Anda di halaman 1dari 42

UJIAN AKHIR SEMESTER

LAPORAN METODE SURVEY CEPAT

GAMBARAN PENGETAHUAN DAN PERILAKU IBU TERKAIT GIZI ANAK USIA


7-12 TAHUN DI KECAMATAN KELAPA LIMA

OLEH:

1. CINDY PUTRI YUSAK (2007010069)


2. EUFRASIA K. SANCA NAHAK (2007010168)
3. IGNASIA M. OKTAVIANA MALO (2007010178)
4. JULIANTY ADRIANA DJAMI (2007010090)
5. LYANDRA Z. APLIANA FEOH (2007010092)
6. MARCELLYA FENA FANISA FAOT (2007010094)
7. MARGARETA ABAINPAH (2007010025)
8. MARINI APRILIA NDUN (2007010031)
9. NELSON K. RANGGA SUBA (2007010196)
10. RIRI A. LISNAT BAKUAMA (2007010120)

PROGRAM STUDI KESEHATAN MASYARAKAT

FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT

UNIVERSITAS NUSA CENDANA

KUPANG

2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa karena Rahmat-Nya
sehingga penyusunan laporan yang berjudul “Gambaran Pengetahuan dan Perilaku Ibu Terkait
Gizi Anak Usia 6-12 Tahun di Kecamatan Kelapa Lima” dapat selesai tepat waktu. Adapun
maksud dari penyusunan laporan ini yaitu untuk memenuhi Ujian Akhir Semester Mata Kuliah
Metode Survey Cepat dan juga diharapkan dapat menambah pengetahuan bagi pembaca
selanjutnya. Terima kasih kepada Pak Dr. Yendris K. Syamruth, SKM., M.Kes selaku
pembimbing materi dalam pembuatan laporan ini.

Kami menyadari bahwa laporan ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu saran
dan kritik sangat penulis harapkan demi penyempurnaan laporan ini. Akhir kata, kami berharap
semoga laporan ini dapat memenuhi Ujian Akhir Semester Mata Metode Survey Cepat dan
bermanfaat bagi para pembaca.

Kupang, 12 Mei 2023

Kelompok 2
BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Anak usia sekolah dasar adalah anak yang berusia 7-12 tahun. Selama usia sekolah,
pertumbuhan tetap terjadi walau tidak secepat pertumbuhan yang terjadi sebelumnya pada
masa bayi atau pada masa remaja nantinya (Sulistyoningsih, 2011). Munculnya gizi kurang
anak pada masa bayi, akan mempengaruhi pertumbuhan anak saat usia sekolah dasar.
Pertumbuhan anak pendek (stunting) yang tinggi dapat dipengaruhi oleh banyak faktor,
salah satunya kurangnya asupan zat gizi. Kejadian stunting pada anak usia sekolah dasar
merupakan manifestasi dari stunting pada waktu balita, karena tidak ada perbaikan tumbuh
kejar (catch up growth) asupan zat gizi makro dan mikro yang tidak sesuai kebutuhan
dalam jangka lama, disertai penyakit infeksi. Laju pertumbuhan baik laki-laki maupun
perempuan melambat antara usia 6-9 tahun. Laju pertumbuhan anak laki-laki maupun
perempuan hampir sama cepatnyasampai usia 9 tahun sebelum memasuki pubertas (Ramli
dalam Rahmawati dan Wirawanni, 2012).

Anak sekolah dasar memiliki usia berkisar (7-12 tahun), usia ini juga termasuk
dalam masa pertumbuhan dan perkembangan. Makanan dengan nutrisi yang tinggi akan
mempengaruhi tumbuh kembang otak serta organ – organ di dalam tubuh anak. Usia
tersebut anak juga sudah mampu lebih aktif dalam memilih makanan termasuk dalam
memilih makanan jajanan yang mereka sukai dan dapat disebut sebagai konsumen aktif
(Istiany, 2014). Konsumsi makanan jajanan yang kurang terjamin dapat mengakibatkan
timbulnya penyakit infeksi, sehingga dapat mempengaruhi status gizi anak (Supariasa dkk,
2012).

Status gizi adalah ekspresi dari keadaan keseimbangan dalam bentuk variabel
tertentu, atau perwujudan dan nutrituree dalam bentuk variabel tertentu. Penilian status
gizi dapat dilakukan dalam beberapa hal meliputi antropometri, klinis, biokimia dan
biofisik. Selain hal tersebut status gizi dapat dilakukan secara tidak langsung meliputi
survey konsumsi makanan, statistik vital dan faktor ekologi. Salah satu pengukuran
antropometri untuk menentukan status gizi dengan indikator IMT/U. Dimana indikator
tersebut digunakan untuk identifikasi status gizi pada anak termasuk anak sekolah dasar
(Supariasa dkk, 2012).

1.2. Rumusan Masalah


Bagaimana gambaran pengetahuan dan perilaku ibu terkait gizi anak usia 7-12 tahun di
Kecamatan Kelapa Lima?
1.3. Tujuan
1.3.1. Tujuan umum
Untuk mengetahui gambaran pengetahuan dan perilaku Ibu terkait gizi anak
usia 7-12 tahun di Kecamatan Kelapa Lima.
1.3.2. Tujuan Khusus
1. Untuk mengetahui gambaran pengetahuan Ibu terkait gizi anak usia 7-12 tahun
di Kecamatan Kelapa Lima.
2. Untuk mengetahui perilaku Ibu terkait gizi anak usia 7-12 tahun di Kecamatan
Kelapa Lima.

1.4 Manfaat

1.4.1. Bagi Peneliti

Hasil penelitian ini untuk menambah wawasan serta pengalaman bagi


peneliti terhadap masalah kesehatan terkait Gizi anak Usia 7-12 tahun.

1.4.2. Bagi Institusi

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan dan


pengetahuan tentang Gizi anak Usia 7-12 tahun dibidang pendidikan kesehatan
masyarakat.

1.4.3. Bagi Puskesmas

Hasil penelitian ini diharapkan memberikan informasi terhadap


pengetahuan dan sikap Ibu terkait gizi anak usia 7-12 Tahun di kecamatan
kelapa Lima sehingga dapat menjadi pertimbangan bagi puskesmas dalam
mengembangkan upaya dalam meningkatkan gizi anak usia 7-12 Tahun di
kecamatan kelapa Lima.

1.4.4. Bagi Masyarakat


Hasil penelitian ini diharapkan dapat meningkatkan pengetahuan ibu
tentang pemberian makanan yang bergizi pada anak usia 7-12 tahun dan
merubah perilaku ibu dalam mengolah dan memberikan asupan gizi pada anak
terkhususnya di Kecamatan Kelapa Lima.
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Pengetahuan

2.1.1. Definisi Pengetahuan

Pengetahuan adalah hasil penginderaan manusia, atau hasil tahu


seseorang terhadap objek melalui indera yang dimilikinya (mata, hidung,
telinga, dan sebagiannya). Waktu penginderaan sampai menghasilkan
pengetahuan tersebut sangat dipengaruhi oleh intesitas persepsi terhadap objek.
Sebagian besar pengetahuan seseorang diperoleh melalui indera pendengaran
(telinga) dan indera penglihatan (mata) ( Notoatmodjo, 2010 ).
.1.2. Tingkat Pengetahu

2.1.2. Tingkat Pengetahuan

Menurut Notoatmodjo (2012) Pengetahuan mempunyai enam tingkatan


yang tercangkup dalam domain kognitif.

a. Tahu ( Know )

Tahu diartikan sebagai mengingat suatu materi yang telah dipelajari


sebelumnya. Termasuk ke dalam pengetahuan tingkat ini adalah mengingat
kembali (recall) sesuatu yang spesifik dan seluruh bahan yang dipelajari atau
rangsangan yang telah diterima.

b. Memahami ( Comprehension )

Memahami diartikan sebagai suatu kemampuan untuk menjelaskan


secara benar tentang objek yang diketahui, dan dapat menginterpretasikan
materi tersebut secara benar.Orang yang telah paham terhadap objek atau
meteri harus dapat menjelaskan, menyebutkan contoh, menyimpulkan,
meramalkan, dan sebagianya terhadap objek yang dipelajari.

c. Aplikasi (Application )

Aplikasi diartikan sebagai kemampuan untuk menggunakan materi


yang telah dipelajari pada situasi atau kondisi real (sebenarnya) aplikasi di
sini dapat diartikan sebagai aplikasi atau pengetahuan hukum–hukum,
rumus, metode, prinsip, dan sebagiannya dalam konteks atau situasi yang
lain.

d. Analisis ( Analysis )
Analisis adalah suatu kemampuan untuk menjabarkan materi atau
suatu objek ke dalam komponen–komponen, tetapi masih di dalam satu
struktur organisasi, dan masih ada kaitannya satu sama lain. Kemampuan
analisis ini dapat dilihat dari penggunaan kata kerja, seperti dapat
menggambarkan (membuat bagan), membedakan, memisahkan,
mengelompokan, dan sebagianya.

e. Sintesis ( Synthesis)

Sintesis menunjuk kepada suatu kemampuan untuk meletakkan atau


menghubungkan bagian – bagian di dalam suatu bentuk keseluruahn yang
baru. Dengan kata lain sintesis adalah suatu kemampuan untuk menyusun
formulasi baru dari formulasi – formulasi yang ada.

f. Evaluasi ( Evaluation )

Evaluasi ini berkaitan dengan kemampuan untuk melakukan


justifikasi atau penilaian terhadap suatu meteri atau objek. Penilaian–
penilaian itu berdasarkan pada suatu kriteria yang ditentukan sendiri, atau
menggunakan kriteria – kriteria yang telah ada.

2.1.3. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pengetahuan

Menurut Budiman dan Riyanto (2013) faktor yang mempengaruhi


pengetahuan meliputi:

a) Pendidikan

Pendidikan adalah proses perubahan sikap dan perilaku seseorang atau


kelompok dan merupakan usaha mendewasakan manusia melalui upaya
pengajaran dan pelatihan. Semakin tinggi pendidikan seseorang maka semakin
capat menerima dan memahami suatu informasi sehingga pengetahuan yang
dimiliki juga semakin tinggi (Sriningsih, 2011).

b) Informasi/ Media Massa

Informasi adalah suatu teknik untuk mengumpulkan, menyiapkan,


menyimpan, memanipulasi, mengumumkan, menganalisis dan menyebarkan
informasi dengan tujuan tertentu. Informasi diperoleh dari pendidikan formal
maupun nonformal dapat memberikan pengaruh jangka pendek sehingga
menghasilkan perubahan dan peningkatan pengetahuan. Semakin
berkembangnya teknologi menyediakan bermacam-macam media massa
sehingga dapat mempengaruhi pengetahuan masyarakat.

c) Sosial, Budaya dan Ekonomi

Tradisi atau budaya seseorang yang dilakukan tanpa penalaran apakah


yang dilakukan baik atau buruk akan menambah pengetahuannya walaupun
tidak melakukan. Status ekonomi juga akan menentukan tersedianya fasilitas
yang dibutuhkan untuk kegiatan tertentu sehingga status ekonomi akan
mempengaruhi pengetahuan seseorang. Seseorang yang mempunyai sosial
budaya yang baik maka pengetahuannya akan baik tapi jika sosial budayanya
kurang baik maka pengetahuannya akan kurang baik.

d) Lingkungan

Lingkungan mempengaruhi proses masuknya pengetahuan kedalam


individu karena hanya interkasi timbal balik ataupun tidak yang akan direspon
sebagai pengetahuan oleh individu. Lingkungan yang baik akan pengetahuan
yang didapatkan akan baik tapi jika lingkungan kurang baik maka pengetahuan
yang didapat juga akan kurang baik.

e) Pengalaman

Pengalaman dapat diperoleh dari pengalaman orang lain maupun diri


sendiri sehingga pengalaman yang sudah diperoleh dapat meningkatkan
pengetahuan seseorang. Pengalaman seseorang tentang suatu permasalahan
akan membuat orang tersebut mengetahui bagaimana cara menyelesaikan
permasalahan dari pengalaman sebelumnya yang telah dialami sehingga
pengalaman yang didapat bisa dijadikan sebagai pengetahuan apabila
medapatkan masalah yang sama.

f) Usia

Semakin bertambahnya usia maka akan semakin berkembang pula daya


tangkap dan pola pikirnya sehingga pengetahuan yang diperoleh juga akan
semakin membaik dan bertambah.

2.2. Sikap

2.2.1. Pengertian Perilaku

Menurut Notoatmodjo (2003) perilaku adalah semua kegiatan atau aktivitas


manusia, baik dapat diamati langsung maupun yang tidak dapat diamati oleh pihak
luar. Namun dalam memberikan respons sangat tergantung pada karakteristik atau
faktor-faktor lain dari orang yang bersangkutan. Faktor-faktor yang membedakan
respons terhadap stimulus yang berbeda disebut determinan perilaku.

Determinan perilaku dibedakan menjadi dua,yaitu (Notoatmodjo,2007, p.139):

a. Determinan atau faktor internal

Determinan atau faktor internal merupakan karakteristik orang


yang bersangkutan yang bersifat given atau bawaan, misalnya tingkat
kecerdasan, tingkat emosional, jenis kelamin, dan sebagainya.
b. Determinan atau faktor eksternal

Determinan atau faktor eksternal merupakan lingkungan, baik


lingkungan fisik, sosial, budaya, ekonomi, politik dan sebagainya.
Faktor lingkungan ini merupakan faktor dominan yang mewarnai
perilaku seseorang. (Notoatmodjo,2007, p.139)

2.2.2. Faktor Terjadinya Perilaku Kesehatan

Notoatmodjo (2005) menganalis bahwa kesehatan itu dipengaruhi oleh dua


faktor pokok yaitu faktor perilaku dan faktor non perilaku. Sedangkan perilaku itu
sendiri khususnya perilaku kesehatan dipengaruhi atau ditentukan oleh faktor yaitu:

a. Faktor Predisposisi (Predisposing Factor)

Faktor predisposisi (predisposing factor) yaitu faktor-faktor yang


mempermudah atau mempredisposisi terjadinya perilaku seseorang seperti
pengetahuan, sikap, kepercayaan, keyakinan, nilai-nilai dan tradisi.

b. Faktor Pemungkin (Enabling Factor)

Faktor pemungkin (enabling factor) yaitu faktor yang memungkinkan


atau memfasilitasi perilaku atau tindakan. Faktor pemungkin mencakup sarana
dan prasarana atau fasilitas untuk terjadinya perilaku kesehatan.

2.3. Status Gizi

2.3.1. Pengertian Status gizi

Status gizi adalah ekspresi dari keadaan keseimbangan dalam variable


tertentu. Penilaian status gizi secara umum dapat dilakukan dalam empat penilaian,
yaitu Antropometri, Biokimia, Clinical Sign (tanda klinis), dan Diet History atau
dapat disingkat dalam ABCD.

2.3.2. Penilaian Status Gizi

Penilaian status gizi secara langsung dapat dibagi 3 yaitu antropometri,


biokimia, clinical sign (tanda klinis)

(1) Antropometri

Secara umum antropometri artinya ukuran tubuh manusia. Ditinjau


dari sudut pandang gizi, maka antropometri gizi berhubungan dengan
berbagai macam pengukuran dimensi tubuh dan komposisi tubuh dari
berbagai tingkat umur dan tingkat gizi. Antropometri digunakan untuk
melihat ketidakseimbangan asupan protein dan energi. Ketidakseimbangan
dapat terlihat pada pola pertumbuhan fisik dan proporsi jaringan tubuh
(seperti lemak, otot, dan jumlah air dalam tubuh)

(2) Biokimia

Penilaian status gizi dengan biokimia yaitu pemeriksaan spesimen


yang diuji secara laboratorium yang dilakukan pada berbagai macam
jaringan tubuh. Metode ini digunakan untuk peringatan bahwa
kemungkinan akan terjadi keadaan malnutrisi yang lebih parah lagi. Banyak
gejala klinis yang kurang spesifik, maka penentuan kimia faal dapat lebih
banyak menolong untuk menentukan kekurangan gizi yang spesifik.
Contoh dari pemeriksaan ini adalah seseorang yang menderita gula akan
dapat dipastikan bahwa pada pemeriksaan darah nilai gula darah diatas
normal.

(3) Clinical Sign (Tanda Klinis)

Pemeriksaan klinis adalah metode yang sangat penting untuk


menilai status gizi masyarakat. Metode ini didasarkan atas perubahan-
perubahan yang terjadi dan berhubungan dengan ketidak cukupan zat gizi.
Hal ini dapat dilihat pada jaringan epitel (supervicial epithelia tissue) seperti
kulit, mata, rambut, dan mukosa oral atau pada organ-organ yang dekat
dengan permukaan tubuh seperti kelenjar tiroid. Contohnya adalah yang
mengalami dehidrasi maka pada tanda klinis salah satunya akan diperoleh
turgor kulit yang jelek. Penggunaan metode ini umumnya untuk survey
klinis secara cepat (rapid clinical surveys). Survey ini dirancang untuk
mendeteksi secara cepat tanda-tanda knilis umum dari kekurangan salah
satu atau lebih zat gizi. Disamping itu digunakan untuk mengetahui tingkat
status gizi seseorang dengan melakukan pemeriksaan fisik yaitu tanda (sign)
dan gejala (symptom) atau riwayat penyakit.
2.4. Kerangka Konsep

Responden
(Ibu)

Tingkat Pengetahuan Perilaku

Faktor- faktor tingkat Faktor- faktor


pengetahuan: Gizi Anak perilaku:

a.) Pendidikan a.) Pengetahuan


b.) Sikap
b.) Informasi
c.) Ekonomi
d.) Lingkungan
e.) Usia
BAB III
METODE PENELITIAN

3.1. Jenis dan Rancangan Penelitian


Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah jenis penelitian survei
dengan rancangan penelitian deskriptif. Penelitian deskriptif merupakan penelitian yang
digunakan untuk mencari suatu uraian yang menyeluruh dan teliti dari suatu keadaan.
Penelitian deskriptif yaitu prosedur pemecahan masalah yang diselidiki dengan
menggambarkan atau melukiskan keadaan subjek atau objek penelitian saat ini
berdasarkan pada fakta-fakta yang tampak secara umum atau data sebenarnya yang
ditemui di lapangan (Nawawi, 1990). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran
pengetahuan dan perilaku Ibu terkait status gizi anak usia 7-12 tahun di Kecamatan Kelapa
Lima.
3.2. Lokasi Dan Waktu
3.2.1. Lokasi

Lokasi penelitian ini dilaksanakan di Wilayah Kecamatan Kelapa Lima,


Kota Kupang, Nusa Tenggara Timur.

3.2.2. Waktu

Penelitian ini dilakukan selama 2 minggu dimulai dari tanggal 4 Mei


2023 hingga 18 Mei 2023.

3.3. Populasi Dan Sampel

3.3.1. Populasi
Populasi dalam penelitian ini yaitu semua ibu yang mempunyai anak
berusia 7-12 tahun di Kecamatan Kelapa Lima
3.3.2. Sampel
Sampel pada penelitian ini yaitu 210 ibu yang mempunyai anak berusia
7-12 tahun di Kecamatan kelapa Lima
3.4. Definisi Operasional
No Variabel Definisi Operasional Cara pengukuran - Kriteria Objektif Skala
instrumen
1. Pengetahuan Pengetahuan merupakan Wawancara- Bobot Penilaian: Ordinal
Ibu semua yang ibu ketahui Kuesioner - Baik: 1.261-2.100
terkait gizi anak di - Cukup: 631-1.260
Kecamatan Kelapa Lima, - Kurang: 0-630
Kota Kupang.

2. Perilaku Ibu Perilakumerupakan semua Wawancara- Bobot Penilaian: Ordinal


kegiatan atau aktivitas ibu Kuesioner - Baik: 1.261-2.100
dalam pemberian dan - Cukup: 631-1.260
pengolahan makanan bagi - Kurang: 0-630
anak usia 7-12 tahun di
Kecamatan kelapa lima
Kota Kupang.
3. Gizi Anak Keadaan tubuh anak yang Wawancara- -Baik Ordinal
usia 7-12 berhubungan dengan kuesioner -Cukup
kecukupan akan zat gizi -Kurang
anak berdasarkan berat
badan menurut umur.

3.5. Jenis, Teknik, Dan Instrumen Pengumpulan Data


3.5.1. Jenis Pengumpulan Data
Untuk mendapatkan hasil yang representif dalam penelitian ini maka
dilakukan dengan menggunakan 2 sumber data yang terdiri dari data primer dan
sekunder antara lain sebagai berikut:
a) Data Primer
Data Primer yang diperoleh langsung dari masyarakat Di 58 RW di
Kecamatan Kelapa Lima.
b) Data Sekunder
Data Sekunder diperoleh dari Kecamatan Kelapa Lima untuk
mengetahui jumlah penduduk berdasarkan umur, dan batas-batas wilayah
dalam kelurahan di Kecamatan Kelapa Lima.
3.5.2. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data menggunakan metode wawancara terhadap
para ibu yang memiliki anak usia 7-12 tahun dengan menyebarkan kuesioner di
mana pengambilan data di lakukan hanya sekali bagi setiap subyek pada saat
wawancara atau pada saat pengisian kuesioner.
3.5.3. Instrumen Pengumpulan Data

Instrument penelitian sendiri merupakan alat atau fasilitas yang di


gunakan oleh peneliti dalam mengumpulkan data agar pekerjaan lebih mudah
dan hasilnya cermat, lengkap dan sistematis. Dalam instrumen pengumpulan
data yang menjadi alat ukur yaitu kuisioner. Kuisioner sendiri merupakan daftar
yang berisi pertayaan yang telah disusun dengan baik dan menginginkan
jawaban yang baik dari responden.
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. Gambaran Geografi dan Demografi Kecamatan kelapa Lima


4.1.1. Keadaan Geografi
Kecamatan Kelapa Lima merupakan sebuah kecamatan yang berada
paling utara di Kota Kupang, Nusa Tenggara Timur. Secara geografis batas-
batas wilayah Kecamatan Kelapa Lima adalah sebagai berikut:
a. Sebelah Utara berbatasan dengan Teluk Kupang
b. Sebelah Selatan berbatasan dengan Kecamatan Oebobo
c. Sebelah Timur berbatasan dengan Kecamatan Kupang Tengah
d. Sebelah Barat berbatasan dengan Kecamatan Kota Lama
Kecamatan Kelapa Lima memiliki luas wilayah 15,02 km2 terdiri dari
5 kelurahan dengan jumlah RW sebanyak 58 dan jumlah RT sebanyak 167.
4.1.2. Demografi
Jumlah penduduk Kecamatan Kelapa Lima berdasarkan data badan
pusat statistik Kota Kupang pada tahun 2016 adalah sebanyak 78,850 jiwa, yang
terdiri dari laki-laki sebanyak 40,999 jiwa dan perempuan sebanyak 37,851
jiwa.
Tabel 4.1 Distribusi Penduduk di Kecamatan Kelapa Lima Tahun 2023

NO Kelurahan Laki-Laki Perempuan Jumlah


1. Lasiana 8.159 7.072 15.231
2. Kelapa Lima 8.234 8.591 16.825
3. Oesapa Selatan 1.057 1.114 2.171
4. Oesapa Barat 3.321 6.750 10.071
5. Oesapa 12.238 12.437 24.675
Total 68.973
Sumber: Data Sekunder kecamatan kelapa lima

Berdasarkan tabel 4.1 menunjukkan bahwa distribusi penduduk


Kecamatan Kelapa Lima terbanyak terdapat pada kelurahan Oesapa sebanyak
68.973 jiwa, dengan jumlah penduduk laki-laki sebanyak 12.238 jiwa,
sedangkan perempuan sebanyak 12.437 jiwa
4.2 Hasil Analisis Univariat
4.2.1 Data Dasar Responden
4.2.1.1 Distribusi Frekuensi Responden Menurut Umur

No. Umur Total Persentase


1 21-30 9 4,28%
2 31-40 116 55,23%
3 41-50 65 30,95%
4 51-60 13 6,19%
5 >60 7 3,33%
Total 210 100%

Berdasarkan tabel 4.2.1.1 di atas menunjukkan bahwa distribusi


responden terbanyak berada pada kelompok usia 31-40 tahun dengan
jumlah 116 jiwa, Usia Frekuensi Presentase sedangkan yang paling
sedikit berada pada kelompok umur > 60 tahun sebanyak 7 jiwa.
4.2.2.2 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Pendidikan Terakhir

Pendidikan Terakhir
54,76%

D3
S1/Sederajat
S2
SD
18,10%
SMA
13,81%
10% SMP

2,86%
0,48%

Berdasarkan diagram 4.2.2.2 dapat diketahui bahwa paling banyak


responden memiliki pendidikan terakhir SMA, yakni sebanyak 115 orang
(54,76%), sedangkan yang paling sedikit adalah responden dengan
pendidikan terakhir S2 yaitu 1 orang (0,48%).
4.2.2.3 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Pekerjaan
PEKERJAAN
1
2
3
25 2 3
7
1
2
1

163

wiraswasta PNS Pegawai BUMN Polri Wirausaha


Guru Penjahit Petani Dosen IRT

Dari diagram 4.2.2.3 dapat diketahui bahwa paling banyak ibu


memiliki profesi sebagai ibu rumah tangga yaitu sebanyak 163 ibu dan
paling sedikit yaitu ibu yang bekerja sebagai pegawai dan dosen yaitu 2 ibu.
4.2.2.4 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Jumlah Anak

Jumlah Anak
70
30%
60

50 22,38% 21,90%

40

30 12,38%
20 6,67%
10
3,81
0,95% 0,95% 0,95%
0
satu sepuluh Dua Tiga Empat Lima Enam Tujuh Delapan

Dari diagram 4.2.2.4 dapat diketahui bahwa paling banyak ibu


mempunyai 2 orang anak dengan jumlah 63 ibu (30,00%) dan paling sedikit
yaitu ibu yang memiliki 7 orang anak dengan jumlah 2 ibu (0,95%), 8 orang
anak dengan jumlah 2 ibu (0,95), dan 10 orang anak dengan jumlah 2 ibu
(0,95%).
4.2.2 Data Responden Berkaitan dengan Pengetahuan Ibu
4.2.2.1 Distribusi Frekuensi Responden Berkaitan dengan Pengetahuan Ibu
Terkait Makanan Bergizi
Pengetahuan Ibu Terkait Makanan Bergizi

4% 5%
4%
Makanan yang disukai oleh
anak
Makanan yang enak rasanya

Makanan yang memiliki


87% tampilan menarik
Makanan yang mengandung
4 sehat 5 sempurna

Berdasarkan diagram 4.2.2.1 diketahui bahwa jawaban terbanyak


dari ibu mengenai makanan yang bergizi adalah makanan yang
mengandung 4 sehat 5 sempurna dengan jumlah 184 ibu (87,62%) dan
yang paling sedikit menjawab makanan yang bergizi adalah makanan
yang disukai oleh anak dengan jumlag 8 ibu (3,81%)
4.2.2.2 Distribusi Frekuensi Responden Berkaitan dengan Pengetahuan Ibu
Terkait Ciri Fisik Anak yang memiliki Gizi Baik

Pengetahuan Ibu Terkait Ciri Fisik Anak


yang memiliki Gizi Baik
97,14%
200
180
160
140
120
100
80
60 2,38% 0,48%
40
20
0
Anak terlihat mudah Tidak nafsu makan Tinggi dan berat
letih dan lesu anak sesuai umur

Berdasarkan diagram 4.2.2.2 dapat diketahui jawaban terbanyak


dari ibu mengenai ciri fisik anak yang memiliki gizi baik adalah tinggi
dan berat badan sesuai umur dengan jumlah 204 ibu (97,14%) dan yang
paling sedikit menjawab tidak nafsu makan yaitu 1 ibu (0,48%).
4.2.2.3 Distribusi Frekuensi Responden Berkaitan dengan Pengetahuan Ibu
Terkait Makanan yang Mengandung Zat Besi

Pengetahuan Ibu Terkait Makanan yang


Mengandung Zat Besi
72,86%

Ikan
Nasi
Sayur hijau (bayam)

17,62% Wortel

6,19%
3,33%

Berdasarkan diagram 4.2.2.3 dapat diketahui bahwa jawaban


terbanyak dari ibu mengenai makanan apa saja yang mengandung zat
besi adalah sayuran hijau seperti bayam dengan jumlah 153 ibu
(72,86%) dan jawaban paling sedikit adalah nasi dengan jumlah 7 ibu
(3,33%).
4.2.2.4 Distribusi Frekuensi Responden Berkaitan dengan Pengetahuan Ibu
Terkait Makanan yang Mengandung Protein Nabati

Pengetahuan Ibu Terkait Makanan yang


Mengandung Protein Nabati
0,95%

28,10%
46,67%

24,29%

Ikan Sayuran hijau Susu Telur

Berdasarkan diagram 4.2.2.4 dapat diketahui bahwa untuk


pertanyaan mengenai makanan yang mengandung protein nabati paling
banyak ibu menjawab sayuran hijau 98 (46,67%) dan jawaban paling
sedikit adalah ikan dengan jumlah 2 ibu (0,95%).
4.2.2.5 Distribusi Frekuensi Responden Berkaitan dengan Pengetahuan Ibu
Terkait Sumber Makanan Pokok yang Mengandung Karbohidrat

Pengetahuan Ibu Terkait Sumber Makanan


Pokok yang Mengandung Karbohidrat
1
55

199

Daging Ikan Nasi Telur

Berdasarkan diagram 4.2.2.5 dapat diketahui bahwa jawaban


terbanyak mengenai makanan pokok yang mengandung karbohidrat
adalah nasi dengan jumlah 199 (94,76%) dan jawaban paling sedikit
adalah telur dengan jumlah 1 ibu (0,48%).
4.2.2.6 Distribusi Frekuensi Responden Berkaitan dengan Pengetahuan Ibu
Terkait Cara Pemberian Makanan Pada Anak

Pengetahuan Ibu Terkait Cara Pemberian


Makanan Pada Anak
53,33%
120 43,81%
100
80
60
40
1,90% 0,48% 0,48%
20
0
Bergantung Membuat Sesering Sesering Tidak tahu
pada jadwal jam mungkin mungkin
permintaan makan anak selama anak selama anak
anak mau makan tidak mau
makan

Dari diagram 4.2.2.6 dapat diketahui bahwa jawaban yang


paling banyak terhadap pertanyaan mengenai perilaku ibu dalam
pemberian makanan kepada anak adalah membuat jadwal jam makan
anak dengan jumlah 112 ibu (53,33%) dan jawaban paling sedikit
adalah ibu menjawab tidak tahu dengan jumlah 1 orang ibu (0,48%)
4.2.2.7 Distribusi Frekuensi Responden Berkaitan dengan Pengetahuan Ibu
Terkait Pola Makanan yang Bergizi Untuk Anak

Pengetahuan Ibu Terkait Pola Makanan


Bergizi Untuk Anak
4,76%
0,95% Konsumsi makanan yang
0,95% bervariasi

Kurang mengonsumsi air

Mengonsumsi makanan
93,33% ynag mengandung gula
berlebih
Tidak sarapan pagi

Dari diagram 4.2.2.7 diketahui bahwa jawaban terbnyak untuk


pertamyaan mengenai bagaimana pola makan yang bergizi untuk anak
adalah mengonsumsi makanan yang bervariasi dengan jumlah 196 ibu
(93,33%) dan jawaban paling sedikit adalah tidak mengonsumsi air
putih dengan jumlah 2 orang ibu (0,95%) dan tidak sarapan pagi
berjumlah dua orang ibu (0,95%).
4.2.2.8 Distribusi Frekuensi Responden Berkaitan dengan Pengetahuan Ibu
Terkait Cara Pengolahan Makanan yang Tepat
Pengetahuan Ibu Terkait Cara Pengolahan
Makanan yang Tepat

98,10%
250

200

150

100
1,90%
50

0
Memasak terlalu lama Mencuci makanan sebelum
dimasak

Dari diagram 4.2.2.8 dapat dilihat bahwa jawaban terbanyak


mengenai cara pengolahan makanan yang tepat adalah mencuci bahan
makanan sebelum dimasak 206 ibu (98,10%) dan terdapat 4 orang ibu
(1,90%) yang menjawab memasak terlalu lama.
4.2.2.9 Distribusi Frekuensi Responden Berkaitan dengan Pengetahuan Ibu
Terkait Makanan yang Mengandung Protein Hewani

Pengetahuan Ibu Terkait Makanan yang


Mengandung Protein Hewani
56,67%

120

100
32,38%
80

60

40 8,57%
2,38%
20

0
Daging Gandum Minyak ikan Tempe

Dari diagram 4.2.2.9 dapat diketahui bahwa jawaban terbanyak


untuk pertanyaan mengenai makanan yang mengandung protein hewani
adalah daging dengan jumlah 119 ibu (56,67%) dan jumlah jawaban
paling sedikit adalah gandum yaitu berjumlah 5 ibu (2,38%).
4.2.2.10 Distribusi Frekuensi Responden Berkaitan dengan Dampak jika
Anak Tidak Mengonsumsi Makanan yang Bervariasi
Dari diagram 4.2.2.10 diketahui bahwa untuk pertanyaan
dampak yang ditimbulkan apabila anak tidak mengonsumsi makanan
yang bervariasi jawaban yang paling banyak adalah kekurangan nutrisi
penting 174 ibu (82,86%) dan jawaban yang paling sedkit adalah daya
tahan tubuh meningkat dengan jumlah 4 orang ibu (1,90%)
4.2.3 Data Responden Berkaitan dengan Perilaku Ibu
4.2.3.1 Distribusi Frekuensi Responden Berkaitan dengan Perilaku Ibu
Mencuci Tangan Sebelum Mengolah Makanan

Perilaku Ibu Mencuci Tangan Sebelum


Mengolah Makanan

26,19%

73,81%

Kadang-kadang selalu

Dari diagram 4.2.3.1 dapat diketahui bahwa terdapat 155 ibu


(73,81%) yang menjawab selalu terhadap pertanyaan mengenai perilaku
ibu dalam mencuci tangan sebelum sebelum menolah makanan dan
terdapat 55 ibu (26,19%) yang menjawab kadang-kadang.
4.2.3.2 Distribusi Frekuensi Responden Berkaitan dengan Perilaku Ibu
Mencuci Bahan Makanan Terlebih Dahulu Sebelum Diolah

Perilaku Ibu Mencuci Bahan Makanan


Sebelum Diolah
91,90%

200

150

100
26,19%
50

0
Kadang-kadang Selalu

Dari diagram 4.2.3.2 dapat diketahui bahwa terdapat 155 ibu


(73,81%) yang menjawab selalu terhadap pertanyaan mengenai perilaku
ibu dalam mencuci tangan sebelum sebelum menolah makanan dan
terdapat 55 ibu (26,19%) yang menjawab kadang-kadang.
4.2.3.3 Distribusi Frekuensi Responden Berkaitan dengan Perilaku Ibu
Mencuci Alat-Alat Untuk Mengolah Makanan

Perilaku Ibu Mencuci Alat-Alat Untuk


Mengolah Makanan
93,81%

200

150 No
Yes
100
6,19%
50

Dari diagram 4.2.3.3 dapat diketahui bahwa terdapat 197 ibu


(93,81%) yang menjawab Ya terhadap pertanyaan mengenai perilaku
ibu dalam mencuci alat-alat untuk mengolah makanan dengan bersih
dan terdapat 13 ibu (6,19%) yang menjawab Tidak.
4.2.3.4 Distribusi Frekuensi Responden Berkaitan dengan Makanan Pokok
dalam Keluarga

Makanan Pokok
2,86%

97,14%

Jagung Nasi

Dari diagram 4.2.3.4 dapat diketahui bahwa terdapat 204 ibu


(97,14%) menjawab nasi terhadap pertanyaan mengenai apa saja yang
menjadi makanan pokok dalam keluarga dan terdapat 6 orang ibu
(2,86%) yang menjawab jagung.
4.2.3.5 Distribusi Frekuensi Responden Berkaitan dengan Pola Konsumsi
Makanan Dalam Keluarga

Pola Konsumsi Makanan Dalam Keluarga


82,38%
180
160
140
120 >4 kali ssehari
100 1-2 kali sehari

80 3-4 kali sehari

60
6,19% 11,43%
40
20
0

Dari diagram 4.2.3.5 dapat diketahui bahwa jawaban terbanyak


untuk pertanyaan mengenai pola konsumsi makanan dalam keluarga
yang memiliki jawaban terbanyak adalah 3-4 kali sehari dengan jumlah
(82,38%) dan jawaban yang paling sedikit adalah >4 kali sehari dengan
jumlah 13 ibu (6,19%)
4.2.3.6 Distribusi Frekuensi Responden Berkaitan dengan Perilaku Ibu
Memberikan Buah dan Sayur Untuk Anak Konsumsi Dalam
Seminggu

Porsi Buah dan Sayur yang Diberikan Ibu


57,14%

120
41,43%
100
80
60
40
1,43%
20
0
Kadang-kadang Selalu Tidak Pernah

Dari diagram 4.2.3.6 dapat diketahui bahwa jawaban terbanyak


untuk pertanyaan mengenai perilaku ibu memberikan buah dan sayur untuk
dikonsumsi anak dalam seminggu yang memiliki jawaban terbanyak adalah
selalu yaitu sebanyak 120 ibu (57,14%) dan jawaban yang paling sedikit
adalah tidak pernah yaitu sebanyak 3 ibu (1,43%).
4.2.3.7 Distribusi Frekuensi Responden Berkaitan dengan Porsi Buah dan
Sayur yang Ibu berikan Untuk Anak Konsumsi Dalam Seminggu
Porsi Buah dan Sayur yang Diberikan Ibu
140
55,24%
120
100
80 30%
60
40 14,76%
20
0
1 porsi buah dan 1 2 porsi buah dan 2 3 porsi buah dan 3
porsi sayur porsi sayur porsi sayur

Dari diagram 4.2.3.7dapat diketahui bahwa jawaban terbanyak


untuk pertanyaan mengenai porsi buah dan sayur yang diberikan ibu untuk
anak konsumsi dalam seminggu yang memiliki jawaban terbanyak adalah
2 porsi buah dan 2 porsi sayur (55,24%) dan jawaban yang paling sedikit
adalah 3 porsi buah dan 3 porsi sayur (14,76%).
4.2.3.8 Distribusi Frekuensi Responden Berkaitan dengan Perilaku Ibu
Memberikan Daging Untuk Dikonsumsi

Perilaku Ibu Memberikan Daging Untuk


Dikonsumsi

Tidak Pernah 76,67%

Selalu 22,86

Kadang-kadang 0,48%

0 50 100 150 200

Dari diagram 4.2.3.8 dapat diketahui bahwa jawaban terbanyak


untuk pertanyaan mengenai perilaku ibu memberikan daging untuk
dikonsumsi yang memiliki jawaban terbanyak adalah kadang-kadang
dengan jumlah 161 ibu (76,67%) dan jawaban yang paling sedikit adalah
tidak pernah dengan jumlah 1 ibu (0,48%).
4.2.3.9 Distribusi Frekuensi Responden Berkaitan dengan Perilaku Ibu
Memberikan Ikan Untuk Dikonsumsi

Perilaku Ibu Memberikan Ikan Untuk


Dikonsumsi

Tidak Pernah 0,48%

Selalu 29,05%

1 porsi buah dan 1 porsi sayur 70,48%

0 50 100 150 200

Dari diagram 4.2.3.9 dapat diketahui bahwa jawaban terbanyak


untuk pertanyaan mengenai perilaku ibu memberikan ikan untuk
dikonsumsi yang memiliki jawaban terbanyak adalah kadang-kadang
dengan jumlah 148 ibu (70,48%) dan jawaban yang paling sedikit adalah
tidak pernah dengan jumlah 1 ibu (0,48%).

4.2.3.10 Distribusi Frekuensi Responden Berkaitan dengan Perilaku Ibu


Menyiapkan Bekal Untuk Dibawa Anak ke Sekolah

BEKAL UNTUK DIBAWA ANAK KE


SEKOLAH

49,05%
50,95%

Tidak Ya

Berdasarkan diagram 4.2.3.10 diatas dapat diketahui bahwa


jawaban paling banyak untuk pertanyaan mengenai bekal yang disiapkan
oleh ibu untuk dibawa anak ke sekolah adalah ibu tidak menyiapkan bekal
untuk dibawa anak ke sekolah dengan jumlah 103 (50,95%) dan yang
lainnya adalah ibu yang menyiapkan bekal untuk dibawa anak ke sekolah
yaitu sebanyak 107 (50,95%).
4.3 Hasil Analisis Desain Effect dan RoH
4.3.1. Hasil Analisis Desain Effect
Design effect (deff) diperoleh dari perhitungan menggunakan aplikasi
epi info dengan cara memilih complex sample tables, lalu dianalisis melalui
menu Advanced Statistic kemudian menggunakan menu Complex Sample
Frequencies. Selanjutnya pada bagian frequency di pilih menu No. Cluster,
sedangkan pada menu Primary Sampling Unit di pilih satu persatu pertanyaan
sehingga didapatkan DEEF dari setiap pertanyaan pada suatu cluster. Kemudian
di ambil seluruh nilai DEEF untuk di hitung rata-ratanya untuk menentukan nilai
ROH.
4.3.2. Hasil RoH
RoH diperoleh dengan perhitungan menggunakan rumus:
(𝑑𝑒𝑓𝑓−1)
RoH = (𝑚−1)
(5,47−1)
RoH = (7−1)
4,47
RoH = 6

RoH = 0,74
Jadi, RoH yang diperoleh adalah 0,74
4.4 Pembahasan
Dari hasil analisa design effect dalam perhitungan RoH menunjukan bahwa nilai RoH
yang di dapat adalah 0,74. Nilai tersebut mendekati satu yang menunjukan bahwa sangat
homogen antara subjek dalam klaster dan sangat heterogen antar klaster.
BAB V
PENUTUP

5.1. Kesimpulan

1. Tingkat pengetahuan ibu terkait makanan yang bergizi di Kecamatan Kelapa Lima
Tahun 2023 termasuk dalam kategori cukup baik karena terdapat 78,33% ibu memiliki
pengetahuan yang baik terkait makanan yang bergizi.

2. Tingkat perilaku ibu terkait cara pengolahan dan pemberian makanan yang bergizi
kepada anak di Kecamatan Kelapa Lima Tahun 2023 termasuk dalam kategori cukup
baik karena terdapat 74,95% ibu memiliki perilaku dalam pengolahan dan pemberian
makanan bergizi yang baik
5.2. Saran dan rekomendasi
5.2.1 Bagi Masyarakat
Meningkatkan pengetahuan terkait makanan yang bergizi dan merubah perilaku
pengolahan serta pemberian makanan yang lebih baik.
5.2.2 Bagi Pemerintah
Mengadakan program pelatihan pengolahan makanan yang bergizi untuk anak
dan penyuluhan terkait makanan yang bergizi untuk anak dalam hal pemerataan
pengetahuan dan perilaku ibu.
5.2.3 Bagi Peneliti Lain
Meneliti variabel lainnya seperti faktor sosial ekonomi atau faktor lainnya yang
berhubungan dengan gizi di Kecamatan Kelapa Lima
DAFTAR PUSTAKA
Nathan, A. J. and Scobell, A. (2017) „BAB II Tinjauan Pustaka Vertigo‟,Foreign
Affairs, 91(5), pp. 1689–1699.
Notoatmodjo, S. (2005 ) Metode Penelitian Kesehatan, edisi revisi, Rineke Cipta.
Jakarta. https://www.scribd.com/document/341159944/Pengertian-Pengetahuan-Menurut-
Notoatmodjo.
Notoadmodjo, S. (2015). Ilmu Perilaku Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta
Sriningsih, I,. 2011. Faktor Demografi, Pengetahuan Ibu Tentang Air Susu Ibu dan
Pemberian ASI Eksklusif. Jurnal Kesehatan Masyarakat.6(2). Januari 2011. PP: 100-106.
(Online) 31 Agustus 2015.
Supariasa, I. N. (2012). Penilaian Status Gizi. Jakarta: EGC
Notoatmodjo, S. (2012). Promosi Kesehatan dan Perilaku Kesehatan. Jakarta : PT
Rineka Cipta.
Notoatmodjo, S. (2003). Pendidikan dan Perilaku Kesehatan. Jakarta : Rineka
Cipta.Istiany, Ani, dan Rusilanti (2014). Gizi Terapan. PT Remaja Rosdakarya Ofset,
Bandung.
Maahmudiono (2013). Hubungan Antara Asupan zat Gizi Makro, Pengetahuan Gizi
dengan Status Gizi pada Laik-laki Peserta JAMKESMAS Di Puskesmas Wawonasa
Kecamatan Singkil
LAMPIRAN
Lampiran 1. Kuesioner

KUESIONER GAMBARAN PENGETAHUAN DAN PERILAKU IBU TERKAIT GIZI


ANAK USIA 7-12 TAHUN DI KECAMATAN KELAPA LIMA

I. IDENTITAS RESPONDEN

1. No. Responden :

2. Nama Responden :

3. Tempat, tanggal lahir :

4. Jenis Kelamin :

5. Umur :

6. Alamat :

7. Pekerjaan :

8. Pendidikan terakhir :

9. Jumlah anak :
II. IDENTITAS ANAK

1. Nama anak :

2. Umur :

3. Jenis kelamin :

4. Tempat tanggal lahir :


III. PENGETAHUAN IBU

1. Apa yang ibu ketahui terkait makanan bergizi…..

a. Makanan yang memiliki tampilan menarik

b. Makanan yang mengandung 4 sehat 5 sempurna

c. Makanan yang disukai oleh anak

d. Makanan yang enak rasanya

2. Bagaimana ciri fisik anak yang memiliki gizi yang baik?


a. Tinggi dan berat badan sesuai umur

b. Tidak nafsu makan

c. Anak terlihat mudah lelah dan lesu

d. BAB tidak teratur

3. Menurut ibu makanan apa saja yang mengandung zat besi?

a. Sayur hijau seperti bayam

b. Nasi

c. Ikan
d. Wortel

4. Menurut ibu makanan apa saja yang mengandung protein nabati?

a. Ikan

b. Telur

c. Susu

d. Sayuran hijau

5. Dibawah ini yang termasuk sumber makanan pokok karbohidrat


adalah….
a. Nasi

b. Daging

c. Ikan

d. Telur

6. Dalam pemberian makanan pada anak sebaiknya ibu memberikansecara….


a. Bergantung pada permintaan anak

b. Sesering mungkin selama anak tidak makan

c. Membuat jadwal jam makan anak

d. Tidak tahu

7. Bagaimana pola makan yang bergizi untuk anak?


a. Konsumsi makanan yang bervariasi

b. Mengonsumsi makanan yang mengandung gula secara berlebihan

c. Kurang mengonsumsi air putih

d. Tidak sarapan pagi

8. Bagaimana cara pengolahan makanan yang tepat?

a. Mencuci bahan makanan sebelum dimasak

b. Memasak terlalu lama

c. Memanaskan kembali makanan

d. Menggunakan alat masak yang kotor

9. Makanan berikut yang mengandung protein hewani adalah…..

a. Tempe

b. Gandum

c. Minyak ikan

d. Daging
10. Apa dampak yang akan muncul apabila anak tidak mengonsumsimakanan
yang bervariasi?
a. Kekurangan nutrisi penting

b. Anak memiliki berat badan tetap dan tidak bertambah

c. Daya tahan tubuh meningkat

d. Daya konsentrasi tinggi


IV. PERILAKU IBU

1. Apakah ibu mencuci tangan sebelum mengolah makanan?

a. Selalu

b. Kadang-kadang

c. Tidak pernah

2. Apakah ibu mencuci bahan makanan terlebih dahulu sebelumdiolah?


a. Selalu

b. Kadang-kadang

c. Tidak pernah

3. Apakah alat-alat untuk mengolah makanan dicuci dengan bersih?

a. Ya

b. Tidak

4. Apa saja yang menjadi makanan dalam pokok dalam keluarga?

a. Nasi

b. Jagung

c. Ubi

5. Bagaimana pola konsumsi makanan dalam keluarga?

a. 1-2 kali sehari

b. 3-4 kali sehari

c. > 4 kali sehari

6. Dalam seminggu, apakah ibu memberikan anak mengonsumsi sayurdan buah?


a. Selalu

b. Kadang-kadang

c. Tidak pernah

7. Berapa porsi buah dan sayur yang dikonsumsi anak dalam seminggu?
a. 1 porsi buah dan 1 porsi sayur

b. 2 porsi buah dan 2 porsi sayur

c. 3 porsi buah dan 3 porsi sayur

8. Dalam seminggu, apakah ibu memberikan anak mengonsumsi daging?


a. Selalu

b. Kadang-kadang

c. Tidak pernah

9. Dalam seminggu, apakah ibu memberikan anak mengonsumsi ikan?


a. Selalu

b. Kadang-kadang

c. Tidak pernah

10. Apakah ibu memberikan anak bekal untuk dibawa ke sekolah?

a. Ya

b. Tidak
Lampiran 2. Kalkulasi Sampel dengan CSurvey
Lampiran 3. Foto Kegiatan/Dokumentasi
Lampiran 4. Mapping Lokasi

Lampiran 5. Output Olahan Data dengan Epi Info


Lampiran 5. Output Olahan Data
Lampiran 6. Administrasi Persuratan

Anda mungkin juga menyukai