Anda di halaman 1dari 13

TUGAS PENDIDIKAN

GIZI
(DOMAIN
PERILAKU)
Dini Okta Putri
2320273058
DEFENISI DOMAIN PENGETAHUAN-
CIPTA (KOGNITIF)
■ Pengetahuan merupakan hasil dari tahu, dan terjadi setelah
orang melakukan penginderaan terhadap suatu obyek tertentu
(Maulana, 2009)
■ Pengetahuan merupakan domain yang sangat penting dalam
membentuk tindakan seseorang (Fitriani, 2011)
■ Pengetahuan adalah hasil “tahu”, dan ini ini terjadi setelah
seseorang melakukan penginderaan, terhadap suatu objek
tertentu. Penginderaan terjadi melalui pancaindra manusia,
yakni : indra penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa, dan
raba. Sebagian besar pengetahuan manusia diperoleh melalui
mata dan telinga (Notoatmodjo, 2012)
DEFENISI DOMAIN SIKAP-RASA
(AFEKTIF)
■ Sikap adalah suatu reaksi atau respons yang masih tertutup terhadap suatu stimulus atau
obyek. Sikap merupakan kesiapan untuk bereaksi terhadap obyek di lingkungan tertentu
sebagai suatu penghayatan terhadap obyek (Fitriani, 2011)
■ Sikap tidak dapat dilihat, tetapi dapat ditafsirkan terlebih dahulu daripada perilaku yang
tertutup. Sikap juga merupakan reaksi yang bersifat emosional terhadap stimulus sosial
(Maulana, 2009).
■ Menurut Notoatmodjo (2012), sikap adalah reaksi atau respon yang masih tertutup dari
seseorang terhadap suatu stimulus atau objek
■ Manisfestasi sikap itu tidak dapat langsung dilihat, tetapi hanya dapat ditafsirkan terlebih
dahulu dari perilaku yang tertutup. Sikap secara nyata menunjukkan konotasi adanya
kesesuaian reaksi terhadap stimulus tertentu yang dalam kehidupan sehari – hari
merupakan reaksi yang bersifat emosional terhadap stimulus sosial (Jaya dalam Buku Ajar
Promosi Kesehatan, 2019)
DEFENISI DOMAIN PRAKTEK/TINDAKAN-
KARSA (PSIKOMOTORIK)
■ Suatu sikap belum tentu otomatis terwujud dalam suatu tindakan (overt behavior).
Untuk terbentuknya suatu sikap agar menjadi suatu perbuatan nyata diperlukan faktor
pendukung atau suatu kondisi yang memungkinkan antara lain fasilitas. Disamping
faktor fasilitas juga diperlukan faktor dukungan (support) dari pihak lain didalam
tindakan atau praktik (Notoatmodjo, 2007).
■ Praktik merupakan suatu sikap belum otomatis terwujud dalam suatu tindakan (overt
behavior) untuk mewujudkan sikap menjadi suatu perbuatan nyata diperlukan faktor
pendukung atau suatu kondisi yang memungkinkan, seperti fasilitas (Jaya dalam Buku
Ajar Promosi Kesehatan, 2019)
TINGKATAN DOMAIN
PENGETAHUAN-CIPTA (KOGNITIF)
Pengetahuan yang tercakup dalam domain kognitiif mempunyai 6 tingkatan (Notoatmodjo,
2012) :
a. Tahu (Know)
Tahu diartikan sebagai mengingat suatu materi yang telah dipelajari
sebelumnya. Termasuk kedalam pengetahuan tingkat ini adalah mengingat kembali
(recall) terhadap suatu yang spesifik dari seluruh bahan yang dipelajari atau rangsang
yang diterima. Oleh sebab itu, ’tahu’ ini merupakan tingkat pengetahuan yang paling
rendah. Kata kerja untuk mengukur bahwa orang tahu tentang apa yang dipelajari yaitu
antara lain : menyebutkan, menguraikan , mendefinisikan, menyatakan, dan
sebagainya
CONTOH : seorang remaja yang bisa menyebutkan tanda-tanda puber melalui
perubahan secara fisik . Seorang ibu yang bisa menyebutkan jenis-
jenis alat kontrasepsi
TINGKATAN DOMAIN
PENGETAHUAN-CIPTA (KOGNITIF)
b. Memahami (Comprehension)
Memahami diartikan sebagai suatu kemampuan menjelaskan secara benar
tentang objek yang diketahui dan dapat menginterpretasikan materi tersebut secara benar.
Orang yang telah paham terhadap objek atau materi harus dapat menjelaskan,
menyebutkan contoh, menyimpulkan, meramalkan dan sebagainya terhadap objek yang
dipelajari.
CONTOH : seorang remaja yang bisa menjelaskan mengapa terjadi perubahan
secara fisik pada remaja saat pubertas.
c. Aplikasi (Aplication)
Aplikasi diartikan sebagai kemampuan untuk menggunakan materi yang telah
dipelajari pada situasi atau kondisi riil (sebenarnya). Aplikasi disini dapat diartikan
aplikasi atau hukum-hukum, rumus, metode, prinsip, dan sebagainya dalam konteks atau
situasi yang lain.
CONTOH : seorang mahasiswa dapat menggunakan rumus statistik dalam
perhitungan – perhitungan hasil penelitian,
TINGKATAN DOMAIN
PENGETAHUAN-CIPTA (KOGNITIF)

d. Analisis (Analysis)
Analisa adalah suatu kemampuan untuk menjabarkan materi atau suatu objek ke dalam
komponen-komponen tetapi masih dalam struktur organisasi tersebut, dan masih ada kaitannya
satu sama lain. Kemampuan analisis dapat dilihat dari penggunaan kata-kata kerja: dapat
menggambarkan, membedakan, memisahkan, mengelompokkan dan sebagainya.
CONTOH : seorang pasien yang menderita TBC, dia dapat menganalisa, bila
perilaku minum obat teratur bisa mempercepat kesembuhannya,
dibandingkan bila tidak teratur minum obat

e. Sintesis (Synthesis)
Sintesis menunjukkan pada suatu kemampuam untuk meletakkan atau menghubungkan
bagian-bagian dalam suatu bentuk keseluruhan yang baru. Dengan kata lain sintesis itu kemampuan
untuk menyusun formulasi baru dari formulasi formulasi yang sudah ada.
CONTOH :dapat menyusun, dapat merencanakan, dapat meringkaskan dapat
menyesuaikan, dan sebagainya terhadap suatu teori atau rumusan –
rumusan yang telah ada
TINGKATAN DOMAIN
PENGETAHUAN-CIPTA (KOGNITIF)

f. Evaluasi
ini berkaitan dengan kemampuan untuk melakukan justifikasi atau penilaian
terhadap suatu materi atau objek. Penilaian - penilaian itu berdasarkan suatu kriteria
yang ditentukan sendiri atau menggunakan kriteria-kriteria yang telah dilakukan.
CONTOH : dapat membandingkan antara anak yang cukup gizi, dapat
menanggapi terjadinya diare di suatu tempat. Dapat menafsirkan
sebab – sebab mengapa ibu – ibu tidak mau ikut KB dan
sebagainya.
TINGKATAN DOMAIN
SIKAP-RASA (AFEKTIF)
Seperti halnya dengan pengetahuan, sikap terdiri dari berbagai tingkatan yakni :
a. Menerima (receiving) Menerima diartikan bahwa orang (subjek) mau dan
memperhatikan stimulus yang yang diberikan.
CONTOH : sikap orang terhadap gizi dapat dilihat dari kesediaan dan perhatian
orang itu terhadap penyuluhan-penyuluhan tentang gizi.

b. Merespon (responding) Memberikan jawaban apabila ditanya, mengerjakan dan


menyelesaikan tugas yang diberikan adalah suatu indikasi dari sikap merespon
CONTOH : seorang ustadz yang memberikan respons kepada istrinya ketika sang
istri ditawarkan untuk menggunakan kontrasepsi.
TINGKATAN DOMAIN
SIKAP-RASA (AFEKTIF)
c. Menghargai (valving)
Mengajak orang lain untuk mengerjakan atau mendiskusikan suatu masalah
adalah suatu indikasi sikap tingkat tiga.
CONTOH : seorang ibu yang mengajak ibu yang lain (tetangganya, saudaranya
dan sebagainya) untuk pergi menimbangkan anaknya ke posyandu
atau mendiskusikan tentang gizi, adalah suatu bukti bahwa si ibu
tersebut telah mempunyai sikap positif terhadap gizi anak.

d. Bertanggung jawab (responsible)


Bertanggung jawab atas segala sesuatu yang telah dipilihnya dengan segala
resiko merupakan sikap paling tinggi.
CONTOH : seorang ibu mau menjadi akseptor KB, meskipun mendapat
tantangan dari mertua atau orang tuanya sendiri.
TINGKATAN DOMAIN
PRAKTEK/TINDAKAN-KARSA
(PSIKOMOTORIK)
Tingkatan-tingkatan praktik itu adalah :
a. Respon terpimpin (guided response) adalah bila seseorang dapat
melakukan sesuatu sesuai urutan yang benar.
CONTOH : seorang ibu dapat memasak sayur dengan benar, mulai
dari cara mencuci dan memotong – motongnya,
lamanya memasak, menutup pancinya, dan sebagainya
TINGKATAN DOMAIN
PRAKTEK/TINDAKAN-KARSA
(PSIKOMOTORIK)
b. Mekanisme (mechanism)
adalah apabila seseorang melakukan sesuatu dengan benar secara otomatis atau
sesuatu itu sudah merupakan kebiasaan.
CONTOH : Ibu yang sudah terbiasa menyiapkan sarapan buat anaknya dan
anaknya harus mengkonsumsi sarapan di pagi hari.

c. Adaptasi (adaptation)
adalah sesuatu tindakan atau praktik yang sudah berkembang dengan baik,
artinya tindakan itu sudah dimodifikasi tanpa mengurangi kebenaran tindakan tersebut.
CONTOH : ibu dapat memilih dan memasak makanan yang bergizi tinggi
berdasarkan bahan – bahan yang murah dan sederhana.
REFERENSI

■ Notoadmojo, DR. Soekidjo. 2012. Ilmu Perilaku Kesehatan. Jakarta: Rieneka Cipta
■ Jaya, I Made Merta, M.Kes. 2019. Buku Ajar Promosi Kesehatan . Jakarta: Universitas
Kristen Jakarta
■ Maulana, Heri, d.j . 2009. Promosi Kesehatan. Jakarta : Penerbit Buku Kedokteran
■ Fitriani, S. 2011. Promosi Kesehatan. Yogyakarta: Graha Ilmu

Anda mungkin juga menyukai