Disusun Oleh :
P27825121041
2023/2024
RANAH/DOMAIN PERILAKU MENURUT BENYAMIN BLOOM
Benyamin Bloom (1908) membagi perilaku manusia menjadi tiga domain, ranah atau
kawasan yakni :
1. Pengetahuan (Knowledge)
yaitu hasil penginderaan manusia, atau hasil tahu seseorang terhadap objek melalui
indera yang dimilikinya (mata, telinga, hidung dan sebagainya). Sebagian besar
pengetahuan seseorang diperoleh melalui indera pendengaran (telinga) dan indera
penglihatan (mata). Pengetahuan atau kognitif merupakan domain yang sangat
penting untuk terbentuknya tindakan seseorang (overt behaviour). Pengetahuan yang
tercangkup dalam domain kognitif mempunyai enam tingkatan sebagai berikut :
1) Tahu (know), diartikan sebagai pengingat akan suatu materi yang telah
dipelajari sebelumnya.
2) Memahami (comprehension), diartikan sebagai suatu kemampuan untuk
menjelaskan secara benar tentang objek yang diketahui, dan dapat
menginterprestasikan materi tersebut secara benar.
3) Aplikasi (application), diartikan sebagai kemampuan untuk menggunakan
materi yang telah dipelajari pada situasi atau kondisi sebenarnya.
4) Analisis (analysis), adalah suatu kemampuan untuk menjabarkan materi atau
suatu objek ke dalam komponen-komponen, tetapi masih di dalam satu stuktur
organisasi dan masih ada kaitannnya satu sama lain.
5) Sintesis (syntesis), menunjukkan kepada suatu kempuan untuk meletakkan atau
menghubungkan bagianbagian di dalam suatu bentuk keseluruhan yang baru.
6) Evaluasi (evaluation), berkaitan dengan kemampuan untuk menjelaskan
justifikasi atau penilaian terhadap suatu materi atau objek.
Contoh :
Masyarakat mengetahui bahwa karies gigi adalah penyakit yang merusak gigi.
Masyarakat memahami bahwa karies gigi merupakan penyakit yang berbahaya jika
dibiarkan, namun dapat ditangani. Masyarakat juga memahami hal-hal apa saja
yang bisa menyebabkan karies gigi dan cara pencegahannya. Karies gigi dapat
dicegah dengan cara sikat gigi dengan baik dan benar sebanyak 2 kali sehari setelah
sarapan dan sebelum tidur, mengurangi makan makanan yang manis, rutin
memeriksakan kesehatan gigi ke dokter gigi 6 bulan sekali, dan lain sebagainya.
Masyarakat mengetahui cara menyikat gigi yang baik dan benar. Masyarakat tau
setiap kapan mereka harus mengontrol kesehatan gigi mereka dan dimana
kontrolnya. Masyarakat juga tau caranya memakai dental floss sebagai bentuk
upaya pencegahan karies.
2. Sikap (Attitudme)
sikap merupakan tanggapan (respon) tertutup seseorang terhadap objek tertentu
(stimulus). Hal ini melibatkan emosi dan pendapat orang tersebut seperti setuju, tidak
setuju, baik, tidak baik, senang, tidak senang, dan sebagainya).. Sikap nyata
menunjukkan konotasi adanya kesesuaian reaksi terhadap stimulus tertentu dalam
kehidupan sehari-hari merupkan reaksi yang bersifat emosional terhadap stimulus
sosial. Sikap belum merupakan suatu tindakan atau aktifitas, akan tetapi merupakan
presdiposisi tindakan suatu perilaku. Sikap merupakan reaksi terhadap objek di
lingkungan tertentu sebagai suatu penghayatan terhadap objek. Sikap sendiri atas
berbagai tingkatan sebagai berikut :
1) Menerima (receiving), diartikan bahwa seseorang (subjek mau dan
memperhatikan stimulus yang diberikan (objek).
2) Merespon (responding), memberikan jawaban apabila ditanya, mengerjakan,
dan menyelesaikan tugas yang diberikan adalah suatu indikasi dari sikap.
3) Menghargai (valuinting), mengajak orang lain untuk mengerjakan atau
mendiskusikan suatu masalah adalah suatu indikasi sikap tingkat tiga.
4) Bertanggung jawab (responsible) atas segala sesuatu yang telah dipilihnya
dengan segala resiko merupakan sikap yang paling tinggi.
Contoh :
Ada beberapa masyakat yang memiliki opini berbeda mengenai karies gigi. Ada
masyarakat dengan sikap positif dimana mereka akan lebih condong untuk
melakukan/menerapkan kesehatan gigi dan pencegahan terhadap karies gigi. Tetapi
tak semua memilih sikap positif ini, ada yang memilih sikap negatif dimana mereka
akan lebih cenderung tidak bertindak/menghindari atau memberi respon penolakan
terhadap penerapan kesehatan gigi. Hal ini biasanya terjadi akibat adanya perbedaan
kepercayaan antar sesama.
Contoh :
Masyarakat yang sudah paham mengenai kesehatan gigi terutama mengenai karies
gigi dan sudah memiliki sikap positif terhadap kesehatan gigi dan pencegahan
karies gigi. Kemudian mereka akan bisa melaksanakan tindakan untuk mencegah
karies gigi dan meningkatkan kesehatan gigi mereka dengan membutuhkan sarana
pra sarana seperti sikat gigi, pasta gigi, dental floss, obat kumur.
Contoh :
Seorang anak perempuan berusia 10 tahun datang ke dokter gigi dengan keluhan giginya
sakit jika digunakan makan es krim, sehingga dia tidak bisa lagi makan es krim. Setelah di
telusuri ternyata ada lumayan banyak lubang di gigi anak tersebut dan plak. Dokter kemudian
memberitahukan kepada anak tersebut bahwa di gigi dia ada lubang rumah cacing gigi, yang
membuat dia merasa sakit jika makan es krim. Dokter gigi meminta izin kepada anak tersebut
untuk membersihkan giginya agar tidak sakit lagi. Setelah perawatan dokter mencaritahu apa
penyebab gigi anak tersebut lubang dan banyak plak. Ternyata setelah ditelusuri penyebab
gigi anak tersebut lubang dikarenakan anak tersebut menyikat gigi pada pagi hari dan sore
hari dan cara sikat gigi yang salah, selain itu anak tersebut juga suka sekali makan yang
manis manis seperti candy, coklat, dan makanan manis lainnya. Anak tersebut juga memiliki
kebiasaan minum susu sebelum tidur tanpa sikat gigi sebelum mau tidur. Dokter
memberitahu anak tersebut bahwa penyebab gigi dia sakit karena kebiasaan dia yang suka
makan-makanan manis tanpa sikat gigi sebelum tidur dan cara sikat gigi yang kurang benar.
Dokter menjelaskan kepada anak tersebut bahwa makan-makanan yang manis bisa nyebabin
cacing-cacing di gigi kembali dan membuat lubang rumah cacing di gigi ditambah tidak sikat
gigi sebelum tidur. Dokter memberitahu anak tersebut bahwa sikat gigi dilakukan pagi
setelah sarapan dan malam sebelum tidur. Dokter gigi juga memberitahukan cara sikat gigi
yang benar kepada anak tersebut dan ibunya. Dokter meminta tolong kepada ibunya untuk
selalu mengingatkan anak tersebut untuk mengurangi makan manis dan sikat gigi. Setelah
diberitahu anak tersebut sadar dan paham mengenai masalah giginya dan penyebabnya. Anak
tersebut menyetujui permintaan dokter gigi karena dia tidak mau giginya sakit lagi.
Kemudian dokter gigi memberikan card challenge kepada anak tersebut yang berisi tata cara
sikat gigi dan kuisioner yang harus dicentang oleh anak tersebut jika sudah melakukan semua
yang diminta dokter gigi. Seminggu setelah pemeriksaan, anak tersebut kembali lagi untuk
melakukan perawatan lanjut gigi yang lain dia. Setelah dilihat kondisi giginya sudah bersih
tidak seperti kondisi gigi sebelumnya yang terdapat banyak plak. Selain itu dilihat dari card
challenge dan pernyataan ibunya anak tersebut benar-benar mengikuti semua yang diminta
dokter gigi. Kemudian dokter gigi meminta anak tersebuat untuk selalu melakukan challenge
tersebut hingga menjadi kebiasaan yang wajib dilakukan.
Keterangan :
1. Kesadaran
Anak tersebut sadar setelah diberitahu dokter mengenai kesehatan giginya dan
penyebab giginya yang sakit akibat kebiasaan yang dilakukan.
2. Minat
Setelah dijelaskan anak tersebut minat atau memiliki keinginan untuk melalukan
permintaan dokter agar giginya tidak sakit lagi.
3. Evaluasi
Anak tersebut paham bahwa jika dia melakukan permintaan dokter nantinya dia akan
memiliki gigi yang bagus dan tidak sakit lagi.
4. Uji coba
Anak tersebut mencoba melalukan challenge yang diberi dokter selama seminggu.
5. Mempertahankan
Anak tersebut berhasil menyelasaikan challenge yang diberikan dokter dan akan
melakukan challenge tersebut seterusnya hingga menjadi kebiasaan yang wajib dia
lakukan.
DAFTAR PUSTAKA