang, dominan timbul dipermukaan
dimana masih terdapat struktur yang menghadap ke bibir/pipi
gigi yang cukup untuk dapat dari pada lidah. Selain mengenai
menyangga restorasi yang akan email juga dapat mengenai
ditempatkan. sementum.
- Size 3: Kavitas yang berukuran - Klas 6: Terjadi pada ujung gigi
lebih besar, sehingga preparasi posterior dan ujung edge insisal
kavitas diperluas agar restorasi incisive. Biasanya pembentukan
dapat digunakan untuk yang tidak sempurna pada ujung
melindungi struktur gigi yang tonjol/edge incisal rentan
tersisa dari retak/patah. terhadap karies.
- Size 4: Sudah terjadi kehilangan
sebagian besar struktur gigi Kerangka Berfikir
seperti cups/ sudut incial. Penelitian ini ingin mengkaji tentang
2. Klasifikasi karies menurut pengetahuan tentang pola makan anak
menurut G.V Black : terhadap karies gigi pada anak usia
- Klas 1: Kavitas pada semua pit sekolah dasar. Kerangka konsep dalam
dan fissure gigi, terutama pada penelitian ini adalah:
premolar dan molar.
METODE PENELITIAN Besar, Madrasah Ibtidaiyah (MI) Al-
Penelitian yang dilakukan merupakan Ma’ruf Jombang , SDN 1 Sepatan, SD
penelitian systematic review, Tempat Negeri 5 Waai Kabupaten Maluku
Penelitian dilakukan dengan mencari Tengah, SDN Lampeuneurut Aceh
dan menyeleksi data dari hasil uji yang Besar, SDN 4 Amarang Kecamatan
dilakukan pada SDN 105273 Helvetia Tanralili Kabupaten Maros. Waktu
Medan, SDI Raden Paku Surabaya, Penelitian , dari hasil uji yang dipilih
SDN 99 Kecamatan Sukajadi ialah 2017-2021. Pencarian artikel
Pekanbaru, SDN 126 Manado dilakukan paling lama dalam waktu 1
Kecamatan Malalayang Provinsi bulan. Pencairan atikel dilakukan dari
Sulawesi Utara, SDN Kayee Leue awal Februari 2021.
Kecamatan Ingin Jaya kabupaten Aceh

Rumusan PICOS
P (Population) = Anak sekolah dasar karies gigi pada anak sekolah dasar
usia 7-12 tahun, I (Intervention) dengan mengetahui pola maka yang
= Penyuluhan, C (Comparation) = Tidak baik, S (Study) = Kuantitatif
ada , O (Outcome) = Menurunnya angka

Prosedur Penelusuran Artikel digunakan dalam systematic review ini


Pencarian jurnal atau artikel yaitu “Hubungan Pengetahuan Tentang
menggunakan kata kunci (AND-OR- Pola Makan Anak Terhadap Karies Gigi
NOT-“ “).Kata kunci (keyword) yang Pada Anak Sekolah Dasar”.
Langkah Penelitian

Tabel 3.5 Kriteria Inklusi Dan Eksklusi

Kriteria Inklusi Eksklusi


Populasi Anak sekolah dasar usia 7-12 tahun Anak pra sekolah
Wawancara
Intervention Peyuluhan
mendalam
Comparation Tidak ada Tidak ada
Menurunnya angka karies gigi pada anak sekolah
Outcome Menurunnya OHIS
dasar dengan mengetahui pola maka yang baik
Study
Kuantitatif Kualitatif
Design
Jurnal terbit sebelum
Tahun terbit Jurnal terbit tahun 2017-2021
tahun 2017
Selain Bahasa
Bahasa Bahasa Indonesia
Indonesia

Hasil Pencarian dan Seleksi Study kunci “pengetahuan” and “pola makan
Berdasarkan hasil pencarian systematic anak” and “ karies gigi”. Peneliti
melalui publikasi database Google menemukan 118 jurnal yang sesuai
Shcolar dengan menggunakan kata dengan kata kunci tersebut. Jurnal
peneliti tersebut kemudian diseleksi Berikut adalah alur pencarian dan
sebanyak 71 jurnal yang diesklusi seleksi jurnal :
karena terbitan tahun 2017. Jurnal yang
tidak sesuai dengan kriteria inklusi akan
dilakukan eksklusi sehingga didapat 10
jurnal yang akan direview.

Gambar 3.6 Alur Pencarian Dan Seleksi Jurnal

Variabel Penelitian 2. Variabel terkait (dependen) yakni


Variabel penelitian adalah sesuatu yang sifatnya tergantung akibat atau
digunakan sebagai ciri, sifat atau ukuran terpengaruh.
yang dimiliki atau didapatkan oleh Untuk lebih terperinci penelitian ini
penelitian tentang sesuatu konsep penulis menyusun variabel penelitian
pengertian tertentu. sebagai berikut
Variabel dibedakan menjadi 2 yaitu:
1. Variabel bebas (independen) yakni
yang sifatnya mempengarui atau
sebab terpengaruhi.

Gambar 3.7 Variabel penelitian

Definisi Operasional Variabel  Outcome : Meningkatnya


a.Pengetahuan pola makan anak pengetahuan anak SD tentang
 Definisi Pengetahuan pola makan pola maka yang baik
anak merupakan kebiasaan  Instrument : Artikel Terpublikasi
makan yang baik dan pantangan  Skala pengukuran : Kategorikal
terhadap makanan
b. Karies gigi  Outcome : Menurunnya angka
 Definisi : Karies gigi merupakan karies gigi pada anak SD
penyakit yang disebabkan oleh  Instrument : Artikel
plak atau sisa makanan yang Terpublikasi
tertinggal didalam mulut  Skala pengukuran : Kategorikal
dan numerik

Instrument Penelitian dan Pola Makan Anak Terhadap


Pengolahan Data Karies Gigi Pada Anak Sekolah
Dasar”.
1. Instrumen Penelitian, ini alat 2. Pengolahan Data, yang
yang digunakan dalam diperoleh dikompilasi, diolah dan
pengumpulan data yaitu dengan disimpulkan sehingga
mengambil data dari jurnal mendapatkan kesimpulan
maupun artikel yang terpublikasi mengenai studi systematic review.
yang bersangkutan dengan judul
“Hubungan Pengetahuan Tentang
Analisis Penelitian artikel yang di telaah dengan outcome
Mengetahui tingkat pengetahuan tentang yang ingin dicapai dan sesuai dengan
pola makan anak terhadap karies gigi masing-masing variabel.
pada anak sekolah dasar sesuai dengan
dipertanggungjawabkan. Tampilan hasil
review adalah tentang ringkasan dan
HASIL PENELITIAN hasil dari setiap artikel yang terpilih
yang disajikan dalam bentuk tabel
Telah diperoleh artikel berasal dari
jurnal yang terpublikasi yang direview distribusi frekuensi.
sesuai tujuan penelitian systematic
review dan keasliannya dapat

Tabel 4.1 Karakteristik Umum Artikel

No Kategori f %
A. Tahun Publikasi
1. 2017 1 10
2. 2018 1 10
3. 2019 3 30
4. 2020 4 40
5. 2021 1 10

B. Desain Penelitian
1. Cross Sectional 10 100
C. Sampling Penelitian
1. Total sampling 6 60
2. Random sampling 2 20
3. Purpose sampling 1 10
4. Quota sampling 1 10

D. Instrument Penelitian
1. Kuisioner 5 50
2. Wawancara dengan kuisioner 2 20
3. Kuisioner dan Observasi 3 10
E. Analisis Statistik Penelitian
1. Uji chi square 9 90
2. Uji rank spearman 1 10

Berdasarkan tabel 4.1 di peroleh data Tabel 4.2 Karakteristik Pengetahuan


bahwa sebesar 10% artikel dipublikasi Pola Makan Anak
pada tahun 2017, 10% pada tahun 2018, Kriteria pengetahuan pola
f makan
%
30% pada tahun 2019, 40% pada tahun Baik 2 20
2020 dan 10% pada tahun 2021. Desain Cukup 1 10
yang digunakan ialah Analitik dengan Kurang 4 40
design cross sectional 40%, Deskriptif Buruk 3 30
analitik dengan design cross sectional Jumlah 10 100
30%, Deskriptif 10%, cross sectional
10% dan Deskriptif korelatif dengan
Berdasarkan Tabel 4.2 diperoleh data
design cross sectional 10%. Pada
kriteria pengetahuan pola makan bahwa
sampling penelitian didapatkan hasil
20% anak berpengetahuan baik, 10%
60% menggunakan total sampling, 20%
berpengetahuan cukup, 40% anak
menggunakan random sampling, 10%
berpengetahuan kurang, dan 30%
menggunakan purpose sampling dan
berpengetahuan buruk.
10% dengan quota sampling. Instrument
penelitian yang digunakan ialah
Tabel 4.3 Karakteristik Karies Gigi
kuisioner sebanyak 50%, wawancara
Anak SD
dan kuisioner sebanyak 20%, kuisioner
Rata- rata F %
dan observasi sebanyak 30%.
karies(numerik)
Analisis Statistik Penelitian yang
Ada karies 5 50
diperoleh pada tabel 4.1 adalah 90%
Tidak ada karies 0 0
jurnal menggunakan analisis uji statistik
chi square dan 10% menggunakan uji Rata-rata karies
rank spearman. (kategorik)
Tinggi 3 20
Sedang 1 10
Buruk 1 10
Jumlah 10 100
Berdasarkan Tabel 4.3 diperoleh data sebanyak 50%, dan pada poin Analisis
rata-rata karies (numerik) adanya karies Statistik Penelitian yang diperoleh pada
sebesar 50%, dan data rata-rata karies table 4.1 adalah 90% jurnal
(kategorial) yaitu, 30% karies dengan menggunakan uji chi square, Menurut
kategori tinggi, 10% karies dengan indriin, 2019 Chi-Square disebut juga
kategori sedang dan 10% karies dengan dengan Kai Kuadrat. Chi Square adalah
kategori buruk. salah satu jenis uji komparatif non
parametris yang dilakukan pada dua
PEMBAHASAN variabel, di mana skala data kedua
Karakteristik Umum Artikel variabel adalah nominal. (Apabila dari 2
Pada poin tahun publikasi sebanyak variabel, ada 1 variabel dengan skala
40% jurnal terbitan tahun 2020. nominal maka dilakukan uji chi square
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dengan merujuk bahwa harus digunakan
dilakukan dapat diketahui karakteristik uji pada derajat yang terendah).
umum artikel pada table 4.1 pada poin
desain penelitian didapatkan data yang Karakteristik Pengetahuan Pola
diperoleh dari 10 jurnal yang ditelaah, Makan Anak
100% peneliti banyak menggunakan Berdasarkan Tabel 4.2 diperoleh data
desain penelitian design cross sectional. karakteristik pengetahuan pola makan
Dimana menurut suparyanto, 2010 bahwa 40% anak berpengetahuan
analitik dengan pendekatan Cross kurang. Pengetahuan merupakan hasil
Sectional merupakan penelitian dari “Tahu” dan terjadi setelah
observaional dimana cara pengambilan seseorang melakukan penginderaan
data variabel bebas dan variabel terhadap sesuatu obyek. Penginderaan
tergantung dilakukan sekali waktu pada terjadi melalui panca indera yaitu :
saat yang bersamaan. Populasinya penglihatan, pendengaran, penciuman
adalah semua responden baik yang rasa dan raba. Namun sebagian besar
mempunyai kriteria variabel bebas dan pengetahuan seseorang didapat melalui
variabel tergantung maupun tidak. panca indera mata dan telinga.
Karakteristik umum artikel berdasarkan Pengetahuan atau kognitif merupakan
table 4.1 pada poin sampling penelitian domain yang sangat penting untuk
didapatkan data yang diperoleh dari 10 terbentuknya perilaku seseorang
jurnal yang ditelaah, 60% peneliti lebih (Suparyanto, 2011). Hasil ini sama
banyak menggunakan sampling dengan penelitian Veronica Anggreni
penelitian total sampling. Damanik (2020) dengan judul Faktor-
Sampling jenuh adalah sampel yang Faktor Yang Berhubungan Dengan
mewakili jumlah populasi. Biasanya Kejadian Karies Gigi sebagai systematik
dilakukan jika populasi dianggap kecil 1 menyebutkan bahwa 34 responden
atau kurang dari 100. Saya sendiri lebih (51,5) berpengetahuan kurang
senang menyebutnya total sedangkan pengetahuan baik yang
sampling(Hendryadi 2010). berjumlah 32 responden (48,5).
Karakteristik umum artikel berdasarkan
table 4.1 pada poin Instrument penelitian
yang digunakan ialah kuisioner
Karakteristik Karies Gigi Anak systematic 4 menyebutkan bahwa karies
Sekolah Dasar gigi terbanyak yaitu ada karies 47
Berdasarkan Tabel 4.3 diperoleh data responden (87,0%) dan yang terkecil
rata-rata karies (numerik) adanya karies yaitu tidak ada karies 7 responden
sebesar 50%, dan data rata-rata karies (13,0).
(kategorial) yaitu, 30% karies dengan
kategori tinggi. Karies gigi adalah Kesimpulan
penyakit pada jaringan keras gigi yaitu Berdasarkan hasil penelitian yang telah
email, dentin, dan sementum. dilakukan dalam systematic review dari
Disebabkan aktivitas jasad renik yang 10 jurnal dapat diambil suatu
ada dalam suatu karbohidrat yang kesimpulan :
diragikan. Proses karies ditandai dengan 1. Kriteria pengetahuan tentang pola
terjadnya demineralisasi pada jaringan makan anak terhadap karies gigi
keras gigi, diikuti dengan kerusakan yaitu mayoritas tingkat
bahan organiknya (Pintauli, 2017). pengetahuan kurang 40% dari 10
Menurut Syafitrih A. Hamid dkk(2017), jurnal yang telah ditelaah.
dengan judul Hubungan Pola Makan 2. Angka status karies pada anak
Dengan Karies Gigi Pada anak Kelas IV yaitu mayoritas anak yang
Usia 8-9 Tahun Di SD Negeri 126 mengalami ada karies sebanyak
Manado Lingkungan 1 Kleak 50% dari 10 jurnal yang telah
Kecamatan Malalayang Kota Manado ditelaah.
provinsi Sulawesi Utara. Sebagai
DAFTAR PUSTAKA

Basari dkk. 2019. Faktor Yang Mempengaruhi Pola Makan Dengan Timbulnya Karies
Gigi Pada Anak Usia Sekolah Di Sekolah Dasar Negeri 4 Amarang Kecamatan
Tanralili Kabupaten Maros. Jurnal ilmiah kesehatan diagnosis, 14(4).

Damanik, VA. 2020. Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Kejadian Karies Gigi.
Nursing Arts,14(1).

Dewi dkk. 2021. Gambaran Pengetahuan Tentang Makanan Kariogenik Pada Siswa Sdn
Palang – Tuban Tahun 2020.Indonesian Journal Of Health and Medical, 1(1)

Hamid dkk. 2017. Hubungan Pola Makan Dengan Karies Gigi Padaanak Kelas IV Usia 8-
9 Tahun Di SD Negeri 126 Manado Lingkungan 1 Kleak Kecamatan Malalayang
Kota Manadoprovinsi Sulawesi Utara. e-Journel Kperawatan,5(2).

Hendryadi.2010. Populasi Dan Sampel. https://teorionline.wordpress.com/2010/


01/24/populasi-dan-sampel/,diakses pada 20 mei 2021.

Hidayat, R & Tandiari A. 2016. Kesehatan Gigi & Mulut Apa Yang Sebaiknya Anda
Tahu?. Yogyakarta: Andi Offset.

Indriin.2019. Uji Chi Square. https://medium.com/@indriin05/uji-chi-square-db8


a0f6fdaa9, diakses pada 20 Mei 2021.

Jalante dkk. 2020. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Terjadinya Karies Gigi Pada Anak
Di SDN 108 Taulan Kecamatan Cendana Kabupaten Enrekang. Jurnal Ilmiah
Kesehatan Diagnosis,15(2).

Jauhari,A. & Nasution N. 2015. Nutrisi & Keperawatan. Yogyakarta: Cakrawala Ilmu.

Keumala, CR. 2020. Hubungan Pola Makan Dengan Karies Gigi Pada Mulid Sekolah
Dasar. Sago Gizi Dan Kesehatan,1(2).

Marlita,L. & Monalisa. 2019. Hubungan Pengetahuan Pada Siswa/I Kelas V Tentang Oral
Hygiene Dan Pola Makan Terhadap Karies Gigi Di SDN 99 Kecamatan Sukajadi
Kota Pekanbaru. Journal Ilmiah Fisioterapi,2(2).

Nasution, M. 2017. Peranan Mikroorganisme Infeksi Rongga Mulut: USU Press.

Pintauli, S. & Hamada, T. 2017. Menuju Gigi dan Mulut Sehat. Medan: USU Press.

Reca. 2018. Hubungan Jenis Makanan Jajanan dengan Status Karies pada Murid SDN
Lampeuneurut Aceh Besar. Jurnal Averrous, 4(2).

Rehena, Z. 2020. Hubungan Jenis dan Frekuensi Konsumsi Makanan Kariogenik dengan
Kejadian Karies Gigi pada Anak SD Negeri 5 Waai Kabupaten Maluku Tengah.
Jurnal Kesehatan UKIM 2(1).
Suparyanto.2010. Design Research / Rancangan Penelitian Ilmiah.http://hasnia
div.Blogspot.com/, diakses pada 25 mei 2021.

Suparyanto.2011.KonsepPengetahuan.http://drsuparyanto.blogspot.com/2011/02/konsep-
dasar-pengetahuan.html, diakses pada 27 maret 2021.

Winahyu dkk. 2019. Risiko Kejadian Karies Gigi Ditinjau Dari Konsumsi Makanan
Kariogenik Pada Anak Usia Sekolah Di Kabupaten Tangerang. Faletehan Health
Journal, 6(1).

Anda mungkin juga menyukai